Anda di halaman 1dari 20

KESEHATAN DAERAH MILITER VI/MULAWARMAN

RUMAH SAKIT TINGKAT IV SAMARINDA

BUKU PEDOMAN

tentang

PERLINDUNGAN HARTA BENDA

RUMAH SAKIT TK IV SAMARINDA


TAHUN 2022
KESEHATAN DAERAH MILITER VI/MULAWARMAN
RUMKIT TK. IV SAMARINDA

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK.IV SAMARINDA


Nomor : SKep /075/I/2022/Rev.05

tentang

BUKU PEDOMAN PERLINDUNGAN HARTA BENDA


DI RUMAH SAKIT TK.IV SAMARINDA

Menimbang : a. bahwa untuk terlaksananya peningkatan mutu pelayanan dan terciptanya


kenyamanan pasien secara komprehensif di Rumah Sakit Tk.IV Samarinda
sangat erat kaitannya dengan terlaksananya Upaya Perlindungan Terhadap
Harta Milik Pasien.

b. bahwa untuk ketertiban dan kelancaran dalam Upaya Perlindungan


Terhadap Harta Milik Pasien di Rumah Sakit Tk.IV Samarinda perlu dibuat
suatu kebijakan;

c. bahwa untuk pelaksanaan poin – poin tersebut di atas, perlu


ditetapkan dengan Surat Keputusan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153;
2. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072)
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, tambahan Lembaran Negara
nomor 4431);
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1173/MENKES.PER/X/2004 tentang Standar Akreditasi RS;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/MENKES/PER
/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit;
6. Permenkes No. 4 Tahun 2018 tentang kewajiban rumah sakit dan
kewajiban pasien.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1195/Menkes/SK/VII/2010 tanggal 23 Agustus 2010 tentang
Lembaga/Badan akreditasi rumah sakit yang telah diakreditasi oleh
International Quality in Health Care (ISQUA) dan Joint Commission
International (JCI);

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT Tk. IV SAMARINDA TENTANG
KEBIJAKAN UPAYA PERLINDUNGAN TERHADAP HARTA MILIK PASIEN DI
RUMAH SAKIT Tk.IV SAMARINDA.

KESATU : Kebijakan Upaya Perlindungan Terhadap Harta Milik Pasien di Rumah Sakit Tk.IV
Samarinda sebagaimana tersebut pada lampiran Surat Keputusan ini;

KEDUA : Upaya Perlindungan Terhadap Harta Milik Pasien di Rumah Sakit Tk. IV Samarinda
merupakan pedoman bagi petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

KETIGA : Bagi unit kerja terkait dilingkungan Rumah Sakit Tk.IV Samarinda dalam hal pelaksanaan
Upaya Perlindungan Terhadap Harta Milik Pasien agar mengacu kepada Kebijakan yang
dimaksud;

KEEMPAT : Kebijakan ini dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk Standar Prosedur Operasional (SPO).

KELIMA : Dengan diterbitkannya surat keputusan ini menyatakan tidak berlaku lagi Surat Keputusan
sebelumnya yang berhubungan dengan Surat Keputusan ini;

KEENAM : Surat Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dan akan diperbaiki kembali

sebagaimana mestinya apabila terdapat kekeliruan di dalam penetapannya.

Di tetapkan di; Samarinda

dr. Eko Lulus Budiyanto ,M. Kes


Mayor Ckm NRP 11050020320176
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Seringkali terjadi banyak kasus atau peristiwa secara mendadak atau tiba-tiba misalnya
kecelakaan, pingsan, bencana alam yang mengakibatkan timbulnya korban. Hal ini dapat
mengakibatkan timbulnya korban. Hal ini dapat mengakibatkan suatu kondisi yang cukup
berbeda yakni kepanikan, kacau dan kecurigaan. Baik korban yang mengalami maupun orang
yang melihat atau menolong. Kadang kala sering juga dalam kesempatan tersebut
kewaspadaan kurang akibat situasi yang tidak menentu. Sehingga dapat berakibat adanya
kehilangan barang atau benda terutama dari korban yang mengalami bencana.
Negera Indonesia mempunyai landasan hukum yang cukup kuat untuk dapat melindungi hak
pribadi seseorang untuk mendapatkan perlindungan yang layak tanpa terkecuali baik untuk
diri pribadi maupun barang atau benda yang dimilikinya. Sehingga setiap orang yang berada
di tempat manapun tidak merasa terancam baik secara fisik ataupun non fisik akibat
kehilangan barang atau benda.
Pengertian
Pengertian perlindungan harta benda adalah proses menjaga atau perbuatan untuk melindungi
harta benda pasien, keluarga, karyawan yang berada dalam lingkungan rumah sakit.

