Anda di halaman 1dari 7

Nama: Imelda Oktania Manullang

NIM: P05120221026
Kelas: 1A
Mata Kuliah: Etika Keperawatan
Dosen Pengampu: Pauzan Efendi, SST.,M.Kes

“Pengambilan Keputusan Etik”


Pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan yang melibatkan berbagai komponen
yang harus dipertimbangkan secara matang oleh perawat, terutama yang terkait dengan
permasalahan pada tatanan klinik.Hal ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan praktik
keperawatan yang semakin kompleks, adanya tuntutan efisiensi layanan kesehatan ditengah
situasi yang selalu berubah, serta perkembangan budaya yang ada menyebabkan tugas
pengambilan keputusan menjadi lebih berat. Dampak dari pengambilan keputusan yang tepat
akan dibayar dengan harga yang tinggi baik untuk individu yang memutuskan maupun
institusi individu tersebut bekerja.

Dalam Sumijatun (2009), dikatakan bahwa pembuatan keputusan selalu dihubungkan


dengan suatu masalah atau suatu kesulitan, dalam arti keputusan dan penerapannya
diharapkan akan menjawab persoalan atau menyelesaikan konflik.

Teori etis digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara prinsip
dan aturan. Ahli filsafat moral telah mengembangkan beberapa teori etik, yang secara garis
besar dapat di klasifikasikan menjadi teori teleologi dan deontologi.

1. Teori Teleologi
Teleologi ( berasal dari bahasa yunani, dari kata telos berarti akhir ). Istilah teleologi
atau utilitarianisme sering digunakan saling bergantian. Teleologi merupakan suatu
dokrin yang menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang dihasilkan atau
konsekuensi yang dapat terjadi. Pendekatan ini sering di sebut dengan ungkapan the
end justifies the means atau makna dari suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir
yang terjadi. Teori ini menekankan pada pencapaian hasil akhir yang terjadi,
pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi
manusia (kell, 1987).

2. Teori Deontologi (formalisme)


Deontologi berasal dari bahasa yunani,deon,yang berarti tugas.Berprinsip pada
aksi atau tindakan. Menurut kant benar atau salah bukan di tentukan oleh hail akhir
atau konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya. Dalam konteks
ini, perhatian di fokuskan pada tindakan melakukan tanggung jawab moral yang dapat
memberikan penentu apakah tindakan tersebut secara moral benar atau salah.
 Prinsip Etik Keperawatan
a. Otonomi

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan
orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak
memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,
padahal terdapat gangguan atau penyimpangan

b. Beneficence (Berbuat Baik)

Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat
mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien tentang
program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat
menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan risiko serangan jantung.

c. Justice (Keadilan)

Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan
ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan
perawat maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut
kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.

d. Non-maleficence (tidak merugikan)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat
keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus mengistruksikan pemberian
transfusi darah. akhirnya transfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficence
walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip nonmaleficince.

e. Veracity (Kejujuran)

Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk
meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling
percaya. Klien memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi
yang ia ingin tahu. Fidelity (Menepati janji)

Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah


penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai
itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya
kepada orang lain.

f. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus
dihindari.Accountability (Akuntabilitasi)

g. Akuntabilitas
adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam
situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab pada
diri sendiri, profesi, klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika
perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut
kemampuan professional.

 Berpikir Kritis

Untuk dapat mengambil keputusan yang benar perawat harus dapat


menerapkan pola berpikir kritis Marriner A-Tomey (1996) menyatakan bahwa
berpikir kritis merupakan elemen elemen yang yang berasal dari dimensi dasar yang
memberikan logika umum untuk suatu alasan mengapa kegiatan tersubut dilakukan.
Elemen-elemen tersebut meliputi tujuan, pusat masalah atau pertanyaan yang
mengarah pada isu yang berkembang, sudut pandang atau kerangka referensi, dimensi
empiris, dimensi konsep, asumsi, implikasi dan konsekuensi yang ada, serta
kesimpulan.

 Berpikir Logis Dan Kreatif

Hernacki M. dan Bobbi D.P (2001) menyatakan bahwa berpikir logis dan
kreatif mempunyai keuntungan-keuntungan seperti memaksimalkan proses-proses
pemecahan masalah secara kreatif, membiarkan otak kanan bekerja pada situasi-
situasi yang menantang, memahami peran paradigma pribadi dalam proses-proses
kreatif, mempelajari bagaimana curah gagasan(brain Storming) dapat memberikan
pemecahan inovatif bagi berbagai masalah, dan menemukan keberhasilan dalam
"berpikir tentang hasil(outcome thinking)".

