Anda di halaman 1dari 8

1.

Hak Asasi Manusia, yang dimaksud dengan hak asasi manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh Negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.

2. UPAYA PEMERINTAH DALAM PENEGAKAN ham ADALAH


1. Pembentukan Komisi HAM ( 7 juni 1993)
2. Pembentukan instrument HAM
3. Pembentukan pengadilan HAM

3. Pokok pikiran pembukaan UUD 1945


a. . Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasar atas persatuan

b. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


·
c. Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan
·d. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar
kemanusiaan yang adil, dan beradab

4. System pemerintahan suatu Negara


Ada beberapa macam sistem pemerintahan yang ada di dunia, diantaranya:
1. Sistem Pemerintahan Presidensial
Berasal dari kata presiden, sehingga sistem pemerintahan presidensial meletakkan
hubungan fungsional antar lembaga dan pelaksanannya, dipimpin oleh presiden. Sejak
amandemen UUD 1945 yang ketiga dan keempat, pemerintah negara Indonesia
menjalankan sistem pemerintahan presidensial secara nyata. Sebelumnya Indonesia
sempat menjalankan sistem pemerintahan demokrasi, yang seiring berjalannya waktu
mengalami perubahan.
a. Trias Politica dalam Presidensial

Pembagian tugas yang dijalankan lembaga negara dengan sistem pemerintahan


presidensial, secara murni menggunakan doktrin Trias Politica, yakni:

1) Legislatif yang berkuasa membuat Undang-Undang.

2) Eksekutif yang berperan menjalankan Undang-Undang.

3) Yudikatif yang memiliki hak mengadili pelanggaran Undang-Undang.

b. Karakteristik Sistem Pemerintahan Presidensial

1) Presiden yang dipilih rakyat melalui pemilu.

2) Masa jabatan presiden dengan jangka waktu tertentu.


3) Presiden secara bersamaan menjabat sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Melalui jabatan tersebut presiden mengangkat pejabat pemerintahan lain yang terkait,
seperti menteri.

4) Presiden memiliki kewenangan legislatif oleh UUD atau konstitusi.

5) Presiden memiliki hak prerogratif untuk eksekutif. Hak prerogatif ialah hak istimewa
untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen
dan non-departemen.

6) Presiden memiliki hak berpendapat menurut UUD/UU/peraturan akan diberlakukan


atau dicabut.

7) Keputusan kepala negara tidak bisa diganggu gugat.

2. Sistem Pemerintahan Parlementer

Macam sistem pemerintahan selanjutnya parlementer, di mana ada presiden dan perdana
menteri yang berkuasa. Parlemen memiliki peran sangat besar dalam pemerintahan.
Beberapa negara yang melaksanakan sistem pemerintahan ini, seperti Malaysia, Jepang,
Inggris, Belanda, Singapura dan sebagainya. Parlemen memiliki wewenang dalam
mengangkat perdana menteri dan bisa menjatuhkan pemerintahan, yakni dengan
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Posisi presiden sebagai kepala negara,
sedangkan perdana menteri menjadi kepala pemerintahan. Berikut karakteristik sistem
pemerintahan parlementer, yaitu :

a. Parlemen menjadi pemegang kekuasaan.

b. Negara dipimpin oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahan dan
kepala negara dipegang oleh presiden atau raja.

c. Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif, sedangkan raja diseleksi


berdasarkan undang-undang.

d. Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa).

e. Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab pada kekuasaan legislatif.

f. Menteri-menteri bertanggung jawab pada kekuasaan legislatif.

g. Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.

h. Pemilihan kepala pemerintahan melalui dipilih rakyat (langsung) atau parlemen (tidak
langsung).

i. Pemilihan parlemen, dapat berubah-ubah sesuai dengan keputusan Perdana Menteri.

3. Sistem Pemerintahan Semipresidensial


Macam sistem pemerintahan semipresidensial merupakan gabungan dari Presidensial dan
Parlementer hingga disebut sebagai Dual Eksekutif atau Eksekutif Ganda. Terlihat kuat,
sebab posisi perdana menteri dan presiden menjalankan kekuasaan bersama. Di lain sisi,
terdapat parlemen atau wakil rakyat yang memiliki hak kuat dalam pemerintahan. Berikut
ini karakteristik sistem pemerintahan semipresidensial, yaitu:

a. Presiden memiliki hak prerogratif atau hak istimewa, dalam mengangkat atau
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.

b. Negara dipimpin oleh perdana menteri sebagai kepala pemerintahan dan presiden
menjadi kepala negara.

c. Masa jabatan kepala pemerintahan tidak ditentukan jangka waktu.

d. Masa pemilihan umum ditentukan jangka waktu (4-6 tahun).

e. Eksekutif tanggungjawab kepada legislatif.

f. Eksekutif tidak dijatuhkan legislatif.

g. Kedudukan legislatif lebih tinggi dibandingkan eksekutif.

h. Pemilihan kepala negara dipilih rakyat (langsung) atau parlemen (tidak langsung).

i. Pemilihan kepala pemerintahan dengan ditunjuk Presiden.

Sistem Pemerintahan Komunis

Sistem pemerintahan dikendalikan penuh oleh partai komunis. Macam sistem pemerintahan
yang masih hingga saat ini, yakni Korea Utara, Vietnam, Laos, Republik Rakyat Tiongkok,
Transnistia, dan Kuba. Komunisme atau Marxisme merupakan ideologi dasar yang umumnya
digunakan oleh partai komunis.

Berkenaan dengan filosofi, politik, sosial, dan ekonomi. Tujuan utamanya untuk menciptakan
masyarakat komunis dengan aturan sosial dan ekonomi berdasar kepemilikan bersama alat
produksi, serta tidak adanya kelas sosial, uang, dan negara. Berikut ini karakteristik sistem
pemerintahan komunis, yaitu:

a. Sistem pemerintahan didominasi oleh satu partai, yakni Partai Komunis.

b. Paham komunisme atau Marxisme-Leninisme (berasal dari pemikiran Lenin) dianggap


sebagai paham negara.

c. Sistem ekonomi menggunakan sistem komunisme dengan perencanaan terpusat.

d. Sifatnya otoriter dan tidak memiliki kebebasan berpendapat.

e. Seluruh alat produksi dikuasai oleh negara, swasta tidak memiliki peran.

5. Sistem Pemerintahan Demokrasi Liberal


Macam sistem pemerintahan berikutnya ialah demikrasi liberal atau demokrasi
konstitusional. Politiknya menganut pada kebebasan individu. Berusaha supaya keputusan
pemerintah tidak melanggar kemerdekaan, serta hak-hak individu seperti tercantum dalam
konstitusi.

Sistem yang diterapkan oleh Amerika Serikat, Kanada dan Britania Raya. Tetap melalui
konstitusi yang digunakan berupa sistem presidensial, republik, dan monarki konstitusional.
Berikut ini karakteristik sistem pemerintahan demokrasi liberal, yaitu:

a. Mengutamakan kepentingan individu, terutama di lingkungan masyarakat.

b. Agama menjadi urusan masing-masing, sebab keyakinan beragama merupakan hak asasi
manusia yang sifatnya sangat pribadi. Baik mempercayai adanya Tuhan maupun tidak
(Atheis).

c. Mengutamakan hak asasi manusia yang berkaitan dengan kebebasan individu.

6. Sistem Pemerintahan Liberal

Macam sistem pemerintahan Liberal menganut pada asas kebebasan sebagai landasan
penetapan kebijakan. Pemerintah tak begitu banyak menetapkan kebijakan. Mayoritas
aktivitas pemerintahan negara dijalankan oleh pihak swasta.

Liberal atau liberalisme merupakan sebuah ideologi, pandangan filsafat, serta tradisi politik
yang didasarkan pada pemahaman, bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik
yang utama. Berikut ini karakteristik sistem pemerintahan liberal, yaitu:

a. Negara menganut asas demokrasi.

b. Wakil rakyat di pemerintahan negara dipilih oleh rakyat.

c. Parlemen memiliki tanggung jawab besar terhadap warga negara.

d. Memiliki lembaga dalam pemerintahan yang berfungsi dalam mengawasi lembaga


legislatif.

e. Membuat perangkat regulasi berdasar pengalaman individu.

f. Konstitusi membatasi kekuasaan eksekutif.

g. Setiap individu mempunyai kesempatan sama dalam segala bidang kehidupan, baik politik,
sosial, ekonomi dan kebudayaan.

h. Semua orang punya hak yang sama dalam mengemukakan pendapat.

i. Pemerintah harus bertindak menurut kehendak rakyat.


6. DASAR HUKUM HAM :

Setidaknya terdapat dua undang-undang yang menjadi landasan perlindungan dan


penegakan HAM di Indonesia, yaitu UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia dan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

5. TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH DAERAH (Undang-Undang Nomor


32 Tahun 2004 Pasal 14 Ayat 1
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan
2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang
3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
4. Penyediaan sarana dan prasarana umum
5. Penanganan bidang kesehatan
6. Penyelenggaraan pendidikan
Penanggulangan masalah sosial
Pelayanan bidang ketenagakerjaan
Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah
Pengendalian lingkungan hidup
Pelayanan pertanahan
Pelayanan kependudukan dan catatan sipil
Pelayanan administrasi umum pemerintahan
Pelayanan administrasi penanaman modal
Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya
Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

7. Selain semboyan Bhinnneka Tunggal Ika, menurut Tim Kemdikbud (2017,


hlm. 146) Negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa sebagai
berikut.

1. Dasar Negara Pancasila.


2. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan.
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan.
4. Lambang Negara Burung Garuda.
5. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
6. Bermacam lagu-lagu perjuangan lainnya.

7. PENGERTIAN BELA NEGARA ADALAH Bela Negara adalah kesadaran dan


tindakan warga negara yang diterapkan karena cinta mereka terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 untuk memastikan kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Contoh Sikap Bela Negara


1. Mengikuti upacara bendera dengan khidmat. Mengikuti upacara bendera dengan khidmat
adalah wujud kesadaran berbangsa dan bernegara. ...
2. Membayar pajak tepat waktu. Satu di antara wujud kesadaran berbangsa adalah membayar
pajak tepat waktu. ...
3. Menghindari golput ketika pemilu. ...
4. Menghindari konflik.

Contoh ancaman militer yang terjadi di beberapa negara, yakni sabotase, perang
saudara, hingga agresi militer. Sementara itu, contoh ancaman non militer bisa dilihat
dari perubahan ideologi, politik, hingga ekonomi di lingkungan masyarakat itu
sendiri.
Contoh ancaman militer yang di hadapi Indonesia adalah:
1. Pemberontakan bersenjata
2. Agresi militer oleh negara lain
3. Perang saudara
4. Spionase
5. Aksi teror yang menggunakan senjata berbahaya
6. Sabotase
7. Gerakan separatis
8. Gerakan makar
9. Konflik horizontal
10. Pelanggaran Wilayah

ASAS WARGA NEGARA ADA 4 :

Penjelasan tentang 4 macam asas tersebut diantaranya sebagai berikut:

1. Asas ius sanguninis (law of the blood): Asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan dan bukan atas negara tempat lahirnya.

2. Asasa ius soli (law of the soil) secara terbatas: Asas untuk menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang berpaku terbatas untuk anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur undang-undang.

3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas menentukan suatu kewarganegaraan bagi setiap
orang.

4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan


ganda untuk anak-anak sesuai ketentuan yang tercantum dalam undang-undang.

SISTEM PERADILAN DI INDONESIA


Sistem peradilan hukum di Indonesia dibedakan menjadi empat lingkungan peradilan,
yaitu
1. peradilan Umum (Sipil) dan
2. Peradilan tata usaha negara,
3. peradilan agama dan
4. peradilan militer (Khusus).

Pengadilan Umum atau Pengadilan sipil adalah pengadilan yang menyelesaikan


perkara warga sipil.
Jenis Peradilan di Indonesia
1. Peradilan Umum
Peradilan umum merupakan salah satu pelaku kekuasaan kehakiman yang
dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.

Peradilan umum dilaksanakan pada tingkat pertama oleh Pengadilan Negeri.


Perbedaan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi terdapat pada kedudukannya.

Kedudukan Pengadilan Negeri terdapat di ibukota Kabupaten/Kota sedangkan


Pengadilan Tinggi kedudukannya terdapat di ibukota Provinsi.

Dalam lingkungan peradilan umum, bisa dibentuk sebuah pengadilan khusus sesuai
dengan undang-undang. Dalam pengadilan khusus tersebut, bisa diangkat hakim ad
hoc. Fungsinya adalah untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara.

Susunan tim dalam Pengadilan Negeri ini terdiri dari Pimpinan Hakim Anggota,
Panitera, Sekretaris, dan Jurusita. Sedangkan dalam Pengadilan Tinggi terdiri dari
Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris.

Peradilan umum berlaku bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya mengenai
perkara perdata dan pidana.

2. Peradilan Agama
Dalam UU Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, disebutkan Peradilan
Agama adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman untuk masyarakat yang
mencari keadilan dalam beragama Islam yang sesuai dengan apa yang diatur dalam
undang-undang.

Peradilan agama memiliki tugas dan kewenangan memeriksa, memutus, dan


menyelesaikan perkara di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat,
infak, shadaqah, dan ekonomi syariah.

Kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Agama dilaksanakan oleh Pengadilan


Agama dan Pengadilan Tinggi Agama. Kedudukan Peradilan Agama berpuncak di
Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi.

3. Peradilan Tata Usaha Negara


Peradilan Tata Usaha Negara (TUN) adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman
bagi sengketa TUN akibat dikeluarkannya keputusan TUN, termasuk sengketa
kepegawaian.

Peradilan Tata Usaha Negara mengurus perkara menyangkut sengketa Tata Usaha
Negara. Kedudukan dari Peradilan Tata Usaha Negara terdapat di ibukota
Kabupaten/Kota.

Peradilan ini terbagi menjadi dua yakni Peradilan Tata Usaha Negara di peradilan
tingkat pertama dan Peradilan Tinggi Tata Usaha di tingkat banding. Peradilan Tata
Usaha Negara ini dibentuk lewat keputusan presiden.

Susunan tim dalam peradilan Tata Usaha Negara ini terdiri atas Pimpinan, Hakim
Anggota, Panitera, dan Sekretaris. Adapun tugas dari Peradilan Tata Usaha Negara ini
berwenang untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha
Negara.

4. Peradilan Militer
Peradilan militer merupakan peradilan yang mengurus peradilan di lingkungan
militer. Peradilan Militer ini mengurus perkara yang bersangkutan dengan prajurit.

Dalam Peradilan Militer ini terdiri atas peradilan militer, peradilan militer tinggi,
peradilan militer utama dan peradilan militer pertempuran.

PEMBAGIAN KEKUASAAN DI INDONESIA


Jelaskan pembagian kekuasaan dalam pemerintahan di Indonesia
Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-
lembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan yudikatif), sedangkan pembagian kekuasaan secara
vertikal merupakan pembagian kekuasaan menurut tingkatnya, yaitu pembagian
kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan.

Tiga jenis kekuasaan yang dimaksud adalah legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Sementara itu, enam jenis kekuasaan negara saat ini adalah:

1. Kekuasaan Konstitutif
Kekuasaan konstitutif merupakan kekuasaan yang bertugas menetapkan dan
mengubah Undang-Undang Dasar. Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), seperti terdapat pada UUD 1945 pasal 3 ayat 1,
yakni Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan
Undang- Undang Dasar.

2. Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan yang menjalankan undang-undang dan praktik
pemerintahan negara. Kekuasaan ini diselenggarakan oleh pemimpin negara, yaitu
presiden. Hal ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 4 ayat 1, yaitu Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.

3. Kekuasaan Legislatif
Kekuasaan legislatif merupakan kekuasaan untuk membentuk undang-undang.
Kekuasaan ini dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sesuai dengan UUD
1945 Pasal 20 ayat 1 dan pasal 20A ayat 1, yakni Dewan Perwakilan Rakyat
memegang kekuasaan membentuk undang-undang dan Dewan Perwakilan Rakyat
memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.

4. Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan yudikatif disebut juga dengan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan
yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan.
Kekuasaan kehakiman diselenggarakan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi, seperti dijelaskan dalam UUD 1945 Pasal 24 ayat 2:

Anda mungkin juga menyukai