Sesak nafas dialami sejak 2 bulan yang lalu bersifat terus menerus memberat sejak 3 hari terakhir. Sesak bertambah jika
beraktivitas, tidak dipengaruhi cuaca. Tidak ada riwayat sesak sebelumnya. Batuk ada berdahak warna putih, tidak ada
darah. Batuk sejak 2 bulan terakhir. Ada nyeri dada sebelah kiri, bersifat hilang timbul, menjalar ke punggung belakakng.
Demam tidak ada, Nafsu makan menurun ada, riwayat penurunan berat badan ada namun pasien tidak mengetahui berapa
penurunan berat badannya dalam 2 bulan terakhir, ada keringat malam. mual ada, muntah tidak ada. Buang air kecil dan
buang air besar kesan normal
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN PARU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok tidak ada
Riwayat penyakit TB Paru disangkal
Riwayat minum alkohol tidak ada
Riwayat DM tidak ada
Riwayat hipertensi tidak ada
Hasil Echocardiografi
Hypertrophy cardiomyopathy
1. Community • Sesak nafas sejak 2 Pemeriksaan fisis • Sputum pewarnaan • Oksigen 3 Liter nasal kanul
Acquired bulan terakhir, tidak TD : 120/70 mm Hg gram • Infus NaCl 0.9% 20 tetes
Pneumonia CURB dipengaruhi aktifitas N : 84 kali/ menit • Kultur mikrobiologi per menit
skor 2 dan cuaca P : 24 kali /menit sputum sensitivitas • Ceftazidime 1 gr/8 jam/
• Batuk 2 bulan S : 36.5◦C antbiotik intravena
dengan lendir SpO2 : 97 % dengan modalitas 3 • Darah Rutin • Azitromisin 500 mg/24
berwarna putih . Liter/menit jam/oral
Tidak ada riwayat Thorax
batuk darah Inspeksi : simetris saat statis dan
dinamis.
Palpasi : Vokal fremitus melemah
pada hemithorax dextra et sinistra,
setinggi ICS V hingga basal.
Perkusi : Redup hemithorax dextra
setinggi ICS VI hingga basal, redup pada
hemithorax sinistra setinggi ICS V
hingga basal
Auskultasi : vesikuler, Ronkhi ada di
medio basal hemitoraks sinistra,
wheezing tidak ada
Lab : Leukositosis
Wbc : 15.400
Neu : 94%
DAFTAR MASALAH
No. Masalah Subjective Objecive Planning Terapi
2. Efusi Pleura bilateral • Sesak nafas sejak 2 Pemeriksaan fisis • Torakosintesis untuk • Torakosintesis terapeutik
et causa infeksi dd bulan terakhir terus P : 24 kali /menit sitologi dan
malignancy menerus SpO2 : 97 % dengan modalitas 3 mikrobiologi cairan
Liter/menit pleura
Thorax • Analisis cairan pleura
Inspeksi : simetris statis dinamis
Palpasi : Vokal fremitus melemah
pada hemithorax kanan, setinggiICS IV.
Perkusi : Redup hemithorax dextra
setinggi ICS VI hingga basal.
Auskultasi : Vesikuler, Ronkhi ada
pada basal paru basal hemithorax
sinistra, Wheezing tidak ada
Foto thorax :
Cardiomegali
Efusi Pleura dextra
2
FOLLOW UP
No. Tanggal Subjective Objecive Assesment Planning Terapi
1. 4/10/20 • Sesak nafas ada, Pemeriksaan fisis • Community Acquired • EKG • Oksigen 3 Liter nasal
19 nyeri dada ada TD : 120/70 mm Hg Pneumonia CURB 65 • Usul Echocardiografi kanul
• Demam tidak ada N : 84 kali/ menit Skor II • CT scan thorax • Infus NaCl 0.9% 20
• Batuk ada, dahak P : 24 kali /menit • Efusi Pleura bilateral dengan kontras tetes per menit
ada S : 36.5◦C et causa infeksi dd • Foto thorax post • Ceftazidime 1 gr/8
SpO2 : 97 % dengan malignancy thoracosintesis jam/ intravena H-2
modalitas 3 Liter/menit • Terduga Tuberkulosis • Tunggu hasil • Azitromisin 500
Thorax Paru kasus paru status pemeriksaan mg/24 jam/oral (H-
Inspeksi : simetris HIV? mikrobiologi sputum 2)
statis dinamis dan cairan pleura • Allupurinol 100mg/
Palpasi : Vokal • Konsul kardiologi 24 jam/ oral
fremitus melemah pada
hemithorax kanan,
setinggiICS IV.
