Krisis yang dibuat sistem ekonomi politik kapitalisme memnbuat negara-negara Imperialisme
semakin gencar dalam memeperdalam kerusakannya. krisis pangan,invasi perang dan krisis
iklim menjadi dampak yang signifikan bagi kehidupan umat manusia. Pada dua tahun terakhir
terlihat ada 135 juta orang di 53 negara menghadapi kelaparan akut sebelum pandemi, dan
menjadi 345 juta orang di 73 negara di tahun 2023. kondisi ini diperparah dengan adanya
rentetan ekspor kapital di negara-negara berkembang dengan dalih mengobati krisis
imperialisme itu sendiri. Untuk itu konsolidasi yang masif para kaum pemodal untuk
memastikan kelancaran ekspor kapital itu sendiri cukup sederhana yaitu dengan memberangus
hak-hak demokrasi rakyat dengan cara di kriminalisasi dan di represifitas dan hari ini wajah
demokrasi dunia banyak penurunan termasuk di Indonesia menurut laporan Economicst
Inteligence Unit (EIU) yang menyatakan bahwa Demokrasi di Indonesia bergerak stagnan
Indonesia menempati angka 6.71 poin belum masih begerak dan masuk dalam kategori cacat.
Tak cukup hanya itu dengan kondisi krisis yang dialami masyarakat hari ini seperti kenaikan
harga sembako yang sangat signifikan dan kondisi yang menjauhkan masyarakat dari
kesejahteraan suatu hal yang wajar untuk bagaimana masyarakat bergerak melawan
ketertindasan atas krisis multidimensi itu sendiri, akan tetapi perlawanan masyarakat yang
sekedar hanya ingin merasakan hak hidup layak yang memang semestinya dimiliki oleh semua
masyarakat indonesia malah menjadi kenestapaan bagi gerakan gerakan rakyat yang malah di
represif dan dikriminalisasi oleh aparatur negara lewat para aparat kepolisian bahkan TNI
sekalipun, hal ini menandakan bahwa aparatur negara jelas sangat tidak berpihak kepada
masyarakatnya sendiri. Pemerintah yang seharusnya menuntaskan kriminalitas dan
pelanggaran HAM berat baik hari ini dan di masa lalu pemerintah kepemimpinan jokowi malah
memberikan gelar tanda kehormatan untuk sipelanggar HAM itu sendiri. hal ini jelas
menandakan bahwa pemerintah tidak lagi berpihak kepada rakyat melainkan berpihak kepada
kepentingan politik dan para investor.
Berangkat dari kondisi dan situasi objektif yang dialami oleh mayoritas masyarakat indonesia
hari ini. Masyarakat tidak bisa lagi menggantungkan nasib kepada individu dan kelompok elite
politik yang menghamba kepada investasi asing dan berwatak neolib melalui dagelan-dagelan
pemilu melainkan seharusnya rakyat memperjuangkan haknya lewat kekuatan gerakan politik
yang lahir dari kesadaran akan keadaan hari ini.
1. Mendesak Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo segera menghentikan segala
bentuk penyelewengan tersebut dan sadar harus bersikap netral, kembalikan lagi
demokrasi negara Indonesia ke dalam kontitusi.
2. Cabut UU CIPTAKERJA dan PP turunannya
3. pendidikan gratis dan kepastian kerja layak
4. Usut tuntas pelanggaran HAM.
5. Turunkan Harga sembako
6. Stop Perpanjangan HGB PT. Pondok Kalimaya Putih di Pulau Sangiang.
7. Tolak Proyek Strategis Nasional.
8. Wujudkan Reforma agraria sejati.
9. Hentikan intimidasi dan kriminalisasi terhadap gerakan rakyat
10. Cabut UU Anti-rakyat ( ITE, KUHP), dan revisi UU Minerba.
11. Sahkan UU masyarakat adat
12. Turunkan Harga Sembako
13. Mengutuk keras segala bentuk penyelewengan kekuasaan dengan memanfaatkan
fasilitas negara untuk memihak dan memenangkan salah satu pasangan calon peserta
Pemilu.
14. Mengutuk dan hentikan segala bentuk tindakan yang menindas kebebasan berekspresi.
15. Turunkan biaya kesehatan
16. Maksimalkan potensi maritim untuk mewujudkan kesejahteraan pesisir.
17. Wujudkan pemerataan infrastruktur dan suprastuktur pendidikan yang berkeadilan.
18. Wujudkan pemerataan pembangunan yang mengedepankan HAM dan Ekosistem
lingkungan.
19. Tindak tegas KKN (Korupsi, kolusi, dan nepotisme).