Anda di halaman 1dari 5

Akuntansi Sektor Publik : Keuangan Daerah

Kelompok 9

Nama :

1. Febriani susanti mbari 182114159

2. Putu Kristanto Berry/172114160

3. Richardus prabudiono jersil 182114180

4. Genoveva Selviana Moke 182114178

5. Yohanes Hendro Novanto Meo / 182114155


APBD Mabar 2020 Mengalami Perubahan Signifikan

Labuan Bajo, Flores Pos — Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
Manggarai Barat (Mabar) tahun anggaran (TA) 2020 mengalami perubahan signifikan.
Pasalnya, sebagian anggaran dialihkan untuk penanganan covid-19.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Mabar, Salvador
Pinto kepada media ini di Labuan Bajo, Kamis (28/5/2020).

Ia mengatakan, perubahan APBD Mabar 2020 terjadi pada pendapatan/penerimaan dan


belanja terkait penanganan pandemi covid-19 di kabupaten ujung barat Flores tersebut.

Ia menerangkan, dasar hukum atas hal ini di antaranya PP Pengganti UU No.1/ 2020, PP No.
54/2020, Inpres RI No. 4/2020, Kepres No. 12/2020, Permendagri No.20/2020, Permenkeu
No. 35/ PMK. 07/2020, Permenkeu No. 44/PMK.03/ 2020, Instruksi Mendagri No. 1/2020,
serta Keputusan Bersama Mendagri dan Menkeu No. 119/2813/SJ dan No.
177/KMK.07/2020. Dampak dari ketentuan-ketentuan itu berpengaruh pada pengelolaan
APBD Mabar 2020.

Ia menyampaikan, dalam Perda APBD Mabar TA 2020, Pendapatan Daerah (PD) ditetapkan
Rp1.335.833.461.814. Kemudian berubah Rp1.099.575.680.085, penurunan target
penerimaan menjadi Rp236.257.781.729 atau berkurang 17,69 persen.

Pengurangan itu terjadi pada PAD yang ditargetkan Rp230.443.365.279, turun sebesar
Rp133.104.841.109 atau 57,76 persen. Dana perimbangan yang terdiri dari bagi hasil pajak,
DAU dan DAK yang ditargetkan Rp806.443.849.000, mengalami perubahan menjadi
Rp711.212.618.380, sehingga mengalami penurunan target sebesar Rp95.231.230.620 atau
11.81 persen. Lain-lain penerimaan daerah yang sah yang terdiri dari hibah, dana desa, dan
bagi hasil Pajak Provinsi NTT yang ditargetkan dalam APBD 2020 sebesar
Rp298.946.247.535, mengalami perubahan menjadi Rp291.024.537.535 sehingga mengalami
penurunan target sebesar Rp7.921.710.000 atau 2,65 persen.

Sesuai pendapatan di atas, BD Mabar 2020 sebesar Rp1.370.833.461.814 dan mengalami


perubahan menjadi Rp1.152.616.031.031 atau penurunan rencana BD sebesar Rp218.
217.430.782 atau 15,92 persen.
Rinciannya, belanja tidak langsung direncanakan Rp647.154.963.535 berubah menjadi
Rp672.439.873.617, sehingga mengalami perubahan anggaran sebesar Rp25.284.910.082 atau
3,9 persen. Perubahan BD tersebut terkhusus pada rekening belanja tidak langsung dalam
rangka penanganan covid-19.

Ia melanjutkan, untuk belanja langsung direncanakan Rp723.678.498.279, mengalami


perubahan menjadi Rp480. 176.157.414, sehingga mengalami penurunan target belanja
sebesar Rp243.502.340.864 atau 33,65 persen. Dengan penurunan itu, maka terjadi
pembatalan beberapa pekerjaan fisik maupun non fisik yang telah dianggarkan dalam APBD
Mabar 2020.*

Analisis

Isi : Kepala Badan Keuangan Daerah menyampaikan bahwa Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) tahun anggaran (TA)
2020 mengalami perubahan signifikan. Hal ini terjadi karena sebagian anggaran
dialihkan untuk penanganan covid-19. Perubahan APBD Mabar 2020 terjadi pada
pendapatan/penerimaan dan belanja terkait penanganan pandemi covid-19 di
kabupaten ujung barat Flores tersebut. Perubahan BD tersebut terkhusus pada
rekening belanja tidak langsung dalam rangka penanganan covid-19. Jadi, Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Mabar melakukan refocussing APBD Mabar TA 2020 terkait
dua hal di daerah itu yakni:

Pertama, melakukan penyesuaian antara rencana pendapatan dan belanja daerah


demi keseimbangan antara rencana penerimaan daerah (RPD) dan rencana belanja
daerah (RBD). Artinya, pendapatan daerah (PD) mengalami penurunan sebesar
Rp236.257.781.729 atau berkurang 17,69 persen, sehingga belanja daerah (BD) juga
harus dirasionalisasi sebesar pengurangan RPD guna menyeimbangkan pengelolaan
keuangan daerah.

Kedua, Pemkab Mabar mempunyai kewajiban untuk menyediakan anggaran dalam


penanganan covid-19 di Mabar dengan beban anggaran minimal Rp81.222.029.195,
dengan asumsi penanganan selama 3 bulan.

Penanganan dimaksud meliputi bidang kesehatan yang direncanakan sebesar


Rp18.591.847.776. Penggunaannya yaitu untuk penyediaan APD (Alat Pelindung
Diri), obat-obatan, cairan disinfektan, pencegahan lain, penyediaan masker, alat
kesehatan, karantina pasien, dan lain-lain.

Menurut kelompok karena dengan adanya penurunan rencana penerimaan daerah


(RPD) tersebut, berpengaruh pada rencana belanja daerah (RBD). Sejalan dengan
ketentuan pengelolaan keuangan daerah (KD), maka BD harus disesuaikan demi
menjamin kesehatan KD.

Akibat dari peniurunan BD tersebut terjadi pembatalan beberapa pekerjaan fisik


maupun non fisik yang telah dianggarkan dalam APBD Mabar 20220.

Dalam hal ini basis yang digunakan adalah basis accrual dimana pemerintah
mengetahuai besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan public
yaitu untuk penanganan covid dengan mengurangi anggaran belanja daerah sebesar
sekian persen dari yang telah dianggarkan.

Menurut kelompok pengelolaan keuangan daerah sudah betul, karena perubahan


APBD yang terjadi dilakukan atas dasar hukum yaitu Permendagri No.20/2020 tentang
percepatan penanganan covid 19 di lingkungan pemerintah daerah., Permenkeu No. 35/ PMK
07/2020 tentang Pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa tahun anggaran 2020 dalam
rangka penanganan pandemic covid 19 dan/menghadapi ancaman yang membahayakan
perekonomian nasional., Permenkeu No. 44/PMK.03/ 2020 tentang insentif pajak untuk wajib
pajak terdampak pandemic corona virus 19. , Instruksi Mendagri No. 1/2020 tentang
pencegahan penyebaran dan percepatan penanganan covid 19 di lingkungan pemerintah
daerah. , serta Keputusan Bersama Mendagri dan Menkeu No. 119/2813/SJ dan No.
177/KMK.07/2020 tentang percepatan penyelesaian anggaran pendapatan dan belanja daerah
tahun 2020 dalam rangka penanganan korona virus disease 2019 serta pengamanan daya beli
masyarakat dan perekonomian nasional.

Analisis pengelolaan keuangan :

Sejauh ini pemerintah Manggarai Barat sudah tepat dalam pengambilan keputusan. Mereka
menyesuaikan pendapatan dan belanja daerah dengan memotong anggaran. Hal tersebut
bertujuan untuk keseimbangan antara penerimaan daerah dan belanja daerah. Oleh karena
pandemi civid-19, penerimaan daerah mengalami penurunan dengan begitu pemerintah
melakukan penyesuaian agar tidak terjadi minus pada anggaran.
Pemerintah juga menyediakan anggaran covid-19. Hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan dan pengurangan pandemi di Manggarai barat. Dengan begitu
pandemi bisa berkurang dan warga bisa beraktifitas kembali. Namun, anggaran covid ini
menjadi lahan subur bagi koruptor. Oleh karena itu, pemerintah perlu bekerja dengan lebih
baik agar anggaran covid-19 dapat dilakukan dengan semaksimal mungkin demi keadaan
bisa kembali seperti biasa.

Anda mungkin juga menyukai