Anda di halaman 1dari 1

Syarat-syarat untuk mendirikan BPR diatur dalam Pasal 2 sampai Pasal 5 Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Republik Indonesia Nomor 62 /POJK.03/2020 Tentang Bank Perkreditan Rakyat.

Syarat Umum Pendirian BPR


1) BPR didirikan berdasarkan:

a. permohonan oleh calon PSP;


b. perubahan izin usaha BUK menjadi izin usaha BPR; atau
c. perubahan izin usaha lembaga keuangan mikro menjadi izin usaha BPR
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
transformasi lembaga keuangan mikro menjadi BPR.
BPR sebagaimana dimaksud pada nomer 1 melakukan kegiatan usaha setelah
memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan.
2) BPR dapat didirikan dan dimiliki oleh:
a. warga negara Indonesia;
b. badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia;
dan/atau
c. pemerintah daerah.
3) Bentuk badan hukum BPR dapat berupa:
a. Perusahaan Umum Daerah;
b. Perusahaan Perseroan Daerah;
c. Koperasi; atau
d. Perseroan Terbatas.
4) BPR harus memiliki anggaran dasar yang memenuhi persyaratan anggaran dasar sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang undangan dan memuat pernyataan untuk:
a. penambahan modal disetor yang mengakibatkan perubahan PSP;
b. perubahan kepemilikan saham yang mengakibatkan perubahan PSP; dan
c. pengangkatan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris,
berlaku setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai