Anda di halaman 1dari 11

Jurnal KESMAS, Vol. 10, No.

8, Agustus 2021 16

PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN DI DESA PIMPI KECAMATAN


BINTAUNA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA
Afrizal Pua*, Franckie R. R. Maramis*, Ardiansa A.T. Tucunan*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Sejak pertama kali dialokasikan tahun 2015, anggaran dana desa yaitu Rp20,7 triliun dan tren anggaran
dana desa cenderung meningkat dalam enam tahun terakhir. Berdasarkan Permendes PDTT RI Nomor 13
Tahun 2020 menunjukkan adanya prioritas pada pemanfaatan dana desa, khususnya di bidang kesehatan
yaitu pencegahan stunting di desa dan desa aman COVID-19. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui
pemanfaatan dana desa untuk kesehatan di Desa Pimpi Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara, khususnya mengetahui pemanfaatan dana desa untuk pencegahan stunting di desa dan
pemanfaatan dana desa untuk kegiatan desa aman COVID-19. Desain penelitian ini adalah kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Analisis data yaitu menggunakan model interaktif Miles, Huberman, dan
Saldana (2014). Adapun validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan
triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pemanfaatan dana desa di bidang
kesehatan di desa Pimpi yaitu pada pencegahan stunting di desa dan kegiatan desa aman COVID-19.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu desa Pimpi telah menganggarkan dana desa untuk kesehatan pada
tahun 2021, yaitu pada pencegahan stunting di desa dan kegiatan desa aman COVID-19. Namun, masih
terdapat beberapa kegiatan yang masuk dalam prioritas penggunaan dana desa tahun 2021 tapi tidak
dianggarkan oleh desa Pimpi, di antaranya pembentukan RDS dan pengadaan ruang isolasi desa.

Kata Kunci: Dana Desa, Pemanfaatan, Pencegahan Stunting, Desa Aman COVID-19

ABSTRACT
Since it was first allocated in 2015, the village fund budget is IDR 20.7 trillion and the trend of the village
fund budget has tended to increase in the last six years. Based on Permendes PDTT RI Number 13 of 2020,
it shows that there is a priority on the use of village funds, especially in the health sector, namely stunting
prevention in villages and COVID-19 safe village. The purpose of this study was to determine the use of
village funds for health in Pimpi Village, Bintauna District, North Bolaang Mongondow Regency, in
particular knowing the use of village funds for stunting prevention in villages and the use of village funds
for COVID-19 safe village. The design of this research is qualitative with a case study approach. Data
analysis is using the interactive model of Miles, Huberman, and Saldana (2014). As for the validity of the
data in this study, using source triangulation techniques and method triangulation. The results showed that
there was a use of village funds in the health sector in Pimpi village, namely the prevention of stunting in
the village and COVID-19 safe village activities. The conclusion of this study is that Pimpi village has
budgeted village funds for health in 2021, namely on preventing stunting in the village and COVID-19 safe
village activities. However, there are still several activities that are included in the priority use of village
funds in 2021 but are not budgeted for by Pimpi village, including the establishment of RDS and the
provision of village isolation rooms.

Keywords: Village Funds, Utilization, Stunting Prevention, COVID-19 Safe Village

PENDAHULUAN mampu dimanfaatkan oleh desa secara


Sejak pertama kali dialokasikan tahun 2015, optimal, salah satunya dalam bidang
anggaran dana desa yaitu Rp20,7 triliun kesehatan. Pemanfaatan dana desa ini
(Kemenkeu RI, 2017). Tren anggaran dana disesuaikan dengan kebijakan pusat terkait
desa cenderung meningkat dalam enam prioritas pada penggunaan dana desa yang
tahun terakhir (BPKP, 2021). Dana desa ditetapkan Kementerian Desa,
yang cenderung meningkat ini diharapkan Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No. 8, Agustus 2021 17

