Prolog :
A. Pra Kejadian
Setelah sepuluh hari operasional pabrik dan akses jalan masuk ke kebun PT
Foresta Lestari Dwikarya diblokade, Bupati Belitung akhirnya menerjunkan tim
khusus Uji Petik pada tanggal 30 Juli 2023. Pengecekan dan pengukuran lokasi
yang pertama ini melibatkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian,
Kepala Bidang Perkebunan, BPN, Kapolres, Kejari, Ketua Komisi 1 DPRD Belitung,
Kepala Desa Perpat, dan perwakilan masyarakat Membalong. Di akhir
pelaksanaan Uji Petik hari pertama, masyarakat kooperatif membuka operasional
pabrik dan akses jalan masuk PT Foresta atas permintaan Bupati Belitung.
Dengan hasil Uji Petik pertama, bahwa terdapat kurang lebih 130 hektar lahan
di luar HGU yang terbilang tidak menjelaskan seluruh lahan yang terindikasi
bermasalah dan hanya sebagian yang sudah terjawab. Masyarakat Membalong
mendatangi kantor PT Foresta Lestari Dwikarya untuk mengajak pihak
perusahaan bersama-sama melihat lahan-lahan yang diserobot di luar HGU pada
7 Agustus 2023. Setelah memeriksa, Masyarakat dan PT Foresta bersepakat
bahwa lahan di luar HGU tersebut tidak boleh dilakukan pemanenan untuk
sementara.
B. Saat Kejadian
Pada pagi hari 16 Agustus 2023, beberapa warga menerima laporan bahwa
adanya aktivitas pemanenan oleh perusahaan di lahan di luar HGU, yang
sebenarnya tidak boleh disentuh berdasarkan kesepakatan antara masyarakat
dengan Manajer PT Foresta pada tanggal 7 Agustus 2023. Mulai dari pagi,
Masyarakat menunggu manajer di kantor hingga jam 3 sore untuk menanyakan
mengapa perusahaan melakukan pemanenan, dan dalih dari manajer
mengatakan bahwa hal tersebut ialah perintah dari manajemen pusat. Kemudian
Masyarakat meminta untuk bertemu atau setidaknya dapat berinteraksi langsung
dengan manajemen pusat sebagai bentuk verifikasi, tapi tidak digubris oleh
manajer.
Sejauh ini, kuasa hukum sudah melakukan dua kali upaya penangguhan
kepada 11 warga Membalong: Pertama, dengan jaminan seluruh istri 11 warga
tersebut. Kedua, jaminan 45 orang yang terbagi atas kepala desa, dukun
kampung, tokoh adat dan warga. Upaya penangguhan ini bermaksud agar 11
warga tersebut dapat menjadi tahanan kota atau rumah. Akan tetapi, kedua
upaya hukum tersebut ditolak oleh Polda Babel dan PT Foresta Lestari Dwikarya.