Pada umumnya pendekatan masalah yang digunakan dalam penulisan Penelitian hukum
normatif adalah terdiri dari 5 (lima) pendekatan yakni pendekatan perundang- undangan (statute
approach), pendekatan konseptual (conceptual approach), pendekatan historis (historical
approach), pendekatan Kasus (case approach) dan pendekatan perbandingan (comparative
approach)
Setiap negara yang dibentuk, selalu memiliki tujuan. Indonesia salah satunya, dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945, menjelaskan tujuan negara Indonesia, yaitu:
Dari keempat tujuan negara Indonesia, upaya memajukan kesejahteraan umum, merupakan ide
Welfare State (negara kesejahteraan). Dengan begitu, negara mewujudkan kesejahteraan
masyarakat, melalui pemenuhan kebutuhan hidup sandang, pangan dan papan. Tentunya upaya ini
dilakukan dengan meningkatkan pembangunan ekonomi di segala bidang, dengan mengupayakan
peningkatan pendapatan negara.
pendekatan penelitian yang paling tepat adalah Pendekatan historis (historical approach).
Pendekatan ini dilakukan dalam kerangka untuk memahami filosofi aturan hukum dari waktu ke
waktu, serta memahami perubahan dan perkembangan filosofi yang melandasi aturan hukum
tersebut. pendekatan ini menurut saya cocok untuk mengkaji hal hal yang berbau kebudayaan
adat seperti salah satunya masyarakat hukum adat, pendekatan ini akan menieliti mendalam
tentang hukum yang berlaku pada saat awal masyarakat hukum adat sampai saat ini, dan
menyimpulkan apakah seiring berkembangnya waktu kebudayaan adat tetap dipertahankan dan
dilindungi atau semakin memudat dalam segi hukumnya. dalam pendekatan ini nilai nilai
sejarah sangat berpengaruh.
3. Jelaskan menurut saudara, berdasarkan Jurnal diatas pendekatan penelitian apa yang
paling cocok dalam melakukan penelitian tersebut! wacana ketiga
Dimulai dari inisiatif Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), dkk.,
dilakukanlah pengujian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
terhadap UUD 1945. Hasilnya, Mahkamah Konstitusi mengabulkan permohonan para Pemohon
untuk sebagian, khususnya terkait norma pengujian atau pembatalan Perda kabupaten/kota.
Mahkamah Konstitusi dalam Putusan 137/PUU-XIII/2015, bertanggal 5 April 2017 tegas
menyatakan pengujian atau pembatalan peraturan daerah (Perda) kabupaten/kota menjadi ranah
kewenangan konstitusional Mahkamah Agung.
Inisiatif tersebut dilanjutkan oleh Abda Khair Mufti, dkk yang menguji norma pengujian atau
pembatalan Perda provinsi pada undang-undang yang sama. Dengan mendasarkan pada
pertimbangan hukum Putusan Nomor 137/PUU-XIII/2015, pembatalan Perda provinsi melalui
mekanisme executive review juga dinyatakan Mahkamah Konstitusi bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Hal demikian
tertuang dalam Putusan Nomor 56/PUU-XIV/2016, bertanggal 14 Juni 2017
untuk kasus ini pendekatan yang tepat menurut saya adalah Pendekatan perundang-undangan
(statute approach), pendekatan ini mengutamakan bahan hukum yang berupa peraturan
perundang-undangan sebagai bahan acuan dasar dalam melakukan penelitian. hal ini tepat untuk
mengkaji kasus diatas, dimana sejalan dengan wacana diatas untuk membentuk undang undang
harus taat dengan berbagai aspeknya da salah satu aspek terpeting adalah undang undang lainya
dan undang undang yang beradai diatasnya yang dapat dilihat di hierarki peraturan perundangan
di indonesia.
sumber referensi :
• BMP metode penelitian hukum
• materi inisiasi
• https://www.saplaw.top/pendekatan-perundang-undangan-statute-approach- dalam-
penelitian-hukum/