Transmigrasi RI (Kemendes PDTT RI). Adapun dana desa yang dimanfaatkan untuk
Adapun prioritas penggunaan dana desa kesehatan yaitu sebesar Rp514.678.538,00,
tahun 2021 diatur dengan Permendes PDTT dengan demikian pemanfaatan dana desa
RI Nomor 13 Tahun 2020. untuk kesehatan di desa Pimpi sudah
Prioritas penggunaan dana desa yang mencapai 50%.
ditetapkan dalam Permendes PDTT RI Pemanfaatan dana desa untuk kesehatan
Nomor 13 Tahun 2020 diarahkan pada di desa Pimpi di antaranya adalah
program percepatan pencapaian Sustainable pemenuhan sarana prasarana posyandu,
Development Goals (SDGs) desa lewat makanan tambahan balita, pembuatan
pemulihan ekonomi nasional dan program jamban dan pembersihan drainase serta
prioritas nasional yang disesuaikan dengan insentif kader posyandu dan kader
kewenangan desa, serta adaptasi kebiasaan pembangunan manusia (KPM). Ketika
baru desa. Pemanfaatan dana desa dari terjadi Pandemi COVID-19, maka terjadi
ketiga program di atas yang berkaitan perubahan pada prioritas penggunaan dana
dengan kesehatan di antaranya yaitu desa yaitu adanya anggaran penanganan
program prioritas nasional yang disesuaikan COVID-19, hal ini diatur dalam Permendes
dengan kewenangan desa meliputi kegiatan PDTT RI Nomor 14 Tahun 2020. Anggaran
pencegahan stunting di desa dan adaptasi tersebut digunakan untuk penyediaan Alat
kebiasaan baru desa yang termasuk di Pelindung Diri (APD) dan Bantuan
dalamnya kegiatan desa aman COVID-19. Langsung Tunai (BLT) di desa Pimpi.
Desa aman COVID-19 merupakan keadaan Berdasarkan survei awal yang dilakukan
kehidupan desa pada saat pandemi COVID- peneliti, pemanfaatan dana desa untuk
19 yang tetap produktif, hal ini karena kesehatan di desa Pimpi masih belum
kepatuhan warga dalam menerapkan optimal di antaranya yaitu sarana prasarana
protokol kesehatan yaitu menggunakan posyandu masih belum terpenuhi seperti
masker, menjaga jarak fisik, serta mencuci timbangan digital bayi, alat ukur panjang
tangan menggunakan sabun dan air mengalir Kemenkes dan alat ukur panjang lainnya
(Peraturan Menteri Desa PDTT RI Nomor (dari kayu), obat-obatan, serta strip yang
13 Tahun 2020). digunakan pada pemeriksaan kolesterol,
Desa Pimpi merupakan salah satu desa di asam urat, dan gula darah yang disediakan
kecamatan Bintauna kabupaten Bolaang oleh desa lewat dana desa masih tidak
Mongondow Utara yang menerima dana mencukupi sehingga kader posyandu harus
desa. Dari hasil survei pendahuluan di desa membeli sendiri. Kader posyandu juga
Pimpi, alokasi dana desa yang diterima pada mengeluhkan untuk makanan tambahan
tahun 2020 sebesar Rp925.271.000,00. balita hanya sekali dibagikan pada tahun
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No. 8, Agustus 2021 18

2020. Selain itu, penganggaran dana desa Belanja Negara (APBN), kemudian
untuk kesehatan hanya terbatas pada ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan
pemenuhan sarana prasarana, padahal dana Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota.
desa yang digunakan untuk kesehatan di Setiap tahunnya dalam APBN, dana tersebut
desa Pimpi pada tahun 2020 cukup besar. selalu dianggarkan dan disalurkan ke setiap
Berdasarkan latar belakang tersebut, desa. Dana desa juga merupakan salah satu
maka peneliti terdorong untuk meneliti sumber pendapatan desa
terkait “Pemanfaatan Dana Desa untuk Hasil wawancara menunjukkan bahwa
Kesehatan di Desa Pimpi Kecamatan desa Pimpi telah menerima dana desa sejak
Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow tahun 2015 dengan jumlah Rp250 juta,
Utara”. kemudian pada tahun 2021 dana desa yang
tersalurkan ke desa Pimpi yaitu sebesar
METODE Rp738.337.000. Hal ini tentunya
Desain penelitian ini yaitu kualitatif dengan memberikan kesempatan bagi desa Pimpi
pendekatan studi kasus dan dilaksanakan di untuk menganggarkan dana tersebut ke
desa Pimpi, kecamatan Bintauna, kabupaten setiap bidang kegiatan di desa, salah satunya
Bolaang Mongondow Utara. Informan adalah bidang kesehatan. Berdasarkan
penelitian berjumlah 9 orang dan diperoleh penelitian yang dilakukan oleh Fadmawati
dengan teknik non probabilitas (purposive (2018) disebutkan bahwa dana desa
sampling) yang didasarkan pada memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki porsi belanja di bidang kesehatan. Artinya
informan terkait objek yang diteliti. Data desa harus memanfaatkan sebagian dari dana
penelitian diperoleh melalui proses tersebut untuk membiayai kegiatan di bidang
wawancara mendalam dan telaah dokumen. kesehatan. Oleh karena itu, harus ada
Analisis data yang digunakan adalah model kebijakan ataupun regulasi yang mengatur
interaktif Miles, Huberman, dan Saldana penganggaran tersebut agar tepat sasaran
(2014). Adapun validitas data penelitian ini dan sesuai dengan prioritas, serta
menggunakan teknik triangulasi sumber dan berdasarkan kewenangan desa.
triangulasi metode. Hasil wawancara dengan informan
menunjukkan bahwa terdapat regulasi yang
HASIL DAN PEMBAHASAN mengatur pemanfaatan dana desa di tingkat
Dana Desa, Kebijakan/Regulasi, dan pusat, daerah, dan desa. Regulasi tersebut di
SDM Pengelola Dana Desa antaranya yaitu Peraturan Menteri Desa
Dana desa merupakan dana yang sumbernya PDTT RI Nomor 13 Tahun 2020 tentang
berasal dari Anggaran Pendapatan dan prioritas penggunaan dana desa tahun 2021,
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No. 8, Agustus 2021 19

