Anda di halaman 1dari 22

REALITAS IMPLEMENTASI NILAI KEADILAN DALAM KEHIDUPAN

BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA DI DESA SAMPALI,


KECAMATAN PERCUT SEI TUAN, KABUPATEN DELI SERDANG

TUGAS REKAYASA IDE

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dalam

Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu: Drs. Halking, M.Si.

Disusun Oleh:

Nama: Dolores Angelina Naibaho (3193311012)

Tenti Ayu Ansida Br. Sebayang (3191111009)

Reguler A PPKn 2019

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Rekayasa Ide ini dengan baik. Rekayasa Ide
ini telah disusun dengan maksimal dan tidak terlepas dari berbagai sumber dan bantuan sehingga
Rekayasa Ide ini dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Drs.Halking,M.Si selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
yang telah memberikan arahan dalam pembuatan dan penyelesaian tugas ini. Penyusun pun
mengucapkan terimakasih kepada semua teman-teman kelas Reguler A Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan stambuk 2019. Telah membantu dan berbagi ilmu kepada penyusun dalam
pengerjaan tugas ini. Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dan segi lainnya. Oleh karena itu, penyusun
berharap adanya saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki Rekayasa Ide ke
arah yang lebih baik lagi. Penyusun berharap semoga Rekayasa Ide ini dapat memberikan
manfaat kepada pembaca akhir kata penulis ucapkan Terima Kasih.

2
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keadilan merupakan suatu aturan hukum yang berlaku di negara Indonesia. Sebagai salah
satu aturan maka keadilan harus dilaksanakan dan ditegakkan oleh masyarakat Indonesia.
Keadilan berjalan beriringan untuk mengantarkan bangsa Indonesia menuju kedamaian,
keamanan, dan ketenangan. Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sebuah aturan yang
mengatur kehidupan masyarakat baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun di lingkungan
sosial. Aturan yang berlaku akan menciptakan suatu ketertiban yang membuat keadaan menjadi
tenang, damai, aman, dan teratur.
Dengan adanya ketertiban maka kehidupan akan berjalan dengan baik. Ketertiban
merupakan salah satu yang harus diperhatikan dan sangat penting dalam kehidupan masyarakat
khususnya di Indonesia. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mentaati peraturan dapat
menimbulkan ketidaktertiban. Seharusnya budaya tertib di Indonesia harus ditingkatkan dengan
adanya kesadaran dari dalam diri individu itu sendiri. Menumbuhkan kesadaran akan ketertiban
dalam masyarakat diawali dari diri sendiri. Keadilan tidak terlepas dari kehidupan manusia.
Setiap manusia menginginkan keadilan. Keadilan adalah sesuatu hal yang menjadi tuntutan
setiap orang maupun kelompok untuk dipenuhi dan ditegakkan. Manusia hidup dikelilingi oleh
manusia lain yang bisa berbahaya dan mungkin mengancam keadilannya sebagai manusia,
sehingga menyebabkan keadilannya diambil oleh orang lain atau dirampas secara paksa.
Manusia menginginkan agar keadilannya terlindungi dari bahaya yang mengancamnya. Untuk
itu manusia satu memerlukan bantuan manusia lainnya dan tidak bisa hidup sendiri tanpa
bantuan manusia lain. Dengan adanya kerja sama antara manusia dengan manusia lainnya akan
lebih mudah untuk menegakkan keadilan yang diinginkan oleh setiap manusia. Sehingga dengan
adanya kerja sama dengan manusia lain dalam suatu kelompok maka akan memudahkan manusia
dalam kehidupan masyarakat.

3
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana realitas implementasi Konsep Keadilan Sosial Dalam Bingkai Sila Kelima
Pancasila ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui realita Implementasi konsep keadilan Dalam Bingkai Sila


Kelima Pancasila.

4
BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG REALITAS KEADILAN DALAM BINGKAI


SILA KELIMA PANCASILA
A. Ringkasan Jurnal I

Budi Supriyanto.2021. Reconstruction of Legal Protection of Debtors in the Execution


