Anda di halaman 1dari 13

JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 153

p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Jurnal Pendidikan Fisika


Universitas Muhammadiyah Makassar

Peningkatan Aktivitas dan Ketuntasan Belajar Fisika Peserta Didik


Kelas XI Keperawatan Medis melalui Model Pembelajaran
Langsung Berbantukan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) Fisika Kesehatan
Dewi Hikmah Marisda
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Jln. Sultan Alauddin No. 259 Makassar, Makassar 90221
E-mail: dewihikmah@unismuh.ac.id

Abstrak – Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengetahui
apakah model pembelajaran yang digunakan dapat meningkatkan aktivitas dan jumlah peserta didik
yang mencapai criteria ketuntasan belajar fisika melalui penerapan model pembelajaran langsung
berbantukan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Fisika Kesehatan. Penelitian Tindakan Kelas ini
merupakan penelitian lanjutan yang menggunakan pengembangan perangkat pembelajaran fisika
kesehatan yang berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang sedikit dimodifikasi.Penelitian
Tindakan Kelas ini dilakukan pada semester ganjil, tahun pelajaran 2015-2016. Adapun subjek
penelitian ini adalah peserta didik kelas IX.Keperawatan Medis SMK Kesehatan Terpadu Mega Rezky
Makassar, kota Makassar, Sulawesi Selatan dengan jumlah 14 (empat belas) orang. Teknik pengumpulan
data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik tes hasil belajar untuk data hasil belajar dan
teknik observasi untuk data aktivitas dan situasi proses pembelajaran. Data yang terkumpul selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil analisis data memperlihatkan
bahwa: (1) pada siklus I, diperoleh skor rata-rata hasil belajar peserta didik mencapai 76,00 dari skor
ideal 100. Persentasi peserta didik yang mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah
sebesar 71,43 persen. (2) Pada siklus II(kedua) skor rata-rata hasil belajar peserta didik mencapai nilai
79 dari nilai ideal 100. Persentasi peserta didik yang mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) sebesar 85,71 persen. (3) keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran juga mengalami
peningkatan dari siklus I(pertama) ke siklus II(kedua).

Kata kunci: Pembelajaran Langsung, ketuntasan belajar, aktivitas, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Abstract – This research includes Classroom Action Research (CAR) which aims to find out whether the
learning model used can increase the activity and the number of learners who achieve the physics
learning completeness criteria through the application of direct learning assisted by medical physics
student’s worksheet Health Physics Worksheet. Class Action Research (CAR) is an advanced research
that used the development of health physics learning devices in the form of Student Work Sheets with
modified. Class Action Research (CAR) is done in the odd semester, the academic 2015-2016 year. The
subjects of research are 11th grade student of Keperawatan Medis SMK Kesehatan Terpadu Mega Rezky
Makassar south Sulawesi with the amount of fourteen students. Data collection techniques conducted in
this study were a test result learning techniques for learning outcomes and observation techniques for
activity data and learning process situation. The collected data is analyzed by using qualitative and
quantitative analysis. The results of data analysis show that in first cycle ,obtained the average score of
learning outcomes of learners reached 76.00 from the ideal score of 100. The percentage of learners who
achieve the Minimum Criterion Standard was 71.43 percent. In second cycle, the average score of
learners' learning achieves the value of 79 from ideal value 100. The percentage of learners who
achieved the Minimum Criterion Standard was 85.71 percent. the learner activity during the learning
process also increased from first cycle to second cycle.

Keywords: Direct Learning, learning completeness, activity, Student’s Worksheet


JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 154
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