kemudian di tingkat daerah sebagaimana APBDes dan tidak berwenang dalam


keterangan dari sekretaris desa yaitu pembagian anggaran. Selain itu, BPD juga
Peraturan Bupati Bolaang Mongondow berperan dalam menyetujui dan mengawasi
Utara Nomor 25 Tahun 2015 tentang pelaksanaan kegiatan di desa.
pedoman pengelolaan keuangan desa, serta Berdasarkan Perbup Bolaang
di tingkat desa yaitu Peraturan Desa Pimpi Mongondow Utara Nomor 41 Tahun 2018,
Nomor 6 Tahun 2020 tentang Anggaran kepala desa merupakan Pemegang
Pendapatan dan Belanja Desa Tahun 2021. Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa
Terkait regulasi di tingkat daerah, (PKPKD). Kepala desa atau sangadi
berdasarkan hasil telaah dokumen berwenang dalam menyelenggarakan
menggunakan website Jaringan keseluruhan pengelolaan keuangan desa.
Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) Adapun sekretaris desa berperan sebagai
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara koordinator Pelaksana Pengelolaan
menunjukkan bahwa peraturan tersebut Keuangan Desa atau disebut dengan
tidak berlaku lagi. Adapun regulasi yang (PPKD). Sedangkan dalam hal mengatur
berlaku saat ini yaitu Perbup Bolaang keuangan desa menjadi tanggung jawab dari
Mongondow Utara Nomor 41 Tahun 2018 kepala urusan keuangan. Hal ini seperti yang
tentang pedoman pengelolaan keuangan diatur dalam Peraturan Bupati Bolaang
desa. Hal tersebut dapat menyebabkan Mongondow Utara Nomor 41 Tahun 2018
sebagian kebijakan di desa tidak sesuai bahwa kepala urusan keuangan
dengan regulasi yang diatur oleh pemerintah melaksanakan fungsi kebendaharaan.
daerah. Meskipun dalam peraturan yang Pemerintah desa juga selalu melibatkan
baru hanya beberapa hal yang diubah, akan masyarakat pada saat penyusunan anggaran
tetapi hal tersebut memiliki dampak yang dana desa (APBDes). Hal ini membantu
berarti bagi kebijakan yang ada di desa. masyarakat untuk mengetahui anggaran
Peran pemerintah, aparat, dan masyarakat yang ada dan sejauh mana pemanfaatannya
desa dalam penyusunan anggaran dana desa untuk pembangunan desa, khususnya di
sangatlah penting untuk merumuskan bidang kesehatan. Keterlibatan masyarakat
kebijakan pemanfaatan dana desa yang dalam penyusunan anggaran tersebut
sesuai dengan prioritas, tepat sasaran, dan merupakan hal yang sangat penting,
berdasarkan kondisi desa. Hasil wawancara mengingat sebagian besar dampak
menunjukkan adanya peran dari pada pemanfaatan dana desa akan dirasakan oleh
informan dalam penyusunan anggaran dana masyarakat.
desa. BPD bertanggung jawab dalam Desa Pimpi pada tahun 2021 telah
memimpin musyawarah penyusunan menganggarkan dana desa untuk kesehatan.
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No. 8, Agustus 2021 20