 Pemecahan Masalah

Marriner A-Tomey (1996), dalam Sumijatun (2009) menyatakan bahwa


mekanisme berpikir dari otak manusia telah dikonsepkan dalam dua sisi, sisi kanan
adalah intuitif dan konseptualyang digunakan untuk mendorong kreativitas berpikir,
sedangkan sisi kiri adalah analisis dan rangkaian-rangkaian.Hernacki M. dan Bobbi
D.P (2001) menyatakan bahwa pemecahan masalah dikenal adanya 7 istilah yang
sering digunakan, yakni berpikir vertikal, lateral. kritis, analitis, strategis. berpikir
tentang hasil, dan juga berpikir kreatif.

 Kedudukan Etika Dalam Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan etik merupakan salah satu proses dari pengambilan


keputusan, yang didalamnya terdapat ilmu, kedudukan, dan etika. Proses ini
mencakup ara pemecahan masalah, situasi dari permasalahan dan dilema yang dapat
dicapai. Jadi proses pengambilan keputusan merupakan hal yang sama dan di temukan
di berbagai situasi yang bermasalah. dengan demikian situasi sangat bergantung dari
norma yang diacu masyarakat seperti etika, interaksi sosial, dan situasional
kontekstual.Fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan keperawatan (Hasyim,
Prasetyo, 2002):

1. Menjaga otonomi setiap individu khususnya perawat dan klien


2. Menjaga agar selalu melakukan tindakan kebaikan dan mencegah dan tindakan
yangmerugikan atau membahayakan orang lain.
3. Menjaga privacy setiap individu.
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya.
5. Dengan etika kita mengetahui apakah suatu tindakan dapat diterima dan apa
alasannya(berdasarkan pada moral yang berlaku pada umumnya).
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu
masalah.
7. Menghasilkan tindakan yang benar.
8. Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya
9. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak
10. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etika.
11. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik.
12. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tatacara
didalam organisasi profesi
13. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang biasa
disebut dengan kode etik profesi

 Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan etis:


1. Tingkat pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan perawatakan membantu perawat dalam membuat
keputusan etis. Salah satu tujuan dan program pendidikan tinggi bagi perawat adalah
meningkatkan keahlian kognitif dan kemampuan membuat keputusan
2. Pengalaman
Pengalaman seringkali disebut sebagai faktor penting yang mempengaruhi pembuatan
keputusan dan hal ini perlu diperhatikan secara lebih jauh. Hasil penelitian oleh
Cassels. dan Redman (1989) tentang perawat yang sedang menjalani studi tingkat
sarjana menunjukkan bahwa pengalaman yang lalu dalam menangani masalah-
masalah etika atau dilema etik dalam asuhan keperawatan dapat membatu proses
pembuatan keputusan yang beretika. Oleh karena itu, penggalian pengalaman lalu
yang lain dari pengalaman keperawatan secara umum memungkinkan pendekatan
yang lebih relevan.
3. Faktor agama dan adat istiadat
Agama dan latar belakang adat istiadat merupakan faktor utama dalam membuat
keputusan etis. Setiap perawat disarankan memahami nilai yang diyakini maupun
kaidah agama yang dianutnya.Faktor adat istiadat yang dimiliki perawat dan pasien
sangat berpengaruh dalam pembuatan keputusan etis. Misalnya: setiap rumah sakit
mempunyai aturan menunggu dan persyaratan pasien yang boleh ditunggu, hal ini
sering tidak dihiraukan oleh keluarga pasien dengan alasan rumah jauh atau pasien
tidak tenang bila tidak ditunggu keluarganya.Ini sering menimbulkan masalah etik
bagi perawat, antara mebolehkan atau tidak membolehkan keluarga menemani pasien
di Rumah Sakit (Suhaemi, 2003)
4. Komisi etik
Komisi etik tidak hanya memberikan pendidikan dan menawarkan nasehat melainkan
juga mendukung rekan-rekan perawat dalam mengatasi dilema etik yang ditemukan
dalam praktik sehari-hari. Dengan adanya komisi etik, perawat mempunyai
kesempatan yang lebih besar untuk semakin terlibat secara formal dalam pengambilan
keputusan yang etis dalam organisasi perawat kesehatan
5. Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi
Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta
mampu memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya mesin mekanik
kesehatan, cara prosedur baru dan bahan/obat baru. Misalnya wanita yang mengalami
kesulitan hamil dapat dibantu dengan inseminasi. Kemajuan ini menimbulkan
pertanyaan yang berhubungan dengan etika
6. Faktor legislasi dan keputusan yuridis
Hukum kesehatan telah menjadi suatu bidang ilmu dan perundang-undangan baru
yang banyak disusun untuk menyempurnakan perundang-undangan lama atau untuk
mengantisipasi perkembangan masalah hukum kesehatan. Oleh karena itu, perlu
undang undang praktik keperawatan dan keputusan menteri kesehatan yang mengatur
registrasi dan praktik perawat.