Tujuan
1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya adanya kehilangan harta
benda pribadi pada pasien/keluarga/karyawan selama berada di rumah sakit.
2. Mengurangi kejadian yang berhubungan dengan adanya kecurian dari pihak dalam
atau luar pada pasien/pengunjung/karyawan.
Ruang Lingkup
1. Panduan ini diterapkan kepada semua pasien/keluarga/karyawan selama berada dalam
rumah sakit.
2. Pelaksana panduan ini adalah semua karyawan yang bekerja di rumah sakit (medis
ataupun non medis)
Prinsip
1. Semua pasien/keluarga/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus mendapat
perlindungan harta benda pribadi dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama berada
sirumah sakit.
2. Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus berusaha
menjaga harta benda pribadi.
3. Tujuan utama perlindungan harta benda adalah untuk menjaga keamanan yang
memiliki harta benda tersebut.
4. Perlindungan harta benda digunakan pada proses pasien/pengunjung/karyawan masuk
dalam rumah sakit atau selama berada dalam lingkungan rumah sakit.

BAB II
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
II. Kewajiban dan Tanggung Jawab
1. Seluruh Staf Rumah Sakit
a. Memahami dan menerapkan prosedur perlindungan harta benda pribadi milik
pasien/pengunjung.
b. Memastikan prosedur perlindungan harta benda pribadi milik pasien/pengunjung yang
benar ketika pasien/pengunjung selama berada di rumah sakit.
c. Melaporkan kejadian salah prosedur perlindungan harta benda milik
pasien/pengunjung/karyawan.
2. SDM yang bertugas
Perawat :
a. Bertanggung jawab memberikan perlindungan harta benda pasien dan memastikan
perlindungan tersebut tercatat di pada laporan di rawat inap.
b. Memastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika terdapat kesalahan penyimpanan
maka penyimpanan harus dipindah tempatnya.
Petugas Keamanan/Security
a. Bertanggung jawab memberikan pengamanan harta benda pasien dan memastikan
pengamanan tersebut tercatat di pada laporan.
b. Memastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika terdapat kesalahan penyimpanan
maka penyimpanan harus dipindah tempatnya.
3. Kepala Instalasi/Kepala Ruang
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami prosedur perlindungan harta benda
pasien.
b. Menyelidiki semua insiden salah perlindungan harta benda pasien dan memastikan
terlaksananya suatu tindakan untuk mencgah terulangnya kembali kejadian tersebut.
4. Direksi
a. Memantau dan memastikan panduan perlindungan harta benda dikelola dengan baik
oleh kepala instalasi.
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan perlindungan harta benda
pasien/kelaurga/karyawan.
BAB III
TATA LAKSANA PERLINDUNGAN HARTA BENDA
III.1 PERLINDUNGAN PASIEN
Berlaku untuk pasien yang berada di rawat inap dimana dalam hal ini pasien mengenakan
perhiasan atau barang berharga lainnya dan sedang dalam kondisi akan dilakukan tindakan
pelayanan medis.
1. Tatalaksana perlindungan harta benda pasien
a. Semua pasien sebelum masuk rawat inap harus diinformasikan bahwa rumah sakit
tidak bertanggung jawab jika ada harta benda yang hilang sebab pada saat akan masuk rawat
inap sudah diinformasikan oleh unit Admission.
b. Pastikan bahwa pasien sudah menyetujui dan mengerti tentang informasi yang
disampaikan tentang perlindungan harta benda.
c. Pastikan pasien memberikan surat pernyataan bahwa bersedia tidak akan menuntut
apapun pada pihak rumah sakit apabila terjadi kehilangan harta benda karena sudah
diinformasikan bahwa rumah sakit tidak bertanggung atas harta benda pribadi milik pasien.
d. Pastikan adanya proses serah terima penyimpanan sementara untuk harta benda
pribadi milik pasien apabila pada pasien tersebut tidak ada keluarga yang mendampingi dan
akan dilakukan tindakan pelayanan kesehatan.
e. Segera hubungi pihak keamanan untuk kasus kehilangan harta benda milik pasien jika
ada peristiwa kehilangan.
f. Jika perlu hubungi pihak yang berwajib untuk menangani kasus kehilangan harta
benda milik pasien jika kasus tersebut berlanjut.
2. Tindakan/prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda pasien
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda
pasien :
b. Para staf rumah sakit harus memberikan perlindungan harta benda pasien dengan
benar dengan menanyakan kejelasan informasi yang disampaikan oleh unit admission untuk
tidak meninggalkan harta benda khususnya yang berharga diluar pengamatan paien, kemudian
membandingkannya dengan adanya surat pernyataan yang tercantum di rekam medis. Jangan
menyebutkan semua informasi tentang perlindungan dan meminta pasien untuk
mengkonfirmasi dengan jawaban ya/tidak.
c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak mengetahui untuk menjaga harta
bendanya sendiri. Informasi mengenai bahwa rumah sakit tidak bertanggung jawab atas
barang benda milik pasien diinformasikan ulang oleh perawat
yang bertugas menangani pasien secara personal sebelum pasien menjalani suatu prosedur.
d. Perlindungan harta benda sebaiknya mencakup 2 detail wajib, yaitu:
