Anda di halaman 1dari 393

JADWAL

Tanggal Efektif : 29 November 2016


Masa Penawaran Umum Saham Perdana : 30 November, 1 dan 2 Desember 2016
Tanggal Penjatahan : 5 Desember 2016
Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 6 Desember 2016
Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 6 Desember 2016
Tanggal Pencatatan Pada PT Bursa Efek Indonesia : 7 Desember 2016

OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK
MENYETUJUI ATAS EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI
PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT
ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk. (PERSEROAN) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK
BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL
SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
P R O S P E K T U S

PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk.


Kegiatan Usaha Utama:
Jasa pelayanan di bidang kesehatan di bidang laboratorium klinik swasta
Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia
Kantor Pusat:
Prodia Tower
Jl. Kramat Raya No. 150
Jakarta Pusat 10430, Indonesia
Telepon: (021) 314 4182
Faksimili: (021) 314 4181
Website: www.prodia.co.id
Email: investor.relation@prodia.co.id
Jaringan Layanan:
Per 30 Juni 2016, 251 outlet yang tersebar di 104 kota di 30 propinsi di Indonesia
PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA
Sebanyak 187.500.000 (seratus delapan puluh tujuh juta lima ratus ribu) saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah
Saham Baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan, dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang
mewakili sebesar 20% (dua puluh persen) dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Saham
Perdana (Saham Yang Ditawarkan), dan ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp6.500 (enam
ribu lima ratus Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian
Saham (FPPS). Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum Saham Perdana ini adalah sebesar Rp1.218.750.000.000 (satu
triliun dua ratus delapan belas miliar tujuh ratus lima puluh juta Rupiah).
Bersamaan dengan Penawaran Umum Saham Perdana, Perseroan mengadakan Program Alokasi Saham Karyawan
(Employee Stock Allocation atau ESA) dengan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 2% (dua persen)
dari jumlah Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham Perdana atau sebanyak-banyaknya sebesar
3.750.000 (tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu) saham dan Program Opsi Kepemilikan Saham kepada Manajemen dan
Karyawan (Management dan Employee Stock Option Plan atau MESOP) sebanyak-banyaknya sebesar 1,5% (satu
koma lima persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Saham Perdana
atau sebanyak-banyaknya sebesar 14.062.500 (empat belas juta enam puluh dua ribu lima ratus) saham.
Seluruh pemegang saham Perseroan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya
dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UUPT). Saham Yang Ditawarkan dimiliki secara sah dan dalam keadaan bebas, tidak sedang
dalam sengketa dan/atau dijaminkan kepada pihak manapun serta tidak sedang ditawarkan kepada pihak lain.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini menjamin dengan
kesanggupan penuh (full commitment) terhadap sisa Saham Yang Ditawarkan yang tidak dipesan dalam Penawaran
Umum Saham Perdana Perseroan.
PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK DAN PENJAMIN EMISI EFEK

PT Citigroup Securities Indonesia PT Credit Suisse Securities Indonesia PT Indo Premier Securities
AGEN PENJUALAN INTERNASIONAL
Citigroup Global Markets Ltd. Credit Suisse (Singapore) Ltd.
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU PERSEROAN BEROPERASI DALAM INDUSTRI
YANG BERSAING DAN TERFRAGMENTASI, DAN KETIDAKMAMPUAN UNTUK BERSAING SECARA
EFEKTIF DAPAT BERDAMPAK MATERIAL DAN MERUGIKAN TERHADAP KEGIATAN USAHA
PERSEROAN. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI DI DALAM
PROSPEKTUS INI.
RISIKO TERKAIT INVESTASI PADA SAHAM PERSEROAN ADALAH HARGA SAHAM PERSEROAN DAPAT
BERFLUKTUASI CUKUP JAUH TERUTAMA DIKARENAKAN PERSEPSI ATAS PROSPEK BISNIS DAN
OPERASI PERSEROAN DAN INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN SECARA UMUM. RISIKO TERKAIT
INVESTASI PADA SAHAM PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI DI DALAM
PROSPEKTUS INI.
PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM SAHAM
PERDANA INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK
YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK
INDONESIA (KSEI).

Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 30 November 2016.


Perseroan telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum
Saham Perdana ini kepada OJK dengan Surat No. 057/PD/Ekstern/IX/2016 tanggal 20 September
2016 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia
No. 64 Tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara No. 3608 dan peraturan pelaksananya serta
perubahan-perubahannya (UUPM).

Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham Perdana ini direncanakan akan dicatatkan
pada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek
yang telah dibuat antara Perseroan dengan BEI pada tanggal 19 September 2016 sepanjang
memenuhi persyaratan pencatatan saham yang ditetapkan oleh BEI. Apabila Perseroan tidak
memenuhi persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh BEl, maka Penawaran Umum Saham
Perdana ini batal demi hukum dan pembayaran pesanan saham tersebut wajib dikembalikan
kepada para pemesan sesuai dengan UUPM dan Peraturan No. IX.A.2, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam dan LK No. Kep- 122/BL/2009 tangga1 29 Mei 2009 tentang Tata Cara Pendaftaran
Dalam Rangka Penawaran Umum.

Semua Lembaga serta Profesi Penunjang Pasar Modal yang disebut dalam Prospektus ini
bertanggung jawab sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan fungsi masing-masing,
sesuai dengan peraturan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia dan kode etik, norma serta
standar profesi masing-masing.

Sehubungan dengan Penawaran Umum Saham Perdana ini, setiap pihak terafiliasi dilarang
memberikan keterangan atau pernyataan mengenai data yang tidak diungkapkan dalam Prospektus
ini tanpa persetujuan tertulis dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek.

Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar
Modal menyatakan tidak menjadi pihak yang terafiliasi dengan Perseroan baik secara langsung
maupun tidak langsung, sebagaimana dimaksud dalam UUPM, sesuai dengan pengungkapan
pada bab XV mengenai Penjaminan Emisi Efek dan bab XVI mengenai Lembaga dan Profesi
Penunjang Pasar Modal.

PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN


UNDANG-UNDANG/PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI INDONESIA.
BARANG SIAPA DI LUAR INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI, MAKA
DOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI DOKUMEN PENAWARAN
UNTUK MEMBELI SAHAM, KECUALI BILA PENAWARAN DAN PEMBELIAN SAHAM
TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN, ATAU BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN
T E R H A D A P U N D A N G - U N D A N G / P E R AT U R A N YA N G B E R L A K U D I N E G A R A
TERSEBUT.

PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB


DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI YANG
BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK MENYESATKAN PUBLIK.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................i
DEFINISI DAN SINGKATAN...................................................................................................... iii
DEFINISI DAN SINGKATAN TEKNIS.......................................................................................... x
SINGKATAN NAMA PERUSAHAAN........................................................................................... xi
RINGKASAN..............................................................................................................................xii
I. PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA.......................................................................... 1
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI
HASIL PENAWARAN UMUM.............................................................................................. 8
III. PERNYATAAN UTANG.. .................................................................................................... 10
IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING.. ........................................................................ 16
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN..................................................... 20
5.1. Umum....................................................................................................................... 20
5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Usaha dan Operasi Perseroan.. ................ 21
5.3. Kebijakan Akuntansi yang Signifikan......................................................................... 27
5.4. Hasil Usaha.. ............................................................................................................. 32
5.5. Pendapatan Berdasarkan Geografi dan Segmen Pelanggan.. ......................................... 37
5.6. Hasil Kegiatan Operasional.. ...................................................................................... 38
5.7. Aset, Liabilitas dan Ekuitas....................................................................................... 49
5.8. Likuiditas dan Sumber Pendanaan.............................................................................. 52
5.9. Belanja Modal........................................................................................................... 54
5.10. Kewajiban Kontinjensi dan Perjanjian Off-Balance Sheet............................................ 54
5.11. Manajemen Risiko..................................................................................................... 54
VI. RISIKO USAHA................................................................................................................. 56
VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN.. ......... 88
VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN.......................................................................... 89
8.1. Riwayat Singkat Perseroan.. ....................................................................................... 89
8.2. Dokumen Perizinan Perseroan.. .................................................................................. 92
8.3. Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan............................................................ 99
8.4. Pengurusan dan Pengawasan.................................................................................... 105
8.5. Struktur Organisasi Perseroan.................................................................................. 112
8.6. Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance atau GCG)............................. 113
8.7. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Social Responsibility)....................................... 113
8.8. Sumber Daya Manusia............................................................................................. 113
8.9. Hubungan Kepemilikan serta Pengurusan dan Pengawasan Perseroan dan
Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum.............................................................. 116
8.10. Keterangan Singkat Tentang Pemegang Saham Utama Berbentuk Badan Hukum........ 116
8.11. Transaksi Dengan Pihak yang Memiliki Hubungan Afiliasi....................................... 118
8.12. Perjanjian-Perjanjian Penting Dengan Pihak Ketiga.................................................. 123
8.13. Keterangan Tentang Aset Tetap yang Bernilai Material............................................. 128
8.14. Asuransi.. ................................................................................................................ 129
8.15. Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI).. ................................................................... 134
8.16. Perkara yang Dihadapi Perseroan, dan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan........ 135

i
IX. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN.. ........................................................ 136
9.1. Umum..................................................................................................................... 136
9.2. Keunggulan Bersaing.. ............................................................................................. 137
9.3. Strategi Usaha......................................................................................................... 142
9.4. Indikator Kinerja Utama.......................................................................................... 144
9.5. Misi dan Visi.. ......................................................................................................... 144
9.6. Jejaring Outlet Perseroan......................................................................................... 145
9.7. Pemeriksaan dan Layanan Perseroan........................................................................ 153
9.8. Logistik dan Prosedur.............................................................................................. 156
9.9. Laboratorium Kalibrasi.. .......................................................................................... 160
9.10. Pelanggan Perseroan.. .............................................................................................. 160
9.11. Layanan Pelanggan.. ................................................................................................ 162
9.12. Penetapan Harga dan Biaya.. .................................................................................... 162
9.13. Penjualan dan Pemasaran......................................................................................... 163
9.14. Teknologi Informasi................................................................................................ 165
9.15. Peralatan................................................................................................................. 165
9.16. Riset dan Pengembangan......................................................................................... 166
9.17. Afiliasi Perseroan.................................................................................................... 167
9.18. Persaingan.. ............................................................................................................. 168
9.19. Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan Hidup....................................................... 169
9.20. Penghargaan dan Pengakuan.................................................................................... 175
X. KETERANGAN TENTANG INDUSTRI............................................................................ 176
XI. PERATURAN DALAM INDUSTRI................................................................................... 194
XII. EKUITAS......................................................................................................................... 204
XIII. KEBIJAKAN DIVIDEN.................................................................................................... 205
XIV. PERPAJAKAN.. ................................................................................................................ 206
XV. PENJAMINAN EMISI EFEK............................................................................................ 208
XVI. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL.............................................. 209
XVII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM..................................................................................... 213
XVIII.LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN........ 231
XIX. ANGGARAN DASAR.. ..................................................................................................... 337
XX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM.. ................................................... 360
20.1 Pemesanan Pembelian Saham................................................................................... 360
20.2 Pemesan yang Berhak.............................................................................................. 360
20.3 Jumlah Pemesanan.. ................................................................................................. 360
20.4 Pendaftaran Efek ke dalam Penitipan Kolektif.......................................................... 360
20.5 Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham.................................................................. 361
20.6 Masa Penawaran Umum Saham Perdana................................................................... 361
20.7 Tanggal Penjatahan.. ................................................................................................ 362
20.8 Persyaratan Pembayaran.......................................................................................... 362
20.9 Bukti Tanda Terima................................................................................................. 362
20.10 Penjatahan Saham.. .................................................................................................. 362
20.11 Penundaan Masa Penawaran Umum Saham Perdana atau Pembatalan
Penawaran Umum Saham Perdana............................................................................ 364
20.12 Pengembalian Uang Pemesanan.. .............................................................................. 365
20.13 Penyerahan FKPS atas Pemesanan Saham.. ............................................................... 366
XXI. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN
PEMBELIAN SAHAM.. .................................................................................................... 367

ii
DEFINISI DAN SINGKATAN

Afiliasi : berarti pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)


UUPM, yaitu:
(a) hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat
kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
(b) hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris
dari pihak tersebut;
(c) hubungan antara 2 (dua) perusahaan di mana terdapat 1 (satu) atau
lebih anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;
(d) hubungan antara perusahaan dan pihak, baik langsung maupun
tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan
tersebut;
(e) hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik
langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
(f) hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

Akuntan Publik atau : berarti Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar &
RSM Rekan (a member firm of the RSM network) yang melaksanakan audit
atas laporan keuangan Perseroan dalam rangka Penawaran Umum
Saham Perdana.

Agen Penjualan : berarti pihak yang membantu dalam penjualan Saham Yang Ditawarkan
Internasional dalam Penawaran Umum Saham Perdana, baik untuk penawaran yang
bersifat internasional, selain dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan
Penjamin Emisi Efek, yaitu Citigroup Global Markets Ltd. dan Credit
Suisse (Singapore) Ltd.

Anggota Bursa : berarti Anggota Bursa Efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1
ayat (2) UUPM.

BAE : berarti singkatan dari Biro Administrasi Efek, yaitu pihak yang
melaksanakan administrasi saham dalam Penawaran Umum Saham
Perdana yang ditunjuk oleh Perseroan, yang dalam hal ini adalah
PT Datindo Entrycom, berkedudukan di Jakarta Pusat.

Bapepam : berarti Badan Pengawas Pasar Modal atau para pengganti dan penerima
hak dan kewajibannya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
UUPM.

Bapepam dan LK : berarti singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan, sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. 606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal juncto
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 206/PMK.01/2014
tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan.

Bursa Efek atau BEI : berarti bursa efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 ayat
(4) UUPM, dalam hal ini yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek
Indonesia, berkedudukan di Jakarta, di mana saham ini dicatatkan.

CAGR : berarti singkatan dari Compounded Annual Growth Rate atau laju
pertumbuhan majemuk tahunan.

iii
Daftar Pemesanan : berarti suatu daftar yang memuat nama-nama dari pemesan Saham
Pembelian Saham atau Yang Ditawarkan dan jumlah Saham Yang Ditawarkan yang dipesan,
DPPS yang dipersiapkan oleh masing-masing Agen Penjualan Internasional
dan/atau Penjamin Emisi Efek, daftar mana disusun berdasarkan FPPS.

Dolar AS atau US$ : berarti Dolar Amerika Serikat.

Efektif : berarti terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai


dengan ketentuan angka 4 Peraturan No. IX.A.2, yaitu:
atas dasar lewatnya waktu, yakni:
- 45 hari sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima OJK
secara lengkap, yaitu telah mencakup seluruh kriteria yang
ditetapkan dalam peraturan yang terkait dengan Pernyataan
Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana
dan peraturan yang terkait dengan Penawaran Umum Saham
Perdana; atau
- 45 hari sejak tanggal perubahan terakhir atas Pernyataan
Pendaftaran yang diajukan Perseroan atau yang diminta OJK
dipenuhi; atau
atas dasar pernyataan efektif dari OJK bahwa tidak ada lagi
perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang
diperlukan.

Emisi : berarti suatu tindakan dari Perseroan untuk menawarkan Saham Yang
Ditawarkan kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum Saham
Perdana di Pasar Perdana untuk dicatatkan dan diperdagangkan di
Bursa Efek.

Formulir Konfirmasi : berarti suatu formulir yang mengkonfirmasi hasil penjatahan untuk
Penjatahan Saham atau pemesan, yang menyatakan bukti pemilikan Saham Yang Ditawarkan
FKPS di Pasar Perdana.

Formulir Pemesanan : berarti dokumen asli dari formulir pemesanan pembelian Saham Yang
Pembelian Saham atau Ditawarkan yang harus dibuat dalam lima rangkap yang masing-masing
FPPS harus diisi secara lengkap, dibubuhi tanda tangan asli serta diajukan oleh
calon pembeli atau kuasa sahnya kepada Agen Penjualan Internasional
dan/atau Penjamin Emisi Efek pada waktu memesan Saham Yang
Ditawarkan selama periode Masa Penawaran Umum Saham Perdana.

Harga Penawaran : berarti harga setiap Saham Yang Ditawarkan pada Penawaran Umum
Saham Perdana, yaitu sebesar Rp6.500 (enam ribu lima ratus Rupiah).

Hari Bursa : berarti hari-hari dimana aktivitas transaksi perdagangan efek dilakukan
di Bursa Efek, yaitu hari Senin sampai Jumat, kecuali hari libur nasional
yang ditetapkan Pemerintah atau hari yang dinyatakan sebagai hari
libur oleh Bursa Efek.

Hari Kalender : berarti setiap hari dalam satu tahun sesuai dengan kalender Gregorius
termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan
sewaktu-waktu oleh Pemerintah.

Hari Kerja : berarti suatu hari (selain Sabtu atau Minggu atau hari yang ditetapkan
oleh Pemerintah) di mana bank buka untuk menjalankan kegiatan
usahanya di Indonesia.

IAPI : berarti singkatan dari Institut Akuntan Publik Indonesia.

iv
Kemenkumham : berarti Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (dahulu dikenal dengan nama Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, Departemen Kehakiman Republik
Indonesia, Departemen Hukum dan Perundang-undangan Republik
Indonesia atau nama lainnya).

Konfirmasi Tertulis : berarti surat konfirmasi yang dikeluarkan oleh KSEI dan/atau Bank
Kustodian dan/atau Perusahaan Efek untuk kepentingan Pemegang
Rekening di Pasar Sekunder.

KSEI : berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta


Selatan, yang merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
sesuai dengan peraturan pasar modal.

Konsultan Hukum : berarti Hadiputranto Hadinoto & Partners yang melakukan pemeriksaan
atas fakta hukum yang ada mengenai Perseroan serta keterangan hukum
lain yang berkaitan dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana.

Manajer Penjatahan : berarti PT Indo Premier Securities, sebagai salah satu dari Penjamin
Pelaksana Emisi Efek, yang bertanggung jawab atas penjatahan dari
Saham Yang Ditawarkan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Peraturan No. IX.A.7.

Masa Penawaran Umum : berarti suatu jangka waktu di mana permintaan pemesanan Saham Yang
Saham Perdana Ditawarkan dapat diajukan oleh Masyarakat kepada Penjamin Pelaksana
Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek, dan Agen Penjualan Internasional
sebagaimana ditentukan dalam Prospektus dan FPPS, jangka waktu
mana tidak dapat kurang dari satu Hari Kerja.

Masyarakat : berarti perorangan dan/atau institusi dan/atau badan hukum, baik Warga
Negara Indonesia dan/atau entitas hukum Indonesia dan/atau badan
usaha Indonesia dan/atau Warga Negara Asing dan/atau entitas asing dan/
atau badan usaha asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan
di Indonesia maupun bertempat tinggal atau berkedudukan di luar
Indonesia, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.

Menkumham : berarti singkatan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (dahulu dikenal dengan nama Menteri Kehakiman Republik
Indonesia yang berubah nama Menteri Hukum dan Perundang-Undangan
Republik Indonesia).

OJK : berarti singkatan dari Otoritas Jasa Keuangan, yang merupakan


lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain,
yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang No. 21 Tahun 2011 tanggal 22 November 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan.

Pasar Perdana : berarti pasar terjadinya penawaran dan penjualan atas Saham Yang
Ditawarkan oleh Perseroan kepada Masyarakat selama Masa Penawaran
Umum Saham Perdana sebelum pencatatan atas Saham Yang Ditawarkan
di Bursa Efek.

Pasar Sekunder : berarti perdagangan saham di Bursa Efek yang dilakukan pada dan
setelah Tanggal Pencatatan.

PDB : berarti singkatan dari Pertumbuhan Domestik Bruto, yaitu nilai pasar
semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode
tertentu.

v
Pemegang Rekening : berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik rekening efek dan/
atau sub rekening efek di KSEI yang dapat merupakan bank kustodian
atau perusahaan efek.

Pemerintah : berarti Pemerintah Republik Indonesia.

Penawaran Awal : berarti suatu ajakan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan
menggunakan Prospektus Awal, yang bertujuan untuk mengetahui minat
Masyarakat atas Saham Yang Ditawarkan, berupa indikasi jumlah Saham
Yang Ditawarkan yang ingin dibeli dan/atau perkiraan harga atas Harga
Penawaran, tapi tidak bersifat mengikat dan bukan merupakan suatu
pemesanan yang dilaksanakan sesuai dengan Peraturan No. IX.A.8,
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-41/PM/2000 tanggal
27 Oktober 2000 tentang Prospektus Awal dan Info Memo (Peraturan
No. IX.A.8) dan dengan memperhatikan Peraturan No. IX.A.2.

Penawaran Umum atau : berarti penawaran atas Saham Yang Ditawarkan kepada Masyarakat
Penawaran Umum Saham dengan memperhatikan syarat dan ketentuan sebagaimana diatur dalam
Perdana Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan tata cara yang diatur dalam
UUPM dan ketentuan yang berlaku di Bursa Efek di Indonesia.

Penitipan Kolektif : berarti penitipan atas saham yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu
pihak yang kepentingannya diwakili oleh KSEI.

Penjamin Emisi Efek : berarti Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang mengadakan perjanjian
dengan Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana
atas nama Perseroan, serta melakukan pembayaran hasil Penawaran
Umum Saham Perdana di Pasar Perdana kepada Perseroan melalui
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, dimana peserta ditunjuk oleh Perseroan
berdasarkan ketentuan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

Penjamin Pelaksana Emisi : berarti pihak yang melaksanakan pengelolaan dan penyelenggaraan
Efek Penawaran Umum Saham Perdana, yaitu PT Citigroup Securities
Indonesia, PT Credit Suisse Securities Indonesia, dan PT Indo Premier
Securities.

Peraturan No. IX.A.2 : berarti Peraturan No. IX.A.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam
dan LK No. Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009 tentang Tata Cara
Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.

Peraturan No. IX.A.7 : berarti Peraturan No. IX.A.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan
LK No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan
dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum.

Peraturan No. IX.E.1 : berarti Peraturan No. IX.E.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan
LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang Transaksi
Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.

Peraturan No. IX.E.2 : berarti Peraturan No. IX.E.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan
LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi
Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

Peraturan No. IX.J.1 : berarti Peraturan No. IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan
LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok
Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek
Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.

Peraturan OJK No. : berarti Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014
32/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
Perusahaan Terbuka.

vi
Peraturan OJK No. : berarti Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014
33/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.

Peraturan OJK No. : berarti Peraturan OJK No. 30/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015
30/2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

Peraturan OJK No. : berarti Peraturan OJK No. 55/POJK.04/2015 tanggal 29 Desember 2015
55/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.

Peraturan OJK No. : berarti Peraturan OJK No. 56/POJK.04/2015 tanggal 29 Desember
56/2015 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit
Audit Internal.

Peraturan Pencatatan Bursa : berarti Peraturan Bursa Efek Indonesia No. I-A, Lampiran Keputusan
Efek Direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-00001/BEI/01-2014 tanggal
20 Januari 2014 tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas
Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.

Perjanjian Pendaftaran : berarti Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas di KSEI No. SP-
Efek 0012/PE/KSEI0916 tanggal 13 September 2016 yang dibuat dibawah
tangan oleh dan antara Perseroan dengan KSEI.

Perjanjian Pengelolaan : berart i Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham PT Prodia


Administrasi Saham Widyahusada Tbk. No. 31 tanggal 19 September 2016 yang dibuat
oleh dan antara Perseroan dengan BAE yang dibuat di hadapan Jose
Dima Satria, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan, termasuk segala
perubahan-perubahannya dan/atau penambahan-penambahannya dan/
atau pembaharuan-pembaharuannya yang akan dibuat di kemudian hari.

Perjanjian Penjaminan : berarti Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek PT Prodia Widyahusada
Emisi Efek atau PPEE Tbk. No. 32 tanggal 19 September 2016, sebagaimana diubah dengan
Akta Addendum I dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek PT Prodia Widyahusada Tbk. No. 39 tanggal 12 Oktober 2016 dan
Akta Addendum II dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek PT Prodia Widyahusada Tbk. No. 62 tanggal 18 November 2016,
yang dibuat oleh dan antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi
Efek yang dibuat di hadapan Jose Dima Satria, S.H., M.Kn., Notaris
di Jakarta Selatan, termasuk segala perubahan-perubahannya dan/atau
penambahan-penambahannya dan/atau pembaharuan-pembaharuannya
yang akan dibuat di kemudian hari.

Pernyataan Efektif : berarti pernyataan yang diterbitkan oleh OJK yang menyatakan telah
terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai
Peraturan No. IX.A.2.

Pernyataan Pendaftaran : berarti dokumen-dokumen yang wajib diajukan oleh Perseroan kepada
OJK dengan ditujukan kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal
dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana kepada Masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (19) UUPM juncto Peraturan
No. IX.C.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-42/PM/2000
tanggal 27 Oktober 2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi
Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum dan dengan
memperhatikan ketentuan dalam Peraturan No. IX.A.2 serta Peraturan
No. IX.A.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-690/
BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Ketentuan Umum Pengajuan
Pernyataan Pendaftaran.

Perseroan : berarti PT Prodia Widyahusada Tbk., berkedudukan di Jakarta Pusat,


suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum
Negara Republik Indonesia.

vii
Program ESA : berarti singkatan dari Program Employee Stock Allocation, yaitu
program pemberian alokasi pasti dari Saham Yang Ditawarkan dalam
Penawaran Umum Saham Perdana untuk karyawan Perseroan yang diatur
yang telah disetujui oleh pemegang saham berdasarkan Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 83
tanggal 29 Juni 2016 yang dibuat di hadapan Jose Dima Satria, S.H.,
M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan (Akta 83/2016) dan ditetapkan
oleh Direksi sesuai dengan Surat Keputusan No. 170/SK/HROD/IX/16
tanggal 11 Agustus 2016 dan dalam jumlah sebesar-besarnya 2% (dua
persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan.

Program MESOP : berarti singkatan dari Program Management and Employee Stock Option
Plan, yaitu program pemberian alokasi hak opsi untuk membeli saham
baru bagi manajemen dan karyawan dengan jenjang tertentu setelah
saham Perseroan tercatat di Bursa Efek yang diatur berdasarkan Akta
83/2016 dan ditetapkan oleh Direksi sesuai dengan Surat Keputusan
No. 170/SK/HROD/IX/16 tanggal 11 Agustus 2016 dan dalam jumlah
sebesar-besarnya 1,5% (satu koma lima persen) dari jumlah modal
ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah Penawaran Umum
Saham Perdana.

Prospektus : berarti dokumen tertulis final yang dipersiapkan oleh Perseroan


bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam rangka
Penawaran Umum Saham Perdana dan berisi seluruh informasi maupun
fakta-fakta penting dan relevan mengenai Perseroan dan Saham Yang
Ditawarkan dalam bentuk dan isi sesuai dengan Peraturan No. IX.C.2,
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-51/PM/1996 tanggal 17
Januari 1996 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus
Dalam Rangka Penawaran Umum.

Prospektus Awal : berarti dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam
Prospektus yang disampaikan kepada OJK sebagai bagian dari
Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai nilai nominal,
jumlah Saham Yang Ditawarkan dan Harga Penawaran, penjaminan
emisi efek atau hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan
penawaran yang belum dapat ditentukan, sesuai dengan Peraturan
No. IX.A.8, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-113/PM/1996
tanggal 24 Desember 1996 tentang Prospektus Awal dan Info Memo
dan dengan memperhatikan Peraturan No. IX.A.2.

: berarti ringkasan dari Prospektus yang memuat fakta-fakta dan


Prospektus Ringkas pertimbangan-pertimbangan yang paling penting, yang disusun dan
diterbitkan oleh Perseroan dengan dibantu oleh Penjamin Pelaksana
Emisi Efek sesuai dengan Peraturan No. IX.C.3, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam No. Kep.43/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000
tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Ringkas Dalam
Rangka Penawaran Umum dan yang akan diumumkan dalam sekurang-
kurangnya 2 (dua) Hari Kerja setelah diterimanya pernyataan dari OJK
bahwa Perseroan dapat mengumumkan Prospektus Ringkas sebagaimana
diatur dalam Peraturan No. IX.A.2.

Rupiah atau Rp : Berarti mata uang Republik Indonesia.

RUPS : berarti Rapat Umum Pemegang Saham, yaitu rapat umum para pemegang
saham Perseroan yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, UUPT dan UUPM serta peraturan-
peraturan pelaksananya.

viii
S$ : berarti Dolar Singapura.

Saham Baru : berarti saham biasa atas nama yang akan diterbitkan dan dikeluarkan
dari portepel Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana.

Saham Yang Ditawarkan : berarti saham biasa atas nama yang diterbitkan oleh Perseroan masing-
masing dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) untuk ditawarkan
dan dijual kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum Saham
Perdana dan kemudian dicatatkan di Bursa Efek dalam jumlah sebesar
187.500.000 (seratus delapan puluh tujuh juta dan lima ratus ribu) saham
biasa atas nama yang merupakan sebesar 20% (dua puluh persen) dari
modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum
Saham Perdana.

SHGB : berarti singkatan dari Sertifikat Hak Guna Bangunan.

Tanggal Distribusi : berarti tanggal dilakukannya penyerahan Saham Yang Ditawarkan


kepada para pemesan Saham Yang Ditawarkan yang harus didistribusikan
secara elektronik selambat-lambatnya 2 (dua) Hari kerja setelah Tanggal
Penjatahan.

Tanggal Pembayaran : berarti tanggal pembayaran dari Penjamin Emisi Efek melalui Penjamin
Pelaksana Emisi Efek kepada Perseroan hasil penjualan bersih atas
pemesanan dan penjualan Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran
Umum Saham Perdana, yang akan dilaksanakan bersamaan dengan
Tanggal Distribusi Saham Yang Ditawarkan.

Tanggal Pencatatan : berarti tanggal pencatatan Saham Yang Ditawarkan untuk diperdagangkan
di Bursa Efek, yang wajib dilaksanakan paling lambat 1 (satu) Hari Kerja
setelah Tanggal Distribusi.

Tanggal Pengembalian : berarti tanggal untuk pengembalian uang pemesanan pembelian Saham
Uang Pemesanan Yang Ditawarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek melalui Penjamin
Emisi Efek kepada para pemesan yang sebagian atau seluruh pesanannya
tidak dapat dipenuhi karena adanya penjatahan atau dalam hal Penawaran
Umum Saham Perdana dibatalkan atau ditunda, bagaimanapun Tanggal
Pengembalian Uang Pemesanan tidak boleh lebih lambat dari 2 (dua)
Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau 2 (dua) Hari Kerja setelah
tanggal diumumkannya pembatalan atau penundaan Penawaran Umum
Saham Perdana.

Tanggal Penjatahan : berarti suatu tanggal yang disetujui Perseroan bersama dengan Penjamin
Emisi Efek selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja terhitung setelah
penutupan Masa Penawaran Umum Saham Perdana.

US$ : berarti Dolar Amerika Serikat.

Undang-Undang Pasar : berarti Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
Modal atau UUPM Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995, Tambahan
No. 3608, beserta peraturan-peraturan pelaksananya.

UUPT : berarti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,


Lembaran Negara Republik Indonesia No. 106 Tahun 2007, Tambahan
No. 4756.

ix
DEFINISI DAN SINGKATAN TEKNIS

CAP : berarti singkatan dari Colleage of American Patologists.

CLIA : berarti singkatan dari Clinical Laboratory Standard Institute.

Conssumable : berarti bahan dan alat medis habis pakai.

Evidence-based treatment : berarti suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah
terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita.

Flebotomist : berarti orang-orang terlatih untuk mengambil darah pasien untuk uji
klinis atau medis, transfusi, donasi, atau penelitian.

JKN : berarti singkatan dari Jaminan Kesehatan Nasional.

Klinik PHC : berarti singkatan dari Klinik Prodia Health Care.

Lab PRN : berarti singkatan Laboratorium Pusat Rujukan Nasional Prodia

LIS : berarti singkatan dari Laboratory Information Service.

NGSP : berarti singkatan dari National Glycohemoglobin Standardization


Program.

Pemeriksaan esoterik : berarti pemeriksaan laboratorium klinik yang khusus dan jarang
diresepkan oleh dokter. Pemeriksaan-pemeriksaan ini umumnya
dilakukan oleh tenaga ahli dan lebih membutuhkan teknologi canggih,
peralatan dan material dibandingkan pemeriksaan rutin.

Personalized medicine : berarti perawatan medik yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
atau Pengobatan personal masing-masing pelanggan.

Precision medicine : berarti pengobatan yang lebih tepat sasaran kepada individu atau
kelompok individu yang memiliki kesamaan secara genomik, lingkungan
dan gaya hidup.

POC Center : berarti point of care atau poin pelayanan yang berlokasi di klinik-klinik
dokter dan dilengkapi peralatan laboratorium untuk melaksanakan
pemeriksaan rutin tertentu atau spesimen dan/atau sampel dikirim ke
salah satu laboratorium klinik Perseroan terdekat untuk pemeriksaan.

POC Collection Center : berarti point of care atau poin pelayanan yang berlokasi di klinik-klinik
dokter dan mengirimkan semua spesimen dan/atau sampel ke salah satu
laboratorium klinik Perseroan terdekat untuk pemeriksaan.

Quality assurance : berarti kegiatan untuk mengukur kinerja pada tiap tahapan proses
laboratorium yang meliputi pra-analitik, analitik dan pasca-analitik
untuk menjamin pelayanan dalam kualitas tinggi dan kepuasan
pelanggan.

Sampel : berarti materi biologi pelanggan yang telah diproses untuk pemeriksaan.

SISPRO : berarti singkatan dari Sistem Informasi Prodia.

Spesimen : berarti materi biologi yang diambil dari pelanggan dan belum diproses
untuk pemeriksaan.

x
SINGKATAN NAMA PERUSAHAAN

BCA : berarti singkatan dari PT Bank Central Asia Tbk.

Bank Danamon : berarti singkatan dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Bank Panin : berarti singkatan dari PT Bank Pan Indonesia Tbk.

INNODIA : berarti singkatan dari PT Innovasi Diagnostika.

Kelompok Pendiri : berarti PT Prodia Utama dan anggota keluarga dari Andi Widjaja,
Gunawan Prawiro Soeharto, Johanes Hamdono Widjojo, Elias Nugroho,
Ichsan Hidajat dan Arjati Utami.

NUH Laboratories : berarti singkatan dari NUH Referral Laboratories Pte. Ltd.

Prodia CRO : berarti singkatan dari PT Prodia Diacro Laboratories.

POHII : berarti singkatan dari PT Prodia OHI International.

PROLINE : berarti singkatan dari PT Prodia Diagnostic Line.

PROSTEM : berarti singkatan dari PT Prodia Stemcell Indonesia.

Quest : berarti singkatan dari Quest Diagnostics Incorporated.

xi
rINGKASAN

Ringkasan di bawah ini dibuat atas dasar fakta-fakta serta pertimbangan-pertimbangan penting yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan informasi lain
yang lebih rinci, termasuk laporan keuangan Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan terkait,
serta risiko usaha, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Semua informasi keuangan yang
tercantum dalam Prospektus ini bersumber dari laporan keuangan yang dinyatakan dalam mata uang
Rupiah kecuali dinyatakan lain dan disajikan sesuai dengan prinsip standar akuntansi keuangan di
Indonesia.

1. Keterangan Singkat Mengenai Perseroan

Perseroan, berkedudukan di Jakarta, didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan No. 14 tanggal
8 Februari 1988, sebagaimana diubah dengan Akta Perbaikan No. 48 tanggal 20 Januari 1989, yang
keduanya dibuat di hadapan Sri Rahayu, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan
sebagai badan hukum berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman No. C2-1459 HT.01.01.Th.91 tanggal
27 April 1991 serta telah didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 761/1991 tanggal
4 Mei 1991 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI) No. 52 tanggal
28 Juni 1991 dan Tambahan No. 1846 (Akta Pendirian).

Anggaran dasar Perseroan pada Akta Pendirian selanjutnya telah mengalami beberapa kali perubahan
dan terakhir diubah sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan
No. 46 tanggal 22 Agustus 2016 yang dibuat di hadapan Jose Dima Satria, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta
Selatan, yang telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
(Menkumham) berdasarkan Keputusan Menkumham No. AHU-0015163.AH.01.02.Tahun2016 tanggal
24 Agustus 2016 (Akta 46/2016).

Berdasarkan Pasal 3 anggaran dasar Perseroan sebagaimana dinyatakan dalam Akta 46/2016, maksud
dan tujuan utama Perseroan adalah berusaha dalam bidang kesehatan. Untuk mencapai maksud dan
tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai berikut:

a. di bidang rumah sakit, klinik, poliklinik, laboratorium kesehatan dan balai pengobatan antara lain
meliputi jasa kesehatan dan kegiatan sosial meliputi jasa rumah sakit, klinik, laboratorium klinik
swasta, balai pengobatan lainnya seperti jasa pelayanan kesehatan dan jasa penunjang kesehatan
lainnya untuk kepentingan masyarakat luas; dan

b. di bidang pelayanan dan penyelenggaraan kesehatan antara lain meliputi menyelenggarakan


pemeriksaan kesehatan masyarakat, menyelenggarakan pelayanan, penyelenggaraan penyuluhan,
konsultasi dan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, kegiatan usaha utama Perseroan adalah bergerak di bidang
kesehatan di bidang laboratorium klinik swasta dan Perseroan tidak pernah melakukan perubahan
kegiatan usaha dari sejak pendirian.

2. Penawaran Umum SAHAM PERDANA

Berikut merupakan ringkasan struktur Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan:

Jumlah Saham Yang : 187.500.000 (seratus delapan puluh tujuh juta dan lima ratus ribu)
Ditawarkan saham biasa atas nama, yang mewakili sebesar 20% (dua puluh persen)
dari modal ditempatkan dan disetor dalam Perseroan setelah Penawaran
Umum Saham Perdana.

xii
Jumlah Saham yang : 937.500.000 (sembilan ratus tiga puluh tujuh juta lima ratus ribu)
Dicatatkan saham biasa atas nama, yang mewakili sebesar 100% (seratus persen)
dari modal ditempatkan dan disetor dalam Perseroan setelah Penawaran
Umum Saham Perdana.

Nilai Nominal : Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham.

Harga Penawaran : Rp6.500 (enam ribu lima ratus Rupiah) setiap saham.

Nilai Emisi : Rp1.218.750.000.000 (satu triliun dua ratus delapan belas miliar tujuh
ratus lima puluh juta Rupiah).

Saham Yang Ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana ini seluruhnya merupakan
Saham Baru yang berasal dari portepel dan akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan
sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor
penuh, termasuk hak atas pembagian dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi, hak untuk menghadiri
dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), hak atas pembagian saham
bonus dan hak memesan efek terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan dalam UUPT dan UUPM.

Saham Yang Ditawarkan dimiliki secara sah dan dalam keadaan bebas, tidak sedang dalam sengketa
dan/atau dijaminkan kepada pihak manapun serta tidak sedang ditawarkan kepada pihak lain.

Berdasarkan Akta 46/2016 , struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan terakhir pada
tanggal Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp100 per Saham


Keterangan Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%)
Nominal
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. PT Prodia Utama 570.000.000 57.000.000.000 76,00
2. Bio Majesty Pte. Ltd. 180.000.000 18.000.000.000 24,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 750.000.000 75.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 2.250.000.000 225.000.000.000

Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham Perdana ini, maka
struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum
Saham Perdana secara proforma adalah sebagai berikut :

Sebelum Penawaran Umum Saham Perdana Setelah Penawaran Umum Saham Perdana
Nilai Nominal Rp100 per Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham
Keterangan
Jumlah Nilai Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%) Jumlah Saham (%)
Nominal Nominal
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
1. PT Prodia Utama 570.000.000 57.000.000.000 76,00 570.000.000 57.000.000.000 60,80
2. Bio Majesty Pte. Ltd. 180.000.000 18.000.000.000 24,00 180.000.000 18.000.000.000 19,20
3. Masyarakat - - - 187.500.000 18.750.000.000 20,00
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh 750.000.000 75.000.000.000 100,00 937.500.000 93.750.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 2.250.000.000 225.000.000.000 2.062.500.000 206.250.000.000

Program Pemberian Saham Penghargaan dalam Program ESA dan Hak Opsi Pembelian Saham
dalam Program MESOP

Bersamaan dengan Penawaran Umum Saham Perdana, Perseroan mengadakan Program ESA dengan
mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 2% (dua persen) dari jumlah Saham Yang
Ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham Perdana atau sebanyak-banyaknya sebesar 3.750.000 (tiga

xiii
juta tujuh ratus lima puluh) saham dan Program MESOP sebanyak-banyaknya sebesar 1,5% (satu koma
lima persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Saham
Perdana atau sebanyak-banyaknya sebesar 14.062.500 (empat belas juta enam puluh dua ribu lima
ratus) saham berdasarkan Akta 83/2016 dan ditetapkan oleh Direksi berdasarkan Surat Keputusan No.
170/SK/HROD/IX/16 tanggal 11 Agustus 2016 yang memberikan persetujuan atas persyaratan peserta
dan pelaksanaan Program ESA dan Program MESOP.

Tujuan utama dari Program ESA dan Program MESOP adalah untuk memberikan penghargaan dan
sebagai bagian dari program total reward kepada karyawan atas kontribusinya kepada Perseroan serta
meningkatkan rasa memiliki (sense of belonging) manajemen dan karyawan terhadap Perseroan yang
diharapkan dapat meningkatkan nilai Perseroan (stakeholder value).

Program Pemberian Saham Penghargaan dalam Program ESA

Program pemberian saham penghargaan dalam Program ESA merupakan alokasi jatah pasti dalam
Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan yang diberikan kepada karyawan Perseroan dengan kriteria
tertentu sebagai penghargaan atas kinerja karyawan dengan biaya Perseroan. Pelaksanaan Program
ESA akan mengikuti ketentuan yang terdapat dalam Peraturan No. IX.A.7, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam dan LK No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan
Efek Dalam Penawaran Umum (Peraturan No. IX.A.7).

Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum Saham Perdana
ini, dan Program ESA seperti dijelaskan di atas, maka struktur permodalan dan susunan pemegang
saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum Saham Perdana dan pelaksanaan Program
ESA secara proforma menjadi sebagai berikut:

Sebelum Penawaran Umum Saham Perdana Setelah Penawaran Umum Saham Perdana
dan Pelaksanaan Program ESA dan Pelaksanaan Program ESA
Keterangan Nilai Nominal Rp100 per Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham
Jumlah Nilai Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%) Jumlah Saham (%)
Nominal Nominal
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
1. PT Prodia Utama 570.000.000 57.000.000.000 76,00 570.000.000 57.000.000.000 60,80
2. Bio Majesty Pte. Ltd. 180.000.000 18.000.000.000 24,00 180.000.000 18.000.000.000 19,20
3. Masyarakat - - - 183.750.000 18.375.000.000 19,60
4. Program ESA - - - 3.750.000 375.000.000 0,40
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh 750.000.000 75.000.000.000 100,00 937.500.000 93.750.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 2.250.000.000 225.000.000.000 2.062.500.000 206.250.000.000

Program Pemberian Hak Opsi Pembelian Saham dalam Program MESOP

Program pemberian hak opsi dalam Program MESOP merupakan alokasi hak opsi untuk membeli saham
baru bagi manajemen dan karyawan dengan jenjang tertentu setelah saham Perseroan tercatat di Bursa
Efek (Peserta Program MESOP). Pelaksanaan hak opsi akan mengikuti ketentuan yang terdapat pada
Peraturan Bursa Efek Indonesia No. I-A, Lampiran Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-
00001/BEI/01-2014 tanggal 20 Januari 2014 tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain
Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat (Peraturan Pencatatan Bursa Efek).

Dengan asumsi seluruh saham Program MESOP diserap oleh Peserta Program MESOP, maka struktur
permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah pelaksanaan Program MESOP
secara proforma menjadi sebagai berikut:

xiv
Sebelum Pelaksanaan Program MESOP Setelah Pelaksanaan Program MESOP
Nilai Nominal Rp100 per Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham
Keterangan
Jumlah Nilai Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%) Jumlah Saham (%)
Nominal Nominal
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
1. PT Prodia Utama 570.000.000 57.000.000.000 60,80 570.000.000 57.000.000.000 59,90
2. Bio Majesty Pte. Ltd. 180.000.000 18.000.000.000 19,20 180.000.000 18.000.000.000 18,92
3. Masyarakat 183.750.000 18.375.000.000 19,60 183.750.000 18.375.000.000 19,31
4. Program ESA 3.750.000 375.000.000 0,40 3.750.000 375.000.000 0,39
5. Program MESOP - - - 14.062.500 1.406.250.000 1,48
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh 937.500.000 93.750.000.000 100,00 951.562.500 95.156.250.000 100,00
Saham dalam Portepel 2.062.500.000 206.250.000.000 2.048.437.500 204.843.750.000

Keterangan selengkapnya mengenai Penawaran Umum Saham Perdana dapat dilihat pada Bab I
Prospektus ini.

3. Rencana Penggunaan Dana DARI HASIL PENAWARAN UMUM

Seluruh dana hasil dari Penawaran Umum Saham Perdana ini, setelah dikurangi biaya-biaya Emisi,
akan digunakan untuk:

sekitar 67% akan digunakan untuk mengembangkan dan memperbesar jejaring outlet Perseroan di
Indonesia, baik di pasar yang ada saat ini maupun di pasar yang baru, baik melalui pertumbuhan
organik maupun inorganik;

sekitar 19% akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas layanan Perseroan melalui
pembelian (i) peralatan teknologi diagnostik generasi terbaru; (ii) peralatan untuk pemeriksaan
non-laboratorium; (iii) dan peralatan dan/atau perlengkapan teknologi informasi;

sisanya sekitar 14% akan digunakan untuk modal kerja, operasional dan tujuan kegiatan korporasi
umum lainnya, termasuk untuk mendukung kegiatan operasional kantor perusahaan dan outlet
yang ada saat ini maupun outlet yang baru (klinik khusus dan Klinik Prodia Health Care (Klinik
PHC)).

Penjelasan lebih lengkap mengenai Rencana Penggunaan Dana dari hasil Penawaran Umum Saham
Perdana dapat dilihat pada Bab II Prospektus ini.

4. Risiko Usaha

Risiko-risiko berikut merupakan risiko-risiko yang material bagi Perseroan, serta telah dilakukan
pembobotan berdasarkan dampak dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan,
dimulai dari risiko utama Perseroan:

Risiko Terkait Kegiatan Usaha dan Industri

- Perseroan beroperasi dalam industri yang bersaing dan terfragmentasi, dan ketidakmampuan
untuk bersaing secara efektif dapat berdampak material dan merugikan terhadap kegiatan usaha
Perseroan;
- Kemampuan Perseroan untuk menarik pasien perorangan sebagian besar bergantung pada
tingkat pendapatan dan meningkatnya kesadaran akan kesehatan serta keinginan masyarakat
menyisihkan pendapatan untuk pengeluaran perawatan kesehatan, yang mana hal-hal tersebut
dapat menurun sebagai akibat berbagai faktor;
- Kepercayaan dan keyakinan pelanggan Perseroan terhadap merek Prodia merupakan hal
yang sangat penting bagi kegiatan usaha Perseroan, dan kegagalan untuk membangun atau
mempertahankan kepercayaan terhadap merek Prodia serta kualitas layanan laboratorium klinik
Prodia akan dapat berdampak material dan merugikan terhadap bisnis Perseroan;

xv
- Kesuksesan Perseroan sangat bergantung pada kemampuan Perseroan dalam mempertahankan
hubungan baik dan pengakuan dari profesional medik yang merujuk dan merekomendasikan
layanan Perseroan Kegagalan menjaga hubungan baik dan tingkat kepercayaan yang tinggi
di kalangan profesional medik terhadap layanan Perseroan dapat berdampak material dan
merugikan terhadap bisnis Perseroan;
- Perseroan mungkin tidak dapat mengimplementasikan atau mengendalikan strategi ekspansinya
dengan memuaskan;
- Perseroan mungkin tidak mampu mengembangkan atau gagal memasarkan pemeriksaan dan
layanan baru;
- Terjadinya gangguan di fasilitas Laboratorium Pusat Rujukan Nasional Prodia (Lab PRN)
dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan dalam memproses pemeriksaan klinik dan
pemeriksaan yang sangat kompleks;
- Laboratorium Perseroan terkonsentrasi di Pulau Jawa, sehingga menyebabkan Perseroan
menjadi sensitif terhadap kondisi dan perubahan peraturan, ekonomi, lingkungan dan iklim
kompetisi di wilayah tersebut;
- Perseroan menerapkan model bisnis hub-and-spoke. Kegagalan atau keterlambatan dalam
pengiriman spesimen dan/atau sampel ke laboratorium Perseroan dapat berpengaruh
buruk terhadap atau merusak spesimen dan/atau sampel pemeriksaan sehingga dapat dapat
mempengaruhi bisnis, kondisi keuangan, hasil usaha dan arus kas Perseroan;
- Perubahan terkait atau ketidakpatuhan dengan peraturan pemerintah dapat berdampak negatif
terhadap bisnis Perseroan;
- Kemajuan teknologi dapat mendorong perkembangan teknologi untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih murah atau pemeriksaan laboratorium klinik non-invasif sehingga dapat mengurangi
permintaan terhadap layanan atau marjin Perseroan;
- Perseroan bergantung kepada produsen pihak ketiga untuk peralatan pemeriksaan laboratorium
dan reagen, sehingga kenaikan harga peralatan pemeriksaan laboratorium dan/atau reagen
tersebut, serta penghentian produksi atau penarikan peralatan pemeriksaan laboratorium dan/
atau reagen serta malfungsi pada salah satu peralatan Perseroan dapat berdampak merugikan
terhadap bisnis Perseroan;
- Pelaksanaan dan ekspansi berlanjut atas program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dapat
memiliki dampak yang tidak dapat diperkirakan terhadap bisnis Perseroan;
- Kemajuan teknologi yang berkaitan dengan peralatan laboratorium klinik, dan ketergantungan
Perseroan terhadap sejumlah kecil pemasok peralatan laboratorium klinik, dapat berdampak
merugikan terhadap bisnis Perseroan;
- Perseroan mengalihkan beberapa pemeriksaan yang ditawarkannya ke laboratorium pihak ketiga
Setiap kesalahan dalam pemeriksaan tersebut oleh laboratorium pihak ketiga dapat berdampak
merugikan terhadap bisnis dan reputasi Perseroan;
- Perseroan bergantung pada izin-izin milik pihak lain untuk outlet POC dan laboratorium rumah
sakit;
- Kegagalan untuk mematuhi peraturan perundang-undangan mengenai rekam medis dapat
berdampak negatif terhadap profitabilitas dan arus kas Perseroan;
- Tantangan yang mempengaruhi industri pelayanan kesehatan juga dapat memiliki dampak
buruk yang material terhadap kegiatan usaha Perseroan;
- Keberhasilan usaha Perseroan sebagian besar bergantung pada tim manajemen senior Perseroan
dan kegagalan menarik atau mempertahankan karyawan tersebut dapat berdampak merugikan
pada bisnis Perseroan;
- Perseroan mungkin tidak dapat mempertahankan atau merekrut ahli patologi klinik, flebotomist,
ahli teknologi medik dan profesional medik lainnya, yang dapat mempengaruhi kualitas
layanan Perseroan dan berdampak material dan merugikan terhadap hasil operasi dan arus kas
Perseroan;
- Perseroan tidak memiliki tanah dan bangunan untuk sebagian besar laboratorium klinik
Perseroan atau outlet POC dan laboratorium rumah sakit, yang mengakibatkan timbulnya
sejumlah risiko tertentu;
- Pungutan PPN atas jasa pelayanan di industri jasa pelayanan kesehatan di Indonesia secara
umum atau laboratorium klinik atau jasa layanan kesehatan lainnya secara khusus dapat
merugikan bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi, prospek dan arus kas Perseroan;

xvi
- Perseroan saat ini melakukan transaksi-transaksi dengan pihak-pihak terafiliasi, dan Perseroan
mungkin akan terus melakukannya di masa mendatang;
- Perseroan dapat menerima keluhan dari pelanggan dan terlibat dalam litigasi terkait layanan
laboratorium klinik Perseroan;
- Kegagalan teknologi dan hambatan lain terkait dengan sistem informasi Perseroan dapat
berdampak merugikan terhadap operasi, pengawasan dan pelaporan keuangan Perseroan ;
- Kepatuhan dengan undang-undang dan peraturan yang mengatur mengenai kesehatan,
keselamatan dan lingkungan hidup, berbagai undang-undang dan peraturan mengenai
ketenagakerjaan, lingkungan kerja dan peraturan dan undang-undang terkait lainnya, berserta
perubahannya, yang berlaku di yurisdiksi dimana Perseroan beroperasi dapat mengakibatkan
kenaikan kebutuhan modal dan biaya operasional;
- Perseroan memiliki liabilitas imbalan kerja yang signifikan;
- Pendapatan Perseroan bergantung pada beberapa pemeriksaan rutin dan esoterik tertentu;
- Bisnis Perseroan dipengaruhi faktor musiman;
- Nilai pertanggungan dari asuransi yang dimiliki Perseroan mungkin tidak cukup untuk
melindungi Perseroan dari setiap kerugian;
- Perseroan mungkin tidak dapat memperoleh, mempertahankan atau meminta perlindungan
atas Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) yang dimilikinya dan dapat terlibat dalam sengketa
terkait HAKI yang dapat merugikan bisnis Perseroan; dan
- Proses pemeriksaan dan bisnis Perseroan dapat melanggar HAKI milik pihak lain, yang dapat
mengakibatkan Perseroan terlibat dalam litigasi berbiaya besar, membayar ganti rugi dalam
jumlah substansial atau melarang Perseroan untuk menawarkan pemeriksaan tertentu.

Risiko Terkait Indonesia

- Pasar negara berkembang seperti Indonesia memiliki risiko lebih besar dibandingkan pasar
negara maju, dan jika risiko tersebut terjadi, hal ini dapat menganggu kegiatan usaha Perseroan
dan mengakibatkan investor mengalami kerugian signifikan atas investasinya;
- Sistem hukum Indonesia tunduk pada kebijaksanaan dan ketidakpastian yang cukup besar;
- Penafsiran dan implementasi dari undang-undang tentang pemerintahan daerah di Indonesia
tidak pasti dan dapat berdampak merugikan terhadap Perseroan;
- Ketidakstabilan politik dan sosial di Indonesia dapat berdampak buruk terhadap Perseroan;
- Aktivitas dan pemogokan buruh, atau kegagalan dalam menjaga hubungan baik dengan buruh
dapat berdampak merugikan terhadap Perseroan;
- Indonesia terletak pada lokasi gempa bumi dan cenderung memiliki risiko geologi yang
signifikan yang dapat mengakibatkan kerusuhan sosial dan kerugian ekonomi;
- Peraturan-peraturan Indonesia dapat mempengaruhi kemampuan korporasi nonbank untuk
mendapatkan pembiayaan; dan
- Prospektus ini memuat informasi dari laporan industri yang dipesan oleh Perseroan kepada
Frost & Sullivan.

Risiko Terkait Investasi pada Saham Perseroan

- Harga saham Perseroan dapat berfluktuasi cukup jauh;


- Penurunan peringkat utang Indonesia dan perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat berdampak
material dan merugikan dan harga pasar dari Saham Yang Ditawarkan;
- Kondisi pasar modal Indonesia dapat mempengaruhi harga atau likuiditas saham Perseroan
dan tidak adanya pasar sebelumnya untuk saham Perseroan dapat berakibat pada berkurangnya
likuiditas;
- Kemampuan Perseroan untuk membagikan dividen di masa mendatang akan bergantung pada
saldo laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas dan kebutuhan modal kerja di masa mendatang;
- Net Asset Value dari Saham Yang Ditawarkan dalan Penawaran Umum Saham Perseroan dapat
memiliki nilai lebih kecil dari Harga Penawaran dan calon investor akan mengalami dilusi
langsung dan substansial;
- Kepentingan pemegang saham pengendali dapat bertentangan dengan kepentingan pembeli
Saham Yang Ditawarkan;

xvii
- Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat atau mata
uang lain akan mempengaruhi nilai saham Perseroan dan dividen dalam mata uang asing;
- Penjualan saham Perseroan di masa depan oleh Perseroan dan pemegang saham Perseroan saat
ini dapat berdampak merugikan terhadap harga pasar saham Perseroan;
- Putusan pengadilan asing mungkin tidak dapat dilaksanakan terhadap Perseroan;
- Investor dapat tunduk pada pembatasan atas hak pemegang saham minoritas; dan
- Standar tata kelola perusahaan di Indonesia dapat berbeda dari standar tata kelola di negara-
negara lain.

Risiko Terkait Peraturan-Peraturan Pasar Modal di Indonesia

- Investor dapat diwajibkan untuk menyelesaikan pembelian Saham Yang Ditawarkan apabila
Penawaran Umum Saham Perdana dipersyaratkan untuk dilaksanakan dan diselesaikan walaupun
terdapat perubahan material yang merugikan dalam bidang moneter, keuangan, politik atau
ekonomi di internasional atau nasional atau kejadian-kejadian force majeure atau perubahan
material yang merugikan lainnya terhadap hal-hal apapun termasuk kondisi bisnis dan keuangan
Perseroan;
- Kegagalan dalam memenuhi ketentuan keterbukaan dan pengendalian internal serta laporan
keuangan, dan manajemen risiko serta tindakan terkait lainnya yang sesuai untuk perusahaan
terbuka yang sahamnya dicatatkan dapat menganggu kegiatan operasi Perseroan dan kemampuan
Perseroan untuk memenuhi kewajiban pelaporan berkala;
- Pelaksanaan peraturan benturan kepentingan dapat mengakibatkan Perseroan untuk melepaskan
transaksi yang penting bagi Perseroan; dan
- Hak investor untuk berpartisipasi dalam penawaran umum terbatas Perseroan di masa depan
dapat dibatasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di tempat kedudukan
investor yang bersangkutan, sehingga dapat menyebabkan dilusi kepemilikan saham; dan
- Undang-undang di Indonesia dapat beroperasi secara berbeda dari undang-undang di yurisdiksi
lain sehubungan dengan hak pemegang saham untuk meminta penyelenggaraan RUPS,
menghadiri RUPS dan memberikan suara dalam RUPS.

Risiko usaha Perseroan selengkapnya dapat dilihat pada Bab VI Prospektus ini.

5. Ikhtisar Data Keuangan Penting

Angka-angka ikhtisar data keuangan penting di bawah ini berasal dan/atau dihitung berdasarkan:
(i) laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dan 2015 (tidak diaudit),
serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 yang tercantum dalam
Prospektus ini; dan (ii) laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2012 dan 2011, yang seluruhnya tidak tercantum dalam Prospektus ini.

Laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dan 2015 (tidak diaudit),
serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan (a member firm of the RSM network)
(RSM), auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI), dengan opini tanpa modifikasian (Wajar Tanpa Pengecualian). Laporan audit RSM
tersebut mencantumkan paragraf Hal-hal lain sehubungan dengan tujuan pelaksanaan audit. Laporan
audit RSM tersebut ditandatangani oleh Riki Afrianof (Rekan pada RSM dengan Registrasi Akuntan
Publik No. AP.1017).

Laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dan 2011 (sebelum disajikan
kembali oleh Perseroan), yang seluruhnya tidak tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh
RSM, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan opini wajar tanpa pengecualian
(Wajar Tanpa Pengecualian). Laporan audit tersebut ditandatangani oleh Riki Afrianof (Rekan pada
RSM dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.1017).

xviii
Laporan Posisi Keuangan

(dalam miliar Rupiah)


31 Desember 30 Juni
2011 (1)(2) 2012 (1)(2) 2013 (2) 2014 (2) 2015 2016
TOTAL ASET 384,3 450,1 513,6 634,3 577,9 588,3
TOTAL LIABILITAS 343,1 376,1 425,2 500,1 451,6 534,7
TOTAL EKUITAS 41,2 74,0 88,4 134,2 126,3 53,6
Catatan:
(1) Disajikan kembali oleh Perseroan sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (Revisi 2013)
(2) Konsolidasian

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

(dalam miliar Rupiah)


Untuk periode enam
bulan yang berakhir
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember pada 30 Juni
2011(1)(2) 2012(1)(2) 2013(2) 2014(2) 2015 2015 2016
PENDAPATAN BERSIH 747,5 893,4 998,0 1.101,0 1.197,7 591,2 648,6
BEBAN POKOK PENDAPATAN 334,6 370,0 396,0 464,0 511,2 248,2 268,9
LABA KOTOR 412,9 523,5 602,0 637,0 686,5 343,0 379,7
BEBAN USAHA (368,3) (421,7) (508,8) (560,4) (606,5) (300,4) (325,8)
LABA USAHA 49,2 98,7 93,9 90,8 96,9 52,7 59,1
LABA SEBELUM PAJAK 39,2 90,5 87,6 76,3 77,0 41,7 55,5
LABA TAHUN BERJALAN 28,2 64,4 59,8 55,3 59,0 32,1 39,1
LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 6,5 48,4 88,0 44,8 66,5 23,1 2,3
Catatan:
(1) Disajikan kembali oleh Perseroan sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (Revisi 2013)
(2) Konsolidasian

Rasio Keuangan

31 Desember 30 Juni
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rasio Pertumbuhan (%)
Pendapatan - bersih t.b.d. 19,5% 11,7% 10,3% 8,8% 9,7% (1)
Beban pokok pendapatan t.b.d. 10,6% 7,0% 17,2% 10,2% 8,3% (1)
Laba kotor t.b.d. 26,8% 15,0% 5,8% 7,8% 10,7% (1)
Laba usaha t.b.d. 100,7% (4,8%) (3,3%) 6,7% 12,2% (1)
Laba tahun berjalan t.b.d. 127,9% (7,0%) (7,6%) 6,6% 21,7% (1)
Jumlah aset t.b.d. 17,1% 14,1% 23,5% (8,9%) 1,8%
Jumlah liabilitas t.b.d. 9,6% 13,1% 17,6% (9,7%) 18,4%
Jumlah ekuitas t.b.d. 79,7% 19,4% 52,0% (5,9%) (57,5%)
Rasio Usaha (%)
Laba kotor / Pendapatan - bersih 55,2% 58,6% 60,3% 57,9% 57,3% 58,5%
Laba usaha / Pendapatan - bersih 6,6% 11,0% 9,4% 8,2% 8,1% 9,1%
Laba tahun berjalan / Pendapatan - bersih 3,8% 7,2% 6,0% 5,0% 4,9% 6,0%
Laba tahun berjalan / Total ekuitas 68,6% 87,0% 67,7% 41,2% 46,7% 72,9%
Laba tahun berjalan / Total aset 7,4% 14,3% 11,7% 8,7% 10,2% 6,6%
Rasio Keuangan (x)
Total aset / Total liabilitas 1,1 1,2 1,2 1,3 1,3 1,1
Total liabilitas / Total ekuitas 8,3 5,1 4,8 3,7 3,6 10,0
Total liabilitas / Total aset 0,9 0,8 0,8 0,8 0,8 0,9
Total aset lancar / Total liabilitas jangka pendek 1,2 1,1 1,2 1,3 1,4 1,3
Catatan:
(1) Dibandingkan 30 Juni 2015
t.b.d. : tidak dapat dibandingkan

Penjelasan lebih lengkap mengenai Ikhtisar Data Keuangan Penting dapat dilihat pada Bab IV Prospektus
ini.

xix
6. Kebijakan Dividen

Seluruh saham biasa atas nama yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk saham biasa atas
nama yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham Perdana ini, mempunyai hak yang sama dan
sederajat termasuk hak atas pembagian dividen.

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan Indonesia, khususnya UUPT, keputusan pembayaran


dividen mengacu pada ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Anggaran Dasar Perseroan dan
persetujuan pemegang saham pada RUPS berdasarkan rekomendasi Direksi Perseroan. Pembayaran
dividen hanya dapat dilakukan apabila Perseroan mencatatkan laba bersih yang positif.

Setelah Penawaran Umum Saham Perdana ini, Perseroan bermaksud membayarkan dividen kas dalam
jumlah sebanyak-banyaknya 30% dari laba tahun berjalan mulai tahun 2017 berdasarkan laba bersih
tahun berjalan tahun buku 2016, setelah melakukan pencadangan laba bersih sesuai ketentuan yang
berlaku. Penentuan jumlah dan pembayaran dividen akan mempertimbangkan arus kas dan rencana
investasi Perseroan, serta pembatasan hukum. Direksi Perseroan dapat melakukan perubahan kebijakan
dividen setiap waktu, yang tunduk pada persetujuan oleh pemegang saham pada saat RUPS.

Kebijakan dividen selengkapnya dapat dilihat pada Bab XIII Prospektus ini.

7. RENCANA PELEPASAN SAHAM OLEH PEMEGANG SAHAM PERSEROAN

Di samping Penawaran Umum Saham Perdana, beberapa Pemegang Saham Perseroan, yaitu PTProdia
Utama dan Bio Majesty Pte. Ltd. (Pemegang Saham Penjual) akan melepaskan sebagian sahamnya
dalam Perseroan dengan jumlah sebanyak-banyaknya 5% (lima persen) dari modal ditempatkan dan
disetor penuh setelah Penawaran Umum Saham Perdana (sebelum pelaksanaan Program MESOP) atau
sebanyak-banyaknya sebesar 46.875.000 (empat puluh enam juta delapan ratus tujuh puluh lima) saham
pada Harga Penawaran kepada beberapa institutional investor (investor institusional) di luar negeri
melalui Agen Penjualan Internasional. Penyerahan atau penutupan atas transaksi saham yang dimiliki
oleh Pemegang Saham Penjual akan dilakukan di BEI melalui Pasar Sekunder pada Tanggal Pencatatan.

Rencana pelepasan saham oleh Pemegang Saham Penjual ini merupakan penawaran terbatas dan bukan
merupakan penawaran umum pemegang saham. Pemegang Saham Penjual akan melepaskan hak para
Pemegang Saham Penjual atas saham yang dimiliki pada Perseroan kepada investor tertentu (bukan
warga negara Indonesia dan dilakukan di luar wilayah Indonesia), dan tidak akan ditawarkan di Indonesia
atau ditawarkan kepada warga negara Indonesia kepada lebih dari 100 pihak atau dijual kepada lebih
dari 50 pihak. Dengan demikian, rencana pelepasan saham Pemegang Saham Penjual bukan merupakan
Penawaran Umum berdasarkan UUPM.

Dengan dilaksanakannya pelepasan saham milik Pemegang Saham Penjual, maka susunan pemegang
saham Perseroan sebelum dan sesudah pelepasan saham secara proforma menjadi sebagai berikut:

Sebelum Pelepasan Saham Setelah Pelepasan Saham


Nilai Nominal Rp100 per Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham
Keterangan
Jumlah Nilai Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%) Jumlah Saham (%)
Nominal Nominal
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
1. PT Prodia Utama 570.000.000 57.000.000.000 60,80 534.375.000 53.437.500.000 57,00
2. Bio Majesty Pte. Ltd. 180.000.000 18.000.000.000 19,20 168.750.000 16.875.000.000 18,00
3. Masyarakat 183.750.000 18.375.000.000 19,60 230.625.000 23.062.500.000 24,60
4. Program ESA 3.750.000 375.000.000 0,40 3.750.000 375.000.000 0,40
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh 937.500.000 93.750.000.000 100,00 937.500.000 93.750.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 2.062.500.000 206.250.000.000 2.062.500.000 206.250.000.000

xx
Dengan asumsi seluruh saham Program MESOP diserap oleh Peserta Program MESOP, maka struktur
permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah pelaksanaan Program
MESOP setelah pelepasan saham secara proforma menjadi sebagai berikut:

Setelah Pelepasan Saham dan Sebelum Setelah Pelepasan Saham dan Setelah
Pelaksanaan Program MESOP Pelaksanaan Program MESOP
Keterangan Nilai Nominal Rp100 per Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham
Jumlah Nilai Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%) Jumlah Saham (%)
Nominal Nominal
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
1. PT Prodia Utama 534.375.000 53.437.500.000 57,00 534.375.000 53.437.500.000 56,16
2. Bio Majesty Pte. Ltd. 168.750.000 16.875.000.000 18,00 168.750.000 16.875.000.000 17,73
3. Masyarakat 230.625.000 23.062.500.000 24,60 230.625.000 23.062.500.000 24,24
4. Program ESA 3.750.000 375.000.000 0,40 3.750.000 375.000.000 0,39
5. Progarm MESOP - - - 14.062.500 1.406.250.000 1,48
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh 937.500.000 93.750.000.000 100,00 951.562.500 95.156.250.000 100,00
Saham dalam Portepel 2.062.500.000 206.250.000.000 2.048.437.500 204.843.750.000

Biaya-biaya yang timbul dari pelepasan saham Pemegang Saham Penjual akan ditanggung oleh masing-
masing Pemegang Saham Penjual dan bukan merupakan bagian biaya Emisi.

Selain dari rencana pelepasan saham milik Pemegang Saham Penjual sebagaimana tersebut di atas,
para Pemegang Saham Penjual menyatakan bahwa tidak akan menjual setiap saham Perseroan selama
jangka waktu enam bulan sejak Pernyataan Pendaftaran dinyatakan Efektif oleh OJK.

xxi
Halaman ini sengaja dikosongkan

xxii
I. PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA

Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Saham Perdana sebanyak 187.500.000 (seratus
delapan puluh tujuh juta dan lima ratus ribu) saham biasa atas nama, dengan nilai nominal Rp100
(seratus Rupiah) setiap saham, yang mewakili sebesar 20% (dua puluh persen) dari modal ditempatkan
dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Saham Perdana.

Keseluruhan saham tersebut ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp6.500(enam
ribu lima ratus Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS. Jumlah
seluruh nilai Penawaran Umum Saham Perdana adalah sebesar Rp1.218.750.000.000 (satu triliun dua
ratus delapan belas miliar tujuh ratus lima puluh juta Rupiah).

Saham Yang Ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana ini seluruhnya adalah Saham
Baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan dan akan memberikan kepada pemegangnya hak yang
sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan
dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi, hak untuk
menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan hak memesan
efek terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan dalam UUPT dan UUPM.

Saham Yang Ditawarkan dimiliki secara sah dan dalam keadaan bebas, tidak sedang dalam sengketa
dan/atau dijaminkan kepada pihak manapun serta tidak sedang ditawarkan kepada pihak lain.

PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk.


Kegiatan Usaha Utama:
Jasa pelayanan di bidang kesehatan di bidang laboratorium klinik swasta
Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia
Kantor Pusat:
Prodia Tower
Jl. Kramat Raya No. 150
Jakarta Pusat 10430, Indonesia
Telepon: (021) 314 4182
Faksimili: (021) 314 4181
Website: www.prodia.co.id
Email: investor.relation@prodia.co.id
Jaringan Layanan:
Per 30 Juni 2016, 251 outlet yang tersebar di 104 kota di 30 propinsi di Indonesia

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU PERSEROAN BEROPERASI


DALAM INDUSTRI YANG BERSAING DAN TERFRAGMENTASI, DAN KETIDAKMAMPUAN
U N T U K B E R S A I N G S E C A R A E F E K T I F D A PAT B E R D A M PA K M AT E R I A L D A N
MERUGIKAN TERHADAP KEGIATAN USAHA PERSEROAN. RISIKO USAHA PERSEROAN
SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI DI DALAM PROSPEKTUS INI.
RISIKO TERKAIT INVESTASI PADA SAHAM PERSEROAN ADALAH HARGA SAHAM
PERSEROAN DAPAT BERFLUKTUASI CUKUP JAUH TERUTAMA DIKARENAKAN
PERSEPSI ATAS PROSPEK BISNIS DAN OPERASI PERSEROAN DAN INDUSTRI PELAYANAN
KESEHATAN SECARA UMUM. RISIKO TERKAIT INVESTASI PADA SAHAM PERSEROAN
SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI DI DALAM PROSPEKTUS INI.

1
Berdasarkan Akta 46/2016, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan terakhir pada
tanggal Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp100 per Saham


Keterangan Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%)
Nominal
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. PT Prodia Utama 570.000.000 57.000.000.000 76,00
2. Bio Majesty Pte. Ltd. 180.000.000 18.000.000.000 24,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 750.000.000 75.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 2.250.000.000 225.000.000.000

Penawaran Umum Saham Perdana

Jumlah Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham Perdana adalah sebesar 187.500.000
(seratus delapan puluh tujuh juta dan lima ratus ribu) saham biasa atas nama, yang mewakili sebesar
20% (dua puluh persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah Penawaran
Umum Saham Perdana.

Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham Perdana ini, maka
struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum
Saham Perdana secara proforma akan menjadi sebagai berikut :

Sebelum Penawaran Umum Saham Perdana Setelah Penawaran Umum Saham Perdana
Nilai Nominal Rp100 per Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham
Keterangan
Jumlah Nilai Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%) Jumlah Saham (%)
Nominal Nominal
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
1. PT Prodia Utama 570.000.000 57.000.000.000 76,00 570.000.000 57.000.000.000 60,80
2. Bio Majesty Pte. Ltd. 180.000.000 18.000.000.000 24,00 180.000.000 18.000.000.000 19,20
3. Masyarakat - - - 187.500.000 18.750.000.000 20,00
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh 750.000.000 75.000.000.000 100,00 937.500.000 93.750.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 2.250.000.000 225.000.000.000 2.062.500.000 206.250.000.000

Program Pemberian Saham Penghargaan dalam Program ESA dan Hak Opsi Pembelian Saham
dalam Program MESOP

Bersamaan dengan Penawaran Umum Saham Perdana, Perseroan mengadakan Program ESA dengan
mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 2% (dua persen) dari jumlah Saham Yang
Ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham Perdana atau sebanyak-banyaknya sebesar 3.750.000 (tiga
juta tujuh ratus lima puluh ribu) saham dan Program MESOP sebanyak-banyaknya sebesar 1,5% (satu
koma lima persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum
Saham Perdana atau sebanyak-banyaknya sebesar 14.062.500 (empat belas juta enam puluh dua ribu
lima ratus) saham berdasarkan Akta 83/2016 dan ditetapkan oleh Direksi berdasarkan Surat Keputusan
No. 170/SK/HROD/IX/16 tanggal 11 Agustus 2016 yang memberikan persetujuan atas persyaratan
peserta dan pelaksanaan Program ESA dan Program MESOP.

Tujuan utama dari Program ESA dan Program MESOP adalah untuk memberikan penghargaan dan
sebagai bagian dari program total reward kepada karyawan atas kontribusinya kepada Perseroan serta
meningkatkan rasa memiliki (sense of belonging) manajemen dan karyawan terhadap Perseroan yang
diharapkan dapat meningkatkan nilai Perseroan (stakeholder value).

Pihak yang bertanggung jawab atas Program ESA dan Program MESOP dari Perseroan adalah bagian
sumber daya manusia Perseroan.

2
Program Pemberian Saham Penghargaan dalam Program ESA

Program pemberian saham penghargaan dalam Program ESA merupakan alokasi jatah pasti dalam
Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan yang diberikan kepada karyawan Perseroan dengan kriteria
tertentu sebagai penghargaan atas kinerja karyawan dengan biaya Perseroan. Pelaksanaan Program ESA
akan mengikuti ketentuan yang terdapat dalam Peraturan No. IX.A.7, yaitu penjatahan pasti dengan
jumlah paling banyak 10% (sepuluh persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran
Umum Saham Perdana.

Mekanisme Pelaksanaan Program ESA

Peserta Program ESA adalah karyawan Perseroan yang berjumlah sebanyak-banyaknya 2.427 orang
dan tidak diperuntukkan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan. Karyawan yang dapat
diikutsertakan dalam Program ESA adalah karyawan yang memenuhi ketentuan sebagai berikut (Peserta
Program ESA):

- Karyawan tetap Perseroan dengan jenjang kepangkatan I sampai IV yang telah bekerja sebagai
karyawan tetap sekurang-kurangnya satu tahun terhitung sejak tanggal 2 Januari 2015 dan masih
sebagai karyawan sampai dengan tanggal pendistribusiannya;
- Karyawan dimaksud tidak dalam status terkena sanksi administratif sejak tahun 2015 sampai dengan
14 hari sebelum tanggal pendistribusiannya; dan
- Karyawan yang dimaksud bekerja dengan nilai kinerja minimal mencapai target (meet expectation)
atau baik untuk kinerja tahun 2015.

Seluruh Peserta Program ESA yang memenuhi persyaratan tersebut di atas akan diberikan suatu alokasi
jatah pasti dalam bentuk Saham Penghargaan sesuai dengan jenjang kepangkatan. Alokasi akan ditentukan
oleh Direksi Perseroan.

Saham Penghargaan merupakan alokasi saham yang diberikan secara cuma-cuma oleh Perseroan kepada
seluruh Peserta Program ESA dan tidak dapat diperjualbelikan dan/atau dipindahtangankan dalam periode
dua tahun terhitung sejak tanggal pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek (Periode Lock-Up).
Dalam hal Peserta Program ESA mengundurkan diri, Peserta Program ESA masih dapat meneruskan
kepemilikan sahamnya dan dapat memperjualbelikan dan/atau memindahtangankannya setelah Periode
Lock-Up berakhir. Seluruh Saham Penghargaan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala
hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas
pembagian dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi, hak untuk menghadiri dan mengeluarkan suara
dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan hak memesan efek terlebih dahulu sesuai dengan
ketentuan dalam UUPT dan UUPM.

Biaya sehubungan dengan Program ESA seluruhnya merupakan biaya Perseroan dengan memperhitungkan
harga yang sama dengan Harga Penawaran serta pajak yang timbul atas penerimaan Saham Penghargaan
dari Program ESA.

Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum Saham Perdana
ini, dan Program ESA seperti dijelaskan di atas, maka struktur permodalan dan susunan pemegang
saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum Saham Perdana dan pelaksanaan Program
ESA secara proforma menjadi sebagai berikut:

3
Sebelum Penawaran Umum Saham Perdana Setelah Penawaran Umum Saham Perdana
dan Pelaksanaan Program ESA dan Pelaksanaan Program ESA
Keterangan Nilai Nominal Rp100 per Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham
Jumlah Nilai Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%) Jumlah Saham (%)
Nominal Nominal
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
1. PT Prodia Utama 570.000.000 57.000.000.000 76,00 570.000.000 57.000.000.000 60,80
2. Bio Majesty Pte. Ltd. 180.000.000 18.000.000.000 24,00 180.000.000 18.000.000.000 19,20
3. Masyarakat - - - 183.750.000 18.375.000.000 19,60
4. Program ESA - - - 3.750.000 375.000.000 0,40
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh 750.000.000 75.000.000.000 100,00 937.500.000 93.750.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 2.250.000.000 225.000.000.000 2.062.500.000 206.250.000.000

Program Pemberian Hak Opsi Pembelian Saham dalam Program MESOP

Program pemberian hak opsi dalam Program MESOP merupakan alokasi hak opsi untuk membeli saham
baru bagi manajemen dan karyawan dengan jenjang tertentu setelah saham Perseroan tercatat di Bursa
Efek. Peserta Program MESOP meliputi Dewan Komisaris Perseroan, kecuali Komisaris Independen,
anggota Direksi Perseroan dan karyawan tetap Perseroan dengan jenjang kepangkatan I sampai II yang
memenuhi tingkat pencapaian kinerja tertentu dan karyawan lain yang ditetapkan berdasarkan keputusan
Direksi. Karyawan tetap tersebut harus telah tercatat sebagai karyawan tetap 14 (empat belas) hari
sebelum tanggal pendistribusian hak opsi pada setiap tahapan dan tidak dalam status terkena sanksi
administratif pada tanggal pendistribusian hak opsi. Alokasi hak opsi akan ditentukan oleh Komite
Nominasi dan Remunerasi.

Hak opsi yang didistribusikan kepada Peserta Program MESOP dapat digunakan untuk membeli saham
baru yang akan dikeluarkan dari portepel, dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar 1,5% dari total
modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Saham Perdana atau sebanyak-banyaknya
sebesar 14.062.500 (empat belas juta enam puluh dua ribu lima ratus) saham, dalam tiga tahapan dalam
periode dua tahun, sebagai berikut:

- Tahap pertama selambat-lambatnya 60 Hari Kerja sejak Tanggal Pencatatan di Bursa Efek untuk
sebanyak-banyaknya 35% dari jumlah hak opsi dalam Program MESOP;
- Tahap kedua pada ulang tahun pertama pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek untuk sebanyak-
banyaknya 35% dari jumlah hak opsi dalam Program MESOP; dan
- Tahap ketiga pada ulang tahun kedua pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek untuk sebanyak-
banyaknya 30% dari jumlah hak opsi dalam Program MESOP.

Pelaksanaan hak opsi untuk membeli saham Perseroan akan dilaksanakan dengan mengacu pada
Peraturan Pencatatan Bursa Efek. Pelaksanaan Program MESOP akan dilakukan Direksi Perseroan di
bawah pengawasan Dewan Komisaris Perseroan dan akan dilaporkan dalam RUPS.

Tata cara pelaksanaan hak opsi:

- Hak opsi yang diterbitkan dapat digunakan untuk membeli saham Perseroan selama lima tahun
sejak tanggal penerbitannya (option life). Setelah berakhirnya option life, hak opsi yang tidak
dilaksanakan tidak dapat digunakan lagi;
- Setiap satu hak opsi dapat digunakan untuk membeli satu saham baru Perseroan yang akan diterbitkan
dari portepel dengan membayar secara penuh harga pelaksanaan;
- Hak opsi yang dibagikan akan terkena masa tunggu (vesting period) selama satu tahun sejak tanggal
pendistribusiannya dengan demikian hak opsi yang didistribusikan kepada Peserta Program MESOP
hanya dapat dilaksanakan untuk membeli saham baru setelah berakhirnya vesting period;

4
- Setelah berakhirnya vesting period, pemegang hak opsi berhak untuk menggunakan hak opsi untuk
membeli saham baru pada periode pelaksanaan (window exercise) yang akan dibuka Perseroan
maksimal dua kali window exercise dalam satu tahun, dengan ketentuan setiap window exercise
yang akan dibuka untuk periode pelaksanaan dimana Peserta Program MESOP dapat menggunakan
hak opsinya untuk membeli saham maksimum 30 (tiga puluh) Hari Bursa.
- Harga pelaksanaan Program MESOP akan ditetapkan pada setiap periode pelaksanaan dengan
mengacu pada Peraturan Pencatatan Bursa Efek yaitu sekurang-kurangnya 90% (sembilan puluh
persen) dari rata-rata harga penutupan saham Perseroan selama kurun waktu 25 (dua puluh lima)
Hari Bursa berturut-turut di pasar regular sebelum penyampaian laporan akan dilaksanakannya
MESOP ke Bursa Efek.

Biaya sehubungan dengan pelaksanakan Program MESOP seluruhnya merupakan biaya masing-masing
Peserta Program MESOP.

Dengan asumsi seluruh saham Program MESOP diserap oleh Peserta Program MESOP, maka struktur
permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah pelaksanaan Program MESOP
secara proforma menjadi sebagai berikut:

Sebelum Pelaksanaan Program MESOP Setelah Pelaksanaan Program MESOP


Nilai Nominal Rp100 per Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham
Keterangan
Jumlah Nilai Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%) Jumlah Saham (%)
Nominal Nominal
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
1. PT Prodia Utama 570.000.000 57.000.000.000 60,80 570.000.000 57.000.000.000 59,90
2. Bio Majesty Pte. Ltd. 180.000.000 18.000.000.000 19,20 180.000.000 18.000.000.000 18,92
3. Masyarakat 183.750.000 18.375.000.000 19,60 183.750.000 18.375.000.000 19,31
4. Program ESA 3.750.000 375.000.000 0,40 3.750.000 375.000.000 0,39
5. Program MESOP - - - 14.062.500 1.406.250.000 1,48
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh 937.500.000 93.750.000.000 100,00 951.562.500 95.156.250.000 100,00
Saham dalam Portepel 2.062.500.000 206.250.000.000 2.048.437.500 204.843.750.000

Saham-saham yang diperoleh dari Program MESOP akan dicatatkan pada Bursa Efek. Seluruh saham
yang diperoleh dari Program MESOP memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan
saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian
dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi, hak untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS,
hak atas pembagian saham bonus dan hak memesan efek terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan dalam
UUPT dan UUPM.

Aspek Perpajakan Program ESA dan Program MESOP

Pelaksanaan penjualan saham oleh Peserta Program ESA dan Program MESOP berlaku ketentuan
perpajakan sebagai berikut:

- Untuk pelaksanaan penjualan saham melalui Bursa Efek akan dikenakan pajak yang bersifat final
yang besarnya 0,1% (nol koma satu persen) dari nilai transaksi; dan
- Untuk pelaksanaan penjualan saham di luar Bursa Efek akan dikenakan pajak yang diperhitungkan
dari capital gain yang diterima oleh Peserta Program ESA.

Pencatatan Saham Perseroan di BEI

Bersamaan dengan pencatatan saham yang berasal dari Penawaran Umum Saham Perdana ini sebanyak
187.500.000 (seratus delapan puluh tujuh juta dan lima ratus ribu) saham biasa atas nama yang berasal
dari portepel, atau mewakili sebesar 20% (dua puluh persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh
dalam Perseroan setelah Penawaran Umum Saham Perdana ini, maka Perseroan juga akan mencatatkan

5
seluruh saham biasa atas nama pemegang saham sebelum Penawaran Umum Saham Perdana sebanyak
750.000.000 (tujuh ratus lima puluh juta) saham atau sebesar 80% (delapan puluh persen) dari modal
ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah Penawaran Umum Saham Perdana ini. Dengan
demikian, jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEI adalah sebanyak 937.500.000
(sembilan ratus tiga puluh tujuh juta lima ratus ribu) saham, atau sebesar 100% (seratus persen) dari
modal ditempatkan atau disetor penuh dalam Perseroan setelah Penawaran Umum Saham Perdana ini.

Rencana Pelepasan Saham Oleh Pemegang Saham Perseroan

Di samping Penawaran Umum Saham Perdana, beberapa Pemegang Saham Perseroan, yaitu PTProdia
Utama dan Bio Majesty Pte. Ltd. (Pemegang Saham Penjual) akan melepaskan sebagian sahamnya
dalam Perseroan dengan jumlah sebanyak-banyaknya 5% (lima persen) dari modal ditempatkan dan
disetor penuh setelah Penawaran Umum Saham Perdana (sebelum pelaksanaan Program MESOP) atau
sebanyak-banyaknya sebesar 46.875.000 (empat puluh enam juta delapan ratus tujuh puluh lima ribu)
saham pada Harga Penawaran kepada beberapa institutional investor (investor institusional) di luar
negeri melalui Agen Penjualan Internasional. Penyerahan atau penutupan atas transaksi saham yang
dimiliki oleh Pemegang Saham Penjual akan dilakukan di BEI melalui Pasar Sekunder pada Tanggal
Pencatatan.

Rencana pelepasan saham oleh Pemegang Saham Penjual ini bukan merupakan penawaran umum
pemegang saham. Pemegang Saham Penjual akan melepaskan hak para Pemegang Saham Penjual
atas saham yang dimiliki pada Perseroan kepada investor tertentu (bukan warga negara Indonesia dan
dilakukan di luar wilayah Indonesia), dan tidak akan ditawarkan di Indonesia atau ditawarkan kepada
warga negara Indonesia kepada lebih dari 100 pihak atau dijual kepada lebih dari 50 pihak. Dengan
demikian, rencana pelepasan saham Pemegang Saham Penjual bukan merupakan Penawaran Umum
berdasarkan UUPM

Dengan dilaksanakannya pelepasan saham milik Pemegang Saham Penjual, maka susunan pemegang
saham Perseroan sebelum dan sesudah pelepasan saham secara proforma menjadi sebagai berikut:

Sebelum Pelepasan Saham Setelah Pelepasan Saham


Nilai Nominal Rp100 per Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham
Keterangan
Jumlah Nilai Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%) Jumlah Saham (%)
Nominal Nominal
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
1. PT Prodia Utama 570.000.000 57.000.000.000 60,80 534.375.000 53.437.500.000 57,00
2. Bio Majesty Pte. Ltd. 180.000.000 18.000.000.000 19,20 168.750.000 16.875.000.000 18,00
3. Masyarakat 183.750.000 18.375.000.000 19,60 230.625.000 23.062.500.000 24,60
4. Program ESA 3.750.000 375.000.000 0,40 3.750.000 375.000.000 0,40
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh 937.500.000 93.750.000.000 100,00 937.500.000 93.750.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 2.062.500.000 206.250.000.000 2.062.500.000 206.250.000.000

Dengan asumsi seluruh saham Program MESOP diserap oleh Peserta Program MESOP, maka struktur
permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah pelaksanaan Program
MESOP setelah pelepasan saham secara proforma menjadi sebagai berikut:

6
Setelah Pelepasan Saham dan Sebelum Setelah Pelepasan Saham dan Setelah
Pelaksanaan Program MESOP Pelaksanaan Program MESOP
Keterangan Nilai Nominal Rp100 per Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham
Jumlah Nilai Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%) Jumlah Saham (%)
Nominal Nominal
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
1. PT Prodia Utama 534.375.000 53.437.500.000 57,00 534.375.000 53.437.500.000 56,16
2. Bio Majesty Pte. Ltd. 168.750.000 16.875.000.000 18,00 168.750.000 16.875.000.000 17,73
3. Masyarakat 230.625.000 23.062.500.000 24,60 230.625.000 23.062.500.000 24,24
4. Program ESA 3.750.000 375.000.000 0,40 3.750.000 375.000.000 0,39
5. Progarm MESOP - - - 14.062.500 1.406.250.000 1,48
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh 937.500.000 93.750.000.000 100,00 951.562.500 95.156.250.000 100,00
Saham dalam Portepel 2.062.500.000 206.250.000.000 2.048.437.500 204.843.750.000

Biaya-biaya yang timbul dari pelepasan saham Pemegang Saham Penjual akan ditanggung oleh masing-
masing Pemegang Saham Penjual dan bukan merupakan bagian biaya Emisi.

Selain dari rencana pelepasan saham milik Pemegang Saham Penjual sebagaimana tersebut di atas,
para Pemegang Saham Penjual menyatakan bahwa tidak akan menjual setiap saham Perseroan selama
jangka waktu enam bulan sejak Pernyataan Pendaftaran dinyatakan Efektif oleh OJK.

Perseroan tidak berencana MENERBITKAN, mengeluarkan DAN/atau


mencatatkan saham lain dan/atau efek lain yang dapat dikonversi
menjadi saham dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan setelah
Pernyataan Pendaftaran dinyatakan Efektif oleh OJK.

7
II. R ENCANA PENGGUNAAN DANA yang diperoleh
dari hasil penawaran umum

Seluruh dana hasil dari Penawaran Umum Saham Perdana ini, setelah dikurangi biaya-biaya Emisi,
sekitar Rp1.144,8 miliar, akan digunakan untuk:

sekitar 67% atau Rp767,0 miliar akan digunakan untuk mengembangkan dan memperbesar jejaring
outlet Perseroan di Indonesia, baik di pasar yang ada saat ini maupun di pasar yang baru, baik
melalui pertumbuhan organik maupun inorganik. Rencana pertumbuhan organik tersebut meliputi
pembelian tanah, bangunan, perabotan dan/atau peralatan terkait (i) pembukaan outlet tambahan,
termasuk laboratorium rujukan regional dan klinik khusus; (ii) pembukaan outlet pemeriksaan
kesehatan preventif dengan meningkatkan layanan (upgrade) dari laboratorium klinik yang ada
saat ini; dan/atau (iii) renovasi/relokasi ke fasilitas/tempat yang lebih besar. Perseroan juga akan
mempertimbangkan rencana pertumbuhan inorganik meliputi pembelian/akuisisi aset dan/atau
pembelian/akuisisi/penyertaan modal pada perusahaan di industri yang sejenis atau relevan dengan
kegiatan usaha Perseroan.

sekitar 19% atau Rp217,5 miliar akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas
layanan Perseroan melalui pembelian (i) peralatan teknologi diagnostik generasi terbaru untuk
pengembangan laboratorium diagnostik molekuler, imunologi, kromatografi spektometri massa
dan patologi dalam rangka meningkatkan kemampuan layanan precision medicine; (ii) peralatan
untuk pemeriksaan non-laboratorium, seperti rontgen dan imaging; dan (iii) peralatan dan/atau
perlengkapan teknologi informasi.

sisanya sekitar 14% atau Rp160,3 miliar akan digunakan untuk modal kerja, operasional dan
tujuan kegiatan korporasi umum lainnya, termasuk untuk mendukung kegiatan operasional kantor
perusahaan dan outlet yang ada saat ini maupun outlet yang baru (klinik khusus dan Klinik PHC).

Sesuai dengan Peraturan OJK No. 30/2015, Perseroan akan menyampaikan laporan realisasi penggunaan
dana hasil Penawaran Umum Saham Perdana ini kepada OJK dan wajib mempertanggungjawabkan
realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Saham Perdana ini dalam RUPS Tahunan Perseroan
sampai dengan seluruh dana hasil Penawaran Umum Saham Perdana telah direalisasikan. Laporan
realisasi penggunaan dana yang disampaikan kepada OJK akan dibuat secara berkala setiap 6 (enam)
bulan (Juni dan Desember) sampai dengan seluruh dana hasil Penawaran Umum Saham Perdana ini
telah direalisasikan. Perseroan akan menyampaikan laporan tersebut selambat-lambatnya tanggal
15 bulan berikutnya.

Apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud mengubah rencana penggunaan dana hasil Penawaran
Umum Saham Perdana ini, maka Perseroan akan terlebih dahulu melaporkan rencana tersebut ke OJK
dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya, dan perubahan penggunaan dana tersebut
harus mendapat persetujuan dari RUPS terlebih dahulu. Pelaporan perubahan rencana penggunaan dana
tersebut akan dilakukan bersamaan dengan pemberitahuan mata acara RUPS kepada OJK.

Dalam hal Perseroan akan melaksanakan transaksi dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum
Saham Perdana yang merupakan transaksi afiliasi dan benturan kepentingan transaksi tertentu dan/
atau transaksi material, Perseroan akan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan No.
IX.E.1 dan/atau Peraturan No. IX.E.2.

Perseroan akan menggunakan dana hasil Penawaran Umum Saham Perdana ini dengan mengikuti
ketentuan pasar modal yang berlaku di Indonesia.

8
Sesuai dengan Peraturan OJK No. 30/2015, total perkiraan biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan
adalah sekitar 6,07% dari nilai Emisi yang meliputi:

Biaya imbalan jasa untuk Penjamin Pelaksana Emisi Efek sebesar 1,75% dari nilai Emisi (tidak
termasuk Saham Yang Ditawarkan yang dialokasikan untuk Program ESA), yang terdiri dari biaya
jasa penyelenggaraan (management fee) sebesar 1,40%; biaya penjaminan (underwriting fee) sebesar
0,175% dan biaya jasa penjualan (selling fee) sebesar 0,175%.

Biaya insentif discretionary atas penjualan sebesar 0,50% dari nilai Emisi (tidak termasuk Saham
Yang Ditawarkan yang dialokasikan untuk Program ESA) yang besarannya akan ditentukan oleh
Perseroan atas kebijakannya sendiri.

Biaya jasa profesi penunjang pasar modal sebesar 1,16%, yang terdiri dari biaya jasa Konsultan
Hukum sebesar 1,01%; biaya jasa Akuntan Publik sebesar 0,14%; dan biaya jasa Notaris sebesar
0,01%.

Biaya jasa Lembaga Penunjang Pasar Modal sebesar 0,01%, yang merupakan biaya jasa Biro
Administrasi Efek;

Biaya jasa konsultasi keuangan (financial advisory fee) sebesar 1,26%;

Biaya lain-lain 1,39%, termasuk biaya Pernyataan Pendaftaran di OJK, pencatatan di BEI, dan
pendaftaran di KSEI, biaya penyelenggaraan public expose dan due diligence meeting, biaya
percetakan Prospektus, sertifikat dan formulir, biaya iklan surat kabar, biaya kunjungan lokasi
dalam rangka uji tuntas dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan hal-hal tersebut.

9
III. PERNYATAAN UTANG

Pernyataan utang berikut berasal dari laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada
30 Juni 2016 dan 2015 (tidak diaudit), serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015,
2014 dan 2013 yang tercantum dalam Prospektus ini.

Laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dan 2015 (tidak diaudit),
serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 telah diaudit oleh RSM,
auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI), dengan opini tanpa modifikasian (Wajar Tanpa Pengecualian). Laporan audit RSM tersebut
mencantumkan paragraf Hal-hal lain sehubungan dengan tujuan pelaksanaan audit. Laporan audit
RSM tersebut ditandatangani oleh Riki Afrianof (Rekan pada RSM dengan Registrasi Akuntan Publik
No. AP.1017).

Pada tanggal 30 Juni 2016, Perseroan mempunyai saldo liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka
panjang masing-masing sebesar Rp142,1 miliar dan Rp392,6 miliar.

(dalam miliar Rupiah)


Jumlah
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank jangka pendek 3,6
Utang usaha
Pihak berelasi 0,4
Pihak ketiga 28,2
Utang pajak 13,0
Beban akrual 23,2
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 2,3
Pendapatan diterima di muka 0,5
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
Pihak berelasi 18,4
Pihak ketiga 8,9
Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
Utang bank 37,1
Utang sewa pembiayaan 6,5
Total Liabilitas Jangka Pendek 142,1
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun:
Utang bank 64,0
Utang sewa pembiayaan 4,8
Liabilitas keuangan jangka panjang lainnya
Pihak ketiga 0,7
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 323,1
Total Liabilitas Jangka Panjang 392,6
Total Liabilitas 534,7

3.1. Liabilitas Jangka Pendek

Utang bank jangka pendek

Saldo utang bank jangka pendek pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp3,6 miliar, yang merupakan
fasilitas Kredit Rekening Koran dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (Bank Danamon) dengan
plafond sebesar Rp5,0 miliar yang telah diperpanjang dan akan jatuh tempo pada bulan Juli 2017.
Fasilitas ini dijamin bersama-sama dengan fasilitas Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang diperoleh
dari Bank Danamon.

10
Utang usaha

Saldo utang usaha pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp28,6 miliar, dengan rincian sebagai
berikut:

(dalam miliar Rupiah)


Jumlah
Pihak berelasi 0,4
Pihak ketiga 28,2
Total 28,6

Utang usaha timbul dari pembelian reagen dan bahan baku laboratorium, peralatan laboratorium dan
bahan dan alat medis habis pakai.

Utang pajak

Saldo utang pajak pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp13,0 miliar, dengan rincian sebagai
berikut:

(dalam miliar Rupiah)


Jumlah
Pajak Penghasilan Badan
Tahun 2015 0,2
Tahun 2016 6,4
Pajak Penghasilan
Pasal 21 3,3
Pasal 25 2,3
Pasal 23 0,3
Pasal 4 ayat 2 0,5
Pasal 25 0,0 nm
Total 13,0
nm : menjadi nol karena pembulatan

Beban akrual

Saldo beban akrual pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp23,2 miliar, dengan rincian sebagai
berikut:

(dalam miliar Rupiah)


Jumlah
Sewa bangunan dan PPS 5,6
Rujukan 5,1
Pemasaran 3,2
Keperluan kantor 3,0
Konsultan 2,4
Listrik, air dan telekomunikasi 1,9
Pemeliharaan 1,8
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp1 miliar) 0,2
Total 23,2

Beban akrual lain-lain terutama merupakan bagi hasil kerjasama dengan mitra lokal pada beberapa
cabang tertentu, transportasi, baju dinas laboratorium dan lain-lain.

Liabilitas imbalan kerja jangka pendek

Saldo liabilitas imbalan kerja jangka pendek pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp2,3 miliar.

11
Pendapatan diterima di muka

Saldo pendapatan diterima di muka pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp0,5 miliar.

Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya

Saldo liabilitas keuangan jangka pendek lainnya pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp27,3 yang
terdiri dari liabilitas keuangan jangka pendek lainnya kepada pihak berelasi dan pihak ketiga masing-
masing sebesar Rp18,4 miliar dan Rp8,9 miliar, dengan rincian sebagai berikut:

(dalam miliar Rupiah)


Jumlah
Pihak berelasi
Dividen 18,0
Lainnya 0,4
Sub total pihak berelasi 18,4
Pihak ketiga
Renovasi 4,5
Pembelian aset tetap dan aset takberwujud 3,5
Lain-lain (dibawah Rp1 miliar) 0,9
Sub total pihak ketiga 8,9
Total 27,3

Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya atas utang pembelian aset tetap dan aset takberwujud adalah
utang atas pembelian peralatan laboratorium, inventaris kantor dan perangkat lunak computer. Utang
renovasi merupakan renovasi kantor dan laboratorium terutama di Solo, Medan, Palu, Makassar dan
Pekanbaru.

