Nomor : 24337/UN31.WR.3/PK.04.11/2021
Tanggal : 4 Juni 2021
____________________________________
Tanda Tangan Peserta Ujian
Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
NIM : 043262577
UPBJJ-UT : Jakarta
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Adapun yang dimaksud dengan kalimat "dapat beralih atau dialihkan" itu hanya hak
ekonomi, sedangkan hak moral tetap melekat pada pencipta. Pengalihan hak cipta harus
dilakukan secara jelas dan tertulis baik dengan atau tanpa akta notaris. Mengenai pengalihan
hak moral, berdasarkan Pasal 5 ayat (2) UU Hak Cipta, hak moral tidak dapat dialihkan selama
pencipta masih hidup, namun pelaksanaan hak tersebut dapat dialihkan dengan wasiat atau
sebab lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan setelah Pencipta
meninggal dunia.
Selanjutnya mengenai pemegang lisensi, yaitu pihak yang diberikan izin tertulis yang diberikan
oleh pemegang hak cipta atau pemilik hak untuk melaksanakan hak ekonomi atas karyanya
atau produk hak terkait dengan syarat tertentu (Pasal 1 angka 20 UU Hak Cipta). Pemberian
lisensi ini dilakukan melalui perjanjian lisensi yang berlaku selama jangka waktu tertentu dan
tidak melebihi masa berlaku hak cipta dan hak terkait (Pasal 80 ayat (2) UU Hak Cipta).
Penerima lisensi nantinya akan memberikan Royalti kepada pemegang hak cipta atau pemilik
hak terkait selama jangka waktu lisensi, kecuali diperjanjikan lain (Pasal 80 ayat (3) UU Hak
Cipta).
3.
a. Pasar perdana Dilansir dari situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pasar perdana merupakan
tempat jual beli surat berharga yang dijual pertama kali ke masyarakat, sebelum dicatat
oleh Bursa Efek. Pasar perdana dapat terjadi ketika investor ditawari surat berharga oleh
pihak penjamin emisi atau underwriter, lewat perantara broker-dealer sebagai agen penjual
surat berharga. Proses ini lebih dikenal dengan istilah Penawaran Umum Perdana atau
Initial Public Offering (IPO). Menurut Mohamad Samsul dalam buku Pasar Modal dan
Manajemen Portofolio (2011), pasar perdana memiliki tujuh ciri utama, yaitu: Pihak emiten
(penerbit surat berharga) menjual saham kepada masyarakat melalui perantara penjamin
emisi. Harga yang ditawarkan sesuai dengan kesepakatan kedua pihak tersebut. Pembeli
surat berharga tidak dipungut biaya transaksi. Jika terjadi over-subscribed (permintaan
saham lebih tinggi dibanding penawaran), pembeli belum tentu mendapat jumlah surat
berharga sesuai dengan yang dipesan. Investor membeli saham (surat berharga) melalui
penjamin emisi yang telah ditunjuk. Jangka waktu pesanan terbatas Penawaran penjualan
saham biasanya melibatkan akuntan publik, notaris, konsultan hukum serta perusahaan
penilai. Pasar perdana sering juga disebut sebagai pasar primer (primary market) atau pasar
kesatu (first market).
b. Pasar perdana adalah penjualan pertama atas efek atau sertifikat yang diterbitkan oleh
emitmen, yaitu perusahaan atau organisasi yang menerbitkan efek atau sertifikat, sebelum
efek atau sertifikat tersebut diperdagangkan di bursa efek atau pasar sekunder.dengan
jangka waktu pasar perdana yaitu 90 hari sejak izin emisi diperoleh dari Bapepam.
Penetapan harga pada pasara perdana biasanya ditetapkan bersama oleh emitmen,
Penjamin emisi dan PT Danareksa, dengan tujuan penterapan harga tersebut adalah untuk
nmencapai harga yang wajar sehingga dapat diterima oleh emitmen maupun para pemodal.
Dalam hl saham penjamin emisi juga membuat penilaian sendiri atas saham tersebut,
selama proses ini Bapepamn harus diberi informasi tentang perkembangannya. Meskipun
tidak ada rumus yang tepat untuk menilai harga saham, berikut ini adalah beberapa metode
dasar yang biasa dipakai yaitu:
1. Metode rasio Price Earnings (P/E)
2. Metode Devidend -yield
3. Metode Net Assetv Value (NAV)
4. Present Value of Future Devidend
5. Present Value of Future Earning
Sedangkan Pendekatan yang digunakan dalam menentukan harga saham pada pasar
perdana lebih dari satu pendekatan,artinya indikasi yang diperoleh dari satu cara akan
dilenghkapi oleh cara lainnya. Disamping ada faktor-faktor kualitatif yang dipertimbangkan
untuk menilai perusahaan, sebagai berikut:
1. Perusahaan yang bersangkutan
2. Pemodal
Faktor penting lain yang mempengaruhi harga saham pada pasar Perdana adalah
kemampuan pemodal memandang kjedepan atas kegiatan perusahaan, baik dilihat dari
industrinya maupun dari segi makro (ekonomi Nasional dan iternasional), tingkat
pengeluaran masyarakat, tabungan masyrakat dan lin-lainnya.
Adapun perbedaan antara pasar perdana dengan pasar sekunder dapat dilihat pada tabel
berikut :
4.
a. Artikel berita tersebut membahas mengenai kasus praktik diskriminasi yang dilakukan oleh
tiga perusahaan yang tergabung dalam Lion Air Group yang terbukti secara sah, terkait
dengan kerja sama penjualan kapasitas kargo dalam jasa pengangkutan barang di beberapa
bandara, yaitu Bandara Hang Nadim ke Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdana
Kusuma, Bandara Juanda dan Bandara Kualanamu. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT
Lion Mentari (Terlapor I), PT Batik Air Indonesia (Terlapor II) dan PT Lion Express (Terlapor
IV)
Praktik yang dilakukan oleh tiga perusahaan tersebut termasuk dalam kegiatan yang dilarang
sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 19 huruf d UU No.5 Tahun 1999, yaitu melakukan
praktik diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu.
b. Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU adalah lembaga independen yang dibentuk
untuk mengawasi pelaksanaan UU no. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat. KPPU bertanggungjawab kepada Presiden.
Sesuai kasus diatas maka dapat dikaitkan dengan Undang-Undang No 5 Tahun 1999
menjelaskan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pengawas Persaingan Usaha adalah
sebagai berikut:
Tugas
1. Melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 4
sampai dengan Pasal 16;
2. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang
dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24;
3. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 28;
4. Mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagaimana diatur dalam Pasal
36;
5. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan Pemerintah yang berkaitan
dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
6. Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan undang-undang ini;
7. Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat.
Wewenang
1. Menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
2. Melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku
usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat;
3. Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau
oleh pelaku usaha atau yang ditemukan oleh Komisi sebagai hasil penelitiannya;
4. Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada atau tidak adanya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
5. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
undang-undang ini;
6. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang dianggap
mengetahui pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini;
7. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau
setiap orang sebagaimana dimaksud nomor 5 dan nomor 6, yang tidak bersedia
memenuhi panggilan Komisi;
8. Meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan penyelidikan dan
atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini;
9. Mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lain guna
penyelidikan dan atau pemeriksaan;
10. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku usaha
lain atau masyarakat;
11. Memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga melakukan praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
12. Menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang melanggar
ketentuan undang-undang ini.