of Mortgage Guarantee Object Based on the Value of Pancasila Justice

Untuk menjamin kepastian hukum dan keadilan di bidang hukum modal di Indonesia,
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Tanah dan Tanah. Objek terkait
telah dirancang. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah dan
Terkait Tanah Objek dibentuk dengan semangat mendukung realisasi pembangunan ekonomi
nasional melalui sektor pendanaan modal. Jadi Hukum itu jelas Nomor 4 Tahun 1996 tentang
Hak Tanggungan atas Tanah dan Objek Terkait Tanah harus menjaga keseimbangan antara
debitur dan kreditor dalam hal penjaminan hak dan kewajiban di dunia modal dan jaminan yang
adil dan seimbang untuk direalisasikan kemajuan dunia bisnis dan dunia industry guna
menopang kemajuan ekonomi nasional.
Implementasi Perlindungan Hukum Terhadap Debitur dalam Pelaksanaan Objek Jaminan
Hak Tanggungan di Indonesia Saat ini terletak pada aspek ketentuan Pasal 6 dan Pasal 20
Undang-Undang Hipotek yang lebih lanjut didukung oleh Pasal 1178 ayat (2) Perdata Kode yang
mengakibatkan celah untuk penyalahgunaan keadaan (misbruik van omstandigheden) oleh
kreditur terhadap debitur dalam hal implementasi perjanjian terkait dengan eksekusi objek
agunan.Dalam sistem common law yaitu diterapkan di Indonesia, selain tidak semestinya
pengaruh, ada juga ketidakbenaran, yang keduanya berbeda, meskipun mereka memiliki
kesamaan, yaitu bahwa keduanya didasarkan pada ketidakseimbangan dalam tawar-menawar
posisi para pihak.

B. Ringkasan Jurnal Pembanding II

Yunie Herawati.2014. Konsep Keadilan Sosial Dalam Bingkai Sila Kelima


Pancasila. Vol.18. No.01
5
Kata “keadilan” dalam bahasa Inggris adalah “justice” yang berasal dari bahasa latin
“iustitia”. Kata “justice” memiliki tiga macam makna yang berbeda yaitu; (1) secara atributif
berarti suatu kualitas yang adil atau fair (sinonimnya justness), (2) sebagai tindakan berarti
tindakan menjalankan hukum atau tindakan yang menentukan hak
dan ganjaran atau hukuman (sinonimnya judicature), dan (3) orang, yaitu pejabat
publik yang berhak menentukan persyaratan sebelum suatu perkara di bawa ke pengadilan
(sinonimnya judge, jurist, magistrate). Ada beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan
mengenai keadilan, antara lain ialah:
a. Menurut Plato
Keadilan sosial menurut Plato tidak seperti yang diungkapkan oleh flsuf Thrasymachus
bahkan membantah pernyataan bahwa keadilan adalah apapun yang ditentukan oleh si terkuat.
Plato dalam karyanya “Republik”, berpendapat bahwa sebuah negara ideal akan bersandar pada
empat sifat baik: kebijakan, keberanian, pantangan (atau keprihatinan), dan keadilan. Plato
menggunakan padanan keadilan dalam bahasa Yunani yaitu Dikaisyne sebagai padanan yang
artinya sangat dekat dengan moralitas atau keutamaan. Plato berpendapat bahwa keadilan adalah
kualitas jiwa, suatu keutamaan di mana manusia menyingkirkan hasrat akan setiap kesenangan
dan mendapatkan kepuasan sendiri.
b. Menurut Aristoteles
Secara umum dikatakan bahwa orang yang tidak adil adalah orang yang tidak patuh
terhadap hukum (unlawful, lawless) dan orang yang tidak fair (unfair), maka orang yang adil
adalah orang yang patuh terhadap hukum (law abiding) dan fair. Karena tindakan memenuhi/
mematuhi hukum adalah adil, maka semua tindakan pembuatan hukum oleh legislatif sesuai
dengan aturan yang ada adalah adil. Tujuan pembuatan hukum adalah untuk mencapai kemajuan
kebahagiaan masyarakat. Maka, semua tindakan yang cenderung untuk memproduksi dan
mempertahankan kebahagiaan masyarakat adalah adil.
Dengan demikian keadilan bisa disamakan dengan nilai-nilai dasar sosial. Keadilan yang
lengkap bukan hanya mencapai kebahagiaan untuk diri sendiri, tetapi juga kebahagian orang
lain. Keadilan yang dimaknai sebagai tindakan pemenuhan kebahagiaan diri sendiri dan orang
lain, adalah keadilan sebagai sebuah nilai-nilai. Keadilan dan tata nilai dalam hal ini adalah sama
tetapi memiliki esensi yang berbeda. Sebagai hubungan seseorang dengan orang lain adalah
6
keadilan, namun sebagai suatu sikap khusus tanpa kualifkasi adalah nilai. Ketidakadilan dalam
hubungan sosial terkait erat dengan keserakahan sebagai ciri utama tindakan yang tidak fair.
Keadilan sebagai bagian dari nilai sosial memiliki makna yang amat luas, bahkan pada suatu titik
bisa bertentangan dedengan hukum sebagai salah satu tata nilai sosial. Suatu kejahatan yang
dilakukan adalah suatu kesalahan.
Namun apabila hal tersebut bukan merupakan keserakahan tidak bisa disebut
menimbulkan ketidakadilan. Sebaliknya suatu tindakan yang bukan merupakan kejahatan dapat
menimbulkan ketidak adilan. Keadilan dalam arti ini terdiri dari dua unsur yaitu fair dan sesuai
dengan hukum, yang masing-masing bukanlah hal yang sama. Tidak fair adalah melanggar
hukum, tetapi tidak semua tindakan melanggar hukum adalah tidak fair.

