Anda di halaman 1dari 6

1.

Apa saja prinsip2 dan cara komunikasi yang harus dimiliki dokter agar dapat
membina hub baik terhadap pasien?
2. Apa tujuan dari kodekgi?
3. Apa saja kode etik kedokteran gigi mengenai kesehatan pasien?
4. Apa perbedaan kode etik secara umum dan islami?

umum islami


5. Apa saja hak dan kewajiban pasien & dokter?
hak kewajiban
pasien
Hak memberikan
persetujuan tindakan medis
Hak untuk memilih
dokter atau rumah sakit
Hak atas rahasia
medis
Hak untuk menolak
pengobatan atau
perawatan serta tindakan
medis
Hak atas pendapat
kedua (second opinion)
Hak untuk
mengetahui isi rekam
medis

Untuk mendapatkan
dan menghentikan
pelayanan medis
Untuk memperoleh
informasi secara
lengkap
Untuk memilih dokter
dan sarananya
Berhak memutuskan
hubungan dengan
dokter
Bisa meminta
pendapat dokter lain
(second opinion)
menginformasikan keluhan yang
jelas dan jujur kepada dokter
serta mematuhi nasehat dan
perawatan pengobatan
memberikan imbalan jasa
a. Kewajiban memberikan informasi
medis.
b. Kewajiban mentaati petunjuk.
c. Kewajiban memenuhi aturan-aturan
pada sarana kesehatan.
d. Kewajiban memberikan imbalan
jasa kepada dokter.
e. Kewajiban berterus terang.
f. Kewajiban menyimpan rahasia
pribadi dokter yang diketahui.
dokter Berhak memperoleh
perlindungan hukum
sesuai dengan standar
Memberikam pelayanan medis
terhadap pasien sesuai yang
diderita pasien
profesi dokter
Berhak memperoleh
informasi secara lengkap
dari pasien
Berhak memperoleh
imbalan jasa setelah
menjalankan
kewajibannya

Merahasiakan
Memperlakukan pasien secara
adil
Secara umum, pasal 1 :
menjunjung tinggi, menghayati
dan mengamalkan sumpah
dokter, pasal 2: seorang dokter
senantiasa melaksanakan
profesinya dengan standar
profesi tertinggi, pasal 3 : dalam
melaksanakan praktiknya dokter
tidak boleh dipengaruhi sesuatu
yang mengakibatkan kebebasan
dan kemandirian profesi, pasal 4:
setiap dokter harus
menghindarkan diri dari
perbuatan yang bersifat memuji
diri, pasal 5: tiap pebuatan atau
nasehat yang mungkin
melemahkan daya tahan psikis
maupun fisik hanya diberikan
untuk kepentingan dan kebaikan
pasien setelah memperoleh
persetujuan
Tulus dan ikhlas dalam
menangani pasien



6. Adakah kesalahan atau kelalaian dalam
praktik yang diatur dalam UU?
Dalam UU no23 thn 1992,
Pasal 1365 dalam KUHP, tiap perbuatan
yang melanggar hukum yang
membawa kerugian kpd orang lain
mewajibkan orang yang karna salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti
kerugian itu.
7. Apa saja bentuk Malparktik?
Etika malpraktik: penyalahan dari
malpraktik
Yuridikal malpraktik: hukum-hukum
malpraktik
8. Apa resiko/sanksi dokter yang telah
melakukan mal praktik? Dalam Konsil
Kedokteran Indonesia Nomor
16/KKI/PER/VIII/2006 tentang Tata
Cara Penanganan Kasus Dugaan
Pelanggaran Disiplin MKDKI dan
MKDKIP, menyebutkan beberapa
sanksi disiplin antara lain: 1. Dokter
maupun dokter gigi yang melanggar
kodek etik akan diberikan peringatan
tertulis.
2. Surat tanda registrasi atau surat izin
praktik dokter akan dicabut dalam
waktu sesuai ketentuan.
3. Dokter dan dokter gigi diwajibkan
mengikuti pendidikan atau pelatihan
untuk meningkatkan kompetensi
masing-masing keahliannya

