BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain
atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.1 Perjanjian
harus memenuhi syarat sahnya perjanjian, sebagaimana yang tertuang dalam Pasal
mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perikatan, suatu hal tertentu,
dan suatu sebab yang halal. Dengan terpenuhinya empat syarat sahnya perjanjian,
maka secara hukum adalah mengikat bagi para pihak yang membuatnya.
perikatan itu paling banyak lahir dari perjanjian, tetapi ada juga perikatan yang lahir
dari undang-undang.2 Eksistensi perjanjian sebagai salah satu sumber perikatan dapat
kita temui landasannya pada ketentuan Pasal 1233 Kitab Undang-Undang Hukum
menyatakan bahwa : Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan di mana satu orang atau
lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih. Setiap perjanjian yang
melahirkan suatu perikatan diantara kedua belah pihak adalah mengikat bagi kedua
1
Wirjono Prodjodikoro, Azas-Azas Hukum Perjanjian, (Bandung : Mandar Maju, 2000), hal. 4.
2
R. Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta : Intermasa, 1979), hal. 1.
belah pihak yang membuat perjanjian, hal ini berdasarkan atas ketentuan hukum yang
berlaku di dalam Pasal 1338 (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang
berbunyi Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang
kedua belah pihak atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1338 (3) Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
perjanjian3 contoh dari perjanjian yang sering ditemui dalam kegiatan sehari-hari
antara lain seperti : jual-beli; sewa-menyewa; tukar menukar; pinjam meminjam; dan
lain-lain.
Sewa menyewa adalah merupakan perjanjian timbal balik yang bagi masing-
masing pihak menimbulkan perikatan terhadap yang lain. Perjanjian timbal balik
kewajiban kepada kedua belah pihak, dan hak serta kewajiban itu mempunyai
hubungan satu dengan lainnya. Yang dimaksud dengan mempunyai hubungan antara
3
Ada 14 jenis perjanjian antara lain : a. Perjanjian timbal balik; b. Perjanjian Cuma-Cuma; c.
Perjanjian atas beban; d. Perjanjian bernama; f. Perjanjian obligatoir; g. Perjanjian Kebendaan; h.
Perjanjian Konsensual; i. Perjanjian riil; j. Perjanjian Liberatori; k. Perjanjian Pembuktian; m.
Perjanjian Untung-Untungan; n. Perjanjian Publik; o. Perjanjian Campuran, Ibid, hal. 66.
yang satu dengan yang lain adalah bahwa bilamana dalam perikatan yang muncul dari
perjanjian tersebut, yang satu mempunyai hak, maka pihak yang lain disana
Sehingga dalam hal ini terjadi adanya keseimbangan antara pihak penyewa
dan yang menyewakan. Kedudukan pihak penyewa dan yang menyewakan diperkuat
dengan adanya dasar hukum yang terdapat di dalam Pasal 1548 Kitab Undang-
Sewa menyewa adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu
mengikat dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lain kenikmatan dari
suatu barang selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran sesuatu harga
yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi pembayarannya.5
Dari definisi sewa menyewa tersebut diatas, maka dapat ditelaah bahwa :
4
J. Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, (Bandung , Citra Aditya
Bakti, 1995), hal. 43.
5
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Jakarta, Pradnya
Paramita, 1986) Cetakan keduapuluh, hal. 340.
perjanjian. Perjanjian ini diatur dalam Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Tentang Perikatan.6 Meskipun demikian, peraturan tentang sewa menyewa yang termuat
dalam Bab ke Tujuh dari Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berlaku untuk
segala macam sewa menyewa mengenai semua jenis barang baik bergerak maupun tidak
bergerak, baik yang memakai waktu tertentu maupun yang tidak memakai waktu tertentu,
oleh karena waktu tertentu bukan syarat mutlak untuk perjanjian sewa menyewa.7
merupakan suatu perjanjian konsensuil yaitu bahwa perjanjian itu sudah sah dan
barang dan harga.8 Akan tetapi walaupun merupakan perjanjian konsensuil oleh
Jika sewa menyewa itu diadakan secara tertulis, sewa akan berakhir demi
hukum apabila waktu yang ditentukan sudah habis tanpa memerlukan suatu
secara lisan, sewa itu tidak berakhir pada waktu yang ditentukan melainkan jika pihak
6
R. Setiawan,Pokok-Pokok Hukum Perikatan (Bandung : Bina Cipta, 1987), hal. 3.
7
R. Subekti, Aneka Perjanjian Buku II, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1995), hal. 41 .
8
Ibid, hal. 90.