I. PENDAHULUAN belajar klasikal dengan nilai kriteria


ketuntasan minimum (KKM) 75. Misalnya
Fisika merupakan salah satu disiplin
pada nilai rapor semester genap tahun ajaran
ilmu yang diajarkan pada Sekolah Menengah
2014/2015 untuk kelas XI. Keperawatan
Kejuruan Kesehatan. Di mana kurikulumnya
Medis kurang dari 50 % peserta didik yang
jelas berbeda dengan kurikulum fisika pada
dapat memenuhi ketuntasan belajar klasikal
Sekolah Menengah Atas. Karakteristik materi
dengan nilai criteria ketuntasan minimum
fisika pada Sekolah Menengah Kejuruan jelas
(KKM) 75. Hal ini menyebabkan separuh
berbeda dengan materi fisika pada Sekolah
dari peserta didik dalam kelas tersebut harus
Menengah Atas. Tetapi pada kenyataannya,
mengikuti remedial. Maka, peserta didik
di sekolah kesehatan itu sendiri masih banyak
yang remedial juga terlambat mengikuti
guru yang mengajarkan materi fisika sama
magang di rumah sakit yang menjadi mitra
dengan materi fisika untuk SMA umum. Ada
sekolah.
berbagai alasan yang dikemukakan pendidik
Rendahnya aktivitas dan hasil belajar
atau guru pengampuh mata pelajaran fisika,
peserta didik ini, juga dapat memberikan
yakni kurangnya bahan ajar yang sesuai
gambaran bahwa tingkat penguasaan konsep
dengan kurikulum fisika SMK Kesehatan,
fisika kesehatan peserta didik juga pastilah
materi yang masih menyebar pada buku
rendah. Padahal mengingat fisika merupakan
fisika SMA umum dan buku-buku kesehatan,
salah satu mata pelajaran sains yang muatan
kurangnya waktu mengumpulkan bahan ajar,
materinya memiliki sumbangsih sangat besar
kepadatan materi dan kurangnya waktu
pada materi jurusan keperawatan ini. Salah
dalam menyampaikan pembelajaran di
satunya ketika berbicara tentang posisi
sekolah. Kesulitan yang dirasakan oleh
pasien, bagaiman apenempatan posisi pasien
pendidik selama proses pembelajaran ini juga
jika calon perawat ini mendorong pasien pada
memberikan dampak kepada peserta didik,
bidang miring, apakah itu menanjak atau
yaitu rendahnya motivasi dan minat belajar
menurun. Jika pasien didorong pada posisi
yang mengakibatkan rendahnya aktivitas
menanjak, seorang calon perawat harus
peserta didik selama pembelajaran serta
mengetahui apakah bagian kepala yang
rendahnya hasil belajar fisika peserta didik.
berada di atas ataukah bagian kaki? Dan
Hal ini ditandai dengan kurangnya peserta
bagaimana pula sebaliknya. Pemahaman
didik yang mengalami ketuntasan belajar
konsep ini erat kajiannya dengan konsep
klasikal. Baik itu pada nilai ujian harian,
mekanika dan gaya berat yang dipelajari pada
tengah semester (MID) dan ujian akhir.
fisika kesehatan. Masih banyak pula aplikasi-
Setiap semesternya kurang dari 50 % peserta
aplikasi kesehatan, khususnya keperawatan
didik yang dapat memenuhi ketuntasan
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 155
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

yang harus calon perawat pahami dengan Kesehatan Terpadu Mega Rezky Makassar
pendekatan sains, khususnya fisika. dengan penggunaan LKPD Fisika Kesehatan
Berdasarkan permasalahan di atas, melalui Model Pembelajaran Langsung.
peneliti menyadari perlu adanya perbaikan
II. LANDASAN TEORI
dan perubahan dalam proses pembelajaran,
A. Karakteristik Pembelajaran Fisika
yakni pemilihan penggunaan model
1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
pembelajaran yang tepat. Dalam rangka
Berbicara defenisi/batasan atau
mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas,
pengertian belajar para ahli berbeda-beda
peneliti memilih menggunakan perangkat
pandangan dalam memberikan pengertian
pembelajaran yang berupa Lembar Kerja
tentang belajar, di antaranya: Burton
Peserta Didik (LKPD) Fisika Kesehatan
mendefenisikan bahwa belajar merupakan
melalui model pembelajaran langsung.
suatu perubahan tingkah lakupada diri
Penggunaan model pembelajaran langsung
individu berkat adanya interaksi antara
dipilih peneliti karena model pembelajaran
individu dengan individu dan individu
langsung sampai saat ini masih efektif dan
dengan lingkungannya sehingga mereka
efisien dalam pembelajaran, serta
dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
penggunaan LKPD yang tepat diharapkan
Kata kunci pendapat Burton adalah
dapat membantu proses pembelajaran di
“interaksi”. Interaksi ini memiliki makna
dalam kelas, yang mana terkendala dengan
sebagai sebuah proses. Seseorang yang
bahan ajar. Tersebut Penggunaan LKPD ini
sedang melakukan kegiatan secara sadar
akan memberikan ruang bagi peserta didik
untuk mencapai tujuan perubahan tertentu,
untuk bekerja sama dalam kelompok kecil
maka orang tersebut dikatakan sedang
menyelesaikan beberapa soal atau kasus
belajar. Kegiatan atau aktivitas tersebut
dalam LKPD Fisika Kesehatan ini. Proses
disebut aktivitas belajar.
kerja sama dalam kelompok kecil tersebut
Cronbach memberi batasan bahwa,
menyebabkan terjadinya aktivitas
learning is shown by change in behavior as a
mendengarkan, memberi penjelasan yang
result of experience (belajar sebagai suatu
lebih baik, saling menguatkan, dan sejumlah
aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan
aktivitas lainnya dalam pembelajaran (Slavin,
tingkah laku sebagai hasil pengalaman).
2006: 255).
Makna dari defenisi yang dikemukaka oleh
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik
Cronbach ini lebih dalam lagi, yaitu belajar
untuk melakukan penelitian tindakan kelas
bukanlah semata-mata perubahan dan
sebagai upaya perbaikan mutu pendidikan,
penemuan, tetapi sudah mencakup kecakapan
khususnya perbaikan proses pembelajaran
yang dihasilkan akibat perubahan dan
fisika kelas XI. Keperawatan Medis SMK
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 156
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