Perkusi : Redup
hemithorax dextra setinggi
ICS VI hingga basal.
Auskultasi : Vesikuler,
Ronkhi ada pada basal
paru kedua hemithorax,
Wheezing tidak ada
Foto Thorax :
Pneumonia bilateral
Efusi Pleura bilateral
No. Tanggal Subjective Objecive Assesment Planning Terapi
2. 5/10/20 • Sesak nafas ada, Pemeriksaan fisis • Community Acquired • Periksa Darah rutin • Oksigen 3 Liter nasal
19 nyeri dada ada TD : 120/70 mm Hg Pneumonia CURB 65 • Periksa Analisis Gas kanul
• Demam tidak ada N : 84 kali/ menit Skor I Darah • Infus NaCl 0.9% 20
• Batuk ada, dahak P : 24 kali /menit • Efusi Pleura bilateral • Usul Echocardiografi tetes per menit
ada beerwarna putih S : 36.5◦C et causa infeksi • Foto thorax kontrol • Ceftazidime 1 gr/8
SpO2 : 99 % dengan Terduga Tuberkulosis • Tunggu hasil jam/ intravena H-3
modalitas 3 Liter/menit Paru kasus paru status pemeriksaan • Azitromisin 500
Thorax HIV? mikrobiologi sputum mg/24 jam/oral (H-
Inspeksi : simetris • Konsul kardiologi 3)
statis dinamis • Allupurinol 100mg/
Palpasi : Vokal 24 jam/ oral
fremitus melemah pada
hemithorax dextra setinggi
ICS IV hingga basal.
Perkusi : Redup
hemithorax dextra setinggi
ICS VI hingga basal.
Auskultasi : Vesikuler,
Ronkhi ada pada basal
paru kedua hemithorax,
Wheezing tidak ada
Lab :
Mikrobilogi Cairan pleura :
Tidak didapatkan Bakteri
No. Tanggal Subjective Objecive Assesment Planning Terapi
3. 6/10/20 • Sesak nafas ada, Pemeriksaan fisis • Community Acquired • Tunggu hasil Darah • Oksigen 3 Liter nasal
19 nyeri dada ada P : 24 kali /menit Pneumonia CURB 65 rutin kanul
• Demam tidak ada S : 36.5◦C Skor I • Periksa Analisis Gas • Infus NaCl 0.9% 20
• Batuk ada, dahak SpO2 : 98 % dengan • Efusi Pleura bilateral Darah rutin tetes per menit
ada berwarna putih modalitas 3 Liter/menit et causa infeksi • Echocardiografi • Ceftazidime 1 gr/8
• BAB sulit Thorax Terduga Tuberkulosis • Foto thorax kontrol jam/ intravena H-4
Inspeksi : simetris Paru kasus paru status (7/10) • Azitromisin 500
statis dinamis HIV? • Tunggu hasil mg/24 jam/oral (H-
Palpasi : Vokal • CHF NYHA III pemeriksaan 4)
fremitus melemah pada mikrobiologi cairan • Allupurinol 100mg/
hemithorax dextra setinggi pleura dan sputum 24 jam/ oral
ICS IV hingga basal. • Microlax Supp
Perkusi : Redup • Furosemid 40 mg/12
hemithorax dextra setinggi jam/Intravena
ICS VI hingga basal.
