LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Standar Akreditasi Komite Akreditasi Nasional tahun 2012 yang
mengacu pada standar Joint Committee International (JCI), setiap pasien yang akan mendapat
pelayanan di rumah sakit wajib diminta pernyataan persetujuan (informed consent) melalui
suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih dalam
bahasa yang dipahami oleh pasien. Pasien dilibatkan dalam pengambilan keputusan tentang
pelayanan kesehatan yang akan dilakukan kepadanya.
Apabila pasien belum mampu mengambil keputusan atau dianggap tidak mampu
mengambil keputusan karena kondisinya, maka keluarga terdekat mempunyai hak dan
kewajiban untuk memberi pernyataan persetujuan (informed consent) bagi pasien.
Sebelum pasien/keluarga terdekat pasien memberikan pernyatakan persetujuan
(informed consent), tenaga kesehatan rumah sakit yang diberi wewenang, wajib menerangkan
dengan jelas tentang usulan pengobatan atau tindakan kepada pasien.
Penjelasan yang diberikan meliputi kondisi pasien saat tenaga kesehatan rumah sakit
memberi penjelasan, usulan pengobatan, nama individu yang akan memberikan pengobatan,
potensi, manfaat dan kekurangan dari usulan pengobatan/tindakan yang direncanakan,
kemungkinan alternatif cara pengobatan, kemungkinan keberhasilan, kemungkinan timbulnya
masalah selama masa pemulihan dan kemungkinan yang terjadi bila tidak dilakukan.
Pasien/keluarga pasien juga berhak mendapat keterangan tambahan, antara lain tentang
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan semua tenaga kesehatan rumah sakit yang
terlibat dalam pengobatan/tindakan yang akan dikerjakan pada pasien, meliputi :
kompetensi/keahlian, lama kerja, pengalaman untuk kasus yang sama, tingkat keberhasilan,
dll. dari DPJP; nama dan keahlian dari semua tenaga kesehatan yang terlibat; gambaran
prosedur pengobatan/tindakan yang akan dikerjakan, dll.
Pernyataan persetujuan (Informed Consent) wajib diminta sebelum tindakan operasi,
anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan/pengobatan yang berisiko tinggi.
Selain untuk memenuhi Standar Akreditasi Komite Akreditasi Nasional tahun 2012,
Panduan Pelayanan Informed Consent RSUD Cilacap disusun untuk memenuhi kewajiban
perundangan dan peraturan Kementerian Kesehataan Indonesia tentang kewajiban adanya
pernyataan persetujuan (Informed Consent) untuk semua tindakan kedokteran. Panduan
Pelayanan Informed Consent RSUD Cilacap wajib menjadi acuan bagi pelaksanaan
pelayanan Informed Consent di RSUD cilacap untuk setiap dokter yang akan melakukan
tindakan pada pasien atau Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) pasien.
1
PAN/HPK/03/REV.00
DEFINISI
Menurut Guwandi J, S.H., dalam buku Informed Consent & Informed Refusal Edisi 4
tahun 2006, consent adalah istilah dalam bahasa latin consentio, yang artinya persetujuan,
ijin, menyetujui, memberi ijin (persetujuan, wewenang) kepada seseorang untuk melakukan
sesuatu.
Sedangkan Informed Consent adalah suatu ijin (consent) atau pernyataan setuju dari
pasien yang diberikan dengan bebas dan rasional setelah mendapatkan informasi dari dokter
yang akan melakukan tindakan padanya.
Informed Consent merupakan suatu proses dimana setiap saat pasien/keluarga pasien
dapat membatalkan persetujuannya, tidak mengikat pasien setelah pasien
menandatanganinya. Apabila ada keraguan, meskipun telah menyatakan persetujuan, dokter
tetap harus memastikan persetujuan tersebut.
Informed Consent tidak selalu harus tertulis dalam suatu formulir, tetapi penjelasannya
selalu harus didokumentasikan dalam rekam medik pasien.
Pasien/keluarga pasien tetap mempunyai hak menolak setelah proses “informed”
dilakukan dengan baik, dan wajib menandatangani formulir pernyataan penolakan (Informed
Refusal) untuk semua tindakan yang ditolak.