Utang dividen merupakan utang yang timbul dari pembayaran dividen dalam periode enam bulan yang
berakhir pada 30 Juni 2016, seluruhnya kepada Bio Majesty Pte. Ltd.

Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun

Saldo bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun pada tanggal 30 Juni 2016
adalah sebesar Rp43,6 miliar, yang terdiri dari utang bank dan sewa pembiayaan masing-masing sebesar
Rp37,1 miliar dan Rp6,5 miliar. Penjelasan lebih lengkap mengenai utang bank dan sewa pembiayaan
dapat dilihat pada Liabilitas Jangka Panjang dalam bab ini.

3.2. Liabilitas Jangka Panjang

Utang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun

Saldo utang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun pada tanggal
30 Juni 2016 adalah Rp68,8 miliar yang terdiri dari utang bank dan utang sewa pembiayaan masing-
masing Rp64,0 miliar dan Rp4,8 miliar.

12
Utang bank

Saldo utang bank setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun pada tanggal 30 Juni 2016
adalah Rp64,0 miliar, dengan rincian sebagai berikut:

(dalam miliar Rupiah)


Jumlah
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 59,3
PT Bank Pan Indonesia Tbk. 23,1
PT Bank Central Asia Tbk. 18,8
Total utang bank 101,2
Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 26,3
PT Bank Pan Indonesia Tbk. 5,7
PT Bank Central Asia Tbk. 5,2
Bagian jangka pendek 37,2
Bagian jangka panjang 64,0

Bank Danamon

Perseroan memperoleh beberapa fasilitas kredit investasi jangka panjang dari Bank Danamon dengan
rincian sebagai berikut:

(dalam miliar Rupiah)


Plafond 30 Juni 2016
Kredit Angsuran Berjangka 96,0 24,0
Kredit Modal Kerja 20,0 20,0
Kredit Angsuran Berjangka 20 17,0 15,3
Total 59,3

Jumlah pinjaman KAB yang jatuh tempo dalam satu tahun pada 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:

(dalam miliar Rupiah)


Plafond 30 Juni 2016
Kredit Angsuran Berjangka 96,0 3,4
Kredit Modal Kerja 20,0 20,0
Kredit Angsuran Berjangka 20 17,0 2,8
Total 26,3

PT Bank Pan Indonesia Tbk. (Bank Panin)

Perseroan memperoleh beberapa fasilitas pinjaman dari Bank Panin dengan rincian sebagai berikut:

(dalam miliar Rupiah)


Plafond 30 Juni 2016
Pinjaman Jangka Panjang 3 10,2 8,0
Pinjaman Jangka Panjang 4 12,6 10,5
Pinjaman Tetap Modal Kerja Angsuran 5,5 4,6
Sub total 23,1
Pinjaman yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
Pinjaman Jangka Panjang 3 10,2 2,0
Pinjaman Jangka Panjang 4 12,6 2,5
Pinjaman Tetap Modal Kerja Angsuran 5,5 1,1
Sub total 5,7
Pinjaman jangka panjang 17,4

13
PT Bank Central Asia Tbk. (BCA)

Perseroan memperoleh beberapa fasilitas pinjaman dari BCA dengan rincian sebagai berikut:

(dalam miliar Rupiah)


Plafond 30 Juni 2016
Installment loan 1 6,0 -
Installment loan 3 20,0 18,8
Sub total 18,8
Pinjaman yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
Installment loan 1 6,0 1,2
Installment loan 3 20,0 4,0
Sub total 5,2
Pinjaman jangka panjang 13,6

Penjelasan lebih lengkap mengenai masing-masing fasilitas pinjaman dapat dilihat pada bab Perjanjian-
Perjanjian Penting dengan Pihak Ketiga.

Utang sewa pembiayaan

Saldo utang sewa pembiayaan setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun pada tanggal
30 Juni 2016 adalah sebesar Rp4,8 miliar, dengan rincian sebagai berikut:

(dalam miliar Rupiah)


Jumlah
PT BCA Finance (Kendaraan) 3,8
PT ORIX Indonesia Finance (Komputer) 7,5
Total sewa pembiayaan 11,3
Dikurangi:
Utang sewa pembiayaan jatuh tempo dalam satu tahun 6,5
Utang sewa pembiayaan jangka panjang 4,8

Perseroan melakukan perjanjian sewa pembiayaan dengan PT BCA Finance sejak 2009 sampai dengan
2015 untuk pengadaan peralatan transportasi operasional dan kendaraan Perseroan. Sejak tahun 2014,
Perseroan juga melakukan perjanjian sewa pembiayaan dengan PT ORIX Indonesia Finance untuk
pengadaan komputer. Jangka waktu sewa guna usaha adalah dua sampai dengan empat tahun dengan
tingkat bunga efektif yang bervariasi antara 17,18% sampai dengan 31%. Utang sewa pembiayaan
dijamin dengan aset tetap sewa pembiayaan bersangkutan.

Pada tahun 2014, Perseroan juga melakukan perjanjian sewa pembiayaan dengan PT ORIX Indonesia
Finance untuk pengadaan komputer.

Liabilitas keuangan jangka panjang

Saldo liabilitas keuangan jangka panjang kepada pihak ketiga pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar
Rp0,7 miliar, yang merupakan pinjaman yang diperoleh dari beberapa individu/perseorangan dan utang
pembelian aset tetap.

Liabilitas imbalan kerja jangka panjang

Saldo liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp323,1 miliar,
dengan rincian sebagai berikut:

(dalam miliar Rupiah)


Jumlah
Program Imbalan Pasca Kerja 271,1
Imbalan Jangka Panjang Lainnya 52,0
Libilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang 323,1

14
Perseroan menghitung dan membukukan beban imbalan kerja berdasarkan Undang-Undang
Ketenagakerjaan No. 13 tanggal 25 Maret 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan). Jumlah
tenaga kerja yang berhak atas imbalan kerja adalah 3.238 orang pada tanggal 30 Juni 2016. Liabilitas
imbalan kerja jangka panjang per 30 Juni 2016 dihitung oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo dengan
Laporan No. 1344/ST-EP-PSAK24-PRDW/VIII/2016 tanggal 9 Agustus 2016.

Imbalan kerja jangka panjang lainnya diberikan dalam bentuk emas dan uang untuk setiap lima tahun
masa kerja. Imbalan dianggap sebagai terutang saat pencapaian lima tahun kerja pada Perseroan.

Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan beban dan liabilitas imbalan kerja pada tanggal
30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:

Usia pensiun normal : 55 tahun


Tingkat diskonto : 8,00%
Tingkat proyeksi kenaikan gaji : 10%
Tabel mortalita : Tabel Mortalita Indonesia 3 (TMI 3 2011)
Tingkat cacat : 5% dari Tabel Mortalita
Tingkat pengunduran diri : 10% sampai dengan usia 25 tahun, kemudian menurun secara linear sampai
dengan 2% pada saat usia 40 tahun
Kenaikan harga emas di masa mendatang : 8% per tahun
Harga emas : Rp547.688
Metode : Projected Unit Credit

3.3. Kejadian Penting Setelah Tanggal 30 Juni 2016

Berdasarkan hasil perhitungan aktuaria, PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, dengan laporan No. 1471/
ST-EP-PSAK24-PRDW/IX/2016 tanggal 29 September 2016, saldo liabilitas imbalan kerja Perseroan
pada tanggal 30 Agustus 2016 adalah Rp344,0 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp20,9 miliar atau
6,5% dari saldo liabilitas imbalan kerja Perseroan pada tanggal 30 Juni 2016.

SELURUH KEWAJIBAN PERSEROAN PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 TELAH DIUNGKAPKAN


DALAM PROSPEKTUS INI. SAMPAI DENGAN TANGGAL DITERBITKANNYA PROSPEKTUS
INI, PERSEROAN TELAH MELUNASI SELURUH KEWAJIBANNYA YANG TELAH JATUH
TEMPO.

SETELAH TANGGAL 30 JUNI 2016 SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR


INDEPENDEN DAN SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI
DENGAN EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN, PERSEROAN TIDAK MEMILIKI
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN DAN IKATAN LAIN KECUALI KEWAJIBAN-KEWAJIBAN
YANG TIMBUL DARI KEGIATAN USAHA NORMAL PERSEROAN SERTA KEWAJIBAN-
KEWAJIBAN YANG TELAH DINYATAKAN DALAM PROSPEKTUS INI DAN YANG TELAH
DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN YANG MERUPAKAN
BAGIAN YANG TIDAK TERPISAHKAN DARI PROSPEKTUS INI.

DENGAN ADANYA PENGELOLAAN YANG SISTEMATIS ATAS ASET DAN KEWAJIBAN


SERTA PENINGKATAN HASIL OPERASI DI MASA YANG AKAN DATANG, perseroan
MENYATAKAN KESANGGUPANNYA UNTUK DAPAT MENYELESAIKAN SELURUH
KEWAJIBANNYA SESUAI DENGAN PERSYARATAN SEBAGAIMANA MESTINYA.

Perseroan telah memenuhi semua rasio keuangan yang dipersyaratkan


dalam perjanjian utang perseroan.

SAMPAI DENGAN TANGGAL PROSPEKTUS INI DITERBITKAN TIDAK TERDAPAT


PEMBATASAN-PEMBATASAN (NEGATIVE COVENANTS) YANG AKAN MERUGIKAN HAK-
HAK PEMEGANG SAHAM PUBLIK.

15
IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING

Calon investor harus membaca ikhtisar data keuangan penting yang disajikan di bawah ini bersamaan
dengan laporan keuangan Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan yang tercantum dalam
Prospektus ini. Calon investor juga harus membaca Bab V mengenai Analisis dan Pembahasan oleh
Manajemen.

Pada bulan Mei dan Juni 2015, Perseroan melakukan sejumlah transaksi dimana Perseroan melepaskan
seluruh entitas anak beserta kegiatan usahanya kepada entitas induk, PT Prodia Utama. Sebagai
dampaknya, Perseroan menjual kepemilikannya di empat entitas anak, POHII, PROSTEM, PROLINE
dan INNODIA (Entitas Anak yang Dialihkan) kepada PT Prodia Utama. Laporan keuangan
konsolidasian Perseroan menyajikan kontribusi dari Entitas Anak yang Dialihkan terhadap hasil
keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2014 dan 2015 (sampai dengan
tanggal diselesaikannya Transaksi Spin-off), dan periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015.

Angka-angka ikhtisar data keuangan penting di bawah ini berasal dan/atau dihitung berdasarkan:
(i) laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dan 2015 (tidak
diaudit), serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 yang tercantum
dalam Prospektus ini; dan (ii) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anak untuk tahun-
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, yang seluruhnya tidak tercantum dalam
Prospektus ini.

Laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dan 2015 (tidak diaudit),
serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 telah diaudit oleh
RSM, auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan opini tanpa
modifikasian (Wajar Tanpa Pengecualian). Laporan audit RSM tersebut mencantumkan paragraf Hal-
hal lain sehubungan dengan tujuan pelaksanaan audit. Laporan audit RSM tersebut ditandatangani oleh
Riki Afrianof (Rekan pada RSM dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.1017).

Laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dan 2011 (sebelum disajikan
kembali oleh Perseroan) telah diaudit oleh RSM, auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang
ditetapkan oleh IAPI, dengan opini wajar tanpa pengecualian (Wajar Tanpa Pengecualian). Laporan
audit tersebut ditandatangani oleh Riki Afrianof (Rekan pada RSM dengan Registrasi Akuntan Publik
No. AP.1017).

4.1. Laporan Posisi Keuangan

(dalam miliar Rupiah)


31 Desember 30 Juni
2011 (1)(2) 2012 (1)(2) 2013 (2) 2014 (2) 2015 2016
ASET
ASET LANCAR
Kas dan bank 12,3 25,0 34,6 45,1 45,0 44,9
Piutang usaha - Pihak ketiga 53,5 62,5 62,5 74,5 78,4 57,4
Aset keuangan lancar lainnya - Pihak ketiga 4,3 7,1 9,7 9,2 6,8 9,4
Persediaan 11,0 15,0 15,1 19,7 25,8 30,0
Uang muka 14,7 1,3 21,6 11,2 16,8 19,2
Pajak dibayar di muka 2,4 4,6 2,6 2,7 2,4 -
Biaya dibayar di muka 11,2 13,1 15,9 21,1 20,9 28,2
Aset non keuangan lancar lainnya - - - - - 0,7
Total Aset Lancar 109,5 128,5 162,0 183,5 196,1 189,8
ASET TIDAK LANCAR
Biaya dibayar di muka 13,5 14,1 22,9 25,0 35,7 99,7
Aset pajak tangguhan 46,5 51,4 41,8 52,4 60,8 79,5
Piutang pihak berelasi - non usaha 1,6 2,4 1,7 2,7 83,7 0,4
Aset tetap 208,7 244,3 272,6 362,9 196,3 214,6
Aset tak berwujud 3,7 7,3 8,9 7,1 3,5 2,9
Aset non keuangan tidak lancar lainnya 0,8 2,1 3,7 0,7 1,8 1,4
Total Aset Tidak Lancar 274,8 321,7 351,6 450,8 381,8 398,5
TOTAL ASET 384,3 450,1 513,6 634,3 577,9 588,3

16
(dalam miliar Rupiah)
31 Desember 30 Juni
2011 (1)(2)
2012 (1)(2) 2013 (2) 2014 (2) 2015 2016
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank jangka pendek 7,9 8,6 4,8 5,7 1,0 3,6
Utang usaha
Pihak berelasi - - 0,5 0,2 0,7 0,4
Pihak ketiga 26,6 31,3 31,9 30,5 42,4 28,2
Utang pajak 11,3 20,2 22,3 13,3 15,0 13,0
Beban akrual 20,8 23,5 44,2 43,9 34,7 23,2
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek - 0,1 0,2 0,5 1,5 2,3
Pendapatan diterima di muka 0,3 0,5 1,0 0,7 1,0 0,5
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
Pihak berelasi - - 4,1 0,6 0,5 18,4
Pihak ketiga 10,5 17,5 10,9 18,9 29,4 8,9
Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun
Utang bank 13,4 15,6 14,8 28,0 13,5 37,1
Utang sewa pembiayaan 1,9 1,2 1,6 3,6 5,3 6,5
Total Liabilitas Jangka Pendek 92,8 118,6 136,3 145,9 145,0 142,1
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam setahun:
Utang bank 54,1 43,3 111,5 122,7 50,4 64,0
Utang sewa pembiayaan 1,1 0,9 1,2 6,0 4,8 4,8
Liabilitas keuangan jangka panjang: lainnya
Pihak berelasi - - - 3,9 0,8 -
Pihak ketiga 6,7 4,6 3,9 7,0 0,7 0,7
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 188,6 208,8 172,3 214,6 249,9 323,1
Total Liabilitas Jangka Panjang 250,4 257,5 288,9 354,2 306,6 392,5
TOTAL LIABILITAS 343,1 376,1 425,2 500,1 451,6 534,7
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Modal ditempatkan dan disetor penuh 18,0 18,0 18,0 75,0 75,0 75,0
Tambahan modal disetor - - - - 25,4 25,4
Penghasilan komprehensif lain (68,4) (84,4) (56,2) (66,6) (59,1) (95,9)
Saldo laba 87,5 138,4 125,5 126,0 85,0 49,1
Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk 37,1 72,0 87,3 134,4 126,3 53,6
Kepentingan non pengendali 4,1 2,0 1,1 (0,2) - -
TOTAL EKUITAS 41,2 74,0 88,4 134,2 126,3 53,6
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 384,3 450,1 513,6 634,3 577,9 588,3
Catatan:
(1) Disajikan kembali oleh Perseroan sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (Revisi 2013)
(2) Konsolidasian

17
4.2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

(dalam miliar Rupiah)


Untuk periode enam
bulan yang berakhir
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember pada 30 Juni
2011 (1)(2) 2012 (1)(2) 2013 (2) 2014 (2) 2015 2015 2016
PENDAPATAN BERSIH 747,5 893,4 998,0 1.101,0 1.197,7 591,2 648,6
BEBAN POKOK PENDAPATAN
Beban pokok langsung 296,4 326,5 341,4 390,4 429,2 207,1 223,8
Beban pokok tidak langsung 38,3 43,5 54,6 73,6 82,0 41,1 45,1
Total beban pokok pendapatan 334,6 370,0 396,0 464,0 511,2 248,2 268,9
LABA KOTOR 412,9 523,5 602,0 637,0 686,5 343,0 379,7
Beban usaha (368,3) (421,7) (508,8) (560,4) (606,5) (300,4) (325,8)
Pendapatan lainnya 7,5 8,0 4,5 15,0 35,4 12,3 6,9
Beban lainnya (2,9) (11,1) (3,8) (0,8) (18,5) (2,2) (1,7)
LABA USAHA 49,2 98,7 93,9 90,8 96,9 52,7 59,1
Bagian rugi entitas anak sebelum divestasi - - - - (1,4) (1,4) -
Beban keuangan bersih (10,0) (8,2) (6,3) (14,5) (18,5) (9,6) (3,6)
LABA SEBELUM PAJAK 39,2 90,5 87,6 76,3 77,0 41,7 55,5
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Pajak kini (14,8) (25,7) (27,6) (28,2) (29,5) (20,2) (22,9)
Pajak tangguhan 3,9 (0,4) (0,2) 7,2 11,5 10,6 6,5
Total beban pajak penghasilan - bersih (10,9) (26,1) (27,8) (21,0) (18,0) (9,6) (16,4)
LABA TAHUN BERJALAN 28,2 64,4 59,8 55,3 59,0 32,1 39,1
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi
ke laba rugi:
Pengukuran kembali atas program imbalan kerja (29,0) (21,3) 37,6 (13,9) 10,0 (12,0) (49,1)
Pajak penghasilan atas pengukuran kembali atas
program imbalan kerja 7,3 5,3 (9,4) 3,4 (2,5) 3,0 12,3
Penghasilan komprehensif lain setelah pajak (21,8) (15,9) 28,2 (10,5) 7,5 (9,0) (36,8)
LABA KOMPREHENSIF TAHUN
6,5 48,4 88,0 44,8 66,5 23,1 2,3
BERJALAN
LABA PER SAHAM DASAR DAN DILUSIAN
(dalam juta Rupiah) 1,7 3,7 3,4 1,0 0,8 0,4 0,5
Catatan:
(1) Disajikan kembali oleh Perseroan sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (Revisi 2013)
(2) Konsolidasian

4.3. Rasio (tidak diaudit)

31 Desember 30 Juni
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rasio Pertumbuhan (%)
Pendapatan - bersih t.b.d. 19,5% 11,7% 10,3% 8,8% 9,7% (1)
Beban pokok pendapatan t.b.d. 10,6% 7,0% 17,2% 10,2% 8,3% (1)
Laba kotor t.b.d. 26,8% 15,0% 5,8% 7,8% 10,7% (1)
Laba usaha t.b.d. 100,7% (4,8%) (3,3%) 6,7% 12,2% (1)
Laba tahun berjalan t.b.d. 127,9% (7,0%) (7,6%) 6,6% 21,7% (1)
Jumlah aset t.b.d. 17,1% 14,1% 23,5% (8,9%) 1,8%
Jumlah liabilitas t.b.d. 9,6% 13,1% 17,6% (9,7%) 18,4%
Jumlah ekuitas t.b.d. 79,7% 19,4% 52,0% (5,9%) (57,5%)
Rasio Usaha (%)
Laba kotor / Pendapatan - bersih 55,2% 58,6% 60,3% 57,9% 57,3% 58,5%
Laba usaha / Pendapatan - bersih 6,6% 11,0% 9,4% 8,2% 8,1% 9,1%
Laba tahun berjalan / Pendapatan - bersih 3,8% 7,2% 6,0% 5,0% 4,9% 6,0%
Laba tahun berjalan / Total ekuitas 68,6% 87,0% 67,7% 41,2% 46,7% 72,9%
Laba tahun berjalan / Total aset 7,4% 14,3% 11,7% 8,7% 10,2% 6,6%
Rasio Keuangan (x)
Total aset / Total liabilitas 1,1 1,2 1,2 1,3 1,3 1,1
Total liabilitas / Total ekuitas 8,3 5,1 4,8 3,7 3,6 10,0
Total liabilitas / Total aset 0,9 0,8 0,8 0,8 0,8 0,9
Total aset lancar / Total liabilitas jangka pendek 1,2 1,1 1,2 1,3 1,4 1,3
Catatan:
(1) Dibandingkan 30 Juni 2015
t.b.d. : tidak dapat dibandingkan

18
4.4. Rekonsiliasi EBITDA

(dalam miliar Rupiah)


Untuk periode enam
bulan yang berakhir
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember pada 30 Juni
2011 2012 2013 2014 2015 2015 2016
Laba periode berjalan 28,2 64,4 59,8 55,3 59,0 32,1 39,1
Ditambah:
Depresiasi: Beban pokok pendapatan 8,4 8,7 7,3 8,3 10,1 5,1 5,3
Depresiasi dan amortisasi:
Beban umum dan administrasi 20,4 22,2 26,2 30,7 36,3 15,0 16,4
Penyisihan imbalan kerja 37,7 37,0 1,1 26,2 48,1 37,1 24,1
Penyisihan piutang tak tertagih 0,5 0,6 0,3 0,2 0,8 0,1 0,7
Bagian rugi entitas anak sebelum divestasi - - - - 1,4 1,4 -
Pajak 10,9 26,1 27,8 21,0 18,0 9,6 16,4
Beban (penghasilan) bunga 10,0 8,2 6,4 14,5 18,5 9,6 3,7
Beban (pendapatan) lainnya (4,5) 3,1 (0,7) (14,2) (17,0) (10,1) (5,3)
EBITDA (1) 111,6 170,3 128,1 142,0 175,2 99,9 100,4
Marjin EBITDA (2) 14,9% 19,1% 12,8% 12,9% 14,6% 16,9% 15,5%
Marjin laba bersih (3) 3,8% 7,2% 6,0% 5,0% 4,9% 5,4% 6,0%
Catatan:
(1) EBITDA mengacu pada laba periode berjalan sebelum penyusutan, penyisihan imbalan kerja, kerugian tak tertagih, pajak
penghasilan perusahaan dan beban dan/atau pendapatan lainnya (terutama meliputi laba/rugi penjualan aset tetap, pendapatan
dari klaim asuransi dan beban keuangan atas pinjaman bank).
(2) Marjin EBITDA mengacu pada EBITDA dibagi dengan pendapatan.
(3) Marjin laba bersih mengacu pada laba tahun berjalan dibagi dengan pendapatan.

Tambahan Data Operasional

Untuk periode enam


bulan yang berakhir
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember pada 30Juni
2011 2012 2013 2014 2015 2015 2016
Jumlah pemeriksaan (1) (juta) 13,1 13,4 13,7 13,7 14,0 6,8 7,0
Jumlah pengambilan sampel (1) (juta) 5,5 5,6 5,4 5,6 5,7 2,0 2,0
Jumlah kunjungan (000) 2.082,9 2.185,4 2.236,3 2.305,2 2.382,5 1.183,2 1.191,6
Jumlah pemeriksaan per kunjungan pelanggan (2) 6,3 6,1 6,1 6,0 5,9 5,7 5,8
Pendapatan per kunjungan (dalam Rupiah) 357.540,1 407.254,2 440.843,2 468.791,7 502.713,9 499.630,9 544.340,1
Pendapatan per pemeriksaan (dalam Rupiah) 56.637,7 66.218,9 72.056,4 78.711,7 85.717,9 87.288,0 93.244,2
Catatan:
(1) Termasuk sampel dan pemeriksaan baik untuk pelanggan perorangan maupun sampel dan pemeriksaan yang dirujuk kepada
Perseroan oleh laboratorium klinik lain, rumah sakit dan penyedia jasa layanan kesehatan lain.
(2) Kunjungan pelanggan berarti kunjungan ke salah satu outlet Perseroan oleh pelanggan individu, pelanggan dengan referensi
dokter dan individu-individu yang ditanggung oleh perusahaan (klien korporasi) atau sampel yang dirujuk ke salah satu
laboratorium klinik oleh pelanggan pengirim.

4.6. Rasio Keuangan yang Dipersyaratkan Dalam Fasilitas Kredit (tidak diaudit)

Berdasarkan ketentuan dalam fasilitas pinjaman dari Bank Danamon dan BCA, Perseroan diharuskan
untuk menjaga rasio-rasio keuangan sebagai berikut:

Rasio Persyaratan Keuangan 30 Juni 2016


Bank Danamon
Debt Service Coverage Ratio (1) minimum 1x 6,1
Interest coverage (2) minimum 1x 16,1
BCA
Debt Service Reserve Account (3) minimum 1x 5,7
Debt to Equity Ratio (4) minimum 1x 10,0
Catatan:
(1) Debt Service Coverage Ratio dihitung dengan cara membandingkan antara EBITDA dengan bagian lancar dari utang jangka
panjang setelah ditambah bunga pinjaman;
(2) Interest coverage dihitung dengan cara membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan bunga
pinjaman;
(3) Debt Service Reserve Account dihitung dengan cara membandingkan antara EBIT dengan bagian utang bank jangka panjang
yang jatuh tempo dalam satu tahun setelah ditambah bunga pinjaman;
(4) Debt to Equity Ratio dihitung dengan cara membandingkan antara total liabilitas dengan total ekuitas.

Pada tanggal 30 Juni 2016, Perseroan telah memenuhi seluruh kewajiban dan pembatasan yang
dipersyaratkan

19
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Analisis dan pembahasan oleh manajemen atas kondisi keuangan serta hasil operasi Perseroan dalam
bab ini harus dibaca bersama-sama dengan ikhtisar data keuangan penting, laporan keuangan beserta
catatan atas laporan keuangan yang terlampir dalam Prospektus ini.

Laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dan 2015 (tidak diaudit),
dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 telah diaudit oleh
RSM, auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan opini tanpa
modifikasian (Wajar Tanpa Pengecualian). Laporan audit RSM tersebut mencantumkan paragraf
Hal-hal lain sehubungan dengan tujuan pelaksanaan audit. Laporan audit RSM tersebut ditandatangani
oleh Riki Afrianof (Rekan pada RSM dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.1017)

Pembahasan dalam bab ini dapat mengandung pernyataan yang menggambarkan keadaan di masa
mendatang (forward looking statement) dan merefleksikan pandangan manajemen saat ini berkenaan
dengan peristiwa dan kinerja keuangan di masa mendatang yang hasil aktualnya dapat berbeda secara
material sebagai akibat dari faktor-faktor yang telah diuraikan dalam Bab mengenai Risiko Usaha dan
hal-hal lain yang tercantum dalam Prospektus ini.

Sebagai akibat dari pembulatan, penyajian jumlah beberapa informasi keuangan berikut ini dapat
sedikit berbeda dengan penjumlahan yang dilakukan secara aritmatika.

5.1. Umum

Perseroan merupakan pelopor industri dan jejaring laboratorium klinik swasta independen terkemuka
di Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 35% berdasarkan pendapatan pada tahun 2015 serta memiliki
jumlah laboratorium klinik terbanyak di Indonesia, berdasarkan Frost & Sullivan (sumber: Independent
Market Research on the Clinical Laboratory Market in Indonesia, Frost & Sullivan, 2016). Kegiatan
usaha laboratorium klinik telah dimulai sejak tahun 1973 oleh para pendiri Perseroan dengan membuka
laboratorium klinik pertamanya di Solo. Kegiatan usaha tersebut terus berkembang menjadi jejaring
laboratorium berskala nasional dengan 251 outlet, termasuk 128 laboratorium klinik. Lab PRN milik
Perseroan merupakan laboratorium satu-satunya di Indonesia yang mendapatkan akreditasi dari
College of American Patologists (CAP). Perseroan menawarkan sekitar 500 jenis pemeriksaan dan
layanan laboratorium klinik kepada pelanggan dan penyedia jasa kesehatan untuk digunakan dalam
pencegahan, diagnosa, pemantauan dan pengobatan penyakit serta kondisi kesehatan lainnya. Selain itu,
Perseroan memiliki akses terhadap sekitar 3.000 pemeriksaan tambahan melalui kerjasama dengan NUH
Laboratories dan Quest. Sebagai pemimpin dalam riset laboratorium klinik, Perseroan telah meneliti dan
memperkenalkan banyak jenis pemeriksaan klinik di Indonesia. Segmen pelanggan yang dilayani oleh
Perseroan mencakup antara lain pelanggan individu, pelanggan dengan referensi dokter, referensi dari
rumah sakit dan klinik serta klien korporasi. Pada tahun 2015 dan periode enam bulan yang berakhir
pada 30 Juni 2016, Perseroan telah menerima dan memproses tes masing-masing sebesar 14,0 juta dan
7,0 juta, serta menerima kunjungan pasien masing-masing sebesar 2,4 juta orang dan 1,2 juta orang.

Tim manajemen Perseroan memiliki rekam jejak yang ekstensif di industri pelayanan kesehatan, dan
di bawah kepemimpinan mereka, Perseroan telah bertumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah
kunjungan pasien dalam jejaring Perseroan telah meningkat pada CAGR 3,2% dari 2,2 juta pada tahun
2013 menjadi 2,4 juta pada tahun 2015. Dalam periode yang sama, pendapatan Perseroan meningkat
pada CAGR 9,6% dari Rp998,0 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp1.197,7 miliar pada tahun 2015 dan
EBITDA meningkat pada CAGR 17,0% dari Rp128,1 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp175,2 miliar
pada tahun 2015.

20
5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Usaha dan Operasi Perseroan

Jumlah Kunjungan Pelanggan

Jumlah kunjungan pelanggan dalam jaringan layanan kesehatan milik Perseroan dan jumlah pemeriksaan
laboratorium klinik yang dilakukan Perseroan adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi
pendapatan Perseroan. Jumlah kunjungan pelanggan dalam jaringan Perseroan meningkat pada CAGR
3,2% dari 2,2 juta pada tahun 2013 menjadi 2,4 juta pada tahun 2015, dan jumlah pemeriksaan yang
dilakukan Perseroan meningkat pada CAGR 1,1% dari 13,7 juta pada tahun 2013 menjadi 14,0 juta pada
tahun 2015. Pada periode yang sama, pendapatan Perseroan meningkat pada CAGR 9,6% dari Rp998,0
miliar pada tahun 2013 menjadi Rp1.197,7 miliar pada tahun 2015. Perseroan yakin bahwa peningkatan
jumlah kunjungan pelanggan didorong oleh semakin besarnya utilisasi pusat pelayanan Perseroan
yang sudah ada serta pertumbuhan jaringan Perseroan di berbagai wilayah. Jumlah laboratorium klinik
Perseroan meningkat dari 122 outlet per 31 Desember 2013 menjadi 128 outlet per 30 Juni 2016, seiring
dengan ekspansi ke wilayah pasar baru dan pembukaan laboratorium klinik tambahan di area perkotaan
untuk memenuhi pertumbuhan permintaan.

Secara umum, Perseroan mengalami peningkatan dalam kunjungan pelanggan perorangan pada outlet
Perseroan antara tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 di seluruh segmen pelanggan Perseroan, kecuali
referensi dokter dimana jumlah kunjungan stabil antara tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Perseroan
yakin bahwa hal ini disebabkan oleh implementasi JKN, program asuransi kesehatan nasional, di awal
tahun 2014, yang menyebabkan lebih besarnya pemakaian jasa layanan kesehatan publik, dan akibatnya
permintaan untuk klinik swasta dan rujukan pemeriksaan laboratorium klinik mengalami penurunan.
Sementara laju pertumbuhan di Jakarta (Wilayah III) tetap kuat, kunjungan pelanggan atas referensi
dokter mengalami penurunan di beberapa wilayah, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur
(Wilayah IV, V dan VI).

Selain itu, pertumbuhan pada jumlah pelanggan individu melambat di beberapa wilayah pada CAGR
1,0% antara tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, akibat implementasi JKN dan pemilihan umum
pada tahun 2014, yang meningkatkan ketidakpastian ekonomi dan politik. Perseroan yakin bahwa
pertumbuhan di kedua segmen pelanggan ini akan menjadi pendorong penting bagi pertumbuhan jangka
panjang Perseroan, dan akan terus bertumbuh sehubungan dengan bertambahnya masyarakat kelas
menengah Indonesia, meningkatnya kejadian atas penyakit tidak menular (non-communicable diseases)
seperti penyakit jantung, kanker dan diabetes, serta semakin besarnya kesadaran masyarakat Indonesia
secara umum atas pentingnya layanan kesehatan preventif. Perseroan yakin bahwa pertumbuhan pada
segmen pelanggan individu dan pelanggan dengan referensi dokter yang berkelanjutan bergantung pada
kemampuan Perseroan untuk mempertahankan merek Prodia, yang dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, termasuk kemampuan Perseroan meningkatkan kualitas dan efisiensi dari layanan laboratorium
klinik, kedekatan Perseroan dengan para dokter dan penyedia layanan kesehatan lain yang memberikan
rujukan kepada Perseroan serta kemampuan Perseroan untuk memperkenalkan pemeriksaan dan layanan
baru.

Perseroan membukukan pertumbuhan yang lebih kuat atas jumlah kunjungan dari referensi pihak
ketiga dan klien korporasi antara tahun 2013 sampai dengan 2015 masing-masing pada CAGR 6,2%
dan 12,9%. Pada segmen referensi pihak ketiga, Perseroan menandatangani kerjasama dengan BPJS
Kesehatan untuk pemeriksaan kanker serviks pada tahun 2015, yang menyebabkan jumlah referensi
pihak ketiga meningkat pada tahun tersebut. Pada segmen klien korporasi, Perseroan mencapai
pertumbuhan yang kuat berkat usaha pemasaran yang efektif, seperti pengembangan interoperabilitas
perangkat lunak antara sistem pelaporan hasil dan data sumber daya manusia pelanggan, serta layanan
penambahan nilai lainnya seperti seminar setelah pemeriksaan medis berdasarkan hasil pemeriksaan
kesehatan karyawan perusahaan. Selain itu, kolaborasi kesehatan kerja dengan afiliasi Perseroan, PT
Prodia OHI International (POHII), telah meningkatkan jumlah klien korporasi Perseroan. Sebagai
hasil dari kenaikan jumlah kunjungan oleh referensi pihak ketiga dan klien korporasi yang lebih cepat
dibandingkan dengan pelanggan individu dan pelanggan dengan referensi dokter, jumlah pemeriksaan
yang dilakukan turut meningkat namun pada laju yang lebih rendah dibandingkan dengan laju kenaikan
jumlah kunjungan. Secara khusus, klien korporasi Perseroan mengurangi jumlah pemeriksaan yang
disediakan untuk pemeriksaan tahunan karyawan sehubungan dengan tekanan anggaran internal.

21
Sebagai tambahan, BPJS Kesehatan hanya membayar satu pemeriksaan per pelanggan dalam program
pemeriksaan kanker serviksnya. Akibatnya, rata-rata jumlah pemeriksaan per kunjungan pelanggan turun
dari 6,0 pada tahun 2013 menjadi 5,9 pada tahun 2015. Perseroan yakin bahwa potensi penerapan Skema
Koordinasi Manfaat, yang akan memungkinkan perusahaan asuransi swasta untuk mendukung JKN
dengan menggunakan skema top-up, akan menciptakan peluang lebih lanjut bagi sektor jasa kesehatan
swasta, dan menghasilkan tambahan rujukan atas sampel kepada laboratorium klinik independen, seperti
Perseroan, untuk pemeriksaan.

Meskipun Perseroan memperkirakan jumlah kunjungan pelanggan akan tumbuh seiring dengan ekspansi
jaringan Perseroan dan pertumbuhan layanan kesehatan di Indonesia, secara umum, persaingan yang
lebih ketat dapat berdampak merugikan terhadap tingkat pertumbuhan pelanggan yang dilayani dan
pemeriksaan laboratorium klinik yang dilakukan. Permintaan akan layanan Perseroan juga bergantung
pada permintaan untuk layanan kesehatan swasta, seperti rumah sakit dan klinik swasta, yang merupakan
sumber rujukan yang penting bagi Perseroan. Selain itu, penambahan outlet dalam jaringan layanan
Perseroan perlu mempertimbangkan batasan-batasan seperti ketersediaan personil yang terampil,
kemampuan Perseroan mendapatkan izin dan persetujuan, serta ketersediaan infrastruktur layanan
kesehatan di wilayah tertentu.

Pendapatan per Kunjungan

Pendapatan yang dihasilkan per kunjungan pelanggan bergantung kepada harga yang dibebankan
Perseroan untuk pemeriksaan dan jasanya, jumlah pemeriksaan per kunjungan serta kombinasi
pemeriksaan yang dilakukan. Pendapatan per kunjungan meningkat pada CAGR sebesar 6,8% dari
Rp440.483 pada tahun 2013 menjadi Rp502.713 pada tahun 2015. Pada periode yang sama, Perseroan
secara umum mampu untuk menaikkan tingkat harga sekurang-kurangnya sejalan dengan inflasi,
sementara jumlah pemeriksaan per kunjungan secara umum turun dan memiliki dampak yang berlawanan
dengan pendapatan per kunjungan Perseroan.

Perseroan melakukan evaluasi atas harga pemeriksaan dan layanan yang ditawarkan Perseroan secara
tahunan. Penetapan harga baru dijadwalkan pada bulan Januari setiap tahun. Perseroan mempertimbangkan
sejumlah faktor pada saat menetapkan harga untuk pemeriksaan dan layanan, termasuk permintaan untuk
pemeriksaan yang ditawarkan Perseroan, biaya bahan baku yang digunakan dalam pemeriksaan dan
efek dari nilai tukar mata uang asing serta inflasi pada biaya bahan baku Perseroan. Perubahan harga
berlaku di seluruh outlet Perseroan dan seluruh pemeriksaan. Namun demikian, besarnya kenaikan harga
bervariasi disesuaikan dengan faktor-faktor di wilayah setempat, seperti biaya hidup relatif di wilayah
sekitar outlet Perseroan. Selain itu, Perseroan juga melakukan promosi penjualan berkala, yaitu ketika
Perseroan menawarkan jasanya dengan potongan harga. Secara khusus, Perseroan menawarkan potongan
harga setiap bulan Mei dan November, masing-masing untuk merayakan ulang tahun Perseroan dan
Hari Kesehatan Nasional.

Perseroan menaikan harga rata-rata sekitar 8,1%, 7,0%, 8,3% dan 8,7% masing-masing pada tahun
2013, 2014, 2015 dan semester pertama 2016. Berdasarkan World Bank, tingkat inflasi di Indonesia
pada tahun 2013, 2014 dan 2015 masing-masing adalah sebesar 8,4%, 8,4% dan 3,4%. Bank Indonesia
telah mengumumkan bahwa target inflasi untuk tahun 2016 adalah 3,0% sampai dengan 5,0%.

Ekspansi Jaringan Perseroan atas Laboratorium Klinik dan Outlet Lainnya

Hasil usaha dan kondisi keuangan Perseroan telah, dan akan terus, dipengaruhi oleh besarnya investasi
yang dibutuhkan untuk memperluas jaringan outlet Perseroan serta pemilihan waktu investasi. Sejak
tahun 2013, secara neto, Perseroan telah membuka tujuh laboratorium klinik baru, termasuk tiga
laboratorium klinik dibuka di wilayah Jabodetabek, Palembang dan Lampung, untuk menangkap peluang
pertumbuhan pada wilayah tersebut. Strategi ekspansi Perseroan selama periode tersebut dilaksanakan
dengan hati-hati dan difokuskan pada pembukaan outlet baru yang dapat mencapai breakeven point
dengan cepat, sehubungan dengan efek yang tidak pasti atas penerapan JKN. Perseroan menyesuaikan
rencana ekspansinya berdasarkan perkiraan permintaan pada wilayah-wilayah berbeda di dalam negeri.
Perseroan berencana untuk mempercepat ekspansi jaringan agar dapat mengambil keuntungan dari

22
kondisi pasar untuk layanan laboratorium klinik yang diharapkan akan terus bertumbuh. Perseroan
berencana untuk membuka empat laboratorium rujukan regional, 33 laboratorium klinik tambahan,
13 klinik khusus tambahan dan meningkatkan 39 laboratorium klinik menjadi Klinik PHC. Perseroan
berencana untuk membuka outlet di wilayah geografis baru dan di wilayah dimana Perseroan telah
memiliki infrastruktur jaringan, seperti di Pulau Jawa. Perseroan telah membuka laboratorium rujukan
regional pertamanya di Surabaya pada bulan Juli 2016 dan sedang mempersiapkan laboratorium rujukan
regional di Medan dan Makassar. Perseroan berharap untuk membuka laboratorium rujukan di Makassar
pada kuartal terakhir tahun 2016. Perseroan telah mengidentifikasi lokasi di Pulau Jawa (Wilayah III
sampai dengan VI) untuk laboratorium klinik baru.

Proses pembukaan outlet baru dimulai dengan studi pasar untuk mengidentifikasi lokasi yang sesuai,
dan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain (i) demografi lokasi, termasuk profil keuangan dari
populasi di wilayah tersebut; (ii) jumlah dan konsentrasi dokter dan penyedia layanan kesehatan lain
di wilayah tersebut, dan fakultas kedokteran setempat; (iii) lanskap persaingan; dan (iv) peraturan-
peraturan yang berlaku di daerah setempat. Jumlah waktu yang diperlukan untuk membuka outlet baru
bergantung pada sejumlah faktor, yaitu ketersediaan lokasi, lama waktu dalam menerima persetujuan
terhadap peraturan yang berlaku dan pekerjaan penyesuaian yang diperlukan. Investasi modal yang
signifikan diperlukan untuk membangun laboratorium klinik, khususnya laboratorium rujukan regional.
Perseroan biasanya memerlukan enam sampai delapan bulan untuk membuka laboratorium klinik
baru dan enam sampai 12 bulan untuk mencapai EBIT positif. Namun, variasi yang terjadi di rencana
ekspansi Perseroan dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan. Sebagai contoh, keterlambatan dalam
menerima persetujuan yang diperlukan dapat menyebabkan Perseroan mengeluarkan biaya, seperti sewa
dan biaya terkait karyawan, sementara penerimaan pendapatan tertunda, sehingga akan mempengaruhi
hasil keuangan Perseroan.

Pengenalan Pemeriksaan dan Layanan Baru

Sebagai pionir dan pemimpin pasar laboratorium klinik di Indonesia, Perseroan telah menjadi yang
pertama dalam memperkenalkan banyak pemeriksaaan laboratorium klinik di Indonesia. Dalam lima
tahun terakhir, Perseroan telah memperkenalkan 37 pemeriksaan laboratorium klinik inovatif di
Indonesia. Perseroan yakin bahwa kemampuan Perseroan dalam memperkenalkan pemeriksaan dan
layanan baru dapat memberikan dampak terhadap pendapatan Perseroan. Perseroan yakin bahwa
perkenalan atas pemeriksaan esoterik juga merupakan pendorong untuk pemeriksaan rutin, mengingat
pemeriksaan esoterik tidak dilakukan sendiri melainkan merupakan bagian dari panel pemeriksaan
rutin dan esoterik. Pada beberapa kasus, ketika pasar untuk pemeriksaan esoterik belum sepenuhnya
berkembang, pemeriksaan esoterik tersebut dapat menjadi faktor yang menyebabkan kerugian untuk
pemeriksaan rutin tambahan yang mengkompensasi marjin yang rendah atau kerugian pada pemeriksaan
esoterik individual. Selain itu, pemeriksaan baru, yang diperkenalkan sebagai pemeriksaan esoterik,
umumnya memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemeriksaan rutin. Pemeriksaan
esoterik Perseroan berkontribusi sekitar 2,5% sampai dengan 3,2% dari jumlah pemeriksaan yang
dilakukan Perseroan antara tahun 2013 sampai dengan 2015, tetapi berkontribusi atas porsi yang lebih
tinggi terhadap total pendapatan Perseroan. Perseroan yakin bahwa dengan pembukaan laboratorium
rujukan regional, Perseroan akan mampu meningkatkan pendapatan dari pemeriksaan esoterik yang ada
saat ini maupun baru di masa depan. Perseroan juga yakin bahwa penawaran layanan khusus penting
untuk menarik pelanggan. Pada tahun 2016, Perseroan membuka klinik khusus pertama dari 13 klinik
khusus yang direncanakan, Prodia Childrens Health Center di Jakarta. Klinik-klinik khusus Perseroan
akan berfokus dan mengembangkan layanannya pada area pelayanan kesehatan seperti pediatrik,
kesehatan wanita dan gerontologi. Perseroan juga telah membuka Klinik PHC pertamanya, dan saat ini
sedang dalam proses untuk membuka dua tambahan Klinik PHC serta berencana untuk meningkatkan 39
laboratorium klinik tambahan menjadi Klinik PHC. Pada Klinik PHC, Perseroan menawarkan layanan
non-laboratorium klinik tambahan, seperti radiologi, imaging, elektrokardiogram dan pemeriksaan
treadmill serta konsultasi dengan ahli gizi serta tenaga medis ahli di bidang kedokteran olahraga.
Perseroan saat ini juga berusaha untuk menjadi laboratorium pertama di Indonesia yang menawarkan
rangkaian lengkap layanan laboratorium untuk precision medicine, yang meliputi analisis genomik,
proteomik dan metabolomika. Perseroan yakin bahwa kemampuan Perseroan untuk mengembangkan
hal-hal tersebut penting untuk prospek pertumbuhan Perseroan di masa depan.

23
Biaya Bahan Baku dan Beban Lainnya

Biaya bahan baku, yang mencakup reagen, kimia dan bahan dan alat habis pakai yang digunakan dalam
layanan pemeriksaan klinik Perseroan, secara historis telah menjadi beban terbesar Perseroan, yang
mewakili 17,2%, 16,1%, 15,8% dan 14,8% dari jumlah pendapatan bersih Perseroan masing-masing
untuk tahun 2013, 2014 dan 2015 serta periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016. Perseroan
berusaha untuk terus menurunkan persentase beban terhadap pendapatan dengan pertimbangan skala
ekonomi yang dimiliki Perseroan sebagai jaringan laboratorium klinik terbesar di Indonesia. Perseroan
memiliki sistem pengadaan terpusat, dan karena Perseroan membeli perlengkapan pemeriksaan, reagen
dan bahan baku lainnya dalam volume yang signifikan, Perseroan mampu untuk melakukan negosiasi
harga yang menguntungkan untuk bahan baku Perseroan. Karena skala operasi yang besar, Perseroan
juga mendapatkan keuntungan dari efisiensi operasional. Sebagai contoh, karena Perseroan menguji
beberapa batch sampel dalam waktu bersamaan, Perseroan dapat mengurangi jumlah reagen dan kimia
yang digunakan untuk setiap spesimen.

Perseroan telah mengalami beban biaya sehubungan dengan biaya-biaya untuk karyawan, seperti
tunjangan dan gaji karyawan. Pada tahun 2014 dan 2015, Pemerintah memperkenalkan JKN, program
asuransi universal, yang mencakup BPJS Kesehatan, skema asuransi kesehatan universal, dan BPJS
Ketenagakerjaan, skema pensiun universal. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015,
penerapan BPJS Kesehatan mewajibkan Perseroan untuk menyediakan tunjangan kesehatan bagi
karyawan Perseroan, pasangannya dan sampai dengan tiga anak, dengan pembayaran jumlah iuran
sebesar-besarnya Rp59.000 per orang, yang meningkatkan beban Perseroan untuk tunjangan karyawan.
Selain itu, untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, penerapan BPJS Ketenagakerjaan
meningkatkan beban imbalan kerja jangka pendek Perseroan. Sebagai tambahan, pada tahun 2014,
Perseroan meningkatkan gaji untuk banyak karyawan Perseroan yang bergaji rendah seiring dengan
kenaikan upah minimum regional, dan Perseroan menyesuaikan tingkat gaji karyawannya agar tetap
lebih tinggi daripada upah minimum.

Beban bahan baku Perseroan dan beban lainnya juga secara langsung dan tidak langsung dipengaruhi
oleh kondisi makroekonomi di Indonesia. Sebagian besar perjanjian yang dimiliki Perseroan untuk
pengadaan kimia dan reagen bersifat jangka menengah sampai dengan jangka panjang dimana harga
yang dinegosiasikan disesuaikan per periode sesuai dengan tingkat inflasi di Indonesia. Selain itu,
Perseroan secara berkala melakukan penyesuaian beban hidup terhadap gaji yang dibayarkan kepada
karyawan Perseroan. Menurut World Bank, tingkat inflasi di Indonesia adalah sebesar 8,4%, 8,4% dan
3,4% masing-masing pada tahun 2013, 2014 dan 2015. Sebagai tambahan, beban bahan baku dan bahan
lainnya Perseroan secara tidak langsung dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata
uang asing. Meskipun Perseroan membayar pemasoknya dalam Rupiah, banyak pemasok Perseroan
mendapatkan reagen, kimia dan pasokan lainnya dari luar negeri. Sebagai akibatnya, kurs mata uang
asing terhadap Rupiah dapat memiliki dampak tidak langsung terhadap harga yang harus dibayar oleh
Perseroan untuk bahan baku. Sebagai contoh, sebagian besar reagen Perseroan dibeli dari pemasok yang
memasok barang-barangnya dari luar negeri. Meskipun syarat dan ketentuan dalam perjanjian dengan
vendor menyatakan bahwa Perseroan membayar bahan-bahan tersebut dalam mata uang Rupiah, biaya
vendor untuk memasok bahan tersebut kepada Perseroan dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang asing
dan biaya tersebut dibebankan kepada Perseroan.

Kewajiban Imbalan Kerja Karyawan dan Pengukuran Kembali Program Imbalan Kerja

Kewajiban imbalan kerja karyawan Perseroan telah, dan akan terus menyebabkan, variabilitas pada hasil
keuangan Perseroan, khususnya penghasilan komprehensif lain. Berdasarkan Undang-Undang No.13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan), Perseroan wajib menyediakan pensiun
imbalan pasti kepada seluruh karyawan tetap yang pensiun pada usia 55 tahun, atau, apabila terjadi
pensiun dini untuk karyawan dengan masa kerja lebih dari 20 tahun, pada usia 45 tahun atau lebih.

Perseroan menghitung nilai kini kewajiban imbalan kerja pasti berdasarkan asumsi yang mencakup
usia pensiun yang diharapkan, kenaikan gaji tahunan, harga emas, tingkat mortalitas, tingkat cacat dan
pengunduran diri dan tingkat diskonto. Perseroan menghitung nilai wajar aset program berdasarkan

24
tingkat diskonto, pengembalian atas aset program (seperti dividen saham pada portofolio aset) dan
perubahan terhadap aset Perseroan akibat batas atas aset. Pengembalian atas aset program mencakup
keuntungan seperti dividen pada saham dalam portofolio aset Perseroan.

Pergerakan neto liabilitas imbalan kerja jangka panjang dapat diatribusikan pada faktor-faktor di bawah
ini:

(dalam miliar Rupiah)


Untuk periode enam
Untuk tahun yang berakhir bulan yang berakhir
pada 31 Desember pada 30 Juni
2013 2014 2015 2015 2016
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang - saldo awal 208,8 172,3 214,6 214,6 249,9
Kontribusi Perseroan terhadap aset (20,0) (5,0) (5,0) - -
Pembayaran manfaat tahun berjalan - termasuk
kelebihan imbalan yang dibayar oleh Perseroan (10,9) (8,3) (9,5) (5,3) (7,2)
Beban jasa kini 26,9 23,9 25,9 12,0 13,9
Beban bunga (keuntungan bersih) 10,6 14,6 18,6 10,3 11,4
Perhitungan ulang liabilitas imbalan kerja dikarenakan
tingkat diskonto, kenaikan gaji dan tingkat pengunduran diri (45,8) 14,6 (12,2) 14,0 55,3
Perkiraan (keuntungan) kerugian atas aset 2,8 0,2 1,1 0,5 (0,3)
Kelebihan imbalan yang dibayar oleh pengelolaan aset - - 19,1 18,9 0,3
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang saldo akhir 172,3 214,6 249,9 260,9 323,1

Berdasarkan PSAK No. 24, keuntungan dan kerugian aktuarial atas aset program imbalan kerja, yang
merupakan perbedaan antara nilai wajar atas aset program imbalan pada awal periode dengan akhir
periode sehubungan dengan perubahan asumsi atau penyesuaian pengalaman (yang merupakan
perbedaan antara asumsi aktuaria yang mendasari skema dengan pengalaman aktual pada periode),
dicatat sebagai pengukuran kembali atas program imbalan kerja. Penghasilan komprehensif lain
setelah pajak terdiri dari pengukuran kembali atas program imbalan kerja dan pajak penghasilan atas
pengukuran kembali atas program imbalan kerja.

Untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2015, Perseroan mengakui keuntungan dari
pengukuran kembali atas program imbalan kerja masing-masing sebesar Rp37,6 miliar dan Rp10,0 miliar,
terutama dikarenakan keuntungan aktuarial dari perubahan asumsi tingkat diskonto yang meningkat dari
asumsi tingkat diskonto periode sebelumnya yang digunakan untuk menghitung liabilitas imbalan kerja.
Ketika asumsi tingkat diskonto dinaikkan, nilai wajar aset program meningkat dan Perseroan mengakui
keuntungan aktuarial. Ketika asumsi tingkat diskonto diturunkan, nilai wajar aset program Perseroan
turun dan Perseroan mencatatkan kerugian aktuarial. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember
2013, asumsi tingkat diskonto meningkat menjadi 8,8% dari asumsi tingkat diskonto sebesar 5,6% pada
tahun 2012. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, asumsi tingkat diskonto meningkat
menjadi 9,2% dari asumsi tingkat diskonto sebesar 8,5% pada tahun 2014. Asumsi tingkat diskonto
ditentukan oleh aktuaris independen dan didasarkan pada faktor-faktor makroekonomi seperti tingkat
suku bunga di Indonesia. Di sisi lain, Perseroan mengakui kerugian dari pengukuran kembali imbalan
kerja sebesar Rp13,9 miliar untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014, terutama dikarenakan
penyesuaian pengalaman pada aset program, seiring dengan kinerja keuangan aktual dari aset program
berada di bawah kinerja yang diestimasi menggunakan asumsi tingkat diskonto Perseroan. Penurunan
asumsi tingkat diskonto menjadi 8,5% untuk tahun 2014 dari 8,8% pada tahun 2013 juga berkontribusi
terhadap kerugian aktuarial.

Dalam tiga tahun terakhir, keuntungan (atau kerugian) aktuarial telah menjadi faktor signifikan yang
mempengaruhi penghasilan komprehensif lain Perseroan dan mengakibatkan penghasilan komprehensif
lain Perseroan cenderung berubah-ubah dari satu periode ke periode lain. Untuk tahun-tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2015, penghasilan komprehensif lain Perseroan tercatat masing-
masing sebesar Rp28,2 miliar dan Rp7,5 miliar, yang mewakili 11,3% dan 32,0% dari laba komprehensif
tahun berjalan untuk masing-masing tahun. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014,
penghasilan komprehensif lain Perseroan tercatat negatif Rp10,5 miliar, yang secara absolut mewakili
23,4% dari penghasilan komprehensif tahun berjalan.

25
Perseroan memperkirakan bahwa liabilitas imbalan kerja, serta keuntungan atau kerugian yang diakui di
penghasilan komprehensif lain, akan terus memiliki dampak signifikan terhadap hasil usaha Perseroan.
Untuk membayar liabilitas ini, Perseroan telah membentuk aset program imbalan kerja dalam bentuk dana
pesangon yang dikelola oleh PT Asuransi Allianz Indonesia sejak tahun 2012. Perseroan berkomitmen
untuk meningkatkan setoran ke dalam aset program imbalan kerja di tahun-tahun mendatang dan hal
ini diharapkan dapat membantu mengendalikan fluktuasi liabilitas imbalan kerja. Meskipun Perseroan
tidak melakukan pembayaran ke dalam aset program imbalan dalam enam bulan pertama tahun 2016,
Perseroan telah menyetor tambahan dana investasi ke dalam aset program imbalan, yang akan diakui
sebagai pesangon pada laporan laba rugi Perseroan untuk enam bulan kedua tahun 2016

Musiman

Pendapatan dan hasil usaha Perseroan berfluktuasi secara signifikan dikarenakan faktor musiman dan
faktor lainnya. Namun demikian, secara historis, variasi dari kuartal ke kuartal biasanya saling hapus
(offset). Sebagai contoh, pada saat bulan Ramadan dan libur Lebaran selama ini telah diasosiasikan
dengan turunnya jumlah pelanggan. Sedangkan beberapa bulan lainnya secara historis cenderung
lebih sibuk. Perseroan menawarkan potongan harga setiap bulan Mei dan November masing-masing
untuk merayakan ulang tahun Perseroan dan Hari Kesehatatan Nasional, yang secara umum telah
meningkatkan jumlah pelanggan dan pendapatan pada bulan-bulan tersebut. Selain itu, pemeriksaan
kesehatan karyawan yang disediakan Perseroan untuk klien korporasi biasanya terjadi pada kuartal
pertama tahun keuangan, sehingga menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dari klien korporasi
untuk periode tersebut. Namun, pola yang sama tidak terjadi pada beberapa tahun terakhir. Perseroan
yakin hal tersebut merupakan akibat dari ketidakpastian ekonomi dan politik dari pemilihan umum
presiden tahun 2014 dan sehubungan dengan pemotongan anggaran belanja oleh banyak perusahaan
pada tahun 2016, beberapa klien korporasi Perseroan menunda pemeriksaan ke semester kedua tahun
tersebut, dibandingkan dengan pada semester pertama. Kinerja Perseroan juga dipengaruhi oleh faktor
perubahan cuaca, seperti musim hujan, dimana pada musim tersebut terdapat kemungkinan lebih besar
untuk terjangkit penyakit malaria dan demam berdarah, begitu pula penyakit saluran penceranaan dan
pernafasan, yang menyebabkan meningkatnya jumlah pemeriksaan laboratorium klinik.

Selain itu, Perseroan mengalami fluktuasi musiman untuk biaya-biaya tertentu. Sebagai contoh, di
Indonesia, pemberi kerja membayar tunjangan hari raya tahunan, umumnya sebesar satu bulan gaji,
kepada karyawan sebelum liburan hari raya pilihan masing-masing karyawan (seperti Lebaran atau
Natal). Tanggal hari Lebaran di akhir Ramadhan ditentukan berdasarkan fase bulan. Pada tahun 2015,
Perseroan membayar tunjangan hari raya Lebaran kepada karyawan dan karyawan kontrak pada bulan
Juli. Pada tahun 2016, dikarenakan perhitungan waktu Lebaran, Perseroan membayar tunjangan hari
raya kepada karyawan di bulan Juni dan kepada karyawan kontrak di bulan Juli. Di sisi lain, beban
Perseroan tertentu kurang dipengaruhi faktor musiman, dikarenakan porsi signifikan dari biaya dan
beban Perseroan seperti beban gaji dan sewa bersifat tetap, berbeda dibandingkan beban bahan baku
Perseroan. Perseroan memperkirakan pola musiman akan terus mempengaruhi hasil usaha Perseroan
di masa mendatang.

Transaksi Spin-off dan Transaksi Jual dan Sewa

Dalam persiapan untuk Penawaran Umum Saham Perdana, Perseroan melakukan sejumlah transaksi
agar dapat berfokus pada bisnis inti Perseroan yaitu layanan laboratorium klinik. Secara khusus,
pada tahun 2015, Perseroan melakukan beberapa transaksi untuk menjual kepemilikan Perseroan
atas beberapa entitas anak kepada entitas induk Perseroan, PT Prodia Utama. Selama menjadi entitas
anak Perseroan, entitas anak tersebut masih dalam tahap awal pengembangan sehingga secara umum
belum menguntungkan. Dengan mengecualikan hasil Entitas Anak yang Dialihkan, laba usaha dan laba
Perseroan untuk periode-periode sebelum pengalihan akan menjadi lebih tinggi dan beban Perseroan
akan menjadi lebih rendah. Selain itu, total aset Perseroan akan menjadi lebih rendah. Nilai transaksi
yang dibayarkan kepada Perseroan oleh PT Prodia Utama adalah Rp32,2 miliar. Sebagai tambahan,
karena transaksi ini dilakukan antar entitas dengan pengendali yang sama, Perseroan membukukan
peningkatan sebesar Rp25,4 miliar atas modal disetor, yang mewakili perbedaan antara saham Perseroan
pada nilai aset bersih atas entitas anak yang terkena Transaksi Spin-off sebesar Rp6,8 miliar dan harga
jual sebesar Rp32,2 miliar.

26
Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 menyajikan hasil
keuangan dari Entitas Anak yang Dialihkan untuk periode sampai dengan pengalihan efektif dilakukan
sebagai bagian rugi entitas anak sebelum divestasi. Namun, hasil keuangan dari Entitas Anak yang
Dialihkan dikonsolidasikan dengan akun-akun yang relevan untuk tahun-tahun yang berakhir pada
31 Desember 2013 dan 2014. Oleh karena itu, laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir
pada 31 Desember 2015 tidak dapat dibandingkan langsung dengan laporan keuangan untuk tahun-
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2014 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada
31 Desember 2013 dan 2014, dimana hasil usaha masing-masing entitas anak selama satu tahun penuh
diakui untuk tahun-tahun tersebut.

Sebagai tambahan, Perseroan melakukan divestasi atas sejumlah properti kepada pihak terafiliasi dan
menyewa kembali tempat tersebut (Transaksi Jual dan Sewa) pada bulan November 2015. Transaksi
Jual dan Sewa meliputi 12 properti termasuk kantor pusat Perseroan dan Lab PRN di Jakarta, tanah
dan bangunan untuk laboratorium rujukan regional Surabaya dan tujuh bangunan laboratorium klinik,
dan tanah untuk laboratorium rujukan regional Semarang dan Medan. Perseroan menggunakan jasa
pihak independen untuk menaksir nilai dari properti-properti ini serta syarat dan kondisi Transaksi
Jual dan Sewa, termasuk, antara lain, nilai sewa yang dibayarkan oleh Perseroan. Tanah dan bangunan
tersebut dijual dengan total harga Rp435,2 miliar, dimana dari jumlah tersebut Perseroan menerima
Rp353,0 miliar pada tahun 2015 dan mengakui Rp82,2 miliar sebagai sewa dibayar di muka pada enam
bulan pertama tahun 2016. Perseroan saat ini menyewa 9 properti untuk periode 7 tahun dengan total
sewa per tahun sebesar Rp24,2 miliar. Terkait dengan tiga properti lainnya, Perseroan saat ini sedang
mengembangkan dua fasilitas laboratorium, termasuk laboratorium rujukan regional Medan, berdasarkan
kesepakatan bangun guna serah (built operate transfer) dengan pemilik tanah yang terafiliasi dengan
Perseroan. Properti terakhir adalah lokasi untuk laboratorium rujukan regional Semarang dan rencananya
akan dikembangkan di masa mendatang. Seluruh transaksi ini dilakukan atas dasar wajar (arms
length). Perseroan selanjutnya menggunakan hasil dari penjualan properti ini untuk membayar utang
bank, termasuk fasilitas pinjaman yang ditarik pada tahun 2013 untuk membeli beberapa properti ini,
mengurangi kewajiban keuangan dan membayar dividen kepada pemegang saham. Sebagai hasilnya, saldo
kewajiban keuangan jangka panjang Perseroan turun dari Rp122,7 miliar per tanggal 31 Desember 2014
menjadi Rp50,4 miliar per tanggal 31 Desember 2015. Selain itu, Perseroan juga dapat menurunkan beban
bunga terkait fasilitas bank yang telah dilunasi dan membukukan laba penjualan aset tetap bersih dari
hasil penjualan. Liabilitas jangka pendek kepada pihak ketiga untuk beban sewa, dan beban sewa juga
mengalami peningkatan. Beban keuangan bersih turun sebesar 61,5% menjadi Rp3,7 miliar untuk enam
bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebesar Rp9,6 miliar untuk enam bulan yang berakhir pada
30 Juni 2015. Sewa bangunan, kendaraan dan inventaris kantor naik sebesar 87,0% menjadi Rp30,1
miliar untuk enam bulan yang berakhir 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp16,1 miliar untuk
enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015.

Selanjutnya, dalam persiapan menjelang Penawaran Umum Saham Perdana, Perseroan telah
mempekerjakan sejumlah konsultan dan akuntan untuk membantu bisnisnya agar siap menjadi perusahaan
terbuka, termasuk memperbaiki operasional dan pengelolaan keuangan. Biaya untuk konsultan ini akan
dibayarkan dan diakui dalam laporan laba rugi untuk periode enam bulan kedua tahun 2016.

5.3. Kebijakan Akuntansi yang Signifikan

Penyusunan laporan keuangan mengharuskan Perseroan untuk menerapkan estimasi dan asumsi serta
penilaian kompleks terhadap hal-hal terkait akuntansi. Estimasi dan asumsi yang digunakan Perseroan
dan penilaian yang dibuat oleh Perseroan dalam menerapkan kebijakan akuntansi dapat memiliki dampak
yang signifikan terhadap posisi keuangan dan hasil usaha Perseroan. Manajemen Perseroan melakukan
evaluasi ulang secara terus menerus atas estimasi, asumsi dan penilaian tersebut berdasarkan pengalaman
di masa lalu dan berbagai asumsi lainnya yang diyakini wajar dalam situasi tersebut.

Berikut ini diskusi mengenai kebijakan akuntansi yang melibatkan penggunaan estimasi, asumsi
dan penilaian paling signifikan dalam menyusun laporan keuangan Perseroan. Kebijakan akuntansi
signifikan, estimasi, asumsi dan penilaian yang penting untuk memahami kondisi keuangan dan hasil
usaha Perseroan dapat dilihat pada Catatan 2 dalam laporan keuangan Perseroan yang dilampirkan
dalam Prospektus ini.

27
Pengakuan pendapatan

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perseroan dan
jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima,
tidak termasuk diskon, rabat dan PPN. Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan
diakui:

Penjualan jasa

Pendapatan jasa diakui pada saat jasa diberikan dengan mengacu pada tingkat penyelesaian transaksi.

Pendapatan bunga, royalti dan dividen

Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Royalti diakui dengan dasar akrual
sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan. Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk
menerima pembayaran ditetapkan.

Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan jumlah terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto.
Biaya persediaan terdiri dari seluruh biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai
persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata
tertimbang. Nilai realisasi neto merupakan taksiran harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi
estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.

Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh
kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut.
Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto,
diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan
tersebut.

Pajak penghasilan

Beban pajak adalah jumlah gabungan pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam
menentukan laba rugi pada suatu periode. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui dalam laba rugi,
kecuali pajak penghasilan yang timbul dari transaksi atau peristiwa yang diakui dalam penghasilan
komprehensif lain atau secara langsung di ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui
dalam penghasilan komprehensif lain atau ekuitas.

Jumlah pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar diakui sebagai
liabilitas. Jika jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-periode sebelumnya
melebihi jumlah pajak yang terutang untuk periode tersebut, maka kelebihannya diakui sebagai aset.
Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya diukur sebesar jumlah yang
diperkirakan akan dibayar kepada (direstitusi dari) otoritas perpajakan, yang dihitung menggunakan
tarif pajak (dan undang-undang pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada
akhir periode pelaporan.

Manfaat terkait dengan rugi pajak yang dapat ditarik untuk memulihkan pajak kini dari periode
sebelumnya diakui sebagai aset. Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak belum
dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak
masa depan akan tersedia untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak
belum dimanfaatkan.

28
Seluruh perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak tangguhan, kecuali perbedaan
temporer kena pajak yang berasal dari:

a) pengakuan awal goodwill; atau

b) pengakuan awal aset atau liabilitas dari transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat
transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak (rugi pajak).

Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat dikurangkan sepanjang
kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan
untuk mengurangi laba dimaksud, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset
atau pengakuan awal liabilitas dalam transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat transaksi
tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak (rugi pajak).

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan berlaku
ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang
telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Pengukuran aset
dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perseroan
memperkirakan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat
aset dan liabilitasnya.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah ulang pada akhir periode pelaporan. Perseroan mengurangi
jumlah tercatat aset pajak tangguhan jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam
jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.
Setiap pengurangan tersebut dilakukan pembalikan atas aset pajak tangguhan hingga kemungkinan
besar laba kena pajak yang tersedia jumlahnya memadai.

Perseroan melakukan saling hapus (offset) aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika
dan hanya jika:

a) Perseroan memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset
pajak kini terhadap liabilitaspajak kini; dan

b) aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan
oleh otoritas perpajakan yang sama atas:
i. entitas kena pajak yang sama; atau
ii. entitas kena pajak yang berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini
dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan, pada
setiap periode masa depan dimana jumlah signifikan atas aset atau liabilitas pajak tangguhan
diperkirakan untuk diselesaikan atau dipulihkan.

Perseroan melakukan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika,
Perseroan:

(a) memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang
diakui; dan

(b) bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto atau merealisasikan aset dan menyelesaikan
liabilitas secara bersamaan.

Penurunan nilai aset

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perseroan menilai apakah terdapat indikasi aset mengalami
penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, Perseroan mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan ditentukan atas suatu aset individual, dan jika tidak memungkinkan, Perseroan
menentukan jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas dari aset tersebut.

29
Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya pelepasan dengan
nilai pakainya. Nilai pakai adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan akan diterima dari aset atau
unit penghasil kas. Nilai kini dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang
mencerminkan nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset atau unit yang penurunan nilainya diukur.

Jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan aset lebih kecil dari jumlah tercatatnya, maka jumlah tercatat
aset diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai
dan segera diakui dalam laba rugi.

Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik
jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan
aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika demikian, jumlah tercatat aset dinaikan ke
jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai.

Imbalan kerja

Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan kerja jangka pendek diakui ketika pekerja telah memberikan jasanya dalam suatu periode
akuntansi, sebesar jumlah tidak terdiskonto dari imbalan kerja jangka pendek yang diharapkan akan
dibayar sebagai imbalan atas jasa tersebut. Imbalan kerja jangka pendek termasuk namun tidak terbatas
upah, gaji, bonus dan insentif.

Imbalan pascakerja

Imbalan pascakerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan
Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Perseroan mengakui jumlah liabilitas imbalan pasti neto sebesar nilai kini kewajiban imbalan pasti pada
akhir periode pelaporan dikurangi nilai wajar aset program yang dihitung oleh aktuaris independen
dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan
dengan mendiskontokan imbalan tersebut.

Perseroan mencatat tidak hanya kewajiban hukum berdasarkan persyaratan formal program imbalan
pasti, tetapi juga kewajiban konstruktif yang timbul dari praktif informal entitas.

Biaya jasa kini, biaya jasa lalu dan keuntungan atau kerugian atas penyelesaian, serta bunga neto atas
liabilitas (aset) imbalan pasti neto diakui dalam laba rugi.

Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang terdiri dari keuntungan dan kerugian
aktuarial, imbal hasil atas aset program dan setiap perubahan dampak batas atas aset diakui sebagai
penghasilan komprehensif lain.

Perseroan mengakui jumlah beban dan liabilitas atas iuran terutang kepada program iuran pasti, ketika
pekerja telah memberikan jasa kepada entitas selama suatu periode.

Pesangon

Perseroan mengakui pesangon sebagai liabilitas dan beban pada tanggal yang lebih awal di antara:

(a) Ketika Perseroan tidak dapat lagi menarik tawaran atas imbalan tersebut; dan

(b) Ketika Perseroan mengakui biaya untuk restrukturisasi yang berada dalam ruang lingkup Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 57 dan melibatkan pembayaran pesangon.

Perseroan mengukur pesangon pada saat pengakuan awal, dan mengukur dan mengakui perubahan
selanjutnya, sesuai dengan sifat imbalan kerja.

30
Penyajian Informasi dan Perbandingan Hasil Keuangan

Pada tahun 2015, Perseroan melakukan serangkaian transaksi dimana Perseroan memisahkan
seluruh entitas anak dan kegiatan usahanya dan menjualnya kepada pemegang saham Perseroan,
PT Prodia Utama. Sebagai hasilnya, Perseroan menjual kepemilikannya atas empat entitas anak kepada
PT Prodia Utama dengan total transaksi sebesar Rp32,2 miliar. Laporan keuangan Perseroan untuk
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 menyajikan laporan keuangan Entitas Anak yang Dialihkan
untuk periode sampai dengan pengalihan efektif dilakukan sebagai bagian rugi entitas anak sebelum
divestasi. Namun demikian, hasil keuangan Entitas Anak yang Dialihkan dikonsolidasikan dengan
akun-akun yang relevan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2014. Oleh
karena itu, laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 tidak dapat
dibandingkan langsung dengan laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember
2013 dan 2014, dimana hasil usaha masing-masing entitas anak selama satu tahun penuh diakui untuk
tahun-tahun tersebut.

Kegiatan usaha inti Perseroan yaitu jasa pemeriksaan laboratorium klinik dilakukan oleh Perseroan,
sementara kegiatan usaha lain sebagian besar ditampung di entitas anak Perseroan. Sebagai hasilnya,
Perseroan telah mencantumkan laporan keuangan standalone Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir
pada 31 Desember 2013, 2014 dan 2015 serta untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni
2015 dan 2016 dalam Prospektus ini setelah Transaksi Spin-off.

Tabel berikut menunjukkan rincian atas hasil usaha Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada
31 Desember 2013, 2014 dan 2015 serta untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015
dan 2016. Informasi ini diambil dari laporan keuangan standalone yang tercantum dalam Lampiran I
sampai dengan IV atas laporan keuangan Perseroan.

Informasi keuangan standalone

(dalam miliar Rupiah)


Untuk periode enam
Untuk tahun yang berakhir bulan yang berakhir
pada 31 Desember pada 30 Juni
2013 2014 2015 2015 2016
PENDAPATAN BERSIH 985,9 1.080,6 1.197,7 591,2 648,6
BEBAN POKOK PENDAPATAN
Beban pokok langsung 336,6 381,6 429,2 207,1 223,8
Beban pokok tidak langsung 47,1 72,3 82,0 41,1 45,1
Total beban pokok pendapatan 383,7 453,9 511,2 248,2 268,9
LABA KOTOR 602,2 626,7 686,5 343,0 379,7
Beban usaha (500,6) (539,3) (606,5) (300,4) (325,8)
Pendapatan lainnya 5,1 16,5 35,4 12,3 6,9
Beban lainnya (3,2) (1,5) (18,5) (2,2) (1,7)
LABA USAHA 103,5 102,4 96,9 52,7 59,1
Beban keuangan bersih (6,1) (14,0) (18,5) (9,6) (3,6)
LABA SEBELUM PAJAK 97,4 88,4 78,4 43,1 55,0
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Pajak kini (27,6) (28,2) (29,5) (20,2) (22,9)
Pajak tangguhan (0,2) 6,5 11,5 10,6 6,5
Total beban pajak penghasilan - bersih (27,8) (21,7) (18,0) (9,6) (16,4)
LABA TAHUN BERJALAN 69,6 66,7 60,4 33,5 39,1
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:
Pengukuran kembali atas program imbalan kerja 37,6 (13,8) 10,0 (12,0) (49,1)
Pajak penghasilan atas pengukuran kembali atas program imbalan kerja (9,4) 3,5 (2,5) 3,0 12,3
Penghasilan komprehensif lain setelah pajak 28,2 (10,3) 7,5 (9,0) (36,8)
LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 97,8 56,4 67,9 24,5 2,3

31
5.4. Hasil Usaha

Tabel berikut berisi rincian atas hasil operasi Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada
31 Desember 2013, 2014 dan 2015 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015 dan
2016, yang diambil dari laporan keuangan konsolidasi Perseroan yang tercantum dalam Prospektus ini.

(dalam miliar Rupiah)


Untuk enam bulan
Untuk tahun yang berakhir yang berakhir pada
pada 31 Desember 30 Juni
2013 (1) 2014 (1) 2015 2015 2016
Rp Rp Rp Rp Rp
PENDAPATAN BERSIH 998,0 1.101,0 1.197,7 591,2 648,6
BEBAN POKOK PENDAPATAN
Beban pokok langsung 341,4 390,4 429,2 207,1 223,8
Beban pokok tidak langsung 54,6 73,6 82,0 41,1 45,1
Total beban pokok pendapatan 396,0 464,0 511,2 248,2 268,9
LABA KOTOR 602,0 637,0 686,5 343,0 379,7
Beban usaha (508,8) (560,4) (606,5) (300,4) (325,8)
Pendapatan lainnya 4,5 15,0 35,4 12,31 6,9
Beban lainnya (3,8) (0,8) (18,5) (2,2) (1,7)
LABA USAHA 93,9 90,8 96,9 52,7 59,1
Bagian rugi entitas anak sebelum divestasi - - (1,4) (1,4) -
Beban keuangan bersih (6,3) (14,5) (18,5) (9,6) (3,6)
LABA SEBELUM PAJAK 87,6 76,3 77,0 41,7 55,5
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Pajak kini (27,6) (28,2) (29,5) (20,2) (22,9)
Pajak tangguhan (0,2) 7,2 11,5 10,6 6,5
Total beban pajak penghasilan bersih (27,8) (21,0) (18,0) (9,6) (14,4)
LABA TAHUN BERJALAN 59,8 55,3 59,6 32,1 39,1
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Pos-pos yang tidak akan di reklasifikasi ke laba rugi:
Pengukuran kembali atas program imbalan kerja 37,6 (13,9) 10,0 (12,1) (49,1)
Pajak penghasilan atas pengukuran kembali atas program imbalan kerja (9,4) 3,4 (2,5) 3,0 12,3
Penghasilan komprehensif lain setelah pajak 28,2 (10,5) 7,5 (9,0) (36,8)
LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN LAIN 88,0 44,8 66,5 23,1 2,3
Catatan:
(1) Konsolidasian

Analisis Komponen-Komponen Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

Pendapatan bersih

Pendapatan bersih Perseroan terutama terdiri dari pembayaran dalam bentuk tunai (dari pelanggan
individu dan pelanggan dengan referensi dokter) atau kredit (dari klien korporasi dan referensi pihak
ketiga), yang berasal dari layanan pemeriksaan laboratorium klinik dan kesehatan preventif yang
ditawarkan oleh Perseroan. Pada tahun 2013 dan 2014, Perseroan membukukan pendapatan dari bagian
bagi hasil milik Perseroan sesuai perjanjian bagi hasil dengan rumah sakit dan dokter untuk pengoperasian
laboratorium di rumah sakit dan outlet POC sebagai biaya jasa manajemen pemasaran. Pada tahun 2015,
pendapatan tersebut dibukukan sebagai pendapatan dari laboratorium. Pendapatan bersih Perseroan
telah dikurangi dengan potongan harga yang diberikan kepada pelanggan dan retur pendapatan yang
timbul dari pemeriksaan yang pembayarannya dilakukan dimuka tetapi kemudian dibatalkan.

32
Tabel berikut ini menyajikan informasi mengenai rincian pendapatan dan persentasenya terhadap
pendapatan-bersih untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2014 dan 2015 serta untuk
periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015 dan 2016:

(dalam miliar Rupiah)


Untuk periode enam bulan yang
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember berakhir pada 30 Juni
2013 (1) 2014 (1) 2015 2015 2016
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Pendapatan laboratorium 890,7 89,3% 975,8 88,6% 1.081,0 90,3% 538,5 91,1 597,8 45,4
Pendapatan non-laboratorium 120,8 12,1% 141,3 12,8% 136,0 9,7% 62,2 10,5 62,6 4,7
Pendapatan jasa
manajemen pemasaran 0,2 0,0% nm 3,1 0,3% - - - - - -
Pendapatan kotor 1.011,7 101,4% 1.120,2 101,7% 1.217,0 101,6% 600,7 101,6% 660,4 101,8%
Potongan penjualan - - (0,0) nm 0,0% nm - - - - - -
Retur pendapatam (13,7) (1,4%) (19,2) (1,7)% (19,3) (1,6%) (9,5) (1,6%) (11,8) (1,8%)
Pendapatan - bersih 998,0 100,0% 1.101,0 100,0% 1.197,7 100,0% 591,2 100,0% 648,6 100,0%
Catatan:
(1) Konsolidasian.
nm : menjadi nol karena pembulatan

Beban pokok pendapatan

Beban pokok pendapatan Perseroan terutama terdiri dari beban pokok langsung serta beban pokok tidak
langsung, yang timbul dari penyelenggaraan laboratorium klinik Perseroan, termasuk Lab PRN, outlet
POC dan laboratorium rumah sakit, sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan klinik dan prosedur
diagnostik imaging serta layanan khusus lainnya.

Beban pokok langsung terutama terdiri dari beban bahan baku, gaji petugas laboratorium, beban bahan
pendukung, dan beban rujukan ke pihak ketiga. Beban bahan baku paling signifikan yang digunakan
Perseroan adalah reagen dan bahan kimia lainnya yang digunakan dalam proses pemeriksaan. Bahan
pembantu sebagian besar mencakup bahan dan alat medis habis pakai (consumable), bahan dan alat
yang digunakan untuk pengambilan spesimen dan bahan dan alat habis pakai lainnya yang digunakan
dalam proses pemeriksaan. Beban bahan pembantu paling material adalah bahan dan alat yang digunakan
dalam proses pengambilan sampel dari pasien, seperti sarung tangan dan jarum. Rujukan ke pihak
ketiga berarti beban yang dibayarkan Perseroan kepada pihak ketiga, dan terutama mencakup biaya
yang dibayar kepada dokter eksternal untuk menganalisa hasil pemeriksaan non-laboratorium.

Beban pokok tidak langsung terutama terdiri dari gaji karyawan non-laboratorium, seperti karyawan
bagian layanan pelayanan, dan penyusutan atas peralatan medis dan laboratorium. Kategori lainnya
atas beban pokok tidak langsung antara lain mencakup: perlengkapan dan pemeliharaan alat, sewa alat,
limbah, kontrol kualitas.

33
Tabel berikut ini menyajikan komponen utama beban pokok pendapatan Perseroan dan persentasenya
terhadap total beban pokok pendapatan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember
2013, 2014 dan 2015 serta periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015 dan 2016.

(dalam miliar Rupiah)


Untuk periode enam bulan yang
Untuk tahun yang berakhir pada 30 Desember berakhir pada 30 Juni
2013 (1) 2014 (1) 2015 2015 2016
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
Beban pokok langsung
Bahan baku 171,2 43,2% 176,7 38,1% 189,5 37,1% 89,7 36,1% 95,8 35,6%
Gaji 73,6 18,6% 96,4 20,8% 110,6 21,6% 54,6 22,0% 60,5 22,5%
Bahan pembantu 43,5 11,0% 50,7 10,9% 57,6 11,3% 27,8 11,2% 30,8 11,5%
Rujukan ke pihak ketiga 53,1 13,4% 66,6 14,3% 71,5 14,0% 35,0 14,1% 36,7 13,6%
Subtotal 341,4 86,2% 390,4 84,1% 429,2 84,0% 207,1 83,4% 223,8 83,2%
Beban pokok tidak langsung
Gaji 32,0 8,1% 42,5 9,2% 49,7 9,7% 24,4 9,8% 27,3 10,1%
Penyusutan 7,3 1,8% 8,3 1,8% 10,1 2,0% 5,1 2,1% 5,3 2,0%
Lainnya (2) 15,3 3,9% 22,8 4,9% 22,2 4,3% 11,6 4,7% 12,6 4,7%
Subtotal 54,6 13,8% 73,6 15,9% 82,0 16,0% 41,1 16,6% 45,1 16,8%
Total 396,0 100,0% 464,0 100,0% 511,2 100,0% 248,2 100,0% 268,9 100,0%
Catatan:
(1) Konsolidasian.
(2) Lainnya mencakup perlengkapan dan pemeliharaan alat, sewa alat, limbah, penggunaan program, kontrol kualitas, baju
dinas laboratorium, limbah dan lainnya.
nm : menjadi nol karena pembulatan

Beban usaha

Beban usaha Perseroan terutama terdiri dari beban umum dan administrasi dan beban pemasaran.

Beban umum dan administrasi terutama terdiri dari gaji dan tunjangan (untuk manajemen dan
karyawan bagian administrasi), beban imbalan kerja, biaya konsultan (yang mencakup biaya kepada
konsultan hukum, penasehat keuangan, serta karyawan outsourcing, seperti petugas keamanan dan staf
kebersihan), penyusutan dan amortisasi atas peralatan kantor, bangunan dan peralatan lainnya, utilitas
(termasuk beban listrik, air dan telekomunikasi), sewa dan beban-beban yang timbul dari pemeliharaan
bangunan, kendaraan dan konsumsi kantor, perjalanan dinas dan transport serta pembayaran kepada
BPJS Ketenagakerjaan (yang diklasifikasikan sebagai tabungan hari tua).

Tabel berikut ini menyajikan komponen utama Perseroan dan persentasenya terhadap total beban usaha
Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2014 dan 2015 serta periode enam
bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015 dan 2016.

(dalam miliar Rupiah)


Untuk periode enam bulan yang
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember berakhir pada 30 Juni
2013 (1) 2014 (1) 2015 2015 2016
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
Beban pemasaran
Total beban pemasaran 32,7 6,4% 33,4 6,0% 36,0 5,8% 15,9 5,3% 15,9 4,9%
Beban umum
dan administrasi
Gaji dan tunjangan 160,8 31,6% 160,4 28,6% 165,2 27,2% 80,5 26,8% 86,7 26,6%
Biaya konsultan 58,3 11,5% 66,4 11,8% 70,5 11,7% 30,6 10,2% 38,2 11,7%
Beban imbalan kerja 1,1 0,2% 26,2 4,7% 48,1 7,9% 37,1 12,2% 24,1 7,4%
Penyusutan dan amortisasi 26,2 5,1% 30,7 5,5% 36,3 5,9% 15,0 5,0% 16,4 5,0%
Listrik, air
dan telekomunikasi 26,3 5,2% 33,8 6,0% 34,7 5,7% 18,0 6,0% 20,0 6,1%
Sewa bangunan, kendaraan,
inventaris kantor 25,4 5,0% 31,1 5,5% 34,0 5,6% 16,1 5,4% 30,1 9,2%

34
(dalam miliar Rupiah)
Untuk periode enam bulan yang
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember berakhir pada 30 Juni
2013 (1) 2014 (1) 2015 2015 2016
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
Biaya pajak 1,6 0,3% 1,7 0,3% 2,1 0,3% 0,7 0,2% 1,0 0,3%
Pesangon 10,9 2,2% 8,6 1,5% 9,6 1,6% 5,4 1,8% 7,2 2,2%
Tabungan hari tua 7,8 1,5% 6,9 1,2% 9,0 1,5% 4,1 1,4% 6,4 2,0%
Premi asuransi pesangon 20,0 3,9% 5,0 0,9% 5,0 0,8% - - - -
Lainnya (2) 137,7 27,1% 156,2 27,9% 156,0 25,8% 77,0 20,5% 73,5 24,6%
Subtotal 476,2 93,6% 527,0 94,0% 570,5 94,2% 284,5 94,7% 309,9 95,1%
Total 508,9 100,0% 560,4 100,0% 606,5 100,0% 300,4 100,0% 325,8 100,0%
Catatan:
(1) Konsolidasian.
(2) Lainnya mencakup perjalanan dan dinas kantor, konsumsi kantor, alat tulis dan cetakan, pemeliharaan aset, pengiriman
barang, keperluan kantor, biaya bank, obat dan resep, diklat dan seminar, pengembangan sumber daya manusia, penelitian
pengembangan pemeriksaan, asuransi, pengurusan surat dan izin, baju dinas, kerugian piutang tidak tertagih, control
kualitas, pengembangan lingkungan dan biaya kantor lainnya.

Beban pemasaran terutama terdiri dari beban edukasi pelanggan dan beban perawatan pelanggan. Beban
untuk edukasi pelanggan mencakup biaya untuk menghadiri seminar, konferensi dan partisipasi dalam
edukasi dan kampanye kesehatan. Beban untuk perawatan pelanggan mencakup beban pencetakan
brosur dan materi cetak lainnya serta biaya-biaya yang timbul dari penyelesaian keluhan pelanggan.

Imbalan kerja, Pesangon dan Premi Asuransi Pesangon

Sesuai dengan UU Ketenagakerjaan, Perseroan diwajibkan untuk menyediakan kewajiban pensiun


imbalan pasti untuk seluruh karyawan tetap yang pensiun pada usia 55, atau, apabila terjadi pensiun
dini untuk karyawan dengan masa kerja lebih dari 20 tahun, pada usia 45 tahun ke atas.

Perseroan membedakan beban untuk menyediakan kewajiban pensiun imbalan pasti kepada staf yang
memenuhi syarat, berdasarkan apakah hal tersebut merupakan akun kas atau non-kas. Pada konteks
ini, beban imbalan kerja tercermin pada akun-akun berikut: imbalan kerja, pesangon, premi asuransi
pesangon. Beban imbalan kerja merupakan beban non-kas yang mencakup biaya imbalan kerja, jumlah
neto pesangon dan premi asuransi pesangon. Pesangon merupakan pembayaran kas aktual atas liabilitas
imbalan kerja Perseroan pada suatu periode. Premi asuransi pesangon merupakan kontribusi terhadap
program imbalan pasti pada tahun berjalan, yang dilakukan untuk mengimbangi atau membayar terlebih
dahulu liabilitas imbalan kerja masa mendatang.

Tabel berikut berisi pembagian atas total beban imbalan kerja pada laporan laba rugi untuk masing-
masing periode:

(dalam miliar Rupiah)


Untuk periode enam
Untuk tahun yang berakhir bulan yang berakhir
pada 31 Desember pada 30 Juni
2013 2014 2015 2015 2016
Imbalan kerja 1,1 26,2 48,1 37,1 24,1
Pesangon 10,9 8,6 9,6 5,4 7,2
Premi asuransi pesangon 20,0 5,0 5,0 - -
Beban imbalan kerja 32,0 39,8 62,7 42,5 31,2

Biaya untuk menyediakan pensiun imbalan pasti kepada staf yang memenuhi syarat juga dapat dibagi
menjadi komponen-komponen biaya jasa, beban bunga bersih atas aset dan liabilitas imbalan kerja,
keuntungan dan kerugian terhadap nilai kini aset dan manfaat dari perhitungan ulang nilai kini
berdasarkan asumsi aktuaria yang baru, keuntungan dan kerugian atas nilai aset imbalan kerja serta
keuntungan dan kerugian aktuarial atas aset program dan kelebihan pembayaran imbalan kerja oleh
Perseroan atau pengelolaan aset.

35
Tabel berikut ini menyajikan komponen-komponen beban imbalan kerja Perseroan untuk masing-
masing periode:

(dalam miliar Rupiah)


Untuk periode enam
Untuk tahun yang berakhir bulan yang berakhir
pada 31 Desember pada 30 Juni
2013 (1) 2014 (1) 2015 2015 2016
Beban jasa kini (2) 26,9 23,9 25,9 12,1 13,9
Beban bunga (3) 10,6 14,6 18,6 10,0 11,2
(Keuntungan) kerugian atas perhitungan ulang nilai kini
liabilitas imbalan kerja atas perubahan asumsi (4) (45,7) 14,6 (12,2) 14,0 55,2
Pengukuran kembali atas program imbalan kerja (5) 37,6 (13,8) 10,0 (12,0) (49,1)
Perkiraan (keuntungan) kerugian atas aset 2,8 0,2 1,1 (0,5) (0,3)
Kelebihan imbalan yang dibayar oleh Perseroan - 0,3 0,1 - -
Kelebihan imbalan yang dibayar oleh pengelolaan aset (6) - - 19,2 18,9 0,3
Beban imbalan kerja 32,0 39,8 62,7 42,5 31,2
Catatan:
(1) Konsolidasian.
(2) Beban jasa kini merupakan liabilitas yang timbul dari kewajiban imbalan kerja akrual untuk suatu periode sebagai hasil
dari pekerjaan individu pada periode tersebut.
(3) Beban bunga (bersih) terdiri dari beban bunga atas liabilitas imbalan kerja dan keuntungan bunga atas aset imbalan kerja.
(4) Asumsi yang relevan termasuk perubahan asumsi finansial, seperti asumsi tingkat diskonto, penyesuaian pengalaman kerja,
seperti tingkat cacat dan tingkat pengunduran diri, penyesuaian asumsi demografis, seperti tabel mortalitas.
(5) Pengukuran kembali atas program imbalan kerja meliputi keuntungan dan kerugian aktuaria atas aset program Perseroan,
imbal hasil aset program (seperti dividen dari saham dalam portofolio aset) dan perubahan dampak batas atas aset.
(6) Kelebihan imbalan yang dibayar oleh pengelolaan aset atas program imbalan kerja di luar jadwal pembayaran. Untuk
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, pembayaran dilakukan sehubungan dengan beberapa karyawan senior yang
memasuki masa pensiun dan pembayaran tersebut merupakan pensiun mereka.

Sesuai dengan PSAK No. 24 pengukuran kembali atas program imbalan kerja juga dicatat sebagai
komponen penghasilan komprehensif lain.

Pendapatan lainnya

Pendapatan lainnya Perseroan terdiri dari laba penjualan aset tetap bersih, bahan baku gratis yang
diterima dari vendor, penjualan majalah Perseroan dan seminar serta penghasilan bunga dari rekening
bank, laba dari translasi mata uang asing terkait dengan pengiriman rujukan ke laboratorium di luar
Indonesia dan pembelian peralatan dan persediaan, yang seluruhnya dalam denominasi mata uang selain
Rupiah, serta pendapatan lain-lain, yang terutama terdiri dari sponsor dan penggantian pembayaran
imbalan kerja dari perusahaan asuransi swasta.

Beban lainnya

Beban lainnya Perseroan terdiri dari beban pajak dan rugi dari translasi mata uang asing terkait dengan
pengiriman rujukan ke laboratorium di luar Indonesia dan pembelian peralatan dan persediaan, yang
seluruhnya dalam denominasi mata uang selain Rupiah.

Bagian rugi entitas anak sebelum divestasi

Pada tahun 2015, Perseroan melakukan Transaksi Spin-off dengan menjual kepemilikan Perseroan atas
empat entitas anak Perseroan kepada pemegang saham Perseroan, PT Prodia Utama. Ketika menjadi
entitas anak Perseroan, perusahaan-perusahaan tersebut masih dalam tahap awal pengembangan sehingga
hasil usahanya secara umum belum mencatatkan laba. Sesuai dengan PSAK No. 38, pendapatan dan
beban atas entitas anak yang dialihkan tidak dapat dikonsolidasikan dengan akun-akun relevan dari
Perseroan pada saat menyusun laporan keuangan konsolidasi. Melainkan, rugi bersih entitas anak
tersebut untuk periode sejak tanggal 1 Januari 2015 sampai tanggal divestasi masing-masing entitas
anak diakui sebagai bagian rugi entitas anak sebelum divestasi.

36
Beban keuangan - bersih

Beban keuangan bersih terdiri dari beban bunga atas beban pinjaman dan sewa pembiayaan Perseroan.

Penghasilan komprehensif lain setelah pajak

Penghasilan komprehensif lain setelah pajak terdiri dari pengukuran kembali atas program imbalan
kerja dan pajak penghasilan atas pengukuran kembali atas program imbalan kerja. Sesuai dengan PSAK
No. 24, pengukuran kembali program imbalan kerja diakui sebagai penghasilan komprehensif lain.
Pengukuran tersebut meliputi keuntungan dan kerugian aktuarial, imbal hasil atas aset program, dan
setiap perubahan dampak batas atas aset. Keuntungan dan kerugian aktuarial atas aset program adalah
perbedaan nilai wajar aset program imbalan pada awal periode dengan akhir periode yang disebabkan
oleh perubahan asumsi atau penyesuaian pengalaman. Imbal hasil atas aset program meliputi keuntungan
seperti dividen dari saham dalam portofolio aset.

5.5. Pendapatan Berdasarkan Geografi dan Segmen Pelanggan

Tabel berikut ini menyajikan rincian pendapatan Perseroan berdasarkan wilayah geografis untuk tahun-
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2014 dan 2015 serta untuk periode enam bulan yang
berakhir pada 30 Juni 2015 dan 2016:

(dalam miliar Rupiah)


Untuk periode enam
Untuk tahun yang berakhir bulan yang berakhir
pada 31 Desember pada 30 Juni
2013 (1) 2014 (1) 2015 2015 2016
I. Sumatera Utara 51,0 60,0 66,0 31,8 33,7
II. Sumatera Tengah 47,0 50,7 55,7 28,3 28,2
III. Jakarta, Palembang, Lampung 376,6 428,5 462,1 226,5 256,1
IV. Jawa Barat 87,1 95,5 101,8 49,4 52,9
V. Jawa Tengah 120,5 130,6 145,3 73,9 77,7
VI. Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara 166,6 177,3 191,9 94,2 103,6
VII. Kalimantan 46,7 50,6 54,9 26,0 27,9
VIII. Sulawesi and Maluku 101,4 106,2 118,6 60,2 67,4
Childlab 1,1 1,6 1,4 0,8 1,1
Total 998,0 1.101,0 1.197,7 591,2 648,6
Catatan:
(1) Konsolidasian.

Dikarenakan wilayah Jabodetabek memiliki tingkat Produk Domestik Regional Bruto tertinggi dan
merupakan wilayah di Indonesia yang paling maju, Perseroan bermaksud untuk membuka outlet baru
di Wilayah III untuk mempercepat pertumbuhan jangka pendek. Pendapatan dari wilayah Jabodetabek,
Palembang dan Lampung meningkat pada CAGR 12,6% dari Rp376,5 miliar pada tahun 2013 menjadi
Rp428,5 miliar dan Rp462,1 miliar masing-masing pada tahun 2014 dan 2015, dan meningkat sebesar
13,0% dari Rp226,6 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015 menjadi Rp256,1
miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016. Kenaikan pendapatan terutama
didorong oleh pertumbuhan jumlah kunjungan pasien yang terus menerus dan kenaikan pendapatan per
kunjungan yang cepat, terutama berasal dari segmen referensi dokter.

Perseroan melayani empat segmen pelanggan: (i) pelanggan individu, (2) pelanggan dengan referensi
dokter, (3) referensi pihak ketiga dan (4) klien korporasi. Tabel berikut ini menyajikan rincian pendapatan
Perseroan dari masing-masing segmen pelanggan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember
2013, 2014 dan 2015 serta untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015 dan 2016:

37
(dalam miliar Rupiah)
Untuk periode enam
Untuk tahun yang berakhir bulan yang berakhir
pada 31 Desember pada 30 Juni
2013 (1) 2014 (1) 2015 2015 2016
Pelanggan individu (2) 341,9 358,7 410,1 207,5 232,7
Referensi dokter (2)(3) 325,0 374,5 399,0 206,1 231,4
Referensi pihak ketiga 166,7 179,2 196,6 97,0 107,3
Klien korporasi (4) 164,4 188,7 192,0 80,6 77,2
Total 998,0 1.101,0 1.197,7 591,2 648,6
Catatan:
(1) Konsolidasian.
(2) Pendapatan dari enam laboratorium rumah sakit diklasifikasikan sebagai pelanggan individu atau referensi dokter sesuai
dengan sumber rujukan pelanggan.
(3) Pendapatan dari 114 outlet POC termasuk dalam referensi dokter.
(4) Perseroan memiliki perjanjian khusus untuk pemberian layanan dengan perusahaan-perusahaan dan penyedia asuransi.
Penyedia asuransi yang membayar pelanggan individu atau pelanggan dengan referensi dokter diklasifikasikan sebagai
klien korporasi.

Pendapatan dari klien korporasi mengalami sedikit penurunan untuk periode enam bulan yang berakhir
pada 30 Juni 2016, dibandingkan dengan 30 Juni 2015, karena tingginya jumlah pemeriksaan kesehatan
karyawan yang tidak biasa terjadi pada semester pertama tahun 2015. Sebagai akibat dari ketidakpastian
perekonomian terkait pemilihan umum presiden pada tahun 2014, banyak klien korporasi Perseroan
yang menunda pemeriksaan kesehatan karyawan dari akhir tahun 2014 menjadi awal tahun 2015. Selain
itu, pada semester pertama tahun 2016, sebagian pelanggan Perseroan, khususnya yang bergerak dalam
industri minyak dan gas serta pertambangan, mengurangi anggaran pemeriksaan kesehatan karyawannya
sebagai akibat dari perlambatan industri.