Mendapat teguran dari penegak
hukum kedokteran
Tidak boleh melakukan praktek lagi
Adanya hukuman pidana maupun
perdata yang belaku sesuai UU
Dituntut pasien
SIP dicabut
Berkurangnya kepercayaan masyarakat
9. mengapa setiap tindakan yang
dilakukan oleh dokter harus diawali
dgn persetujuan dari pasien (inform
consent)? http://hukum.ub.ac.id/wp-
content/uploads/2013/01/Jurnal-
Appendycta-Lucky-Pratama-
0910110010.pdf
Peraturan Pemerintah No. 290
Tahun 2008 tentang persetujuan
tindakan medik, Undang undang No.
29 Tahun 2004 Tentang Praktek
Kedokteran, Undang undang No. 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Karena setiap dokter wajib
memberitahukan kepada pasien atas
apa yang telah dilakukan kepada
pasien, apa bila tidak sadarkan diri
maka dokter memberikan informasi
tersebut setelah pasien sadar atau ada
keluarga yang telah datang untuk
memberikan persetujuan atas tindakan
dokter. Serta apa resiko dari tindakan
tersebut agar pasien mengerti tindakan
apa saja yang dilakukan pada saat
tindakan medik tersebut berlangsung.
Pada awalnya pasien menerima semua
tindakan yang dilakukan oleh dokter,
dalam hal ini pasien harus dapat
meminta hak haknya untuk
pelaksanaan tindakan medik.karena
walaupun dalam keadaan sakit
kedudukannya hukumnya sama dengan
orang yang sehat.
Pada penanganan medis semua
pasien yang akan di tolong harus
menyetujui pertolongan medis dan
memberikan pernyataan bersedia
untuk mendapatkan pertolongan
medis, seperti yang tertera dalam pasal
2 ayat 1 undang-undang 290 tahun
2008 tentang praktik kedokteran.
Ketika pasien sudah menyetujui maka
pasien tersebut telah mengetahui dan
memahami apa yang akan dilakukan
oleh dokter dan resiko resiko yang
timbul akibat tindakan tersebut.
Untuk tindakan tanpa adanya
persetujuan terlebih dahulu, setiap
tindakan pasti ada dampak positif dan
negativnya. Dimana semua
pertolongan pasti memberikan
dampak, apakah dampaknya
menguntungkan ataupun merigukan
pasien. Apabila terjadi kesalahan atau
kelalaian dalam melakukan
pertolongan medis untuk
penyelesaiannya dengan bertanggung
jawab, tetapi dalam bertanggung jawab
pihak dokter atau Rumah Sakit harus
meneliti dan menganalisa kesalahan
yang terjadi pada dokter atau karena
kondisi pasien yang harus dilakukan.
Agar pihak Rumah Sakit dan dokter
merasa tidak dirugikan ketika pasien
akan melakukan penuntutan
pertanggungjawaban. maka atas
ketidak puasan pasien pada hasil yang
dilakukan oleh dokter dapat dilakukan
penuntutan dalam jalur hukum dan
dapat diberi sanksi hukum, yaitu
Hukum Pidana, Perdata, dan
Administrasi. Pasal 66 Undang
Undang No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran.
10. kapan seorang pasien dapat
memutuskan hub dgn dokternya?
http://forensik_dan_hukum.webs.com
/pengakhiranhdp.htm
Berakhirnya hubungan tersebut
dapat terjadi akibat selesainya
pengobatan dengan membaiknya
keadaan pasien, penolakan dokter oleh
pasien, kesepakatan bersama,
penarikan dokter secara resmi. Seperti
halnya kontrak-kontrak lain, pihak yang
terlibat didalamnya dapat mengakhiri
perjanjian dengan kesepakatan
bersama.
Pasien dapat secara sepihak
mengakhiri hubungan dengan alasan
apapun dan kapan pun. Pengakhiran ini
dapat dinyatakan secara langsung atau
tidak langsung oleh sikap pasien.
Meskipun ditolak, dokter memiliki
kewajiban untuk mengingatkan pasien
akan resiko bila menghentikan
pengobatan. Seorang dokter yang
berhati-hati akan secara cermat
mendokumentasikan dasar-dasar dan
hal-hal yang berhubungan dengan
penolakan pasien untuk melindungi
dirinya bila ada klaim dari pasien.
Hubungan dokter-pasien dapat
berakhir bila perawatan pasien telah
secara tepat dan lengkap diserahkan
kepada dokter lainnya sehingga jasa
dari dokter yang menyerahkan pasien
tidak lagi diperlukan dan kewajibannya
untuk merawat pasien berakhir. Sekali
pelayanan diakhiri, umumnya dokter
tidak memiliki kewajiban untuk
menyediakan pelayanan lanjutan atau
membuat hubungan dokter-pasien lagi.
Meskipun demikian beberapa
keputusan pengadilan telah
memerintahkan tanggung jawab
tersebut dengan alasan bahwa dokter
berada pada posisi yang lebih baik dari
pasien dalam hal mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan.
Jika selama perawatan dokter
menyimpulkan bahwa ia tidak memiliki
pengetahuan atau ketrampilan yang
kompeten untuk mengobati pasien
atau untuk alasan lain dan
beranggapan bahwa pasien akan lebih
baik bila ditangani oleh dokter lain atau
pada fasilitas lain, maka pasien harus
diinformasikan. Untuk praktisnya,
pasien dengan mudahnya menyetujui
keputusan dokternya dan terjadi
pengakhiran hubungan dengan
peralihan yang menguntungkan. Jika
pengalihan tertunda maka dokter yang
merawat diminta memberitahukan
pasien terhadap konsekuensi bila
menolak, mendokumentasikan
penolakan, konseling, dan kemudian
meneruskan perawatan hingga terjadi
penghentian hubungan secara sepihak.
Pengakhiran hubungan secara sepihak
diizinkan. Pasien harus diberikan cukup
waktu untuk merencanakan perawatan
dari dokter lain. Catatan tertulis harus
disertakan dan lebih diutamakan bila
ditulis pada kertas bermeterai. Catatan
tersebut harus memberikan penjelasan
mengenai keadaan pasien, pelayanan
lanjutan yang diperlukan sebagaimana
halnya dengan penjelasan mengenai
konsekuensi dari kegagalan untuk
memperoleh pelayanan lanjutan dan
waktu perawatan ini harus dituliskan
pada catatan tersebut. Penarikan diri
secara tidak tepat oleh dokter
merupakan pelanggaran kontrak,
kelalaian profesional, dan
abandonment.
Abandonment didefiniskan
sebagai pemutusan hubungan dokter-
pasien secara sepihak oleh dokter
tanpa sebab yang jelas pada saat
dimana pelayanan medis lanjutan
masih diperlukan. Bilamana
ketidakmampuan atau keadaan
kesehatan dokter adalah penyebab
penarikan diri dokter maka tidak terjadi
abandonmet. Pertanggungjawaban
terhadap abandonment terjadi tidak
hanya bila dokter bermaksud
menghentikan hubungan dokter-pasien
tanpa persetujuan pasien tetapi juga
bilamana pengadilan menemukan
kegagalan dokter untuk menyertai
pasien sesering yang diperlukan.
Pengabaian tersebut menghilangkan
manfaat hubungan dokter-pasien bagi
pasien dan keadaan ini disebut
abandonment konstruktif.
Abandonment dapat
mengakibatkan tindakan hukum baik
bagi pengabaian ataupun pelanggaran
kontrak. Jika pasien cedera karena
kegagalan dokter untuk melihat pasien
sesering mungkin atau jika dokter
secara tidak tepat beranggapan bahwa
kondisi pasien tidak memerlukan
perawatan lanjutan, pasien memiliki
alasan untuk menindak dokter selain
karena alasan pelalaian. Pada
penindakan pelalaian, pasien harus
memiliki keterangan dari saksi ahli yang
mana kesaksian tersebut tidak
diperlukan untuk menindak
pelanggaran kontrak. Pengabaian
bervariasi dan kelalaian merupakan
tindakan yang lebih diutamakan.
Oleh karena abandonment terjadi
hanya bila terdapat hubungan dokter-
pasien yang valid maka hal tersebut
tidak terjadi manakala dokter menolak
untuk masuk ke dalam hubungan
dokter-pasien dengan orang tertentu.

