Anda di halaman 1dari 9

4.

1 Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi adalah lembaga peradilan yang bertanggung jawab atas penafsiran
undang-undang dasar atau konstitusi suatu negara. Mahkamah Konstitusi berperan dalam
menjaga supremasi konstitusi, memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip konstitusional,
dan menjaga keseimbangan kekuasaan di dalam sistem politik.Tugas utama Mahkamah
Konstitusi adalah sebagai berikut :

1.Penafsiran Konstitusi : Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan untuk menafsirkan


konstitusi suatu negara. Ini berarti bahwa mereka harus menentukan arti dan jangkauan
ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam konstitusi tersebut. Penafsiran konstitusi ini
penting untuk memastikan kejelasan hukum dan menjaga konsistensi interpretasi terhadap
peraturan-peraturan yang berlaku.

2.Pengujian Konstitusionalitas : Mahkamah Konstitusi memiliki wewenang untuk menguji


konstitusionalitas undang-undang atau peraturan lainnya yang telah disahkan. Ini berarti bahwa
mereka memeriksa apakah undang-undang tersebut sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam konstitusi. Jika ditemukan bahwa suatu undang-undang bertentangan dengan
konstitusi, Mahkamah Konstitusi dapat menyatakan undang-undang tersebut tidak sah atau
tidak berlaku.

3.Perlindungan Hak Asasi Manusia : Salah satu tugas penting Mahkamah Konstitusi adalah
melindungi hak asasi manusia yang dijamin oleh konstitusi. Mahkamah Konstitusi bertugas
memeriksa dan menyelesaikan sengketa terkait pelanggaran hak-hak konstitusional individu
atau kelompok. Mereka bertindak sebagai pengawas dan penjaga keadilan terhadap
pelanggaran hak-hak individu yang dilakukan oleh pemerintah atau lembaga negara lainnya.

4.Penyelesaian Sengketa Politik : Mahkamah Konstitusi sering kali memiliki peran penting dalam
menyelesaikan sengketa politik yang muncul di dalam sistem politik. Mereka dapat memutuskan
sengketa pemilihan umum, mengadili perselisihan antara lembaga-lembaga pemerintah, dan
menyelesaikan sengketa antara pemerintah pusat dan daerah. Melalui putusan-putusan
mereka, Mahkamah Konstitusi berusaha untuk memastikan penegakan hukum yang adil dan
menjaga stabilitas politik di negara tersebut.

5.Menjaga Keseimbangan Kekuasaan : Sebagai bagian dari sistem politik, Mahkamah Konstitusi
memiliki peran dalam menjaga keseimbangan kekuasaan antara lembaga-lembaga
pemerintahan. Mereka berfungsi sebagai pengawas terhadap kebijakan dan tindakan
pemerintah serta memastikan bahwa keputusan-keputusan yang diambil oleh lembaga-lembaga
tersebut sesuai dengan konstitusi. Dengan demikian, Mahkamah Konstitusi berperan dalam
mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan menjaga prinsip-prinsip demokrasi di dalam sistem
politik.
Melalui tugas-tugas yang diemban, Mahkamah Konstitusi berperan dalam menjaga integritas
konstitusi, melindungi hak-hak individu, menyelesaikan sengketa politik, dan menjaga
keseimbangan kekuasaan. Keberadaan Mahkamah Konstitusi sangat penting dalam sistem
hukum dan politik suatu negara, karena mereka berfungsi sebagai penjaga supremasi konstitusi
dan penegak hukum yang independen.

Peradaban konstitusi merupakan konsep yang penting dalam sistem hukum modern. Hal ini
mencerminkan upaya untuk membangun masyarakat yang berdasarkan pada supremasi
konstitusi, hak asasi manusia, keadilan, dan ketertiban yang demokratis. Dalam konteks
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, memaknai peradaban konstitusi melibatkan
interpretasi dan penerapan konstitusi yang sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut.

Pada tulisan kali ini, kita akan membahas cara memaknai peradaban konstitusi dan memberikan
saran perspektif otentik untuk Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

Pertama-tama, memaknai peradaban konstitusi melibatkan interpretasi yang holistik dan


progresif terhadap konstitusi. Konstitusi adalah dokumen yang hidup dan harus dilihat dalam
konteks perkembangan sosial, politik, dan ekonomi yang terus berubah. Mahkamah Konstitusi
harus memastikan bahwa interpretasinya mencerminkan semangat dan tujuan konstitusi yang
sejalan dengan perkembangan masyarakat. Dalam hal ini, Mahkamah Konstitusi dapat
mengadopsi pendekatan konstitusionalisme progresif yang memungkinkan interpretasi yang
lebih luas dan mempertimbangkan prinsip-prinsip yang berkembang dalam masyarakat.

Kedua, memaknai peradaban konstitusi melibatkan perlindungan hak asasi manusia dan
penegakan keadilan. Konstitusi adalah instrumen yang melindungi hak-hak dan kebebasan
individu, serta menjamin keadilan dalam sistem hukum. Mahkamah Konstitusi harus menjaga
hak-hak asasi manusia dengan tegas dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk
melindunginya. Keputusan Mahkamah Konstitusi harus mempertimbangkan implikasi terhadap
hak-hak individu dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan secara adil dan merata bagi
semua warga negara.

Ketiga, memaknai peradaban konstitusi melibatkan pemeliharaan supremasi konstitusi dan


pemisahan kekuasaan yang efektif. Konstitusi adalah hukum tertinggi dalam suatu negara dan
semua kegiatan pemerintahan harus sesuai dengan ketentuan konstitusi.
Mahkamah Konstitusi memiliki peran penting dalam memastikan pemeliharaan supremasi
konstitusi dengan menguji dan membatasi kebijakan atau tindakan yang bertentangan dengan
konstitusi. Mahkamah Konstitusi juga harus menjaga pemisahan kekuasaan dengan memastikan
independensi dan netralitas dalam menjalankan fungsi-fungsinya.

Berikut adalah beberapa saran perspektif otentik untuk Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia :

1.Menjaga Independensi: Mahkamah Konstitusi harus mempertahankan independensinya


sebagai lembaga yang bebas dari pengaruh politik atau tekanan eksternal. Kemandirian ini
penting untuk memastikan keputusan yang adil dan objektif.

2.Meningkatkan Akses Keadilan: Mahkamah Konstitusi harus memastikan akses yang lebih besar
bagi masyarakat untuk mengajukan permohonan secara adil dan merata. Langkah-langkah perlu
diambil untuk mempermudah dan mempercepat proses pengajuan permohonan serta
meningkatkan akses ke informasi dan bantuan hukum.

4.2 Ombudsman
Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan.

Mereka bertugas mengawasi pelayanan publik dalam negara dan pemerintahan serta Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Hukum Milik
Negara (BHMN) serta badan swasta/ perseorangan yang diberi tugas untuk menyelenggarakan
pelayanan publik.

Baca juga:

Sejarah Pemilu di Indonesia dari Masa ke Masa, Mulai 1955 hingga 2019

Dalam melaksanakan tugasnya, Ombudsman bebas dari campur tangan kekuasaan lainnya dan
mengacu pada Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia
dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Ombudsman di Indonesia sendiri baru lahir pada 10 Maret 2000 di bawah pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid. Bagaimana sejarahnya? simak berikut ini

Sejarah Ombudsman

Di dunia, Ombudsman pertama kali berawal dari negara Swedia pada tahun 1809. Tugas
Ombudsman di Swedia sama dengan Indonesia yakni melindungi warga masyarakat dari
tindakan sewenang-wenang dan penyalahgunaan kekuasaan oleh penyelenggara pemerintah.

Kini hampir semua negara yang menamakan dirinya negara hukum dan negara demokrasi telah
membentuk lembaga Ombudsman. Menurut penelitian Beckman dan Uggla (2016) seperti
dilansir pada situs resmi Ombudsman, ada 5 kali peningkatan Ombudsman di seluruh dunia
sepanjang tahun 1983-2010.

Di Indonesia, Ombudsman baru dibentuk atas inisiasi Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid
(Gus Dur) pada tanggal 10 Maret 2000 melalui Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 44 Tahun
2000 tentang Komisi Ombudsman Nasional sebagai cikal bakal lembaga Ombudsman di
Indonesia.
Pendirian Ombudsman di Indonesia bukan tanpa perjuangan. Dalam sejarahnya, terdapat tiga
fase pendirian Ombudsman di Indonesia yaitu fase pertama adanya pemikiran pembentukan
Ombudsman, fase kedua upaya rintisan pembentukan Ombudsman, dan terakhir fase
pembentukan Ombudsman.

