Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ferry arifin

Nim : 030644504
Jurusan : Manajemen

1. Secara prinsipal badan hukum berbeda dengan manusia pribadi, jelaskan


perbedaan tersebut?
Jawaban :

Perbedaan secara prinsipiil badan hukum berbeda dengan manusia pribadi

A. Dari segi Manusia Pribadi

 Manusia pribadi adalah makhluk ciptan tuhan, mempunyai akal ,


perasaan kehendak dan dapat mati, sedangkan badan hukum adalah
ciptan manusia pribadi berdasarkan hukum, dapat dibubarkan oleh
pembentuknya

 Manuisa pribadi mempunyai kelamin sehingga dapat kawin dan beranak,


sedangkan badan hukum tidak

 Manusia pribdai dapat menjadi hali waris sedangkan badan hukum tidak
dapat

Menurut pasal 2 KUH Perdata di tentukan bahwa pengakuan terhadap manusia


pribadi sebagai subjek hukum dapat dilakukan sejak ia masih di dalam
kandungan ibunya

B. Badan Hukum terdiri dari tiga klasifikasi menurut pasal 1653 KUH PERDATA

 Badan Hukum yang di bentuk oleh pemerintah, seperti badan-badan


pemerintah, perusahaan – perusahaan Negara

 Badan Hukum yang di akui oleh pemerintah, seperti perseroan Terbatas


dan Koperasi

 Badan Hukum Yang diperbolehkan atau untuk suatu tujuan tertentu yang
bersifat idiil, seperti yayasan.
2. Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan asas adalah
hukum dasar dari sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir dan
berpendapat atau cita-cita. Jelaskan asas-asas yang terdapat dalam hukum
perjanjian?
Jawaban :

Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum antara dua pihak atau saling
mengkaitkan dirinya untuk menimbulkan hak dan kewajiban.

Menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah Suatu perjanjian adalah suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang lain atau lebih.

A. Asas konsensualisme,
Yaitu bahwa suatu perjanjian dan perkatan yang timbul telah lahir sejak detik
tercapainya kesepakatan selama para pihak dalam perjanjian tidak menentukan
lain. Azas ini sesuai dengan ketentuan pasal 1320 KUH perdata mengenai syarat
– syarat sahnya perjanjian.

B. Asas kebebasan berkontrak,


Asas kebebasan berkontrak ini erat sekali kaitannya dengan isi materi, bentuk
dan jenis dari perjanjian yang di buat tidak bertetengan degan ketertiban umum,
kesusilan. Azas ini terdapat dalam pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang
menyatakan bahwa “ Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang – undang bagi meraka yang membuatnya.

C. Asas pacta sunt servanda


Asas ini berhubungan dengan akibat suatu perjanjian dan diatur dalam pasal
1338 ayat (1) dan (2)KUH Perdata. Asas tersabut dapat disimpulkan dari kata ”...
Berlaku sebagai undang – undang bagi meraka yang membuatnya ”
Dengan Asas Pacta Sunt Servanda berarti para pihak menanti perjanjian yang
telah meraka buat sepertinya halnya menanti undang- undang, maksudnya
yaitu apabila di antara para pihak yang melanggar, akan di kenakan sanksi
hukum. Oleh karena itu, Akibat dari asa pacta sunt servanda adalah perjanjian
tidak dapat di tarik tanpa persetujuan pihak lain. Hal ini di sebutkan dalam pasal
1338 ayat (2) KUH Perdata yaitu : ” Suatu perjanjian tidak dapat di tarik
kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan – alasan
yang di undang – undang dinyatakan cukup untuk itu”
Adapun nama lain dari asas pacta sunt servanda yaitu asas kepastian
hukum. Dengan adanya kepastian maka para pihak yang telah menjanjikan
sesuatu akan memperoleh jaminan yaitu apa yang telah di perjanjikan itu akan
dijamini pelaksanaanya. Oleh kerna itu dalam asas ini tersimpul kewajiban bagi
pihak ketiga (hakim) untuk menghormati perjanjian yang telah di buat oleh para
pihak, artinya hakim tidak boleh mencampuri yaitu tidak menambah dan
mengurangi isi perjanjian dan juga tidak menghilangkan kewajiban- kewajiban
kontraktual yang timbul dari perjanjian itu.

D. Asas itikad baik dan

Asas itikad baik berkaitan dengan pelaksanan suatu perjanjian. Asas ini
menghendaki bahwa apa yang di perjanjikan oleh para pihak tersebut harus di
laksanakan dengan memenuhi tuntutan keadilan dan tidak melanggar kepatutan.
Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata yaitu suatu
perjanjian harus di laksanakan dengan itikad baik’’ Itikad baik Mempunyai dua
pengertian yaitu berikut ini.
a. Itikad baik dalam arti subjektif
b. Itikad baik dalam arti objektif

E. Asas kepribadian
Asas ini berhubungan dengan subjek yang terkait dalam suatu perjanjian salah
satu asas dalam perjanjian yang berhubungan erat dengan asas pacta sunt
servanda adalah asas kepribadian dalam perjanjian
Asas kepribadian dalam perjanjian ini dalam KUH Perdata diatur dalam pasal
1340 ayat (1) yang menyatakan bahwa’’ Suatu perjanjian hanya berlaku antara
pihak – pihak yang membuatnya. ’’ Dengan demikian dapat di benarkan bahwa
dalam suatu perjanjiana tidak boleh menimbulkan hak dan kewajiban terhadap
pihak ke tiga, juga tidak boleh mendatangkan keuntungan atau kerugian kepada
pihak ke tiga kecuali telah di tentukan lain oleh –oleh undang- undang.
Pernyatan ini di atur dalam pasal 1340 ayat (2) yang menyatakan bahwa ’’ suatu
perjanjian tidak dapat membawah rugi kepada pihak- pihak ketiga tak dapat
pihak –pihak ke tiga mendapat manfaat karenanya diatur dalam pasal 1317 KUH
Perdata.
3. Perjanjian asuransi memang dapat dilakukan secara lisan, namun karena
untuk proses pengajuan klaimdi perlukan sebagai alat bukti telah terjadi/
adanya suatu perjanjian asuransi. Jelaskan syarat sahnya perjanjiana
suransi?
Jawaban :

 Asuransi
Asruansi adalah Perjanjian antara 2 (dua) Belah Pihak atau Lebih dengan
mana Pihak penanggung mengikatkan diri kepada teranggung dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan pengggantian kepada yang di
harapkan yang di tanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang di harapkan atau untuk memberikan suatu pembayaran
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seroang yang di
pertanggungankan.

• Syarat Sah nya Perjanjian


Pasal 1320 KUH Perdata
a. Sepakat mereka yg mengikat dirinya
b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian
c. Suatu hal tertentu
d. Suatu sebab yg halal

Sekaian dan terima Kasih……..

Anda mungkin juga menyukai