Anda di halaman 1dari 20

“MUSYAWARAH SEBAGAI BASIS

KEADILAN RESTORATIF YANG


HUMANIS”
Oleh

Prof. Dr. Pujiyono, SH, MH


Universitas Sebelas Maret

Swiss Bellin Hotel, Surakarta


26 Januari 2022
INDONESIA ADALAH NEGARA HUKUM

Maknanya:
Hukum  tidak boleh mengabaikan “rasa keadilan masyarakat”.
AV Dicey, dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon memberi ciri-ciri
Rule of Law antara lain:
(1). Supremasi hukum, dalam arti tidak boleh ada kesewenang –
wenangan, sehingga seseorang hanya boleh dihukum jika
melanggar hukum;
(2). Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa
maupun bagi pejabat dan
(3). Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau
keputusan pengadilan.
TUJUAN HUKUM
1. Kepastian
2. Keadilan
3. Kemanfaatan
SURVEY KEPUASAN PENEGAKAN
HUKUM DI INDONESIA

 Indeks supremasi hukum (rule of law index) yang dirilis World Justice
Project tahun 2020, Indonesia menduduki peringkat 59 dari 128 negara,
atau peringkat 9 dari 15 negara di wilayah Asia Timur dan Pasifik.

 Survei Indonesia Political Opinion pada Oktober 2020, memperlihatkan


angka ketidakpuasan publik terhadap penegakan hukum di Indonesia
mencapai 64 persen.

 Survei lembaga konsultan politik Charta Politika Indonesia menunjukkan


penurunan kinerja penegakan hukum pada Juli 2021. Sebanyak 47,3 persen
responden menilai penegakan hukum di Indonesia masih buruk.

 Survei Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) menunjukan 41,2


persen responden menilai kondisi penegakan hukum di Indonesia buruk.
Hanya 25,6 persen warga menyatakan baik.
KEADILAN, aristoteles
Keadilan komutatif, yaitu perlakuan kepada seseorang tanpa melihat jasa-jasa yang sudah dilakukan. Misalnya, seseorang yang
menerima sanksi tanpa peduli status dan jasanya.

Keadilan distributif, Justice is done when aquals are treated aqually, yaitu perlakuan kepada seseorang sesuai dengan jasa-jasa
yang sudah dilakukan. Misalnya, seorang pekerja dengan masa kerja berbeda, maka pemberian bayar jasanya juga berbeda.

Keadilan kodrat alam, yaitu perlakuan kepada seseorang yang sesuai dengan hukum alam. Misalnya saja seseorang yang berlaku
baik akan menerima perlakuan yang baik juga, lebih mirip pada karma.

Keadilan konvensional, yaitu keadilan yang ditetapkan lewat sebuah kekuasaan khusus. Misalnya warga negara yang harus bayar
tol, bayar listrik, dll.

Keadilan Korektif, keadilan yang menghendaki adanya ganti rugi atau pemulihan sebagai upaya menyeimbangkan suatu hal
akibat adanya ketidakadilan. Contohnya seorang pembunuh akan dihukum setimpal karena telah membunuh. Contoh lainnya
orang harus meminta maaf ketika berbuat kesalahan kepada orang lain.
TEORI BEKERJANYA HUKUM

L Friedman: Substansi, Struktur, Kultur


(Legal System)

Talcot Parson: Ekonomi, Budaya, Politik


(Sibernetika)

6
PEMBAGIAN DIAMETRAL
RETRIBUTIF
RESTORATIF
HUKUM DI INDONESIA
masih menganut KEADILAN RETRIBUTIF..

 Penegakkan hukum secara apa adanya, sesuai dengan ketentuan


perundang-undangan;
 Keadilan yang berkaitan dengan adanya keasalahan (keadilan
pembalasan)
 Prinsip: yang salah ditindak, yang benar dibebaskan (Menghukum dan
Membebaskan);
 Membentuk mindset masyarakat : cenderung “menghukum” pelaku
dengan seberat-beratnya.

“Sistem hukum di Indonesia sangat mudah memasukkan


seseorang ke penjara”
KEADILAN RESTORATIF

 Penyelesaian perkara tindak pidana ringan dengan melibatkan pelaku,


korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain yang terkait untuk
bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan
pemulihan kembali pada keadaan semula dan bukan pembalasan;

 Prinsip keadilan restoratif tidak bisa dimaknai sebagai metode


penghentian perkara secara damai, melainkan untuk pemenuhan rasa
keadilan korban, pelaku, masyarakat setempat serta penyelidik/Penyidik
sebagai mediator.
DASAR HUKUM KEADILAN RESTORATIF

 Peraturan Kejaksaan R.I. No. 15 Tahun 2020 tanggal 21 Juli 2021


tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif.

 Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum, Mahkamah Agung


No.1691/DJU/SK/PS.00/12/2020 tanggal 22 Desember 2020 tentang Pedoman
Penerapan Restorative Justice di Lingkungan Peradilan Umum.

 Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2021


tentang Penanganan Tindak Pidana berdasarkan Keadilan Restoratif,
tercatat dalam Berita Negara Republik Indonesia tahun 2021 Nomor 947,
yang menempatkan penyelesaian permasalahan/kasus pidana tidak
hanya sekedar penghukuman saja.
HUKUM yang ADIL DAN HUMANIS

 HUKUM dibentuk dan diciptakan manusia dengan segala


ketidaksempurnaannya.
Disatu sisi hukum dituntut terus berkembang,
meyempurnakan dirinya sesuai dengan perkembangan
zaman;

 Hukum tidak salah. Yang membuat hukum seolah-olah tidak adil adalah: orang-orang yang
menjalankan hukum itu sendiri. Oknum-oknum yang tidak tegak lurus dalam menjunjung tinggi
keadilan.
Keadilan tidak akan mampu berjalan sendiri, melainkan memerlukan hadirnya nilai-
nilai humanisme (kemanusiaan, moral dan etika) yang tumbuh dan hidup di
masyarakat, agar dapat menciptakan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari.