C. Jurnal Pembanding III


Febriansyah, Ferry Irawan. 2017. Keadilan Berdasarkan Pancasila Sebagai Dasar
Filosofis Dan Ideologis Bangsa. Tulungagung. DiH Jurnal Ilmu Hukum. Volume 13
Nomor 25

Keadilan untuk masyarakat majemuk seperti Indonesia belum juga dapat disepakati.
Persoalannya adalah bentuk keadilan tidak sejalan dengan pemahaman dan penilaian tentang
keadilan. Keadilan merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk diwujudkan. Keadilan
merupakan dambaan bagi manusia untuk mendapatkan suatu kehidupan yang layak, yang
terpenuhinya hak-hak mereka dalam menjalani kehidupan. Dalam menjalankan kehidupan,
manusia merupakan mahkluk sosial yang tidak lepas dari kelemahan dan kekurangan.
Kelemahan dan kekurangan inilah yang menyebabkan keadilan itu sulit untuk diwujudkan
karena keadilan adalah milik Tuhan Yang maha Esa.
Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia mempunyai banyak suku bangsa, ras dan
agama. Hal ini yang menyebabkan sulitnya mewujudkan keadilan yang diinginkan oleh bangsa
yang majemuk seperti yang terjadi di Indonesia, karena definisi dari adil banyak ditafsirkan
berbeda antara penafsiran oleh suku bangsa yang satu dengan suku bangsa yang lain. Akan tetapi
bangsa Indonesia merupakan bangsa yang hidup dengan banyaknya budaya yang dapat
memunculkan aturan-aturan hukum adat, kearifan lokal, dan kebiasaan yang menjadi pedoman
atau landasan bagi terwujudnya keadilan.
7
Aturan hukum adat, kearifan lokal, dan kebiasaan tersebut, terangkum ke dalam suatu
bingkai hukum nasional yang dijadikan hukum positif yang berlaku bagi semua suku bangsa dan
budaya di Indonesia. Norma-norma hukum dan kaidah-kaidah hukum yang diperoleh dari suku
bangsa, budaya dan agama yang ada di Indonesia, kemudian diwujudkan sebagai landasan
hukum tertinggi bangsa Indonesia dalam mewujudkan keadilan hukum yang diinginkan oleh
masyarakat. Landasan atau dasar hukum tertinggi bangsa Indonesia adalah Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Penjabaran ke dalam norma hukum yang kemudian dinamakan nilai Instrumental. Nilai
Instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya. Penjabaran itu
bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan
semangat yang sama dan dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Penjabaran
itu jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya. Nilai dasar yang dimaksud
merupakan nilai yang diambil dari Pancasila.
Hukum merupakan alat untuk menciptakan keadilan. Keadilan di dalam hukum
merupakan keadilan yang didambakan bagi seluruh masyarakat yang hidup di dalam bingkai
hukum itu sendiri. Oleh karena itu, hukum memerlukan dasar dalam membentuk keadilan yang
dapat diterima oleh masyarakat banyak. Banyaknya permasalahan tentang hukum, terutama
permasalahan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan menimbulkan permasalahan
dalam mencapai keadilan. Hukum masih menjadi keinginan politik semata, bukan merupakan
keinginan masyarakat pada umumnya.
Dengan menggunakan landasan fundamentalnorm yaitu Pancasila dalam pembentukan
hukum yang baik, maka Pancasila selalu dan harus dijadikan tonggak utama dalam membentuk
peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia yang memanusiakan
manusia yang adil dan beradab serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh
karena itu perlunya pengertian dari keadilan Pancasila guna memberikan kesamaan persepsi
tentang keadilan yang akan menjadi dasar terbentuknya hukum yang baik.
Tentunya hakekat keadilan di dalam Pancasila harus dijabarkan dalam bentuk norma
hukum yang bebas dari kepentingan pribadi maupun golongan. Perwujudan kebenaran dari
Pancasila ke dalam norma hukum, tentunya Pancasila mampu memberikan nilai tersendiri
tentang keadilan dalam mewujudkan keadilan hukum bagi bangsa Indonesia. Keadilan hukum
yang bersumber dari Pancasila, diharapkan mampu memberikan pengertian tentang arti
8
kebenaran keadilan yang sesungguhnya, yang berasal dari bangsa kita sendiri, bukan warisan
dari bangsa asing. Keadilan berdasarkan Pancasila harus diwujudkan, dijabarkan, dan
direalisasikan ke dalam norma hukum Indonesia agar terwujud keadilan yang memberikan
perlindungan hak dan kewajiban bagi seluruh rakyat Indoensia dalam bentuk peraturan
perundang-undangan.

