PENDAHULUAN
BAB III
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT MUSI MEDIKA
CENDIKIA PALEMBANG
Sub Komite Rekam Medis adalah kelompok kerja rekam medis yang
terdiri dari tenaga kesehatan yang terlibat di dalam pelayanan kesehatan dalam
rangka membantu komite medis agar penyelenggaraan rekam medis bermutu.
Rekam Medis yang baik mencerminkan mutu pelayanan medik yang
diberikan kepada seorang pasien. Sub Komite Rekam Medis membantu
terselenggaranya pengelolaan rekam medis yang memenuhi standar-standar yang
telah ditetapkan.
Keanggotaan
Keanggotaan Sub Komite Rekam Medis terdiri dari Kepala Seksi Rekam
Medis, tenaga medis, tenaga paramedis, dan tenaga kesehatan lain yang terlibat
dalam pengisian lembaran-lembaran rekam medis. Kualifikasi menjadi Ketua
Sub Komite Rekam Medis adalah pegawai aktif Rumah Sakit Musi Medika
Cendikia Palembang dengan pendidikan minimal S1 dan sederajat yang
memililki latar belakang pendidikan Rekam Medis. Hal ini dimaksudkan agar
yang menjadi Ketua Sub komite Rekam Medis adalah orang yang benar-benar
mengerti tentang rekam medis, mengetahui semua prosedur yang berlaku dan
keadaan Rumah Sakit Musi Medika Cendikia .Keanggotaan Panitia tersebut
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Musi Medika
Cendikia Palembang.
Tata Kerja
Sub komite Rekam Medis harus mengadakan pertemuan satu kali sebulan.
Meraka harus menitik beratkan perhatian pada perbaikan mutu pelayanan.
Idealnya Sub komite Rekam Medis harus mempelajari rekam medis, semua
pasien yang telah keluar dari Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dalam
sebulan yang lalu terutama menilai kasus-kasus tanpa diagnosa, perbedaan
pendapat tentang diagnosa dan sebab-sebab kematian. Biasanya menilai rekam
medis pulang secara random saja.
Sub komite ini harus dibuat jadwal penilaian rutin yang harus benar-benar
dituruti untuk menjamin bahwa semua kasus yang mungkin dirawat di Rumah
Sakit Musi Medika Cendikia Palembang dapat termasuk penilaian. Petugas
Rekam Medis menyerahkan rekam medis yang tidak memenuhi standar kepada
Sub komite Rekam Medis. Rekam Medis tadi dapat diambil secara khusus dari
salah satu golongan pasien, misal rekam medis dari pasien ginekologi. Sub
komite Rekam Medis juga harus meneliti di IGD untuk menilai mutu pelayanan
medis yang diberikan. Rekam Medis dari pasien-pasien yang meninggal dalam
jangka waktu 24 jam setelah masuk rumah sakit di IGD harus mendapat
perhatian khusus. Tanggung jawab Sub komite Rekam Medis untuk menilai
rekam medis dan mutu pelayanan medis tidak hanya untuk pasien rawat inap
tetapi juga untuk pasien rawat jalan.
Semua lembaran-lembaran rekam medis harus diperiksa oleh Sub komite
Rekam Medis. Hal ini untuk mencegah duplikasi, menyeragamkan bentuk dan
ukuran dan mengurangi jumlah rekam medis (seminim mungkin). Agar tugas
dan fungsi Sub komite Rekam Medis dapat berdaya guna dan berhasil guna
maka Sub komite Rekam Medis diberi wewenang :
- Memberikan penilaian akhir terhadap kualitas pengisian data klinis.
- Menolak rekam medis yang tidak memenuhi standar.
- Menerapkan tindakan-tindakan ke arah perbaikan rekam medis yang tidak
memuaskan.
Setiap tenaga medis, paramedis dan tenaga kesehatan lainnya yang
berkewajiban melengkapi pengisian rekam medis harus menyetujui ketentuan-
ketentuan yang ada dan jika menolak akan dikenakan sanksi yang diatur oleh
Direktur Rumah Sakit Musi Medika Cendikia Palembang.
