Anda di halaman 1dari 21

Pelaksanaan

Keuangan Desa
Kelompok 8
Ian Septian (08)
Rosulur Rizky (15)
Sub Bab

01 Artikel 1
02 Artikel 2

03 Perbandingan 2
Artikel
01
Analisis Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Desa Di Masa Pandemi Covid-19
(Studi Kasus pada Desa Aikdewa Kecamatan
Pringgasela Kabupaten Lombok Timur)
Pendahuluan
Adanya pandemi COVID-19, membuat pemerintah Indonesia bersiap dan menyiapkan berbagai strategi untuk melakukan
penanganan. Salah satunya pemerintah menetapkan perubahan atas Postur dan Rincian APBN tahun Anggaran 2020, yang
ditetapkan dengan PP RI No. 72 tahun 2020, dimana terjadi penurunan pada Anggaran Pendapatan Negara dan Anggaran
Belanja Negara. Terjadinya perubahan pada APBN tentu akan berpengaruh juga pada APB Desa. Pada perubahan tersebut
Anggaran Dana Desa pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 810 Milyar. Selain ada perubahan pada Anggaran Dana
Desa, Peraturan Mendes PDTT juga berpengaruh bagi perubahan APB Desa. Permendes PDTT No. 14 Tahun 2020 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020, dengan munculnya Permendes ini terjadi perubahan pada pemanfaatan Dana Desa
pada Tahun 2020 yaitu diprioritaskan untuk penanganan COVID-19. Sebagaimana hal tersebut, maka Pemerintah Desa Aikdewa
juga melakukan perubahan pada APBDes awal 2020. Pembelanjaan untuk bidang penanggulangan bencana, keadaan darurat dan
mendesak desa yang tidak dianggarkan sebelumnya pada APBDes awal, kemudian dianggarkan pada APBDes perubahan sebagai
penambah pembelanjaan pada sub bidang keadaan darurat desa dan sebagai sub bidang mendesak desa. Hal ini menyebabkan
pembelanjaan bidang penanggulangan bencana, keadaan darurat, dan mendesak desa pada tahun 2020 yang semula sebesar Rp 38
jt menjadi Rp 644 jt.
Pendahuluan
Sama halnya dengan APBN, berdasarkan data pada artikel anggaran pendapatan desa dan anggaran belanja desa Desa
Aikdewa pada tahun 2020 juga mengalami penurunan dari yang dianggarkan pada APBDes awal 2020. Namun untuk anggaran
belanja desa ada kenaikan signifikan pada pembelanjaan bidang penanggulangan bencana, keadaan darurat, dan mendesak desa hal
ini karena banyaknya bantuan sosial dan biaya untuk pencegahan dan penanganan COVID-19 yang akan dikeluarkan. Adapun
Anggaran Belanja Desa sebelum adanya COVID-19 lebih difokuskan pada bidang penyelenggaraan pemerintah desa dan
pelaksanaan pembangunan desa. Sedangkan untuk bidang penanggulangan bencana, dll sebelum adanya COVID-19 baru
dianggarkan pada tahun 2018 sebagai akibat dari adanya bencana gempa bumi yang melanda Pulau Lombok dan itupun tidak
menjadi fokus pembelanjaan pada Anggaran Belanja Desa tahun 2018. Dari sini kita tahu bahwa anggaran penanggulangan
bencana, baru dianggarkan jika ada bencana saja dan menjadi fokus atau tidaknya oleh pemerintah desa juga tergantung ada
tidaknya instruksi dari pemerintahan pusat. Dana Desa yang didapatkan oleh masing-masing desa jumlahnya cukup besar sehingga
tidak jarang ditemukan adanya penyalahgunaan dana desa. Oleh karena itu, pengelolaan APBDes terlebih di masa pandemi perlu
dinilai atau dianalisis lebih dalam mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya. Penelitian ini berusaha melihat dan
menganalisis bagaimana pengelolaan APBDes Desa Aikdewa di masa pandemi COVID-19 yang terfokus pada tahap perencanaan
dan pelaksanaannya, selain itu ditinjau juga dari sisi program kegiatan
Pembahasan
Pengelolaan APBDes di Desa Aikdewa (pada tahap perencanaan)
● Proses perencanaan APBDes Pemerintahan Desa Aikdewa telah melibatkan peran serta masyarakat dalam musdes
pembahasan RKP Desa maupun APB Desa.
● Kebijakan belanja desa pada tahun 2020 sebelum dilakukannya perubahan APBDes paling banyak dialokasikan pada
bidang pelaksanaan pembangunan desa dan program stunting. Kemudian dengan adanya pandemi COVID-19 dan adanya
peraturan baru, kebijakan belanja desa berubah menjadi difokuskan pada bidang penanggulangan bencana, keadaan darurat,
dan mendesak desa. Begitu juga dengan kebijakan belanja desa tahun 2021, juga masih ditekankan pada bidang
penanggulangan bencana.
Pembahasan
Pengelolaan APBDes di Desa Aikdewa (pada tahap pelaksanaan)
● Pelaksanaan program kegiatan yang dianggarkan dalam APBDes memiliki pelaksana kegiatan anggaran (PKA). PKA
ditetapkan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing kaur/kasi.
● Setelah program kegiatan desa selesai masing-masing PKA harus membuat laporan pertanggungjawaban dari masing-
masing program yang menjadi tanggung jawabnya.
