Anda di halaman 1dari 22

BAB I

DEFINISI

A. Definisi Dilema Etik


Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku manusia,
baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke arah yang tepat. Etika
juga berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau
standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah
etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi
prilaku.
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral
suatu tindakan terapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan kondisi dimana setiap
alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini sukar untuk
menetukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stres pada perawat karena dia
tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik
biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif
sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan.
Menurut Thompson dan Thompson (1985), dilema etik merupakan suatu masalah
yang sulit dimana alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang
memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar
tidak ada yang salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat tergantung
pada pemikiran yang rasional bukan emosional (Wulan, 2011). Pada dilema etik ini sukar
untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stress pada perawat
karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya.
Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi
menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. Menurut
Thompson & Thompson (1981 ) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana
tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau
tidak memuaskan sebanding.
Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan
bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan
atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu : baik dan buruk serta
kewajiban dan tanggung jawab

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon Page 1


Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup,
sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi
perilaku profesional. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan
istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku,
apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain. Sehingga juga dapat
disimpulkan bahwa etika mengandung 3 pengertian pokok yaitu : nilai-nilai atau norma
moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
laku, kumpulan azas atau nilai moral, misalnya kode etik dan ilmu tentang yang baik atau
yang buruk
Dilema etika merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus
membuat keputusan mengenai perilaku yang patut dan layak yang harus di buat. Untuk itu
diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Enam
pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilema
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
6. Menetapkan tindakan yang tepat.

B. Tipe-tipe Etika
1. Bioetik
Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetika difokuskan pada
pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi,
pengobatan, politik, hukum, dan theology. Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik
merupakan evaluasi etika pada moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu
pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi
pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan
kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi semua tindakan
yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain :
peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan.

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 2


2. Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah
etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics : adanya persetujuan
atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon permintaan medis yang
kurang bermanfaat (sia-sia).
3. Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan
dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik. Etika
keperawatan dapat diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral
yang mendasari pelaksanaan praktek keperawatan. Inti falsafah keperawatan adalah hak
dan martabat manusia, sedangkan fokus etika keperawatan adalah sifat manusia yang unik

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 3


BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup
Prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik
Prinsip-prinsip moral yang harus diterapkan oleh perawat dalam pendekatan
penyelesaian masalah / dilema etis adalah :
a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
b. Berbuat Baik (Beneficience)
Beneficience berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang
dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.
c. Keadilan (justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan . Nilai ini
direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan
d. Tidak Merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya / cedera secara fisik dan
psikologik. Segala tindakan yang dilakukan pada klien.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 4


untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada
agar menjadi akurat, komprehensif dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman
dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada pasien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya salama menjalani
perawatan. Walaupun demikian terdapat beberapa argument mengatakan adanya
batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis pasien
untuk pemulihan, atau adanya hubungan paternalistik bahwa “doctor knows best”
sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran adalah dasar dalam membangun
hubungan saling percaya.
f. Menepati Janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seeorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan itu menggambarkan
kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab
dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
g. Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien
harus dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin kan oleh klien dengan bukti
persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikannya
pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dicegah.
h. Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung
jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti yang mana tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 5


BAB III
TATA LAKSANA

Tata Laksana
Kelalaian dalam bidang perumahsakitan bisa menyangkut rumah sakitnya sebagai
suatu organisasi (yang diwakili oleh direktur) jika menyangkut bidang-bidang yang
berkaitan dengan policy dan manajemen. Di dalam lingkup tanggung jawab rumah sakit
termasuk juga tindakan dari para karyawan (dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan, dan
tenaga administrasi) bias sampai bias menimbulkan kerugian kepada pasien. Rumah sakit
sebagai institusi juga mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap pemberian
pelayanan yang baik kepada para pasiennya.

