Anda di halaman 1dari 7

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN FISH BONE

ABDUL MAULANA ISHAK (1820189)


AZZAHRA BADZLINA
DIAH ISNAINI NASUTION
GHIFARI EKA NUGROHO
MANGIRING SIAGIAN
M. ‘IZZA SHOFY
TEGAR WICAKSANA ADIANSYACH

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA


PENJAMINAN MUTU INDUSTRI PANGAN

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
POLITEKNIK AKA BOGOR
BOGOR
2021
PRAKATA

Puji syukur kami panjatka kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga makalah yang berjudul “Fish Bone LimbahKemasanGalon Le MineraleSekaliPakai”
mata kuliah Kewirausahaan ini telah selesai. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca maupun orang lain yang ingin menggunakan strategi yang telah kami susun.

Penyusun

Kelompok 1
STUDI KASUS

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI)


menyampaikan bahwa galon plastik sekali pakai seperti milik Le Minerale merupakan jenis
plastik PET (Polyethylene Terephthalate) dengan kode plastik daur ulang nomor, artinya
sampah plastik tersebut tergolong mudah didaur ulang dan dapat digunakan
kembali. Pernyataan itu dipicu cuitan akun netizen dan beberapa akun, yang seolah – olah
mewakili atau mengatasnamakan LSM lingkungan dan imbauan dari influencer. Menurut
APSI, cuitan dan berita - berita tersebut tidak berdasar.
Ketua Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia, serta Anggota Dewan Pengarah dan
Pertimbangan Persampahan Nasional Saut Marpaung mengatakan pengiringan opini dan
pembelokan fakta tersebut dapat merugikan seluruh pihak yang mendukung sirkular ekonomi
yang digaungkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Anggota APSI sebagai pengusaha
yang turut menjaga lingkungan dengan cara mendaur ulang sampah plastik juga merasa
dirugikan akibat berita yang faktanya dibelokan.
Pihak APSI menduga ada upaya pihak tertentu ingin mendiskreditkan salah satu merk
produk AMDK Le Minerale dengan mengatas namakan atau melalui LSM lingkungan dan
Influencer. “Menyikapi cuitan dan pemberitaan yang telah mencampur adukan antara fakta
yang benar dan yang dibelokan. Sebaiknya sebagai LSM atau perorangan yang mengakui
penggiat lingkungan hidup seperti Green Peace dan Aliansi Zero Waste sebagai garda
terdepan masyarakat, dapat memberikan informasi yang kredibel bukan menggiring opini
yang menyesatkan masyarakat. Bahkan saat ini ada penggalangan Petisi, yang sangat
disayangkan pembuatnya mungkin tidak memahami konsep sirkular ekonomi yang
digaungkan oleh pemerintah," tutur Saut, Selasa (1/12)
Saut Marpaung dengan tegas mengatakan galon plastik sekali pakai dan botol air
kemasan PET sangat membantu ekonomi rakyat kecil terutama mendukung pendapatan
pemulung dan pengepul sampah. Masih menurut Saut, memandang persoalan sampah, itu
harus secara holistik. Dalam stakeholder persampahan, terdiri dari beberapa pihak yaitu
pemerintah pusat, penghasil sampah yaitu masyarakat keseluruhan kemudian ada lagi
stakeholder seperti pengusaha sampah. “Kita ini bagian dari stakeholder yang bekerja untuk
memilah dan memproses sampah supaya tidak mencemari lingkungan,” papar Saut.
Dengan tingkat pengangguran dan kemiskinan yang tinggi, Saut melihat pekerjaan
yang paling mudah dilakukan adalah memungut sampah bernilai. Di TPA Bantar Gebang
contohnya, terdapat 6000 pemulung yang mencari sampah untuk menghidupi anak dan istri.
Lebih jauh Saut Marpaung mengatakan bahwa dengan adanya Peraturan Menteri KLHK No.
75 tahun 2019 tentang peta jalan pengurangan sampah oleh produsen, dimana melalui
peraturan itu KLHK meminta peran aktif produsen untuk mengurangi sampah dari produk
yang mereka hasilkan. Sehingga target pengurangan 30 persen sampah dalam 10 tahun dapat
tercapai. "Le Minerale sebagai produsen, telah bekerja sama dengan APSI sebagai wujud
implementasi peraturan menteri KLHK no 75 tahun 2019. Dimulai dari Kabupaten
Klungkung, Bali untuk pengurangan sampah. Dengan cara, edukasi memilah jenis sampah di
rumah tangga, sampai proses di pusat daur ulang, yang kemudian sampah tersebut diserap
oleh APSI untuk di daur ulang," ungkap Saut.

