Anda di halaman 1dari 26

SISTEM POLITIK INDONESIA

SELASA, 05 JUNI 2012 - DIPOSKAN OLEH IZUDINJOSEP@GMAIL.COM DI


12.49

STRUKTUR POLITIK
Struktur:
- Pelembagaan hubungan organisasi antara komponen-komponen yang
membentuk bangunan.
- Keseluruhan bagian atau komponen yang berupa lembaga-lembaga dalam
suatu sistem politik yang menjalankan fungsi atau tugas tertentu

Struktur Politik dalam Suasana Masyarakat (Infrastruktur Politik)


infrastruktur politik menjalankan tugas-tugas input yang dapat diperinci dalam
hal berikut ini
1) fungsi perumusan dan pengajuan kepentingan (interest articulation),
terutama dijalankan oleh kelompok kepentingan, kelompok penekan,
organisasi nonopemerintahataupun pers.
2) Fungsi pemanduan dan pengajuan kepentingan (interest aggregation),
secara khusus dilakukan oleh partai politik dan tokoh politik.

Struktur Politik dalam Suasana Pemerintahan (Supratuktur Politik)


Supratuktur politik menjalankan fungsi- fungsi output berupa pengambilan dan
pelaksanaan keputusan. Fungsi output dapat diperinci ke dalam hal berikut:
- Fungsi Pengambilan keputusan (decision atau rule making) yang dijalankan
oleh lembaga legislatif
- Fungsi pelaksanaan keputusan (rule application) yang dijalankan oleh
eksekutif dan aparat birokrasi
- Fungsi pengawasan pelaksanaan keputusan (rule adjuddication) yang
dijalankan oleh badan- badan kehakiman.

STRUKTUR POLITIK INDONESIA


1. Sistem politik demokrasi berdasarkan pancasila
Sistem politik indonesia disebut sebagai sistem politik demokrasi pancasila.
Berdasarkan sila keempat pancasila, yakni kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, memuat tiga
prinsip dasar pelaksanaan sistem pelaksanaan.
Sistem politik indonesia yaitu sebagai berikut:
- Kedaulatan rakyat
- Pelaksanaan Kedaulatan Melalui Sistem Perwakilan
- Di dalam Lembaga Perwakilan Selalu Diusahakan Permusyawaratan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
Landasan Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila
- Demokrasi Berdasarkan Pancasila adalah Demokrasi yang Berketuhanan
Yang Maha Esa
- Demokrasi Berdasarkan Pancasila adalah Demokrasi yang Menjunjung Hak
Asasi Manusia Melalui Hukum yang Berlaku
- Demokrasi Berdasarkan Pancasila adalah Demokrasi Terpimpin yang
Menjamin Otonomi Daerah demi Persatuan dan Kesatuan bangsa
- Demokrasi Berdasarkan Pancasila adalah Demokrasi untuk Mewujudkan
Kesejahteraan Rakyat
2. Suprastruktur dan Infrastruktur politik Indonesia
a. Suprastruktur Politik di Indonesia
Juga sering disebut “bangunan atas politik“ atau “kehidupan politik
pemerintah“.
Suprastruktur politik adalah segala hal yang berkaitan dengan kelembagaan
negara dan hubungan kekuasaan diantara lembaga- lembaga tersebut dapat
melaksanakan fungsi/tugasnya.
a. a Lembaga2 Pemegang Suprastruktur menurut UUD 1945
1) Lembaga Pelaksan Fungsi Pembuatan Kebijakan Umum/Legeslatif
Negara Indonesia kini menganut sistem bikameral, yaitu sistem badan
legislatif yang terdiri atas dua badan/kamar atau lembaga. Sistem bikameral
ini juga berlaku di kerajaan Inggris, di mana parlemen terdiri atas dua kamar,
yaitu House of Lord of Common.
Di Amerika Serikat badan legeslatif disebut Kongres terdiri atas Senat dan
House of Representatives. Di Indonesia, MPR terdiri atas DPR dan DPD.

a. b. Lembaga- Lembaga Pemegang Supratuktur Berdasarkan UUD 1945


1. Lembaga legeslatif lazimnya memainkan tiga fungsi pokok, sebagai
berikut:
- Fungsi legislasi untuk membuat undang- undang
- Fungsi pengawasan atau kontrol untuk mengawasi tindakan pemerintah
- Fungsi anggaran untuk menetapkan APBN

MPR
Dalam sistem politik Indonesia, MPR memainkan dua fungsi, yaitu:
- Fungsi legislasi
- Fungsi pengawasan

MPR menjalankan fungsi legislasi dalam bentuk:


- Menetapkan UUD
- Mengubah UUD

MPR menjalankan fungsi pengawasan dalam bentuk mengambil keputusan


terhadap usulan DPR untuk memberhentikan presiden dan wakil presiden di
tengah masa jabatannya.
MPR RI juga melaksanakan fungsi elektoral, yaitu fungsi memilih pejabat
publik, dalam hal ini memilih presiden dan wakil presiden Indonesia jika rakyat
gagal memilih presiden dan wakil presiden Indonesia secara langsung

DPR
DPR mempunyai beberapa fungsi yaitu:
Fungsi legislasi, yaitu fungsi dalam pembuatan undang- undang
- Fungsi pengawasan yaitu menilai apakah presiden dan wakil prediden telah
bersalah melakukan tindakan atau tidak
- Fungsi anggaran, yaitu setiap RAPBN harus mendapat persetujuan DPR
terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.

DPD
Fungsi DPD antara lain, yaitu:
Fungsi legislasi, yaitu mengajukan RUU, serta ikut membahasnya
Fungsi anggaran, yaitu memberi pertimbangan atas RAPBN.
Fungsi pengawasan, yaitu mengawasi undang- undang yang menyangkut
otonomi daerah dan sejenisnya.

Beberapa Hal Penting Tentang Pelaksanan kekuasaan legislatif


a) Guna menjalankan fungsi legislasi dan anggaran, DPR memiliki hak berikut
ini:
- Hak bugdet, yaitu hak untuk menetapkan APBN
- Hak inisiatif, yaitu hak untuk mengajukan RUU
- Hak amandemen, yaitu hak untuk mengubah RUU
b) Guna menjalankan fungsi pengawasan, DPR memiliki hak berikut:
- Hak interpelasi,yaitu hak DPR untuk meminta keterangan kepada
pemerintah mengenaai kebijaksanaan pemerintahan di bidang tertentu.
- Hak menyatakan pendapat, yaitu hak DPR untuk menyatakan penilaian dan
pandangan atas keterangan maupun tindakan pemerintah
- Hak angket, yaitu hak DPR untuk mengadakan penyelidikan sendiri atas
suatu masalah yang terjadi di lingkungan eksekutif.
- Jumlah anggota DPD dari setiap propinsi sama dengan jumlah
keseluruhannya tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota DPR.
- Fungsi legislatif di daerah propinsi dilaksanakan oleh DPRD provinsi,
sedangkan fungsi legislatif di daerah kabupaten/kota dilaksanakan oleh
DPRD kabupaten/kota.

2) Lembaga Pelaksana Fungsi Penerapan Kebijakan/eksekutif


Pelaksana fungsi eksekusi dalam sistem politik di Indonesia adalah Presidan,
baik sebagai kepala negara maupun kepala pemerintahan. Presiden dibantu
Seorang wakil presiden dan beberapa orang menteri.