i. Didata semua harta benda pada saat pasien masuk di admission
ii. Mendata semua pengunjung yang datang berkunjung di ruang perawatan tempat
pasien dirawat.
PENGUNJUNG
1. Tatalaksana perlindungan harta benda pengunjung
a. Semua pengunjung harus diidentifikasi dengan benar sebelum masuk dalam
lingkungan rumah sakit dengan menggunakan tanda pengenal yang masih berlaku (KTP,
SIM, Paspor) dan harta benda apa saja yang dibawa. Pelaksanaan dilapangan dilaksanakan
oleh satpam.
b. Pastikan pada pengunjung agar menjaga harta benda yang dibawanya dan jelaskan
bahwa tidak ada penitipan harta benda yang dibawanya.
c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada semua pengunjung jika terjadi
kecelakaan, bencana atau hilang kesadaran/ingatan pada diri pengunjung tersebut dan tidak
ada pengecualian selama berada dalam lingkungan rumah sakit.
d. Jika terjadi kecelakaan/bencana atau hilang kesadaran/ingatan pada pengunjung secara
tiba-tiba pastikan segera berikan perlindungan terhadap diri dan harta benda pengunjung,
kemudian catat pada buku laporan dan laporkan pada pihak manajemen rumah sakit.
e. Pada situasi dimana tidak dapat diberikan perlindungan terhadap harta benda maka
harta benda harus dipastikan dititipkan/ditinggal pada pihak keamanan dan kemuadian
dikoordinasikan pada pihak manajemen.
f. Harta benda pengunjung tidak boleh dititipkan kepada pihak rumah sakit walaupun
bersifat sementara dan kondisi pengunjung masih memungkinkan untuk menjaga harta
bendanya sendiri karena rumah sakit tidak bertanggung jawab perlindungan harta benda
tersebut kecuali dalam kondisi tertentu.
g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara waktu jika pengunjung dalam
kondisi terluka atau hilang kesadaran/ingatan maka harus memberikan Surat Pernyataan
Penitipan dengan disertai tanda pengenal (KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dan
dibubuhi oleh tanda tangan/cap jempol pengunjung.
h. Tanda pengenal yang disertakan di pos keamanan sebaiknya mencakup 2 detail wajib
yang dapat mengidentifikasi pengunjung, yaitu :
- Tanda pengenal masih berlaku
- Tanda pengenal harus asli/buka fotocopy
i. Jelaskan prosedur perlindungan harta benda sementara dan tujuannya kepada
pengunjung.
j. Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan sebelum memberikan perlindungan
harta benda pada pengunjung.
k. Saat menanyakan identitas dan harta benda pengunjung, selalu gunakan pertanyaan
terbuka, misalnya : ”siapa nama anda?” barang apa yang anda titipkan ? (jangan
menggunakan pertanyaan tertutup seperti “apakah nama anda Ibu Susi?)
l. Jika pengunjung tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada pengunjung
tidak sadar, bayi, disfasia, gangguan jiwa), verifikasi harta benda pengunjung kepada
keluarga/pengantarnya. Jika mungkin, tanda pengenal jangan dijadikan satu-satunya bentuk
identifikasi pada saat menitipkan harta benda. Tanya ulang nama dan alamat pengunjung,
kemudian bandingkan jawaban pengunjung dengan data yang tertulis dibuku laporan.
m. Pengecekan buku laporan pengunjung dilakukan tiap kali pergantian jaga petugas
keamanan.
n. Unit yang memberikan perlindungan pada harta benda pengunjung harus menanyakan
ulang identitas pengunjung dan membandingkan data yang diperoleh dari laporan verifikasi
pihak keamanan.
o. Pada kasus pengunjung yang tidak mau diberikan perlindungan harta benda :
1) Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab, seperti :
i. Menolak diberikan perlindungan harta benda
ii. Tidak ada kepercayaan dari pengunjung
2) Proses perlindungan harta benda harus diinformasikan akan resiko yang dapat terjadi
jika tidak dilakukan. Alasan pengunjung harus dicatat pada buku laporan petugas keamanan.
3) Jika pengunjung menolak untuk diberikan perlindungan harta bendanya, petugas harus
lebih waspada dan mencari cara lain untuk memberikan perlindungan pada harta benda
pengunjung dengan benar sebelum dilakukan tindakan pelayanan kesehatan.
4) Penyedia fasilitas kartu tunggu atau kartu tamu adalah Bagian Umum.
2. Tindakan/prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda
pengunjung :
- Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa)
- Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana
- Pada saat terjadi kasus pencurian
- Pada saat pengunjung hilang kesadaran/ingatan
b. Para staf rumah sakit harus mengkonfirmasi pengunjung dalam perlindungan harta
benda dengan benar dengan menanyakan nama dan harta benda yang akan dilindungi,
kemudian membandingkannya dengan data berdasarkan informasi yang didapat dari laporan
petugas keamanan. Jangan menyebutkan nama dan harta benda yang dilindungi dan meminta
pengunjung untuk mengkonfirmasi dengan jawaban ya/tidak.
c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung tidak mau diberikan
perlindungan pada harta benda yang dibawanya. Perlindungan harta benda harus dipastikan
diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang bertugas menangani pengunjung secara
personal pada saat pengunjung datang.