penemuan tadi. Setalah terjadi perubahan dan behavior (in the broader sence) is originated
menemukan sesuatu yang baru, maka akan or changed through practice or training
timbul suatu kecakapan yang memberikan (belajar adalah proses di mana tingkah laku
manfaat bagi kehidupannya. Intinya belajar (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah
adalah outcome. Howard L. Kingskey melalui praktik atau latihan). Pendapat
mengatakan, learning is the process by which Kingskey hampir sama dengan yang
behavior (in the broader sence) is originated dikemukakan oleh James O. Whitaker, yaitu
or changed through practice or training perubahan yang timbul dilakukan secara
(belajar adalah proses di mana tingkah laku sadar dan direncanakan. Kelebihan makna
(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah yang dikemukakan oleh Kingskey ini terletak
melalui praktik atau latihan). Pendapat pada kata “praktik”, yang memiliki
Kingskey hampir sama dengan yang penekanan makna pada kegiatan eksperimen
dikemukakan oleh James O. Whitaker, yaitu (Hosnan, M. 2014:3).
perubahan yang timbul dilakukan secara Jadi belajar dapat dikatakan bahwa
sadar dan direncanakan. Kelebihan makna perubahan tingkah laku ke arah yang lebih
yang dikemukakan oleh Kingskey ini terletak baik, dan belajar itu juga merupakan suatu
pada kata “praktik”, yang memiliki proses penggabungan pengetahuan awal
penekanan makna pada kegiatan eksperimen dengan pengetahuan baru.
(Hosnan, M. 2014:3). 2. Defenisi Pembelajaran Fisika
Cronbach memberi batasan bahwa, Istilah pembelajaran berhubungan erat
learning is shown by change in behavior as a dengan pengertian belajar dan mengajar.
result of experience (belajar sebagai suatu Belajar, mengajar, dan pembelajaran terjadi
aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa
tingkah laku sebagai hasil pengalaman). guru atau tanpa kegiatan mengajar dan
Makna dari defenisi yang dikemukaka oleh pembelajaran formal lain. Sedangkan
Cronbach ini lebih dalam lagi, yaitu belajar Hamalik dalam bukunya menerangkan bahwa
bukanlah semata-mata perubahan dan mengajar adalah menyampaikan pengetahuan
penemuan, tetapi sudah mencakup kecakapan kepada peserta didik atau murid di sekolah.
yang dihasilkan akibat perubahan dan Sementara itu Sagala mengatakan bahwa
penemuan tadi. Setalah terjadi perubahan dan “Pembelajaran merupakan proses komunikasi
menemukan sesuatu yang baru, maka akan dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru
timbul suatu kecakapan yang memberikan sebagai pendidik, sedangkan belajar
manfaat bagi kehidupannya. Intinya belajar dilakukan oleh peserta didik atau
adalah outcome. Howard L. Kingskey murid(Hikmah, Dewi.2010: 8).
mengatakan, learning is the process by which
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 157
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Menurut Chodijah (2012: 5), pendidikan untuk mengembangkan RPP.