Hubungan Kerja
1. Bagian Rekam Medis, Instansi Rawat Jalan, Instalasi Rawat inap, Instalasi
Gawat Darurat dan bagian lain yang terkait bertanggung jawab atas
terlaksananya kegiatan rekam medis sesuai dengan batas wewenang dan
tanggung jawabnya.
2. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Unit Rekam Medis wajib menerapkan
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam lingkungan intern bagian atau
dengan bagian-bagian lain yang terkait sesuai dengan tugasnya masing-
masing.
3. Kepala Unit Rekam Medis dan bagian yang terkait dengan pelaksanaan
kegiatan rekam medis bertanggung jawab dan mengkoordinasikan
bawahannya masing-masing serta memberikan petunjuk bagi pelaksanaan
petugas bawahannya.
4. Kepala Unit Rekam Medis dan bagian-bagian lain yang terkait dengan
pelaksaan kegiatan rekam medis wajib mengikuti dan memenuhi petunjuk
dan tanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan
laporan berkala tepat pada waktunya.
5. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Unit Rekam Medis dan bagian-bagian
lain yang terkait dengan pelaksanaan rekam medis dalam rangka
pembinaan dan pemberian bimbingan wajib mengadakan rapat berkala
baik antara petugas rekam medis maupun antara Kepala Unit Rekam
Medis dengan unit-unit lain yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan
rekam medis di Rumah Sakit Musi Medika Cendikia Palembang.
6. Bagian Rekam Medis mempunyai hubungan koordinatif dengan bagian-
bagian lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan rekam medis di
Rumah Sakit Musi Medika Cendikia Palembang.
BAB IV
GAMBARAN UMUM REKAM MEDIS
RUMAH SAKIT MUSI MEDIKA CENDIKIA PALEMBANG
I. Struktur Organisasi Bagian Rekam Medis
KEPALA SEKSI
REKAM MEDIS
Pelaksana Pendaftaran
Pelaksana Assembling
Rawat Jalan
dan Coding
Pelaksana Logistik
BAB V
SISTEM IDENTIFIKASI PASIEN
I. Sistem Penamaan
Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada
seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien yang satu dengan pasien
yang lainnya, sehingga mempermudah / memperlancar di dalam memberikan
pelayanan rekam medis kepada pasien yang datang berobat ke rumah sakit. Di
negara barat penulisan nama pasien sangat mudah dilakukan karena mereka
sudah memiliki patokan yang baku misalnya mencatat nama untuk keperluan
resmi patokannya adalah nama keluarga (Surename) selalu dicantumkan terlebih
dahulu, lalu diikuti nama diri (First name). Di Indonesia kurang dikenal
penggunaan / pencatatan nama berdasarkan nama keluarga sebagaimana yang
berlaku di negara barat.
Prinsip utama yang harus ditaati oleh petugas pencatat adalah nama pasien
harus lengkap minimal terdiri dari dua suku kata. Dengan demikian nama pasien
yang akan tercantum dalam rekam medis akan menjadi satu diantara
kemungkinan ini :
1. Nama pasien sendiri, apabila namanya sudah terdiri dari dua suku
kata atau lebih.
2. Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama suami, apabila pasien
seorang perempuan bersuami.
3. Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama orangtua (biasanya
nama ayah).
4. Bagi pasien yang mempunyai nama keluarga / marga, maka nama
keluarga / marga atau surename didahulukan dan kemudian diikuti
nama sendiri.
Dalam sistem penamaan pada rekam medis, diharapkan :
1. Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang
disempurnakan.
2. Sebagai pelengkap bagi pasien perempuan diakhir nama lengkap
ditambah Ny. atau Nn sesuai dengan statusnya.
3. Pencantuman titel selalu diletakkan sesudah nama lengkap pasien.
4. Perkataan Tuan, Saudara, Bapak tidak dicantumkan dalam penulisan
nama pasien.
BAB VI
TATA CARA PENCATATAN DAN PENGOLAHAN DATA
I. Penerimaan Pasien
Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke poliklinik ataupun yang
akan dirawat adalah sebagian dari sistem prosedur pelayanan Rumah Sakit Musi
Medika Cendikia Palembang. Dapat dikatakan bahwa disinilah pelayanan
pertama kali yang diterima oleh pasien saat tiba di Rumah Sakit Musi Medika
Cendikia Palembang, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa di dalam
tata cara penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan kesan baik maupun
tidak baik dari pelayanan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Tata cara
melayani pasien dapat dinilai baik bilamana dilaksanakan oleh petugas dengan
sikap yang ramah, sopan, tertib, dan penuh tanggung jawab.