KARYAWAN
1. Tatalaksana perlindungan harta benda karyawan
a. Semua karyawan harus bertanggung jawab sendiri atas harta benda yang dibawanya.
b. Pastikan pada karyawan agar menjaga harta benda yang dibawanya dan jelaskan
bahwa tidak ada penitipan harta benda yang dibawanya.
c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada semua karyawan jika terjadi
kecelakaan, bencana atau hilang kesadaran/ingatan pada diri karyawan tersebut dan tidak ada
pengecualian selama berada dalam lingkungan rumah sakit.
d. Jika terjadi kecelakaan/bencana atau hilang kesadaran/ingatan pada karyawan secara
tiba-tiba pastikan segera berikan perlindungan terhadap diri dan harta benda karyawan,
kemudian catat pada buku laporan dan laporkan pada pihak manajemen rumah sakit.
e. Pada situasi dimana tidak dapat diberikan perlindungan terhadap harta benda maka
harta benda harus dipastikan dititipkan/ditinggal pada pihak keamanan dan kemuadian
dikoordinasikan pada pihak manajemen.
f. Harta benda karyawan tidak boleh dititipkan kepada pihak rumah sakit walaupun
bersifat sementara dan kondisi karyawan masih memungkinkan untuk menjaga harta
bendanya sendiri karena rumah sakit tidak bertanggung jawab perlindungan harta benda
tersebut kecuali dalam kondisi tertentu.
g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara waktu jika karyawan dalam kondisi
terluka atau hilang kesadaran/ingatan maka harus memberikan Surat Pernyataan Penitipan
dengan disertai tanda pengenal (KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dan dibubuhi oleh
tanda tangan/cap jempol karyawan.
h. Tanda pengenal yang disertakan di pos keamanan sebaiknya mencakup 2 detail wajib
yang dapat mengidentifikasi pengunjung, yaitu :
- Tanda pengenal masih berlaku
- Tanda pengenal harus asli/buka fotocopy
i. Jelaskan prosedur perlindungan harta benda sementara dan tujuannya kepada
karyawan.
j. Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan sebelum memberikan perlindungan
harta benda pada karyawan.
k. Saat menanyakan identitas dan harta benda karyawan, selalu gunakan pertanyaan
terbuka, misalnya : ”siapa nama anda?” barang apa yang anda titipkan ? (jangan
menggunakan pertanyaan tertutup seperti “apakah nama anda Ibu Susi?)
l. Jika karyawan tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada karyawan
tidak sadar, bayi, disfasia, gangguan jiwa), verifikasi harta benda karyawan kepada teman
sejawat/unit kerjanya. Jika mungkin, tanda pengenal jangan dijadikan satu-satunya bentuk
identifikasi pada saat menitipkan harta benda. Tanya ulang nama dan alamat karyawan,
kemudian bandingkan jawaban karyawan dengan data yang tertulis dibuku laporan.
m. Pengecekan buku laporan pengunjung dilakukan tiap kali pergantian jaga petugas
keamanan.
n. Unit yang memberikan perlindungan pada harta benda karyawan harus menanyakan
ulang identitas karyawan dan membandingkan data yang diperoleh dari laporan verifikasi
pihak keamanan.
o. Pada kasus karyawan yang tidak mau diberikan perlindungan harta benda :
1) Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab, seperti :
- Menolak diberikan perlindungan harta benda
- Tidak ada kepercayaan dari karyawan
2) Proses perlindungan harta benda harus diinformasikan akan resiko yang dapat terjadi
jika tidak dilakukan. Alasan karyawan harus dicatat pada buku laporan petugas keamanan.
3) Jika karyawan menolak untuk diberikan perlindungan harta bendanya, petugas harus
lebih waspada dan mencari cara lain untuk memberikan perlindungan pada harta benda
karyawan dengan benar sebelum dilakukan tindakan pelayanan kesehatan.

