Bagi Dokter
Tarif
5%
Catatan :
apabila penghasilan tersebut diberikan
karena pekerjaan atau jasanya bersifat
berkesinambungan baik berdasarkan
kontrak atau kenyataan sebenarnya, maka
tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a diterapkan
atas jumlah kumulatifnya.
Misalnya di bulan April 2009 Dokter A
juga mendapat honorarium sebesar
Rp80.000.000,- dari Rumah Sakit Z (bulan
Maret 2009 telah menerima
Rp30.000.000,-), sehingga jumlah
kumulatifnya menjadi Rp30.000.000,- +
Rp80.000.000,- = Rp110.000.000,Dasar Pemotongan PPh Pasal 21 dari
jumlah kumulatif tersebut adalah 50% x
Rp110.000.000,- = Rp55.000.000,- ,
sehingga PPh Pasal 21 yang terutang dan
harus dipotong oleh Rumah Sakit Z adalah :
5% x Rp50.000.000 = Rp2.500.000,15% x Rp5.000.000 = Rp 750.000,(+)
Total Rp3.250.000,Karena bulan Maret telah dipotong
Rp750.000,-, maka bulan April PPh yang
harus dipotong Rp3.250.000,- - Rp750.000
= Rp2.500.000
Jumlah penghasilan bruto bagi Dokter
yang melakukan praktik di rumah sakit
dan/atau klinik adalah sebesar jasa Dokter
yang dibayar oleh pasien melalui rumah
sakit dan/atau klinik sebelum dipotong
biaya-biaya atau bagi hasil oleh rumah sakit
dan/atau klinik.
Misalnya, Pasien A membayar tagihan
Rumah Sakit Z sebesar 25 juta, dengan
rincian uang obat Rp5.000.000,- dan uang
jasa Dokter B sebesar Rp20.000.000,-.
Rumah Sakit Z menerima bagi hasil dari
uang jasa Dokter B sebesar 50% dari