pembelajaran merupakan kegiatan guru Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber
secara terprogram dalam desain instruksional, belajar, sehingga guru diharapkan untuk
untuk membuat peserta didik belajar secara mengembangkan bahan ajar sebagai salah
aktif yang menekankan kepada penyediaan satu sumber belajar.
sumber belajar. 3. Tujuan Pembelajaran Fisika di SMK
Fisika merupakan sains atau kajian ilmu Kesehatan
alam yang mempelajari materi, serta Pembelajaran Fisika di SMK Kesehatan,
mengkaji pemahaman tentang bagaimana termasuk ke dalam salah satu mata pelajaran
alam semesta itu bekerja. Jadi, pembelajaran wajib dalam kurikulum SMK Kesehatan.
fisika dapat diartikan proses komunikasi dua Berikut tujuan pembelajaran Fisika di SMK
arah antara pendidik dan peserta didik dalam Kesehatan :
mempelajari atau mengkaji materi, a. Membentuk sikap positif terhadap
pemahaman tentang bagaimana alam semesta fisika dengan menyadari
itu bekerja. keteraturan dan keindahan
Dalam pembelajaran Fisika yang mengagungkan kebesaran Tuhan
terpenting adalah peserta didik yang aktif Yang Maha Esa.
belajar, sedangkan dari pihak guru b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur,
diharapkan menguasai bahan yang mau objektif, terbuka, ulet, kritis, dan
diajarkan, mengerti keadaan peserta didik dapat bekerja sama orang lain.
sehingga dapat mengajar sesuai dengan c. Mengembangkan pengalaman
keadaan dan perkembangan peserta didik, untuk dapat merumuskan masalah,
dan dapat menyusun bahan sehingga mudah mengajukan hipotesis melalui
ditangkap peserta didik. percobaan, merancang dan merakit
Untuk meningkatkan pembelajaran instrumen percobaan,
Fisika di kelas, diperlukan perangkat mengumpulkan, mengolah dan
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan PP menafsirkan data serta
Nomor 19 Tahun 2005 yang berkaitan mengkomunikasikan hasil
dengan standar proses, mensyaratkan bahwa percobaan secara lisan dan tertulis.
guru diharapkan dapat mengembangkan d. Mengembangkan kemampuan
perencanaan pembelajaran. Selain itu, dalam bernalar dalam berpikir analisis
PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 induktif dan deduktif dengan
dinyatakan bahwa guru diharapkan menggunakan konsep dan prinsip
mengembangkan materi pembelajaran dan fisika untuk menjelaskan berbagai
mensyaratkan bagi peserta didik pada satuan peristiwa alam dan menyelesaikan
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 158
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

e. masalah baik secara kualitatif j. Konsep magnet, electromagnet dan


maupun kuantitatif. kelistrikan
f. Menguasai konsep dan prinsip B. Karakteristik Peserta Didik Kelas IX
fisika serta mempunyai Ada beragam tingkat perkembangan
keterampilan mengembangkan ilmu yang dialami oleh peserta didik. Dan banyak
pengetahuan dan teknologi. pula para pakar yang telah meneliti tentang
g. Menguasai konsep dasar fisika yang tingkat perkembangan tersebut. salah satunya
mendukung secara langsung adalah tingkat perkembangan intelektual
pencapaian kompetensi program yang dikemukakan oleh Piaget. Teori Piaget
keahliannya. tentang perkembangan intelektual, terbagi
h. Menerapkan konsep dasar fisika menjadi beberapa tahap yaitu:
untuk mendukung penerapan 1. Tahap sensimotor (sejak lahir – 2 tahun),
kompetensi program keahliannya yaitu tahap sikuensial tatanan operasi
dalam kehidupan sehari-hari. mental yang progresif. Karakteristik
i. Menerapkan konsep dasar intelektual pada umur ini meliputi:
fisikauntuk mengembangkan meniru, mengingat dan berpikir, mulai
kemampuan program keahliannya mengenal dunia luar, aktivitas gerak
pada tingkat yang lebih tinggi. refleks.
4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fisika di 2. Tahap praoperasional (usia 2 – 7 tahun),
SMK Kesehatan yaitu urutan yang hierarki yang
Ruang lingkup mata pelajaran fisika di membentuk suatu tatanan operasi mental
SMK Kesehatan berbeda dengan ruang yang makin mantap dan terpadu.
lingkup mata pelajaran fisika di SMA umum. 3. Tahap operasi nyata (usia 7-11 tahun),
Ruang lingkup mata pelajaran fisika meliputi pencapaian bervariasi berkenaan dengan
aspek-aspek sebagai berikut: keterbatasan-keterbatasan tertentu yang
a. Besaran dan satuan fisis menggabungkan pengaruh pembawaan
b. Hukum-hukum gerak dengan lingkungan.
c. Usaha/daya dan energi 4. Tahap operasi formal (usia 11 dan
d. Impuls dan momentum seterusnya), yaitu memasukkan
e. Sifat mekanik bahan pengalaman baru ke dalam pola yang
f. Suhu dan kalor telah ada, akomodasi dan ekuilibrasi.
g. Konsep dasar fluida Dalam proses pendidikan, intelektual
h. Termodinamika atau inteligensi menentukan perkembangan
i. Getaran, gelombang, dan bunyi berpikir seseorang dalam hal belajar.
Intelektual atau daya pikir berkembang
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 159
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

