Anda di halaman 1dari 20

PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT di

KABUPATEN KUBU RAYA

Fairuzah Assyifa Izzati


Mahasiswa Progam Studi Akuntansi Sektor Publik Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
fairuzahassyifaizzati@gmail.com (4201914145)
Febryan Irpandy
Mahasiswa Progam Studi Akuntansi Sektor Publik Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
febriyanronaldo97@gmail.com (4201914091)
Heni Arsi Juniar
Mahasiswa Progam Studi Akuntansi Sektor Publik Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
heniarsij@gmail.com (4201914165)
Imam Faiq Faisal Akbar
Mahasiswa Progam Studi Akuntansi Sektor Publik Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
imamfsl13@gmail.com (4201914098)
Muhammad Syaifullah
Dosen IAIN Pontianak dan Dosen Tidak Tetap Politeknik Negeri Pontianak, Kalimantan
Barat, Indonesia
zeliq_ipul@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan dana desa untuk
kesejahteraan masyarakat serta mengetahui jumlah dana desa dari tahun 2019 hingga tahun
2021 yang ada di Kabupaten Kubu Raya yang datanya peneliti dapatkan di Peraturan Bupati
Kubu Raya Nomor 75 Tahun 2018 Tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian
Dana Desa Tahun Anggaran 2019, Nomor 108 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Pembagian
dan Penetapan Rincian Dana Desa Tahun Anggaran 2020, dan Nomor 100 Tahun 2020
Tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa Tahun Anggaran 2021.
Untuk mengetahui Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Kubu Raya Tahun 2019
peneliti menuliskan kondisi Kependudukan, Kesehatan dan Gizi, Pendidikan, serta
1
Kemiskinan secara umum di Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2019. Di dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan studi kepustakaan, studi kepustakaan merupakan kajian teoritis,
referensi serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang
berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan dana desa di Kabupaten Kubu Raya untuk kesejahteraan masyarakat telah sesuai
dengan peraturan bupati Kubu Raya dan jumlah dana desa dari tahun 2019 hingga tahun 2021
terus mengalami kenaikan sehingga membuat masyarakat desa di Kabupaten Kubu Raya
sejahtera.
Kata Kunci : Penggunaan Dana Desa, Kesejahteraan Masyarakat

ABSTRACT
This study aims to find out how to use village funds for community welfare and to find
out the amount of village funds from 2019 to 2021 in Kubu Raya Regency whose data the
researchers obtained in the Kubu Raya Regent Regulation Number 75 of 2018 concerning
Procedures for Distribution and Determination of Fund Details Village for Fiscal Year 2019,
Number 108 of 2019 concerning Procedures for the Distribution and Determination of
Details of Village Funds for Fiscal Year 2020, and Number 100 of 2020 concerning
Procedures for Distribution and Determination of Details of Village Funds for Fiscal Year
2021. To find out the Indicators of People's Welfare in Kubu Raya Regency in 2019
Researchers wrote down the condition of Population, Health and Nutrition, Education, and
Poverty in general in Kubu Raya Regency in 2019. In this research, researchers used library
research, literature study is a theoretical study, references and other scientific literature
related to culture, values and norms b develop in the social situation under study. The results
of this study indicate that the use of village funds in Kubu Raya Regency for community
welfare is in accordance with the regulations of the Kubu Raya regent and the amount of
village funds from 2019 to 2021 continues to increase so that the village community in Kubu
Raya Regency is prosperous.
Keywords: Use of Village Funds, Community Welfare

