1. A.
1. Pengertian Ilmu Hukum menurut Hans Kelsen adalah merupakan ketentuan sosial yang mengelola perilaku
mutual antar manusia yaitu ketentuan mengenai serangkaian peraturan yang mengelola perilaku tertentu
manusia “norma” hukum ialah ketentuan.
2. Pengertian Ilmu Hukum menurut Ian Gijssels adalah merupakan suatu ilmu pengetahuan yang secara
sistematis dan terorganisasikan mempelajari tentang gejala hukum, struktur kekuasaan, norma-norma, hak-
hak dan kewajiban
B.
1. Pengertian ilmu hukum pidana menurut Hans Kelsen adalah sebagai ilmu pengetahuan mengenai hukum yang
berlaku dan bukan hukum yang seharusnya.
2. Pengertian Ilmu Hukum pidana menurut Ian Gijssels adalah ilmu yang bersifat menerangkan atau
menjelaskan tentang hukum.
3. Hubungan pengertian hukum pidana menurut Hans Kelsen dengan Ian Gijssels adalah ilmu pengetahuan yang
menerangkan dan menjelaskan hukum pidana. Artinya, focus dari ilmu hukum adalah hukum pidana yang
sedang berlaku atau hukum pidana positif (ius contitutum).
2. A.
1. Hukum Pidana materiil adalah aturan hukum yang memuat tindakan pidana. Dimana di sini termuat rumusan
perbuatan pidana dan memuat syarat dan aturan untuk pelaku pidana.
2. Hukum Pidana Formil adalah hukum yang digunakan sebagai dasar para penegak hukum. Sederhananya,
hukum pidana formil mengatur bagaimana Negara menyikapi alat perlengkapan untuk melakukan kewajiban
untuk menyidik, menjatuhkan, menuntut dan melaksanakan pidana.
1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang meliputi asas-asas hukum pidana, hukum kejahatan-kejahatan dan
hukum pelanggaran-pelanggaran.
2. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
3. Undang-Undang Pidana di luar kodifikasi atau KUHP
4. Ketentuan Pidana yang terdapat dalam Undang-Undang lainnya
5. Ketentuan pidana yang terdapat dalam Peraturan Daerah
B. Tiga fungsi hukum acara pidana menurut Van Bemellen yaitu: 1. Mencari dan mengemukakan
kebenaran. 2. Pemberian keputusan oleh hakim. 3. Pelaksanaan keputusan.
1. Asas legalitas. Asas legalitas dalam hukum pidana dan hukum acara pidana adalah sesuatu yang berbeda.
Dalam hukum pidana, asas legalitas dapat diartikan “tidak ada suatu perbuatan yang dapat dipidana tanpa ada
peraturan yang mengaturnya (nullum delictum nulla poena sine lege poenali). Namun, dalam hukum acara
pidana, asas legalitas memiliki makna setiap Penuntut Umum wajib segera mungkin menuntut setiap perkara.
Artinya, asas legalitas lebih dimaknai setiap perkara hanya dapat diproses di pengadilan setelah ada tuntutan
dan gugatan terhadapnya. Sedangkan penyimpangan terhadap asas ini dikenal dengan asas oportunitas yang
berarti bahwa demi kepentingan umum, Jaksa Agung dapat mengesampingkan penuntutan perkara pidana.
2. Asas diferensiasi fungsional. Asas ini menyatakan setiap aparat penegak hukum dalam sistem peradilan pidana
memiliki tugas dan fungsinya sendiri yang terpisah antara satu dengan yang lain;
3. Asas lex scripta. Asas ini berarti hukum acara pidana yang mengatur proses beracara dengan segala
kewenangan yang ada harus tertulis. Selain itu, asas ini juga mengajarkan bahwa aturan dalam hukum acara
pidana harus ditafsirkan secara ketat.