Beberapa yg peta perlu diperhatikan mengenai lembaga eksekutif


indonesia:
a) Dalam proses pembuatan undang- undang, presiden hanya berhak
mengajukan rrancangan undang- undang, serta membahasnya bersama
DPR.
b) syarat- syarat menjadi Presiden dan wakil presiden Indonesia:
Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya.
Tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri.
Tidak pernah mengkhianati negara.
Mamapu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban sebgai Presiden dan Wapres.
Memenuhi persyaratan lain yg diatur lebih lanjut dg undang- undang.
c) Dalam hal mengangkat dan menerima duta presiden memperhatiken
pertimbangan DPR.
d) Dlam hal memberikan grasi dan rehabilitasi (dua hal yg menyangkut
masalah hulum), presiden wajib memperhatikan pertimbangan MK.
e) dalam hal pemberian amnesti dan abolisi (dua hal yg menyangkut masalah
politik), presiden harus memperhatika pertimbangan DPR.
f) Presiden dan wapres kini dipilih langsung oleh rakyat.
d) Masa jabatan presiden dan wapres adl 5 th dan sesudahnya dapat dipilih
kembali dalam jabatanya yg sama hanya untuk stu kali masa jabatanya.
e) Presiden dan/atau wakil presiden dapat diberhentikan dalam mas
jabatanya oleh MPR atas usul DPR, apabila terbukti telah melakukan
pelanggar hukum dan tindak berat lainya, atau presiden berbuat tercela
ataupun terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagi presiden dan wapres.
3) Lembaga Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pelaksanaan
Kebijakan/Yudikatif
Fungsi yudikatif atau kekuasaan kehakiman dalam sistem politi di Indonesia
dilakukan oleh Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan badan peradilan
yg berada di bawahnya (penagdilan tinggi dan pengadilan tingkat pertama).

Mahkamah Agung
Mahkamah Agung berwenang untuk:
- mengadili pada tingkat kasasi
- Menguji peraturan perundang-undangan di bawah UU
- melaksanakan wewenangnya lainnya yang diberikan oleh undang- undang.
syarat calon hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak
tercela, adil, profesional dan berpengalaman di bidang hukum

MAHKAMAH KONSTITUSI
1. Mahkamah konstitusi mempunyai wewenang:
- Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir (yang putusannya bersifat final),
untuk menguji konsistensi materi undang- undang terhadap UUD 1945.
- memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan UUd 1945.
- memutus pembubaran partai.
- memutus perselisihan tentang hasil pemilu.
2. Mahkamah Kostitusi juga wajib memberikan keputusan atas pendapat DPR
mengenai dugaan pelnggaran oleh presiden dan/atau wapres menurut UUD
1945.
3. Terdiri atas 9 anggota hakim kostitusi.
4. Hakim Mahkamah Kostitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang
tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan,
serta tidak merangkap sebagai pejabat negara.
Infrastruktur Politik di Indonesia
Adalah suasana kehidupan politik yang ada di masyarakat, yang memberi
pengaruh terhadap pelaksanaan tugas-tugas lembaga negara dalam
pemerintahan. Infrastruktur politik disebut juga bangunan politik bawah.
Fungsi yang dilakukan bangunan politik bawah:
- Pendidikan politik meningkatkan pengetahuan politik rakyat. Tujuannya
agar rakyat dapat berperan serta dalam kegiatan sistem politik sesuai dengan
paham kedaulatan rakyat atau demokrasi.
- Penengah Konflik
- Artikulasi & Agregasi kepentingan menyalurjkan berbagai macam aspirsi
dan pendapat masyarakat kepada pemegang kekuasaan agar mendapat
tanggapan positif dari pemegang.
- Seleksi kepemimpinan menyelenggarakan pemilihan pemimpin atau calon
pemimpin masyarakat secar terencana dan teratur sesuia dengan peraturan
yang berlaku.
- Komunikasi politik menghubungkan pikiran- pikiran politik yang hidup
berkembang di masyarakat atau pikiran politik masyarakat dan pemerintah.
- Lembaga Politik Tingkat Infrastruktur politik di Indonesia:
InfrastruktuR PolitiK
Struktur Politik dalam suasana masyarakat
Contoh:
- PARTAI POLITIK
- KELOMPOK KEPENTINGAN
- KELOMPOK PENEKAN
- MEDIA MASSA
- TOKOH POLITIK

Partai Politik
Partai Politik di Indonesia diatur dalam Undang- Undang Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2008.
- Perkembangan Partai Politik di Indonesia
- Partai Politik di Indonesia 2009
Fungsi Partai Politik adalah:
- Pendidikan politik bagi anggotanya dan masyarakat luas agar menjadi warga
negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyaraka, berbangsa dan bernegara.
- Menciptakan iklim yang kondusif, serta sebagai perekat persatuan dan
kesatuan bangsa unntuk menyejahterakan rakyat.
- Menyerap, menghimpun dan menyalurkan aspirasi politik masyarakat secra
konstitusional dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan pemerintah.
- Partisipasi politik warga negara.
- Rekrutmen poolitik dalam proses pengisian jabatan politik melalui
mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan
gender.

KELOMPOK KEPENTINGAN
- Kelompok ANOMIK
- Kelompok NON - ASOSIASIONAL
- Kelompok ASOSIASIONAL
- Kelompok INSTITUSIONAL

Kelompok Anomik
- Terbentuk dari unsur- unsur dalam masyarakat secara spontan dan seketika.
- Non formal/tdk terorganisir, tdk ada norma dan nilai yg mengaturnya
- Biasanya digerakkan oleh organisasi yg terorganisir scr rapi
- Kelompok ini sering tumpang tindih dengan bentuk partisipasi politiklain:
demonstrasi, kerusuhan, kekerasan politk dll.

Kelompok Non Asosiasional


- Biasanya tidak terorganisir secara rapi dan bersifat kadang kala.
- Kepentingannya diartikulasikan melalui, individu, klik, pemuka agama,
jamuan makan, dll dlm pertemuan tidak resmi
- Keanggotaannya berdasarkan ikatan primordial
- Misal: kel. Keluarga, keturunan, etnik,regional, status dll

Kelompok Institusional
- Menyatakan kepentingan dari kelomok khusus, memakai tenaga profesional
yang bekerja penuh, dan memiliki prosedur teratur untuk memutuskan
tuntutan
- Mempunyai Struktur Nasional yang jelas sampai tingkat paling bawah
- Misal: AMPI, KOPERASI, dll

Kelompok Asosiasional
- Bersifat formal, terorganisir scr rapi dan teratur memiliki fungsi- fungsi politik
lain di samping artikulasi politik
- Keanggotannya biasanya mempunyai profesi yang sama
- Biasanya terdapat pada negara yg lebih maju
- Mis : IDI, PERSADI, SPSI, Koorporasi bisnis, dll

KELOMPOK PENEKAN
- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
- Organisasi Sosial Keagamaan
- Organisasi Kepemudaan
- Organisasi Lingkungan Hidup
- Organisasi Pembela Hukum dan HAM
- Yayasan atau Badan Hukum lainnya

Media Massa
media massa adalah sebuah sarana komunikasi massa yang berfungsi
menyebarluaskan ide- ide, buah pikiran atau perasaan seseorang atau
sekeloompok orang maupun kejadia- kejadian, baik dengan kata- kata tertulis
maupun secara lisan kepada massa/khayalak ramai.
Dalam sebuah negara demokrasi, peran media massa adalah untuk
mewujudkan jaminan atas kebebasan berekspresi atau menyatakan pendapat
diri sendiri (Freedom of Exspression). Media massa lisan, misalnya televisi
dan radio, sedangkan media massa tertulis atau cetak, seperti koran, majalah,
tabloid dan sebagainya.
- Fungsi Media Massa
- Tokoh Politik
- Transformasi dari peranan non politis kepada situasi di mana mereka
menjadi cukup berbobot memainkan peran politik
- Pengangkatan dan penugasan untk menjalankan tugas- tugas politik

