Anda di halaman 1dari 15

HUKUM

Hukum adalah semua peraturan undang-undang yang ada dan berlaku yang mengatur
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Macam macam hukum :
1. Hukum Publik adalah hukum yang mengatur kepentingan umum.
Bersifat mengikat semua warga negara dan penduduk.
Contoh : a. Hukum Tata Negara
b. Hukum Pajak
c. Hukum Pidana
2. Hukum Privat adalah hukum yang mengatur kepentigan pribadi atau perorangan.
Bersifat heterogen ( boleh memilih)
Contoh : a. Hukum Perdata
b. Hukum Dagang
c. Hukum adat yaitu hukum yang terletak dalam peraturan-peraturan
kebiasaan.

Bentuk hubungan hukum :


1. Hubungan bias seperti dasarnya kekeluargaan
2. Hubungan hukum seperti hubungan yang dasarnya diatur oleh hukum maka
berakibat hukum.

BISNIS
Bisnis berasal dari bahasa inggris yaitu business. Secara luas arti kata bisnis
sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijadikan oleh orang atau badan secara teratur

dan terus menerus, yaitu berupah kegiatan mengadakan barang barang atau jasa jasa
maupun fasilitas fasilitas untuk di perjualbelikan, dipertukarkan, atau disewagunakan
dengan tujuan mendapatkan keuntungan.

5 kelompok kegiatan bisnis :


1. Bidang industri misalnya pabrik radio, tv, mobil, motor,teksti.
2. Bidang perdagangan misalnya agen, makelar, toko besar, toko kecil.
3. Bidang jasa misalnya konsultan, penilai, akuntan, biro perjalanan,perhotelan.
4. Bidang agraris misanya pertanian, perterankan, perkebunan.
5. Bidang ekstraktif misalnya pertambangan, penggaian.

Tujuan hubungan bisnis


1. Karena ada kepentingan yaitu : mencari keuntungan bersama.
2. Untuk mempercepat proses pemasaran produk kepada masyarakat.
3. Membantu pihak lain karena tidak diijinkan memasarkan produknya secara
langsung disuatu negara.
4. Karena tidak mempunyai kemampuan bisnis.
5. Karena permasalahan permodalan.

Fungsi hukum bisnis


Adalah memberikan jawaban atas persoalan hubungan antara hukum dengan bisnis
melaui pengamatan atas pendayagunaan ketentuan hukum oleh pemerintah dalam
kegiatan perekonomian.

Asas hukum bisnis :


1. Aspek perjanjian adalah dimana masing masing pihak terikat untuk tunduk
kepada perjanjian atau kontrak yang telah disepakati.
2. Aspek kebebasan adalah dimana para pihak bebas untuk membuat dan
menentukan isi dan kontrak yan mereka sepakati.
Berkontrak pasal 1338 B.W :
1. suatu perjanjian berlaku sebagai UU bagi neraca yang membuatnya,
2. suatu perjanjian tidak dapat di tarik kembali selain kesempatan dari kedua
belah pihak atau karena alasan alasan yang oleh UU dinyatakan cukup untuk
itu,
3. suatu perjanji harus di lakuakan dengan itikat baik.

SISTEMATIKA B.W / KUH Perdata

Buku I personanrecht (orang dalam hukum)


Adalah seseorang sebagai pembawa (mempunyai) hak mulai lahir dan berakhir saat
meninggal dunia. Tetapi melaksanakan hak dibatasi karena tidak semua orang dapat
melaksanan haknya.
Hubungan Pasal 1330 B.W dengan Pasal 330 B.W
Orang yang belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap 21
tahun dan tidak lebih dahulu telah kawin.
Apabila perkawinan itu dibubarkan sebelum umur mereka genap 21 tahun, maka
merekatidak kembali lagi dalam kedudukan belum kawin.
Mereka yang belum dewasa dan tidak berada di bawah kekuasaan orang tua,
berada dibawah perkawinan.

Buku II zakenrecht (benda dalam hukum)


Terdapa dua pengertian benda secara,
luas yaitu segalah sesuatu yang dapat di miliki oleh seseorang.
Sempit yaitu barang yang dapat dilihat atau berwujud.
Obyek hukum bisnis
Adalah segalah sesuatu yang bisa berguna bagi subjek hukum dan dapat menjadi
pokok suatu hubugan hukum yang dilakukan oleh subjek hukum biasanya
dinamakan benda atau hak yang dapat dimiliki dan dikuasai oleh subjek.
Menurut pasal 503 KUHPd benda dibedakan menjadi dua:
1. Benda berwujud adalah segalah sesuatu yang dapat dilihat dan diraba dengan
indra manusia. Misalnya tanah, rumah, mobi, dll.
2. Benda yang tidak berwujud adalah semua hak. Misalnya Hak Paten,
Hak Cipta, Hak Merek.
Hak hak yang berkaitan dengan kebendaan, yaitu :
1. Hak kebendaan adalah hak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu
kekuasaan tersebut dapat dipertahankan terhadap setiap orang.
2. Hak milik adalah hak yang paling sempurna atas suatu benda.