PENDAHULUAN
Dalam sistem pemerintahan yang ada saat ini, Desa mempunyai andil yang penting
dalam pemerintah daerah untuk proses penyelenggaraan pemerintahan, termasuk
pembangunan infrakstruktur. Semua itu dilakukan untuk proses pemerintahan daerah dalam
mendukung pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya. Beberapa tahun terakhir pemerintah
2
mengeluarkan kebijakan yang salah satunya program yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang dinamakan dengan dana desa. “Dana desa merupakan salah
satu program pemerintah dalam upaya mensejahterakan masyarakatnya” (Nain & Agustang,
2020). Dana desa berasal dari UU No. 6 Tahun 2014 tentang desa yang dialokasikan dalam
bentuk transfer. “Dana desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan
bagi desa dan di transfer melalui APBD Kabupaten/Kota setiap tahun, untuk membiayai
penyelenggaraan kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan local skala
desa” (A. Ashar, 2020:19-20)
Seiring dengan perkembangan desa dalam berbagai bentuk, sehingga perlu dilindungi
dan diperdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat
menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan Pemerintahan dan pembangunan
menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Dalam rangka tersebut, pada tahun
2014 pemerintah mengesahkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Undang-Undang Desa).
Penggunaan Dana Desa yaitu salah satu Kebijakan Pemerintah yang diprioritaskan
untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang pelaksanaannya
diutamakan secara swakelola dengan menggunakan sumber daya atau bahan baku lokal,
meningkatkan peran Desa. Desa penerimaan Dana Desa semakin aktif menjalankan perannya
dalam pelayanan publik dan pembangunan. Peningkatan peran Desa dalam membangun
berkontribusi besar mewujudkan kesejahteraan masyarakat. (R. Epa, 2019:89)
Dari sudut pandang pemberdayaan, masyarakat Desa semakin mampu menyelesaikan
masalahnya sendiri dan ini menjadi indikator kemandirian. Kemandirian desa adalah kunci
bagi kemandirian daerah dalam jangka panjang, sehingga membangun kemandirian Desa
secara bertahap akan mengikis sifat ketergantungan Desa yang terjadi selama ini.
Kemampuan masyarakat menyelesaikan masalahnya dengan kreativitas dan ketahanan
masyarakat akan menjadi model penting dalam menghadapi tantangan global di masa depan.
Adanya kebijakan Dana Desa ini nampaknya juga diawali dari proses menuju masyarakat
yang mandiri dan upaya untuk memperbaiki ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam berbagai bentuk dan kualitas. (R. Epa, 2019:89)
Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan
yang disepakati dalam Musyawarah Desa dan sesuai dengan prioritas Pemerintah
Daerah/Kota, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah. Kebutuhan pembangunan
tersebut meliputi, tetapi tidak terbatas pada kebutuhan primer, pelayanan dasar, lingkungan,
dan kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa. Dari ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa
3
dana desa digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, serta
pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan, walau diprioritaskan untuk pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat. (R. Epa, 2019:89)
Pada September 2020, menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya berdasarkan
hasil sensus penduduk 2020 jumlah penduduk Kabupaten Kubu Raya adalah sebanyak 609,39
ribu jiwaPDRB perkapita Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2013 atas dasar harga berlaku
sebesar 24,08 juta rupiah dan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka terjadi
peningkatan sebesar 12,22 persen. Peningkatan PDRB perkapita ini menunjukkan bahwa
tingkat kesejahteraan masyarakat yang ada di kabupaten Kubu Raya semakin baik.
Permasalahan lain dalam hal pertanggungjawaban yang saat ini dialami oleh aparat
pemerintah desa Sungai Raya, biasanya terlambatnya pengadministrasian
pertanggungjawaban penggunaan alokasi dana desa, serta kegiatan pengaturan dan penepatan
pelaksanaan kebijakan alokasi dana desa hanya dilaksanakan oleh aparat pemerintah desa,
tanpa melibatkan masyarakat dalam mendukung kesuksesan program kegiatan. (Sumber :
Sekretaris Desa, di konfirmasi tanggal 30 Desember 2015). Kebijakan alokasi dana desa
yang erat kaitannya dengan tata cara pengalokasian, penetapan dan penggunaan alokasi dana
desa. Aparat pemerintah desa masih mengalami berbagai hambatan dalam pelaksanaanya
yang berhubungan dengan efektifitas pencapaian program dan kegiatan. (Sumber :
Administrasi Alokasi Dana Desa tahun 2015). (Abdul. H, 2015:5)

METODE PENELITIAN
Didalam penelitian ini, penelitian menggunakan Studi Kepustakaan. Studi
kepustakaan merupakan kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan
dengan budaya, nilai dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti (Sugiyono,
2012). Peneliti menggunakan kepustakaan dari teori dari buku-buku, teori dan penelitian dari
jurnal-jurnal nasional dan artikel-artikel dari On line.

HASIL dan PEMBAHASAN


Dana Desa merupakan salah satu sumber penerimaan desa mulai tahun 2015
bertambah satu lagi yaitu Dana Desa. Sejak Tahun 2015 tersebut pemerintah menganggarkan
Dana Desa secara nasional dalam APBN setiap tahunnya. Dana Desa bersumber dari belanja
Pemerintah dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara merata dan
berkeadilan. (Sri Mulyanti,2017:12)