5.6. Hasil Kegiatan Operasional

Periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dibandingkan periode enam bulan yang
berakhir pada 30 Juni 2015

Pendapatan bersih

Pendapatan bersih Perseroan naik sebesar 9,7% menjadi Rp648,6 miliar untuk periode enam bulan
yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp591,2 miliar untuk periode enam bulan yang
berakhir pada 30 Juni 2015, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan per kunjungan pada jumlah
kujungan pelanggan. Pendapatan per kunjungan juga naik sebesar 8,9% menjadi Rp544.340,1 untuk.
periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016, terutama sehubungan dengan meningkatnya harga
atas jasa Perseroan. Perseroan meningkatkan harga pemeriksaannya dengan rata-rata tertimbang sebesar
sekitar 8,7%, dibandingkan dengan tingkat inflasi pada semester pertama tahun 2016 sebesar 3,5% per
tahun. Jumlah kunjungan pelanggan naik sebesar 0,7% menjadi 1,2 juta untuk periode enam bulan yang
berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebanyak 1,18 juta untuk periode enam bulan yang berakhir
pada 30 Juni 2015. Perseroan mengalami peningkatan jumlah pelanggan individu (sebesar 4,0%) dan
pelanggan dengan rujukan dokter (sebesar 4,4%), sementara Perseroan mengalami penurunan pada
jumlah klien korporasi (sebesar 14,9%) dan rujukan eksternal (sebesar 2,5%). Pendapatan per kunjungan
atas pelanggan individu dan pelanggan dengan refensi dokter biasanya lebih tinggi dibandingkan
dengan segmen pelanggan lainnya, yang membantu Perseroan dalam meningkatkan pendapatan secara
keseluruhan, walaupun pertumbuhan pelanggan Perseroan secara keseluruhan cenderung datar antar
periode. Jumlah klien korporasi berkurang karena banyak pelanggan Perseroan yang memindahkan
jadwal pemeriksaan kesehatan karyawan dari semester kedua 2014 menjadi semester pertama 2015,
sebagai akibat dari ketidakpastian perekonomian pada tahun 2014 terkait pemilihan umum presiden, yang
mengakibatkan tingginya jumlah kunjungan yang tidak biasa pada periode enam bulan yang berakhir
pada 30 Juni 2015. Sebagai tambahan, beberapa klien korporasi, khususnya yang bergerak dalam industri
minyak dan gas serta pertambangan, mengurangi anggaran pemeriksaan kesehatan karyawannya pada
semester pertama tahun 2016 sebagai akibat perlambatan industri.

38
Beban pokok pendapatan

Beban pokok pendapatan naik sebesar 8,3% menjadi Rp268,9 miliar untuk periode enam bulan yang
berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp248,2 miliar untuk periode enam bulan yang
berakhir pada 30 Juni 2015, terutama sehubungan dengan kenaikan beban terkait bahan baku dan gaji.
Biaya bahan baku naik sebesar 6,8% menjadi Rp95,8 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir dari
sebelumnya sebesar Rp89,7 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015, terutama
sehubungan dengan kenaikan harga atas bahan baku Perseroan dan lebih tingginya harga khususnya
untuk bahan baku endokrin, immonoserologi, dan mikrobiologi. Beban gaji Perseroan terkait beban
pokok penjualan langsung (untuk karyawan laboratorium) naik sebesar 10,8% menjadi sebesar Rp60,5
miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp54,6
miliar untuk enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015. Beban gaji terkait beban pokok penjualan
tidak langsung (untuk karyawan layanan pelanggan) naik sebesar 11,5% menjadi Rp27,3 miliar untuk
periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp24,5 miliar untuk
periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015. Kenaikan beban gaji tersebut terutama disebabkan
oleh kenaikan tahunan atas kewajiban imbalan kerja dan pembayaran tunjangan hari raya di pertengahan
tahun 2016. Di Indonesia, perusahaan membayar tunjangan hari raya tahunan sesuai pilihan (contohnya
Lebaran atau Natal). Pada tahun 2015, sehubungan dengan Lebaran, yang merayakan akhir dari bulan
suci Ramadhan, Perseroan membayar tunjangan kepada karyawan pada bulan Juli. Pada tahun 2016,
karena waktu Lebaran, Perseroan membayar tunjangan kepada karyawan pada bulan Juni 2016.

Laba Kotor

Sebagai hasil dari faktor-faktor yang telah dijelaskan sebelumnya, laba kotor Perseroan naik sebesar
10,7% menjadi Rp379,7 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari
sebelumnya sebesar Rp343,0 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015.

Beban usaha

Beban usaha Perseroan naik sebesar 8,5% menjadi Rp325,8 miliar untuk periode enam bulan yang
berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp300,4 miliar untuk periode enam bulan
yang berakhir pada 30 Juni 2015 terutama sehubungan dengan meningkatnya beban sewa bangunan,
kendaraan dan peralatan kantor, biaya konsultan serta gaji dan tunjangan. Sewa bangunan, kendaraan
dan inventaris kantor naik sebesar 87,0% menjadi Rp30,1 miliar untuk periode enam bulan yang
berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp16,1 miliar untuk enam bulan yang berakhir
pada 30 Juni 2015, terutama disebabkan oleh beban sewa yang kini dibayarkan kepada afiliasi Perseroan
untuk menempati bangunan yang dijual oleh Perseroan kepada afiliasinya pada akhir tahun 2015. Total
utang sewa berdasarkan penyewaan ini adalah sekitar Rp24,2 miliar per tahun. Biaya konsultan naik
sebesar 24,8% menjadi sebesar Rp38,2 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni
2016 dari sebelumnya sebesar Rp30,6 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni
2015, terutama disebabkan oleh meningkatnya biaya outsourcing yang sebagian besar berhubungan
dengan biaya pemeliharaan dan perawatan untuk lokasi baru dari laboratorium klinik tertentu, yang
telah diperbaharui menjadi bangunan baru. Untuk hari raya Lebaran pada tahun 2015 dan 2016,
Perseroan membayar tunjangan hari raya kepada karyawan kontrak di bulan Juli. Gaji dan tunjangan
naik sebesar 7,7% menjadi Rp86,7 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016
dari sebelumnya sebesar Rp80,5 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015
terutama sehubungan dengan kenaikan gaji tahunan pada pembayaran tunjangan hari raya pada bulan
Juni 2015 dan Juli 2016. Pengurang atas kenaikan beban usaha adalah penurunan sebesar 35,1% pada
beban imbalan kerja menjadi Rp24,1 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016
dari sebelumnya sebesar Rp37,1 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015,
terutama sehubungan dengan penurunan yang signifikan atas kelebihan pembayaran imbalan kerja
dari aset program untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016. Kelebihan pembayaran
imbalan kerja dari aset program adalah sebesar Rp18,9 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir
pada 30 Juni 2015, dibandingkan dengan sebesar Rp0,2 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir
pada 30 Juni 2016, yang disebabkan oleh pembayaran uang pensiun untuk karyawan yang dibayar dari
aset program imbalan. Perseroan memperkirakan beban usaha (selain gaji dan tunjangan dan beban
sewa) sebagai persentase terhadap total pendapatan akan turun ke depannya.

39
Pendapatan lainnya

Pendapatan lainnya turun sebesar 43,6% menjadi Rp6,9 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir
pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp12,3 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada
30 Juni 2015 terutama sehubungan dengan penurunan sebesar 43,1% pada kategori lainnya menjadi
Rp6,6 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp11,6
miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015 terkait pembayaran kepada Perseroan
dari pengelola aset untuk mengembalikan pembayaran out-of-pocket atas kewajiban imbalan kerja pada
enam bulan pertama yang berakhir pada 30 Juni 2015. Pada enam bulan pertama yang berakhir pada
30 Juni 2016, pengelolaan aset membayar dana tersebut secara langsung dari aset program imbalan,
sehingga tidak diperlukan adanya pengembalian.

Beban lainnya

Beban lainnya turun sebesar 22,7% menjadi Rp1,7 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada
30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp2,2 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30
Juni 2015.

Laba usaha

Sebagai hasil dari faktor-faktor yang telah dijelaskan sebelumnya, laba usaha Perseroan naik sebesar
12,3% menjadi Rp59,2 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya
sebesar Rp52,7 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015.

Bagian rugi entitas anak sebelum divestasi

Perseroan tidak membukukan bagian rugi entitas anak sebelum divestasi pada perriode enam bulan yang
berakhir pada 30 Juni 2016, dibandingkan dengan bagian rugi entitas anak sebelum divestasi sebesar
Rp1,4 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015 karena Transaksi Spin-off
telah diselesaikan sebelum periode dimulai. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni
2016, sesuai dengan PSAK No. 38, pendapatan dan beban atas Entitas Anak yang Dialihkan tidak dapat
dikonsolidasikan dengan pos-pos relevan pada laporan keuangan Perseroan ketika menyusun laporan
keuangan konsolidasian. Oleh karena itu, rugi bersih atas entitas anak tersebut untuk periode sejak
1 Januari 2015 sampai dengan 30 Juni 2015 dibukukan sebagai bagian rugi entias anak sebelum divestasi,
yang muncul di bawah laba usaha pada laporan laba rugi. Sehingga, tidak terdapat perbedaan antara
laporan keuangan konsolidasian dengan laporan keuangan standalone Perseroan untuk seluruh pos-
pos pada laporan laba rugi dan total laba konsolidasian di atas dan termasuk laba usaha. Bagian rugi
entitas anak sebelum divestasi untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015 menyebabkan
penurunan pada laba sebelum pajak, laba periode berjalan dan total laba komprehensif periode berjalan.

Beban keuangan bersih

Beban keuangan bersih turun menjadi 61,5% menjadi Rp3,7 miliar untuk enam bulan yang berakhir
pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp9,6 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada
30 Juni 2015 terutama sehubungan dengan pembayaran utang jangka pendek yang digunakan untuk
keperluan modal kerja dan utang bank yang digunakan untuk membiayai pembangunan bangunan-
bangunan baru untuk digunakan sebagai laboratorium klinik, pada akhir tahun 2015, yang mengurangi
utang bunga pada periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016, dibandingkan dengan periode
enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015

Beban keuangan bersih Perseroan dengan basis standalone turun sebesar 61,5% menjadi Rp3,6 miliar
untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp9,6 miliar untuk
enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015.

40
Laba sebelum pajak

Laba sebelum pajak naik sebesar 33,1% menjadi Rp55,5 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir
pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp41,7 untuk periode enam bulan yang berakhir pada
30 Juni 2015 terutama karena peningkatan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan beban
pokok pendapatan dan beban usaha Perseoan. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni
2016, pendapatan bersih Perseroan naik sebesar 9,7% menjadi Rp57,4 miliar, dibandingkan dengan
kenaikan beban pokok penapatan sebesar 8,3% atau setara dengan Rp20,7 miliar dan kenaikan beban
usaha Perseroan sebesar 8,5% atau setara dengan Rp25,4 miliar. Pendapatan bersih Perseroan naik
lebih tinggi dibandingkan dengan beban pokok pendapatan dan beban usaha, terutama akibat kenaikan
pendapatan per pelanggan, sehubungan dengan kenaikan harga dari Perseroan. Selain itu, untuk periode
enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016, Perseroan juga mengurangi beban keuangan bersih
karena Perseroan membayar jumlah yang signifikan atas utang bank pada akhir tahun 2016 serta akibat
dari Transaksi Spin-off, yang diselesaikan pada akhir tahun 2015, yang mengurangi efek atas entitas
anak Perseroan terhadap hasil keuangan Perseroan.

Laba sebelum pajak Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 28,7% menjadi Rp55,5 miliar
untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp43,1 miliar
untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015.

Beban (manfaat) pajak penghasilan

Total beban pajak penghasilan Perseroan naik sebesar 71,5% menjadi Rp16,4 miliar untuk periode enam
bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp9,6 miliar untuk periode enam bulan
yang berakhir pada 30 Juni 2015, terutama sehubungan dengan penurunan pajak tangguhan sebesar
38,7%, yang turun menjadi Rp6,5 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari
Rp10,6 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015. Manfaat pajak tangguhan
terutama terkait dengan biaya imbalan kerja. Beban imbalan kerja turun sebesar 35,0% untuk periode
enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari biaya pada periode komparasi, yang juga menurunkan
liabilitas pajak tangguhan Perseroan.

Pajak penghasilan Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 71,5% menjadi Rp16,4 miliar untuk
periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp9,6 miliar untuk periode
enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015.

Laba periode berjalan

Laba periode berjalan naik sebesar 21,7% menjadi Rp39,1 miliar untuk periode enam bulan yang
berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp32,1 miliar untuk periode enam bulan yang
berakhir pada 30 Juni 2015.

Laba periode berjalan Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 16,5% menjadi Rp39,1 miliar
untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar Rp33,5 miliar
untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015.

Penghasilan (rugi) komprehensif lain setelah pajak

Penghasilan komprehensif lain setelah pajak naik sebesar 308,9% menjadi rugi sebesar Rp36,8 miliar
untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari rugi sebesar Rp9,0 miliar untuk periode
enam bulan yang berakhir 30 Juni 2015 karena kerugian sebesar Rp49,1 miliar atas pengukuran kembali
atas program imbalan kerja. Sebagai perbandingan, untuk periode enam bulan yang berakhir pada
30 Juni 2015, Perseroan mengalami kerugian dari pengukuran kembali atas program imbalan kerja
sebesar Rp12,0 miliar. Perbedaan antara kedua periode tersebut terutama disebabkan oleh penurunan atas
kelebihan pembayaran imbalan kerja dari aset program untuk enam bulan yang berakhir pada 30 Juni
2016 dibandingkan dengan enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015. Kerugian ini sedikit diimbangi
dengan pembukuan manfaat pajak sebesar Rp12,3 miliar dari kerugian dari pengukuran kembali.

41
Penghasilan komprehensif lain setelah pajak Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 308,9%
menjadi Rp36,8 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar
Rp9,0 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015.

Laba komprehensif periode berjalan

Sebagai hasil dari faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas, laba komprehensif periode berjalan turun
sebesar 90,1% menjadi Rp2,3 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari
sebelumnya sebesar Rp23,1 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015.

Laba komprehensif periode berjalan Perseroan dengan basis standalone turun sebesar 90,6% menjadi
Rp2,3 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dari sebelumnya sebesar
Rp24,5 miliar untuk enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015.

Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dibandingkan tahun yang berakhir pada 31Desember
2014

Pendapatan bersih

Pendapatan bersih Perseroan naik sebesar 8,8% menjadi Rp1.197,7 miliar pada tahun 2015 dari
Rp1.101,0 miliar pada tahun 2014, terutama dikarenakan kenaikan volume kunjungan pelanggan dan
pendapatan per kunjungan. Jumlah kunjungan pelanggan meningkat sebesar 4,3% menjadi 2,4 juta
kunjungan pada tahun 2015 dari sebelumnya 2,3 juta pada tahun 2014, terutama dikarenakan pertumbuhan
jumlah pelanggan individu (meningkat sebesar 14,3%), referensi pihak ketiga (meningkat sebesar 9,7%)
dan klien korporasi (meningkat sebesar 14,1%). Pendapatan per kunjungan juga meningkat sebesar
5,3% dari Rp502.714 juta pada tahun 2015 dari Rp468.792 juta pada tahun 2014 terutama dikarenakan
kenaikan harga untuk pemeriksaan dan layanan Perseroan. Harga pemeriksaan secara rata-rata tertimbang
naik sekitar 8,1%, dibandingkan dengan tingkat inflasi pada tahun 2015 sebesar 3,4% per tahun.

Pendapatan bersih Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 10,8% menjadi Rp1.197,7 miliar
pada tahun 2015 dari Rp1.080,6 miliar pada tahun 2014.

Beban pokok pendapatan

Jumlah beban pokok pendapatan Perseroan naik sebesar 10,2% menjadi Rp511,2 miliar pada tahun 2015
dari Rp464,1 miliar pada tahun 2014 terutama dikarenakan kenaikan beban terkait bahan baku, gaji dan
rujukan ke pihak ketiga. Beban bahan baku Perseroan meningkat sebesar 7,2% menjadi Rp189,5 miliar
pada tahun 2015 dari Rp176,7 miliar pada tahun 2014 seiring dengan kenaikan volume pemeriksaan
yang dilakukan Perseroan sebesar 5,3%, serta kenaikan harga bahan baku secara umum yang terjadi
pada tahun 2015 yang terutama dikarenakan inflasi. Beban gaji Perseroan terkait beban pokok langsung
(untuk petugas laboratorium) meningkat sebesar 14,7% menjadi Rp110,6 miliar pada tahun 2015 dari
Rp96,4 miliar pada tahun 2014 sementara beban gaji Perseroan terkait beban pokok tidak langsung (untuk
karyawan non-laboratorium seperti pada bagian layanan pelanggan) naik sebesar 16,9% menjadi Rp49,7
miliar pada tahun 2015 dari Rp42,5 miliar pada tahun 2014. Beban gaji tersebut meningkat terutama
karena Perseroan mempekerjakan tambahan pegawai di bagian laboratorium dan layanan pelanggan, serta
penerapan program jaminan hari tua nasional di Indonesia, BPJS Ketenagakerjaan, yang mewajibkan
Perseroan untuk meningkatkan pembayaran imbalan kerja iuran pasti, yang dicatatkan sebagai beban
gaji. Selain itu, beban rujukan kepada laboratorium pihak ketiga naik sebesar 7,4% menjadi Rp71,5
miliar pada tahun 2015 dari Rp66,6 miliar pada tahun 2014, terutama dikarenakan kenaikan jumlah
pemeriksaan yang dirujuk ke pihak eksternal.

Total beban pokok pendapatan Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 12,6% menjadi Rp511,2
miliar pada tahun 2015 dari Rp453,9 miliar pada tahun 2014.

42
Laba kotor

Sebagai akibat dari hal-hal yang telah dijelaskan di atas, laba kotor Perseroan naik sebesar 7,8% menjadi
Rp686,5 miliar pada tahun 2015 dari Rp637,0 miliar pada tahun 2014.

Laba kotor Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 9,5% menjadi Rp686,5 miliar pada tahun
2015 dari Rp626,7 miliar pada tahun 2014.

Beban usaha

Beban usaha Perseroan naik sebesar 8,2% menjadi Rp606,5 miliar pada tahun Rp560,4 miliar pada
tahun 2014, terutama dikarenakan meningkatnya beban imbalan kerja serta gaji dan tunjangan. Beban
imbalan kerja naik sebesar 57,5% menjadi Rp62,7 miliar pada tahun 2015 dari Rp39,8 miliar pada
tahun 2014, terutama dikarenakan pembayaran satu kali sebesar Rp19,2 miliar yang diklasifkasikan
sebagai kelebihan imbalan yang dibayar oleh pengelolaan aset, yang merupakan tunjangan pensiun
yang dibayarkan kepada karyawan senior tertentu yang pensiun pada tahun 2015. Pada laporan laba
rugi Perseroan, beban imbalan kerja pada tahun 2015 mencakup beban imbalan kerja yang diakui di
laba rugi sebesar Rp48,1 miliar, pesangon sebesar Rp9,5 miliar dan premi asuransi pesangon sebesar
Rp5,0 miliar. Pada tahun 2014, beban imbalan kerja Perseroan mencakup beban imbalan kerja yang
diakui di laba rugi sebesar Rp26,2 miliar, pesangon sebesar Rp8,6 milar dan premi asuransi pesangon
sebesar Rp5,0 miliar. Gaji dan tunjangan (gaji untuk karyawan administrasi dan manajemen) naik
sebesar 3,0% menjadi Rp165,2 miliar pada tahun 2015 dari Rp160,4 miliar pada tahun 2014 seiring
dengan implementasi program jaminan hari tua di Indonesia, BPJS Ketenagakerjaan, yang mewajibkan
Perseroan untuk meningkatkan pembayaran iuran imbalan kerja pasti, yang dibukukan sebagai beban
gaji. Kenaikan beban gaji ini juga di-offset dengan beban gaji dari Entitas Anak yang Dialihkan yang
tidak lagi dihitung sebagai beban Perseroan.

Beban usaha Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 12,5% menjadi Rp606,5 miliar pada tahun
2015 dari Rp539,3 miliar pada tahun 2014.

Pendapatan lainnya

Pendapatan lainnya Perseroan naik sebesar 136,6% menjadi Rp35,4 miliar pada tahun 2015 dari Rp15,0
miliar pada tahun 2014, terutama dikarenakan kenaikan laba penjualan aset tetap sebesar 404,3% dari
Rp4,6 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp23,2 miliar pada tahun 2015 sehubungan dengan Transaksi
Jual dan Sewa.

Pendapatan lainnya Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 115,2% menjadi Rp35,4 miliar
pada tahun 2015 dari Rp16,5 miliar pada tahun 2014.

Beban lainnya

Beban lainnya Perseroan naik secara signifikan menjadi Rp18,5 miliar pada tahun 2015 dari Rp0,8
miliar pada tahun 2014, terutama dikarenakan beban pajak terkait hasil penjualan aset terkait bangunan
dan lahan.

Beban lainnya Perseroan dengan basis standalone naik secara signifikan menjadi Rp18,5 miliar
untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dari Rp1,5 miliar untuk tahun yang berakhir pada
31 Desember 2014.

Laba usaha

Laba usaha Perseroan naik sebesar 6,7% menjadi Rp96,9 miliar pada tahun 2015 dari Rp90,8 miliar
pada tahun 2014, sebagai hasil dari faktor-faktor yang telah dijelaskan sebelumnya dan penjualan atas
Entitas Anak yang Dialihkan. Sebagai hasil dari pengalihan entitas anak, hasil usaha untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2015 tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan hasil usaha untuk
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015,

43
entitas anak tersebut diklasifikasikan sebagai aset lancar tersedia untuk dijual. Oleh karena itu, sesuai
dengan PSAK 58, pendapatan dan beban atas entitas anak tersebut tidak dapat dikonsolidasikan dengan
akun relevan Perseroan ketika menyusun laporan keuangan konsolidasi. Namun, rugi bersih atas entitas
anak tersebut untuk periode sejak 1 Januari 2015 hingga tanggal dijualnya masing-masing entitas anak
tersebut dibukukan sebagai bagian rugi sebelum divestasi, yang muncul di bawah laba usaha pada
laporan laba rugi. Oleh karena itu, kenaikan laba usaha Perseroan, pada basis konsolidasi, menunjukkan
pengecualian atas kontribusi negatif dari Entitas Anak yang Dialihkan terhadap laba usaha tahun 2015.

Laba usaha Perseroan dengan basis standalone turun sebesar 5,3% menjadi Rp96,9 miliar pada tahun
2015 dari Rp102,4 miliar pada tahun 2014 terutama sehubungan dengan kenaikan sebesar 12,3% pada
beban usaha.

Bagian rugi entitas anak sebelum divestasi

Akibatnya, rugi bersih dari empat entitas anak tersebut untuk periode sejak tanggal 1 Januari 2015
sampai dengan tanggal dijualnya masing-masing entitas anak diakui sebagai bagian rugi entitas anak
sebelum divestasi sebesar Rp1,4 miliar untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015.

Beban keuangan - bersih

Beban keuangan bersih Perseroan naik sebesar 27,5% menjadi Rp18,5 miliar pada tahun 2015 dari
Rp14,5 miliar pada tahun 2014, terutama dikarenakan beban bunga dari penarikan fasilitas pinjaman
revolving Perseroan, yang digunakan untuk modal kerja dan membiayai renovasi laboratorium klinik
tertentu. Perseroan melunasi pinjaman jangka pendek tersebut dalam waktu satu tahun sehingga pinjaman
tersebut tidak tercantum di dalam laporan posisi keuangan Perseroan per tanggal 31 Desember 2015.
Perseroan juga memiliki beban bunga atas pinjaman bank yang digunakan untuk
membiayai pembangunan gedung baru sebagai laboratorium klinik. Sebagian besar utang bank ini
dilunasi pada bulan November 2015, dan sebagai hasilnya, utang bank Perseroan turun dari Rp5,7
miliar pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi sebesar Rp1,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2015.

Beban keuangan bersih Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 32,1% menjadi Rp18,5 miliar
pada tahun 2015 dari Rp14,0 miliar pada tahun 2014.

Laba sebelum pajak

Laba sebelum pajak Perseroan naik sebesar 0,9% menjadi Rp77,0 miliar pada tahun 2015 dari Rp76,3
miliar pada tahun 2014, terutama dikarenakan beban pokok pendapatan dan beban usaha Perseroan
meningkat lebih cepat dibandingkan dengan pendapatan-bersih Perseroan. Pada tahun 2015, beban pokok
pendapatan Perseroan naik sebesar 10,2% atau setara Rp47,1 miliar dan beban usaha Perseroan naik
sebesar 8,2% atau setara Rp46,2 miliar, dibandingkan dengan kenaikan pendapatan bersih sebesar
8,8% atau setara Rp96,7 miliar. Beban pokok pendapatan dan beban usaha Perseroan meningkat lebih
cepat dibandingkan dengan pendapatan terutama disebabkan oleh kenaikan beban gaji akibat penerapan
skema pensiun nasional BPJS Kesehatan, dan beban imbalan kerja akibat meningkatnya imbalan yang
dibayar kepada karyawan tertentu yang pensiun dan diklasifikasikan sebagai kelebihan pembayaran
imbalan oleh pengelolaan aset.

Laba sebelum pajak Perseroan dengan basis standalone turun sebesar 11,3% menjadi Rp78,4 miliar
pada tahun 2015 dari Rp88,4 miliar pada tahun 2014.

Manfaat (beban) pajak

Beban pajak Perseroan turun sebesar 14,3% menjadi Rp18,0 miliar pada tahun 2015 dari Rp21,0 miliar
pada tahun 2014, terutama dikarenakan kenaikan manfaat pajak tangguhan sebesar 61,1% dari Rp11,6
miliar pada tahun 2015 dari Rp7,2 miliar pada tahun 2014. Manfaat pajak tangguhan Perseroan terutama
terkait dengan beban imbalan kerja. Beban imbalan kerja naik sebesar 57,5% pada tahun yang berakhir
pada 31 Desember 2015 dari tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014, yang juga meningkatkan
manfaat pajak tangguhan.

44
Beban pajak penghasilan Perseroan dengan basis standalone turun sebesar 17,0% menjadi Rp18,0 miliar
pada tahun 2015 dari Rp21,7 miliar pada tahun 2014.

Laba tahun berjalan

Sebagai akibat dari hal-hal yang telah dijelaskan di atas, laba tahun berjalan Perseroan naik sebesar
6,7% menjadi Rp59,0 miliar pada tahun 2015 dari Rp55,3 miliar pada tahun 2014.

Laba tahun berjalan Perseroan dengan basis standalone turun sebesar 9,3% menjadi Rp60,5 miliar pada
tahun 2015 dari Rp66,7 miliar pada tahun 2014.

Penghasilan komprehensif lain setelah pajak

Penghasilan komprehensif lain setelah pajak Perseroan pada tahun 2015 tercatat sebesar Rp7,5 miliar
dibandingkan dengan rugi sebesar Rp10,5 miliar pada tahun 2014 disebabkan oleh keuntungan yang
diakui pada penghasilan komprehensif lainnya sebesar Rp10,0 miliar sebagai hasil dari pengukuran
kembali atas program imbalan kerja. Sebagai perbandingan, pada tahun 2014, Perseroan mengakui
kerugian dari pengukuran kembali atas program imbalan kerja sebesar Rp13,9 miliar. Perbedaan antara
tahun 2014 dan 2015 terutama dikarenakan perubahan asumsi tingkat diskonto menjadi 9,2% pada
tahun 2015 dari 8,5% pada tahun 2014, dan efek atas keuntungan aktuaria Perseroan. Penghasilan ini
sebagian di-offset dengan pengakuan beban pajak penghasilan atas pengukuran kembali atas program
imbalan kerja sebesar Rp2,5 miliar.

Penghasilan komprehensif lain setelah pajak Perseroan dengan basis standalone pada tahun 2015 tercatat
sebesar Rp7,5 miliar dibandingkan dengan rugi Rp10,3 miliar pada tahun 2014.

Laba komprehensif tahun berjalan

Sebagai akibat dari hal-hal yang telah dijelaskan di atas, laba komprehensif tahun berjalan Perseroan
tercatat sebesar Rp66,5 miliar pada tahun 2015, meningkat 48,4% dari Rp44,8 miliar pada tahun 2014.

Jumlah laba komprehensif tahun berjalan Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 20,4% menjadi
Rp67,9 miliar pada tahun 2015 dari Rp56,4 miliar pada tahun 2014.

Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada
31 Desember 2013

Pendapatan bersih

Pendapatan bersih Perseroan naik sebesar 10,3% menjadi Rp1.101,0 miliar pada tahun 2014 dari
Rp998,0 miliar pada tahun 2013, terutama dikarenakan kenaikan volume kunjungan pelanggan dan
pendapatan per kunjungan. Jumlah kunjungan pelanggan naik sebesar 3,1% menjadi 2,3 juta pada tahun
2014 dari sebelumnya 2,2 juta pada tahun 2013, terutama disebabkan oleh pertumbuhan pelanggan pada
segmen referensi dokter (meningkat sebesar 15,3%) dan klien korporasi (meningkat sebesar 10,5%).
Pendapatan per kunjungan juga naik sebesar 6,3% menjadi Rp468.792 pada tahun 2014 dari Rp440.843
pada tahun 2013, terutama dikarenakan kenaikan harga untuk pemeriksaan dan layanan Perseroan.
Harga pemeriksaan rata-rata naik sekitar 7,0%, dibandingkan dengan tingkat inflasi sebesar 8,4% per
tahun pada tahun 2014.

Pendapatan bersih Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 9,6% menjadi Rp1.080,6 miliar
pada tahun 2014 dari Rp985,9 miliar pada tahun 2013.

Beban pokok pendapatan

Beban pokok pendapatan Perseroan naik sebesar 17,2% menjadi Rp464,1 miliar pada tahun 2014 dari
sebelumnya sebesar Rp396,0 miliar pada tahun 2013, terutama dikarenakan kenaikan beban bahan baku,
gaji dan rujukan ke pihak ketiga. Beban bahan baku Perseroan naik sebesar 3,2% menjadi Rp176,7

45
miliar pada tahun 2014 dari Rp171,2 miliar pada tahun 2013 karena kenaikan harga terutama sehubungan
dengan inflasi. Beban gaji Perseroan juga mengalami peningkatan. Beban gaji terkait beban pokok
langsung (untuk petugas laboratorium) naik sebesar 30,9% menjadi Rp96,4 miliar pada tahun 2014 dari
Rp73,6 miliar pada tahun 2013 sementara beban gaji terkait beban pokok tidak langsung (karyawan
di bagian layanan pelanggan) naik sebesar 32,8% menjadi Rp42,5 miliar pada tahun 2014 dari Rp32,0
miliar pada tahun 2013. Kenaikan beban gaji terutama dikarenakan Perseroan menaikkan gaji karyawan
pada beberapa tingkatan seiring dengan kenaikan upah minimum regional. Walaupun hampir seluruh
karyawan tersebut dibayar di atas upah minimum, Perseroan tetap meningkatkan gaji para karyawan
untuk menjaga agar rentang gaji tetap konsisten dengan skala sebelumnya. Sebagai tambahan, beban gaji
Perseroan naik karena Perseroan mempekerjakan pegawai tetap tambahan untuk bagian laboratorium
dan layanan pelanggan dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan lebih lanjut untuk pemeriksaan yang
dilakukan dan pelanggan yang dilayani. Selain itu, beban rujukan ke pihak ketiga naik sebesar 25,4%
menjadi Rp66,6 miliar pada tahun 31 Desember 2014 dari Rp53,1 miliar pada tahun 2013, terutama
dikarenakan kenaikan jumlah pemeriksaan yang dirujuk kepada pihak eksternal.

Beban pokok pendapatan Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 18,3% menjadi Rp453,9
miliar pada tahun 2014 dari Rp383,7 miliar pada tahun 2013.

Laba kotor

Sebagai akibat dari hal-hal yang telah dijelaskan di atas, laba kotor Perseroan naik sebesar 5,8% menjadi
Rp637,0 miliar pada tahun 2014 dari Rp602,0 miliar pada tahun 2013.

Laba kotor Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 4,1% menjadi Rp626,7 miliar pada tahun
2014 dari Rp602,2 miliar pada tahun 2013.

Beban usaha

Beban usaha Perseroan naik sebesar 10,1% menjadi Rp560,4 miliar pada tahun 2014 dari Rp508,8
miliar pada tahun 2013, terutama dikarenakan kenaikan beban listrik, air dan telekomunikasi, beban
sewa bangunan, kendaraan dan inventaris kantor, gaji dan tunjangan dan biaya konsultan. Beban listrik,
air dan telekomunikasi naik sebesar 28,5% menjadi Rp33,8 miliar pada tahun 2014 dari Rp26,3 miliar
pada tahun 2013.

Beban sewa bangunan, kendaraan dan inventaris kantor naik sebesar 22,5% menjadi Rp31,1 miliar pada
tahun 2014 dari Rp25,4 miliar pada tahun 2013. Kenaikan beban listrik, air dan telekomunikasi serta
beban sewa bangunan, kendaraan dan inventaris kantor disebabkan oleh kebijakan Pemerintah untuk
menghapus subsidi harga bahan bakar, yang meningkatkan beban utilitas dan bahan bakar.

Beban imbalan kerja Perseroan naik sebesar 24,4% menjadi Rp39,8 miliar pada tahun 2014 dari Rp32,0
miliar pada tahun 2013, terutama dikarenakan meningkatnya beban bunga atas liabilitas imbalan kerja
sehubungan dengan lebih tingginya tingkat suku bunga pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013.
Pada laporan laba rugi, beban imbalan kerja pada tahun 2014 terdiri dari beban imbalan kerja sebesar
Rp26,2 miliar, pesangon sebesar Rp8,6 miliar dan premi asuransi pesangon sebesar Rp5,0 miliar.
Pada tahun 2013, beban imbalan kerja terdiri dari beban imbalan kerja sebesar Rp1,1 miliar, pesangon
sebesar Rp10,9 miliar dan premi asuransi pesangon sebesar Rp20,0 miliar. Permi asuransi pesangon
Perseroan, yang meningkatkan aset program, lebih tinggi pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun
2014 dikarenakan sebelum tahun 2012 Perseroan belum memisahkan dana untuk membayar liabilitas
imbalan kerja di masa depan. Perseroan mulai memisahkan dana tersebut pada tahun 2012 dan melakukan
pembayaran pertama pada tahun 2012 dan 2013. Biaya konsultan naik sebesar 14,0% menjadi Rp66,4
miliar pada tahun 2014 dari Rp58,3 miliar pada tahun 2013 sebagai akibat penerapan peraturan BPJS
Kesehatan untuk pegawai outsourcing, yang meningkatkan upah pegawai-pegawai tersebut, dan oleh
karenanya, berdampak terhadap biaya yang dibayar Perseroan kepada perusahaan outsourcing yang
menyediakan pegawai outsourcing.

Beban usaha Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 7,7% menjadi Rp539,3 miliar pada tahun
2014 dari Rp500,6 miliar pada tahun 2013.

46
Pendapatan lainnya

Pendapatan lainnya Perseroan naik sebesar 233,3% menjadi Rp15,0 miliar pada tahun 2014 dari Rp4,5
miliar pada tahun 2013, terutama dikarenakan Perseroan mencatatkan penghasilan sebesar Rp9,0
miliar yang sebagian besar merupakan pembayaran penggantian imbalan kerja dari pengelola aset
atas tunjangan pensiun yang dibayarkan langsung oleh Perseroan kepada karyawan. Perseroan juga
mencatatkan pendapatan lainnya sebesar Rp4,6 miliar pada tahun 2014 dari penjualan tanah, yang pada
awalnya dibeli oleh Perseroan sebagai lokasi baru untuk laboratorium klinik yang sudah ada (relokasi).
Namun, Perseroan kemudian memutuskan untuk menjual tanah tersebut karena Perseroan berpendapat
bahwa lokasi baru tersebut kurang nyaman bagi pelanggan Perseroan di lokasi tersebut.

Pendapatan lainnya Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 223,5% menjadi Rp16,5 miliar
pada tahun 2014 dari Rp5,1 miliar pada tahun 2013.

Beban lainnya

Beban lainnya Perseroan turun sebesar 78,9% menjadi Rp0,8 miliar pada tahun 2014 dari Rp3,8 miliar
pada tahun 2013, terutama dikarenakan pembayaran pajak pada tahun 2013 terkait penalty keterlambatan
pada tahun 2013 untuk pengembalian pajak penghasilan Perseroan pada tahun 2010. Selain itu, pada
tahun 2013, Perseroan juga mencatatkan rugi selisih kurs bersih, terutama sehubungan dengan transaksi
pada PT Prodia Diagnostic Line (PROLINE), sebagai akibat depresiasi Rupiah terhadap US$.

Beban lainnya Perseroan dengan basis standalone turun sebesar 52,2% menjadi Rp1,5 miliar pada tahun
2014 dari Rp3,2 miliar pada tahun 2013.

Laba usaha

Sebagai akibat dari hasil-hasil yang telah dijelaskan di atas, laba usaha Perseroan turun sebesar 3,3%
menjadi Rp90,8 miliar pada tahun 2014 dari Rp93,9 miliar pada tahun 2013.

Laba usaha Perseroan dengan basis standalone turun 1,1% menjadi Rp102,4 miliar pada tahun 2014
dari Rp103,5 miliar pada tahun 2013.

Beban keuangan - bersih

Beban keuangan bersih naik sebesar 126,6% menjadi Rp14,5 miliar pada tahun 2014 dari Rp6,4 miliar
pada tahun 2013, terutama dikarenakan beban bunga setahun penuh atas pinjaman bank yang ditarik di
akhir tahun 2013. Fasilitas tersebut dipakai dengan tujuan pembangunan gedung sebagai lokasi baru
dari laboratorium klinik.

Beban keuangan bersih Perseroan dengan basis standalone naik sebesar 129,5% menjadi Rp14,0
miliar pada tahun 2014 dari Rp6,1 miliar pada tahun 2013.

Laba sebelum pajak

Sebagai akibat dari faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, laba sebelum pajak Perseroan turun
sebesar 12,9% menjadi Rp76,3 miliar pada tahun 2014 dari Rp87,6 miliar pada tahun 2013.

Laba sebelum pajak Perseroan dengan basis standalone turun sebesar 9,3% menjadi Rp88,4 miliar pada
tahun 2014 dari Rp97,4 miliar pada tahun 2013.

Manfaat (beban) pajak penghasilan

Beban pajak penghasilan Perseroan turun sebesar 24,4% menjadi Rp21,0 miliar pada tahun 2014 dari
Rp27,8 miliar pada tahun 2013, terutama dikarenakan manfaat pajak tangguhan sebesar Rp7,2 miliar
pada tahun 2014 dibandingkan dengan beban pajak tangguhan sebesar Rp0,2 miliar pada tahun 2013.

47
Manfaat pajak tangguhan terutama terkait dengan beban imbalan kerja Perseroan. Beban imbalan kerja
Perseroan naik sebesar 24,4% untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dari tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2013, yang juga meningkatkan manfaat beban pajak Perseroan.

Beban pajak penghasilan Perseroan dengan basis standalone turun sebesar 21,8% menjadi Rp21,7 miliar
pada tahun 2014 dari Rp27,8 miliar pada tahun 2013.

Laba tahun berjalan

Sebagai akibat dari hal-hal yang telah dijelaskan di atas, laba tahun berjalan Perseroan turun sebesar
7,5% menjadi Rp55,3 miliar pada tahun 2014 dari Rp59,8 miliar pada tahun 2013.

Laba tahun berjalan Perseroan dengan basis standalone turun sebesar 4,2% menjadi Rp66,7 miliar pada
tahun 2014 dari Rp69,6 miliar pada tahun 2013.

Penghasilan komprehensif lain setelah pajak

Penghasilan komprehensif lain setelah pajak Perseroan tercatat sebesar sebagai rugi Rp10,5 miliar pada
tahun 2014 dibandingkan dengan Rp28,2 miliar pada tahun 2013 yang disebabkan oleh pengukuran
kembali program imbalan kerja dimana Perseroan mengakui penghasilan pada penghasilan komprehensif
lain sebesar Rp13,9 miliar. Sebagai perbandingan, pada tahun 2013, Perseroan membukukan penghasilan
pada penghasilan komprehensif lain dari pengukuran kembali program imbalan kerja sebesar Rp37,6
miliar. Perbedaan antara tahun 2013 dengan tahun 2014 terutama disebabkan oleh perubahan asumsi
tingkat diskonto menjadi 8,5% pada tahun 2014 dari 8,8% pada tahun 2013, yang menyebabkan efek
atas keuntungan aktuaria. Keuntungan ini sebagian di-offset dengan manfaat pajak penghasilan atas
pengkuran kembali atas program imbalan kerja sebesar Rp3,5 miliar.

Penghasilan komprehensif lain setelah pajak Perseroan dengan basis standalone adalah kerugian Rp10,3
miliar pada tahun 2014, dibandingkan dengan Rp28,2 miliar pada tahun 2013.

Laba komprehensif tahun berjalan

Sebagai akibat dari hal-hal yang telah dijelaskan di atas, laba komprehensif tahun berjalan Perseroan
adalah sebesar Rp44,8 miliar pada tahun 2014, menurun sebesar 49,0% dari Rp88,0 miliar pada tahun
2013.

Laba komprehensif tahun berjalan Perseroan dengan basis standalone adalah sebesar Rp56,4 miliar
pada tahun 2014, menurun sebesar 42,4% dari Rp97,8 miliar pada tahun 2013.

48
Berikut adalah grafik perkembangan pendapatan, laba kotor, laba tahun berjalan dan total laba
komprehensif tahun berjalan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2014 dan 2015
dan periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015 dan 2016:

5.7. Aset, Liabilitas dan Ekuitas

Aset

Tabel berikut menjelaskan rincian aset tanggal posisi keuangan berikut:

(dalam miliar Rupiah)


31 Desember 30 Juni
2013 (1) 2014 (1) 2015 2016
ASET LANCAR
Kas dan bank 34,6 45,1 45,0 44,9
Piutang usaha - Pihak ketiga 62,5 74,5 78,4 57,4
Aset keuangan lancar lainnya - Pihak ketiga 9,7 9,2 6,8 9,4
Persediaan 15,1 19,7 25,8 30,0
Uang muka 21,6 11,2 16,8 19,2
Pajak dibayar di muka 2,6 2,7 2,4 -
Biaya dibayar di muka 15,9 21,1 20,9 28,2
Aset non keuangan lancar lainnya - - - 0,7
Total Aset Lancar 162,0 183,5 196,1 189,8
ASET TIDAK LANCAR
Biaya dibayar di muka 22,9 25,0 35,7 99,7
Aset pajak tangguhan 41,8 52,4 60,8 79,5
Piutang pihak berelasi non usaha 1,7 2,7 83,7 0,4
Aset tetap 272,6 362,9 196,3 214,6
Aset tak berwujud 8,9 7,1 3,5 2,9
Aset non keuangan tidak lancar lainnya 3,7 0,7 1,8 1,4
Total Aset Tidak Lancar 351,6 450,8 381,8 398,5
TOTAL ASET 513,6 634,3 577,9 588,3
Catatan:
(1) Konsolidasian

Jumlah aset Perseroan meningkat sebesar 1,8% menjadi Rp588,3 miliar pada tanggal 30 Juni 2016 dari
Rp577,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2015, terutama dikarenakan kenaikan biaya dibayar dimuka
yang merupakan uang sewa dibayar dimuka untuk jangka panjang, kenaikan aset pajak tangguhan dan
penambahan aset tetap yang sebagian di-offset dengan penurunan piutang pihak berelasi.

Jumlah aset Perseroan mengalami penurunan sebesar 8,9% menjadi Rp577,9 miliar pada tanggal
31 Desember 2015 dari Rp634,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2014, terutama dikarenakan penurunan
aset tetap yang sebagian di-offset dengan kenaikan piutang pihak berelasi terkait Transaksi Jual dan Sewa.

49
Jumlah aset Perseroan meningkat sebesar 23,5% menjadi Rp634,3 miliar pada tanggal 31 Desember
2014 dari Rp513,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013, terutama dikarenakan kenaikan aset tetap
terkait pembukaan outlet-outlet baru dan kenaikan piutang usaha seiring dengan meningkatnya penjualan.

Liabilitas

Tabel berikut menjelaskan rincian liabilitas tanggal posisi keuangan berikut:

(dalam miliar Rupiah)


31 Desember 30 Juni
2013 (1) 2014 (1) 2015 2016
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank jangka pendek 4,8 5,7 1,0 3,6
Utang usaha
Pihak berelasi 0,5 0,2 0,7 0,4
Pihak ketiga 31,9 30,5 42,4 28,2
Utang pajak 22,3 13,3 15,0 13,0
Beban akrual 44,2 43,9 34,7 23,2
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 0,2 0,5 1,5 2,3
Pendapatan diterima di muka 1,0 0,7 1,0 0,5
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
Pihak berelasi 4,1 0,6 0,5 18,4
Pihak ketiga 10,9 18,9 29,4 8,9
Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
Utang bank 14,8 28,0 13,5 37,1
Utang sewa pembiayaan 1,6 3,6 5,3 6,5
Total Liabilitas Jangka Pendek 136,3 145,9 145,0 142,1
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun:
Utang bank 111,5 122,7 50,4 64,0
Utang sewa pembiayaan 1,1 6,0 4,8 4,8
Liabilitas keuangan jangka panjang lainnya
Pihak berelasi - 3,9 0,8 -
Pihak ketiga 3,9 7,0 0,7 0,7
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 172,3 214,6 249,9 323,1
Total Liabilitas Jangka Panjang 288,9 354,2 306,4 392,6
TOTAL LIABILITAS 425,2 500,1 451,5 534,7
Catatan:
(1) Konsolidasian

Jumlah liabilitas Perseroan meningkat sebesar 18,4% menjadi Rp534,7 miliar pada tanggal 30 Juni
2016 dari Rp451,5 miliar pada tanggal 31 Desember 2015, terutama dikarenakan kenaikan imbalan
kerja jangka panjang dan kenaikan utang bank jangka panjang. Imbalan kerja jangka panjang naik
sebesar 28,1% menjadi Rp323,1 miliar pada tanggal 30 Juni 2016 dari Rp249,9 miliar pada tanggal
31 Desember 2015, terutama dikarenakan kerugian atas perubahan asumsi finansial, yaitu penurunan
tingkat diskonto dari 9,2% pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi 8,0% pada tanggal 30 Juni 2016
dan kerugian atas penyesuaian pengalaman kerja. Kenaikan utang bank jangka panjang sebesar 58,2%
menjadi Rp101,1 miliar pada tanggal 30 Juni 2016 dari Rp63,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2015
terutama dikarenakan penarikan tambahan atas fasilitas pinjaman dari Bank Danamon.

Jumlah liabilitas Perseroan mengalami penurunan sebesar 9,7% menjadi Rp451,5 miliar pada tanggal
31 Desember 2015 dari Rp500,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2014, terutama dikarenakan penurunan
utang bank jangka panjang yang sebagian di-offset dengan kenaikan imbalan kerja jangka panjang.
Utang bank jangka panjang turun sebesar 57,6% menjadi Rp63,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2014
dari Rp150,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2015 sebagai akibat dari pelunasan sebagian fasilitas
bank dengan menggunakan hasil dari penjualan tanah dan bangunan kepada pihak berelasi. Liabilitas
imbalan kerja jangka panjang naik sebesar 35,2% menjadi Rp249,9 miliar pada tanggal 31 Desember
2015 dari Rp214,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2014 terutama dikarenakan kelebihan imbalan
yang dibayar oleh Pengelolaan Aset dan kerugian atas penyesuaian pengalaman kerja.

50
Jumlah liabilitas Perseroan meningkat sebesar 17,6% menjadi Rp500,1 miliar pada tanggal 31 Desember
2014 dari Rp425,2 miliar pada tanggal 31 Desember 2013, terutama dikarenakan kenaikan imbalan
kerja jangka panjang dan kenaikan uang bank jangka panjang. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
naik sebesar 24,9% menjadi Rp214,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2014 dari Rp172,3 miliar pada
tanggal 31 Desember 2013 terutama dikarenakan kerugian atas perubahan asumsi finansial, yaitu
asumsi tingkat diskonto menjadi 8,5% pada tahun 2014 dari 8,8% pada tahun 2013 dan kerugian atas
penyesuaian pengalaman kerja. Kenaikan utang bank jangka panjang sebesar 19,2% menjadi Rp150,6
miliar pada tanggal 31 Desember 2014 dari Rp126,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 terutama
dikarenakan penarikan tambahan atas fasilitas pinjaman dari Bank Danamon dan Bank Panin.

Ekuitas

Tabel berikut menjelaskan rincian ekuitas tanggal posisi keuangan berikut:

(dalam miliar Rupiah)


31 Desember 30 Juni
2013 (1) 2014 (1) 2015 2016
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk
Modal ditempatkan dan disetor penuh 18,0 75,0 75,0 75,0
Tambahan modal disetor - - 25,4 25,4
Penghasilan komprehensif lain (56,2) (66,6) (59,1) (95,9)
Saldo laba 125,5 126,0 85,0 49,1
Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 87,3 134,4 126,3 53,6
Kepentingan non pengendali 1,1 (0,2) - -
TOTAL EKUITAS 88,4 134,2 126,3 53,6
Catatan:
(1) Konsolidasian

Jumlah ekuitas Perseroan mengalami penurunan sebesar 57,5% menjadi Rp53,6 miliar pada tanggal
30 Juni 2016 dari Rp126,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2015, dikarenakan pembagian dividen dan
kerugian pada penghasilan komprehensif lain akibat pengukuran kembali atas program imbalan kerja
yang sebagian di-offset dengan laba tahun berjalan.

Jumlah ekuitas Perseroan mengalami penurunan sebesar 5,9% menjadi Rp126,3 miliar pada tanggal
31 Desember 2015 dari Rp134,2 miliar pada tanggal 31 Desember 2014, terutama dikarenakan adanya.
pembayaran dividen yang sebagian di-offset dengan tambahan modal disetor dari pelepasan investasi
saham entitas anak dan laba tahun berjalan

Jumlah ekuitas Perseroan meningkat sebesar 52,0% menjadi Rp134,2 miliar pada tanggal 31 Desember
2014 dari Rp88,4 miliar pada tanggal 31 Desember 2013, terutama dikarenakan penambahan modal
disetor oleh pemegang saham.

51
Berikut adalah grafik perkembangan total aset, liabilitas dan ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013,
2014 dan 2015, dan 30 Juni 2016:

5.8. Likuiditas dan Sumber Pendanaan

Secara historis, Perseroan membiayai kebutuhan modalnya terutama melalui kas yang diperoleh dari
aktivitas operasi dan penerimaan pinjaman dari bank. Kebutuhan modal utama Perseroan adalah
untuk membeli properti, dan membiayai kebutuhan modal kerja untuk outlet yang baru dibuka dan
mengembangkan usaha Perseroan. Perseroan yakin bahwa Perseroan akan memiliki sumber pendanaan
yang cukup dari aktivitas operasi, dana hasil Penawaran Umum Saham Perdana serta pinjaman dari
bank dan lembaga keuangan lainnya untuk memenuhi kebutuhan modal Perseroan sampai dengan 12
bulan mendatang.

Pada tanggal 30 Juni 2016, Perseroan memiliki kas dan setara kas sebesar Rp45,0 miliar dan memiliki
fasilitas pinjaman yang belum ditarik sebesar Rp72,0 miliar.

Tabel berikut ini menyajikan informasi mengenai arus kas Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir
pada 31 Desember 2013, 2014 dan 2015, periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015 dan
2016, serta kas dan setara kas pada akhir masing-masing periode:

(dalam miliar Rupiah)


Untuk periode enam
Untuk tahun yang berakhir bulan yang berakhir
pada 31 Desember pada 30 Juni
2013 (1) 2014 (1) 2015 2015 2016
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 82,7 105,6 158,2 165,5 55,0
Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (58,9) (122,6) 63,4 (137,6) (39,0)
Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan (14,2) 27,5 (219,2) (36,0) (16,1)
Kenaikan (penurunan) bersih kas dan bank 9,6 10,5 2,4 (8,1) (0,1)
Dampak perubahan kurs terhadap kas dan bank 0,0 nm 0,0 nm 0,0 nm - (0,0) nm
Kas dan bank pada awal tahun 25,0 34,6 45,1 45,1 45,0
Kas dan bank entitas anak yang didivestasi - - (2,5) (2,5) -
Kas dan bank pada akhir tahun 34,6 45,1 45,0 34,5 44,9
Catatan:
(1) Konsolidasian.
nm : menjadi nol karena pembulatan
Arus kas dari aktivitas operasi

Arus kas dari aktivitas operasi untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 adalah
sebesar Rp55,0 miliar, terutama terdiri dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp669,0 miliar,
yang sebagian di-offset dengan pembayaran kas kepada karyawan, pemasok dan pihak ketiga sebesar
Rp597,8 miliar dan pembayaran pajak penghasilan sebesar Rp16,5miliar.

Arus kas dari aktivitas operasi pada tahun 2015 adalah sebesar Rp158,2 miliar, terutama terdiri dari
penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp1.188,8 miliar, yang sebagian di-offset dengan pembayaran
kas kepada karyawan, pemasok dan pihak ketiga sebesar Rp1.001,6 miliar dan pembayaran pajak
penghasilan sebesar Rp29,7 miliar.

52
Arus kas dari aktivitas operasi pada tahun 2014 adalah sebesar Rp105,6 miliar, terutama terdiri dari
penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp1.088,7 miliar, yang sebagian di-offset dengan pembayaran kas
kepada karyawan, pemasok dan pihak ketiga sebesar Rp951,0 miliar dan pembayaran pajak penghasilan
sebesar Rp33,4 miliar.

Arus kas dari aktivitas operasi pada tahun 2013 adalah sebesar Rp82,7 miliar, terutama terdiri dari
penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp998,5 miliar, yang sebagian di-offset dengan pembayaran
kas kepada pelanggan, karyawan, pemasok dan pihak ketiga sebesar Rp882,1 miliar dan pembayaran
pajak penghasilan sebesar Rp34,0 miliar.

Arus kas dari (untuk) aktivitas investasi

Arus kas untuk aktivitas investasi untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 adalah
sebesar Rp39,0 miliar, terutama terdiri dari kas yang digunakan untuk perolehan aset tetap sebesar
Rp46,2 miliar terkait akuisisi atas gedung jadi untuk outlet klinik Perseroan, yang sebagian di-offset
oleh hasil penjualan aset tetap sebesar Rp7,2 miliar.

Arus kas dari aktivitas investasi pada tahun 2015 adalah sebesar Rp63,4 miliar, terutama terdiri dari
hasil penjualan aset tetap sebesar Rp353,0 miliar sehubungan dengan Transaksi Jual dan Sewa, yang
sebagian di-offset dengan kas yang digunakan untuk perolehan aset tetap sebesar Rp320,5 miliar terkait
akuisisi gedung untuk outlet Perseroan.

Arus kas untuk aktivitas investasi Perseroan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp122,6 miliar, terutama
terdiri dari kas yang digunakan untuk perolehan aset tetap sebesar Rp128,7 miliar terkait pembangunan
gedung untuk laboratorium klinik Perseroan dan pembelian peralatan elektronik, peralatan laboratorium
dan non-laboratorium serta sewa aset yang digunakan untuk melengkapi laboratorium klinik baru, yang
sebagian di-offset dengan hasil penjualan aset tetap sebesar Rp6,5 miliar.

Arus kas untuk aktivitas investasi pada tahun 2013 adalah sebesar Rp58,9 miliar, terutama terdiri dari
kas yang digunakan untuk perolehan aset tetap sebesar Rp65,7 miliar terkait pembangunan gedung untuk
laboratorium klinik serta pembelian peralatan elektronik, peralatan laboratorium dan non-laboratorium
dan sewa aset yang digunakan untuk melengkapi laboratorium klinik dan outlet baru, yang sebagian
di-offset dengan hasil penjualan aset tetap sebesar Rp10,0 miliar.

Arus kas dari (untuk) aktivitas pendanaan

Arus kas untuk aktivitas pendanaan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp16,1
miliar, terutama terdiri dari pembayaran dividen tunai sebesar Rp57,0 miliar yang dilaksanakan pada
tahun 2015 serta pembayaran pinjaman bank yang digunakan untuk membiayai pembangunan gedung
baru untuk outlet Perseroan sebesar Rp7,8 miliar kepada Bank Danamon dan BCA, yang sebagian di-
offset dengan penerimaan pinjaman bank sebesar Rp49,0 miliar yang diterima dari Bank Danamon,
BCA dan Bank Panin.

Arus kas untuk aktivitas pendanaan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp219,2 miliar, terutama terdiri
dari pembayaran dividen tunai sebesar Rp100,0 miliar yang dibagikan untuk tahun buku 2014, dan
pembayaran pinjaman bank yang digunakan untuk mendanai pembangunan gedung baru untuk cabang
Perseroan sebesar Rp178,5 miliar kepada Bank Danamon, BCA dan Bank Panin, yang sebagian di-offset
dengan penerimaan pinjaman dari bank sebesar Rp65,3 miliar yang diterima dari Bank Danamon, BCA
dan Bank Panin.

Arus kas dari aktivitas pendanaan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp27,5 miliar, terutama terdiri dari
setoran modal sebesar Rp57,0 miliar dari PT Prodia Utama, dan penerimaan pinjaman sebesar Rp44,5
miliar dari Bank Danamon dan BCA, yang di-offset dengan pembayaran dividen tunai sebesar Rp58,0
miliar terkait pembagian dividen untuk tahun buku 2013, dan juga pembayaran pinjaman sebesar Rp16,3
miliar kepada Bank Danamon, BCA, RaboBank dan Bank Panin.

53
Arus kas untuk aktivitas pendanaan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp14,2 miliar, terutama terdiri dari
pembayaran dividen tunai sebesar Rp74,5 miliar yang dibagikan Perseroan untuk tahun fiscal 2013,
dan pembayaran pinjaman bank sebesar Rp17,2 miliar kepada Bank Danamon dan BCA, yang sebagian
di-offset dengan penerimaan pinjaman dari bank sebesar Rp79,2 miliar dari Bank Danamon dan BCA.

5.9. Belanja Modal

Belanja modal Perseroan secara umum terkait dengan biaya yang timbul dari pembukaan laboratorium
klinik baru, antara lain termasuk tanah dan bangunan, peralatan elektronik, peralatan dan perangkat
lunak laboratorium. Tabel berikut ini menyajikan belanja modal Perseroan untuk tahun-tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2013, 2014 dan 2015 serta periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni
2016 dan 2016:

(dalam miliar Rupiah)


Untuk periode enam
Untuk tahun tahun yang bulan yang berakhir
berakhir pada 31 Desember pada 30 Juni
2013 2014 2015 2015 2016
Tanah dan bangunan 25,7 6,2 273,3 119,9 27,2
Kendaraan dan transportasi 4,0 12,3 7,3 3,1 4,0
Peralatan kantor 4,2 3,8 7,1 2,5 2,9
Elektronik 17,5 9,7 18,6 4,8 8,8
Peralatan kantor lainnya 0,8 0,3 0,8 0,1 0,1
Peralatan laboratorium 4,6 12,1 7,0 5,2 0,8
Peralatan non-laboratorium 4,9 6,4 6,2 1,1 2,3
Perangkat lunak 3,0 0,2 1,3 1,0 -
Total 64,6 50,9 321,8 137,7 46,2

Perseroan memperkirakan belanja modal untuk tahun 2016 mencapai sekitar Rp90 miliar, yang sebagian
besar rencananya akan digunakan untuk peralatan laboratorium dan non-laboratorium, proyek teknologi
informasi dan perbaikan laboratorium klinik yang ada dan sebagian untuk penyelesaian pembangunan
gedung laboratorium rujukan regional di Medan. Sehubungan dengan pembangunan gedung laboratorium
beserta fasilitas pendukungnya di Medan, Perseroan telah menandatangani Perjanjian Pembangunan
Pengelolaan dan Penyerahan Kembali Tanah, Bangunan dan Fasilitas Penunjang tertanggal 10 Juni 2016
dimana Perseroan memiliki kewajiban untuk menginvestasikan dana sejumlah Rp59,0 miliar dalam best-
effort basis dan pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, kewajiban Perseroan telah terpenuhi 50,0%.

Jumlah belanja modal untuk tahun 2017 diperkirakan antara Rp400 miliar sampai dengan Rp450 miliar,
yang sebagian besar rencananya akan digunakan untuk pembangunan laboratorium rujukan regional
di Makassar, sebanyak-banyaknya 8 dari 33 laboratorium klinik yang direncanakan dan sebanyak-
banyaknya 6 dari 13 klinik khusus yang direncanakan. Perseroan juga berencana menggunakan dana
hasil Penawaran Umum Saham Perdana untuk renovasi/relokasi sebanyak-banyaknya 24 laboratorium
klinik tertentu dalam rangka memberikan kualitas layanan yang lebih baik serta meningkatkan pelayanan
dari laboratorium klinik menjadi Klinik PHC sebanyak-banyaknya tujuh laboratorium dari 39 Klinik
PHC yang direncanakan, serta untuk membeli peralatan tambahan untuk laboratorium rumah sakit.

5.10. Kewajiban Kontinjensi dan Perjanjian Off-Balance Sheet

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki perjanjian off-balance sheet maupun
kewajiban kontinjensi.

5.11. Manajemen Risiko

Perseroan menghadapi berbagai risiko keuangan, yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko suku bunga
dan risiko nilai tukar. Berikut ini adalah risiko keuangan yang dihadapi oleh Perseroan dan kebijakan
yang dimiliki Perseroan untuk memitigasi risiko tersebut:

54
Risiko kredit

Perseroan mengendalikan eksposur risiko kredit dengan berpedoman pada kebijakan risiko perbankan:
Perseroan menempatkan kas dan setara kas hanya pada bank-bank bereputasi baik dengan predikat baik.
Selain itu, kebijakan Perseroan adalah untuk tidak membatasi penempatan dana pada satu bank tertentu,
sehingga Perseroan memiliki kas dan setara kas di berbagai institusi keuangan. Kebijakan Perseroan
mengakibatkan Perseroan hanya memiliki piutang usaha dengan pihak ketiga terpercaya dan pihak
berelasi. Pada tanggal 30 Juni 2016, eksposur maksimum Perseroan terhadap risiko kredit meliputi
kas dan bank sebesar Rp44,9 miliar, piutang usaha sebesar Rp57,4 miliar, terutama timbul dari utang
pelanggan klien korporasi dan referensi pihak ketiga kepada Perseroan, aset keuangan lainnya sebesar
Rp9,4 miliar, yang terdiri dari piutang karyawan, piutang manajemen kunci dan piutang kolaborasi
penelitian, dan piutang dari pihak berelasi sebesar Rp0,4 miliar.

Risiko likuiditas

Perseroan berharap dapat membayar semua liabilitas pada saat jatuh tempo. Untuk memenuhi komitmen
kas, Perseroan mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kas dan simpanan untuk operasi normal
Perseroan.

Risiko suku bunga

Perseroan memiliki risiko suku bunga terutama terhadap dampak perubahan suku bunga pinjaman.
Perseroan memonitor pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negative terhadap
Perseroan. Liabilitas keuangan yang dimiliki Perseroan pada 30 Juni 2016 memiliki tingkat suku bunga
mengambang.

Risiko nilai tukar

Perseroan melakukan transaksi dengan menggunakan mata uang asing dalam hal penjualan jasa dan kas
yang dimiliki. Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan tidak terekspos terhadap pengaruh fluktuasi
nilai tukar mata uang asing dikarenakan transaksi penjualan jasa sebagian besar sudah menggunakan
tarif dalam mata uang Rupiah, yang juga merupakan mata uang utama untuk mencatatkan pendapatan
Perseroan. Perseroan mengelola risiko mata uang dengan memonitor fluktuasi nilai tukar mata uang
secara terus menerus.

55
VI. RISIKO USAHA

Investasi dalam Saham Yang Ditawarkan mengandung sejumlah risiko. Para calon investor harus
berhati-hati dalam mempertimbangkan seluruh informasi yang terdapat dalam Prospektus ini, khususnya
risiko-risiko usaha di bawah ini, dalam melakukan evaluasi sebelum membeli Saham Yang Ditawarkan.
Risiko tambahan yang saat ini belum diketahui atau dianggap tidak material oleh Perseroan juga dapat
berpengaruh material dan merugikan pada kegiatan usaha, arus kas, hasil operasi, kondisi keuangan
dan prospek usaha Perseroan. Harga Saham yang Ditawarkan Perseroan dapat turun dikarenakan salah
satu risiko ini, dan calon investor dapat kehilangan sebagian atau seluruh investasinya. Deskripsi
pada bagian ini yang berhubungan dengan Pemerintah, data makroekonomi Indonesia atau informasi
mengenai industri dimana Perseroan beroperasi, diperoleh dari publikasi resmi Pemerintah atau sumber
pihak ketiga lainnya yang tidak diverifikasi secara independen oleh Perseroan.

Risiko-risiko yang akan diungkapkan dalam uraian berikut merupakan risiko-risiko material bagi
Perseroan serta telah dilakukan pembobotan berdasarkan dampak dari masing-masing risiko terhadap
kinerja keuangan Perseroan dimulai dari risiko utama.

6.1. Risiko Terkait Kegiatan Usaha dan Industri

Perseroan beroperasi dalam industri yang bersaing dan terfragmentasi, dan ketidakmampuan untuk
bersaing secara efektif dapat berdampak material dan merugikan terhadap kegiatan usaha Perseroan

Industri layanan laboratorium klinik di Indonesia memiliki tingkat persaingan yang kompetitif dan
terfragmentasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk bersaing dengan penyedia
layanan laboratorium klinik lainnya meliputi, antara lain, kemampuan Perseroan untuk menawarkan
layanan sejenis, atau bahkan lebih unggul dibandingkan para pesaingnya; ragam pemeriksaan yang
disediakan oleh Perseroan; pengakuan atas produk dan jasa Perseroan dari penyedia layanan kesehatan
seperti rumah sakit, dokter dan lembaga/pihak lainnya; jangkauan geografis jaringan pelayanan
Perseroan; kemampuan Perseroan untuk memeriksa sampel dan membuat laporan hasil pemeriksaan
secara akurat dan tepat waktu; pengalaman Perseroan dan hubungan yang erat dengan pasien; serta
kualitas fasilitas dan layanan Perseroan. Lebih lanjut, iklim kompetisi di dalam industri ini bertambah
kompetitif dikarenakan Perseroan bersaing dengan semua penyedia layanan laboratorium klinik di
Indonesia, termasuk, antara lain, laboratorium yang ada di rumah sakit; laboratorium klinik independen;
laboratorium klinik skala kecil atau perusahaan layanan kesehatan diagnostik yang operasionalnya secara
lokal atau regional lebih mapan di wilayah tertentu; pesaing internasional yang dapat membuka layanan
atau memperluas operasionalnya yang sudah ada di Indonesia; dan pesaing baru, termasuk penyedia
pelayanan kesehatan lain, laboratorium patologi dan radiologi dan layanan perawatan pencegahan,
yang masing-masing sudah beroperasi di wilayah dimana Perseroan beroperasi atau akan beroperasi
di masa depan. Selain itu, meskipun Perseroan bersaing langsung dengan rumah sakit dan penyedia
pelayanan kesehatan lain, dikarenakan Perseroan adalah satu-satunya penyedia laboratorium klinik
dengan akses pada, atau dapat memberikan, pemeriksaan esoterik tertentu, beberapa laboratorium klinik
yang merupakan pesaing Perseroan dapat merujuk Perseroan untuk pemeriksaan-pemeriksaan tertentu.
Ketidakmampuan Perseroan untuk bersaing secara efektif pada salah satu atau lebih dari faktor-faktor
persaingan di atas, serta terhadap pesaing-pesaing baik yang terorganisir atau tidak terorganisir di
dalam industri ini, akan dapat memberikan dampak material dan merugikan terhadap kegiatan usaha,
kondisi keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan.

Selain itu, dinamika kompetisi pada industri ini, khususnya persaingan yang berhubungan dengan
harga, mungkin akan lebih intensif di tahun-tahun mendatang, sehingga dapat memberikan dampak
material dan merugikan terhadap hasil operasi Perseroan, termasuk margin keuntungan Perseroan.
Sebagai contoh, sebagai akibat dari investasi besar dalam industri layanan laboratorium klinik dalam
beberapa tahun terakhir, jaringan laboratorium klinik lain telah mampu meningkatkan efisiensi biaya
dengan penggunaan peralatan pemeriksaan otomatis, sehingga mereka dapat menawarkan harga yang
lebih murah. Pesaing lama atau baru juga dapat memberikan harga layanan mereka dengan diskon yang

56
signifikan, atau menawarkan kenyamanan yang lebih baik atau menyediakan layanan dan fasilitas yang
lebih baik dari yang Perseroan berikan. Meningkatnya pembukaan laboratorium klinik sejenis mungkin
akan menekan harga yang sudah ditetapkan pada beberapa atau seluruh layanan Perseroan. Selain itu,
persaingan terkait harga dapat mengakibatkan daftar harga yang bervariasi pada berbagai wilayah di
Indonesia, yang pada akhirnya dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien. Lebih lanjut, rumah sakit
dimana dokter berpraktik umumnya meminta dokter tersebut merujuk pasien melakukan pemeriksaan
laboratorium di rumah sakit tersebut. Perseroan juga mungkin terpaksa harus melakukan perubahan
daftar harga, menghadapi penawaran yang lebih bersaing untuk layanan laboratorium klinik atau tindakan
atau bentuk tekanan lain yang dapat menurunkan harga jasanya.

Perseroan tidak dapat menjamin akan dapat terus mampu bersaing secara efektif dalam industri ini. Jika
untuk alasan tertentu Perseroan tidak dapat bersaing secara efektif, maka hal tersebut dapat berdampak
material dan merugikan terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan.

Kemampuan Perseroan untuk menarik pasien perorangan sebagian besar bergantung pada tingkat
pendapatan dan meningkatnya kesadaran akan kesehatan serta keinginan masyarakat menyisihkan
pendapatan untuk pengeluaran perawatan kesehatan, yang mana hal-hal tersebut dapat menurun
sebagai akibat berbagai faktor

Sumber penghasilan utama Perseroan berasal dari pelanggan individu dan pelanggan dengan referensi
dokter. Pelanggan seperti ini umumnya membayar jasa diagnosa medik secara tanggungan sendiri (out-
of-pocket). Pertumbuhan pelanggan ini bergantung pada pengakuan akan merek Prodia, penerimaan
masyarakat yang lebih luas akan layanan Prodia di tempat dimana Perseroan beroperasi dan kemampuan
Perseroan untuk bersaing secara efektif dalam industri ini, semua hal ini dapat mempengaruhi Perseroan
secara negatif karena berbagai alasan. Sebagai contoh, keputusan individu untuk menggunakan
layanan kesehatan bisa dipengaruhi oleh kurang majunya sektor asuransi kesehatan yang maju program
Pemerintah yang tepat untuk menutup biaya perawatan kesehatan. Selain itu, mengingat saat ini hanya
sebagian kecil masyarakat di Indonesia yang menggunakan asuransi kesehatan, pelanggan di Indonesia
umumnya menanggung seluruh atau sebagian biaya layanan laboratorium klinik secara out-of-pocket,
yang berarti bahwa apabila terjadi penurunan penghasilan yang dapat disisihkan untuk pengeluaran
kebutuhan perawatan kesehatan, atau bahkan persepsi adanya penurunan penghasilan, seperti dalam
periode krisis ekonomi, akan dapat menyebabkan penurunan pengeluaran individu untuk jasa layanan
kesehatan. Selain itu, Perseroan tidak dapat menjamin bahwa meningkatnya tren kesadaran kesehatan
di masyarakat saat ini dan permintaan terhadap layanan-layanan perawatan kesehatan preventif akan
terus meningkat, atau bahkan dapat berbalik arah. Setiap alasan tersebut di atas dapat mempengaruhi
kemampuan Perseroan untuk dapat mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhan pelanggan
individu, yang selanjutnya dapat berdampak merugikan terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan,
hasil dan prospek usaha Perseroan.

Kepercayaan dan keyakinan pelanggan Perseroan terhadap merek Prodia merupakan hal
yang sangat penting bagi kegiatan usaha Perseroan, dan kegagalan untuk membangun atau
mempertahankan kepercayaan terhadap merek Prodia serta kualitas layanan laboratorium klinik
Prodia akan dapat berdampak material dan merugikan terhadap bisnis Perseroan

Reputasi merek Prodia merupakan hal yang mendasar bagi seluruh aspek dalam bisnis Perseroan.
Merek Prodia, sebaliknya, bergantung pada kualitas dan kepercayaan pelanggan terhadap layanan
laboratorium klinik Perseroan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kemampuan Perseroan
untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas serta efisiensi pemeriksaan laboratorium klinik dan
layanan yang sudah ada serta kemampuan Perseroan untuk memperkenalkan pemeriksaan-pemeriksaan
laboratorium dan layanan yang baru dengan tingkat kualitas dan efisiensi yang tinggi, serta menjaga
hubungan baik dan pengakuan dari profesional medik dan penyedia pelayanan kesehatan lainnya. Selain
itu, kualitas dan reputasi layanan Perseroan dapat dirugikan jika ahli patologi klinik, flebotomist,
ahli teknologi medik dan profesional medik lainnya yang dipekerjakannya tidak terlatih dengan baik;
jika mereka membuat kesalahan dalam penanganan dan pelabelan sampel milik pelanggan dan dalam
pengoperasian peralatan laboratorium klinik yang kompleks meskipun terlatih dengan baik; jika
mereka menyalahgunakan atau tidak efektif dalam mempergunakan peralatan laboratorium klinik yang

57
kompleks di laboratorium Perseroan; atau jika mereka mengambil spesimen dari pelanggan dengan cara
yang salah sehingga menyebabkan luka atau mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk melakukan
pemeriksaan yang diperlukan.

Lebih lanjut, terdapat beberapa risiko khusus yang melekat pada bisnis layanan laboratorium klinik.
Layanan yang ditawarkan di laboratorium klinik Perseroan bertujuan untuk memberikan informasi
kepada penyedia layanan kesehatan agar dapat merawat pasien mereka dan kepada individu yang peduli
dengan kesehatan mereka atau bermaksud melakukan tindakan pencegahan penyakit dan kondisi medik
lainnya. Adanya keterlambatan atau ketidakakuratan dalam hasil pemeriksaan laboratorium Perseroan
(termasuk hasil pemeriksaan positif palsu atau negatif palsu) dapat berakibat pada dilakukannya
tindakan medik yang salah dan dapat menyebabkan stres yang tidak seharusnya dan berpotensi
membahayakan bagi pasien. Selain itu, model bisnis hub-and-spoke yang diterapkan oleh Perseroan
membutuhkan dukungan transportasi yang andal untuk pengiriman spesimen dan/atau sampel jarak jauh.
Kegagalan untuk melacak spesimen dan/atau sampel atau menerapkan prosedur transportasi yang tepat
dapat meningkatkan risiko spesimen dan/atau sampel menjadi terkontaminasi, rusak atau kesalahan
lainnya. Oleh karena itu, pengguna layanan laboratorium klinik Perseroan lebih sensitif terhadap
suatu kesalahan dibandingkan pengguna layanan atau produk yang tidak dimaksudkan untuk diagnosa,
perawatan, dan pencegahan penyakit. Selain itu, sertifikasi kualitas dan akreditasi yang dimiliki saat ini
oleh Perseroan merupakan hal yang sangat penting bagi reputasi merek Prodia. Jika di kemudian hari
layanan pemeriksaan dan laboratorium klinik Perseroan gagal untuk memenuhi standar akreditasi atau
Perseroan gagal beradaptasi mengikuti perkembangan standar diagnostik, Perseroan dapat kehilangan
satu atau lebih akreditasi yang dimiliki, dimana hal tersebut dapat berdampak material dan merugikan
terhadap reputasi dan bisnis Perseroan. Demikian pula halnya jika terjadi kelalaian dalam melakukan
proses pemeriksaan laboratorium klinik yang dapat menyebabkan cedera atau efek samping lainnya,
Perseroan dapat harus bertanggung jawab sesuai peraturan layanan kesehatan atau ketentuan hukum
lainnya atas tindakan atau kelalaian yang disebabkan oleh karyawannya.

Setiap kesalahan atau kelalaian tersebut, tindakan kecerobohan, gugatan hukum atau faktor lainnya
dapat mengakibatkan biaya yang signifikan serta publikasi negatif yang akan mengurangi kepercayaan
pelanggan terhadap kualitas layanan laboratorium klinik Perseroan dan merek Prodia. Terjadinya salah
satu atau lebih kejadian kelalaian tersebut atau terjadinya salah satu risiko tersebut dapat berdampak
negatif terhadap merek Prodia dan berdampak material dan merugikan terhadap kegiatan usaha, keadaan
keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan. Selanjutnya, terkait dengan rencana Perseroan untuk
memperluas pasar di beberapa wilayah baru di Indonesia, dan seiring dengan semakin kompetitifnya
industri laboratorium klinik, maka mempertahankan dan meningkatkan citra merek Prodia mungkin
akan menjadi semakin sulit dan mahal.

Kesuksesan Perseroan sangat bergantung pada kemampuan Perseroan dalam mempertahankan


hubungan baik dan pengakuan dari profesional medik yang merujuk dan merekomendasikan layanan
Perseroan. Kegagalan menjaga hubungan baik atau tingkat kepercayaan yang tinggi di kalangan
profesional medik terhadap layanan Perseroan dapat berdampak material dan merugikan terhadap
bisnis Perseroan

Perseroan menjaga hubungan baik dengan banyak dokter umum, dokter spesialis dan profesional medik
lainnya. Pendapatan dari referensi dokter mewakili 33,0%, 34,7%, 33,3%, 34,9% dan 35,7% dari total
pendapatan masing-masing pada tahun 2013, 2014 dan 2015 dan untuk periode enam bulan yang berakhir
30 Juni 2015 dan 2016. Perseroan meyakini bahwa permintaan pemeriksaan dan layanan Perseroan
bergantung secara signifikan pada kepercayaan yang diberikan oleh para profesional medik yang
merekomendasikan layanan Perseroan. Kode Etik Kedokteran Indonesia melarang pembayaran komisi
kepada dokter untuk rujukan, karena hal tersebut dipandang dapat mengakibatkan hilangnya kebebasan
dan kemandirian profesi dokter. Namun demikian, di beberapa lokasi Perseroan menyewa ruang dari
dokter dan klinik untuk digunakan oleh Perseroan sebagai outlet POC Perseroan, dan Perseroan memiliki
skema bagi hasil dengan beberapa rumah sakit untuk pengoperasian laboratorium milik Perseroan di
rumah sakit tersebut. Selain itu, Perseroan menjadi sponsor acara dan konferensi yang ditargetkan
untuk para dokter dan riset ilmiah dari para dokter. Upaya pemasaran Perseroan dalam porsi signifikan
berfokus untuk memperluas pengetahuan para dokter dan profesional medik mengenai perkembangan
terbaru dalam dunia laboratorium klinik dan kedokteran secara umum. Kegagalan untuk mempertahankan

58
hubungan baik yang sudah ada, mengembangkan hubungan baru dan/atau mempertahankan mutu yang
tinggi atas reputasi profesional akan berdampak terhadap penurunan jumlah pelanggan yang dirujuk
kepada Perseroan dan karenanya dapat menurunkan pendapatan Perseroan. Jika program pemasaran
ataupun sosialisasi dengan dokter tidak berjalan dengan efektif dalam membangun loyalitas dokter atau
bahkan dihentikan, Perseroan mungkin dapat mengalami penurunan sebagian atau seluruh pendapatan
dari pelanggan rujukan dokter. Terjadinya salah satu dari hal-hal tersebut dapat berdampak material
dan merugikan terhadap bisnis, keadaan keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan.

Perseroan mungkin tidak dapat mengimplementasikan atau mengendalikan strategi ekspansinya


dengan memuaskan.

Sebagai bagian dari strategi pertumbuhan, Perseroan berencana membangun dan membuka beberapa
laboratorium klinik baru, termasuk empat laboratorium rujukan dan maksimum 33 laboratorium klinik dan
sejumlah POC Collection Center dan laboratorium rumah sakit baru, di samping melakukan peningkatan
pelayanan (upgrade) dan relokasi atas sejumlah laboratorium klinik yang sudah ada. Perseroan juga
akan mulai menawarkan layanan kesehatan preventif dan wellness di beberapa laboratorium klinik.
Perseroan akan membutuhkan pendanaan yang signifikan untuk mendukung rencana ini selama tahapan
pembangunan dan memerlukan modal kerja awal saat pembukaan laboratorium klinik tersebut, di mana
hal tersebut dapat berdampak material terhadap hasil usaha Perseroan. Kemampuan Perseroan untuk
dapat melaksanakan rencana ekspansi ini dengan sukses, jika berhasil mewujudkannya, akan bergantung
pada beberapa faktor, termasuk antara lain:

kemampuan Perseroan untuk mengidentifikasi lokasi yang tepat, sedangkan ketersediaan lokasi
merupakah hal yang di luar kendali Perseroan;
kemampuan Perseroan untuk mendidik/memperluas wawasan masyarakat dan calon pelanggan akan
manfaat dari pemeriksaan dan layanan yang Perseroan tawarkan;
cabang baru Perseroan mungkin akan menarik pelanggan dari cabang-cabang yang sudah ada,
sehingga mengurangi pendapatan cabang yang sudah ada;
keberhasilan mengintegrasikan pengoperasian laboratorium dan fasilitas baru ke dalam sistem
operasi yang sudah ada;
diperolehnya atau diperbaharuinya persetujuan dan perizinan yang diperlukan sesuai undang-undang
dan peraturan yang berlaku;
mengembangkan hubungan dengan dokter, rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan lainnya
setempat;
ketersediaan fasilitas pendanaan dengan persyaratan dan biaya yang memadai yang dibutuhkan
untuk mendanai pembangunan atau akuisisi atau menyelesaikan rencana ekspansi;
tertundanya penyelesaian pembangunan atau akuisisi karena hal-hal yang tak terduga;
kemampuan Perseroan dalam menegosiasikan syarat seewa menyewa yang secara komersial
menguntungkan;
memperluas kesadaran merek Prodia di wilayah-wilayah layanan yang baru;
permintaan akan layanan Perseroan;
kemampuan Perseroan mempersiapkan/melatih dan mengelola karyawan yang sudah ada dan baru;
dan
kondisi ekonomi secara umum.

Perseroan tidak dapat menjamin bahwa Perseroan akan dapat melaksanakan rencana bisnisnya, dan, jika
berhasil mewujudkannya, Perseroan akan dapat menyelesaikan rencana bisnisnya sesuai anggaran dan
target jadwalnya, mencapai tingkat pengembalian investasi yang memadai atau berhasil mempertahankan
tingkat pertumbuhan saat ini atau di masa mendatang. Bahkan jika Perseroan mampu melaksanakan
dengan baik sebagian atau seluruh inisiatif strategi bisnis, hasil operasi Perseroan belum tentu meningkat
sejauh yang sudah direncanakan, atau bahkan sama sekali.

Selain itu, meskipun Perseroan berhasil memperoleh bisnis baru, kegagalan dalam mengelola
pertumbuhan kinerja dapat berdampak merugikan terhadap kondisi keuangan Perseroan. Perseroan
dapat mengalami masa dimana tingkat pertumbuhannya sangat cepat, dan jika Perseroan tidak mampu
mengelola pertumbuhan tersebut secara efektif, bisnis dan kondisi keuangan Perseroan dapat terbebani
secara material. Tingkat pertumbuhan Perseroan tersebut dapat memberikan tekanan signifikan pada

59
tim manajemen, operasional serta sistem dan sumber daya keuangan. Agar pengelolaan pertumbuhan
Perseroan berlangsung secara efektif, Perseroan akan terus menerapkan dan meningkatkan kontrol
terhadap operasional perusahaan, keuangan dan manajemen, sistem pelaporan dan prosedur. Selain
itu, Perseroan harus secara efektif mengembangkan, melatih dan mengelola para karyawan. Perseroan
akan mengalami masalah dalam mengelola bisnisnya secara efektif jika Perseroan gagal mengurangi
tekanan pada sumber daya yang dimilikinya yang disebabkan oleh pertumbuhan dalam waktu yang
singkat dan dengan cara yang tepat.

Perseroan mungkin tidak mampu mengembangkan atau gagal memasarkan pemeriksaan dan layanan
baru

Keberhasilan usaha Perseroan tergantung pada kemampuannya untuk mengantisipasi tren industri dan
mengidentifikasi, mengembangkan dan memasarkan secara tepat waktu dan dengan biaya yang memadai
pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium klinik dan layanan bernilai tambah baru yang memenuhi
permintaan pelanggan. Sebagai contoh, Perseroan merupakan laboratorium klinik pertama di Indonesia
yang memperkenalkan pemeriksaan Apolipoprotein B untuk profil lipid, pemeriksaan penyakit menular,
pemeriksaan hormon, dan tanda-tanda osteoporosis. Pengembangan pemeriksaan baru pada waktu yang
tepat dan biaya yang memadai merupakan tantangan dalam penanganannya, terutama karena belum
adanya permintaan akan pemeriksaan tersebut di Indonesia dan keberhasilan secara komersial untuk
pemeriksaan baru tersebut bergantung pada penerimaan pelanggan terhadap pemeriksaan baru tersebut.
Pemahaman Perseroan terhadap pasar dan perkembangan preferensi pelanggan belum tentu menghasilkan
pemeriksaan laboratorium baru yang sukses secara komersial. Perseroan juga mungkin dapat mengalami
keterlambatan atau tidak berhasil dalam setiap tahapan pengembangan, pengenalan dan pelaksanaan
layanan atau pemeriksaan baru. Perseroan mungkin gagal dalam memasarkan pemeriksaan laboratorium
baru atau pelanggan akhir Perseroan tidak memberikan respon yang baik terhadap pemeriksaan
laboratorium baru tersebut. Selain itu, kemampuan pesaing dalam mengembangkan pemeriksaan baru
mungkin lebih efektif daripada Perseroan, atau pemeriksaan baru yang mereka kembangkan mencapai
pasar lebih dahulu dibanding Perseroan. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pesaing tersebut
mungkin juga lebih efektif atau lebih murah dibandingkan yang ditawarkan Perseroan. Peluncuran
pemeriksaan laboratorium baru atau pemeriksaan laboratorium sejenis yang dilakukan oleh pesaing
dapat menyebabkan Perseroan terpaksa harus menurunkan harga atau mengurangi marjin keuntungan
atau kehilangan pangsa pasar. Pemeriksaan laboratorium baru yang ditawarkan oleh Perseroan dapat
berdampak terhadap marjin laba kotor tergantung pada tingkat penerimaan pasar dan persaingan harga
untuk setiap jenis pemeriksaan dan layanan.

Keberhasilan setiap pemeriksaan baru bergantung pada beberapa faktor, diantaranya kemampuan:

mengoptimalkan proses pengadaan barang dan sumber daya manusia agar dapat mengantisipasi
kenaikan biaya dan mengendalikan biaya;
mengintegrasikan layanan baru ke dalam jaringan Perseroan secara tepat waktu;
meminimalisasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam proses memperoleh izin atau persetujuan
sebagaimana diatur dalam peraturan;
mengantisipasi dan bersaing secara efektif dengan pesaing, termasuk menentukan harga layanan
yang kompetitif;
meningkatkan kesadaran pelanggan dan penerimaannya terhadap layanan Perseroan;
mengkomunikasikan manfaat klinik dari pemeriksaan-pemeriksaan baru kepada pelanggan dan
dokter; dan
memberikan pengetahuan kepada calon pelanggan tentang fitur dan manfaat dari pemeriksaan-
pemeriksaan baru.

Jika Perseroan tidak dapat mengembangkan layanan baru tersebut pada waktu yang tepat untuk memenuhi
permintaan pasar, atau jika permintaan untuk layanan baru tersebut tidak cukup, hal tersebut dapat
berdampak material dan merugikan terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja dan prospek
usaha Perseroan.

60
Terjadinya gangguan di fasilitas Lab PRN dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan dalam
memproses pemeriksaan klinik dan pemeriksaan yang sangat kompleks

Perseroan melakukan sebagian pemeriksaan laboratorium klinik di dalam fasilitas Lab PRN, termasuk
pemeriksaan yang lebih kompleks dan secara substansial semua pemeriksaan khusus yang saat ini
ditawarkan oleh Perseroan. Pada tahun 2013, 2014 dan 2015, Perseroan melakukan masing-masing
sekitar 11,4%, 11,4% dan 11,0% dari seluruh pemeriksaan di fasilitas Lab PRN. Agar bisnis Perseroan
berfungsi normal, semuanya bergantung secara signifikan tidak hanya pada karyawan, tapi juga pada
operasional yang terus menerus dan tidak terputus dari Lab PRN milik Perseroan. Secara khusus,
Perseroan mengandalkan peralatan pengujian otomatis, yaitu mesin WorkCell merek Siemens, yang
melakukan banyak pemeriksaan darah rutin, untuk melakukan pemeriksaan dengan cepat dan efisien.
Jika fasilitas ini mengalami gangguan atau gagal berfungsi, baik sebagian atau keseluruhan, dikarenakan
kebakaran, bencana alam atau faktor-faktor lain atau kecelakaan di luar kendali maupun dalam kendali
Perseroan, maka hal ini dapat berdampak material dan merugikan terhadap kemampuan Perseroan untuk
menyediakan layanan laboratorium klinik atau mengakibatkan layanan laboratorium klinik ditangguhkan
untuk waktu yang tidak terbatas. Meskipun Perseroan telah membangun laboratorium rujukan regional
di Surabaya dan berencana untuk membangun tiga laboratorium rujukan tambahan dalam beberapa
tahun mendatang, Perseroan tidak berharap laboratorium tersebut akan memiliki pilihan pemeriksaan
dan layanan yang sama dengan Lab PRN. Dalam hal terjadi gangguan operasional fasilitas Lab PRN,
Perseroan mungkin memutuskan untuk mengalihkan pemeriksaan klinik dalam jumlah volume besar ke
pihak lain, sehingga keandalan pelayanan Perseroan secara baik dan efisien tidak dapat dipertahankan,
dan selanjutnya dapat menyebabkan kehilangan pelanggan dan mungkin menghadapi peningkatan biaya
yang signifikan untuk memproses pemeriksaan, transportasi dan logistik. Setiap kegagalan, kerusakan
atau matinya mesin-mesin di fasilitas Lab PRN, baik sebagian atau seluruhnya, dapat berdampak material
dan merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan.

Setiap keluhan pelanggan atau litigasi terhadap Perseroan karena pelayanan yang diberikan oleh
Perseroan atau lainnya dapat merusak reputasi dan merek Prodia, menimbulkan biaya perkara yang
material, putusan ganti rugi yang substansial terhadap Perseroan dan mengalihkan perhatian manajemen
dari operasional Perseroan, dan masing-masing hal ini dapat berdampak material dan merugikan terhadap
kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan.

Laboratorium Perseroan terkonsentrasi di Pulau Jawa, sehingga menyebabkan Perseroan menjadi


sensitif terhadap kondisi dan perubahan peraturan, ekonomi, lingkungan dan iklim kompetisi di
wilayah tersebut

Meskipun layanan Perseroan tersebar di seluruh Indonesia, sebagian besar berada di Pulau Jawa
(dikelompokan berdasarkan wilayah sebagai Wilayah III hingga Wilayah VI dalam laporan keuangan
Perseroan), dimana terdapat Lab PRN, 73 laboratorium klinik, 93 outlet POC dan tujuh laboratorium
rumah sakit di seluruh wilayah Jawa. Operasional Perseroan di Pulau Jawa secara historis telah
menyumbangkan porsi yang substansial dari seluruh pendapatan Perseroan. Untuk tahun yang berakhir
pada 31 Desember 2015, Wilayah III hingga VI mewakili 75,2% dari jumlah pendapatan Perseroan
dari pelanggan pihak ketiga. Konsentrasi ini membuat Perseroan menjadi sensitif terhadap kondisi dan
perubahan peraturan, ekonomi, lingkungan dan iklim kompetisi di wilayah-wilayah tersebut. Setiap
perubahan material terkait prosedur pembayaran atau kondisi peraturan, ekonomi, lingkungan atau
iklim kompetisi di wilayah Pulau Jawa dari kondisi saat ini dapat berdampak signifikan terhadap bisnis,
kondisi keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan.

Perseroan menerapkan model bisnis hub-and-spoke. Kegagalan atau keterlambatan dalam pengiriman
spesimen dan/atau sampel ke laboratorium Perseroan dapat berpengaruh buruk terhadap atau
merusak spesimen dan/atau sampel pemeriksaan sehingga dapat dapat mempengaruhi bisnis, kondisi
keuangan, hasil usaha dan arus kas Perseroan

Proses pengumpulan spesimen melibatkan kegiatan pendistribusian yang tersebar luas dan padat karya,
dan tergantung pada keahlian dan fokus dari karyawan ujung tombak dan penyedia sarana transportasi,
seperti kurir pihak ketiga. Proses ini juga bertambah sulit dikarenakan Indonesia adalah suatu negara

61
kepulauan yang luas. Setiap kejadian kesalahan akibat tertukarnya sampel, kehilangan atau kesalahan
dalam proses pengumpulan sampel dapat mengakibatkan pemeriksaan memberikan hasil yang salah
atau tanpa hasil, dan hal ini dapat berdampak merugikan terhadap reputasi dan bisnis Perseroan.

Perseroan bergantung pada kelancaran pengiriman spesimen dari berbagai tempat ke fasilitas
laboratorium klinik Perseroan, dimana proses logistik ini dipengaruhi oleh berbagai ketidakpastian dan
risiko. Tantangan utama dalam operasional jaringan laboratorium adalah menjaga integritas sampel
dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium yang
berada jauh dari tempat pengambilan spesimen atau ditempat yang sulit terjangkau dari outlet POC.
Pengambilan, transportasi dan pengiriman spesimen sesuai waktunya bergantung pada berbagai faktor di
luar kendali Perseroan, termasuk cuaca dan kondisi jalan dan penundaan jadwal transportasi. Gangguan
dalam layanan transportasi yang berhubungan dengan cuaca, pemogokan, penutupan, terorisme, hambatan
lain dalam infrastruktur jalan dan pelabuhan, atau kejadian lainnya dapat mempengaruhi kemampuan
Perseroan dalam menerima spesimen dan/atau sampel pemeriksaan atau atau bahan uji lainnya dan
mengeluarkan hasil pemeriksaan kepada pelanggan secara tepat waktu.

Selain itu, Perseroan mengandalkan jasa kurir pihak ketiga untuk pengiriman antar kota dan antar
daerah, dimana hal ini terkadang dapat mengakibatkan Perseroan mengalami kehilangan spesimen,
tertundanya dan inefisiensi pengiriman yang seluruhnya di luar kendali Perseroan. Jika Perseroan tidak
dapat mengirimkan spesimen ke laboratorium klinik untuk pengujian secara tepat waktu, integritas
spesimen dapat terganggu, atau pelaporan hasil pemeriksaan kepada pelanggan mungkin terlambat,
yang mana hal tersebut dapat berdampak merugikan terhadap reputasi Perseroan dan mengakibatkan
hilangnya pelanggan dan pendapatan dan pada akhirnya dapat berdampak merugikan terhadap bisnis,
kondisi keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan. Lebih lanjut, spesimen untuk pemeriksaan dapat
hilang, rusak atau terkontaminasi akibat kesalahan penanganan dalam pengiriman. Dalam hal spesimen
tersebut hilang, rusak atau terkontaminasi, Perseroan mungkin harus mengeluarkan biaya tambahan,
seperti biaya untuk melakukan pemeriksaan ulang, tanggung jawab hukum akibat mengeluarkan hasil
yang salah atau keterlambatan memproses tes yang penting, dan merusak reputasi dan bisnis Perseroan.

Perubahan terkait atau ketidakpatuhan dengan peraturan pemerintah dapat berdampak negatif
terhadap bisnis Perseroan

Pelayanan kesehatan merupakan bidang usaha yang diatur oleh berbagai peraturan pemerintah dengan
ketat dan perubahannya yang dinamis. Laboratorium klinik, klinik khusus dan POC Collection Center
Perseroan, ahli patologi klinik, flebotomist, ahli teknologi medik, dan profesional medik lainnya tunduk
pada peraturan perundang-undangan, termasuk namun tidak terbatas pada perizinan, inspeksi fasilitas
dan pembuangan limbah medik. Pemerintah dan lembaga berwenang lainnya secara berkala dapat
melakukan inspeksi untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan tersebut.

Perseroan wajib memiliki berbagai izin atau persetujuan dari instansi berwenang untuk melakukan
kegiatan usahanya, termasuk, antara lain, izin-izin korporasi umum, izin pendirian dan izin
penyelenggaraan laboratorium klinik, izin-izin peralatan dan izin-izin laboratorium tertentu. Perseroan
harus memperbaharui semua izin dan persetujuan ketika berakhir, serta memperoleh izin dan persetujuan
baru untuk setiap pembukaan laboratorium klinik di lokasi baru, yang menawarkan layanan tambahan,
seperti Klinik PHC dan laboratorium khusus Perseroan. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan
mampu mendapatkan setiap izin yang diperlukan namun belum diperoleh dan saat ini sedang tertunda
atau izin yang diperlukan untuk diperoleh di masa depan. Sebagai contoh, karena kesulitan dalam
memperoleh izin penyelenggaraan laboratorium klinik berdasarkan pelaksanaan peraturan yang berbeda
di setiap daerah atau kota, beberapa izin tertentu terkait laboratorium klinik Perseroan telah berakhir
ketika Perseroan masih dalam proses pengajuan izin baru. Perseroan dapat dikenakan sanksi akibat
kegagalan memperbaharui izin tersebut sebelum berakhir atau untuk mendapatkan izin lainnya yang
diperlukan, sehingga dapat secara material mempengaruhi bisnis, kondisi keuangan, hasil usaha dan
prospek Perseroan. Jika Perseroan gagal untuk mendapatkan, mempertahankan atau memperbaharui izin
atau persetujuan pemerintah pusat atau pemerintah propinsi atau daerah untuk melakukan bisnisnya,
maka hal ini dapat berdampak material dan merugikan terhadap kondisi keuangan, hasil usaha dan
prospek Perseroan. Secara khusus, Perseroan harus mematuhi sejumlah peraturan pemerintah terkait
layanan laboratorium klinik tertentu yang ditawarkan Perseroan kepada para pelanggan. Setiap

62
perubahan peraturan atau penambahan aturan atau peraturan baru yang lebih ketat dapat berdampak
merugikan terhadap lingkup layanan kepada pelanggan Perseroan atau menyebabkan peningkatan
biaya penyediaan layanan kepada pelanggan Perseroan. Meskipun Perseroan belum pernah dikenakan
sanksi atas pelanggaran di masa lalu, Perseroan dapat dikenakan denda dan sanksi lain di masa depan
jika Perseroan tidak dapat memenuhi ketentuan dan peraturan yang relevan. Jika Perseroan tidak dapat
memenuhi ketentuan sesuai peraturan yang berlaku, sanksi atau hukuman yang diakibatkannya dapat
berdampak material dan merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan.