DINAMIKA POLITIK INDONESIA

1. Tahun 1945- 1949 (UUD 1945)


a. Pada masa ini Indonesia harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan maka
belum bisa sepenuhnya mewujudkan pemerintahan demokratis sesuai dengan UUD
1945.
b. Sebelum terbentuknya lbg2 negara sbgmn diatur dlm UUD 45, segala bentuk
kekuasaan dilaksanakan oleh Presiden dg dibantu oleh Komite Nasional, dimn KNIP
diberi wewenang membuatUU n GBHN. Bahkan terjadi ‘penyimpangan’ (demi
kepentingan NKRI) terhadap UUD 1945 yaitu:
- Maklumat Pemerintah no X (eks) tanggal 16 Oktober 1945 tentang perubahan fungsi
KNIP (pembantu Pres) menjadi Fungsi parlementer (legislatif)
- Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 mengenai pembentukan Partai
politik (Sebelumnya hanya ada 1 partai yaitu PNI) dan Partai2 tersusun sebelum 1946.
- Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945 mengenai perubahan kabinet
presidensial menjadi parlementer
c. Berdasarkan UUD 1945, Bentuk negara kesatuan, bentuk pemerintahan Republik,
sistem pemerintahan Presidensial.

2. Tahun 1949- 1950 (Konstitusi RIS)


a. Hasil dari KMB (27 Des 1949) bentuk negara Indonesia Serikat
b. Sistem pemerintahan parlementer: pasal 82 (2) ‘’Tanggungjwb Kebij Pem berada di
tangan, ttpi bila menteri/para menteri trnyata tdk dibenarkan DPR mk menteri/para
menteri itu hrs mengundurkan diri, ato DPR dpt membubarkan menteri/kabinet tsb dg
alasan mosi tdk percaya’’
c. Demokrasi Liberal
d. Bentuk negara Serikat/federal: Senat sbg wakil negara Bagian

3. Tahun 1950- 1959 (UUDS 1950)


a. ditandai dengan suasana dan semangat yang ultrademokratis.
c. Dwitunggal Soekrno- Hatta dijadikan simbol dengan kedudukan sebagai kepala
negara.
d. Pemerintahan tidak stabil ditandai dengan sering jatuh bangunnya kabinet sehingga
pembangunan tidak jalan hal ini disebabkan dominannya politik aliran dan basis sosial
ekonomi yang rendah
e. Bentuk negara kesatuan, sisten pemerintahan parlementer, demokrasi Liberal
f. Pemilu pertama tahun 1955 berhasil memilih anggota DPR dan Kontituante. 40
parpol (38)
g. Kontituante bertugas membuat UUD baru tapi gagal
h. Munculnya Pemberontakan didaerah seperti DI/TII, APRA , PRRI/Permesta, RMS,
Andi Azis krn kecewa
i. Demokrasi terpimpin 10 Nop 1956 diperkenalkan dg ciri:
- Dominannya peran Presiden
- Peran Parpol lemak kecuali PKI
- Peran tentara di bid politik meningkat
- DPRS n MPRS sederajat dg Presiden
- Dibentuk Badan Ekstra Nasional yakni Front Nasional

4. Tahun 1959- 1965 (UUD 1945) ORLA


a. Diawali dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang Isinya :
- Bubarkan Konstituante
- Kembali berlaku UUD 1945 dan
- tidak berlaku lagi UUDS 1950.
b. Kabinet kembali menjadi sistem Presidensial
c. Demokrasi Terpimpin
d. Penyederhanaan Partai dari skitar 40 Parpol menjadi 10 Partai saja dg Kepres th
1960
e. Nasakom merupakan sintesa ideologi besar: Nasionalis, Agama n Komnis
d. Presiden mengontrol semua spektrum politik
e. Legislatif lemah, eksekutif kuat
f. Kekuasaan negara terpusat sehingga kehilangan kontrol akibatnya terjadi
penyimpangan yaitu penyimpangan idiologis (Nasakom), pengangkatan Presiden
seumur hidup, Pidato presiden MANIPOLUSDEK dijadikan GBHN. Ketua MPR
dijadikan Menteri. DPR hasil pemilu dibubarkan Presiden
g. Terjadi Pemberontakan G- 30- S/PKI tahun 1965

5. Tahun 1966- 1998 (UUD 1945) ORBA


a. Diawali dengan SUPERSEMAR
b. ORBA ‘’bertekat’’ menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan
konsekwen.
c. Demokrasi Pancasila dibawah kepemimpinan Soeharto (sistem Presidensial)
d. Pemilu diadakan 5 tahun sekali tapi tidak demokratis
e. Kuatnya kekuasaan Presiden dalam menopang dan mengatur seluruh proses politik,
terjadi sentralistik kekuasaan pada presiden.
f. Pembangunan ekonomi terlaksana tapi tidak berbasis ekonomi kerakyatan
g. Indikator demokrasi tidak terlaksana yaitu rotasi kekuasaan eksekutif tidak ada,
rekrutmen politik tertutup, pemilu jauh dari semangat demokrasi, HAM terbatas,
kebebasan politik dibatasi, KKN merajalela
h. Atas tuntutan seluruh massa (dimotori oleh mahasiswa) maka tanggal 21 Mei 1998
Presiden Soeharto mengundurkan diri digantikan oleh Wapres Prof. B. J Habibi.

Pada Masa ini terkenal dg DEMOKRASI PANCASILA


Di tandai dg Dominannya Birokrasi Ekonomi sbg panglima, kehidupan politik ditekan
dg alasan Stabilitas Politik sbg syarat terlaksananya Pemb (Ali Murtopo) Langkah2
restrukturasi politik:
- Reformasi birokrasi dg memberi jarak ant birokrasi n parpol shg monoloyalitas (kpd
pem), membersihkan org2 orla, ABRI beraliansi dg golkar
- Sekber Golkar sbg alat pembaharu, pemilu ditunda 1971 dg 10 parpol (8)utk
konsolidasi dg 7 KINO (kosgoro, MKGR,soksi,karya pemb,gakari,ormas hankam n
gol profesi), birokrasi semakin kuat dg adanya 3 jalur ABG. Dan ABRI dg Dwi
Fungsinya
- Pengebirian Parpol mjd 3 Nasionalis, Agama n golkar. Dg uu 3/75: floating mass
- Korporatisme kelompok kepentingan
Penetapan Pancasila sbg satu2nya azas pd tahun 1982
Sebagaimana di neg2 dunia ketiga yg dianggap bs menjamin pencapaian tujuan adalah
mekanisme pol yg tidak DEMOKRATIS. Format politik pada negara2 dunia III (jg
masa ORBA) cenderung sebagai sistem politik (Mochtar Mas’oed 2008: 81- 84):
a. bureaucratic polity,
b. Bureaucratic outhoritarianism
c. State corporation
d. Technocratic- state

