PEMBAHASAN
2. Teori Deontologi
Deontology berprinsip pada aksi atau tindakan menurut Kant : Benar atau
salah bukan ditentukan oleh hasil akhir atau konsekuensi dari suatu
tindakan,melainkan oleh nilai moralnya. Perhatian difokuskan pada tindakan
melakukan tanggung jawab moral yang dapat memberikan penentu apakah tindakan
tersebut secara moral benar atau salah.
Kant berpendapat : Prinsip-prinsip moral yang terkait dengan tugas harus
bersifat universal ,tidak kondisional dan imperative.
Contoh penerapan deontology : seorang perawat menolak membantu
pelaksanaan aborsi karena keyakinan agamanya yang melarang tindakan
pembunuhan.
Teori deontolgi dikembangkan menjadi 5 prinsip penting yaitu:
1. Kemurahan hati (beneficience)
- Inti dari prinsip kemurahan hati adalah tanggung jawab untuk
melakukan kebaikan yang menguntungkan klien dan menghindari perbuatan
yang merugikan atau membahayakan klien.
- Adanya sumbangsih perawat terhadap kesejahteraan, kesehatan,
keselamatan dan keamanan klien.
2. Keadilan (justice)
Prinsip dari keadilan bahwa mereka yang sederajat harus diperlakukan
sederajat,sedangkan yang tidak sederajat harus diperlakukan secara tidak
sederajat harus diperlakukan secara tidak sederajat sesuai dengan kebutuhan
mereka (beauchamp dan childress)
3. Otonomi
Prinsip otonomi menyatakan bahwa setiap individu mempunyai
kebebasan menentukan tindakan atau keputusan berdasarkan recana yang mereka
pilih(veatch dan fry).
4. Kejujuran (veracity)
Prinsip kejujuran di defenisikan sebagai menyatakan hal yang
sebenarnya dan tidak bohong (veatch&fry)
Kejujuran merupakan dasar terbinanya hubungan saling percaya antara
perawat-klien. Kejujuran harus dimiliki perawat saat berhubungan dengan klien.
5. Ketaatan (fidelity)
Prinsip ketaatan didefenisikan sebagai tanggung jawab untuk tetap setia
pada suatu kesepakatan,meliputi:tanggung jawab menepati janji,mempertahankan
konfidensi,dan member perhatian.
Kasus :
Perawat X mendukung dan menghormati keputusan ibu A yang memilih untuk mati.
Perawat Y menyatakan bahwa semua anggota/staf yang berada di rumah sakit tidak
mempunyai hak menjadi seorang pembunuh.