● Realisasi pelaksanaan APBDes Tahun 2020 dan Tahun 2021 sudah bagus, semua program kegiatan sudah dilaksanakan.
Namun masih ada program kegiatan dalam APBDes tahun 2021 yang masih dalam pengerjaan di tahun 2022 yang
disebabkan terhambat pandemi COVID-19
● Transparansi juga sudah dilakukan oleh Pemerintah desa Aikdewa. Menurut perangkat desa Aikdewa keikutsertaan
masyarakat desa melalui musdes dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa atas pengelolaan
keuangan desa. Kemudian pemasangan papan informasi terkait pembangunan yang menjadi program kegiatan desa,
bertujuan agar masyarakat desa dapat mengetahui alokasi APBDes dan program kegiatan apa yang akan dilaksanakan oleh
pemdes.
● Adapun untuk akuntabilitas atau pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pemerintah desa Aikdewa, yaitu berbentuk
laporan pertanggungjawaban yang disebut Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Desa (LPPD) dan Laporan Keterangan
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LKPPD) yang dilaporkan pada akhir tahun anggaran
Pembahasan
Analisis APBDes ditinjau dari sisi program kegiatan, dilihat dari program kegiatan yang dianggarkan dalam APBDes yang dibiayai
Dana Desa selama pandemi COVID-19 dinilai berdasarkan penerapan,
● Permendes PDTT No. 14 Tahun 2020 tentang prioritas penggunaan dana desa Tahun 2020 untuk pencegahan dan
penanggulangan pandemi melalui perubahan APBDes
1. Desa Tanggap COVID-19
Pembentukan satgas COVID-19, pembagian masker gratis, penyemprotan disinfektan, penyediaan tempat cuci tangan,
penyediaan rumah isolasi, serta sosialisasi dan pemasangan papan informasi terkait COVID-19
2. Padat Karya Tunai Desa (PKTD) pembangunan fisik
Penembokan jalan permukiman RT. Sinar Pagi, pembangunan rumah tidak layak huni, pemeliharaan sumber air milik desa,
dan pembangunan lapak dan penataan jalan wisata desa
3. Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD)
Anggaran dana desa untuk program ini pada tahun 2020 sebesar Rp 540 jt, pencairannya mulai dari tahap 1-6 tidak ada
perubahan nama penerima
Pembahasan
Analisis APBDes ditinjau dari sisi program kegiatan, dilihat dari program kegiatan yang dianggarkan dalam APBDes yang dibiayai
Dana Desa selama pandemi COVID-19 dinilai berdasarkan penerapan,
● Permendes PDTT No. 13 Tahun 2020 tentang prioritas penggunaan dana desa Tahun 2021 untuk program kegiatan
percepatan pencapaian SDGs Desa
1. Pemulihan ekonomi nasional sesuai dengan kewenangan desa
Berupa pengembangan jaringan Pamdes yang merupakan unit usaha BUMdes
2. Program prioritas nasional sesuai kewenangan desa
Berupa pendataan penduduk dalam rangka percepatan pencapaian SDGs Desa
3. Adaptasi kebiasaan baru desa
Berupa penyediaan rumah tempat isolasi dan penyaluran BLT-DD pada tahun 2021 sebesar Rp 262 jt, penyaluran BLT-DD
dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan
Kesimpulan
● Kebijakan APBDes di masa pandemi COVID-19 pada tahap perencanaan sudah dilaksanakan dengan melibatkan peran
serta masyarakat
● Kebijakan belanja desa pada tahun 2020 dan tahun 2021 juga dilakukan perubahan dengan memprioritaskan penanganan
COVID-19 dan percepatan pencapaian SDGs Desa ini sesuai dengan Peraturan Mendes dan Instruksi pemerintahan pusat
● Dalam pelaksanaan APBDes masing-masing program kegiatan desa memiliki pelaksana kegiatan anggaran yang
bertanggung jawab
● Program kegiatan yang dianggarkan pada APBDes perubahan tahun 2020 dan APBDes tahun 2021 sudah terlaksana semua,
namun terdapat program kegiatan pada APBDes tahun 2021 yang masih dalam pengerjaan di tahun 2022 karena terhambat
pandemi COVID-19
● Pemerintah desa Aikdewa sudah transparan dan akuntabel
● Alokasi APB Desa sudah dilakukan berdasarkan Permendes PDTT No. 14 tahun 2020 karena sudah melaksanakan Desa
Tanggap COVID-19, PKTD, dan BLT-DD
● Alokasi APB Desa sudah dilakukan berdasarkan Permendes PDTT No. 13 tahun 2020 karena sudah melakukan pemulihan
perekonomian nasional sesuai kewenangan desa, program prioritas nasional sesuai kewenangan desa, dan kebiasaaan baru
desa
02
Analisis Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa
Inobonto Ii Kecamatan Bolaang Kabupaten
Bolaang Mongondow
Pendahuluan
Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan analisis terhadap proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, dan pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) di Desa Inobonto II. Tujuan utama
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan bagaimana APBDes di Desa Inobonto II direncanakan,
dilaksanakan, dan dipertanggungjawabkan.

