Anda di halaman 1dari 8

Lampiran Surat Keputusan Direktur RSK

No. Kpts-084/RSK/SK/IX/2018
Tanggal: 1 September 2018

PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN


RUMAH SAKIT KARTINI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pasien dengan populasi yang beragam dalam memeluk agama, keyakinan, dan memiliki
nilai-nilai pribadi maka beragam pula dalam menerima proses asuhan. Beberapa agama,
keyakinan, dan nilai-nilai pribadi berlaku umum bagi semua pasien serta biasanya berasal dari
budaya dan agama. Ada keyakinan yang bersifat individual. Rumah sakit melakukan
identifikasi agama, keyakinan, dan nilai-nilai pribadi pasien agar dalam memberikan asuhan
selaras dengan agama, keyakinan, dan nilai-nilai pribadi.
Asuhan pasien yang menghargai agama, keyakinan, dan nilai-nilai pribadi akan
membantu kelancaran proses asuhan serta memberikan hasil asuhan yang lebih baik. Setiap
profesional pemberi asuhan (PPA) harus melakukan identifikasi agama dan memahami agama,
keyakinan, nilai-nilai pribadi pasien, serta menerapkan dalam asuhan pasien yang diberikan.
Jika pasien atau keluarga ingin berbicara dengan seseorang terkait kebutuhan agama dan
spiritualnya maka rumah sakit menetapkan proses untuk menjawab permintaan ini. Proses ini
dilaksanakan melalui staf kerohanian di rumah sakit. Proses ini menjadi kompleks bila rumah
sakit atau negara tidak mengakui secara resmi atau mempunyai sumber terkait sebuah agama,
tetapi bila ada permintaan ini maka rumah sakit dapat mengambil sumber di luar rumah sakit
atau dari keluarga.
Melihat pentingnya pelayanan rohani dalam mendukung kesembuhan penyakit pasien,
Rumah Sakit Kartini sebagai institusi pelayanan kesehatan melaksanakannya dengan tujuan
mencapai kepuasan pasien dengan upaya memenuhi harapan kerohanian serta menghormati
budaya, suku, nilai-nilai kepercayaan serta agama yang dianut pasien.
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan juga mewajibkan Rumah Sakit
memiliki daftar hak dan kewajiban pasien dan keluarganya serta daftar hak dan kewajiban
Rumah Sakit. Selain dari pada itu Rumah Sakit juga wajib memiliki prosedur untuk melayani
pasien dan keluarga dalam pelayanan kerohanian sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinannya
bila mereka menghendaki pelayanan rohani.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, rumah sakit perlu untuk memiliki dan
menetapkan pedoman pelayanan Kerohanian Pasien rawat inap. Setiap pasien mempunyai hak
atas kebutuhan pelayanan kerohanian selama dalam perawatan di Rumah Sakit. Pelayanan
bimbingan kerohanian dilakukan oleh pihak luar yang bekerja sama dengan Rumah Sakit
melalui MOU yang telah disepakati bersama kedua belah pihak, dan juga rohaniawan dari
pihak internal Rumah Sakit sendiri. Pelayanan bimbingan kerohanian dapat dilaksanakan atas
permintaan pasien/ keluarga pasien dengan mengisi formulir Permintaan Pelayanan Rohani
yang telah disediakan oleh rumah sakit.

B. PENGERTIAN
Suatu upaya pelayanan pendampingan atau bimbingan Rohani yang bersifat memperbaiki
(reparative) yang berusaha membawa kesembuhan (psikoterapi). Dan pemulihan dalam konflik
dan penderitaan yang paling dalam dan kritis yang dialami oleh pasien dan keluarga sehingga
dimampukan memahami arti dan makna hidup serta menginterpretasikan apa yang dialaminya
sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinannya.

C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Rumah sakit memberikan asuhan dengan menghargai agama, keyakinan dan nilai -nilai
pribadi pasien, serta merespons permintaan yang berkaitan dengan bimbingan kerohanian
b. Tujuan Khusus
1. Agama, keyakinan dan nilai - nilai pribadi pasien dapat teridentifikasi.
2. Staf memberikan asuhan dengan cara menghormati agama, keyakinan, dan nilai - nilai
pribadi pasien.
3. Rumah sakit menanggapi permintaan rutin, termasuk permintaan kompleks terkait
dukungan agama atau bimbingan kerohanian.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup
1. Pelayanan Kerohanian Agama Islam
2. Pelayanan Kerohanian Agama Kristen Protestan
3. Pelayanan Kerohanian Agama Kristen Katolik
4. Pelayanan Kerohanian Agama Budha
5. Pelayanan Kerohanian Agama Hindu
B. Unit Terkait
1. Internal
a. Unit Rawat Inap
b. Unit Gawat Darurat Maternal
c. Unit Gawat Darurat
d. OK
e. Neonatal
2. Eksternal
Pemuka agama disekitar rumah sakit yang bekerjasama dengan RS Kartini
C. Fasilitas dan Perlengkapan
1. Kitab suci masing-masing agama
2. Ruangan tertentu, apabila dibutuhkan

3
BAB III
KEBIJAKAN

Rumah sakit bekerjasama dengan Pemuka Agama dalam pelayanan kerohanian. Pelayanan
kerohanian dapat diselenggarakan atas permintaan pasien atau keluarga pasien dengan
menghubungi perawat supervisi atau staff rumah sakit.
Pasien dan keluarga berhak meminta bimbingan kerohanian di rumah sakit dengan mengisi
kerohaniawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila rumah sakit belum bekerjasama
dengan pemuka agama tertentu, maka pasien/keluarga pasien dipersilahkan membawa pemuka
agamanya atau berdoa sendiri dengan syarat tidak menganggu pasien lain, tidak membuat
kegaduhan, dan tidak menimbulkan asap.

4
BAB IV
TATA LAKSANA

Rumah Sakit juga berusaha memahami keyakinan nilai pribadi yang berkaitan dengan
kesehatan pasien. Pelayanan ini sangat berarti sebagai upaya meningkatkan rasa percaya diri kepada
Tuhan yang Maha Esa sebagai zat yang menentukan kehidupan manusia, sehingga motivasi ini
dapat menjadi pendorong dalam proses penyembuhan. Tata laksana kerohanian bagi pasien RS
Kartini sama sepeti Standar Prosedur Operasional (SPO) tentang pelayanan kerohanian sebagai
berikut:
1. Identifikasi kepercaayan pasien dengan melihat BRM
2. Perawat/Staff rumah sakit menginformasikan dan menawarkan kepada pasien tentang adanya
fasilitas pelayanan kerohanian sesuai agama dan kepercayaan yang dianut pasien
3. Perawat/staff rumah sakit merespon jika ada pasien atau keluarga meminta pelayanan
kerohanian sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut dengan meminta pasien atau
keluarga pasien mengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian
4. Perawat/staff rumah sakit menghubungi pemuka agama seusai dengan agama yang dianut
pasien
5. Apabila Rumah Sakit belum bekerjasama dengan pemuka agama tertentu, maka
pasien/keluarga pasien dipersilahkan membawa pemuka agamanya atau berdoa sendiri dengan
syarat mentaati peraturan yang ada di Rumah Sakit, antara lain :
 Tidak mengganggu pasien lain
 Tidak membuat kegaduhan
 Tidak menimbulkan asap
6. Simpan formulir permintaan pelayanan kerohanian di rekam medis pasien
7. Berikan identitas pasien yang diminta oleh pemuka agama yang telah bekerjasama dengan
Rumah Sakit, sesuai dengan agama yang akan dilayani dan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan
8. Tunjukkan kepada pemuka agama dimana pasien tersebut dirawat
9. Temani pemuka agama ke kamar pasien yang dituju, dan mintakan ijin kepada pasien dan
keluarga untuk memberikan pelayanan doa
10. Damping pemuka agama dalam memberikan pelayanan doa dengan persetujuan pasien atau
keluarga

5
11. Pemuka agama dalam memberikan pelayanan doa dengan persetujuan pasien atau keluarga
pasien
12. Isi buku register pelayanan doa bila pelayanan doa telah selesai
ALUR PELAYANAN KEROHANIAN

Permintaan Bimbingan
Kerohanian

Permintaan Bimbingan Permintaan Bimbingan


Internal Eksternal

Permintaan
Pasien/Keluarga

Petugas Supervisi
menghubungi Pemuka Agama

Pelaksanaan Bimbingan
Kerohanian

Pencatatan Pelaksanaan
Bimbingan Kerohanian

6
BAB V
DOKUMENTASI

Peoses dokumentasi dilakukan dengan melakukan pengisian data dari formulir yang telah diisi dan
ditandatangani oleh pasien atau keluarganya. Bukti dokumentasi dapat dilampirkan pada rekam
medis dan lebar/catatan khusus petugas kerohanian dari rumah sakit meliputi :
1. Formulir permintaan pelayanan kerohanian
2. Formulir pengkajian spiritual
3. Standar Prosedur Operasional (SPO) permintaan pelayanan kerohanian.
4. MOU kerjasama dengan Pemuka Agama

7
BAB VI
PENUTUP

Dengan ditetapkannya Panduan Pelayanan Kerohanian diharapkan dapat mendukung


kesembuhan penyakit serta memenuhi kebutuhan spiritualitas pasien. Sehingga dapat mencapai
budaya, serta nilai kepercayaan yang dianut pasien.

DIREKTUR

drg. Meutia Elda, MARS

Anda mungkin juga menyukai