Dilihat dari segi pelayanan di Rumah Sakit Musi Medika Cendikia
Palembang pasien yang datang dapat dibedakan menjadi :
1. Pasien yang dapat menunggu
- Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian.
- Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat.
2. Pasien yang harus segera ditolong (pasien gawat darurat).
b. Pasien Lama
Pasien lama datang ke tempat penerimaan pasien pendaftaran. Pasien
akan diwawancarai oleh petugas guna mendapatkan informasi nomor
rekam medis dan tujuan berobat. Pasien ini dapat dibedakan :
1. Pasien yang datang dengan perjanjian.
Pasien yang datang dengan perjanjian akan langsung dipersilahkan
menuju poliklinik yang dimaksud karena rekam medisnya telah
disiapkan oleh petugas.
2. Pasien yang datang tidak dengan perjanjian (atas kemauan sendiri).
Pasien yang datang tidak dengan perjanjian (atas kemauan sendiri),
setelah menunjukkan nomor rekam medis dan tujuan berobat pasien
dipersilahkan menunggu poliklinik yang dimaksud, sementara rekam
medisnya dimintakan oleh petugas tempat pendaftaran pasien untuk
didaftarkan dan dikirim ke bagian penyimpanan rekam medis.
Setelah rekam medisnya dikirim ke poliklinik spesialis, pasien akan
mendapat pelayanan di poliklinik dimaksud.
2. Pencatatan (Recording)
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya sekedar
kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri hanya
merupakan salah satu kegiatan dari pada penyelenggaraan rekam medis.
Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang
dimulai pada saat diterimanya pasien di Rumah Sakit Musi Medika Cendikia
Palembang, diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien selama pasien itu
mendapatkan pelayanan medis di Rumah Sakit Musi Medika Cendikia
Palembang dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang
meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat
penyimpanan untuk melayani permintaan / peminjaman untuk keperluan pasien
atau untuk keperluan lainnya.
Pencatatan disini dimaksudkan pendokumentasian segala informasi medis
seorang pasien ke dalam Rekam Medis. Pada dasarnya pendokumentasian
memuat data yang akan menjadi bahan informasi. Data pasien dapat
dikelompokkan ke dalam 2 kelompok yaitu : data sosial dan data medis. Data
sosial didapatkan pada saat pasien mendaftarkan diri ke tempat penerimaan
pasien. Data medis baru diperoleh dari pasien apabila pasien telah memasuki
unit pelayanan kesehatan. Petugas di unit pelayanan adalah dokter dan ahli-ahli
profesi kesehatan lainnya (termasuk penunjangnya seperti radiologi,
laboratorium,fisioterapi dan lain-lain) serta unit perawatan.
Untuk mendapatkan pencatatan data medis yang baik ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh dokter dan ahli-ahli di bidang kesehatan lainnya
yaitu :
1) Mencatat secara tepat waktu.
2) Up to date.
3) Cermat, lengkap.
4) Tulisan Jelas dan bisa dimengerti
5) Dapat dipercaya dan menurut kenyataan.
6) Berkaitan dengan masalah dan pokok perihalnya sehingga tidak bertele-
tele.
7) Bersifat objektif.
Kegiatan pencatatan ini melibatkan semua unit pelayanan di rumah sakit
yang memberikan pelayanan ataupun tindakan kepada pasien.
Lembaran Umum
1) Ringkasan Masuk dan Keluar
Lembaran Ringkasan Masuk dan Keluar ini sering disebut ringkasan atau
lembaran muka, selalu menjadi lembaran paling depan pada suatu berkas rekam
medis. Lembaran ini berisi informasi tentang identitas pasien, cara penerimaan
melalui cara masuk dikirim oleh serta berisi ringkasan data pada saat pasien
keluar.
