DEFINISI
B. Tipe-tipe Etika
1. Bioetik
Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetika difokuskan pada
pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi,
pengobatan, politik, hukum, dan theology. Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik
merupakan evaluasi etika pada moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu
pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi
pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan
kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi semua tindakan
yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain :
peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan.
A. Ruang Lingkup
Prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik
Prinsip-prinsip moral yang harus diterapkan oleh perawat dalam pendekatan
penyelesaian masalah / dilema etis adalah :
a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
b. Berbuat Baik (Beneficience)
Beneficience berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang
dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.
c. Keadilan (justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan . Nilai ini
direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan
d. Tidak Merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya / cedera secara fisik dan
psikologik. Segala tindakan yang dilakukan pada klien.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan
Tata Laksana
Kelalaian dalam bidang perumahsakitan bisa menyangkut rumah sakitnya sebagai
suatu organisasi (yang diwakili oleh direktur) jika menyangkut bidang-bidang yang
berkaitan dengan policy dan manajemen. Di dalam lingkup tanggung jawab rumah sakit
termasuk juga tindakan dari para karyawan (dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan, dan
tenaga administrasi) bias sampai bias menimbulkan kerugian kepada pasien. Rumah sakit
sebagai institusi juga mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap pemberian
pelayanan yang baik kepada para pasiennya.
Langkah penyelesaian dilema etik menurut Megan (1989 ) Ada lima langkah-langkah
dalam pemecahan masalah dalam dilema etik adalah sebagai berikut :
1. Mengkaji situasi
2. Mendiagnosa masalah etik moral
3. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
4. Melaksanakan rencana
5. Mengevaluasi hasil
Langkah penyelesaian dilema etik menurut Murphy dalam pemecahan masalah dalam
dilema etik adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan
2. Mengidentifikasi masalah etik
3. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
4. Mengidentifikasi peran perawat
5. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
6. Mempertimbangkan besarkecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan
7. Memberi keputusan
8. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah
umum untuk perawatan klien.
9. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan
informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.
b. Tidak menuruti keinginan klien, dan perawat membantu untuk manajemen nyeri.
Konsekuensi :
1) Tidak mempercepat kematian pasien
2) Klien dibawa pada kondisi untuk beradaptasi pada nyerinya (meningkatkan
ambang nyeri)
3) Keinginan klien untuk menentukan nasibnya sendiri tidak terpenuhi
c. Menuruti keinginan klien untuk menambah dosis morphin namun tidak sering dan
apabila diperlukan. Artinya penambahan diberikan kadang-kadang pada saat tertentu
misalnya pada malam hari agar klien bisa tidur cukup.
Konsekuensi :
1) Risiko mempercepat kematian klien sedikit dapat dikurangi
2) Klien pada saat tertentu bisa merasakan terbebas dari nyeri sehingga ia dapat
cukup beristirahat.
6. Membuat keputusan
Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan konsekuensi
masing-masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan
yang paling menguntungkan / paling tepat untuk klien. Namun upaya alternatif tindakan
lain perlu dilakukan terlebih dahulu misalnya manajemen nyeri (relaksasi, pengalihan
perhatian, atau meditasi) dan kemudian dievaluasi efektifitasnya. Apabila terbukti efektif
diteruskan namun apabila alternatif tindakan tidak efektif maka keputusan yang sudah
ditetapkan antara petugas kesehatan dan klien/ keluarganya akan dilaksanakan.
A. KESIMPULAN
1. Dilema etik merupakan situasi yang di hadapi oleh seseorang dimana ia harus
membuat keputusan mengenai perilaku yang patut.
2. Prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik :
OtonomiBenefisiensi
Keadilan (justice)
Nonmalefisien
Veracity (kejujuran)
Fidelity
Akuntabilitas (accountability)
Kerahasiaan (confidentiality)
3. Langkah-langkah penyelesaian masalah / dilema etik
a. Pengkajian
b. Perencanaan
c. Implementasi
d. Evaluasi
Jaringan Epidemiologi Nasional. (1995). AIDS dan Hukum / Etika. Seri Monogragi
No:05. Jakarta : Jaringan Epidemi Nasional bekerja sama dengan The Ford Foundation.
Marquis, B.L and Huston, Carol.J. (2006). Leadership Roles and Management Functions
th
in Nursing : Theory and Application. 5 Ed. Philadelphia : Lippincott Williams &
Wilkins.
Tappen, M.R., Sally A. Weiss, Diane K.W. (2004). Essentials of Nursing Leadership and
Management. 3 rd Ed. Philadelphia : FA. Davis Company.
Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi yang membaca nya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,untuk itu saran yang
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca
,walaupun makalah ini memiliki masih jauh dari kesempurnaan.
PENYUSUN
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
KATA SAMBUTAN................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iv
Lingkup................................................................................... 2
A.Kesimpulan ..................................................................................................... 10
DAFTAR ISI............................................................................................................ 11
D. Contoh Kasus :
Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap alternatif tindakan memiliki landasan
moral atau prinsip. Pada kasus dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau
salah dan dapat menimbulkan kebingungan pada tim medis yang dalam konteks kasus
ini khususnya pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak
rintangan untuk melakukannya.Dalam menyelesaikan kasus dilema etik yang terjadi
pada kasus Ny. D, dapat diambil salah satu kerangkapenyelesaian etik, yaitu kerangka
Psikologis: pasien merasa bersyukur diberi umur yang panjang bila operasi
berjalan baik dan lancar, namun klien juga dihadapkan pada kondisi stress akan
kelanjutan hidupnya bila ternyata operasi itu gagal. Selain itu konsekuensi yang harus
dituanggung oleh klien dan suaminya bahwa ia tidak mungkin lagi bisa memiliki
keturunan.Fisik: klien mempunyai bentuk tubuh yang normal.Biaya: biaya yang
dibituhkan klienBiaya ; tidak mengeluarkan biaya apapun.Psikologis: klien dihadapkan
pada suatu ancaman kematian, terjadi kecemasan dan rasa sedih dalam hatinya dan
hidup dalam masa masa sulit dingan penyakitnya.
Fisik: Timbulnya nyeri pinggul atau tidak bisa BAK, perdarahan sesudah
senggama, keluar keputihan atau cairan encer dari vagina.Mengidentifikasi konflik
yang terjadi berdasarkan situasi tersebut.Untuk memutuskan apakah operasi dilakukan
pada wanita tersebut, perawat dihadapkan pada konflik tidak menghormati otonomi
klien.Apabila tindakan operasi dilaukan perawat dihadapkan pada konflik tidak
melaksanakan kode etik profesi dan prinsip moral.Bila menyampaikan penjelasan
dengan selengkapnya perawat kawatir akan kondisi Ny.D akan semakin parah dan
stress, putus asa akan keinginannya untuk mempunyai anakBila tidak dijelaskan seperti
kondisi tersebut, perawat tidak melaksanakan prinsip-prinsip professional perawatBila
Memberikan advokasi kepada pasien dan keluarga untuk dapat bertemu dan
mendapat penjelasan langsung pada dokter bedah, dan memfasilitasi pasien dan kelurga
untuk dapat mendapat penjelasan seluas-luasnya tentang rencana tindakan operasi dan
dampaknya bila dilakukan dan bila tidakdilakukan.