D. Jurnal Pembanding IV
Susanti, Liana Endah. 2018. Kajian Terhadap Sila Keadilan Dan Teori Keadilan
Berfalsafah Libertarianisme Dari Sudut Pandang Berideologi Pancasila. Soerjo.
Yustisia Merdeka: Jurnal Imiah Hukum; Issn: 2407-8778
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat
kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf
politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama
dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran".
Sementara itu,banyak argumen yang menyatakan bahwa keadilan merupakan situasi dan
kondisi yang hadir atas keselarasan dan terpenuhinya hak serta kewajiban sebagai tindak lanjut
dari prinsip meletakkan semua pada tempatnya.
Keadilan sendiri berasal dari istilah adil yang berasal dari bahasa Arab. Kata adil berarti
tengah, adapun pengertian adil adalah memberikan apa saja sesuai dengan haknya. Keadilan
berarti tidak berat sebelah, menempatkan sesuatu ditengah-tengah, tidak memihak, berpihak
kepada yang benar, tidak sewenang-wenang.
Keadilan juga memiliki pengertian lain yaitu suatu keadaan dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara memperoleh apa yang menjadi haknya sehingga dapat melaksanakan
kewajibannya. Sedangkan Pengertian Keadilan Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah suatu hal yang tidak berat sebelah atau tidak memihak serta tidak sewenang-wenang.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kata adil berasal dari kata adil, yang memiliki
arti kejujuran, kelurusan dan keikhlasan yang tidak berat sebelah.

E. Jurnal Pembanding V

9
Octavian, Wendy Anugrah. 2018. Urgensi Memahami Dan Mengimplementasikan
Nilai Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari Sebagai Sebuah Bangsa.
Palembang. Jurnal Bhinneka Tunggal Ika, Volume 5, Nomor 2, November 2018

Sila keadilan sosial mengandung makna bahwa setiap warganegara diperlakukan sama
tanpa adanya perbedaan suku, ras, agama, bahasa, kaya dan miskin, maupun jabatan. Semua
warganegara harus diperlakukan adil oleh negara. Perwujudan dari sila keadilan sosial ini dapat
berupa penegakan mukum dengan asas keadilan bukan keuangan dan jabatan, tidak ada tekanan
baik fisik maupun mental terhadap rakyat, mendapatkan kehidupan yang sejahterah atau terbebas
dari kemiskinan, dan kebodohan, serta dari tekanan pihak asing. Pemerintah berpihak kepada
rakyat yang harus dibela, bukan kepada golongan tertentu yang mempunyai kepentingan. Itulah
prinsip keadilan yang terkandung dalam sila ke-lima.
Namun sesungguhnya prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi anak
tangga pertama yang harus dipijak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keadilan dalam
konteks aturan, kebijakan, tindakan, dan perlakuan yang adil terhadap rakyatnya dapat membuat
masyarakat leluasa bermusywarah dan bermufakat mencari solusi persoalan. Tegaknya keadilan
membuat bangsa akan lebih mudah dalam menyatukan kekuatan untuk dapat mewujudkan
kemakmurannya yang bermartabat. Keadilan juga akanmempertebal rasa kemanusiaan dan saling
mencintai sesama ciptaan Tuhan. Akhirnya keadilan dapat membuat setiap orang tenang
beribadah tanpa harus merasa terancam oleh kelompok lain yang berbeda
keyakinan.

F. Jurnal Pembanding VI

Arum, Giovanni Aditya. 2017. Konsep Keadilan (Iustitia) Perspektif St. Thomas
Aquinas Dan Relevansinya Bagi Pemaknaan Sila V Pancasila. Mandira. Jurnal
Filsafat Dan Teologi, Volume. 12, Nomor 1, Oktober 2019. Pssn 1978-3469; Eissn
2657-1927