Berdasarkan hasil wawancara, dapat jamban/MCK, penyelenggaraan PAUD, dan


diketahui bahwa kegiatan yang anggarkan pengadaan/penyelenggaraan pos jaga desa.
tersebut antara lain adalah kegiatan Pemanfaatan dana desa untuk bidang
posyandu, pemberian makanan tambahan kesehatan di desa Pimpi tidak terdapat target
untuk bayi dan balita, pembuatan jamban, sebagaimana yang disampaikan oleh
pengobatan lansia, dan penanggulangan informan A1 yakni Kepala Desa Pimpi dan
COVID-19. Penganggaran dana desa untuk informan A2 yaitu Sekretaris Desa Pimpi.
kesehatan sangat penting untuk mewujudkan Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
pembangunan dan pemberdayaan Rubaini (2019) bahwa dalam pemanfaatan
masyarakat desa di bidang kesehatan. dana desa untuk kesehatan tidak terdapat
Menurut penelitian yang dilakukan oleh target yang ingin capai. Selain itu, tidak ada
Tumaji dan Putro (2018), untuk memenuhi regulasi yang mengatur tentang porsi atau
kebutuhan dasar masyarakat desa, maka alokasi dari anggaran dana desa yang
yang harus diutamakan adalah dimanfaatkan untuk bidang kesehatan. Hal
pembangunan dan pemberdayaan bagi ini sesuai dengan hasil studi Suarsih, dkk
masyarakat desa. Kebutuhan dasar tersebut (2017) yang menyebutkan bahwa tidak
di antaranya yaitu penyediaan sarana terdapat payung hukum dalam
prasarana seperti tempat pendidikan maupun pengalokasian anggaran desa untuk
pelayanan kesehatan untuk masyarakat desa. pembangunan kesehatan sehingga
Besaran dana desa yang dianggarkan oleh menyebabkan kurangnya kegiatan
desa Pimpi untuk pemanfaatan di bidang pembangunan kesehatan. Padahal jika
kesehatan pada tahun 2021 yaitu diperhatikan, porsi atau alokasi dapat
Rp247.402.961. Jumlah ini berdasarkan menjadi acuan seberapa besar target besaran
pada telaah dokumen Peraturan Desa Pimpi penggunaan dana desa untuk bidang
Nomor 6 Tahun 2020. Jika melihat jumlah kesehatan.
tersebut, dapat diperoleh persentase Sampai saat ini yang diketahui terkait
anggaran dana desa yang dimanfaatkan besaran anggaran yang dialokasikan untuk
untuk bidang kesehatan telah mencapai bidang kesehatan yaitu 10% dari APBD
37%. Rincian kegiatan dalam anggaran provinsi dan/atau kabupaten/kota di luar
tersebut antara lain adalah penyelenggaraan gaji, serta 5% bersumber dari APBN di luar
posyandu, penyuluhan dan pelatihan bidang gaji sebagaimana yang diatur oleh
kesehatan, pemeliharaan sarana prasarana pemerintah dalam Undang-Undang RI
posyandu, pembinaan Kader Pembangunan Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.
Manusia (KPM), penyelenggaraan desa Hal ini sejalan dengan hasil studi Suarsih,
siaga kesehatan, pembangunan dkk (2017) yang menunjukkan bahwa dalam
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No. 8, Agustus 2021 21

mengalokasikan dana kesehatan, pemerintah sejalan dengan penelitian Rubaini (2019)