Salah satu permasalahan utama yang menjadi fokus penelitian adalah keterlambatan dalam pelaporan APBDes di Desa
Inobonto II. Keterlambatan dalam pelaporan tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman Pemerintah Desa
terkait dengan APBDes. Oleh karena itu, penelitian ini akan mencoba mengidentifikasi penyebab-penyebab keterlambatan
tersebut dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan di masa depan.

Dalam konteks penyusunan APBDes, penelitian ini juga akan menyoroti pentingnya proses perencanaan yang baik sebagai
tahap awal dalam pengelolaan keuangan desa. Sebuah perencanaan yang baik akan memberikan dampak positif dalam
implementasi APBDes dan pada akhirnya meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat di Desa Inobonto
II.

Melalui penelitian ini, diharapkan akan diperoleh pemahaman yang lebih baik tentang proses pengelolaan APBDes di Desa
Inobonto II serta rekomendasi untuk perbaikan yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan
desa tersebut.
Pembahasan
Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Sekretaris Desa dan Kepala Desa di Desa Inobonto II, perencanaan
anggaran dana desa mengikuti Permendagri No. 20 tahun 2018. Proses perencanaan anggaran dimulai dari musrembang
desa yang membahas hal-hal prioritas pembangunan seperti jalan paving, bangunan PAUD, dan drainase. Namun, realisasi
anggaran belum sepenuhnya terlaksana karena sesuai dengan kapasitas masyarakat.

Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan di Desa Inobonto II dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu
kepesertaan, pelaksanaan musrenbang, dan jenis partisipasinya. Kepesertaan masyarakat dalam musrenbang desa di Desa
Inobonto II sesuai dengan ketentuan Permendagri No. 20 Tahun 2018. Masyarakat terlibat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan menegosiasikan usulan pembangunan.