sejalan dengan perkembangan saraf otak menunjukkan tingkatan (level) proses


karena pikiran pada dasarnya menunjukkan kognitif yang mengalami revisi yaitu dimulai
fungsi otak(Baharuddin,2010:119). dari level C1 (mengingat), C2 (memahami),
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5
dikatakan bahwa anak usia SMK Kelas IX (evaluasi) dan C6 (mencipta). Pada ranah
berada pada tahap masa operasi formal yaitu afektif, berkaitan dengan sikap yang terdiri
usia sekitar 16-18 tahun), di mana peserta dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban
didik pada usia tersebut sudah dapat atau reaksi,penilaian, organisasi, dan
mengakomodasikan pengetahuannya, internalisasi. Sementara itu, pada ranah
memasukkan pengalaman baru dalam pola psikomotor berkaitan dengan hasil belajar
yang telah ada. keterampilan dan kemampuan bertindak,
C. Karakteristik Aktivitas Peserta Didik yaitu gerakan reflex, keterampilan gerak
dalam Pembelajaran Fisika dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan
Menurut Rusman, “Aktivitas yang atau ketepatan, gerakan keterampilan
termasuk belajar memiliki ciri-ciri tertentu kompleks, serta gerakan ekspresif dan
yaitu terjadi secara sadar, bersifat fungsional, interpretatif(Rahmawati, 2016: 17).
positif dan aktif, tidak bersifat sementara, E. Model Pembelajaran Langsung
bertujuan dan terarah serta mencakup seluruh Stevany (2013) dalam artikel
aspek tingkah laku dan untuk mencapai penelitiannya, mengatakan model
perubahan tersebut dilakukan berbagai cara pembelajaran merupakan salah satu unsur
agar proses pembelajaran berjalan dengan penting di dalam proses pembelajaran.
baik dan memuaskan(Nurlizeswati, Reli. Dengan menggunakan model pembelajaran
2014: 6). yang tepat maka proses belajar mengajar
D. Kajian tentang Hasil Belajar akan lebih baik dan tidak membosankan.
Menurut Anderson hasil belajar terbagi Tawil (2011: 1) juga sependapat dengan
dalam 3 (tiga) ranah, yaitu ranah kognitif, pernyataan di atas, yang menyatakan bahwa
ranah afektif, dan ranah psikomotorik. model pembelajaran merupakan petunjuk
Menurut perkembangan Taxonomi Bloom bagi guru atau dosen dalam merencanakan
hasil revisi, ranah kognitif terbagi atas 2(dua) pembelajaran di kelas, mulai dari
dimensi, yaitu dimensi pengetahuan dan mempersiap kan perangkat pembelajaran,
dimensi proses kognitif. Pada dimensi media dan alat bantu, sampai alat evaluasi
pegetahuan terbagi atas 4(empat) jenis yaitu yang mengarah pada upaya pencapaian
factual, konseptual, procedural,dan tujuan pembelajaran.
metakognitif. Sedangkan dimensi proses
kognitif terdiri atas 6 (enam) kategori yang
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 160
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Model Pembelajaran Langsung dalam Pada fase persiapan, guru memotivasi


Fisika Kesehatan peserta didik agar tetap menerima persentasi
Trianto (2012: 41) mengatakan materi pelajaran yang dilakukan melalui
pengajaran langsung (direct instruction) demonstrasi tentang keterampilan tertentu.
adalah suatu model pembelajaran yang Pembelajaran diakhiri dengan pemberian
bersifat center teacher. Pada model kesempatan kepada peserta didik untuk
pembelajaran langsung terdapat lima fase melakukan pelatihan dan pemberian umpan
yang sangat penting. Guru mengawali balik tersebut, guru perlu selalu mencoba
pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan memberikan kesempatan pada peserta didik
dan latar belakang pembelajaran, serta untuk menerapkan pengetahuan atau
mempersiapkan peserta didik untuk keterampilan yang dipelajari ke dalam situasi
menerima penjelasan guru. kehidupan nyata.
Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran F. Kerangka Pikir
Langsung
Fase Peran Guru Materi Fisika di SMK memiliki muatan yang
berbeda dengan materi Fisika di SMA umum,
Fase 1 Guru menjelaskan tujuan terlebih lagi dengan SMK Kesehatan.
Menyampaika pembelajaran, informasi
n tujuan dan latar belakang pelajaran,
mempersiapka pentingnya pelajaran, Permasalahan yang
Permasalahan yang
n peserta didik mempersiapkan siswa dihadapi: dihadapi:
Rendahnya aktivitas
untuk belajar. Kurangnya bahan
dan hasil belajar
ajar fisika kesehatan
Fase 2 Guru mendemonstrasikan yang relevan dengan sehingga kurang
Mendemonstr keterampilan dengan peserta didik yang
materi pembelajaran.
dapat mencapai nilai
asikan benar, atau menyajikan KKM
pengetahuan informasi tahap demi
dan tahap.
keterampilan
Fase 3 Guru merencanakan dan Alternatif yang diajukan dalam penelitian ini adalah
inovasi pembelajaran dengan menerapkan model
Membimbing memberi bimbingan pembelajaran langsung dengan berbantukan Lembar
pelatihan pelatihan awal Kerja Peserta Didik (LKPD) Fisika Kesehatan.
Fase 4 Mengecek apakah peserta
Mengecek didik telah berhasil Aktivitas Peserta Hasil Belajar Peserta
pemahaman melakukan tugas dengan Didik meningkat Didik meningkat
dan baik, member umpan
memberikan balik. Ketuntasan Belajar Peserta
umpan balik Didik Meningkat
Fase 5 Guru mempersiapkan
Memberikan kesempatan melakukan Gambar 1. Kerangka Pikir
kesempatan pelatihan lanjutan, dengan
untuk perhatian khusus pada
pelatihan penerapan kepada situasi III. METODE PENELITIAN
lanjutan dan lebih kompleks dan
penerapan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini merupakan Penelitian
Sumber: Trianto (2012: 43)
Tindakan Kelas (PTK) dengan tahap-tahap
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 161
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

