Anda di halaman 1dari 6

HUKUM BISNIS

TEST HARIAN REGULER TAHAP II

Dosen Pengampu :
Dr. I Ketut Wenten Aryawan, S.H.,MH

Oleh :
Nama : Ni Putu Rika Agustini
NIM : 2015613103
Kelas : 2C / D3
Jurusan : Akuntansi
Tahun : 2021

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BALI
BADUNG
2021
1. Sebutkan & jelaskan asas-asas perjanjian!
Jawaban:
- Asas Kebebasan Berkontrak
Asas Kebebasan Berkontrak (ps. 1338 KUHP Pdt.) yaitu semua persetujuan atau
perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang
membuatnya.
Hukum perjanjian buku III KUH Pdt. (Tentang Perikatan), yang menganut sistem terbuka
artinya setiap orang diperbolehkan mengadakan perjanjian yang berupa dan berisi apa
saja asalkan tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum.
Sedangkan hukum denda yang diatur dalam buku II KUH Pdt. Menganut sistem tertutup
karena setiap orang tidak boleh mengadakan perjanjian selain yang diatur dalam buku II
KUH Pdt (Tentang Kebendaan).
- Asas Konsensualisme
Dalam Hukum Perjanjian,perikatan timbul sejak tercapainya kata sepakat misalnya untuk
perjanjian jual beli, perjanjian terjadi sejak para pihak sepakat untuk melakukan transaksi
jual beli tersebut walaupun uang dan barang belum diserahkan. Inilah yang disebut asas
konsensualisme.
Asas Konsensualisme ini dapat ditimbulkan dari pasal 1320 KUH Pdt yang menyatakan
bahwa untuk sahnya perjanjian diperlukan empat syarat yaitu:
a. Adanya kata sepakat antara dua belah pihak
b. Adanya kecakapan untuk melakukan tindakan hukum
c. Adanya hal tertentu
d. Adanya sebab dan halal