4
Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat. Dana Desa dialokasikan oleh Pemerintah untuk Desa yang dihitung berdasarkan
jumlah Desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan,
luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis yang selanjutnya dana desa tersebut ditransfer
melalui APBD kabupaten/kota untuk selanjutnya ditransfer ke APBDesa. Pengelolaan Dana
Desa dalam APBD kabupaten/kota dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah, sedangkan Pengelolaan Dana
Desa dalam APBDesa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang pengelolaan keuangan Desa. Penyusunan pagu anggaran Dana Desa dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penyusunan rencana dana
pengeluaran Bendahara Umum Negara. Pagu anggaran Dana Desa merupakan bagian dari
anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa. Pagu anggaran Dana Desa yang telah
ditetapkan dalam APBN dapat diubah melalui APBN perubahan dan tidak dapat dilakukan
perubahan dalam hal anggaran Dana Desa telah mencapai 10% (sepuluh per seratus) dari dan
di luar dana Transfer ke daerah (on top). (Sri Mulyanti,2017:12)
Berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 1 Ayat 1,
Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial
warga negara agar bisa hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya. Upaya untuk mewujudkan suatu kesejahteraan sosial,
meliputi rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, pemberdayaan sosial, dan jaminan social.
Kabupaten Kubu Raya dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2007. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah, Kabupaten Kubu Raya merupakan daerah Otonom yang mampu
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri, nyata dan
bertanggung jawab berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku. Kabupaten Kubu Raya sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat
yang berdiri dari hasil pemekaran Kabupaten Pontianak, peluang sebagai daerah yang
mandiri mengharuskan Kabupaten Kubu Raya mengalokasikan APBD dengan tepat, efektif
dan efisien untuk dapat memenuhi kebutuhan pelayanan publik serta kemandirian daerah,
sasuai dengan Arah Kebijakan Umum dan prioritas anggaran sebagai pedoman dalam

5
pengalokasian sumber daya dalam APBD dengan asas kepatutan, kepatuhan, dan kemampuan
daerah. (Joko Wahono,2012:4)
Kabupaten Kubu Raya adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat, di
mana mulai tahun 2015 telah menerima alokasi program dana desa. Dengan jumlah desa
sebanyak 117 yang tersebar pada 9 kecamatan pada tahun 2015 Kabupaten Kuburaya ini
menerima dana desa sebesar Rp. 34,43 Milyar yang kemudian meningkat menjadi 77,21
Milyar pada tahun 2016. Sedangkan untuk tahun 2017 total alokasi anggara program dana
desa yang diterima adalah sebesar 98,33 Milyar. Dalam pengelolaan dana desa tahun 2017
Bupati Kubu Raya telah menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) No. 8 Tahun 2017 Tentang
Tatacara Pembagian dan Penetapan Rincian Anggaran Desa Setiap Desa Kabupaten Kubu
Raya Tahun Anggaran 2017. Berdasarkan data perhitungan Dana Desa Tahun 2017, rasio
penduduk miskin di Kabupaten Kubu Raya adalah sebesar 8,245% atau sebanyak 44.033 jiwa
dari jumlah penduduknya yang sebesar 534.048. Hal ini berarti rasio penduduk miskin di
Kabupaten Kubu Raya masih di bawah rata- rata nasional yang sebesar 10,12%. Dari
sembilan kecamatan yang berada di Kabupaten Kubu Raya, Kecamatan Sungai Raya adalah
Kecamatan dengan jumlah desa terbanyak yaitu 20 desa sama dengan kecamatan kubu, akan
tetapi kecamatan sungai raya ini memiliki penduduk terbanyak yaitu 205.429 jiwa atau
38,47% dari jumlah penduduk di Kabupaten Kubu Raya pada akhir tahun 2016 yang
sebanyak 534.048 jiwa. Sedangkan dilihat dari jumlah penduduk miskinnya, Kecamatan
Sungai Raya memiiki penduduk miskin sebanyak 17.566 jiwa atau berkontribusi sebesar
17,13% dari jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kubu Raya yang sebanyak 44.033 jiwa.
Sebagai kecamatan dengan jumlah desa dan penduduk terbanyak, kecamatan sungai raya
menerima lokasi dana desa yang tentunya juga paling banyak di Kabupeten Kuburaya yaitu
sebesar Rp. 18,69 Milyar atau sebesar 19,01% dari total alokasi dana desa Kabupaten Kubu
Raya pada tahun anggaran 2017. (Sri Mulyanti, 2107:4)
Kepala Bidang (Kabid) Bina Keuangan dan Aset Desa Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kubu Raya Rini Kurnia Solehat mengatakan, pada
awal tahun 2020 sudah ada 11 desa di Kubu Raya yang menerima pencairan Dana Desa tahap
pertama tahun anggaran 2020. Pada tahun 2020, Kubu Raya sudah berhasil
melakukan penyaluran Dana Desa tahap pertama tahun 2020 untuk 11 Desa yang tersebar di
6 Kecamatan di antaranya, Desa Pinang Luar Kecamatan Kubu, Desa Radak Baru Kecamatan
Kubu, Desa Pelita Jaya Kecamatan Kubu, Desa Jangkang Satu Kecamatan Kubu, Desa
Betuah Kecamatan Kubu, Desa Rasau Jaya Tiga Kecamatan Rasau Jaya, Desa Pematang
Tujuh Kecamatan Rasau Jaya, Desa Terentang Hillir Kecamatan Terentang, Desa Nipah
6
Panjang Kecamatan Ampar, Desa Sungai Bulan Kecamatan Sungai Raya dan Desa Sungai
Enau Kecamatan Kuala Mandor B. Tentunya hal ini menjadikan Kubu Raya sebagai
Kabupaten pertama dan tercepat di Kalbar yang Desanya menerima pencairan Dana
Desa tahap pertama tahun anggaran 2020. Pencairan Dana Desa tahap pertama ini
berdasarkan pengajuan yang dilakukan pihaknya kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN) dengan melengkapi seluruh persyaratan yang ada sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan (Permenkeu) nomor 205 tahun 2019 tentang Pengelolaan Dana Desa.

1. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Kubu Raya Tahun 2019


Menurut Badan Statistik Kabupaten Kubu Raya tahun 2019 untuk memenuhi tuntutan
akan kebutuhan data statistik mengenai kesejahteraan rakyat, maka pada tahun 2019 BPS
berupaya untuk menerbitkan publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Kubu
Raya 2019. Publikasi ini memberikan gambaran mengenai kondisi sosial ekonomi dan
sosial budaya masyarakat Kabupaten Kubu Raya secara makro, melalui kegiatan survei-
survei BPS yang pengumpulan datanya dilakukan pada tahun 2019.
Dengan adanya indikator kesejahteraan rakyat diharapkan dapat mengevaluasi
kebijakan yang telah berjalan sehingga perencanaan pembangunan pada masa yang akan
datang dapat lebih terarah dan lebih menyentuh kebutuhan masyarakat secara umum,
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Kubu Raya seiring
dengan dinamika pembangunan wilayah. Berikut adalah kondisi umum kesejahteraan
rakyat Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2019 :

A. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2019 adalah 579.331
jiwa, terdiri dari 293.643 jiwa laki-laki dan 285.688 jiwa perempuan, dengan rasio
jenis kelamin sebesar 102,78 yang berarti dari setiap 100 penduduk perempuan
terdapat sekitar 102 penduduk lakilaki. Penduduk Kabupaten Kubu Raya terus
mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,015 persen
pada tahun 2019, sedangkan selama periode lima tahun terakhir (2015-2019) sebesar
1,07 persen. Meskipun jumlah penduduk terus meningkat, laju pertumbuhan
penduduknya terlihat adanya fluktuasi. Tahun 2015, laju pertumbuhan penduduk
sebesar 1,012 merupakan pertumbuhan terendah dalam lima tahun terakhir. Secara
rata-rata, jumlah penduduk Kabupaten Kubu Raya tumbuh sekitar 1,015 persen dalam
lima tahun terakhir.
7
B. Kesehatan dan Gizi
Hasil Susenas tahun 2019 menunjukkan angka kesakitan penduduk Kabupaten
Kubu Raya sebesar 15,27 persen, meningkat dibandingkan tahun 2018 sebesar 10,17
persen. Angka kesakitan penduduk tahun 2019 yang tinggal di daerah perkotaan lebih
rendah daripada penduduk yang tinggal di perdesaan, masing-masing sebesar 14,07
persen dan 15,93 persen. Selain angka kesakitan, lamanya sakit merupakan salah satu
indikator yang memberikan gambaran mengenai kondisi keluhan kesehatan yang
dirasakan oleh penduduk suatu wilayah. Lebih rendahnya angka kesakitan di
perkotaan tidak dapat dikatakan sebagai kondisi kesehatan yang lebih buruk. Hal ini
terlihat dari rata-rata lama sakit di perkotaan sekitar 7,96 bulan, lebih rendah dari rata-
rata lama sakit wilayah perdesaan sekitar 8,84 bulan. Semakin lamanya kesakitan
maka keluhan kesehatan suatu penyakit yang dialami penduduk dapat diasumsikan
cukup serius dan dapat memengaruhi produktivitas penduduk.
C. Pendidikan
Pada tahun 2019 masih terdapat sekitar 25,58 persen penduduk usia 7-24
tahun laki-laki yang belum mengenyam pendidikan atau tidak bersekolah. Kondisi ini
hanya terjadi hampir pada semua kelompok pengeluaran, pada penduduk laki-laki.
Pada kelompok umur 7-24 tahun, penduduk perempuan yang belum mengenyam
pendidikan atau tidak bersekolah, yaitu sebesar 24,68. Kondisi ini hanya terjadi
hampir pada semua kelompok pengeluaran, pada penduduk perempuan.

