Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PRAKTIK PERLINDUNGAN DAN PENEGAKKAN HUKUM DALAM


MASYARAKAT UNTUK MENJAMIN KEADILAN DAN KEDAMAIAN

DISUSUN OLEH

1. Kharisma Budi R (16)


2. Nur Rahma Yuliana (24)
3. Oktaviani Fransiska N (25)
4. Shella Adi Pristicha (29)
5. Wulan Pradana S (34)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 SURABAYA


Jl. Margorejo No. 76, Wonocolo Surabaya Telp (031) 8438267. Fax. 8434777
Website : www.smkn6sby.sch.id Email: smkn6s@yahoo.com
DAFTAR ISI

Judul utama

Daftar isi

1. Pembahasan
i) Perlindungan dan penegakan hukum
ii) Peran lembaga penegak hukum dalam
menjamin keadilan & kedamaian
iii) Menganalisis hakikat perlindungan dan
penegakan hukum
iv) Macam-macam hukum yang berlaku
di indonesia
v) Proses hukum bagi warga negara yang
melanggar hukum di indonesia

2. Penutup
A. HAKIKAT PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM
Perlindungan Hukum : Suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk
perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis. Perlindungan dan Penegakan Hukum Mewujudkan Tegaknya supremasi
hukum Tegaknya keadilan Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat.

Perlindungan dalam ilmu hukum adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh
aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk memberikan rasa aman, baik fisik maupun
mental, kepada korban dan sanksi dari ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak
manapun yang diberikan pada tahap penyelidikan, penuntutan, dan atas pemeriksaan di sidang
pengadilan. Penegakan hukum adalah proses pemungsian norma-norma hukum secara nyata
sebagai pedoman perilaku atau hubungan–hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

B. PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM MENJAMIN


KEADILAN DAN KEDAMAIAN

Di lembaga penegak hukum, peran lembaga penegak hukum sangat dibutuhkan. Hukum itu
sendiri tidak dapat didirikan. Oleh karena itu, diperlukan peran aparat penegak hukum untuk
menegakkan supremasi hukum. Laporan Viswandro, Maria Matilda dan Bayu Saputra dalam
buku “Understanding Law Enforcement Expertise” (2018) menjelaskan beberapa lembaga
penegak hukum di Indonesia dan perannya, sebagai berikut:

 Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri)


Polisi ialah salah satu instrumen hukum yang bekerja melindungi kedisiplinan biasa, menjaga
keamanan, serta mengayomi warga. Selaku badan penegak hukum, kewajiban penting polisi
merupakan menjaga keamanan dalam negara. polisi berfungsi sebaga interogator dalam perihal
penguatan hukum yang berhubungan dengan perbuatan kejahatan.
Determinasi mengenai kepolisian sudah diatur dalam Hukum Republik Indonesia No 2 Tahun
2002 mengenai Kepolisian Negeri Republik Indonesia. Ada pula wewenang kepolisian selaku
selanjutnya:
1. Melaksanakan penahanan, penangkapan, penggeledahan, serta perampasan.
2. Mencegah tiap orang buat meninggalkan ataupun merambah tempat peristiwa masalah buat
kebutuhan pelacakan.
3. Bawa serta menghadapkan orang pada interogator dalam bagan investigasi.
4. Memerintahkan menyudahi orang yang dicurigai serta bertanya dan mengecek ciri ciri- ciri
diri.
5. Memanggil orang buat didengar serta ditilik selaku terdakwa ataupun saksi.
6. Memberikan arsip masalah pada penggugat biasa.