pelaksanaan meliputi: perencanaan, penguasaan konsep yang ditunjukkan melalui


pelaksanaan tindakan, pengamatan atau skor hasil belajar peserta didik.
observasi, analisis, dan refleksi. B. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di SMK Kesehatan Terpadu dilaksanakan dengan 2 (dua) siklus, di mana
Mega Rezky Makassar Kota Makassar, setiap siklus memiliki tahapan sebagai
berlokasi di jalan Aroepala blok X no. 1 B berikut: 1) tahap perencanaan, 2) tahap
Makassar. Penelitian ini dilaksanakan pada pelaksanaan tindakan, 3) tahap pengamatan
semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. dan pengumpulan data, 4) tahap refleksi.
Subjek penelitian ini adalah peserta didik Baik siklus I maupun siklus II berlangsung
kelas XI. Keperawatan Medis. Subjek selama 4 (empat) kali pertemuan (8 jam
penelitian tersebut dipilih karena pada kelas pelajaran).
tersebut ketuntasan belajar klasikalnya paling Adapun desain model penelitian yang
rendah. Jumlah peserta didik di kelas tersebut akan digunakan selama penelitian:
14 (empat belas) orang. Perencanaan Tindakan I
A. Variabel dan Defenisi Operasional SIKLUS I
Variabel
Refleksi Pengamatan dan
Variabel penelitian dalam Penelitian pengumpulan data

Tindakan Kelas ini ada tiga, yaitu


pembelajaran langsung berbantukan LKPD
Perencanaan Tindakan II
Fisika Kesehatan, aktivitas belajar, dan tindakan II
SIKLUS II
ketuntasan belajar. Model Pembelajaran
Langsung berbantukan LKPD Fisika Pengamatan/ Pengumpulan
Refleksi II
Data II
Kesehatan adalah kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dengan bersifat center teacher
Hasil
yang dilengkapi dengan penggunaan LKPD
Fisika Kesehatan yang relevan dengan Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
materi. Di mana penggunaan model ini
dilakukan dengan variasi metode Tahap perencanaan :
pembelajaran, Aktivitas pembelajaran yang a. Menelaah kurikulum SMK Kesehatan
dimaksud adalah kegiatan aktif yang Kelas IX.Keperawatan Medis.
dilakukan oleh peserta didik yang tercantum b. Menentukan pokok bahasan yang akan
pada lembar observasi, dan ketuntasan belajar diajarkan pada siklus I (pertama) melalui
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran langsung.
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 162
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