Langkah-langkah penyelesaian masalah / dilema etik


Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan dan pada dasarnya menggunakan
kerangka proses keperawatan / pemecahan masalah secara ilmiah.
Langkah penyelesaian dilema etik menurut Tappen (2005) adalah :
a. Pengkajian
Hal pertama yang perlu diketahui perawat adalah “adakah saya terlibat langsung
dalam dilema ?”. Perawat perlu mendengar kedua sisi dengan menjadi pendengar
yang berempati. Target tahap ini adalah terkumpulnya data dari seluruh pengambil
keputusan, dengan bantuan pertanyaan yaitu :
1. Apa yang menjadi fakta medik ?
2. Apa yang menjadi fakta psikososial ?
3. Apa yang menjadi keinginan klien ?
4. Apa nilai yang menjadi konflik ?
b. Perencanaan
Untuk merencanakan dengan tepat dan berhasil, setiap orang yang terlibat dalam
pengambilan keputusan harus masuk dalam proses. Thomson and Thomson (1985)
mendaftarkan 3 (tiga) hal yang sangat spesifik namun terintegrasi dalam
perencanaan, yaitu :
1. Tentukan tujuan dari treatment.
2. Identifikasi pembuat keputusan
3. Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi / pilihan.

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 6


c. Implementasi
Selama implementasi, klien/keluarganya yang menjadi pengambil keputusan
beserta anggota tim kesehatan terlibat mencari kesepakatan putusan yang dapat
diterima dan saling menguntungkan. Harus terjadi komunikasi terbuka dan kadang
diperlukan bernegosiasi. Peran perawat selama implementasi adalah menjaga agar
komunikasi tak memburuk, karena dilema etis seringkali menimbulkan efek
emosional seperti rasa bersalah, sedih / berduka, marah, dan emosi kuat yang lain.
Pengaruh perasaan ini dapat menyebabkan kegagalan komunikasi pada para
pengambil keputusan. Perawat harus ingat “Saya disini untuk melakukan yang
terbaik bagi klien”.
Perawat harus menyadari bahwa dalam dilema etik tak selalu ada 2 (dua) alternatif
yang menarik, tetapi kadang terdapat alternatif tak menarik, bahkan tak
mengenakkan. Sekali tercapai kesepakatan, pengambil keputusan harus
menjalankannya. Kadangkala kesepakatan tak tercapai karena semua pihak tak
dapat didamaikan dari konflik sistem dan nilai. Atau lain waktu, perawat tak dapat
menangkap perhatian utama klien. Seringkali klien / keluarga mengajukan
permintaan yang sulit dipenuhi, dan di dalam situasi lain permintaan klien dapat
dihormati.
d. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang ditentukan
sebagai outcome-nya. Perubahan status klien, kemungkinan treatment medik, dan
fakta sosial dapat dipakai untuk mengevaluasi ulang situasi dan akibat treatment
perlu untuk dirubah. Komunikasi diantara para pengambil keputusan masih harus
dipelihara.
Langkah penyelesaian dilema etik menurut Kozier et. al (2004) menjelaskan kerangka
pemecahan dilema etik sebagai berikut :
1. Mengembangkan data dasar
2. Mengidentifikasi konflik
3. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat
5. Mendefinisikan kewajiban perawat
6. Membuat keputusan

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 7


Langkah penyelesaian dilema etik menurut menurut Thompson & Thompson ( 1981)
adalah sebagai berikut :
1. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan
2. yangdiperlukan, komponen etis dan petunjuk individual.
3. Mengumpulkan nformasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
4. Mengidentifikasi Issueetik
5. Menentukan posisi moral pribadi dan professional
6. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait.
7. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada

Langkah penyelesaian dilema etik menurut Megan (1989 ) Ada lima langkah-langkah
dalam pemecahan masalah dalam dilema etik adalah sebagai berikut :
1. Mengkaji situasi
2. Mendiagnosa masalah etik moral
3. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
4. Melaksanakan rencana
5. Mengevaluasi hasil

Langkah penyelesaian dilema etik menurut Murphy dalam pemecahan masalah dalam
dilema etik adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan
2. Mengidentifikasi masalah etik
3. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
4. Mengidentifikasi peran perawat
5. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
6. Mempertimbangkan besarkecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan
7. Memberi keputusan
8. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah
umum untuk perawatan klien.
9. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan
informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 8


Dilema etik yang sering ditemukan dalam praktek keperawatan dapat bersifat
personal ataupun profesional. Dilema menjadi sulit dipecahkan bila memerlukan pemilihan
keputusan tepat diantara dua atau lebih prinsip etis. Sebagai tenaga profesional perawat
kadang sulit karena keputusan yang akan diambil keduanya sama-sama memiliki kebaikan
dan keburukan. Pada saat berhadapan dengan dilema etis juga terdapat dampak emosional
seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang
harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari
seorang perawat.
Masalah pengambilan keputusan dalam pemberian transplantasi ginjal juga sering
menimbulkan dilema etis karena sangat berhubungan dengan hak asasi manusia,
pertimbangan tingkat keberhasilan tindakan dan keterbatasan sumber-sumber organ tubuh
yang dapat didonorkan kepada orang lain sehingga memerlukan pertimbangan yang
matang. Oleh karena itu sebagai perawat yang berperan sebagai konselor dan pendamping
harus dapat meyakinkan klien bahwa keputusan akhir dari komite merupakan keputusan
yang terbaik.
Pemecahan Kasus Dilema Etik
Penanganan Masalah Etik Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon :
Cara I :
1. Informasi keluhan, pengaduan atau complain dapat diterima oleh direksi, humas,
dan komite etik dari :
 Media massa
 Kotak saran
 Keluhan pasien
 Laporan staf
 Telepon pengaduan
 Somasi pasien/ kuasa hukum
 Tokoh masyarakat
 LSM
2. Satuan kerja yang menerima keluhan atau complain melakukan hal-hal :
 Mencacat dan mengkaji informasi :
a. Identitas
b. Kondisi pasien
c. Peristiwa atau kejadian

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 9


d. Tuntutan pasien
 Menanggapi keluhan :
a. Mengucapkan terima kasih dan laporan
b. Membuat penjelasan sementara
c. Menjamin keluhan akan ditindak lanjuti
d. Menenangkan pelapor
e. Member tanda terima kasih laporan
 Melaporkan kepada direksi adanya keluhan atau complain
 Mengisi formulir sesuai keluhan :
a. Member pertimbangan
b. Meminta pengarahan tindak lanjut dari direksi
c. Menindaklanjuti instruksi dari direksi
d. Investigasi kasus
 Membahas kebeneran informasi tentang :
1. Identitas pasien
2. Peristiwa
3. Rekam medis
 Penataan dokumen
1. Dokumen informasi
2. Berkas Rekam Medis
3. Dokumen persetujuan tindakan medis
4. Second opinion
5. Resume medis
6. Pendapat organisasi profesi
7. Juklak, Juknis dan SOP pelayanan
 Rapat dengan satuan kerja terkait
3. Analis kasus
 Hasil rapat koordinasi menentukan atau memilih kategori kasus :
 Kasus etika à ditangani oleh Komite Etik
 Kasus administrasi à ditangani bagian SDM
 Kasus hukum à ditangani oleh Komite Etik
 Kasus gabungan à ditanganin Komite Etik

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 10


 Telaah kasus :
1. Kebenaran identitas pasien
2. Kebenaran peristiwa
3. Barang bukti
4. Pertimbangan prosedur tindak lanjut
 Penyimpulan kasus posisi ditinjau dari :
1. Kewenangan dan kompetensi
2. Indikasi dan Kontrak indikasi
3. Persetujuan tindakan medis
4. Kesesuaian dengan tindakan SOP
5. Kerugian/ cidera dan sebab akibatnya
6. Hukum dan perundang-undangan
 Putusan direksi tentang pilihan penyelesaian kasus litigasi atau non litigasi
 Dokumen kasus :
1. Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan medis ditata dan
diberikan pengkodean khusus
2. Dokumen disimpan oleh Wakil Direktur Pelayanan sampai kasus dianggap
selesai
3. Bila kasus telah selesai dokumen dikembalikan kepada Bagian Rekam
Medis.
Cara II :
1. Mengembangkan data dasar :
a. Orang yang terlibat : Klien, keluarga klien, dokter, dan perawat
b. Tindakan yang diusulkan : tidak menuruti keinginan klien untuk memberikan
penambahan dosis morphin.
c. Maksud dari tindakan tersebut : agar tidak membahayakan diri klien
d. Konsekuensi tindakan yang diusulkan, bila tidak diberikan penambahan dosis
morphin, klien dan keluarganya menyalahkan perawat dan apabila keluarga klien
kecewa terhadap pelayanan di bangsal mereka bisa menuntut ke rumah sakit.