hanya mengatur melalui Undang-Undang RI yang menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan
Nomor 36 Tahun 2009. evaluasi, inspektorat terlebih dahulu akan
Hasil wawancara dengan informan memeriksa kesesuaian antara hasil kerja
menunjukkan tidak ada kendala pada dengan pekerjaan yang dilakukan oleh desa,
pemanfaatan dana desa di desa Pimpi. Hanya kemudian menyusun laporan akhir untuk
saja menurut informan A3 yakni kepala diserahkan kepada bupati.
urusan keuangan, adanya regulasi yang
berganti menjadi penyebab terhambatnya Pemanfaatan Dana Desa untuk
realisasi kegiatan lain yang sudah Pencegahan Stunting di Desa
dianggarkan oleh pemerintah desa karena Pencegahan stunting di desa merupakan
harus diubah untuk menyesuaikan dengan salah satu prioritas pemanfaatan dana desa
regulasi yang baru. Misalnya karena adanya tahun 2021. Hal ini sebagaimana yang
COVID-19, maka anggaran untuk disebutkan dalam Permendes PDTT RI
pembangunan jamban yang sebelumnya 10 Nomor 13 Tahun 2020. Hasil wawancara
unit diubah menjadi 5 unit karena beberapa menunjukkan bahwa pada tahun 2021 desa
persen anggarannya harus dialokasikan ke Pimpi telah menganggarkan dana tersebut
penanggulangan COVID-19. untuk pencegahan stunting.
Dana desa yang sudah dianggarkan oleh Kegiatan pencegahan stunting yang
pemerintah desa Pimpi khususnya untuk difasilitasi oleh pemerintah desa di
bidang kesehatan dapat berjalan dengan baik antaranya yaitu penyelenggaraan posyandu
apabila selalu dilakukan evaluasi pada (pemberian makanan tambahan untuk ibu
pemanfaatannya. Berdasarkan hasil hamil dan balita, serta insentif kader
wawancara, selalu dilakukan evaluasi pada posyandu), penyuluhan dan pelatihan bidang
pelaksanaan pemanfaatan dana desa kesehatan (keluaran dari kegiatan ini adalah
termasuk di bidang kesehatan. Evaluasi peningkatan kapasitas masyarakat tentang
dilakukan sesuai dengan pencairan dana stunting dan penyakit menular), insentif
desa atau setiap selesai kegiatan, dalam hal KPM, insentif pendidik PAUD, dan
ini kepala desa mengevaluasi melalui pembangunan jamban/MCK. Total anggaran
pelaksana kegiatan. untuk pencegahan stunting di desa Pimpi
BPD terlibat pada evaluasi laporan adalah Rp187.513.850. Selain itu,
pertanggungjawaban pemerintah desa. berdasarkan Permendes PDTT RI Nomor 13
Sedangkan menurut informasi dari informan Tahun 2020, diketahui bahwa terdapat
A4 yakni kepala seksi pelayanan, evaluasi aplikasi electronic-Human Development
langsung dilaksanakan oleh inspektorat. Hal Worker (e-HDW) yang digunakan untuk
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No. 8, Agustus 2021 22

pengelolaan advokasi konvergensi diketahui bahwa pemberian insentif untuk


pencegahan stunting di desa. Oleh sebab itu, kader posyandu dan KPM tidak terdapat
desa Pimpi mengangkat Kader kendala atau hambatan. Adapun
Pembangunan Manusia (KPM) sebagai pemanfaatan dana desa pada kegiatan
salah satu pelaksana konvergensi tersebut promotif dan preventif pencegahan stunting
dan desa juga menganggarkan pengadaan di desa yaitu dengan dilakukannya
smartphone untuk menunjang penggunaan sosialisasi terkait stunting. Hal ini sesuai
aplikasi e-HDW. dengan Perdes Pimpi Nomor 6 Tahun 2020
Lebih lanjut terkait konvergensi yang menunjukkan adanya penganggaran
pencegahan stunting di desa, di dalam untuk kegiatan penyuluhan dan pelatihan
Permendes PDTT RI Nomor 13 Tahun 2020 bidang kesehatan. Terkait penyelenggaraan
dijelaskan tentang Rumah Desa Sehat kegiatan posyandu, hasil wawancara
(RDS). Menurut hasil wawancara, menunjukkan bahwa kegiatan tersebut
pemerintah desa Pimpi belum mempunyai berjalan efektif dan masyarakat memperoleh
RDS dan tidak menganggarkannya karena manfaat dari kegiatan posyandu di desa
belum ada usulan terkait pembentukan Pimpi. Adapun layanan air bersih belum
rumah desa sehat. Padahal RDS memiliki dianggarkan oleh desa Pimpi pada tahun
manfaat yang besar bagi masyarakat yaitu 2021 sebagaimana hasil wawancara dengan
sebagai bentuk tindakan promotif dan masyarakat. Masyarakat juga menambahkan
preventif untuk pencegahan stunting. bahwa untuk program layanan air bersih
Konvergensi pencegahan stunting lewat tidak diselenggarakan oleh pemerintah desa,
RDS dimaksudkan untuk menguatkan tetapi oleh pemerintah kabupaten.
kepentingan masyarakat dalam
mengadvokasi pemanfaatan keuangan dan Pemanfaatan Dana Desa untuk Kegiatan
aset desa untuk pencegahan stunting, Desa Aman COVID-19
khususnya dalam pendayagunaan dana desa Desa aman COVID-19 adalah bagian dari
(Kemendes PDTT RI, 2018). adaptasi kebiasaan baru desa dan merupakan
Anggaran dana desa untuk pencegahan salah satu prioritas penggunaan dana desa
stunting juga mencakup insentif untuk kader tahun 2021, sebagaimana yang disebutkan
posyandu dan KPM, hal ini seperti yang dalam Permendes PDTT RI Nomor 13
disebutkan di atas bahwa terdapat Tahun 2020. Hal ini berarti pemerintah desa
pemanfaatan dana desa untuk program harus menganggarkan dana desa untuk
tersebut. Insentif untuk kader posyandu dan kegiatan tersebut. Menurut Hidayat (2021),
KPM yaitu sebesar Rp200 ribu per bulan. dana desa juga bisa menjadi salah satu
Berdasarkan hasil wawancara, dapat sumber pendanaan untuk penanggulangan
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No. 8, Agustus 2021 23