Selain itu, Perseroan mungkin melakukan pelanggaran teknis terhadap peraturan nasional dan daerah
sebagai akibat dari penerapan, implementasi dan interpretasi yang beragam atas peraturan nasional
dan daerah pada tingkat lokal. Lebih lanjut, Perseroan mungkin tidak dapat mematuhi peraturan-
peraturan tersebut dikarenakan kondisi di luar kendali Perseroan. Sebagai contoh, sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik (PerMenKes No.
411/2010), Perseroan diwajibkan untuk menyampaikan laporan per kuartal kepada otoritas lokal.
Namun, pada wilayah tertentu, otoritas lokal telah menolak untuk menerima laporan dari Perseroan
karena mereka belum menerapkan prosedur operasional standar internal secara penuh untuk menerima
dan memeriksa laporan tersebut. Demikian pula, sesuai dengan Pasal 6 (b) PerMenKes No. 411/2010,
semua laboratorium klinik diwajibkan untuk mendapatkan akreditasi berdasarkan Komite Akreditasi
Laboratorium Kesehatan (KALK). Namun demikian, banyak lembaga kesehatan lokal yang berwenang
belum mengimplementasikan akreditasi KALK secara penuh di yurisdiksi terkait. Sebagai hasilnya,
meskipun Perseroan telah merancang standar kualitas Perseroan untuk ISO 15189, yang Perseroan
percaya memberikan lebih banyak persyaratan-persyaratan spesifik dibandingkan dengan persyaratan
akreditasi KALK, Perseroan tidak dapat untuk mengajukan untuk atau menerima akreditasi KALK untuk
beberapa laboratorium Perseroan. Laboratorium klinik harus telah menyesuaikan dengan PerMenKes
No. 411/2010 dalam jangka waktu dua tahun. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan PerMenKes No.
411/2010 dapat dikenakan tindakan administratif berupa (i) teguran lisan; (ii) teguran tertulis; atau (iii)
pencabutan izin. Perseroan juga menghadapi beberapa permasalahan sejenis terkait standar lingkungan
hidup yang berlaku di wilayah setempat untuk izin-izin lingkungan atas laboratorium Perseroan, dimana
Perseroan belum dapat memperoleh jenis izin tertentu dibandingkan dengan apa yang diwajibkan untuk
diperoleh Perseroan berdasarkan undang-undang dan peraturan lingkungan yang relevan dikarenakan
penerapan standar yang tidak sama di setiap daerah. Walaupun Perseroan yakin bahwa standar kontrol
kualitas dan kepatuhan lingkungan yang diterapkannya telah cukup untuk memenuhi peraturan-peraturan
di Indonesia, Perseroan mungkin, dan akan terus, berada dalam kondisi melakukan pelanggaran teknis
atas peraturan tersebut. Oleh karena itu, tidak terdapat jaminan bahwa pelanggaran teknis tersebut,
baik secara masing-masing maupun keseluruhan, tidak akan membawa dampak buruk terhadap bisnis,
kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan.

Lebih lanjut, Perseroan saat ini tidak taat terhadap Daftar Negatif Investasi Tahun 2014 dan Daftar
Negatif Investasi Tahun 2016 (sebagaimana didefinisikan di bawah ini) terkait penyelenggaraan
Klinik PHC di Pekanbaru. Berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia, klinik dibagi
menjadi (i) klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar untuk pelanggan dan (ii) klinik yang
menyelenggarakan pelayanan medik khusus untuk pelanggan. Pada bulan September 2015, Perseroan
memperoleh izin operasional klinik untuk pelayanan kesehatan dasar dari pemerintah daerah Pekanbaru
untuk, dan memulai kegiatan operasi Klinik PHC. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun
2014 tentang Klinik (PerMenKes 9/2014), izin ini merujuk pada izin klinik pratama. Namun demikian,
sesuai dengan Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan
Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal (Daftar Negatif Investasi
Tahun 2014) yang berlaku pada saat Perseroan memperoleh izin operasional klinik (untuk Pekanbaru)
dan memulai kegiatan operasional Klinik PHC, dan Peraturan Presiden No. 44 Tahun 2016 tentang
Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang
Penanaman Modal (Daftar Negatif Investasi Tahun 2016), yang mengubah Daftar Negatif Investasi
Tahun 2014, pihak asing dilarang untuk memiliki penyertaan pada klinik yang menyelenggarakan hanya
pelayanan medik dasar kepada pelanggan. Dengan mempertimbangkan bahwa Perseroan (i) memiliki
pemegang saham berbadan hukum asing melalui Bio Majesty Pte. Ltd., yang didirikan di Singapura,
pada saat Perseroan mulai menyelenggarakan Klinik PHC dan (ii) saat ini memiliki pemegang saham
berbadan hukum asing, Perseroan (i) tidak patuh terhadap Daftar Negatif Investasi Tahun 2014 pada
saat Perseroan mulai menyelenggarakan Klinik PHC dan (ii) saat ini tidak patuh terhadap Daftar Negatif

63
Investasi Tahun 2016. Untuk memenuhi ketentuan dalam Daftar Negatif Investasi Tahun 2016, Perseroan
saat ini dalam proses mengajukan permohonan ke Menteri Kesehatan untuk meningkatkan izin pada
klinik tersebut menjadi izin klinik utama untuk pelayanan medik spesialistik yang akan memberikan
kualifikasi untuk menyediakan pelayanan medik khusus dan pelayanan medik dasar, dimana kegiatan
ini dapat dilakukan oleh Perseroan berdasarkan Daftar Negatif Investasi Tahun 2016. Berdasarkan
PerMenKes 9/2014, izin ini merujuk pada izin klinik utama. Setelah pelaksanaan Penawaran Umum
Saham Perdana, yang akan mengakibatkan Perseroan menjadi perusahaan publik, Daftar Negatif
Investasi Tahun 2016 menjadi tidak berlaku terhadap Perseroan sepanjang Perseroan tidak dikendalikan
oleh pihak asing. Apabila Perseroan tidak berhasil memperoleh izin klinik utama dan Daftar Negatif
Investasi Tahun 2016 ditegakkan terhadap Perseroan oleh Pemerintah, Perseroan mungkin dilarang
untuk mengoperasikan Klinik PHC yang telah ada dan izin klinik pratama untuk Klinik PHC ini dapat
dicabut. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan dapat memperoleh izin klinik utama. Apabila izin klinik
pratama saat ini dicabut, hal ini dapat berdampak merugikan terhadap merek Prodia karena dianggap
tidak patuh terhadap peraturan-peraturan yang berlaku dan pada akhirnya dapat berdampak material
dan merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan.

Kemajuan teknologi dapat mendorong perkembangan teknologi untuk pemeriksaan laboratorium


yang lebih murah atau pemeriksaan laboratorium klinik non-invasif sehingga dapat mengurangi
permintaan terhadap layanan atau marjin Perseroan

Kemajuan teknologi dapat meningkatkan perkembangan teknologi di bidang laboratorium klinik


terkait cara yang lebih efisien dalam pelaksanaan pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan klinik
non-invasif yang lebih praktis dan lebih murah dibandingkan layanan yang ditawarkan Perseroan
saat ini, seperti peralatan untuk melakukan pemeriksaan di tempat pelayanan yang dapat dilakukan
oleh dokter atau penyedia pelayanan kesehatan lain atau oleh pelanggan sendiri tanpa bantuan dari
laboratorium klinik. Perkembangan teknologi tersebut dan aplikasinya oleh pelanggan Perseroan
dapat mengurangi permintaan untuk layanan laboratorium klinik atau berdampak pada harga atas
layanan Perseroan dan dapat berdampak negatif terhadap pendapatan Perseroan. Selanjutnya, produsen
peralatan laboratorium dan perlengkapan pemeriksaan dapat berusaha untuk meningkatkan penjualan
mereka dengan memasarkan peralatan laboratorium untuk melakukan pemeriksaan di tempat pelayanan
kepada dokter dan menjual peralatan pemeriksaan di rumah untuk penggunaan sendiri kepada para
dokter dan pasien. Peningkatan layanan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter di klinik mereka dan
di rumah-rumah oleh pasien dapat mempengaruhi pasar untuk layanan laboratorium klinik Perseroan
dan selanjutnya dapat berdampak negatif terhadap pendapatan Perseroan. Sebagai contoh, Perseroan
mungkin tidak dapat menerapkan harga yang kompetitif terhadap pemeriksaan-pemeriksaan yang saat
ini memberikan kontribusi substansial terhadap pendapatan Perseroan jika perkembangan teknologi
menyebabkan pemeriksaan tersebut dapat dilakukan di tempat pelayanan kesehatan atau jika pemeriksaan
khusus tertentu menjadi pemeriksaan rutin, sehingga Perseroan tidak dapat menerapkan harga yang
premium terhadap pemeriksaan tersebut. Selain itu, bertambahnya ketersediaan peralatan pemeriksaan
yang dapat dioperasikan secara lokal dan tidak memerlukan proses lanjutan di laboratorium klinik
atau kemajuan teknologi pada peralatan kesehatan yang dapat dioperasikan sendiri oleh pasien untuk
pemeriksaan tertentu dapat mengakibatkan berkurangnya volume pemeriksaan, yang merupakan sebagian
besar sumber pendapatan Perseroan. Sebagai contoh, pada tahun 2013, 2014 dan 2015 dan periode
enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015 dan 2016, 34,7%, 33,2%, 34,2%, 35,1%, dan 35,9% dari
total pendapatan Perseroan adalah dari pelanggan individu yang tidak dirujuk oleh dokter atau bukan
merupakan klien korporasi, dan pelanggan kelompok ini dapat memilih untuk melakukan pengujian
sendiri jika dimungkinkan. Terjadinya salah satu skenario tersebut di atas dapat berdampak merugikan
secara signifikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan.

Perseroan bergantung kepada produsen pihak ketiga untuk peralatan pemeriksaan laboratorium dan
reagen, sehingga kenaikan harga peralatan pemeriksaan laboratorium dan/atau reagen tersebut,
serta penghentian produksi atau penarikan peralatan pemeriksaan laboratorium dan/atau reagen
serta malfungsi pada salah satu peralatan Perseroan dapat berdampak merugikan terhadap bisnis
Perseroan

Perseroan membeli peralatan pemeriksaan dan reagen dari pemasok pihak ketiga berdasarkan perjanjian
sewa menyewa dan perjanjian pinjam pakai. Mayoritas reagen yang dipakai Perseroan diproduksi oleh
pemasok luar negeri, dikarenakan terbatasnya jumlah produsen lokal. Perjanjian pengadaan barang

64
dengan penyedia peralatan pemeriksaan dan/atau reagen biasanya untuk tiga sampai lima tahun dengan
mematok harga tertentu dalam Rupiah yang dapat disesuaikan berdasarkan mekanisme tertentu. Jika
terjadi kenaikan biaya pengadaan consumable yang diimpor atau harga peralatan, misalnya karena
depresiasi Rupiah, pemasok dapat meminta renegosiasi kontrak pengadaan terlepas dari ketentuan-
ketentuan dalam kontrak. Jika Perseroan gagal mencapai kesepakatan harga yang menguntungkan
untuk persediaan reagen atau peralatan sewa atau tidak dapat meneruskan kenaikan biaya tersebut
kepada pelanggan, maka hal tersebut dapat berdampak material dan merugikan terhadap profitabilitas
Perseroan. Selain itu, jika terjadi gangguan dalam penyediaan reagen impor, baik karena masalah logistik
atau aturan atau peraturan impor bahan kimia tertentu, Perseroan mungkin tidak dapat memperoleh
suplai reagen atau bahan kimia tertentu yang diperlukan pada harga yang wajar, atau gagal sama sekali
mendapatkan bahan tersebut.

Selain itu, berdasarkan perjanjian sewa menyewa dan perjanjian pinjam pakai, pemasok umumnya
memiliki hak untuk mengakhiri perjanjian dengan pemberitahuan tertulis sebelumnya dalam hal terjadi
pelanggaran yang material atas persyaratan atau ketentuan perjanjian tersebut, termasuk namun tidak
terbatas pada pelanggaran dalam kewajiban pembelian jumlah minimal reagen atau pembayaran biaya
sewa. Di samping itu, produsen peralatan dan reagen dapat menghentikan atau menarik reagennya,
perlengkapan pemeriksaan, instrumen atau peralatan pengujian di mana hal tersebut dapat berdampak
merugikan terhadap hasil pemeriksaan dan kredibilitas Perseroan, biaya, volume pengujian dan
pendapatan Perseroan. Setiap penghentian atau penarikan peralatan terpasang tersebut dapat berdampak
merugikan terhadap bisnis Perseroan.

Lebih lanjut, perjanjian pinjam pakai antara Perseroan dan pemasok yang mengatur mengenai penggunaan
peralatan pengujian dan reagen bersifat eksklusif dengan masing-masing pemasok peralatan, dan
Perseroan terikat untuk membeli semua reagen, perlengkapan pemeriksaan dan bahan habis pakai
untuk jumlah minimum tertentu atau nilai pembelian tertentu dari pemasok tersebut, atau agen resmi
mereka. Setiap gangguan pada bisnis Perseroan dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya kewajiban
minimal pembelian oleh Perseroan sesuai perjanjian tersebut, sehingga mengakibatkan pelanggaran
terhadap perjanjian tersebut. Selanjutnya kejadian tersebut berpotensi mengganggu pasokan reagen,
dan hal tersebut dapat berdampak material dan merugikan terhadap bisnis, keadaan keuangan, hasil
dan prospek usaha Perseroan.

Bisnis Perseroan berkaitan dengan risiko tanggung gugat (liability risk) yang melekat pada pengoperasian
peralatan laboratorium klinik yang kompleks, yang mungkin mengalami kegagalan atau menyebabkan
cedera akibat kerusakan, pemeliharaan atau perbaikan yang tidak tepat, atau penggunaan yang tidak
benar. Peralatan laboratorium klinik yang tidak dapat beroperasi dalam waktu panjang atau penurunan
kualitas yang signifikan dari produk, layanan dan peralatan oleh pemasok dapat berdampak material
dan merugikan terhadap kepuasan pelanggan, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan hilangnya
pendapatan, ketidakpuasan pelanggan dan merusak reputasi Perseroan. Setiap cedera yang disebabkan
karena peralatan laboratorium klinik di laboratorium Perseroan sebagai akibat dari kerusakan peralatan,
pemeliharaan atau penggunaan yang tidak benar bisa menyebabkan klaim permintaan tanggung jawab
terhadap Perseroan. Terlepas dari kebenaran atau hasil akhirnya, klaim permintaan tanggung jawab
seperti itu dapat menimbulkan biaya pembelaan hukum yang signifikan bagi Perseroan, merusak reputasi
Prodia, dan bahkan berdampak material dan merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil dan
prospek usaha Perseroan.

Pelaksanaan dan ekspansi berlanjut atas program JKN dapat memiliki dampak yang tidak dapat
diperkirakan terhadap bisnis Perseroan

Pada tanggal 1 Januari 2014, JKN secara resmi dilaksanakan di seluruh Indonesia dan, antara lain,
mewajibkan semua warga Indonesia, termasuk orang asing yang bekerja di Indonesia selama lebih dari
enam bulan, untuk mendaftarkan diri dalam program JKN dan ditanggung kesehatannya oleh program
asuransi kesehatan nasional. Penerapan JKN saat ini masih dalam tahap awal dan dampaknya secara
keseluruhan terhadap industri jasa kesehatan masih belum diketahui sepenuhnya, dan perubahan ini dapat
memiliki dampak negatif terhadap bisnis Perseroan. Pemerintah telah mengisyarakatkan harapannya agar
selambatnya pada tahun 2019 semua rumah sakit dan klinik swasta di Indonesia menyediakan layanan
bagi pasien yang tercakup dalam program JKN. Meskipun saat ini tidak wajib bagi seluruh rumah
sakit dan klinik swasta untuk menjadi penyedia layanan kesehatan di bawah JKN, hal ini diwajibkan

65
untuk rumah sakit dan klinik swasta di beberapa kota dan beberapa rumah sakit dan klinik swasta di
Indonesia sudah mulai berpartisipasi. Meskipun Perseroan tidak dapat memprediksi seberapa besar
efek dari adanya program JKN terhadap bisnis Perseroan, namun Perseroan yakin bahwa pelanggan
yang menggunakan JKN saat ini tidak memiliki akses terhadap banyak pemeriksaan diagnostik yang
ditawarkan oleh Perseroan, seperti pemeriksaan yang lebih komplek dengan harga lebih mahal. Namun
demikian, dalam hal program JKN diubah agar dapat mencakup sebagian besar layanan Perseroan di masa
mendatang dan pasien memilih untuk menggunakan layanan Perseroan, terdapat kemungkinan bahwa
pendapatan per pemeriksaan dan pendapatan per pasien dari pasien dalam program JKN akan menjadi
lebih rendah mengingat adanya batasan biaya yang diberlakukan, sehingga dapat memiliki dampak
merugikan terhadap pendapatan dan margin Perseroan. Selain itu, pelaksanaan program JKN juga dapat
mempengaruhi bisnis Perseroan dalam bentuk lain. Sebagai contoh, Perseroan meyakini bahwa adanya
JKN menyebabkan sebagian pasien dalam segmen tertentu memanfaatkan program jaminan kesehatan
Pemerintah dengan memakai layanan laboratorium klinik di rumah sakit Pemerintah, dibandingkan
menggunakan jasa layanan laboratorium klinik seperti Perseroan. Terdapat kemungkinan akan lebih
banyak pasien yang melakukan hal yang sama di masa depan, yang selanjutnya dapat mempengaruhi
volume pasien Perseroan. Meskipun pelaksanaan JKN masih dalam tahap awal, terdapat ketidakpastian
tentang dampak dari pelaksanaan program JKN dan perubahannya di masa mendatang. Perubahan lebih
lanjut atas program JKN, atau pelaksanaannya, dapat berdampak material dan merugikan terhadap
bisnis, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan.

Kemajuan teknologi yang berkaitan dengan peralatan laboratorium klinik, dan ketergantungan
Perseroan terhadap sejumlah kecil pemasok peralatan laboratorium klinik, dapat berdampak
merugikan terhadap bisnis Perseroan

Perseroan menggunakan peralatan laboratorium klinik yang canggih dan mahal di laboratorium Perseroan
untuk melakukan pemeriksaan laboratorium klinik. Peralatan laboratorium klinik tersebut seringkali
perlu di-upgrade sehubungan dengan perkembangan teknologi agar peralatan tidak menjadi usang
atau agar tetap dapat memberikan layanan yang diminta atau dibutuhkan oleh pelanggan. Penggantian,
upgrade atau pemeliharaan peralatan mungkin memerlukan biaya yang signifikan. Ahli patologi klinik,
flebotomist, ahli teknologi medik dan profesional medik lainnya juga perlu dilatih untuk pemakaian
peralatan baru. Jika Perseroan tidak mampu mengikuti kemajuan teknologi di bidang ini, maka dokter,
klien korporasi dan pasien Perseroan dapat beralih ke laboratorium klinik lainnya yang memiliki peralatan
lebih canggih, dan menurunkan keunggulan kompetitif Perseroan, di mana hal ini mungkin memiliki
dampak material dan merugikan terhadap bisnis, keadaan keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan.

Perseroan mendapatkan peralatan laboratorium klinik dari berbagai vendor melalui perjanjian sewa
menyewa dan perjanjian pinjam pakai. Sedangkan peralatan pendukung lainnya, biasanya dibeli oleh
Perseroan. Untuk sebagian besar peralatan laboratorium klinik utama, Perseroan lebih memilih untuk
menggunakan salah satu pemasok utama untuk setiap jenis peralatan laboratorium klinik. Perseroan
berusaha mengembangkan hubungan kemitraan jangka panjang dengan produsen peralatan diagnostik
dan peralatan laboratorium internasional untuk mendukung migrasi, transisi dan uji coba laboratorium
Perseroan yang sedang dalam tahapan pengembangan serta mendukung pengoperasian laboratorium
klinik Perseroan saat ini. Perseroan memperoleh peralatan laboratorium klinik dari enam pemasok
utama, yaitu: Roche, Abbott, Siemens, Biomerieuex,Biorad dan Sysmex. Perseroan telah membina
hubungan jangka panjang dengan para produsen ini serta pemasok yang lain, namun, Perseroan tidak
memiliki perjanjian jangka panjang dengan pemasok-pemasok ini. Akibatnya, jika suatu ketika terjadi
masalah dengan para pemasok tersebut atau jika pemasok tersebut meningkatkan biaya, Perseroan
mungkin terpaksa harus membeli peralatan dengan harga yang lebih tinggi atau dari pemasok yang
berbeda. Jika pemasok tersebut tidak lagi memproduksi alat sesuai dengan teknologi terdepan, Perseroan
mungkin perlu menjajaki hubungan dengan pemasok yang berbeda. Terjadinya salah satu hal tersebut
di atas dapat meningkatkan biaya secara signifikan dan, dalam kasus pembelian dari pemasok baru,
dapat menggangu operasi Perseroan selama masa transisi ke peralatan baru dan mungkin memerlukan
pelatihan penggunaan peralatan baru bagi karyawan.

Selain itu, jika peralatan Perseroan tidak dipelihara secara baik atau jika terjadi kerusakan peralatan,
layanan Perseroan mungkin terganggu, sehingga dapat berdampak material dan merugikan terhadap
bisnis, kondisi keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan.

66
Perseroan mengalihkan beberapa pemeriksaan yang ditawarkannya ke laboratorium pihak ketiga.
Setiap kesalahan dalam pemeriksaan tersebut oleh laboratorium pihak ketiga dapat berdampak
merugikan terhadap bisnis dan reputasi Perseroan

Perseroan memiliki perjanjian kerjasama dengan NUH Laboratories, Singapura dan Quest. Kerja sama
ini memberikan Perseroan akses sampai dengan 3.000 pemeriksaan yang tidak dilakukan oleh Perseroan.
Perseroan juga memiliki perjanjian dengan laboratorium klinik lain di Indonesia, termasuk laboratorium
yang berpotensi menjadi pesaing Perseroan, untuk merujuk pemeriksaan tertentu. Untuk beberapa
pemeriksaan yang ditawarkan Perseroan kepada pelanggannya, Perseroan yakin bahwa mengalihkan
pemeriksaan tersebut kepada laboratorium lain dibandingkan melakukannya sendiri lebih efektif
dari segi biaya. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, pemeriksaan yang di-outsource
mewakili 0,2% dari total pendapatan Perseroan. Perseroan meninjau dan menilai kinerja laboratorium
pihak ketiga ini secara berkala agar dapat menentukan kemampuan mereka untuk terus memenuhi
kewajibannya kepada Perseroan. Namun demikian, Perseroan tidak memiliki kendali atas tindakan
yang dilakukan laboratorium pihak ketiga dan tidak ada jaminan bahwa laboratorium tersebut akan
terus dapat memberikan layanan yang memuaskan. Oleh karena itu, terdapat risiko bahwa laboratorium
pihak ketiga tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai kontrak kepada Perseroan. Setiap kesalahan
yang dilakukan oleh laboratorium pihak ketiga untuk melakukan pemeriksaan yang diperlukan sesuai
perjanjian atau setiap pemutusan hubungan kerjasama dapat berdampak material dan merugikan
terhadap reputasi Prodia dan operasional Perseroan, terutama jika Perseroan tidak mampu menemukan
laboratorium pengganti yang cocok tepat pada waktunya atau tidak sama sekali.

Perseroan bergantung pada izin-izin milik pihak lain untuk outlet POC dan laboratorium rumah sakit

Sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia, pengoperasian tempat pengambilan spesimen atau
laboratorium rumah sakit membutuhkan izin yang dimiliki klinik dokter atau rumah sakit yang
bersangkutan. Dengan demikian, outlet POC Perseroan yang terdapat di klinik dokter dan laboratorium
pada rumah sakit dioperasikan di bawah izin yang dimiliki masing-masing klinik atau rumah sakit
tersebut. Jika rumah sakit atau klinik dokter tersebut tidak dapat mempertahankan izinnya, maka
Perseroan mungkin harus untuk menutup outlet tersebut atau menghentikan operasi di wilayah tersebut,
sehingga hal tersebut dapat berdampak material dan merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil
usaha dan prospek Perseroan.

Kegagalan untuk mematuhi peraturan perundang-undangan mengenai rekam medis dapat berdampak
negatif terhadap profitabilitas dan arus kas Perseroan

Perseroan wajib mematuhi peraturan perundang-undangan mengenai rekam medis yang mencakup
mengenai penggunaan, penyimpanan dan pembukaan informasi kesehatan pasien yang rahasia, serta
undang-undang yang mengatur mengenai transmisi informasi secara elektronik, seperti Peraturan Menteri
Kesehatan No. 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran serta Undang-Undang No. 36 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran dan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan
Menteri Kesehatan No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis dan Undang-Undang No. 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Dalam kegiatan usaha sehari-hari, Perseroan mendapatkan informasi yang bersifat pribadi tentang
pelanggan Perseroan dan pasien yang dirujuk oleh dokter dan rumah sakit, termasuk dengan cara
elektronik. Dengan demikian, Perseroan bergantung pada sistem teknologi informasi internal untuk
penyimpanan dan pengiriman informasi rahasia tersebut. Sebuah kegagalan dalam sistem keamanan
Perseroan yang dapat mengakibatkan informasi pribadi pelanggan atau pasien diakses oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab atau kegagalan Perseroan dalam mematuhi persyaratan keamanan untuk
penggunaan, penyimpanan dan/atau pengiriman informasi yang sensitif tersebut dapat berdampak
merugikan terhadap reputasi Perseroan dengan pelanggannya dan dapat mengakibatkan gugatan hukum
atau pengenaan sanksi dan denda kepada Perseroan, yang seluruhnya dapat berdampak material dan
merugikan terhadap bisnis Perseroan, hasil usaha, kondisi keuangan dan likuiditas Perseroan. Lebih
lanjut, persyaratan baru yang diberlakukan terkait keamanan tambahan dan perlindungan privasi informasi
pasien dapat secara teknis sulit diterapkan, memakan waktu atau biaya mahal untuk penerapannya.

67
Tantangan yang mempengaruhi industri pelayanan kesehatan juga dapat memiliki dampak buruk
yang material terhadap kegiatan usaha Perseroan

Perseroan dipengaruhi oleh tantangan-tantangan yang saat ini dihadapi industri pelayanan kesehatan.
Perseroan percaya bahwa tantangan utama yang dihadapi saat ini oleh industri secara umum adalah
menyediakan perawatan berkualitas tinggi bagi pasien di lingkungan bisnis yang kompetitif serta
mengelola biaya.

Selain itu, bisnis, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain yang mempengaruhi industri secara keseluruhan, termasuk Perseroan, seperti:

kemajuan teknologi dan farmasi yang meningkatkan biaya penyediaan atau mengurangi permintaan
pelayanan kesehatan;
kondisi ekonomi dan bisnis secara umum pada tingkat lokal, daerah, nasional dan internasional;
perubahan demografi;
perubahan rantai distribusi pasokan atau faktor lain yang meningkatkan biaya pengadaan persediaan;
peraturan lebih ketat yang mengatur mengenai perlindungan informasi pasien bersifat pribadi dan
rahasia dari pengungkapan tanpa izin;
peraturan lebih ketat yang mengatur mengenai pembelian layanan medik;
laju penyebaran asuransi kesehatan di Indonesia;
siklus penyakit musiman akibat iklim yang bervariasi, kondisi cuaca dan wabah penyakit;
rekrutmen dan retensi profesional medik yang berkualitas; dan
persaingan dari penyedia pelayanan kesehatan dan laboratorium klinik luar negeri.

Secara khusus, volume pelanggan dan laba operasional dari outlet layanan Perseroan bervariasi dari
segi ekonomi dan siklus yang disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk namun tidak terbatas pada:

tingkat pengangguran;
jumlah pelanggan yang tidak memiliki asuransi maupun jumlah pelanggan yang memiliki asuransi
dalam jumlah kurang memadai di komunitas setempat;
siklus penyakit musiman; dan
kondisi iklim dan cuaca.

Keberhasilan usaha Perseroan sebagian besar bergantung pada tim manajemen senior Perseroan
dan kegagalan menarik atau mempertahankan karyawan tersebut dapat berdampak merugikan pada
bisnis Perseroan

Keberhasilan usaha Perseroan secara signifikan bergantung pada upaya, keahlian dan kinerja dari
tim manajemen senior Perseroan. Komisaris, Direktur dan tim manajemen senior Perseroan memiliki
keahlian yang memungkinkan Perseroan untuk membuat keputusan yang tepat dan informatif terkait
dengan bisnisnya. Secara khusus, Perseroan bergantung pada keahlian, pengalaman dan kepemimpinan
dari pendiri Perseroan, yaitu Dr. Andi Widjaja dan Direksi Perseroan, yang memainkan peranan penting
dalam pengembangan bisnis Perseroan. Namun demikian, tidak ada jaminan, bahwa orang-orang
tersebut atau anggota lain dari tim manajemen senior Perseroan tidak akan meninggalkan Perseroan
atau bergabung dengan pesaingnya. Keluarnya personil penting tersebut, kegagalan Perseroan untuk
merekrut pengganti yang cocok dalam waktu yang singkat, atau biaya yang dibutuhkan untuk merekrut
dan melatih personil baru dapat mengganggu atau berdampak material dan merugikan terhadap bisnis,
keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan. Selain itu, apabila satu dari pejabat eksekutif
atau karyawan kunci Perseroan bergabung dengan pesaing atau membentuk perusahaan sejenis, maka
Perseroan mungkin kehilangan keahlian, rahasia dagang, pelanggan dan karyawan-karyawan kunci.

Perseroan mungkin tidak dapat mempertahankan atau merekrut ahli patologi klinik, flebotomist,
ahli teknologi medik dan profesional medik lainnya, yang dapat mempengaruhi kualitas layanan
Perseroan dan berdampak material dan merugikan terhadap hasil operasi dan arus kas Perseroan

Kemampuan Perseroan untuk bertumbuh secara berkesinambungan bergantung pada kemampuannya


dalam menarik, melatih, memotivasi dan mempertahankan profesional laboratorium yang berkualitas dan
berpengalaman, termasuk ahli patologi klinik, flebotomist, ahli teknologi medik dan profesional medik

68
lainnya. Sebagai contoh, pada tahun 2015, karyawan yang keluar sebanyak 5,6% dari total karyawan
pada tanggal 31 Desember 2015. Selain itu, pada tanggal 30 Juni, 2016, Perseroan mempekerjakan 366
karyawan kontrak, termasuk 234 dokter. Ketidakmampuan Perseroan untuk menarik dan mempertahankan
tenaga terampil tersebut bisa mengakibatkan penurunan kualitas layanannya dan berdampak material
dan merugikan terhadap hasil operasi Perseroan. Sebagai contoh, pemanfaatan yang tinggi terhadap
personil kunci di lokasi-lokasi tertentu dapat menciptakan hambatan terhadap pertumbuhan Perseroan.
Terlebih di Indonesia, terutama di kota-kota kecil, terjadi kelangkaan tenaga medik profesional dan ahli
teknologi medik yang berkualitas, sehingga menjadikannya tantangan bagi Perseroan untuk menarik
dan mempertahankan karyawan tersebut, yang mungkin tertarik berkerja untuk pesaing Perseroan.
Dampak dari kelangkaan ini semakin memberatkan strategi Perseroan yang bermaksud memperluas
jaringan layanan Perseroan, dimana kebutuhan akan profesional medik dan ahli teknologi medik yang
berkualitas semakin dibutuhkan. Selain itu, karena permintaan dan persaingan yang ketat untuk tenaga
ahli di industri pelayanan kesehatan, khususnya para profesional medik yang berkualitas, sedangkan
ketersediaan calon karyawan yang cocok dan memenuhi syarat jumlahnya terbatas, maka Perseroan
mungkin perlu untuk menawarkan kompensasi dan fasilitas tunjangan lain yang lebih tinggi untuk
menarik atau mempertahankan personil kunci di masa depan, yang mana hal tersebut dapat meningkatkan
biaya gaji dan tunjangan Perseroan. Perseroan juga mungkin perlu untuk meningkatkan biaya tersebut
untuk menarik dan mempertahankan manajemen yang berpengalaman dan tenaga penjualan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan bisnis Perseroan, dan kegagalan untuk melakukannya dapat berdampak
merugikan terhadap bisnis dan pertumbuhan Perseroan. Pertumbuhan dan keberhasilan bisnis Perseroan
bergantung, sebagian, pada kedekatan dan reputasi dari profesional medik dan ahli teknologi medik
dengan pelanggan Perseroan. Dengan demikian, kegagalan untuk menarik dan/atau mempertahankan
profesional dan ahli teknologi medik yang berkualitas dapat berdampak material dan merugikan terhadap
bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan.

Perseroan tidak memiliki tanah dan bangunan untuk sebagian besar laboratorium klinik Perseroan
atau outlet POC dan laboratorium rumah sakit, yang mengakibatkan timbulnya sejumlah risiko
tertentu

Perseroan menyewa sebagian besar tanah dan bangunan untuk laboratorium klinik dari pemilik tanah.
Selain itu, tanah dan bangunan dari outlet POC Perseroan dan laboratorium rumah sakit dimiliki oleh
masing-masing dokter atau rumah sakit yang bersangkutan. Meskipun Perseroan umumnya berusaha
menandatangani perjanjian sewa jangka panjang dengan pemilik tanah dan bangunan untuk laboratorium
klinik Perseroan, tidak ada jaminan bahwa perjanjian sewa tersebut dapat diperpanjang pada syarat
dan ketentuan yang menguntungkan atau sama sekali ketika masa sewa berakhir, atau perjanjian sewa
tidak akan diakhiri sebelum waktunya (termasuk alasan yang berada di luar kendali Perseroan). Jika
pemilik atau manajer properti tidak memperpanjang perjanjian sewa atas tanah dan bangunan dimana
Perseroan melakukan kegiatan usaha, termasuk laboratorium klinik, atau hanya berkenan memperbaharui
perjanjian tersebut pada syarat dan ketentuan yang kurang menguntungkan bagi Perseroan, atau jika
pemilik properti mengakhiri perjanjian sewa lebih awal, maka Perseroan mungkin tidak bisa mendapatkan
properti dengan spesifikasi serupa untuk menggantikan properti yang hilang tersebut dan akibatnya
dapat mengganggu kegiatan usaha Perseroan, atau Perseroan mungkin harus membayar tarif sewa lebih
mahal, yang dapat berdampak material dan merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi
dan prospek Perseroan. Selain itu, dalam hal sewa tidak diperpanjang dan Perseroan harus memindahkan
lokasi laboratorium atau lokasi bisnis Perseroan yang lain, Perseroan mungkin tidak dapat memulihkan
biaya untuk mendirikan dan memodifikasi laboratorium. Lebih lanjut, Perseroan mungkin diwajibkan
mendapatkan izin dan persetujuan baru sesuai peraturan yang berlaku. Sampai dengan diterimanya
izin dan persetujuan baru tersebut, kegiatan usaha dan bisnis Perseroan dapat mengalami gangguan
dimana hal tersebut dapat berdampak merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi dan
prospek Perseroan.

Lebih lanjut, Perseroan tunduk pada berbagai pembatasan untuk properti Perseroan sesuai pengaturan
tata ruang dalam suatu kota atau peraturan properti lainnya, atau perjanjian sewa, atau properti Perseroan
dapat dikenakan perkara hukum sehubungan dengan pemanfaatan ruang yang dibatasi dengan melibatkan
pejabat berwenang setempat.

69
Perseroan mengoperasikan outlet POC dan laboratorium rumah sakit di tempat klinik dokter dan rumah
sakit. Perseroan menyewa ruang untuk melakukan kegiatan operasional dari klinik dokter atau disediakan
ruang secara cuma-cuma oleh rumah sakit berdasarkan suatu perjanjian bagi hasil. Kemampuan Perseroan
untuk beroperasi di lokasi-lokasi ini bergantung pada perjanjian-perjanjian dengan pemilik lokasi
tersebut. Apabila perjanjian Perseroan dengan klinik dokter atau rumah sakit berakhir atau diakhiri,
Perseroan akan diwajibkan untuk menutup pelayanan di lokasi tersebut. Operasional Perseroan di
lokasi-lokasi ini bergantung pada rujukan dokter di klinik tersebut atau rumah sakit, sehingga Perseroan
kemungkinan tidak dapat melakukan relokasi outlet POC atau laboratorium ke lokasi klinik atau rumah
sakit baru. Lebih lanjut, dikarenakan Perseroan beroperasi di dalam klinik dokter atau rumah sakit,
Perseroan bergantung pada mereka untuk perawatan dan pemeliharaan fasilitas. Apabila pemilik tempat
tidak melakukan pemeliharaan dengan benar, merek Prodia dan reputasi Perseroan dapat dirugikan akibat
asosiasinya dengan tempat ini. Selanjutnya, Perseroan bergantung pada hubungan yang berkelanjutan
antara klinik dokter dan rumah sakit dengan pemilik tanahnya. Apabila klinik dokter atau rumah sakit
tidak dapat memperpanjang sewanya di lokasi ini, mereka dapat dipaksa pindah ke tempat yang mungkin
tidak cocok bagi kelanjutan usaha Perseroan di lokasi baru ini. Selain itu, dikarenakan Perseroan
mengoperasikan outlet- outlet di fasilitas medis lain, Perseroan bergantung pada izin penyelengaraan
milik fasilitas-fasilitas ini.

Salah satu faktor tersebut di atas dapat mempengaruhi keamanan dan kelancaran atas kepemilikan dan
penggunaan properti Perseroan atau penggunaan properti milik klinik dokter atau rumah sakit, atau
mewajibkan Perseroan membayar biaya tambahan untuk kepatuhan atau biaya sewa tambahan, atau
membatasi ekspansi Perseroan di masa mendatang, yang dapat berdampak merugikan terhadap bisnis,
kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek Perseroan.

Strategi pertumbuhan Perseroan melibatkan pembukaan laboratorium klinik di wilayah geografis yang
berbeda, sehingga dapat mewajibkan Perseroan menandatangani perjanjian sewa baru. Apabila Perseroan
dapat menemukan lokasi yang cocok untuk laboratorium Perseroan, tarif sewa mungkin lebih mahal
secara signifikan atau sewa hanya dapat dilakukan pada syarat dan ketentuan yang kurang menguntungkan
dibandingkan perjanjian sewa untuk laboratorium saat ini, sehingga hal ini dapat berdampak merugikan
terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek Perseroan.

Pungutan PPN atas jasa pelayanan di industri jasa pelayanan kesehatan di Indonesia secara umum
atau laboratorium klinik atau jasa layanan kesehatan lainnya secara khusus dapat merugikan bisnis,
kondisi keuangan, hasil operasi, prospek dan arus kas Perseroan

Meskipun jasa pelayanan kesehatan medik, termasuk diagnosis, pengobatan atau perawatan, yang
diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan atau dokter atau paramedik saat ini dikecualikan dari jasa
yang dikenakan PPN di Indonesia, terdapat beberapa kejadian dimana otoritas pajak membebankan
PPN atau berencana memberlakukan PPN, atau menolak atau melakukan penyelidikan atas permohonan
pengecualian atau pengurangan dari pemungutan PPN. Meskipun Perseroan tidak mengetahui adanya
rencana akan diberlakukannya PPN, tidak ada jaminan bahwa PPN tidak akan dibebankan terhadap
penyedia jasa layanan kesehatan medik di masa mendatang, atau PPN tidak akan diberlakukan atau
pengecualian dari pemungutan PPN yang berlaku saat ini tidak akan dilakukan penyelidikan atau
ditolak oleh otoritas pajak, yang dapat berlaku secara retrospektif. Apabila salah satu hal tersebut
terjadi, Perseroan dapat diwajibkan untuk melakukan registrasi sebagai pengusaha kena pajak untuk
penyediaan jasa layanan kesehatan medik atau mengeluarkan biaya yang signifikan karena kewajiban
pembayaran PPN.

Perseroan saat ini melakukan transaksi-transaksi dengan pihak-pihak terafiliasi, dan Perseroan
mungkin akan terus melakukannya di masa mendatang

Pada tahun 2015, Perseroan melakukan serangkaian transaksi untuk berfokus kepada layanan inti
laboratorium klinik Perseroan, dimana Perseroan melepaskan sejumlah entitas anak dan bisnis kepada
perusahaan induk Perseroan, PT Prodia Utama. Sebagai hasilnya, Perseroan menjual kepemilikannya
di empat entitas anak, yaitu POHII, PT Prodia Stemcell Indonesia (PROSTEM), PROLINE dan
PT Innovasi Diagnostika (INNODIA), kepada PT Prodia Utama untuk nilai transaksi sebesar Rp32,2
miliar (Transaksi Spin-off). Setelah Transaksi Spin-off, Perseroan melakukan transaksi dengan

70
perusahaan-perusahaan ini sebagai bagian dari kegiatan bisnis Perseroan. Sebagai contoh, Perseroan
melakukan pemeriksaan laboratorium klinik dan pemeriksaan diagnostik imaging untuk klien korporasi
yang dirujuk kepada Perseroan oleh POHII, yang merupakan penyedia jasa layanan kesehatan kerja.
Perseroan menagih langsung pelanggan untuk pemeriksaan yang dilakukan dan POHII menerima jasa
manajemen untuk perannya dalam pemasaran dan sebagai koordinator. Meskipun Perseroan tidak
mengenakan POHII biaya untuk layanan manapun, POHII memberikan nilai yang cukup signifikan
terhadap bisnis rujukan Perseroan. Meskipun perjanjian Perseroan dengan POHII akan terus berlaku
kecuali diakhiri oleh Perseroan atau POHII, tidak ada jaminan bahwa POHII tidak akan mengakhiri
perjanjian pada suatu waktu di masa yang akan datang atau POHII tidak lagi memiliki hubungan bisnis
dengan Perseroan, dimana terjadinya salah satu hal tersebut dapat berdampak material dan merugikan
terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek Perseroan.

Selain itu, Perseroan menyewa beberapa tanah dan bangunan untuk laboratorium klinik Perseroan
dari PT Grhanis Putra Propertindo dan entitas anaknya, yang secara langsung maupun tidak langsung
dimiliki oleh PT Prodia Utama dan anggota keluarga dari Andi Widjaja, Gunawan Prawiro Soeharto,
Johanes Hamdono Widjojo, Elias Nugroho, Ichsan Hidajat dan Arjati Utami (Kelompok Pendiri).

Tidak ada jaminan bahwa Perseroan dapat mempertahankan syarat dan ketentuan yang ada saat ini, atau
dalam hal transaksi dengan pihak terafiliasi di masa mendatang, transaksi tersebut akan dilakukan pada
syarat dan ketentuan yang menguntungkan bagi Perseroan. Meskipun Perseroan berkeyakinan bahwa
seluruh transaksi dengan pihak terafiliasi dilakukan pada syarat dan ketentuan yang wajar (arms length
basis), Perseroan tidak dapat menjamin bahwa Perseroan akan memperoleh syarat dan ketentuan yang
lebih menguntungkan apabila transaksi yang sama dilakukan dengan pihak ketiga. Terdapat kemungkinan
bahwa Perseroan akan melakukan transaksi lain dengan pihak terafiliasi lain di masa depan. Transaksi
di masa mendatang dengan pihak terafiliasi juga berpotensi melibatkan benturan kepentingan. Dengan
demikian, tidak ada jaminan bahwa transaksi-transaksi tersebut, baik masing-masing atau bersama-
sama, tidak akan berdampak merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek
Perseroan.

Perseroan dapat menerima keluhan dari pelanggan dan terlibat dalam litigasi terkait layanan
laboratorium klinik Perseroan

Perseroan telah menerima berbagai keluhan dari pelanggan atas layanan laboratorium klinik yang
diberikan Perseroan untuk berbagai penyebab, termasuk klaim keterlambatan dalam penyampaian hasil
pemeriksaan dan hasil pemeriksaan yang tidak tepat atau kesalahan diagnosa. Selain itu, Perseroan dapat
menerima keluhan berdasarkan desas-desus yang tak berdasar terkait layanan atau hasil pemeriksaan
Perseroan. Munculnya keluhan tersebut dapat menimbulkan publisitas negatif mengenai bisnis Perseroan,
mengurangi kepercayaan pelanggan terhadap kualitas layanan laboratorium klinik Perseroan dan
berdampak negatif terhadap reputasi Perseroan. Meskipun Perseroan memiliki sistem dan protokol yang
mapan untuk membantu meminimalkan kesalahan yang dapat timbul dalam proses pengumpulan sampel,
pemeriksaan sampel dan pengiriman hasil pemeriksaan, kegagalan dalam sistem dan protokol tersebut
dapat mengakibatkan pengiriman hasil pemeriksaan yang telat atau tidak akurat kepada pelanggan, dan
dalam kasus-kasus serius, dapat mengakibatkan gugatan perdata dan tuntutan pidana.

Demikian pula, staf Perseroan yang terdiri dari ahli patologi klinik, flebotomist, ahli teknologi medik
dan penyedia layanan kesehatan lain dapat dari waktu ke waktu dapat menerima gugatan malpraktik,
dan Perseroan dapat menjadi pihak yang turut terlibat dalam gugatan tersebut. Meskipun Perseroan
bisnis Perseroan tidak mencakup praktik kedokteran, klaim atau keluhan terkait layanan laboratorium
klinik Perseroan dapat ditujukan kepada Perseroan dan karyawan Perseroan. Selain itu, Perseroan dapat
menerima klaim permintaan tanggung jawab, termasuk namun tidak terbatas, untuk penggunaan yang
tidak benar atau tidak berfungsinya peralatan laboratorium klinik Perseroan, kegagalan melacak sampel
dan/atau spesimen, kontaminasi yang tidak disengaja atau cedera dari paparan radiasi atau infeksi atau
komplikasi lain yang timbul dari proses pengumpulan spesimen.

Selain itu, operasi Perseroan melibatkan penanganan bahan berbahaya, termasuk bahan biologis dan kimia
berbahaya. Bahan-bahan tersebut berbahaya apabila tidak dikelola dan disimpan dengan tepat. Meskipun
beberapa laboratorium Perseroan memiliki fasilitas untuk pembuangan bahan dan limbah berbahaya yang

71
memadai, di beberapa lokasi, Perseroan mengontrak pihak ketiga untuk pembuangan limbah berbahaya.
Namun demikian, Perseroan tidak dapat sepenuhnya menghilangkan risiko kontaminasi atau cedera dari
bahan-bahan berbahaya tersebut. Dalam hal terjadi kontaminasi atau cedera akibat dari penggunaan
bahan-bahan berbahaya, Perseroan dapat menjadi bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi, dan
kewajiban yang timbul dapat melebihi sumber daya Perseroan. Perseroan juga dapat dikenakan biaya
yang signifikan terkait dengan denda dan hukuman perdata atau pidana.

Kegagalan teknologi dan hambatan lain terkait dengan sistem informasi Perseroan dapat berdampak
merugikan terhadap operasi, pengawasan dan pelaporan keuangan Perseroan

Kinerja teknologi dan sistem informasi Perseroan penting bagi pengoperasian bisnis Perseroan. Sistem
informasi Perseroan sangat penting untuk sejumlah area kritikal dalam operasi Perseroan, termasuk:

sistem laboratorium;
pemantauan spesimen dan pelaporan hasil pemeriksaan kepada pelanggan;
rekam medis dan penyimpangan dokumen;
akuntansi, pengawasan dan pelaporan keuangan;
penagihan dan pembayaran tagihan;
pengelolaan persediaan;
negosiasi, penetapan harga dan administrasi untuk kontrak pelanggan dan kontrak pemasok;
pengelolaan aset tetap; dan
pengelolaan pelanggan.

Meskipun Perseroan belum pernah mengalami kegagalan sistem di masa lalu, tidak ada jaminan bahwa
Perseroan tidak akan menghadapi gangguan bisnis yang serius di masa mendatang. Gangguan layanan
dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk namun tidak terbatas pada peningkatan penggunaan sistem
informasi yang menambah beban kapasitas sistem Perseroan, kegagalan perangkat lunak dan perangkat
keras utama, kehilangan koneksi jaringan yang tiba-tiba, kegagalan teknologi dan listrik lainnya, virus
komputer dan bencana alam. Lebih lanjut, setiap kompromi keamanan pada sistem teknologi yang
digunakan Perseroan sehingga mengakibatkan informasi pribadi pelanggan diperoleh oleh orang yang
tidak berwenang atau penyalahgunaan informasi oleh karyawan Perseroan dapat berdampak merugikan
terhadap reputasi Perseroan dan mengakibatkan litigasi atau proses hukum terhadap Perseroan dan
penalti yang berpotensi dibebankan kepada Perseroan. Jika Perseroan mengalami gangguan sistem atau
gangguan lainnya di masa depan pada platform teknologi, kemampuan Perseroan untuk melakukan
kegiatan usaha akan terpengaruh secara material dan negatif. Dalam hal malfungsi sistem, Perseroan
juga mungkin diperlukan untuk menggunakan sistem manual yang memiliki tingkat kesalahan lebih
tinggi dibandingkan sistem yang terotomasi. Perseroan secara rutin menyimpan ulang data dalam sistem
sebagai data cadangan , namun tidak ada jaminan bahwa sistem Perseroan dapat sepenuhnya melindungi
Perseroan dari segala gangguan dalam hal terjadi peristiwa bencana. Saat ini Perseroan sedang dalam
proses untuk mengembangkan teknologi informasi untuk sistem penilaian risiko dan rencana pemulihan
bencana dan diharapkan dapat beroperasi sepenuhnya pada tahun 2017. Terjadinya salah satu kejadian
tersebut di atas, atau kegagalan maupun ketidakcukupan atas setiap rencana pemulihan bencana,
dapat mengakibatkan sistem teknologi mengalami gangguan, penundaan, kehilangan atau kerusakan
data, berhenti bekerja atau timbulnya kewajiban berdasarkan undang-undang privasi dan keamanan,
seluruhnya dapat berdampak material dan merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi
dan prospek Perseroan.

Kepatuhan dengan undang-undang dan peraturan yang mengatur mengenai kesehatan, keselamatan
dan lingkungan hidup, berbagai undang-undang dan peraturan mengenai ketenagakerjaan,
lingkungan kerja dan peraturan dan undang-undang terkait lainnya, berserta perubahannya, yang
berlaku di yurisdiksi dimana Perseroan beroperasi dapat mengakibatkan kenaikan kebutuhan modal
dan biaya operasional

Di samping peraturan yang mengatur mengenai penyelenggaraan laboratorium klinik, Perseroan


wajib mematuhi berbagai undang-undang keselamatan, kesehatan dan lingkungan hidup dan berbagai
undang-undang dan peraturan ketenagakerjaan, lingkungan kerja dan undang-undang dan peraturan
terkait lainnya, yang berlaku di yurisdiksi dimana Perseroan beroperasi, yang mengatur mengenai

72
pembuangan dan penyimpanan bahan baku, limbah bio-medik berbahaya, pembuangan di udara dan
air, penyimpanan, penanganan, pembuangan kimia, keselamatan karyawan terhadap bahan berbahaya,
dan aspek lain dari operasional Perseroan.

Kepatuhan dengan undang-undang dan peraturan yang mengatur mengenai kesehatan, keselamatan dan
lingkungan hidup, berbagai undang-undang dan peraturan mengenai ketenagakerjaan, lingkungan kerja
dan peraturan dan undang-undang terkait lainnya, berserta perubahannya, dapat meningkatkan biaya
kepatuhan dan dengan demikian dapat berdampak merugikan terhadap bisnis, prospek, hasil operasi dan
kondisi keuangan Perseroan. Meskipun Perseroan percaya bahwa operasinya telah mematuhi peraturan
lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan yang berlaku saat ini dalam segala hal yang material,
pelanggaran terhadap undang-undang dan peraturan tersebut dapat menyebabkan denda dan penalti.
Selain itu, terdapat risiko Perseroan mungkin wajib membayar biaya atau memiliki kewajiban yang
substansial, termasuk biaya untuk investigasi dan remediasi kontaminasi di masa lalu atau saat ini
atau restorasi lingkungan lainnya, di laboratorium yang dimiliki saat ini atau sebelumnya dimiliki atau
dioperasikan oleh Perseroan, atau tempat pembuangan limbah, yang merupakan risiko yang melekat pada
bisnis layanan laboratorium klinik, dan tidak ada jaminan bahwa Perseroan tidak akan mengeluarkan
biaya dan memiliki kewajiban yang substansial di masa mendatang. Selain itu, undang-undang dan
peraturan dapat menjadi lebih ketat, atau intepretasi dari undang-undang dan peraturan yang berlaku
saat ini dapat menjadi lebih ketat, yang mengakibatkan timbulnya kewajiban baru atau kebutuhan
modal tambahan untuk peralatan perlindungan lingkungan, dimana terjadinya salah satu hal tersebut
dapat berdampak merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek Perseroan.

Per tanggal 30 Juni 2016, Perseroan mempekerjakan 3.648 karyawan tetap dan 366 karyawan tidak tetap,
termasuk 234 dokter. Undang-Undang Ketenagakerjaan di Indonesia cukup ketat dan dapat membatasi
kemampuan Perseroan untuk bereaksi cepat terhadap kebutuhan bisnis Perseroan dengan menyesuaikan
kebijakan sumber daya manusia. Selain itu, sebagian karyawan Perseroan yang tidak duduk di tingkat
manajemen merupakan bagian dari Serikat Pekerja Prodia (SP Prodia). Perjanjian kerja bersama
dengan SP Prodia telah berakhir pada tahun 2010, akan tetapi, sesuai dengan undang-undang dan
peraturan yang berlaku di Indonesia, syarat dan ketentuan dalam perjanjian masih tetap berlaku sesuai
kesepakatan kedua pihak. Meskipun Perseroan berkeyakinan telah membina hubungan baik dengan para
karyawan dan serikat pekerja, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan dapat menegosiasikan perjanjian
kerja bersama yang baru dengan hasil yang memuaskan, atau kegiatan operasional Perseroan di masa
mendatang tidak akan mengalami gangguan akibat perselisihan atau masalah lain dengan karyawannya,
dimana hal tersebut dapat berdampak material dan merugikan terhadap bisnis, prospek, hasil operasi
dan kondisi keuangan Perseroan. Dalam hal terjadi perselisihan perburuhan, negosiasi yang berlarut-
larut dan/atau aksi mogok kerja dapat menganggu kegiatan operasional sehari-hari Perseroan sehingga
dapat berdampak material dan merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek
Perseroan.

Perseroan memiliki liabilitas imbalan kerja yang signifikan

Sebagai perusahaan dengan bisnis yang bersifat padat karya, Perseroan telah membukukan liabilitas
imbalan kerja yang signifikan. Selain itu, perubahan terbaru pada peraturan dan perundangan di
Indonesia, seperti penerapan BPJS Ketenagakerjaan, skema pensiun universal, telah mengakibatkan
kenaikan liabilitas imbalan kerja. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Perseroan naik dari Rp172,3
miliar per tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp323,1 miliar per tanggal 30 Juni 2016. Sebelum tahun
2012, Perseroan membiayai sebagian besar pembayaran atas liabilitas imbalan kerja langsung dari
arus kas Perseroan. Namun, pada tahun 2012, Perseroan membentuk aset program imbalan pasti yang
dikelola oleh perusahaan pengelola aset profesional. Pada tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember
2013, 2014 dan 2015, Perseroan membayarkan masing-masing sebesar Rp20,0 miliar, Rp5,0 miliar dan
Rp5,0 miliar ke dalam aset program imbalan tersebut (yang dicatat sebagai premi asuransi pesangon
pada laporan laba rugi Perseroan). Untuk mengendalikan atau mengurangi liabilitas imbalan kerja,
Perseroan mungkin harus melakukan pembayaran tambahan ke dalam aset program imbalan kerja, dimana
hal tersebut akan mengurangi arus kas yang tersedia untuk keperluan lainnya, dan dapat berdampak
material dan merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan pada
periode yang bersangkutan.

73
Pendapatan Perseroan bergantung pada beberapa pemeriksaan rutin dan esoterik tertentu

Penjualan dari layanan pemeriksaan esoterik dan beberapa pemeriksaan rutin tertentu menyumbangkan
sebagian porsi dalam pendapatan Perseroan. Pemeriksaan esoterik, yang secara umum memiliki harga
lebih tinggi dibandingkan dengan pemeriksaan rutin lainnya, memberikan kontribusi sekitar 2,5%
sampai dengan 3,2% dari total pemeriksaan yang dilakukan Perseroan setiap tahun, namun memberikan
kontribusi yang lebih besar dari total pendapatan Perseroan. Selain itu, pemeriksaan rutin tertentu, seperti
pemeriksaan hematologi, juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan Perseroan. Sementara itu, per
30 Juni 2016, Perseroan menawarkan sekitar 500 jenis pemeriksaan kepada pelanggannya, dan Perseroan
tetap mengandalkan beberapa pemeriksaan esoterik dan rutin ini sebagai sumber utama pendapatannya
di masa depan. Namun demikian, brand positioning Prodia dan pendapatan yang dihasilkan dari
segmen pemeriksaan khusus tersebut dapat terpengaruh oleh berbagai faktor yang mungkin di luar
kendali Perseroan. Sebagai contoh, Perseroan mungkin tidak dapat menerapkan harga pemeriksaan-
pemeriksaan andalannya secara menguntungkan karena berbagai alasan, termasuk peningkatan biaya
terkait teknologi yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan tersebut, kenaikan biaya operasional,
atau pemeriksaan esoterik menjadi pemeriksaan rutin sehingga menyebabkan Perseroan tidak dapat
mengenakan harga premium untuk pemeriksaan tersebut. Selanjutnya, perkembangan dan kemajuan
teknis yang meningkatkan ketersediaan peralatan pemeriksaan yang dapat dioperasikan secara lebih
sederhana sehingga tidak lagi memerlukan laboratorium klinik atau adanya peralatan pemeriksaan
yang dapat dioperasikan sendiri oleh pasien dapat mengakibatkan penurunan volume pemeriksaan yang
dilakukan di laboratorium Perseroan. Mengingat ketergantungan Perseroan terhadap pemeriksaan ini,
maka faktor-faktor tersebut mungkin berdampak merugikan secara signifikan terhadap bisnis, kondisi
keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan.

Bisnis Perseroan dipengaruhi faktor musiman

Pendapatan, biaya dan profitabilitas Perseroan berfluktuasi secara musiman. Perseroan umumnya
mencatatkan volume permintaan dan pendapatan yang lebih tinggi pada semester kedua dibandingkan
semester pertama dalam satu tahun, sebagai akibat dari kenaikan volume pemeriksaan kesehatan oleh
klien korporasi, yang biasanya dijadwalkan di akhir setiap tahun. Perayaan dan liburan di Indonesia turut
mempengaruhi bisnis Perseroan dimana Perseroan biasanya mengalami volume yang lebih kecil selama
bulan Ramadan, yaitu puasa selama satu bulan penuh, yang dapat mempengaruhi jumlah pengambilan
spesimen dalam periode tersebut. Selain itu, Perseroan mengalami fluktuasi musiman untuk biaya-biaya
tertentu. Sebagai contoh, di Indonesia, pemberi kerja membayar tunjangan hari raya tahunan, umumnya
sebesar satu bulan gaji, kepada karyawan sebelum liburan hari raya pilihan masing-masing karyawan
(seperti Lebaran atau Natal). Tanggal hari lebaran di akhir Ramadhan ditentukan berdasarkan fase bulan.
Pada tahun 2015, Perseroan membayar tunjangan hari raya Lebaran kepada karyawan dan karyawan
kontrak pada bulan Juli. Pada tahun 2016, dikarenakan perhitungan waktu Lebaran, Perseroan membayar
tunjangan hari raya kepada karyawan di bulan Juni dan kepada karyawan kontrak di bulan Juli. Pengakuan
pembayaran tunjangan hari raya pada laporan keuangan Perseroan dapat mempengaruhi hasil Perseroan
untuk periode-periode yang bersangkutan. Jumlah karyawan yang keluar, pembayaran manfaat karyawan
dan pesangon juga segera meningkat setelah pembayaran tunjangan hari raya dikarenakan karyawan
yang mengundurkan diri umumnya mengundurkan diri setelah menerima tunjangan hari raya. Fluktuasi
pendapatan, biaya dan profitabilitas dapat berdampak material dan merugikan terhadap bisnis, kondisi
keuangan, hasil operasi dan prospek Perseroan untuk periode yang bersangkutan.

Nilai pertanggungan dari asuransi yang dimiliki Perseroan mungkin tidak cukup untuk melindungi
Perseroan dari setiap kerugian

Perseroan memiliki risiko tanggung gugat (liability risk) yang merupakan risiko melekat di industri
layanan laboratorium klinik. Lebih lanjut, operasional laboratorium memiliki risiko kerusakan akibat
kebakaran dikarenakan banyaknya penggunaan bahan mudah terbakar di laboratorium. Perseroan
juga tunduk pada risiko bencana alam atau gangguan umum lainnya yang dapat merusak fasilitas
Perseroan. Meskipun Perseroan telah menutup risiko-risiko tersebut dengan asuransi untuk berbagai
jenis pertanggungan dalam jumlah yang sepadan dengan operasional dan risiko Perseroan, termasuk
asuransi general liability, tidak ada jaminan bahwa setiap klaim di bawah polis asuransi yang dimiliki
Perseroan akan dipenuhi seluruhnya, sebagian atau tepat waktu, atau Perseroan telah membeli asuransi

74
dengan nilai pertanggungan yang cukup untuk menutup semua kerugian material. Lebih lanjut, satu atau
lebih klaim besar yang berhasil dituntut terhadap Perseroan untuk kejadian yang tidak diasuransikan
atau dalam jumlah melebihi nilai pertanggungan yang tersedia dari asuransi yang dimiliki Perseroan
atau mengakibatkan perubahan polis asuransi Perseroan, termasuk kenaikan premi atau pembebanan
deductible (besaran biaya yang harus dibayarkan oleh pemilik polis asuransi jika terjadi klaim) yang
lebih besar atau persyaratan koasuransi, dapat berdampak merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan,
hasil operasi dan prospek Perseroan.

Perseroan mungkin tidak dapat memperoleh, mempertahankan atau meminta perlindungan atas
HAKI yang dimilikinya dan dapat terlibat dalam sengketa terkait HAKI yang dapat merugikan bisnis
Perseroan

Perseroan mungkin tidak dapat memperoleh, mempertahankan atau meminta perlindungan atas HAKI
yang dimilikinya, termasuk merek Prodia yang sangat penting bagi bisnis Perseroan. Perseroan saat
ini memiliki merek dagang Prodia di seluruh 45 kelas merek dagang di Indonesia. Merek dagang
atau nama dagang yang terdaftar maupun tidak terdaftar atas nama Perseroan atau diberikan izin oleh
Perseroan untuk digunakan dapat digugat, dilanggar, digagalkan, dinyatakan sebagai merek generik,
dianggap telah lewat waktu, atau diputuskan melanggar atau memiliki kemiripan (dilutif) dengan merek
atau nama dagang lain. Perseroan mungkin tidak dapat melindungi haknya atas merek dan nama dagang
ini, yang dibutuhkan Perseroan agar dikenal oleh mitra potensial. Selain itu, di masa mendatang, pihak
ketiga dapat mendaftarkan merek dagang yang mirip atau identik dengan merek dagang milik Perseroan,
dan tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan berhasil mempertahankan klaim atas merek dagang
tersebut. Jika pihak ketiga berhasil melakukan pendaftaran atau mengembangkan hak-hak hukum lain
atas merek dagang tersebut, dan jika Perseroan tidak berhasil menggugat hak-hak pihak ketiga tersebut,
Perseroan mungkin tidak dapat menggunakan merek dagang Prodia untuk mengkomersilkan teknologi
atau produknya di dalam pasar atau situasi tertentu. Apabila Perseroan tidak dapat mempertahankan
merek Prodia yang telah dikenal masyarakat luas, atau menegakkan hak-haknya sebagai pemegang
merek dagang, nama dagang dan hak kekayaan intelektual lain, Perseroan mungkin tidak dapat bersaing
secara efektif dan hal ini dapat berdampak merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi
dan prospek Perseroan.

Proses pemeriksaan dan bisnis Perseroan dapat melanggar HAKI milik pihak lain, yang dapat
mengakibatkan Perseroan terlibat dalam litigasi berbiaya besar, membayar ganti rugi dalam jumlah
substansial atau melarang Perseroan untuk menawarkan pemeriksaan tertentu

Perusahaan atau individu lain, termasuk pesaing Perseroan, mungkin memiliki paten atau hak kekayaan
intelektual lain yang dapat mencegah, membatasi atau mempengaruhi kemampuan Perseroan dalam
mengembangkan pemeriksaan baru, melaksanakan dan menawarkan pemeriksaan atau menyelenggarakan
kegiatan usaha Perseroan. Akibatnya, Perseroan mungkin terlibat dalam sengketa HAKI dan dapat
dinyatakan melakukan pelanggaran hak cipta terhadap pihak lain, sehingga dapat memaksa Perseroan
untuk melakukan satu atau lebih hal berikut ini:

berhenti melaksanakan atau menawarkan layanan yang menggunakan HAKI dalam gugatan;
membayar kepada pemegang HAKI untuk memperoleh lisensi;
mendesain atau merekayasa ulang pemeriksaan Perseroan;
merubah proses bisnis Perseroan; atau
membayar ganti rugi, biaya pengadilan dan biaya hukum yang substansial, termasuk ganti rugi
yang berpotensi lebih besar untuk pelanggaran yang dianggap sengaja.

Pelanggaran dan klaim atas hak kekayaan intelektual lain, terlepas dari kebenaran atau hasil akhirnya,
membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan memakan waktu yang cukup lama apabila melalui proses
litigasi. Selain itu, kewajiban untuk merekayasa ulang suatu pemeriksaan atau merubah proses bisnis
dapat menambah biaya Perseroan secara substansial, memaksa Perseroan untuk menghentikan penjualan
produk tersebut atau menunda rilis pemeriksaan baru. Klaim pelanggaran juga dapat muncul di masa
mendatang mengingat paten dapat dikeluarkan kapanpun atas pemeriksaan atau proses yang dilakukan
oleh Perseroan, khususnya di bidang pengujian yang saat ini sedang giat dikembangkan seperti
pemeriksaan berbasis genetik dan pemeriksaan khusus lainnya.

75
6.2. Risiko Terkait Indonesia

Perseroan tunduk pada kondisi politik, ekonomi, hukum dan peraturan lingkungan hidup di Indonesia.
Semua kegiatan usaha dan aset Perseroan berada di Indonesia. Perubahan kebijakan pemerintah,
ketidakstabilan sosial, bencana alam atau perkembangan lain di bidang politik, ekonomi atau peraturan
di Indonesia atau perkembangan di dunia internasional yang mempengaruhi Indonesia, seluruhnya
berada di luar kontrol Perseroan, dapat berdampak merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil
operasi dan prospek Perseroan.

Pasar negara berkembang seperti Indonesia memiliki risiko lebih besar dibandingkan pasar negara
maju, dan jika risiko tersebut terjadi, hal ini dapat menganggu kegiatan usaha Perseroan dan
mengakibatkan investor mengalami kerugian signifikan atas investasinya

Seluruh pendapatan Perseroan secara historis diperoleh dari kegiatan usaha di Indonesia dan Perseroan
mengatisipasi akan terus memperoleh pendapatannya dalam jumlah yang substansial dari Indonesia.
Pasar berkembang seperti Indonesia secara historis secara historis ditandai oleh volatilitas yang
signifikan, dan kondisi politik, sosial dan ekonomi yang berbeda secara signifikan dari kondisi negara
maju. Risiko-risiko tertentu yang dapat berdampak material terhadap bisnis, hasil operasi, arus kas
dan kondisi keuangan meliputi:

ketidakpastian politik, sosial dan ekonomi;


volatilitas nilai tukar mata uang;
aksi perang, terorisme dan konflik sipil;
intervensi kebijakan Pemerintah, yang meliputi bea cukai, proteksionisme dan subsidi;
perubahan peraturan, perpajakan dan struktur hukum;
kewajiban untuk tindakan perbaikan berdasarkan peraturan kesehatan dan keselamatan;
biaya dan ketersediaan dari asuransi dengan pertanggungan yang memadai;
tindakan Pemerintah yang tidak konsisten atau tidak mendasar;
kekurangan infrastruktur transportasi, energy dan infrastruktur lain; dan
pengambilan aset.

Perseroan seringkali tidak dapat memprediksi risiko-risiko terkait dengan politik dan sosial yang dari
waktu ke waktu dapat mengalami perubahan drastis dan, oleh karena itu, informasi yang tercantum dalam
Prospektus ini dapat menjadi tertinggal dalam waktu yang relatif cepat. Apabila salah satu risiko yang
disebut di atas terjadi, hal tersebut dapat berdampak material dan merugikan terhadap kegiatan usaha,
kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek Perseroan, dan nilai investasi dapat turun secara signifikan.

Sistem hukum Indonesia tunduk pada kebijaksanaan dan ketidakpastian yang cukup besar

Prinsip-prinsip hukum di Indonesia dan praktik pelaksanaannya oleh pengadilan Indonesia berbeda
secara material dari prinsip dan praktik yang berlaku di Amerika Serikat atau Uni Eropa. Sistem hukum
di Indonesia adalah sistem hukum sipil berdasarkan undang-undang tertulis serta keputusan pengadilan
dan administrasi yang bukan merupakan preseden yang mengikat dan tidak diterbitkan secara sistematis
atau tersedia untuk masyarakat luas. Hukum dagang dan perdata Indonesia secara historis berdasarkan
hukum Belanda yang berlaku sebelum kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, dan beberapa hukum
tersebut belum direvisi untuk mencerminkan kompleksitas transaksi dan instrumen keuangan modern.
Sengketa dalam transaksi komersial dan keuangan yang rumit secara umum jarang diselesaikan melalui
proses pengadilan di Indonesia, sehingga dalam praktiknya mungkin terdapat ketidakpastian dalam
penafsiran dan penerapan prinsip-prinsip hukum Indonesia. Pelaksanaan hukum Indonesia bergantung
pada kriteria subjektif seperti itikad baik dari para pihak dalam transaksi dan prinsip kebijakan publik,
dimana dampak praktis dari hal-hal tersebut sulit atau tidak mungkin diprediksi. Hakim di Indonesia
menjalankan tindakan dalam suatu sistem hukum inkuisitorial dan memiliki kewenangan untuk
mencari fakta yang sangat luas dan tingkat diskresi yang tinggi dalam menggunakan kewenangannya
tersebut. Dalam pelaksanaannya, keputusan pengadilan di Indonesia dapat menghilangkan artikulasi
analisis hukum dan fakta yang jelas atas isu-isu yang disajikan dalam sebuah kasus. Sebagai hasilnya,
administrasi dan penegakkan hukum dan peraturan oleh pengadilan Indonesia dan lembaga Pemerintah
dapat dipengaruhi diskresi yang cukup besar dan ketidakpastian sehingga dapat mengakibatkan Perseroan

76
memberikan pertimbangan yang tidak akurat mengenai pelaksanaan kontrak-kontrak yang ditandatangani
oleh Perseroan atau dampak dari perkembangan dan penfasiran hukum Indonesia terhadap Perseroan.
Selain itu, tidak ada kepastian mengenai berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyimpulkan
proses hukum di pengadilan Indonesia dan tidak terdapat kepastian mengenai hasil dari proses hukum
di pengadilan Indonesia. Dengan demikian, investor mungkin tidak dapat memperoleh kepastian hukum
dalam melaksanakan hak-hak hukumnya secara cepat dan adil.

Penafsiran dan implementasi dari undang-undang tentang pemerintahan daerah di Indonesia tidak
pasti dan dapat berdampak merugikan terhadap Perseroan

Indonesia merupakan negara besar yang terdiri dari berbagai macam etnis, agama, bahasa, tradisi dan
budaya. Sampai dengan tahun 1999, Pemerintah mengendalikan hampir semua aspek administrasi
nasional dan daerah. Periode setelah berakhirnya masa jabatan Presiden Soeharto ditandai dengan
permintaan untuk otonomi daerah yang lebih luas. Sebagai tanggapan dari permintaan tersebut, Dewan
Perwakilan Rakyat menyetujui Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,
yang kemudian digantikan oleh Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 mengenai perihal yang sama
(sebagaimana terakhir diubah oleh Undang-Undang No. 9 Tahun 2015), dan Undang-Undang No. 25
Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang kemudian
digantikan oleh Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 mengenai perihal yang sama. Berdasarkan undang-
undang ini, otonomi daerah diharapkan dapat memberikan kepada pemerintah daerah kewenangan yang
lebih luas dan tanggung jawab atas pemanfaatan sumber daya nasional dan menciptakan perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Undang-undang dan peraturan mengenai otonomi daerah
telah mengubah lingkungan peraturan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan melakukan
desentralisasi peraturan tertentu, perpajakan dan wewenang lain dari Pemerintah kepada pemerintah
daerah, dan hal ini menimbulkan ketidakpastian. Ketidakpastian ini meliputi ketidaklengkapan
peraturan pelaksanaan pada wilayah otonomi daerah dan kurangnya ketersediaan karyawan pemerintah
di tingkat pemerintah daerah dengan pengalaman pada sektor yang relevan. Lebih lanjut, preseden atau
ketersediaan pedoman lain dalam menafsirkan dan melaksanakan undang-undang dan peraturan otonomi
daerah masih terbatas. Selain itu, sesuai dengan undang-undang otonomi daerah, pemerintah daerah
diberikan wewenang untuk menerapkan peraturan mereka sendiri dan dengan dalih otonomi daerah,
pemerintah daerah tertentu telah memberlakukan berbagai pembatasan, perpajakan dan retribusi, yang
mungkin berbeda dari pembatasan, perpajakan dan retribusi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
lain dan/atau sebagai tambahan terhadap pembatasan, perpajakan dan retribusi yang ditentukan oleh
Pemerintah. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia telah menerbitkan dua Instruksi Menteri Dalam
Negeri masing-masing pada tanggal 16 Februari 2016 dan 4 April 2016, yang terutama memberikan
instruksi kepada gubernur dan bupati/walikota di Indonesia untuk mencabut/mengubah setiap peraturan
daerah dan surat keputusan yang telah diterbitkan oleh pemerintah daerah dan bupati/walikota yang
dapat memperpanjang birokrasi investasi dan proses perizinan. Kegiatan usaha dan operasi Perseroan
terletak pada berbagai lokasi di Indonesia dan dapat mengalami dampak dari pembatasan, perpajakan
dan retribusi tambahan atau yang berlawanan yang ditetapkan oleh otoritas daerah yang berwenang.

Ketidakstabilan politik dan sosial di Indonesia dapat berdampak buruk terhadap Perseroan

Sebagai negara demokrasi baru, Indonesia masih mengalami berbagai permasalahan sosial politik dan
telah, dari waktu ke waktu, mengalami ketidakstabilan politik serta kerusuhan. Kasus-kasus seperti
kerusuhan telah menimbulkan ketidakpastian atas kondisi politik Indonesia. Walaupun demonstrasi-
demonstrasi tersebut berjalan dengan damai, beberapa berujung kepada kekerasan. Khususnya, kenaikan
harga bahan bakar atau pemotongan subsidi sering berujung kepada protes, yang sebagian di antaranya
berkontribusi terhadap ketidakstabilan politik yang berakibat mundurnya Presiden Soeharto pada tahun
1998, yang berdampak buruk pada bisnis-bisnis di Indonesia. Protes mengenai harga bahan bakar juga
terjadi pada tahun 2001, 2003, 2005, 2008 dan 2012. Selain itu, ratusan polisi ditempatkan di pusat
kota Jakarta sehubungan dengan kekhawatiran akan terjadinya kerusuhan setelah hasil pemilihan umum
presiden yang berbeda tipis diumumkan pada tahun 2014, dan walaupun kerusuhan tersebut tidak terjadi,
respon tersebut menegaskan persepsi ketegangan dan ketidakstabilan politik di Indonesia. Tidak ada
jaminan bahwa setiap kenaikan harga bahan bakar bersubsidi, pemotongan lebih lanjut atas subsidi
bahan bakar yang mungkin terjadi di masa depan, atau sengketa atas hasil pemilihan umum di masa
depan tidak akan berujung kepada ketidakstabilan politik dan sosial di Indonesia.

77
Kegiatan usaha Perseroan mungkin dapat terpengaruh oleh tindakan Pemerintah yang sejenis termasuk,
namun tidak terbatas kepada, respon terhadap perang dan tindakan terorisme, perubahan pada undang-
undang perpajakan, perjanjian atau kebijakan, pemberlakuan pembatasan valuta asing serta respon
terhadap perkembangan internasional.

Aktivitas dan pemogokan buruh, atau kegagalan dalam menjaga hubungan baik dengan buruh dapat
berdampak merugikan terhadap Perseroan

Undang-undang dan peraturan yang memfasilitasi pembentukan serikat butuh, ditambah dengan kondisi
ekonomi yang lemah, telah dan akan terus berakibat pada pemogokan dan aksi buruh di Indonesia. Pada
tahun 2000, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/
Serikat Buruh (UU Serikat Buruh). UU Serikat Buruh memberi izin pada karyawan untuk membentuk
serikat tanpa intervensi dari pemberi kerja. Pada tanggal 25 Februari 2003, komite dari parlemen
Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat mengeluarkan UU Ketenagakerjaan. UU Ketenagakerjaan berlaku
efektif pada tanggal 25 Maret 2003 dan mewajibkan implementasi yang lebih jauh dari peraturan yang
dapat memberikan dampak substansial bagi hubungan tenaga kerja di Indonesia.

UU Ketenagakerjaan meningkatkan jumlah uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang
pengganti hak yang wajib dibayarkan kepada karyawan dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja.
Berdasarkan UU Ketenagakerjaan, pekerja yang mengajukan permintaan pengunduran diri atas
kemauan sendiri berhak atas uang penggantian hak, yang meliputi antara lain (i) cuti tahunan yang
belum diambil dan belum gugur; (ii) biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya
ke tempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja (jika ada); (iii) penggantian sebesar 15% dari uang
pesangon dan/atau uang penghargaaan masa kerja (bagi yang memenuhi syarat); dan (iv) biaya-biaya lain.
Pekerja yang mengundurkan diri sehubungan dengan perubahan pengendalian dari pemberi kerja juga
berhak, berdasarkan UU Ketenagakerjaan, atas uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja. UU
Ketenagakerjaan mewajibkan forum bipartit dengan partisipasi dari pengusaha dan pekerja dan partisipasi
lebih dari 50% dari jumlah karyawan dalam suatu perusahaan untuk menegosiasikan perjanjian kerja
bersama, dan juga menetapkan prosedur yang mempermudah aksi pemogokan. Setelah penerbitan UU
Ketenagakerjaan tersebut, beberapa serikat pekerja mendorong Mahkamah Konstitusi untuk menyatakan
bahwa UU Ketenagakerjaan inkonstitusional dan menginginkan Pemerintah untuk mencabut undang-
undang tersebut. Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa UU Ketenagakerjaan tetap berlaku kecuali
beberapa ketentuan, meliputi (i) prosedur untuk memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja yang
melakukan kesalahan berat; (ii) sanksi pidana terhadap pekerja yang memulai atau berpartisipasi dalam
aksi mogok kerja yang tidak sah baik dalam bentuk sanksi pidana penjara atau denda; (iii) untuk serikat
pekerja dalam perusahaan yang memiliki lebih dari satu serikat pekerja, dibutuhkan sekitar 50% dari
jumlah seluruh pekerja agar serikat pekerja tersebut berhak melakukan negosiasi dengan pengusaha; dan
(iv) kemampuan perusahaan untuk menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain
(outsource) melalui perjanjian jasa pekerja dengan syarat dan ketentuan tertentu yang tidak memberikan
perlindungan bagi karyawan outsourced pada saat penggantian perusahaan outsourcing. Oleh karena
itu, Perseroan tidak dapat bergantung pada ketentuan-ketentuan tertentu dari UU Ketenagakerjaan.

Pemerintah kemudian mengusulkan untuk mengubah UU Ketenagakerjaan dengan cara yang, dalam
pandangan aktivis buruh, dapat berakibat pada penurunan tunjangan pensiun, kenaikan penggunaan
tenaga kerja alih daya dan pelarangan bagi serikat buruh untuk melakukan mogok kerja. Pada bulan April
2006, ribuan pekerja dari seluruh Indonesia melakukan aksi protes terhadap perubahan tersebut. Pada
bulan Januari 2007, Pemerintah berusaha untuk membuat konsep peraturan terkait pembayaran uang
pengganti hak terkait pemutusan hubungan kerja yang dapat mendefinisikan kembali hak pekerja atas
kompensasi pemutusan hubungan kerja. Peraturan yang diusulkan memperkenalkan batasan upah yang
akan membatasi kelayakan karyawan untuk menerima pembayaran kompensasi pemutusan hubungan
kerja berdasarkan UU Ketenagakerjaan. Usulan ini juga mendapatkan tentangan yang signifikan dari
serikat buruh dan grup yang membela kepentingan karyawan. Diskusi mengenai usulan peraturan
tersebut telah ditunda untuk waktu yang tidak terbatas.

Lebih lanjut, UU Ketenagakerjaan melarang pengusaha untuk membayar upah di bawah upah minimum
yang berlaku yang ditetapkan secara tahunan oleh pemerintah di propinsi, kabupaten atau kota. Penetapan
upah minimum didasarkan pada kebutuhan hidup layak dengan memperhatikan produktivitas dan

78
pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, mengingat tidak adanya ketentuan khusus untuk menentukan
kenaikan jumlah upah minimum, kenaikan upah minimum menjadi tidak dapat diprediksi. Sebagai
contoh, pemerintah Propinsi DKI Jakarta, melalui Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 230 Tahun 2015,
yang menjadi efektif pada tanggal 1 Januari 2016, menetapkan upah minimum untuk Jakarta untuk
tahun 2016 adalah Rp3,1 juta per bulan, meningkat dari upah minimum tahun 2015 yaitu Rp2,7 juta.

Indonesia terletak pada lokasi gempa bumi dan cenderung memiliki risiko geologi yang signifikan
yang dapat mengakibatkan kerusuhan sosial dan kerugian ekonomi

Kepulauan Indonesia merupakan salah satu kawasan vulkanik yang paling aktif di dunia. Dikarenakan
Indonesia terletak di zona konvergensi antara tiga lempeng litosfer besar, hal tersebut mengakibatkan
Indonesia memiliki aktivitas seismik yang signifikan yang dapat mengakibatkan gempa bumi dan
tsunami atau gelombang pasang. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah bencana alam telah terjadi
di Indonesia, termasuk gempa bumi berskala besar yang menyebabkan aktivitas tsunami dan vulkanik.
Selain kejadian geologi tersebut, Indonesia juga telah mengalami bencana alam lain seperti hujan deras
dan banjir. Seluruh bencana tersebut telah mengakibatkan kematian, sejumlah besar orang kehilangan
tempat tinggal dan kerusakan properti.

Meskipun bencana-bencana ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap pasar modal Indonesia,
Pemerintah telah membelanjakan sumber daya dalam jumlah signifikan untuk bantuan darurat dan
upaya pemukiman kembali. Sebagian besar biaya-biaya ini ditanggung oleh pemerintah dan lembaga
pemberi bantuan asing. Meskipun demikian, bantuan tersebut mungkin akan selalu datang dan mungkin
tidak disampaikan secara tepat waktu. Apabila Pemerintah tidak mampu membagikan bantuan asing
kepada komunitas yang terganggu tepat pada waktunya, hal tersebut dapat menimbulkan kerusuhan
politik dan sosial. Selain itu, upaya-upaya pemulihan dan bantuan kemungkinan akan terus membebani
kondisi keuangan Pemerintah dan dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk membayar
kewajiban utangnya. Setiap kegagalan dari pihak Pemerintah atau deklarasi moratorium utang negara
oleh Pemerintah dapat memicu terjadinya kegagalan bayar oleh sejumlah besar pinjaman sektor swasta,
berdampak pada kegiatan operasi dan pemasok Perseroan, dan secara tidak langsung mempengaruhi
permintaan pelanggan untuk pelayanan kesehatan, yang pada akhirnya dapat berdampak material dan
merugikan terhadap bisnis, kondi keuangan, hasil operasi dan prospek Perseroan.

Kejadian geologi di masa mendatang dapat berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Gempa bumi yang signifikan atau gangguan geologi lain di setiap kota berpopulasi besar di Indonesia
dapat menggangu ekonomi dan menurunkan kepercayaan investaso, yang pada akhirnya dapat berdampak
material dan merugikan terhadap bisnis, kondi keuangan, hasil operasi dan prospek Perseroan.

Peraturan-peraturan Indonesia dapat mempengaruhi kemampuan korporasi nonbank untuk


mendapatkan pembiayaan

Pada tanggal 29 Desember 2014, Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia No. 16/21/
PBI/2014 tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi NonBank
(PBI 16/21/2014) yang mencabut Peraturan Bank Indonesia No. 16/20/PBI/2014 dan pada tanggal
6 Maret 2016, Bank Indonesia menerbitkan surat edaran, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Bank Indonesia No. 18/4/PBI/2016. PBI 16/21/2014, sebagaimana telah diubah, mewajibkan peminjam
yang merupakan korporasi nonbank untuk memperkuat manajemen risiko mereka pada saat memperoleh
utang luar negeri dalam valuta asing dengan menjamin bahwa entitas tersebut menerapkan prinsip
kehati-hatian. Sesuai dengan PBI 16/21/2014, korporasi nonbank yang memiliki utang luar negeri dalam
valuta asing wajib menerapkan prinsip kehati-hatian meliputi pemenuhan (i) rasio lindung nilai; (ii)
rasio likuiditas; dan (iii) peringkat utang, sebagai berikut:

Rasio lindung nilai. Rasio lindung nilai minimum ditetapkan sebesar 25% dari (i) selisih negatif
antara aset valuta asing dan kewajiban valuta asing, yang akan jatuh waktu sampai dengan tiga
bulan ke depan sejak akhir triwulan; dan (ii) selisih negatif antara aset valuta asing dan kewajiban
valuta asing, yang akan jatuh waktu lebih dari tiga bulan sampai dengan enam bulan ke depan sejak
akhir triwulan. Setelah 1 Januari 2017, transaksi lindung nilai harus dilakukan dengan perbankan
di Indonesia.

79
Rasio likuiditas. Rasio likuiditas minimum (paling rendah sebesar 70%) dengan menyediakan aset
valuta asing yang memadai terhadap kewajiban valuta asing yang akan jatuh waktu sampai dengan
tiga bulan ke depan sejak akhir triwulan.

Peringkat utang. Minimum peringkat utang setara BB- yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat
yang diakui oleh Bank Indonesia. Peringkat rating tersebut berupa peringkat yang masih berlaku
atas korporasi dan/atau surat utang. Transaksi yang dikecualikan dari kewajiban ini adalah (i)
utang luar negeri dalam valuta asing digunakan untuk menggantikan utang luar negeri sebelumnya
(refinancing); (ii) utang luar negeri dalam valuta asing dari (a) kreditor lembaga internasional
bilateral/multilateral; dan (b) pinjaman sindikasi dengan kontribusi kreditor lembaga internasional
bilateral/multilateral lebih besar dari 50% untuk pembiayaan proyek infrastruktur; (iii) utang luar
negeri dalam valuta asing untuk pembiayaan proyek infrastruktur pemerintah baik pusat maupun
daerah; (iv) utang luar negeri dalam valuta asing yang dijamin oleh lembaga internasional bilateral/
multilateral; (v) utang luar negeri dalam valuta asing berupa utang dagang, yaitu utang yang timbul
dalam rangka kredit yang diberikan oleh supplier luar negeri atas transaksi barang dan/atau jasa;
(vi) utang luar negeri dalam valuta asing berupa utang lainnya, yaitu seluruh utang yang tidak
termasuk utang berdasarkan perjanjian kredit, surat utang, dan utang dagang, antara lain berupa
pembayaran klaim asuransi dan dividen yang sudah ditetapkan namun belum dibayar; (vii) utang
luar negeri dalam valuta asing perusahaan pembiayaan, sepanjang (a) memiliki tingkat kesehatan
keuangan minimum sehat yang terakhir dikeluarkan oleh OJK; dan (b) memenuhi gearing ratio
maksimum sebagaimana diatur oleh OJK; dan (viii) utang luar negeri dalam valuta asing Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia.

Korporasi nonbank yang memiliki utang luar negeri dalam valuta asing wajib menyampaikan laporan
kepada Bank Indonesia terkait penerapan prinsip kehati-hatian dan pengecualian, bersama dengan
dokumen pendukung yang relevan. Tata cara penyampaian laporan dan dokumen pendukung dilakukan
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pelaporan kegiatan lalu lintas devisa
dan pelaporan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang luar negeri korporasi nonbank.
Korporasi nonbank yang melakukan pelanggaran terhadap kewajiban pemenuhan prinsip kehati-hatian
dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis. PBI 16/21/2014 menjadi efektif pada tanggal
1 Januari 2015, kecuali (i) ketentuan sanksi administratif yang mulai berlaku sejak triwulan keempat
tahun 2015; dan (ii) ketentuan mengenai pemenuhan minimum peringkat utang berlaku bagi utang luar
negeri yang ditandatangani atau diterbitkan sejak tanggal 1 Januari 2016.

Sebagai akibat dari perkembangan dan pembatasan ini, tidak ada jaminan bahwa dalam hal strategi
Perseroan saat ini berubah dan Perseroan mencari pembiayaan di masa depan, Perseroan akan dapat
memperoleh pembiayaan yang memadai, baik pembiayaan jangka pendek atau jangka panjang.

Prospektus ini memuat informasi dari laporan industri yang dipesan oleh Perseroan kepada Frost
& Sullivan

Prospektus ini memuat informasi yang diambil dari laporan industri berjudul Independent Market
Research on the Clinical Laboratory Market in Indonesia (Laporan Industri) yang disusun oleh
Frost & Sullivan atas dasar penugasan oleh Perseroan. Perseroan memesan laporan ini dengan
tujuan mengkonfirmasi pengertian Perseroan atas industri laboratorium di Indonesia. Sesuai dengan
pernyataan dalam Laporan Industri, meskipun Frost & Sullivan telah menyusun laporan ini dengan
cermat dan berhati-hati dengan menggunakan sumber informasi yang tersedia dari sumber yang dapat
dipercaya (Informasi), Frost & Sullivan tidak dapat memberikan jaminan atas akuransi, kecukupan
dan kelengkapan dari Informasi dan melepaskan tanggung jawab dari setiap kekeliruan atau kelalaian
dalam Informasi atau hasil yang diperoleh dari penggunaan Informasi. Baik Perseroan, Agen Penjualan
atau Penjamin Pelaksana Emisi Efek, atau afiliasi dari masing-masing Perseroan, Agen Penjualan atau
Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau pihak manapun yang terlibat dalam Penawaran Umum Saham
Perdana ini tidak melakukan verifikasi dari informasi dalam laporan yang dipesan. Laporan Industri
yang dipesan juga menekankan data industri dan pasar tertentu, yang mungkin dipengaruhi oleh asumsi.
Tidak ada metodologi standar yang digunakan dalam pengumpulan data untuk industri dimana Perseroan
terlibat, dan metodologi serta asumsi yang digunakan dapat sangat bervariasi di antara sumber-sumber
yang berbeda dalam industri. Lebih lanjut, asumsi tersebut dapat berubah berdasarkan berbagai faktor.
Perseroan tidak dapat menjamin bahwa asumsi dari Frost & Sullivan adalah benar atau tidak akan

80
berubah dan, dengan demikian, posisi Perseroan di pasar mungkin berbeda dari yang disajikan dalam
Prospektus. Selain itu, laporan yang dipesan bukan merupakan rekomendasi untuk berinvestasi atau
melepas investasi pada Perseroan. Frost & Sullivan telah melepas seluruh tanggung jawab keuangan
terhadap pelanggan, pengguna, penyebar dan distributor dari laporan yang dipesan. Investor disarankan
untuk tidak teralu bergantung pada laporan yang dipesan atau ringkasannya sebagaimana terlampir
dalam Prospektus ini pada saat membuat pertimbangan investasi.

6.3. Risiko Terkait Investasi pada Saham Perseroan

Harga saham Perseroan dapat berfluktuasi cukup jauh

Harga saham Perseroan setelah Penawaran Umum Saham Perdana dapat berfluktuasi cukup jauh
dikarenakan berbagai faktor, meliputi:

persepsi atas prospek bisnis dan operasi Peseroan dan industri pelayanan kesehatan secara umum;
perubahan secara umum atas kondisi ekonomi, politik atau pasar di Indonesia;
perbedaan antara hasil keuangan dan operasi aktual dan hasil yang diharapkan oleh investor dan
analis;
perubahan rekomendasi atau persepsi analis atas Perseroan atau Indonesia;
pengumuman oleh Perseroan mengenai akuisisi, aliansi strategis, kerjasama atau divestasi yang
signifikan;
perubahan harga saham dari perusahaan-perusahaan asing (khususnya di Asia) dan perusahaan-
perusahaan di pasar-pasar berkembang;
penambahan atau kehilangan karyawan kunci;
keterlibatan dalam litigasi; dan/atau
fluktuasi harga-harga saham di pasar modal.

Saham Perseroan mungkin diperdagangkan pada harga yang jauh di bawah Harga Penawaran.

Penurunan peringkat utang Indonesia dan perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat berdampak


material dan merugikan dan harga pasar dari Saham Yang Ditawarkan

Saat ini, obligasi jangka panjang Indonesia dalam mata valuta asing mendapatkan peringkat Baa3
(stable) oleh Moodys, BB+ (positif) dari Standard & Poors, dan BBB-(stable) dari Fitch. Peringkat
ini mencerminkan sebuah penilaian terhadap kapasitas keuangan Pemerintah secara keseluruhan dalam
membayar kewajibannya dan kemampuan atau kesediaannya untuk memenuhi komitmen keuangannya
saat jatuh tempo. Meskipun tren belakangan menunjukkan peringkat surat utang Pemerintah (sovereign
rating) selama ini positif, tidak ada jaminan yang dapat diberikan bahwa Moodys, Standard & Poors,
Fitch atau lembaga pemeringkatan lain tidak akan menurunkan peringkat utang Pemerintah atau peringkat
perusahaan-perusahaan di Indonesia secara umum di masa mendatang. Lembaga pemeringkatan ini
di masa lalu pernah menurunkan peringkat surat utang Pemerintah dan peringkat utang dari berbagai
instrumen utang Pemerintah dan sejumlah besar perusahaan keuangan dan perusahaan lain di Indonesia.
Setiap penurunan tersebut dapat berdampak merugikan terhadap likuiditas pasar keuangan Indonesia,
kemampuan Perseroan dan perusahaan Indonesia, termasuk Perseroan, untuk mencari pendanaan
tambahan dan tingkat bunga dan syarat komersial yang tersedia atas pendanaan tersebut. Hal ini dapat
berdampak material dan merugikan terhadap harga pasar Saham Yang Ditawarkan.

Kondisi pasar modal Indonesia dapat mempengaruhi harga atau likuiditas saham Perseroan dan
tidak adanya pasar sebelumnya untuk saham Perseroan dapat berakibat pada berkurangnya likuiditas

Perseroan telah mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek. Saat ini belum ada pasar untuk saham Perseroan.
Tidak ada jaminan bahwa pasar untuk saham Perseroan akan berkembang atau, apabila pasar untuk
saham Perseroan berkembang, tidak ada jaminan bahwa saham Perseroan akan likuid. Pasar modal
Indonesia kurang likuid dan memiliki volatilitas yang lebih tinggi, dan memiliki standar akuntansi yang
berbeda, dibandingkan pasar modal di negara-negara maju. Dan juga, harga-harga saham pada pasar
modal Indonesia umumnya lebih tidak stabil apabila dibandingkan dengan pasar lain. Oleh karena itu,
Perseroan tidak dapat memprediksi apakah pasar perdagangan untuk saham Perseroan akan berkembang
atau akan likuid.

81
Kemampuan untuk menjual dan menyelesaikan perdagangan di Bursa Efek dapat memiliki risiko
keterlambatan. Dengan demikian, tidak ada jaminan bahwa pemegang saham Perseroan akan dapat
menjual sahamnya pada harga atau waktu tertentu dimana pemegang saham tersebut akan mampu
melakukannya di pasar saham yang lebih likuid atau sama sekali.

Meskipun permohonan pendaftaran saham Perseroan disetujui, saham Perseroan tidak akan langsung
dicatatkan pada Bursa Efek setelah dilakukannya penjatahan dalam Penawaran Umum Saham Perdana di
Indonesia. Dalam periode tersebut, pembeli akan mengalami dampak pergerakan harga saham Perseroan
namun tanpa kemampuan untuk menjual saham yang dibeli melalui Bursa Efek.

Kemampuan Perseroan untuk membagikan dividen di masa mendatang akan bergantung pada saldo
laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas dan kebutuhan modal kerja di masa mendatang

Jumlah dividen yang akan dibagikan oleh Perseroan di masa mendatang, apabila ada, akan bergantung
pada saldo laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas dan kebutuhan modal kerja, serta belanja modal,
ikatan perjanjian dan biaya yang timbul terkait ekspansi Perseroan. Selain itu, Perseroan juga dapat
menandatangani perjanjian pinjaman di masa mendatang yang dapat membatasi kemampuan Perseroan
untuk membagikan dividen, dan Perseroan dapat mencatatkan biaya atau kewajiban yang akan
mengurangi atau meniadakan kas yang tersedia untuk pembagian dividen.

Salah satu faktor ini dapat berdampak pada kemampuan Perseroan untuk membayar dividen kepada
pemegang sahamnya. Oleh karena itu, Perseroan tidak dapat memberikan jaminan bahwa Perseroan
akan dapat membagikan dividen atau Direksi Perseroan akan mengumumkan pembagian dividen.

Net Asset Value dari Saham Yang Ditawarkan dalan Penawaran Umum Saham Perseroan dapat
memiliki nilai lebih kecil dari Harga Penawaran dan calon investor akan mengalami dilusi langsung
dan substansial

Harga Penawaran pada umumnya lebih besar secara substansial dari net asset value per saham atas jumlah
saham yang beredar yang dikeluarkan kepada pemegang saham. Oleh karena itu, pembeli dari Saham
Yang Ditawarkan akan mengalami dilusi lansung dan cukup besar dan pemegang saham Perseroan akan
mengalami peningkatan yang material pada net asset value per saham atas Saham yang mereka miliki.

Kepentingan pemegang saham pengendali dapat bertentangan dengan kepentingan pembeli Saham
Yang Ditawarkan

Setelah Penawaran Umum Saham Perdana, PT Prodia Utama dan Bio Majesty Pte. Ltd. akan memiliki
maisng-masing sekitar 60,80% dan 19,20% dari jumlah seluruh saham Perseroan yang beredar.
PT Prodia Utama dan Bio Majesty Pte. Ltd. secara langsung dan tidak langsung dikendalikan oleh
Kelompok Pendiri dan masing-masing keluarga dalam Kelompok Pendiri. Sebagai hasilnya, Kelompok
Pendiri pada umumnya telah dapat memegang kendali efektif atas Perseroan, termasuk kewenangan
untuk memilih Direktur dan Komisaris Perseroan dan menentukan hasil dari suatu tindakan yang
membutuhkan persetujuan pemegang saham. Walaupun Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan wajib
memperhatikan setiap kepentingan pemegang saham termasuk pemegang saham minoritas, namun
dengan mempertimbangkan bahwa Kelompok Pendiri memiliki kepentingan bisnis di luar Perseroan,
mereka secara bersama-sama atau masing-masing dapat mengambil tindakan yang lebih menguntungkan
bagi kepentingan bisnis mereka tersebut dibandingkan kepentingan Perseroan, dimana hal ini dapat
berdampak material dan merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek
Perseroan. Oleh karena itu, Kelompok Pendiri telah dan akan tetap memiliki pengaruh signifikan atas
Perseroan, termasuk pengaruh sehubungan dengan:

menyetujui penggabungan, konsolidasi atau pembubaran Perseroan;


memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dan urusan Perseroan;
memilih sebagian besar Direktur dan Komisaris Perseroan; dan
menentukan hasil dari tindakan yang memerlukan persetujuan pemegang saham (selain dari
persetujuan atas transaksi yang memiliki benturan kepentingan dimana pemegang saham pengendali
memiliki benturan kepentingan atau memiliki hubungan afiliasi dengan Direktur, Komisaris atau

82
pemegang saham utama (pemegang saham yang memiliki 20% atau lebih dari saham yang beredar)
yang memiliki benturan kepentingan diharuskan untuk tidak memberi suara berdasarkan peraturan
OJK), termasuk waktu dan pembayaran atas dividen di masa depan.

PT Prodia Utama dapat memiliki kepentingan bisnis lain diluar usaha Perseroan, dan dapat mengambil
tindakan, yang dapat atau tidak melibatkan Perseroan, yang memilih atau menguntungkan mereka atau
perusahaan lain dibandingkan Perseroan, sehingga dapat memberikan dampak material dan merugikan
pada bisnis, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan. Meskipun Perseroan saat ini tidak
mengetahui kepemilikan PT Prodia Utama di perusahaan laboratorium klinik pesaing di Indonesia,
Perseroan tidak memiliki perjanjian non-kompetisi dengan pihak manapun yang memiliki hubungan
afiliasi dengan Perseroan yang melarang mereka untuk terlibat dalam bisnis laboratorium klinik.