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 11


2. Mengidentifikasi konflik akibat situasi tersebut :
Penderitaan klien dengan kanker payudara yang sudah mengalami metastase
mengeluh nyeri yang tidak berkurang dengan dosis morphin yang telah ditetapkan. Klien
meminta penambahan dosis pemberian morphin untuk mengurangi keluhan nyerinya.
Keluarga mendukung keinginan klien agar terbebas dari keluhan nyeri. Konflik yang
terjadi adalah :
a. Penambahan dosis pemberian morphin dapat mempercepat kematian klien.
b.Tidak memenuhi keinginan klien terkait dengan pelanggaran hak klien.

3. Tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan


konsekuensi tindakan tersebut
a. Tidak menuruti keinginan pasien tentang penambahan dosis obat pengurang nyeri.
Konsekuensi :
1) Tidak mempercepat kematian klien
2) Keluhan nyeri pada klien akan tetap berlangsung
3) Pelanggaran terhadap hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri
4) Keluarga dan pasien cemas dengan situasi tersebut

b. Tidak menuruti keinginan klien, dan perawat membantu untuk manajemen nyeri.
Konsekuensi :
1) Tidak mempercepat kematian pasien
2) Klien dibawa pada kondisi untuk beradaptasi pada nyerinya (meningkatkan
ambang nyeri)
3) Keinginan klien untuk menentukan nasibnya sendiri tidak terpenuhi

c. Menuruti keinginan klien untuk menambah dosis morphin namun tidak sering dan
apabila diperlukan. Artinya penambahan diberikan kadang-kadang pada saat tertentu
misalnya pada malam hari agar klien bisa tidur cukup.
Konsekuensi :
1) Risiko mempercepat kematian klien sedikit dapat dikurangi
2) Klien pada saat tertentu bisa merasakan terbebas dari nyeri sehingga ia dapat
cukup beristirahat.

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 12


3) Hak klien sebagian dapat terpenuhi.
4) Kecemasan pada klien dan keluarganya dapat sedikit dikurangi.

4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat :


Pada kasus di atas dokter adalah pihak yang membuat keputusan, karena dokterlah
yang secara legal dapat memberikan ijin penambahan dosis morphin. Namun hal ini perlu
didiskusikan dengan klien dan keluarganya mengenai efek samping yang dapat
ditimbulkan dari penambahan dosis tersebut. Perawat membantu klien dan keluarga klien
dalam membuat keputusan bagi dirinya. Perawat selalu mendampingi pasien dan terlibat
langsung dalam asuhan keperawatan yang dapat mengobservasi mengenai respon nyeri,
kontrol emosi dan mekanisme koping klien, mengajarkan manajemen nyeri, sistem
dukungan dari keluarga, dan lain-lain.

5. Mendefinisikan kewajiban perawat


a. Memfasilitasi klien dalam manajemennyeri
b. Membantu proses adaptasi klien terhadap nyeri / meningkatkan ambang nyeri
c. Mengoptimalkan sistem dukungan
d. Membantu klien untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif terhadap
masalah yang sedang dihadapi
e. Membantu klien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan keyakinannya

6. Membuat keputusan
Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan konsekuensi
masing-masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan
yang paling menguntungkan / paling tepat untuk klien. Namun upaya alternatif tindakan
lain perlu dilakukan terlebih dahulu misalnya manajemen nyeri (relaksasi, pengalihan
perhatian, atau meditasi) dan kemudian dievaluasi efektifitasnya. Apabila terbukti efektif
diteruskan namun apabila alternatif tindakan tidak efektif maka keputusan yang sudah
ditetapkan antara petugas kesehatan dan klien/ keluarganya akan dilaksanakan.

