Anda di halaman 1dari 96

FIRST AID TRAINING

By : medical team
1
MATERI PEMBAHASAN:
• LATAR BELAKANG
• PENGERTIAN
• DASAR HUKUM
• MAKSUD DAN TUJUAN
• PATAH TULANG
• LUKA BAKAR
• RESUSITASI JANTUNG PARU
• GIGITAN BINATANG
• KERACUNAN H2S

2
LATAR BELAKANG
• KECELAKAAN KERJA CENDERUNG
TERJADI DI TEMPAT KERJA
• KERUGIAN YANG TIMBUL :
 MORIL/JIWA
 MATERIIL
 IMAGE
• PERLU PEMBINAAN & PENGAWASAN
PENGERTIAN
 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) :
Upaya memberi pertolongan pertama pada korban
kecelakaan atau penyakit mendadak, dg cepat & tepat
sebelum korban mendapat pertolongan lebih lanjut

 P3K di tempat kerja :


Upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan
tepat kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain yang berada
di tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempat
kerja.

 Pengawasan P3K di tempat kerja :


Pengawasan thd peraturan per-uu terkait penyelenggaraan
P3K di tempat kerja
Pengertian
 Petugas P3K di tempat kerja :
Pekerja/buruh yang ditunjuk oleh pengurus/pengusaha
dan diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan P3K
di tempat kerja.

 Fasilitas P3K di tempat kerja :


Peralatan, perlengkapan, dan bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja.
Dasar Hukum
• Undang-Undang No. 1 tahun 1970 ttg Keselamatan
Kerja.
• Permenakertrans No 01 tahun 1976 ttg
Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan
• Permenakertrans No 01 tahun 1979 ttg Kewajiban
Latihan Hiperkes Bagi Paramedis Perusahaan
• Permennaker No. Per. 03/Men/1982 ttg Pelayanan
Kesehatan Kerja.
• Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008 ttg
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat
Kerja
MAKSUD DAN TUJUAN P3K DI TEMPAT KERJA

 Menyelamatkan nyawa pekerja yg mjd korban


kecelakaan
 Mencegah cidera bertambah parah :
 Mencegah maut
 Mencegah/mengurangi perdarahan
 Meringankan rasa nyeri
 Menunjang upaya penyembuhan cidera
 Mencari pertolongan lebih lanjut
Permenakertrans No.
Per.15/Men/VIII/2008 ttg P3K Di Tempat
Kerja
Kewajiban pengusaha (ps 2) :
1)Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K
dan fasilitas P3K di tempat kerja.
2)Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat
kerja.
Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008
ttg P3K Di Tempat Kerja
Syarat Petugas P3K Di Tempat Kerja (Ps 3) :
1) Harus memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari instansi
ketenagakerjaan.
2) Syarat-syarat pemberian lisensi petugas P3K Di Tempat
Kerja :
a. Bekerja pada perusahaan yang bersangkutan;
b. Sehat jasmani dan rohani;
c. Bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K;
d. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar di bidang P3K di
tempat kerja (telah memiliki sertifikat pelatihan P3K di Tempat
Kerja).
Ps 4
Petugas P3K dalam melaksanakan tugasnya
dapat meninggalkan pekerjaan utamanya untuk
memberikan pertolongan bagi pekerja/buruh
dan/atau orang lain yang mengalami sakit atau
cidera di tempat kerja
Petugas P3K di tempat kerja ditentukan
berdasarkan jumlah pekerja/buruh dan potensi
bahaya di tempat kerja (dengan rasio
sebagaimana Lampiran I Permenakertrans No.
Per.15 Tahun /2008 .
RASIO JUMLAH PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA DENGAN
JUMLAH PEKERJA BERDASARKAN KLASIFIKASI TEMPAT KERJA