Auskultasi : Vesikuler,
Ronkhi tidak ada
Wheezing tidak ada
4. 7/10/20 • Sesak nafas ada, Pemeriksaan fisis • Community Acquired • Periksa Analisis Gas • Oksigen 3 Liter nasal
19 nyeri dada ada N : 104 kali Pneumonia CURB 65 Darah rutin kanul
• Demam tidak ada RR : 28 kali permenit Skor I • Echocardiografi • Infus NaCl 0.9% 20
• Batuk ada, dahak SpO2 : 97 % dengan • Efusi Pleura bilateral • Foto thorax kontrol tetes per menit
ada berwarna putih modalitas 3 Liter/menit et causa infeksi • Tunggu hasil • Ceftazidime 1 gr/8
sesekali Thorax • Terduga Tuberkulosis pemeriksaan jam/ intravena H-5
• Nyeri ulu hati ada, Inspeksi : simetris Paru kasus paru status mikrobiologi sputum • Azitromisin 500
mual ada, muntah statis dinamis HIV? • Periksa Procalcitonin mg/24 jam/oral (H-
tidak ada Palpasi : Vokal • Dispepsia • MSCT scan thorax 5)
fremitus melemah pada dengan kontras • Allupurinol 100mg/
hemithorax dextra 24 jam/ oral
Perkusi : Redup • Furosemid 40 mg/12
hemithorax dextra jam/Intravena
Auskultasi : • Omeprazole 40
Bronkovesikuler, Ronkhi mg/24 jam/
tidak ada intravena
Wheezing tidak ada
Lab :
WBC : 19100
Neu : 83,5
Ur/cr : 53/0,89
No. Tanggal Subjective Objecive Assesment Planning Terapi
5. 8/10/20 • Sesak nafas ada, Pemeriksaan fisis • Community Acquired • Echocardiografi • Oksigen 4 Liter nasal
19 nyeri dada ada N : 104 kali Pneumonia PSI score • MSCT scan thorax kanul
• Demam tidak ada RR : 28 kali permenit 70 dengan kontras • Infus NaCl 0.9% 16
• Batuk ada, dahak SpO2 : 97 % dengan • Efusi Pleura bilateral • Cek elektrolit tetes per menit
ada berwarna putih modalitas 3 Liter/menit et causa infeksi dd • Cek sitologi cairan • Levofloxacin 750
sesekali Thorax malignancy pleura mg/24 jam/
• Nyeri ulu hati ada, Inspeksi : simetris • Reexpansion intravena Hari -1
mual ada, muntah statis dinamis pulmonary edema • Allupurinol 100mg/
tidak ada Palpasi : Vokal after treatment 24 jam/ oral
fremitus melemah pada Pneumotoraks • Furosemid 40 mg/12
basal hemithorax dextra • Hiperurisemia jam/Intravena
Perkusi : Redup pada • CHF NYHA III • Omeprazole 40
basal hemithorax dextra • Dispepsia mg/24 jam/
Auskultasi : • Terduga Tuberkulosis intravena
Bronkovesikuler, Ronkhi Paru kasus paru status
ada pada basal hemitoraks HIV?
sinistra
Wheezing tidak ada
Hasil lab :
Spesimen dahak: bakteri
gram positif dan negatif
BTA 1,2,3 negatif
Prokalistonin : 0,2
No. Tanggal Subjective Objecive Assesment Planning Terapi
6. 9/10/20 • Sesak nafas ada, Pemeriksaan fisis • Community Acquired • Tunggu hasil CT scan • Oksigen 3 Liter nasal
19 nyeri dada kiri ada N : 104 kali Pneumonia PSI score thorax kanul
• Demam tidak ada RR : 28 kali permenit 70 • Tunggu hasil • Infus NaCl 0.9% 18
• Batuk ada, dahak SpO2 : 97 % dengan • Efusi Pleura bilateral echocardiografi tetes per menit
ada berwarna putih modalitas 3 Liter/menit et causa infeksi dd • Tunggu hasil sitologi • Levofloxacin 750
sesekali Thorax malignancy cairan pleura mg/24 jam/
• Nyeri ulu hati ada, Inspeksi : simetris • Reexpansion intravena Hari -2
mual ada, muntah statis dinamis pulmonary edema • Allupurinol 100mg/
tidak ada Palpasi : Vokal after treatment 24 jam/ oral
fremitus melemah pada Pneumotoraks • Furosemid 40 mg/12
basal hemithorax dextra • Hiperurisemia jam/Intravena
Perkusi : Redup pada • CHF NYHA III • Omeprazole 40
basal hemithorax dextra • Dispepsia mg/24 jam/
Auskultasi : • Imbalace elektrolit intravena
Bronkovesikuler, Ronkhi • KSR tablet 600 mg/8
ada pada basal hemitoraks jam/ oral
sinistra
Wheezing tidak ada
Lab elektrolit :
Kalium 3,3
No. Tanggal Subjective Objecive Assesment Planning Terapi
7. 10/10/2 • Sesak nafas ada, Pemeriksaan fisis • Community Acquired • Tunggu hasil CT scan • Oksigen 3 Liter nasal
019 • nyeri dada kiri N : 104 kali Pneumonia PSI score thorax kanul
sesekali RR : 28 kali permenit 70 • Tunggu hasil • Infus NaCl 0.9% 18
• Demam tidak ada SpO2 : 97 % dengan • Efusi Pleura bilateral echocardiografi tetes per menit