Kepala Desa mengonfirmasi bahwa perencanaan anggaran desa telah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku,
yaitu Permendagri No. 20 Tahun 2018. Masyarakat desa juga turut serta dalam musrenbangdes, menunjukkan keterlibatan
mereka dalam proses perencanaan pembangunan. Meskipun masih terdapat kendala dalam realisasi anggaran, langkah-
langkah yang telah diambil menunjukkan upaya untuk mengelola keuangan desa dengan efisien dan melibatkan partisipasi
masyarakat yang baik.
Pembahasan
Pelaksanaan
Mengutip hasil penelitian, meskipun partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program dana desa di Desa Inobonto II
cukup tinggi, namun masih terdapat kendala dalam efektivitas pelaksanaan pembangunan. Terdapat keterlambatan
dalam penyusunan Laporan Pertanggungjawaban APBDes karena kurangnya sumber daya dan kurangnya pelatihan.
Selain itu, transparansi dalam pengelolaan anggaran dan pembangunan desa masih perlu ditingkatkan. Keterlibatan
masyarakat dianggap positif namun beberapa program pembangunan belum terlaksana sepenuhnya. Oleh karena itu,
pemerintah desa perlu memperbaiki transparansi, melaksanakan pelatihan, serta memastikan sumber daya yang mencukupi
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan program-program pembangunan desa di masa yang akan
datang.
Pembahasan
Penatausahaan
Penatausahaan dana desa yang dilakukan di Desa Inobonto II Kecamatan Bolaang Kabupaten Bolaang Mongondow sesuai
dengan ketentuan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 telah memberikan gambaran tentang tata kelola keuangan desa yang
transparan dan akuntabel. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa dan Sekretaris Desa, terlihat bahwa prosedur
penerimaan dan pengeluaran dana desa telah dijalankan dengan cermat dan sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

Dalam proses penerimaan dana, Bendahara Desa harus mencatat setiap penerimaan yang diterima di kas desa dengan teliti,
yang berasal dari berbagai sumber pendapatan desa seperti PAD, Dana Desa, bantuan pemerintah, hibah, dan sumbangan
lainnya. Setiap transaksi harus didokumentasikan dengan baik melalui STS atau bukti setoran lainnya. Selain itu, dalam
prosedur pengeluaran dana, terdapat langkah-langkah yang jelas seperti penerbitan surat permintaan pembayaran, verifikasi
oleh Sekretaris Desa, persetujuan oleh Kepala Desa, dan pelaksanaan pembayaran oleh Bendahara Desa.

Dengan adanya prosedur yang terstruktur dan dijalankan dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa pengelolaan keuangan
di Desa Inobonto II terjaga dengan baik. Dengan transparansi dan akuntabilitas yang terjamin, diharapkan aspek keuangan
desa ini dapat mendukung pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Desa Inobonto II secara efektif dan efisien.
Pembahasan
Pelaporan
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan Bapak A.O sebagai Kepala Desa Inobonto II Kecamatan Bolaang Kabupaten
Bolaang Mongondow, dapat disimpulkan bahwa pelaporan anggaran desa melibatkan berbagai langkah, mulai dari
Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporan, hingga Pertanggungjawaban. Proses ini dilakukan oleh aparat desa
dan hasilnya dilaporkan kepada Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow. Selain itu, pernyataan dari Bapak C.A
sebagai Bendahara Desa menjelaskan bahwa proses pelaporan melibatkan pencatatan pendapatan anggaran desa, transfer
pendapatan, dana desa, alokasi dana desa, bagi hasil pajak dan retribusi, serta pendapatan lainnya. Semua ini dilaporkan
setelah anggaran dana desa dilaksanakan dan disampaikan kepada pihak berwenang di kabupaten/kota Bolaang
Mongondow.
Pembahasan
Pertanggungjawaban
Dalam penelitian di Desa Inobonto II, ditemukan bahwa meskipun proses pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan
belanja desa terbilang transparan, namun masih terdapat hambatan terkait keterlambatan dalam pelaporan. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya pemahaman sumber daya manusia terutama dalam penggunaan teknologi informasi dan
komputer. Kepala Desa menyatakan bahwa SPJ sudah selesai dan hanya menunggu pemeriksaan inspektorat
kabupaten/kota, sementara Bendahara Desa menekankan bahwa pelaporan administrasi sudah lengkap namun masih ada
keterlambatan dalam pelaporan fisik. Meskipun secara administratif tidak ada kendala, namun pemahaman yang kurang
dalam penggunaan IT/ Komputer menjadi batasan yang perlu diatasi.