COVID-19. Oleh karena itu, desa Pimpi informasi tentang pencegahan COVID-19.
pada tahun 2021 telah menganggarkan dana Penerapan adaptasi kebiasaan baru juga
desa untuk kegiatan desa aman COVID-19 dilakukan di tempat umum seperti sekolah,
yang terdiri atas penyelenggaraan desa siaga posyandu, dan masjid.
kesehatan, pengadaan hand sanitizer, Kegiatan desa aman COVID-19 tidak
pengadaan penyemprotan disinfektan, dan hanya berkaitan dengan penerapan adaptasi
pengadaan/penyelenggaraan pos jaga desa kebiasaan baru secara ketat, akan tetapi juga
untuk penanggulangan COVID-19. Total mencakup perawatan ruang isolasi desa.
anggaran untuk kegiatan desa aman COVID- Namun pada tahun 2021, ruang isolasi
19 sebesar Rp33.439.111. tersebut sudah tidak lagi dianggarkan.
Pemanfaatan dana desa untuk kegiatan Padahal sebelumnya pada tahun 2020
desa aman COVID-19 tidak lepas dari peran terdapat anggaran untuk pengadaan ruang
desa dalam hal ini pemerintah dan juga isolasi tersebut. Hal ini karena jarak desa
masyarakat desa Pimpi untuk mewujudkan Pimpi dengan puskesmas tidak terlalu jauh
kegiatan tersebut. Hasil wawancara dan kondisi kecamatan Bintauna yang
menunjukkan adanya peran desa yaitu pada berada pada zona aman. Namun melihat
pengadaan posko untuk penanggulangan situasi pandemi yang tak kunjung reda,
COVID-19. Fasilitas yang disediakan dalam bahkan menunjukkan peningkatan
posko tersebut antara lain adalah masker, penyebaran COVID-19 dapat menjadi
hand sanitizer, dan pada awal pandemi ancaman yang membahayakan seluruh
COVID-19 diadakan penyemprotan masyarakat yang ada di desa. Jika ruang
disinfektan. isolasi tidak disediakan oleh desa, maka
Peran masyarakat dan pemerintah desa akan terjadi kesulitan ketika terkonfirmasi
dalam kegiatan desa aman COVID-19 yaitu kasus yang tinggi di desa. Oleh karena itu,
dengan menerapkan 3M (mencuci tangan, pemerintah dan masyarakat desa tidak bisa
memakai masker, dan menjaga jarak fisik), terus-menerus bergantung kepada
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), puskesmas maupun rumah sakit sebagai
menyediakan tempat cuci tangan di setiap tempat isolasi karena bisa saja penuh ketika
rumah penduduk, dan melakukan kasus konfirmasi semakin tinggi.
pengurangan aktivitas yang dapat memicu Pemanfaatan dana desa untuk pos jaga
kerumunan. Pemerintah desa juga selalu desa di desa Pimpi pada tahun 2021 antara
menyosialisasikan terkait pencegahan lain adalah penyediaan masker, hand
COVID-19 di dalam rapat atau musyawarah sanitizer, dan pengadaan APD lainnya.
desa, serta menganggarkan pengadaan APD, Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh
pos jaga desa, dan spanduk yang memuat informasi bahwa pemanfaatan pos jaga desa
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No. 8, Agustus 2021 24