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 13


BAB IV
DOKUMENTASI

Sebagaimana telah diuraikan diatas, tentang langkah/tindak yang perlu


dilaksanakan dalam menghadapi melakukan penanganan masalah dilema etik di
Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon. Panduan ini perlu disosialisasikan ke seluruh
Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Pelabuhan. Secara berkala panduan ini akan
dievaluasi, sehingga bila diperlukan perubahan–perubahan sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan, akan dilakukan revisi agar ini menjadi lebih sempurna sehingga
penanganan dilema etik dapat optimal dapat ditangani. Seluruh dokumen yang
terkait dengan kasus pelayanan medis ditata dan diberikan pengkodean khusus,
Dokumen disimpan oleh Wakil Kepala Pelayanan Medik sampai kasus dianggap
selesai Bila kasus telah selesai dokumen dikembalikan kepada Bagian Rekam
Medis.

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 14


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Dilema etik merupakan situasi yang di hadapi oleh seseorang dimana ia harus
membuat keputusan mengenai perilaku yang patut.
2. Prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik :
 OtonomiBenefisiensi
 Keadilan (justice)
 Nonmalefisien
 Veracity (kejujuran)
 Fidelity
 Akuntabilitas (accountability)
 Kerahasiaan (confidentiality)
3. Langkah-langkah penyelesaian masalah / dilema etik
a. Pengkajian
b. Perencanaan
c. Implementasi
d. Evaluasi

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 15


DAFTAR PUSTAKA

Jaringan Epidemiologi Nasional. (1995). AIDS dan Hukum / Etika. Seri Monogragi
No:05. Jakarta : Jaringan Epidemi Nasional bekerja sama dengan The Ford Foundation.

Guwandi,J. (2002). Hospital Law (Emerging doctrines & Jurisprudence). Jakarta :


Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Guwandi,J. (1992). Trilogi Rahasia Kedokteran. Jakarta : Balai penerbit Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia.

Marquis, B.L and Huston, Carol.J. (2006). Leadership Roles and Management Functions
th
in Nursing : Theory and Application. 5 Ed. Philadelphia : Lippincott Williams &
Wilkins.

Tappen, M.R., Sally A. Weiss, Diane K.W. (2004). Essentials of Nursing Leadership and
Management. 3 rd Ed. Philadelphia : FA. Davis Company.

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 16


KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pemecahan

Masalah Dilema Etik dengan baik dan tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan makalah ini.

Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi yang membaca nya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,untuk itu saran yang

membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca
,walaupun makalah ini memiliki masih jauh dari kesempurnaan.

PENYUSUN

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 17


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

KATA SAMBUTAN................................................................................................ii

SURAT KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT PELABUHAN CIREBON...iii

DAFTAR ISI............................................................................................................iv

BAB I DEFINISI ..................................................................................................... 1

A. Definisi Dilema Etik ................................................................................. 1

B. Tipe-tipe Etika ........................................................................................... 2

BAB II RUANG LINGKURuang

Lingkup................................................................................... 2

BAB III PENUTUP................................................................................................. 10

A.Kesimpulan ..................................................................................................... 10

DAFTAR ISI............................................................................................................ 11