Untuk sewa menyewa terhadap benda tidak bergerak seperti rumah, dengan
Oleh Bukan Pemilik, khusus mengenai Perjanjian Sewa- Menyewa Rumah haruslah
diperbuat dengan suatu batas waktu tertentu dan segala bentuk perjanjian sewa-
menyewa rumah yang telah diperbuat tanpa batas waktu adalah batal demi hukum9.
pemakaian dan pemungutan hasil dari benda tersebut, sedangkan hak milik atas benda
tersebut tetap berada di tangan yang menyewakan sebaliknya pihak penyewa wajib
Pada dasarnya suatu perjanjian akan berlangsung dengan baik jika para pihak
yang melakukan perjanjian tersebut dilandasi oleh itikad baik (good faith), namun
apabila salah satu pihak tidak beritikad baik atau tidak melaksanakan kewajibannya
maka akan timbul perbuatan wanprestasi. Seperti halnya yang terjadi pada perjanjian
sewa menyewa yang telah diputus oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia No.
1507 K/PDT/2010, awalnya hubungan sewa menyewa ini berlangsung dengan baik
Perjanjian Sewa Menyewa dibawah tangan seperti ternyata dalam kwitansi tanda
terima tertanggal 20 Desember 1959 dan tidak menentukan jangka waktunya atas :
sebidang tanah sebagian dari bekas Grant C / Controleer Nomor : C 5377 berikut
9
Tan Kamello, Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan Yang Didambakan, (Bandung :
Alumni, 2006), hal. 185
10
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata Tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu,
(Bandung : Sumur Bandung, 1981), hal. 49.
satu pintu rumah petak semi permanen terletak di Kota Medan, Kecamatan Petisah,
waris mereka yakni antara anak si pemilik tanah (yang menyewakan) yakni KGR
(anak kandung D) dan F (cucu dari penyewa) beserta suaminya R. KGR memperoleh
tanah beserta bangunan rumah tersebut dari almarhum orangtuanya berdasar pada
Akta Pembagian Waris tanggal 9 September 2003 No. 6 yang dibuat dan
kepemilikannya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan terdaftar pada
Sertipikat Hak Milik No. 1239 yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Medan
KGR selaku ahli waris pihak yang menyewakan pernah beberapa kali
menerima pembayaran uang sewa dari cucu penyewa yang dibayar setiap bulannya,
namun sejak bulan April 2005 pihak penyewa (cucu dari penyewa) tidak lagi
membayar uang sewa dengan alasan tidak jelas dan apabila yang menyewakan
menagih uang sewa, penyewa sama sekali tidak mengindahkannya. Hal ini sudah
menimbulkan suatu itikad tidak baik dikarenakan penyewa tidak mau membayar uang
sewa.
Dengan tidak adanya pembayaran uang sewa, maka diawal tahun 2006 pihak
yang secara sah dan menurut hukum adalah miliknya dan karenanya meminta agar
penyewa untuk mengosongkan obyek perkara namun sama sekali tidak dihiraukan .
Bulan Oktober 2006 melalui kuasa hukumnya, pihak yang menyewakan melayangkan
somasi yang intinya agar penyewa dapat segera mengosongkan obyek perkara
somasi kepada yang menyewakan dengan alasan bahwa mereka telah tinggal menetap
di obyek perkara sejak tanggal 20 Desember 1959 ( kurang lebih 50 tahun ) dan
sepengetahuan mereka bangunan yang didirikan diatas obyek perkara itu dibangun
oleh kakek penyewa dan selama itu pula pemilik tanah tidak pernah menempati dan
melakukan ingkar janji (wanprestasi) dan beritikad tidak baik terhadap yang
karena selain tidak membayar uang sewa juga tidak mau mengosongkan serta
dirugikan dan mengajukan gugatan, kasus ini bergulir panjang sampai pada tahap
penyewa.
11
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia tahun 2010 tentang Sewa Menyewa.pdf,
http: //putusan.mahkamahagung.go.id diakses tanggal 27 Pebruari 2012.
B. Perumusan Masalah
dirumuskan untuk dapat dilakukan pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
disewanya?
Indonesia dalam putusan MARI No. 1507 K/PDT/2010 mengenai perkara ini?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada judul dan permasalahan dalam penelitian ini maka dapat
dikemukakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
penyewa dalam perjanjian sewa menyewa rumah yang telah lama disewa.
Indonesia dalam putusan MARI No. 1507 K/PDT/2010 mengenai perkara ini.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian di bidang yang
sama.
E. Keaslian Penelitian
lingkungan Universitas Sumatera Utara, sepanjang yang diketahui dari hasil - hasil
penelitian yang sudah ada maka belum ada penelitian yang menyangkut masalah
No. 1507 K/PDT/2010) . Adapun penelitian yang berkaitan dengan perjanjian sewa
Nim : 087011101
Permasalahan :
Notaris?
Nim : 087011062
Permasalahan:
dijaminkan ke Bank?
kreditur (Bank)?