2. Tindakan/prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda


a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda
karyawan :
- Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa)
- Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana
- Pada saat terjadi kasus pencurian
- Pada saat pengunjung hilang kesadaran/ingatan
b. Para staf rumah sakit harus mengkonfirmasi karyawan dalam perlindungan harta
benda dengan benar dengan menanyakan nama dan harta benda yang akan dilindungi,
kemudian membandingkannya dengan data berdasarkan informasi yang didapat dari laporan
petugas keamanan. Jangan menyebutkan nama dan harta benda yang dilindungi dan meminta
pengunjung untuk mengkonfirmasi dengan jawaban ya/tidak.
c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung tidak mau diberikan
perlindungan pada harta benda yang dibawanya. Perlindungan harta benda harus dipastikan
diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang bertugas menangani pengunjung secara
personal pada saat pengunjung datang.

III.2 TATA CARA PERLINDUNGAN


Jenis Perlindungan
Perlindungan yang tersedia di Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
1. Perlindungan harta benda pasien
2. Perlindungan harta benda pengunjung
3. Perlindungan harta benda karyawan

Menitipkan harta Benda


Proses perlindungan harta benda yang tersedia di rumah sakit adalah sebagai berikut
:
Pasien
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pasien dalam kondisi akan ada tindakan
pelayanan kesehatan dan tidak ada keluarga yang mendampingi atau dalam kondisi hilang
kesadaran.

Pengunjung
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi korban
kecelakaan/hilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada keluarga yang mendampingi.

Karyawan
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi korban
kecelakaan/hilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada keluarga yang mendampingi.

Pelaporan Inseden/Kejadian Kesalahan Perlindungan Harta Benda Pasien


1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah :
a. Misidentifikasi data/ pencatatan di buku laporan
b. Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
c. Misidentifikasi laporan investigasi
d. Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi.
e. Kesalahan penulisan tanda untuk harta benda yang mendapat perlindungan di buku
laporan
2. Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah :
a. Kesalahan pada administrasi/tata usaha
i. Salah memberikan tanda pada harta benda pasien
ii. Kesalahan mengisi buku laporan
iii. Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah
iv. Pencatatan yang tidak benar/tidak lengkap/tidak terbaca
b. Kegagalan verifikasi
i. Tidak adanya protokol verifikasi
ii. Tidak mematuhi protokol verifikasi
c. Kesulitan komunikasi
i. Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi atau keterbatasan bahasa pasien.
ii. Kegagalan untuk pembacaan kembali
iii. Kurangnya kultur/budaya organisasi
d. Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pasien pastikan
keamanan dan keselamatan pasien.