Keadilan merupakan sebuah ide yang senantiasa aktual dan relevan dalam panorama
perkembangan peradaban manusia. Hal ini secara khusus menyentuh kodrat manusia sebagai
10
animal sociale dan animal politicum. Defenisi klasik keadilan sebagai “suum cuique tribuere; to
give everybody his own,” telah menunjukkan bahwa keadilan berhubungan dengan relasi
antarmanusia. Dari sekian banyak filsuf yang merefleksikan tema keadilan, salah satunya adalah
St. Thomas Aquinas. Ia memetakan keadilan dalam konstelasi relasi sosial antarmanusia.
Keadilan mengarahkan manusia dalam relasinya dengan sesama yang lain (ad alterum).
Pancasila merupakan jantung seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara masyarakat
Indonesia. Sebagai dasar filsafat (Philosofische Grondslag) negara, Pancasila mengandung
konsekuensi setiap aspek penyelenggaraan negara dan semua sikap serta tingkah laku bangsa
Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus berdasarkan pada nilai
nilai Pancasila. Internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila yang sangat luhur, seperti: nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan dalam diri tiap masyarakat
Indonesia merupakan tanggung jawab yang sangat fundamental untuk diupayakan demi
terwujudnya bonum commune.

St. Thomas Aquinas dalam Summa Theologiae parsSecunda Secundae, Questiones 58


articulis 1 dengan tegas mendefenisikan keadilan (iustitia) sebagai berikut: “Iustitia est habitus
secundum quem aliquis constanti et perpetua voluntate ius suum unicuique tribuit.” Definisi ini
secara khusus merujuk pada defenisi Aristoteles yang mengatakan bahwa: “Justice is a habit
whereby a man is said to be capable of doing just actions in accordance with his choice.”
Keadilan (iustitia) sebagai suatu kebajikan memiliki proria materia yang terdiri atas pelbagai hal
yang berkaitan dengan relasi manusia dengan sesama yang lain (ad alterum). Keterkaitan antara
keadilan dengan objeknya terangkum dalam ungkapan: ius suum unicuique tribuens;
memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Poin penting berikutnya yang
terkandung dalam defenisi keadilan adalah penyebutan term ius (hak). Hak dalam pandangan St.
Thomas Aquinas dipandang sebagai obiectum proprium dari keadilan.

Hal ini menunjukkan bahwa tindakan atau pelaksanaan keadilan itu seharusnya didahului
oleh tindakan lainnya yang dengan tegas menunjukkan hak seseorang untuk melakukannya. Dari
sini dapat disimpulkan bahwa hak dan keadilan itu mempunyai hubungan yang erat satu sama
lain. Hak yang dimiliki oleh setiap individu melekat pada kodrat manusia sendiri. Jadi semata-
mata bukan berasal dari luar diri manusia.
11
G. Jurnal Pembanding VII

Sembiring, Riky. 2018. Keadilan Pancasila dalam Persepektif Teori Keadilan


Aristoteles. Jurnal Aktual Justice. Vol.3, No.2. ISSN : 2541-6502

Keadilan pancasila yang berdasarkan atas idiologi memanglah melihat dari segala aspek
kehidupan di masyarakat. Sehingga keadilan tersebut merupakan segala sesuatu apa yang di cita
citakan dan apa yang disebut dengan keadilan berkaitan dengan landasan teori menurut
arestoteles yakni teori tersebut terkandung di dalam makna pancasila yang terdapat pada isi
pancasila sehingga keadilan pancasila merupakan landasan idiologi. Dasar keadilan Pancasila
terdapat pada butiran 2 dan 5 dimana yang berbunyi sila kedua kemanusiaan yang adil dan
beradab dan sila keempat keadilan bagi seluruh rakyat indonesia. Nilai kemanusiaan yang adil
dan beradab, bahwa kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam
hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana
mestinya. Manusia perlu diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya, sebagai makhluk
Tuhan yang sama derajatnya dan sama hak dan kewajiban asasinya. Berdasarkan nilai ini, secara
mutlak ada pengakuan terhadap hak asasi manusia. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan yaitu tercapainya masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah maupun batiniah. Berdasar pada nilai ini,
keadilan adalah nilai yang amat mendasar yang diharapkan oleh seluruh bangsa. Negara
Indonesia yang diharapkan adalah negara Indonesia yang berkeadilan. Keadilan diuraikan secara
mendasar oleh Aristoteles yakni untuk mengetahui tentang keadilan dan ketidak adilan harus
dibahas tiga hal utama yaitu tindakan apa yang terkait dengan istilah tersebut, apa arti keadilan,
dan diantara dua titik ekstrim apakah keadilan itu terletak.

