No. Soal
1. KONSEP PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
Jelaskan ragam metode pendekatan penelitian dan tentukan pendekatan penelitian yang paling
relevan digunakan pada wacana diatas?
Pembentukan undang-undang pada medio 2019-2020 kerap dianggap tidak berkualitas yang
disebabkan pembahasan yang sembunyi-sembunyi, tidak transparan, dan terkesan terburu-buru.
Kondisi ini memperburuk proses legislasi di Indonesia. Mekanisme fast-track legislation yang tidak
dimiliki di Indonesia namun seolah-olah telah dipraktikkan, mengakibatkan adanya asumsi tirani legislasi
dalam proses pembentukan undang-undang di Indonesia. Oleh karena itu fast-track legislation menjadi
alternatif gagasan untuk membatasi kekuasaan praktik pembentukan undang- undang yang buruk tidak
terulang kembali.
1 dari 2
HKUM430
6
Artikel ini dimaksudkan untuk meninjau bagaimana pengaturan dan praktik fast-track legislation di
berbagai negara serta menganalisis proyeksi pengadopsian fast-track legislation ke dalam sistem
pembentukan undang-undang di Indonesia dengan cara menelaah secara konseptual tentang
pembatasan kekuasaan presiden di bidang legislasi. Penelitian dilakukan dengan meneliti materi
pengaturan dan praktik pelaksanaan fast-track legislation di beberapa negara yang memilikinya seperti
Inggris, Amerika Serikat, Selandia Baru, Perancis, Kolombia, dan Ekuador untuk ditemukan hal yang
dapat diadopsi dan hal yang perlu dihindari apabila kemudian diadopsi ke dalam pembentukan undang-
undang di Indonesia.
Sumber : Jurnal Penelitian Hukum De Jure, Volume 21 Nomor 1, Maret 2021, “PENGADOPSIAN
MEKANISME FAST-TRACK LEGISLATION DALAM PENGUSULAN RANCANGAN UNDANG-
UNDANG OLEH PRESIDEN”
Jelaskan menurut saudara, berdasarkan Jurnal diatas pendekatan penelitian apa yang paling
cocok dalam melakukan penelitian tersebut!
Keberadaan Perda menjadi sesuatu yang mutlak bagi pemerintah daerah di era otonomi daerah. Perda
menjadi instrumen strategis bagi pemerintah daerah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Meskipun demikian, sejak otonomi daerah yang luas diimplementasikan, eksistensi Perda masih
menimbulkan masalah terkait banyaknya “Perda bermasalah”. Fenomena tersebut diakibatkan adanya
praktik pembentukan Perda yang hanya didasarkan pada pemenuhan aspek teknis prosedural belaka
dan cenderung mengabaikan penguatan pada aspek substansi, serta tidak sebangun dengan semangat
penguatan regulasi antara pusat dan daerah. Substansi otonomi daerah pada hakikatnya menghendaki
Perda yang partisipatif dan berkeadilan, serta tidak keluar dari semangat negara kesatuan yang
berlandasarkan pada Pancasila. Perda yang berwatak demikian hanya dapat terwujud jika didukung
oleh suatu praktik pembentukan Perda yang taat asas, sesuai prosedur namun tidak menghilangkan
esensi kebutuhan rakyat, dan mengedepankan adanya mekanisme sinkronisasi dan harmonisasi yang
dijalankan secara konsisten dan bertanggung jawab. Perda yang berwatak demikian merupakan Perda
yang berkualitas,yang pada akhirnya dapat menciptakan multiplier effect bagi perubahan-perubahan
mendasar di berbagai bidang kehidupan masyarakat dan pemerintahan yang diperlukan oleh daerah,
menuju Indonesia yang sejahtera.
Jelaskan menurut saudara, berdasarkan Jurnal diatas pendekatan penelitian apa yang paling
cocok dalam melakukan penelitian tersebut!
2 dari 2