hanya terbatas pada pengadaan pos dan kesehatan 3M kepada relawan di masing-
sarana prasarana yang ada di pos tersebut. masing kelompok tersebut. Meskipun
Selain itu, untuk menunjang demikian, sekretaris desa menyampaikan
penyelenggaraan pos jaga desa maka bahwa tidak ada lagi kegiatan relawan di
dibentuk relawan desa lawan COVID-19. desa Pimpi.
Pembentukan relawan tersebut merupakan
salah satu bentuk pemanfaatan dana desa KESIMPULAN
pada pencegahan COVID-19. Hal ini sejalan Desa Pimpi telah menganggarkan dana desa
dengan penelitian Pamungkas, dkk (2020) untuk kesehatan dengan total anggaran pada
yang menyatakan bahwa penggunaan dana tahun 2021 yaitu Rp247.402.961. Adapun
desa untuk pencegahan COVID-19 salah prioritas di bidang kesehatan sebagaimana
satunya adalah dengan diwajibkannya yang diatur dalam Permendes PDTT RI
pembentukan relawan untuk setiap desa. Nomor 13 Tahun 2020 yaitu:
Pemanfaatan dana desa untuk relawan 1. Desa Pimpi telah menganggarkan dana desa
tersebut hanya terbatas pada pemberian desa untuk pencegahan stunting di desa pada
makan dan minum, serta penyediaan APD tahun 2021. Namun, pembentukan Rumah
(masker, sabun cuci tangan, dan hand Desa Sehat (RDS) tidak dianggarkan oleh
sanitizer) dan tidak terdapat insentif untuk desa Pimpi. Padahal kegiatan tersebut
relawan. Menurut Pamungkas, dkk (2020) termasuk yang diprioritaskan dalam
menyebutkan bahwa pembiayaan untuk pemanfaatan dana desa tahun 2021.
relawan bukan berupa insentif ataupun gaji, 2. Kegiatan desa aman COVID-19 telah
tetapi belanja barang dan jasa yaitu berupa dianggarkan oleh pemerintah desa Pimpi
belanja alat dan bahan untuk penyemprotan, pada tahun 2021. Namun, kegiatan relawan
biaya jasa penyewaan kendaraan, dan desa lawan COVID-19 tidak lagi
operasional tim relawan desa. dilaksanakan pada tahun 2021. Selain itu,
Hasil wawancara menunjukkan bahwa ruang isolasi desa juga tidak dianggarkan
pemerintah desa Pimpi melibatkan oleh desa Pimpi.
masyarakat untuk menjadi relawan desa
aman COVID-19 dengan membagi dalam SARAN
beberapa kelompok dan memfasilitasinya 1. Kepada pemerintah dan aparat, serta
menggunakan dana desa. Kegiatan relawan masyarakat desa Pimpi agar
desa di antaranya yaitu membagikan masker memperhatikan kebijakan atau regulasi
yang disediakan pemerintah kepada yang diterbitkan pemerintah pusat yang
masyarakat. Selain itu, pemerintah desa juga dalam hal ini terkait prioritas penggunaan
selalu menginformasikan terkait protokol dana desa, khususnya pada tahun 2021.
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No. 8, Agustus 2021 25

