PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum acara pidana di Indonesia saat ini telah diatur dalam satu
undang- undang yang dikenal dengan Kitab Undang- Undang Hukum Acara
merupakan hukum acara pidana bagi tindak pidana umum, terkodifikasi dan
unifikasi.1
diakuinya hak hak asasi manusia dalam proses peradilan pidana disemua
1
Darwan Prints, S.H., “Hukum Acara Pidana Dalam Praktik”( edisi revisi tahun 2002),
Jakarta: Karya Unipress, 2002, halaman 4.
1
2
Masuknya materi praperadilan dalam KUHAP juga menjadi salah satu alasan
dengan tujuan dari hukum acara pidana, yaitu untuk mencari dan
Upaya ini sesuai dengan amanat UUD NRI 1945 yang menyatakan setiap
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum3. Berdasarkan pasal
tersebut, maka apabila seseorang diduga telah melakukan suatu tindak pidana
2
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia (Edisi Kedua), Jakarta: Sinar Grafika, 2010,
hlm 187
3
Vide Pasal 28D UUD 1945
3
bahwa salah satu tujuan dibuatnya KUHAP tidak lain adalah untuk
martabat manusia sejauh mungkin dapat dihindari seperti salah tangkap, salah
akibat putusan hakim Sarpin pada praperadilan atas perkara komisaris jendral
Budi Gunawan.
terdapat dalam KUHAP identik dengan lembaga pre trial yang terdapat di
ketiga lembaga tersebut sama, yaitu menjamin tidak adanya pelanggaran hak
asasi manusia yang secara masif dan mendunia membawa implikasi pada
Pada saat ini sudah tiga puluh tahun lebih perjalanan Kitab Undang-
dan transpartasi yang membawa akibat di bidang sasial, ekonomi, dan hukum
satu negara pun dapat menutup diri rapat-rapat dari perubahan tersebut.
Court. Semua konvensi tersebut lahir dan diratifikasi sesudah KUHAP dan
4
Naskah akademik RUU KUHAP halaman 4
6
tersebut. Salah satu point penting dalam pembaharuan hukum acara pidana
Pendahuluan adalah untuk lebih melindungi jaminan hak asasi manusia dalam
Penyitaan yang tidak sah merupakan pelanggaran serius terhadap hak milik
itu sendiri adalah sesuatu yang menjadi garis besar dan dasar rencana atau
arah tindakan yang memilki maksud dan tujuan yang ditetapakan oleh suatu
5
Dwi Nurahman, Kebijakan Rekonstruksi Pengaturan Hakim Pemeriksa Pendahuluan Dalam
KUHAP Tahun 2015, Jurnal Pranata Hukum Vol. 10 No. 2 Juli 2015, halaman 160
7
2012 memiliki kewenangan yang cukup luas meliputi : a) sah atau tidaknya
memberatkan diri sendiri; d) alat bukti atau pernyataan yang diperoleh secara
tidak sah tidak dapat dijadikan alat bukti; e) ganti kerugian dan/atau
rehabilitasi untuk seseorang yang ditangkap atau ditahan secara tidak sah atau
ganti kerugian untuk setiap hak milik yang disita secara tidak sah; f)
tersangka atau terdakwa berhak untuk atau diharuskan untuk didampingi oleh
terhadap hak tersangka apapun yang lain yang terjadi selama tahap
penyidikan.
pidana.
mana yang lebih relevan digunakan sebagai salah satu point upaya
B. RUMUSAN MASALAH
Hak Tersangka?
C. TUJUAN PENELITIAN
dalam menentukan awal penelitian yang ingin dicapai dari permasalahan yang
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Penulis
d) Bagi Masyarakat
E. METODE PENELITIAN
1. Metode Pendekatan
Pidana.
6
Sidik Sunaryo, Pedoman Penulisan Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Malang, Malang: UMM PRESS, 2012, halaman 18
7
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 1985. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, Jakarta: Rajawali Pers, halaman 52
12
a) Studi Kepustakaan
8
Jhony Ibrahim, 2006, Teori Dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang:
Bayumedia, halaman.392
13
b) Studi Internet
antar jenis data. Selanjutnya semua data diseleksi dan diolah kemudian
F. SISTEMATIKA PENELITIAN
dan masing-masing bab terdiri atas sub yang bertujuan agar mempermudah
BAB 1 PENDAHULUAN
penelitian.
kenyataan yang ada pada objek yang diteliti (yang terjadi) serta
penulisan ini.
BAB IV PENUTUP
Bab ini merupakan bab akhir dalam penulisan hukum dimana berisi