Pernyataan persetujuan Informed Consent sebelum melakukan tindakan kedokteran
merupakan hal yang wajib dilaksanakan untuk semua tindakan, bentuknya dapat tertulis
untuk tindakan-tindakan tertentu atau lisan untuk tindakan selain yang membutuhkan
persetujuan tertulis
DASAR HUKUM
TUJUAN
Panduan ini bertujuan agar dijadikan acuan bagi seluruh dokter, dokter gigi dan seluruh
tenaga kesehatan RSUD Cilacap dalam melaksanakan ketentuan tentang persetujuan tindakan
kedokteran
3
PAN/HPK/03/REV.00
BAB II
RUANG LINGKUP PANDUAN
Ruang lingkup Panduan Pelayanan Informed Consent RSUD Cilacap, adalah jenis
tindakan kedokteran yang harus mendapatkan pernyataan persetujuan (Informed Consent)
tertulis dari pasien/keluarga pasien :
1. Jenis tindakan kedokteran yang harus mendapatkan pernyataan persetujuan (Informed
Consent) tertulis dari pasien/keluarga pasien baik secara umum, maupun secara
khusus
2. Jenis tindakan kedokteran yang tidak harus mendapatkan pernyataan persetujuan
(Informed Consent) tertulis dari pasien/keluarga pasien;
3. Sifat pernyataan persetujuan (Informed Consent)
4. Materi penjelasan untuk mendapatkan pernyataan persetujuan (Informed Consent);
5. yang berhak memberikan penjelasan untuk meminta pernyataan persetujuan
(Informed Consent);
6. yang berhak dan terlibat dalam pemberian informasi untuk mendapatkan pernyataan
persetujuan (Informed Consent);
7. yang berhak dan terlibat dalam penerimaan informasi untuk memberikan pernyataan
persetujuan (Informed Consent);
8. Pengaturan untuk pernyataan persetujuan (Informed Consent) secara tertulis;
9. Pengaturan untuk pernyataan persetujuan (Informed Consent) secara lisan;
10. Pengaturan untuk pernyataan persetujuan (Informed Consent) pada situasi khusus
secara tertulis;
11. Pengaturan untuk pernyataan persetujuan (Informed Consent) pada situasi khusus
secara lisan;
12. Pengaturan untuk penolakan persetujuan (Informed Refusal);
4
PAN/HPK/03/REV.00
Untuk tindakan yang telah mempunyai materi informasi, maka digunakan
materi informasi yang sesuai. Sedangkan yang belum memiliki materi informasi,
maka semua penjelasan wajib didokumentasikan oleh dokter yang akan
melakukan tindakan di tempat yang tersedia pada formulir“Dokumentasi KIE”
b. Di luar kamar bedah
Semua tindakan operasi/invasif di luar kamar bedah yang wajib mendapatkan
pernyataan persetujuan (Informed Consent) secara tertulis, yaitu :
1) Pemasangan kateter vena sentral di ICU
2) Vena seksi di luar kamar bedah
3) Pemasangan kateter vena femoralis dan/atau brakialis di ruang hemodialisis
4) Dan lain-lain yang dianggap perlu untuk dimintakan secara tertulis.
5)
2. Semua tindakan anestesi
a. Anestesi umum dan regional di kamar bedah
b. Anestesi moderat dan sedasi di luar kamar bedah
7
PAN/HPK/03/REV.00
DPJP berkewajiban menjelaskan alternatif tindakan kedokteran lain dan risikonya
bagi pasien, baik yang menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap tindakan
kedokteran.
5. Perkiraan pembiayaan tindakan
Materi penjelasan harus diberikan secara lengkap dengan bahasa yang mudah
dimengerti atau cara lain yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman.
Penjelasan harus dicatat dan didokumentasikan dalam formulir “Dokumentasi KIE “ (
KIE adalah Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pasien), baik penjelasan lisan
maupun tertulis dengan mencantumkan tanggal, waktu, materi KIE, nama dan tanda
tangan pemberi penjelasan, dan penerima penjelasan. Penjelasan yang dipandang
dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan
penjelasan, maka DPJP dapat memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat
dengan didampingi oleh minimal seorang tenaga kesehatan lain sebagai saksi.
10
PAN/HPK/03/REV.00
Pada keadaan gawat darurat, dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan yang
melakukan tindakan kedokteran pada pasien sedapat mungkin tetap memberi penjelasan
akan tindakan yang akan atau sedang dilakukan. Pernyataan persetujuan (Informed
Consent) secara lisan, berupa ucapan setuju atau anggukan kepala sebagai tanda setuju
dari pasien/keluarga pasien/pengantar dapat diartikan sebagai persetujuan.
Kriteria gawat darurat adalah semua kondisi dimana bila tindakan kedokteran tersebut
tidak dilakukan pada pasien maka dapat mengancam nyawa atau berisiko menyebabkan
kecacatan pada pasien.
Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk meminta pernyataan persetujuan
(Informed Consent) secara lisan atau pada kondisi pasien tidak sadar tanpa pengantar,
tindakan kedokteran tetap wajib dilakukan untuk menyelamatkan pasien. Tindakan
kedokteran pada pasien gawat darurat harus dijelaskan sesegera mungkin kepada pasien
setelah pasien sadar atau kepada keluarga dekat atau kepada pengantar.
