Anda di halaman 1dari 12

Kasus Pencemaran

Limbah PT.
Greenfields
Group B
1. Julya Putri Darmais (041911333081)
2. Ananda Febrian Putra Susilo (041911333118)
3. Eka Nurindi Agustin (041911333219)
Kasus PT. Greenfields

PT. Greenfields di Kabupaten Blitar mengalami permasalahan yang berdampak pada beberapa
stakeholder. Permasalahan bermula ketika tanggul limbah milik PT Greenfields jebol dan
menyebabkan beberapa hewan ternak milik warga terbawa arus dan beberapa kandang hancur
lebur. Selain itu, limbah dari pabrik ini membuat air sumur yang bau dan sungai tercemar dimana
air sungai ini digunakan untuk kepentingan lain seperti untuk air bersih bagi warga yang tidak
memiliki sumur serta untuk membersihkan badan.
Pelanggaran CSR PT.
Greenfields

PT Greenfields sudah ingkar janji terhadap surat pernyataan yang mereka buat.
Padahal sesuai dengan Surat Pernyataan yang dibuat PT Greenfields Indonesia
Nomor 024/ESG-DF/GI/V/2021 tertanggal 27 Mei 2021 PT Greenfields
berkomitmen untuk ikut melestarikan lingkungan. PT Greenfields tidak akan
membuang limbah ke sungai. Surat pernyataan ini bermaterai Rp 10 ribu dan
ditandatangani oleh Direktur PT Greenfields, Heru Setyo Prabowo
Stakeholder yang Dirugikan
1. Eksternal
- Masyarakat : Petani, peternak, dan masyarakat biasa pengguna air
sungai. Sungai yang biasanya mereka jadikan sebagai sumber air bersih
dan mata pencaharian menjadi tercemar dan mengakibatkan kerugian
bagi para petani dan peternak, serta berbagai masalah kesehatan yang
diderita para warga pengguna air sungai. Tidak hanya itu, beberapa
warga juga kehilangan pekerjaan mereka akibat dampak limbah.

- Lingkungan : Sungai tercemar menimbulkan ikan-ikan mati, padi tidak


bisa berbuah, sapi dan kambing mengalami luka dan tidak bisa gemuk.
Tuntutan Masyarakat, Lingkungan, dan Pemerintah
Tercatat ada 258 Kepala Keluarga yang menggugat PT Greenfields. Mereka menuntut ganti rugi
materiil dan immateriil dengan total miliaran rupiah.
Warga yang menggugat adalah dari kelompok petani, peternak ikan, peternak kambing dan sapi,
serta masyarakat biasa pengguna air sungai.

Besarnya gugatan materiil bervariasi. Mulai dari Rp 2.400.000 per 2 tahun untuk 1 ekor ternak
kambing dan 1 ekor sapi Rp 4.800.000 per 2 tahun. Sedangkan kerugian peternak ikan mulai Rp
40 juta per 2 tahun.

Kerugian petani Rp 3 juta per 2 tahun dan warga yang kehilangan pekerjaan akibat dampak
limbah Rp 6 juta per 2 tahun. Kemudian gugatan kerugian immateriil sebesar Rp 100 juta per
KK.
Tuntutan Masyarakat, Lingkungan, dan Pemerintah

DPRD Provinsi Jawa Timur ikut turun tangan, menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini
dengan melaporkannya ke Walhi Jatim dan merekomendasikan penutupan PT Greenfields pada
Gubernur Jawa Timur. Jika tidak ada itikad baik dan penanganan secepatnya, dari pihak PT
Greenfields.

Pihak Pemkab Blitar sudah melayangkan surat peringatan pada PT Greenfields Farm 2. Surat
peringatan pertama pada pada 7 Juni 2021 dan memberikan waktu tujuh hari pada PT Greenfields
untuk tidak membuang limbah ke sungai. Kenyataannya PT Greenfields tetap membuang limbah ke
sungai. Kemudian Pemkab Blitar kembali melayangkan surat teguran pada 29 Juni lalu, namun masih
ditemukan limbah di aliran sungai.
Respon Perusahaan Terhadap Tuntutan Masyarakat