a. Bureaucratic polity,
Suatu konsep yg menggambarkan sispol yg bercirikan:
- Birokrasi Menjadi arena utama dalam permainan politik
- Dlm permainan tsb yg dipertaruhkan adl kepentingan pribadi n kel
- Dlm permainan tersebut massa tidak relevan
b. Bureaucratic outhoritarianism, digambarkan sbb:
- Pem dipegang o/ militer a. n. Lbg berkolaborasi dg teknokrat sipil
- Pem didukung oleh usahawan oligigopolistik yg bersama negara bekerjasama dg
kapitalis internasional
- Rakyat dimobolisasikan
- Mengendalikan oposisi secara represif
- DM dlm rezim ini bersifat teknokratik birokratik (kebij yg ditetapkan berdasar nilai
yg terorganisir/rasional n efisiensi (pragmatis)
c. State corporation
sispol otoriter birokratik bs jg didampingi dg pengaturan politik yg
korporatis, Dimana korporatisme adalah suatu sist perwakilan kept dmn unit2 yg
membentuknya diaturdlm org2 yg tunggal, mewajibkan (keanggotaannya), tdk saling
bersaing, diatur scr hierarkhis dan di bedakan scr fungsional; dan diakui ato diberi ijin
(jk tdk diciptakan) oleh neg n diberi hak monopoli untuk mewakili kept dlm bid
masing2 sbgimbalan atas kesediaan mematuhi pengendalian2 tt dlm pemilihan pimp
mrk n dlm artikulasi tuntutan dan duk mrk, dg tujuan menindas konflik kelas n kel
kept serta menciptakan keselarasan, kesetiakawanan dn kerjasama dlm hub ant neg
dan masy.
d. Technocratic- state
Adl suatu sispol yg elitis. Yaitu sbgian kecil angg masy (elit) memonopoli kekuasaan,
menikmati keuntungan yg ditimbullkann krn itu berpengaruh dalam DM, sdg sbgian
besar masy berada pd posisi tergantung n tak punya pilihan kcuali menerima keaadaan
itu. Hal ini krn kebt kapitalis me melestarikan diri yg bs dijamin oleh terciptanya
social peace n stablitas politik.

Budaya Politik (Political Culture)?


- Adalah pola tingkahlaku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik
yg dihayati oleh anggota dlm satu sistem politik
- Budaya politik merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-
ciri yang lebih khas, yang meliputi legitimasi,pengaturan kekuasaan,proses
pembuatan kebijakan pemerintah,kegiatan partai politik, perilaku alat negara,
serta gejolak masyarakat terhadap pemerintah.
- Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki
masyarakat.
Pengertian budaya politik menurut para ahli.
- Rusadi Sumintapura : Pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap
kehidupan poliotik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
- Gabriel A Almond dan G. Bingham Powell,Jr. : Budaya politik berisikan
sikap, keyakinan, nilai dan ketrampilan yang berlaku bagi seluruh populasi,
juga kecenderungan dan pola- pola khusus yang terdapat pada bagian
tertentu dari populasi.
- Orientasi seseorang dlm kehidupan politik terhadap:
1. Sistem politik secara keseluruhan: intensitas pengeth, ungkapan persaan
yg ditandai o/ apresiasi thd sejarah, ukuran lingkup lokasi, persoalan
kekuasaan, karakteristik konstitusinal/sispolnya
2. Proses input: instensitas pengetahuan thd proses input yg biasanya
dijalankan oleh infrastruktur politik
3. Proses output: instensitas pengetahuan thd cabang2 pem. an terkait dg
keputusan yg otoritatif (L,E,Y)
4. Diri sendiri: instensitas pengetahuan n keterlibatannya dlm sispol
Klasifikasi Budaya Politik
1. Budaya politik parokial (parochial political culture);
2. Budaya politik kaula (subject political culture)
3. Budaya politik partisipan (participant political culture)
4. Budaya politik campuran (mixed political cultures).
Budaya Politik Parokhial
- Budaya politik yg dimiliki oleh masyarakat yg masih sederhana dan
tradisional, dengan diferensiasi dan spesialisasi yg masih sangat kurang dan
belum ada, dan masyarakat politiknya terbatas. Budaya politik ini terkotak
pada suatu wilayah yg ruang lingkupnya relatif sempit : misal, bersifat
provinsial
- Minimalnya minat masy thd obyek2 politik
- Adanya kesadaran ttg adanya pusat kekuasaan
Budaya Politik Kaula
- Suatu budaya politik di mana anggota masyarakat mempunyai kepedulian
terutama terhadap output sistem politik dibandingkan peduli terhadap input
sistem politik n sbg aktor politik nyaris nol .
- Dalam budaya politik semacam ini, anggota2 sistem politik lebih bersifat
pasif.
- Masy sbg Kaula yg patuh, loyal dan mengikuti segala instruksi pimpinan
politiknya
Budaya Politik Partisipan
- Ditandai oleh partisipasi aktif anggota2 sistem politik. Mereka mempunyai
kesadaran yg cukup tinggi menyangkut hak dan kewajibannya, dan dg
demikian menuntut untuk senantiasa terlibat dalam kehidupan politik.
- Orang yg berbudaya partisipan dapat terlibat n menilai scr keseluruhan
sistem, input, output dan jg posisi dirinya
Budaya Politik Campuran (Mixed Political Culture) by Almond
- Parochial- subject culture
- Subject- participant culture
- Parochial- participant culture (civic culture)
Parochial- subject culture
- Adl suatu tipe kebudayaan politik di mana sebagian penduduk menolak
tuntutan- tuntutan eksklusif masyarakat kesukuan atau desa atau otoritas
feodal dan telah mengembangkan kesetiaan thd sistem politik yg lebih
kompleks dg struktur2 pemerintahan pusat yg bersifat khusus.
- Pola hub pimp n pengikut bersifat Patron- clien
- Status sosial menjadi tujuan utama
- Kekuasaan sbg orientasi individu drpd pelayanan publik
Subject- participant culture
- Ditandai oleh menguatnya partisipasi politik masyarakat dalam kehidupan
politik terhadap input- input politik, sementara pada waktu yg bersamaan
berkembang rasa ketidakmampuan masyarakat untuk mengubah kebijakan.
- Perasaan sbg wong cilik, miskin, tdk mampu, marginal shg mrk lebih
berorientasi pd output sispol
Parochial- participant culture
- Di Indonesia ditandai dengan menguatnya wacana kedaerahan pasca
diterapkannya otonomi daerah.
- Kepala Daerah adl putra daerah
- Mengahambat pembangunan rasa kebangsaan (nation buliding)

Budaya Politik Indonesia


- Menurut Budi Winarno, budaya politik Indonesia bergerak di antara subject-
participant culture dan parochial participant culture.
- Budaya Politik Indonesia
- Konfigurasi subkultur dari berbagi kultur yg hidup di Indonesia masih
beraneka ragam:
–Budaya Politik Jawa: mikul duwur mendem jero
–Budaya Politik Minangkabau: Penggambaran posisi pemimpin pemerintahan
diibaratkan pohon beringin, yaitu ”daunnyo tampek balindung, batangnyo
tampek basanda, dahannyo tampek bagantuang, ureknya tampek
baselo” (daunnya tempat berlindung, batangnya tempat bersandar, dahannya
tempat bergantung, akarnya tempat bersila)
–dll
Budaya Politik Indonesia
- Budaya Politik Indonesia : Parochial- Participant cultur
- Sifat ikatan primodial masih sangat kuat: jawa centris
- Adanya interrelasi antara pola2 lama dengan modernisasi: westernisasi
- Adanya kecenderungan mengukuhi sifat paternalisme dan sifat patrimonial:
ketua besar

Ciri- ciri budaya politik patrimonialistik :


1. Membagi kekuasaan dengan teman- temannya
2. Kebijakan sering bersifat partikularistik / khusus
3. Rule of man mengalahkan rule of law
4. Penguasa mengaburkan perbedaan antara kepentingan umum dengan
kepentingan publik/negara.

