Anda di halaman 1dari 4

EDUKASI DINI BAGI MASYARAKAT TERDAMPAK PENCEMARAN LIMBAH

PABRIK
Studi Kasus Pencemaran Lingkungan Akibat Gamblong (Limbah Ampas Ketela Pohon)
Dari Pabrik Tepung Tapioka Desa Candi Mulyo
Nurotul Wafiroh
180210201038
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Universitas Jember
E-mail : nur.wafiroh22@gmail.com

PENDAHULUAN
Dalam sebuah kegiatan industri tentu saja menghasilkan limbah. Menurut KBBI,
limbah merupakan sisa proses produksi sebuah barang, yang tidak memiliki nilai yang sama
dengan bahan utama. Limbah akan berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Banyak kasus terjadi karena permasalahan limbah. Namun limbah tidak selalu buruk,
terkadang limbah juga membawa keberkahan bagi masyarakat. Melalu metode dan edukasi
dini kepada masyarakat untuk cerdas dalam menangani dan mengolah limbah.
Termasuk juga di daerah pabrik yang lainnya, limbah menjadi permasalahan utama di
daerah lingkungan skitar pabrik, menjadikan banyak warga menuntut hak dan keadilan dari
pihak pabrik. Hal ini terjadi di Jl. Raya Dolopo, desa candi Mulyo, Kec.Dolopo, Kab.
Madiun. Dibawah PT. Budi Acid Jaya berdiri sejak tahun 2012 silam pabrik tepung tapioka
ini memberikan berbagai permasalahan bagi masyarakat. Padahal setiap pabrik yang akan
beridir di tengah-tengah masyarakat harus memperhatikan syarat pendirian pabrik yang telah
diatur oleh UU No. 5 tahun 1984 pasal 21, yang intinya perusahaan industri mempunyai
kewajiban dalam upaya pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap
lingkungan hidup. Namun baru berjalan dua tahun pabrik ini mulai mendapat kritikan dari
masyarakat sekitar yang berhubungan dengan pembuangan gamblong dan pencemaran
lingkungan sekitar, serta kurang lestarinya tumbuhan yanga da di area pabrik itu. Sehingga
untuk mengatasi hal demikian, edukasi dini harus ditanamkan kepada masyarakat agar
mampu mengatasi dan mengolah jika didapati gamblong disekitar perumahannya.

PEMBAHASAN
Paparan Kasus
Limbah ampas ketela pohon yang biasa disebut gamblong begitu menyiksa warga
sekitar. Banyak sawah warga kering karena terpapar limbah, dan sungai-sungai keruh dan
banyak ikan yang mati akibat limbah cair dari pabrik tepung tapioka ini dibuang di sungai.

1
Bau busuk yang menyengatpun juga sangat mengganggu pernapasan, pasalnya limbah ini
dibuang disekitar pabrik yang dekat dengan perumahan warga. Sumber air warga juga
tercemar menyebabkan warga terjangkit gatal-gatal akibat limbah cair yang merembes ke
sumber air warga. Selain itu area pabrik yang dipimpin oleh PT. Budi Acid Jaya ini juga
kurang menjaga kelestarian tanamah yang ada di area pabrik. Pabrik di Desa Candi Mulyo ini
dibiarkan bersih dari pepohonan, sehingga menambah nuansa panas dan gersang.
Warga sekitar tidak nyaman dengan permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dari
pabrik ini. Sempat ditahun 2014, dua tahun setelah pabrik ini berdiri terjadi demo yang
dilakukan warga terhadap pabrik tepung tapioka ini. Karena masyarakat tidak memiliki
keahlian dan belum mengenal edukasi mengenai pengolahan limbah ampas ketela pohon ini,
sehigga mereka hanya bisa pasrah dan mengalami kerugian yang berdampak pada kesehatan
dan perekonomian mereka.