Lembaran ini merupakan sumber informasi untuk mengindeks rekam
medis serta menyiapkan laporan rumah sakit. Informasi tentang identitas pasien
sekurang-kurangnya mencari hal-hal sebagai berikut :
- Nama Pasien
- Nomor Rekam Medis
- Tanggal Lahir
- Pendidikan
- Jenis Kelamin
- Agama
- Alamt
- Pekerjaan
Informasi lain yang perlu dicatat, diantaranya :
1. Status perkawinan
2. Keikutsertaan dalam PHB / Asuransi lain
3. Cara penerimaan pasien, melalui
4. Cara masuk, dikirim oleh
5. Nama penanggung jawab pembayaran dan alamatnya
6. Nama keluarga terdekat dan alamatnya
7. Tanggal dan jam masuk ruang rawat inap
8. Tanggal dan jam keluar ruang rawat inap
9. Bagian / Spesialis, Ruang Rawat, Kelas
10. Lama dirawat
11. Diagnosis akhir (utama, lain-lain dan komplikasi)
12. Operasi / Tindakan (jika ada)
13. Infeksi Nesokomial dan penyebabnya (jika ada)
14. Immunisasi yang pernah didapat
15. Immunisasi yang diperoleh selama dirawat
16. Keadaan keluar
17. Nama dan tanda tangan dokter yang merawat
3) Lembaran Grafik
Lembaran Grafik memberikan gambaran kepada dokter tentang suhu, nadi,
dan pernapasan seorang pasien. Pengisiannya dilakukan oleh petugas perawat
dimulai saat pesien mulai dirawat. Dalam lembaran grafik ini juga dicatat data-
data tekanan darah, pemasukan dan pengeluaran cairan, defiksi. Dapat juga diisi
informasi tentang kunjungan dokter, spesimen untuk laboratorium, diet dan lain-
lain.
2. Koding (Coding)
Koding adalah pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf
atau angka atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakili komponen data.
Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada di dalam rekam medis harus
diberi kode dan selanjutnya diindeks agar memudahkan pelayanan pada
penyajian informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, managemen, dan
riset bidang kesehatan.
Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organization)
bertujuan untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cidera, gejala
dan faktor yang mempengaruhi kesehatan.
Sejak tahun 1993 WHO mengharuskan negara anggotanya termasuk
Indonesia menggunakan klasifikasi penyakit revisi-10 International Stastical
Clasification Deseasses and Health Problem. ICD 10 menggunakan kode
kombinasi yaitu menggunakan abjad dan angka (alpha numeric).
Kecepatan dan ketepatan Koding dari suatu diagnosis sangat tergantung
kepada pelaksana yang menangani rekam medis tersebut yaitu :
1. Tenaga medis dalam menetapkan diagnosis.
2. Tenaga rekam medis sebagai pemberi kode.
3. Tenaga kesehatan lainnya.
Penetapan diagnosis seorang pasien merupakan kewajiban hak dan
tanggung jawab dokter (tenaga medis) yang terkait tidak boleh diubah oleh
karenanya diagnosis yang ada dalam rekam medis harus diisi dengan lengkap
dan jelas sesuai dengan arahan yang ada pada buku ICD 10.
Tenaga rekam medis sebagai pemberi kode bertanggung jawab atas
keakuratan kode dari suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga
medis. Oleh karenanya untuk hal yang kurang jelas atau yang tidak lengkap
sebelum dikoding ditetapkan, komunikasikan terlebih dahulu pada dokter
yang membuat diagnosis tersebut.
Untuk lebih meningkatkan informasi dalam rekam medis, petugas rekam
medis harus membuat koding sesuai dengan klasifikasi yang tepat.
a. Tata Cara Menggunakan ICD.
Informasi praktir tentang pengetahuan klasifikasi dan manfaatnya yang
dibutuhkan pengguna ICD. Pengetahuan dan pengertian tentang tujuan dari
struktur ICD adalah penting bagi pemberi kode. Ahli statistik dan analis
informasi kesehatan.penggunaan yang tepat dan konsisten tergantung pada
aplikasi ketiga jilid ICD ini dengan benar.
3. Indeksing
Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat
kedalam indeks-indeks menggunakan kartu indeks. Didalam kartu indeks
tidak boleh mencantumkan nama pasien.