3. Hak menguasai adalah suatu keadaan lahirian seorang menguasai suatu benda
atas benda tersebut.
Menurut pasal 504 KUHPd benda dibedakan menjadi dua:
1. Benda bergerak.
2. Benda tidak bergerak atau benda tetap.

Dalam pasal 1997 ayat 1 B.W menentukan sebagai berikut :


Terhadap benda bergerak yang tidak berupa bunga atau piutang yang tidak harus
dibayar kepada si pembawa maka barang siapa yang menguasainya dianggap
sebagai pemilik. Contoh :
Seorang penjual sepeda ontel di jalan yang ternyata barang jualan tersebut bukan
milik melaikan hasil curian dan ketika terjual si pembeli tidak mengetahu hal
tersebut serta tidak tanya tentang hak menguasai atau hak milik sepeda. Ketika
pemilik yang sebenarnya mengambil sepedanya, selama tidak lebih dari 3 tahun
diperbolehkan dan tidak berhak memberikan ganti rugi. Namun ketika lebih dari 3
tahu maka harus memberikan ganti rugi.
Tujuan Pasal 1977 B.W
1. Untuk melindungi pihak ke 3 (tiga) yang beritikat bai.
2. Hanya berlaku dalam dunia perdagangan.

UP
ne
dr
a
i
n
k
g
a
t
ua
nn
d
a
n
g

Buku III verbintenisrecht (hukum perikatan)

Menurut Pasal 1313 B.W


Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan nama satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap satu orang atau yang lain.
Empat syarat syahnya suatu perjanjian menurut 1320 B.W pada ayat :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri
Sepakat tidak didasarkan oleh paksaan, harus bebas dengan kehilafan.
Sepakat yang tidak didasarkan pada penipuan
2. Cakap untuk membuat suatu perjanjian
Menurut pasal 1330
3. Suatu hal tertentu
artinya merupakan isi perjanjian harus dapat ditentukan.
(Contoh : surat perjanjian anuh. termasuk tidak boleh karena harus menunjukan
kejelasan, jadi kata anuh harus diganti dengan kata seperti surat perjanjian jual
beli atau yang lainnya sesuwai perjanjian)
Tidak boleh bertentangan dengan UU kesusilaan dan ketertipan umum.
(contoh UU kesusilaan adalah pesta selesai UNAS anak sma di jakarta).
4. Suatu sebab yang halal atau causa yang diperbolehkan.
Pasal 1338 B.W tentang akibat suatu perjanjian :
1. Semuah persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai UU bagi mereka
yang membuatnya.
2. Suatu pejanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah
pihak, atau karena alasan alasan yang oleh UU dinyatakan cukup itu.
3. Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.

Menurut Pasal 1234 B.W


WAN PRESTASI adalah orang yang seharusnya melakukan sesuatu, tetapi tidak
berbuat atau tidak melakukan sesuatu.
dianggap wan prestasi bilamana seseorang :
1. Tidak melakukan apa yang seharusnya di janjikan atau dilakukan.
Contoh : beras harusnya Rojo Lele tetapi diserahkan beras bulok.
2. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan
Contoh : seharusnya tanggal 10 diserahkan, tetapi sampai tanggal 15 belum
juga diserahkan.
3. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat.

Contoh : seharusnya tanggal 10 dikirim beras Rojo Lele, tetapi tanggal 15 baru
sampai.
4. Melakukan sesuatu menurut kontrak tidak boleh dilakukan.
Contoh : beras tadi seharusnya dibungkus 10 kiloan, tetapi dibungkus
karungan.
PERJANJIAN BAKU
Adalah konsep perjanjian tertulis yang disusun tampa membicarakan isi dan lazimnya
dituangkan kedalam sejumlah perjanjian tida terbatas yang sifatnya tertentu. Tidak ada
kesepakatan antara kedua belah pihak, isi perjanjian dikehendaki satu pihak dalam
bentuk formulir.
Contoh : saat menyepakati menjadi mahasiswa baru dan ketika membayar DP-2 antar
mahasiswa berbeda tergantung pada pendaftaran gelombang masuk. Lalu diberi
sebauh formulir dan mahasiswa setujuh maka tanda tanggan. Jika tida dipatuhi
atau disetujuhi maka mendapatkan sanksi tidak dapat bisa mengikuti ujian.
Jenis jenis perjanjian baku :
1. Perjanjian baku sepihak perjanjian yang isinya ditentukan oleh pihak yang kuat
kedudukannya dalam perjanjian.
2. Perjanjian baku yang ditetapkan pemerintah perjanjian baku yang mempunyai
obyek obyek hak- hak atas tanah.
3. Perjanjian baku yang ditentuankan dilingkungan notarisi atau advokad terhadap
perjanjian yang konsepnya sudah disediakan untuk memenuhi permintaan
masyarakat.
Ciri ciri perjanjian baku :
1. Isinya ditetapkan secara sepihak oeh kreditur yang posisinya lebih kuat dari
2.
3.
4.
5.