Dari waktu ke waktu, Perseroan telah dan berencana untuk tetap melakukan transaksi dengan entitas
yang dikendalikan oleh PT Prodia Utama dan pihak terkait lainnya dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Sebagai contoh, Perseroan saat ini sedang dalam proses untuk menandatangani perjanjian kerjasama
baru dengan POHII untuk secara rutin merujuk pelanggan kepada Perseroan. Perjanjian sebelumnya
berakhir pada tanggal 31 Maret 2016. Pelanggan yang dirujuk kepada Perseroan oleh POHII mewakili
6,3% dari total pendapatan Perseroan pada tahun 2015, sebagai contoh. Tidak ada jaminan bahwa
transaksi tersebut akan dilakukan pada syarat dan ketentuan yang menguntungkan bagi Perseroan. Apabila
PT Prodia Utama tidak lagi memiliki kendali efektif atas Perseroan di masa mendatang, tidak ada
jaminan bahwa Perseroan akan dapat terus memperoleh manfaat dari hubungan bisnis dengan afiliasi
Perseroan yang bukan entitas anak.

Meskipun setiap transaksi benturan kepentingan (sebagaimana didefinisikan dalam peraturan OJK)
yang dilakukan Perseroan dengan pihak terafiliasi setelah Penawaran Umum Saham Perdana wajib
memperoleh persetujuan pemegang saham independen sesuai dengan peraturan OJK sebagaimana
diatur dalam Peraturan No. IX.E.1, ada atau tidak adanya benturan kepentingan dalam suatu transaksi
terbuka untuk intepretasi oleh Perseroan dan affiliasinya. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa jumlah
yang Perseroan bayarkan dalam transaksi-transaksi ini akan mencerminkan harga yang akan dibayarkan
oleh pihak ketiga independen untuk transaksi sejenis.

Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat atau mata uang
lain akan mempengaruhi nilai saham Perseroan dan dividen dalam mata uang asing

Fluktuasi nilai tukar antara Rupiah dan mata uang lain akan mempengaruhi harga saham Perseroan
dalam Rupiah di BEI dalam mata uang asing. Fluktuasi tersebut akan mempengaruhi jumlah yang akan
diterima oleh pemegang saham Perseroan dalam mata uang asing pada saat konversi (i) dividen tunai
atau distribusi lain yang dibayar Perseroan dalam Rupiah, dan (ii) dana yang dibayar dalam Rupiah
dari penjualan saham Perseroan di Pasar Sekunder.

Penjualan saham Perseroan di masa depan oleh Perseroan dan pemegang saham Perseroan saat ini
dapat berdampak merugikan terhadap harga pasar saham Perseroan

Penjualan saham Perseroan di masa depan dengan jumlah substansial di pasar publik, atau persepsi
bahwa penjualan tersebut akan terjadi, dapat berdampak merugikan pada harga pasaran saham Perseroan
dan kemampuan Perseroan untuk menghimpun modal melalui penawaran umum atau penawaran umum
terbatas dari efek yang bersifat ekuitas. Segera setelah Penawaran Umum Saham Perdana, sekitar
80,0% dari total saham Perseroan yang beredar akan dimiliki secara kolektif oleh PT Prodia Utama dan
Bio Majesty Pte. Ltd. (keduanya dikendalikan oleh Kelompok Pendiri). Perseroan, PT Prodia Utama
dan Bio Majesty Pte. Ltd. masing-masing telah setuju sampai dengan batasan tertentu sesuai dengan
kemampuan Perseroan, PT Prodia Utama dan Bio Majesty Pte. Ltd. untuk tidak mengalihkan atau
menjual saham Perseroan selama periode tertentu setelah tanggal saham Perseroan dicatatkan pada
BEI. Penjualan saham Perseroan dalam blok besar, atau persepsi bahwa penjualan tersebut akan terjadi,
dapat mengakibatkan harga saham Perseroan mengalami penurunan dan hal ini dapat mengakibatkan
kesulitan bagi Perseroan untuk menghimpun modal melalui penawaran saham.

83
Putusan pengadilan asing mungkin tidak dapat dilaksanakan terhadap Perseroan

Perseroan merupakan perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia. Seluruh Dewan
Komisaris, Direksi dan pejabat eksekutif bertempat tinggal di Indonesia. Sebagian besar aset Perseroan
dan sebagian besar aset milik Dewan Komisaris, Direksi dan pejabat eksekutif berada di Indonesia.

Oleh karena itu, tidak dimungkinkan bagi investor untuk menggugat Perseroan dari luar Indonesia atau
pihak-pihak tertentu untuk memberlakukan hukum asing terhadap Perseroan atau pihak terkait di luar
Indonesia. Selain itu, keputusan pengadilan yang diperoleh di pengadilan di luar Indonesia tidak dapat
dilaksanakan dalam pengadilan Indonesia. Akibatnya, pemegang saham Perseroan disyaratkan untuk
menggugat Perseroan di Indonesia menurut hukum Indonesia. Pemeriksaan ulang secara de novo akan
diperlukan sebelum pengadilan Indonesia melaksanakan putusan dari pengadilan asing di Indonesia.

Klaim dan perbaikan yang tersedia berdasarkan hukum Indonesia tidak seluas hukum yang tersedia di
yurisdiksi lain. Tidak ada jaminan bahwa pengadilan Indonesia akan melindungi kepentingan investor
dengan cara yang sama atau pada tingkat yang sama dengan pengadilan di negara yang lebih maju di
luar Indonesia.

Sistem hukum di Indonesia adalah sistem hukum sipil berdasarkan undang-undang tertulis, di mana
keputusan peradilan dan administratif bukan merupakan preseden yang mengikat dan tidak diterbitkan
secara sistematis. Penerapan hukum Indonesia tergantung, sebagian besar, pada kriteria subjektif
seperti itikad baik para pihak dan kebijakan publik. Hakim Indonesia beroperasi dalam sistem
hukum inkuisitorial dan memiliki kemampuan yang sangat luas dalam menemukan fakta dan tingkat
kebijaksanaan yang tinggi dalam kaitannya dengan kasus di mana kekuatan-kekuatan itu dilakukan.
Administrasi undang-undang dan peraturan oleh pengadilan dan lembaga pemerintahan mungkin dapat
dikenakan kebijaksanaan yang cukup besar dan ketidakpastian. Selain itu, karena relatif sedikitnya
perselisihan yang berkaitan dengan permasalahan komersial dan transaksi dan instrumen keuangan
modern yang dibawa ke pengadilan Indonesia, yang tidak memiliki pengalaman atau keahlian dalam
menangani kasus tersebut, yang mendorong terjadinya ketidakpastian dalam penafsiran dan penerapan
prinsip-prinsip hukum di Indonesia. Tidak ada jaminan mengenai berapa lama waktu yang diperlukan
bagi proses pengadilan di Indonesia untuk dapat diselesaikan. Dengan demikian, calon pembeli mungkin
tidak dapat memperoleh penegakan hak-hak secara adil dan cepat.

Investor dapat tunduk pada pembatasan atas hak pemegang saham minoritas

Kewajiban pemegang saham utama, komisaris dan direktur terhadap pemegang saham minoritas
berdasarkan hukum Indonesia dapat lebih terbatas dibandingkan dengan kewajiban tersebut yang terdapat
di negara maju. Oleh karena itu, pemegang saham minoritas dapat tidak mampu untuk melindungi
kepentingan mereka dibawah hukum Indonesia jika dibandingkan dengan negara maju. Prinsip-prinsip
hukum korporasi yang berhubungan dengan masalah seperti keabsahan dari prosedur perusahaan, prinsip
kehati-hatian (fiduciary duties) dari manajemen, komisaris, direksi dan pemegang saham pengendali
Perseroan, dan hak dari pemegang saham minoritas Perseroan diatur oleh UUPT, peraturan OJK,
peraturan Bursa Efek dan anggaran dasar Perseroan. Prinsip hukum tersebut dapat berbeda apabila
Perseroan merupakan perusahaan yang didirikan di wilayah yurisdiksi selain di Indonesia. Secara khusus,
konsep terkait fiduciary duties dari manajemen Perseroan belum pernah diajukan kepada pengadilan
di Indonesia. Tindakan derivatif terkait dengan tindakan komisaris atau direktur tidak pernah dibawa
atau diuji di pengadilan Indonesia, dan hak pemegang saham minoritas baru ditentukan sejak 1995
dan belum teruji dalam prakteknya. Walaupun tindakan dapat dilakukan dibawah hukum Indonesia,
ketiadaan preseden dapat membuat penuntutan atas perkara perdata tersebut jauh lebih sulit. Oleh karena
itu, tidak ada jaminan bahwa hak atau upaya hukum dari pemegang saham minoritas akan sama atau
cukup dibandingkan dengan hak atau upaya hukum yang tersebut di yurisdiksi lain dalam melindungi
kepentingan pemegang saham minoritas.

84
Standar tata kelola perusahaan di Indonesia dapat berbeda dari standar tata kelola di negara-negara
lain

Tata kelola perusahaan di Indonesia berbeda secara signifikan dengan yang berlaku di yurisdiksi
lain, termasuk independensi dari direksi, dewan komisaris dan komite audit, dan standar pelaporan
eksternal dan internal. Standar dan praktik tata kelola perusahaan mungkin tidak seketat, khususnya
terkait independensi dari direksi, dewan komisaris dan komite audit, dan standar pelaporan eksternal
dan internal. Akibat dari perbedaan pada tata kelola perusahaan ini, direktur dari perusahaan Indonesia
dapat memiliki kepentingan yang berbenturan dengan pemegang saham pada umumnya, sehingga dapat
menyebabkan pengambilan tindakan yang berbeda dengan kepentingan pemegang saham.

6.4. Risiko Terkait Peraturan-Peraturan Pasar Modal di Indonesia

Investor dapat diwajibkan untuk menyelesaikan pembelian Saham Yang Ditawarkan apabila
Penawaran Umum Saham Perdana dipersyaratkan untuk dilaksanakan dan diselesaikan walaupun
terdapat perubahan material yang merugikan dalam bidang moneter, keuangan, politik atau ekonomi
di internasional atau nasional atau kejadian-kejadian force majeure atau perubahan material yang
merugikan lainnya terhadap hal-hal apapun termasuk kondisi bisnis dan keuangan Perseroan

Peraturan di Indonesia memperbolehkan pembatalan Penawaran Umum Saham Perdana hanya dalam
keadaan terbatas. Apabila perubahan material yang merugikan dalam bidang moneter, keuangan,
politik atau ekonomi atau kejadian force majeure terjadi, atau perubahan material yang merugikan
terhadap hal-hal apapun termasuk kondisi bisnis dan keuangan Perseroan muncul setelah Pernyataan
Pendaftaran Perseroan dinyatakan Efektif dan sebelum Penawaran Umum Saham Perdana dan pencatatan
saham Perseroan selesai dilaksanakan, Perseroan dapat meminta izin dari OJK untuk membatalkan
Penawaran Umum Saham Perdana. Namun demikian, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan meminta
pembatalan tersebut atau OJK akan memberikan izin untuk melakukan pembatalan, dan OJK dapat
mengharuskan Penawaran Umum Saham Perseroan untuk dilanjutkan dan diselesaikan sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku. Dalam situasi ini, investor yang telah menerima alokasi dari Saham
Yang Ditawarkan dapat tetap diwajibkan untuk menyelesaikan pemesanan pembelian Saham Yang
Ditawarkan meskipun kejadian-kejadian tersebut dapat membatasi kemampuan investor untuk menjual
saham setelah Penawaran Umum Saham Perdana, atau menyebabkan harga perdagangan saham setelah
Penawaran Umum Saham Perdana menjadi jauh lebih rendah dari Harga Penawaran.

Kegagalan dalam memenuhi ketentuan keterbukaan dan pengendalian internal serta laporan
keuangan, dan manajemen risiko serta tindakan terkait lainnya yang sesuai untuk perusahaan
terbuka yang sahamnya dicatatkan dapat menganggu kegiatan operasi Perseroan dan kemampuan
Perseroan untuk memenuhi kewajiban pelaporan berkala

Setelah Penawaran Umum Saham Perdana, Perseroan akan menjadi perusahaan terbuka yang tunduk
pada ketentuan pelaporan dari Bursa Efek, bursa efek di mana saham Perseroan akan dicatatkan.
Peraturan Bursa Efek salah satunya mewajibkan Perseroan untuk melakukan pengawasan keterbukaan
dan prosedur yang efektif serta pengawasan internal yang relevan pada laporan keuangan untuk
menyediakan informasi keuangan secara reguler dan update mengenai bisnis Perseroan yang material
kepada Bursa Efek. Terhitung sejak laporan keuangan per tanggal 31 Desember 2016, Perseroan akan
harus memenuhi ketentuan pencatatan dan mengimplementasikan manajemen risiko dan tindakan terkait
lainnya yang akan menimbulkan tambahan biaya profesional dan biaya internal yang substansial untuk
memperluas fungsi akuntansi dan keuangan, serta agar Perseroan meningkatkan upaya manajemen.
Perseroan juga harus mempekerjakan sejumlah karyawan yang memadai dengan kemampuan, pengalaman
dan pelatihan akuntansi yang cukup yang setara dengan ketentuan laporan keuangan Perseroan, dan
pemisahan tanggung jawab pada fungsi keuangan dan akuntansi Perseroan. Perseroan belum pernah
diharuskan untuk mematuhi kewajiban jenis ini sebelumnya dan hal ini dapat memberikan tekanan yang
signifikan pada Perseroan. Lebih lanjut, dikarenakan Perseroan memiliki banyak outlet pelayanan untuk
mendukung kegiatan operasi Perseroan, dan berencana membuka lokasi pelayanan kesehatan tambahan
di masa mendatang, Perseroan dapat menghadapi tantangan tambahan dalam menerapkan pengawasan
keterbukaan dan pengawasan internal yang efektif. Apabila Perseroan tidak dapat memenuhi persyaratan
pencatatan dari BEI, atau apabila Perseroan tidak dapat mengelola pengawasan internal yang layak dan

85
efektif, dan sebaliknya mengimplementasikan manajemen risiko lain yang relevan atau tindakan lain,
Perseroan dapat dikenakan biaya tambahan, dan bisnis, kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan dapat
terganggu dan hal ini dapat menghalangi Perseroan untuk memenuhi kewajiban pelaporan Perseroan.
Keterbukaan dan pengawasan internal yang tidak efektif dan manajemen risiko serta tindakan terkait
lainnya dapat menyebabkan pemegang saham Perseroan dan calon investor kehilangan kepercayaan atas
informasi laporan keuangan Perseroan, yang dapat memiliki dampak negatif pada harga perdagangan
saham Perseroan. Selain itu, ketergantungan investor pada kesalahan informasi dapat menyebabkan
kesalahan pada keputusan investasi, dan Perseroan dapat tunduk pada sanksi atau penyelidikan yang
dilakukan oleh Bursa Efek, OJK atau otoritas regulator lainnya.

Pelaksanaan peraturan benturan kepentingan dapat mengakibatkan Perseroan untuk melepaskan


transaksi yang dinilai menguntungkanpenting bagi Perseroan

Dalam rangka melindungi hak pemegang saham minoritas, Bapepam dan LK menerbitkan Peraturan No.
IX.E.1. Peraturan No. IX.E.1 memberikan hak kepada pemegang saham independen atas perusahaan
terbuka di Indonesia untuk memberikan suara untuk menyetujui atau tidak menyetujui suatu transaksi,
baik material atau tidak, yang mengandung benturan kepentingan sesuai dengan Peraturan No.
IX.E.1 kecuali benturan kepentingan tersebut terjadi sebelum perusahaan tersebut tercatat di BEI dan
diungkapkan secara lengkap di dalam Prospektus. Transaksi antara Perseroan dan perusahaan lainnya
dapat mengandung benturan kepentingan sesuai Peraturan No. IX.E.1. Sebagai hasilnya, persetujuan
mayoritas pemegang saham independen harus diperoleh apabila terdapat benturan kepentingan. OJK
memiliki kewenangan untuk menegakkan peraturan ini dan pemegang saham Perseroan juga berhak
untuk menegakkan atau mengambil tindakan berdasarkan Peraturan No. IX.E.1.

Persyaratan untuk memperoleh persetujuan pemegang saham independen dapat membebani Perseroan
dalam hal waktu dan biaya dan dapat menyebabkan Perseroan tidak jadi melakukan transaksi tertentu
yang sebenarnya dapat bermanfaat bagi Perseroan. Lebih lanjut, Perseroan tidak dapat menjamin bahwa
persetujuan mayoritas pemegang saham minoritas dapat diperoleh dalam hal terdapat transaksi yang
mengandung benturan kepentingan.

Hak investor untuk berpartisipasi dalam penawaran umum terbatas Perseroan di masa depan dapat
dibatasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di tempat kedudukan investor
yang bersangkutan, sehingga dapat menyebabkan dilusi kepemilikan saham

Sesuai Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2015 mengenai Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu, sebuah perusahaan terbuka harus menawarkan hak memesan efek terlebih dahulu untuk
membeli dan membayar sejumlah saham secara proporsional agar dapat mempertahankan kepemilikan
mereka ketika terjadi pengeluaran saham baru.

Dalam hal Perseroan menawarkan kepada pemegang sahamnya hak untuk membeli atau memesan saham
atau menawarkan untuk mendistribusikan saham kepada pemegang saham, pemegang saham mungkin
tidak dapat melaksanakan hak tersebut kecuali penawaran tersebut telah memenuhi ketentuan hukum
yang berlaku di yurisdiksi pemegang saham tersebut. Sebagai contoh, pemegang saham dari yurisdiksi
tertentu mungkin tidak dapat melaksanakan hak tersebut atau Perseroan mungkin tidak dapat menawarkan
kepada pemegang saham hak tersebut kecuali pernyataan pendaftaran sesuai dengan undang-undang
pasar modal yang berlaku di yurisdiksi tersebut dinyatakan efektif sehubungan dengan saham baru atau
pengecualian dari registrasi sesuai undang-undang tersebut tersedia.

Setiap kali Perseroan melakukan penawaran umum terbatas atau penawaran umum lainnya, Perseroan
akan melakukan evaluasi atas biaya dan kemampuannya untuk dapat mematuhi peraturan di luar
Indonesia, dan faktor-faktor lainnya yang dianggap tepat oleh Perseroan. Walaupun demikian, Perseroan
dapat saja memilih untuk tidak memenuhi peraturan pasar modal di beberapa wilayah hukum tertentu
dan apabila Perseroan melakukan hal tersebut, dan tidak terdapat pengecualian terhadap peraturan dan
persyaratan pendaftaran dalam yurisdiksi tertentu, maka pemegang Saham Yang Ditawarkan dalam
yurisdiksi tersebut tidak dapat berpartisipasi dalam penawaran umum terbatas atau penawaran umum
lainnya dan dapat mengalami dilusi atas kepemilikan saham. Dengan demikian, Perseroan tidak dapat
menjamin pembeli Saham Yang Ditawarkan dapat menjaga persentase kepemilikan saham secara

86
proporsional setiap saat. Karena penawaran umum terbatas di Indonesia pada umumnya memungkinkan
para peserta untuk membeli saham dengan diskon yang cukup besar terhadap harga pasar yang berlaku,
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dapat menyebabkan pemegang dari Saham Yang Ditawarkan
mengalami kerugian ekonomi material.

Undang-undang di Indonesia dapat beroperasi secara berbeda dari undang-undang di yurisdiksi


lain sehubungan dengan hak pemegang saham untuk meminta penyelenggaraan RUPS, menghadiri
RUPS dan memberikan suara dalam RUPS

Perseroan tunduk pada undang-undang Indonesia dan persyaratan yang wajib dipenuhi agar dapat tetap
tercatat pada Bursa Efek. Secara khusus, penyelenggaraan dan pelaksanaan RUPS Perseroan akan terus
mengikuti ketentuan undang-undang Indonesia.

Prosedur dan periode pemberitahuan sehubungan dengan penyelenggaraan RUPS Perseroan, serta
kemampuan pemegang saham Perseroan untuk menghadiri dan memberikan suara pada RUPS tersebut,
dapat berbeda dari yurisdiksi lain di luar Indonesia. Sebagai contoh, pemegang saham Perseroan yang
akan berhak untuk menghadiri dan memberikan suara pada RUPS adalah, sesuai dengan pelaksanaan
undang-undang Indonesia, pemegang saham yang namanya tercatat di daftar pemegang saham satu
hari, atau recording date, setelah pengumuman pemanggilan RUPS, tanpa memperhatikan apakah
pemegang saham tersebut telah melepas saham yang dimilikinya setelah recording date dan sebelum
RUPS. Selain itu, investor yang membeli sahamnya setelah recording date (dan sebelum RUPS) tidak
akan berhak untuk menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS. Oleh karena itu, calon potensial
wajib memperhatikan bahwa mereka tunduk pada prosedur dan hak terkait RUPS yang berbeda dari
prosedur dan hak yang berlaku di yurisdiksi lain.

PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI MENGENAI RISIKO YANG


MATERIAL DALAM MENJALANKAN KEGIATAN USAHANYA

87
VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN
AUDITOR

Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keuangan dan hasil
usaha Perseroan yang belum diungkapkan di Laporan Auditor Independen tertanggal 6 Oktober 2016
atas laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dan 2015 (tidak
diaudit), serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 yang tercantum
dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh RSM, auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang
ditetapkan oleh IAPI, dengan opini tanpa modifikasian (Wajar Tanpa Pengecualian). Laporan audit
RSM tersebut mencantumkan paragraf Hal-hal lain sehubungan dengan tujuan pelaksanaan audit.
Laporan audit RSM tersebut ditandatangani oleh Riki Afrianof (Rekan pada RSM dengan Registrasi
Akuntan Publik No. AP.101.

88
VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN

8.1. Riwayat Singkat Perseroan

Perseroan, berkedudukan di Jakarta, didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan No. 14 tanggal
8 Februari 1988, sebagaimana diubah dengan Akta Perbaikan No. 48 tanggal 20 Januari 1989, yang
keduanya dibuat di hadapan Sri Rahayu, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan
sebagai badan hukum berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman No. C2-1459 HT.01.01.Th.91 tanggal
27 April 1991 serta telah didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 761/1991 tanggal
4 Mei 1991 dan telah diumumkan dalam BNRI No. 52 tanggal 28 Juni 1991 dan Tambahan BNRI
No. 1846 (Akta Pendirian).

Sejak pendirian, anggaran dasar dalam Akta Pendirian Perseroan telah beberapa kali mengalami
perubahan sebagaimana tercantum dalam:

Akta Risalah Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham Perseroan No. 58 tanggal 30 November
1994, yang dibuat di hadapan Sri Rahayu, Notaris di Jakarta yang telah mendapatkan persetujuan
berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman No. C2-18270 HT.01.04.Th.94 tanggal 14 Desember
1994 dan didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 1342/1994 tanggal 22 Desember 1994
serta diumumkan di BNRI No. 34 tanggal 27 April 1999, Tambahan No. 2443 (Akta 58/1994).
Berdasarkan Akta 58/1994, para pemegang saham menyetujui perubahan Pasal 4 mengenai modal
dasar Perseroan.

Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 178 tanggal 31 Agustus 1998, dibuat di hadapan Agus
Madjid, S.H., Notaris di Jakarta yang telah diberitahukan kepada Menteri Kehakiman berdasarkan
Surat Pemberitahuan Perubahan Komposisi Pemegang Saham No. 1007/AM/XI/1998 tanggal
9 November 1998 (Akta 178/1998). Berdasarkan Akta 178/1998, para pemegang saham menyetujui
perubahan terhadap Pasal 4 mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan.

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 20 tanggal 4 September 1998 yang dibuat di
hadapan Agus Madjid, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan berdasarkan
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia No. C-25499 HT.01.04-Th.2000 tanggal
20 Desember 2000 serta telah didaftarkan pada KDP Kodya Jakarta Pusat dengan No. 1718/
RUB.09.05/IX/2001 tanggal 24 September 2001 serta telah diumumkan dalam BNRI No. 5 tanggal
16 Januari 2004, Tambahan No. 673 (Akta 20/1998). Berdasarkan Akta 20/1998, para pemegang
saham menyetujui perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-
Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan perubahan terhadap Pasal 4 mengenai
struktur permodalan Perseroan.

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 119 tanggal 31 Januari 2001, dibuat di hadapan
Agus Madjid, S.H., Notaris di Jakarta yang telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan No. C-7878 HT.01.04-TH.2001 tanggal
29 Mei 2001 serta telah didaftarkan di KDP Kodya Jakarta Pusat dengan No. 1718/RUB.09.05/
IX/2001 tanggal 24 September 2001 dan telah diumumkan dalam BNRI No. 4 tanggal 12 Januari
2007, Tambahan No. 52 (Akta 119/2001). Berdasarkan Akta 119/2001, para pemegang saham
menyetujui perubahan terhadap Pasal 4 ayat (2) mengenai peningkatan modal ditempatkan dan
disetor Perseroan dan Pasal 11 ayat (3) mengenai tugas dan wewenang Direksi Perseroan.

Akta No. 2 tanggal 12 November 2002 yang dibuat di hadapan Ibnu Hanny, S.H., Notaris di Jakarta
Selatan, yang telah memperoleh persetujuan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia No. C-21919.HT.01.04.TH.2003 tanggal 15 September 2003 dan telah didaftarkan
di KDP Kodya Jakarta Pusat dengan No. 2764/RUB.09.05/X/2003 tanggal 24 Oktober 2003 dan
telah diumumkan dalam BNRI No. 4 tanggal 12 Januari 2007, Tambahan No. 411 (Akta 2/2002).
Berdasarkan Akta 2/2002, para pemegang saham menyetujui perubahan terhadap Pasal 4 ayat (2)
mengenai peningkatan modal dasar, ditempatkan dan disetor Perseroan.

89
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan No. 26 tanggal 27 Mei
2003, dibuat di hadapan Rismalena Kasri, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah diberitahukan
kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan
No. C-24505 HT.01.04.TH.2003 tanggal 15 Oktober 2003 dan telah didaftarkan di KDP Kodya
Jakarta Pusat dengan No. 2764/RUB.09.05/X/2003 tanggal 24 Oktober 2003 dan telah diumumkan
dalam BNRI No. 65 tanggal 13 Agustus 2004, Tambahan No. 650 (Akta 26/2003). Berdasarkan
Akta 26/2003, para pemegang saham menyetujui perubahan terhadap Pasal 11 ayat (3) mengenai
tugas dan wewenang Direksi Perseroan.

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan No. 2 tanggal 12 Agustus
2004 yang dibuat di hadapan Rismalena Kasri, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh
persetujuan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham)
No. C-03814 HT.01.04.TH.2006 tanggal 10 Februari 2006 serta diberitahukan kepada Menkumham
berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan No. C-10141.HT.01.04.TH.2005 tanggal 14 April 2005
dan didaftarkan di KDP Kodya Jakarta Pusat No. 5330/RUB.09.05/IV/2006 tanggal 4 April 2006, serta
telah diumumkan dalam BNRI No. 4 tanggal 12 Januari 2007, Tambahan No. 412 (Akta 2/2004).
Berdasarkan Akta 2/2004, para pemegang saham menyetujui perubahan terhadap (i) Pasal 3 mengenai
maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan; (ii) Pasal 4 mengenai peningkatan modal dasar,
ditempatkan dan disetor; dan (iii) Pasal 11 ayat (3) mengenai tugas dan wewenang Direksi Perseroan.

Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham sebagai Penganti Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa Perseroan No. 23 tanggal 25 Maret 2008, dibuat di hadapan Rismalena Kasri,
S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan berdasarkan Keputusan Menkumham
No. AHU-24239.AH.01.02.Tahun2008 tanggal 9 Mei 2008, didaftarkan di Daftar Perseroan
Menkumham No. AHU-0035506.AH.01.09.Tahun2008 tanggal 9 Mei 2008 serta telah diumumkan
dalam BNRI No. 49 tanggal 17 Juni 2008, Tambahan No. 9085 (Akta 23/2008). Berdasarkan Akta
23/2008, para pemegang saham menyetujui perubahan terhadap seluruh anggaran dasar Perseroan
untuk disesuaikan dengan UUPT.

Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 5 tanggal 17 April
2014 yang dibuat di hadapan Rismalena Kasri, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh
persetujuan berdasarkan Keputusan Menkumham No. AHU-00869.40.20.2014 tanggal 22 April
2014 dan telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan
No. AHU-03959.40.22.2014 tanggal 23 April 2014 (Akta 5/2014). Berdasarkan Akta 5/2014,
para pemegang saham menyetujui perubahan terhadap Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) mengenai
peningkatan modal dasar, ditempatkan dan disetor Perseroan.

Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 13 tanggal 20 Maret 2015 yang dibuat di hadapan
Rismalena Kasri, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan
Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.03-0019552 tanggal 26 Maret 2015 dan Surat
Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.03-0019553 tanggal 26 Maret 2015 (Akta 15/2015).
Berdasarkan Akta 15/2015, para pemegang saham menyetujui perubahan terhadap (i) Pasal 5 ayat
(2) mengenai kepemilikan saham; (ii) Pasal 11 ayat (8) mengenai jangka waktu jabatan direksi;
dan (iii) Pasal 14 ayat (2) dan ayat (6) mengenai Dewan Komisaris Perseroan.

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 8 tanggal
28 April 2015, yang dibuat di hadapan Rismalena Kasri, S.H., Notaris di Jakarta yang telah
diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-
AH.01.03-0928091 tanggal 28 April 2015 (Akta 8/2015). Berdasarkan Akta 8/2015, para
pemegang saham menyetujui perubahan terhadap Pasal 11 ayat (3) mengenai jangka waktu dan
jabatan direksi Perseroan.

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 83 tanggal
29 Juni 2016 yang dibuat di hadapan Jose Dima Satria, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan,
yang telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan Keputusan Menkumham No. AHU-
0013574.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 28 Juli 2016 (Akta 83/2016). Berdasarkan Akta 83/2016,
para pemegang saham menyetujui (i) perubahan status Perseroan dari tertutup menjadi terbuka; (ii)

90
perubahan nilai nominal menjadi Rp100; (iii) menyetujui penjualan saham yang ditawarkan kepada
masyarakat melalui Penawaran Umum Saham Perdana sebanyak-banyaknya sejumlah 20% (dua
puluh persen) dari modal dasar Perseroan pada saat Perseroan melakukan Penawaran Umum Saham
Perdana; (iii) pemberian kuasa kepada Direksi dan Komisaris untuk melakukan Penawaran Umum
Saham Perdana; (iv) penyesuaian anggaran dasar Perseroan dengan Peraturan Bapepam dan LK No.
IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek
Bersifat Ekuitas, Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Rencana dan
Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (Peraturan OJK No. 32/2014)
dan Peraturan OJK No. 33/2014; (v) memberhentikan dan menunjuk Direksi dan Dewan Komisaris
Perseroan; (vi) menyetujui pelaksanaan Employee Stock Allocation dan program Management dan
Employee Stock Option Plan sehubungan dengan Penawaran Umum Saham Perdana.

Akta No. 46 tanggal 22 Agustus 2016 yang dibuat di hadapan Jose Dima Satria, S.H., M.Kn.,
Notaris di Jakarta Selatan, yang telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan Keputusan
Menkumham No. AHU-0015163.AH.01.02.Tahun2016 tanggal 24 Agustus 2016 (Akta 46/2016).
Berdasarkan Akta 46/2016, para pemegang saham menyetujui (i) peningkatan modal dasar Perseroan
menjadi Rp300.000.000.000 dan karenanya merubah Pasal 4 ayat (1) mengenai peningkatan modal
dasar Perseroan; (ii) pengeluaran saham dalam simpanan dan menawarkan/menjual saham baru
tersebut melalui Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat sebanyak-banyaknya 20%
dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Perseroan melakukan Penawaran Umum Saham
Perdana; dan (iii) untuk menyatakan kembali seluruh anggaran dasar Perseroan dan menyesuaikan
perubahan anggaran dasar Perseroan.

Berdasarkan Pasal 3 anggaran dasar Perseroan sebagaimana dinyatakan dalam Akta 46/2016, maksud
dan tujuan utama Perseroan adalah berusaha dalam bidang kesehatan. Untuk mencapai maksud dan
tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai berikut:

a. di bidang rumah sakit, klinik, poliklinik, laboratorium kesehatan dan balai pengobatan antara lain
meliputi jasa kesehatan dan kegiatan sosial meliputi jasa rumah sakit, klinik, laboratorium klinik
swasta, balai pengobatan lainnya seperti jasa pelayanan kesehatan dan jasa penunjang kesehatan
lainnya untuk kepentingan masyarakat luas; dan

b. di bidang pelayanan dan penyelenggaraan kesehatan antara lain meliputi menyelenggarakan


pemeriksaan kesehatan masyarakat, menyelenggarakan pelayanan, penyelenggaraan penyuluhan,
konsultasi dan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

Untuk menunjang kegiatan usaha utama di atas, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha penunjang
sebagai berikut:

a. di bidang pengelolaan rumah sakit, klinik, poliklinik, dan balai pengobatan antara lain meliputi:
pengelolaan rumah sakit, klinik, poliklinik, dan balai kesehatan beserta segala sarana dan prasarana
pendukung kegiatan serta lingkup usaha yang terkait;

b. di bidang sarana dan prasarana penunjang kesehatan antara lain meliputi; pembangunan laboratorium,
pusat penelitian, pendidikan perawat dan teknisi kesehatan beserta asrama perawat dan mahasiswa,
perumahan dokter serta lingkup usaha yang terkait;

c. menujang kebijakan dan program pemerintah di bidang kesehatan antara lain meliputi;
penyelenggaraan usaha jasa pelayanan kesehatan yang meliputi kesehatan, pendidikan dan pelatihan
kesehatan, pelayanan gizi masyarakat, pelayanan kebugaran, pelayasan jasa, jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat dan pelajaran penunjang kesehatan lainya;

d. di bidang rumah sakit spesialis dan poliklinik spesialis yang meliputi; rumah sakit mata, telinga
hidung tenggorokan (THT), kulit, jiwa, paru-paru, banker dan pelayanan penunjang lainnya seperti
laboratorium, sanatorium serta kegiatan usaha terkait; dan

e. di bidang rumah sakit bersalin dan poliklinik antara lain untuk ibu dan balita serta kegiatan yang
terkait.

91
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, kegiatan usaha utama Perseroan adalah bergerak di bidang
kesehatan di bidang laboratorium klinik swasta dan Perseroan tidak pernah melakukan perubahan
kegiatan usaha dari sejak pendirian.

Berikut merupakan kejadian penting yang terjadi pada Perseroan sejak didirikan sampai dengan tanggal
Prospektus ini diterbitkan :

Tahun Keterangan
1998 INNODIA didirikan sebagai entitas anak Perseroan yang mendistribusikan dan menjual alat-alat yang berhubungan
dengan kesehatan, meliputi reagen dan peralatan laboratorium yang dipasok oleh PROLINE. INNODIA memasok
instrumen laboratorium dan reagen laboratorium untuk diagnostik in-vitro kepada Perseroan. Innodia mulai
beroperasi komersial pada tahun 2014.
2008 POHII didirikan sebagai entitas anak Perseroan yang bergerak di bidang pemasaran dan pengelolaan kesehatan
kerja, kedokteran okupasi dan layanan toksikologi industri dan akan merujuk pelanggannya kepada Perseroan
yang merupakan penyedia eksklusif untuk layanan laboratorium klinik. POHII mulai beroperasi komersial pada
tahun 2009.
2011 PROLINE didirikan sebagai entitas anak Perseroan yang mengimpor dan memproduksi instrumen laboratorium
dan reagen laboratorium untuk diagnostik in-vitro kepada INNODIA dan agen pihak ketiga lain di Indonesia.
PROLINE mulai beroperasi komersial pada tahun 2012.
2012 PROSTEM didirikan sebagai entitas anak Perseroan yang bergerak dalam bidang penelitian dan pengembangan
sel induk, penyimpanan sampel sel induk dan memproses sel induk untuk penyimpanan dan terapi. PROSTEM
akan merujuk pelanggannya kepada Perseroan. PROSTEM mulai beroperasi komersial pada tahun 2014.
2015 Perseroan melakukan beberapa transaksi untuk menjual kepemilikan Perseroan atas beberapa entitas anak, yaitu
POHII, PROLINE, PROSTEM dan INNODIA kepada perusahaan induk Perseroan, PT Prodia Utama. Transaksi
Spin-off ini dilakukan agar Perseroan dapat berfokus pada bisnis inti Perseroan, yaitu layanan laboratorium klinik.

8.2. Dokumen Perizinan Perseroan

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah memiliki izin-izin antara lain sebagai berikut:

8.2.1. Perizinan terkait Laboratorium Klinik

No Izin Nomor, tanggal dan instansi Masa Berlaku


DKI Jakarta
1. Laboratorium Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No. HK.02.03/I/3019/2014 29 September
Klinik Utama tanggal 30 September 2014 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bina Upaya 2019
Kramat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2. Laboratorium Surat Izin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Pratama No. 26/2/1.779.3 10 April 2018
Klinik Pratama tanggal 10 April 2013 yang dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan
Arteri Kota Administrasi Jakarta Selatan
3. Laboratorium Surat Izin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Pratama No. 8156/1.779.3 Agustus 2019
Klinik Pratama tanggal 3 September 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan
Bona Indah Kota Administrasi Jakarta Selatan
4. Laboratorium S e r t i f i k a t R e g i s t r a s i S a r a n a P e l a y a n a n K e s e h a t a n S p e s i a l i s N o . 21 November 2017
Klinik Pratama 1.015.002/11001/11.17.3 (berdasarkan Surat Keputusan Kepala Suku Dinas
Cideng Kesehatan Jakarta Pusat No. 6363/2012 tanggal 21 November 2012) tanggal
21 November 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota
Administrasi Jakarta Pusat
5. Laboratorium Surat Izin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Pratama Prodia No. 101071- 8 Oktober 2018
Klinik Pratama 1.779.3 (berdasarkan Surat Keputusan Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota
Kampung Melayu Administrasi Jakarta Selatan No. 2195/2013) tanggal 18 Oktober 2013 yang
dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan
6. Laboratorium Surat Izin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Pratama No. 7897/1.779.3 1 Juli 2018
Klinik Pratama (berdasarkan Surat Keputusan Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi
Kebayoran Jakarta Selatan No. 1116/2013) tanggal 14 Agustus 2013 yang dikeluarkan oleh
Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan
7. Laboratorium Surat Izin Laboratorium Klinik No. 2.2.03.3174.012/35007/01.19 (berdasarkan 26 Januari 2019
Klinik Pratama Surat Keputusan Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat
Kedoya No. 847/1.774.3) tanggal 21 April 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Suku
Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat
8. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta No. 930 Tahun 2014 27 Maret 2019
Klinik Madya tanggal 28 Maret 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
Kelapa Gading DKI Jakarta

92
No Izin Nomor, tanggal dan instansi Masa Berlaku
9. Laboratorium Surat Izin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Pratama Prodia No. 303/1.779.3 22 April 2018
Klinik Pratama (berdasarkan Surat Keputusan Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi
Pasar Minggu Jakarta Selatan No. 467/2013) tanggal 22 April 2013 yang dikeluarkan oleh
Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan
10. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta No. 2537 Tahun 4 September 2018
Klinik Pratama 2013 tanggal 5 September 2013 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Pluit Propinsi DKI Jakarta
11. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta No. 393 Tahun 2014 29 Januari 2019
Klinik Madya tanggal 30 Januari 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
Pantai Indah Kapuk DKI Jakarta
12. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta No. 282 Tahun 2014 21 Januari 2019
Klinik Madya tanggal 22 Januari 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
Sunter DKI Jakarta
13. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta No. 4734 Tahun 2014 30 Desember 2019
Klinik Madya Puri tentang Izin Operasional Laboratorium Klinik Umum Madya Prodia Cabang Puri
Indah Indah tanggal 31 Desember 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi DKI Jakarta
14 Laboratorium Surat Izin Laboratorium Klinik No. 2.2.03.3174.058/31105/12.19 (berdasarkan Desember 2019
Klinik Pratama Surat Keputusan Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat
Daan Mogot Baru No. 2482/1.779.3) tanggal 30 Desember 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala
Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat
Nanggroe Aceh Darussalam
15. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh No. 441/II/RIL/V/2015 25 Mei 2020
Klinik Pratama tentang Rekomendasi Penyelenggaraan Izin Operasional Laboratorium Klinik
Banda Aceh Prodia, tanggal 24 Mei 2015 yang dikeluarkan oleh oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kota Banda Aceh
16. Laboratorium Izin Operasional Klinik No. 503/052/IV/IOK/2015 tanggal 27 April 2015 yang 26 April 2018
Klinik Pratama dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Lhokseumawe
Lhokseumawe
Sumatera Utara
17. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan No. 442/246.55/VI/2015 tentang 16 Juni 2020
Klinik Pratama Izin Laboratorium Klinik Prodia tanggal 17 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh
Asia Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan
18. Laboratorium Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal 22 Januari 2020
Klinik Pratama Kabupaten Deli Serdang No. 503.570.449/0001/KP2TPM-DS/I/2015 tanggal 22
Lubuk Pakam Januari 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
dan Penanaman Modal Kabupaten Deli Serdang
19. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Binjai No. 445-7024 tentang Izin Tetap Berlaku selama
Klinik Pratama Laboratorium Prodia tanggal 29 September 2004 yang dikeluarkan oleh Kepala masih melakukan
Binjai Dinas Kesehatan Kota Binjai kegiatan dan
memenuhi
persyaratan yang
ditetapkan
20. Laboratorium Surat Izin Bupati Asahan No. 503/LAB/BPPPM/00279/II/2015 tanggal 4 Februari 3 Februari 2020
Klinik Pratama 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman
Kisaran Modal Kabupaten Asahan
21. Laboratorium - Gatot Subroto: Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan No. 442/350- 6 September 2021
Klinik Pratama 62/IX/2016 tanggal 7 September 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Gatot Subroto/ Kesehatan Kota Medan
Krakatau - Krakatau: Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan No. 442/36039/ 3 September 2020
IX/2015 tentang Izin Laboratorium Klinik Umum Pratama tanggal 4 September
2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan
22. Laboratorium Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan No. HK.02.03/I/0209/2016 25 Februari 2021
Klinik Utama S. tanggal 26 Februari 2016 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan
Parman Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
23. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo No. 4.1/7/II/2016 tentang 19 Februari 2021
Klinik Pratama Izin Tetap Laboratorium "Klinik Prodia" tanggal 19 Februari 2016 yang
Kaban Jahe dikeluarkan oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo
24. Laboratorium Surat Izin Laboratorium Klinik No. 445/959/SILK/II/2011 tanggal 25 Februari Berlaku selama
Klinik Pratama 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar masih melakukan
Pematang Siantar kegiatan usaha
25. Laboratorium Surat Izin Laboratorium No. 503/4067/2015 tanggal 17 Juni 2015 yang 23 Mei 2018
Klinik Pratama dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kota Padangsidimpuan
Padang Sidempuan
26. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu No. 440.441/3814/ 29 Agustus 2021
Klinik Pratama VIII/2016 tanggal 29 Agustus 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Rantau Parapat Kesehatan Labuhanbatu

93
No Izin Nomor, tanggal dan instansi Masa Berlaku
27. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan No. 442/246.56/VI/2015 Prodia 16 Juni 2020
Klinik Pratama tanggal 17 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kota Medan
Setia Budi
28. Laboratorium Surat Izin Laboratorium Klinik No. 503/445/001/SILK/KPPT/2014 tanggal Berlaku selama
Klinik Pratama 8 Juli 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu masih melakukan
Sibolga Kota Sibolga kegiatan usaha
29. Laboratorium Surat Izin Laboratorium No. 13/001/KP2T/2016 tanggal 2 September 2016 yang 2 September 2021
Klinik Pratama dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tebing Tinggi
Tebing Tinggi
Sumatera Barat
30. Laboratorium Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat No. 02/Lab. Berlaku selama
Klinik Madya Klinik/XI/2014 tanggal 27 November 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas masih melakukan
Padang Kesehatan Propinsi Sumatera Barat kegiatan usaha
31. Laboratorium Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Berlaku selama
Klinik Pratama Kota Bukittinggi No. 448/04/BP2TPM-PP/2014 tanggal 3 Juli 2014 yang masih melakukan
Bukittinggi dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman kegiatan usaha
Modal Kota Bukittinggi
Kepulauan Riau
32. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam No. 136/440/LAB/DKK/ 12 Maret 2017
Klinik Pratama III/2012 tentang Pemberian Izin Laboratorium Klinik tanggal 12 Maret 2012
Batam yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam
33. Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang No. 445/1434/DINKES/2013 tentang 12 Juli 2018
Klinik Pratama Pemberian Izin Operasional Laboratorium Kesehatan tanggal 12 Juli 2013 yang
Tanjungpinang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang
Riau
34. Laboratorium Surat Izin Laboratorium No. 2/05.29/BPTPM/IX/2016 tanggal 26 September 26 September
Klinik Madya 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman 2021
Pekanbaru Modal Kota Pekanbaru
35. Laboratorium Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu 5 Februari 2020
Klinik Pratama Kabupaten Bengkalis No. 16/KPTS/II/2015 tentang Izin Laboratorium Klinik
Duri Pratama Prodia tanggal 5 Februari 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Bengkalis
Jambi
36. Laboratorium Surat Izin Laboratorium No. 448/0002/BPMPPT/1571005005/2014 tanggal 24 23 November 2019
Klinik Pratama November 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Penanaman Modal dan
Jambi Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Jambi
Kepulauan Bangka Belitung
37. Laboratorium Keputusan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Pangkalpinang No. 001/ 12 April 2021
Klinik Pratama Lab/KPPT/IV/2016 tentang Izin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik tanggal
Pangkal Pinang 13 April 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kota Pangkalpinang
Sumatera Selatan
38. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang No. 1388 Tahun 2016 14 Maret 2021
Klinik Pratama tanggal 14 Maret 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota
Basuki Rahmat Palembang
39. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang No. 1150 Tahun 2013 26 Februari 2018
Klinik Pratama tanggal 27 Februari 2013 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota
Veteran Palembang
Lampung
40 Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung No.445.91.09.2012 Berlaku selama
Klinik Pratama tanggal 2 Februari 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota masih melakukan
Lampung Bandar Lampung kegiatan usaha
41. Laboratorium Izin Laboratorium Klinik Pratama Prodia No. 441/04/LL-3/2016 tanggal Berlaku selama
Klinik Pratama 25 Oktober 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Penanaman Modal dan masih melakukan
Metro Lampung Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro kegiatan usaha
42. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung No. 445.611.09.2009 Berlaku selama
Klinik Pratama tanggal 27 November 2009 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota masih melakukan
Teluk Betung Bandar Lampung kegiatan usaha
Banten
43. Laboratorium Tanda terima berkas pengajuan izin lab yang telah diajukan kepada Dinas
Klinik Pratama Kesehatan Provinsi Banten tanggal 3 Oktober 2016
Cilegon
44. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Banten No. 821/6987/Kes-Yan 26 April 2021
Klinik Madya tentang Laboratorium Klinik Madya tanggal 26 April 2016 yang dikeluarkan
Tangerang oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang

94
No Izin Nomor, tanggal dan instansi Masa Berlaku
45. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Banten No. 821/1184/Kes-Yan 27 Juni 2021
Klinik Madya tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan tanggal 27 Juni 2016 yang dikeluarkan
Bintaro oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Banten
46. Laboratorium Surat Izin Penyelenggaraan Laboratorium berdasarkan Keputusan Kepala Dinas 27 April 2018
Klinik Madya Kesehatan Kabupaten Tangerang No. 445.93/01/T/2362-Dinkes/2015 tanggal
Gading Serpong 27 April 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Tangerang
47. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Surat Izin Tetap 23 Januari 2017
Klinik Pratama Laboratorium Klinik Swasta No. 445.93/0494/LAB/RBIK/2014 tanggal
BSD 23 Januari 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan
Jawa Barat
48. Laboratorium Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Propinsi Jawa Barat Berlaku selama
Klinik Madya No. 440/Kep.01/I.206/BPPT/I/2014 tentang Izin Laboratorium tanggal 6 Januari masih melakukan
Bekasi 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Propinsi kegiatan usaha
Jawa Barat
49. Laboratorium Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 455.5/02/BPPT.4 24 Mei 2020
Klinik Pratama tentang Izin Laboratorium Klinik Prodia tanggal 25 Mei 2015 yang dikeluarkan
Sumarecon Bekasi oleh Kepada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bekasi
50 Laboratorium Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal 2 Januari 2019
Klinik Pratama Kota Bogor No. 445.5-01-BPPTPM-I/2014 tanggal 3 Januari 2014 yang
Bogor dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman
Modal Kota Bogor
51. Laboratorium Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Propinsi 4 September 2020
Klinik Madya Jawa Barat No. 445.1/Kep76/041070-BPMPT/IX/2016 tanggaal 5 September
Cibubur 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Propinsi
Jawa Barat
52. Laboratorium Surat Izin Laboratorium No. 445.5/086/SILab/BPMP2T/IX/2016 tanggal 1 April 2019
Klinik Pratama 13 September 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Penanaman Modal dan
Depok Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Depok
53. Laboratorium Surat Izin No. 445.9/01/BPPT.4 tentang Izin Laboratorium Klinik Pratama Prodia 3 Februari 2021
Klinik Pratama Harapan Indah tanggal 4 Februari 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan
Harapan Indah Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bekasi
Boulevard
54. Laboratorium Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No. HK.02.03/II/2037/2014 11 Agustus 2019
Klinik Utama tentang Izin Laboratorium Klinik Prodia tanggal 12 Agustus 2014 yang
Wastukencana dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
55. Laboratorium Surat Izin No. 445/1197-Dinkes/01-SI-Lab/II/14 tanggal 13 Februari 2014 yang 13 Februari 2019
Klinik Pratama dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung
Pasir Kaliki
56. Laboratorium Keputusan Bupati Sumedang No. 503.445.5/Kep.001/BPMPP/I/2015 tentang 19 Agustus 2019
Klinik Pratama Izin Laboratorium Klinik tanggal 9 Januari 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala
Sumedang Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Sumedang
57. Laboratorium Surat Izin No: 445/7200 - Dinkes/04-SI-Lab/IX/14 tentang Izin Laboratorium 25 September
Klinik Pratama Klinik tanggal 25 September 2013 yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Kesehatan 2019
Ujung Berung Kota Bandung
58. Laboratorium Surat Izin Walikota Cimahi No. 503.38/001/1212/KPPT/2013 tentang Izin 30 April 2018
Klinik Pratama Laboratorium Swasta tanggal 30 April 2013 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor
Cimahi Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Cimahi
59. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut No. 503/5953/03.Lab/ Berlaku selama
Klinik Pratama Dinkes/2014 tentang Izin Laboratorium PT. Prodia Widyahusada tanggal masih melakukan
Garut 2 Desember 2014 yang dikeluarkan oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Garut kegiatan usaha
60. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon No. 503/Kep. 005 - Dinkes 14 Januari 2019
Klinik Pratama tentang Ijin Laboratorium Pratama Prodia tanggal 15 Januari 2015 yang
Cirebon dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon
61. Laboratorium Keputusan Bupati Kuningan No. 503/KPTS/01-ILAB/2015 tentang Surat Izin 8 Agustus 2018
Klinik Pratama Laboratorium tanggal 8 Mei 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan
Kuningan Perizinan Terpadu Kabupaten Kuningan
62. Laboratorium Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal 4 Juni 2018
Klinik Pratama Kabupaten Majalengka No. 447.2/D3.SILK/BPPTPM/VI/2013 tentang Izin
Cideres Penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan tanggal 4 Juni 2013 yang dikeluarkan
oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
Kabupaten Majalengka
63. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kabupaten Karawang Surat Izin Laboratorium Klinik 22 September
Klinik Pratama No. LAB.503/PPI/01-LAB/IX/2014 tanggal 22 September 2014 yang dikeluarkan 2019
Karawang oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang
Kertabumi

95
No Izin Nomor, tanggal dan instansi Masa Berlaku
64. Laboratorium Surat Izin Laboratorium Klinik No. 445.5/ILK.05456-BPMPTSP/XII/2015 17 Desember 2020
Klinik Pratama tanggal 17 Desember 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Penanaman
Purwakarta Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Purwakarta
65. Laboratorium Surat Izin No. 445/4181-Dinkes/01-SI-Lab/V/13 tentang Izin Laboratorium 8 Mei 2018
Klinik Pratama Klinik Pratama Walikota Bandung tanggal 8 Mei 2013 dikeluarkan oleh Kepala
Kurdi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
66. Laboratorium Surat Izin No. 455/3956 - Dinkes/04-SI-Lab/VI/14 tanggal 21 Mei 2014 yang 21 Mei 2019
Klinik Pratama dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung
Buah Batu
67. Laboratorium Surat Izin No. 445/5692-Dinkes/03-SI-Lab/VII/13 tanggal 1 Juli 2013 1 Juli 2018
Klinik Pratama dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung
MTC
68. Laboratorium Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu 21 November 2021
Klinik Pratama No. 440/6769/LAB-KLINIK/BPMPPT/XI/2016 tentang Izin Laboratorium
Tasikmalaya Klinik tanggal 22 November 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tasikmalaya
69. Laboratorium Surat Izin Laboratorium No. 503.27/002/SI.Lab./BPPTPM.03/X/2016 tanggal 13 Oktober 2021
Klinik Pratama 13 Oktober 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan
Ciamis Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Ciamis
70. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar No. 503.6/004 - Dinkes/Lab- 27 Oktober 2019
Klinik Pratama Kes/X/2014 tentang Izin Laboratorium Prodia tanggal 27 Oktober 2014 yang
Banjar Patroman dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar
71. Laboratorium Surat Izin No. 447.2/7815-Perizinan tentang Izin Mendirikan Laboratorium 23 Juni 2021
Klinik Indramayu Kesehatan tanggal 7 November 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Indramayu
72. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung No. 440/004-Lab/X-16/ 25 Oktober 2021
Klinik Majalaya Dinkes tanggal 25 Oktober 2016 tentang Izin Laboratorium Klinik Swasta yang
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
73. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung No. 440/003-Lab/X-16/ 24 Oktober 2021
Klinik Kopo Dinkes tanggal 24 Oktober 2016 tentang Izin Laboratorium Klinik Swasta yang
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Jawa Tengah
74. Laboratorium Keputusan Walikota Tegal No. 445.9/002/2013 tentang Pemberian Izin 17 Desember 2018
Klinik Pratama Laboratorium Klinik Umum Pratama "Laboratorium Klinik Prodia Cabang
Tegal. Tegal" tanggal 17 Desember 2013 dikeluarkan oleh Plt. Kepala Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu
75. Laboratorium Perizinan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah No. 503/929/5.2 tentang Ijin 23 Maret 2019
Klinik Madya Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Prodia Purwokerto tanggal 24 Maret 2014
Purwokerto. yang dikeluarkan oleh Kepala Bidang Bindal Sumber Daya Kesehatan
76. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap No. 02/Dinkes/ 9 April 2017
Klinik Pratama Lab/X/2016 tanggal 17 Oktober 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Cilacap Kesehatan Kabupaten Cilacap
77. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga No. 026/SIOL/ 18 Oktober 2017
Klinik Pratama DKK/PBG.X/12 tanggal 18 Oktober 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Purbalingga. Kesehatan Kabupaten Purbalingga
78. Laboratorium Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No. HK.02.03/I/2240/2013 31 Desember 2018
Klinik Utama tanggal 12 Desember 2013 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bina Upaya
Semarang. Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
79. Laboratorium S u r a t I j i n P e n y e l e n g g a r a a n L a b o r a t o r i u m K e s e h a t a n S w a s t a 26 Februari 2018
Klinik Pratama No. 445/001LKS/11.04/BPPT/II/2013 tanggal 27 Februari 2013 dikeluarkan oleh
Semarang Setiabudi Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Semarang
80. Laboratorium Surat Ijin Penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan Swasta No. 003/445/ 27 September
Klinik Pratama LKS/11.04/BPPT/IX/2012 tanggal 28 September 2012 dikeluarkan oleh Kepala 2017
Semarang Barat. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Semarang
81. Laboratorium Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No. HK.02.03/I/0729/2013 31 Desember 2018
Klinik Utama Solo tentang Izin Laboratorium Klinik Utama Prodia Solo tanggal 23 April 2013
yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
82. Laboratorium Surat Izin Laboratorium Klinik No. 503/01/LAB/33.09/I/2015 tanggal 22 Januari 20 Januari 2020
Klinik Pratama 2015 yang dikeluarkan oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali
Boyolali
83. Laboratorium Perizinan No. 503/5251/5.2 tentang Ijin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik 2 November 2019
Klinik Madya Prodia tanggal 3 November 2014 yang dikeluarkan oleh Plt Kepala Dinas
Magelang Kesehatan Propinsi Jawa Tengah
84. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo No. 503/31/DKK- 31 Mei 2018
Klinik Pratama 2013 tentang Izin Laboratorium Klinik Umum Pratama tanggal 1 Juni 2013 yang
Wonosobo dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo

96
No Izin Nomor, tanggal dan instansi Masa Berlaku
85. Laboratorium Surat Izin Operasional Laboratorium Kesehatan No. 002/Labkes-29/VIII/2014 11 Agustus 2019
Klinik Pratama tanggal 11 Agustus 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala BPTPM Kabupaten
Sragen Sragen
86. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora No. 01/DKK/Lab/III.2016 13 Maret 2021
Klinik Pratama tentang Izin Pendirian Laboratorium Klinik tanggal 14 Maret 2016 yang
Cepu dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
87. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo No. 188/2545/Lab/SK/ 30 Juni 2020
Klinik Pratama VI/2015 tanggal 30 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Purworejo Kabupaten Purworejo
88. Laboratorium Perizinan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah No. 445.25/2027/5.2 tentang 26 Juni 2019
Klinik Madya Ijin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Prodia Salatiga tanggal 27 Juni 2014
Salatiga yang dikeluarkan oleh Kepala Bidang Bindal SDK
89. Laboratorium Keputusan Bupati Wonogiri No. 449/0730/Lab/2013 tentang Izin Penyelenggaraan 27 Februari 2018
Klinik Pratama Laboratorium Pratama tanggal 27 Februari 2013 yang dikeluarkan oleh Kepala
Wonogiri Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Wonogiri
90. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah No. 503/72/5.2 Berlaku selama
Klinik Madya tentang Laboratorium Klinik Umum tanggal 20 Januari 2016 yang dikeluarkan masih melakukan
Klaten oleh Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah kegiatan pelayanan
dan memenuhi
persyaratan yang
ditetapkan
91. Laboratorium Izin Laboratorium Klinik Umum Pratama Prodia No. 445/1429/04.05/2014 9 April 2019
Klinik Pratama tentang Izin Laboratorium Klinik Umum Pratama tanggal 10 April 2014 yang
Kudus dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Kudus
D.I. Yogyakarta
92. Laboratorium Surat Izin Dinas Kesehatan Yogyakarta No. 503/6185.A tanggal 23 September 24 September
Klinik Pratama 2013 yang dikeluarkan oleh Plt. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat 2018
Yogyakarta
93. Laboratorium Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No. HK.02.03/I/3629/2014 11 November 2019
Klinik Utama tentang Izin Laboratorium Klinik Utama Prodia Yogyakarta tanggal 12 November
Mangkubumi 2014 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Jawa Timur
94. Laboratorium Surat Izin No. 503/3/Lab/408.57/2015 tentang Surat Izin Laboratorium Klinik 5 Januari 2020
Klinik Pratama tanggal 5 Januari 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Penanaman Modal
Pacitan dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Pacitan
95. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur No. 445/2899/101.4/ 27 Maret 2017
Klinik Madya III/2012 tanggal 27 Maret 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Madiun Propinsi Jawa Timur
96. Laboratorium Rekomendasi No. 445/1724/35.73.306/2016 tanggal 21 Juni 2016 mengenai -
Klinik Utama Rekomendasi Izin Laboratorium Klinik Prodia Malang yang dikeluarkan
Malang oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang. Tanda terima pengurusan izin
laboratorium klinik utama tanggal 3 Oktober 2016.
97. Laboratorium Surat Izin Laboratorium Klinik Pratama No. 503/01/410.207.1/LK/IX/2012 12 September
Klinik Pratama tanggal 12 September 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan 2017
Blitar Terpadu Kota Blitar
98. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya No. 503.445/001 8 Januari 2019
Klinik Pratama IP-Lab/P/436.6.3/I/2014 tentang Izin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik
RDPS tanggal 6 Januari 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota
Surabaya
99. Laboratorium Surat Izin Laboratorium Klinik Umum Madya No. P2T/1/03.17/01/IV/2015 14 April 2020
Klinik Madya tanggal 15 April 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Penanaman Modal
Sidoarjo Propinsi Jawa Timur
100. Laboratorium Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan No. HK.02.03/I/0213/2016 25 Februari 2021
Klinik Utama tanggal 26 Februari 2016 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan
Surabaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
101. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri No. 2 Tahun 2015 tentang 7 Agustus 2019
Klinik Pratama Izin Laboratorium Klinik Pratama Prodia Kediri tanggal 2 Januari 2015 yang
Kediri dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri
102. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya No. 503.445/032 19 Juli 2017
Klinik Pratama IP-Lab/P/436.6.3/VII/2012 tentang Izin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik
Mega Galaxi tanggal 19 Juli 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota
Surabaya
103. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung No. 004/LK/103/ 13 Maret 2019
Klinik Pratama III/2014 tentang Izin Tetap Laboratorium Klinik Pratama Prodia tanggal 14 Maret
Tulung Agung 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung

97
No Izin Nomor, tanggal dan instansi Masa Berlaku
104. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya No. 503.445/53 8 Januari 2019
Klinik Pratama IP-Lab/P/436.6.3/XII/2013 tentang Izin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik
Jemursari tanggal 27 Desember 2013 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kota Surabaya
Bali
105. Laboratorium Keputusan Direktur Bina Upaya Kesehatan No. HK.02.03/I/1663/2015 tanggal 18 Juni 2020
Klinik Utama 19 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Denpasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
106. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan No. 503/4327/DI KES 1 September 2021
Klinik Pratama tentang Surat Ijin Laboratorium Klinik Umum Utama tanggal 1 September 2016
Tabanan yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan
107. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng No. 440/157.24/LAB/ 18 Juli 2021
Klinik Pratama DINKES/2016 tanggal 1 September 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Singaraja Kesehatan Kabupaten Buleleng
Nusa Tenggara Barat
108. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Nusa Tenggara Barat No. 442132/ 14 September
Klinik Madya Yankesdas & Rujukan/IX/2015 tentang Izin Laboratorium Klinik Umum Madya 2020
Mataram tanggal 14 September 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi Nusa Tenggara Barat
109. Laboratorium Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bima No. 01/503/ 8 September 2018
Klinik Pratama KPPT/VIII/2015 tentang Izin Laboratorium Klinik Prodia tanggal 8 September
Bima 2015 dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bima
Nusa Tenggara Timur
110. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang No. 021/Labkes/V/2012 tentang 30 Mei 2017
Klinik Pratama Izin Tetap Laboratorium Klinik Prodia tanggal 31 Mei 2011, dikeluarkan oleh
Kupang Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang
111. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka No. 446/1075/Kes/2010 Berlaku selama
Klinik Pratama tentang Izin Laboratorium Prodia tanggal 20 Juli 2010 yang dikeluarkan oleh masih menjalankan
Maumere Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka kegiatan usaha
Kalimantan Barat
112. Laboratorium Izin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Prodia No. 503.446/837.3/D-Kes/ 17 Februari 2020
Klinik Pratama Yankesfar/2015 tanggal 17 Februari 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Pontianak Kesehatan Kota Pontianak
Kalimantan Timur
113. Laboratorium Surat Izin Operasional No. 026/002/Izin-Oprs/I/2016 tanggal 14 Januari 2016 9 Desember 2016
Klinik Pratama yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan
Balikpapan
114. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda No. 503/Lab-002/DKK/ 2 Agustus 2020
Klinik Pratama VIII/2015 tentang Izin Laboratorium Klinik Pratama Prodia Samarinda tanggal
Samarinda 3 Agustus 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda
Kalimantan Tengah
115. Laboratorium Keputusan Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya No. 440/007/JSK-LAB/VI/2- 28 Agustus 2020
Klinik Pratama 2015 tentang Izin Laboratorium Klinik Umum Pratama Prodia tanggal 5 Juni
Palangkaraya 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya
Kalimantan Selatan
116. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan No. 422/0778- Berlaku selama
Klinik Madya PSDK/II/2014 tanggal 27 Februari 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas masih menjalankan
Banjarmasin Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan kegiatan usaha
Sulawesi Utara
117. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara No. 188.4/SK- 11 Agustus 2020
Klinik Madya DINKES/3108/VIII/2015 tentang Izin Laboratorium Klinik Prodia Cabang
Manado Manado tanggal 12 Agustus 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi Sulawesi Utara
118. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu No. 440/DINKES/ 2 Maret 2021
Klinik Pratama KK/543/III/TAHUN 2016 tentang Izin Laboratorium Klinik Prodia tanggal 3
Kotamobagu Maret 2016 yang 2 Maret 2021, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kota Kotamobagu
Gorontalo
119. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Gorontalo No. 503/KES-FM/13719/ 13 November 2019
Klinik Pratama XI/2014 tentang Izin Laboratorium Klinik Pratama Prodia tanggal 13 November
Gorontalo 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Gorontalo
Sulawesi Tengah
120. Laboratorium Izin Laboratorium Klinik Prodia No. 08/23.1.1/DINKES/III/2012 tanggal 9 April 9 April 2017
Klinik Pratama 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu
Palu

98
No Izin Nomor, tanggal dan instansi Masa Berlaku
Sulawesi Barat
121. Laboratorium Surat Izin Penyelenggaraan Laboratorium No. 441/01/IX/2016/DINKES tanggal 20 September
Klinik Pratama 20 September 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten 2021
Mamuju Mamuju
Sulawesi Selatan
122. Laboratorium Izin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik No. 440.3.3/07241/Diskes tanggal 2 Juni 2021
Klinik Madya 3 Juni 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi
Makassar Selatan
123. Laboratorium Surat Izin Tetap Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Prodia Keputusan 25 April 2017
Klinik Pratama Kepala Dinas Kesehatan Kota Palopo No. 37/2.1/DINKES/LAB-KLINIK/PLP/
Palopo IV/2012 tanggal 25 April 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kota Palopo
124. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar No. 440/12-10/LAB/ 14 Januari 2018.
Klinik Pratama DKK/2013 tentang Izin Laboratorium Umum Pratama tanggal 14 Januari 2013
Panakkukang. yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar.
125. Laboratorium Surat Izin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Prodia Kota Parepare No. 7 Januari 2018
Klinik Pratama 435.9/16/DINKES tanggal 7 Januari 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Parepare. Kesehatan Kota Parepare
Sulawesi Tenggara
126. Laboratorium Surat Izin Laboratorium No. 49/IZN/V/2014/001 tanggal 16 Mei 2014 yang 16 Mei 2019
Klinik Pratama dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dan
Kendari Penanaman Modal Daerah Kota Kendari
Maluku Utara
127. Laboratorium Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate No. 2152.442.02.E.1/DINKES/ 17 Desember
Klinik Pratama YKM/XII/2014 tentang Izin Laboratorium Klinik Umum Prodia tanggal 18 2019.
Ternate. Desember 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate.
Maluku
128. Laboratorium Tanda terima pengumpulan dokumen untuk perpanjangan izin kepada Dinas
Klinik Pratama Kesehatan Kota Ambon 15 Agustus 2016
Ambon

8.2.2. Perizinan terkait Penanaman Modal

No Izin Nomor, tanggal dan instansi Keterangan


1. Izin Prinsip Penanaman No. 430/1/IP/PMA/2015 tanggal 24 Dinas Koperasi dan UKM Jakarta tidak
Modal Asing Febuari 2015 yang dikeluarkan oleh mengeluarkan SIUP untuk izin usaha
Badan Koordinasi Penanaman Modal tersebut berdasarakan Surat Keterangan
No. 97/082-8 tanggal 30 April 2014, yang
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan Propinsi DKI Jakarta
2. Izin Prinsip Perubahan No. 2776/I/IP/PB/PMA/2016 tanggal Peningkatan Modal Dasar Perseroan dari semula
Penanaman Modal Asing 16 Agustus 2016 yang dikeluarkan oleh Rp75.000.000.000 menjadi Rp300.000.000.000.
Badan Koordinasi Penanaman Modal

8.3. Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan

Sejak tanggal pendiriannya sampai dengan tanggal Propektus ini diterbitkan, perubahan struktur
permodalan serta susunan pemegang saham dalam Perseroan adalah sebagai berikut:

Tahun 1991

Berdasarkan Akta Pendirian, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah
sebagai berikut:

99
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham
Keterangan Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%)
Nominal
Modal Dasar 750 750.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham Istimewa Saham Biasa
1. Andi Widjaja 20 5 25.000.000 16,67
2. Gunawan Prawiro Soeharto 20 5 25.000.000 16,67
3. Johanes Hamdono Widjojo 20 5 25.000.000 16,67
4. Elias Nugroho 20 5 25.000.000 16,67
5. Ichsan Hidayat 20 5 25.000.000 16,67
6. Singgih Hidayat 20 5 25.000.000 16,67
Jumlah Modal Disetor dan Ditempatkan Penuh 120 30 150.000.000 100,00
Saham dalam Portepel - 600 600.000.000

Tahun 1994

Berdasarkan Akta 58/1994, para pemegang saham Perseroan menyetujui:

i. peningkatan modal dasar dari Rp750.000.000 menjadi Rp12.000.000.000 yang terbagi atas 12.000
saham, masing-masing dengan nilai nominal Rp1.000.000; dan

ii. peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp150.000.000 menjadi Rp2.400.000.000 dengan
cara pengeluaran saham baru yaitu 264 saham istimewa dan 1.986 saham biasa yang diambil oleh
para pemegang saham secara proporsional.

Sehingga setelah peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor, struktur permodalan
dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham


Keterangan Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%)
Nominal
Modal Dasar 12.000 12.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham Istimewa Saham Biasa
1. Andi Widjaja 64 336 400.000.000 16,67
2. Gunawan Prawiro Soeharto 64 336 400.000.000 16,67
3. Johanes Hamdono Widjojo 64 336 400.000.000 16,67
4. Elias Nugroho 64 336 400.000.000 16,67
5. Ichsan Hidayat 64 336 400.000.000 16,67
6. Singgih Hidayat 64 336 400.000.000 16,67
Jumlah Modal Disetor dan Ditempatkan Penuh 384 2.016 2.400.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 1.536 8.064 9.600.000.000

Tahun 1998

a) Berdasarkan Akta 178/1998, para pemegang saham Perseroan menyetujui peningkatan modal
ditempatkan dan disetor dari Rp2.400.000.000 menjadi Rp7.200.000.000 dengan cara pengeluaran
saham dalam portepel oleh para pemegang saham secara proporsional. Selain itu terdapat perubahan
dalam komposisi pemegang saham dimana Arjati Utami ditunjuk sebagai ahli waris Singgih Hidayat
berdasarkan Surat Penunjukan yang dibuat di bawah tangan tertanggal 30 April 1993 sebagai kuasa
dari dan selaku demikian untuk dan atas nama Arjati Utami, Ina Listyani Singgih, Ani Kartini
Singgih dan Eri Hendrata Singgih.

Sehingga setelah peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor, struktur
permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

100
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham
Keterangan Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%)
Nominal
Modal Dasar 12.000 12.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham Istimewa Saham Biasa
1. Andi Widjaja 192 1.008 1.200.000.000 16,67
2. Gunawan Prawiro Soeharto 192 1.008 1.200.000.000 16,67
3. Johanes Hamdono Widjojo 192 1.008 1.200.000.000 16,67
4. Elias Nugroho 192 1.008 1.200.000.000 16,67
5. Ichsan Hidayat 192 1.008 1.200.000.000 16,67
6. Arjati Utami 192 1.008 1.200.000.000 16,67
Jumlah Modal Disetor dan Ditempatkan Penuh 1.152 6.048 7.200.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 768 4.032 4.800.000.000

b) Berdasarkan Akta 20/1998, para pemegang saham Perseroan menyetujui adanya perubahan terhadap
struktur permodalan yang menyebabkan penghapusan atas dua kelas saham yang ada di Perseroan
dan seluruh jumlah saham yang dimiliki oleh para pemegang saham kemudian diakumulasikan
menjadi saham biasa sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi
sebagai berikut.

Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham


Keterangan Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%)
Nominal
Modal Dasar 12.000 12.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Andi Widjaja 1.200 1.200.000.000 16,67
2. Gunawan Prawiro Soeharto 1.200 1.200.000.000 16,67
3. Johanes Hamdono Widjojo 1.200 1.200.000.000 16,67
4. Elias Nugroho 1.200 1.200.000.000 16,67
5. Ichsan Hidayat 1.200 1.200.000.000 16,67
6. Arjati Utami 1.200 1.200.000.000 16,67
Jumlah Modal Disetor dan Ditempatkan Penuh 7.200 7.200.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 4.800 4.800.000.000

Tahun 2001

Berdasarkan Akta No. 119/2001, para pemegang saham menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan
disetor Perseroan dari Rp7.200.000.000 menjadi Rp9.000.000.000, serta dilakukan pengeluaran saham
dalam perseroan yang selanjutnya diambil oleh tiap pemegang saham secara proporsional, sehingga
setelah peningkatan modal disetor dan ditempatkan serta pengeluaran saham dalam Perseroan tersebut,
struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham


Keterangan Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%)
Nominal
Modal Dasar 12.000 12.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Andi Widjaja 1.500 1.500.000.000 16,67
2. Gunawan Prawiro Soeharto 1.500 1.500.000.000 16,67
3. Johanes Hamdono Widjojo 1.500 1.500.000.000 16,67
4. Elias Nugroho 1.500 1.500.000.000 16,67
5. Ichsan Hidayat 1.500 1.500.000.000 16,67
6. Arjati Utami 1.500 1.500.000.000 16,67
Jumlah Modal Disetor dan Ditempatkan Penuh 9.000 9.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 3.000 3.000.000.000

101
Tahun 2002

Berdasarkan Akta 2/2002, para pemegang saham Perseroan menyetujui:

(i) peningkatan modal dasar dari Rp12.000.000.000 menjadi Rp18.000.000.000 yang terbagi atas
18.000 saham. masing-masing dengan nilai nominal Rp1.000.000; dan

(ii) peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp9.000.000.000 menjadi Rp12.000.000.000 dengan
cara pengeluaran 3.000 saham baru yang diambil oleh para pemegang saham secara proporsional.

Sehingga setelah peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor, struktur permodalan
dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham


Keterangan Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%)
Nominal
Modal Dasar 18.000 18.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Andi Widjaja 2.000 2.000.000.000 16,67
2. Gunawan Prawiro Soeharto 2.000 2.000.000.000 16,67
3. Johanes Hamdono Widjojo 2.000 2.000.000.000 16,67
4. Elias Nugroho 2.000 2.000.000.000 16,67
5. Ichsan Hidayat 2.000 2.000.000.000 16,67
6. Arjati Utami 2.000 2.000.000.000 16,67
Jumlah Modal Disetor dan Ditempatkan Penuh 12.000 12.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 6.000 6.000.000.000

Tahun 2004

Berdasarkan Akta 2/2004, para pemegang saham Perseroan menyetujui:

(i) peningkatan modal dasar dari Rp18.000.000.000 menjadi Rp50.000.000.000 yang terbagi atas
50.000 saham. masing-masing dengan nilai nominal Rp1.000.000; dan

(ii) peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp12.000.000.000 menjadi Rp18.000.000.000
dengan cara pengeluaran 6.000 saham baru yang diambil oleh para pemegang saham secara
proporsional.

Sehingga setelah peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor, struktur permodalan
dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham


Keterangan Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%)
Nominal
Modal Dasar 50.000 50.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Andi Widjaja 3.000 3.000.000.000 16,67
2. Gunawan Prawiro Soeharto 3.000 3.000.000.000 16,67
3. Johanes Hamdono Widjojo 3.000 3.000.000.000 16,67
4. Elias Nugroho 3.000 3.000.000.000 16,67
5. Ichsan Hidayat 3.000 3.000.000.000 16,67
6. Arjati Utami 3.000 3.000.000.000 16,67
Jumlah Modal Disetor dan Ditempatkan Penuh 18.000 18.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 32.000 32.000.000.000

102
Tahun 2014

Berdasarkan Akta 5/2014, para pemegang saham Perseroan menyetujui:

(i) peningkatan modal dasar dari Rp50.000.000.000 menjadi Rp75.000.000.000 yang terbagi atas
75.000 saham. masing-masing dengan nilai nominal Rp1.000.000; dan

(ii) peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp18.000.000.000 menjadi Rp75.000.000.000
dengan cara pengeluaran 57.000 saham baru yang diambil oleh PT Prodia Utama.

Sehingga setelah peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor, struktur permodalan
dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham


Keterangan Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%)
Nominal (Rp)
Modal Dasar 75.000 75.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Andi Widjaja 3.000 3.000.000.000 4,00
2. Gunawan Prawiro Soeharto 3.000 3.000.000.000 4,00
3. Johanes Hamdono Widjojo 3.000 3.000.000.000 4,00
4. Elias Nugroho 3.000 3.000.000.000 4,00
5. Ichsan Hidayat 3.000 3.000.000.000 4,00
6. Arjati Utami 3.000 3.000.000.000 4,00
7. PT Prodia Utama 57.000 57.000.000.000 76,00
Jumlah Modal Disetor dan Ditempatkan Penuh 75.000 75.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel - -

Tahun 2015

Berdasarkan Akta 15/2015, para pemegang saham Perseroan menyetujui:

(i) pengalihan 3.000 saham milik Andi Widjaja kepada Bio Majesty Pte. Ltd. sebagaimana dinyatakan
dalam Perjanjian Jual Beli Saham yang dibuat di bawah tangan antara Andi Widjaja dengan Bio
Majesty Pte. Ltd. pada tanggal 29 Januari 2015. Pengalihan saham dari Andi Widjaja kepada Bio
Majesty Pte. Ltd. telah dibayar lunas oleh Bio Majesty Pte. Ltd.;

(ii) pengalihan 3.000 saham milik Johanes Hamdono Widjojo kepada Bio Majesty Pte. Ltd. sebagaimana
dinyatakan dalam Perjanjian Jual Beli Saham yang dibuat di bawah tangan antara Johanes Hamdono
Widjojo dengan Bio Majesty Pte. Ltd. pada tanggal 29 Januari 2015. Pengalihan saham dari Johanes
Hamdono Widjojo kepada Bio Majesty Pte. Ltd. telah dibayar lunas oleh Bio Majesty Pte. Ltd.;

(iii) pengalihan 3.000 saham milik Gunawan Prawiro Soeharto kepada Bio Majesty Pte. Ltd. sebagaimana
dinyatakan dalam Perjanjian Jual Beli Saham yang dibuat di bawah tangan antara Gunawan Prawiro
Soeharto dengan Bio Majesty Pte. Ltd. pada tanggal 29 Januari 2015. Pengalihan saham dari
Gunawan Prawiro Soeharto kepada Bio Majesty Pte. Ltd. telah dibayar lunas oleh Bio Majesty
Pte. Ltd.;

(iv) pengalihan 3.000 saham milik Elias Nugroho kepada Bio Majesty Pte. Ltd. sebagaimana dinyatakan
dalam Perjanjian Jual Beli Saham yang dibuat di bawah tangan antara Elias Nugroho dengan Bio
Majesty Pte. Ltd. pada tanggal 29 Januari 2015. Pengalihan saham dari Elias Nugroho kepada Bio
Majesty Pte. Ltd. telah dibayar lunas oleh Bio Majesty Pte. Ltd.;

103
(v) pengalihan 3.000 saham milik Ichsan Hidayat kepada Bio Majesty Pte. Ltd. sebagaimana dinyatakan
dalam Perjanjian Jual Beli Saham yang dibuat di bawah tangan antara Ichsan Hidayat dengan Bio
Majesty Pte. Ltd. pada tanggal 29 Januari 2015. Pengalihan saham dari Ichsan Hidayat kepada Bio
Majesty Pte. Ltd. telah dibayar lunas oleh Bio Majesty Pte. Ltd.; dan

(vi) pengalihan 3.000 saham milik Arjati Utami, selaku diri sendiri dan kuasa dari seluruh ahli waris
Singgih Hidayat berdasarkan Surat Penunjukan tertanggal 30 April 1993 kepada Bio Majesty Pte.
Ltd. sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Jual Beli Saham yang dibuat di bawah tangan antara
Arjati Utami dengan Bio Majesty Pte. Ltd. pada tanggal 29 Januari 2015. Pengalihan saham dari
Arjati Utami kepada Bio Majesty Pte. Ltd. telah dibayar lunas oleh Bio Majesty Pte. Ltd.

Sehingga setelah pengalihan saham tersebut diatas, susunan pemegang saham Perseroan menjadi
sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham


Keterangan Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%)
Nominal
Modal Dasar 75.000 75.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. PT Prodia Utamaa 57.000 57.000.000.000 76,00
2. Bio Majesty Pte. Ltd. 18.000 18.000.000.000 24,00
Jumlah Modal Disetor dan Ditempatkan Penuh 75.000 75.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel - -

Tahun 2016

a) Berdasarkan Akta 83/2016, para pemegang saham menyetujui pemecahan jumlah saham dalam
Perseroan, dari Rp1.000.000 menjadi Rp100 per lembar saham, sehingga struktur permodalan dan
susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp100 per Saham


Keterangan Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%)
Nominal
Modal Dasar 750.000.000 75.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. PT Prodia Utama 570.000.000 57.000.000.000 76,00
2. Bio Majesty Pte. Ltd. 180.000.000 18.000.000.000 24,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 750.000.000 75.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel - -

b) Berdasarkan Akta 46/2016, para pemegang saham menyetujui peningkatan modal dasar Perseroan
dari Rp75.000.000.000 menjadi Rp300.000.000.000, sehingga struktur permodalan dan susunan
pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp100 per Saham


Keterangan Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%)
Nominal
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. PT Prodia Utama 570.000.000 57.000.000.000 76,00
2. Bio Majesty Pte. Ltd. 180.000.000 18.000.000.000 24,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 750.000.000 75.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 2.250.000.000 225.000.000.000

Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, tidak ada perubahan susunan kepemilikan saham
Perseroan maupun perubahan struktur permodalan lainnya.

104
8.4. Pengurusan dan Pengawasan

Berdasarkan Akta 83/2016, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan terakhir pada
tanggal Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Andi Widjaja


Komisaris : Gunawan Prawiro Soeharto
Komisaris : Endang Wahjuningtyas Hoyaranda
Komisaris Independen : Scott Andrew Merrillees
Komisaris Independen : Joseph F.P. Luhukay

Direksi:

Direktur Utama : Dewi Muliaty


Direktur : Liana Kuswandi
Direktur : Indriyanti Rafi Sukmawati
Direktur : Andri Hidayat
Direktur Independen : Tetty Hendrawati

Anggota Direksi dan Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Masa jabatan anggota
Direksi dan Dewan Komisaris adalah lima tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan.

Berikut keterangan singkat masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan:

Dewan Komisaris

Andi Widjaja
Komisaris Utama

Warga Negara Indonesia, 80 tahun. Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan


sejak tahun 2003.

Beliau adalah pendiri Perseroan, dan pernah menjabat sebagai Direktur Utama
Perseroan dari 1988 (pendirian) 2003. Beliau juga adalah pendiri dan saat ini
menjabat sebagai Komisaris Utama di perusahaan afiliasi, yaitu Prodia CRO,
POHII, PROSTEM, PROLINE dan INNODIA, dan PT Prodia Utama. Beliau aktif
sebagai dosen dan peneliti ilmiah.

Memperoleh gelar Sarjana Farmasi dari Institut Teknologi Bandung pada tahun
1963, gelar PhD di bidang biologi molekuler dari University of Munster, Jerman
pada tahun 1978 dan Master of Business Administration dari University of
California, Los Angeles, Amerika Serikat pada tahun 1986.

105
Gunawan Prawiro Soeharto
Komisaris

Warga Negara Indonesia, 78 tahun. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak


tahun 2003.

Beliau adalah salah satu pendiri Perseroan. Memulai karirnya sebagai sekretaris
Fakultas Farmasi di Universitas Atmajaya, Solo (1967-1974) sebelum bergabung
dengan Perseroan pada tahun 2003 sebagai Direktur Pemasaran. Saat ini beliau
menjabat sebagai Komisaris di perusahaan afiliasi, yaitu Prodia CRO, POHII,
PROLINE dan INNODIA, dan PT Prodia Utama.

Memperoleh gelar Sarjana Farmasi dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta


pada tahun 1966.

Endang Wahjuningtyas Hoyaranda


Komisaris

Warga Negara Indonesia, 65 tahun. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak


tahun 2015.

Beliau memulai karirnya sebagai dosen jurusan Farmasi di Fakultas Matematika


dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, sebelum bergabung
dengan Perseroan sebagai Manajer Penelitian dan Pengembangan pada tahun
1990. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Operasi Perseroan dari tahun 1990
sampai dengan 2002 dan Direktur Utama Perseroan dari tahun 2003-2009. Saat
ini, beliau menjabat sebagai Komisaris di perusahaan afiliasi, yaitu Prodia CRO,
POHII, PROSTEM, PROLINE and INNODIA, dan Direktur PT Prodia Utama.

Memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada tahun 1976 dan Profesi Apoteker pada
tahun 1977, keduanya dari Institut Teknologi Bandung.

Scott Andrew Merrillees


Komisaris Independen

Warga Negara Australia, 52 tahun. Menjabat sebagai Komisaris Independen


Perseroan sejak tahun 2016.

Beliau memiliki lebih dari 20 tahun pengalaman di Indonesia sebagai spesialis


di equity research, pasar modal dan perbankan. Beliau pernah menjabat sebagai
Head of Equity Research PT Morgan Grenfell (1990-1994), Research Director
PT UBS Securities Indonesia (1994), President Director PT BNP Paribas
Securities Indonesia (1994-2006), Head of Natural Resources PT ANZ Bank
Indonesia (2008-2010), Direktur PT Borneo Lumbung Energy & Metal (2011-
2012), Director Bumi plc, London (2012-2013), dan Direktur PT Berau Coal &
Energy (2012-2013).

Memperoleh gelar Bachelor of Commerce dari University of Melbourne, Australia


pada tahun 1984.

106
Joseph F.P. Luhukay
Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, 70 tahun. Menjabat sebagai Komisaris Independen


Perseroan sejak tahun 2016.

Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Lippo Tbk. (2003-2006),
Partner di IndoConsult (2006-2008), dan Wakil Direktur Utama Bank Danamon
(2008-2013). Beliau juga pernah menjabat, antara lain, sebagai Partner di Ernst &
Young, Ketua Pelaksana Jakarta Initiative Task Force, atas penunjukan Presiden
Republik Indonesia, dan Chief of Operating Officer Bahana Pembinaan Usaha
Indonesia.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Indonesia pada tahun
1972 dan gelar Master of Science dalam bidang Computer Science dan Doctor
of Philosophy dari University of Illinois, Urbana-Champaign, Amerika Serikat
masing-masing pada tahun 1982 dan 1983.

Direksi

Dewi Muliaty
Direktur Utama

Warga Negara Indonesia, 53 tahun. Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan


sejak tahun 2009.

Memulai karirnya di Perseroan sejak tahun 1988 di laboratorium Quality Control


sebagai Asisten Manajer Teknis sampai dengan tahun 1990 dan Manajer Teknis
sampai dengan tahun 1994. Beliau juga pernah menjabat sebagai Manajer
Penelitian dan Pengembangan (1994-2003) dan Direktur Pengembangan (2003-
2009).

Memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada tahun 1987 dan Profesi Apoteker pada
tahun 1988, keduanya dari Universitas Padjadjaran, Bandung, dan gelar S2 di
bidang Biomedik Kimia Klinik dan S3 di bidang Biomedik dari Universitas
Hasanuddin, Makassar, masing-masing pada tahun 2006 dan 2010.

Liana Kuswandi
Direktur Keuangan

Warga Negara Indonesia, 43 tahun. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak


tahun 2007.

Memulai karirnya di Universitas Tarumanagara sebagai Asisten Dosen Aplikasi


Akuntansi (1995-1996) dan Penasehat Akademik Mahasiswa dan Dosen Akuntansi
(1997-2003). Beliau juga pernah menjadi Dosen Akuntansi di Universitas Pelita
Harapan (2001-2006) dan menjabat sebagai Kepala Program Akuntansi (2003-
2005).

Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Universitas


Tarumanagara, Jakarta pada tahun 1996 dan Master of Science di bidang Keuangan
dari RMIT University, Melbourne, Australia.

107
Indriyanti Rafi Sukmawati
Direktur Pemasaran

Warga Negara Indonesia, 44 tahun. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak


tahun 2014.

Memulai karirnya di Perseroan sejak tahun 1996 di bagian pemasaran sebagai


Asisten Manajer Marketing sampai dengan 2001 dan Account Manager Marketing
sampai dengan tahun 2008. Beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala Lab
PRN (2008-2014).

Memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada tahun 1995 dan Profesi Apoteker pada
tahun 1996, keduanya dari Universitas Padjadjaran, Bandung, dan gelar S2 dan
S3 di bidang Biomedik Kimia Klinik dari Universitas Hasanuddin, Makassar,
masing-masing pada tahun 2006 dan 2010.

Andri Hidayat
Direktur Operasional

Warga Negara Indonesia, 43 tahun. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak


tahun 2014.

Memulai karirnya di Perseroan sejak tahun 1997 di bagian Technical Quality


Assurance sebagai Asisten Manajer Technical Quality Assurance sampai dengan
2002 dan Manajer Technical Quality Assurance sampai dengan 2005. Beliau juga
pernah menjabat sebagai Kepala Prodia Wilayah I (Aceh dan Sumatera Utara)
(2005-2014) dan pejabat sementara IT Project Monitoring Officer (2012-2013).

Memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada tahun 1996 dan Profesi Apoteker pada
tahun 1997, keduanya dari Universitas Padjadjaran, Bandung, dan gelar S2 dan
S3 di bidang Biomedik dari Universitas Hasanuddin, Makassar, masing-masing
pada tahun 2010 dan 2016.

Tetty Hendrawati
Direktur Umum (Direktur Independen)

Warga Negara Indonesia, 53 tahun. Menjabat sebagai Direktur Independen sejak


tahun 2016.

Memulai karirnya di Perseroan sejak tahun 1988 di bagian Technical Quality


Assurance sebagai Wakil Kepala Cabang Denpasar sampai dengan 1994 dan
Manajer Technical Quality Control serta merangkap sebagai Quality Management
Representative sampai dengan 2003. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur
Operasi (2003-2014) dan Direktur Umum (2014-2016).

Memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada tahun 1987 dan Profesi Apoteker pada
tahun 1988, keduanya dari Universitas Teknologi Bandung dan gelar S2 di bidang
Biomedik Kimia Klinik dari Universitas Hasanuddin, Makassar pada tahun 2007.

Pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah memenuhi ketentuan, termasuk ketentuan
mengenai rangkap jabatan, sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tanggal
8 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik (Peraturan
OJK No. 33/2014).

Pengangkatan Direktur Independen Perseroan telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam
butir III.1.5 Peraturan Pencatatan Bursa Efek.

108
Kompensasi Komisaris dan Direksi

Dasar penetapan besarnya gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya (jika ada) dari para anggota
Dewan Komisaris adalah berdasarkan RUPS. Dasar penetapan besarnya gaji, uang jasa dan tunjangan
lainnya (jika ada) dari para anggota Direksi sejak bulan Juni tahun 2016 adalah melalui RUPS dan
wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.

Jumlah kompensasi kepada Dewan Komisaris Perseroan berupa gaji dan tunjangan untuk tahun-tahun
yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2014 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp7,2 miliar,
Rp7,7 miliar, dan Rp9,7 miliar, dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 adalah
sebesar Rp5,2 miliar. Jumlah kompensasi kepada Direksi Perseroan berupa gaji dan tunjangan untuk
tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2014 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp4,4
miliar, Rp5,1 miliar, dan Rp5,7 miliar, dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016
adalah sebesar Rp2,7 miliar.

Komite Audit

Perseroan telah membentuk Komite Audit sesuai dengan Peraturan OJK No. 55/POJK.04/2015 tentang
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dan Peraturan Pencatatan Bursa Efek
berdasarkan Rapat Komisaris tertanggal 16 Juni 2016 yang selanjutnya dinyatakan dalam Surat Keputusan
Direksi No. 148/SKPJ/HROD/VIII/16 tanggal 16 Juni 2016 tentang Pengangkatan Anggota Komite
Audit dengan susunan anggota sebagai berikut:

Ketua : Joseph F.P. Luhukay (merangkap sebagai Komisaris Independen)

Anggota : Scott Andrew Merrillees (merangkap sebagai Komisaris Independen)

Anggota : Dina Kharisma

Warga Negara Indonesia, 40 tahun. Menjabat sebagai Anggota Komite Audit Perseroan
sejak tahun 2016.

Memperoleh gelar Magister Komunikasi dari Universitas Indonesia, pada tahun 2010.

Menjabat juga sebagai Assistant Director of Legal and Communication di PT Prodia


Utama.

Perseroan juga telah menyusun suatu Piagam Komite Audit tanggal 18 Agustus 2016, yang mulai berlaku
pada 1 September 2016. Piagam Komite Audit merupakan pedoman kerja bagi Komite Audit. Berdasarkan
Piagam Komite Audit, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain meliputi:

meninjau dan menilai pengaduan yang berkaitan dengan proses pelaporan akuntansi dan keuangan
di Perseroan.
meninjau dan menganalisa tindakan yang diambil oleh Perseroan untuk mengidentifikasi dan
mengendalikan resiko keuangan dan bisnis.
meninjau dan menganalisis rencana, kemajuan dan hasil kegiatan yang dilakukan oleh auditor
eksternal Perseroan.
memberikan pendapat independen dalam hal perselisihan antara manajemen Perseroan dan auditor
eksternal untuk layanan yang diberikan.
meninjau objektivitas dan independensi auditor eksternal Perseroan.
mengawasi tindak lanjut oleh Direksi sehubungan dengan temuan dan rekomendasi dari auditor
eksternal.

109
Unit Audit Internal

Perseroan telah membentuk Unit Audit Internal sesuai dengan Peraturan OJK No. 56/POJK.04/2015
tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal berdasarkan Rapat Komisaris
tertanggal 21 Juli 2016 dan telah mengangkat Budi Darmawan sebagai Kepala Internal Audit Perseroan
berdasarkan Surat Keputusan No. 168/SKPJ/HROD/VIII/16 tanggal 12 Agustus 2016 tentang Perubahan
Job Title dan atau Sub Band.

Kepala Internal Audit bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Auditor yang duduk dalam Unit
Audit Internal bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala Internal Audit. Auditor ini dilarang
merangkap tugas dan tanggung jawab terkait pelaksanaan kegiatan operasional Perseroan.

Perseroan juga telah menyusun suatu Piagam Unit Audit Internal tanggal 1 Agustus 2016. Piagam Unit
Audit Internal merupakan pedoman kerja bagi Unit Audit Internal.

Unit Audit Internal memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain meliputi:

menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan;


menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan system manajemen risiko sesuai
dengan kebijakan perusahaan;
membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan
Dewan Komisaris;
bekerja sama dengan Komite Audit;
menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya; dan
melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Sekretaris Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan OJK No. 35/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Sekretaris
Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik, Perseroan telah menunjuk Indriyanti Rafi Sukmawati
sebagai Sekretaris Perusahaan berdasarkan Surat Keputusan No. 146/SKPJ/HROD/VII/16 tanggal
12 April 2016 tentang Pengangkatan Corporate Secretary di Lingkungan Perseroan. Sekretaris Perseroan
dilarang merangkap jabatan apapun di emiten atau perusahaan publik lain.

Sekretaris Perusahaan dapat dihubungi melalui nomor telepon (021) 314-4182 atau e-mail corporate.
secretary@prodia.co.id.

Sekretaris Perusahaan mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain meliputi:

mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang pasar
modal;
memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk mematuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal;
membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang meliputi:
- keterbukaan informasi kepada masyarakat, termasuk ketersediaan informasi pada situs web
Perseroan;
- penyampaian laporan kepada OJK tepat waktu;
- penyelenggaraan dan dokumentasi RUPS;
- penyelenggaraan dan dokumentasi rapat Direksi dan/atau Dewan Komisaris; dan
- pelaksanaan program orientasi terhadap Perseroan bagi Direksi dan/atau Dewan Komisaris.
sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan pemegang saham Perseroan,
OJK, dan pemangku kepentingan lainnya.

110
Komite Nominasi dan Remunerasi

Komite Nominasi dan Remunerasi adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada
Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan fungsi dan tugas Dewan Komisaris terkait nominasi
dan remunerasi.

Berdasarkan Peraturan OJK No. 34/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Komite Nominasi
dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik, maka Perseroan telah membentuk Komite Nominasi dan
Remunerasi berdasarkan Rapat Komisaris tertanggal 16 Juni 2016 yang selanjutnya dinyatakan dalam
Surat Keputusan Direksi No. 150/SKPJ/HROD/VIII/16 tanggal 16 Juni 2016 tentang Pengangkatan
Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi, dengan susunan anggota sebagai berikut:

Ketua : Joseph F.P. Luhukay (merangkap sebagai Komisaris Independen)

Anggota : Andi Widjaja (merangkap sebagai Komisaris Utama)

Anggota : Endang Wahjuningtyas Hoyaranda (merangkap sebagai Komisaris)

Anggota : Gunawan Prawiro Soeharto (merangkap sebagai Komisaris)

Tugas, tanggung jawab dan wewenang bidang nominasi dan remunerasi antara lain meliputi:

membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja dengan kesesuaian remunerasi yang
diterima masing-masing anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai program pengembangan kemampuan
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.
memberikan usulan calon yang memenuhi syarat sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.

111
8.5. Struktur Organisasi Perseroan
Struktur organisasi Perseroan pada tanggal Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

112
Garis pelaporan/tanggung jawab
---------- Garis koordinasi/penyampaian informasi
* concurrent
112
8.6. Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance atau GCG)

Perseroan senantiasa memperhatikan dan mematuhi prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
(Good Corporate Governance) (Prinsip GCG) sebagaiamana diatur dalam peraturan OJK dan Bursa
Efek. Terkait dengan penerapan Prinsip GCG dalam kegiatan usaha Perseroan, sesuai dengan Peraturan
Pencatatan Bursa Efek dan peraturan-peraturan OJK, Perseroan telah memiliki alat-alat kelengkapan
seperti Komisaris Independen, Direktur Independen, Sekretaris Perusahaan, dan Komite Audit. Perseroan
juga telah memiliki Unit Audit Internal yang berfungsi untuk melakukan pengawasan atas implementasi
dari kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen Perseroan serta telah membentuk Komite Nominasi
dan Remunerasi yang bertugas untuk mengkaji dan merekomendasikan susunan Dewan Komisaris dan
Direksi Perseroan serta sistem remunerasi yang kompetitif.

8.7. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Social Responsibility)

Perseroan berkomitmen penuh untuk menjalankan fungsi dan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan,
masyarakat, karyawan dan juga komunitas. Berikut adalah beberapa kegiatan tanggung jawab sosial
yang telah dilakukan oleh Perseroan:

menyediakan selimut dan bantuan dana bagi korban banjir di Senen, Jakarta Pusat;
mensponsori Yayasan Anyo Indonesia, sebuah yayasan non-profit, yang membantu anak-anak
penderita kanker, terutama mereka yang datang dari kalangan keluarga miskin di Indonesia;
menyediakan cairan pembersih dan peralatan pembersih rumah tangga bagi korban banjir di
Kampung Melayu, Jakarta Selatan;
bermitra dengan pemerintah daerah untuk melaksanakan skrining Thalasemia bagi 1.000 orang
(terutama murid sekolah menengah ke atas) di Tasikmalaya, Jawa Barat;
bermitra dengan kecamatan Senen untuk memberikan pemeriksaan gula darah secara cuma-cuma
bagi penduduk yang tinggal di Senen, Jakarta Pusat;
memberikan pemeriksaan darah gratis untuk anak-anak di acara hari kesehatan nasional yang
diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan di Stadium Gelora Bung Karno;
bermitra dengan Grup Martha Tilaar dalam rangka membantu penduduk di daerah Depok, Jogjakarta
untuk membangun tempat penampungan sampah.

