Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Triage adalah mengklasifikasikan pasien dan masalah medis mereka
sesuai dengan urgensi situasi mereka dan terus melakukan reaccessing. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1778/Menkes/SK/XII/2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Intensive Care Unit (Icu) Di Rumah Sakit adalah prioritas pasien masuk ICU
yaituICU memberikan pelayanan antara lain pemantauan yang canggih dan terapi
yang intensif. Dalam keadaan penggunaan tempat tidur yang tinggi, pasien yang
memerlukan terapi intensif (prioritas 1) didahulukan dibandingkan pasien yang
memerlukan pemantauan intensif (prioritas 3). Penilaian objektif atas beratnya
penyakit dan prognosis hendaknya digunakan untuk menentukan prioritas masuk
ke ICU.
a. Pasien prioritas 1 (satu)
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang
memerlukan terapi intensif dan tertitrasi, seperti: dukungan/bantuan ventilasi
dan alat bantu suportif organ/sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif
kontinyu, obat anti aritmia kontinyu, pengobatan kontinyu tertitrasi, dan lain-
lainnya.
b. Pasien prioritas 2 (dua)
Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU, sebab
sangat berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya
pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial catheter.
c. Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status
kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya,
secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat
terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil.
d. Pengecualian
Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan Kepala ICU,
indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan, dengan

62
catatan bahwa pasien-pasien golongan demikian sewaktu waktu harus bisa
dikeluarkan dari ICU agar fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat
digunakan untuk pasien prioritas 1, 2, 3 (satu, dua, tiga). Pasien yang
tergolong demikian antara lain:
a) Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan
hidup yang agresif dan hanya demi “perawatan yang aman” saja. Ini tidak
menyingkirkan pasien dengan perintah “DNR (Do Not Resuscitate)”.
Sebenarnya pasien-pasien ini mungkin mendapat manfaat dari tunjangan
canggih yang tersedia di ICU untuk meningkatkan kemungkinan
survivalnya.
b) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
c) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien-pasien
seperti itu dapat dimasukkan ke ICU
Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit dibagi atas Unit
Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk pertama kali, unit
perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk mengatasi keadaan kritis
sedangkan bagian yang lebih memusatkan perhatian pada penyumbatan dan
penyempitan pembuluh darah koroner yang disebut unit perawatan intensif
koroner (Intensive Care Coronary Unit= ICCU). Baik UGD, ICU, maupun
ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana perburukan patofisiologi
dapat terjadi secara cepat yang dapat berakhir dengan kematian. Sebenarnya
tindakan pengatasan kritis ini telah dimulai di tempat kejadian maupun dalam
waktu pengankutan pasien ke Rumah Sakit yang disebut dengan fase
prehospital. Tindakan yang dilakukan adalah sama yakni resusitasi dan
stabilisasi sambil memantau setiap perubahan yang mungkin terjadi dan
tindakan yang diperlukan. Tiap pasien yang dirawat di ICU memerlukan
evaluasi yang ketat dan pengatasan yang tepat dalam waktu yang singkat.
Tujuan dari keperawatan kritis adalah mempertahankan hidup pasien
dengan melakukan pengkajian, mendiagnosa, merencanakan, melakukan
intervensi, mengevaluasi dan mendokumentasikan tindakan keperawatan.

63
B. Saran
Dengan penjelasan mengenai manajemen triage di unit kritis diharapkan
kepada pembaca untuk dapat memahami tentang konsep manajemen triage di unit
kritis tersebut, sehingga pembaca dapat memperluas pengetahuan serta dapat
memahami apa saja yang berkaitan dengan hal tersebut, serta bagi mahasiswa
dapat menambah ilmu pengetahuannya. Setelah kita mempelajari apa yang telah
dibahas, maka kita perlu menerapkan dalam profesi kita. Kiranya makalah ini
dapat berguna dan memberi wawasan tentang keperawatan kritis khususnya pada
manajemen triage di unit kritis.

64

Anda mungkin juga menyukai