D. Kemiskinan
Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi
pengeluaran. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki ratarata pengeluaran
per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan (BPS, 2016).
Dalam lima tahun terakhir, persentase penduduk miskin di Kabupaten Kubu
Raya secara perlahan mengalami penurunan. Pada Maret 2019, persentase penduduk
miskin menurun 0,33 persen dibandingkan Maret 2018. Dari segi jumlah, penduduk
miskin di Kabupaten Kubu Raya juga mengalami penurunan pada tahun 2019, selaras
dengan persentase penduduk miskinnya. Tahun 2019, persentase kemiskinan berhasil
ditekan dan selaras dengan jumlah penduduk miskin yang mengalami penurunan 1,49
ribu jiwa dibandingkan tahun 2018.
8
Keberhasilan dalam mengurangi kemiskinan tidak terlepas dari beberapa
faktor pendukung. Kepala BPS menyebutkan kemiskinan turun disebabkan penurunan
rata-rata harga kebutuhan pokok, penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT),
dan peningkatan rata-rata upah buruh tani dan bangunan (BPS, 2016). Berbicara
tentang kemiskinan, tentu tidak luput dari Garis Kemiskinan (GK) sebagai ukuran
yang digunakan BPS untuk menentukan seseorang tergolong miskin atau tidak. Garis
kemiskinan dibentuk dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan
Bukan Makanan (GKBM). Garis kemiskinan senantiasa mengalami peningkatan
setiap tahun mengikuti kenaikan harga kebutuhan makanan dan bukan makanan.
Tahun 2019, garis kemiskinan meningkat 6,43 persen dibandingkan tahun 2018, atau
menjadi Rp. 401.586 yang sebelumnya hanya sebesar Rp. 377.302.

2. Penggunaan Dana Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Kubu Raya


Penggunaan dana desa oleh aparatur desa dalam pembangunan desa telah diatur dalam
Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik
Indonsia No. 22 Tahun 2016 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017
dan Permendes No. 4 tahun 2017 Tentang perubahan Permendes No. 22 tahun 2016. Dalam
Peraturan Tersebut dinyatakan bahwa dalam penggunaan dana desa diprioritaskan untuk
membiayai pelaksanaan program dan kegiatan di bidang pembangunan desa dan
pemberdayaan masyarakat yang bersifat lintas bidang terutama dibidang kegiatan BUMDesa,
Embung, produk unggulan desa atau kawasan desa dan sarana olah raga. Dan prioritas
pembangunan tersebut harus dipublikasikan di ruang publik yang dapat diakses masyarakat
desa. (Sri Mulyanti, 2107:15)
Prioritas pembangunan daerah dapat dilihat dari begaimana pemerintah mengalokasikan
pengeluaran atau belanjanya untuk pembangunan yang berkenaan dengan pelayanan publik.
Kepuasan masyarakat bagaimanapun dijadikan tolok ukur terpenting dari keberhasilan
pemerintah. Pada tahun 2008 pemerintah Kabupaten Kubu Raya lebih banyak
mengalokasikan belanjanya untuk belanja langsung, sehingga dapat dikatakan baik. Hal ini
dikarenakan Kabupaten Kubu Raya yang baru berdiri lebih mementingkan untuk
pembangunan yang berkenaan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga belanja langsung
menjadi prioritas dalam belanja pemerintah. Pemerintah Kabupaten Kubu Raya pada tahun
2009 dan tahun 2010 lebih banyak mengalokasikan belanjanya untuk alokasi belanja tidak
langsung, sehingga dianggap tidak baik. Hal ini dikarenakan Kabupaten Kubu Raya lebih
banyak mementingkan peningkatan sumber daya manusia, sehingga belanja pegawai menjadi
9
prioritas dalam belanja pemerintah. Selanjutnya pada tahun 2011 belanja langsung menjadi
prioritas lebih tinggi dalam belanja pemerintah sehingga dengan demikian Pemerintah
Kabupaten Kubu Raya dianggap baik dalam mengoptimalkan belanja atau pengeluaran
pemerintahnya, dengan mengalokasikan anggarannya yang diarahkan dan bertujuan untuk
kepentingan masyarakat.(Joko Wahono,2012:10)
Dalam pelaksanaan kewenangan penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai
pelaksanaan program dan kegiatan berskala lokal Desa bidang Pembangunan Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa. Penggunaan Dana Desa untuk prioritas bidang
Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa menjadi prioritas kegiatan,
anggaran dan belanja Desa yang disepakati dan diputuskan melalui Musyawarah Desa. Hasil
keputusan Musyawarah Desa harus menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Desa dan APBDesadan ditetapkan dalam Peraturan Desa. (Sri mulyanti,2017:12)
Penggunaan dana desa dalam bidang Pembangunan Desa adalah program pembangunan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan. Sehingga prioritas penggunaan Dana Desa untuk bidang
tersebut diarahkan untuk pelaksanaan program dan kegiatan Pembangunan Desa, meliputi:
1) pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan infrasruktur atau sarana dan prasarana
fisik untuk penghidupan, termasuk ketahanan pangan dan pemukiman
2) pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan
masyarakat
3) pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sosial
dan kebudayaan;
4) pengembangan usaha ekonomi masyarakat, meliputi pembangunan dan pemeliharaan
sarana prasarana produksi dan distribusi; dan/atau
5) pembangunan dan pengembangan sarana-prasarana energi terbarukan serta kegiatan
pelestarian lingkungan hidup. (Sri mulyanti,2017:12)