8.8. Sumber Daya Manusia

Perseroan menyadari perlunya dukungan penuh dari sumber daya manusia yang kompeten agar dapat
meningkatkan kinerja dan mengembangkan usahanya secara berkesinambungan serta mengantisipasi
persaingan di dunia usaha.

Karyawan non-manajemen Perseroan diwakili oleh SP Prodia. Perjanjian kerja bersama dengan SP
Prodia telah berakhir pada tahun 2010. Namun demikian, berdasarkan peraturan yang berlaku di
Kementerian Ketenagakerjaan, perjanjian ini akan terus berlaku efektif sampai dengan kesepakatan
untuk menandatangani perjanjian baru tercapai. Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan memiliki
hubungan baik dengan semua karyawan dan SP Prodia. Perseroan tidak pernah mengalami pemogokan
kerja atau demonstrasi dalam tiga tahun terakhir.

Perseroan bekerja sama dengan 23 fakultas kedokteran di Indonesia dalam bidang penelitian dan
pendidikan dan dapat memanfaatkan kerjasama tersebut untuk memperoleh kandidat profesional medik
yang dapat direkrut. Perseroan juga memiliki kerjasama yang erat dengan 54 institusi pendidikan di
seluruh Indonesia untuk merekrut lulusan teknologi medik yang baru lulus. Hubungan antara Perseroan
dengan calon karyawan berpotensi dibina sejak awal pendidikan mereka, misalnya, dengan mensponsori
acara-acara informatif di sekolah mereka dan menawarkan beasiswa dalam penelitian laboratorium
medik. Selain itu, Perseroan menjadi tuan rumah bagi mahasiswa kedokteran, sebagai peneliti di
laboratorium Perseroan, untuk mendukung studi akademis mereka. Perseroan berkeyakinan bahwa
program-program ini memberikan calon karyawan potensial sebuah pengalaman positif bekerja bersama
Perseroan dan mendorong mereka untuk memilih Perseroan setelah lulus.

113
Perseroan memberikan pelatihan untuk karyawannya sebagai bagian dari komitmen Perseroan dalam
mendukung pengembangan karir karyawan dan menjamin layanan yang berkualitas bagi pelanggan
Perseroan. Sebagai contoh, pada tanggal 31 Desember 2015, Perseroan telah memberikan 235 beasiswa
untuk tujuh program, termasuk diploma ahli teknologi medik dan program S2 dan S3 di bidang
laboratorium biomedik.

Perseroan telah memiliki sistem pelatihan dan program pengembangan karir yang meliputi beberapa
aspek pelatihan, dari pelatihan dasar untuk karyawan baru, pelatihan berkelanjutan melalui pendidikan
online dan pendidikan jarak jauh, hingga kursus pengembangan teknis dan manajerial. Perpustakaan
Perseroan memiliki koleksi lebih dari 1.200 buku dan berlangganan kurang lebih 40 jurnal ilmiah
sehingga karyawan Perseroan mendapatkan informasi terbaru mengenai bidangnya masing-masing.
Perseroan berkeyakinan program-program ini merupakan salah satu alasan utama tingginya retensi
karyawan. Pada tahun 2015, turnover karyawan adalah 5,6% dibandingkan 6,5% pada tahun 2014.
Sampai dengan 30 Juni 2016, lebih dari 37% karyawan Perseroan telah bekerja untuk Perseroan lebih
dari 10 tahun.

Upah, fasilitas dan tunjangan karyawan

Pemberian upah, fasilitas dan tunjangan kepada karyawan dilakukan oleh Perseroan berdasarkan tugas
dan tanggung jawab yang diterima karyawan dengan mempertimbangkan kinerja. Perseroan juga selalu
mengikuti dan memenuhi ketentuan-ketentuan Pemerintah yang berhubungan dengan kesejahteraan
antara lain penyesuaian besarnya upah yang sejalan dengan laju inflasi dan di atas standar UMP/K
(Upah Minimum Propinsi/Kota/Kabupaten) sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Perseroan saat ini memiliki Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang berlaku untuk periode tahun
2008 sampai dengan 2010, yang telah didaftarkan pada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
RI, Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja berdasarkan
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
No. Kep.77/PHIJSK/PKKAD/2008 tentang Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama antara PT Prodia
Widyahusada dengan Serikat Pekerja PT Prodia Widyahusada. Sampai dengan tanggal Prospektus ini
diterbitkan, Perseroan sedang dalam tahap perundingan dengan SP Prodia mengenai perpanjangan PKB,
dan berdasarkan peraturan yang berlaku, sebelum terdapat perpanjangan PKB, maka PKB yang berlaku
adalah PKB yang sebelumnya.

Perseroan mengikutsertakan karyawannya dalam beberapa program Pemerintah, BPJS Ketenagakerjaan


yaitu Jaminan Pensiun, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan dan Kematian. Sesuai ketentuan,
Perseroan berkontribusi total 6,2% dari gaji pokok dan tunjangan tetap karyawan. Perseroan juga
mengikutsertakan karyawannya dalam program BPJS Kesehatan bagi karyawannya, dengan nilai
kontribusi 4% dari gaji pokok dan tunjangan tetap karyawan.

Fasilitas lainnya yang diterima oleh karyawan dan didanai oleh Perseroan meliputi jaminan pemeliharaan
kesehatan, penghargaan masa kerja berupa upah dalam lump sum, emas dan tambahan cuti tahunan,
beasiswa bagi karyawan dan anak karyawan, serta pinjaman karyawan dengan bunga khusus untuk
kebutuhan mendesak.

Komposisi karyawan

Per tanggal 30 Juni 2016, Perseroan mempekerjakan karyawan (di luar Direksi dan Dewan Komisaris)
sejumlah 3.648 orang yang terdiri dari 3.282 karyawan tetap dan 366 karyawan kontrak dan kerjasama.
Berikut rincian mengenai perkembangan jumlah karyawan Perseroan dalam kurun waktu lima tahun
terakhir:

114
Tabel komposisi karyawan menurut jenjang jabatan

31 Desember 30 Juni
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Senior Manager 9 8 8 10 9 9
Manager 122 127 133 132 141 144
Supervisor 430 482 498 526 551 576
Officer 2.124 2.188 2.307 2.422 2.454 2.460
Attendant & Administration 327 279 256 362 230 225
Dokter 203 209 220 232 230 234
Jumlah 3.215 3.293 3.422 3.684 3.615 3.648

Tabel komposisi karyawan menurut jenjang pendidikan

31 Desember 30 Juni
2011 2012 2013 2014 2015 2016
S2 dan S3 (1) 156 174 174 176 172 171
S1 685 721 789 864 879 894
Diploma (2) 1.255 1.369 1.498 1.664 1.690 1.729
Non akademi 1.119 1.029 961 980 874 854
Jumlah 3.215 3.293 3.422 3.684 3.615 3.648
Catatan:
(1) Termasuk gelar S2 dan S3 di bidang ilmu laboratorium biomedik dan kedokteran.
(2) Termasuk diploma dalam bidang ilmu keperawatan dan teknologi laboratorium medik.

Tabel komposisi karyawan menurut jenjang usia

31 Desember 30 Juni
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Di atas 50 tahun 139 141 145 156 174 178
41 - 50 tahun 352 384 430 453 474 484
31 - 40 tahun 927 983 1.024 1.095 1.100 1.124
21 - 30 tahun 1.670 1.737 1.807 1.964 1.867 1.862
Jumlah 3.088 3.245 3.406 3.668 3.615 3.648

Tabel komposisi karyawan menurut status

31 Desember 30 Juni
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tetap 2.907 3.012 3.081 3.195 3.253 3.282
Kontrak 308 281 341 489 362 366
Jumlah 3.215 3.293 3.422 3.684 3.615 3.648

115
8.9. Hubungan Kepemilikan serta Pengurusan dan Pengawasan Perseroan dan Pemegang
Saham Berbentuk Badan Hukum

Hubungan kepemilikan Perseroan dan pemegang saham berbentuk badan hukum pada tanggal Prospektus
ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, pihak yang mengendalikan Perseroan adalah PT Prodia Utama.

Adapun hubungan pengurusan dan pengawasan Perseroan dengan pemegang saham berbentuk badan
hukum adalah sebagai berikut:

Nama Perseroan PT Prodia Utama Bio Majesty Pte. Ltd.


Andi Widjaja KU KU -
Gunawan Prawiro Soeharto K K -
Endang Wahjuningtyas Hoyaranda K D -
Scott Andrew Merrillees KI - -
Joseph F.P. Luhukay KI - -
Dewi Muliaty DU - -
Liana Kuswandi D - -
Indriyanti Rafi Sukmawati D - -
Andri Hidayat D - -
Tetty Hendrawati DI - -
Catatan :
KU : Komisaris Utama DU : Direktur Utama
KI : Komisaris Independen DI : Direktur Independen
K : Komisaris D : Direktur

8.10. Keterangan Singkat Tentang Pemegang Saham Utama Berbentuk Badan Hukum

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan dimiliki oleh dua pemegang saham utama berbentuk
badan hukum, yaitu PT Prodia Utama dan Bio Majesty Pte. Ltd. Berikut keterangan mengenai pemegang
saham utama berbentuk badan hukum:

8.10.1. PT Prodia Utama

a. Akta Pendirian, Anggaran Dasar dan Perubahannya

PT Prodia Utama, berkedudukan di Jakarta Pusat, didirikan menurut dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian Perseroan
Terbatas PT Prodia Utama No.13 tanggal 28 November 2013, dibuat di hadapan Rismalena
Kasri, S.H., Notaris di Jakarta yang telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham
berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-06082.AH.01.01.Tahun2014 tanggal 12 Februari 2014
(Akta Pendirian PT Prodia Utama).

116
Anggaran dasar dalam Akta Pendirian PT Prodia Utama selanjutnya telah beberapa kali
mengalami perubahan dan terakhir berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Pemegang
Saham Sebagai Pengganti RUPS Luar Biasa PT Prodia Utama No.2 tanggal 4 Juni 2015, dibuat
dihadapan Rismalena Kasri, S.H., Notaris di Jakarta yang telah mendapatkan penerimaan
pemberitahuan berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.03.0936929
tanggal 4 Juni 2015 (Akta 2/2015).

PT Prodia Utama beralamat di FX Plaza Office Tower, Lantai 15, Jl. Pintu 1 Senayan, Jakarta
Pusat 10270.

b. Kegiatan Usaha

Berdasarkan anggaran dasar PT Prodia Utama, maksud dan tujuan utama PT Prodia Utama
adalah berusaha dalam bidang perdagangan umum dan jasa.

c. Susunan Pengurusan Dan Pengawasan

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 24 tanggal 31 Maret 2015 yang dibuat
dihadapan Dede Munajat S.H., Notaris di Kabupaten Bogor, susunan anggota Dewan Komisaris
dan Direksi PT Prodia Utama terakhir pada tanggal Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai
berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Andi Widjaja.
Komisaris : Gunawan Prawiro Soeharto
Komisaris : Johanes Hamdono Widjojo
Komisaris : Elias Nugroho
Komisaris : Ichsan Hidajat

Direksi
Direktur : Endang Wahjuningtyas Hoyaranda

d. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta 2/2015, struktur permodalan dan susunan kepemilikan saham dalam
PT Prodia Utama terakhir pada tanggal Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham


Keterangan
Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (%)
Modal Dasar 180.000 180.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Andi Widjaja 17.600 17.600.000.000 16,67
2. Gunawan Prawiro Soeharto 17.600 17.600.000.000 16,67
3. Johanes Hamdono Widjojo 17.600 17.600.000.000 16,67
4. Elias Nugroho 17.600 17.600.000.000 16,67
5. Ichsan Hidajat 17.600 17.600.000.000 16,67
6. Arjati Utami 17.600 17.600.000.000 16,67
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 105.600 105.600.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 74.400 74.400.000.0000

8.10.2. Bio Majesty Pte. Ltd.

a. Pendirian

Bio Majesty Pte. Ltd., berkedudukan di Singapura, adalah perusahaan yang didirikan menurut
dan berdasarkan hukum yang berlaku di Republik Singapura pada tanggal 8 Januari 2014
dengan Company Registration No. 201400881G.

Bio Majesty Pte. Ltd. beralamat di 1 Raffles Place #39-01, One Raffles Place, Singapura 048616.

117
b. Kegiatan Usaha

Berdasarkan Certificate of Good Standing yang diterbitkan oleh Accounting and Corporate
Regulatory Authority pada tanggal 16 Desember 2014, Bio Majesty Pte. Ltd. bergerak dalam
bidang konsultasi manajemen dan bisnis.

c. Susunan Pengurusan

Struktur pengurus Bio Majesty Pte. Ltd. terakhir pada tanggal Prospektus ini diterbitkan
adalah sebagai berikut:

Direktur : Mok Fee Lee

d. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Struktur permodalan Bio Majesty Pte. Ltd. terakhir pada tanggal Prospektus ini diterbitkan
adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal S$1 per Saham


Keterangan Jumlah Nilai
Jumlah Saham (%)
Nominal
Modal Dasar 480.000 480.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Prolight Enterprises International Pte.Ltd 480.000 480.000 100,00
Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 480.000 480.000 100,00
Saham dalam Portepel - -

8.11. Transaksi Dengan Pihak yang Memiliki Hubungan Afiliasi

Perseroan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan Afiliasi yang memberikan
manfaat dalam operasional dan kegiatan usaha Perseroan. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan,
berikut merupakan transaksi antara Perseroan dan pihak-pihak lain yang memiliki hubungan Afiliasi:

8.11.1. Perjanjian Kerjasama

Perjanjian kerjasama antara Perseroan dan Prodia CRO, perusahaan yang dikendalikan oleh
Kelompok Pendiri.

- Perjanjian Kerjasama No. 03/PD/LS-CRO/III/2008 tanggal 1 Maret 2008 sebagaimana terakhir


kali diubah dengan Addendum Kedua tanggal 31 Juli 2013, antara Perseroan dengan Prodia
CRO. Berdasarkan perjanjian ini, para pihak wajib memberikan pelayanan penelitian uji klinis
obat yang berkualitas, tepat, akurat dan terpercaya serta senantiasa menjaga mutu pelayanan
sesuai dengan standar internasional berupa Good Clinical Practice. Perjanjian ini berlaku
sejak 28 Februari 2013 sampai dengan 28 Februari 2018, dan dapat diakhiri sebelum jangka
waktunya apabila dalam pelaksanaan perjanjian ini salah satu pihak atau kedua-duanya tidak
mampu memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam perjanjian. Perjanjian ini juga mengatur
mengenai potongan harga, fee manajemen dan fee pemasaran yang diberikan kepada Prodia
CRO.

- Perjanjian Kerjasama tanggal 22 Februari 2013 tentang Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan,


antara Perseroan dengan Prodia CRO. Berdasarkan perjanjian ini, Prodia CRO akan merujuk
kepada Perseroan untuk pemeriksaan kesehatan karyawan dan keluarga karyawan dari Prodia
CRO dengan potongan harga tertentu. Perjanjian ini berlaku sejak 1 Maret 2013 dan akan
diperpanjang terus menerus hingga diakhiri. Perjanjian ini dapat diakhiri sebelum habisnya
masa berlaku dengan pemberitahuan tertulis 30 hari sebelum perjanjian berakhir secara efektif.

118
Perjanjian kerjasama antara Perseroan dan PROSTEM, perusahaan yang dikendalikan oleh
PT Prodia Utama.

- Perjanjian Kerjasama tentang Rujukan Pemeriksaan Laboratorium tanggal 2 Januari 2012


sebagaimana terakhir diubah oleh Addendum Kedua Perjanjian Kerjasama tentang Rujukan
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 2 Januari 2015, antara Perseroan dengan PROSTEM.
Berdasarkan perjanjian ini, PROSTEM akan merujuk kepada Perseroan bahan pemeriksaan
sesuai persyaratan yang telah ditetapkan oleh Perseroan. Perseroan juga berhak untuk merujuk
pemeriksaan atas biaya PROSTEM dalam rangka melaksanakan kewajibannya dengan
persetujuan PROSTEM terlebih dahulu. Perjanjian ini berlaku sejak 2 Januari 2015 sampai
dengan 2 Januari 2020 dan dapat diakhiri sebelum jangka waktunya apabila dalam pelaksanaan
perjanjian ini salah satu pihak atau kedua-duanya tidak mampu memenuhi ketentuan yang telah
diatur dalam perjanjian dan berdasarkan alasan lainnya dengan pemberitahuan tertulis 30 hari
sebelum tanggal pengakhiran efektif. Perjanjian ini juga mengatur mengenai potongan harga
yang diberikan kepada PROSTEM.

- Perjanjian Kerjasama tanggal 22 Februari 2013 tentang Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan,


antara Perseroan dengan PROSTEM. Berdasarkan perjanjian ini, PROSTEM akan merujuk
kepada Perseroan untuk pemeriksaan kesehatan karyawan dan keluarga karyawan dari
PROSTEM dengan potongan harga tertentu. Perjanjian ini berlaku sejak 1 Maret 2013 dan
akan diperpanjang terus menerus higga diakhiri. Perjanjian ini dapat diakhiri sebelum habisnya
masa berlaku dengan pemberitahuan tertulis 30 hari sebelum perjanjian berakhir secara efektif.

Perjanjian kerjasama antara Perseroan dan POHII, perusahaan yang dikendalikan oleh PT Prodia
Utama.

- Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan di bidang Medical Surveillance tanggal 19 Maret


2011 sebagaimana terakhir diubah oleh Addendum III Perjanjian Kerjasama tanggal 1 April
2016, antara Perseroan dengan POHII. Berdasarkan perjanjian ini, para pihak sepakat untuk
melakukan kegiatan di bidang pemasaran dan operasi terkait pelayanan untuk pemeriksaan
kesehatan sesuai kebutuhan lingkungan kerja. Perjanjian ini berlaku sejak 1 April 2016 sampai
dengan jangka waktu yang tidak ditentukan. Perjanjian ini juga mengatur mengenai potongan
harga untuk pemeriksaan yang dirujuk oleh POHII dan fee manajemen yang diberikan kepada
POHII.

- Perjanjian Kerjasama tanggal 22 Februari 2013 tentang Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan,


antara Perseroan dengan POHII. Berdasarkan perjanjian ini, POHII akan merujuk kepada
Perseroan untuk pemeriksaan kesehatan karyawan dan keluarga karyawan dari POHII dengan
potongan harga tertentu. Perjanjian ini berlaku sejak 1 Maret 2013 dan akan diperpanjang
terus menerus hingga diakhiri. Perjanjian ini dapat diakhiri sebelum habisnya masa berlaku
dengan pemberitahuan tertulis 30 hari sebelum perjanjian berakhir secara efektif.

Perjanjian kerjasama antara Perseroan dan INNODIA, perusahaan yang dikendalikan oleh Kelompok
Pendiri.

- Perjanjian Kerjasama Kontrak Reagen atas Alat Proline R-910 No. 069/ID/Eks/IV/2015 tanggal
1 April 2015, antara Perseroan dengan INNODIA. Berdasarkan perjanjian ini, Perseroan wajib
membeli reagen Proline R-910 dalam jumlah tertentu setiap bulan, serta membeli reagen,
kalibrator, consumable dan komponen alat Proline R-910 yang diperlukan dalam penggunaan
dan perawatan. Perseroan bertanggung jawab atas kondisi dan keamanan alat Proline R-910
yang ditempatkan di lokasi Perseroan. Kegiatan pemeliharaan dan perawatan dilakukan oleh
INNODIA di lokasi alat secara berkala. Perjanjian ini berlaku terus sampai diakhiri.

- Perjanjian Kerjasama tanggal 31 Juli 2015 tentang Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan, antara
Perseroan dengan INNODIA. Berdasarkan perjanjian ini, INNODIA akan merujuk kepada
Perseroan untuk pemeriksaan kesehatan karyawan dan keluarga karyawan dari INNODIA dengan
potongan harga tertentu. Perjanjian ini berlaku sejak 31 Juli 2015 dan akan diperpanjang terus
menerus hingga diakhiri. Perjanjian ini dapat diakhiri sebelum habisnya masa berlaku dengan
pemberitahuan tertulis 30 hari sebelum perjanjian berakhir secara efektif.

119
Perjanjian Kerjasama tanggal 22 Februari 2013 tentang Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan,
antara Perseroan dengan PROLINE, perusahaan yang dikendalikan oleh PT Prodia Utama.
Berdasarkan perjanjian ini, PROLINE akan merujuk kepada Perseroan untuk pemeriksaan
kesehatan karyawan dan keluarga karyawan dari PROLINE dengan potongan harga tertentu.
Perjanjian ini berlaku sejak 1 Maret 2013 dan akan diperpanjang terus menerus hingga diakhiri.
Perjanjian ini dapat diakhiri sebelum habisnya masa berlaku dengan pemberitahuan tertulis
30 hari sebelum perjanjian berakhir secara efektif.

Perjanjian kerjasama antara Perseroan dan PT Grhanis Prima Propertindo, perusahaan yang
dikendalikan oleh PT Prodia Utama.

- Akta Perjanjian Pembangunan Pengelolaan dan Penyerahan Kembali Tanah, Bangunan dan
Fasilitas Penunjang No. 18 tanggal 10 Juni 2016 yang dibuat di hadapan Alfi Sutan, S.H.,
Notaris di Jakarta, antara Perseroan dengan PT Grhanis Prima Propertindo. Berdasarkan
perjanjian ini, Perseroan bertanggung jawab, berhak serta berkewajiban atas pembangunan,
pengurusan perizinan dan persetujuan yang diperlukan, perawatan dan pemeliharaan, serta
menutup asuransi terhadap bangunan dan fasilitas penunjang di atas tanah seluas 746m 2 yang
terletak di Propinsi Sulawesi Tengah yang kemudian diperuntukkan sebagai perkantoran dan
kegiatan usaha kesehatan Perseroan (BOT). Dalam perjanjian ini, Perseroan diwajibkan untuk
menginvestasikan dana sejumlah Rp14,0 miliar dalam best-effort basis untuk kepentingan
pembangunan gedung dan fasilitas pendukungnya. Seluruh pendapatan yang diperoleh
dari penguasaan dan pengelolaan tanah, bangunan dan fasilitas penunjang menjadi milik
Perseroan seluruhnya. Sebagai kompensasi pemberian hak kepada Perseroan, maka Perseroan
berkewajiban mengalihkan bangunan dan fasilitas penunjang pada tanggal pengalihan dan
penyerahan kembali tanah yaitu 30 hari sejak selesainya jangka waktu pengelolaan. Jangka
waktu pengelolaan adalah 30 tahun sejak 2 Januari 2016 sampai tanggal 31 Desember 2046.
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, kewajiban Perseroan untuk menginvestasikan dana
sejumlah Rp14,0 miliar dalam best-effort basis telah terpenuhi.

- Akta Perjanjian Pembangunan Pengelolaan dan Penyerahan Kembali Tanah, Bangunan dan
Fasilitas Penunjang No. 19 tanggal 10 Juni 2016 yang dibuat di hadapan Alfi Sutan, S.H.,
Notaris di Jakarta, antara Perseroan dengan PT Grhanis Prima Propertindo. Berdasarkan
perjanjian ini, Perseroan bertanggung jawab, berhak serta berkewajiban atas pembangunan,
pengurusan perizinan dan persetujuan yang diperlukan, perawatan dan pemeliharaan, serta
menutup asuransi terhadap bangunan dan fasilitas penunjang di atas tanah seluas 592m 2 dan
562m 2 yang keduanya terletak di Medan yang kemudian diperuntukkan sebagai perkantoran
dan kegiatan usaha kesehatan Perseroan (BOT). Dalam perjanjian ini, Perseroan diwajibkan
untuk menginvestasikan dana sejumlah Rp59,0 miliar dalam best-effort basis untuk kepentingan
pembangunan gedung dan fasilitas pendukungnya. Seluruh pendapatan yang diperoleh
dari penguasaan dan pengelolaan tanah, bangunan dan fasilitas penunjang menjadi milik
Perseroan seluruhnya. Sebagai kompensasi pemberian hak kepada Perseroan, maka Perseroan
berkewajiban mengalihkan bangunan dan fasilitas penunjang pada tanggal pengalihan dan
penyerahan kembali tanah yaitu 30 hari sejak selesainya jangka waktu pengelolaan. Jangka
waktu pengelolaan adalah 30 tahun sejak 2 Januari 2016 sampai tanggal 31 Desember 2046.
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, kewajiban Perseroan untuk menginvestasikan dana
sejumlah Rp59,0 miliar dalam best-effort basis telah terpenuhi 50,0%.

120
8.11.2. Perjanjian Sewa Menyewa

Perseroan menandatangani perjanjian sewa menyewa dengan pihak yang memiliki hubungan Afiliasi
untuk penyewaan bangunan yang digunakan sebagai klinik laboratorium, sebagai berikut:

No. Perjanjian Sewa Menyewa Pihak Peruntukkan Periode Nilai Sewa


1. Akta Perjanjian Sewa Menyewa PT Grhanis Putra Laboratorium klinik 22 Januari 2016 - Rp82,1 miliar
No. 41 tanggal 22 Januari 2016 Propertindo (1) yang berlokasi di 22 Januari 2023
yang dibuat di hadapan Alfi Kramat, DKI Jakarta
Sutan, S.H., Notaris di Jakarta,
sebagaimana diubah dengan
Addendum Pertama Perjanjian
Sewa Menyewa Bangunan tanggal
10 Juni 2016

2. Akta Perjanjian Sewa Menyewa PT Grhanis Prima Laboratorium klinik 22 Januari 2016 - Rp4,7 miliar
No. 36 tanggal 22 Januari 2016 Propertindo (2) yang berlokasi di 22 Januari 2023
yang dibuat di hadapan Alfi Pasar Minggu, DKI
Sutan, S.H., Notaris di Jakarta, Jakarta
sebagaimana diubah dengan
Addendum Pertama Perjanjian
Sewa Menyewa Bangunan tanggal
10 Juni 2016

3. Akta Perjanjian Sewa Menyewa PT Grhanis Prakarsa Laboratorium klinik 22 Januari 2016 - Rp2,2 miliar
No. 43 tanggal 22 Januari 2016 Propertindo (2) yang berlokasi di 22 Januari 2023
yang dibuat di hadapan Alfi Basuki Rahmat,
Sutan, S.H., Notaris di Jakarta, Sumatera Selatan
sebagaimana diubah dengan
Addendum Pertama Perjanjian
Sewa Menyewa Bangunan tanggal
10 Juni 2016

4. Akta Perjanjian Sewa Menyewa PT Grhanis Prakarsa Laboratorium klinik 22 Januari 2016 - Rp2,3 miliar
No. 44 tanggal 22 Januari 2016 Propertindo (2) yang berlokasi di 22 Januari 2023
yang dibuat di hadapan Alfi Gading Serpong,
Sutan, S.H., Notaris di Jakarta, Banten
sebagaimana diubah dengan
Addendum Pertama Perjanjian
Sewa Menyewa Bangunan tanggal
10 Juni 2016

5. Akta Perjanjian Sewa Menyewa PT Grhanis Pusaka Laboratorium klinik 22 Januari 2016 - Rp4,2 miliar
No. 45 tanggal 22 Januari 2016 Propertindo (2) yang berlokasi di 22 Januari 2023
yang dibuat di hadapan Alfi Bogor, Jawa Barat
Sutan, S.H., Notaris di Jakarta,
sebagaimana diubah dengan
Addendum Pertama Perjanjian
Sewa Menyewa Bangunan tanggal
10 Juni 2016

6. Akta Perjanjian Sewa Menyewa PT Grhanis Putra Laboratorium klinik 22 Januari 2016 - Rp7,5 miliar
No. 40 tanggal 22 Januari 2016 Propertindo (1) yang berlokasi di 22 Januari 2023
yang dibuat di hadapan Alfi Wastukencana, Jawa
Sutan, S.H., Notaris di Jakarta, Barat
sebagaimana diubah dengan
Addendum Pertama Perjanjian
Sewa Menyewa Bangunan tanggal
10 Juni 2016

7. Akta Perjanjian Sewa Menyewa PT Grhanis Permata Laboratorium klinik 22 Januari 2016 - Rp4,1 miliar
No. 46 tanggal 22 Januari 2016 Propertindo (2) yang berlokasi di 22 Januari 2023
yang dibuat di hadapan Alfi Solo, Jawa Tengah
Sutan, S.H., Notaris di Jakarta,
sebagaimana diubah dengan
Addendum Pertama Perjanjian
Sewa Menyewa Bangunan tanggal
10 Juni 2016

121
No. Perjanjian Sewa Menyewa Pihak Peruntukkan Periode Nilai Sewa
8. Akta Perjanjian Sewa Menyewa PT Grhanis Pusaka Laboratorium klinik 22 Januari 2016 - Rp5,5 miliar
No. 42 tanggal 22 Januari 2016 Propertindo (2) yang berlokasi di 22 Januari 2023
yang dibuat di hadapan Alfi Denpasar, Bali
Sutan, S.H., Notaris di Jakarta,
sebagaimana diubah dengan
Addendum Pertama Perjanjian
Sewa Menyewa Bangunan tanggal
10 Juni 2016

9. Akta Perjanjian Sewa Menyewa PT Grhanis Putra Laboratorium klinik 2 Januari 2016 Rp60,4 miliar
No. 133 tanggal 12 Agustus Propertindo (1) yang berlokasi di - 31 Desember
2016 yang dibuat di hadapan Surabaya, Jawa Timur 2023
Satria Amiputra, S.H., M.Ak.,
M.H., M.Kn., Notaris di Jakarta
sebagaimana diubah dengan
Addendum Pertama Perjanjian
Sewa Menyewa No. 133 tanggal 28
Oktober 2016

10. Akta Perjanjian Sewa Menyewa PT Grhanis Permata Laboratorium klinik 22 Januari 2016 - Rp3,8 miliar
No. 39 tanggal 22 Januari 2016 Propertindo (2) yang berlokasi di 22 Januari 2023
yang dibuat di hadapan Alfi Manado, Sulawesi
Sutan, S.H., Notaris di Jakarta, Utara
sebagaimana diubah dengan
Addendum Pertama Perjanjian
Sewa Menyewa Bangunan tanggal
10 Juni 2016
11. Perjanjian Sewa Menyewa Grace Rooslandari Laboratorium klinik 1 Juli 2015 - 1 Rp120 juta
Bangunan No. 01/KLT/FS/VI/2014 Gunawan (3) yang berlokasi di Juli 2017
tanggal 2 Juni 2014 Klaten, Jawa Tengah (Para pihak
sepakat untuk
kerjasama sewa
menyewa ini
minimal 10
tahun)

12. Perjanjian Sewa Menyewa Grace Rooslandari Laboratorium klinik 8 April 2016 - 7 Rp150 juta
Bangunan tanggal 21 Maret 2016 Gunawan (3) yang berlokasi di April 2017
Bona Indah, DKI
Jakarta
13. Perjanjian Sewa Menyewa Elias Nugroho (4) Laboratorium klinik 1 Januari 2016 Rp12,0 miliar
Bangunan tanggal 1 Januari 2016 yang berlokasi di - 31 Desember
sebagaimana diubah dengan Kebayoran, DKI 2020
Addendum Pertama Perjanjian Jakarta
Sewa Menyewa Bangunan tanggal
14 April 2016

14. Perjanjian Sewa Menyewa No. 02/ Gunawan Prawiro Laboratorium klinik 1 Agustus 2015 - Rp66,6 juta
FS/SOLO/VII/2015 tanggal 27 Juli Soeharto (5) yang berlokasi di 31 Juli 2017
2015 Sragen, Jawa Tengah

15. Perjanjian Sewa Menyewa Ichsan Hidajat (6) Laboratorium klinik 1 Januari 2016 Rp3,2 miliar
Bangunan tanggal 1 September yang berlokasi di - 31 Desember
2016 Semarang, Jawa 2018
Tengah

Catatan:
(1) PT Grhanis Putra Propertindo adalah perusahaan yang dikendalikan oleh PT Prodia Utama.
(2) PT Grhanis Prima Propertindo, PT Grhanis Pusaka Propertindo, PT Grhanis Prakarsa Propertindo, atau PT Grhanis Permata
Propertindo adalah entitas anak dari PT Grhanis Putra Propertindo, perusahaan yang dikendalikan oleh PT Prodia Utama.
(3) Grace Rooslandari Gunawan adalah anak dari Gunawan Prawiro Soeharto.
(4) Elias Nugroho adalah salah satu pemegang saham PT Prodia Utama.
(5) Gunawan Prawiro Soeharto adalah komisaris Perseroan dan pemegang saham dari PT Prodia Utama.
(6) Ichsan Hidajat adalah salah satu pemegang saham PT Prodia Utama.

Seluruh transaksi dengan pihak Afiliasi Perseroan telah dilakukan secara wajar (arms length)
sebagaimana dilakukan pada transaksi dengan pihak ketiga.

122
8.12. Perjanjian-Perjanjian Penting Dengan Pihak Ketiga

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan mengadakan perjanjian-perjanjian penting dengan


pihak ketiga untuk mendukung kegiatan operasional Perseroan, dengan rincian sebagai berikut:

8.12.1. Perjanjian Kredit

Perjanjian Perubahan dan Penegasan Kembali terhadap Perjanjian Kredit No. 263 tanggal
26 November 2015 dibuat di hadapan Sulistyaningsih, S.H., Notaris di Jakarta sebagaimana
diperpanjang dengan Perjanjian Perpanjangan Terhadap Perjanjian Kredit No. 311/PPWK/CBD/
VIII/2016 tanggal 2 Agustus 2016 antara Perseroan (Debitor), PT Grhanis Putra Propertindo
dan/atau PT Grhanis Permata Propertindo, PT Grhanis Prima Propertindo, PT Grhanis Pusaka
Propertindo dan PT Grhanis Prakarsa Propertindo (Perusahaan Terelasi Debitor) dan Bank
Danamon (Kreditor) (Perjanjian Kredit Danamon).

Perseroan pertama kali memperoleh fasilitas pinjaman dari Kreditor pada tahun 2015, yang telah
diperpanjang dan diubah beberapa kali dengan perubahan terakhir dilakukan pada bulan Agustus
2016. Berdasarkan Perjanjian Kredit Danamon, Perseroan dan Perusahaan Teralasi Debitor
memperoleh fasilitas (i) Kredit Rekening Koran (KRK) sebesar Rp8,0 miliar (Debitor sebesar
Rp5,0 miliar dan Perusahaan Terelasi Debitor sebesar Rp3,0 miliar); (ii) Kredit Modal Kerja
(KMK) sebesar Rp27,0 miliar (Debitor sebesar Rp20,0 miliar dan Perusahaan Terelasi Debitor
sebesar Rp7,0 miliar); dan (iii) Kredit Angsuran Berjangka (KAB) sebesar Rp436,0 miliar (Debitor
sebesar Rp96,0 miliar dan Perusahaan Terelasi Debitor sebesar Rp340,0 miliar). Tujuan fasilitas
KRK dan KMK adalah modal kerja sedangkan fasilitas KAB adalah untuk pembiayaan pembelian
dan konstruksi tanah dan bangunan (kantor cabang) (outlet refinancing dan new expansion). ).
Jangka waktu fasilitas KRK dan KMK sampai dengan 19 Juli 2017, dan KAB sampai dengan
delapan tahun sejak penarikan pertama, yaitu 28 Juni 2023. Fasilitas KRK dan KMK dikenakan
tingkat suku bunga tetap 10,75% per tahun, sedangkan fasilitas KAB dikenakan tingkat suku bunga
tetap 11,00% per tahun.

Berdasarkan Perjanjian Kredit Danamon, Bank Danamon menyatakan bahwa fasilitas KAB-
20 dengan limit pinjaman Rp17,0 miliar masih berlaku. Tujuan fasilitas KAB-20 adalah untuk
pembangunan outlet di Sunter. Jangka waktu fasilitas KAB-20 sampai dengan Oktober 2020 dengan
tingkat suku bunga tetap 11,00% per tahun.

Pinjaman ini dijamin dengan sejumlah tanah dan bangunan milik Debitor (sertifikat HGB (SHGB)
No. B.115/WRG, SHGB No. 463/Sukaresmi, SHGB No. 42/Karangmekar, SHGB No.01706/Pondok
Jaya, SHGB No.01707/Pondok Jaya, SHGB No. 13109/Sunter Agung, dan SHGB No. 13110/Sunter
Agung), sejumlah tanah dan bangunan milik Perusahaan Terelasi Debitor (SHGB No. 493/Kenari,
SHGB No. 481/Kenari, SHGB No. 258/Kenari, SHGB No. 440/Wenang Selatan, SHGB No. 619/
Peterongan, SHGB No. 00096/Timuran, SHGB No. 97/Timuran, SHGB No.98/Timuran, SHGB
No. 100/Timuran, SHGB No. 681/Petisah Hulu, SHGB No. 695/Petisah Hulu, SHGB No. 08/
Besusu Tengah, SHGB No. 04266/Curug Sangereng, SHGB No. 04267/Curug Sangereng, SHGB
No. 158/Tamansari, SHGB No. 543/Dauhpuri, dan SHGB No. 23/Ario Kemuning), jaminan berupa
jaminan pribadi dari masing-masing Andi Widjaja, Johanes Hamdono Widjojo, Ichsan Hidayat,
Elias Nugroho, Gunawan Prawiro Suharto, Arjati Utami, dan jaminan perusahaan dari PT Prodia
Utama.

Selama kewajiban dalam fasilitas belum dilunasi, Debitor wajib memenuhi seluruh kewajiban
dan pembatasan yang dipersyaratkan, termasuk menjaga dan mempertahankan rasio keuangan,
yaitu Debt Service Coverage Ratio (DSCR) minimum 1x dan interest coverage minimum 1x, dan
Debitor serta Perusahaan Terelasi Debitor wajib memenuhi Debt Service Reserve Account (DSRA)
minimum 1 bulan.

Sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana, Kreditor,
berdasarkan Surat Persetujuan Tindakan Korporasi No. 0299/CBD/0916 tanggal 2 September
2016, telah memberikan persetujuan kepada Perseroan untuk melakukan (i) perubahan anggaran

123
dasar Perseroan; (ii) perubahan susunan Direksi dan Komisaris Perseroan; (iii) perubahan susunan
pemegang saham Perseroan; dan (iv) melakukan pembagian dividen saham Perseroan.

Pada tanggal 30 Juni 2016, saldo utang fasilitas KRK, fasilitas KMK, dan fasilitas KAB adalah
masing-masing Rp3,6 miliar, Rp20,0 miliar, dan Rp24,0 miliar. Sedangkan saldo utang fasilitas
KAB-20 adalah Rp15,3 miliar.

Perseroan menandatangani tiga perjanjian dengan Bank Panin

- Akta Perjanjian Kredit No. 110 tanggal 29 Mei 2015 dibuat di hadapan Hana Tresna Widjaja,
S.H., Notaris di Jakarta, antara Perseroan (Debitor) dan Bank Panin (Kreditor).

Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Jangka Panjang 3 - Medium Enterprise Business


sebesar Rp10,2 miliar dengan tujuan untuk investasi pembelian tanah dan bangunan di
Kembangan, Jakarta Barat. Jangka waktu fasilitas pinjaman ini adalah 60 bulan sampai dengan
28 Mei 2020 dengan tingkat suku bunga floating 11,5% per tahun. Fasilitas ini digunakan
untuk membiayai investasi tanah dan bangunan di daerah Kembangan. Fasilitas pinjaman ini
dijamin dengan aset yang dibeli dengan fasilitas ini.

Sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana,
Kreditor, berdasarkan Surat Persetujuan No. 289/JAE/EXT/16 tanggal 30 Juni 2016, telah
memberikan persetujuan kepada Perseroan untuk melakukan (i) perubahan bentuk hukum
perusahaan dari tertutup menjadi terbuka; (ii) perubahan anggaran dasar Perseroan; (iii)
perubahan susunan pengurus Perseroan; dan (iv) perubahan pemegang saham Perseroan.

Pada tanggal 30 Juni 2016, saldo fasilitas Pinjaman Jangka Panjang 3 - Medium Enterprise
Business adalah Rp8,0 miliar.

- Akta Perjanjian Kredit No. 28 tanggal 12 Agustus 2015 dibuat di hadapan Hana Tresna Widjaja,
S.H., Notaris di Jakarta, antara Perseroan (Debitor) dan Bank Panin (Kreditor).

Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Jangka Panjang 4 - Small Medium Business sebesar
Rp12,6 miliar dengan tujuan untuk pembiayaan pembelian tanah dan bangunan di Lebak Bulus,
Jakarta Selatan yang awalnya didanai oleh kas interal Perseroan (refinancing aset). Jangka
waktu fasilitas pinjaman ini adalah 60 bulan sampai dengan 12 Agustus 2020 dengan tingkat
suku bunga floating 11,5% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan aset yang dibeli
dengan fasilitas ini, yaitu SHGB No.4559/Lebak Bulus dan SHGB No. 4560/Lebak Bulus.

Sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana,
Kreditor, berdasarkan Surat Persetujuan No. 375/JAE/EXT/16 tanggal 8 September 2016, telah
memberikan persetujuan kepada Perseroan untuk (i) mengubah anggaran dasar Perseroan; (ii)
mengubah status Perseroan dari tertutup menjadi terbuka; (iii) mengubah susunan Direksi dan
Komisaris Perseroan; dan (iv) mengubah susunan pemegang saham Perseroan.

Pada tanggal 30 Juni 2016, saldo fasilitas Pinjaman Jangka Panjang 4 - Small Medium Business
adalah Rp10,5 miliar.

- Akta Perjanjian Kredit No. 30 tanggal 12 Agustus 2015 yang dibuat di hadapan Hana Tresna
Widjaja, S.H., Notaris di Jakarta antara Perseroan (Debitor) dan Bank Panin (Kreditor).

Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Modal Kerja Angsuran - Small Medium Business
sebesar Rp5,5 miliar dengan tujuan untuk tambahan modal kerja untuk membiayai piutang
dan persediaan. Jangka waktu fasilitas pinjaman ini adalah sampai dengan 12 Agustus 2020
dengan tingkat suku bunga floating 11.5% per tahun. Fasilitas ini dijamin dengan sejumlah
tanah dan bangunan milik Perseroan, yaitu SHGB No. 450/Kramat dan SHGB No. 451/Kramat.

Pada tanggal 30 Juni 2016, saldo fasilitas Pinjaman Modal Kerja Angsuran - Small Medium
Business adalah Rp4,6 miliar.

124
Perjanjian Kredit No. 0459/PK/WXII/2012 tanggal 16 Mei 2012 sebagaimana diubah terakhir dengan
Akta Perubahan Perjanjian Kredit No. 130 tanggal 19 November 2015 yang dibuat di hadapan
Satria Amiputra A., Notaris di Jakarta antara Perseroan (Debitor) dan BCA (Kreditor).

Perseroan memperoleh fasilitas installment loan 1 sebesar Rp6.000.000.000 dan fasilitas installment
loan 2 sebesar Rp20.000.000.000. Fasilitas kredit ini dikenakan tingkat bunga floating 11,75%
per tahun dan batas waktu penarikan dan/atau penggunaan fasilitas kredit diperpanjang satu tahun
kemudian. Jangka waktu fasilitas installment loan 1 sampai dengan 24 Mei 2017 dan jangka
waktu installment loan 2 sampai dengan 19 November 2020. Fasilitas pinjaman ini dijamin
dengan sejumlah tanah dan bangunan milik Perseroan, yaitu SHGB No. 913/Pakulonan dan SHGB
No. 923/Pakulonan, SHGB No. 03617/Kedoya Selatan dan SHGB No. 772/Darmo.

Selama kewajiban dalam fasilitas belum dilunasi, Debitor wajib memenuhi seluruh kewajiban dan
pembatasan yang dipersyaratkan, termasuk menjaga dan mempertahankan rasio keuangan, yaitu
Debt Service Coverage Ratio minimum 1x dan Debt to Equity Ratio minimum 1x.

Sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana, Kreditor,
berdasarkan Surat Persetujuan Perubahan Status Perseroan No. 1488/SKL-KOM/2016 tanggal
21 Juli 2016, telah memberikan persetujuan kepada Perseroan untuk merubah status Perseroan
menjadi perusahaan terbuka.

Pada tanggal 30 Juni 2016, saldo fasilitas installment loan 1 tercatat nihil dan fasilitas installment
loan 2 sebesar Rp18,8 miliar.

8.12.2. Perjanjian Sewa Menyewa Peralatan

Perjanjian sewa menyewa umumnya dilakukan untuk penyewaan masing-masing peralatan. Perjanjian
ini umumnya berjangka waktu tiga sampai dengan lima tahun. Secara umum, Perseroan dilarang
menyalurkan, mengalihkan, menyewakan atau menjual alat-alat yang relevan kepada pihak ketiga dengan
alasan apapun tanpa persetujuan tertulis dari vendor. Perseroan membayar kepada vendor harga sewa
dalam jumlah tetap setiap bulan, atau pembayaran dengan mekanisme tertentu yang telah disepakati
antara Perseroan dengan vendor yang bersangkutan.

Perseroan telah memiliki hubungan kerjasama yang material untuk kegiatan usaha Perseroan sehubungan
dengan perjanjian sewa menyewa peralatan dengan Perseroan, yaitu antara lain dengan (i) PT Indoglobal
Technologies (yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2017), (ii) PT Roche Indonesia (yang
akan berakhir pada tanggal 12 Januari 2020, (iii) CV Kristalab (yang akan berakhir pada tanggal
24 Maret 2019), dan (iv) PT Abbott Products Indonesia (yang akan berakhir pada tanggal 10 September
2020).

8.12.3. Perjanjian Point-of-Care (POC)

Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan di outlet POC Center maupun POC Collection Center,
Perseroan mengadakan perjanjian kerjasama pelayanan pemeriksaan laboratorium klinik/perjanjian
sewa menyewa/perjanjian sewa bangunan/ruangan dengan pihak-pihak seperti dokter/klinik/apotik
(Perjanjian POC). Dalam perjanjian ini, Perseroan wajib memberikan pelayanan yang berkualitas,
tepat, akurat dan terpercaya serta senantiasa menjaga mutu pelayanan sesuai standar yang telah
ditetapkan. Untuk kegiatan POC Center, Perseroan wajib menyediakan peralatan laboratorium, termasuk
peralatan-peralatan pengambilan dasar dan reagensia yang baik serta memadai untuk pelayanan
laboratorium klinik. Selain itu, Apabila terdapat hasil yang meragukan sehingga pemeriksaan tersebut
penyelesaiannya harus diulang, maka Perseroan bersedia untuk memeriksa kembali tanpa dikenakan
biaya dengan syarat-syarat tertentu. Para pihak selama pelaksanaan perjanjian ini maupun setelah
selesainya perjanjian ini wajib menjaga kerahasiaan data/identitas dan hasil pemeriksaan pasien yang
dikirim/diserahkan oleh Perseroan kepada dokter/klinik/apotik. Para pihak berhak untuk mengakhiri
perjanjian ini sebelum jangka waktunya apabila dalam pelaksanaan perjanjian ini salah satu pihak atau
kedua-duanya tidak mampu memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam perjanjian.

125
Perseroan telah memiliki hubungan kerjasama yang material dengan beberapa pihak sehubungan dengan
Perjanjian POC dengan Perseroan yaitu antara lain dengan (i) Klinik Dr Nina Taufik (yang akan berakhir
pada tanggal 1 Maret 2018), (ii) Prof. Lukman Hakim Zain, SpPD-KGEH (yang akan berakhir seterusnya
sampai dengan diakhiri oleh masing-masing pihak), (iii) Dr.St. Nurul Rezki Wahyuni, M.Kes (yang
akan berakhir pada tanggal 1 Januari 2017), (iv) Iwan Santoso (yang akan berakhir pada tanggal 1 April
2018), dan (v) Apotik Padma (yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2021).

8.12.4. Perjanjian Kerjasama Operasi

Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan laboratorium di rumah sakit, Perseroan mengadakan


perjanjian kerjasama pelayanan pemeriksaan laboratorium dengan rumah sakit (Perjanjian Kerja
Sama Operasi). Dalam perjanjian ini, Perseroan wajib (i) menyediakan peralatan laboratorium
termasuk peralatan pengambilan darah dan reagensia yang baik serta memadai untuk dapat memberikan
pelayanan laboratorium klinik yang optimal; (ii) menyediakan tenaga ahli yang cukup dan bermutu;
(iii) mengadakan pengelolaan atau manajemen yang baik termasuk tetapi tidak terbatas pada sistem
pengendalian mutu yang terpadu, sistem rujukan dan pembuatan laporan pasien; dan (iv) melaksanakan
pemeriksaan laboratorium kepada pasien masing-masing rumah sakit. Para pihak berhak untuk
mengakhiri perjanjian ini sebelum jangka waktunya apabila dalam pelaksanaan perjanjian ini salah
satu pihak atau kedua-duanya tidak mampu memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam perjanjian.

Perseroan telah memiliki hubungan kerjasama yang material dengan tujuh pihak rumah sakit sehubungan
dengan Perjanjian Kerja Sama Operasi dengan Perseroan, yaitu dengan (i) Rumah Sakit Ibu & Anak
Buah Hati Pamulang (yang akan berakhir pada tanggal 17 Januari 2021), (ii) Rumah Sakit Ibu dan Anak
Permata Hati (yang akan berakhir pada tanggal 13 Juli 2017); (iii) Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda
(yang akan berakhir pada tanggal 1 Januari 2017); (iv) Rumah Sakit Ibu & Anak Sentosa (yang akan
berakhir pada tanggal 31 Desember 2021), (v) Rumah Sakit Graha Husada (yang akan berakhir pada
tanggal 31 Desember 2017), (vi) Rumah Sakit Umum Hadi Husada (yang akan berakhir pada tanggal
31 Oktober 2017), dan (vii) Rumah Sakit Ibu dan Anak Sentul (yang akan terus berlaku kecuali diakhiri
para pihak).

8.12.5. Perjanjian Kerja Sama Medical Check-Up (MCU)

Dalam memberikan layanan pemeriksaan kesehatan (medical check-up) bagi klien korporasi, Perseroan
menandatangani perjanjian kerjasama dengan perusahaan-perusahaan (Perjanjian MCU). Dalam
perjanjian ini, Perseroan akan memberikan pemeriksaan kesehatan kepada karyawan berdasarkan surat
pengantar dan jenis pemeriksaan yang disepakati antara Perseroan dan perusahaan. Perseroan berhak
untuk menolak tambahan pemeriksaan di luar yang diatur dalam perjanjian. Perseroan juga dapat
merujuk pemeriksaan ke sarana pelayanan kesehatan lain apabila laboratorium klinik Perseroan tidak
dapat melaksanakan sebagian atau seluruh pemeriksaan. Para pihak berhak untuk mengakhiri perjanjian
ini sebelum jangka waktunya apabila dalam pelaksanaan perjanjian ini salah satu pihak atau kedua-
duanya tidak mampu memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam perjanjian.

Perseroan telah memiliki hubungan kerjasama yang material dengan beberapa pihak sehubungan dengan
Perjanjian MCU dengan Perseroan, yaitu antara lain dengan (i) PT Jasa Raharja (yang akan berakhir
pada tanggal 31 Desember 2016), (ii) PT Pertamina EP (yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember
2016), (iii) PT Schneider Electric (yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2021), (iv) PT Shanghai
Electric Power Construction (yang akan berahir pada tanggal 31 Desember 2016), (v) PT Cahyatiara
Mustika Scientific Indonesia (yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016).

8.12.6. Perjanjian Kerjasama Rujukan Rutin

Perseroan menandatangani perjanjian kerjasama tentang pelayanan pemeriksaan kesehatan/perjanjian


kerjasama tentang pelayanan kesehatan klinik/perjanjian kerjasama tentang pelayanan pemeriksaan
diagnostik/perjanjian kerjasama tentang pelayanan pemeriksaan darah dan urine dengan rumah sakit/
asuransi/perusahaan (Perjanjian Kerja Sama Rujukan Rutin). Dalam perjanjian ini, Perseroan menerima
rujukan untuk jasa pelayanan pemeriksaan kesehatan dan Perseroan wajib memberikan pelayanan

126
kesehatan secara optimal dan menyampaikan semua hasil pemeriksaan. Perseroan umumnya menerima
pembayaran dari pihak yang memberikan rujukan. Para pihak berhak untuk mengakhiri perjanjian ini
sebelum jangka waktunya apabila dalam pelaksanaan perjanjian ini salah satu pihak atau kedua-duanya
tidak mampu memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam perjanjian.

Perseroan telah memiliki hubungan kerjasama yang material dengan beberapa pihak sehubungan dengan
Perjanjian Kerja Sama Rujukan Rutin dengan Perseroan, yaitu antara lain dengan (i) Perkumpulan
Hermina Hospital Group (yang akan berakhir pada tanggal 1 Desember 2018), (ii) PT Prudential Life
Assurance (yang akan berakhir pada tanggal 30 Desember 2020), (iii) PT AJ Central Asia Raya (yang
akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan dapat otomatis diperpanjang), (iv) PT Asuransi Jiwa
Manulife Indonesia (yang akan berahir pada tanggal 20 Mei 2016 dan dapat otomatis diperpanjang),
(v) PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (yang akan berakhir pada tanggal
31 Desember 2016).

8.12.7. Perjanjian Rujukan Pemeriksaan Laboratorium

Perseroan menandatangani perjanjian kerjasama tentang rujukan pemeriksaan laboratorium/ perjanjian


kerjasama tentang rujukan pemeriksaan laboratorium dan non-laboratorium dengan rumah sakit/
pemerintah propinsi/laboratorium/fakultas kedokteran/penyedia layanan kesehatan lainnya (Perjanjian
Rujukan Pemeriksaan Laboratorium). Berdasarkan perjanjian ini, para pihak akan saling memberikan
rujukan untuk melakukan jasa pelayanan pemeriksaan. Para pihak wajib memberikan pelayanan yang
berkualitas, tepat, akurat dan terpercaya serta senantiasa menjaga mutu pelayanan sesuai dengan standar
yang ditentukan. Apabila menurut pihak yang merujuk pemeriksaan ada hasil yang meragukan sehingga
pemeriksaan tersebut penyelesaiannya harus diulang, maka pihak yang melakukan pemeriksaan bersedia
untuk memeriksa kembali tanpa dikenakan biaya dengan syarat-syarat tertentu. Para pihak berhak untuk
mengakhiri perjanjian ini sebelum jangka waktunya apabila dalam pelaksanaan perjanjian ini salah
satu pihak atau kedua-duanya tidak mampu memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam perjanjian.

Perseroan telah memiliki hubungan kerjasama yang material dengan beberapa pihak sehubungan dengan
Perjanjian Rujukan Pemeriksaan Laboratorium dengan Perseroan yaitu antara lain dengan (i) Rumah
Sakit Borromeus (yang akan berakhir pada tanggal 3 Februari 2018), (ii) Rumah Sakit Paru Dr. H.A.
Rotinsulu Bandung (yang akan berakhir pada tanggal 7 Agustus 2017), (iii) Pemerintah Propinsi Jawa
Barat (yang akan berakhir pada tanggal 8 Mei 2019), (iv) Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
(yang akan berakhir pada tanggal 30 Juni 2018), dan (v) Unit Transfusi Darah Daerah (UTDD) Palang
Merah Indonesia (yang akan berakhir pada tanggal 28 Februari 2017).

8.12.8. Perjanjian Kerjasama dengan Pihak Asing

Memorandum of Understanding tanggal 7 September 2005 antara NUH Referral Laboratories Pte.
Ltd. (NUH Laboratories) dan Perseroan. Berdasarkan perjanjian ini, NUH Laboratories dan
Perseroan bermaksud melakukan kerjasama dalam bidang-bidang (i) pengajaran dan pendirikan;
(ii) pemeriksaan laboratorium dengan harga khusus; (iii) rujukan pasien; dan (iv) seminar dan
promosi.

Care360 Labs and Meds User Agreement tanggal 25 Agustus 2015 antara Quest Diagnostics
Incorporated (Quest) dan Perseroan. Berdasarkan perjanjian ini, Quest menyediakan layanan
fasilitas pemeriksaan laboratorium (Labs & Meds Solution) bagi Perseroan tanpa biaya. Perjanjian
ini berlaku sejak tanggal 25 Agustus 2015 dan akan terus berlaku sampai diakhiri.

8.12.9. Perjanjian Sewa Menyewa Outlet

Dalam menyelenggarakan kegiatan laboratorium klinik, Perseroan menyewa ruang dan bangunan dari
beberapa pihak ketiga dan dengan pihak terafiliasi. Perjanjian sewa menyewa tersebut paling dekat akan
berakhir pada tanggal 1 November 2016 dan paling lama berlaku sampai dengan tanggal 3 Januari 2026.

127
8.13. Keterangan Tentang Aset Tetap yang Bernilai Material

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki dan/atau menguasai aset tetap dengan nilai
material berupa tanah dengan total luas 9.594m 2 yang diperuntukkan untuk kegiatan usaha Perseroan,
dengan uraian sebagai berikut:

Tanggal
No. Dokumen Kepemilikan Lokasi Berakhirnya Hak Luas (m 2 )
1. SHGB No. 773/Kebayoran Lama Utara Kel. Kebayoran Lama Utara, Kec. 20 Februari 2031 143
Kebayoran Lama, DKI Jakarta
2. SHGB No. 03617/Kedoya Selatan Kel. Kedoya Selatan, Kec. Kebon Jeruk, 31 Agustus 2026 156
DKI Jakarta
3. SHGB No. 415/Pejaten Barat Kel. Pejaten Barat, Kec. Pasar Minggu, 28 November 2023 126
DKI Jakarta
4. SHGB No. 03169/Kembangan Selatan Kel. Kembangan Selatan, Kec. 15 Januari 2020 116
Kembangan, DKI Jakarta
5. SHGB No. 03141/Kembangan Selatan Kel. Kembangan Selatan, Kec. 15 Januari 2020 78
Kembangan, DKI Jakarta
6. SHGB No. 450/Kramat Kel. Kramat, Kec. Senen, DKI Jakarta 13 Maret 2018 136
7. SHGB No. 451/Kramat Kel. Kramat, Kec. Senen, DKI Jakarta 13 Maret 2018 152
8. SHGB No. 524/Kenari Jl. Kramat Raya No. 148-F 24 Januari 2031 78
9. SHGB No. 4559/Lebak Bulus Kel. Lebak Bulus, Kec. Cilandak, DKI 7 Juni 2045 200
Jakarta
10. SHGB No. 4560/Lebak Bulus Kel. Lebak Bulus, Kec. Cilandak, DKI 7 Juni 2045 397
Jakarta
11. SHGB No. 13109/Sunter Agung Kel. Sunter Agung, Kec. Tanjung Priok, 22 Maret 2045 120
DKI Jakarta
12. SHGB No. 13110/Sunter Agung Kel. Sunter Agung, Kec. Tanjung Priok, 22 Maret 2045 120
DKI Jakarta
13. SHGB No. 766/Dwikora Kel. Dwikora, Kec. Siantar Barat, 18 April 2014 (1) 80
Pematangsiantar, Sumatera Utara
14. SHGB No. 719/Petisah Hulu Kel. Petisah Hulu, Kec. Medan Baru, 12 Agustus 2035 65
Medan, Sumatera Utara
15. SHGB No. 664/Petisah Hulu Kel. Petisah Hulu, Kec. Medan Baru, 5 Juni 2036 65
Medan, Sumatera Utara
16. SHGB No. 720/Petisah Hulu Kel. Petisah Hulu, Kec. Medan Baru, 13 Oktober 2035 65
Medan, Sumatera Utara
17. SHGB No. 371/Padang Bulan Kel. Padang Bulan, Kec. Senapelan, 2 Desember 2023 78
Pekanbaru, Riau
18. SHGB No. 398/Padang Bulan Kel. Padang Bulan, Kec. Senapelan, 14 Januari 2024 78
Pekanbaru, Riau
19. SHGB No. 426 /Padang Bulan Kel. Padang Bulan, Kec. Senapelan, 16 Juni 2028 78
Pekanbaru, Riau
20. SHGB No. 3121/Teluk Tering Kel. Teluk Tering, Kec. Batam Kota, 23 Januari 2032 85
Batam, Kep. Riau
21. SHGB No. 3122/Teluk Tering Kel. Teluk Tering, Kec. Batam Kota, 23 Januari 2032 111
Batam, Kep. Riau
22. SHGB No. 22/Sungai Putri Kel Sungai Putri, Kec. Telanai Pura, 7 September 2039 113
Jambi
23. SHGB No. 23/Sungai Putri Kel Sungai Putri, Kec. Telanai Pura, 7 September 2039 113
Jambi
24. SHGB No. 923/Pakulonan Kel. Pakulonan, Kec. Serpong, Kab. 12 Juni 2035 85
Tangerang, Banten
25. SHGB No. 913/Pakulonan Kel. Pakulonan, Kec. Serpong, Kab. 12 Juni 2035 85
Tangerang, Banten
26. SHGB No. 01706/Pondok Jaya Kel. Pondok Jaya, Kec. Pondok Aren, 18 Januari 2035 87
Tangerang Selatan, Banten
27. SHGB No. 01707/Pondok Jaya Kel. Pondok Jaya, Kec. Pondok Aren, 18 Januari 2035 89
Tangerang Selatan, Banten
28. SHGB No. 463/Sukaresmi Desa Sukaresmi, Kec. Lemahabang, 24 September 2025 68
Bekasi, Jawa Barat
29. SHGB No. 4206/Kayu Ringin Kel. Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi 8 Mei 2032 190
Selatan, Bekasi, Jawa Barat
30. SHGB No. 6175/Kayuringin Jaya Kel. Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi 3 Agustus 2030 667
Selatan, Bekasi, Jawa Barat

128
Tanggal
No. Dokumen Kepemilikan Lokasi Berakhirnya Hak Luas (m 2 )
31. SHGB No. 42/Karangmekar Kel. Karangmekar, Kec. Cimahi Tengah, 20 Maret 2042 385
Cimahi, Jawa Barat
32. SHGB No. 150/Kemandungan Kel. Kemandungan, Kec. Tegal Barat, 2 April 2021 286
Tegal, Jawa Tengah
33. SHGB No. 50/Giriwono Kel. Giriwono, Kec. Wonogiri, Wonogiri, 16 Juni 2025 532
Jawa Tengah
34. SHGB No. 115/Wirogunan Kel. Wirogunan, Kec. Mergangsan, 21 Maret 2019 1.315
Yogyakarta, D.I. Yogyakarta
35. SHGB No. 673/Darmo Kel. Darmo, Kec. Wonokromo, Surabaya, 27 April 2024 402
Jawa Timur
36. SHGB No. 450/Darmo Kel. Darmo, Kec. Wonokromo, Surabaya, 9 April 2033 402
Jawa Timur
37. SHGB No. 7/Tanjungsari Desa Tanjungsari, Kec. Pacitan, Kab. 6 November 2033 228
Pacitan, Jawa Timur
38. SHGB No. 250/Pocanan Kel. Pocanan, Kec. Kota Kediri, Kediri, 24 September 2025 725
Jawa Timur
39. SHGB No. 0025/Korumba Kel. Korumba, Kec. Mandonga, Kendari, 12 Agustus 2035 125
Sulawesi Tenggara
40. SHGB No. 00324/Bende Kel. Korumba, Kec. Mandonga, Kendari, 4 April 2043 150
Sulawesi Tenggara
41. SHGB No. 00325/Bende Kel. Bende, Kec. Kadia, Kendari, 4 April 2043 306
Sulawesi Tenggara

Catatan:
(1) Sertipikat tanah sedang dalam masa perpanjangan berdasarkan Surat Keterangan No. 518/S-KEL/IX/2016 tanggal 8
September 2016.

Pada tanggal 30 Juni 2016, nilai buku dari tanah dan bangunan Perseroan masing-masing tercatat sebesar
Rp59,8 miliar dan Rp61,1 miliar.

8.14 . Asuransi

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki polis-polis asuransi dari PT Asuransi Wahana
Tata, yang meliputi polis asuransi office/clinic property all-risk untuk bangunan, kantor, persediaan,
peralatan laboratorium, persediaan reagen dan peralatan dalam bangunan; polis asuransi office/building
earthquake dan polis asuransi public liability; dan PT Asuransi Allianz Utama Indonesia untuk polis
asuransi electronic equipment dan polis asuransi standard motor vehicle, seluruhnya dengan periode
pertanggungan dari 30 Juni 2016 sampai dengan 30 Juni 2017.

Berikut adalah uraian mengenai polis-polis asuransi yang bersifat material tersebut:

No. Jenis Polis Nilai Pertanggungan Obyek Pertanggungan


1. Office/Clinic Rp10.611.960.000 - Jl. Kedoya Agave Perkantoran Tomang Tol Raya, Blok A-11/22,
Property All Risks Policy Jakarta (Outlet Kedoya)
2. Office/Clinic Rp10.611.960.000 - Ruko Sentra Niaga I No. 20, Alam Sutera, Tangerang (Outlet
Earthquake Policy Tangerang)
- Ruko Sentra Niaga I No. 21, Alam Sutera, Tangerang (Outlet
Tangerang)
3. Office/Clinic Rp12.883.960.000 - Jl. Cempaka No. 80 B - C, Pekanbaru (Outlet Pekanbaru)
Property All Risks Policy - Jl. Sultan Iskandar Muda, Arteri Pondok Indah No. 31C, Jakarta
(Outlet Arteri)
4. Office/Clinic Rp12.883.960.000
Earthquake Policy
5. Office/Clinic Rp75.000.000.000 - Jl. Diponegoro No. 149-151, Surabaya (Outlet Surabaya)
Earthquake Policy
6. Office/Clinic Rp75.000.000.000
Industrial All Risks
Policy
7. Office/Clinic Rp20.345.315.000 - Jl. S. Parman No. 17/223 G, Medan (Outlet S. Parman)
Property All Risks Policy
8. Office/Clinic Rp20.345.315.000
Earthquake Policy

129
No. Jenis Polis Nilai Pertanggungan Obyek Pertanggungan
9. Office/Clinic Rp4.794.660.000 - Jl. Pasar Minggu No. 98E, Jakarta Selatan (Outlet Pasar Minggu)
Earthquake Policy
10. Office/Clinic Rp4.794.660.000
Earthquake Policy
11. Office/Clinic Rp25.714.407.800 - Jl. A. Yani No. 58 Wonogiri (Outlet Wonogiri)
Property All Risks Policy - Jl. Bogowonto No. 27, Surabaya
12. Office/Clinic Rp25.714.407.800 - Jl. Bogowonto No. 14, Surabaya
Earthquake Policy - Komplek Sentra Niaga, Puri Indah
- Jl. Puri Lingkar - Dalam Jakarta Barat (Outlet Puri Indah)
- Jl. Jend Sudirman 38B Bogor (Outlet Bogor)
13. Office/Clinic Rp41.220.195.000 - Jl. Wastukencana No 38, Bandung (Kantor Wilayah 4)
Property All Risks Policy - Jl. Wastukencana No. 38, Bandung (Outlet Wastukencana)
14. Office/Clinic Rp41.220.195.000 - Jl. Bintaran Kulon No. 28, Yogyakarta (Outlet Yogyakarta)
Earthquake Policy - Jl. Sam Ratulangi No. 72, Manado (Outlet Manado)
15. Office/Clinic Rp122.285.000.000 - Prodia Tower, Jl. Kramat Raya No. 150, Jakarta Pusat (Outlet
Earthquake Policy Kramat)
16. Office/Clinic Rp122.285.000.000
Property All Risks Policy
17. Office/Clinic Rp19.001.023.110,15 - Jl. Jend. H. Amir Machmud No. 523, Cimahi (Outlet Cimahi)
Property All Risks Policy - Ruko Arcade 2 Sektor 7 Blok KA/B3 No. 33-35, Tangerang Selatan
18. Office/Clinic Rp19.001.023.110,15 (Outlet Bintaro)
Earthquake Policy - Jl. Basuki Rahmat No. 801, Palembang (Outlet Basuki Rahmat)
19. Office/Clinic Rp33.835.424.300 - Jl. Ronggowarsito 143, Solo, Surakarta (Outlet Solo)
Property All Risks Policy
20. Office/Clinic Rp33.835.424.300
Earthquake Policy
21. Office/Clinic Rp15.883.275.000 - Ruko Sentra Cikarang Blok C18, Jl. Cikarang - Cibarusah Kav
Property All Risks Policy 125, Bekasi
- Jl. Diponegoro 192, Denpasar (Outlet Denpasar)
22. Office/Clinic Rp15.883.275.000
Earthquake Policy
23. Office/Clinic Rp31.511.592.105,83 - Jl. S. Parman No. 946A, Purwokerto, Banyumas (Outlet
Property All Risks Policy Purwokerto)
24. Office/Clinic Rp31.511.592.105,83 - Jl. Kapten Sudibyo 136, Tegal (Outlet Tegal)
Earthquake Policy - Jl. Mangkubumi No. 50, Yogyakarta (Outlet Mangkubumi)
- Jl. Ronggowarsito 141, Solo, Surakarta (Kantor Wilayah 5)
- Jl. Achmad Yani 36A, Magelang (Outlet Magelang)
- Jl. MT Haryono 882, Semarang (Outlet Semarang)
- Jl. Pandanaran No. 252A Boyolali (Boyolali)
- Jl. Pemuda No. 41B, Cepu, Blora (Outlet Cepu)
- Jl. S. Parman No. 33, Cilacap (Outlet Cilacap)
- Jl. Ahmad Yani No. 22B, Purworejo (Outlet Purworejo)
- Jl. MH Thamrin No. 14, Jepara
- Jl. Pramuka No. 44, Klaten (Outlet Klaten)
- Jl. Wachid Hasyim No. 75, Kudus (Outlet Kudus)
- Jl. Sulawesi No. 9, Madiun (Outlet Madiun)
- Jl. Basuki Rahmat No. 14, Pacitan (Outlet Pacitan)
- Jl. Brigjend Sudiarto No. 18A, Salatiga (Outlet Salatiga)
- Jl. Kolonel Sugiyono No. 8, Widoro, Sragen (Outlet Sragen)
- Jl. Garuda No. 22, Ungaran, Kabupaten Semarang
- Jl. Jend. Sudirman No. 121, Semarang Barat (Outlet Semarang
Barat)
- Jl. Setiabudi 119D/Ruko Setiabudi Semarang (Outlet Semarang
Setiabudi)
- Jl. Bintara Kulon No. 28 Yogyakarta (Outlet Yogyakarta)
- Jl. Letjend. Suprapto No. 17B, Purbalingga (Outlet Purbalingga)

130
No. Jenis Polis Nilai Pertanggungan Obyek Pertanggungan
25. Office/Clinic Rp39.595.764.508,96 - Jl. Boulevard Ruko Ruby I No. 7-8, Makassar (Kantor Wilayah 8
Property All Risks Policy & Outlet Panakkukang)
26. Office/Clinic Rp39.595.764.508,96 - Jl. Saddang No. 38 - 40 (Outlet Makassar)
Earthquake Policy - Jl. A. Djemma No. 107A, Palopo (Outlet Palopo)
- Jl. A. Petarani No. 18, Sengkang
- Jl. Wahab Azasi No. 43, Mamuju (Outlet Mamuju)
- Jl. A. Mappatola No. 7, Parepare (Outlet Pare-pare)
- Jl. S. Parman No. 16, Palu (Outlet Palu)
- Jl. Nani Wartabone, Gorontalo (Outlet Gorontalo)
- Jl. Syeh Yusuf Ruko Mandiri No. 17, Kendari
- Jl. Mononutu No. 21, Ternate (Outlet Ternate)
- Jl. D.I. Panjaitan No. 13, Kotamobagu (Outlet Kotamobagu)
- Jl. Anthony Reebok No. 1, Ambon (Outlet Ambon)
- Jl. Sam Ratulangi No. 72 Manado (Outlet Manado)
- Jl. Sao-Sao No. 207 D - E, Kendari (Outlet Kendari)
27. Office/Clinic Rp71.651.843.574 - Jl. Merbabu No. 10, Malang
Earthquake Policy - Jl. Raya Darmo Permai Selatan No. 1F, Surabaya (Outlet RDPS)
28. Office/Clinic Rp71.651.843.574 - Jl. Jemursari No. 39, Surabaya (Outlet Jemursari)
Property All Risks Policy - Jl. Diponegoro No. 107, Surabaya
- Jl. Kartini 18, Kediri (Outlet Kediri)
- Jl. Pahlawan No. 12A, Sidoarjo (Outlet Sidoarjo)
- Jl. Ngurah Rai 67 Blok D Singaraja, Kabupaten Buleleng (Outlet
Singaraja)
- Jl. Pejanggik No. 107 A - C, Mataram (Outlet Mataram)
- Jl. Tompello 23G, Kupang
- Jl. Kertajaya Indah Timur No. 14C-06 (blok MG-14C-06) Surabaya
(Outlet Mega Galaxi)
- PPS Maumere : Jl. El Tari No. 18, Maumere (Outlet Maumere)
- Jl. Ngurah Rai No. 43, Kediri, Tabanan, Bali (Outlet Tabanan)
- PPS BIMC : Jl. Gatot Subroto I/24A, Denpasar
- PPS Batu : Jl. Panglima Sudirman No. 36 Batu
- PPS Lawang : Jl. Dr. Wahidin No. 49, Lawang
- PPS Kepanjen : Jl. Achmad Yani No. 09, Kepanjeng
- PPS Blitar : Jl. Mawar No. 84, Blitar (Outlet Blitar)
- Prodia Kupang : Jl. Cak Doko - Kec. Oebobo, Kupang (Outlet
Kupang)
- Prodia Denpasar
- PPS Ubud, Desa Campuan, Ubud
- PPS Gatsu : Apotek Nita Anandi, Jl. Gatot Subroto Timur 239 XX,
Denpasar, Bali
- PPS Kuta : Jl. Raya Kuta No. 106, Kuta
- PPS Nusa Dua : Jl. By Pass Ngurah Rai No. 778E (Apt. Nita Anadi)
- Prodia Kediri
- PPS Nganjuk : Jl. Dermojoyo No. 15, Payaman, Nganjuk
- PPS Pare : Jl. Puncak Jaya I No. 3, Pare
- PPS Tulungagung : Ruko Nurwana Plasa Blok A - 14, Jl. Supriyadi
No. 45, Tulungagung (Outlet Tulungagung)

131
No. Jenis Polis Nilai Pertanggungan Obyek Pertanggungan
29. Office/Clinic Rp31.511.592.105,83 - Jl. Gunawarman No. 77, Keb. Baru, Jakarta (Outlet Kebayoran)
Earthquake Policy - Jl. Pluit Sakti Raya 28 Blok A-6, Jakarta (Outlet Pluit)
30. Office/Clinic Rp31.511.592.105,83 - Jl. Raya Boulevard H-4 No. 15, Kelapa Gading Permai, Jakarta
Property All Risks Policy (Outlet Kelapa Gading)
- Rumah Sakit Bunda : Jl. Teuku Cik Di Tiro 28, Jakarta
- Jl. Cideng Barat No. 36A, Jakarta (Outlet Cideng)
- Ruko Bona Indah Blok AII Kav. C7, Jl. Raya Karang Tengah,
Jakarta Selatan (Outlet Bona Indah)
- Jl. Danau Sunter Utara Blok C1 No. 14, Jakarta Utara (Outlet
Sunter)
- Jl. K.H. Abdullah Syafei No. 25, Jakarta Selatan (Outlet Kampung
Melayu)
- Jl. Alternatif Cibubur No. 8C - D (Outlet Cibubur)
- Ruko Pesona Khayangan IX Jl. Margonda Raya No. 45, Depok
(Outlet Depok)
- Jl. Raya Ruko Bumi Satria Kencana Blok A/3, Bekasi
- Jl. Sultan Agung Tirtayasa No. 8, Cilegon (Outlet Cilegon)
- Jl. R.A. Kartini No. 16, Lampung
- Jl. Veteran No. 930/C2, Palembang (Outlet Palembang)
- Ruko Marcella II/10, Raya Sektor 3A, Bintaro
- Ruko Sentra Niaga (Harapan Indah) Boulevard Hijau Blok C5/412
(Outlet Harapan Indah)
- Klinik Elisabeth : Komp. Pluit Mas Blok EE14, Jakarta Utara
- PPS Dr. Teguh : Jl. Cipinang Baru Raya No. 4, Jakarta Timur
- Ruko Paramount Centre Blok I A/32, Gading Serpong, Tangerang
(Outlet Gading Serpong)
- Lampung, Teluk Betung (Outlet Teluk Betung)
- Jl. Basuki Rachmat No. 801 Palembang (Outlet Basuki Rahmat)
- Bumi Serpong Damai (Outlet BSD)
- Pluit - Pantai Indah Kapuk (Outlet Pantai Indah Kapuk)
- Sumarecon - Bekasi (Outlet Summarecon Bekasi)
31. Office/Clinic Rp19.290.280.000 - Jl. Jend. A. Yani KM 3.5 No. 131 & 133 (Outlet Banjarmasin)
Earthquake Policy - Jl. Jend Sudirman - Klandasan Blok D-09, Balikpapan (Kantor
32. Office/Clinic Rp19.290.280.000 Wilayah 7)
Property All Risks Policy - Jl. Jend Sudirman - Klandasan Blok D-09, Balikpapan (Outlet
Balikpapan)
- Jl. Ahmad Yani No. 6C, Pontianak (Outlet Pontianak)
- Jl. A. Yani Komp. Cendrawasih Trade A-6, Samarinda (Outlet
Samarinda)
- Jl. Diponegoro No. 20 A - B, Palangkaraya (Outlet Palangkaraya)
33. Office/Clinic Rp61.006.987.340,19 - Jl. Wastukencana No. 38, Bandung (Kantor Wilayah)
Earthquake Policy - Jl. Wastukencana No. 38, Bandung (Outlet Bandung)
34. Office/Clinic Rp61.006.987.340,19 - OD Paskal : Jl. Pasirkaliki No. 225, Bandung (Outlet Pasir Kaliki)
Property All Risks Policy - OD Majalaya : Jl. Babakan No. 60, Majalaya, Bandung (Outlet
Majalaya)
- OD Sumedang : Jl. Geusan Ulun No. 111, Sumedang (Outlet
Sumedang)
- OD Ujungberung : Ruko Bumi Mas Kencana Jl. AH Nasution
No. 92B, Cikadut, Ujungberung, Bandung (Outlet Ujung Berung)
- OD Garut : Jl. Raya Samarang No. 104 (Outlet Garut)
- Jl. RE Martadinata No. 9, Tasikmalaya (Outlet Tasikmalaya)
- OD Ciamis : Jl. Jend. Sudirman No. 99, Ciamis (Outlet Ciamis)
- OD Banjar : Jl. Perintis Kemerdekaan No. 56, Banjar (Outlet
Banjar Patroman)
- Jl. Moh. Toha No. 126, Bandung (Outlet Kurdi)
- OD Banjaran : Jl. Pajagalan No. 10, Banjaran, Bandung
- Jl. Kopo Permai I Blok 55A/6, Bandung (Outlet Kopo)
- Jl. RA Kartini No. 32, Cirebon (Outlet Cirebon)
- OD Cideres : Jl. Raya Jombol Dawuan RT 01/05 Kadipaten, Cideres
(Outlet Cideres)
- OD Indramayu : Jl. Raya Pekandangan Bunderan Mangga
Indramayu (Outlet Indramayu)
- Jl. Amir Machmud No. 523 Cimahi (Outlet Cimahi)
- Jl. Buah Batu No. 160, Bandung (Outlet Buah Batu)
- OD MTC : Metro Indah Mall Blok B No. 5 Jl. Soekarno - Hata,
Bandung (Outlet MTC)
- Jl. Kertabumi No.67A, Karawang
- OD Kopetri : Jl. Raya Teluk Jambe No. 3, Karawang
- Jl. Achmad Yani No. 39, Kuningan (Outlet Kuningan)
- Jl. Veteran No. 96, Purwakarta (Outlet Purwakarta)

132
No. Jenis Polis Nilai Pertanggungan Obyek Pertanggungan
35. Office/Clinic Rp24.418.500.000 - Jl. Cempaka No. 80A, Riau (Outlet Pekanbaru)
Property All Risks Policy - Jl. Pattimura 3A, Padang (Outlet Padang)
36. Office/Clinic Rp24.418.500.000 - Jl. Urip Sumoharjo No 2 - 3, Telanai Pura, Jambi (Outlet Jambi)
Earthquake Policy - Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2G, Bukit Tinggi (Outlet Bukittinggi)
- Jl. Ir. Sutami Ruko Villa Akasia No. 20, Tajungpinang (Outlet
Tanjungpinang)
- Jl. Hang Tuah No. 150, Duri (Outlet Duri)
- Komp. Mahkota Raya E No. 12 A- B No. 5, Batam (Outlet Batam)
- Jl. Jend. Sudirman No. 8 / 203 L9 / 203 M, Pekanbaru
37. Office/Clinic Rp35.706.000.000 - Komp Town Square Jl. S. Parman No. 8C, Medan (Kantor Wilayah
Property All Risks Policy 1)
38. Office/Clinic Rp35.706.000.000 - Komplek Ruko Milala Blok A No. 8 Setia Budi, Medan (Outlet
Earthquake Policy Setia Budi)
- Jl. Gatot Subroto No. 129, Medan (Outlet Gatot Subroto)
- Jl. Asia No. 115B, Medan (Outlet Asia)
- Jl. Jend. Sudirman No. 25, Binjai (Outlet Binjai)
- Jl. Merdeka No. 52, Padang Sidempuan (Outlet Padang Sidempuan)
- Jl. Jend. Sudirman No. 257D, Tebing Tinggi (Outlet Tebing Tinggi)
- Jl. Imam Bonjol No. 177, Kisaran (Outlet Kisaran)
- Jl. S. Parman No. 17/223 F - G, Medan (Outlet S. Parman)
- Jl. Merdeka No. 37, Pematang Siantar (Outlet Pematang Siantar)
- Jl. SM. Raja No. 74B, Sibolga (Outlet Sibolga)
- Jl. Teuku Daud Bereuh No. 174 F - H, Banda Aceh (Outlet Banda
Aceh)
- Jl. Merdeka No. 18, Lhokseumawe (Outlet Lhokseumawe)
- Jl. Veteran No. 214, Kel. Gung Leto, Kabanjahe (Outlet Kaban
Jahe)
- Jl. A. Yani No. 189, Rantau Prapat (Outlet Rantau Prapat)
- Jl. Sudirman No. 26, Tanjung Balai
- Jl. Krakatau No. 55E, Medan (Outlet Krakatau)
39. Office/Clinic Rp4.050.000.000 - Jl. Cisangkuy No. 2, Bandung
Property All Risks Policy - Jl. Kramat Raya 148F, Jakarta
40. Office/Clinic Rp4.050.000.000
Earthquake Policy
41. Public Liability US$500.000 111 outlet laboratorium klinik yang berlokasi di 28 propinsi di seluruh
Insurance Indonesia dan 16 bangunan/gedung lainnya.
(untuk setiap
rangkaian kejadian
dan tidak melebihi
limit pertanggungan
selama periode
pertanggungan)
42. Standard Motor Vehicle Rp15.177.250.003 493 kendaraan bermotor.
Insurance Policy
43. Electronic Equipment Rp400.266.136,29 2 unit rontgen car milik Perseroan
Insurance

Seluruh aset Perseroan yang bersifat material telah diasuransikan dan asuransi tersebut cukup untuk
menutup seluruh kerugian yang mungkin dapat terjadi apabila aset tersebut mengalami kerusakan atau
musnah.

Seluruh polis asuransi tersebut di atas dapat diperpanjang dan/atau diperbaharui sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Apabila asuransi-asuransi tersebut di atas telah habis masa berlakunya, Perseroan
berkomitmen akan memperpanjang dan/atau memperbaharui asuransi tersebut.

Perseroan tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan seluruh perusahaan asuransi.

133
8.15. Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki 45 Sertifikat Merek yang dikeluarkan oleh
Direktur Merek pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual sebagai berikut:

No. Permohonan dan Kelas/ Barang


No. No. Sertifikat Tanggal Penerimaan Etiket Merk Warna Etiket Jasa Masa Berlaku
1. IDM000134260 R016165/2014 Kuning, hitam, putih 1 10 tahun sejak
12 Februari 2016 29 Juni 2015
2. IDM000111895 R016166/2014 Kuning, hitam, putih 2 10 tahun sejak
12 Februari 2016 29 Juni 2015
3. IDM000111896 R016150/2014 Kuning, hitam, putih 3 10 tahun sejak
12 Februari 2016 29 Juni 2015
4. IDM000111898 R016153/2014 Kuning, hitam, putih 4 10 tahun sejak
12 Februari 2016 29 Juni 2015
5. IDM000111899 R016159/2014 Kuning, hitam, putih 5 10 tahun sejak
12 Februari 2016 29 Juni 2015
6. IDM000111901 R016154/2014 Kuning, hitam, putih 6 10 tahun sejak
12 Februari 2016 29 Juni 2015
7. IDM000111902 R016155/2014 Kuning, hitam, putih 7 10 tahun sejak
12 Februari 2016 29 Juni 2015
8. IDM000111903 R016156/2014 Kuning, hitam, putih 8 10 tahun sejak
12 Februari 2016 29 Juni 2015
9. IDM000111904 R016160/2014 Kuning, hitam, putih 9 10 tahun sejak
12 Februari 2016 29 Juni 2015
10. IDM000310089 R016455/2014 Kuning, hitam, putih 10 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
11. IDM000111908 R016161/2014 Kuning, hitam, putih 11 10 tahun sejak
12 Februari 2016 29 Juni 2015
12. IDM000111909 R016162/2014 Kuning, hitam, putih 12 10 tahun sejak
12 Februari 2016 29 Juni 2015
13. IDM000111910 R016163/2014 Kuning, hitam, putih 13 10 tahun sejak
12 Februari 2016 29 Juni 2015
14. IDM000111912 R016164/2014 Kuning, hitam, putih 14 10 tahun sejak
12 Februari 2016 29 Juni 2015
15. IDM000111913 R016158/2014 Kuning, hitam, putih 15 10 tahun sejak
12 Februari 2016 29 Juni 2015
16. IDM000111914 R016148/2014 Kuning, hitam, putih 16 10 tahun sejak
12 Februari 2016 29 Juni 2015
17. IDM000111915 R016430/2014 Kuning, hitam, putih 17 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
18. IDM000111916 R016431/2014 Kuning, hitam, putih 18 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
19. IDM000111917 R016432/2014 Kuning, hitam, putih 19 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
20. IDM000111918 R016433/2014 Kuning, hitam, putih 20 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
21. IDM000111875 R016434/2014 Kuning, hitam, putih 21 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
22. IDM000111889 R016435/2014 Kuning, hitam, putih 22 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
23. IDM000111876 R016436/2014 Kuning, hitam, putih 23 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
24. IDM000111877 R016437/2014 Kuning, hitam, putih 24 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
25. IDM000111878 R016438/2014 Kuning, hitam, putih 25 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
26. IDM000111879 R016439/2014 Kuning, hitam, putih 26 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015

134
No. Permohonan dan Kelas/ Barang
No. No. Sertifikat Tanggal Penerimaan Etiket Merk Warna Etiket Jasa Masa Berlaku
27. IDM000111880 R016440/2014 Kuning, hitam, putih 27 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
28. IDM000111881 R016441/2014 Kuning, hitam, putih 28 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
29. IDM000111883 R016442/2014 Kuning, hitam, putih 29 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
30. IDM000111884 R016443/2014 Kuning, hitam, putih 30 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
31. IDM000111885 R016444/2014 Kuning, hitam, putih 31 10 tahun sejak
18 Maret 2016 29 Juni 2015
32. IDM000229546 R016456/2014 Kuning, hitam, putih 32 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
33. IDM000111886 R016446/2014 Kuning, hitam, putih 33 10 tahun sejak
18 Maret 2016 29 Juni 2015
34. IDM000111887 R016447/2014 Kuning, hitam, putih 34 10 tahun sejak
18 Maret 2016 29 Juni 2015
35. IDM000111888 R016449/2014 Kuning, hitam, putih 35 10 tahun sejak
18 Maret 2016 29 Juni 2015
36. IDM000111890 R016451/2014 Kuning, hitam, putih 36 10 tahun sejak
18 Maret 2016 29 Juni 2015
37. IDM000111891 R016457/2014 Kuning, hitam, putih 37 10 tahun sejak
18 Maret 2016 29 Juni 2015
38. IDM000111892 R016445/2014 Kuning, hitam, putih 38 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
39. IDM000111893 R016458/2014 Kuning, hitam, putih 39 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
40. IDM000111894 R016459/2014 Kuning, hitam, putih 40 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
41. IDM000111864 R016460/2014 Kuning, hitam, putih 41 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
42. IDM000111866 R016461/2014 Kuning, hitam, putih 42 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
43. IDM000111868 R016452/2014 Kuning, hitam, putih 43 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
44. IDM000111869 R016453/2014 Kuning, hitam, putih 44 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015
45. IDM000111870 R016454/2014 Kuning, hitam, putih 45 10 tahun sejak
16 Maret 2016 29 Juni 2015

8.16. Perkara yang Dihadapi Perseroan, dan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan maupun masing-masing anggota Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan, tidak sedang terlibat perkara-perkara perdata, pidana, dan/atau perselisihan
di lembaga peradilan dan/atau di lembaga perwasitan baik di Indonesia maupun di luar negeri atau
perselisihan administratif dengan instansi pemerintah yang berwenang termasuk perselisihan sehubungan
dengan kewajiban perpajakan atau perselisihan yang berhubungan dengan masalah perburuhan/hubungan
industrial atau tidak pernah dinyatakan pailit yang dapat mempengaruhi secara material kegiatan usaha
dan/atau kelangsungan kegiatan usaha Perseroan serta rencana Penawaran Umum Saham Perdana ini.

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, tidak ada somasi yang berpotensi menjadi perkara baik yang
dihadapi Perseroan, maupun masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.

135
IX. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN

9.1. Umum

Perseroan merupakan pelopor industri dan jejaring laboratorium klinik swasta independen terkemuka
di Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 35% berdasarkan pendapatan pada tahun 2015 serta memiliki
jumlah laboratorium klinik terbanyak di Indonesia, berdasarkan Frost & Sullivan (sumber: Independent
Market Research on the Clinical Laboratory Market in Indonesia, Frost & Sullivan, 2016). Kegiatan
usaha laboratorium klinik telah dimulai sejak tahun 1973 oleh para pendiri Perseroan dengan membuka
laboratorium klinik pertamanya di Solo. Kegiatan usaha tersebut terus berkembang menjadi jejaring
laboratorium berskala nasional dengan 251 outlet, termasuk 128 laboratorium klinik. Lab PRN milik
Perseroan merupakan laboratorium satu-satunya di Indonesia yang mendapatkan akreditasi dari CAP,
yang Perseroan percayai merupakan akreditasi internasional paling tinggi untuk laboratorium klinik.
Perseroan menawarkan sekitar 500 jenis pemeriksaan dan layanan laboratorium klinik kepada pelanggan
dan penyedia jasa kesehatan untuk digunakan dalam pencegahan, diagnosa, pemantauan dan pengobatan
penyakit serta kondisi kesehatan lainnya. Selain itu, Perseroan memiliki akses terhadap sekitar 3.000
pemeriksaan tambahan melalui kerjasama dengan NUH Laboratories dan Quest. Sebagai pemimpin
dalam riset laboratorium klinik, Perseroan telah meneliti dan memperkenalkan banyak jenis pemeriksaan
klinik di Indonesia. Segmen pelanggan yang dilayani oleh Perseroan mencakup antara lain pelanggan
individu, pelanggan dengan referensi dokter, referensi dari rumah sakit dan klinik serta klien korporasi.
Pada tahun 2015 dan periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016, Perseroan telah menerima
dan memproses masing-masing sebesar 14,0 juta dan 7,0 juta tes, serta menerima kunjungan pasien
masing-masing sebesar 2,4 juta orang dan 1,2 juta orang.

Industri pemeriksaan laboratorium klinik merupakan bagian yang penting dan bertumbuh dari industri
layanan kesehatan di Indonesia. Layanan pemeriksaan laboratorium klinik dapat memberikan kepada
pelanggan dan penyedia layanan kesehatan informasi penting untuk membantu dalam pengambilan
keputusan medik sehingga semakin banyak dokter, rumah sakit dan individu di Indonesia yang
menggunakann layanan ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pengambilan keputusan
medik. Menurut Frost & Sullivan, ukuran pasar pemeriksaan laboratorium klinik di Indonesia
diperkirakan akan tumbuh pada CAGR 12,9% dari US$1.437 juta di tahun 2015 menjadi US$1.830
juta pada tahun 2017, dimana pasar pemeriksaan oleh laboratorium klinik swasta independen adalah
segmen dengan pertumbuhan tercepat, yang diperkirakan akan tumbuh pada CAGR 16,3% antara tahun
2015 dan tahun 2017. Perseroan yakin bahwa meningkatnya penggunaan pemeriksaan laboratorium
klinik oleh penyedia layanan kesehatan di Indonesia, disertai dengan meningkatnya angka kejadian
penyakit kronik dan penyakit terkait gaya hidup, serta semakin banyaknya individu yang berfokus pada
pencegahan penyakit dan kesehatan, menciptakan peluang pertumbuhan bagi Perseroan dalam jangka
pendek. Selain itu, pengobatan personal (personalized medicine) atau perawatan medik yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing pelanggan dapat menciptakan peluang jangka panjang
terhadap pengujian laboratorium klinik lanjutan.

Perseroan menggunakan teknologi terbaru untuk menyediakan beragam layanan pengujian laboratorium
klinik berkualitas tinggi dan akurat kepada pelanggan Perseroan. Perseroan berkeyakinan bahwa
Perseroan menawarkan menu pemeriksaan rutin dan estorik paling beragam di Indonesia. Lab PRN milik
Perseroan merupakan poros (hub) dari jejaring layanan Perseroan. Perseroan juga telah menerima berbagai
akreditasi dan pengakuan internasional. Selama lima tahun terakhir, Perseroan telah memperkenalkan
37 uji laboratorium klinik yang inovatif di Indonesia, yang telah ditawarkan di seluruh jejaring layanan
Perseroan dan dari waktu ke waktu telah menjadi pemeriksaan rutin, disamping sejumlah pengujian baru
untuk tujuan penelitian. Perseroan terus memperkenalkan pemeriksaan-pemeriksaan baru dan berupaya
membawa pengujian laboratorium klinik generasi baru ke dalam negeri. Sebagai contoh, Perseroan
merupakan laboratorium klinik pertama di Indonesia yang memperkenalkan panel TORCH untuk
mendeteksi infeksi toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus dan herpes simplex pada wanita hamil;
serta pemeriksaan Protein C-reaktif sensitivitas tinggi untuk mendeteksi terjadinya penyakit jantung.

136
Perseroan telah menerima 56% suara dari konsumen yang disampel di Indonesia dalam Top Brand Survey
pada tahun 2015 yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group, dan telah menjadi laboratorium yang
menerima penghargaan Top-Brand dalam tujuh tahun berturut-turut (dari tahun 2009 sampai dengan
2015). Perseroan berkeyakinan bahwa merek Prodia yang dikenal karena kualitas layanan uji laboratorium
klinik dan ketersediaan jenis pemeriksaan yang beragam membuat individu-individu dan para penyedia
layanan kesehatan memilih Perseroan untuk kebutuhan pengujian mereka. Di Indonesia, pelanggan
sebagai pengguna umumnya lebih menentukan pemilihan laboratorium klinik yang akan digunakan
daripada diarahkan oleh dokter atau penyedia asuransi, dan baik pelanggan maupun penyedia layanan
kesehatan mencari laboratorium klinik berkualitas, dikarenakan kualitas dan keandalan laboratorium
klinik di Indonesia sangat beragam. Perseroan berkeyakinan bahwa uji laboratorium klinik berkualitas
tinggi yang ditawarkan oleh Perseroan adalah yang terlengkap di Indonesia. Perseroan menawarkan
pengujian rutin mulai dari pemeriksaan kolesterol dan fungsi ginjal hingga hati, dan pemeriksaan esoterik
seperti pemeriksaan hormon dan diagnostik molekuler untuk penyakit-penyakit menular dan kanker.

Perseroan telah membangun jejaring nasional berpola hub-and-spoke dimana Lab PRN di Jakarta
sebagai pusatnya. Per 30 Juni 2016, jejaring Perseroan mencakup 128 laboratorium klinik (termasuk
Lab PRN), satu Klinik PHC mandiri, dan satu klinik khusus, serta 114 outlet POC yang dioperasikan
di klinik dokter dan tujuh laboratorium yang dioperasikan di rumah sakit. Perseroan memiliki seluruh
laboratorium klinik, Klinik PHC dan klinik khusus secara penuh. Seluruh laboratorium klinik dan
outlet lain dioperasikan oleh Perseroan, dimana hal ini memungkinkan Perseroan menjaga standar-
standar kualitas yang lebih baik dan memastikan konsistensinya. Perseroan berkeyakinan bahwa model
bisnis hub-and-spoke, dimana spesimen-spesimen dikumpulkan dari banyak lokasi untuk kemudian
dikirimkan ke laboratorium klinik setempat atau Lab PRN untuk pengujian laboratorium klinik yang
terpusat, menawarkan kualitas dan keandalan yang lebih baik, serta menciptakan skala ekonomi dan
platform sebagai pijakan untuk mencapai skala operasi yang dapat dikembangkan untuk pertumbuhan
usaha yang berkesinambungan. Per 30 Juni 2016, karyawan Perseroan berjumlah 3.648 orang yang terdiri
dari anggota staf bergelar PhD atau Magister di bidang ilmu biomedik sebanyak 31 orang, dokter umum
sebanyak 234 orang, ahli teknologi medik sebanyak 781 orang dan flebotomist lebih dari 400 orang.

Tim manajemen Perseroan memiliki rekam jejak yang ekstensif di industri pelayanan kesehatan, dan
di bawah kepemimpinan mereka, Perseroan telah bertumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah
kunjungan pasien dalam jejaring Perseroan telah meningkat pada CAGR 3,4% dari 2,1 juta pada tahun
2011 menjadi 2,4 juta pada tahun 2015. Dalam periode yang sama, pendapatan Perseroan meningkat
pada CAGR 12,5% dari Rp747,5 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp1.197,7 miliar pada tahun 2015
dan EBITDA meningkat pada CAGR 11,9% dari Rp111,6 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp175,2
miliar pada tahun 2015.

9.2. Keunggulan Bersaing

Perseroan meyakini bahwa Perseroan memiliki keunggulan kompetitif utama sebagai berikut:

Sebagai pemimpin pasar dan pelopor di industri laboratorium klinik independen di Indonesia,
Perseroan berada pada garis terdepan untuk mengambil peluang dari pertumbuhan pasar yang
signifikan

Perseroan adalah pemimpin pasar dan pelopor di industri laboratorium klinik independen di Indonesia.
Berdasarkan Frost & Sullivan, pada tahun 2015, Perseroan merupakan perusahaan terbesar dalam hal
pendapatan dengan pangsa pasar sebesar 35% di pasar pemeriksaan oleh laboratorium independen swasta
di Indonesia dan jejaring laboratorium klinik nasional Perseroan lebih besar dibandingkan dengan jumlah
lima pesaing terdekat Perseroan jika digabung, dengan 128 laboratorium klinik (sumber: Independent
Market Research on the Clinical Laboratory Market in Indonesia, Frost & Sullivan, 2016). Sebagai
laboratorium klinik independen terkemuka, Perseroan berada pada posisi yang unik untuk mengambil
kesempatan dari potensi pertumbuhan pasar laboratorium klinik di Indonesia, dengan memanfaatkan
jejaring outlet yang tersebar luas di berbagai wilayah geografis dan platform yang telah terbentuk.