Jenis indeks yang dibuat ada empat, yaitu :
1. Indeks Pasien
Pengertian :
Adalah satu kartu katalog yang berisi nama semua pasien yang pernah
berobat di RS.Muhammadiyah Palembang.
Informasi yang ada di dalam kartu ini ialah :
Halaman depan :
Nama lengkap, jenis kelamin, umur, alamat, tempat dan tanggal lahir,
pekerjaan.
Halaman belakang :
Tanggal masuk, tanggal keluar, hasil, dokter, nomor rekam medis.
Ukuran :
Kurang lebih 12,5 x 7,5 cm.
Kegunaan :
Kartu indeks ini kunci untuk menentukan berkas rekam medis pasien.
Cara penyampaian :
- Kartu indeks disusun alphabet seperti susunan kata-kata dalam kamus.
- Jika seorang penderita datang kembali dengan mengatakan bahwa dia
telah bersuami, kartunya yang sekarang harus dibuat catatan (tanda lihat
atau tanda X) dengan kartunya yang dulu dan sebaliknya.
- Untuk mempercepat dan mempermudah mengambilkan kartu indeks jika
sewaktu-waktu dibutuhkan, penyusunan kartu indeks harus diberi
petunjuk dan dibelakang setiap petunjuk maksimum hanya diletakkan
dua kartu saja.
- Pengecekan terhadap penyimpanan kartu-kartu harus dilakukan secara
periodik untuk memperbaiki kekeliruan yang mungkin terjadi.
Lama Penyimpanan :
Lama penyimpanan kartu indeks sama dengan lama penyimpanan berkas
rekam medis.
Alat Penyimpanan :
Menggunakan lemari 8 laci dengan 3 kotak pada setiap laci. Rata-rata 100
kartu dapat diletakkan pada setiap 2,5 cm, sehingga satu lemari besi 8 laci
dengan 3 kotak tersebut dapat menyimpan 63.000 kartu.
Keuntungannya :
1. Mengurangi duplikasi
2. Biaya untuk perawatan dan ruangan lebih sedikit
3. Tata kerja dan alat mudah diseragamkan
4. Efisiensi kerja petugas
5. Mudah dilayani setiap saat
Kelemahannya :
1. Perlu waktu dalam pelayanan rekam medis
2. Perlu ruangan yang luas, alat dan tenaga yang banyak
B. Petunjuk Penyimpanan
Pada deretan map-map rekam medis yang tersimpan di rak harus di beri
tanda penunjuk guna mempercepat pekerjaan menyimpan dan menemukan
rekam medis. Alat penunjuk ini agar dipilih model yang kuat tahan lama dan
mudah dilihat. Pinggir petunjuk ini harus lebih lebar, menonjol sehingga
angka-angka yang dicantumkan disitu gampang terlihat.
BAB VII
JAMINAN KEAMANAN DAN KERAHASIAAN DOKUMEN
BAB VIII
JENIS PELAPORAN DAN TATA CARA PELAPORAN
1. Jenis Laporan
1. Laporan Mingguan wabah.
2. RL1 (Data Kegiatan Rumah Sakit)
3. RL2a (Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap)
4. RL2b (Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat jalan)
5. RL2a1 (Data Keadaan Penyakit Khusus Pasien Rawat Inap Rumah
Sakit)
6. RL2b1 (Data Keadaan Penyakit Khusus Pasien Rawat Jalan Rumah
Sakit)
7. RL2c (Data Status Imunisasi)
8. RL3 (Data dasar Rumah Sakit)
9. RL4 (Data Ketenagaan Rumah Sakit)
10. RL5 (Data Peralatan Medik Rumah Sakit dan Data Kegiatan Kesehatan
Lingkungan).
11. RL5 (Data Infeksi Nosokomial Rumah Sakit).
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi apabila :
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus.
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi.
c. Ruangan kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan
terlalu panas atau terlalu dingin.
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran, dan
lain-lain.
Definisi Indikator
Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi.
Indikator merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat
perubahan. Indikator yang baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik
Kriteria
Adalah spesifikasi dari indikator.