Klasifikasi Tempat Kerja Jumlah pekerja Jumlah petugas P3K

Tempat kerja dengan


potensi bahaya rendah 25 – 150 org 1 org

1 orang untuk setiap


>150
150 orang atau kurang

Tempat kerja dengan ≤100 1 orang


potensi bahaya tinggi
>100 1 orang untuk setiap
100 orang atau kurang
Pengurus wajib mengatur tersedianya
Petugas P3K pada :
a) tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500
meter atau lebih sesuai jumlah pekerja/buruh
dan potensi bahaya di tempat kerja;
b) tempat kerja di setiap lantai yang berbeda di
gedung bertingkat sesuai jumlah pekerja/buruh
dan potensi bahaya di tempat kerja;
c) tempat kerja dengan jadwal kerja shift sesuai
jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di
tempat kerja.
Petugas P3K di tempat kerja mempunyai
tugas :

a) Melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja;


b) Merawat fasilitas P3K di tempat kerja;
c) Mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku
kegiatan; dan
d) Melaporkan kegiatan P3K kepada pengurus.
• Pengurus wajib memasang pemberitahuan tentang
nama dan lokasi petugas P3K di tempat kerja pada
tempat yang mudah terlihat.

• Petugas P3K di tempat kerja dapat menggunakan


tanda khusus yang mudah dikenal oleh
pekerja/buruh yang membutuhkan pertolongan.
Fasilitas P3K di Tempat Kerja
1. Fasilitas P3K meliputi:
a) Ruang P3K;
b) Kotak P3K dan isi;
c) Alat evakuasi dan alat transportasi; dan
d) Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri
dan/atau peralatan khusus di tempat kerja yang
memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus.
2. Alat pelindung diri khusus : peralatan yang disesuaikan
dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja yang
digunakan dalam keadaan darurat.
3. Peralatan khusus : alat untuk pembasahan tubuh cepat
(shower) dan pembilasan/pencucian mata.
Fasilitas P3K di Tempat Kerja
• Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
huruf a dalam hal :
 mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang atau lebih;
 mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100
orang dengan potensi bahaya tinggi .
Persyaratan ruang P3K :

1. Lokasi ruang P3K :


 Dekat dengan toilet/kamar mandi;
 Dekat jalan keluar;
 Mudah dijangkau dari area kerja; dan
 Dekat dengan tempat parkir kendaraan.
2. Luas minimal cukup untuk menampung satu tempat tidur pasien dan masih terdapat
ruang gerak bagi seorang petugas p3k serta penempatan fasilitas p3k lainnya;
3. Bersih dan terang, ventilasi baik, memiliki pintu dan jalan yang cukup lebar untuk
memindahkan korban;
4. Diberi tanda yang jelas dengan papan nama yang jelas dan mudah dilihat;
5. Sekurang-kurangnya dilengkapi dengan :
 wastafel dengan air mengalir;
 Kertas tisue/lap;
 Usungan/tandu;
 Bidai/spalk;
 Kotak P3K dan isi;
 Tempat tidur dengan bantal dan selimut;
 Tempat untuk menyimpan alat-alat, seperti : tandu dan/atau kursi roda;
 Sabun dan sikat;
 Pakaian bersih untuk penolong;
 Tempat sampah; dan
 Kursi tunggu bila diperlukan.
Persyaratan Kotak P3K
1. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar
putih dengan lambang P3K berwarna hijau;
2. Isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran II peraturan
ini dan tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan P3K di tempat kerja;
3. Penempatan kotak P3K :
a) Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang
jelas, cukup cahaya serta mudah diangkat apabila akan digunakan;
b) Disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah kotak P3K
sebagaimana tercantum dalam lampiran III peraturan menteri ini;
c) Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih
masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah
pekerja/buruh;
d) Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat,
maka masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai
jumlah pekerja/buruh.
Alat evakuasi dan alat transportasi
meliputi:
a) tandu atau alat lain untuk
memindahkan korban ke tempat yang
aman atau rujukan; dan
b) mobil ambulance atau kendaraan yang
dapat digunakan untuk pengangkutan
korban.
ISI KOTAK P3K
KOTAK A KOTAK B KOTAK C
No ISI (untuk 25 (untuk 50 TK/ (untuk 100
TK/ kurang) kurang) TK/kurang)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 2 4 6
3. Perban (lebar 10 cm) 2 4 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 2 4 6
5. Plester Cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Kain segitiga/mittela 2 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 12 12 12
10. Sarung tangan sekali pakai (pasangan) 2 3 4
Masker 2 4 6
11. Pinset 1 1 1
12. Lampu senter 1 1 1
13. Gelas untuk cuci mata 1 1 1
14. Kantong plastik bersih 1 2 3
15. Aquades (100 ml lar. Saline) 1 1 1
16. Povidon Iodin (60 ml) 1 1 1
17. Alkohol 70% 1 1 1
18. Buku panduan P3K di tempat kerja 1 1 1
19. Buku catatan 1 1 1
20. Daftar isi kotak 1 1 1
JUMLAH PEKERJA/BURUH, JENIS KOTAK P3K
DAN JUMLAH KOTAK P3K

