Anggota Kelompok :
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
2
Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
3
Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Pendahuluan
dan penegakkan hukum. Lingkungan yang rusak tidak menyediakan lagi kondisi
habitat yang sesuai bagi kehidupan makhluk hidup. Penyebab utama kerusakan
lingkungan yang pertama adalah akibat ulah manusia dan yang kedua adalah
akibat alam, dalam hal ini bencana alam. Tetapi penyebab akibat ulah manusia
sangat tinggi dan besar pengaruhnya dibandingkan kejadian oleh alam yang tidak
berpotensi dalam terjadinya perubahan atas lingkungan hidup itu sendiri yang
apabila tidak sesuai prosedur yang telah di tetapkan bisa berdampak terjadinya
masalah lingkungan yang sering kali kita temui disebabkan oleh kegiatan usaha
perubahan bentuk keadaan bentang alam dan lahan, terjadinya kerusakan dan
2
Ada beberapa permasalahan lingkungan hidup yang menyangkut
Cahaya Energi Mandiri ) yang berkantor di Jalan Ir. H. Juanda, yang melakukan
kegiatan pertambangan batu bara dimana ada beberapa warga yang dirugikan
akibat kegiatan pertambangan tersebut, yaitu limbah batu bara yang berdampak
kolam ikan warga yang ada disekitar lokasi pertambangan tersebut pada mati.
dan akan mengganti rugi kolam warga yang tercemar serta mengganti rugi
Pembahasan
penyebab dampak yaitu dari kegiatan tambang PT. Cahaya Energi Mandiri
yang kian dibuka SP I-25 menuju ke parit. Dampak yang dirasakan akibat
disekitar sungai alam lubuk sawah terutama kelompok Tani Makmur tidak
3
bisa panen tanaman mereka mati dan membusuk akibat banjir lumpur
dari kegiatan PT. Cahaya Energi Mandiri. Begitu pun halnya dengan kolam
Lubuk Sawah, namun telah di tindak lanjuti dan diverifikasi bahwa benar
dilakukan oleh PT. Cahaya Energi Mandiri yang berkantor di Jalan Ir. H.
mengganti rugi kepada Bapak Muhadi yang dimana sebagai pihak yang
4
2. Tanggung jawab perdata PT. Cahaya Energi Mandiri kepada warga
akibat dari aktivitas penambangan di Kelurahan Mugirejo,
Kecamatan Sungai Pinang.
bantuan pada pihak lain yang netral guna membantu para pihak yang
Badan Lingkungan Hidup sebagai mediator antara PT. Cahaya Energi Mandiri
kesepakatan ganti rugi pada hari Rabu, tanggal 15 Januari tahun 2014 yang
dimana bapak Hosbudi yang bertindak sebagai wakil kepala teknik tambang
PT. Cahaya Energi Mandiri telah melakukan pembayaran ganti rugi kepada
Tani Makmur. Pembayaran ganti rugi sebesar RP. 132.000.000 (Seratus Tiga
Puluh Dua Juta Rupiah). Yang kemudian dibagi 20 warga yang terkena
dampak sebagaimana telah ditetapkan dari hasil verifikasi ganti rugi tanam
muhadi, PT. Cahaya Energi Mandiri wajib mengganti rugi pula kolam yang
5
tercemar akibat dari aktivitas penambangan tersebut. Namun dalam hal ini
Penutup
A. Kesimpulan
pada kolam warga yang tercemar, tanaman warga yang rusak dan tidak
bisa di tanami bibit sayuran lagi. Yang dimana mayoritas pekerjaan warga
2. Tanggung jawab yang ditempuh PT. Cahaya Energi Mandiri yaitu melalui
jalur Non Litigasi atau diluar pengadilan melalui proses mediasi. Dimana
kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda yaitu bapak Ir. Endang
dari para pihak warga yang tercemar. Tanggung jawab perdata yang
dilakukan yaitu berupa uang tunai dimana pergantian ganti rugi tersebut
kerugiannya masing-masing.
6
B. Saran
sebagai berikut :
non materil.
Daftar Pustaka
A . Buku
7
Wardhana, Arya, Wisnu, 2001, Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi,
Jakarta.
B. Peraturan Perundang-undangan
C. Sumber Lainnya
8
TUNTUTAN WARGA PADA PT.CAHAYA ENERGI MANDIRI
Yang kedua, imbuh Rupang, yaitu soal reklamasi. Reklamasi ini berkaitan dengan adanya
sedimen-sediman material penutup lubang tambang yang letaknya berdampingan dengan
pemukiman. Warga ingin material penutup lubang tambang itu dipindahkan karena
dikhawatirkan akan menimbulkan bahaya.
Tuntutan ketiga perihal adanya laporan warga tentang kemungkinan adanya aktivitas
ilegal mining (pertambangan batubara ilegal). Jatam Kaltim menginginkan pihak kepolisian
segera menginvestivigasi ke lapangan terkait dengan adanya oknum-oknum yang telah
mengklaim memperoleh izin usaha pertambangan, baik di tingkat RT atau tingkat
Kelurahan.
Pihak PT CEM mengklaim tidak akan bisa menutup lubang L27 hanya dalam tenggat waktu
satu minggu. Menanggapi hal itu, Rupang menganggap hal itu merupakan alasan
perusahaan.
"Itu sebenarnya itu hanya alibi perusahaan untuk melakukan pemindahan batubara.
Sebenarnya itu tidak dibenarkan, karena kehendak KLH adalah proses penutupan bukan
proses penambangan lagi. Artinya, ini tindakan ilegal dari kehendak rekomendasi KLH.
Artinya sudah 2 hal yang dilanggar, pertama dekat dengan pemukiman aktivitasnya. Yang
kedua aktivitas produksi lagi yang sebenarnya tidak direkomendasikan KLH," pungkasnya