Pengunjung
1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah :
i. Kesalahan penulisan tanda pengenal yang masih berlaku di buku laporan
ii. Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
iii. Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi
2. Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah :
a. Kesalahan pada administrasi/tata usaha
i. Salah memberikan tanda pada harta benda pengunjung
ii. Kesalahan mengisi buku laporan
iii. Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah
iv. Pencatatan yang tidak benar/tidak lengkap/tidak terbaca
b. Kegagalan verifikasi
i. Tidak adanya protokol verifikasi
ii. Tidak mematuhi protokol verifikasi
c. Kesulitan komunikasi
i. Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi atau keterbatasan bahasa pasien.
ii. Kegagalan untuk pembacaan kembali
iii. Kurangnya kultur/budaya organisasi
d. Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pengunjung pastikan
keamanan dan keselamatan pengunjung.

KARYAWAN
1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah :
i. Kesalahan penulisan tanda pengenal karyawan
ii. Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
iii. Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi
2. Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah :
a. Kesalahan pada administrasi/tata usaha
i. Salah memberikan tanda pada harta benda karyawan
ii. Kesalahan mengisi buku laporan
iii. Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah
iv. Pencatatan yang tidak benar/tidak lengkap/tidak terbaca
b. Kegagalan verifikasi
i. Tidak adanya protokol verifikasi
ii. Tidak mematuhi protokol verifikasi
c. Kesulitan komunikasi
i. Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi atau keterbatasan bahasa karyawan.
ii. Kegagalan untuk pembacaan kembali
iii. Kurangnya kultur/budaya organisasi
d. Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda karyawan pastikan
keamanan dan keselamatan karyawan.

Revisi dan Audit


Pasien
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan HRD serta akan dilaksanakan dalam
waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan. Audit ini meliputi :
a. Jumlah persentase pasien yang membutuhkan perlindungan pada harta benda
b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan.
c. Alasan mengapa pasien tidak menggunakan tanda identitas untuk perlindungan
khusus.
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau dan
ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

Pengunjung
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan panitia kesehatan keselamatan kerja serta
akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan. Audit ini meliputi :
a. Jumlah persentase pengunjung yang menggunakan tanda visitor
b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan.
c. Alasan mengapa pengunjung tidak menggunakan visitor
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau dan
ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

Karyawan
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun.
2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan HRD serta akan dilaksanakan dalam
waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan. Audit ini meliputi :
a. Jumlah persentase karyawan yang menggunakan tanda pengenal
b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan.
c. Alasan mengapa karyawan tidak menggunakan tanda pengenal
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau dan
ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.
BAB IV
PENUTUP

Perlindungan harta benda pasien di berikan Rumah Sakit terhadap semua pasien yang berada
di rumah sakit terutama korban kecelakaan, pasien-pasien yang tidak sadar serta pasien yang
tidak ada keluarga.
Pengamanan perlindungan harta benda berlaku untuk siapapun yang berada dalam lingkungan
rumah sakit baik untuk pasien/pengunjung ataupun karyawan. Namun untuk lebih
menguatkan hak perlindungan tersebut maka baik pasien/pengunjung atau karyawan harus
memberikan surat pernyataan perlindungan secara tertulis sehingga jelas sejauh mana
pengamanan akan diberikan.
Panduan perlindungan terhadap harta benda ini dipakai sebagai acuan oleh rumah sakit dalam
mengembangkan pengamanan sehingga dapat diketahui sumber daya manusia dan fasilitas
yang dimiliki oleh rumah sakit dapat menunjang pengamanan tersebut.

Samarinda, Januari 2022


Kepala Rumkit Tk.IV Samarinda
dr. Eko Lulus Budiyanto ,M. Kes
Mayor Ckm NRP 11050020320176

Anda mungkin juga menyukai