Jumlah Kotak P3K


Jumlah Pekerja Jenis Kotak P3K
Tiap 1 (Satu) Unit Kerja
< 26 org A 1 kotak A
26 s.d 50 org 1 kotak B atau,
B/A
2 kotak A
51 s.d 100 org 1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
C/B/A
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
Setiap 100 org 1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
C/B/A
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
Keterangan :
1 kotak B setara dengan 2 kotak A
1 kotak C setara dengan 2 kotak B
PATAH TULANG

22
 Secara sederhana patah tulang
dibagi menjadi :
1. Patah tulang tertutup
2. Patah tulang terbuka

23
24
25
 Tanda-tanda patah tulang :
• Ada riwayat trauma
• bengkak
• Nyeri
• Tidak dapat digerakkan
• Mungkin tampak deformitas
• Mungkin terdengar krepitasi
(bunyi gesekan tulang-tulang
yang patah)
• Urutan langkah-langkah
pertolongan pertama pada
korban patah tulang :
26
1. Periksa adanya luka dan tanda-tanda patah
tulang. Luka yang terbuka  balut dan tekan.
2. Buka/potong pakaian yang menutupi luka,
baringkan korban, selimuti agar hangat. Jika
menemukan tanda-tanda patah tulang, maka
perhatikan langkah-langkah berikutnya.

27
3. Lakukan reposisi
4. Lakukan immobilisasi
5. Segera rujuk ke rumah sakit

28
 Hal-hal yang jangan dikerjakan bila ada
dugaan patah tulang :
• Jangan memindahkan korban sampai
pertolongan ambulan datang.
• Jangan menggerakkan secara berlebihan pada
bagian tubuh yang patah.
• Bila ada dugaan patah tulang belakang/leher
jangan menggerakkan kepala korban.

29
 Membuat bidai
Bahan untuk membuat bidai :
• batang pohon
• gulungan koran/majalah
• tangkai sapu

30
 Berilah bantalan pada bidai
dengan sesuatu yang lunak
untuk melindungi luka
 Bidai harus cukup panjang
melewati dua sendi yang
terdekat untuk mencegah
pergerakan.
31
 Tujuan pembidaian
• Mengurangi nyeri akibat pergerakan
• Mencegah makin buruknya patah tulang
• Mencegah (bertambahnya)kerusakan
jaringan lunak
• mengurangi perdarahan
• Memudahkan transportasi

32
LUKA BAKAR

33
PENYEBAB
• PANAS KERING Dry Heat burn

• PANAS BASAH
• BAHAN KIMIA
• LISTRIK
• RADIASI
Electrical Burn
• SENGATAN DINGIN
Chemical burn

Moist heat burn

34
Pengkajian Luka Bakar
• Kedalaman luka bakar
• Luas area luka bakar
• Luka bakar yang kritis

35
Kedalaman Luka Bakar

Luka bakar derajat 1

• Hanya terbatas pada


lapisan epidermis
• Kemerahan
• Sakit
• Biasanya akan sembuh
tanpa jaringan parut dalam
waktu 5-7 hari
36
Luka Bakar derajat 2

• Mencapai epidermis
dan sebagian dermis
• Sangat sakit
• Blister/gelembung air/
bulla
• Bila bulla pecah
kemerahan

37
Luka bakar derajat 3

• Mengenai seluruh lapisan


kulit
• Tidak sakit
• Lesi gosong, keputih2an/
pucat
• Permukaan lebih rendah
dari bagian yang tidak
terbakar
• Bulla (-)
38
• Informasi Luas dan kedalaman luka
bakar sangat penting untuk:
menentukan apakah korban
dalam keadaan
berbahaya/terancam nyawa atau
tidak,
menentukan tindakan medis
selanjutnya.
39
LUKA BAKAR YANG KRITIS
• Luka bakar derajat 1 > 75%
• Luka bakar derajat 2 > 30%
• Luka bakar derajat 3 > 10%

Luka bakar lainnya yang kritis namun areanya kecil:


• Luka bakar pada telapak tangan dan kaki
• Luka bakar pada ketiak, selangkangan, dan alat kelamin
• Luka bakar pada dada, wajah yang mungkin juga
membakar jalan napas dan paru-paru.
• Luka bakar listrik
• Luka bakar pada anak-anak/bayi. 40
Jika anda tidak yakin akan tingkat
keparahan luka bakar, segera cari
bantuan medis.