Sistem Pemilu
1. Single- member Constituency (Satu daerah pemilihan memilih satu wakil; biasanya
disebut sistem distrik). Sistem ini diterapkan di negara dengan sistem dwi partai
seperti Inggris, India, Malaysia dan Amerika.
2. Multi- member Constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil;
biasanya dinamakan sistem perwakilan berimbang atau sistem proporsional). Sistem
ini diterapkan di negara dengan banyak partai seperti Belgia, Swedia, Italia, Belanda
dan Indonesia.

Cara menghitung perolehan suara dapat menghasilkan perbedaan dalam komposisi


perwakilan dalam parlemen bagi masing- masing parpol.
Contoh:
a. Wilayah yang sama: (1 provinsi terdiri dari 10 distrik)
b. Jumlah kursi: 10 kursi
c. Jumlah penduduk: 100. 000
d. Hasil pemilu
- Dpt 60% suara
- Dpt 30% suara
- Dpt 10% suara

Perbedaannya:
Sistem distrik
Wilayah yg terdiri dari 10 distrik memperebutkan 10 kursi.
Setiap distrik memperebutkan 1 kursi
-Pemenang di distrik dapat 1 kursi
-Kalah tdk dpt kursi
-Suara hilang (wasted)

Sistem proporsional
Wilayah yang dianggap sebagai kesatuan, memperebutkan 10 kursi
-Menang 60% suara, dapat 6 kursi
-Menang 30% suara, dpt 3 kursi
-Menang 10% suara, dapat 1 kursi Tidak ada suara hilang

Keuntungan Sistem Distrik


- Integrasi parpol karena kursi yang diperebutkan dlm setiap distrik pemilihan hanya
satu
- Fragmentasi partai dan kecenderungan membentuk partai baru dpt dibendung;
malahan sistem ini bisa mendorong ke arah penyederhanaan partai secara alami tanpa
paksaan. Sistem ini di Inggris dan Amerika menunjang bertahannya sistem dwi partai
- Krn kecilnya distrik, mk wakil yg terpilih dpt dikenal oleh komunitasnya, sehingga
hubungan dengan konstituen lebih erat.
- Bagi partai besar sistem ini menguntungkan karena melalui distortion effect dpt
meraih suara dari pemilih2 lain, sehingga memeroleh kedudukan mayoritas. Dengan
demikian partai pemenang sedikit banyak dpt mengendalikan parlemen.
- Lbh mudah bagi suatu partai untuk mencapai kedudukan mayoritas dalam parlemen,
sehingga tdk perlu diadakan koalisi dng partai lain. Hal ini mendukung stabilitas
nasional.
- Sistem ini sederhana dan murah untuk diselenggarakan

Kelemahan Sistem Distrik


a. Sistem ini kurang memerhatikan kepentingan partai2 kecil dan golongan minoritas,
apalagi jika golongan2 ini terpencar dlm berbagai distrik.
b. Kurang representatif dlm arti bahwa partai yg calonnya kalah dlm suatu distrik
kehilangan suara yg tlh mendukungnya.
c. Kurang efektif dlm masyarakat yg plural karena terbagi dlm kelompok etnis,
religius dan tribal, sehingga menimbulkan anggapan bahwa suatu kebudayaan
nasional yg terpadu scr edeologis dan etnis mungkin merupakan prasyarat bagi
suksesnya sistem ini.
d. Ada kemungkinan si wakil cenderung utk lbh memerhatikan kepentingan distrik
serta warga distriknya, daripada kepentingan nasional.

Keuntungan Sistem proporsional


a. Representatif, krn jml kursi partai dlm parlemen sesuai dengan jumlah suara
masyarakat yg diperoleh dlm pemilu.
b. Demokratis, lbh egaliter krn praktis tanpa ada distorsi yaitu kesenjangan antara
suara nasional dan jumlah kursi dlm parlemen, tanpa suara yg hilang atau wasted.

Kelemahan Sistem Proporsional


a. Kurang mendorong partai2 utk berintegrasi atau bekerja sama satu sama lain dan
memanfaatkan persamaan2 yg ada, tetapi sebaliknya, cenderung mempertajam
perbedaan2. Sistem ini umumnya dianggap berakibat menambah jumlah partai.
b. Terjadi fragmentasi partai. Jk timbul konflik dlm suatu partai, anggotanya
cenderung memisahkan diri dan mendirikan partai baru, dng perhitungan bhw ada
peluang bagi partai baru itu utk memeroleh kursi dlm parlemen melalui pemilu. Jd
kurang menggalang kekompakan dlm tubuh partai.
c. Kedudukan yg kuat pd pimpinan partai melalui sistem daftar krn pimpinan partai
menentukan daftar calon.
d. Wakil yg terpilih kemungkinan renggang ikatannya dng konstituennya. Pertama,
krn wilayahnya lbh besar (bisa sek mebesar provinsi), sehingga sukar utk dikenal org
banyak. Kedua, krn peran partai dlm meraih kemenangan lbh besar ketimbang
kepribadian seseorang. Dng demikian si wakil akn lbh terdorng utk memerhatikan
kepentingan partai serta maslaah2 umum ketimbang kepentingan distrik serta
warganya.
e. Banyaknya partai yg bresaing, sulit bagi suatu partai utk meraih mayoritas (50% +
satu) dlm parlemen, yg diperlukan utk membentuk pemerintahan. Partai yg terbesar
terpaksa berkoalisi dengan beberapa partai lain

Sistem Pemilu Dalam Praktek


Sistem Pemilu Plural Majority
Sistem ini menerapkan distrik wakil tunggal. Diharapkan mampu menciptakan satu
pemerintahan stabil melalui mayoritas di parlemen.
1. First Past the Post (FPTP): sistem distrik wakil tunggal di mana calon legislatif yg
menang adl calon yg mendpt suara terbanyak tanpa hrs memeroleh suara mayoritas-
absolut. Dampak positifnya:
- menyediakan opsi yg tegas bagi sistem 2 partai
- membangun oposisi yg seimbang di parlemen,
- memungkinkan para pemilih memilih individu daripada sekadar memilih gambar
partai semata;
- FPTP memberi ruang bagi mekanisme akuntabilitas dan responsibilitas yg jelas pd
para wakil rakyat di parlemen pd konstituen pemilihnya.
“ini biasa dipakai dalam pemilihan wakil tunggal (seperti pemilihan presiden,
gubernur, walikota, dsb) atau pemilihan badan perwakilan rakyat”.
2. Sistem Block Vote: sebenarnya model ini adalah sistem FPTP yg digunakan dlm
distrik (wakil) majemuk. BV memberi kesempatan pd para pemilih utk memilih calon
legisltaif tanpa mempertimbangkan afiliasi partainya. Parpol yg memenangkan
sebagian besar hati pemilih di suatu wilayah secara otomatis mengambil semua kursi
di distrik itu.
- Agar mencapai mayoritas 50+1
- Sistem Alternative (AV), pemilih mengurutkan calon2 anggota parlemen yg sesuai
dng preferensi pilihan mereka.
- Prosedur pemilihan ini agak rumit, terutama pada saat penentuan siapa yang berhak
sebagai pemenang pemilihan. Singkatnya, jika pada putaran pertama tidak ada
seorangpun kandidat yang berhasil mengumpulkan suara mayoritas, jalan keluar yang
ditawarkan melakukan pemilihan putaran kedua dengan menggunakan
prinsip preferential ballot. Pada pemilihan putaran kedua ini, para pemilih diminta
meranking kandidat sesuai dengan preferensinya
- Misalnya, peringkat pertama diberikan kepada kandidat A, kemudian berikutnya
secara berurutan kepada B, C, D, dst. Prinsip formula ini adalah mentransfer suara
minoritas kemudian diberikan kepada kandidat suara yang memperoleh suara yang
lebih kuat sampai tercapai satu pemenang (Blaiss and Massicote, 1996).
- Sistem Two Round System/run off/double ballot: putaran pertama FPTP. Jk muncul
calon pemeroleh suara terbanyak (mayoritasa) scr langsung didaulat mjd anggota
legislatif dan tdk perlu putaran kedua. Rangking 3 ke bawah tdk ikutserta pd putaran
kedua. Berkurangnya peserta membuka peluang mendpt pemenang
absolut/mayoritas (50%+1)