c. Mempersiapkan perangkat b. Pendemonstrasian pengetahuan dan


pembelajaran. keterampilan, meliputi:
d. Menyusun format lembar observasi dan 1. Memberikan arahan terkait dengan
instrumen penelitian yang mendukung. materi yang akan dipelajari.
e. Menyiapkan lembar tes hasil belajar 2. Mendemonstrasikan pengetahuan
untuk digunakan pada akhir pelaksanaan sesuai dengan materi, dalam hal ini
pembelajaran. materi getaran dalam kesehatan.
Tahap pelaksanaan tindakan : c. Pembimbingan pelatihan, meliputi:
Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai 1. Pendalaman materi dalam LKPD.
pola berikut : 2. Pengerjaan contoh soal getaran pada
a. Penyampaian tujuan dan mempersiapkan aplikasi kesehatan.
peserta didik untuk belajar. d. Mengecek pemahaman dan memberikan
b. Pendemonstrasian pengetahuan dan umpan balik, meliputi :
keterampilan. 1. Pengerjaan soal lanjutan pada LKPD
c. Pembimbingan pelatihan(pengerjaan materi getaran.
Lembar Kerja Peserta Didik). e. Memberikan kesempatan untuk
d. Mengecek pemahaman dan memberikan pelatihan lanjutan, meliputi :
umpan balik. 1. Memberikan kesempatan kepada
e. Memberikan kesempatan untuk peserta didik untuk berdiskusi dalam
pelatihan lanjutan. kelompok kecilnya,
f. Melakukan evaluasi sebagai hasil akhir 2. Memberikan kesempatan kepada
dari pelaksanaan siklus I (pertama). peserta didik menyelesaikan contoh
Tahap pengamatan atau observasi : kasus materi getaran dalam
Tahap observasi dilaksanakan pada saat kesehatan.
pemberian tindakan berlangsung. Adapun 3. Memberikan kesempatan masing-
aspek yang diobservasi untuk aktivitas masing kelompok menunjukkan hasil
peserta didik, yaitu : kerja kelompok mereka.
a. Mempersiapkan peserta didik untuk 4. Mengevaluasi bersama hasil
belajar, meliputi: pekerjaan peserta didik.
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Peserta didik mencatat informasi
yang disampaikan oleh guru. yang diberikan oleh peserta didik.
2. Membagi peserta didik ke dalam Tahap refleksi:
kelompok kecil (3-4 orang). Refleksi dilakukan pada setiap akhir
3. Membagikan Lembar Kerja Peserta siklus. Berdasarkan hasil analisis data yang
Didik(LKPD). diperoleh pada tahap observasi, hasil refleksi
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 163
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

dijadikan pertimbangan untuk kelanjutan kelas IX.Keperawatan Medis SMK


penelitian, apakah penelitian sudah selesai di Kesehatan Terpadu Mega Rezky Makassar.
siklus pertama ataukah dilanjutkan ke siklus Adapun hasil analisis persentase skor
II (kedua). perolehan hasil belajar fisika peserta didik
C. Teknik Pengumpulan dan Analisis setelah penerapan pembelajaran langsung
Data berbantukan Lembar Kerja Peserta Didik
Teknik pengumpulan data yang (LKPD) Fisika Kesehatan dapat dilihat pada
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai table berikut ini:
berikut : Tabel 2. Perbandingan hasil belajar peserta
didik tiap siklus
Data hasil belajar peserta didik yang
Skor Perolehan Peserta Didik
telah dikumpulkan melalui tes hasil belajar Siklus Skor Skor Rata-
setiap siklus, data tentang aktivitas belajar tertinggi terendah rata
1 87,00 68,00 76,00
peserta didik yang terkumpul melalui 2 95,00 73,00 79,00
observasi dianalisis. Data-data yang
Tabel 3. Perbandingan ketuntasan belajar
terkumpul kemudian dianalisis dengan fisika peserta didik tiap siklus
menggunakan analisis statistic, yakni analisis Frekuensi Persentase (%)
Siklus Tidak Tidak
deskriptif dan analisis kualitatif. Adapun Tuntas Tuntas
tuntas tuntas
indicator keberhasilan yang ditetapkan 1 10 4 71,43 28,57
2 12 2 85,71 14,29
peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah minimal 85 (delapan puluh lima) Dari tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa
persen peserta didik yang mencapai skor hasil dari 14 orang peserta didik SMK Kesehatan
belajar minimal 75 (tujuh puluh lima) sesuai Terpadu Mega Rezky Makassar yang
KKM. menjadi subjek penelitian dapat diuraikan
sebagai berikut:
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Ada 71,43 persen peserta didik kelas
IX.Keperawatan Medis SMK Kesehatan
Sebagaimana telah dikemukakan
Terpadu Mega Rezky Makassar
sebelumnya bahwa penelitian ini termasuk ke
dikategorikan tuntas pada siklus I
dalam jenis penelitian tindakan kelas yang
(pertama) dan meningkat menjadi 85,71
menggunakan Lembar Kerja Peserta
persen pada siklus II (kedua).
Didik(LKPD) Fisika Kesehatan yang telah
b. Ada 28,57 persen peserta didik kelas IX.
dikembangkan pada tahun ajaran sebelumnya
Keperawatan Medis SMK Kesehatan
yang diharapkan dapat meningkatkan
Terpadu Mega Rezky Makassar
aktivitas dan ketuntasan belajar peserta didik
dikategorikan tidak tuntas dan menurun
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 164
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