3. Jumlah dana desa di Kabupaten Kubu Raya

Pemberian dana desa di Kabupaten Kubu Raya, pemerintah Kabupaten Kubu Raya telah
memberikan petunjuk Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa melalui
Peraturan Bupati Kubu Raya. Untuk desa maju (Desa Sungai Raya) pemanfaatan dana desa
masih belum sesuai dengan prioritas pembangunan sebagai desa maju yaitu untuk
mendukung terciptanya wairausahawan dan tenaga profesional serta perluasan / ekspansi
10
usaha ekonomi desa, karena sebagian dana desa pada tahun 2017 digunakan untuk
pembangunan sarana dasar untuk transportasi berupa jalan, dan lingkungan pemukiman
sepertihalnya pada desa tertinggal. (Abdul. H, 2015:3). Adapun Jumlah dana desa di
Kabupaten Kubu Raya tahun anggaran 2019, 2020, 2021 dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Jumlah Dana Desa di Kabupaten Kubu Raya


Tahun Anggaran 2019, 2020, 2021

Tahun Total Pagu Dana Desa per-


Desa
2019 131.452.632.000

2020 134.452.632.000

2021 136.673.183.000

Sumber : Peraturan Bupati Kubu Raya


Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah dana desa di Kabupaten Kubu Raya
mengalami kenaikan setiap tahun nya. Pada tahun 2019 total dana desa di Kabupaten
Kubu Raya adalah Rp. 131.452.632.000 , pada tahun berikutnya mengalami kenaikan
menjadi Rp. 134.452.632.000, dan pada tahun 2021 juga mengalami keniakan Rp.
136.673.183.000.

