A. PROLANIS
1. Pengertian Prolanis
2. Tujuan Prolanis
3. Sasaran Prolanis
1) Konsultasi Medis
Dilakukan dengan cara konsultasi medis antara peserta Prolanis dengan tim medis,
jadwal konsultasi disepakati bersama antara peserta dengan Faskes Pengelola.
Edukasi klub Resiko Tinggi (Klub Prolanis) adalah kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan kesehatan dalam upaya memulihkan penyakit dan mencegah timbulnya
kembali penyakit serta meningkatkan status kesehatan bagi peserta prolanis.
Sasaran dari metodi ini yaitu, terbentuknya kelompok peserta (Klub) Prolanis
minimal 1 Faskes Pengelola 1 Klub. Pengelompokan diutamakan berdasarkan kondisi
kesehatan peserta dan kebutuhan edukasi.
3) Reminder melalui SMS Gateway
4) Home Visit
Home visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan kerumah peserta Prolanis untuk
pemberian informasi / edukasi kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta Prolanis dan
keluarga. Sasaran :
Peserta Prolanis dengan kriteria :
- Peserta baru terdaftar,
- Peserta tidak hadir terapi di Dokter praktek perorangan / Klinik/ Puskesmas selama
3 bulan berturut – turut,
- Peserta dengan GDP/GDPP dibawah standar 3 bulan berturut – turut,
- Peserta dengan tekanan darah tidak terkontrol 3 bulan berturut – turut,
- Peserta pasca opname.
5. Langkah-langkah Pelaksanaan
B. Kualitas Hidup
Dalam hal ini dapat dikelompokan dalam 3 bagian yang berpusat pada aspek hidup
yang baik yaitu :
a. Kualitas hidup subjektif yaitu suatu hidup yang sangat baik yang dirasakan oleh
masing–masing individu yang memilikinya. Masing– masing individu secara personal
mengevaluasi mereka yang menggambarkan sesuatu dan perasaan mereka.
b. Kualitas hidup eksistensial yaitu seberapa baik hidup seseorang merupakan level
yang berhak untuk dihormati dan individu dapat hidup dalam keharmonisan.
c. Kualitas objektif yaitu bagaimana hidup seseorang dirasakan oleh dunia luar.
Kualitas objektif ditanyakan dalam kemampuan seseorang dalam beradaptasi pada nilai–
nilai budaya dan menyatakan tentang kehidupannya.
Ketiga aspek kualitas hidup ini keseluruhan dikelompokan dengan pernyataan yang
relevan pada kualitas hidup yang dapat ditempatkan dalam suatu rentang spektrum dari
subjektif, elemen eksistensial berbeda diantaranya yang merupakan teori kualitas hidup
meliputi kesejahteraan, kepuasan hidup, kebahagiaan, makna dalam hidup dan pemenuhan
kebutuhan, biologis dan mencapai potensial hidup (Ventegodt, 2003).
1) Kesejahteraan
Kesejahteraan berhubungan dengan bagaimana sesuatu berfungsi dalam sesuatu dunia
objektif dan dengan faktor eksternal hidup. Ketika kita membicarakan tentang perasaan baik
maka kesejahteraan merupakan kebutuhan dan realisasi diri.
2) Kepuasan hidup
Menjadi puas berarti merasakan bahwa hidup yang seharusnya, ketika
pengharapan–pengharapan, kebutuhan dan gairah hidup diperoleh disekitarnya maka
seseorang puas. Kepuasan adalah pertanyaan mental yaitu keadaan yang kognitif.
3) Kebahagiaan
Ini merupakan perasaan yang spesial yang berharga dan sangat diinginkan terapi
sulit diperoleh. Tidak banyak orang percaya bahwa kebahagiaan diperoleh dari adaptasi
terhadap budaya seseorang, kebahagiaan diasosiasikan dengan dimensi–dimensi non
rasional seperti cinta, ikatan erat dengan sifat dasar tetapi bukan uang.
5) Pemenuhan kebutuhan
Kebutuhan dihubungkan dengan kualitas hidup dimana ketika kebutuhan seseorang
terpenuhi maka kualitas hidupnya tinggi. Kebutuhan merupakan suatu ekspresi sifat dasar
kita yang ada pada umumnya dimiliki oleh makhluk hidup.
3) Hubungan Sosial terdiri dari hubungan personal, aktifitas seksual dan hubungan
lain.
Menurut Guyatt dan Jaescke yang dikutip oleh Silitonga (2007), kualitas hidup
dapat diukur dengan menggunakan instrumen pengukuran kualitas hidup yang telah diuji
dengan baik. Secara garis besar instrumen untuk mengukur kualitas hidup dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu instrumen umum (generic scale) dan instrumen khusus
(specific scale). Instrumen umum ialah instrumen yang dipakai untuk mengukur kualitas
hidup secara umum pada penderita dengan penyakit kronik. Instrumen ini digunakan untuk
menilai secara umum mengenai kemampuan fungsional, ketidakmampuan dan
kekhawatiran yang timbul akibat penyakit yang diderita.
Salah satu contoh instrumen umum adalah the Sickness Impact Profile (SIP), the
Medical Outcome Study (MOS) 36-item short-form Health Survey (SF-36). Sedangkan
instrumen khusus adalah instrumen yang dipakai untuk mengukur sesuatu yang khusus
dari penyakit, populasi tertentu (misalnya pada orang tua) atau fungsi yang khusus
(misalnya fungsi emosional), contohnya adalah The Washington Psychosocial Seizure
Inventory (WPSI), The Liverpool Group, The Epilepsy Surgery Inventory (ESI-55)
(Silitonga, 2007).
The MOS (SF-36) merupakan salah satu contoh instrumen pengukuran kualitas
hidup yang dipakai secara luas untuk berbagai macam penyakit, merupakan suatu isian
berisi 36 pertanyaan yang disusun untuk melakukan survey terhadap status kesehatan yang
dikembangkan oleh para peneliti dari Santa Monica, terbagi dalam 8 bidang, yaitu :