c. menjadi 14,29 persen pada siklus II V. PENUTUP


(kedua).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Data ini menunjukkan bahwa ketuntasan
dilakukan peneliti di SMK Kesehatan
belajar fisika peserta didik kelas
Terpadu Mega Rezky Makassar, kelas XI.
IX.Keperawatan Medis SMK Kesehatan
Keperawatan Medis, dapat disimpulkan :
Terpadu Mega Rezky Makassar dalam
1. Penggunaan model pembelajaran
mempelajari materi fisika melalui penerapan
langsung berbantukan LKPD Fisika
model pembelajaran langsung berbantukan
Kesehatan di kelas IX. Keperawatan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Fisika
Medis SMK kesehatan Terpadu Mega
Kesehatan pada siklus II (kedua) telah
Rezky Makassar dapat meningkatkan
mencapai target 85 persen sesuai yang
jumlah peserta didik yang memenuhi
ditargetkan oleh peneliti. Hal ini
standar ketuntasan belajar minimum
menunjukkan bahwa pembelajaran fisika
(KKM).
dengan menggunakan model pembelajaran
2. Penggunaan model pembelajaran
langsung berbantukan penggunaan LKPD
langsung berbantukan LKPD Fisika
Fisika Kesehatan pada siklus II (kedua)
Kesehatan di kelas IX. Keperawatan
berhasil meningkatkan aktivitas dan
Medis SMK kesehatan Terpadu Mega
ketuntasan belajar fisika peserta didik kelas
Rezky Makassar dapat meningkatkan
XI.Keperawatan Medis SMK Kesehatan
aktivitas belajar peserta didik.
Terpadu Mega Rezky Makassar.
3. Secara klasikal hasil belajar peserta
Dari perbandingan hasil observasi pada
didik yang mencakup penguasaan materi
siklus I (pertama) dan II (kedua) jika dilihat
telah memenuhi KKM, dengan
dari persentasi perolehan maka dapat
persentase nilai ketuntasan belajar
dikatakan bahwa terjadi pula peningkatan
sebesar 85,71 persen di siklus II(kedua).
aktivitas peserta didik. Keberhasilan tersebut
disebabkan oleh salah satunya LKPD Fisika
PUSTAKA
yang dibuat oleh peneliti sejalan dengan
[1] Baharuddin. 2010. Pendidikan dan
materi dan jurusan keperawatan medis, juga Psikologi Perkembangan. Jogjakarta:
penggunaan model pembelajaran langsung Ar-Ruzz Media.
[2] Chodijah, Siti. Fauzi, Ahmad &
dan metode yang digunakan peneliti Wulan, Ratna. 2012. Pengembangan
membuat peserta didik lebih bersemangat dan Perangkat Pembelajaran Fisika
Menggunakan Model Guided Inquiry
lebih memahami materi pelajaran. yang Dilengkapi Penilaian Portofolio
pada Materi Gerak Melingkar. Jurnal
Penelitian Pembelajaran Fisika
(JPPF), 1 (2012), 1-19.
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 165
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

[3] Eggen, Paul & Kauchak, Don. 2012. [7] Rahmawati. 2016. Peningkatan
Strategi dan Model Pembelajaran, Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa
Mengajarkan Konten dan Kelas 4 SD Neg. Katangka 1 Makassar
Keterampilan Berpikir. Jakarta Barat: melalui Model Pembelajaran
PT. Indeks. Kooperatif Tipe STAD Menggunakan
[4] Hikmah, Dewi. 2010. Penerapan Media Pembelajaran Komik
Pembelajaran Berbasis Masalah Tipe Pendidikan Sains. Artikel Ilmiah.
Creative Problem Solving (CPS) untuk Tidak diterbitkan. Makassar:
Meningkatkan Ketuntasan Belajar Universitas Muhammadiyah Makassar.
Fisika Siswa Kelas VII-E SMPN 1 [8] Tawil, Muhammad. 2011. Model
Ma’rang Kabupaten Pangkep. Skripsi. Pembelajaran Sains Berbasis
Tidak diterbitkan. Makassar: Portofolio disertai dengan Assesmen.
Universitas Negeri Makassar. Makassar: Badan Penerbit Universitas
[5] Hikmah, Dewi. 2016. Pengembangan Negeri Makassar.
Modul Fisika Kesehatan Materi [9] Trianto, 2007. Model Pembelajaran
Getaran, Gelombang, dan Bunyi Terpadu Dalam Teori dan Praktek.
melalui Model Pembelajaran Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Langsung di SMK Kesehatan Terpadu [10] ______, 2012. Mendesain Model
Mega Rezky Makassar. Jurnal Pembelajaran Inovatif-Progresif:
Pendidikan Fisika Nomor 3, Volume 4, Konsep, Landasan, dan
Tahun 2016, Halaman 6. Implementasinya pada Kurikulum
[6] Hosnan, M. 2016. Pendekatan Saintifik Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
dan Kontekstual dalam Pembelajaran Jakarta: Kencana Prenada Media
Abad 21. Bogor: Penerbit Ghalia Group.
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai