Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH

PERADILAN
Justice
DI
INDONESIA
Dosen Pengampu : H. M. IMDADUR ROHMAN, M. HI.
NIP:197404042007101004
KELOMOK 2 :

1. Lillah Servanti Muthi’ah (C91219117)

2. M Iqbal Nur Faturrizqi (C91219120)

3. Wenine Yulistiar Lamagribhie (C91219149)


PEMBAHASAN

A. Peradilan Pada Masa Sebelum Datangnya Belanda

B. Peradilan Pada Masa Penjajahan Belanda

C. Peradilan Pada Masa Kemerdekaan Hingga Masa Sekarang


Peradilan Pada Masa Sebelum Datangnya
Belanda

Pada masa sebelum pemerintahan


hindia-belanda di Indonesia

Agama hindu

Agama islam

Hukum adat
Dilihat pada sistem peradilannya dimana
dibedakan antara perkara pradata dan
perkara padu.
peradilan pradata bersumber dari ajaran
hindu dan ditulis dalam papakem.
peradilan padu menggunakan hukum materil
yang tidak tertulis yang berasal dari
kebiasaan-kebiasaan masyarakat.

Agama Hindu
Dalam prakteknya

 peradilan pradata menangani persoalan-persoalan yang


berhubungan dengan wewenang raja.

 peradilan padu menangani persoalan-persoalan yang


tidak berhubungan dengan wewenang raja.
Agama Islam

Peradilan agama islam di Indonesia telah ada


sejak zaman kerajaan-kerajaan islam.
Peradilan agama dalam bentuknya yang sederhana
berupa tahkim, yaitu lembaga penyelesaian
sengketa antara orang-orang islam yang dilakukan
oleh para ahli agama.
Hukum Adat

peradilan adat di Indonesia berlangsung melalui suatu mekanisme


tradisional dalam forum musyawarah adat yang ada diberbagai
tempat di Indonesia disebut dengan ungkapan khas masing-
masing.

kepala-kepala adat mempunyai tugas yang sangat penting


dalam penyelenggaraan hukum, meliputi aktivitas-aktivitas
untuk mencegah terjadinya pelanggaran hukum dan melakukan
pembetulan hukum apabila hukum itu dilanggar
Peradilan Pada Masa Penjajahan Belanda

Pada zaman pemerintahan Hindia-Belanda (tahun 1600-an


sampai tahun 1942), Indonesia dibagi menjadi 2 (dua) daerah, yaitu:

1. Daerah langsung
2. Daerah tidak langsung
1. Daerah Langsung

Yang diperintah oleh Belanda. Daerahnya lebih sempit dibandingkan


dengan daerah yang tidak langsung, yang diperintah oleh raja-raja.
Pada daerah langsung terdapat peradilan, sebagai berikut :

 Landraad
 Raad van Justitie
 Hooggerechtshof
2. Daerah Tidak Langsung

Pada daerah tidak langsung terdapat peradilan, sebagai berikut :


 Peradilan gubernemen
 Peradilan swapraja (oleh Raja)
Tanggal 29 Nopember Berdasarkan instruksi yang dibuat untuk Gubernur-
1609 Jenderal dengan Dewan Hindia yang pertama.

diperintahkan supaya Badan Pemerintah


Tertinggi di Hindia, menjadi hakim di dalam perkara
pidana maupun perdata. Ketentuan di dalam akta
pendirian tersebut (Pasal 35) yang memberikan
kekuasaan untuk mengangkat hakim-hakim,
merupakan dasar kekuasaan hukum dari pengadilan
yang kemudian didirikan oleh Kompeni di daerahnya.
Tanggal 24 Juni 1620

Berdasarkan resolusi

dibentuk suatu majelis pengadilan dibawah pimpinan Baljuw,


yang dinamakan “College van Schepenen”. Selain urusan
pengadilan, College van Schepenenjuga diserahi
urusan  pemerintahan dan kepolisian di dalam kota. Sebagai badan
pengadilan, majelis itu disebut “Schepenbank”, yang mula-mula
hanya mengadili perkara-perkara sipil saja, akan tetapi tidak lama
kemudian ditugaskan juga buat mengadili perkara-perkara kriminil.
Peradilan Pada Masa Kemerdekaan Hingga
Masa Sekarang

Pada saat Setelah berdirinya


Negara Republik
kemerdekaan
Indonesia

Pemerintahan Orde Pemerintahan


Baru sekarang
“Pada saat kemerdekaan”
Kemerdekaan Negara Republik Indonesia, merupakan titik
awal penegakan hukum oleh bangsa Indonesia, Tanggal 18
Agustus 1945 disahkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai
dasar Negara RI yang didalamnya terkandung nilai-nilai
dasar dan kaedah yang fundamental berdasarkan atas hukum
bukan kekuasaan
“Setelah berdirinya Negara Republik Indonesia”

Pemerintah tetap mempertahankan


badan-badan peradilan serta peraturan-
peraturan dari jaman pendudukan Jepang
dengan perubahan-perubahan atau
penambahan-penambahan berdasarkan
UUD 1945.
“Pemerintahan Orde Baru “

Dibawah pimpinan Presiden Soeharto. Pemerintahan Soeharto yang


independen melalui UU No.14 tahun 1970, tentang pokok-pokok kekuasaan
kehakiman.
Pada saat Indonesia menjadi negara serikat, pengaturan lembaga peradilan
didalam konstitusi RIS lebih luas dibanding dengan undang-undang 1945.
Sebagai jaminan terlaksananya peradilan dengan baik maka dalam konstitusi
Republik Indonesia Serikat (RIS) tidak lagi digunakan yang digunakan
adalah UUDS (undang-undang sementara ).
“Pemerintahan sekarang”

Melalui dekrit presiden 5 juli 1959 negara republik Indonesia kembali menggunakan UUD
1945 yang sampai sekarang masih berlaku, sekalipun telah mengalami amandemen. Kemudian
setelah jatuhnya pemerintahan orde baru yang disertai dengan reformasi di segala bidang termasuk
hukum dan peradilan, maka para hakim yang tergabung dalam ikatan hakim Indonesia mendesak
pemerintahan supaya segera mereformasi lembaga peradilan. Karena kekuasaan peradilan pada saat
itu masih belum bisa dipisahkan dari eksekutif oleh karena untuk urusan administrasi dan finansial
masih dibawah menteri kehakiman yang merupakan pembantu presiden.
TERIMA KASIH
ADA PERTANYAAN ???

Anda mungkin juga menyukai