Sistem Pemilu Proporsional/Representasi


Sistem yang mengurangi kesenjangan antara perolehan suara partai secara nasional
thd perolehan kursinya di parlemen
1. List Proportional Represntation (List PR), ada dua bentuk, yaitu sistem daftar
tertutup (closed list system) dan sistem daftar terbuka (open list system). Dalam sistem
daftar tertutup, para pemilih harus memilih partai politik peserta pemilu, dan tidak
bisa memilih calon legislatif. Dalam sistem ini, para calon legislatif biasanya telah
ditentukan dan diurutkan secara sepihak oleh partai politik yang mencalonkannya.
- Sementara pada sistem daftar terbuka (open list system), para pemilih bukan hanya
dapat memilih partai politik yang diminati, namun juga berkesempatan menentukan
sendiri calon legislatif yang disukainya. Dengan demikian, pemilih di samping
memilih tanda gambar partai juga memilih gambar kandidat legislatif
- Single Transferable Vote (STV) banyak dinyatakan sebagai sistem pemilu yang
menarik. STV menggunakan satu distrik lebih dari satu wakil, dan pemilihmerangking
calon menurut pilihannya di kertas suara seperti pada Alternate Vote.
- *memenuhi kuota langsung terpilih, jk lebih akan didistribusikan calon dibwhnya,
dan jk tidak ada yg memenuhi kuota, calon dg suara terkecil disingkirkan untuk
didistribusikan kpd calon urutan atas.
2. Sistem pemilihan Mixed- Member Proportional (MMP).
- Sistem ini mengabungkan ciri positif dari sistem pemilu model mayoritas maupun
representasi proporsional.
- merupakan formula yang memberikan kompensasi kursi dari suara yang hilang
akibat penerapan sistem distrik. Misalnya, jika sebuah partai memperoleh suara 10 %
secara nasional, namun ia tidak memperoleh kursi dalam suatu distrik, maka partai
tersebut akan memperoleh kompensasi kira- kira sampai 10 % kursi di parlemen.

Sistem Pemilihan Semi Proporsional


Sistem yg mengkonversi suara menjadi kursi dengan hasil yg berada di antara sistem
pemilihan proporsional dengan mayoritas dari sistem plural- majority
a. Parallel system (PS), seperti juga pada MMP, setiap pemilih mungkin
menerima hanya satu surat suara yang digunakan untuk memilih calon ataupun partai
(Korea Selatan) atau surat suara terpisah, satu untuk kursi Mayoritas/Pluralitas dan
satunya untuk kursi Proporsional (Jepang, Lithuania, dan Thailand).
b. Sistem pemilihan limited vote (LV), sistem campuran antara sistem pemilihan
single non- transferable vote dng sistem pemilihan block vote, karena menyertakan
distrik wakil majemuk dan calon legislatif. dimana sistem Mayoritas/ Pluralitas yang
digunakan untuk distrik- distrik dengan lebih dari satu
c. Sistem pemilihan single non- transferable vote. Setiap pemilih punya 1 suara, tetapi
ada lebih 1 kursi yg hrs diisi dlm setiap distrik. Jd calon legislatif dan partai dng suara
terbanyaklah yg mengisi posisi legislatif.

Syarat parpol menjadi peserta 2014


- Berikut bunyi Pasal 8 ayat 2 UU Pemilu yang baru:
- "Partai politik yang tidak memenuhi ambang batas perolehan suara pada Pemilu
sebelumnya atau partai politik baru dapat menjadi Peserta Pemilu setelah memenuhi
persyaratan:
a. berstatus badan hukum sesuai dengan Undang- Undang tentang Partai Politik;
b. memiliki kepengurusan di seluruh provinsi;
c. memiliki kepengurusan di 75% (tujuh puluh lima persen) jumlah kabupaten/kota di
provinsi yang bersangkutan;
d. memiliki kepengurusan di 50% (lima puluh persen) jumlah kecamatan di
kabupaten/kota yang bersangkutan;
e. menyertakan sekurang- kurangnya 30% (tiga puluh persen) keterwakilan
perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat;
f. memiliki anggota sekurang- kurangnya 1. 000 (seribu) orang atau 1/1. 000 (satu
perseribu) dari jumlah Penduduk pada kepengurusan partai politik sebagaimana
dimaksud pada huruf c yang dibuktikan dengan kepemilikan kartu tanda anggota;
g. mempunyai kantor tetap untuk kepengurusan pada tingkatan pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota sampai tahapan terakhir Pemilu;
h. mengajukan nama, lambang, dan tanda gambar partai politik kepada KPU; dan
i. menyerahkan nomor rekening dana Kampanye Pemilu atas nama partai politik
kepada KPU. "

- sistem pemilu yang diatur dalam UU REVISI UU 10/2008: Pemilu adalah


menggunakan sistem proporsional terbuka, parliamentary threshold 3,5 persen,
alokasi kursi per dapil 3- 10 untuk DPR dan 3- 12 untuk DPRD, dan metode konversi
suara kuota murni.
- Ada pergeseran dr electoral treshold ke PT untuk menentukan parpol peserta pemilu
2014
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi

Pengertian tentang demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa etimologis dan istilah
terminologis. Secara etimologis demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa
yunani yaitu demos yang yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat
dan crateinatau cratos yang berarti kekuasan .jadi secara bahasa demos –
cratein atau demos-cratos(demokrasi) adalah keadaan negara dimana dalam sistem
pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasan tertinggi berada dalam
keputusan berasama rakyat. Rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasan oleh
rakyat.
Sementara itu, pengertian demokrasi secara istilah sebagaimana dikemukakan para ahli
sebaagai beraikut : (a). Menurut joseph aschmeter, demokkrasi merupakan suatu
perencanaan institutional untuk mencapai keputusan politik dimana Individu-individu
memperoleh kekuasan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara
rakyat: (b). Sidney hook berpendapat demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana
keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara lansung maupun tidak langsung
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyaat
dewasa; (c). Philipp C.schmitter dan terry lynn karl menyatakan demokrasi sebagai
suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan-
tindakan mereka diwilayah publik oleh warganegara yang bertindak secara tidak
lansung melalui kompetisi dan kerjasama dengan para wakil yang telah terpilih; (d).
Henry B. Mayo menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem
yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-
wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan berkala. Affan gaffar
(2000) memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu pemaknaan secara normatif
(demokrasi normatif ) dan empirik (demokrasi empirik ). Demokrasi normatif adalah
demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah negara. Sedangkan
demokrasi empirik adalah demokrasi dalam perwujudanaya dalam dunia politik praktis.

Dengan demikian makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara
mengandung pengertian bahwa rakyat lah yang memberikan ketentuan dalam masalah-
masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan negara, karena
kebijakan tersebut akan menentukan kehidupan rakyat.

Kekuasaan pemerintahan berada di tangan rakyat mengandung tiga hal : pertama,


pemerintah dari rakyat (government of the people ); kedua, pemerintahan oleh rakyat
(government by people ); ketiga pemerintahan untuk rakyat (government for people
).jadi hakikat suatu pemerintahan yang demokratis bila ketiga hal di atas dapat
dijalankan dan ditegakkan dalam tata pemerintahan.
Pertama, pemerintahan dari rakyat mengandung pengertian yangg berhubungan
dengan pemerintahan yang sah dan diakui dan pemerintahan yang tidak sah dan tidak
diakui dimata rakyat. Pemerintahan yang sah dan diakui berarti suatu pemerintahan
yang mendapat pengakuan dan dukungan yang diberikan oleh rakyat sebaliknya
pemerintahan yang tidak sah dan tidak diakui berarti suatu pemerintahan yang sedang
memegang kandali kekuasaan tidak mendapat pengakuan dan dukungan dari rakyat.
Kedua, pemerintahan oleh rakyat berarti bahwa suatu pemerintahan menjalankan
kekuasaan atas nama rakyat. Bukan atas dorongan dan keinginannya sendiri. Dan
dalam menjalankan kekuasaannya pemerintahan berada dalam pengawasan rakyat.
Ketiga, pemerintahan untuk rakyat mengandung pengertian bahwa kekuasaann yang
diberikan oleh rakyat. Kepentingan rakyat harukjs didahulukan dan diutamakan diatas
segalanya.

B. Unsur- Unsur Penegak Demokrasi

Tegaknya demokrasi sebagai sebuah tata kehidupan sosial dan sistem


Poitik sangat bergantung kepada tegaknya unsur penopang demokrasi itu sendiri.
Unsur –unsur yang dapat menopang tegaknya demokrasi antara lain : 1.Negara hukum
; 2.masyarakat madani ; 3.infrastruktur politik (parpol) ;dan 4.pers yang bebas dan
bertanggunng jawab.

1.NEGARA HUKUM

(RECHTSSTSST DAN THE RULE OF LAW)


Dalam kepustakaan ilmu hukum di Indonesia istilah negara

Hukum sebagai sebagai terjemahan dari rechtsstaat dan the rule of law. Konsepsi
negara hukum mengandung pengertian bahwa negara memberikan perlindungan
hukum bagi warga negara melalui perlembagaan peradilan yang bebas dan tidak
memihak dan penjaminan hak asasi manusia. Istilah rechtsstaat banyak dianut di
negara-negara Eropa kontinental yang bertumpu pada sistem civil law, sedangkan the
role of law banyak dikembangkan di negara-negara anglo saxon yang betumpu
pada cammon law. Civil lawmenitikberatkan pada administration law,
sedangkan cammon law menitikberatkan pada judicial .
Sementara itu istilah negara hukum indonesia dapat ditemukan dalam penjelasan UUD
1945 yang berbunyi ’’indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum dan bukan
berdasar atas kekuasaan belaka . dengan demikian negara hukum baik negara hukum
baik dalam arti formal yaitu penegakkan hukum yang dihasilkan oleh lembaga legislatif
dalam penyelenggaaraan negara, maupun negara hukum dalam arti material yaitu
selain menagakkan hukum, aspek keadilan juga harus diperhatikan menjadi prasyarat
terwujudnya demokrasi dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Tanpa negara
hukum tersebut yang merupakan elemen pokok suasana demokratis sulit dibangun.

2.MASYARAKAT MADANI (CIVIL SOCIETY)

Masyarakat madani (civil society) dicirikan dengan masyarakat terbuka, masyarakat


yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan takanan negara, masarakat yang kritis dan
berpatisipasi aktif serta masyarakat egaliter. Masyarakat madani merupakan elemen
yang sangat signifikan dalam membangun demokrasi. Dan salah satu syarat penting
bagi demokrasi adalah terciptanya partisipasi masyarakat dalam proses-proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh negara atau pemerintahan.
Masyarakat madani mensyaratkan adanya civic engagement yaitu keterlibatan warga
negara dalam asosiasi-asosiasi sosial.civic engagement memungkinkan tumbuhnya
sikap tebuka , percaya,dan toleran antar satu dengan yang lain yang sangat penting
artinya bagi bangunan politik demokrasi(saiful mujani :2001). Demokrasi menurut
Gellner merupakan dua kata kunci yang tidak dapat dipisah kan. Demokrasi dapat
dianggap sebagai hasil dinamika masyarakat yang menghendaki adanya partisipasi.
Tatanan nilai-nilai masyarakat teersebut ada dalam masyarakat madani. Karena
demokrasi membutuhkan tatanan nilai-nilai sosial yang ada pada masyarakat madani.
Lebih lanjut menurut gellner, masyarakat madani bukan hanya merupakan syarat
penting atau prakondisi bagi demokrasi semata, tapi tatanan nilai dalam masyarakat
madani seperti kebebasan dan kemandirian juga merupakan sesuatu yang inheren baik
secara internal (dalam hubungan horizontal yaitu hubungan antar warga negara )
maupun secara external (dalam hubungan vertikal yaitu hubungan negara dan
pemerintahan dengan masyarakat atau sebaliknya).

3.INFRASTRUKTUR POLITIK

Komponen berikutnya yang dapat mendukung tegaknya demokrasi adalah infrastruktur


politik. Infrastruktur politik dari partai politik, kelompok gerakan dan kelompok
penekanan atau kelompok kepentingan. Kelompok gerakan yang lebih dikenal dengan
sebutan organisasi masyarakat merupakan sekumpulan orang-orang yang berhimpun
dalam satu wadah organisasi yang berorientasipad wathon, Al-wasliyah, Al-irsyad,
Jamiatul khair dan sebagainya.

Sedangkan kelompok penekanan atas kelompok kepentingan merupakan sekelompok


orang dalam wadah organisasi yang didasarkan pada kritaria profesionalitas dan
keilmuan tertentu seperti AIPI (Asosiasi ilmuan politik indonesia), IKADIN, KADIN,
ICMI, PGRI, LIPI, PWI, dan sebagainya.

Menciptakan dan menegakkan demmokrasi dalam tata kehidupan kenegaraan dan


pemerintahan, partai politik seperti dikatakan oleh Miriam Budiarjo, mengemban
beberapa fungsi: 1. sebagai sarana komunikasi politik ;2. sebagai sarana sosialisasi
politik ;3. sebagai sarina rekrutmen kader dan anggota politik ;4. Sebagai sarana
pengatur konflik. Keempat fungsi partai politik tersebut merupakan pengejawantahan
dari nilai- nilai demokrasi yaitu adanya partisipasi, kontrol rakyat melaui partai politik
terhadap kehidupan kenegaraan dan pemerintahan serta adanya pelatihan penyelesaian
konflik secara damai (conflic resulation).

Begitu pula aktivitas yang dilakukan oleh kelompok gerakan dan kelompok penekanan
yang merupakan perwujudan adanya kebebasan berorganisasi, kebebasan
menyampaikan pendapat dan melakukan opsisi terhadap negara dan pemerintah, hal
itu merupakaa indikator bagi tegaknya sebuah demokrasi. Kaum cendikiawan, kalangan
sivitas akademika kampus, kalangan pers merupakan kelompok penekan signifikan
untuk mewujudkan sistem demokratis dalam penyelenggaraan negara dan
pemerintahan. Begitu pula aktivitas yang dilakukan oleh kelompok gerakan merupakan
wujud keterlibatan dalam melakukan kontrol terhadap kebijakan yang diambil oleh
negara. Dengan demikian partai poilitik, kelompok gerakan dan kelompok penekanan
sebagi infrastruktur politok menjadi salah satu pilar tegaknya.