debitur.
Debitur tidak ikut menentukan isi perjanjian.
Terdorong oleh kebutuhan debitur terpaksa menerima perjanjian tersebut.
Bentuknya tertulis.
Dipersiapkan terlebih dahulu secara masal atau individu

Kesimpulan :
1. Perjanjia baku bertentangan dengan asas kebebasan berkontrak
yang bertanggung jawab.
2. Kedudukan debitur dan kreditur tidak seimbang.
3. Pengusaha
kewajiban

hanya
atau

mengatur

perjanjian

Hal-haknya

baku

hanya

tidak
memuat

mengatur
sejumlah

kewajiaban yang harus dipikul debitur.

Asas Kebebasan Berkontran (disiapkan oleh kedua belah pihak lalu dituangakan
Kedalam perjanjian berkontrak) dalam Kaitannya dengan Perjanjian Baku atau
Standar:
Asas yang mendasari kebebasan berkontrak :
1. Asas konsensualisme (adanya kesepakatan
Asas ini diatur dalam pasal 1320 B.W
Pasal 1338 ialah bahwa waktu membuat isi dari perjanjian Ada kebebasan
berkontrak yaitu KUHPd/B.W tidak mengatur membuat isi tentang apa saja
boleh tetapi tidak melanggar UU, ketertipan umum, as as asusila. Contoh :
jual beli sabu-sabu.
2. asas kepercayaan
adanya saling kepercayaan antara kedua belah pihak untuk mewujudkan prestasi
(isi perjanjian) mengikat kedua belah pihak dengan perjanjian yang dibuat
memperkuat kekuatan mengikat seperti UU.
3. asas kekuatan mengikat

dalam perjanjia terdapat unsur-unsur yang dikehendaki atau kebiasaan dan


kepatuhan mengikat para pihak.
4. asas persamaan hak
para pihak dalam persamaan derajat dan menghormati sari sama lain.
5. asas keseimbangan
kedua belah pihak harus memenuhi dan melaksanakan perjanjian. Dimana
kewajiban satu pihak dan kewajiaban pihak lainnya harus sama.
6. asas moral
diatur dalam pasal 1339 B.W yaitu suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk
hal - Hal yang dengan tegas dinyatakan didalamnya, tetapi juga untuk segala
sesuatu yang menurut sifat perjanjian, diharuskan oleh kepatuhan, kebiasaan atau
undang-undang.
7. asas kepatutan
berkaitan dengan isi perjanjian dengan asas ini ukuran tentang hubungan
direntukan oleh rasa keadilan dalam masyarakat.
8. asas kebiasaan
suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang diatur secara tegas,
tetapi juga hal-hal yang dalam keadaan dan kebiasaan yang diikuti.
9. asas kepastian hukum
kepastian hukum ini diwujudkan dalam kekuatan mengikat perjanjian berlaku
sebagai UU bagi para pihak yang membuat perjanjian. Tidak berlaku untuk pihak
lain.

Macam - macam perikatan :


1. Perikatan bersyarat
a. Syarat tangguh/dapat ditangguhkan
b. Syarat batal artinya tidak dapat ditangguhkan
2. Perikatan dengan ketepatan waktu

3.
4.
5.
6.

Perikatan altetnatif
Perikatan solider
Perikatan yang dapat dibagi dan yang tidak dapat dibagi
Perikatan dengan penerapan hukum

BWBaaddktun mseah butears nbgutahr nusda i rfdtan k g anr ga umn ah t ng a dis hkan oleh notaris d tem patk n dim an bad n usah di rkan.D arinotaris d baw h kep ngadil n egar unt k di aft rkan p itera ( dm in stra inegar )unt k
ddbusaicaskhtrn-b,daesadrslnrjaauntgyarolnehupm naghatdinlgn aedginaortadriisu.m kan m ela uiberta negar selam 3 bulan.Apabil set lah 3 bulan tidak Ada y ng m e b rikan om entar s pengum an ters butm ak diang ap s hla.
n
hUuskahm

a
Badan Usaha Bukan Badan Hukum

1. Firma (diatur dalam pasal 16 KUHD)


Pengertian : tiap perseroan yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan
memakai nama bersama.