11. Siapa dan apa wewenang yang
menangani pelanggaran kodekgi?
Siapa yang menangani (http://anggie-
myblog.blogspot.com)
Di negara-negara maju terdapat
Dewan Medis (Medical Council) yang
bertugas melakukan pembinaan etika
profesi dan menanggulangi
pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan terhadap etik kedokteran.
Di Negara kita IDI telah
mempunyai Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran (MKEK), baik di tingkat
pusat maupun di tingkat cabang.
Walaupun demikian, MKEK ini belum
lagi dimanfaatkan dengan baik oleh
para dokter maupun masyarakat.
Masih banyak kasus yang
keburu diajukan ke pengadilan sebelum
ditangani oleh MKEK. Oleh karena
fungsi MKEK ini belum memuaskan,
maka pada tahun 1982 Departeman
Kesehatan membentuk Panitia
Pertimbangan dan Pembinaan Etik
Kedokteran (P3EK) yang terdapat pula
di pusat dan di tingkat propinsi.
Tugas P3EK ialah menangani
kasus-kasus malpraktek etik yang tidak
dapat ditanggulangi oleh MKEK, dan
memberi pertimbangan serta usul-usul
kepada pejabat berwenang. Jadi
instansi pertama yang akan menangani
kasus-kasus malpraktek etik ialah MKEK
cabang atau wilayah. Masalah yang
tidak dapat diselesaikan oleh MKEK
dirujuk ke P3EK Propinsi dan jika P3EK
Propinsi tidak mampu menanganinya
maka kasus tersebut diteruskan ke
P3EK Pusat.