Standar
1. Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang
berwenang dalam situasi tersebut atau oleh mereka yang bertanggung jawab
untuk mempertahankan tingkat performance atau kondisi tersebut.
2. Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat
baik.
3. Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau
mutu.
Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus
memperhatikan prinsip dasar sebagai berikut :
1. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan :
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Sarana dan lingkungan fisik
2. Indikator yang dipilih :
a. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output dari pada input dan
proses.
b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kelompok dari
pada untuk perorangan.
c. Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan antar Rumah
Sakit.
d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih
untuk dimonitor.
e. Didasarkan pada data yang ada.
3. Kriteria yang digunakan :
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat menilai
indikator, sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara mutu baik
dan mutu tidak baik.
4. Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan :
a. Acuan dari berbagai indikator.
b. Benchmarking dengan Rumah Sakit yang setara.
c. Berdasarkan trend yang menuju kebaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Puji syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat yang telah
dikaruniakan kepada penyusun, sehingga Buku Pedoman Penyelenggaraan
Rekam Medis Rumah Sakit Musi Medika Cendikia Palembang dapat selesai
disusun.
Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis ini merupakan pedoman
bagi pemberian Pelayanan Rekam Medis Rumah Sakit Musi Medika Cendikia
Palembang yang akan diperjelas lagi secara rinci dalam Standar Operasional
Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Musi Medika Cendikia Palembang.
Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang ini dapat diuraikan tentang sejarah dan
perkembangan rekam medis, gambaran umum rumah sakit Musi Medika
Cendikia, gambaran umum bagian rekam medis, ruang lingkup rekam medis,
aspek hukum rekam medis, jenis pelaporan dan tata cara pelaporan, keselamatan
dan kesehatan kerja rekam medis, indikator kinerja.
Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya
atas bantuan semua pihak dalam menyelesaikan Buku Pedoman
Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang ini.
Palembang,
Februari 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ..........................................................................................................
i
Daftar Isi ..........................................................................................................
ii
Bab I
Pendahuluan.................................................................................................
.. 1
1. Sejarah dan Perkembangan Rekam Medis.................................................
1
1.1. Perkembangan Rekam Medis pada Zaman Kemajuan.....................
2
1.2. Perkembangan Rekam Medis di Indonesia
...............................................................................................................4
Bab II Falsafah, Pengertian, Tujuan dan Kegunaan Rekam
Medis .............................................................................................................
6
1. Falsafah Rekam
Medis .......................................................................................................
6
2. Pengertian Rekam
Medis .......................................................................................................
6
3. Tujuan Rekam
Medis .......................................................................................................
7
4. Kegunaan Rekam
Medis .......................................................................................................
7
Bab III Gambaran Umum Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang ......................
10
1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang..............
10
2. Visi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.......................................
10
3. Misi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang......................................
10
4. Moto Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang....................................
10
5. Sub Komite Rekam Medis .....................................................................
10
53
5. Pencatatan terhadap rekam medis yang tidak aktif...........................
54
Bab VII. Jaminan Keamanan dan Kerahasiaan Dokumen.........................................
56
1. Aspek Persyaratan Hukum...............................................................
56
2. Pemilikan Rekam Medis.....................................................................
56
3. Kerahasiaan Rekam Medis.................................................................
58
4. Informasi yang Mengandung Nilai Kerahasiaan................................
59
5. Informasi yang tidak Mengandung Nilai Kerahasiaan......................
59
6. Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent)..............................
60
7. Pemberian Informasi Kepada Orang / Badan yang Mendapat
Kuasa 62
8. Rekam Medis di Pengadilan...............................................................
66
Bab VIII. Jenis Pelaporan dan Tata Cara Pelaporan ...............................................
69
1. Jenis Laporan ......................................................................................
68
2. Tata Cara Pelaporan ............................................................................
68
Bab VII Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................................................
71
73
Daftar Pustaka
BUKU PEDOMAN PENYELENGGARAAN
REKAM MEDIK
(BPPRM)
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Revisi II
JL. JENDERAL AHMAD YANI 13 ULU PALEMBANG
Telp.(0711) 511446 Fax.(0711) 519988
e-mail : rsmuh_plg@yahoo.co.id Palembang 30263