Cara mendirikan firma :


1. Didirikan dengan Akte Notaris (pasal 22)
2. Didaftarkan di pengadilan negara dimana firma berdomisili dan di umumkan
dalam berita negara (pasal 23)
3. Tiap perubahan dalam akte pendirian harus diumumkan dalam berita negara
(pasal 28)

Akte notaris bukan syarat mutlak alat bukti tentang perjanjian mendirikan firma.
Bisa dengan akte dibawah tanggan adalah akte/surat perjanjian tanggan yang tidak
disahkan / tidak dibawah ke notaris sehingga kekuatan hukum kurang kuat
dibandingkan akte notaris apabila dipakai sebagai alat bukti. Masing-masing persero
bertanggung jawab secara renteng/hoofdeliyk (seluruh anggota ikut bertanggung
jawab apabila salah Satu pihak firma melakuakan perbuatan) tentang segala
perjanjian yang dibuat oleh salah seorang anggota firma.

Berahirnya firma :
a. Dengan bermusyawarah semua anggota yaitu karena didirikan atas
kesepakatan bersama maka berakhir dengan kesepakatan bersama.
b. Dengan lewatnya waktu menurut A.D(anggaran Dana) yaitu didalam A.D
disebutkan waktu untuk menjakankan firma, apabila sudah melewati batas
maka harus membuat baru.
c. Dengan meninggalnya salah satu anggota firma yaitu akan mengurangi jumlah
anggota, maka dibutuhkan anggota baru dan didaftarkan baru lagi.
d. Dengan harusnya barang yang menjadi obyek perjanjian (dengan selesainya)
pekerjaan dimana firma didirkan yaitu jika isinya sudah tidak Ada lagi maka
dihapus.

2. CV. (comanditeire vennot sehap) pasal 19


Pengertian : "suatu perseroan dimana 2 orang atau lebih tidak ikut dalam
kepengurusan tetapi hanya memasukkan modal saja". Cara berdirinya CV sama
dengan firma dan untuk berakhirnya CV sama dengan firma kecuali pada point 3.

Keangotaan CV terdiri dari :


1. Anggota komanditer
2. Anggota komplementer

Badan Usaha berbentuk Badan Hukum :

PT. Perseroan Terbatas UU No. 40 tahun 2007


Dalam ketentuan umum :
1. Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, malakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
UU ini serta peraturan pelaksanaannya.
2. Organ perseroan adalah rapat umum pemegang Saham, direksi, dan dewan komisaris.
3. Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunnan ekonomi berkelanjutan.
4. Rapat Pemegang Saham adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang
tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris.
5. Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan perseroan.

6. Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakuakan pengawasan


secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat
kepada Direksi.
7. Perseroan terbuka adalah Perseroan Publik atau Perseroan yang melakuakan
penawaran umum saham.
8. Perseroan Publik adalah perseroan yang memenuhi kriteria jumlah pemegang saham
dan modal disetor.

Pendirian P.T
1. Perseroan didirikan oleh 2 orang atau lebih dengan akte notaris yang dibuat
dalam bahasa Indonesia.
2. Setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan di
dirikan.
3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak berlaku dalam rangka
peleburan.
4. Perseroan mempengaruhi status badan hukum pada tanggal diterbitkannya
keputusan mentri mengenai pengesahan badan hukum perseroan.
5. Akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan lain berkaitan dengan
pendirian perseroan.

Permohonan Untuk Mendapat Keputusan Mentri Kehakiman Berisi


1. Nama dan tempat kedudukan perseroan
2. Jangka waktu berdiriannya perseroan
3. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan
4. Jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor

5. Alamat lengkap perseroan

Anggaran Dasar PT.


1. Nama dan tempat kedudukan perseroan.
2. Maksut dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan.
3. Jangka waktu berdirinya perseroan.
4. Berdasarkan jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor.
5. Jumlah saham, klasifikasi saham apabila Ada berikut jumlah saham untuk tiap
klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham dan nilai nominal setiap
saham.
6. Nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris.
7. Penetapan tempat dan tata Cara penyelenggaraan RUPS.
8. Tata Cara pengangkatan, penggantian, Pemberhentian anggota Direksi dn Dewan
Komisaris.
9. Tata Cara penggunaan laba dan pembagian deviden.

Anda mungkin juga menyukai