D. Contoh Kasus :

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 18


seorang ibu rumah tangga, umur 35 tahun, mempunyai 2 orang anak yang ber umur
6 dan 4 tahun, Ny.D. berpendidikan SMA, dan suami Ny.D bekerja sebagai Sopir
angkutan umum. Saat ini Ny.D dirawat di ruang kandungan RS. sejak 2 hari yang lalu.
Sesuai hasil pemeriksaan Ny.D positif menderita kanker Rahim grade III, dan dokter
merencanakan klien harus dioperasi untuk dilakukan operasi pengangkatan kanker
rahim, karena tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan. Semua pemeriksaan telah
dilakukan untuk persiapan operasi Ny.D. Klien tampak hanya diam dan tampak cemas
dan binggung dengan rencana operasi yang akan dijalaninnya. Pada saat ingin
meninggalakan ruangan dokter memberitahu perawat kalau Ny.D atau keluarganya
bertanya, sampaikan operasi adalah jalan terakhir. Dan jangandijelaskan tentang
apapun, tunggu saya yang akan menjelaskannya.Menjelang hari operasinya klien
berusaha bertanya kepada perawat ruangan yang merawatnya, yaitu:“apakah saya
masih bisa punya anak setelah dioperasi nanti”.karena kami masih ingin punya anak.
“apakah masih ada pengobatan yang lain selain operasi” dan “apakah operasi saya bisa
diundur dulu suster”Dari beberapa pertanyaan tersebut perawat ruangan hanya
menjawab secara singkat,“ibu kan sudah diberitahu dokter bahwa ibu harus
operasi”“penyakit ibu hanya bisa dengan operasi, tidak ada jalan lain”“yang jelas ibu
tidak akan bisa punya anak lagi…”“Bila ibu tidak puas dengan jawaban saya, ibu
tanyakan lansung dengan dokternya…ya.”

Sehari sebelum operasi klien berunding dengan suaminya dan memutuskan


menolak operasi dengan alasan, klien dan suami masih ingin punya anak
lagi.Penyelesaian KasusKasus diatas menjadi dilema etik bagi perawat dimana dilema
etik ini didefinisikan sebagai suatu masalah yang melibatkn dua atau lebih landasan
moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya

Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap alternatif tindakan memiliki landasan
moral atau prinsip. Pada kasus dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau
salah dan dapat menimbulkan kebingungan pada tim medis yang dalam konteks kasus
ini khususnya pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak
rintangan untuk melakukannya.Dalam menyelesaikan kasus dilema etik yang terjadi
pada kasus Ny. D, dapat diambil salah satu kerangkapenyelesaian etik, yaitu kerangka

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 19


pemecahan etik yang dikemukan oleh Kozier, erb. (1989), dengan langkah-langkah
sebagai berikut:Mengembangkan data dasar dalam hal klarifiaksi dilema etik, mencari
informasi sebanyaknya, berkaitan dengan:Orang yang terlibat, yaitu: Pasien, suami
pasien, dokter bedah/kandungan, Rohaniawan dan perawat.Tindakan yang diusulkan
yaitu:Akan dilakukan operasi pengangkatan kandungan/rahim pada Ny.D. tetapi pasien
mempunyai otonomi untuk membiarkan penyakitnya menggorogoti tubuhnya,
walaupun sebenarnya bukan itu yang diharapkan, karena pasien masih meginginkan
keturunan.Maksud dari tindakan yaitu: dengan memberikan pendidikan, konselor,
advocasi diharapkan pasien mau menjalani operasi serta dapat membuat keputusan
yang tepat terhadap masalah yang saat ini dihadapi. Dengan tujuan agar Agar kanker
rahimyang dialami Ny.D dapat diangkat (tidak menjalar keorgan lain) dan pengobatan
tuntas.Konsekuensi dari tindakan yang diusulkan yaitu:Bila operasi
dilaksanakan:Biaya: biaya yang dibutuhkan klien cukup besar untuk pelaksanaan
operasinya.