 Kejaksaan Republik Indonesia


Kejaksaan ialah salah satu badan penegak hukum yang bekerja melaksanakan penuntutan.
Penuntutan merupakan aksi beskal buat melimpahkan masalah ke majelis hukum negara yang
berhak dengan permohonan biar ditilik serta diputus oleh juri di konferensi majelis hukum.
Pelakon pelanggaran kejahatan yang hendak dituntut merupakan orang yang betul- betul bersalah
serta sudah penuhi unsur- unsur perbuatan kejahatan yang disangkakan dengan dibantu benda
fakta yang lumayan serta dibantu minimun 2 orang saksi. Dalam cara penguatan hukum,
kejaksaan dituntut buat melempangkan daulat hukum, proteksi kebutuhan biasa, penguatan hak
asas orang, dan pemberantasan penggelapan, persekongkolan, serta nepotisme( KKN).
Determinasi mengenai kejaksaan sudah diatur dalam Hukum Republik Indonesia No 16 Tahun
2004 mengenai Kejaksaan Republik Indonesia. Wewenang kejaksaan dikelompokkan dalam 3
aspek, ialah:
1. Bidang pidana
1. Melakukan penuntutan
2. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap.
3. Melaksanakan pengawasan kepada penerapan tetapan kejahatan bersyarat, tetapan kejahatan
pengawasan, serta ketetapan bebas bersyarat.
4. Melaksanakan investigasi kepada perbuatan kejahatan khusus bersumber pada hukum.
5. Memenuhi arsip masalah khusus dan melaksanakan pengecekan bonus saat sebelum
kesimpulannya dilimpahkan ke majelis hukum.
2. Bidang perdata dan tata usaha negara
Dalam aspek awas serta aturan upaya negeri, kejaksaan dengan daya spesial bisa berperan, bagus
di dalam ataupun di luar majelis hukum buat serta atas julukan negeri ataupun penguasa.
3. Bidang ketertiban dan ketenteraman umum
Wewenang kejaksaan dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum, yakni:
1. Kenaikan pemahaman hukum warga.
2. Penjagaan kebijaksanaan penguatan hukum.
3. Riset serta pengembangan hukum dan statistik pidana.

 Hakim

Juri ialah administratur peradilan yang melaksanakan kewenangan peradilan di Indonesia.


Kewenangan peradilan ialah kewenangan negeri yang merdeka buat menyelenggarakan
peradilan untuk melempangkan hukum serta kesamarataan.
Dari uraian itu, bisa dikenal kalau juri bekerja dalam ranah peradilan. Dalam cara penguatan
hukum, juri mempunyai wewenang buat memeriksa. Memeriksa ialah serangkaian aksi juri buat
menyambut, mengecek, serta menyudahi masalah hukum bersumber pada dasar leluasa, jujur,
serta tidak berpihak. Cara memeriksa dicoba bersumber pada determinasi hukum.
Dalam cara penajaan peradilan, juri diberi kewenangan yang merdeka. Maksudnya, juri tidak
bisa dipengaruhi oleh kekuasaan- kekuasaan lain dalam menyudahi masalah. Determinasi
mengenai juri sudah diatur dalam Hukum Republik Indonesia No 48 Tahun 2009 mengenai
Kewenangan Peradilan. Juri sendiri diklasifikasi jadi 3 tipe, ialah:
1. Juri pada Dewan Agung yang diucap dengan Juri Agung.
2. Juri pada tubuh peradilan yang terletak di dasar Dewan Agung( peradilan biasa, peradilan
agama, peradilan tentara).
3. Juri pada Dewan Konstitusi yang diucap dengan Juri Konstitusi.
 Advokat
Advokat ialah orang yang bekerja berikan pelayanan hukum, bagus di dalam ataupun di luar
majelis hukum. Pelayanan hukum yang diserahkan advokat berbentuk konslutasi hukum,
dorongan hukum, melaksanakan daya, menggantikan, membela, mendampingi, dan
melaksanakan aksi hukum.
Dari uraian itu, bisa dikenal kalau kewajiban penting seseorang advokat dalam cara penguatan
hukum merupakan membagikan jasa pada warga yang lagi mencari kesamarataan.
Tercantum di dalamnya ada upaya memberdayakan warga supaya mengetahui hak- hak
elementer mereka di depan hukum. Determinasi mengenai advokat sudah diatur dalam Hukum
Republik Indonesia No 18 Tahun 2003 mengenai Advokat.

 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

KPK ialah badan negeri bebas yang bekerja melaksanakan pemberantasan penggelapan dengan
cara handal, intensif, serta berkelanjutan. Bertabiat bebas maksudnya KPK dalam melakukan
kewajiban serta wewenangnya leluasa dari kewenangan mana juga. Dikutip dari halaman sah
Komisi Pemberantasan Penggelapan, dipaparkan kewajiban KPK dalam perihal penguatan
hukum perbuatan kejahatan penggelapan, ialah:
1. Koordinasi dengan lembaga yang berhak melaksanakan pemberantasan perbuatan kejahatan
penggelapan.
2. Pengontrolan kepada lembaga yang berhak melaksanakan pemberantasan perbuatan kejahatan
penggelapan.
3. Melaksanakan pelacakan, investigasi, serta penuntutan kepada perbuatan kejahatan
penggelapan.
4. Melaksanakan tindakan- tindakan penangkalan perbuatan kejahatan penggelapan.
5. Melaksanakan alat pemantau kepada penajaan rezim negeri.
Dalam penerapan kewajiban itu, KPK berdasar pada 5 dasar, ialah kejelasan hukum,
kelangsungan, akuntabilitas, kebutuhan biasa, serta proporsionalitas. Determinasi mengenai KPK
sudah diatur dalam Hukum Republik Indonesia No 19 Tahun 2019 mengenai Pergantian Kedua
atas Hukum No 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Perbuatan Kejahatan
penggelapan.
C. MENGANALISIS HAKIKAT PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN
HUKUM