Fish Bone LimbahKemasanGalon Le MineraleSekaliPakai

Perusahaan Pemerintah

Kebijakan Dinas lingkungan hidup


perusahaan dan kehutanan

Dinas kesehatan
Penyampaian Informasi
Tidak ada tanggung kepada masyarakat
jawab perusahaan
Limbah Kemasan Galon Le Minerale Sekali Pakai
Kekhawatiran Peningkatan
masyarakat pada limbah plastik
lingkungan

Penolakan produk
di pasaran Pencemaran lingkungan

Konsumen Lingkungan

1. Perusahaan

 Kebijakan perusahaan
Perusahaan memutuskan untuk mengeluarkan galon Le minarale mineral sekali pakai
untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang ingin mendapatkan kemasan yang lebih
higienis, kedap udara, lebih aman dari pemalsuan dan bebas dari Bisphenol A (BPA)
namun perusahan tidak mempertimbangkan dampak dari produk tersebut terhadap
lingkungan.

 Tidak adanya tanggung jawab perusahaan


Perusahaan sebaiknya memikirkan secara baik mengenai mekanisme penarikan limbah
produk tersebut, dengan membentuk sebuah tim dalam internal perusahaan dan
melakukan kerja sama dengan berbagai asosiasi atau komunitas lingkungan untuk
bersama sama menangani penumpukan limbah galon dan mendaur ulang limbah
tersebut agar dapat digunakan kembali secara aman.

2. Lingkungan

 Pencemaran Lingkungan

Masalah sampah plastik terus menjadi ancaman lingkungan bagi planet ini. Termasuk
penggunaan galon sekali pakai yang akan turut andil dalam pencemaran lingkungan. Dalam
konferensi pers daring yang digelar Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP)
bertajuk Gerakan Tolak Sekali Pakai 2020 diselenggarakan sebagai upaya untuk menggalang
petisi tolak galon sekali pakai untuk menghentikan produksi galon tersebut.
Penggunaan galon sekali pakai kian digencarkan oleh salah satu produk air minum
kemasan.Hal ini mengundang reaksi publik, sebab kehadiran galon sekali pakai akan semakin
berdampak buruk bagi lingkungan dari seluruh sampah plastik, hanya 9 persen yang bisa
didaur ulang. Sedangkan sisanya, hanya akan menjadi sampah yang mencemari lingkungan
dan air. Semestinya pengurangan sampah plastik atau reduce lebih didahulukan, sebelum
dilakukan daur ulang (recycle).tidak hanya data produksi kemasan plastik, perusahaan
seharusnya juga membuka data daur ulang sebesar-besarnya supaya tampak perbandingan
antara plastik yang didaur ulang dengan yang diproduksi.