41
• Jauhkan korban dari sumber trauma.
• Padamkan api dan siram kulit yang panas dengan air 
ideal air bersih yang dingin, air mengalir
√ Penggunaan bahan selain air bersih sangat tidak
menguntungkan bagi korban, karena :
 semakin kotornya permukaan luka,

 mempersulit pembersihannya pada saatnya nanti

 Dapat menambah rangsangan nyeri itu sendiri.

• Periksa jalan nafas, pernafasan dan nadi


• Bulla jangan dipecah ditutupi.

42
Penanganan luka bakar kimia:
• Bilas bagian tubuh yang terkena dengan air (dingin)
mengalir selama minimal 15 menit
• Perlahan-lahan tanggalkan pakaian korban yang
terkontaminasi sambil membilas bagian yang cedera
jaga agar penolong tidak terkontaminasi.
• Rujuk ke rumah sakit
• Jangan melakukan usaha “netralisasi” pada luka bakar
kimia sebab panas yang dikeluarkan akan
mengakibatkan kerusakan yang lebih parah.

43
44
RESUSITASI JANTUNG PARU

45
• Resusitasi  menghidupkan kembali
• Resusitasi Jantung Paru (RJP)
gabungan pernafasan paru buatan dan
pijat jantung luar.
• Tujuan RJP  mempertahankan jalan
napas dan sirkulasi darah yang cukup
sampai bantuan medis tiba.

46
Tanda henti pernafasan dan denyut
jantung adalah :
•Penderita tidak bernafas
•Denyut nadi tidak teraba
•Kehilangan kesadaran
•Penderita tampak pucat atau kebiruan

47
Kapan
• Kapan tindakan
mulai?? RJP dimulai?
Tindakan RJP
awal sesegera
mungkin harus
dilakukan. Golden
period 4 menit

48
Urutan tindakan jika
menemukan korban
kecelakaan :
1.Danger
Lihat bahaya,
pastikan anda dan
korban dalam keadaan
aman

49
2. Respon – periksa
apakah korban
berespon atau tidak
– sadar atau tidak
“Panggil nama korban
dan tepuk bahunya”

50
 Jika korban berespon dengan
menjawab atau tubuh bergerak
• Biarkan korban terbaring seperti
yang anda temukan, periksa
kondisi korban dan mintalah
bantuan
• Minta seseorang untuk mencari
pertolongan, bila anda sendiri
tinggalkan korban untuk
meminta bantuan dan segera
kembali.
51
 Jika korban tidak
berespon
• Teriak minta tolong
• Bila anda tidak dapat
memeriksa korban
dengan posisi
pertama anda
temukan, Segera
balikkan korban
dengan posisi
terlentang dan buka
Jalan Napas (Airway)
52
3. Airway(Jalan nafas)
• Tengadahkan kepala, angkat dagu (Head tilt,
chin lift)
• Segera keluarkan benda asing yang
menyumbat jalan napas
• Tetap pertahankan jalan napas

53
4. Breathing and Circulation – Pernafasan dan
Sirkulasi • Pertahankan jalan
napas terbuka,
 Lihat pergerakan dada
korban
 Dengar napas korban
 Rasakan udara yang
keluar dengan pipi
anda
• Pemeriksaan tidak
boleh lebih dari 10 detik
54
Bila korban bernafas normal :
• Baringkan korban dalam posisi miring
• Minta seseorang untuk memanggil
bantuan medis
• Periksa kembali pernapasan korban
55
Bila korban tidak bernapas atau hanya
bernapas satu satu dan lemah:
• Segera panggil bantuan
• Segera lakukan RJP(Resusitasi Jantung
Paru) tekan dada 30 kali dilanjutkan nafas
buatan 2 kali

56
Metode pernafasan buatan dapat dilakukan
dengan cara :
•Pernafasan buatan dengan cara mulut ke
mulut
•Pernafasan buatan dengan cara mulut ke
hidung
•Pernafasan buatan dengan alat Bantu
resusitasi

57
Metode pernafasan buatan dgn cara mulut
ke mulut
Tatacara pelaksanaan :
•Telentangkan korban di atas alas yg
keras, angkat belakang kepala sampai
dagu terangkat.

58
• Bersihkan jalan
nafas/mulut dg cara
mengusap mulut
dengan jari tangan
penolong, keluarkan
gigi palsu bila ada.

59
• Tarik dagu tegak
lurus kedepan,
hingga mulut
terbuka

60
• Penolong membuka mulut lebar-lebar dan
dikuncikan ke mulut korban, hingga tidak
ada udara yang bocor. Tekan kedua
lubang hidung korban.

61
• Tiupkan udara ke
dalam paru-paru
korban, untuk korban
dewasa 10-15 kali
tiupan permenit,
setiap tiupan 5-6
detik.

62
• Udara yang ditiupkan masuk paru-
paru  dada tampak mengembang.
• Bila udara tidak bisa masuk paru-paru
periksa lagi mungkin ada sumbatan
jalan nafas.

63
 Metode pernafasan buatan dari mulut ke hidung
 Metode ini sama dengan metode mulut ke
mulut hanya saja tiupan ke dalam paru-
paru korban melalui hidungnya. Metode
ini dilakukan bila ada luka pada mulut
korban.

64
Metode kombinasi pernafasan buatan
dengan pijat jantung (RJP)
• Posisikan diri anda tegak lurus
terhadap korban
• Tekan dada korban di titik tekan yaitu
satu atau dua jari di atas bagian
terbawah tulang dada sedalam 4 – 5
cm
65
• Pada saat anda tidak dalam sedang menekan
dada, jangan ubah posisi penekanan. Tekanlah
dada dengan kecepatan tekan 100 kali permenit
• Setelah 30 tekan dada, tengadahkan kepala dan
angkat dagu berikan 2 kali napas buatan
• Kembali cari posisi tekan dan langsung berikan
tekanan dada 30 kali dilanjutkan 2 kali napas
buatan dan seterusnya dengan rasio 30:2

66
67
RJP dihentikan jika :
korban telah hidup kembali
ada penolong lain yang lebih terlatih
penolong terlalu kelelahan
lingkungan menjadi tidak aman
korban mengalami henti jantung
lebih dari 30 menit (dengan atau
tanpa RJP)

68
GIGITAN BINATANG

69
Sengatan Lebah

• Sebagai pertahanan  tubuh


melepaskan cairan dari darah Ketika
menyengat  lebah mengeluarkan zat
melittin nyeri.
• untuk mengeluarkan racun di daerah
yang tersengat  merah & bengkak.
• Kebanyakan orang yang disengat
hanya mengalami pembengkakkan,
nyeri dan kemerahan lokal.
• Populasi yang alergi  hanya dalam
persentase kecil. 70
REAKSI ALERGI
• Reaksi ini dapat mematikan  reaksi anafilaktik
(alergi sistemik).
• Gejala-gejalanya dapat berlangsung segera atau
30 menit setelah tersengat.

• TANDA-TANDA REAKSI ALERGI


 Bengkak/bentol yang bergerak ke arah tubuh
yang lain terutama wajah dan leher.
 Sulit bernafas, mengi, pusing atau penurunan
drastis tekanan darah.
71
• Segera dapatkan pertolongan medis jika
muncul tanda-tanda alergi pada orang
yang tersengat.

• Dalam jumlah sedikit sengatan lebah bisa


jadi berisiko kecil. TETAPI jika Anda alergi
dengan zat yang ditularkan lebah pada
tubuh, itu bisa jadi sangat fatal.

72
Tindakan pertolongan
• Carilah sesorang untuk menemani korban. Jika
korban menunjukkan tanda-tanda alergi, gunakan
epinefrin atau beri antihistamin oral  Segera cari
bantuan medis.
• Cuci daerah yang tergigit dengan air dan sabun
Atau alkohol untuk membunuh bakteri dan
membersihkannya.
• Kompres es untuk mengurangi bengkak dan rasa
tak nyaman
73
• Periksa adanya sengat di area bekas sengatan
• hanya lebah madu yang meninggalkan sengat dan
memiliki kantung bisa/racun sehingga sengat ini terus
menyuntikkan bisa selama 2 atau 3 menit jika ia
tertinggal dikulit
• Kerik sengat ini dengan kuku jari, pisau dapur atau
benda sejenis agar terlepas.
• Hindari penjepitan dengan jari atau penjepit menjepit
kantung bisanya keluar
74
• Jangan menggaruk daerah yang
tersengat  semakin bengkak dan
merah, dan meningkatkan resiko
infeksi.

• Bila muncul tanda-tanda yang


membahayakan seperti pusing
kepala berputar-putar, mual, muntah,
pucat apalagi sampai sesak napas,
segera cari bantuan medis.
75
Gigitan Ular
• menggigit apabila merasa
terganggu, pada saat ia sangat
aktif  senja hari atau fajar,
• bekas gigitan dapat memberi
petunjuk tentang jenis ularnya.
• Bisa ular merusak pembuluh
darah, merusak syaraf

76
• Kobra kadang hanya menggigit tanpa
menyutikkan bisa (gigitan kosong). 
tidak semua gigitan kobra pada manusia
berakhir dengan kematian.
• TETAP WASPADA bila tergigit ular ini
• DON’T BE PANIC
77
Tanda gigitan ular berbisa

78
Gejala keracunan
• Bisa kobra
 terutama bersifat neurotoksin
 mempengaruhi dan
melumpuhkan kerja jaringan
syaraf.
 Korban perlahan-lahan akan
merasa ngantuk (pelupuk mata
memberat), kesulitan bernafas,
hingga detak dan irama jantung
terganggu dalam beberapa jam
kemudian.
79
Gejala keracunan

 Bisa ular sendok jawa dan Sumatra


 Bersifat neurotoksin dan hemotoksin
 Merusak jaringan di sekitar luka gigitan 
lebam
 Dapat muncul rasa sakit yang amat sangat
dalam menit-menit pertama setelah tergigit.
 Daerah sekitar luka akan membengkak.
 Lebam  menghitam dan nekrosis 
penurunan kemampuan pembekuan darah
80
• Tanpa gejala-gejala tersebut, kemungkinan tidak ada
racun yang masuk ke tubuh, atau terlalu sedikit untuk
meracuni tubuh orang.
• PERLU DIINGAT  gigitan ular (berbisa atau tidak)
hampir pasti menumbuhkan ketakutan atau
kekhawatiran pada manusia.
• RASA TAKUT yang berlebihan  SHOCK dengan
gejala-gejala yang mirip keracunan bisa ular.

81
Tindakan pertolongan
2. Kurangi gerak. Setiap gerakan yang
tidak perlu hanya akan
menyebabkan bisa ular menyebar
lebih luas melalui peredaran darah.
Usahakan untuk tetap diam, sebisa
mungkin gunakan alat transportasi
dan jangan berjalan kaki untuk
mencapai lokasi yang menyediakan
1. Jangan panik. Tidak semua pertolongan pertama.
gigitan ular mengandung bisa
yang berbahaya, bahkan meski
yang menggigit adalah spesies
ular berbisa.
82
3. Cuci bekas gigitan. Jika ada, gunakan sabun dan air
matang untuk membersihkan sesegera mungkin.
4. Cuci mata jika kena semburan bisa. Beberapa spesies
ular kobra yang hidup di Asia dan Afrika mampu
menyemburkan bisa mematikan tanpa harus
menggigit korban. Jika semburan ini mengenai mata
atau lapisan mukosa tipis lainnya, segera cuci
dengan air.