Desa Pimpi sebaiknya menganggarkan Fadmawati, F. (2018). Pengaruh


Pendapatan Desa (PADesa), Dana
dana desa untuk pembangunan Rumah
Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD),
Desa Sehat (RDS), hal ini karena dan Jumlah Sarana Kesehatan
Terhadap Alokasi Belanja Desa Bidang
kegiatan konvergensi pencegahan
Kesehatan Tahun 2017 (Studi Empiris
stunting dilakukan melalui RDS. di Desa-Desa Kabupaten Wonogiri).
Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta:
2. Pemerintah desa Pimpi sebaiknya tetap
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
mengadakan kegiatan relawan desa aman Universitas Muhammadiyah Surakarta.
(Online), (NASKAH PUBLIKASI.pdf
COVID-19 di desa, karena saat ini masih
(ums.ac.id), diakses Sabtu, 10 Juli 2021
dalam situasi pandemi COVID-19. pukul 11.45 WITA).
Kegiatan tersebut bisa juga ditambahkan Hidayat, E. (2021). Implementasi Kebijakan
dengan melaksanakan penyuluhan Dana Desa untuk Penanggulangan
Pandemi COVID-19 di Sampang.
kesehatan khususnya penerapan protokol Soetomo Communication and
kesehatan dan informasi umum mengenai Humanities, (Online), 2(1): 126–136,
(https://ejournal.unitomo.ac.id/index.p
COVID-19 kepada masyarakat, baik hp/sch/article/view/3165, diakses
dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang Sabtu, 10 Juli 2021 pukul 11.45
WITA).
ada di desa maupun resepsi
Kemendes PDTT RI. 2018. Panduan
pernikahan/hajatan yang dilakukan oleh Fasilitasi Konvergensi Pencegahan
masyarakat. Ruang isolasi desa juga Stunting di Desa. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pembangunan dan
perlu untuk tetap dianggarkan agar dapat Pemberdayaan Masyarakat Desa.
dilakukan perawatan dan sewaktu-waktu Kemenkeu RI. 2017. Buku Pintar Dana
siap digunakan ketika dibutuhkan. Selain Desa. Jakarta: Kementerian Keuangan
RI.
itu, pemerintah dan masyarakat desa
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana,
tidak bisa terus-menerus bergantung
J. (2014). Qualitative Data Analysis: A
kepada puskesmas maupun rumah sakit Methods Sourcebook (3rd ed.). SAGE
Publications.
sebagai tempat isolasi karena bisa saja
penuh ketika kasus konfirmasi semakin Pamungkas, B. D., dkk. (2020). Penggunaan
Dana Desa pada Masa Pandemi
tinggi. COVID-19 di Kabupaten Sumbawa.
Indonesian Journal of Social Sciences
and Humanities, (Online), 1(2): 96–
DAFTAR PUSTAKA 108, (journal.publication-center.com,
BPKP. 2021. Akuntabilitas Dana Desa. diakses Sabtu, 10 Juli 2021 pukul 11.45
Jakarta: Badan Pengawasan Keuangan WITA).
dan Pembangunan, (Online), Peraturan Desa Pimpi Nomor 6 Tahun 2020
(http://www.bpkp.go.id/jateng/konten/ tentang Anggaran Pendapatan dan
3544/AKUNTABILITAS-DANA- Belanja Desa (APBDes) Tahun
DESA, diakses Selasa, 2 Maret 2021 Anggaran 2021. Pimpi: Sekretariat
pukul 15.00 WITA). Desa.
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No. 8, Agustus 2021 26

Peraturan Bupati Bolaang Mongondow


Utara Nomor 41 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.
Boroko: Sekretariat Daerah Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara.
Peraturan Menteri Desa PDTT RI Nomor 13
Tahun 2020 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2021.
Jakarta: Kementerian Desa PDTT RI.
Rubaini, F. 2019. Analisis Penggunaan
Dana Desa dalam Bidang Kesehatan di
Desa Kota Datar Kecamatan
Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang. Skripsi tidak diterbitkan.
Medan: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
(Online),(repositori.usu.ac.id/bitstream
/handle/123456789/26478/141000370.
pdf, diakses Selasa, 2 Maret 2021 pukul
20.00 WITA).
Suarsih, S., dkk. (2017). Analisis Kebijakan
Dana Desa untuk Pembangunan
Kesehatan di Kabupaten Malinau
dengan Pendekatan Segitiga Kebijakan.
Jsk, (Online), 2(4): 211–217, ((PDF)
Analisis Kebijakan Dana Desa Untuk
Pembangunan Kesehatan Di Kabupaten
Malinau Dengan Pendekatan Segitiga
Kebijakan (researchgate.net), diakses
Sabtu, 10 Juli 2021 pukul 11.45
WITA).
Tumaji & Putro, G. 2018. Pemanfaatan Dana
Desa untuk Pembangunan Kesehatan di
Kabupaten Pasuruan dan Sampang.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
(Online), 21(3): 141–151,
(PEMANFAATAN-DANA-DESA-
UNTUK-PEMBANGUNAN-
KESEHATAN-DI-KABUPATEN-
PASURUAN-DAN-SAMPANG.pdf
(researchgate.net), diakses Senin, 25
Januari 2021 pukul 15.46 WITA).
Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan. Jakarta: Sekretariat
Negara.

Anda mungkin juga menyukai