Anda di halaman 1dari 15

HAK PASIEN DAN

KETERLIBATAN KELUARGA
Tuban, 3 Agustus 2022
Hak- hak pasien dan keluarga sesuai dengan UU No. 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit adalah:

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di


Rumah Sakit;
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional;
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar
Rumah Sakit;
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya;
Hak- hak pasien dan keluarga sesuai dengan UU No. 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit adalah:

10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya;
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit;
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;
17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PERSETUJUAN DAN PENOLAKAN
TINDAKAN KEDOKTERAN
Pengertian
Persetujuan Umum (General Consent)
adalah pernyataan kesepakatan yang diberikan oleh pasien
terhadap peraturan rumah sakit yang bersifat umum
Persetujuan Tindakan (Informed Consent) Kedokteran atau
Kedokteran
Gigi: Adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
keluarga terdekat setelah mendapatkan penjelasan secara
lengkap mengenahi tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
yang akan dilakukan terhadap pasien.
Tindakan yang Memerlukan Persetujuan
 Di RSUD Dr. R. Koesma Kabupaten Tuban menetapkan bahwa

tindakan yang memerlukan persetujuan secara tertulis yaitu:


 Persetujuan Umum Rawat Inap
 Persetujuan Umum Rawat Jalan
 Persetujuan Tindakan medik rutin
 Persetujuan Tindakan Kedokteran
 Persetujuan Tindakan Khusus
 Persetujuan Tindakan anestesi
 Anestesi Lokal
 Anestesi General
 Anestesi Regional SAB
 Anestesi Regional Peridural
 Persetujuan Tindakan Kedokteran (Tranfusi darah)
 Informed Consent Pelayanan Poliklinik Rehabilitasi Medik
PERSETUJUAN /PENOLAKAN TINDAKAN
KEDOKTERAN

SPO PERSETUJUAN/PENOLAKAN TINDAKAN


KEDOKTERAN

CONTOH FORM PERSETUJUAN

CONTOH FORM PENOLAKAN


Standar HPK 2.1
RS memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
mengenai hak dan kewajibannya untuk menolak atau
menghentikan terapi, menolak diberikan pelayanan
resusitasi, serta melepaskan atau menghentikan terapi
penunjang kehidupan.

Maksud dan Tujuan


Pasien atau keluarga atas nama pasien, dapat memutuskan
untuk tidak melanjutkan rencana perawatan atau terapi.

Rumah sakit memberi informasi kepada pasien dan


keluarga mengenai hak mereka untuk menolak atau
menghentikan terapi, konsekuensinya.
Informasi yang diberikan harus jelas dan lengkap mengenai kondisi
pasien, konsekuensi dari keputusan yang diambil, serta pilihan atau
alternatif lain yang dapat dijadikan pertimbangan.
SPO PENOLAKAN/ PENGHENTIAN
PENGOBATAN (TERAPI)

KLIK

FORM PENOLAKAN PENGOBATAN


(TERAPI)

KLIK
STANDAR HPK 2
Pasien &keluarga pasien dilibatkan dalam semua aspek
perawatan dan tata laksana medis melalui edukasi, dan
diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan mengenai perawatan serta tata
laksananya.
Maksud dan Tujuan
Pasien & keluarga berperan mengambil keputusan tentang
perawatan bahkan menolak diagnostik dan tata laksana.

Sehingga perlu diberi informasi ttg kondisi , diagnosis,


rencana pengobatan dan rencana tindakan / perawatan
serta informasi ttg kemungkinan hasil yang tidak
dapat diantisipasi.
Pasien diberi kesempatan “pendapat kedua”, dan rs
memfasilitasinya.
Meminta Pendapat Lain
( Second Opinion )

 adalah pendapat medis yang diberikan oleh


dokter lain terhadap suatu diagnosa atau
terapi maupun rekomendasi medis lain
terhadap penyakit yang diderita pasien.
Tata laksana permintaan pendapat lain
(second opinion)
1. Pasien atau keluarga menyampaikan keluhan yang
dialaminya dan diagnose penyakit dari dokter
pertamanya kepada perawat.
2. Pasien atau keluarga menyampaikan keinginan mencari
second opinion kepada dokter Penanggung Jawab
Pertama.
3. Apabila keputusan mengambil pendapat lain telah
disepakati, maka formulir Permintaan Pendapat Lain
(Second Opinion) diisi oleh pasien atau walinya dan
diketahui oleh Dokter (DPJP) serta perawat jaga.
4. Pasien atau keluarga dapat menunjuk sendiri dokter
kedua atau atas rekomendasi dari dokter pertama yang
telah terdaftar di RSUD dr. R. Koesma Kabupaten Tuban.
Lanjutan ........
4. Menyerahkan hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium,
radiologi, USG, CT Scan, dan lain-lain) secara utuh, bukan
hanya kesimpulannya karena bukan hanya tidak mungkin
ada perbedaan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang
kepada dokter kedua.
5. Bila DPJP pertama sudah menyetujui maka sampaikan pada
dokter yang ditunjuk untuk second opinion tentang kondisi
pasien dan pemeriksaan –pemeriksaan penunjang yang
sudah dilaksanakan
6. Menyatakan penyakit/keluhan-keluhan yang dideritanya
kepada dokter kedua yang ditunjuk oleh pasien termasuk
pengobatan, perlu tidaknya pemeriksaan dan lamanya
perawatan.
7. Mendiskusikan hasil second opinion dengan dokter
penanggung jawab pertama.
8. Catat semua hasil diskusi dan masukkan pada dokumen
rekam medis pasien
SPO DAN FORM SECOND OPINION

SPO KLIK

FORM KLIK

Anda mungkin juga menyukai