Akan tetapi asas konsensualisme ini tidak berlaku untuk semua perjanjian karena
undang-undang sendiri menyatakan bahwa adanya perjanjian-perjanjian yang
memerlukan formalitas lain yaitu “perjanjian formal adalah perjanjian yang harus
dituangkan dalam bentuk tertentu misalnya perjanjian hibah,jual beli tanah ,harus
dilakukan dengan akte notaris sedangkan Perjanjian riil adalah perjanjian yang selain
adanya kata sepakat juga harus adanya penyerahan barang misalnya perjanjian penitipan
barang dan perjanjian pinjam pakai.
2. Bilamana/kapan syahnya perjanjian itu? Jelaskan!
Jawaban:
- Adanya kata sepakat antara kedua belah pihak
Kata sepakat berarti bahwa kedua belah pihak sama-sama setuju dengan dilakukannya
suatu perbuatan hukum. Misalnya dalam perjanjian jual beli, satu pihat setuju untuk
menyerahkan barangnya, sedangkan pihak lainnya setuju untuk membayar harganya.
- Kecakapan untuk melakukan Tindakan hukum
Agar dapat dianggap sah maka suatu perjanjian haruslah dilakukan oleh orang-orang
yang cakap untuk melakukan Tindakan hukum yaitu orang yang dewasa dan sehat
akalnya.
- Hal tertentu
Syarat hal tertentu daqlam hukum perjanjian yaitu bahwa objek yang dijadikan perjanjian
haruslah tertentu dan barang tersebut paling sedikit harus ditentukan jenisnya. Misalnya
membeli mobil : jenisnya sedan, mereknya mercy, jumlahnya 3 buah.
- Sebab atau kuasa yang halal
Syarat sebab yang halal yaitu bahwa objek yang dijadikan perjanjian tidak bertentangan
dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum. Misalnya perdagangan
narkoba, penjualan organ, perdagangan manusia, dll.
3. Sebutkan & jelaskan macam-macam perjanjian dengan contohnya masing-masing!
Jawaban:
- Perjanjian untuk memberikan sesuatu yaitu : perjanjian yang terjadi bilamana salah satu
atau kedua belah pihak diwajibkan untuk memberikan sesuatu yang dapat berupa uang,
barang dan lain-lain. Misalnya jual beli (memberikan barang), sewa menyewa
(memberikan kenikmatan atas suatu benda), hibah memberikan sesuatu tanpa adanya
imbalan, dll.
- Perjanjian untuk berbuat atau mengerjakan sesuatu yaitu : perjanjian yang terjadi
bilamana salah satu pihak diwajibkan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan atas
permintaan pihak lainnya. Hal ini berhubungan dengan keahlian seseorang. Misalnya
perjanjian untuk menjaritkan pakaian, membuatkan meja, melakukan pekerjaan atas
perintah majikan (perjanjian kerja).
- Perjanjian untuk tidak berbuat atau tidak mengerjakan sesuatu yaitu : perjanjian yang
terjadi bilamana salah satu pihak berjanji kepada pihak lainnya untuk tidak melakukan
atau mengerjakan sesuatu atas permintaan pihak lainnya. Misalnya perjanjian untuk tidak
mendirikan bangunan di area tertentu, perjanjian untuk tidak mendirikan perusahaan
sejenis, yang merugikan pihak lain, dll.
4. Sebutkan & jelaskan dengan contoh unsur-unsur perjanjian!
Jawaban:
- Essentialia yaitu : bagian-bagian mutlak yang harus ada dalam suatu perjanjian, tanpa itu
perjanjian-perjanjian tidak mungkin ada. Misalnya dalam perjanjian jual beli,
essensialianya adalah “harga” barang yang diperjual belikan.
- Naturalia yaitu : bagian-bagian dari perjanjian yang ditentukan oleh undang-undang
sebagai peraturan yang bersifat mengatur. Misalnya adanya “jaminan” dalam perjanjian
pinjam meminjam.
- Accidentalia yaitu : bagian-bagian dari perjanjian yang ditambahkan oleh para pihak
karena tidak ada pengaturannya dalam undang-undang. Misalnya sewa penginapan
(hotel) berikut mendapat makanan, minuman, dan fasilitas lainnya.
5. Apa akibat-akibat perjanjian itu? Jelaskan!
Jawaban:
- Dalam pasal 1338 KUH pdt menyebutkan bahwa : semua perjanjian yang dibuat secara
sah berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. Artinya kedua
belah pihak harus mematuhi serta mentaati perjanjian yang dibuatnya. Demikian juga
asas kebebasan berkontrak.
- Perjanjian tidak dapat ditarik kembali oleh salah satu pihak. Artinya perjanjian yang telah
dibuat oleh para pihak tidak dapat ditarik kembali kecuali bila kedua belah pihak sepakat
untuk menariknya, karena ditentukan demikian dalam undang-undang.
- Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. Artinya para pihak tidak bermaksud