12. Apakah penyebab dan cara
menghindari mal praktik?
Menghindari (http://lean-
indonesia.blogspot.com)
o Pastikan anda datang ke rumah sakit
yang dapat menyediakan pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan anda.
Jangan datang ke rumah sakit ibu dan
anak jika anda menderita sakit jantung.
pasien
o Datanglah ke dokter yang ahli di
bidangnya. pasien
o Sebelum menjalani perawatan, anda
diberi informasi mengenai hak-hak dan
kewajiban anda sebagai pasien.
Pasien/dokter
o Pastikan anda diidentifikasi dengan
benar. Bagaimana cara
mengetahuinya? Jika anda pengguna
kartu kredit pasti anda sudah terbiasa.
Prosesnya disebut identifikasi positif.
Petugas akan meminta anda
menyebutkan nama dan tanggal lahir.
Bukan karena mereka tidak tahu.
Mereka akan mencocokkan apa yang
anda sebutkan dengan data yang
tertulis di rekam medis anda. Hanya
dengan cara seperti itulah identitas
anda dapat dipastikan kebenarannya.
Kapan dilakukan identifikasi positif?
Inilah lima keadaan dimana petugas
harus melakukan identifikasi positif:
Memberikan obat
memberikan darah atau produk darah
mengambil sampel darah
mengambil sampel lain untuk
pemeriksaan klinis
melakukan tindakan atau prosedur
o Pastikan seluruh dokter dan perawat
mencuci tangannya sebelum
menyentuh anda. Bayangkan, berapa
banyak kuman yang berpindah ke
tubuh anda dari pasien sebelumnya jika
mereka tidak mencuci tangan sebelum
menyentuh anda.
o Obat-obatan yang anda konsumsi di
rumah ditanyakan oleh
dokter/perawat, dicatat dan
dibandingkan dengan obat-obatan
yang diperoleh di rumah sakit. pasien
o Pastikan anda memahami apa yang
dijelaskan dan berpartisipasi
mengambil keputusan. Anda pun
berhak untuk menyetujui atau menolak
terapi yang akan dilaksanakan. pasien
o Obat-obatan yang anda terima diberi
label yang bertuliskan nama obat,
dosis/konsentrasi, tanggal penyiapan,
tanggal kadaluarsa dan nama anda.
pasien
o Berat badan digunakan sebagai dasar
penyiapan obat-obatan untuk anak-
anak. dokter
o Anda diberi tahu mengenai hasil
perawatan dan pengobatan, termasuk
hasil yang tidak terduga. pasien
o Dokter Selama dirawat, anda diberi
penjelasan setidaknya untuk hal-hal
berikut:
Keamanan obat-obatan, termasuk efek
samping obat, interaksi dengan obat
lain dan dengan makanan.
Bagaimana menggunakan peralatan
medis secara aman dan efektif (jika
anda menggunakan)
Diet dan gizi
Manajemen nyeri
Teknik-teknik rehabilitasi (jika anda
mendapatkan)
o Jika terjadi keterlambatan atau
hambatan pelayanan, anda diberitahu
alasannya dan diberi informasi tentang
alternatif yang ada.
o Jika anda akan dioperasi, anda diberi
penjelasan sebelum anda memberikan
persetujuan tindakan/operasi tersebut.
Penjelasan tidak hanya untuk tindakan
operasinya, tetapi juga untuk tindakan
pembiusannya. Penjelasan yang harus
dilakukan minimal berisi tentang:
kondisi anda;
usulan tindakan/operasi;
nama petugas yang memberikan
tindakan/operasi;
manfaat dan kekurangannya;
alternatif yang lain;
kemungkinan keberhasilan;
kemungkinan komplikasi;
kemungkinan masalah terkait dengan
proses pemulihan, dan
kemungkinan hasil akibat tidak
dilakukan tindakan/operasi
o Dokter bedah dan dokter anestesi
(bius) mengunjungi anda untuk
melakukan penilaian kondisi anda
sebelum tindakan/operasi dilakukan.
o Apabila merujuk ke rumah sakit lain,
harus memastikan kelengkapan alat,
orang yang bertanggung jawab, dan
kesiapan rumah sakit rujukan.dokter
o Dokter Dalam merawat pasien yang
menjelang ajal, rumah sakit
mengoptimalkan kenyamanan dan
martabatnya, dengan cara:
berkaitan dengan kematian dan
kesedihan;
melibatkan pasien dan keluarganya
dalam pengambilan keputusan
perawatan.

Anda mungkin juga menyukai