BAB III
12
PAN/HPK/03/REV.00
TATALAKSANA PELAYANAN INFORMED CONSENT DAN
INFORMED REFUSAL
Panduan Pelayanan Informed Consent RSUD Cilacap menetapkan empat bentuk formulir
pernyataan persetujuan (Informed Consent) dan sebuah formulir pernyataan penolakan
(Informed Refusal).
Keempat formulir tersebut adalah sebagai berikut :
1. Formulir “Persetujuan Tindakan Medic Umum”
Pernyataan Persetujuan (Informed Consent) untuk Tindakan Kedokteran Umum bagi
Pasien Rawat Inap diberikan pada saat pasien masuk rawat inap pertama kali. Ada
sepuluh jenis tindakan yang kemungkinan dikerjakan rutin selama pasien menjalani
perawatan di RSUD Cilacap, sehingga pernyataan persetujuan (Informed Consent)
dimintakan satu kali saat pasien masuk rumah sakit. Pernyataan persetujuan (Informed
Consent) ini sifatnya mengikat bagi pasien selama menjalani perawatan saat itu. Pasien
mempunyai hak menolak salah satu atau lebih tindakan yang termasuk dalam formulir
tersebut. Penolakan pasien akan didokumentasikan dalam formulir pernyataan penolakan
(Informed Refusal) sesuai tatalaksana yang berlaku. Apabila pasien/keluarga pasien
dalam masa perawatan tersebut akhirnya menyatakan setuju akan salah satu/lebih dari
tindakan dalam formulir Pernyataan Persetujuan (Informed Consent) untuk Tindakan
Kedokteran Umum bagi Pasien Rawat Inap, maka dapat diminta menandatangani
formulir tersebut atau formulir sejenis yang baru atau formulir yang sesuai dengan jenis
tindakannya.
Kesepuluh jenis tindakan rutin yang mungkin dilakukan pada pasien selama pasien
menjalani perawatan adalah sebagai berikut :
a. Pemasangan jalur infus tunggal atau bercabang atau lebih dari satu jalur, dan
penggantiannya.
b. Penyuntikan obat terapi selama perawatan, secara intravena, intramuskuler,
intrakutan dan subkutan.
c. Tes kulit setiap kali akan memasukkan obat parenteral baru selama perawatan,
untuk mengetahui kemungkinan alergi pada pasien.
d. Pemasangan kateter urine, dan penggantiannya.
e. Pemasangan sonde (nasogastric tube), dan penggantiannya.
f. Pemasangan endotracheal tube pada saat mengalami kondisi emergensi pertama
kali, dan penggantiannya.
g. Penggunaan defibrillator untuk resusitasi pada saat mengalami kondisi emergensi
pertama kali, dan pengulangannya.
h. Pengambilan sampel darah melalui vena/arteri selama perawatan.
i. Pengambilan sampel urin dengan kateter bila diperlukan selama perawatan.
j. Resusitasi jantung paru pada pasien/keluarga pasien yang tidak menandatangani
pernyataan DNR
2. Formulir “Persetujuan Anestesi
13
PAN/HPK/03/REV.00
Semua tindakan anestesi dan sedasi moderat sampai dalam, wajib dimintakan
pernyataan persetujuan (Informed Consent) tertulis dari pasien/keluarga terdekat pasien
setelah mendapatkan penjelasan yang diperlukan untuk pasien/keluarga pasien
menyatakan persetujuannya. Anestesi ringan atau lokal dapat dimintakan persetujuan
secara lisan.
