Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN TATA LAKSANA SECOND OPINION

RUMAH SAKIT UMUM BUNDA


GORONTALO

JL. Hb. Jassin, No. 269, Kel. Wumialo Kec. Kota Tengah
Telp. (0435) 830600 – 829290
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Maha Esa karena atas berkat dan anugerahnya, buku
Panduan Tata Laksana Second Opinion di Rumah Sakit Umum Bunda Gorontalo dapat diselesaikan.
Hadirnya buku panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan pelayanan kesehatan yang memperhatikan
Hak pasien dan keluarga.
Buku panduan ini disusun sesuai kriteria Standar Nasional Akreditas Rumah Sakit 2018, dan
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan Rumah Sakit Umum Bunda Gorontalo. Kesepahaman yang
telah tercapai saat menyusun panduan ini akan menjadi modal utama dalam memperoleh kebijakan yang
terbaik bagi pasien atas adanya Tata Laksana Second Opinion.
Melalui kesempatan ini kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Tim Penyusun dan
semua pihak yang telah memberikan masukan-masukan untuk penyempurnaan buku panduan ini.

Gorontalo, Oktober 2018

Direktur

dr. Rudolf Anglimala


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ i

Daftar Isi ...................................................................................................................... ii

BAB I DEFENISI.......................................................................................................

BAB II RUANG LINGKUP .......................................................................................

BAB III TATA LAKSANA ........................................................................................

A. Permintaan Pendapat Kedua (Second Opinion) ............................................


B. Pemberi Pendapat Kedua ..............................................................................
C. Manfaat Second Opinon .................................................................................
D. Pembiayaan ....................................................................................................

BAB IV DOKUMENTASI .........................................................................................


BAB I
DEFINISI

1. Opini medis adalah pendapat, pikiran atau pendirian dari seorang dokter atau ahli medis terhadap
suatu diagnosa, terapi dan rekomendasi medis lain terhadap penyakit seseorang.
2. Meminta Pendapat Kedua (Second Opinion) adalah pendapat medis yang diberikan oleh dokter lain
terhadap suatu diagnosa atau terapi maupun rekomendasi medis lain terhadap penyakit yang diderita
pasien. Mencari pendapat kedua bisa dikatakan sebagai upaya penemuan sudut lain dari dokter kedua
setelah pasien mengunjugi atau berkonsultasi dengan dokter pertama. Second opinion hanyalah
istilah, karena dalam realitanya di lapangan, kadang pasien bisa jadi menemui lebih dari dua dokter
untuk dimintakan pendapatnya.
3. Pasien adalah adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan,baik secara langsung maupun tidak langsung di
Rumah Sakit.
4. Dokter dan Dokter Gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigibaik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5. DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) adalah seorang dokter, sesuai dengan kewenangan
klinisnya terkait penyakit pasien, memberikan asuhan medis lengkap (paket) kepada satu pasien
dengan satu patologi / penyakit, dari awal sampai dengan akhir perawatan di rumah sakit, baik pada
pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini secara garis besar membahsa tentang :

1. Permintaan pendapat kedua (Second Opinion)


2. Pemberi Pendapat Kedua
3. Manfaat Second Opinion
BAB III
TATA LAKSANA

Perbedaan diagnosis dan penatalaksaan pengobatan dokter sering terjadi di belahan dunia
manapun, termasuk di Indonesia. Perbedaan pendapat para dokter dalam mengobati penderita adalah hal
yang biasa terjadi, dan hal ini mungkin tidak menjadi masalah serius bila tidak menimbulkan konsekuensi
yang berbahaya dan merugikan bagi penderita . Second opinion dianjurkan bila menyangkut ancaman
nyawa, kerugian biaya atau dampak finansial yang besar.