11
KESIMPULAN

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat.
Berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 1 Ayat 1,
Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial
warga negara agar bisa hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya. Upaya untuk mewujudkan suatu kesejahteraan sosial,
meliputi rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, pemberdayaan sosial, dan jaminan social.
Kabupaten Kubu Raya dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2007. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah, Kabupaten Kubu Raya merupakan daerah Otonom yang mampu
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri, nyata dan
bertanggung jawab berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku. Kabupaten Kubu Raya sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat
yang berdiri dari hasil pemekaran Kabupaten Pontianak, peluang sebagai daerah yang
mandiri mengharuskan Kabupaten Kubu Raya mengalokasikan APBD dengan tepat, efektif
dan efisien untuk dapat memenuhi kebutuhan pelayanan publik serta kemandirian daerah,
sasuai dengan Arah Kebijakan Umum dan prioritas anggaran sebagai pedoman dalam
pengalokasian sumber daya dalam APBD dengan asas kepatutan, kepatuhan, dan kemampuan
daerah.
Penduduk Kabupaten Kubu Raya terus mengalami peningkatan dengan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,015 persen pada tahun 2019, sedangkan selama periode
lima tahun terakhir (2015-2019) sebesar 1,07 persen. Meskipun jumlah penduduk terus
meningkat, laju pertumbuhan penduduknya terlihat adanya fluktuasi. Tahun 2015, laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,012 merupakan pertumbuhan terendah dalam lima tahun
terakhir. Secara rata-rata, jumlah penduduk Kabupaten Kubu Raya tumbuh sekitar 1,015
persen dalam lima tahun terakhir.
Angka kesakitan penduduk tahun 2019 yang tinggal di daerah perkotaan lebih rendah
daripada penduduk yang tinggal di perdesaan, masing-masing sebesar 14,07 persen dan 15,93
persen. Selain angka kesakitan, lamanya sakit merupakan salah satu indikator yang
12
memberikan gambaran mengenai kondisi keluhan kesehatan yang dirasakan oleh penduduk
suatu wilayah. Lebih rendahnya angka kesakitan di perkotaan tidak dapat dikatakan sebagai
kondisi kesehatan yang lebih buruk. Hal ini terlihat dari rata-rata lama sakit di perkotaan
sekitar 7,96 bulan, lebih rendah dari rata-rata lama sakit wilayah perdesaan sekitar 8,84
bulan. Semakin lamanya kesakitan maka keluhan kesehatan suatu penyakit yang dialami
penduduk dapat diasumsikan cukup serius dan dapat memengaruhi produktivitas penduduk.
Pada tahun 2019 masih terdapat sekitar 25,58 persen penduduk usia 7-24 tahun laki-
laki yang belum mengenyam pendidikan atau tidak bersekolah. Kondisi ini hanya terjadi
hampir pada semua kelompok pengeluaran, pada penduduk laki-laki. Pada kelompok umur 7-
24 tahun, penduduk perempuan yang belum mengenyam pendidikan atau tidak bersekolah,
yaitu sebesar 24,68. Kondisi ini hanya terjadi hampir pada semua kelompok pengeluaran,
pada penduduk perempuan.
Dalam lima tahun terakhir, persentase penduduk miskin di Kabupaten Kubu Raya
secara perlahan mengalami penurunan. Pada Maret 2019, persentase penduduk miskin
menurun 0,33 persen dibandingkan Maret 2018. Dari segi jumlah, penduduk miskin di
Kabupaten Kubu Raya juga mengalami penurunan pada tahun 2019, selaras dengan
persentase penduduk miskinnya. Tahun 2019, persentase kemiskinan berhasil ditekan dan
selaras dengan jumlah penduduk miskin yang mengalami penurunan 1,49 ribu jiwa
dibandingkan tahun 2018. Keberhasilan dalam mengurangi kemiskinan tidak terlepas dari
beberapa faktor pendukung. Kepala BPS menyebutkan kemiskinan turun disebabkan
penurunan rata-rata harga kebutuhan pokok, penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT), dan peningkatan rata-rata upah buruh tani dan bangunan (BPS, 2016).
Pemberian dana desa di Kabupaten Kubu Raya, pemerintah Kabupaten Kubu Raya
telah memberikan petunjuk Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa melalui
Peraturan Bupati Kubu Raya. Untuk desa maju (Desa Sungai Raya) pemanfaatan dana desa
masih belum sesuai dengan prioritas pembangunan sebagai desa maju yaitu untuk
mendukung terciptanya wairausahawan dan tenaga profesional serta perluasan / ekspansi
usaha ekonomi desa, karena sebagian dana desa pada tahun 2017 digunakan untuk
pembangunan sarana dasar untuk transportasi berupa jalan, dan lingkungan pemukiman
sepertihalnya pada desa tertinggal.
Jumlah dana desa di Kabupaten Kubu Raya mengalami kenaikan setiap tahun nya.
Pada tahun 2019 total dana desa di Kabupaten Kubu Raya adalah Rp. 131.452.632.000 , pada
tahun berikutnya mengalami kenaikan menjadi Rp. 134.452.632.000, dan pada tahun 2021
juga mengalami keniakan Rp. 136.673.183.000.
13
SARAN
1. Sebaiknya pada penggunaan dana desa lebih diseimbangkan antara 2 sektor tersebut yakni
sektor pembangunan desa dan sektor pemberdayaan masyarakat. Jadi tidak hanya fokus ke
sektor pembangunan desa saja tapi juga melihat sektor pemberdayaan masyarakat agar
masyarakat desa di Kabupaten Kubu Raya menjadi berdaya.
2. Aparat Desa di Kabupaten Kubu Raya harus meningkatkan pendekatan sosialisasinya
tentang program dana desa ke masyarakat agar masyarakat Desa di Kabupaten Kubu Raya
lebih mengetahui tentang program dana desa serta memahami tujuan dari program dana
desa terutama dari aspek perencanaan yang sebagian masyarakat belum terlibat
didalamnya.
3. Lebih ditingkatkan lagi pada bidang komunikasi, sumber daya, sikap, struktur birokrasi,
lingkungan serta tujuan kebijakannya agar tata kelola tersebut dapat berjalan dengan baik.
4. Sebaiknya pembangunan desa yang dilaksanakan harus melihat kebutuhan dari masyarakat
setempat yang tinggal di desa. Artinya, pembangunan desa ini haruslah merata dilakukan
agar memberikan dampak yang baik bagi masyarakat yang mengaksesnya agar
pembangunan yang belum tercapai di masyarakat lain dapat terwujud pelaksanaannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ashar, A., & Agustang, A. (2020). Dampak Sosial Dana Desa Dalam Kesejahteraan
Masyarakat di Desa Kalola, Kecamatan Maniangpajo, Kabupaten Wajo. 7, 73–80.
https://ojs.unm.ac.id/sosialisasi/article/viewFile/14281/8432

Badan Pusat Statistik 2020. (2010). Hasil Sensus Penduduk 2020. Sensus Penduduk 2020,
6(02), 1–18. https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/1854/hasil-sensus-
penduduk-2020.html

BPS. (2018). Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Kubu Raya 2019.


https://kuburayakab.bps.go.id/publication/2020/12/18/92b46197ebf3d9da4b345b63/indi
kator-kesejahteraan-rakyat-kabupaten-kubu-raya-2019.html

Epa, R., & Umamur, R. (2019). Kebijakan Pemerintah Desa Dalam Penggunaan Dana Desa
Untuk Kesejahteraan Masyarakat. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 8(3), 88–
93. https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fisip/article/download/1790/1286

Harsin, A., & Listiani, E. I. (2015). Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa Tahun 2015
di Desa Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. 1–11.
https://media.neliti.com/media/publications/190883-ID-implementasi-kebijakan-alokasi-
dana-desa.pdf