BAB IV
14
PAN/HPK/03/REV.00
DOKUMENTASI INFORMED CONSENT
DAN INFORMED REFUSAL
15
PAN/HPK/03/REV.00
BAB V
DAFTAR TINDAKAN YANG MEMERLUKAN INFORMED
CONSENT TERTULIS DI RSUD CILACAP
1. Penyakit Anak
- Infus tali pusat
- Intubasi ( Oasang ET )
- Resusitasi Neonatus
2. Penyakit Dalam
- Kardioversi
- Tes Treadmil
- Trombolisis ( pemakaian streptokinase )
- Pungsi cairan efusi pleura
- Pleurodesis
- Biopsi aspirasi jarum halus / FNA ( Fine needle aspirasi )/ TTB ( Trans thorakal
biopsy )
- Penyuntikan Intra artikuler
- Aspirasi cairan sendi / Artrosentesis
- Peritoneal dialysis akut
- Pungsi sumsum tulang
- Biopsi sumsum tulang
- Transfusi darah
- Plebotomi
- Paracentesis abdomen
- Endoscopy : Esofago gastro duodenoskopi, Skleroterapi Varises Esofagus,
Kolonoskopi
- Pemasangan nose gastric tube ( NGT )
- Pemasangan SB tube
- Echocardiografi
16
PAN/HPK/03/REV.00
4. Anesthesi
- Semua tindakan dengan general anesthesia
- Semua tindakan dengan regional anesthesia
- Tindakan pemasangan ET
- Tindakan pemasangan CUP
- Pemakaian alat Ventilator
- Penghentian pemakaian alat ventilator
5. Penyakit Paru-paru
- Pungsi Pleura
- WSD
- Pleurodhesis
- Bronkoskopi
- FNAB Transtorakal
6. Rehabilitasi Medik
- Diathermal
- Traksi cervical dan lumbal
- Ultrasound
- TENS
- Parafin dan IR
- Elektrik stimulasi
- Exercise baik dengan alat atau tanpa alat
- Okupasi terapi
7. Radiologi
- Semua tindakan dengan kontras
- Esofagografi
- Barium Meal / OMD ( Oesofagus Maag Duodenum )
- Barium Follow Trough
- Enteroklesis
- Apendikografi
- Colon In Loop ? Barium Enema
- IVP ( Intra Venous Pyelography atau UIV ( Urografi Intravena )
- RPH ( Retrograde Pyelography )
- APG ( Antegrade Pyelography )
- MCU ( Micti Cystouretrography )
- Bipoler Ureterocystography
- Cystography
- Uretrocystography
- Ureterograohy
17
PAN/HPK/03/REV.00
- CT Scan dengan kontras
- Myelography
- Histerosalpingography ( HSG )
8. Penyakit Saraf
- LP ( Lumbal Punksi )
- Injeksi Intra Articular
- Injeksi Lokal Infiltrasi
- Injeksi Epidural
- MMSE
- EEG
- Brain Mapping
9. Bedah Umum
- Laparatomi - Molesistektomi
- Ureterolitotomi - Nefrolitotomi
- Herniorafi - WSD
- Insisi - Eksplorasi abses
- Fistelektomi - Hemoroidektomi
- Orchidektomi - Hydrocale
- Varicocelektomi - Prostelektomi
- Mastektomi - Eksisi
- Dilatasi Uretra - Appendiktomi
- Cystotomi - Craniotomy
18
PAN/HPK/03/REV.00
12. Bedah THT
a. Tindakan operasi mayor ( dengan GA )
- Tonsilektomi / Adenotonsilektomi
- Explorasi abses ( Peritonsil, Parapharing, Retropharing, Sub Mandibular )
- Exterpasi ( Ranula, Kista Ductus, Tiroglosus )
- Timpani Plasti
- Glosektomi
- Nasofaringeal Flap
- Ekterpasi tumor angiofibro nasofaring, nasal, laring, leher.
- Laringoscopy rigid dengan GA : pro ekstraksi corpal URT ( saluran Nafas
atas )
- Ekstraksi korpal hidung / telinga
- Polipektomi, Konkotomi
- Edmoidektomi
- BESF/FESS ( Functional Endoscopic Sinus Surgery )
- Reposisi nasal / hidung
- Rinotomi Lateralis
- Degloving
- Septum Koreksi
- Rinoseptoplasti
- Laringektomi
- Insisi abses Submandibular ( Phlegmone dengan GA )
- Mastoidektomi
- Fistelektomi per / retro / AD/S
- Timpanoplasti
19
PAN/HPK/03/REV.00
13. Bedah Mata
a. Bedah Minor di Poliklinik Mata
- Insisi Hordeolum
- Lithiasis
- Insisi / Kuretase Kalazion
- Exterpasi Granuloma
- Eksisi Pteregium
- Eksisi Pseudo Pteregium
- Ekstraksi Corpus Alienum
b. Bedah Di Kamar Operasi
- Ekstraksi Katarak
- Rekontruksi Duct Naso Lacrimalis
- Heating Palpebra
- Heating Cornea
- Antiglaukoma
- Koreksi Ektropion
- Koreksi Entropion
- Enukleasi Bulbi
- Evicerasi Bulbi
- Drainase Hifema / Hipopoin
- Ekstraksi Corpus Alienum Intraokuler
- Necrotomi / Debridement ulcus
- Symblepharectomi
20
PAN/HPK/03/REV.00
- Histerektomi
- Kistektomi
- Miomektomi
- Salpingektomi
- Laparotomi eksplorasi
- Kauterisasi
- MOW
21
PAN/HPK/03/REV.00