H. Jurnal Pembanding VIII

Khairunnisa, Nila Aulia. 2018. Penerapan Filosofi Sila Kelima Guna Mewujudkan
Cita-Cita Bangsa. Volume 2 Nomor 2d. ISSN: 2338 4638

Pancasila sebagai falsafah negara lahir dari pemikiran founding fathers yang rumusannya
bertujuan untuk mencapai cita-cita bangsa. Namun, dilihat dari kenyataannya, bangsa Indonesia
belum bisa meraih cita-cita ini terutama di bagian keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
sebagaimana yang tercantum pada sila ke-lima. Keadilan sosial memiliki unsur untuk
12
dikembangkan kepada citacita luhur yang memiliki maksud bahwa semua orang sama dihadapan
hukum. Perlakuan sama dihadapan hukum ini merupakan suatu penegakan dan keadilan dalam
hukum yang harus diwujudkan demi mencapai tujuan dari sila ke-lima. Indonesia sebagai negara
hukum harus memiliki pemerintahan yang berdasarkan hukum, karena negara atau pemerintahan
mempunyai tanggung jawab untuk kesejahteraan masyarakatnya. Menurut Nurcholish Madjid
dalam bukunya “Indonesia Kita” menyatakan, bahwa dampak negatif dari melemahnya
kesadaran arah dan tujuan hidup bernegara yaitu kepada penegakan dan keadilan hukumnya.
Proses kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum semakin banyak menghilang Upaya
penegakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana bunyi sila ke-lima,
haruslah dijiwai dan didasari juga dengan sila-sila yang lainnya. Karena setiap sila dalam
Pancasila memiliki keterkaitan antara satu dan lainnya yang tidak dapat dipisahkan. Menurut
penulis, menjiwai setiap sila dalam Pancasila harus dimulai dengan kesadaran diri setiap warga
negara Indonesia untuk memupuk dan mengembangkan setiap sila dalam kehidupan
bermasyarakat. Kehidupan bermasyarakat yang dilandasi dengan filosofi Pancasila akan
menciptakan ketertiban, kedamaian, dan penegakan hukum yang diidam-idamkan selama ini.
Kesejahteraan yang diimpikan selama ini diharapkan terwujud guna mencapai keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh sebab itu, penanaman jiwa Pancasila bagi setiap warga
negara harus dipupuk dan dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat agar penegakan dan
keadilan hukum tidak lagi memihak kepada suatu golongan saja.

13
BAB III

PEMBAHASAN TENTANG REALITAS IMPLEMENTASI NILAI KEADILAN DALAM


KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA DI DESA
SAMPALI, KECAMATAN PERCUT SEI TUAN, KABUPATEN DELI SERDANG

Keadilan merupakan esensi hidup manusia dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu keadilan dapat dipandang sebagai suatu nilai. Keadian yang dimaksud tergolong
sebagai nilai sosial, yang pada suatu sisi berkaitan erat dengan aneka perserikatan manusia dalam
suatu kolektif, dan pada sisi lain mencakup pula pelbagai kebajikan perseorangan yang
didambakan dalam kehidupan manusia. Keadian juga sebagai suatu nilai yang bersifat intrinsik
yakni menjadi tujuan yang disepakati bersama oleh anggota-nggota suatu masyarakat serta
diupayakan pencapaian demi keadilan itu sendiri.
Keadilan merupakan substansi rohani yang paling umum dan dalam dari suatu
masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap
orang menjalankan fungsi yang sesuai dengan sifat dasarnya, yaitu makhluk individu sekaligus
makhluk sosial. Dengan keadilan timbul pengaturan yang memberi tempat yang selaras kepada
bagian-bagian yang membentuk masyarakat. (Armaidy Armawi, 1996)
Dalam hubungan itu lebih jauh Soepomo mengatakan “menurut sifat tatanegara Indonesia
yang asli, yang sampai zaman sekarangpun masih dapat terrlihat dalam suasana desa baik di
Jawa, maupun di Sumatera dan kepulauan kepulauan Indonesia lain, maka para pejabat negara
ialah pemimpin yang bersatu-jiwa dengan rakyat dan para pejabat negara senantiasa berwajib
memegang teguh persatuan dan keseimbangan dalam masyarakatnya. Kepala desa, atau kepala
rakyat berwajib menyelenggarakan keinsyafan keadilan takyat, harus senantiasa memberi bentuk
(Gentaltung) kepada rasa keadilan dan cita-cita rakyat. Oleh karena itu kepala rakyat ‘memegang
adat’ senantiasa memperhatikan segala gerak-gerik dalam masyarakatnya dan untuk maksud itu,
senantiasa bermusyawarah dengan rakyatnya atau dengan kepala-kepala keluarga dalam desanya,
agar supaya pertalian bathin antara pemimpim dan rakyat seluruhnya senantiasa terpelihara.”
Keadilan adalah prinsip dasar moral yang hakiki untuk mempertahankan martabat
manusia sebagai mansuia. Keadilan menuntut agar manusia menghormati segenap orang sebagai
makhluk yang bernilai pada dirinya sendiri, yang boleh dipergunakan sekedar sebagai alat untuk
mencapai tujuan-tujuan lebih lanjut.
14
Adapun nilai keadilan yang kami ambil ialah nilai keadilan di dalam pembagian BLT di desa
Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Selain itu, di dalam pembagian
BLT, ada beberapa kewajiban desa/kelurahan. Adapun kewajiban tersebut ialah
a. Membantu Petugas Pos pada saat pengecekan daftar penerima BLT dan mendistribusikan
kartu kepada RTS.
b. Bersama-sama Petugas Pos menentukan pengganti RTS yang pindah, meninggal (tanpa ahli
waris), atau tidak berhak, melalui rembug desa/kelurahan yang dihadiri unsur-unsur Kepala
Desa/Lurah, Badan Permusyawaratan Desa/Kelurahan, RW, RT tempat tinggal RTS yang akan
diganti, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan Karang Taruna.
c. Melakukan pendampingan dan membantu Petugas Pos pada saat pembagian Kartu BLT dan
pembayaran BLT dengan melibatkan tenaga kesejahteraan sosial masyarakat (Karang Taruna,
Taruna Siaga Bencana/TAGANA, PSM, tokoh agama, tokoh masyarakat) dan aparat keamanan
setempat.
d. Mengupayakan penyelesaian masalah yang terjadi (antara lain pada saat penetapan RTS,
distribusi kartu, penyaluran dana BLT, dll) sesuai dengan jenis pengaduan dan tingkat
kewenangannya.
Namun realitas implementasi nilai Keadilan yang terjadi di desa Sampali, Kecamatan
Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang yaitu