Kirowati, D., & Setia, L. D. (2018). Pengembangan Desa Mandiri Melalui BUMDES Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa ( Studi Kasus :Desa Temboro
Kecamatan Karas Kabupaten Magetan). Jurnal AKSI (Akuntansi Dan Sistem Informasi),
2(1), 15–24. https://doi.org/10.32486/aksi.v2i1.213

Meutia, I., & Liliana. (2017). Pengelolaan Keuangan Dana Desa. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma, 336–352. https://doi.org/10.18202/jamal.2017.08.7058

Mulyanti, S. (2017). Analisis Pengelolaan Dana Desa di Decamatan Sungai Raya Kabupaten
Kubu Raya. https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JEDA2/article/view/28777

PT. Trias Erisko Konsultan. (2013). RPI2JM Kab. Kubu Raya. 1–33.
https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_15
01414423bab__4_profil.pdf

15
Peraturan Bupati Kubu Raya Nomor 100 Tahun 2020 Tentang Tata Cara Pembagian dan
Penetapan Rincian Dana Desa Tahun Anggaran 2021. (n.d.).
http://jdih.kuburayakab.go.id/produkhukum/peraturan-bupati/1648

Peraturan Bupati Kubu Raya Nomor 108 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Pembagian dan
Penetapan Rincian Dana Desa Tahun Anggaran 2020. (n.d.).
http://jdih.kuburayakab.go.id/produkhukum/peraturan-bupati/1504

Peraturan Bupati Kubu Raya Nomor 75 Tahun 2018 Tentang Tata Cara Pembagian dan
Penetapan Rincian Dana Desa Tahun Anggaran 2019. (n.d.).
http://jdih.kuburayakab.go.id/produkhukum/peraturan-bupati/1248

Rini. (2020). 11 Desa di Kubu Raya terima pencairan Dana Desa tahun anggaran 2020.
Kalbar.Antaranews.Com. https://kalbar.antaranews.com/berita/402838/11-desa-di-kubu-
raya-terima-pencairan-dana-desa-tahun-anggaran-2020

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.


(2009).

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. (2014). 1.

Wahono, J. (2012). Analisis Pengelolaan Belanja Pemerintah Pada Anggaran Pendapatan


Pemerintah Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kubu Raya
dan Belanja Daerah Kabupaten Kubu Raya Tahun 2008 – 2011. 1–19.
https://media.neliti.com/media/publications/9338-ID-analisis-pengelolaan-belanja-
pemerintah-pada-anggaran-pendapatan-dan-belanja-dae.pdf

16
RIWAYAT HIDUP

Nama : Fairuzah Assyifa Izzati

Asal : Pontianak

Alamat : Jl. H.M Suwignyo Perumahan Kurnia 6 No.10

Tempat, Tanggal Lahir : Pontianak, 21 Maret 2001

Jenis Kelamin : Perempuan

Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Cita – cita : Pengusaha

No.Hp/Email : 089669537696 / fairuzahassyifaizzati@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 16 Pontianak Kota

2. MTsN 1 Pontianak Kota

3. SMA Negeri 2 Pontianak Barat

4. Politeknik Negeri Pontianak - sekarang

17
Nama : Febriyan Irpandy

Asal : Pontianak

Alamat : jln YA'M Sabran,GG 86

Tempat, tanggal lahir : Pontianak, 8 Februari 2001

Jenis kelamin : Pria sejati

Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Cita-cita : Pengusaha Sukses

No.hp/email :089694691160/ febriyanronaldo97@gmail.com

Riwayat pendidikan :

1. SD : 04 pontianak timur

2. SMP: 07 sungai raya

3. SMk : 07 Pontianak Timur (Akuntansi)

4. Politeknik Negeri Pontianak - sekarang

18
Nama : Heni Arsi Juniar

Asal : Putussibau

Alamat : Pancasila 4, jalur 4

Tempat, tanggal lahir : Putussibau, 02 Juni 2001

Jenis kelamin : Perempuan

Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Cita-cita : Pengusaha

No.hp/email : 081258449840 / heniarsij@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SD : SDN 02 PUTUSSIBAU

2. SMP : SMPN 02 PUTUSSIBAU

3. SMA : MAN PUTUSSIBAU

4. Politeknik Negeri Pontianak - sekarang

19
Nama : Imam Faiq Faisal Akbar

Asal : Pontianak

Alamat : Jl. Ujung Pandang Gg hasyim No. R13

Tempat, tanggal lahir : Pontianak, 13 April 2001

Jenis kelamin : Laki- laki

Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Cita-cita : Pengusaha

No.hp/email : 089693788351/ imamfsl13@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SD : Min teladan Pontianak

2. SMP : Mts Darunnaim Pontianak

3. SMA : Man 1 Pontianak

4. Politeknik Negri Pontianak - sekarang

20

Anda mungkin juga menyukai