PT Greenfields merespon tuntutan dari perwakilan kelompok (class action) oleh warga di
beberapa desa di Kabupaten Blitar, Jawa Timur terkait dugaan pencemaran limbah kotoran sapi,
yang melayangkan gugatan kepada Pengadilan Negeri Blitar pada 21 Juli 2021

Kontribusi PT Greenfields terhadap CSR :


1. Membuka lapangan kerja bagi warga sekitar
2. Menggerakkan ekonomi masyarakat
3. Memberikan manfaat untuk lahan pertanian dan perkebunan

PT Greenfields mengatakan bahwa perusahaannya sempat mengalami kendala terkait limbah


pada 2018 dan awal 2020 karena kejadian diluar kendali, namun langsung dilakukan penanganan
untuk mencegah hal yang sama terjadi kembali.
Tanggung Jawab Sosial
PT. Greenfields

1. Lingkungan : memperbaiki kembali tanggul, perluasan lahan untuk kapasitas


pengelolaan limbah
2. Sosial : memberikan kompensasi bagi warga terdampak
Government and the Private Sector

Idealnya, mulaidari sektor pemerintah (daerah & pusat) dengan pihak swasta harus bekerja sama satu sama laiin di
kasus ini. Agar mencapai keseimbangan yang adil dan rasional antara peran masing-masing dalam menjaga keadilan
masyarakat.

Kasus ini sangat berdampak besar terhadap masyarakat sekitar dan melanggar undang-undang tentang pencemaran
lingkungan. Sebagai pihak tergugat, PT Greenfields harusnya bertanggungjawab atas kejadian ini. Dan di sektor
pemerintah pun harus mengambil keputusan yang adil. Memang sudah tanggungjawab pemerintah untuk turun
tangan dengan kasus seperti ini.

kami tidak hanya mempertimbangkan kesehatan lingkungan tetapi juga kesehatan masyarakat. Mencemari
lingkungan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat, tetapi begitu juga berbagai macam produk yang akan
berdampak terhadap produk yang dihasilkan dari masyarakat.
The Revolving Door between Government
Regulation and the Private Sector

Sementara perusahaan swasta dapat mengambil inisiatif dalam menanggapi permintaan publik, dan kerja sama antar
pemerintah dapat mencapai banyak hal baik, terkadang solusinya adalah perusahaan atau industri sektor swasta bekerja
secara langsung dengan pemerintah

Namun, kadang-kadang, hubungan antara bisnis dan pemerintah bisa menjadi terlalu dekat, seperti ketika eksekutif dari
sektor swasta meninggalkan pekerjaan mereka untuk bekerja di lembaga pemerintah, menjadi regulator daripada yang diatur,
dan kemudian kembali ke industri dalam semacam "pengaturan berputar".
Kesimpulan
PT Greenfields telah melanggar CSR, terbukti dengan pembuangan limbah ke sungai yang mana
hal ini bertentangan dengan surat pernyataan yang mereka buat dimana PT Greenfields
berkomitmen untuk melestarikan lingkungan dan tidak akan membuang limbah ke sungai.

Lambatnya penanganan kerusakan lingkungan selama 3 tahun membuat warga menuntut


pihaknya ke Pengadilan Negeri namun masih belum juga mendapatkan respon hingga DPRD
Jawa Timur ikut turun tangan melaporkan kasus pencemaran kepada Walhi Jatim dan
merekomendasikan penutupan PT. Greenfields kepada Gubernur Jawa Timur jika masih tidak
ada itikad baik dan penanganan secepatnya. Hingga akhirnya pihak PT Greenfields mau
bertanggungjawab atas kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah kotoran sapi,
dengan memberikan kompensasi kepada warga yang terdampak dan juga memperbaiki tanggul
yang jebol .
Sumber :

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4858046/pencemaran-sungai-dampak-limbah-pabri
k-susu-ini-kata-dinas-lingkungan-hidup/2

https://www.kompas.tv/article/197091/digugat-karena-dugaan-pencemaran-lingkungan-begini-
penjelasan-pt-greenfields-indonesia

https://jatim.inews.id/berita/limbah-diduga-cemari-sungai-pt-greenfields-di-blitar-direkomenda
sikan-tutup

https://lenteratoday.com/ratusan-warga-blitar-terdampak-limbah-gugat-pt-greenfields-dan-gub
ernur-jatim/

Anda mungkin juga menyukai