penyelesaian
masalah dilema
dalam pelayanan
keperawatan"
Kelompok 7
Stefani (P17320322050)
memecahkan dilemma
Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada
Dalam paradigma ini menjadi ada antara individu yang berdiri sendiri
melawan kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga bagiannya.
Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau
antara keadilan dan perlakuan yang sama untuk semua orang di satu
sisi, dan membuat harapan karena kemurahan hati dan kasih sayang,
di sisi lain.
Dilema Paradigma Etik
berlaku jujur
dan berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada
Pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan yang melibatkan berbagai komponen yang
harus dipertimbangkan secara matang oleh perawat, terutama yang terkait dengan
permasalahan pada tatanan klinik.Hal ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan praktik
keperawatan yang semakin kompleks, adanya tuntutan efisiensi layanan kesehatan ditengah
situasi yang selalu berubah, serta perkembangan budaya yang ada seorang perawat harus
mampu meyakinkan pasien bahwa keputusan etis yang diambil adalah berdasarkan analisa dan
pertimbangan yang matang. Kesepakatan persetujuan antara pasien pasien dan perawat tentang
keputusan tindakan tersebut dapat berupa informed consent sehingga terdapat bukti yang kuat
bahwa keputusan etik tersebut diambil berdasarkan kesepakatan bersama.
Dalam setiap pengambilan keputusan etis peran perawat adalah sebagai konselor dan advokat,
artinya perawat harus memberikan informasi tentang kondisi dan situasi yang terjadi, dan
melibatkan pasien dan keluarga dalam proses pengambilan keputusan. Sebagai advokat, berarti
perawat melindungi hak pasien untuk mendapatkan perawatan yang menguntungkan dan tidak
merugikan.
Dalam Sumijatun (2009) dikatakan bahwa praktik keperawatan melibatkan interaksi yang
kompleks antara nilai individu, sosial dan politik, serta hubungannya dengan masyarakat
tertentu.Sebagai dampaknya perawat sering mengalami situasi yang berlawanan dengan hati
nuraninya.Meskipun demikian, perawat pasien akan mengalami depresi atau penolakan. Terlepas
dari tujuan tindakan tersebut, perawat dianggap tidak melaksanakan kewajiban suatu profesi
yang harus tunduk kepada kode etik dan peraturan yang berlaku.
Menurut Kozier dan Erb (1989), terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam
memecahkan masalah dilema etik keperawatan, berikut penjelasannya:
Perlu diketahui, dalam pengambilan keputusan juga diperlukan adanya peran aktif dari
klien dan keluarga, hal ini menjadi salah satu hal yang berguna untuk meningkatkan
kemandirian klien. Tingkat kemandirian ini bisa dicapai ketika seorang klien mampu
mengambil keputusan dalam memilih asuhan keperawatan terkait kondisi klien tersebut.
Selain itu penting juga bagi perawat untuk meningkatkan kapasitas dirinya supaya bisa
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap asuhan keperawatan yang akan
dilakukan.
Prinsip Etik Dalam Mengambil Keputusan
Terdapat beberapa prinsip-prinsip etik yang terkait dalam pengaturan perawatan kritis,
prinsip-prinsip ini dimaksudkan untuk memberikan hormat dan martabat bagi semua yang
terlibat dalam pengambilan keputusan.
PRINSIP ETIKA
1.Menghargai otonomi (facilitate outonomy)
Suatu bentuk hak individu dalam mengatur kegiatan/prilaku dan tujuan hidup individu.
Kebebasan dalam memilih atau menerima suatu tanggung jawab terhadap pilihannya
sendiri.
Contohnya:
Kebebasan pasien untuk memilih pengobatan dan siapa yang berhak mengobatinya sesuai
dengan yang diinginkan.
2. Kebebasan (freedom)
Perilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau paksaan pihak
lain (Facione et all, 1991). Bahwa siapapun bebas menentukan pilihan yang menurut
pandangannya sesuatu yang terbaik.
Contoh:
Klien dan keluargamempunya i hak untukmenerima atau menolak nanti acuhan vana
diherikan
Prinsip Etik Dalam Mengambil Keputusan