1. Yang harus dilakukan oleh manajer dalam menyikapi perubahan
ketidakpastian lingkungan adalah Manajemen perlu membangun kompetensi yang pas yang diperlukan untuk mendeteksi perubahan dan ketidakpastian lingkungan bisnis. Tidak perlu terlalu cemas dan ketakutan dan juga jangan sampai terlambat mengantisipasi perubahan. Jarak antara kebutuhan deteksi dini dan kompetensi manajemen harus dibuat sedekat mungkin, sehingga menjadikan perusahaan memiliki kompetensi yang tepat dengan kebutuhan deteksi yang diperlukan. Manajemen juga perlu melakukan pilihan pendekatan dan teknik analisis lingkungan bisnis. Manajemen juga perlu memilih antisipasi strategi yang pas dari berbagai pilihan antisipasi yang tersedia dengan pertimbangan kemungkinan risiko yang ditanggung dan efektivitas strategi yang diperoleh.
2. Lingkungan bisnis memiliki banyak karakteristik. Dua di antaranya
yang amat penting adalah ketidakpastian dan lemahnya sinyal yang diberikan oleh lingkungan bisnis. a) Lingkungan bisnis makro tidak memiliki batas (boundlessness). Sekalipun secara umum terdiri dari lingkungan ekonomi, teknologi, politik, hukum, sosial, dan kependudukan; akan tetapi detail dari masing-masing lingkungan amat luas, dalam, dan tanpa batas. Masing- masing memiliki intensitas pengaruh yang berbeda terhadap berbagai aspek manajemen fungsional. b) Lingkungan bisnis makro juga hanya memberikan sinyal yang lemah (periferal) kepada manajemen (Day dan Schoemaker, 2005, 2006). Sinyal yang diberikan amat lemah (weak signals), oleh karena itu sering terlewatkan oleh eksekutif (kecolongan). Amat jarang ditemukan sinyal perubahan yang transparan. Manajemen perlu melakukan deteksi sinyal yang berada dipingiran (scanning the periphery). Akibatnya, manajemen tidak sepenuhnya dapat melakukan prakiraan apa yang akan terjadi. Tidak itu saja, sinyal yang diberikan oleh lingkungan bisnis juga lemah. Tidak jelas apakah sinyal tersebut menandakan adanya peluang ataukah sebaliknya. Akibatnya, manajemen sering keliru dalam membaca sinyal dan memberikan tafsir.