Diperlukan upaya bimbingan dan pembinaan dari pemerintah kabupaten kepada pemerintah Desa Inobonto II untuk
memberikan pemahaman yang lebih baik kepada sumber daya manusia terkait pelaporan pertanggungjawaban APBDes.
Langkah-langkah untuk meningkatkan pemahaman tersebut meliputi pelatihan dan sosialisasi penggunaan teknologi
informasi, serta pembinaan terkait proses pelaporan yang efisien dan tepat waktu. Dengan demikian, diharapkan
keterlambatan dalam pelaporan pertanggungjawaban APBDes dapat diminimalkan sehingga proses tersebut dapat berjalan
lebih lancar dan sesuai dengan ketentuan pemerintah.
Kesimpulan
Hasil penelitian Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa di Desa Inobonto II menunjukkan beberapa temuan
penting.
Pertama, partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa sesuai dengan regulasi yang berlaku, namun masih
ada program-program yang belum terlaksana sepenuhnya.
Kedua, proses pelaksanaan pembangunan desa dianggap cukup baik karena melibatkan masyarakat, meskipun masih
terdapat program yang belum direalisasikan. Pemerintah desa perlu memperhatikan hal ini untuk memastikan program-
program yang direncanakan dapat terealisasi di masa yang akan datang.
Ketiga, penatausahaan anggaran desa di Desa Inobonto II dinilai baik dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Keempat, pelaporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Namun, ditemukan keterlambatan dalam proses pelaporan pertanggungjawaban APBDes akibat kurangnya pemahaman
sumber daya manusia di pemerintah desa. Oleh karena itu, disarankan agar pemerintah kabupaten memberikan bimbingan
kepada pemerintah Desa Inobonto II untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam proses pertanggungjawaban
APBDes.
Perbandingan 2 Artikel
1. Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan:
- Desa Aikdewa: Perencanaan APBDes selama pandemi COVID-19 melibatkan partisipasi masyarakat, memastikan keterlibatan
lokal dalam pengambilan keputusan.
- Desa Inobonto II: Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan sesuai dengan regulasi, namun masih ada program
yang belum terealisasi.

2. Perubahan Kebijakan Pengeluaran Desa:


- Desa Aikdewa: Kebijakan pengeluaran desa pada tahun 2020 dan 2021 diubah untuk memprioritaskan penanganan COVID-19
dan percepatan pencapaian SDGs sesuai regulasi pemerintah pusat.
- Desa Inobonto II: Penyaluran anggaran desa dan manajemennya dianggap baik dan sesuai dengan regulasi.

3. Pelaksanaan APBDes:
- Desa Aikdewa: Semua program yang dianggarkan dalam APBDes yang direvisi tahun 2020 dan 2021 selesai, dengan beberapa
program 2021 tertunda hingga 2022 karena COVID-19.
- Desa Inobonto II: Pelaksanaan pembangunan desa di Inobonto II dianggap baik, namun beberapa program belum terealisasi,
memerlukan perhatian dari pemerintah desa.
Perbandingan 2 Artikel
4. Transparansi dan Akuntabilitas:
- Manajemen kedua desa sudah akuntabel dan transparan

5. Dasar Penyaluran Anggaran:


- Desa Aikdewa: Penyaluran anggaran sesuai dengan regulasi tertentu, seperti Permendes PDTT No. 14/2020 dan No. 13/2020,
berfokus pada respons COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
- Desa Inobonto II: Penyaluran anggaran desa juga mematuhi regulasi yang relevan.

6. Pelaporan Akuntabilitas:
- Kedua desa melakukan pelaporan APBDes sesuai kebutuhan, meskipun Inobonto II mengalami keterlambatan dalam pelaporan
akuntabilitas karena kurang pemahaman di antara sumber daya manusia desa.

Sebagai kesimpulan, kedua artikel menyoroti upaya dan tantangan yang dihadapi oleh desa-desa dalam mengelola anggaran
mereka, terutama selama pandemi COVID-19. Meskipun keterlibatan masyarakat, realokasi anggaran, dan akuntabilitas telah
ditangani, masih ada area yang perlu ditingkatkan, seperti pelaksanaan program dan pelaporan yang tepat waktu. Kolaborasi antara
tingkat pemerintah lokal dan pusat dapat membantu mengatasi tantangan ini dan meningkatkan proses pembangunan desa.
TERIM
AKASI
H

Anda mungkin juga menyukai