Psikologis: pasien merasa bersyukur diberi umur yang panjang bila operasi
berjalan baik dan lancar, namun klien juga dihadapkan pada kondisi stress akan
kelanjutan hidupnya bila ternyata operasi itu gagal. Selain itu konsekuensi yang harus
dituanggung oleh klien dan suaminya bahwa ia tidak mungkin lagi bisa memiliki
keturunan.Fisik: klien mempunyai bentuk tubuh yang normal.Biaya: biaya yang
dibituhkan klienBiaya ; tidak mengeluarkan biaya apapun.Psikologis: klien dihadapkan
pada suatu ancaman kematian, terjadi kecemasan dan rasa sedih dalam hatinya dan
hidup dalam masa masa sulit dingan penyakitnya.
Fisik: Timbulnya nyeri pinggul atau tidak bisa BAK, perdarahan sesudah
senggama, keluar keputihan atau cairan encer dari vagina.Mengidentifikasi konflik
yang terjadi berdasarkan situasi tersebut.Untuk memutuskan apakah operasi dilakukan
pada wanita tersebut, perawat dihadapkan pada konflik tidak menghormati otonomi
klien.Apabila tindakan operasi dilaukan perawat dihadapkan pada konflik tidak
melaksanakan kode etik profesi dan prinsip moral.Bila menyampaikan penjelasan
dengan selengkapnya perawat kawatir akan kondisi Ny.D akan semakin parah dan
stress, putus asa akan keinginannya untuk mempunyai anakBila tidak dijelaskan seperti
kondisi tersebut, perawat tidak melaksanakan prinsip-prinsip professional perawatBila

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 20


perawat menyampaikan pesan dokter, perawat melangkahi wewenang yang diberikan
oleh dokter, tetapi bila tidak disampaikan perawat tidak bekerja sesuai standar profesi.

Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan


mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut.Menjelaskan secara
rinci rencana tindakan operasi termasuk dampak setelah dioperasi.Menjelaskan dengan
jelas dan rinci hal-hal yang berkaitan dengan penyakit bila tidak dilakukan tindakan
operasiMemberikan penjelasan dan saran yang berkaitan dengan keinginan dari
mempunyai anak lagi, kemungkinan dengan anak angkat dan
sebagainnya.Mendiskusikan dan memberi kesempatan kepada keluarga atas penolakan
tindakan operasi dan memberikan alternative tindakan yang mungkin dapat dilakukan
oleh keluarga.

Memberikan advokasi kepada pasien dan keluarga untuk dapat bertemu dan
mendapat penjelasan langsung pada dokter bedah, dan memfasilitasi pasien dan kelurga
untuk dapat mendapat penjelasan seluas-luasnya tentang rencana tindakan operasi dan
dampaknya bila dilakukan dan bila tidakdilakukan.

Mendefinisikan kewajiban perawatDalam membantu pasien dalam membuat


keputusan, perawat perlu membuat daftar kewajiban keperawatan yang harus
diperhatikan, sebagai berikut:memberikan informasi yang jelas, lengkap dan
terkinimeningkatkan kesejahteran pasienmembuat keseimbangan antara kebutuhan
pasien baik otonomi, hak dan tanggung jawab keluarga tentang kesehatan
dirinya.membantu keluarga dan pasien tentang pentingnyasistem
pendukungmelaksanakan peraturan Rumah Sakit selama dirawatmelindungi dan
melaksanakan standar keperawatanyang disesuikan dengan kompetensi keperawatan
professional dan SOP yang berlaku diruangan tersebut.

Membuat keputusan: Membuat keputusan.Dalam suatu dilema etik, tidak ada


jawaban yang benar atau salah, mengatasi dilema etik, tim kesehatan perlu
dipertimbangkan pendekatan yang paling menguntungkan atau paling tepat untuk
pasien. Kalau keputusan sudah ditetapkan, secara konsisten keputusan tersebut
dilaksanakan dan apapun yang diputuskan untuk kasus tersebut, itulah tindakan etik

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 21


dalam membuat keputusan pada keadaan tersebut. Hal penting lagi sebelum membuat
keputusan dilema etik, perlu mengali dahulu apakah niat/untuk kepentinganya siapa
semua yang dilakukan, apakah dilakukan untuk kepentingan pasien atau kepentingan
pemberi asuhan, niat inilah yang berkaitan dengan moralitasetis yang dilakukan.Pada
kondisi kasus Ny.D. dapat diputuskan menerima penolakan pasien dan keluarga tetapi
setelah perawat atau tim perawatan dan medis, menjelaskan secara lengkap dan rinci
tentang kondisi pasien dan dampaknya bila dilakukan operasi atau tidak dilakukan
operasi.

Panduan Dilema Etik RS. Pelabuhan Cirebon 2019 Page 22

Anda mungkin juga menyukai