Dengan demikian penelitian ini secara ilmiah adalah asli dan secara akademis
1. Kerangka Teori
penelitian dan imajinasi sosial sangat ditentukan oleh teori.12 Teori berfungsi untuk
menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi
dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat
menunjukkan ketidakbenaran. 13
Teori yang dimaksud di sini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat
dalam dunia fisik tersebut tetap merupakan suatu abstraksi intelektual dimana
pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengalaman empiris. Artinya teori
ilmu hukum merupakan suatu penjelasan rasional yang bersesuaian dengan objek
yang dijelaskannya. Suatu penjelasan walau bagaimanapun meyakinkan, tetapi harus
didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar. 14
mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis satu dengan lainnya
12
Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press, 1986), hal. 6.
13
J.J.J M. Wuisman. Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Asas-Asas, Penyunting : M. Hisyam,
Fakultas Ekonomi, (Jakarta : Universitas Indonesia, 1996), hal. 203
14
M. Solly Lubis. Filsafat Ilmu dan Penelitian, (Bandung : Mandar Maju, 1994), hal. 27.
dengan tata dasar yang dapat diamati dan berfungsi sebagai wahana untuk
pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis, dari para penulis ilmu hukum di
bidang hukum perjanjian, yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang
mungkin disetujui atau tidak disetujui,16 yang merupakan masukan bagi penulisan
tesis ini.
Berdasarkan pengertian teori dan kegunaan serta daya kerja teori tersebut
Wanprestasi Pihak Penyewa Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Rumah ( Studi Kasus
yang bisa di berikan kepada masyarakat. Dimana menurut Roscoe Pound, bahwa hasil
semakin meluas/ banyak pemuasan kebutuhan manusia tersebut, maka akan semakin
15
Snelbecker, dalam Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2002), hal.34
16
M. Solly Lubis, Op.Cit., hal. 80
17
Ahmad Yahya Zein, Keadilan Dan Kepastian Hukum, diakses dari:
http://yahyazein.blogspot.com/2008/07/Keadilan dan Kepastian-hukum. html , tanggal 29 April 2012.
adalah menghendaki keadilan semata-mata dan isi dari pada hukum ditentukan oleh
kesadaran etis mengenai apa yang di katakan adil dan apa yang dikatakan tidak adil.
Menurut teori ini hukum mempunyai tugas suci dan luhur ialah keadilan
dengan memberikan kepada tiap-tiap orang apa yang berhak ia terima serta
memerlukan peraturan tersendiri bagi tiap- tiap kasus. Untuk terlaksananya hal
tersebut, maka menurut teori ini hukum harus membuat apa yang dinamakan
a. Adanya paksaan dari luar (sanksi) dari penguasa yang bertugas mempertahankan
apakah sikap batin seseorang itu baik atau buruk, yang diperhatikan adalah
seseorang yang mempunyai sikap batin yang buruk, akan tetapi yang di beri sanksi
adalah perwujudan dari sikap batin yang buruk tersebut atau menjadikannya
18
Ibid.
dengan keadilan, maka akan kerap kali tidak sejalan satu sama lain. Adapun hal ini di
karenakan di suatu sisi tidak jarang kepastian hukum mengabaikan prinsip- prinsip
kepastian hukum dan keadilan, maka keadilan lah yang harus diutamakan. Alasannya
adalah bahwa keadilan pada umumnya lahir dari hati nurani pemberi keadilan
bahwa hukum itu mempunyai dua fungsi yakni sebagai sarana ketertiban masyarakat
Republik Indonesia No. 1507 K/PDT/2010 dapat memberikan suatu keadilan dan
2. Kerangka Konsepsi
19
Loc.cit.
20
Ahmad Ubbe, Putusan Hakim sebagai Rekayasa Sosial dalam Pembinaan Hukum
Nasional, tulisan pada Majalah Hukum Nasional No.1 Tahun 2002 yang diselenggarakan BPHN
Depkeh dan HAM, Jakarta, hal.72.
operasional.21 Kegunaan dari adanya konsepsi agar supaya ada pegangan dalam
dikemukakan.22
merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkrit dari kerangka teoritis
a. Prestasi atau yang dalam bahasa Inggris disebut juga dengan istilah
hal-hal yang tertulis dalam suatu kontrak oleh pihak yang telah mengikatkan diri
untuk itu, pelaksanaan mana sesuai dengan term dan condition sebagaimana
model dari prestasi adalah seperti yang disebutkan dalam Pasal 1234
1) Memberikan sesuatu;
21
Sumadi Suryabarata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo, 1998), hal.3.
22
H. Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat (Bandung:Citra Aditya Bakti, 1999), hal.5.
23
Sumadi Suryabarata, Op.cit, hal. 28.