Fase pertama Ombudsman diprakarsai oleh para sarjana serta media massa yang menegaskan
perlunya Ombudsman dalam mengawasi lembaga negara dan pemerintah. Kemudian fase kedua
terbagi menjadi dua pemerintahan RI masa B.J. Habibie dan Abdurrahman Wahid.

Kala itu, Habibie menugaskan jajarannya untuk melakukan studi banding ke Eropa pada tahun
1999. Barulah pada fase ketiga tepatnya masa kepemimpinan Abdurrahman Wahid, Ombudsman
di Indonesia diresmikan.

Ombudsman diresmikan tepat pada tanggal 10 Maret 2000 melalui penetapan Keputusan
Presiden Nomor 44 Tahun 2000.
Wewenang Ombudsman

1. Meminta keterangan/ penjelasan/ klarifikasi, memeriksa keputusan/ dokumen terkait dengan


laporan

2. Memanggil pihak-pihak terkait untuk mendapatkan keterangan/ klarifikasi

3. Melakukan mediasi dan konsiliasi atas permintaan para pihak

4. Membuat rekomendasi mengenai penyelesaian laporan, termasuk rekomendasi untuk


membayar ganti rugi/ rehabilitasi kepada pihak yang dirugikan

5. Mengumumkan/ publikasi hasil temuan, kesimpulan dan rekomendasi

6. Memberi saran kepada presiden/ kepala daerah/ pimpinan penyelenggara lain, guna perbaikan/
penyempurnaan organisasi atau prosedur pelayanan publik

7. Memberi saran kepada DPR/D atau presiden/ kepala daerah guna penyempurnaan/perubahan
perundang-undangan dalam rangka mencegah maladministrasi

Fungsi Ombudsman

Ombudsman berfungsi mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh


penyelenggara negara dan pemerintah baik pusat maupun daerah. Termasuk yang
diselenggarakan oleh BUMN serta badan swasta atau perorangan yang diberi tugas
menyelenggarakan pelayanan publik tertentu.

Tugas Ombudsman

1. Menerima laporan atas dugaan maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik

2. Melakukan pemeriksaan substansi atas laporan

3. Menindaklanjuti laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan ombudsman

4. Melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan maladministrasi dalam


penyelenggaraan pelayanan publik

5. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau lembaga pemerintahan
lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan perorangan

6. Membangun jaringan kerja

5 Fungsi dan Tugas KPK, Siswa Sudah Tahu Belum?

7. Melakukan upaya pencegahan maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik

8. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh undang-undang


2. Memanggil pihak-pihak terkait untuk mendapatkan keterangan/ klarifikasi

3. Melakukan mediasi dan konsiliasi atas permintaan para pihak

4. Membuat rekomendasi mengenai penyelesaian laporan, termasuk rekomendasi untuk


membayar ganti rugi/ rehabilitasi kepada pihak yang dirugikan

5. Mengumumkan/ publikasi hasil temuan, kesimpulan dan rekomendasi

6. Memberi saran kepada presiden/ kepala daerah/ pimpinan penyelenggara lain, guna perbaikan/
penyempurnaan organisasi atau prosedur pelayanan publik

7. Memberi saran kepada DPR/D atau presiden/ kepala daerah guna penyempurnaan/perubahan
perundang-undangan dalam rangka mencegah maladministrasi

Fungsi Ombudsman

Ombudsman berfungsi mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh


penyelenggara negara dan pemerintah baik pusat maupun daerah. Termasuk yang
diselenggarakan oleh BUMN serta badan swasta atau perorangan yang diberi tugas
menyelenggarakan pelayanan publik tertentu.

Tugas Ombudsman

1. Menerima laporan atas dugaan maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik

2. Melakukan pemeriksaan substansi atas laporan

3. Menindaklanjuti laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan ombudsman

4. Melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan maladministrasi dalam


penyelenggaraan pelayanan publik

5. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau lembaga pemerintahan
lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan perorangan

6. Membangun jaringan kerja

5 Fungsi dan Tugas KPK, Siswa Sudah Tahu Belum?

7. Melakukan upaya pencegahan maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik

8. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh undang-undang

Anda mungkin juga menyukai