Penawaran Solusi
Sebagai warga yang bijak serta sebagai agen pembawa perubahan patutnya seorang
mahasiswa berfikir memutar otak untuk membantu masyarakat menyelesaikan permasalahan
yang ada. Dengan ini ada beberapa penawaran solusi yang dirasa cukup efektif untuk
menyelesaikan permasalahan yag dialami warga sekitar pabrik tepung tapioka di Desa Candi
Mulyo ini. Diantaranya ialah :
1. Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya limbah secara berkala
Sebagai agen perubahan, mahasiswa harus bisa menyalurkan ilmu yang telah mereka
dapatkan. Dengan cara mengumpulkan masyaraat melalui undangan yang ditembuskan oleh
kepala desa sekitar agar warga mau untuk datang untuk mengikuti sosialisasi mengenai
limbah dan bahayanya secara berkala seminggu sekali di bali desa setempat. Dengan
mengahadirkan pemmateri yang ahli dalam bidangnya, dan mahasiswa menfasilitasi serta
menjembatani untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi ini.
2. Memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang
dapat dimanfaatkan
Sebagai mahasiswa tentunya lebih memiliki ketrampilan dan wawasan yang luas
mengenai limbah. Serta didukung teknologi yang canggih, dan pastinya mahasiswa tidak
gaptek dan lebih paham mengenai teknologi dibandingkan masyarakat ini. Sehingga
mahasiswa dapat mengawali dan menjadi fasilitator dan tutor untuk kegiatan pelatihan
ketrampilan mengolah limbah ampas ketelah pohon. Banyak yang dapat dilakukan untuk
mengolah gamblong ini.

2
3. Mengajak dan menggerakkan masyarakat untuk ikut melakukan penanaman pohon di area
pabrik, dan melakukan kerjasama dengan karyawan pabrik
Hal ini akan sangat membantu dan dampaknya akan dirasakan secara berkelanjutan
meski tidak langsung drasakan namun akan berjangka panjang. Jika area pabrik banyak
pepohonan maka resiko pencemaran udara akan lebih diminimalisir. Dan memeberikan kesan
rindang dan nyaman untuk pekerja.
4. Melakukan MoU (memorandum of understanding) untuk mendapatkan limbah pabrik
dengan harga yang murah kepada msyarakat
Yang sebenarnya gamblong jika masyarakat mengetahui dapat dimanfaatkan sebagai
pembantu pertanian dan peternakan di sekitar pabrik ini. Pada umumnya gamblong
dimanfaatkan sebagai makan ternak, baik sapi maupun kambing, ayam dan bebek pun dapat
merasakan dampak posistif keberadaan gamblong ini. Gamblong menjadi pakan yang
memiliki kualitas tinggi untuk tambahan makan ternak, dan bisa didaptkan dengan harga
yang terjangkau, jika warga mampu membangun MoU (memorandum of understanding)
dengan pihak pabrik untuk melakukan penyaluran gamblong secara berkala kepada warga
sekitar. jumlah peternak di desa Candi Mulyo inipun juga sangat banyak, rata-rata masyarakat
memiliki ternak setiap KK.

PENUTUP
Simpulan
Menurut KBBI, limbah merupakan sisa proses produksi sebuah barang, yang tidak
memiliki nilai yang sama dengan bahan utama. Limbah ampas ketela pohon dari pabrik ini
jika tidak dimanfaatkan dan tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai
permaslaahan, diantaranya menyebaabkan sawah kering, sungai keruh sehingga ikan mati,
bau menyengat akibat tidak diolah dengan penanganan khusus, dan mencemari sumber air
warga sehingga gatal-gatal. Lalu kami menawarkan solusi untuk mengatasi permasalahan
warga ini diantaranya dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat, membantu
masyarakat mengolah dan menangani limbah, mengajak masyarakat melestarikan
lingkungan, dan melakukan MoU (memorandum of understanding) kepada pihak pabrik
untuk mempermudah masyarakat mendapatkan gamblong.

3
DAFTAR PUSTAKA

http://yogya.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=52
3:macam-bahan-pakan-sapi-dan-kandungan-gizinya&catid=14:alsin [diakses pada
tanggal 15 Juni 2019]

http://lensa-berita.blogspot.com/2014/09/dialog-manajemen-pabrik-tepung-dan.html[diakses
pada tanggal 15 Juni 2019]

UU No.5 Tahun 1984 Pasal 21

Anda mungkin juga menyukai