24
Munir Fuady, Hukum Kontrak ,dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, (Bandung :Citra Aditya
Bakti, 1999), hal. 87.
2) Berbuat sesuatu;
b. Wanprestasi adalah apabila seorang debitur tidak melakukan prestasi sama sekali
atau melakukan prestasi yang keliru atau terlambat melakukan prestasi, maka dalam
hal-hal yang demikian inilah yang disebut seorang debitur melakukan wanprestasi.25
mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
lebih.26
d. Sewa Menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikat
dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lain kenikmatan dari sesuatu
barang, selama suatu waktu tertentu dengan pembayaran sesuatu harga yang
e. Sewa Menyewa Rumah adalah keadaan dimana rumah dihuni oleh bukan
f. Pemilik adalah setiap orang atau badan yang mempunyai hak atas rumah.29
g. Penyewa adalah setiap orang atau badan yang membayar harga sewa pemilik
25
Qirom S. Meliala, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya, (Yogyakarta : Liberty,
1985), hal. 29.
26
Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan (Bandung : Mandar Maju, 1994), hal. 94.
27
R. Subekti, Hukum Perjanjian ( Jakarta: Intermasa, 2002), hal. 90.
28
Peraturan Pemerintah Republik Indonnesia Nomor 44 Tahun 1994 tentang Penghunian Rumah Oleh
Bukan Pemilik , Pasal 1 butir (3).
29
Ibid, Pasal 1 butir (5).
h. Ganti Rugi adalah penggantian biaya, rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya
diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang
G. Metode Penelitian.
Metode penelitian merupakan suatu sistem dan suatu proses yang mutlak
pengetahuan.
Penelitian adalah usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan
dengan suatu metode tertentu dengan cara hati-hati, sistematis serta sempurna
didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk
mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya.
30
Ibid, Pasal 1 butir (6).
31
Joko P. Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
1997), hal. 2.
penelitian ilmiah, maka rangkaian kegiatan penelitian dinilai dari pengumpulan data
sebagai berikut :
penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran secara rinci dan sistematis tentang
Penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa
hukum yang tertulis dari bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih dikenal
dengan nama bahan hukum sekunder dan bahan acuan dalam bidang hukum atau
terhadap masalah dengan cara melihat dari segi peraturan perundang-undangan yang
32
Soerjono Soekanto, Op.Cit, hal. 43.
33
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir Abad ke 20, (Bandung:
Alumni, 1994), hal. 101.
34
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995),. hal. 33.
dengan cara meneliti bahan kepustakaan atau bahan data sekunder yang meliputi
undangan, asas-asas hukum, kaedah hukum dan sistematika hukum serta mengkaji
2. Sumber Data
dengan pengumpulan data akan diperoleh data yang diperlukan untuk selanjutnya
dianalisis sesuai kehendak yang diharapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam
research.36
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui data sekunder yaitu data
yang dikumpulkan melalui studi dokumen terhadap bahan kepustakaan yang terdiri
dari:
1. Bahan hukum primer yakni bahan hukum yang terdiri dari peraturan
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1994 tentang Penghuni Rumah Oleh Bukan
35
Ibrahim Johni, Teori Dan Metode Penelitian Hukum Normatif, ( Malang : Bayu Media
Publishing , 2005), hal. 336.
36
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Suatu Pengantar, (Jakarta:Raja
Grafindo Persada, 2003), hal 10-11.
Pemilik, Undang- Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
K/PDT/2010.
2. Bahan hukum sekunder adalah hasil penelitian para pakar yang termuat dalam
3. Bahan hukum tersier yakni bahan hukum yang memberikan petunjuk atau
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti
kamus umum, kamus hukum, jurnal ilmiah yang berhubungan dengan materi
penelitian.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
mendapatkan konsepsi teori atau doktrin, pemikiran konseptual dan penelitian yang
dilakukan oleh pihak lain yang relevan dengan penelitian ini dengan cara menelaah
dan menginventarisasi pemikiran atau pendapat juga sejarah atau latar belakang
menyewa rumah.
peraturan perundang-undangan yang berlaku, literatur dari para pakar yang relevan
dengan objek penelitian ini, artikel yang termuat dalam bentuk jurnal, majalah ilmiah,
ataupun yang termuat dalam data elektronik seperti pada internet dan sebagainya
penelitian ini.
4. Analisis Data.
data ke dalam pola, kategori dan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan suatu hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.37
Penelitian yang dilakukan dalam tesis ini termasuk ke dalam tipe penelitian
melakukan analisa terhadap permasalahan yang akan dibahas. Analisis data dilakukan
dengan : 39
diteliti;
yang ada;
37
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung :Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 101.
38
Soerjono Soekanto, Op.Cit., hal. 251.
39
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2004), hal.45