 Peningkatan Limbah Plastik

Kemasan galon sekali pakai dinilai berpotensi mendatangkan masalah baru dengan
semakin banyak dan bertumpuknya limbah plastik. Keberadaan kemasan galon sekali pakai
disebut akan memperberat beban lingkungan. Masyarakat masih banyak yang belum memiliki
kesadaran untuk mau mengolah sampah dengan baik dan benar. begitu membeli galon sekali
pakai, mereka akan membuang saja sembarangan sampahnya ke lingkungan.pembiasaaan
penggunaan wadah (tumbler) air pribadi dapat berperan besar mengurangi penggunaan
kemasan plastik sekali pakai pada AMDK ukuran kecil.Sebelum ada galon sekali pakai saja,
sudah banyak sampah plastik (data dari TPA Bantargebang) yang perlu kita tangani, apalagi
sekarang ditambah sampah dari galon sekali pakai. Jumlah Sampah Plastik Melonjak selama
Pandemi Covid-19.
Sampah plastik sebanyak 1,3 miliar ton diperkirakan bakal mencemari daratan dan
lautan dunia pada 2040 mendatang, kecuali jika khalayak menggelar aksi global 100%
timbulan sampah plastik di Indonesia, 69% dilakukan landfill, 24% ke laut, dan 7% didaur
ulang. Karenanya, dia berharap upaya industri dalam pengelolaan sampah, bahan baku harus
lebih ramah lingkungan dengan desain dan material produk.
Plastik telah membuat banyak pekerja di garis depan aman. Namun, limbah alat
pelindung diri pada 10 tahun ke depan bisa mengerikan.

3. Konsumen

 Penolakan produk di pasaran


Konsumen yang tak lain adalah masyarakat Indonesia sendiri lebih memilih produk air
kemasan galon yang simple dan bisa di gunakan kembali. Tidak sedikit dari masyarakat yang
menolak adanya produk air kemasan galon sekali pakai itu karena menurut mereka produk
tersebut akan menyebabkan penumpukan limbah plastik(anorganik) yang tidak bisa di olah
kembali serta akan memperberat pekerjaan mereka dalam menangani limbah plastik yang
dihasilkan.

 Kekhawatiran masyarakat terhadap lingkungan


Dengan adanya produk air kemasan galon sekali pakai itu membuat masyarakat
khawatir terhadap dampak yang dihasilkan terutama dampak pada lingkungan seperti
tercemar nya tanah, air, serta udara yang dapat menggaggu keberlangsungan hidup mereka.

4. Pemerintah

 Dinas kesehatan
Dinas kesehatan tidak melarang adanya galon sekali pakai karena menurut mereka
Galon air sekalipakaidiklaimlebihaman dan bebasdaribahanberbahayakarenaberbahan
Polyethylene terephthalate (PET).
 Dinas lingkungan hidup dan kehutanan
Dengan keluarnyakebijakan phase out beberapajenisproduk dan
kemasanproduksekalipakaisebagaimanadiaturdalamPermen LHK No P 75/2019 tentang Peta
Jalan PenguranganSampah oleh Produsen, yang dibuat oleh Kementerian LingkunganHidup
dan Kehutanan (KLHK), yang dinilai menguntungkan produsen air kemasan yang
memproduksi galon sekali pakai karena perusahaan tidak perlu repot dengan biaya untuk
penarikan galon-galon kosong untuk di isi ulang kembali, yang membuat perusahaan air
kemasan makin gencar untuk memproduksi galon sekali pakai yang membuat banyaknya
penumpukan limbah dari galon sekali pakai tersebut di lingkungan maupun di masayarakat.

 Penyampaian informasi kepada masyarakat

Kurangnya penyampaian informasi mengenai kebijakan pembuangan sampah secara


sembarangan merupakan sebab mengapa masyarakat kurang peduli dengan sampah yang
mereka buang. Padahal ini adalah salah satu bentuk edukasi pemerintah kepada masyarakat
tenang kesadaran membuang sampah pada tempatnya dan mendaur ulang sampah menjadi
produk yang berguna. Padahal pemerintah saat ini cukup kerepotan dengan meningkatnya
jumlah sampah plastik namun tindakan dari pemerintah sendiri masih kurang untuk
meminimalisir meningkatnya sampah plastik .

Anda mungkin juga menyukai