• Batuk ada, dahak modalitas 3 Liter/menit et causa infeksi dd • Tunggu hasil sitologi • Levofloxacin 750
ada berwarna putih Thorax malignancy cairan pleura mg/24 jam/
sesekali Inspeksi : simetris • Reexpansion intravena Hari -3
• Nyeri ulu hati ada, statis dinamis pulmonary edema • Allupurinol 100mg/
mual ada, muntah Palpasi : Vokal after treatment 24 jam/ oral
tidak ada fremitus melemah pada Pneumotoraks • Furosemid 40 mg/12
basal hemithorax dextra • Hiperurisemia jam/Intravena
Perkusi : Redup pada • CHF NYHA III • Omeprazole 40
basal hemithorax dextra • Dispepsia mg/24 jam/
Auskultasi : • Imbalace elektrolit intravena
Bronkovesikuler, Ronkhi • KSR tablet 600 mg/8
ada pada basal hemitoraks jam/ oral
sinistra
Wheezing tidak ada
Lab elektrolit :
Kalium 3,3
3
DISKUSI
DEFINISI
Akter S, Shamsuzzaman, Jahan F. Community Acquired Pneumonia. International Journal of Respiratory and Pulmonary Medicine. 2015, 2:1. Pp.1-5
KLASIFIKASI
PNEUMONIA
Bakteri
Bronchopneumonia Aspirasi makanan, benda
Hospital Acquired asing, hidrokarbon
Pneumonia (HAP)
Virus
Interstitial pneumonia Reaksi hipersensitiviti
Ventilator associated
pneumonia ( VAP)
Parasit(Ascaris, Obat/radiasi
Strongiloides)
Jamur
Singh YD. Pathophysiology of Community Acquired Pneumonia. Association of Physicians India. 2012; Vol.60. Pp 7-9.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2014. Pneumonia Komunitas
FAKTOR RISIKO
Akter S, Shamsuzzaman, Jahan F. Community Acquired Pneumonia. International Journal of Respiratory and Pulmonary Medicine. 2015, 2:1. Pp.1-5
PATOFISIOLOGI Predisposisi :
influenzae
alkoholisme gizi
Invasi agen infeksi (Inhalasi, aspirasi, hematogen, kontak langsung) jelek / kurang debiliti
Komorbid :
diabetes mellitus
Mekanisme pertahanan tubuh melawan agen infeksi gagal ginjal
menahun
ggan imuniti
Mekanisme pertahanan tubuh kalah sehingga Agen infeksi masuk ke PPOK
saluran pernafasan dan terjadi reaksi inflamasi pneumokoniosis
Pneumonia
Akter S, Shamsuzzaman, Jahan F. Community Acquired Pneumonia. International Journal of Respiratory and Pulmonary Medicine. 2015, 2:1. Pp.1-5
Sekali patogen berhasil
menembus mekanisme
pertahanan paru
Inflamasi
Substitusi udara di
dalam alveoli (air spaces)
oleh cairan eksudat
(=
KONSOLIDASI)
Watkins RR, Lemonovich TL. Diagnosis and management of community-acquired pneumonia in adults. American Family Physician. 2011. 83(11):1299-1306.
DIAGNOSIS
Gejala klinis
• Sist. Respirasi:
• batuk (80%), sesak, prod. sputum purulen, nyeri dada
• Anoreksia, nyeri kepala, diare, myalgia, atralgia, demam, keringat, dehidrasi
• Penurunan status fungsional
Pemeriksaan Fisis
•Takipnea
•Ronkhi
•Tanda konsolidasi (suara napas bronkial, fremitus raba meningkat, perkusi redup)
Akter S, Shamsuzzaman, Jahan F. Community Acquired Pneumonia. International Journal of Respiratory and Pulmonary Medicine. 2015, 2:1. Pp.1-5
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Thorax : Adanya infiltrat pada foto thorax
2. Laboratorium : Darah Rutin
• Leukositosis > 10.000 / mm3
• Neutrophilic leucocytosis
• LED dapat juga tinggi
3. Analisis Gas darah : Hipoksemia & hipokarbia, Asidosis respiratorik pada stadium lanjut
Akter S, Shamsuzzaman, Jahan F. Community Acquired Pneumonia. International Journal of Respiratory and Pulmonary Medicine. 2015, 2:1. Pp.1-5
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS PNEUMONIA DITEGAKKAN BILA :
1. ADANYA INFILTRAT PADA FOTO thorax
2. DISERTAI 2 GEJALA BERIKUT :
- FEVER 380C
- BATUK, SESAK, NYERI DADA
- LEUKOSITOSIS > 10.000 / mm3
- SPUTUM PURULEN
- FISIS : TANDA KONSOLIDASI (suara napas bronkial, fremitus raba meningkat, perkusi redup)
Akter S, Shamsuzzaman, Jahan F. Community Acquired Pneumonia. International Journal of Respiratory and Pulmonary Medicine. 2015, 2:1. Pp.1-5
CURB 65
Watkins RR, Lemonovich TL. Diagnosis and management of community-acquired pneumonia in adults. American Family Physician. 2011. 83(11):1299-1306.
PSI SCORE
I - 0.1%
II ≤ 70 0.6%
IV 91-130 9.3%
V >130 27.0%
laboratorium dan radiologi
Karakteristik Point - pH arteri < 7,35 +30
faktor demografi - BUN ≥ 30mg/dl +20
- umur - natrium < 130 mmol/dl +20
- laki-laki umur (tahun) - glukosa ≥ 250mg/dl +10
- hematokrit < 30% +10
- wanita umur (tahun) – 10
- PaO2 < 60mmHg +10
- perawatan dirumah +10
- efusi pleura +10
penyakit komorbid
- keganasan +30
- penyakit hati +20
- gagal jantung +10
- peny. Cerebrovaskuler +10
- penyakit ginjal +10
pemeriksaan fisik
-perubahan status mental +20
- pernapasan > 30x/m +20
- TD sistolik < 90mmHg +20
- suhu < 35 atau >40 derajat C +15
- nadi ≥ 125/menit +10
Watkins RR, Lemonovich TL. Diagnosis and management of community-acquired pneumonia in adults. American Family Physician. 2011. 83(11):1299-1306.
TERAPI
RAWAT JALAN RAWAT INAP
Pengobatan suportif / simptomatik : Pengobatan suportif / simptomatik:
Istirahat di tempat tidur Pemberian terapi oksigen
Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreks
obat penurun panas i kalori dan elektrolit
Pemberian obat simptomatik antara lain anti
Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan piretik, mukolitik
ekspektoran Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesua
Pemberian antibIotik harus diberikan (sesuai i ATURAN) kurang dari 4 jam
ATURAN) kurang dari 8 jam
Watkins RR, Lemonovich TL. Diagnosis and management of community-acquired pneumonia in adults. American Family Physician. 2011. 83(11):1299-1306.
TERAPI
Watkins RR, Lemonovich TL. Diagnosis and management of community-acquired pneumonia in adults. American Family Physician. 2011. 83(11):1299-1306.
TERAPI
Kel. III. Px rawat inap ≠ di ICU: Beta laktam iv+ makrolide / doxyciclin oral / iv
III A: ada peny. kardiopulmonal/ fx Atau
modifikasi lain Fluoroquinolon tunggal
III B: tidak ada peny. Kardiopulmonal/ Azithromycin tunggal iv/ doxyciclin/ beta laktam
fx modifikasi lain atau fluoroquinolon tunggal
1. Komplikasi
2. Diagnosis salah
3. Perkiraan mikroorganisme keliru
4. Kuman resistensi Antibiotik
5. Sistem imun kurang baik
Watkins RR, Lemonovich TL. Diagnosis and management of community-acquired pneumonia in adults. American Family Physician. 2011. 83(11):1299-1306.
KOMPLIKASI
• Abses paru
• Efusi PLEURA
• Sepsis
• Infeksi metastatik (meningitis, endokarditiS, artritis)
• ARDS, Gagal pernafasan
• gagal multi organ
Watkins RR, Lemonovich TL. Diagnosis and management of community-acquired pneumonia in adults. American Family Physician. 2011. 83(11):1299-1306.
PROGNOSIS
Prognosis akan lebih buruk jika dijumpai salah satu dari kriteria di bawah ini:
Umur > 60 tahun
Koma waktu masuk
Syok
Pemakaian alat bantu napas yang lama
Pada foto toraks terlihat gambaran abnormal bilateral
Pengobatan awal yang tidak tepat
Infeksi yang disebabkan bakteri yang resisten (P. aeruginosa, S. malthophilia, Acinetobacter spp.)
Infeksi onset lanjut dengan risiko kuman yang sangat virulen
Gagal multiorgan
Watkins RR, Lemonovich TL. Diagnosis and management of community-acquired pneumonia in adults. American Family Physician. 2011. 83(11):1299-1306.
THANKS