137
Frost & Sullivan menilai pasar pemeriksaan laboratorium klinik di Indonesia pada tahun 2015 mencapai
US$1,4 miliar dan nilai tersebut diperkirakan akan tumbuh pada CAGR 12,9% menjadi US$1,8 miliar
pada tahun 2017. Dalam pasar secara keseluruhan, Frost & Sullivan memperkirakan bahwa segmen
laboratorium independen swasta, dimana Perseroan melakukan kegiatan usaha, diperkirakan akan
tumbuh pada CAGR 16,3% antara tahun 2015 dan 2017, yang menjadikan segmen ini salah satu pasar
layanan kesehatan dengan pertumbuhan tercepat di industri layanan kesehatan di Indonesia yang terus
berkembang dengan cepat. Laju pertumbuhan ini akan didorong oleh jumlah populasi yang besar sebanyak
255 juta, kelas menengah yang bertumbuh dengan cepat, pertumbuhan PDB yang kuat dan inisiatif untuk
memperluas jangkauan akses layanan kesehatan. Lebih lanjut, secara historis, kontribusi pengeluaran
kesehatan di Indonesia terhadap PDB lebih rendah dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Pada tahun 2015, pengeluaran kesehatan di Indonesia dalam persentase terhadap PDB hanya 3%, yang
diperkirakan akan tumbuh secara signifikan di masa mendatang. Seiring dengan berkembangnya industri
pelayanan kesehatan di Indonesia, Frost & Sullivan berkeyakinan bahwa permintaan untuk layanannya
akan terus meningkat mengingat peran penting pemeriksaan laboratorium klinik dalam infrastruktur
pelayanan kesehatan. Pemeriksaan laboratorium klinik bertambah penting didorong oleh meningkatnya
fokus dokter pada evidence-based treatment serta kasus penyakit kronik yang sering muncul sejalan
dengan kenaikan tingkat kesejahteraan, seperti penyakit jantung dan diabetes.

Pada saat pendiri Perseroan memulai kegiatan usaha laboratorium klinik pada tahun 1973, laboratorium
klinik Prodia merupakan salah satu laboratorium klinik independen paling pertama di Indonesia, dan
pendiri Perseroan memiliki visi untuk membuat layanan laboratorium klinik dengan kualitas terbaik
yang tersedia secara luas di dalam negeri. Sejak saat itu, Perseroan terus menjadi pelopor dalam industri
laboratorium klinik dengan senantiasa melakukan investasi untuk meningkatkan kemampuan layanannya.
Perseroan juga telah menjadi pemimpin di industri laboratorium klinik dalam hal mendidik komunitas
kedokteran dan masyarakat dan meningkatkan kesadaran mengenai pemeriksaan laboratorium klinik.
Secara khusus, dalam lima tahun terakhir, Perseroan telah memperkenalkan 37 pemeriksaan laboratorium
klinik yang inovatif di Indonesia. Perseroan juga merupakan badan usaha pertama di Indonesia yang
menerima sertifikasi quality assurance yang diakui secara internasional, seperti akreditasi dari CAP
dan NGSP.

Perseroan memiliki jejaring laboratorium klinik nasional terbesar dan menggunakan model bisnis
hub-and-spoke yang berporos pada laboratorium pusat rujukan nasional terbesar di Indonesia
dengan skala operasi yang dapat dikembangkan

Jejaring laboratorium Perseroan adalah jejaring terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah outlet dan
dikelola dengan model bisnis hub-and-spoke yang berporos pada Lab PRN Prodia di Jakarta. Per 30
Juni 2016, jejaring Perseroan terdiri dari 128 laboratorium klinik lainnya (termasuk Lab PRN), serta
satu Klinik PHC mandiri dan satu klinik khusus, 114 outlet POC yang dioperasikan di kantor dokter,
serta tujuh laboratorium yang dioperasikan Perseroan di rumah sakit. Perseroan memiliki seluruh
laboratorium klinik, Klinik PHC dan klinik khusus secara penuh. Seluruh laboratorium klinik dan outlet
lainnya dioperasikan oleh Perseroan. Dengan total sebanyak 251 outlet, Perseroan beroperasi di 104
kota yang tersebar di 30 dari 34 propinsi di Indonesia per 30 Juni 2016.

Posisi Perseroan sebagai pemimpin pasar didukung oleh Lab PRN, yang merupakan laboratorium
klinik satu-satunya di Indonesia yang telah mendapatkan akreditasi CAP, yang diakui sebagai otoritas
global terkemuka untuk quality assurance laboratorium. Lab PRN Perseroan adalah poros dari jejaring
laboratorium Perseroan dan dilengkapi dengan peralatan paling canggih dan teknologi terbaru. Perseroan
berkeyakinan bahwa Lab PRN Perseroan adalah tulang punggung industri laboratorium klinik di
Indonesia karena Perseroan juga memberikan layanan sebagai laboratorium referensi untuk banyak
laboratorium lain di Indonesia, termasuk laboratorium rumah sakit.

Model bisnis hub-and-spoke memungkinkan Perseroan untuk memastikan konsistensi standar


kualitas, dan spoke memfasilitasi lebih jauh di wilayah-wilayah dan memperkuat merek Perseroan
dan meningkatkan volume test yang lebih tinggi. Perseroan memiliki, mengoperasikan dan mengelola
seluruh laboratorium klinik, serta mengoperasikan dan mengelola seluruh POC Collection Center, dimana
pengaturan ini memungkinkan Perseroan untuk memantau dan menjaga standar kualitas yang tinggi,
khususnya jika dibandingkan dengan laboratorium klinik lain yang beroperasi dengan model waralaba

138
(franchise). Perseroan melakukan 57, 99, 74, 83 dan 79 uji profisiensi/skema quality assurance eksternal
masing-masing pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 di bawah program quality assurance
layanan eksternal dari sejumlah institusi dan organisasi, termasuk antara lain CAP, NGSP, dan Biorad.

Perseroan memiliki platform teknologi informasi tersentralisasi yang sepenuhnya mengintegrasikan


jejaring outlet Perseroan dengan sistem logistik nasional dan sistem pembayaran, dimana platform
ini memungkinkan Perseroan melakukan pengumpulan spesimen, memantau pengiriman spesimen,
melaporkan hasil pemeriksaan, dan memproses pembayaran secara efisien. Pasien Perseroan, dokter
dan penyedia pelayanan kesehatan lainnya memiliki akses online yang mudah ke hasil pemeriksaan
secara real time yang dapat dilakukan dari manapun melalui situs Perseroan maupun aplikasi ponsel.
Sistem ini juga memungkinkan pengumpulan informasi demografis dan rekam medis pasien dari seluruh
jejaring Perseroan agar dapat melayani pelanggan Perseroan dengan lebih baik. Perseroan berkeyakinan
bahwa jejaring laboratoriumnya saat ini dan hubungan dengan komunitas kedokteran serta kemampuan
terdepan untuk melakukan pemeriksaan yang telah dikembangkan oleh Perseroan selama lebih dari 43
tahun akan sulit ditiru.

Prodia adalah merek laboratorium klinik paling terkemuka di Indonesia dan pengakuan ini didukung
oleh fokus terhadap kualitas yang konsisten.

Selain sebagai perusahaan laboratorium klinik independen terbesar di Indonesia dalam hal pendapatan
dan ukuran jejaring, berdasarkan Frost & Sullivan, merek Prodia diakui oleh para pelanggan sebagai
merek laboratorium klinik terbaik di Indonesia. Perseroan menerima 56% suara dari konsumen yang
disampel di Indonesia pada Survey Top Brand di tahun 2015 oleh Frontier Consulting Group, dan telah
memperoleh penghargaan Top Brand untuk laboratorium selama tujuh tahun berturut-turut (2009-
2015). Merek Prodia juga telah menerima pengakuan penting dari industri. Pada tahun 2015, Perseroan
menerima 12 penghargaan bergengsi dari industri sebagai bukti pengakuan dari para pelaku pasar,
termasuk dokter dan konsumen perorangan, dan banyak di antara penghargaan tersebut telah diterima
Perseroan berturut-turut dalam beberapa tahun.

Perseroan memiliki strategi pemasaran yang didedikasikan untuk membangun dan meningkatkan nilai
merek Prodia pada setiap segmen pelanggan, yang dipimpin oleh tim beranggotakan lebih dari 400
tenaga pemasaran dan petugas Laboratory Information Service (LIS), yang menjalankan berbagai
kegiatan pemasaran untuk menjangkau masyarakat, dokter dan perusahaan secara luas. Upaya-upaya
ini didukung oleh hubungan kerjasama jangka panjang dan kepercayaan yang telah dibina dengan
komunitas kedokteran di Indonesia sejak Perseroan memulai kegiatan usahanya, ketika pemeriksaan
laboratorium klinik belum diadopsi secara luas. Perseroan melibatkan diri dengan komunitas kedokteran,
tidak hanya melalui iklan dan kegiatan pemasaran tradisional, tetapi melalui kegiatan pemasaran ilmiah,
dengan memberikan dukungan kepada klinisi dan penelitian mereka di bidang laboratorium klinik untuk
pengobatan, mengadakan seminar dan kegiatan pemasaran lain untuk membagi pengetahuan dengan
dokter, rumah sakit, perusahaan-perusahaan dan masyarakat luas seputar masalah-masalah kesehatan
dan manfaat pemeriksaan klinik, serta mengedukasi dan berkolaborasi dengan para dokter dalam
pengembangan pemeriksaan beserta implementasinya.

Kekuatan merek Prodia terletak pada fokusnya terhadap kualitas, dimana hal ini, dalam pandangan
Perseroan, sangat penting mengingat pasien dan penyedia pelayanan kesehatan umumnya memprioritaskan
kualitas ketika memilih penyedia layanan laboratorium klinik, disamping ukuran dan kekuatan jejaring
Perseroan. Perseroan telah menerima akreditasi laboratorium tertinggi yang tersedia bagi laboratorium
klinik, termasuk menjadi laboratorium satu-satunya di Indonesia yang telah menerima akreditasi CAP
(tahun 2012), sertifikasi NGSP dan akreditasi OHSAS, serta menerima sejumlah ISO dan akreditasi
lain. Perseroan berkeyakinan bahwa sertifikasi dan akreditasi ini telah membantu Perseroan menjadi
salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia. Pendekatan yang diambil Perseroan dalam menjalankan
kegiatan usaha memungkinkan Perseroan untuk menjaga kualitas layanannya di seluruh jejaring
laboratorium klinik bermerek Prodia, dikarenakan, antara lain, Perseroan tidak berekspansi melalui model
waralaba (dimana hal ini akan menimbulkan risiko kehilangan fungsi-fungsi kunci bagi Perseroan) dan
Perseroan selalu berupaya memastikan kegiatan operasional yang konsisten melalui, sebagai contoh,
laboratorium kalibrasi. Perseroan berkeyakinan bahwa pelayanan terhadap pelanggan Perseroan adalah
salah satu faktor pembeda dimana Perseroan memberikan layanan berkualitas tinggi yang konsisten

139
kepada pelanggan di seluruh jaringan bermerek Prodia. Perseroan dapat mencapai tingkatan layanan
saat ini melalui pelatihan karyawan dan protokol yang ketat yang disusun agar dapat menyediakan
pengalaman berkualitas bagi pelanggan, dari registrasi dan konsultasi dokter hingga penarikan
spesimen dan penyampaian hasil pemeriksaan. Hal ini termasuk proses pelayanan pelanggan yang
efisien, lingkungan yang nyaman dan layanan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer-
oriented services). Perseroan juga menawarkan layanan pengambilan spesimen di rumah untuk dapat
menjangkau pelanggan-pelanggan yang tidak dapat datang ke laboratorium Perseroan. Selain itu,
pelanggan juga dapat melakukan pemesanan untuk pemeriksaan dan pembayaran secara online, yang
menjadikan kunjungan pelanggan lebih nyaman, serta penerimaan hasil diagnostik secara online dengan
visualisasi yang lebih baik. Perseroan berkeyakinan bahwa faktor-faktor ini memberikan kontribusi
terhadap citra merek Prodia yang kuat dan membantu dalam membangun loyalitas pelanggan. Ukuran
jejaring Perseroan juga memberikan keuntungan dalam membangun merek Prodia dikarenakan hal
ini memungkinkan Perseroan untuk berinteraksi dengan pelanggan dalam jumlah besar, dokter dan
profesional medis lainnya di seluruh Indonesia, dan memperluas cakupan merek Prodia.

Perseroan fokus menyediakan layanan yang komprehensif untuk berbagai segmen pelanggan dengan
dukungan dari hubungan yang kuat dengan para praktisi dan institusi pelayanan kesehatan di
seluruh mata ilmu terkait.

Perseroan berkeyakinan bahwa rangkaian pemeriksaan yang ditawarkan oleh Perseroan adalah paling
lengkap di Indonesia, dengan menu pemeriksaan lebih dari 500 pemeriksaan. Pelanggan dapat datang
kepada Perseroan untuk semua kebutuhan pemeriksaan laboratorium klinik dikarenakan Perseroan
menyediakan pemeriksaan rutin dan esoterik, dan juga memiliki akses terhadap 3.000 pemeriksaan
tambahan, yang merupakan tambahan atas menu pemeriksaan Perseroan, melalui hubungan Perseroan
dengan laboratorium di luar Indonesia, yaitu Quest dan NUH Laboratories. Pelayanan yang komprehensif
memungkinkan Perseroan untuk memenuhi beragam kebutuhan pelanggan, termasuk pelanggan
individu atau pelanggan dengan referensi dokter, perusahaan yang menyediakan fasilitas pemeriksaan
kesehatan kepada karyawannya, atau rumah sakit dan laboratorium lain yang merujuk pemeriksaan
kepada Perseroan.

Perseroan juga saat ini mengembangkan layanannya untuk mencakup layanan kesehatan preventif
melalui Klinik PHC yang menyediakan layanan wellness, seperti konsultasi dengan ahli gizi dan dokter
spesialis kedokteran olahraga. Pemeriksaan dan layanan Perseroan dilengkapi lebih jauh dengan klinik
khusus, yaitu Prodia Childrens Health Center dan Prodia Womens Health Center, yang berfokus pada
kebutuhan pemeriksaan khusus untuk anak-anak dan wanita.

Perseroan terus berupaya memperkenalkan pemeriksaan baru dengan teknologi canggih dan telah
mempelopori berbagai pemeriksaan baru di Indonesia. Perseroan berkeyakinan bahwa pemeriksaan
baru tersebut dan pemeriksaan esoterik akan terus mendatangkan pasien baru, yang juga melakukan
pemeriksaan dan menggunakan jasa layanan lain. Sebagai contoh, Perseroan merupakan laboratorium
klinik pertama di Indonesia yang memperkenalkan panel TORCH untuk mendeteksi infeksi toxoplasma,
rubella, cytomegalovirus dan herpes simplex bagi ibu hamil dan cystatin C untuk pemeriksaan fungsi
ginjal.

Selama lebih dari 43 tahun, Perseroan telah membina hubungan dan kemitraan jangka panjang dengan
banyak praktisi di bidang pelayanan kesehatan di Indonesia, termasuk 23 fakultas kedokteran serta
asosiasi profesi kesehatan dan asosiasi laboratorium kesehatan. Dalam periode tersebut, Perseroan
telah secara konsisten memberikan layanan berkualitas tinggi, penyelesaian pemeriksaan dalam waktu
yang cepat dan menu pemeriksaan yang komprehensif kepada dokter dan professional kesehatan
lain, sehingga Perseroan saat ini dikenal sebagai laboratorium klinik dengan reputasi tak tertandingi.
Hubungan ini telah menghasilkan sumber rujukan yang berkelanjutan dan terobosan ilmiah. Pada tahun
2016, Perseroan telah menerima rujukan dari lebih 60.000 dokter.

Perseroan juga telah bekerja sama dengan komunitas kedokteran dan ilmiah untuk mengembangkan
kolaborasi ilmiah dalam rangka memperkenalkan pemeriksaan diagnostik baru dan merekrut tenaga
medis profesional. Sebagai contoh, Perseroan telah berinvestasi untuk mengembangkan hubungan jangka
panjang dengan anggota komunitas kedokteran di seluruh Indonesia. Kolaborasi riset Perseroan telah

140
berhasil memperkenalkan sejumlah pemeriksaan baru, seperti panel alergi anak-anak, pemeriksaan
progesteron 17-OH, dan pemeriksaan lain-lain. Hubungan ini lebih lanjut dikembangkan melalui upaya-
upaya dari 400 tenaga kerja pemasaran dan petugas LIS. Perseroan secara reguler menginformasikan
mengenai pemeriksaan baru dan tren terbaru di komunitas kedokteran. Perseroan juga bermitra dengan
asosiasi kedokteran seperti ikatan dokter anak dan perkumpulan obstetri dan ginekologi untuk secara
aktif memasarkan layanan Perseroan.

Perseroan memiliki rekam jejak yang terbukti atas laju pertumbuhan dan kinerja keuangan yang kuat

Perseroan telah tumbuh secara konsisten dalam tiga tahun terakhir. Perseroan telah membuka tujuh
laboratorium klinik baru sejak tahun 2013. Jumlah kunjungan pasien di dalam jejaring Perseroan
meningkat pada CAGR 3,4% dari 2,1 juta pada tahun 2011 menjadi 2,4 juta pada tahun 2015. Dalam
periode yang sama, pendapatan Perseroan meningkat pada CAGR 12,5% dari Rp747,5 miliar pada
tahun 2011 menjadi Rp1.197,7 miliar pada tahun 2015 dan EBITDA meningkat pada CAGR 11,9% dari
Rp111,6 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp175,2 miliar pada tahun 2015. Perseroan telah menerapkan
strategi pertumbuhan yang strategis dan sebagai hasilnya, imbal hasil atas modal investasi Perseroan
mencapai 26,9%, 50,4%, 28,6%, 18,5% dan 30,5% masing-masing untuk tahun yang berakhir pada
31 Desember 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015. Sedangkan imbal hasil atas ekuitas Perseroan mencapai
67,7%, 41,2% dan 46,7% masing-masing untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2014 dan
2015. Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan memiliki sumber pendapatan yang terjaga (defensible)
dikarenakan basis pelanggan yang terdiversifikasi dan merek Prodia, serta didukung oleh upaya-upaya
pemasaran di semua segmen konsumen, terutama melalui pemasaran ilmiah.

Perseroan dibimbing oleh senior yang berpengalaman dan tim manajemen dengan pengalaman
mendalam pada klinik, lab klinik dan kesehatan serta memiliki proses perekrutan wisudawan yang
telah terbukti.

Tim manajemen senior Perseroan, dipimpin oleh para Direktur, memiliki pengalaman yang ekstensif
di industri laboratorium klinik di Indonesia. Direktur Perseroan memiliki pengalaman sebagai praktisi,
seperti pengalaman laboratorium, peneliti atau berlatar belakang sebagai akademisi, dengan gelar pasca
sarjana di bidang ilmu biomedik atau keuangan. Direktur Perseroan telah memiliki pengalaman bekerja
di Perseroan dan di bidang kesehatan dalam jangka waktu yang cukup panjang dan pengalaman kerja
rata-rata bersama Perseroan untuk masing-masing Direktur selama 22 tahun. Tim manajemen senior
Perseroan dipimpin oleh Direktur Utama Perseroan, Dr. Dewi Muliaty yang telah bersama Perseroan
lebih dari 25 tahun dan telah berhasil mengelola pertumbuhan Perseroan dalam beberapa tahun terakhir
dengan menerapkan strategi-strategi Perseroan dan meningkatkan kesadaran konsumen terhadap merek
Prodia agar semakin dikenal. Perseroan berkeyakinan bahwa tim manajemen yang berpengalaman dan
efektif merupakan suatu keunggulan bersaing yang penting untuk mendukung pertumbuhan bisnis
Perseroan di masa mendatang.

Pendiri Perseroan, Dr. Andi Widjaja adalah seorang pemimpin terkemuka dan visioner di industri
laboratorium medik di Indonesia. Beliau adalah pendiri dan pernah duduk sebagai anggota dewan
penasehat di beberapa asosiasi industri ternama di Indonesia, termasuk PAPVI (Indonesian Society
of Atherosclerosis and Vascular Diseases), HISOBI (Indonesian Society for the Study of Obesity)
dan HKKI (Himpunan Kimia Klinik Indonesia). Beliau mempunyai visi untuk membuat layanan
laboratorium klinik berkualitas tinggi tersedia di seluruh Indonesia, dan tim manajemen Perseroan
senantiasa berpegang pada visi ini dalam menjalankan kegiatan usahanya. Tim manajemen Perseroan
telah bertumbuh di bawah kepemimpinan beliau dan telah dibekali dengan keahlian dan pengalaman
yang memadai untuk melanjutkan kepemimpinan Perseroan di industri layanan laboratorium klinik di
Indonesia. Meskipun Dr. Widjaja saat ini sudah tidak terlibat dalam kegiatan operasional sehari-hari
Perseroan, beliau merupakan tokoh terkemuka dalam industri pelayanan kesehatan memberikan ceramah
dan bimbingan kepada mahasiswa program doktor di fakultas kedokteran terkemuka serta berpartisipasi
dalam seminar dan simposium di forum domestik dan international, yang mengokohkan lebih lanjut
posisi dan reputasi Perseroan dan merek Prodia.

Pendiri dan tim manajemen senior Perseroan telah membentuk budaya sukses yang berlandaskan satu
misi dan visi. Budaya ini diyakini telah menarik banyak petugas laboratorium terbaik di Indonesia

141
untuk bergabung dengan Perseroan. Perseroan telah berhasil mempekerjakan wisudawan terbaik dari
sekolah ahli teknologi medik di Indonesia dengan membina hubungan yang erat dengan sekolah dan
siswanya. Perseroan saat ini bekerja sama dalam bidang riset dan pendidikan dengan 23 fakultas
kedokteran di Indonesia dalam bidang penelitian dan pendidikan dan dapat memanfaatkan kerjasama
tersebut untuk memperoleh sejumlah calon professional medik yang dapat direkrut. Perseroan juga
memiliki kerjasama yang erat dengan 54 institusi pendidikan di seluruh Indonesia untuk merekrut
lulusan teknologi medik yang baru lulus. Perseroan membina hubungan dengan calon karyawan sejak
awal pendidikan mereka, misalnya, dengan mensponsori acara-acara informatif di sekolah mereka
dan menawarkan beasiswa dalam penelitian laboratorium medik. Selain itu, Perseroan menjadi tuan
rumah bagi mahasiswa kedokteran, sebagai peneliti di laboratorium Perseroan, untuk mendukung studi
akademis mereka. Perseroan berkeyakinan bahwa program-program ini memberikan calon karyawan
potensial sebuah pengalaman positif bekerja bersama Perseroan dan mendorong mereka untuk memilih
Perseroan setelah lulus.

9.3. Strategi Usaha

Strategi usaha utama Perseroan meliputi:

Terus memperluas ketersediaan layanan Perseroan dan memperbesar jejaring outlet Perseroan di
Indonesia baik dalam pasar baru maupun yang sudah ada.

Perseroan bermaksud untuk terus bertumbuh dan memperbesar jejaring outlet di Indonesia. Saat
ini Perseroan berencana untuk membuka total empat laboratorium rujukan regional dan sebanyak-
banyaknya 33 laboratorium klinik tambahan dalam lima tahun mendatang, untuk memenuhi permintaan
pemeriksaan klinik di wilayah-wilayah dengan peluang pertumbuhan yang menarik. Perseroan berharap
dapat membuka 20 POC Collection Center dan sampai dengan lima laboratorium rumah sakit setiap
tahun. Perseroan juga memperkirakan akan membuka sebanyak 13 klinik khusus tambahan dalam lima
tahun mendatang. Lebih lanjut, Perseroan akan terus menjajaki dan mempertimbangkan peluang akuisisi
sebagai sarana untuk menumbuhkan jejaring laboratorium klinik Perseroan.

Perseroan merencanakan untuk membuka total empat laboratorium rujukan regional di Surabaya,
Medan, Makasar dan Semarang dan akan berperan sebagai hub regional dari laboratorium-laboratorium
klinik di wilayah tersebut. Laboratorium rujukan regional tersebut akan menawarkan pemeriksaan rutin
dan pemeriksaan esoterik yang tidak dapat dilakukan di laboratorium klinik lain di wilayah tersebut,
sehingga memungkinkan Perseroan untuk mengurangi waktu selesai pemeriksaan dan memperbaiki hasil
pemeriksaan dengan mempersingkat waktu perjalanan pengiriman sampel, yang saat ini harus dikirim ke
Lab PRN. Saat ini, Perseroan berharap dapat membuka laboratorium klinik baru di wilayah yang belum
dilayani oleh Perseroan atau belum mendapatkan pelayanan yang cukup dari para pesaing Perseroan,
seperti Papua Barat, Kalimantan Utara dan Bengkulu. Perseroan juga berencana untuk meningkatkan
jumlah klinik di kota-kota yang telah ada saat ini, seperti Jakarta.

Meningkatkan pelayanan dari laboratorium klinik yang ada saat ini agar dapat menyediakan menu
pemeriksaan dan layanan yang lebih luas dan meningkatkan volume

Perseroan berencana untuk terus memperkenalkan pemeriksaan laboratorium klinik baru dan layanan
lainnya untuk memperluas pilihan jasa yang ditawarkan. Perseroan akan terus berusaha untuk
memperkenalkan pemeriksaan baru, temasuk pemeriksaan esoterik baru untuk dilakukan di Lab PRN
Perseroan, laboratorium rujukan regional baru serta di seluruh jejaring laboratorium klinik Perseroan.
Perseroan yakin bahwa menu pemeriksaan esoterik yang ditawarkan oleh Perseroan saat ini adalah
paling komprehensif di Indonesia dan mencakup banyak pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan
pesaing Perseroan dengan tepat waktu, efisien dan biaya yang memadai. Perseroan berencana untuk
menawarkan lebih banyak pemeriksaan kesehatan untuk perawatan preventif dan penyakit kronik,
serta pengelolaan gaya hidup, seperti pemeriksaan kesehatan untuk pencegahan, pengobatan nutrisi
dan pengobatan olahraga di Klinik PHC. Perseroan juga berharap untuk meningkatkan pelayanan dari
sebagian laboratorium klinik menjadi Klinik PHC dengan memperkenalkan sejumlah pemeriksaan
non-laboratorium klinik, seperti pemeriksaan radiologi, imaging, elektrokardiogram dan treadmill.

142
Perseroan juga bermaksud untuk mengembangkan usahanya dengan memperluas hingga 20 laboratorium
klinik yang ada saat ini, termasuk relokasi beberapa laboratorium klinik tertentu ke lokasi yang lebih
luas dikarenakan pertumbuhan laboratorium klinik tersebut dibatasi oleh ketersediaan lahan.

Meningkatkan efisisensi dari kegiatan operasional internal secara berkelanjutan

Perseroan yakin bahwa model hub-and-spoke merupakan suatu model bisnis yang dapat dikembangkan
pada berbagai skala untuk mengurangi biaya dan waktu selesai pemeriksaan laboratorium klinik.
Perseroan telah membuka sebuah laboratorium rujukan regional pada bulan Juli 2016 dan bermaksud
untuk membuka tiga laboratorium rujukan regional lainnya dalam beberapa tahun ke depan untuk
meningkatkan kapasitas pemeriksaan esoterik Perseroan, sementara Perseroan memperluas basis
pelanggannya, termasuk meningkatkan jumlah rujukan dari laboratorium klinik Perseroan dan lainnya
di Indonesia, serta outlet POC di Indonesia. Perseroan akan terus meningkatkan efisiensi internal dari
kegiatan operasional dengan melakukan optimalisasi atas model bisnisnya dan kualitas pelayanan
Perseroan. Sebagai contoh, empat laboratorium rujukan regional tersebut, sebagai hub tambahan
dalam model hub-and-spoke Perseroan, akan memungkinkan Perseroan untuk mempersingkat waktu
penyampaian sample dan/atau spesimen ke lokasi pemeriksaan, sehingga memungkinkan Perseroan untuk
meningkatkan waktu penyampaian hasil pemeriksaan dan pada akhirnya dapat mengurangi beban usaha
Perseroan. Demikian pula, Perseroan yakin bahwa daya tawar Perseroan yang kuat dengan pemasok
sebagai hasil dari tingginya jumlah pemeriksaan, memberikan skala ekonomi kepada Perseroan dengan
mengurangi biaya bahan baku Perseroan. Selain itu, Perseroan sedang, dan akan terus, menerapkan
sistem pengelolaan persediaan yang dikelola oleh pemasok dan memperbaiki produktivitas dengan
meningkatkan sistem informasi Perseroan. Perseroan juga berencana untuk terus mengevaluasi kebutuhan
untuk meningkatkan teknologi dan peralatan yang digunakan di laboratorium, untuk mempertahankan
fokus Perseroan menjadi yang terdepan di pasar laboratorium klinik di Indonesia. Perseroan berusaha
menggabungkan pemeriksaan laboratorium untuk meningkatkan produktivitas usaha atas pemeriksaan
Perseroan. Sebagai contoh, Perseroan berencana untuk mengintegrasi sistem Perseroan pada Lab PRN
untuk meningkatkan jumlah hasil pemeriksaan yang dihasilkan agar dapat memperbaiki waktu selesai
pemeriksaan, yang diyakini Perseroan akan mendorong efisiensi biaya dan hasil usaha Perseroan pada
skala ekonomi yang lebih besar.

Terus berfokus dalam penyediaan diagnosis yang berkualitas serta pemeriksaan dan layanan
kesehatan lainnya dan berupaya menarik personil laboratorium yang berkualitas

Perseroan yakin bahwa merek Prodia ber-analogi dengan kualitas. Perseroan berencana untuk terus
berfokus dalam penyediaan pemeriksaan dan layanan laboratorium klinik yang berkualitas. Perseroan
memantau kualitas dan akurasi atas pemeriksaan laboratorium klinik secara terus menerus dan
melaksanakan program quality assurance secara berkala untuk memperbaiki kualitas layanan secara
berkelanjutan. Perseroan berupaya untuk meningkatkan mutu dari peralatan pemeriksaan laboratorium
klinik untuk memperbaiki efisiensi dan akurasinya. Sebagai contoh, Perseroan menggunakan sistem
pemeriksaan terotomasi untuk melakukan pemeriksaan secara cepat dengan campur tangan manusia
minimal, guna menjamin kecepatan dan akurasi. Perseroan juga berdedikasi untuk memberikan
pengalaman pemeriksaan yang berkualitas bagi para pelanggan. Sebagai contoh, Perseroan menyediakan
layanan terpadu (one-stop services) dari konsultasi hingga analisis hasil pemeriksaan dengan dokter
yang dapat menyediakan konsultasi awal. Perseroan telah membangun perangkat online seperti situs
dan aplikasi ponsel sehingga para pelanggan dan dokter dapat mengakses hasil pemeriksaan dengan
cepat. Perseroan bermaksud untuk terus mengembangkan inisiatif online ini dengan mengembangkan
portal registrasi dan pembayaran online bagi pelanggan. Perseroan berkonsultasi secara berkala dengan
laboratorium klinik internasional terkemuka, seperti Quest dan NUH Laboratories, baik secara langsung
maupun melalui acara industri dan sumber lainnya, untuk memperluas menu pemeriksaan Perseroan,
menerapkan praktik industri terbaik dan secara umum belajar dari pengalaman laboratorium internasional
terkemuka sebagai bagian dari upaya Perseroan untuk terus meningkatkan kualitas layanannya.

Perseroan juga akan terus berfokus untuk menarik ahli teknologi medik dan dokter berkualitas tinggi
untuk bergabung dengan Perseroan. Perseroan akan melanjutkan kerjasama eratnya dengan 23 fakultas
kedokteran dan 54 institusi pendidikan untuk menarik sumber daya manusia yang diperlukan dalam

143
mendukung pertumbuhan Perseroan. Perseroan yakin bahwa dengan mendukung para pelajar saat
mereka masih di sekolah, Perseroan menciptakan hubungan yang positif dengan para pelajar tersebut
pada saat mereka lulus dan menunjukkan bahwa Perseroan merupakan tempat berkerja yang berkualitas.
Perseroan bermaksud memperkuat hubungannya dengan pelajar yang akan menjadi dokter umum atau
dokter spesialis dengan membuat laboratorium Perseroan tersedia untuk digunakan dalam studi mereka.
Perseroan yakin bahwa hal ini akan membuat pelajar tersebut tertarik menjadi pelanggan Perseroan
di masa depan karena pelajar tersebut memiliki asosiasi yang positif dengan Perseroan. Selain itu,
Perseroan terus menambah kualitas pegawainya dengan memberikan berbagai pelatihan internal maupun
eksternal melalui konferensi atau lokakarya.

Fokus pada pengembangan teknologi diagnostik generasi baru untuk precision medicine

Sebagai pelopor dan pemimpin dari laboratorium klinik di Indonesia, Perseroan telah menjadi perusahaan
laboratorium pertama yang memperkenalkan banyak pemeriksaan dan teknologi laboratorium klinik di
Indonesia. Sebagai contoh, Perseroan saat ini melakukan investasi pada, dan meningkatkan kemampuan
Perseroan untuk menawarkan layanan precision medicine, yang dikenal juga sebagai pengobatan personal.
Precision medicine merupakan pengobatan yang lebih tepat sasaran kepada individu atau kelompok
individu yang memiliki kesamaan secara genomik, lingkungan dan gaya hidup. Dengan precision
medicine, individu ditangani sesuai dengan karakteristik khususnya, dengan harapan pengobatan tersebut
akan lebih efektif, dan menghindari pengobatan yang dianggap tidak efektif bagi individu tertentu. Kunci
kesuksesan penawaran precision medicine adalah ketersediaan informasi diagnosis, seperti urutan gen
seseorang. Perseroan telah memiliki landasan kokoh untuk mengembangkan layanan precision medicine
dengan memanfaatkan laboratorium Perseroan yang berfokus pada diagnosis molekuler yang canggih
antara lain, kromatografi-spektrometri massa, patologi anatomi serta imunologi dan flowsitometri, yang
merupakan teknologi fundamental dalam precision medicine.

9.4. Indikator Kinerja Utama

Tabel di bawah ini menyajikan informasi mengenai kegiatan operasional Perseroan untuk tahun-tahun
yang berakhir 31 Desember 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015, serta periode enam bulan yang berakhir
30 Juni 2015 dan 2016:

Untuk periode enam


bulan yang berakhir
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember pada 30Juni
2011 2012 2013 2014 2015 2015 2016
Jumlah pemeriksaan (1) (juta) 13,1 13,4 13,7 13,7 14,0 6,8 7,0
Jumlah pengambilan sampel (1) (juta) 5,5 5,6 5,4 5,6 5,7 2,0 2,0
Jumlah kunjungan (000) 2.082,9 2.185,4 2.236,3 2.305,2 2.382,5 1.183,2 1.191,6
Pemeriksaan per kunjungan pelanggan (2) 6,3 6,1 6,1 6,0 5,9 5,7 5,9
Pendapatan per kunjungan (Rp) 357.540,1 407.254,2 440.843,2 468.791,7 502.713,8 499.630,9 544.340,1
Pendapatan per pemeriksaan (Rp) 56.845,5 66.480,0 72.056,4 78.711,7 85.717,9 87.288,0 93.244,2
Catatan:
(1) Termasuk spesimen dan/atau sampel dan pemeriksaan untuk pelanggan perorangan maupun spesimen dan/atau sampel dan
pemeriksaan yang dirujuk kepada Perseroan oleh laboratorium klinik lain, rumah sakit dan penyedia jasa layanan kesehatan
lain.
(2) Kunjungan pelanggan adalah kunjungan ke salah satu outlet Perseroan oleh pelanggan individu, pelanggan dengan referensi
dokter atau individu yang ditanggung oleh perusahaan sebagai klien korporasi atau sample yang dirujuk ke salah satu
laboratorium klinik oleh pelanggan pengirim.

9.5. Misi dan Visi

Misi Perseroan adalah untuk memberikan diagnosa lebih baik bagi dia, yang merupakan asal mula
dari nama Perseroan, yaitu pro dia. Nama Perseroan juga berarti untuk diagnostik. Visi Perseroan
adalah mempertahankan posisinya sebagai center of excellence dalam pemeriksaan laboratorium klinik,
sementara melakukan proses transformasi menjadi penyedia layanan kesehatan generasi baru terpercaya.

144
Dengan keyakinan yang kuat bahwa kualitas adalah tata cara hidup, Perseroan mengutamakan pelanggan
dan berdedikasi untuk menyediakan layanan diagnostik yang berkualitas tinggi. Perseroan berusaha
untuk menjadi sangat transparan dalam hal bisnis dan layanan, dan menjaga keseimbangan antara bisnis
dan pelayanan kesehatan, bisnis dan ilmu, dan di antara seluruh pemangku kepentingan. Perseroan
menghargai kekompakan tim dan berdedikasi untuk menjalankan semangat prodia dengan sikap mental
positif.

9.6. Jejaring Outlet Perseroan

Perseroan memiliki jejaring outlet yang luas tersebar di 30 dari 34 propinsi di Indonesia. Jejaring
outlet ini telah dikembangkan dalam waktu lebih dari 43 tahun. Seluruh laboratorium klinik Perseroan
dimiliki dan dioperasikan oleh Perseroan, dimana hal ini memungkinkan Perseroan menjaga standar-
standar kualitas yang lebih baik dan memastikan konsistensinya. Per 30 Juni 2016, Perseroan memiliki
128 laboratorium klinik, termasuk Lab PRN di Jakarta serta satu Klinik PHC mandiri dan satu klinik
khusus, yaitu Prodia Childrens Health Center. Selain itu, Perseroan mengoperasikan 114 outlet POC,
yang terdiri dari 11 outlet POC Center dan 103 outlet POC Collection Center, dan tujuh laboratorium
rumah sakit yang seluruhnya terletak pada lokasi milik penyedia layanan kesehatan. Selain itu, Perseroan
saat ini dalam proses membuka sejumlah klinik PHC dengan mengkonversi laboratorium klinik yang
ada saat ini. Klinik PHC berfokus pada layanan wellness yang menawarkan beragam layanan kesehatan
preventif, meliputi pemeriksaan metabolik dan penyakit jantung dan konsultasi dengan ahli gizi serta
dokter spesialis kedokteran olahraga, serta jasa laboratorium klinik umum.

Peta di bawah ini menggambarkan persebaran outlet Prodia secara geografis per 30 Juni 2016:

Tabel di bawah ini menyajikan jumlah outlet Prodia berdasarkan jenis layanan per 31 Desember 2011,
2012, 2013, 2014 dan 2015 dan 30 Juni 2016:

31 Desember 30 Juni
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Laboratorium klinik (1) 119 120 122 125 128 128
Klinik PHC - - - - - 1
Klinik khusus - - - - - 1
Outlet POC
POC Center (2) 13 13 14 16 16 11
POC Collection Center (3) 99 99 103 96 111 103
Laboratorium rumah sakit 13 14 14 12 11 7
Jumlah 244 246 253 249 266 251
Catatan:
(1) Termasuk klinik Lab PRN.
(2) POC Center berlokasi di klinik-klinik dokter dan dilengkapi peralatan laboratorium untuk melaksanakan pemeriksaan rutin
tertentu atau spesimen dan/atau sampel dikirim ke salah satu laboratorium klinik Perseroan terdekat untuk pemeriksaan.
(3) POC Collection Center berlokasi di klinik-klinik dokter dan mengirimkan semua spesimen dan/atau sampel ke salah satu
laboratorium klinik Perseroan terdekat untuk pemeriksaan.

145
Perseroan senantiasa mengevaluasi cakupan jejaring Perseroan dan komposisi dan lokasi outlet
Perseroan yang tepat. Strategi Perseroan adalah untuk membuka laboratorium klinik, POC Center atau
POC Collection Center dengan ukuran yang lebih kecil untuk masuk ke pasar-pasar yang baru dengan
potensi pertumbuhan.

Pada tahun 2014, Perseroan membuka dua laboratorium klinik baru dan mereklasifikasi salah satu
laboratorium rumah sakit sebagai laboratorium klinik karena Perseroan memindahkan laboratorium
ke lokasi terdekat di luar rumah sakit untuk menambah ketersediaan ruang laboratorium. Selain itu,
pada tahun yang sama, Perseroan membuka satu laboratorium baru di rumah sakit, sementara menutup
dua laboratorium rumah sakit dikarenakan Perseroan memutuskan untuk berfokus mengembangkan
laboratorium klinik lain di sekitar rumah sakit tersebut. Demikian pula, Perseroan membuka dua POC
Center baru dan empat POC Collection Center baru, sementara memutuskan hubungan dengan 11 POC
Collection Center yang saat ini masih beroperasi di beberapa klinik dokter namun tidak lagi dikelola
oleh Perseroan.

Pada tahun 2015, Perseroan membuka empat laboratorium klinik baru dan mereklasifikasi satu
laboratorium di POC Center sebagai laboratorium klinik karena Perseroan mendapatkan volume yang
cukup banyak di tempat tersebut sehingga layak mengembangkannya menjadi laboratorium mandiri.
Perseroan juga membuka dua laboratorium rumah sakit tambahan sementara menutup dua laboratorium
rumah sakit dikarenakan satu laboratorium rumah sakit diambil alih oleh perusahaan pengelola rumah
sakit yang baru dan satu laboratorium rumah sakit lainnya ditutup karena Perseroan ingin berfokus pada
outlet-outlet lain. Sebagai tambahan, Perseroan membuka satu POC Center baru dengan meningkatkan
pelayanan POC Collection Center menjadi POC Center dan menutup satu POC Center. Perseroan
membuka 17 POC Collection Center baru dan menutup satu POC Collection Center.

Dalam periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016, Perseroan membuka satu laboratorium
klinik, mengkonversi salah satu dari laboratorium klinik menjadi klinik khusus Prodia Childrens
Health Center dan mereklasifikasi satu laboratorium rumah sakit menjadi laboratorium klinik karena
Perseroan memindahkannya ke fasilitas terpisah di luar rumah sakit. Perseroan juga membuka satu
laboratorium klinik baru di rumah sakit sementara menutup empat laboratorium di rumah sakit. Selain
itu, Perseroan membuka 19 POC Collection Center sementara menutup lima POC Center dan 25 POC
Collection Center.

POC
Laboratorium Klinik Collection Laboratorium
Wilayah Klinik Klinik PHC Khusus POC Center Center Rumah Sakit Jumlah
I. Sumatera Utara 15 - - - 2 1 18
II. Sumatera Tengah 7 1 - - 6 - 14
III. Jabodetabek,
Palembang
dan Lampung 31(1) - 1 6 24 2 64
IV. Jawa Barat 20 - - 1 22 1 44
V. Jawa Tengah 22 - - 1 21 1 45
VI. Jawa Timur, Bali dan
Nusa Tenggara 16(2) - - 2 13 1 32
VII. Kalimantan 5 - - - 1 - 6
VIII. Sulawesi dan Maluku 12 - - 1 14 1 28
Jumlah 128 1 1 11 103 7 251
Catatan:
(1) Termasuk Lab PRN.
(2) Termasuk laboratorium rujukan regional Surabaya.

Tabel di bawah ini menyajikan jumlah kunjungan pasien berdasarkan wilayah geografis untuk tahun-
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 dan periode enam bulan yang
berakhir pada 30 Juni 2016:

146
Untuk periode enam
bulan yang berakhir
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember pada 30Juni
Wilayah 2011 2012 2013 2014 2015 2015 2016
I. Sumatera Utara 117.125 117.399 114.726 130.684 132.983 60.135 62.427
II. Sumatera Tengah 93.077 96.320 99.217 106.583 107.077 54.333 52.325
III. Jabodetabek, Palembang
dan Lampung 692.721 701.830 707.663 723.328 758.284 374.112 395.612
IV. Jawa Barat 253.665 265.620 272.613 284.211 309.785 151.075 144.796
V. Jawa Tengah 298.579 344.047 367.353 369.255 386.103 200.743 184.223
VI. Jawa Timur, Bali dan
Nusa Tenggara 332.404 338.658 351.934 357.306 355.800 176.397 177.465
VII. Kalimantan 81.895 83.692 83.183 90.950 95.808 46.155 47.215
VIII. Sulawesi dan Maluku 213.118 235.408 237.318 238.651 234.170 118.873 125.481
Klinik khusus 322 2.422 2.331 4.211 2.513 1.400 2.000
Jumlah 2.082.906 2.185.396 2.236.338 2.305.179 2.382.523 1.183.229 1.191.589

Tabel di bawah ini menyajikan pendapatan Perseroan, secara standalone, berdasarkan wilayah geografis
untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 dan periode enam
bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016:

(dalam miliar Rupiah)


Untuk periode enam
bulan yang berakhir
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember pada 30Juni
Wilayah 2011 2012 2013 2014 2015 2015 2016
I. Sumatera Utara 40.9 47.4 51,0 60,0 66,0 31,8 33,7
II. Sumatera Tengah 31.7 40.0 47,0 50,7 55,7 28,3 28,2
III. Jabodetabek, Palembang
dan Lampung 272.6 327.9 364,4 408,1 462,1 226,6 256,1
IV. Jawa Barat 67.6 77.4 87,1 95,5 101,8 49,4 52,9
V. Jawa Tengah 90.7 108.3 120,5 130,6 145,3 73,9 77,7
VI. Jawa Timur, Bali dan
Nusa Tenggara 127.6 148.7 166,6 177,3 191,9 94,2 103,6
VII. Kalimantan 39.5 45.2 46,7 50,6 54,9 26,0 27,9
VIII. Sulawesi dan Maluku 71.3 90.9 101,4 106,2 118,6 60,2 67,4
Klinik khusus - - 1,1 1,6 1,4 0,8 1,1
Jumlah 742,0 886,5 985,8 1.080,6 1.197,7 591,3 648,6

Laboratorium Pusat Rujukan

Laboratorium Pusat Rujukan Nasional Prodia (Lab PRN)

Lab PRN, didirikan pada tahun 2008, adalah satu-satunya laboratorium terakreditasi CAP di Indonesia.
Lab PRN yang terletak di Jakarta adalah hub utama dari jejaring layanan Perseroan dan juga merupakan
laboratorium klinik yang melayani pelanggan individu dan melakukan pengambilan spesimen. Lab PRN
menawarkan pilihan pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus terlengkap di dalam jejaring layanan
Perseroan. Lab PRN juga menawarkan jenis pemeriksaan terbanyak di antara pesaing Perseroan di
laboratorium klinik di Indonesia. Beberapa pemeriksaan tertentu yang ditawarkan oleh Perseroan,
seperti diagnostik molekuler, pemeriksaan imunologi, spektrometri massa, dan pemeriksaan esoterik
lainnya, hanya dapat dilakukan oleh Lab PRN. Perseroan mempekerjakan lebih dari 60 ahli teknologi
medik dan lima dokter spesialis patologi klinik di Lab PRN. Klinik Lab PRN beroperasi selama 24 jam
sehari, tujuh hari dalam seminggu, kecuali untuk hari Minggu yang hanya beroperasi 12 jam. Terdapat
juga laboratorium klinik untuk menerima langsung pelanggan di lokasi Lab PRN.

Laboratorium pusat rujukan ditentukan berdasarkan lingkup kegiatan usahanya sebagai pusat
pemeriksaan laboratorium klinik untuk spesimen dan/atau sampel yang dirujuk kepada mereka oleh
laboratorium klinik lain atau penyedia layanan kesehatan dalam volume tinggi pada biaya yang memadai.
Oleh karena itu, laboratorium pusat rujukan memiliki kapasitas untuk melakukan pemeriksaan khusus
berbiaya tinggi pada harga yang terjangkau. Di Indonesia, tidak terdapat kualifikasi khusus atau

147
izin penyelenggaraan khusus untuk mengoperasikan laboratorium rujukan selain dari izin-izin yang
umumnya diperlukan untuk menyelenggarakan laboratorium klinik. Perseroan yakin bahwa Lab PRN
yang dimilikinya memberikan keunggulan kompetitif bagi Perseroan dikarenakan Lab PRN didukung
oleh jejaring outlet Perseroan yang luas untuk merujuk spesimen dan/atau sampel ke Lab PRN dan
mendorong volume pemeriksaan yang tinggi. Perseroan meyakini adanya hambatan signifikan yang
mencegah laboratorium dari perusahaan lain untuk bersaing dengan Lab PRN dikarenakan rekam jejak
Perseroan yang ekstensif dalam hal kualitas dan keterbatasan pihak lain dalam memperoleh sumber daya
manusia yang kompeten dan terampil untuk mengoperasikan laboratorium rujukan pada tingkat yang
sama seperti Lab PRN. Lab PRN mendapatkan akreditasi dari CAP pada tahun 2012, yang merupakan
salah satu standar akreditasi terkemuka yang tersedia di dunia. Sebagian besar usaha Perseroan dalam
mempelopori pemeriksaan baru dilakukan di lokasi yang sama dengan Lab PRN, sehingga Perseroan
berkeyakinan bahwa Lab PRN adalah salah satu laboratorium klinik ilmiah terdepan di Indonesia.

Sebagai hub utama, spesimen untuk pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan oleh outlet tertentu akan
dikirim ke Lab PRN untuk pengujian. Perseroan berkeyakinan bahwa pemeriksaan secara terpusat
menghasilkan skala ekonomi sehingga Perseroan dapat menggunakan peralatan dan sistem teknologi
informasi yang lebih efisien untuk meningkatkan lebih lanjut efisiensi keseluruhan pelaksanaan
pemeriksaan laboratorium klinik Perseroan. Lab PRN mendukung seluruh laboratorium klinik Perseroan
lainnya dengan memusatkan seluruh pemeriksaan yang dirujuk dan beroperasi sebagai pusat biaya
dengan semua pendapatan diatribusikan pada laboratorium klinik Perseroan yang memberi rujukan
pemeriksaan ke Lab PRN.

Lab PRN dilengkapi dengan peralatan pemeriksaan yang canggih dan sebagai pusat pemeriksaan
esoterik. Lab PRN saat ini memiliki kemampuan untuk melakukan sekitar 330 dari 500 pemeriksaan
yang ditawarkan oleh Perseroan (130 pemeriksaan esoterik dan 200 pemeriksaan rutin). Pemeriksaan
lainnya dilakukan di laboratorium klinik Perseroan. Perseroan merujuk untuk pemeriksaan lainnya,
yang tidak ekonomis untuk dilakukan oleh Perseroan, kepada pihak ketiga, terutama di luar negeri.
Lab PRN melakukan lebih dari 2,5 juta pemeriksaan pada tahun 2015, yang mewakili sekitar 11% dari
total pemeriksaan yang dilakukan Perseroan pada tahun 2015. Di Lab PRN, Perseroan menggunakan
peralatan pengujian terdepan meliputi mesin diagnostik molekuler terdepan, kromatografi-spektrometri
massa, patologi anatomi dan imunologi dan flowsitometri. Perseroan juga menggunakan mesin WorkCell
bermerek Siemens yang mengotomatisasi proses pengujian kimia rutin dan imunologi. Mesin WorkCell
dapat memproses sekitar 800 pemeriksaan per jam dibandingkan mesin-mesin di laboratorium klinik
Perseroan yang umumnya memproses 200 pemeriksaan per jam.

Laboratorium Rujukan Regional

Perseroan membuka sebuah laboratorium klinik di Surabaya pada bulan Desember tahun 2015 dan secara
resmi beroperasi sebagai laboratorium rujukan regional pertama dari empat laboratorium rujukan regional
yang direncanakan pada bulan Juli 2016. Ketiga laboratorium rujukan regional lainnya akan dibuka di
Medan, Makassar dan Semarang. Laboratorium rujukan regional tersebut akan berperan sebagai hub
regional untuk laboratorium klinik lokal dan outlet lainnya. Mengingat permintaan untuk pemeriksaan
esoterik telah meningkat, Perseroan yakin bahwa Perseroan dapat melayani permintaan pelanggan lokal
dengan baik dengan memperluas kapasitas Perseroan pada Lab PRN, yang menciptakan keuntungan
tertentu bagi kapasitas regional. Sebagai contoh, laboratorium rujukan regional akan memungkinkan
Perseroan untuk mengurangi waktu selesai untuk pemeriksaan esoterik dengan mempersingkat waktu
transportasi atas spesimen, yang akan menjadikan layanan Perseroan semakin menarik bagi pelanggan.
Perseroan berharap bahwa laboratorium rujukan regional akan mulai menawarkan seluruh pemeriksaan
rutin Perseroan dan pemeriksaan esoterik tertentu yang dibutuhkan di wilayah tersebut, seperti panel
hormon, diagnostik molekuler dan pemerikaan mikrobiologi. Mengingat pasar untuk pemeriksaan
esoterik terus bertumbuh, Perseroan akan mengevaluasi pemeriksaan esoterik tambahan untuk ditawarkan
di setiap laboratorium rujukan regional. Lab PRN akan terus berperan sebagai hub nasional dan akan
dilengkapi untuk menawarkan pilihan pemeriksaan yang lebih ekstensif.

Laboratorium rujukan regional Surabaya pertama kali dibuka sebagai laboratorium klinik di bulan
Desember 2015, dan mulai memberikan pelayanan 24 jam selama 7 hari sejak bulan Maret 2016. Sejak
saat itu layanannya telah ditingkatkan menjadi laboratorium rujukan regional pertama yang beroperasi

148
secara penuh di bulan Juli 2016. Laboratorium ini terutama menawarkan pemeriksaan laboratorium
rutin, tes hormon, layanan laboratorium molekuler dan mikrobiologi, dengan kemampuan melakukan
total 180 pemeriksaan rutin dan esoterik. Laboratorium rujukan regional ini menawarkan pelayanan
pengambilan sampel dari seluruh segmen pelanggan. Bangunan tempat laboratorium rujukan regional
Surabaya berada adalah bangunan yang dirancang untuk memenuhi sertifikasi green building dan saat ini
dalam persiapan menuju terwujudnya gedung bersertifikasi green building pertama untuk laboratorium
klinik di Indonesia. Perseroan menjual tanah untuk laboratorium rujukan regional Surabaya kepada pihak
terafiliasi dan saat ini menyewanya berdasarkan Transaksi Jual dan Sewa. Laboratorium ini memiliki
pertumbuhan penjualan yang kuat di semester pertama 2016.

Perseroan saat ini sedang membangun sebuah bangunan tambahan di sebelah laboratorium klinik di
Makassar sebagai laboratorium rujukan regional. Laboratorium klinik Perseroan di Makassar telah
beroperasi selama dua tahun dan Perseroan berharap laboratorium rujukan regional yang berada di
lokasi tersebut dapat beroperasi secara penuh di kuartal terakhir tahun 2016. Laboratorium rujukan
regional Makassar yang beroperasi 24 jam selama 7 hari akan dibuka pada kuartal ketiga tahun 2016.
Laboratorium ini akan berfokus untuk melayani Wilayah VIII (yaitu Sulawesi, Maluku dan akhirnya
Papua). Perseroan saat ini sedang memperkenalkan laboratorium rujukan regional kepada para dokter
dan rumah sakit setempat. Bangunan tempat laboratorium saat ini disewa dari pihak ketiga dengan sewa
jangka panjang, namun demikian Perseroan bermaksud membeli tanah di lokasi baru untuk memindahkan
laboratorium ini pada saat masa sewa berakhir.

Perseroan saat ini sedang membangun laboratorium rujukan regional Medan sebagai bangunan tambahan
di sebelah laboratorium klinik Medan yang sudah ada saat ini. Perseroan berharap pembangunan dapat
diselesaikan di pertengahan tahun 2017 dan laboratorium rujukan regional akan beroperasi secara
penuh pada kuartal terakhir tahun 2017. Laboratorium ini akan berfokus untuk melayani Wilayah I
(Sumatera Utara) dan Wilayah II (Sumatera Tengah). Perseroan berkeyakinan bahwa banyak pelanggan
yang potensial berkunjung ke Penang, Malaysia untuk perawatan dan laboratorium rujukan regional
dimaksudkan untuk melayani pelanggan-pelanggan ini. Perseroan menjual tanah untuk laboratorium
rujukan regional Medan kepada pihak terafiliasi, yang saat ini sedang melakukan pembangunan di atas
tanah tersebut berdasarkan kesepakatan kesepakatan bangun guna serah (built operate transfer) sebagai
bagian dari Transaksi Jual dan Sewa.

Perseroan memperkirakan laboratorium rujukan regional Semarang akan beroperasi secara penuh
pada tahun 2018. Laboratorium klinik ini akan berfokus untuk melayani Wilayah V (Jawa Tengah).
Laboratorium ini akan berada dalam jarak yang berdekatan dengan beberapa fasilitas kesehatan
terkemuka sehingga memungkinkan dilakukannya kolaborasi untuk pengembangan pemeriksaan esoterik
yang lebih banyak dan mempererat hubungan Perseroan dengan para dokter. Pembangunan gedung
laboratorium ini belum dimulai. Perseroan menjual tanah dan bangunan untuk laboratorium rujukan
regional Semarang sebagai bagian dari Transaksi Jual dan Sewa kepada pihak terafiliasi, yang saat ini
sedang mengembangkan lokasi tersebut. Perseroan berencana menyewa bangunan lokasi tersebut jika
telah selesai dibangun.

Laboratorium Klinik

Per tanggal 30 Juni 2016, Perseroan memiliki 128 laboratorium klinik (termasuk Lab PRN sebagaimana
telah diuraikan di atas) yang berada pada lokasi-lokasi strategis di 104 kota di seluruh Indonesia.
Perseroan berusaha mencari lokasi untuk laboratorium klinik yang berdekatan dengan daerah perumahan
dimana terdapat populasi kelas menengah dan tingkat pendapatan yang substansial dan bertumbuh.
Laboratorium Perseroan banyak berlokasi di dekat fakultas kedokteran dan di daerah-daerah dimana
klinik dokter banyak beroperasi.

Laboratorium klinik Perseroan biasanya buka sejak pukul 6.30 pagi sampai dengan pukul 9 malam dan
pelanggan dapat langsung datang ke laboratorium klinik Perseroan dengan ataupun tanpa membuat
janji temu. Laboratorium klinik dikelola oleh sekurang-kurangnya seorang dokter umum atau dokter
spesialis patologi klinik, tergantung pada jenis pemeriksaan yang dilakukan pada lokasi tersebut, dan
antara tiga sampai 13 orang staf pendukung, termasuk flebotomist dan ahli teknologi medik.

149
Seluruh laboratorium klinik Perseroan dilengkapi peralatan untuk dapat melakukan dan memproses
pemeriksaan rutin tertentu seperti urinalisis, kimia klinik dan hematologi. Apabila pemeriksaan dapat
dilakukan di tempat, staf laboratorium klinik Perseroan akan memproses tes tersebut dan menyampaikan
hasilnya langsung kepada pelanggan Perseroan sehingga memungkinkan waktu selesai yang lebih
singkat. Di laboratorium klinik Perseroan, pemeriksaan rutin membutuhkan waktu dua sampai empat
jam untuk diselesaikan. Apabila pemeriksaan esoterik diperlukan, atau apabila laboratorium klinik tidak
dapat melakukan pemeriksaan rutin yang diminta, spesimen dan/atau sampel dikirim ke Lab PRN untuk
pengujian. Dalam keadaan tertentu, berdasarkan permintaan pelanggan, Perseroan dapat melengkapi
laboratorium klinik dengan layanan untuk pemeriksaan-pemeriksaan esoterik yang sering diminta, seperti
pemeriksaan kelenjar tiroid dan panel penyakit menular. Beberapa laboratorium klinik tertentu juga
dapat dilengkapi peralatan untuk melakukan pemeriksaan non-laboratorium seperti rontgen dan imaging.

Klinik Prodia Health Care (Klinik PHC)

Perseroan membuka Klinik PHC pertamanya pada awal tahun 2016. Dalam jangka waktu sampai dengan
lima tahun ke depan Perseroan berencana untuk meningkatkan pelayanan sejumlah laboratorium klinik
yang ada saat ini sampai dengan sebanyak 39 klinik untuk menjadi Klinik PHC. Disamping menjadi
laboratorium klinik yang berfungsi sepenuhnya, Klinik PHC akan menawarkan layanan wellness yang
berfokus pada kesehatan preventif, seperti pemeriksaan metabolik dan penyakit jantung dan menyediakan
layanan konsultasi dengan ahli gizi dan dokter spesialis kedokteran olahraga. Klinik PHC Perseroan
nantinya akan dikelola oleh para spesialis yang memberikan layanan tersebut, seperti ahli gizi dan dokter
spesialis kedokteran olahraga. Perseroan percaya bahwa Klinik PHC akan membantu memperluas basis
pelanggan dan meningkatkan jumlah kunjungan pelanggan.

Berdasarkan peraturan di Indonesia, klinik dibagi menjadi (i) klinik yang menyelenggarakan pelayanan
medik dasar untuk pelanggan dan (ii) klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik untuk
pelanggan. Pada bulan Januari 2016, Perseroan memperoleh surat perizinan klinik untuk Klinik PHC
pertamanya, dan mulai mengoperasikan Klinik PHC yang menawarkan layanan medik dasar untuk umum.

Klinik Khusus

Perseroan juga mengembangkan fasilitas klinik khusus yang berfokus pada bidang kedokteran tertentu
atau jenis pelanggan tertentu. Fasilitas khusus pertama Perseroan yang dibuka pada tahun 2011 adalah
Prodia Child Lab. Pada tahun 2016, Prodia Child Lab diubah menjadi Prodia Childrens Health Center.
Perseroan bermaksud membuka klinik khusus wanita, yaitu Prodia Womens Health Center, yang akan
berfokus seputar masalah kesehatan perempuan di kuartal terakhir tahun 2016. Kemudian, pada tahun
2017, Perseroan bermaksud untuk membuka klinik khusus untuk pelanggan berumur lanjut (geriatri),
Prodia Seniors Health Center. Perseroan pada saat ini berencana membuka sampai dengan 13 klinik
khusus dalam lima tahun mendatang.

Prodia Childrens Health Center, berada di kantor pusat Perseroan di Jakarta Pusat, berfokus pada
penyediaan jasa pemeriksaan kesehatan dasar bagi pelanggan anak-anak, dengan fasilitas dan layanan
pemeriksaan khusus. Klinik ini dikelola oleh dokter spesialis terlatih di bidang pemeriksaan pediatrik.
Prodia Childrens Health Center menawarkan lingkungan yang menyenangkan bagi pasien anak dan
didukung dengan staf-staf yang terlatih untuk melayani anak-anak. Sebagai contoh, flebotomist di
laboratorium khusus anak secara khusus dilatih untuk melakukan pengambilan spesimen dari anak-anak.

Prodia Womens Health Center, yang akan dibuka di semester kedua tahun 2016, adalah fasilitas
tersendiri di Jakarta Selatan. Fasilitas ini akan dikelola oleh para ahli mengenai masalah kesehatan
perempuan, seperti obstetrik dan ginekolog. Prodia Seniors Health Center akan dikelola oleh dokter
umum dan dokter spesialis penyakit dalam yang memiliki spesialisasi pada pemeriksaan dan perawatan
orang lanjut usia. Klinik ini akan menawarkan beragam layanan meliputi akupuntur, fisioterapi dan
program latihan bagi lansia.

150
Outlet Point-of-Care (POC)

Perseroan mengoperasikan 114 outlet POC yang berada di klinik-klinik dokter di seluruh Indonesia,
dimana klinik tersebut tidak dimiliki oleh Perseroan. Lokasi POC tersebut umumnya berada dekat
dengan laboratorium klinik Perseroan dan memberikan kenyamanan kepada pelanggan untuk melakukan
pengambilan spesimen di klinik dokter sehingga tidak perlu melakukan perjalanan ke laboratorium
klinik Perseroan. Tergantung pada kesepakatan dengan klinik-klinik dokter yang bersangkutan, pasien
dapat melakukan pembayaran langsung kepada Perseroan untuk pemeriksaan yang dilakukan Perseroan
atau membayar kepada dokter untuk pemeriksaan dan dokter kemudian membayar kepada Perseroan
sesuai bagiannya.

Perseroan memiliki dua jenis outlet POC. Pertama, jenis POC Collection Centers dengan jumlah
sebanyak 103 outlet yang dioperasikan oleh flebotomist dan hanya melakukan pengambilan spesimen
untuk selanjutnya dikirim ke laboratorium klinik terdekat untuk pengujian. Kedua, POC Center dengan
jumlah sebanyak 11 outlet yang didukung peralatan laboratorium klinik dan ahli teknologi medik untuk
melakukan pemeriksaan rutin tertentu, seperti hematologi dan urinalisis. Pengambilan spesimen yang
dapat dilakukan di tempat pada seluruh 114 outlet POC Perseroan dan bahkan diproses di tempat untuk
beberapa kasus tertentu akan menambah efisiensi para dokter sehingga mereka dapat meningkatkan
layanan pemeriksaan kesehatan mereka. Outlet POC Perseroan biasanya buka pada jam kerja yang sama
dengan klinik dimana POC tersebut berada.

Kecuali pemeriksaan yang dapat dilakukan di POC Center, spesimen dikirim ke laboratorium klinik
terdekat untuk diproses dan diuji. Waktu untuk menyelesaikan pemeriksaan rutin yang dikirim ke
laboratorium klinik terdekat adalah empat jam. Apabila laboratorium klinik tersebut tidak dapat
melakukan pemeriksaan sesuai yang diperlukan, laboratorium tersebut akan meneruskan spesimen
tersebut ke Lab PRN atau laboratorium klinik lain untuk pengujian. Hasil pemeriksaan untuk tes
yang dikirim ke Lab PRN umumnya tersedia di hari berikutnya, kecuali pemeriksaan tertentu yang
membutuhkan proses pemeriksaan lebih lama. Pada setiap kasus, hasil pemeriksaan tersedia online
atau dalam bentuk berkas tercetak.

Perseroan mengelola kegiatan operasional outlet POC dan mempekerjakan karyawan serta menggunakan
peralatan milik Perseroan sendiri sebagaimana halnya laboratorium klinik Perseroan. Perseroan
bertanggung jawab untuk seluruh biaya terkait karyawan, peralatan, bahan dan alat habis dipakai
(consumable), pengiriman spesimen dan/atau sampel dan kegiatan pemeliharan untuk menunjang
kegiatan usaha Perseroan. Namun, Perseroan menyewa ruang untuk pusat layanan POC dari para dokter
atau klinik dimana POC berada. Tarif sewa dihitung berdasarkan kesepakatan porsi bagi hasil untuk
masing-masing outlet POC tersebut, umumnya antara 10% sampai dengan 20% dari pendapatan dari
pemeriksaan yang dihasilkan di lokasi tersebut.

Perseroan umumnya menandatangani perjanjian berjangka waktu satu sampai dengan tiga tahun dengan
dokter atau klinik untuk pengoperasian outlet POC. Outlet POC tidak memiliki izin operasional tersendiri
dan menggunakan izin penyelenggaraan milik klinik dokter. Sejauh ini Perseroan dapat memperbaharui
perjanjian POC dengan para dokter tersebut.

Laboratorium Rumah Sakit

Perseroan mengelola tujuh laboratorium yang berlokasi di rumah sakit swasta untuk melayani
kepentingan masing-masing rumah sakit yang bersangkutan. Pada perihal ini, rumah sakit meminta
Perseroan untuk mengelola laboratoriumnya untuk kepentingannya dan untuk menerapkan keahlian,
pengetahuan dan skala Perseroan. Dalam situasi tertentu, Perseroan telah mengambil alih operasional
laboratorium di beberapa rumah sakit yang telah ada maupun mendirikan laboratorium klinik di rumah
sakit yang baru. Perseroan saat ini hanya mengoperasikan laboratorium di rumah sakit swasta.

151
Laboratorium klinik di rumah sakit yang dikelola Perseroan pada umumnya memberikan pelayanan
secara eksklusif kepada pasien di rumah sakit tersebut. Meskipun Perseroan tidak menargetkan
laboratorium rumah sakit sebagai lokasi untuk menerima pelanggan individu, Perseroan juga dapat
menerima pelanggan individu. Seluruh spesimen yang diambil di rumah sakit, baik untuk pasien rawat
inap maupun pasien rawat jalan, dilakukan oleh para flebotomist Perseroan baik di laboratorium rumah
sakit maupun di kamar perawatan. Laboratorium rumah sakit Perseroan biasanya buka 24 jam sehari,
tujuh hari dalam seminggu, sesuai dengan jam operasional rumah sakit yang bersangkutan.

Laboratorium klinik di rumah sakit Perseroan dilengkapi dengan sekurang-kurangnya satu dokter
umum atau dokter spesialis patologi klinik, tergantung pada pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan
di lokasi tersebut, dan antara lima sampai dengan enam staf pendukung, termasuk flebotomist dan ahli
teknologi medik.

Laboratorium di rumah sakit pada umumnya memiliki kemampuan untuk melakukan pemeriksaan seperti
laboratorium klinik Perseroan. Apabila pemeriksaan dapat diproses di tempat, staf laboratorium klinik
Perseroan akan melakukan pengujian dan menyampaikan hasilnya langsung kepada pelanggan dalam
waktu dua sampai empat jam untuk sebagian besar pemeriksaan rutin. Pemeriksaan yang dikirim ke Lab
PRN umumnya akan tersedia di hari berikutnya, kecuali untuk pemeriksaan tertentu yang membutuhkan
proses pemeriksaan lebih lama.

Perseroan mengelola kegiatan operasional laboratorium rumah sakit dan mempekerjakan karyawan dan
menggunakan peralatan milik Perseroan sendiri, sebagaimana halnya laboratorium klinik Perseroan
lainnya. Perseroan bertanggung jawab atas seluruh biaya terkait karyawan, peralatan, bahan dan alat
habis dipakai (consumable), pengiriman spesimen dan/atau sampel dan kegiatan pemeliharaan untuk
menunjang kegiatan usaha Perseroan. Rumah sakit biasanya menyediakan ruangan untuk digunakan
secara cuma-cuma.

Untuk penyelenggaraan laboratorium rumah sakit, Perseroan umumnya menandatangani perjanjian


berjangka waktu satu sampai dengan lima tahun dengan rumah sakit. Pendapatan yang diterima dari
laboratorium rumah sakit didasarkan pada kesepakatan bagi hasil dimana Perseroan umumnya menerima
80%-90% dari total pendapatan yang dihasilkan dari pemeriksaan. Berdasarkan perjanjian, Perseroan
memiliki hak untuk mengakhiri hubungan apabila pendapatan dari laboratorium tidak memenuhi target
tertentu. Pengoperasian laboratorium rumah sakit tidak membutuhkan izin operasional khusus, namun
menggunakan izin penyelenggaraan rumah sakit.

Rencana Pengembangan Jejaring

Perseroan bermaksud untuk melanjutkan pertumbuhan dan pengembangan jejaring outlet layanan
Perseroan. Saat ini, Perseroan berencana membuka tiga laboratorium rujukan regional tambahan di
Makassar, Medan dan Semarang, 13 klinik khusus dan sebanyak-banyaknya 33 laboratorium klinik
tambahan sampai dengan lima tahun ke depan. Selain itu, Perseroan berencana melakukan renovasi/
relokasi untuk sebanyak-banyaknya 24 laboratorium klinik dan melakukan peningkatan pelayanan
untuk sebanyak-banyaknya 39 laboratorium klinik menjadi Klinik PHC. Ketika Perseroan memperluas
laboratorium kliniknya, Perseroan juga dapat mempertimbangkan relokasi laboratorium klinik ke lokasi
yang lebih besar. Perseroan juga berencana dapat membuka 20 outlet POC dan lima laboratorium rumah
sakit baru setiap tahun.

Perseroan memulai operasi atas laboratorium rujukan regional pertamanya di Surabaya pada bulan Juli
2016. Perseroan berencana membuka tiga laboratorium rujukan regional tambahan di Medan, Makassar
dan Semarang. Perseroan membuka laboratorium rujukan di Surabaya dan Medan dengan pertimbangan
Surabaya dan Medan adalah kota terbesar kedua dan ketiga di Indonesia setelah Jakarta. Makassar dan
Semarang akan menjadi hub regional masing-masing untuk bagian timur Indonesia dan bagian tengah
Pulau Jawa, dan akan membantu Perseroan agar dapat memberikan pelayanan lebih baik di daerah-
daerah tersebut, termasuk mengurangi kendala logistik dalam pengiriman spesimen dan/atau sampel
dari area-area tersebut ke Jakarta.

152
Perseroan juga berencana untuk membuka sampai dengan 33 laboratorium klinik baru di seluruh
Indonesia. Perseroan telah membuka laboratorium klinik di sebagian besar kota-kota tier pertama dan
kedua yang mewakili 30 dari 34 propinsi di Indonesia. Perseroan juga berencana meningkatkan jumlah
klinik di kota-kota yang telah ada saat ini seperti di Jakarta, yang memiliki potensi pertumbuhan yang
menarik. Perseroan bermaksud membuka laboratorium klinik baru ini di daerah-daerah yang belum
dilayani oleh Perseroan atau belum mendapatkan pelayanan yang cukup dari para pesaing Perseroan,
seperti Papua Barat, Papua, Kalimantan Utara dan Bengkulu.

Pada saat Perseroan memasuki pasar baru dengan membuka laboratorium klinik baru, Perseroan
melakukan studi kelayakan dan berusaha memperoleh tempat yang memadai untuk mendukung kebutuhan
Perseroan saat ini serta pertumbuhan potensial di masa mendatang. Sementara itu, seiring dengan
berkembangnya pasar-pasar tertentu dari waktu ke waktu, beberapa laboratorium klinik Perseroan
menjadi kurang memadai untuk melayani pasar di daerah tersebut dan memanfaatkan potensi peluang
pertumbuhan di masa depan. Perseroan telah mengidentifikasi 24 laboratorium klinik untuk dilakukan
renovasi/relokasi untuk meningkatkan nilainya di masa mendatang. Di beberapa lokasi, Perseroan dapat
memperluas laboratorium klinik ke tempat yang berdekatan, namun, untuk sebagian besar laboratorium
klinik Perseroan, ekspansi akan dilakukan dengan cara relokasi ke tempat yang lebih luas. Perseroan
telah membuka laboratorium rujukan regional yang pertama di Surabaya pada bulan Juli 2016 dan sedang
mempersiapkan pembukaan laboratorium rujukan regional di Medan dan Makassar. Laboratorium rujukan
regional di Makassar diperkirakan akan dibuka di kuartal terakhir tahun 2016. Perseroan telah dapat
mengidentifikasi lokasi di Pulau Jawa (Wilayah III sampai dengan VI) untuk laboratorium klinik baru.

Perseroan juga berharap dapat membuka sampai dengan 20 outlet POC baru dan sampai dengan lima
laboratorium rumah sakit baru setiap tahun. Sebelum membuka outlet POC atau laboratorium rumah
sakit, Perseroan melakukan studi kelayakan, termasuk menentukan apakah pendapatan yang diharapkan
dan biaya yang akan timbul mendukung keputusan untuk melanjutkan rencana pembukaan POC atau
laboratorium. Dalam kasus tertentu, Perseroan tidak melanjutkan beberapa proposal tertentu karena
tidak memenuhi persyaratan Perseroan.

Perseroan juga akan terus menjajaki dan mempertimbangkan peluang akuisisi sebagai sarana untuk
mengembangkan jejaring laboratorium. Perseroan berkeyakinan bahwa industri laboratorium klinik di
Indonesia sangat terfragmentasi dengan peluang untuk konsolidasi. Perseroan akan mempertimbangkan
peluang-peluang dengan valuasi yang menarik dan memiliki ruang untuk dilakukan perbaikan operasional.

9.7. Pemeriksaan dan Layanan Perseroan

Melalui jejaring nasional, Perseroan menawarkan kepada pelanggannya sekitar 500 menu pemeriksaan,
serta layanan medik lainnya yang meliputi berbagai spesialisasi dan disiplin ilmu. Perseroan yakin
bahwa Perseroan memiliki ragam pemeriksaan yang komprehensif dibandingkan dengan laboratorium
klinik lain di Indonesia. Perseroan juga berusaha menjadi laboratorium pertama di Indonesia yang
dapat menawarkan layanan laboratorium untuk precision medicine (pengobatan yang lebih tepat sasaran
kepada individu atau kelompok individu yang memiliki kesamaan secara genomik) dalam rangkaian
yang lengkap, meliputi analisis genomik, proteomik dan metabolomika.

Perseroan telah menandatangani perjanjian dengan NUH Laboratories dan Quest. Berdasarkan
perjanjian tersebut, Perseroan menikmati tarif preferensial untuk sekitar 3.000 pemeriksaan dan layanan
laboratorium klinik. Pemeriksaan-pemeriksaan ini jarang diminta di Indonesia, sehingga Perseroan
percaya bahwa mengalihdayakan (outsource) pemeriksaan tersebut ke laboratorium internasional lebih
efisien dari segi biaya dibandingkan melakukannya di laboratorium Perseroan.

Perjanjian-perjanjian ini mendukung Perseroan menjadi pemain terdepan dalam menyediakan layanan
rujukan internasional untuk pemeriksaan khusus di Indonesia. Sebagai contoh, pengiriman spesimen
dan/atau sampel secara internasional adalah suatu proses rumit yang membutuhkan keahlian dan
pengalaman. Oleh karena itu, laboratorium klinik lain di Indonesia, termasuk laboratorium klinik
saingan Perseroan di pasar lokal, tidak memiliki keahlian atau koneksi internasional untuk menangani
pengiriman spesimen secara internasional. Sebaliknya, mereka akan merujuk spesimen dan/atau sampel

153
kepada Perseroan untuk selanjutnya dirujuk ke laboratorium internasional. Sebagai tambahan, apabila
volume pemeriksaan yang diminta tidak memenuhi batasan volume tertentu untuk Perseroan melakukan
pemeriksaan secara menguntungkan, Perseroan dapat merujuk pemeriksaan-pemeriksaan tersebut ke
laboratorium lain di Indonesia. Pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, Perseroan merujuk
sekitar 15.000 tes dari total pemeriksaan Perseroan sebanyak 14 juta tes.

Layanan Perseroan umumnya terbagi dalam tiga kategori: pemeriksaan rutin, pemeriksaan esoterik dan
pemeriksaan non-laboratorium.

Tabel di bawah ini menyajikan jumlah pemeriksaan untuk masing-masing kategori untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015 serta periode enam bulan yang berakhir
pada 30 Juni 2016:

Untuk periode enam


bulan yang berakhir
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember pada 30Juni
2011 2012 2013 2014 2015 2015 2016
Rutin 11.978.494 12.237.181 12.528.389 12.486.246 12.554.992 6.116.857 6.299.732
Esoterik 309.051 311.982 336.319 370.255 423.691 213.760 231.618
Non-laboratorium 813.418 838.527 817.280 872.883 994.375 442.108 424.896
Jumlah 13.100.963 13.387.689 13.681.988 13.729.384 13.973.058 6.772.725 6.956.246

Pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 dan periode enam bulan
yang berakhir pada 30 Juni 2015 dan 2016, pemeriksaan laboratorium membukukan masing-masing
sebesar 93,8%, 93,7%, 90,3%, 90,3%, 90,3%, 91,1% dan 92,2% dari pendapatan bersih Perseroan.

Di samping layanan laboratorium yang ditawarkan kepada para pelanggan, Perseroan juga mampu
melakukan pemeriksaan lain untuk tujuan penelitian ilmiah. Per 30 Juni 2016, Perseroan dapat melakukan
kurang lebih 375 pemeriksaan lain yang belum ditawarkan kepada pelanggan Perseroan sebagai bagian
dari riset dan pengembangan Perseroan dan untuk keperluan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh
dokter dan ilmuwan. Beberapa pemeriksaan ini mungkin belum divalidasi sepenuhnya di Indonesia
dan oleh karena itu belum siap untuk dikomersialisasi. Namun demikian, Perseroan percaya, dengan
menawarkan pemeriksaan-pemeriksaan untuk mendukung penelitian yang dilakukan oleh dokter dan
ilmuwan, Perseroan membangun hubungan jangka panjang dengan dokter dan pelanggan potensial
dan terus mempelopori ilmu laboratorium klinik di Indonesia. Perseroan juga berkeyakinan bahwa
kolaborasi ini dapat membantu Perseroan mengembangkan pemeriksaan baru yang dapat ditawarkan
kepada para pelanggan di masa depan.

Pemeriksaan Rutin

Perseroan pada umumnya melakukan pemeriksaan rutin pada seluruh darah, serum, plasma, dan cairan
tubuh lain, dan spesimen seperti sampel mikrobiologi. Pemeriksaan-pemeriksaan ini mengukur berbagai
parameter penting mengenai kesehatan tubuh seperti fungsi ginjal, jantung, hati, kelenjar tiroid dan
organ-organ lain. Perseroan melakukan sebagian besar pemeriksaan rutin serta melaporkan hasilnya
menggunakan berbagai instrumen pengujian yang canggih dan komputerisasi. Saat ini, Perseroan
melakukan kurang lebih 214 pemeriksaan rutin. Pemeriksaan rutin yang umum dipesan meliputi:

profil lipid;
hematologi;
fungsi ginjal;
hepatitis serologic marker;
fungsi hati;
panel tiroid;
panel endokrinologi;
glukosa, HbA1c;
urinalisis; dan
tes koagulasi.

154
Seluruh laboratorium klinik Perseroan dapat melakukan pemeriksaan rutin. Laboratorium klinik
Perseroan umumnya membutuhkan dua sampai empat jam untuk menyelesaikan pemeriksaan rutin.

Pemeriksaan Esoterik

Pemeriksaan esoterik adalah pemeriksaan laboratorium klinik yang khusus dan jarang diresepkan oleh
dokter. Pemeriksaan-pemeriksaan ini umumnya dilakukan oleh tenaga ahli dan lebih membutuhkan
teknologi canggih, peralatan dan material dibandingkan pemeriksaan rutin. Dari segi efisiensi biaya
dan infrastruktur, tidak praktis bagi sebagian besar rumah sakit, klinik atau laboratorium klinik
milik dokter untuk mengembangkan dan melakukan beragam pemeriksaan esoterik atau melakukan
pemeriksaan esoterik di tempat dalam volume kecil. Sebagai hasilnya, pemeriksaan-pemeriksaan ini
seringkali dirujuk oleh penyedia pelayanan kesehatan ke laboratorium independen seperti Perseroan,
yang memiliki kemampuan untuk melakukan pemeriksaan lebih kompeks. Seluruh pemeriksaan esoterik
Perseroan saat ini dilakukan di Lab PRN.

Perseroan saat ini melakukan sekitar 130 pemeriksaan esoterik dengan pemeriksaan esoterik yang
umum dipesan meliputi:

panel nutrisi;
pemeriksaan trace element (logam);
pemeriksaan vitamin D;
pemeriksaan molekuler-penyakit menular;
pemeriksaan molekuler-genetik;
panel osteoporosis;
panel TORCH; dan
panel autoimun.

Perseroan telah menjadi pelopor dalam memperkenalkan banyak pemeriksaan dan teknologi laboratorium
klinik di Indonesia. Saat ini, Perseroan sedang berinvestasi dalam layanan precision medicine dan
meningkatkan kemampuannya untuk menawarkan layanan tersebut. Perseroan selalu berada pada garis
terdepan dalam memperkenalkan teknologi ini di Indonesia dan Perseroan berharap dapat menjadi
penyedia layanan laboratorium pertama di Indonesia yang menawarkan layanan precision medicine
dalam rangkaian lengkap. Perseroan memiliki landasan kokoh untuk menawarkan layanan precision
medicine di laboratorium klinik yang ada saat ini dengan berfokus pada, antara lain, diagnostik molekuler
canggih, kromatografi-spektrometri massa, patologi anatomi dan imunologi dan flowsitometri.

Sebagai pelopor pemeriksaan laboratorium klinik di Indonesia, Perseroan telah memperkenalkan


sejumlah pemeriksaan baru di Indonesia. Pemeriksaan-pemeriksaan ini biasanya bermula sebagai
pemeriksaan esoterik yang hanya dapat dilakukan oleh Lab PRN sementara Perseroan mengedukasi
para dokter di seluruh Indonesia mengenai penggunaan dan manfaat klinik dari pemeriksaan baru ini.
Seiring dengan pasar yang mulai mengadopsi pemeriksaan baru ini dan kenaikan volume, Perseroan
akan mempertimbangkan pemeriksaan yang awalnya merupakan pemeriksaan esoterik untuk menjadi
pemeriksaan rutin. Dengan berkembangnya pemeriksaan esoterik menjadi pemeriksaan rutin, Perseroan
akan berusaha melengkapi laboratorium klinik Perseroan dengan peralatan yang memadai agar mampu
melaksanakan pemeriksaan-pemeriksaan ini sehingga pemeriksaan tidak hanya dapat dilakukan di Lab
PRN. Sebagai contoh, Perseroan memperkenalkan pemeriksaan APO B, yang merupakan pemeriksaan
profil lipid baru di tahun 1980 dan dilakukan secara eksklusif di Lab PRN. Namun demikian, di awal
tahun 2000, pemeriksaan tersebut sering dipesan sehingga Perseroan saat ini melakukan pemeriksaan
profil lipid di Lab PRN serta 128 laboratorium klinik dan enam laboratorium rumah sakit. Biasanya
diperlukan waktu antara dua sampai empat jam untuk menyelesaikan pemeriksaan esoterik. Pemeriksaan
esoterik biasanya membutuhkan waktu dua sampai empat jam untuk diselesaikan.

155
Pemeriksaan Non-laboratorium

Beberapa laboratorium klinik Perseroan menawarkan pemeriksaan non-laboratorium disamping


serangkaian pemeriksaan laboratorium klinik. Layanan ini terutama digunakan oleh pelanggan korporasi
yang menggunakan fasilitas Perseroan untuk melakukan tes kesehatan bagi karyawannya. Tabel di
bawah ini menyajikan jumlah laboratorium klinik yang menawarkan pemeriksaan non-laboratorium
per 30 Juni 2016:

Jumlah laboratorium klinik


Elektrokardiogram 116
Rontgen 82
Audiometri 43
Spirometri 45
Ultrasonografi 51
Pemeriksaan treadmill 35

9.8. Logistik dan Prosedur

Logistik dan Pemantauan Spesimen

Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang besar sehingga logistik dan transportasi spesimen
yang tepat waktu dan andal serta pelacakan pengirimannya menjadi penting bagi kegiatan operasional
Perseroan. Perseroan terus berusaha meningkatkan kemampuannya untuk mengumpulkan, mengantarkan
dan memantau pengiriman spesimen dan/atau sampel dari pasien ke lokasi laboratorium Perseroan
secara tepat waktu. Penggunaan sistem logistik dapat memantau pengiriman spesimen dan/atau sampel,
sehingga penyimpanan dan pengolahan spesimen dan/atau sampel dapat dilakukan secara tepat waktu.

Perseroan telah mengelola jejaringnya menjadi model hub dan spoke, dimana spesimen dikumpulkan
dari beberapa lokasi dalam satu daerah untuk pengiriman ke sebuah laboratorium klinik untuk
pemeriksaan laboratorium klinik yang terpusat. Spesimen dikumpulkan di laboratorium klinik dan outlet
POC Perseroan. Setelah dikumpulkan, spesimen dikirim ke laboratorium yang mampu memproses tes
yang diminta, baik oleh laboratorium klinik terdekat atau Lab PRN untuk pemeriksaan esoterik dan
pemeriksaan rutin yang tidak dapat dilakukan di laboratorium klinik.

Outlet Perseroan di setiap daerah terhubung melalui suatu ekosistem logistik yang terdiri dari tim
transportasi Perseroan dan kurir pihak ketiga. Untuk pengiriman di dalam kota dan jarak pendek,
Perseroan biasanya menggunakan tim transportasi sendiri yang membawa spesimen dalam tas pendingin.
Pengiriman antar kota biasanya dilakukan melalui kurir kargo udara pihak ketiga dan spesimen dibawa
menggunakan kotak styrofoam yang didinginkan dengan dry ice yang disediakan oleh Perseroan.
Perseroan meninjau kinerja penyedia transportasi pihak ketiga dengan standar internasional setiap enam
bulan dan melakukan pertemuan evaluasi berkala untuk memastikan bahwa kurir tersebut memenuhi
standar kinerja Perseroan.

Perseroan telah menerapkan prosedur guna menjamin pengiriman spesimen dan/atau sampel tepat pada
waktunya. Pada saat paket spesimen dan/atau sampel sampai di Lab PRN, staf penerima memeriksa
kesesuaian spesimen dan/atau sampel dengan informasi yang terdapat pada dokumen pengiriman.
Dokumen pengiriman tersebut kemudian di-scan dan diunggah ke sistem komputer Perseroan agar
laboratorium pengirim dapat mengkonfirmasi bahwa spesimen dan/atau sampel telah diterima oleh
Lab PRN.

Perseroan memiliki petugas khusus untuk memantau efisiensi pengiriman harian dari seluruh lokasi dan
mencatat status pengiriman sejak pengiriman oleh laboratorium pengirim sampai dengan diterimanya
spesimen dan/atau sampel pada laboratorium penerima. Perseroan menggunakan informasi pemantauan
ini sebagai bahan evaluasi penggunaan jasa transportasi yang ditunjuk.

Spesimen dikirim dalam kondisi suhu terkontrol. Perseroan mengirimkan spesimen dan/atau sampel
menggunakan kotak sesuai dengan prosedur standar yang dipantau oleh bagian technical quality
assurance yang berada di kantor pusat Perseroan. Temperatur dipertahankan pada suhu dua sampai

156
dengan delapan derajat Celsius atau pada suhu beku (menggunakan dry ice) untuk memastikan bahwa
spesimen dan/atau sampel tetap stabil selama 48 jam. Untuk menjamin stabilitas dan integritas spesimen
dan/atau sampel, prosedur operasional standar Perseroan mewajibkan orang yang bertanggung jawab
atas pengiriman mengukur suhu sebelum pengiriman dan pada saat kedatangan. Orang tersebut juga
mencatat kondisi spesimen dan/atau sampel pada saat kedatangan.

Perseroan menyimpan spesimen cadangan untuk setiap spesimen dan/atau sampel yang diambil dari
pelanggan. Spesimen dan/atau sampel cadangan ini akan digunakan dalam hal terjadi kehilangan atau
kerusakan spesimen dan/atau sampel selama dalam perjalanan. Perseroan menyimpan sampel ini selama
satu bulan setelah pengujian.

Prosedur Pemeriksaan dan Pelaporan

Untuk laboratorium klinik, alur operasional Perseroan umumnya dimulai pada saat pelanggan mendatangi
salah satu laboratorium klinik Perseroan. Pelanggan individu pertama-tama melakukan registrasi di
meja pendaftaran, yang selanjutnya akan merujuk mereka kepada salah satu dokter di bagian layanan
pelanggan untuk konsultasi awal dan mendapatkan rujukan in-house. Pelanggan yang memiliki rujukan
dokter pertama-tama mendaftar di meja pendaftaran dan menyampaikan surat permintaan pemeriksaan
yang disiapkan oleh dokter yang menentukan tes yang diminta. Klien korporasi memberikan surat
permintaan pemeriksaan yang telah disediakan oleh perusahaan yang membayar pemeriksaan. Perseroan
menerima pembayaran dalam bentuk tunai dimuka maupun kartu kredit baik dari pelanggan individu
maupun pelanggan dengan referensi dokter.

Pelanggan kemudian diarahkan ke area pengambilan spesimen di laboratorium Perseroan, dimana


flebotomist mencocokan identitas pelanggan dengan label identifikasi khusus dan barcode yang tertera
pada tabung vakum. Flebotomist kemudian mengambil spesimen dari pelanggan dan mengirimnya ke
bagian distribusi spesimen dan/atau sampel dari laboratorium untuk pemeriksaan kualitas.

Untuk spesimen yang diterima dari rumah sakit, laboratorium atau klinik lain, bagian layanan pelanggan
menerima spesimen, memasukkan informasi identifikasi dan mengirimkannya langsung ke bagian
distribusi spesimen dan/atau sampel. Bagian distribusi spesimen dan/atau sampel kemudian memeriksa
spesimen untuk integritas, volume, kelayakan dan indeks lipemik, dan segera setelahnya diproses dalam
sebuah sentrifuge untuk dibagi menjadi beberapa bagian dan didistribusikan ke bagian teknis. Apabila
kualitas spesimen tidak memenuhi standar Perseroan, spesimen dikembalikan ke bagian flebotomist dan
pelanggan akan dipanggil kembali ke outlet Perseroan untuk pengambilan spesimen dan/atau sampel baru.

Pemeriksaan adalah suatu proses yang terotomasi dengan menggunakan peralatan pemeriksaan khusus.
Peralatan pengujian Perseroan membaca barcode sampel dan menyimpan informasi tersebut di dalam
sistem manajemen informasi laboratorium Perseroan, yaitu Sistem Informasi Prodia (SISPRO).
Peralatan laboratorium analitik memproses sample secara otomatis dan mengunggah hasilnya ke SISPRO
sesuai barcode yang relevan. Nilai-nilai pemeriksaan dari bagian laboratorium yang berbeda kemudian
digabung di dalam sistem Perseroan agar menjadi satu laporan pemeriksaan. Apabila terdapat nilai di
luar rentang batas dan dalam rentang perlu perhatian khusus, nilai akan ditampilkan dalam warna yang
berbeda dan ditandai untuk segera ditindaklanjuti oleh dokter maupun pelanggan. Pada bagian validasi
kualitas, validator dapat memilih hasil-hasil tertentu untuk pemeriksaan ulang, seperti, misalnya, ketika
hasil pemeriksaan menyatakan positif untuk thalassemia, yang merupakan penyakit kelainan darah
turunan, atau pemeriksaan dengan nilai tinggi atau rendah yang tidak normal atau hasil yang tidak pasti.
Setelah hasil pemeriksaan diunggah, pelanggan, rumah sakit atau dokter yang memberikan rujukan,
perusahaan dan pihak lain yang berkepentingan memiliki akses online ke laporan pemeriksaan. Hasil
tersebut juga tersedia untuk dicetak dan dikirim ke alamat pihak-pihak yang meminta.

Untuk memfasilitasi pemeriksaan tambahan, Perseroan dapat menyimpan spesimen-spesimen tertentu


selama jangka waktu tertentu, sesuai dengan prosedur operasional standar Perseroan. Berdasarkan
perjanjian pengelolaan limbah dengan pihak ketiga yang memiliki izin, spesimen dibuang melalui
suatu sistem pengelolaan limbah yang memenuhi peraturan lingkungan, kesehatan dan keselamatan
yang berlaku.

157
Perseroan berupaya untuk memberikan hasil pemeriksaan rutin pada hari yang sama. Waktu untuk
menyelesaikan pemeriksaan esoterik, dikarenakan logistik pengiriman spesimen ke Lab PRN, umumnya
adalah pada hari yang sama atau hari berikutnya.

Quality Assurance

Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan memiliki salah satu program quality assurance paling ketat
untuk laboratorium di Indonesia. Perseroan berfokus untuk memastikan keselamatan dan keakuratan
setiap pemeriksaan. Tim quality assurance yang beranggotakan 20 orang di kantor pusat dan lebih
dari 200 orang di seluruh jejaring Perseroan dipimpin oleh seorang manajer teknis yang membantu
Perseroan untuk memenuhi standar kualitas, ketentuan akreditasi dan kebutuhan pelatihan karyawan
Perseroan dan secara umum mengawasi proses quality assurance. Di samping inspeksi eksternal
elektif yang wajib dan program uji profisiensi yang diwajibkan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, Perseroan telah mengadopsi pedoman-pedoman internasional, seperti pedoman-pedoman
Clinical Laboratory Standard Institute (CLIA), CAP dan ISO 15189 dan mengambil program dan
pengujian quality assurance internal secara berkala. Laboratorium klinik Perseroan dan fasilitas-fasilitas
lain didesain untuk meningkatkan proses pengumpulan, penanganan, penyimpanan dan pengiriman
spesimen pelanggan, serta untuk menjamin hasil tes yang akurat dan tepat waktu dan lingkungan kerja
yang nyaman bagi karyawan Perseroan secara keseluruhan. Upaya-upaya quality assurance Perseroan
berfokus pada identifikasi spesimen pasien yang positif, keakuratan laporan, uji profisiensi, rentang batas
yang relevan dan proses audit untuk seluruh laboratorium klinik Perseroan, pusat layanan pelanggan
dan tempat-tempat pengambilan.

Untuk menjamin konsistensi dari layanan pemeriksaan yang berkualitas tinggi, Perseroan menerapkan
proses quality assurance dalam tiga tahapan yang meliputi tahap pra-analitik, analitik, dan pasca-analitik.
Pada tahap pra-analitik (pendaftaran dan pengambilan spesimen), Perseroan memverifikasi seluruh
prosedur melalui program Audit Keselamatan Pasien dan memastikan bahwa Perseroan menggunakan
prosedur pengiriman spesimen yang benar dan jenis tabung pemeriksaan yang tepat melalui aplikasi
SISPRO. Satu tim ditugaskan khusus untuk mereviu spesimen, pelabelan dan tabung pemeriksaan,
memeriksa volume spesimen dan mengidentifikasi ikterus atau lipemik dalam spesimen. Pada tahap
analitik (pemeriksaan sampel), Perseroan secara konsisten berfokus pada kalibrasi dan pemeliharaan
instrumen, dan Perseroan melakukan kurang lebih 119 program quality assurance terintegrasi, baik
secara internal maupun eksternal, melalui kerjasama dengan penyedia quality assurance berkualifikasi
baik. Program quality assurance internal dilakukan setiap hari. Perseroan menggunakan sistem operasi
yang menghubungkan sistem informasi laboratorium dengan instrumen, maka dapat menghilangkan
risiko data dan hasil yang tidak cocok. Hasil pemeriksaan juga dianalisa dalam beberapa tahapan oleh
analis, pengawas laboratorium dan validator quality control. Pada tahap pasca-analitik, data pemeriksaan
akhir direviu oleh tim khusus untuk pengendalian hasil akhir, dan staf Perseroan akan memeriksa data
mereka dan memverifikasi apakah data yang disampaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan.

Pihak yang bertanggung jawab untuk pengendalian mutu pada masing-masing laboratorium klinik
adalah penanggung jawab teknis yang sekurang-kurangnya seorang dokter dengan sertifikat pelatihan
teknis dan manajemen laboratorium kesehatan. Selain itu, analis, pengawas laboratorium dan validator
quality control yang terlibat dalam proses quality assurance wajib memiliki kompetensi khusus untuk
melakukan intepretasi hasil pemeriksaan.

Banyak laboratorium klinik Perseroan yang berpartisipasi dalam berbagai program uji profisiensi/
program quality assurance eksternal yang diberikan oleh pihak luar. Perseroan adalah laboratorium
yang terakreditasi CAP satu-satunya di Indonesia. CAP adalah asosiasi terbesar di dunia yang menaungi
secara eksklusif ahli patologi bersertifikat. CAP adalah organisasi non-pemerintah independen untuk
ahli patologi bersertifikat di Amerika Serikat yang menawarkan program akreditasi yang dapat diikuti
laboratorium-laboratorium secara sukarela. CAP telah dianggap secara luas sebagai pemimpin dalam
quality assurance laboratorium dan pendukung layanan pengobatan berkualitas tinggi yang hemat biaya.
Program PT/EQA dari CAP adalah program perbandingan laboratorium sejenis terbesar di dunia. Program
ini memungkinkan laboratorium-laboratorium untuk mengevaluasi kinerja mereka secara berkala dan
meningkatkan akurasi hasil pemeriksaan yang disediakan bagi pelanggan.