83
5. Ikat kuat-kuat daerah disekitar luka. 7. Jangan suntikan antiracun sendiri.
Ikatan yang kuat disekitar bekas Injeksi anti racun memang
gigitan dapat menghambat dibutuhkan dengan segera, namun
penyebaran racun sampai sebaiknya tetap dilakukan oleh
mendapatkan pertolongan lebih dokter atau tenaga kesehatan yang
lanjut. terampil. Adanya pengotor pada
alat suntik terkadang malah dapat
6. Bawa ke dokter secepat mungkin.
membahayakan pasien.
Serum anti bisa ular bisa
didapatkan diPuskesmas atau
tempat praktik atau tempat praktek
dokter . Jika dalam perjalan koraban
muntah-muntah, tempatkan dalam
posisi duduk atau berbaring untuk
memastikan muntahannya tidak
menyumbat saluran nafas. 84
PERLU DIINGAT

• Bisa ular jarang


mengakibatkan
kematian, dan
menjalar sangat
lambat. Kecuali
bisa ular kobra

85
KERACUNAN H2S

86
Hidrogen Sulfide (H2S)
• Gas yang tak berwarna, mudah
terbakar dan larut dalam air.
• Toksisitasnya tinggi.
• Pada konsentrasi rendah barbau
seperti telur busuk.

87
Tempat-tempat potensial penghasil gas
H2S:
• Lingkungan pengeboran sumur migas
• Laboratorium komersial
• Tambang bawah tanah
• Pabrik peyulingan gas
• Pabrik petrokimia
• Pabrik pengolahan sulfur
88
• Pada konsentrasi tinggi  olfatctry
paralysis (bau H2S tidak terdeteksi
lagi akibat paralysis atau lumpuhnya
saraf indra penciuman)
• Nilai ambang batas : 10 ppm

89
 Pengaruh H2S terhadap tubuh
bergantung pada:
 Waktu
 Frekuensi
 Intensitas
 Tingkat kerentanan pribadi

90
Respon fisiologis tubuh terhadap paparan H2S akut

10 ppm Mulai terjadi iritasi

50 – 100 ppm Konjungtivitis ringan dan iritasi


saluran pernafasan setelah 1 jam
terpapar.
100 ppm 2 – 15 menit : Batuk, iritasi mata,
hilangnya sensasi penciuman.
15 – 30 menit : Nyeri dimata dan
mengantuk, diikuti dengan iritasi
tenggorokan.
Paparan beberapa jam : gejala
semakin parah dan kematian
dapat terjadi pada paparan
setelah 48 91jam.
200 – 300 ppm Konjungtivitis & iritasi saluan
pernafasan setealah terpapar 1
jam.

500 – 700 ppm Hilangnya kesadaran &


kemungkinan setelah terpapar
selama 30 menit – 1 jam.

700 – 1000 ppm Tidak sadar, henti nafas dan


kematian.

1000 – 2000 ppm Tidak sadar dalam seketika ,


dengan henti nafas yang cepat
dan kematian kedalam beberapa
menit.
92
Hidrogen Sulfide (H2S)
0,12 mg/ Peningkatan depresi mental pusing,
m3 (0,08 pandangan kabur.
ppm )
0,45 mg/m3 Mual, sulit tidur, nafas yang pendek dan
(0,32 ppm) sakit kepala.
1,0-10 Kurangnya refelks kornea
mg/m3 (0,7
– 6,7 ppm)
10-70 Iritasi konjungtive, fatique, hilang nafsu
mg/m3 (6,7 makan, insomnia.
– 47 ppm)
93
Tindakan Pertolongan
• Inhalasi
 Gunakan alat bantu pernafasan sebelum
menolong korban.
 Segera pindahkan korban  udara segar
 Jika bernafas  istirahatkan korban, beri O2.
 Jika tidak ada nafas  nafas buatan  O2
 Segera cari pertolongan medis.
 Usahakan korban tetap hangat.
 Jangan tinggalkan korban sendiri.

94
• Mata
• Bilas mata dengan air mengalir minimal 15 menit.
• Jika terdapat iritasi & gejala-gejala lain  segera cari
bantuan medis.
• Kulit
– Bersihkan kulit dengan air minimal 15 menit.
– Jika terdapat iritasi & gejala-gejala lain  segeara cari bantuan
medis.
– Singkirkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi sambil tetap
melanjutkan bilasan air.

• Tertelan
– Jika pasien sadar, jangan dirangsang untuk muntah tetapi beri
minum air putih sebanyak-banyaknya.
– Jika muncul gejala-gejala lebih lanjut  cari pertolongan medis.
95
TERIMAKASIH

96

Anda mungkin juga menyukai