Indonesia merupakan negara hukum, artinya semua kehidupan negara harus didasarkan
pada hukum. Agar konsep negara hukum benar-benar terlaksana, maka ada dua hal yang harus
diupayakan Indonesia, yaitu perlindungan hukum dan penegakan hukum.
Menurut Philipus M. Hajdon, perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan
martabat, serta pengakuan terhadap hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum
berdasarkan ketentuan hukum.
Artinya, perlindungan hukum dilakukan dengan menggunakan sarana hukum yang
ditujukan untuk melindungi harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak asasi manusia
yang dimiliki oleh setiap subyek hukum.
Apabila dihubungkan dengan negara Indonesia, maka perlindungan hukum bagi
masyarakat Indonesia harus berdasarkan prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat
dan martabat manusia yang bersumber pada pancasila.
Sebagai negara hukum, Indonesia wajib melakukan perlindungan hukum kepada semua warga
negaranya tanpa terkecuali. Sebab perlindungan hukum merupakan hak asasi manusia yang
dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia.
Hak setiap warga negara Indonesia untuk memperoleh perlindungan hukum telah diatur
dalam pasal 28 D ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

PENEGAKAN HUKUM

Selain perlindungan hukum, Indonesia juga wajib melakukan penegakan hukum sebagai
konsekuensi atas bentuk negara hukum.
Inti dari kegiatan penegakan hukum adalah upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum
sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik itu oleh para subyek hukum
yang bersangkutan maupun oleh aparatur penegak hukum.
D. MACAM-MACAM HUKUM YANG BERLAKU DI INDONESIA

