No. Soal
1. KONSEP PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
Pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan syarat dalam rangka pembangunan hukum nasional yang
hanya dapat terwujud apabila didukung oleh metode yang baik, yang mengikat semua lembaga yang berwenang
membuat peraturan perundang-undangan. Indonesia merupakan negara hukum yang mempunyai kewajiban
melaksanakan pembangunan hukum nasional yang baik, yang dilakukan secara terencana, terpadu dan
berkelanjutan dalam sistem hukum nasional. Konsep pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia
meliputi beberapa konsep yaitu konsep pembentukan peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan konsep
negara hukum Pancasila. Selain itu, konsep pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik harus
mengedepankan perlindungan Hak Asasi Manusia. Konsep pembentukan peraturan perundang-undangan yang
baik harus mengedepankan asas equality before the law. Konsep pembentukan peraturan perundang- undangan
yang baik harus sesuai dengan asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh undang- undang. Untuk selanjutnya, konsep pembentukan perundang-undangan dibentuk oleh
pemegang kekuasaan yang sah, yang dipilih oleh rakyat secara demokrasi.
Sumber : Jurnal Hukum Perspektif “KONSEP PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN DI INDONESIA”
Jelaskan ragam metode pendekatan penelitian dan tentukan pendekatan penelitian yang paling
relevan digunakan pada wacana diatas?
Jawab:
Memecahkan suatu isu hukum melalui penelitian hukum memerlukan pendekatan-pendekatan
tertentu sebagai dasar pijakan untuk menyusun argumen yang tepat. Adapun macam – macam
approach).
Metode pendekatan penelitian yang digunakan pada wacana diatas yaitu Pendekatan
1 dari 2
HKUM4306-3
Undang, atau antara Undang-Undang yang satu dengan Undang-Undang yang lain, dst.
2. PENGADOPSIAN MEKANISME FAST-TRACK LEGISLATION DALAM PENGUSULAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG OLEH PRESIDEN
Pembentukan undang-undang pada medio 2019-2020 kerap dianggap tidak berkualitas yang disebabkan
pembahasan yang sembunyi-sembunyi, tidak transparan, dan terkesan terburu-buru. Kondisi ini memperburuk
proses legislasi di Indonesia. Mekanisme fast-track legislation yang tidak dimiliki di Indonesia namun seolah-olah
telah dipraktikkan, mengakibatkan adanya asumsi tirani legislasi dalam proses pembentukan undang-undang di
Indonesia. Oleh karena itu fast-track legislation menjadi alternatif gagasan untuk membatasi kekuasaan praktik
pembentukan undang- undang yang buruk tidak terulang kembali.
2 dari 2
HKUM4306
Artikel ini dimaksudkan untuk meninjau bagaimana pengaturan dan praktik fast-track legislation di berbagai
negara serta menganalisis proyeksi pengadopsian fast-track legislation ke dalam sistem pembentukan undang-
undang di Indonesia dengan cara menelaah secara konseptual tentang pembatasan kekuasaan presiden di bidang
legislasi. Penelitian dilakukan dengan meneliti materi pengaturan dan praktik pelaksanaan fast-track legislation di
beberapa negara yang memilikinya seperti Inggris, Amerika Serikat, Selandia Baru, Perancis, Kolombia, dan
Ekuador untuk ditemukan hal yang dapat diadopsi dan hal yang perlu dihindari apabila kemudian diadopsi ke
dalam pembentukan undang- undang di Indonesia.
Sumber : Jurnal Penelitian Hukum De Jure, Volume 21 Nomor 1, Maret 2021, “PENGADOPSIAN
MEKANISME FAST-TRACK LEGISLATION DALAM PENGUSULAN RANCANGAN UNDANG-
UNDANG OLEH PRESIDEN”
Jelaskan menurut saudara, berdasarkan Jurnal diatas pendekatan penelitian apa yang paling
cocok dalam melakukan penelitian tersebut!
Jawab :
Pedekatan penelitian yang paling cocok dalam penelitian diatas adala Pendekatan Komparatif
hukum ataupun putusan pengadilan di suatu negara dengan peraturan hukum di negara lain
(dapat 1 negara atau lebih), namun haruslah mengenai hal yang sama. Perbandingan dilakukan
tersebut.
3. MENATA PRAKTIK PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DI ERA OTONOMI DAERAH DALAM
RANGKA PENGUATAN REGULASI PUSAT DAN DAERAH
Keberadaan Perda menjadi sesuatu yang mutlak bagi pemerintah daerah di era otonomi daerah. Perda menjadi
instrumen strategis bagi pemerintah daerah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Meskipun demikian, sejak
otonomi daerah yang luas diimplementasikan, eksistensi Perda masih menimbulkan masalah terkait banyaknya
“Perda bermasalah”. Fenomena tersebut diakibatkan adanya praktik pembentukan Perda yang hanya didasarkan
pada pemenuhan aspek teknis prosedural belaka dan cenderung mengabaikan penguatan pada aspek substansi, serta
tidak sebangun dengan semangat penguatan regulasi antara pusat dan daerah. Substansi otonomi daerah pada
hakikatnya menghendaki Perda yang partisipatif dan berkeadilan, serta tidak keluar dari semangat negara kesatuan
yang berlandasarkan pada Pancasila. Perda yang berwatak demikian hanya dapat terwujud jika didukung oleh
suatu praktik pembentukan Perda yang taat asas, sesuai prosedur namun tidak menghilangkan esensi kebutuhan
rakyat, dan mengedepankan adanya mekanisme sinkronisasi dan harmonisasi yang dijalankan secara konsisten dan
bertanggung jawab. Perda yang berwatak demikian merupakan Perda yang berkualitas,yang pada akhirnya dapat
menciptakan multiplier effect bagi perubahan-perubahan mendasar di berbagai bidang kehidupan masyarakat dan
pemerintahan yang diperlukan oleh daerah, menuju Indonesia yang sejahtera.
3 dari 2
HKUM4306
Jelaskan menurut saudara, berdasarkan Jurnal diatas pendekatan penelitian apa yang paling
cocok dalam melakukan penelitian tersebut!
Jawab:
Pendekatan yang cocok digunakan adalah Pendekatan Perundang-Undangan (Statute
yang bersangkut paut dengan permasalahan (isu hukum) yang sedang dihadapi. Pendekatan
antara Undang-Undang Dasar dengan Undang-Undang, atau antara Undang-Undang yang satu
4 dari 2