A. PERMINTAAN PENDAPAT KEDUA (SECOND OPINION)

Permintaan pendapat kedua (second opinion) adalah pasien atau keluarga/walinya yang
memiliki kewenangan untuk itu. Permintaan pendapat kedua dilakukan bila pasien atau keluarga
memiliki keraguan akan diagnosis, tata laksana atau alternatif pengobatan atau perawatan yang
dilakukan pada dirinya.
Dokter dan perawat ataupun tenaga kesehatan lain yang merawat pasien tidak hanya menerima
permintaan pendapat kedua (second opinion) dari pasien dan keluarganya, namun diharapkan dokter
dan perawat atau tenaga kesehatan yang merawat pasien, juga dapat menganjurkan pasien dan
keluarganya meminta second opinion, terutama pada kondisi di bawah ini :
• Tindakan operasi: appendictomi, tonsilektomi, sectio caesar, dll
• Pemberian obat jangka panjang (>2 minggu), misalnya pemberian obat TBC jangka panjang,
antibiotika jangka panjang dll
• Mengadviskan pemberian obat yang sangat mahal : obat, antibiotika, susu mahal, imunisasi yang
sangat mahal
• Kebiasaan dokter memberikan terlalu sering antibiotika berlebihan pada kasus yang tidak
seharusnya diberikan : seperti infeksi saluran napas, diare, muntah, demam virus dan sebagainya.
Biasanya dokter memberikan diagnosis infeksi virus tetapi selalu diberi antibiotika.
• Mengadviskan pemeriksaan laboratorium dengan biaya sangat besar
• Diagnosis dokter yang meragukan : biasanya dokter tersebut menggunakan istilah “gejala” seperti
gejala tifus, gejala ADHD, gejala demam berdarah, gejala usus buntu. Atau diagnosis
autisringan, ADHD ringan dan gangguan perilaku lainnya.
• Pemeriksaan dan pengobatan yang tidak direkomendasikan oleh institusi kesehatan nasional atau
internasional : seperti pengobatan dan terapi bioresonansi, dll.
Prosedur permintaan pendapat kedua harus diberitahukan dokter dan seluruh tim yang
merawat pasien kepada pasien dan keluarganya. Permintaan lisan dari pasien atau keluarganya harus
segera ditindak lanjuti dengan memberikan formulir permintaan pendapat kedua (second opinion)
yang tersedia di rekam medis pasien.
Permintaan pendapat kedua oleh pasien dapat ditujukan kepada dokter, dokter spesialis atau
dokter spesialis konsultan baik dilingkungan Rumah Sakit Umum Bunda Gorontalo maupun yang
tidak berpraktik di Rumah Sakit Umum Bunda Gorontalo. Dokter yang merawat pasien perlu
menjelaskan kepada pasien bahwa pendapat kedua diberikan oleh dokter dengan jenjang kompetensi
yang sama, sehingga pasien dapat memilih dengan tepat kepada siapa ia dan keluarganya akan
meminta pendapat kedua.

B. PEMBERI PENDAPAT KEDUA

Pendapat kedua (second opinion) diberikan oleh dokter yang memiliki tingkat kompetensi
yang sama dengan dokter pemeriksa pasien. Dokter yang ditunjuk untuk memberikan second opinion
adalah dokter yang memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) untuk bidang keahlian sesuai permintaan.
STR dengan keahlian yang sesuai ini perlu menjadi perhatian, terutama bagi para dokter spesialis
yang memiliki dua atau lebih bidang spesialisas.
Pendapat kedua dapat berasal dari lingkungan Rumah Sakit Umum Bunda Gorontalo maupun
dari luar lingkungan Rumah Sakit Umum Bunda Gorontalo, sesuai permintaan pasien atau
keluarganya. Dokter pemberi pendapat kedua baik dari dalam maupun luar Rumah Sakit Umum
Bunda Gorontalo juga harus memiliki Surat Ijin Praktik (SIP) yang masih berlaku, sesuai dengan
tempat dokter tersebut melakukan praktik kedokteran.
Daftar dokter spesialis atau spesialis konsultan yang berasal dari lingkungan Rumah Sakit
Umum Bunda Gorontalo akan disediakan oleh Rumah Sakit Umum Bunda Gorontalo dan untuk
dokter yang berasal dari luar Rumah Sakit Umum Bunda Gorontalo, kelengkapannya akan
dikonfirmasi lewat surat-menyurat resmi antar instansi layanan kesehatan.

C. MANFAAT SECOND OPINION


Pendapat lain atau second opinion yang diberikan tidak hanya bermanfaat bagi pasien dan
keluarganya, namun juga bermanfaat bagi Rumah Sakit, dokter dan tim yang merawat pasien.
Pendapat kedua / second opinion akan membantu mengurangi terjadinya sengketa medis yang dapat
berakhir pada tuntutan pidana, gugatan perdata atau pelaporan ke organisasi profesi oleh pasien atau
keluarga yang tidak puas.
Pemberian second opinion akan menunjukkan kepada pasien dan keluarganya bahwa apa yang
dilakukan Rumah Sakit, dokter dan tim yang sedang merawatnya, sudah sesuai dengan standar yang
berlaku. Pendapat yang berbeda dari dokter yang dimintai second opinionnya adalah yang biasa yang
kemudian dapat dibahas dengan DPJP yang merawat pasien tersebut.
D. PEMBIAYAAN

Pembiayaan permintaan pendapat kedua (second opinion) dibebankan kepada pasien atau
pihak yang bertanggung jawab atas pembiayaan pelayanan kesehatan pasien tersebut. Pembiayaan
permintaan pendapat kedua ini harus dijelaskan oleh dokter, perawat atau nakes lain yang merawat
pasien, pada saat pasien meminta pendapat kedua (second opinion).
BAB IV
DOKUMENTASI
Dengan ditetapkannya Panduan Tata Laksana Second Opinion ini, maka setiap petugas Rumah Sakit
Umum Bunda Gorontalo dapat melaksanakan ketentuan tentang Panduan ini dengan sebaik - baiknya.
Petunjuk pelaksanaan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan.
Dokumentasi dalam panduan ini adalah :

1. Formulir Permintaan Pendapat Kedua (Second Opinion)


2. Bukti Jawaban atas Permintaan Pendapat Kedua

Anda mungkin juga menyukai