C. Pengertian Demokrasi Pancasila

Demokrasi pancasila, sebagai istilah dipergunakan oleh MPRS. 1968- ialah pada
dasarnya demokrasi sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh semua pihak bangsa
Indonesia semenjak dahulu kala dan masih dijumpai sekarang ini dalam praktek hidup
masyarakat-masyarakat hukum adat, seperti desa, kuria, marga, nagari, dan wanua,
walaupunn telah mulai rusak sebagai akibat dan kebudayaan asing yang mengimport ke
indonesia ini pengertian dan praktek demokrasi barat yang sifatnya diamentral
berlainan dan daemokrasi Indonesia yang setelah ditingkatkan ketaraf urusan negara
dinamakan kini Demokrasi pancasila.

Ciri-ciri pokok perbedaan antara demokrasi barat dan demokrasi Indonesia ialah :
demokrasi Barat memberikan kekuasaan kepada sikuat dan sikaya, sehingga perbedaan
antara yang berkuasa dan yang dikuasai menonjnol kedepan berupa

memecah kesatuan hidup dalam masyarakat menjadi hidup berpartai- partai dan
pertandingan adu tenaga antara partai-partai itu, sedangkan demokasi Indonesia
bertujuan memelihara kesatuan masyarakat, anti hidup berpartai-partai, pro hidup
rukun dan damai, berpendirian ”sama tinggi sama rendah ,sama kehulu sama kelihir,
serasa semalu sepenanggungan, serugi selaba, ringan sama dijinjing , berat sama
dipikul .
Lain cara dan lebih ringkas untuk membedakan antara demokrasi Indonesia asli itu
ialah bahwa yang pertama itu bersifat liberal individualistis, dan yang kedua itu bersifat
kommunal. perbedaan yang dimaksud itu bukan hanya di bidang sosiaal politik tetapi
merayap pula dibidang hidup ekonomi.

Sebagai satu bangsa yang lama menderita dibawah kekuasaan asing . yang menjalankan
politik descriminasi yang sangat merugikan mereka sebagai rakyat bumi putra.

Demokrasi pancasila merupakan demokrasi yang diwarnai atau dijiwai oleh pancasila,
bahkan salah satu sila pancasila, yaitu sila ’’kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan ’’ merupakan perumusan yang
singkat dari demokrasi pancasila dimaksud.

Jadi dengan demikian demokrasi dapat dirumuskan secara agak lengkap dan
menyeluruh sebagai berikut : kerakyatan yang dipimmpin oleh hikmah
kebbijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan yang berketuhanan yang
maha Esa, yang berkemanusiaan adil dan beradab, yang berpersatuan indonesia
dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan ini sejalan dengan pandangan Presiden Soeharto yang dalam pidato
kenegaraan tgl. 16-8-1967 , antara lain menyatakan : … demokrasi pancasila berarti
demokrasi, kedaulatan rakyat yang dijiwai dan diintergrasikan dengan sila-sila lainya.
Hal ini berarti bahwa dalam menggunakan hak-hak demokrasi haruslah disertai dengan
rasa tanggung jawab kepada Tuhan yang maha Esa menurut keyakinan masing –masing
,

Dikaitkan dengan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab maka kerakyatan dalam
demokrasi pancasila harus memandang manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki
kesadaran keagamaan dan kesadaran akan norma-norma, khususnya norma keadilan.
Jadi kerakyatan yang diintegrasikan dengan kemanusiaan yang adil berarti
menghendaki terwujudnya norma keadilan dalam prikehidupan bernegara
D. Sejarah Perkembangan Demokrasi Pancasila di Indonesia

Perkembangan demokrasi di Indonesia mengalami pasang- surut (fluktuasi) dari masa


kemerdekaan sampai saat ini. Dalam perjalanan bangsa dan negara Indonesia, masalah
pokok yang dihadapi ialah bagaimana demokrasi mewujudkan dirinya dalam berbagai
sisi kehidupan berbangsa dan bernegara. Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi
dalam 4 peride yaitu , a.peride – 1945 – 1959 ; b.peride 1959 – 1965 ; c. Periode 1965 –
1998; d. Periode 1998- sekarang.

A.DEMOKRASI PADA PERIIODE 1945 – 1959

Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem
parlementer yang mulai belaku sebulan sesudah kemerdekaan diproklamirkan dan
kemudian diperkuat dalam Undang –Undang Dasar 1945dan 1950,ternyata kurang
cocok untuk Indonesia persatuan yang dapat digalang selama menghadapi musuh
bersama dan dapat dibina menjadi kekuatan-kekuatan konstuktif sesudah kemerdekaan
tercapai.

Undang –undang dasar 1950 menetapkan belakunya sistem parlementer dimana badan
eksekutif terdiri dari Presiden sebagai kepala negara konstitusional beserta menteri-
menterinya yang mempunyai tanggumg jawab politik.

B.DEMOKRASI PADA PERIODE 1959 – 1965

Ciri –ciri periode ini adalah dominasi dari Presiden, terbatasnya peranan partai politik,
berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial
politik. Undang –undang Dasar 1945 membuka kesempatan bagi seorang presiden
untuk bertahan sekurang – kurangnya lima tahun. Tapi selain itu terjadi penyelewengan
terhadap ketentuan –ketentuan Undang-Undang Dasar . misalnya pada tahun 1960 Ir.
Soekarno sebagai Presiden membubarkan Dewan Prwakilan Rakyat hasil pemilihan
umum, padahal dalam penjelasan undang –undang dasar 1945 secara eksplisit
ditentukan bahwa Presiden tidak mempunyai wewenang untuk berbuat demikian.

Selain dari itu terjadi penyelewengan di bidang perundang –undangan dimana pelbagai
tindakan pemerintah dilaksanakan melalui penetapan Presiden (Penpres) yang
memakai dekrit 5 juli sebagai sumber hukum. Dalam pandangan A. Syafi’i Ma’arif
demokrasi terpimpin sebenarnya ingin menempatkan Soekarno sebagai Ayah dalam
famili besar yang bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat berada ditangan nya.
Dengan demikian kekeliruan yang sangat besar dalam demokrasi terpimpin Soekarno
adalah adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi yaaitu absolutisme dan
terpusatnya dan terpusatnya hanya pada diri pemimpin, sehingga tidak ada ruang
kontrol sosial danchek and balance dari legislatif terhadap eksekutif.
C.DEMOKASI PADA PERIODE 1965 -1998

Landasan formil dari periode ini adalah pancasila, Undang –Undang Dasar 1945 serta
ketetapan MPRS. dalam usaha untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap
UUD yang telah teerjadi dalam masa demokrasi terpimpin. Kita telah mengadakan
tindakan korektif.

Beberapa perumusan tentang demokrasi pancasila sebagai berikut

Ø Demokrasi dalam bidang politik pada hakekatnya adalah menegakkan kembali


azas-azas negara hukum dan kepastian hukum.

Ø Demokrasi dalam bidang ekonomi pada hakekatnya adalah kehidupan yang layak
bagi semua warga negara.

Ø Demokrasi dalam bidang hukum pada hakekatnya bahwa pengakuan dan


perlindungan HAM, peradilan yang bebas yang tidak memihak.

Dengan demikian secara umum dapat dijelaskan bahwa watak demokrasi pancasila
tidak berbeda dengan demokrasi pada umumnya. Karena demokrasi pancasila
memandang kedaulatan rakyat sebagai inti dari sistem demokrasi.

D.DEMOKRASI PADA PERIODE 1998 – SEKARANG

Sukses atau gagalnya suatu transisi demokrasi sangat begantung pada empat faktor
yaitu : (1) komposisi elite politik , (2) desain institusi politik, (3) kultur politik atau
peubahan sikap terhadap politik dikalangan elite dan non elite, (4) peran masyarakat
madani.

Anda mungkin juga menyukai