1. Hukum Perdata Indonesia


Hukum perdata juga disebut sebagai hukum privat. Karena hukum ini bersifat privat/pribadi,
hukum ini mengatur segala sesuatu berkaitan dengan pribadi warga negara. Dalam mengatur
hukum perdata, diterbitkanlah sebuah kitab yang bernama KUHPer (Kitab Undang-undang
Hukum Perdata).
Di dalamnya, ada 4 bab yang di antaranya adalah:
• Bab I : hukum perseorangan dan hukum keluarga.
• Bab II : hak dan kewajiban berkaitan dengan benda.
• Bab III : perjanjian.
• Bab IV : batas waktu dan pembuktian.
2. Hukum Pidana Indonesia
Hukum pidana merupakan kebalikan dari perdata. Salah satu perbedaan hukum pidana dan
perdata adalah hukum pidana bersifat publik. Hukum ini berkaitan dengan aturan negara,
kepentingan umum, kegiatan pemerintahan dan juga mengurusi tindak pidana.
Ada 5 macam hukuman pokok pidana dan 3 hukuman tambahan pidana di antaranya:
-Hukuman pokok pidana:
• Hukuman mati
• Hukuman penjara
• Hukuman kurungan
• Hukuman denda
• Hukuman tutupan
-Hukuman tambahan pidana:
• Pencabutan hak
• Penyitaan barang
• Pengumuman putusan hakim
3. Hukum Tata Negara
Hukum tata negara berkaitan dengan aturan atau prosedur yang mengurus hubungan antar
lembaga negara. Terdapat 5 asas dalam hukum tata negara yaitu:
• Asas Pancasila
• Asas negara hukum
• Asas negara kesatuan
• Asas kedaulatan rakyat
• Asas pembagian kekuasaan
4. Hukum tata usaha
Hukum tata usaha (administrasi) negara adalah hukum yang mengatur kegiatan administrasi
negara. Yaitu hukum yang mengatur tata pelaksanaan pemerintah dalam menjalankan tugasnya
sebagaimana kelebihan demokrasi pancasila . Hukum administarasi negara memiliki kemiripan
dengan hukum tata negara.kesamaanya terletak dalam hal kebijakan pemerintah ,sedangkan
dalam hal perbedaan hukum tata negara lebih mengacu kepada fungsi konstitusi/hukum dasar
yang digunakan oleh suatu negara dalam hal pengaturan kebijakan pemerintah,untuk hukum
administrasi negara di mana negara dalam “keadaan yang bergerak”. Hukum tata usaha negara
juga sering disebut HTN dalam arti sempit.
5. Hukum Acara Pidana Indonesia
Hukum acara pidana adalah suatu prosedur yang mengatur dan melaksanakan hukum pidana di
Indonesia.Jika terdapat sebuah kasus yang melibatkan tindak pidana hingga penjatuhan hukum
pidana, maka akan diatur dalam hukum acara pidana.Di dalam hukum ini, memuat tata cara
pelaksanaan dan bagaimana cara dijatuhkannya hukum pidana oleh badan pemerintah yang
berwenang.
6. Hukum Acara Perdata Indonesia
Mirip dengan hukum acara pidana Indonesia, hukum acara perdata adalah sebuah prosedur yang
mengatur dan mengurusi pelaksanaan untuk hukum perdata di Indonesia.
Di dalam hukum ini terkandung asas di antaranya:
• Penyelenggaraan pengadilan harus mandiri dan tidak memihak siapapun.
• Hakim berperan aktif di dalam persidangan dari awal hingga akhir.
• Pengadilan dilaksanakan dengan sederhana, cepat dan murah.
• Sidang pengadilan perdata harus terbuka untuk umum.
• Adanya perwakilan kuasa hukum jika dibutuhkan.
• Kedua belah pihak yang berada di pengadilan harus didengar dengan adil oleh hakim.
7. Hukum Islam Indonesia
Hukum Islam ini hanya berlaku bagi para pemeluk agama Islam. Hukum ini akan mengatur
tingkah laku manusia yang berdasar syariat Wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul. Hukum ini
berlaku di Indonesia karena mayoritas warga Indonesia memeluk agama Islam.
Terdapat 4 landasan dalam hukum Islam di antaranya:
• Al-quran (kitab suci agama Islam)
• Hadist (segala sesuatu yang didasari dari Rasulullah S.A.W)
• Ijma’ (kesepakatan para ulama)
• Qiyas (membandingkan sesuatu yang sama dengan sesuatu yang ingin diketahui
hukumnya)
8. Hukum Adat Indonesia
Hukum adat merupakan aturan tidak tertulis yang sudah ada sejak zaman dahulu dan disetujui
oleh masyarakat dalam suatu daerah.Hukum ini bersifat elastis dan berkembang mengikuti
zaman.Kemunculan hukum adat dipengaruhi oleh unsur-unsur hukum adat seperti agama,
kerajaan, hingga masuknya bangsa asing di Indonesia. Umumnya, ada satu pemuka adat yang
bertugas untuk memimpin dan menegakkan keadilan dalam hukum adat ini.
Sistem yang ada di dalam hukum adat di antaranya:
 Hukum adat tata negara. Hukum yang mengatur susunan rakyat dan pemerintahan dari
mulai organisasi, lingkungan kerja hingga jabatan-jabatannya.
 Hukum adat warga. Hukum yang mengatur hak dan kewajiban warga suatu daerah seperti
hukum ahli waris, hukum tanah, hukum perkawinan, hukum hutang piutang, dll.
 Hukum adat pidana. Hukum yang mengatur berbagai tindak pidana hingga reaksi
masyarakat terhadap tindakan tersebut.
9. Hukum Antar Tata Hukum
Hukum ini mengatur antar golongan-golongan yang berada di bawah naungan hukum yang
berbeda. Hukum antar tata hukum juga mempelajari tentang sistem hukum di suatu negara pada
waktu tertentu.
E. PROSES HUKUM BAGI WARGA NEGARA YANG MELANGGAR
HUKUM DI INDONESIA

Perlindungan hukum pada dasarnya perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam
bentuk perangkan hukum. Unsur-unsur perlindungan hukum adalah: Adanya perlindungan dari
pemerintah kepada warganya Jaminan kepastian hukum Berkaitan dengan hak-hak warga negara
Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya Terdapat banyak praktik perlindungan
hukum di Indonesia. Berikut ini beberapa contohnya: Perlindungan konsumen dalam UU RI No.
8 Tahun 1999.

Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) meliputi hak cipta dan hak atas kekayaan
industri dalam UU RI No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, UU RI No. 15 Tahun 2001 tentang
Merek, UU RI No. 13 Tahun 2016 tentang Paten, UU RI No 29 Tahun 2000 tentang
Perlindungan Varietas Tanaman, dan lainnya. Perlindungan hukum juga diberikan kepada
tersangka sebagai pihak yang diduga telah melakukan pelanggaran hukum. Berkaitan dengan
hak-hak tersangka yang harus dipenuhi agar sesuai dengan prosedur pemeriksaan sesuai
peraturan perundang-undangan

Anda mungkin juga menyukai