15
BAB IV
SOLUSI PERBAIKAN DALAM IMPLEMENTASI NILAI KEADILAN DALAM
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA DI DESA
SAMPALI, KECAMATAN PERCUT SEI TUAN, KABUPATEN DELI SERDANG

Nilai yang terkandung dalam sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia didasari
dan dijiwai oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusian yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan
tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka didalam sila kelima tersebut
terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan
social).Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan
dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan
masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya.
Sila keadilan sosial mengandung makna bahwa setiap warganegara diperlakukan sama
tanpa adanya perbedaan suku, ras, agama, bahasa, kaya dan miskin, maupun jabatan. Semua
warganegara harus diperlakukan adil oleh negara. Perwujudan dari sila keadilan sosial ini dapat
berupa penegakan mukum dengan asas keadilan bukan keuangan dan jabatan, tidak ada tekanan
baik fisik maupun mental terhadap rakyat, mendapatkan kehidupan yang sejahterah atau terbebas
dari kemiskinan, dan kebodohan, serta dari tekanan pihak asing. Pemerintah berpihak kepada
rakyat yang harus dibela, bukan kepada golongan tertentu yang mempunyai kepentingan. Itulah
prinsip keadilan yang terkandung dalam sila ke-lima. Namun sesungguhnya prinsip keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi anak tangga pertama yang harus dipijak dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Keadilan dalam konteks aturan, kebijakan, tindakan, dan
perlakuan yang adil terhadap rakyatnya dapat membuat masyarakat leluasa bermusywarah dan
bermufakat mencari solusi persoalan. Tegaknya keadilan membuat bangsa akan lebih mudah
dalam menyatukan kekuatan untuk dapat mewujudkan kemakmurannya yang bermartabat.
Keadilan juga akan mempertebal rasa kemanusiaan dan saling mencintai sesama ciptaan Tuhan.
Akhirnya keadilan dapat membuat setiap orang tenang beribadah tanpa harus merasa terancam
oleh kelompok lain yang berbeda keyakinan.

16
Dengan Demikian dapat dibuat solusi atas kasus yang telah dijabarkan yaitu :Solusi di
dalam

17
BAB V
URAIAN GAMBAR, SKETSA, DAN VIDEO PENDUKUNG TENTANG REALITAS
DAN SOLUSI
A. Gambar

https://images.app.goo.gl/V5fNx44upfQpSiF38

Didalam gambar ini menjelaskan yang dimana terdapat gambar timbangan yang seimbang yang
dimana timbangan dalam keadilan artinya timbangan yang sejajar menandakan bahwa hukum itu
adil. Tidak ada berat sebelah. Semua ditimbang, baik tuntutan maupun pembelaan, baik kebaikan
ataupun kesalahan. Yang berarti keadilan merupakan Prinsip keseimbangan yang berisikan
ajaran keadilan dasar yang harus dipegang oleh siapapun. Kaitan antara keadilan dengan hidup
manusia tak lain guna menciptakan satu harmoni kehidupan. Yang dimana didalam gambar
menjelaskan bahwa Keadilan adalah kebajikan utama dalam institusi sosial, sebagaimana
kebenaran dalam sistem pemikiran. Keadilan tidak membiarkan pengorbanan yang dipaksakan
pada segelintir orang diperberat oleh sebagian besar keuntungan yang dinikmati banyak orang
serta keadilan yang seimbang tidak memandang status dan kedudukan seseorang.