 Penerapan beberapa pengambilan keputusan perkara etik dalam bidang keperawatan

Kerangka kerja pemecahan dilema etik

1. Mengidentifikasi dan mengklarifikasi masalah etik


a. Identifikasi masalah etik pada kasus tersebut
b. Berikan beberapa pandangan tentang masalah ini
2. Mengumpulkan data
a. Siapa saja yang terlibat?
b. Siapa saja yang berhak mengambil keputusan?
c. Apa kepentingan masalah ini ?
d. Sebutkan faktor-faktor yang memmpengaruhi pengambilan keputusan
3. Mengidentifikasi pilihan-pilihan pemecahan masalah
a. Identifikasi batas waktu pembuatan keputusan Identifikasi setiap tindakan
yang memungkinkan
b. Sebutkan hal positif dan negatif dari masing-masing pilihan (juga resiko dan
manfaatnya)
c. Perlu adanya pertemuan dengan komite etik
d. Sumber-sumber apa yang bisa membantu dalam proses pembuatan
keputusan ?
e. Pilihan mana yang direkomendasikan oleh profesi dan jelaskan mengapa ?
4. Membuat keputusan berdasarkan pertimbangan diatas
5. Melakukan tindakan
a. Sebutkan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dengan jelas
6. Evaluasi
a. Apakah semua pihak terlibat dalam proses pembuatan keputusan?
b. Apakah semua pihak puas dengan proses pembuatan keputusan?
c. Apakah hasil sesusai dengan yang diantisipasi ?
d. Bagaimana rekomendasi selanjutnya ?
e. Bagaimana rekomendasi selanjutnya?

 Model Pengambilan Keputusan Etik


1. Menurut Kozier, dkk(1997)
a. Mengidentifikasi fakta dan situasi spesifik
b. Menerapkan prinsip dan teori etika keperawatan
c. Mengacu kepeda kode etik keperawatan
d. Melihat dan mempertimbangkan kesesuaiannya untuk klien
e. Mengacu pada nilai yang dianut
f. Mempertimbangkan faktor lain seperti nilai,harapan,komitmen,kecemasan
penggunaan waktu, kurangnya pengalaman, ketidaktahuan atau terhadap
hukum, dan adanya loyalitas terhadap publik.
2. Potter dan Perry (2005)
a. Menunjukkan maksud baik, mempunyai anggapan bahwa semua orang
mempunyai maksud yang baik untuk menjelaskan masalah yang ada.
b. Mengidentifikasi semua orang penting, menganggap bahwa semua orang yang
terlibat dalam proses pengambilan keputusan merupakan orang penting dan
perlu didengar pendapatnya
c. Mengumpulkan informasi yang relevan, informasi yang relevan meliputi data
tentang pilihan klien, sistem keluarga, diagnosis dan prognosis medis,
pertimbangan sosial, dan dukungan lingkungan.
d. Mengidentifikasi prinsip etik yang dianggap penting
e. Mengusulkan tindakan alternatif
f. Melakukan tindakan terpilih
 Tahap- Tahap Pengambilan Keputusan
1. Mengidentifikasi masalah.
2. Mengumpulkan data masalah.
3. Mengidentifikasi semua pilihan/ alternative
4. Memikirkan masalah etis secara berkesinambungan.
5. Membuat keputusan
6. Melakukan tindakan dan mengkaji keputusan dan hasil evaluasi tindakan.

Anda mungkin juga menyukai