menipu atau menyesatkan pihak lainnya.
- Perjanjian hanya berlaku bagi para pihak yang membuatnya. Artinya perjanjian hanya
berlaku bagi para pihak yang membuatnya serta tidak dapat membawa kerugian kepada
pihak lainnya yang tidak membuatnya. Demikian pula pihak ketiga yang tidak membuat
perjanjian ini tidak akan mendapat maanfaat dari perjanjian.
- Kreditur dapat mengajukan Actio Pauliana. Artinya : pembatalan perbuatan debitur
dengan pihak ketiga oleh kreditur yang tidak diwajibkan dan dapat merugikan kreditur.
Misalnya A sebagai debitur yang mempunyai utang kepada B sebagai kreditur, tiba-tiba
A menghibahkan hartanya kepada C.
6. Apa itu asas Pacta Sunt Servanda?
Jawaban:
- Asas pacta sunt servanda berasal dari bahasa latin yang berarti ‘janji harus ditepati’
(agreements must be kept), sehingga dalam hukum positif rumusan normanya menjadi:
setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang dibuatnya. Berdasarkan asas tersebut, dapat dipahami bahwa para pihak yang
melakukan perjanjian harus mematuhi perjanjian yang mereka buat. Perjanjian yang
dibuat tidak boleh diputuskan secara sepihak tanpa adanya kesepakatan bersama. Apabila
ada salah satu pihak mengingkari atau tidak menjalankan perjanjian yang telah disepakati
bersama, maka pihak lainnya bisa mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk
memaksa pihak yang melanggar perjanjian itu tetap menjalankan perjanjian yang telah
disepakatinya.
7. Apa itu Action Pauliana? Jelaskan dengan contoh!
Jawaban:
- Actio Pauliana adalah suatu upaya hukum untuk menuntut pembatalan
perbuatanperbuatan hukum debitor yang merugikan kreditornya atau hak yang diberikan
oleh undang-undang kepada setiap kreditur untuk menuntut kebatalan dari segala
tindakan debitur yang tidak diwajibkan. Misalnya, hibah yang sengaja dilakukan debitor
sebelum dirinya dinyatakan pailit yang mengurangi pemenuhan pembayaran utang-
utangnya.
8. Sejak kapan hak milik atas barang yang dijual berpindah?
Jawaban:
- Adapun hak milik atas barangyang dijual baru berpindah jika terjadi “penyerahan”
(levering) sebagai berikut:
a. Untuk benda bergerak dilakukan penyerahan nyata benda tersebut.
b. Untuk piutang-piutang atas nama dan benda-benda tak berwujud (misalnya hak
cipta) dilakukan dengan membuat akta otentik atau akta di bawah tangan.
c. Untuk penyerahan piutang dengan surat bank dilakukan dengan penyerahan surat
itu diserati dengan “endosemen” (pemindahan hak tagih).
d. Untuk penyerahan benda tak bergerak dilakukan dengan balik nama pada pegawai
balik nama dan diikuti dengan penyerahan kunci untuk rumah.
e. Untuk penyerahan benda-benda bergerak seperti mobil, sepeda motor, dll
penyerahan dilakukan dengan balik nama pada pegawai balik nama dan kunci.
9. Apa itu levering?
Jawaban:
- Penyerahan (levering) merupakan perbuatan hukum peralihan hak milik atas kekuasaan
nyata terhadap suatu benda dari pemilik semula ketangan pihak lain. Dalam KUHPerdata
kita kenal dengan 2 (dua) macam penyerahan barang yakni :
a. Penyerahan secara nyata (feitelijke levering) yaitu perbuatan berupa penyerahan
kekuasaan belaka atau penyerahan secara fisik atas benda yang dialihkan yang
biasanya dilakukan dari tangan ke tangan, kecuali barang yang akan diserahkan
itu berada dalam suatu gudang, maka penyerahannya cukup dilakukan dengan
menyerahkan kunci dari gudang tersebut.
b. Penyerahan secara hukum (yuridische levering) yaitu perbuatan hukum
memindahkan hak milik atas suatu benda dari seorang kepada orang lain,
perbuatan hukum mana dilakukan dengan membuat surat atau akta penyerahan
yang disebut “akta van transport” dan diikuti pendaftaran di lembaga pendaftaran
yang diperuntukkan untuk itu.
10. Apa bedanya pinjam meminjam dengan pinjam pakai? Jelaskan dengan contoh!
Jawaban:
- Pinjam meminjam adalah pinjaman mengenai barang yang menghabis karena pemakaian.
Pihak yang meminjam menjadi pemilik dari barang yang dipinjamkan. Contohnya bensin,
beras, gula, dll.
- Pinjam pakai adalah pinjaman mengenai barang yang tidak menghabis karena pemakaian.
Pihak yang meminjamkan tetap menjadi pemilik dari barang yang dipinjamkan.
Contohnya meminjam sepeda motor, mobil dinas, dll.

Anda mungkin juga menyukai