18
B. Sketsa
Implementasi Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Link sumber: Di unduh pada Minggu, 02 Mei 2021, pukul 01.30 WIB
https://youtu.be/g6BTw3EmV8E

Dalam sketsa ini membahas tentang yang dimana keadilan social bagi seluruh rakyat
melambangkan padi dan kapas dalam artinya melambangkan sandang dan pangan kebutuhan
pokok semua masyarakat Indonesia tanpa melihat status dan kedudukannya serta mencerminkan
persamaan social dimana tidak adanya kesenjangan social antara yang satu dengan yang lainnya.
Yang dimana implementasi sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia artinya setiap
warga negara harus berbuat baik satu sama lain, saling membantu dan bergotong royong serta
merasa setiap warga negara yang dibantu merupakan suatu keluarga dekat yang layak dibantu,
selalu melaksanakan kegiatan manusia untuk tidak saling pilih kasih sesuai dengan kebutuhan
manusia untuk hidup layak dan tidak saling diskriminatif terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak orang dan memberikan peluang
terhadap orang lain untuk mencapai hak. Selain itu dalam keadilan perlu juga menjauhi hal
menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain, sikap boros, bergaya hidup mewah serta
perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

19
C. Video

https://youtu.be/H8yK8kjvRkw
Dalam video tersebut membahas tentang realitas keadilan social dalam masyarakat Indonesia
yang dimana keadilan social dalam masyarakat berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat
dalam segala bidang kehidupan, baik secara spiritual maupun material. Keadilan sosial bagi
seliruh rakyat Indonesia berarti berlaku untuk setiap orang yang menjadi rakyat idonesia, baik
yang berada di Indonesia maupun warga Indonesia yang berada diluar negeri. Selain itu keadilan
di dalam masyarakat Indonesia berarti bahwa setiap orang di Indonesia berhak mendapatkan
perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi , kesehatan, dan kebudayaan.

20
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keadilan artinya timbangan yang sejajar menandakan bahwa hukum itu adil. Tidak ada berat
sebelah. Semua ditimbang, baik tuntutan maupun pembelaan, baik kebaikan ataupun kesalahan.
Yang berarti keadilan merupakan Prinsip keseimbangan yang berisikan ajaran keadilan dasar
yang harus dipegang oleh siapapun. Kaitan antara keadilan dengan hidup manusia tak lain guna
menciptakan satu harmoni kehidupan. Yang dimana didalam gambar menjelaskan bahwa
Keadilan adalah kebajikan utama dalam institusi sosial, sebagaimana kebenaran dalam sistem
pemikiran. Selain itu keadilan merupakan suatu aturan hukum yang berlaku di negara Indonesia.
Sebagai salah satu aturan maka keadilan harus dilaksanakan dan ditegakkan oleh masyarakat
Indonesia. Keadilan berjalan beriringan untuk mengantarkan bangsa Indonesia menuju
kedamaian, keamanan, dan ketenangan. Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sebuah aturan
yang mengatur kehidupan masyarakat baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun di
lingkungan sosial. Aturan yang berlaku akan menciptakan suatu ketertiban yang membuat
keadaan menjadi tenang, damai, aman, dan teratur.
Sehingga implementasi keadilan dalam masyarakat Indonesia Keadilan merupakan substansi
rohani yang paling umum dan dalam dari suatu masyarakat yang membuat dan menjaga
kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan fungsi yang sesuai
dengan sifat dasarnya, yaitu makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Keadilan dalam konteks
aturan, kebijakan, tindakan, dan perlakuan yang adil terhadap rakyatnya dapat membuat
masyarakat leluasa bermusywarah dan bermufakat mencari solusi persoalan. Tegaknya keadilan
membuat bangsa akan lebih mudah dalam menyatukan kekuatan untuk dapat mewujudkan
kemakmurannya yang bermartabat. Keadilan juga akan mempertebal rasa kemanusiaan dan
saling mencintai sesama ciptaan Tuhan.
B. Saran
Penulis menyarankan agar keadilan didalam masyarakat Indonesia dapat lebih dimaksimalkan
lebih baik kedepannnya agar tidak terjadinya kesenjangan di antara masyarakat terutama karena
perbedaan kedudukan dan status tersebut yang menyebabkan terjadinya ketidakadilan di dalam
masyarakat Indonesia.
21
DAFTAR PUSTAKA

22

Anda mungkin juga menyukai