 Jangan pernah mengharapkan orang lain menciptakan keadilan, jika diri kita juga sering
berperilaku menyimpang dari hal yang benar, dan hal yang adil.
Membangun “HUKUM” yang berkeadilan dan humanis.

 Keadilan harus bersifat manusiawi, sesuai dengan fitrah manusia.


Tujuannya adalah untuk memanusiakan manusia;

 Konsep Hukum harus mengutamakan manusia sebagai makhluk Tuhan


yang mulia dan meletakkan dasar hak kodrati manusia secara sama atau
sejajar sebagai mahluk Tuhan;
 Membangun hukum yang berkeadilan dan humanis, harus dilakukan
secara holistik, tidak hanya menuntut perbaikan produk hukumnya
(peraturan), orang-orangnya (penegak hukum) tetapi juga ilmu
pengetahuannya.

Pada dasarnya, hukum yang berkeadilan dan humanis adalah


hukum yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan, moral
dan etika yang tumbuh dan hidup di masyarakat.
PARADIGMA BARU HUKUM PIDANA
berorientasi pada KEADILAN YANG DIPULIHKAN (Restorasi Justice)

 Hukum dalam konsep keadilan restoratif bukan untuk menang


atau menghukum orang, tetapi untuk membangun harmoni.

 Hukum sepatutnya menyelesaikan secara damai dan manusiawi, serta


memperhatikan/mempertimbangkan nasib korban dan pelaku;

 Hukum pidana dengan mengedepankan pembinaan manusia lebih besar


manfaatnya dari penjatuhan hukuman badan. Oleh karena itu, keadilan
restoratif dengan tekanan humanis dapat hadir dalam perspektif pidana. 

 Sekali lagi: PIDANA/PENJARA adalah ULTIMUM REMIDIUM,


bukan diletakan di depan.
KEADILAN RESTORATIF = PERADILAN YANG HUMANIS

 Keadilan Restoratif bukan untuk menghilangkan keadilan retributif;


 Pendekatan “aspek humanis” harus ditelakkan dalam konteks sistem peradilan
secara utuh;
 Mengubah konsep yang sekedar menghukum dan mengisolasi pelaku, kemudian
membuka peran korban dan pelaku untu mengungkapkan cerita dan perasaan
mereka, mencari penyelesaian, memperbaiki penderitaan, termasuk membuka
ruang untuk meminta maaf dan pemberian maaf;  
 Perlu adanya ‘gerakan kultural’ untuk mengubah paradigma dan meyakinkan
publik bahwa keadilan restoratif adalah proses yang mempunyai tujuan yang
lebih luas dan lebih bermanfaat bagi korban, pelaku, komunitas dan masyarakat,
serta Negara.
 Perlu adanya model sanksi yang diperkenalkan di RKUHP harus diimbangi
dengan pengaturan dalam hukum acara yang mampu memfasilitasi proses-
proses terjadinya keadilan restoratif.. 
Proyeksi ke depan ?
Next…
1. Menjadikan Kearifan Lokal sebagai basis resolusi
dalam RJ
2. Pengembangan Konsep RJ pada kasus2 pidana yang
lain, sebagai contoh kasus Pajak, hanya penyebutanya
bukan lagi sebagai RJ, tetapi Obligative Justice
MUSYAWARAH
1. musyawarah pada mulanya bermakna “mengeluarkan madu
dari sarang lebah”.
2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, musyawarah diartikan
sebagai: pembahasan bersama dengan maksud mencapai
keputusan atas penyelesaian masalah bersama. Selain itu
dipakai juga kata musyawarah yang berarti berunding dan
berembuk
MUSYAWARAH SEBAGAI
KEARIFAN LOKAL
1. Pancasila sebagai GrundNorm

2. Budaya Jawa yang mencintai Harmoni dengan berbagai Values:


“Pager mangkok kuwi luwih kuat tinimbang pager tembok (Pagar mangkuk/piring itu lebih kuat
daripada pagar tembok/beton)”.
Tepo Saliro

Eling Lan Waspodo

Ojo Dumeh

dll
NILAI-NILAI KEADILAN RESTORATIF
Yang sejalan dengan Kearifan Lokal/Musyawarah

Keadilan yang restoratif ingin menegakkan nilai-nilai yang hilang


dalam proses pengadilan formal, yakni:
a. pengakuan atas hak-hak korban dan pelaku;
b. menekankan dialog/komunikasi;
c. kejujuran;
d. Tanggungjawab;
e. Kesadaran akan kesalahan; dan
f. Kesempatan untuk memperbaiki diri dimasa depan.
1 Orang Wakil usulan : Tendik Prestasi
Tenaga Nasional
Kependidikan

7 Anggota 1 orang
Senat wakil usulan : presiden
Akademik 3 EX OFFICIO MahasiswaBEM
* MENTERI
* REKTOR
usulan : Dipilih internal * KETUA
SENAT
Senat AKADEMI
Akademi 1 orang
Wakil usulan : ketua IKA
Alumni
UNS
4 Unsur
Masyaraka TERIMA
t KASIH

Anda mungkin juga menyukai