158
Laboratorium klinik Perseroan telah mengambil sebanyak 57, 99, 74, 83 dan 79 uji profisiensi/
skema quality assurance eksternal masing-masing pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015, di
bawah program quality assurance layanan eksternal yang diselenggarakan oleh sejumlah institusi
dan organisasi. Perseroan adalah klinik satu-satunya di Indonesia dengan sertifikasi dari NGSP untuk
HbA1c dengan memberikan klinik Perseroan sertifikasi laboratorium Level I, yang merupakan tingkat
pencapaian tertinggi untuk kualitas. Selain itu, 22 laboratorium klinik Perseroan menerima nilai pada
tier tertinggi dalam pemeriksaan HbA1c dari External Quality Assurance Services (EQAS). Sebanyak
70 laboratorium klinik Perseroan menerima nilai pada tier tertinggi dalam survei quality assurance
eksternal oleh Biorad, penyedia layanan pemantauan laboratorium independen di Amerika Serikat.
Program lain yang diikuti Perseroan meliputi program-program di bawah Randox International Quality
Assessment Schemes, laboratorium independen dari Inggris, Vitamin D External Quality Assessment
Scheme, skema pengujian laboratorium independen dari Amerika Serikat, program-program dari Royal
College of Australian Pathologists, laboratorium independen dari Amerika Serikat, pengujian autoimun
oleh Euroimun, Evaluasi Laboratorium Medik dalam bidang Mikrobiologi, sebuah layanan uji profisiensi
yang disediakan oleh CAP, dan program pengujian Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Selain itu, 25 laboratorium Perseroan telah menerima International Organization for Standardization
atau ISO 15189 untuk sistem mutu, yang merupakan sertifikasi khusus untuk laboratorium medik.
Enam laboratorium dan 10 kantor administratif Perseroan telah memperoleh ISO 9001:2008 untuk
sistem manajemen mutu. Meskipun Perseroan telah menerapkan standar kendali mutu setingkat ISO
di seluruh laboratorium dan fasilitas Perseroan, Perseroan berencana menambah jumlah laboratorium
yang melakukan proses sertifikasi setiap tahun. Lab PRN juga telah memperoleh ISO 17025 untuk
laboratorium kalibrasi. Perseroan adalah grup laboratorium klinik pertama di Indonesia yang memperoleh
ketiga sertifikasi ISO tersebut. Sebagai bagian dari program quality assurance, Perseroan menggunakan
pengujian profisiensi internal, pengendalian mutu yang ekstensif dan proses audit yang ketat untuk
layanan informasi laboratorium klinik Perseroan. Prosedur Perseroan meliputi program pengendalian
mutu harian dimana Perseroan menguji nilai-nilai yang telah diketahui dari materi sampel kendali
mutu internal atau pihak ketiga berbarengan dengan sampel pelanggan untuk memastikan keakuratan
dan konsistensi hasil pemeriksaan Perseroan. Hasil pemeriksaan dari sampel kendali mutu dipantau
untuk mengidentifikasi tren, bias atau ketidaktepatan dalam proses analisis Perseroan. Prosedur ini
memungkinkan Perseroan memantau perbedaan analisis yang signifikan dari segi statistik dan prosedur
klinik setiap saat dan ahli teknologi medik Perseroan dapat mengambil tindakan perbaikan yang tepat
dengan segera sebelum melaporkan hasil pemeriksaan pelanggan.

Perseroan telah melakukan sebanyak 22, 33 dan 34 program uji profisiensi internal masing-masing
pada tahun 2013, 2014 dan 2015 untuk klinik kimia, hematologi, urinalisis, immunoassay, serologi,
mikrobiologi dan mikroskopik. Setiap bagian dari peralatan laboratorium diuji secara teratur. Perseroan
menentukan jadwal pengujian yang tepat dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti jenis pengujian
yang relevan beserta kompleksitasnya, rekomendasi jadwal dari program quality assurance eksternal,
rekomendasi manufaktur peralatan dan ketersediaan sampel kendali mutu. Perseroan menggunakan
Six Sigma Metric System pada saat merancang dan menetapkan program pengendalian mutu untuk
pemeriksaan rutin, seperti pemeriksaan kimia rutin, hematologi dan immunoassay. Ketika frekuensi
program quality assurance tidak mengikuti aturan dari CLIA atau CAP, Perseroan merencanakan
pengendalian kualitas yang terpisah untuk mendesain pengendalian mutu dan program uji assurance.

Perseroan telah mencapai peningkatan nilai dalam program quality assurance internal maupun
eksternal dengan nilai secara keseluruhan, yaitu 96,5%, 97,3% dan 98,9% untuk program internal, dan
95,9%, 96,9% 98,9% untuk program eksternal, masing-masing pada tahun 2013, 2014 dan 2015, yang
menunjukkan kenaikan dalam akurasi hasil diagnostik Perseroan terhadap sampel-sampel pemeriksaan.

Pengendalian mutu juga meliputi aspek-aspek lain dari layanan Perseroan, termasuk waktu selesai
suatu pemeriksaan, kepuasan pelanggan dan penagihan. Dengan menggunakan teknik penilaian mutu,
laboratorium Perseroan memiliki berbagai program untuk memantau aspek-aspek penting dari layanan
kepada para pelanggan. Penggunaan teknologi logistik dan pelacakan spesimen memungkinkan
pengiriman, pemantauan, validasi dan penyimpanan spesimen secara tepat waktu. Perseroan bermaksud
untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengambil, mengirim dan melacak spesimen secara tepat
waktu dari pelanggan dan antar laboratorium dan pusat pelayanan Perseroan.

159
9.9. Laboratorium Kalibrasi

Akurasi peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan merupakan bagian penting agar dapat memberikan
hasil pengujian yang tepat. Oleh karena itu, Perseroan telah mendirikan laboratorium kalibrasi internal
sehingga Perseroan dapat menguji peralatan pendukung laboratorium miliknya dengan cepat dan efisien
dari segi biaya untuk memastikan peralatan tersebut sesuai dengan parameter yang dipersyaratkan.
Sebagai contoh, laboratorium kalibrasi Perseroan menguji termometer secara teratur guna memastikan
peralatan tersebut mengukur temperatur dengan benar. Hal ini memberikan jaminan bahwa Perseroan
menyimpan spesimen dan/atau sampel dengan benar dan mengurangi kerusakan spesimen. Perseroan
mengkalibrasi seluruh alat-alat pendukung, seperti volume peralatan laboratorium yang terbuat dari
kaca dan kecepatan pada tachometer sentrifuge. Kalibrasi umumnya dilakukan sekali dalam setahun.
Perseroan telah menambah kapasitas dari laboratorium kalibrasi dari 538 peralatan pada tahun 2013
menjadi 2.631 pada tahun 2014 dan 3.756 pada tahun 2015, dan jenis peralatan yang dapat diuji telah
bertambah banyak dengan menambahkan termometer, thermohygrometer dan tachometer pada tahun
2015 dari micropipette, glassware dan sphygmomanometer pada tahun 2013.

Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan adalah satu-satunya laboratorium klinik di Indonesia yang
memiliki laboratorium kalibrasi. Keuntungan yang diperoleh dari memiliki atau mengelola laboratorium
kalibrasi milik sendiri adalah Perseroan tidak tergantung pada laboratorium kalibrasi pihak ketiga,
sehingga kalibrasi peralatan dapat diselesaikan lebih cepat sesuai dengan jadwal pemakaian pada biaya
yang lebih rendah. Laboratorium kalibrasi Perseroan disertifikasi oleh Komite Akreditasi Nasional (badan
standarisasi nasional di Indonesia) dan memiliki sertifikasi ISO 17025 (untuk pengujian dan kalibrasi).
Perseroan menawarkan pelayanan kalibrasi gratis untuk beberapa pelanggan Perseroan, seperti rumah
sakit yang memberikan referensi pihak ketiga, sebagai layanan bernilai tambah.

9.10. Pelanggan Perseroan

Perseroan melayani empat segmen pelanggan: (1) pelanggan individu; (2) referensi dokter; (3) referensi
pihak ketiga; dan (4) klien korporasi. Tabel di bawah ini menyajikan pendapatan Perseroan dari masing-
masing segmen pelanggan untuk period-periode tertentu:

(dalam miliar Rupiah)


Untuk periode enam
bulan yang berakhir
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember pada 30 Juni 2016
2011 2012 2013 2014 2015 2015 2016
Pelanggan individu (1) 253,0 302,1 341,9 358,6 410,1 207,5 232,7
Referensi dokter (1)(2) 245,6 292,9 325,0 374,5 399,0 206,1 231,4
Referensi pihak ketiga 121,7 148,1 166,7 179,2 196,6 97,0 107,3
Klien korporasi (3) 127,2 150,3 164,4 188,7 192,0 80,6 77,2
Jumlah 747,5 893,4 998,0 1.101,0 1.197,7 591,2 648,6
Catatan:
(1) Pendapatan dari tujuh laboratorium rumah sakit dikelompokan dalam segmen pelanggan individu atau referensi dokter
sesuai dengan sumber rujukan pelanggan.
(2) Pendapatan dari 114 outlet POC termasuk dalam segmen referensi dokter.
(3) Perseroan memiliki perjanjian khusus untuk pemberian layanan dengan perusahaan-perusahaan dan penyedia asuransi.
Penyedia asuransi yang membayar pelanggan individu atau pelanggan dengan rujukan dokter dikelompokan dalam segmen
referensi pihak ketiga.

Tabel di bawah ini menyajikan jumlah kunjungan pasien dari setiap segmen pelanggan untuk periode-
periode tertentu:

Untuk periode enam


bulan yang berakhir
Umtuk tahun yang berakhir pada 31 Desember pada 30 Juni 2016
2011 2012 2013 2014 2015 2015 2016
Pelanggan individu 781.856 803.818 799.566 765.576 816.143 415.793 432.486
Referensi dokter 674.683 711.133 739.638 778.108 743.661 388.245 405.384
Referensi pihak ketiga 391.818 420.796 451.386 454.978 509.359 249.538 243.394
Klien korporasi 234.549 249.650 245.749 306.517 313.360 129.653 110.325
Jumlah 2.082.906 2.185.396 2.236.338 2.305.179 2.382.523 1.183.229 1.191.589

160
Sekitar 20% dari pelanggan Perseroan masing-masing pada tahun 2013, 2014 dan 2015 adalah pelanggan
berulang, yang mendapatkan paling sedikit dua pemeriksaan dalam satu tahun. Pelanggan berulang
memberikan kontribusi terhadap pendapatan Perseroan masing-masing sebesar 19,9% pada tahun
2015, 19,6% pada tahun 2014, dan 20,0% pada tahun 2013. Untuk mendorong berulangnya kunjungan
pelanggan, Perseroan menawarkan Prodia Customer Club, yaitu program loyalitas yang memberikan
potongan harga dan layanan tambahan kepada pelangan dengan profil daya beli yang tinggi. Per 30 Juni
2016, program Prodia Customer Club mempunyai anggota kurang lebih 9.000 anggota Customer Club.

Pelanggan individu

Pelanggan individu yang mengunjungi salah satu laboratorium klinik Perseroan tanpa surat permintaan
pemeriksaan dari dokter, pertama-tama berkonsultasi dengan salah satu dokter di layanan pelanggan
untuk memperoleh surat permintaan pemeriksaan. Pelanggan individu dapat mengunjungi salah satu
laboratorium klinik Perseroan, dan Perseroan juga menawarkan jasa layanan flebotomi di rumah untuk
pelanggan yang tidak dapat mendatangi salah satu outlet Perseroan dengan biaya tambahan.

Perseroan menagih pelanggan sejumlah biaya untuk setiap pelayanan yang diberikan (fee for service)
dan sesuai dengan daftar harga untuk masing-masing jenis layanan laboratorium. Perseroan menerima
pembayaran tunai atau kartu kredit dari pelanggan sebelum pengambilan spesimen. Apabila pasien
memiliki asuransi kesehatan pribadi, mereka umumnya melakukan pembayaran tunai (out-of-pocket)
dan meminta penggantian dari penyedia asuransi.

Referensi dokter

Perseroan juga menawarkan pemeriksaan kepada pelanggan yang dirujuk untuk melakukan pemeriksaan
oleh dokter yang berkerja di klinik atau rumah sakit. Pasien-pasien ini mencakup pelanggan yang
dirujuk oleh dokter ke salah satu laboratorium Perseroan dan pelanggan yang dirujuk ke laboratorium
lain namun lebih memilih untuk menggunakan laboratorium Perseroan. Di Indonesia, pelanggan yang
diresepkan untuk melakukan pemeriksaan, tapi tidak diarahkan ke laboratorium Perseroan oleh penyedia
layanan kesehatan, dapat melakukan evaluasi and memilih penyedia yang berbeda. Perseroan secara
rutin memberikan informasi kepada dokter guna menyampaikan cakupan layanan laboratorium Perseroan
yang tersedia terutama penemuan terbaru di bidang pemeriksaan laboratorium klinik dan pemeriksaan
umum dalam rangka menunjang kegiatan secara ilmiah.

Perseroan menagih pelanggan sejumlah biaya untuk setiap pelayanan yang diberikan (fee for service)
dan sesuai dengan daftar harga untuk masing-masing jenis layanan laboratorium. Perseroan menerima
pembayaran tunai atau kartu kredit dari pelanggan sebelum pengambilan spesimen. Apabila pasien
memiliki asuransi kesehatan pribadi, mereka umumnya melakukan pembayaran tunai (out-of-pocket)
dan meminta penggantian dari penyedia asuransi.

Di laboratorium rumah sakit Perseroan, pelanggan rawat inap atau pelanggan rawat jalan dapat membayar
pemeriksaan yang diminta oleh dokter rumah sakit, langsung kepada Perseroan atau kepada rumah sakit
sebagai bagian dari keseluruhan biaya rumah sakit, dimana hal ini bergantung pada alur operasional
yang berlaku di rumah sakit yang bersangkutan. Sesuai kesepakatan dengan rumah sakit, pelanggan
dapat melakukan pembayaran langsung kepada Perseroan untuk pemeriksaan yang dilakukan Perseroan
atau pelanggan dapat membayar rumah sakit untuk pemeriksaan dan rumah sakit kemudian mengirimkan
pembayaran kepada Perseroan sesuai dengan bagiannya. Daftar harga layanan laboratorium rumah
sakit dinegosiasikan antara Perseroan dengan rumah sakit berdasarkan perjanjian Perseroan dengan
rumah sakit.

Referensi pihak ketiga

Perseroan menerima rujukan dari laboratorium, rumah sakit dan klinik lain. Pelanggan individu
maupun pelanggan dengan rujukan dokter masuk dalam kategori referensi pihak ketiga apabila
melakukan pembayaran dengan kartu keanggotaan asuransi. Penyedia layanan kesehatan lain merujuk
pemeriksaan kepada Perseroan karena mereka mungkin tidak dapat melakukan pemeriksaan tertentu
atau mengalihdayakan pemeriksaan kepada Perseroan daripada melakukannya sendiri dinilai lebih

161
efisien dari segi biaya. Selain itu, banyak penyedia pelayanan kesehatan merujuk pemeriksaan kepada
Perseroan untuk memberikan konfirmasi pihak ketiga atas pemeriksaan yang mereka lakukan sendiri.
Penyedia layanan kesehatan lain ini mengambil spesimen dari pelanggannya dan mengirimkan spesimen
tersebut kepada Perseroan untuk dilakukan pengujian. Perseroan umumnya menandatangani perjanjian
dengan laboratorium dan penyedia layanan kesehatan lain ini dimana diatur mengenai daftar harga
pemeriksaan oleh laboratorium klinik Perseroan. Perseroan kemudian menagih pelanggan, yang merujuk
pemeriksaan kepada Perseroan, untuk layanan Perseroan pada biaya yang disepakati dan pembayaran
wajib dilakukan dalam waktu 60 sampai 90 hari. Perseroan juga telah menandatangani perjanjian dengan
sejumlah kecil penyedia asuransi dan berdasarkan perjanjian ini, Perseroan dapat memberikan layanan
kepada pengguna asuransi tersebut dan menagihkan biayanya kepada asuransi.

Klien korporasi

Perseroan melayani institusi lain, meliputi karyawan perusahaan dan badan usaha milik negara.
Berdasarkan peraturan di Indonesia, seluruh karyawan berhak atas pemeriksaan kesehatan tahunan
yang diberikan oleh perusahaan mereka. Klien korporasi dapat memilih pemeriksaan tambahan seperti
hematologi, fungsi hati, fungsi ginjal, profil lipid, profil glukosa, asam urat, hepatitis b, pap smear,
prostat dan diagnosis kanker leher rahim, tes narkoba, pemeriksaan fisik dan elektrokardiogram. Sebagai
bagian dari paket ini, Perseroan dapat menyediakan konsultasi dengan karyawan sebelum dan setelah
pemeriksaan dan memberikan seminar seputar kesehatan. Perseroan juga memberikan laporan kepada
perusahaan dan konsultasi mengenai kondisi kesehatan pekerja mereka secara umum.

Perseroan menawarkan program pemeriksaan kesehatan yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan kepada
klien korporasi, seperti pemeriksaan kebugaran untuk pekerjaan tertentu. Perseroan memiliki perjanjian
dengan pihak-pihak terafiliasi dengan Perseroan, POHII, dimana POHII akan merujuk pelanggan untuk
pemeriksaan kesehatan kerja kepada Perseroan. Perseroan menagih langsung pelanggan korporasi untuk
pemeriksaan yang dilakukan dan membayar POHII sejumlah biaya manajemen.

Klien korporasi dan institusi lain biasanya menegosiasikan pengaturan biaya dengan Perseroan.
Perseroan menagih mereka secara berkala dan pembayaran jatuh tempo dalam waktu 60 sampai
dengan 90 hari. Pelanggan yang ditanggung oleh perusahaan asuransi dengan mana Perseroan memiliki
perjanjian diklasifikasikan sebagai klien korporasi, bahkan jika mereka memiliki rujukan dari dokter.
Untuk pemeriksaan kesehatan kerja, perusahaan pemberi kerja berhak merahasiakan informasi hasil
pemeriksaan dan tidak mengungkapkannya kepada calon karyawan mereka.

9.11. Layanan Pelanggan

Perseroan berkeyakinan bahwa layanan pelanggan Perseroan adalah salah satu faktor pembeda dimana
Perseroan memberikan layanan berkualitas tinggi yang konsisten kepada pelanggan di seluruh jaringan
bermerek Prodia. Perseroan mencapai tingkatan layanan saat ini melalui pelatihan karyawan dan
protokol yang ketat yang disusun agar dapat menyediakan pengalaman berkualitas bagi pelanggan,
dari registrasi dan konsultasi dokter hingga penarikan spesimen dan penyampaian hasil pemeriksaan.
Hal ini termasuk proses pelayanan pelanggan yang efisien, lingkungan yang nyaman dan layanan
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer-oriented services). Perseroan juga menawarkan
layanan pengambilan spesimen di rumah untuk dapat menjangkau pelanggan-pelanggan yang tidak
dapat datang ke laboratorium Perseroan. Pasien Perseroan, dokter dan penyedia pelayanan kesehatan
lainnya memiliki akses online terhadap hasil pemeriksaan secara real time yang dapat dilakukan dari
manapun melalui situs Perseroan maupun aplikasi ponsel. Selain itu Perseroan berencana menawarkan
layanan online untuk pemesanan pemeriksaan dan pembayaran, yang menjadikan kunjungan pelanggan
lebih nyaman. Perseroan berkeyakinan bahwa faktor-faktor ini memberikan kontribusi terhadap citra
merek Prodia yang kuat dan membantu dalam membangun loyalitas pelanggan.

9.12. Penetapan Harga dan Biaya

Daftar harga untuk pelanggan Perseroan umumnya ditentukan oleh beberapa faktor. Pertimbangan
Perseroan meliputi inflasi, nilai tukar, standar hidup di pasar yang dilayani oleh outlet yang relevan
dan biaya logistik untuk beroperasi di pasar tersebut. Harga Perseroan tidak tunduk pada peraturan
pemerintah. Biaya pengiriman spesimen dan/atau sampel ke laboratorium klinik atau Lab PRN termasuk

162
dalam harga pemeriksaan. Dengan demikian, harga Perseroan di setiap daerah dapat berbeda. Sebagai
contoh, harga Perseroan di bagian timur Indonesia umumnya lebih mahal dibandingkan di Pulau Jawa,
tetapi harga pemeriksaan di seluruh Pulau Jawa umumnya tidak berbeda.

Tidak ada perbedaan harga untuk pelanggan individu dan pelanggan dengan referensi dokter. Namun,
daftar harga di outlet POC dinegosiasikan dengan dokter pemilik klinik. Daftar harga pada laboratorium
rumah sakit dinegosiasikan dengan rumah sakit dan diatur dalam suatu perjanjian dengan rumah sakit.
Untuk klien korporasi, mereka umumnya menerima potongan harga sesuai negosiasi, dikarenakan mereka
menanggung layanan untuk pelanggan dalam jumlah besar. Diskon yang diberikan oleh Perseroan sesuai
dengan kebijakan diskon yang berlaku.

9.13. Penjualan dan Pemasaran

Berdasarkan Frost & Sullivan, Perseroan telah mengembangkan brand equity yang kuat di pasar dan
sangat dihormati serta dipercaya oleh pelanggan di antara laboratorium klinik independen. Upaya
pemasaran Perseroan dipimpin oleh tim pemasaran dari Jakarta dengan tenaga pemasaran dan petugas
LIS lebih dari 400 orang. Perseroan berfokus pada aktivitas pemasaran ilmiah maupun kegiatan
komunikasi pemasaran yang umum.

Kegiatan Pemasaran Ilmiah

Ketika kegiatan usaha laboratorium klinik dimulai sejak tahun 1973, pemeriksaan laboratorium dan
pembuktian berdasarkan praktik medik belum tersedia atau diadopsi secara luas oleh komunitas
kedokteran di Indonesia. Oleh karena itu, upaya pemasaran yang dilakukan oleh Perseroan selalu
menyertakan komponen pendidikan dalam porsi yang besar untuk berbagi pengetahuan dengan penyedia
layanan kesehatan dan masyarakat mengenai peralatan laboratorium klinik yang tersedia bagi mereka.
Alat pemasaran ilmiah utama Perseroan adalah seminar, diskusi meja bundar dan kegiatan promosi
lainnya seperti jurnal, bulletin dan publikasi ilmiah serta brosur informasi.

Perseroan rutin melakukan seminar pendidikan mengenai topik-topik yang relevan dengan kesehatan,
meliputi topik penemuan terbaru di bidang pemeriksaan laboratorium klinik dan kesehatan umum.
Perseroan mengadakan seminar untuk berbagai khalayak dari dokter, tenaga medik profesional hingga
masyarakat umum. Pada tahun 2015, Perseroan melakukan lebih dari 300 seminar untuk dokter dan
lebih dari 800 seminar untuk rumah sakit, klinik lain dan badan usaha, dan Perseroan mengorganisir
atau mensponsori lebih dari 400 acara, seperti konferensi, untuk organisasi-organisasi profesional.

Perseroan juga memiliki sejumlah kegiatan promosi lainnya yang berfokus pada pemasaran ilmiah.
Sebagai contoh, Perseroan menerbitkan sejumlah publikasi untuk dokter, penyedia layanan kesehatan
profesional dan masyarakat awam. Perseroan adalah editor dan penerbit Indonesian Biomedical Journal,
satu-satunya jurnal ilmiah dalam bidang biomedik. Perseroan juga menerbitkan dua buletin, Forum
Diagnosticum, Informasi Laboratorium, dan satu majalah gaya hidup, Smart Living. Pada tahun
2015, Perseroan melakukan lebih dari 17.000 kunjungan dokter untuk memperkenalkan pemeriksaan
baru dan memelihara hubungan baik.

Perseroan juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan promosi seperti melakukan eksibisi pada pameran
dan acara komunitas. Sebagai contoh, Perseroan telah berpartisipasi dalam pameran pernikahan untuk
memasarkan pemeriksaan kesehatan pra-nikah dan menyelenggarakan acara-acara di sekolah untuk
mempromosikan kesehatan umum dan kebugaran. Pada tahun 2015, Perseroan telah mendistribusikan
sebanyak 385.008 materi cetak kepada dokter, meningkat sebesar 27,4% dari 279.516 pada tahun 2014.
Perseroan mendistribusikan sebanyak 140.436 materi cetak di rumah sakit, klinik dan badan usaha pada
tahun 2015, meningkat sebesar 17,8% dari 115.438 pada tahun 2014. Perseroan mendistribusikan materi
cetak sejumlah 8.320.392 kepada anggota masyarakat pada tahun 2015, meningkat sebesar 32,9% dari
5.582.983 pada tahun 2014.

Untuk mempromosikan laboratorium klinik khusus, Perseroan melakukan diskusi meja bundar
dan seminar serta menyusun dan membuat brosur dan materi edukasi dengan tujuan mengedukasi
komunitas dan calon pelanggan mengenai isu-isu yang relevan dengan kesehatan mereka. Perseroan
juga bermitra dengan ikatan dokter anak dan perkumpulan obstetri dan ginekologi untuk melengkapi

163
kegiatan Perseroan. Selain itu, Perseroan bekerja sama dengan para ilmuwan untuk mengembangkan dan
memperkenalkan pemeriksaan baru dengan dukungan ahli teknologi medik. Sebagai contoh, Perseroan
telah mengembangkan pemeriksaan baru khusus untuk anak-anak seperti panel uji saring alergi bagi anak-
anak dan pemeriksaan progesteron 17-OH, yang merupakan pengukuran endokrinologi bagi anak-anak.

Kegiatan Komunikasi Pemasaran

Di Indonesia, pelanggan bebas memilih penyedia layanan laboratorium. Oleh karena itu, Perseroan
menggunakan kegiatan komunikasi pemasaran untuk mempromosikan merek Prodia dan layanan secara
langsung ke konsumen potensial. Perseroan telah melakukan berbagai kegiatan pemasaran, termasuk:

Penempatan Media: Perseroan menempatkan artikel, karangan (feature) dan iklan di media
cetak dan online dan di radio dan TV. Iklan Perseroan berfokus untuk membangun brand equity,
menonjolkan program tanggung jawab sosial perusahaan Perseroan, mempromosikan pemeriksaan
atau paket tertentu dan mengiklankan penjualan dan promosi. Pada tahun 2015, Perseroan telah
melakukan 137 penempatan media di surat kabar dan majalah, seperti Kompas, Media Indonesia,
Marketing, SWA dan Femina dan di radio. Dalam enam bulan pertama di tahun 2016, Perseroan
telah melakukan lebih dari 41 penempatan media. Pada semester pertama tahun 2016, Perseroan
memfokuskan penempatannya pada outlet yang lebih besar dengan jangkauan yang lebih luas,
dibandingkan dengan outlet yang lebih kecil yang merupakan fokus Perseroan pada tahun 2015.

Hubungan Media: Perseroan memiliki program hubungan media yang berkelanjutan, dan
Perseroan senantiasa memberikan informasi kepada media secara informal. Sebagai contoh,
Perseroan melakukan pertemuan pers, siaran pers, kunjungan media dan pertemuan dengan
media untuk membangun dan memelihara hubungan dengan pers dan media serta menyebarkan
informasi mengenai Perseroan dan penawaran Perseroan. Pada tahun 2015, Perseroan melakukan
sesi informasi bulanan dengan media untuk memberikan informasi seputar kesehatan dengan
mengirimkan komunikasi informal kepada wartawan. Lebih lanjut, pada tahun 2015, Perseroan
mengeluarkan 49 siaran pers, mengadakan 13 pertemuan pers, dan menjamu lima kunjungan media
(kunjungan kehormatan untuk menjaga hubungan Perseroan dengan beberapa perusahaan media)
dan satu pertemuan media (sebuah acara pendidikan dengan wartawan dan komunitas sehat untuk
meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan). Selain itu, Perseroan ikut
serta dalam dua kegiatan sponsorship media, dimana Perseroan mendirikan stan pameran atau
memasang iklan pada acara-acara yang diselenggarakan oleh media. Secara keseluruhan, terdapat
82 kegiatan hubungan media pada tahun 2015. Dalam enam bulan pertama di tahun 2016, Perseroan
telah mengeluarkan 18 siaran pers, mengadakan 4 pertemuan pers, dan menjamu satu kunjungan
media.

Acara: Perseroan mengadakan seminar dan acara dan menghadiri konferensi untuk mempromosikan
brand Perseroan kepada profesional kesehatan lain dan masyarakat umum. Pada tahun 2015,
Perseroan berpartisipasi dalam 18 seminar publik, 15 seminar yang diselenggarakan oleh dokter
umum dan klinisi, empat acara aktivasi brand Prodia (kegiatan-kegiatan yang menarik seperti Tune
up your health suatu acara yang berupaya meningkatkan kesadaran penggemar mobil bahwa
tidak hanya mobil yang membutuhkan pemeriksaan berkala, tubuhpun memerlukan pemeriksaan
kesehatan). Selain itu, pada tahun 2015, Perseroan juga berpartisipasi dan mendukung 14 pameran
pernikahan dan 14 acara ilmiah. Sebagai contoh, Perseroan membawakan presentasi di kongres
HKKI (Himpunan Kimia Klinik Indonesia) dan Patelki (Perhimpunan Pathologi Klinik Indonesia).
Dalam enam bulan pertama di tahun 2016, Perseroan telah berpartisipasi dalam 15 seminar publik
dan 12 seminar yang diselenggarakan oleh dokter umum dan klinisi.

Media Sosial: Perseroan memasarkan merek Prodia melalui situs Perseroan, Facebook, Instagram
dan Twitter. Perseroan juga memiliki aplikasi ponsel yang dapat digunakan oleh pelanggan Perseroan
dan dokter serta profesional kesehatan lainnya.

Manajemen Kreatif: Pada tahun 2015, Perseroan melakukan 263 kampanye promosi penjualan
(antara lain spanduk, kalender, agenda, dll). Dalam enam bulan pertama di tahun 2016, Perseroan
telah melakukan 122 promosi penjualan.

164
Dokter: Perseroan melakukan pemasaran kepada para dokter dan profesional kesehatan lainnya
menggunakan jurnal ilmiah dan penyediaan informasi ilmiah.

9.14. Teknologi Informasi

Sistem teknologi informasi Perseroan melayani pelanggan Perseroan dan membantu memastikan efisiensi
bisnis Perseroan dengan memantau kinerja jejaring layanan Perseroan, menyempurnakan alokasi sumber
daya, membantu Perseroan dalam menanggapi perubahan pasar, mengikuti pola konsumsi dan secara
proaktif mengarahkan pelanggan ke lokasi dan layanan tertentu. Perseroan memiliki infrastruktur
teknologi informasi yang dirancang untuk dapat dikembangkan guna memenuhi kebutuhan operasi
Perseroan guna mendukung pertumbuhan bisnis Perseroan dan membantu memastikan keandalan
operasi Perseroan serta keamanan informasi pelanggan. Komponen utama arsitektur teknologi Perseroan
meliputi:

Sistem Informasi Prodia (SISPRO). SISPRO adalah sistem informasi laboratorium yang digunakan
Perseroan. Sistem ini menyimpan dan mengelola seluruh data laboratorium klinik, termasuk
seluruh informasi demografi pelanggan, penagihan dan rekam medis pelanggan. SISPRO juga
memungkinkan Perseroan untuk memantau pengumpulan spesimen, distribusi spesimen, pengujian
dan penyampaian hasil secara real time.

Sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Sistem ERP memelihara catatan untuk utang,
piutang, pembelian, persediaan, aset tetap, serta bank dan buku besar umum. Sistem tersebut terpusat
di Jakarta dan beroperasi berdasarkan model terpusat dengan kemampuan mengintegrasikan aplikasi-
aplikasi baru. Hal ini memastikan bahwa sistem dirancang untuk skalabilitas dan konektivitas
sehingga Perseroan dapat mengembangkan jejaring layanannya sambil tetap terhubung melalui
jaringan konektivitas tertutup milik Perseroan. Sistem ERP ini juga mengizinkan Perseroan untuk
dapat mengatur keuangan, persediaan dan pembelian dari data-data yang tersedia secara real time
di seluruh tempat layanan Perseroan di Indonesia.

Customer Relationship Management (CRM). Sistem CRM memproses kegiatan pemasaran,


manajemen pelanggan, profil pelanggan dan penanganan keluhan. Sistem ini dapat diakses oleh
setiap laboratorium Perseroan dan disentralisasi di Jakarta.

Perseroan memiliki pusat data di setiap laboratorium klinik. Namun demikian, Perseroan saat ini sedang
memindahkan informasi SISPRO ke pusat data utama di Jakarta. Proyek migrasi data diperkirakan akan
selesai pada kuartal pertama tahun 2017. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, informasi
dari 90 outlet telah berhasil dipindahkan ke pusat data utama. Seluruh laboratorium Perseroan terhubung
langsung ke pusat data utama melalui jaringan internet tertutup. Meskipun Perseroan telah memiliki
lisensi software untuk sistem-sistem ini di setiap lokasi yang menggunakan sistem informasi ini,
Perseroan saat ini sedang melakukan negosiasi untuk menambahkan lisensi tambahan untuk penggunaan
di masa depan. Perseroan juga saat ini sedang dalam proses mengembangkan sistem teknologi informasi
untuk memperkirakan risiko dan rencana pemulihan bencana (disaster recovery plan) yang diharapkan
akan beroperasi secara penuh pada tahun 2017

9.15. Peralatan

Perseroan memperoleh peralatan laboratorium klinik dari bermacam-macam vendor melalui mekanisme
pembelian, sewa beli, dan sewa pakai. Peralatan untuk pengujian rutin pada umumnya disewa, sementara
peralatan untuk pengujian khusus pada umumnya dibeli. Perseroan memilih vendor-vendor dengan
mengidentifikasi terlebih dahulu teknologi yang ingin digunakan oleh Perseroan dalam pemeriksaan dan
layanannya dan kemudian meminta penawaran dari vendor-vendor yang memiliki teknologi tersebut.
Seluruh peralatan baru divalidasi oleh bagian pengembangan pemeriksaan, bagian technical/quality
assurance, dan bagian pengembangan bisnis Preseroan untuk memperkuat tujuan Perseroan membeli
peralatan baru dari segi teknologi dan bisnis. Pemasok utama Perseroan adalah produsen mesin pengujian
laboratorium klinik, alat laboratorium otomatis, reagen dan alat pendukung laboratorium. Perseroan
melakukan pembelian peralatan laboratorium tertentu apabila peralatan untuk disewa tidak tersedia
dengan pembelian reagen dan/atau apabila pengaturan pembelian pasokan reagen untuk peralatan
tersebut kurang efektif dari segi biaya.

165
Perseroan memiliki hubungan yang erat dengan vendor laboratorium klinik tier atas yang menyediakan
peralatan laboratorium. Perseroan juga berupaya untuk mengembangkan kemitraan jangka panjang
dengan produsen peralatan laboratorium klinik dan medik global terkemuka untuk mendukung
migrasi, transisi dan komisioning laboratorium Perseroan yang sedang dikembangkan serta mendukung
operasional laboratorium Perseroan saat ini. Kesepakatan dengan pemasok mengatur penetapan
harga yang didasarkan pada skala ekonomi, peningkatan mutu teknologi, pelatihan dan pendidikan,
pemeliharaan terjadwal dan preventif dan kerjasama pemasaran (joint marketing). Pendekatan yang
digunakan dalam pengadaan peralatan memungkinkan Perseroan untuk mengelola laboratorium lebih
efektif dan efisien karena karyawan di setiap laboratorium akan terbiasa mengoperasikan bermacam-
macam jenis peralatan yang sama.

Perseroan mendapatkan peralatan dari beberapa pemasok. Pemasok utama Perseroan termasuk Roche,
Abbott, Siemens, Biomerieuex, Biorad dan Sysmex. Roche menyediakan instrumen kimia klinik dan
instrumen-instrumen pokok untuk immunoassay untuk beberapa outlet dan hampir semua instrumen
urinalisis dan instrumen diagnostik molekuler di Lab PRN. Abbott menyediakan beberapa instrumen
kimia klinik, hemotologi dan instrumen pokok untuk immunoassay. Perseroan menggunakan instrumen
dari Siemens untuk instrumen kimia klinik dan instrumen pokok immunoassay di Lab PRN. Biomerieuex
menyediakan instrumen pokok untuk immunoassay dan mikrobiologi. Biorad menyediakan platform
untuk kromatografi cair kinerja tinggi. Sedangkan Sysmex menyediakan instrumen hematologi.

Setiap perjanjian yang dimiliki Perseroan dengan vendor pada umumnya mengatur harga setiap mesin.
Perjanjian ini dapat ditandatangani oleh Perseroan langsung dengan vendor atau distributor lokal dari
vendor tersebut. Perjanjian-perjanjian ini pada umumnya berjangka waktu antara tiga sampai dengan
lima tahun. Penetapan harga dengan vendor dilakukan dengan basis harga tetap, yang dibayar setiap
bulan atau berdasarkan mekanisme pembayaran lainnya yang disetujui dengan vendor yang bersangkutan.
Secara umum, berdasarkan perjanjian dengan vendor yang bersangkitan, Perseroan tidak diperbolehkan
untuk mendistribusikan, memberikan, menyewakan atau menjual mesin yang bersangkutan kepada pihak
ketiga lainnya dengan alasan apapun tanpa persetujuan awal dari vendor.

Pemeliharaan peralatan dan instrumen secara tepat waktu dan efektif berperan penting terhadap layanan
laboratorium klinik Perseroan yang efisien. Pemeliharaan peralatan sewa dilakukan oleh vendor sesuai
dengan ketentuan dalam mekanisme sewa pakai dan sewa beli. Selain itu, Perseroan mengkalibrasi
peralatan secara teratur menurut rekomendasi dan jadwal dari manufaktur. Perseroan juga memiliki
kontrak pemeliharaan tahunan atau kontrak pemeliharaan komprehensif untuk semua alat pengukur
dengan masing-masing manufaktur atau distributor yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan
perbaikan alat pengukur tersebut. Kontrak pemeliharaan komprehensif juga mewajibkan manufaktur
atau distributor untuk melakukan penggantian suku cadang dengan biaya mereka sendiri.

9.16. Riset dan Pengembangan

Perseroan melakukan dua jenis kegiatan penelitian dan pengembangan. Pertama, bagian riset dan
pengembangan Perseroan berupaya menambah menu pemeriksaan yang telah ada dan meningkatkan
prosedur laboratorium Perseroan dalam rangka memperbaiki sensitivitas, spesifikasi, waktu dan biaya
pemeriksaan dibandingkan metode konvensional yang tersedia. Sebagai contoh, Perseroan melakukan
studi untuk memvalidasi teknologi dan reagen baru. Perseroan juga bermaksud untuk terus berinvestasi
dalam kemampuan melakukan pengujian terdepan sehingga Perseroan dapat menawarkan pemeriksaan
laboratorium klinik menggunakan teknologi terdepan kepada para pelanggan. Pada umumnya,
pemeriksaan baru membutuhkan waktu dua sampai tiga tahun untuk memperkenalkan. Pemeriksaan, pada
umumnya, disertifikasi oleh badan lisensi nasional di negara dimana pemeriksaan tersebut dikembangkan.
Perseroan akan mengadopsi pemeriksaan baru dan memvalidasi keakuratan ilmiahnya sebelum
pemeriksaan tersebut rutin digunakan. Rintangan signifikan dalam mengembangkan pemeriksaan baru
adalah mengedukasi para dokter mengenai pemeriksaan baru dan mendorong pemakaian pemeriksaan
tersebut. Edukasi ilmiah dari komunitas kedokteran merupakan bagian penting dari proses penelitian
dan pengembangan dan kegiatan pemasaran Perseroan. Perseroan telah menambah, dan diharapkan akan
terus menambah, teknologi dan kemampuan untuk melakukan pemeriksaan baru melalui kombinasi
inisiatif pengembangan internal, lisensi teknologi dan kemitraan dengan para vendor dan klinisi.

166
Kedua, laboratorium Perseroan berpartisipasi dalam studi ilmiah yang dilakukan oleh peneliti eksternal
dalam komunitas kedokteran dan ilmiah di Indonesia. Sebagai contoh, Perseroan melakukan evaluasi atas
laboratorium untuk mengidentifikasi biomarker untuk studi tertentu. Saat ini, Perseroan sedang terlibat
dalam proyek-proyek yang meneliti mengenai diagnosis prenatal, acute ischemic stroke dan dampak
paparan logam berat dan panel vitamin dan mineral terhadap kesehatan bayi dan ibu. Sebelumnya,
Perseroan telah berpartisipasi dalam studi ilmiah untuk penyakit-penyakit antara lain penyakit prenatal,
hepatitis, penyakit kardiovaskular, diabetes, obesitas, hipertensi, autisme dan down syndrome. Upaya-
upaya penelitian ini, disamping mendorong kemajuan ilmu kedokteran, adalah bagian penting dari
kegiatan pemasaran ilmiah Perseroan. Perseroan memiliki sejumlah pemeriksaan baru di pipeline riset
dan validasi, termasuk pemeriksaan leukemia, alergi dan kelainan autoimun.

9.17. Afiliasi Perseroan

Pada tahun 2015, Perseroan melakukan Transaksi Spin-off dimana Perseroan menjual empat entitas anak
kepada induk Perseroan, yaitu Prodia Utama, dengan total sebesar Rp32,2 miliar. Meskipun Perseroan
tidak lagi memiliki perusahaan-perusahaan ini, POHII, PROSTEM, PROLINE dan INNODIA, Perseroan
terlibat dalam transaksi dengan pihak yang terafiliasi dengan mereka.

Afiliasi Perseroan adalah sebagai berikut:

PT Prodia OHI International (POHII)

POHII bergerak di bidang pemasaran dan pengelolaan kesehatan kerja, kedokteran okupasi dan layanan
toksikologi industri. Layanan yang ditawarkan oleh POHI meliputi:

pengelolaan klinik kedokteran okupasi;


pemantauan biologi;
pengelolaan klinik di tempat untuk perusahaan;
pemeriksaan kesehatan calon karyawan;
pengawasan medik bagi karyawan; dan
pemeriksaan toksikologi industri.

POHII memasarkan layanan-layanannya kepada klien mereka, namun POHII merujuk pelanggan kepada
Perseroan yang merupakan penyedia eksklusif untuk layanan laboratorium klinik. Perseroan menagih
langsung pelanggan untuk pemeriksaan yang dilakukan dan membayar biaya manajemen kepada
POHII. Perseroan telah menandatangani perjanjian dengan POHII. Berdasarkan perjanjian kerjasama
tersebut, Perseroan akan melakukan pemeriksaan laboratorium klinik untuk karyawan dari pelanggan
dan/atau karyawan berprospek yang direferensikan oleh POHII kepada Perseroan. POHII akan berhak
mendapatkan biaya manajemen sebesar 7,0% dari pendapatan bersih untuk masing-masing pelanggan
yang direferensikan POHII kepada Perseroan.

PT Prodia Stemcell Indonesia (PROSTEM)

PROSTEM adalah perusahaan pertama di Indonesia yang menerima izin dan akreditasi dari Kementerian
Kesehatan untuk menyimpan sel induk (stem cell). Kegiatan PROSTEM meliputi penelitian dan
pengembangan sel induk, penyimpanan sampel sel induk dan memproses sel induk untuk penyimpanan
dan terapi.

PROSTEM adalah salah satu dari pelanggan korporasi Perseroan dikarenakan PROSTEM merujuk
pelanggannya kepada Perseroan, umumnya untuk pemeriksaan rutin dan panel penyakit menular.

PT Prodia Diagnostic Line (PROLINE)

PROLINE mengimpor dan memproduksi instrumen laboratorium dan reagen laboratorium untuk
diagnostik in-vitro kepada INNODIA dan agen pihak ketiga lain di Indonesia. Seluruh pembelian produk
PROLINE oleh Perseroan dilakukan melalui INNODIA atau agen pihak ketiga lainnya.

167
PT Innovasi Diagnostika (INNODIA)

INNODIA mendistribusikan dan menjual alat-alat yang berhubungan dengan kesehatan, meliputi
reagen dan peralatan laboratorium yang dipasok oleh PROLINE. INNODIA memasok kepada Perseroan
instrumen laboratorium dan reagen laboratorium untuk diagnostik in-vitro. Pembelian Perseroan dari
INNODIA, yang dimulai sejak tahun 2015, tercatat sebesar Rp2,7 miliar untuk satu tahun.

PT Prodia Diacro Laboratories (Prodia CRO)

Prodia CRO menyediakan layanan penelitian klinis untuk perusahaan atau individu yang melakukan uji
klinis, seperti melakukan uji coba farmasi untuk perusahaan farmasi internasional besar atau penelitian
untuk organisasi yang membuat kebijakan kesehatan. Prodia CRO memberikan rujukan kepada Perseroan.

9.18. Persaingan

Bisnis laboratorium klinik di Indonesia terfragmentasi dengan banyak laboratorium klinik kecil. Namun
demikian, dalam pandangan Perseroan, terdapat hambatan masuk dalam bisnis ini dikarenakan diperlukan
kepercayaan untuk menarik pelanggan, kendali mutu yang tinggi dan persyaratan teknis yang ketat.
Terdapat banyak pemain kecil dalam bisnis laboratorium klinik. Berdasarkan Frost & Sullivan, di dalam
pasar laboratorium swasta, pesaing utama Perseroan untuk pemeriksaan laboratorium klinik meliputi
Pramita, Parahita, Kimia Farma, Cito dan Biomedika, dan tidak ada satupun yang memiliki jejaring
lokasi seluas Perseroan. Meskipun demikian, sebagai suatu perusahaan layanan kesehatan terintegrasi,
Kimia Farma, memiliki sejumlah outlet lain yang dapat ditambah dengan layanan laboratorium klinik.
Selain itu, Perseroan bersaing dengan banyak klinik independen dan laboratorium anatomi yang lebih
kecil serta laboratorium yang dimiliki rumah sakit dan dokter.

Perseroan berkeyakinan bahwa, dalam memilih laboratorium klinik sebagai penyedia layanan kesehatan,
pelanggan seringkali mempertimbangkan banyak faktor, termasuk antara lain:

reputasi laboratorium di benak pelanggan dan di tengah komunitas medik;


akurasi, ketepatan waktu dan konsistensi dari laporan hasil pemeriksaan;
kapabilitas, kualitas dan kenyamanan layanan yang ditawarkan oleh laboratorium;
aksesibilitas yang ditawarkan oleh laboratorium;
harga untuk layanan laboratorium klinik;
ragam pemeriksaan laboratorium klinik yang dapat dilakukan penyedia layanan kesehatan; dan
kemampuan untuk menerapkan kontrol kualitas di seluruh proses pengujian.

Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan berada pada posisi yang menguntungkan untuk bersaing
dengan pesaingnya untuk faktor-faktor tersebut di atas. Perseroan juga percaya bahwa menu pemeriksaan
laboratorium klinik Perseroan paling beragam, baik pemeriksaan rutin, esoterik dan pemeriksaan
laboratorium klinik generasi baru, memberikan keunggulan kompetitif untuk bersaing di industri layanan
laboratorium klinik di Indonesia. Banyak pesaing Perseroan mengirimkan spesimen kepada Perseroan
untuk pemeriksaan esoterik.

Lebih lanjut, Perseroan berkeyakinan bahwa perusahaan laboratorium klinik berskala besar seperti
Perseroan berada pada posisi yang lebih baik dibandingkan pesaingnya untuk meningkatkan pangsa
pasar karena jejaring layanan yang luas dan struktur biaya yang rendah. Perseroan memiliki jejaring
laboratorium klinik terdepan di Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 35% berdasarkan pendapatan
pada tahun 2015 dan memiliki jumlah laboratorium klinik terbanyak di pasar laboratorium klinik swasta
yang independen di Indonesia, berdasarkan Frost & Sullivan. Ukuran ini memberikan skala ekonomi
bagi Perseroan. Namun demikian, sebagian besar pemeriksaan laboratorium klinik mungkin akan terus
dilakukan oleh rumah sakit dan laboratorium berskala lebih kecil. Sebagai hasilnya, Perseroan akan
terus bersaing dengan laboratorium yang terafiliasi dengan rumah sakit dan laboratorium lain, termasuk
dalam hal kualitas, kemampuan layanan dan harga.

168
Industri layanan laboratorium klinik dihadapkan pada perubahan teknologi dan penemuan produk
baru. Sebagai contoh, Perseroan berkeyakinan bahwa pengenalan pemeriksaan laboratorium klinik
generasi baru, seperti pemeriksaan genomik, proteomik dan metabolomika di Indonesia akan lebih jauh
membedakan Perseroan dari para pesaingnya. Namun demikian, kemajuan teknologi dapat menyebabkan
pengembangan pemeriksaan yang lebih efektif dari segi biaya dimana pemeriksaan tersebut dapat
dilakukan di luar laboratorium klinik seperti point-of-care dan dilakukan oleh dokter di klinik mereka.
Kemajuan teknologi juga dapat mengakibatkan pemeriksaan rumit dapat dilakukan di rumah sakit
yang memiliki laboratorium dan pemeriksaan sederhana dapat dilakukan di rumah tanpa menggunakan
layanan dari laboratorium klinik. Beberapa pesaing dapat memiliki akses terhadap pendanaan yang
lebih besar atau peralatan yang lebih maju dibandingkan Perseroan, baik pada saat ini maupun di masa
mendatang. Perkembangan teknologi tersebut dan penggunaannya oleh pelanggan Perseroan dapat
mengurangi permintaan terhadap layanan pemeriksaan laboratorium Perseroan dan berdampak negatif
terhadap pendapatan Perseroan.

9.19. Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan Hidup

Perseroan tunduk pada hukum dan peraturan di Indonesia terkait perlindungan lingkungan hidup dan
kesehatan dan keselamatan kerja, serta hukum dan peraturan mengenai penanganan, pengiriman dan
pembuangan spesimen medik, limbah menular dan berbahaya, dan bahan radioaktif. Seluruh laboratorium
Perseroan tunduk pada hukum dan peraturan yang mengatur mengenai pembuangan seluruh spesimen
dan sampel laboratorium yang mengandung bahan biologi berbahaya. Berikut adalah dokumen-dokumen
terkait lingkungan hidup yang dimiliki oleh Perseroan:

No Izin Nomor, tanggal dan instansi


DKI Jakarta
1. Laboratorium Klinik Hasil Penilaian UKL dan UPL Pembangunan Laboratorium Klinik Prodia dan Fasilitasnya
Utama Kramat (PT Prodia Widyahusada) No. 37/UKL-UPL/-1.774.151 tanggal 15 Maret 2006 yang dikeluarkan
oleh Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta
2. Laboratorium Klinik Lembar Pengesahan Studi UKL-UPL No. 5396/1/777.6 tanggal 11 September 2003 yang
Pratama Arteri dikeluarkan oleh Tim Teknis Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
3. Laboratorium Klinik Hasil Penilaian Dokumen UKL dan UPL Laboratorium Klinik Prodia Cabang Bona Indah
Pratama Bona Indah No. 5391/1.777.6 tanggal 11 September 2003 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi DKI Jakarta
4. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) telah
Pratama Pasar Minggu diterima dengan No. 1253/7.18/31.74.1774.15/2016 tanggal 11 November 2016 oleh Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Selatan
5. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) telah
Pratama Kampung diterima dengan No. 1255/7.18/31.74.1774.15/2016 tanggal 11 November 2016 oleh Kantor
Melayu Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Selatan
6. Laboratorium Klinik Rekomendasi PEL, RKL/RPL Lab. Klinik Prodia No. 1367/-1.777.6/XI/93 tanggal 23 November
Pratama Cideng 1993 yang dikeluarkan oleh Ketua Bappeda DKI Jakarta.
7. Laboratorium Klinik Hasil Penelitian Dokumen UKL dan UPL Laboratorium Klinik Prodia Cabang Kebayoran
Pratama Kebayoran Jl Gunawarman 77 No 5388/1.777.6 tanggal 11 September 2003 yang dikeluarkan oleh Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta.
8. Laboratorium Klinik Surat Rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Pratama Kedoya Hidup (UKL-UPL) oleh Kantor Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Barat No. 16.4/-
1.774.151 tanggal 16 Januari 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup
Kota Administrasi Jakarta Barat
9. Laboratorium Klinik Hasil Penelitian Dokumen UKL dan UPL Laboratorium Klinik PRODIA Cabang Kelapa Gading
Madya Kelapa Gading No. 5387/1.777.6 tanggal 11 September 2003 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi DKI Jakarta
10. Laboratorium Klinik Surat No. 1059/1.842.22 tentang Hasil Penilaian Dokumen UKL dan UPL Laboratorium Klinik
Pratama Pluit Prodia tanggal 26 Maret 2003 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI
Jakarta
11. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas UKL-UPL Laboratorium Klinik Prodia tanggal 22 November 2013 yang
Madya Pantai Indah dikeluarkan oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara.
Kapuk
12. Laboratorium Klinik Rekomendasi Persetujuan UKL/UPL Kegiatan Laboratorium Klinik Prodia Cabang Sunter
Madya Sunter PT Prodia Widyahusada No. 424/-1.774.152 tanggal 26 Februari 2016 yang dikeluarkan oleh
Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara.
13. Laboratorium Klinik Hasil Penilaian Dokumen UKL dan UPL Laboratorium Klinik Prodia Puri Jakarta Barat No.
Madya Puri Indah 6444/1.777.6 tanggal 31 Agustus 2004 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
DKI Jakarta.

169
No Izin Nomor, tanggal dan instansi
14. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) yang sudah diketahui oleh Kepala Kantor
Pratama Daan Mogot Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Barat.
Baru
Nanggroe Aceh Darussalam
15. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas UKL-UPL Kegiatan Pengoperasian Laboratorium Klinik Prodia No. R-004/
Pratama Banda Aceh II/2014 tanggal 21 Februari 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup
Kota Banda Aceh.
16. Laboratorium Klinik Surat Rekomendasi Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) No. 660/06/2015 tentang
Pratama Lhokseumawe Rekomendasi atas DPLH Kegiatan Laboratorium Klinik Prodia tanggal 18 Maret 2015 yang
dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Lhokseumawe.
Sumatera Utara
17. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
Pratama Asia No. 660/3776/BLH/VIII/2016 tanggal 24 Agustus 2016 yang telah disampaikan kepada Badan
Lingkungan Hidup Kota Medan.
18. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)
Pratama Lubuk Pakam No. 128/SEKR/660.1/DS/2016 tanggal 1 September 2016 yang telah disetujui oleh Kepala Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang.
19. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup tanggal Agustus
Pratama Binjai 2016 yang telah diterima oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Binjai.
20. Laboratorium Klinik Gatot Subroto: Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pratama Gatot Subroto/ (SPPL) yang telah diterima oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan No. 660/3777/BLH/
Krakatau VIII/2016 tanggal 24 Agustus 2016.
Krakatau: Rekomendasi Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Medan No. 660/345/BLH/
VII/2015 tentang Persetujuan Formulir Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Kegiatan Laboratorium Klinik Prodia cabang
Krakatau tanggal 9 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota
Medan.
21. Laboratorium Klinik Rekomendasi Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Medan No. 660/3452/BLH/VII/2015
Utama S. Parman tentang Persetujuan Formulir Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Kegiatan Laboratorium Klinik Prodia S.Parman tanggal 9 Juli
2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Medan
22. Laboratorium Klinik Surat Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Pematangsiantar No. 660/898/VIII/2016
Pratama Pematang tentang Izin Lingkungan Kegiatan Laboratorium Klinik Prodia tanggal 24 Agustus 2016.
Siantar
23. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas Persetujuan UKL-UPL Kegiatan Laboratorium Klinik Prodia Jl. Jend A. Yani
Pratama Rantau No. 189 Rantauparapat No. 660/86/BLH-LB/AM/2015 tanggal 26 Februari 2015 yang dikeluarkan
Parapat oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu
24. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) No.
Pratama Setia Budi 660/3775/BLH/VIII/2016 tanggal 24 Agustus 2016 yang telah disampaikan kepada Badan
Lingkungan Hidup Kota Medan.
25. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) tanggal 6 September 2016 yang
Pratama Sibolga telah disahkan oleh Kepala Dinas LHKP Kota Sibolga.
26. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas UKL-UPL Laboratorium Klinik Prodia Kantor Cabang Tebing Tinggi oleh
Pratama Tebing Tinggi PT Prodia Widyahusada No. 660/3859/KLH-TT/2016 tanggal 19 September 2016 yang
dikeluarkan oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Tebing Tinggi.
Sumatera Barat
27. Laboratorium Klinik Persetujuan Dokumen UKL & UPL No. 660/21.96/Pedal-BPDL/VI-2010 tanggal 10 Juni 2010
Madya Padang yang dikeluarkan oleh Bapedalda Kota Padang.
28. Laboratorium Klinik Keputusan Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Bukittinggi No. 01/IL/KLH-BKT/III-2014
Pratama Bukittinggi tentang Pemberian Izin Lingkungan atas Kegiatan Laboratorium Klinik Prodia Bukittinggi
tanggal 10 Maret 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Bukittinggi
Kepulauan Riau
29. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas DPLH Kegiatan Laboratorium Pengujian oleh PT Prodia Widyahusada
Pratama Batam No. 65/BAPEDAL/REKOM/DPLHX/2011 tanggal 3 Oktober 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Batam
Jambi
30. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup yang telah
Pratama Jambi diterima oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Jambi No. 32/SPPL/BLHII/2016 tanggal
1 September 2016
Riau
31. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
Madya Pekanbaru No. 660.1/BLH/SPPL/I/28/2016 tanggal 27 Januari 2016.yang telah disampaikan ke Badan
Lingkungan Hidup Kota Pekanbaru.
32. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas SPPL Usaha Laboratorium Klinik Prodia PT Prodia Widyahusada No. 660/
Pratama Duri BLH-PPDL.457/2013 tanggal 25 Juli 2013 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Bengkalis

170
No Izin Nomor, tanggal dan instansi
Kepulauan Bangka Belitung
33. Laboratorium Klinik Bukti penerimaan dokumen lingkungan hidup No. 660/469/BLH/IV/2016 tanggal 11 April yang
Pratama Pangkal telah diterima oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Pangkalpinang.
Pinang
Sumatera Selatan
34. Laboratorium Klinik Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan (UKL dan UPL) Laboratorium
Pratama Basuki Klinik Prodia 045/UKL-UPL/VIII/2012 tanggal 7 Agustus 2012 yang telah disetujui oleh Kepala
Rahmat Badan Lingkungan Hidup Kota Palembang.
35. Laboratorium Klinik Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan (UKL dan UPL) Laboratorium
Pratama Veteran Klinik Prodia 032 TAHUN.2005 tanggal 28 Oktober 2005 yang dikeluarkan oleh Kepala
Bapedalda Kota Palembang.
Lampung
36. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas Dokumen UKL-UPL Laboratorium Klinik Prodia No. 660/179/LTD-9/04/2015
Pratama Metro tanggal 22 Mei 2015 yang dikeluarkan oleh Pj. Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Metro.
Lampung
37. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) yang telah diterima berdasarkan Surat
Pratama Teluk Betung No. 660.1/544/III.20/2016 oleh Plt. Kepala Badan Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan
Hidup Kota Bandar Lampung tanggal 27 Oktober 2016.
Banten
38. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) yang
Pratama Cilegon telah diterima oleh Kepala Sub Bidang Analisis Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota
Cilegon tanggal 14 Juli 2015.
39. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) yang
Madya Tangerang telah diterima berdasarkan Surat No. 660/126-Pengkajian & Binhuk tanggal 21 Januari 2014
oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Tangerang Selatan
40. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) tanggal
Madya Bintaro 6 Januari 2016 yang telah diterima oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Tangerang Selatan
dengan No. 660/049/-III-Pengkajian&Binhuk tanggal 14 Januari 2016
41. Laboratorium Klinik Surat No. 660/65 -Pengkajian & Binhuk tentang Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pratama BSD Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) tanggal 7 Januari 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Tangerang Selatan
Jawa Barat
42. Laboratorium Klinik Rekomendasi Dokumen UKL&UPL berdasarkan Surat Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Madya Bekasi Pemerintah Kota Bekasi No. 660.1/1394.BPLH.AMDAL/X/2011 tanggal 4 Oktober 2011 yang
dikeluarkan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi.
43. Laboratorium Klinik Dokumen Amdal No. 660.1/460/BPLH.AMDAL/V/2010 tanggal 21 Mei 2010 tentang Keputusan
Pratama Summarecon Kelayakan Lingkungan yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kota Bekasi.
44. Laboratorium Klinik Rekomendasi Penggunaan Dokumen UKL UPL tanggal 4 Agustus 2006 yang dikeluarkan oleh
Pratama Bogor Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bogor.
45. Laboratorium Klinik Persetujuan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (SPPL)
Madya Cibubur No. 660.1/231 - Bid. Perencanaan tanggal 24 Maret 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan
Lingkungan Hidup Kota Depok, berlaku sampai Maret 2018.
46. Laboratorium Klinik Persetujuan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) No. 660.1/122/VIII/BLH/09
Pratama Depok tanggal 25 Agustus 2009 yang dikeluarkan oleh Plt Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Depok
47. Laboratorium Klinik Penilaian Dokumen UKL-UPL Kegiatan Laboratorium Klinik PT Prodia Widyahusada No.
Utama Wastukencana 660/407-BPLH tanggal 26 Mei 2008 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kota Bandung.
48. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
Pratama Majalaya No. 667/272-SPPL/BPLH tanggal 30 September 2016 yang telah diterima oleh BPLH Kabupaten
Bandung.
49. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) tanggal Desember 2008 yang telah disampaikan
Pratama Pasir Kaliki kepada dan diketahui oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Bandung.
50. Laboratorium Klinik Rekomendasi/Pengesahan Dokumen UKL-UPL Laboratorium Prodia No. 660,1/1029/BLH/2016
Pratama Sumedang tanggal 31 Oktober 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Sumedang.
51. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas SPPL Kegiatan Laboratorium Klinik Kesehatan "PRODIA" No. 660/232.1-
Pratama Ujung Berung BPLH tanggal 7 April 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota
Bandung.
52. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas UKL-UPL Rencana Kegiatan Pembangunan Laboratorium Klinik Prodia
Pratama Cimahi No. 660.7/3330/KLH tanggal 5 Oktober 2012 yang dikeluarkan oleh Asisten Perekonomian dan
Pembangunan Sekretaris Daerah Kota Cimahi.
53. Laboratorium Klinik Rekomendasi Kegiatan UKL/UPL No. 660/2002/TL/HKP tanggal 14 September 2016 yang
Pratama Garut dikeluarkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Garut.
54. Laboratorium Klinik Persetujuan SPPL No. 660.1/289/KPLH tanggal 13 Juni 2006 yang dikeluarkan oleh Kepala
Pratama Cirebon Kantor Pengelola Lingkungan Hidup Kota Cirebon.

171
No Izin Nomor, tanggal dan instansi
55. Laboratorium Klinik Keputusan Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah No. 660.1/952/PPKL/TAHUN
Pratama Kuningan 2016 tentang Rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) tanggal 9 September 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kuningan.
56. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
Pratama Cideres No. 660/442.Pergd/IX/BPLH tanggal 8 September 2016 yang telah diterima oleh Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka.
57. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
Pratama Indramayu No. 660.1/281.a/KLH tanggal 30 Juni 2011 yang telah diterima oleh Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Indramayu.
58. Laboratorium Klinik Surat Keterangan No. 481.09/99/PDL-BLH/2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan
Pratama Purwakarta Hidup Kabupaten Purwakarta yang menyatakan bahwa Perseroan telah menyampaikan SPPL.
59. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) No. 660/341-SPPL/
Pratama Kopo BPLH tanggal 31 Desember 2015 yang telah disampaikan kepada Kepala Badan Lingkungan
Hidup Kota Bandung.
60. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) tahun 2013 yang
Pratama Kurdi telah disampaikan kepada dan diketahui Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Bandung.
61. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) tanggal 18 Desember 2008 yang telah
Pratama Buah Batu disampaikan kepada dan diketahui oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Bandung.
62. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) tanggal 29 November 2010 yang telah
Pratama MTC disampaikan kepada dan diketahui oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Bandung.
63. Laboratorium Klinik Rekomendasi UKL-UPL Kegiatan Laboratorium Klinik "Prodia" No. 660.3/60-KPLH/2012
Pratama Tasikmalaya tanggal 14 September 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pengendalian Lingkungan
Hidup Kota Tasikmalaya
64. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (SPPL)
Pratama Ciamis No. 6601.1/432.1/BPLH/2011 tanggal September 2011 yang telah disetujui oleh Badan
Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Ciamis.
65. Laboratorium Klinik Rekomendasi Lingkungan atas Kegiatan Laboratorium Klinik "Prodia" Kota Banjar tanggal
Pratama Banjar 21 Mei 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan
Patroman Lingkungan Hidup Kota Banjar.
Jawa Tengah
66. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas DPLH PT Prodia Widyahusada No. 660.I/23/DPLH/II/2012 tanggal 9 Februari
Pratama Tegal. 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Tegal.
67. Laboratorium Klinik Keputusan Bupati Banyumas No. 913 Tahun 2013 tentang Izin Lingkungan atas Kegiatan
Madya Purwokerto. Laboratorium Klinik Prodia Purwokerto tanggal 21 Juni 2013 yang dikeluarkan oleh Bupati
Banyumas.
68. Laboratorium Klinik Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL Kegiatan Laboratorium Klinik Prodia No. 660.1/1091/30
Pratama Cilacap tanggal 18 Desember 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Cilacap.
69. Laboratorium Klinik Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga No. 660.1/612/R-VIII/2012
Pratama Purbalingga tentang Rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup "Laboratorium Klinik Prodia Purbalingga" tanggal 14 Agustus 2012 yang dikeluarkan
oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga.
70. Laboratorium Klinik Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Utama Semarang UKL-UPL No. 660.1/572/48/2006 tanggal 27 Juni 2006 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan
Lingkungan Hidup Kota Semarang.
71. Laboratorium Klinik Keputusan Walikota Semarang No. 660.1/1609/B-II/X/2016 tentang Izin Lingkungan Rencana
Pratama Semarang Pengembangan Laboratorium dan Klinik Pratama Prodia di Jalan Setiabudi No. 119 D tanggal
Setiabudi 28 Oktober 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang
72. Laboratorium Klinik Keputusan Walikota Semarang No. 660.1/1605/B-II/X/2016 tentang Izin Lingkungan Rencana
Pratama Semarang Pengembangan Laboratorium dan Klinik Pratama Prodia di Jalan Jendral Sudirman No. 121,
Barat Semarang Barat tanggal 26 Oktober 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan
Hidup Kota Semarang
73. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas UKL-UPL Kegiatan PT Prodia Widyahusada No. 660.1/2/I/UKL-UPL/2012
Utama Solo tanggal 6 Januari 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta
74. Laboratorium Klinik Bukti penerimaan SPPL No. 1181 tanggal 23 September 2015 yang telah diterima oleh Badan
Pratama Boyolali Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali
75. Laboratorium Klinik Rekomendasi Kelayakan Lingkungan No. 660/296/299 tanggal 23 Juni 2005 yang dikeluarkan
Madya Magelang oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang.
76. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) tanggal
Pratama Wonosobo 31 Agustus 2016 yang telah diterima oleh DLHK Kabupaten Wonosobo No. 660.1/II/SPPL/2016.
77. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas DPLH Kegiatan Laboratorium Klinik No. 660.1/740/IX/2011 tanggal
Pratama Cepu 27 September 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blora.
78. Laboratorium Klinik Surat Rekomendasi Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) No. 660.1/795.A/2011
Pratama Purworejo tanggal 1 Oktober 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
Purworejo

172
No Izin Nomor, tanggal dan instansi
79. Laboratorium Klinik Rekomendasi UKL/UPL No. 660-1/118/207 tanggal 28 Januari 2014.
Madya Salatiga
80. Laboratorium Klinik Rekomendasi UKL-UPL Laboratorium Klinik Prodia Wonogiri No. 660.1/017 tanggal 30 Maret
Pratama Wonogiri 2009 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri
81. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas UKL-UPL Kegiatan Laboratorium Klinik Prodia No. 510.44/27/22 tanggal
Madya Klaten 21 Januari 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten.
82. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas UKL-UPL Kegiatan Laboratorium Klinik oleh PT Prodia Widyahusada
Pratama Kudus No. 660.1/109/22.02 tanggal 26 Maret 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Lingkungan
Hidup Kabupaten Kudus.
83. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas UKL-UPL Kegiatan Laboratorium Kesehatan No. 660.1/731-032/2016 tanggal
Pratama Sragen 15 September 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sragen.
D.I. Yogyakarta
84. Laboratorium Klinik Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL & UPL) tanggal
Pratama Yogyakarta 8 Mei 2004 yang telah disahkan oleh Kepala Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Kota
Yogyakarta.
85. Laboratorium Klinik Lembar Pengesahan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Utama Mangkubumi Lingkungan (UKL-UPL) Laboratorium Klinik Prodia No. 660/321 tanggal 28 Maret 2009 yang
disahkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta.
Jawa Timur
86. Laboratorium Klinik Rekomendasi UKL-UPL No. 660.1/128/IX/408.53/2010 tanggal 6 September 2010 yang
Pratama Pacitan dikeluarkan oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pacitan.
87. Laboratorium Klinik Rekomendasi Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup Laboratorium Klinik Umum "Prodia"
Madya Madiun Madiun No. 660/585/401.304/2011 tanggal 28 Februari 2011 yang dikeluarkan oleh Sekretaris
Daerah Kota Madiun.
88. Laboratorium Klinik Rekomendasi UKL-UPL No. 660/417/420.403/2001 tanggal 31 Agustus 2004 yang dikeluarkan
Utama Malang. oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Malang.
89. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
Pratama Blitar No. 660.1/68/410.201.5/SPPL/V/2012 tanggal Mei 2012 yang telah disetujui oleh Kepala Kantor
Lingkungan Hidup Daerah Kota Blitar.
90. Laboratorium Klinik Persetujuan/Rekomendasi UKL-UPL No. 660/67/436.7.2/2009 tanggal 13 Februari 2003 yang
Pratama RDPS dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya.
91. Laboratorium Klinik Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Madya Sidoarjo No. 88/UKL-UPL/209 tanggal 15 Oktober 2009 yang telah disetujui oleh Kepala Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo.
92. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas UKL-UPL Kegiatan Laboratorium "Prodia" No. 660.1/428/436.7.2/2012
Utama Surabaya tanggal 1 Juni 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya.
93. Laboratorium Klinik Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
Pratama Kediri No. 660/293/419.34/2012 tanggal 8 Oktober 2013 yang telah disetujui oleh Kantor Lingkungan
Hidup Kota Kediri.
94. Laboratorium Klinik Persetujuan/Rekomendasi UKL-UPL No. 660/816/436.6.3/2007 tanggal 14 Juni 2007 yang
Pratama Mega Galaxi dikeluarkan oleh Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Surabaya.
95. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
Pratama Tulung Agung No. 660.1/40/SPPL/210/2014 tanggal 27 Januari yang telah diterima oleh Kepala Bidang Tata
Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung.
96. Laboratorium Klinik Persetujuan/Rekomendasi UKL-UPL No. 660/05/436.6/2008 tanggal 4 Januari 2008 yang
Pratama Jemursari dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya
Bali
97. Laboratorium Klinik Rekomendasi UKL-UPL Perpanjangan No. 660.1/1609/BLH tanggal 16 September 2010 yang
Utama Denpasar dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar
98. Laboratorium Klinik Rekomendasi DPLH No. 660.1/865/PP.BLH tanggal 4 Maret 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala
Pratama Tabanan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan.
99. Laboratorium Klinik Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng No. 660.1/1366/IL/BLH
Pratama Singaraja tanggal 8 Juni 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng.
Nusa Tenggara Barat
100. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas DPLH Laboratorium Klinik Prodia Cabang Mataram No. 207.a/KLH/VII/2010
Madya Mataram tanggal 23 Agustus 2010 yang dikeluarkan oleh Walikota Mataram
101. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) No. 660/
Pratama Bima BLH/15/IX/2015 yang telah disampaikan kepada dan disetujui oleh Kepala Badan Lingkungan
Hidup Kota Bima tanggal 8 September 2015.
Nusa Tenggara Timur
102. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas SPPL No. BPLHD.660.582/XI/2015 tanggal November 2015.
Pratama Kupang
103. Laboratorium Klinik Persetujuan atas SPPL Usaha/Kegiatan Laboratorium Klinik Prodia Maumere No. BLH.660.1/313/
Pratama Maumere III/2015 tanggal 10 November 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Sikka.

173
No Izin Nomor, tanggal dan instansi
Kalimantan Barat
104. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas Dokumen UKL-UPL Laboratorium Klinik Prodia Cabang Pontianak
Pratama Pontianak No. 660.1/731/DPLH/BLH-P2HL/2014 tanggal 17 September 2014 yang dikeluarkan oleh
Walikota Pontianak
Kalimantan Timur
105. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Pratama Balikpapan Hidup (UKL-UPL) Kegiatan Laboratorium Klinik Prodia No. 660/032/BLH/UKL-UPL/IL/
IV/2013 tanggal 19 April 2013 yang dikeluarkan oleh Kepala Lingkungan Hidup Kota Balikpapan
106. Laboratorium Klinik Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL No. 503-660.2/94/207 tanggal 26 Januari 2016 yang
Pratama Samarinda dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda.

Keputusan Walikota Samarinda No. 660/074/HK-KS/II/2016 tentang Izin Lingkungan Kegiatan


Laboratorium Klinik Prodia Di Kelurahan Temindung Permai Kecamatan Sungai Pinang Kota
Samarinda Oleh Pt. Prodia Widyahusada tanggal 22 Februari 2016 yang dikeluarkan oleh
Walikota Samarinda.
Kalimantan Selatan
107. Laboratorium Klinik Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin No. 660.1/226-SK/BLH.2015
Madya Banjarmasin tentang Rekomendasi Dokumen Pengelolaaan Lingkungan Hidup (DPLH) Kegiatan Laboratorium
Kliinik Prodia Cabang Banjarmasin tanggal 21 September 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala
Badan Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin.

Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin No. 660.1/227-SK/BLH/2015


tentang Izin Lingkungan Kegiatan Laboratorium Klinik Prodia Cabang Banjarmasin tanggal
21 September 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin.
Sulawesi Utara
108. Laboratorium Klinik Dokumen UKL-UPL tahun 2009 yang telah diketahui oleh Badan Lingkungan Hidup Kota
Madya Manado Manado.
109. Laboratorium Klinik Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Kotamobagu No. 660/BLH-KK/07/II/2016
Pratama Kotamobagu tentang Izin Lingkungan Usaha/Kegiatan Laboratorium Klinik Prodia yang dikeluarkan bulan
Februari 2016 oleh Plt. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Kotamobagu.
Gorontalo
110. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
Pratama Gorontalo No. tanggal 4 Oktober 2016 yang telah diterima oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup Daerah
Kota Kotamobagu.
Sulawesi Tengah
111. Laboratorium Klinik Rekomendasi atas perpanjangan DKL kegiatan Laboratorium Prodia No. 660/0330/BLH tanggal
Pratama Palu 19 Maret 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Palu.
Sulawesi Barat
112. Laboratorium Klinik Surat Tanda Bukti Penerimaan Dokumen/SPPL No. 660.1/15/SPPL/VIII/2016/BPDL tanggal
Pratama Mamuju 22 Agustus 2016 yang telah diterima oleh Bapedalda Kabupaten Mamuju
Sulawesi Selatan
113. Laboratorium Klinik Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Makassar No. 660.22/402/Kep/BLHD/
Madya Makassar. XI/2013 tentang Pemberian Izin Lingkungan Rencana Pengembangan/Renovasi Laboratorium
Klinik Prodia tanggal 25 November 2010 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan
Hidup Daerah Kota Makassar.
114. Laboratorium Klinik Surat Tanda Bukti Penerimaan Dokumen/SPPL No. 660/431/BLH/VI/2016 tanggal 3 Juni 2016
Pratama Palopo yang telah diterima oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo.
115. Laboratorium Klinik Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Makassar No. 660.22/25/Kep/BLHD/IX/2013
Pratama Panakkukang. tentang Pemberian Izin Lingkungan tanggal 26 September 2013 yang dikeluarkan oleh Kepala
BLHD Kota Makassar

Rekomendasi No. 660.22/24/BLHD/IX/2013 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) tanggal 25 September 2013 yang
dikeluarkan Kepala BLHD Kota Makassar.
116. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
Pratama Parepare. No. 645/182/BLH/IX/2016 tanggal 2 September 2016 yang telah diterima oleh Badan Lingkungan
Hidup Kota Parepare dengan.
Sulawesi Tenggara
117. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) Kegiatan
Pratama Kendari. Pengoperasian Laboratorium Klinik Prodia No. 328 tanggal 13 Mei 2015 yang telah diterima
oleh Ketua Tim Pengawasan dan Pemeriksaan UKL-UPL dan SPPL Kota Kendari.

174
No Izin Nomor, tanggal dan instansi
Maluku Utara
118. Laboratorium Klinik Rekomendasi UKL/UPL No. 660.1/001-REK/BLH-TTEVIII/2009 tanggal 30 Januari 2015 yang
Pratama Ternate. dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Ternate.
Maluku
119. Laboratorium Klinik Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
Pratama Ambon No. 660/376/BLH tanggal 4 Oktober 2016 yang telah diterima oleh Badan Lingkungan Hidup
Kota Ambon
Catatan:
Dokumen lingkungan untuk (i) laboratorium klinik pratama Kaban Jahe, laboratorium klinik Padang Sidempuan dan laboratorium
klinik pratama Kisaran di Propinsi Sumatera Utara; (ii) laboratorium klinik pratama Tanjungpinang di Propinsi Kepulauan Riau;
(iii) laboratorium klinik pratama Lampung di Propinsi Lampung; (iv) laboratorium klinik madya Gading Serpong di Propinsi
Banten; (v) laboratorium klinik pratama Harapan Indah dan laboratorium klinik pratama Karawang Kertabumi di Propinsi Jawa
Barat; dan (vi) laboratorium klinik pratama Palangkaraya di Propinsi Kalimantan Tengah, masih dalam proses pengurusan.

19.20. Penghargaan dan Pengakuan

Penghargaan Top Brand dari Frontier setiap tahun antara tahun 2009 dan 2015;
Indonesia Healthcare Most Reputable Brand Award dari Onbee Research bersama Majalah Swa
dan Swanetwork untuk tahun 2014 dan 2015;
Indonesia Original Brand dari Business Digest dan Majalah Swa setiap tahun antara tahun 2012
dan 2015;
Corporate Image Award dari Frontier untuk tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015;
Penghargaan Indonesia Best Brand dari Mars untuk tahun 2013, 2014 dan 2015;
WOW Brand dari Markeeters dengan Markplus untuk tahun 2015;
Master Service Award dari Majalah Makassar Terkini dan Makassar Research untuk tahun 2013,
2014 dan 2015;
Satria Brand Award dari Grup Suara Merdeka untuk tahun 2013, 2014 dan 2015;
Service Quality Award untuk laboratorium klinik dari Care Center for Customer Satisfaction &
Loyalty dan Majalah Service Excellence untuk tahun 2013 dan 2015;
Frost and Sullivan Indonesia Excellence Award sebagai perusahaan pelayanan diagnostik untuk
tahun 2015;
Pencantuman di Solo Best Brand Index dan Jogja Best Brand Index dari PT Aksara Solo Pos
dan PT Aksara Dinamika untuk tahun 2015;
Penghargaan Brand Champion Consumer Award dari Majalah SWA dan Pusat Studi Konsumen
Kelas Menengah untuk tahun 2015;
Penghargaan Indonesia Best Brand Golden dari MARS partnership dan Majalah SWA untuk tahun
2015;
Rekor Business Indonesia dari Koran SINDO dan Yayasan Tera untuk tahun 2013; dan
Service Excellence Award dari Markplus Insight untuk tahun 2013.

175
X. KETERANGAN TENTANG INDUSTRI

Bab ini, termasuk seluruh data (aktual, estimasi dan proyeksi) yang berkaitan dengan, antara lain,
informasi mengenai permintaan dan pangsa pasar, telah disusun oleh Frost & Sullivan berdasarkan
Independent Market Research on the Clinical Laboratory Market in Indonesia, Frost & Sullivan,
2016. Baik Perseroan, Agen Penjualan Internasional, atau Penjamin Pelaksana Emisi Efek tidak
dapat memberikan jaminan atas akurasi dari informasi yang disajikan dalam bab ini. Informasi ini
belum diverifikasi secara independen oleh Perseroan, Agen Penjualan Internasional, atau Penjamin
Pelaksana Emisi Efek. Data dalam bab ini yang ditandakan dengan huruf P berarti data tersebut
diproyeksikan oleh Frost & Sullivan berdasarkan sumber-sumber yang tersedia dan analisis internal.
Proyeksi, estimasi, perkiraan dan pernyataan lain yang bersifat forward looking yang terdapat dalam
bab ini dan Prospektus secara keseluruhan memiliki unsur ketidakpastian dikarenakan perubahan atas
faktor-faktor yang mendasari asumsi, atau kejadian atau kombinasi dari kejadian-kejadian yang belum
dapat diketahui saat ini. Hasil aktual dan kejadian di masa depan dapat berbeda secara material dari
proyeksi, estimasi atau prediksi tersebut. Calon investor diharapkan tidak menempatkan kepercayaan
yang tidak semestinya pada kemampuan Frost & Sullivan atau pihak ketiga lainnya untuk memprediksi
tren industri atau kinerja di masa depan.

Pasar pelayanan kesehatan di Indonesia

Didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang siap dibelanjakan per kapita dan meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan serta pelaksanaan JKN di awal tahun 2014, total belanja kesehatan
di Indonesia naik dari US$24,2 miliar pada tahun 2011 menjadi US$26,4 miliar pada tahun 2015,
merepresentasikan CAGR 2,2%. Investasi yang dilakukan sebagai bagian dari rencana penggolongan
ulang rumah sakit yang dimulai oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2011 telah meningkatkan jumlah
rumah sakit pemerintah dan swasta secara dramatis mulai dari tahun 2012, yang mengakibatkan ukuran
pasar pelayanan kesehatan secara total meningkat. Total belanja mengalami sedikit penurunan pada tahun
2014 dikarenakan pertumbuhan perekonomian yang melambat, pemilihan umum dan ketidakpastikan
atas pelaksanaan JKN serta konsolidasi berbagai skema asuransi umum di awal tahun 2014. Frost &
Sullivan memperkirakan bahwa total belanja kesehatan akan tumbuh pada CAGR 4,8% antara tahun
2015 dan 2017 untuk mencapai US$29,1 miliar.

Grafik di bawah ini menyajikan nilai aktual, estimasi dan proyeksi dari belanja kesehatan di Indonesia
untuk masing-masing tahun:

176
Pasar pelayanan kesehatan di Indonesia secara relatif tetap kurang berkembang dibandingkan dengan
negara-negara lain. Indonesia adalah negara dengan total belanja kesehatan terendah keempat dan
persentase kontribusi belanja kesehatan terhadap GDP terendah di antara pasar maju seperti Amerika
Serikat, Inggris dan Jepang dan negara-negara berkembang seperti China, India, Thailand, Malaysia
dan Vietnam. Seiring dengan upaya Pemerintah Indonesia saat ini untuk menyediakan akses terhadap
pelayanan kesehatan bagi seluruh warga negara Indonesia pada tahun 2019 melalui program JKN,
permintaan untuk lebih banyak tempat tidur di rumah sakit, obat terapi, pemeriksaan laboratorium
klinik, layanan imaging diagnostik, dan peralatan kedokteran akan mendorong pertumbuhan kontribusi
belanja kesehatan terhadap PDB.

Total belanja kesehatan di Indonesia sebagai persentase terhadap PDB telah meningkat dari 2,7%
pada tahun 2011 menjadi 3,0% pada tahun 2015. Frost & Sullivan memperkirakan bahwa total
belanja kesehatan dalam persentase terhadap PDB di Indonesia akan meningkat lebih lanjut menjadi
3,1% pada tahun 2017. Grafik di bawah ini menyajikan nilai aktual, estimasi dan proyeksi dari total
belanja kesehatan, dalam persentase terhadap PDB, di sembilan pasar, baik di negara maju dan negara
berkembang di Asia untuk masing-masing tahun:

Total Belanja Kesehatan, sebagai % terhadap PDB di Pasar-Pasar Tertentu, 2011-2017P

Sumber: Database Global Healthcare Expenditure,WHO pada http://apps.who.int/nha/database) dan analisis Frost & Sullivan

Pada akhir tahun 2015, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dengan total
populasi sebanyak 255,5 juta, mendekati total populasi Amerika Serikat yang berjumlah 321,4 juta.
Meskipun memiliki populasi dengan jumlah yang berdekatan, terdapat kesenjangan yang besar dalam
hal belanja kesehatan antara Indonesia dengan Amerika Serikat, dengan belanja kesehatan per kapita
di Amerika Serikat 95 kali lebih besar dari Indonesia. Belanja per kapita Indonesia juga relatif lebih
rendah dibandingkan dengan pasar-pasar lainnya di Asia, seperti Malaysia, Thailand dan China. Grafik
di bawah ini menyajikan nilai aktual, estimasi dan proyeksi dari total populasi di sembilan pasar untuk
masing-masing tahun:

177
Total Populasi di Pasar-Pasar Tertentu, 2011-2017P

Sumber: Database Global Healthcare Expenditure,WHO pada http://apps.who.int/nha/database

Dari tahun 2011 sampai dengan 2015, belanja kesehatan per kapita di Indonesia bertumbuh dari US$99,0
menjadi US$103,6, merepresentasikan CAGR 1,1%. Frost & Sullivan mengestimasi belanja kesehatan
per kapita akan terus meningkat menjadi US$110,8 pada tahun 2017, merepresentasikan CAGR 3,4%
dari tahun 2015 sampai dengan 2017. Grafik berikut ini menyajikan nilai aktual, estimasi dan proyeksi
dari belanja kesehatan di sembilan pasar untuk masing-masing tahun:

Belanja Kesehatan per Kapita di Pasar-Pasar Tertentu, 2011-2017P

Sumber: Database Global Healthcare Expenditure, WHO pada http://apps.who.int/nha/database dan analisis Frost & Sullivan

Dibandingkan dengan sembilan pasar tersebut, Indonesia memiliki persentase pengeluaran kesehatan
oleh sektor swasta relatif lebih tinggi dikarenakan kurang tersedianya sistem pelayanan kesehatan yang
didanai oleh Pemerintah. Dengan diluncurkannya program JKN, Frost & Sullivan memperkirakan belanja
kesehatan publik akan meningkat pada CAGR 5,8% antara tahun 2015 dan 2017 mencapai US$11,6
miliar. Kenaikan ini meliputi sekitar 92 juta penduduk miskin atau hampir miskin yang ditanggung
dalam program JKN dimana Pemerintah memberikan subsidi penuh tanpa dipungut biaya. Frost &
Sullivan mengestimasi bahwa pengeluaran kesehatan oleh sektor swasta akan tumbuh pada CAGR 4,1%
antara tahun 2015 sampai dengan 2017 dikarenakan pertumbuhan segmen kelas menengah mendorong
pasien untuk mencari pelayanan kesehatan yang lebih baik. Selain itu, pasien dari fasilitas layanan
kesehatan publik diprediksi akan bermigrasi ke fasilitas layanan kesehatan swasta sehubungan dengan
fasilitas layanan publik yang semakin penuh. Grafik di bawah ini menunjukkan nilai aktual, estimasi
dan proyeksi dari belanja kesehatan oleh sektor publik dan sektor swasta di sembilan pasar yang sama
untuk masing-masing tahun:

178
Belanja Kesehatan Sektor Publik dan Swasta di Pasar-Pasar Tertentu, 2011-2017F

Sumber: Database Global Healthcare Expenditure,WHO pada http://apps.who.int/nha/database dan analisis Frost & Sullivan

Pada tahun 2015, terdapat 2.511 rumah sakit di Indonesia, dengan hampir 50% berada di Pulau Jawa, dan
sisanya tersebar di seluruh Indonesia. Rumah sakit swasta tercatat hanya 36,5% dari total 2.511 rumah
sakit di Indonesia pada tahun 2015. Dengan adanya program JKN, jumlah rumah sakit diproyeksikan akan
meningkat dari 2.511 pada tahun 2015 menjadi 2.588 pada tahun 2017 pada CAGR 1,5%, berdasarkan
estimasi dari Frost & Sullivan. Grafik berikut ini menyajikan nilai aktual, estimasi dan proyeksi dari
jumlah rumah sakit pemerintah dan swasta di Indonesia untuk masing-masing tahun:

Jumlah Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta di Indonesia, 2012-2017P

Faktor-faktor utama untuk mendorong pertumbuhan pasar pelayanan kesehatan di Indonesia

Penerapan Skema JKN yang konsisten mendorong permintaan di seluruh sektor pelayanan
kesehatan: Dengan implementasi Skema JKN, masyarakat di Indonesia akan memiliki akses
terhadap jasa pelayanan kesehatan yang lebih luas. Dengan demikian, lanskap pelayanan kesehatan
di Indonesia diperkirakan akan meningkat secara keseluruhan.

179
Perubahan gaya hidup dan meningkatnya kejadian penyakit tidak menular (non-communicable)/
penyakit kronis mendorong permintaan untuk rumah sakit khusus: Perubahan profil epidemiologi
sebagai akibat perubahan gaya hidup dan meningkatnya kejadian penyakit tidak menular/penyakit
kronis akan mendorong permintaan lebih besar untuk obat-obatan dan perawatan rumah sakit,
terutama rumah sakit khusus yang berfokus pada kardiologi dan onkologi. Berdasarkan estimasi
World Bank dan Frost & Sullivan, dengan tren urbanisasi yang melaju cepat dan diperkirakan akan
meningkat pada estimasi CAGR 2,4% antara tahun 2015 dan 2020, 57% dari masyarakat Indonesia
diprediksi akan tinggal di wilayah perkotaan pada tahun 2020.

Grafik di bawah ini menunjukan ukuran dampak penyakit kronik di Indonesia dari tahun 1990
menjadi 2010:

Ukuran Dampak (Disability-adjusted Life Year atau DALY)


Penyakit Kronik di Indonesia, 2012 - 2017P

Sumber: Global Burden of Disesase Study 2010 (Institute for Health Metrics and Evaluation, University of Washington)

Penuaan populasi membuka peluang untuk jasa pelayanan kesehatan terspesialisasi: Indonesia
telah mengalami kenaikan jumlah populasi usia lanjut berumur lebih dari 65 tahun. Hal ini akan
membuka peluang bagi penyedia jasa pelayanan kesehatan di segmen-segmen seperti perawatan
usia lanjut dan pengelolaan penyakit kronis.

Permintaan yang meningkat untuk pelayanan kesehatan berkualitas didukung oleh pertumbuhan
kelas menengah dan kenaikan kesadaran: Pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan terus
meningkatkan populasi kelas menengah hingga 168 juta pada tahun 2020 dari estimasi 128 juta
pada tahun 2015. Kelas menengah di Indonesia dibedakan tidak hanya dari daya beli, tapi juga
tingkat keahlian dan latar belakang yang lebih tinggi. Kelas menengah dengan tingkat pendapatan
dan kesadaran yang bertumbuh akan mendorong permintaan terhadap pelayanan kesehatan seiring
dengan jumlah konsumen dengan daya beli untuk hal-hal yang bersifat diskresioner, seperti jasa
pelayanan kesehatan yang lebih baik, yang terus meningkat.

180
Belanja pelayanan kesehatan yang bertumbuh: Belanja kesehatan di sektor publik akan bergantung
pada keberhasilan implementasi Skema JKN dalam tiga sampai dengan lima tahun ke depan. Namun
demikian, Frost & Sullivan memprediksi belanja kesehatan publik akan terus bertumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan belanja kesehatan publik dalam beberapa tahun ke depan.

Pasar untuk Pemeriksaan Laboratorium Klinik di Indonesia

Laboratorium klinik adalah suatu tempat dimana pemeriksaan atas spesimen klinik dilakukan untuk
memperoleh informasi kesehatan seorang pasien sehubungan dengan diagnosa, perawatan dan
pencegahan penyakit. Pemeriksaan laboratorium klinik dapat dilakukan di banyak tempat, seperti rumah
sakit, klinik dan laboratorium independen.

Pasar pemeriksaan laboratorium klinik keseluruhan terbagi menjadi sektor publik dan sektor swasta.
Sektor swasta terdiri dari laboratorium rumah sakit, laboratorium independen dan klinik. Jejaring
klinik swasta utama dengan peralatan laboratorium klinik sederhana dapat melakukan pemeriksaan
laboratorium rutin seperti pengujian glukosa, pemeriksaan urin dan profil lipid, namun sebagian besar
pemeriksaan dialihkan ke laboratorium independen swasta, baik melalui rujukan dokter atau dengan
mengirimkan sampel yang telah diambil langsung di tempat. Laboratorium independen swasta lebih
lanjut dikelompokan menjadi laboratorium swasta tunggal dan laboratorium yang memiliki cabang
atau rantai laboratorium. Sektor publik terdiri dari laboratorium rumah sakit pemerintah, laboratorium
independen pemerintah dan Puskesmas. Pada tahun 2015, terdapat sekitar 3.428 laboratorium klinik
yang terdaftar di Indonesia, dimana sebanyak 1.594 laboratorium dimiliki oleh rumah sakit pemerintah,
917 laboratorium independen swasta dan 917 laboratorium yang dimiliki oleh rumah sakit swasta.
Sekitar 80% dari total laboratorium di Indonesia berada di wilayah Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.

Tabel di bawah ini menyajikan segmentasi pasar dan pangsa pasar berdasarkan pendapatan pasar
pemeriksaan laboratorium klinik di Indonesia.

Segmentasi Pasar Pemeriksaan Laboratorium Klinik di Indonesia, 2015

Sumber: Analisis Frost & Sullivan


Catatan:
1) Uraian mengenai pasar laboratorium klinik publik tidak tercakup dalam laporan ini.
2) Puskesmas adalah klinik kesehatan pratama milik Pemerintah yang berperan sebagai titik pelayanan pertama bagi pasien
untuk menerima perawatan primer.
3) Pendapatan untuk pasar klinik swasta hanya meliputi point of care testing (POCT), dan POCT tidak termasuk dalam total
pasar pemeriksaan laboratorium klinik.
4) Uraian persentase pada table di atas mengacu pada pangsa pasar berdasarkan pendapatan. Persentase antara laboratorium
rumah sakit swasta dan laboratorium independen swasta apabila digabung adalah total sektor swasta.

Di rumah sakit, pemeriksaan rutin yang paling banyak diminta adalah pemeriksaan hematologi rutin,
kolesterol dan urin yang dapat dilakukan sendiri oleh rumah sakit sementara pemeriksaan-pemeriksaan
khusus, seperti mikrobiologi, imunologi dan patologi anatomi umumnya dirujuk ke laboratorium lain.
Laboratorium independen swasta melakukan pemeriksaan rutin dan khusus dalam volume yang tinggi.

181
Ukuran pasar total untuk pemeriksaan oleh laboratorium klinik berdasarkan pendapatan di Indonesia
dinilai sebesar US$1.437 juta pada tahun 2015 dan berdasarkan estimasi dari Frost & Sullivan, pasar
diperkirakan akan tumbuh pada CAGR 12,9% menjadi US$1.830 juta pada tahun 2017. Frost & Sullivan
mengestimasi sebanyak 383 juta pemeriksaan dilakukan pada tahun 2015 dan volume pemeriksaan
dalam setahun diperkirakan akan meningkat menjadi sebesar 451 juta pada tahun 2017, bertumbuh
pada CAGR 8,5%. Grafik di bawah ini menyajikan nilai aktual, estimasi dan proyeksi dari ukuran pasar
pemeriksaan laboratorium klinik berdasarkan pendapatan di Indonesia untuk masing-masing tahun:

Dibandingkan dengan negara-negara lain, pasar pemeriksaan laboratorium klinik di Indonesia saat
ini belum terlayani dengan baik (underpenetrated) dengan potensi pertumbuhan yang besar relatif
terhadap pasar-pasar yang lebih berkembang. Grafik di bawah ini menyajikan belanja per kapita untuk
pemeriksaan laboratorium klinik di delapan pasar untuk masing-masing tahun:

182
Pemeriksaan laboratorium klinik memiliki peranan penting dalam rantai nilai pelayanan kesehatan
dengan menyediakan informasi penting untuk pengambilan keputusan medis bagi individual dan praktisi
medik, dan melayani segmen pelayanan kesehatan dari sektor publik dan swasta yang membentuk sistem
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Seiring dengan bertambahnya masyarakat yang bergabung
dalam program JKN dan kenaikan tingkat pendapatan yang mengakibatkan lebih banyak orang memiliki
akses pada asuransi kesehatan swasta atau bentuk jaminan kesehatan lainnya, permintaan terhadap jasa
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan skrining penyakit yang lebih cepat akan turut meningkat.
Pertumbuhan tingkat pendapatan dan aksesibilitas layanan kesehatan didukung dengan meningkatnya
kejadian penyakit menular dan tidak menular seperti jantung, kanker dan diabetes diharapkan dapat
mendorong pertumbuhan pasar pemeriksaan laboratorium.

Rantai Nilai Pasar Laboratorium Klinik

Sumber: Analisis Frost & Sullivan

Faktor-faktor utama untuk mendorong pertumbuhan pasar pemeriksaan laboratorium klinik di


Indonesia

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) meningkatkan permintaan untuk pemeriksaan laboratorium:


Cakupan JKN yang bertambah luas mengakibatkan jasa pelayanan kesehatan menjadi lebih mudah
diakses sehingga akan mendorong bertambahnya jumlah masyarakat yang mencari perawatan dan
dengan demikian akan meningkatkan pemeriksaan laboratorium. Skema JKN diharapkan akan
meningkatkan permintaan untuk pemeriksaan dasar dan khusus.

Meningkatnya kejadian penyakit tidak menular dan penyakit menular: Berdasarkan World Health
Organization, pada tahun 2014, jantung, kanker dan diabetes merupakan penyakit yang menyebabkan
56% kematian di Indonesia. Indonesia juga adalah salah satu negara dengan jumlah kasus TB
terbanyak di dunia sebesar 10%. Meningkatnya sakit yang disebabkan penyakit tidak menular dan
penyakit menular akan mendorong permintaan untuk pemeriksaan jantung, petanda tumor (tumor
marker), tes metabolic, malaria dan tes TB.

Meningkatnya kesadaran akan perawatan kesehatan preventif dan pertumbuhan pendapatan untuk
dibelanjakan akan mendorong permintaan atas pemeriksaan kesehatan: Pertumbuhan pendapatan
perseorangan yang dapat dibelanjakan akan menyebabkan pengeluaran jasa pelayanan kesehatan
termasuk pemeriksaan klinik yang lebih besar. Frost & Sullivan memperkirakan akan adanya
kenaikan kalangan masyarakat berpenghasilan menengah dan atas yang mencari pemeriksaan
kesehatan preventif. Pemeriksaan kesehatan saat ini didorong oleh pasien individu dan klien
korporasi, bersama-sama memberikan kontribusi sampai dengan 50% dari total volume pemeriksaan

183
yang dilakukan oleh laboratorium independen swasta. Frost & Sullivan memperkirakan jumlah
orang yang melakukan pemeriksaan kesehatan akan bertambah sekitar 2,2% setiap tahun seiring
dengan promosi kesehatan yang lebih menekankan pada preventif.

Pengenalan pemeriksaan khusus yang baru: Ragam pemeriksaan yang banyak dari pemeriksaan
rutin hingga pemeriksaan yang lebih khusus, meliputi platform genomik dengan kemampuan
multiplexing untuk membantu kelompok pasien yang berbeda dengan diagnosis yang tepat dan
mempercepat konsultasi perawatan.

Pasar untuk Pemeriksaan Laboratorium Klinik Swasta di Indonesia

Dari tahun 2011 sampai dengan 2015, total pasar pemeriksaan laboratorium swasta telah naik dari US$386
juta menjadi US$615 juta, bertumbuh pada CAGR 12,4%. Frost & Sullivan memprediksi bahwa pasar
akan tumbuh pada CAGR 15,2% menjadi US$817 juta pada tahun 2017. Meskipun laboratorium di rumah
sakit swasta menyumbang pangsa terbesar dari total pasar untuk sektor swasta (62%) pada tahun 2015,
Frost & Sullivan memperkirakan laboratorium independen swasta akan tumbuh lebih cepat daripada
laboratorium rumah sakit. Laboratorium independen swasta akan memperoleh tambahan pangsa pasar
melalui kenaikan jumlah laboratorium klinik di seluruh Indonesia dan dengan menangkap permintaan
dari berbagai segmen pelanggan.

Peluncuran JKN di awal tahun 2014 langsung meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dimana hal ini mengakibatkan pemanfaatan jasa layanan kesehatan publik yang lebih besar
dan penurunan kunjungan pasien ke rumah sakit dan klinik swasta. Untuk laboratorium independen
swasta, hal ini berarti kunjungan pasien yang lebih sedikit baik kunjungan dari pelanggan individu
maupun pelanggan dengan rujukan dokter, serta jumlah pemeriksaan laboratorium klinik yang lebih
rendah melalui rujukan pihak ketiga dari klinik dan rumah sakit swasta. Selain itu, banyak laboratorium
independen swasta memutuskan untuk tidak berpartisipasi secara aktif dalam program JKN terutama
karena tingkat penggantian yang dinilai rendah. Hal ini mengakibatkan CAGR pasar pada tahun 2013-
2015 menjadi lebih rendah dibandingkan CAGR pada tahun 2011-2013.

Seiring dengan bertambah luasnya cakupan JKN, hal ini akan menambah beban terhadap kapasitas
infrastruktur sektor publik, sehingga menyebabkan waktu tunggu dan waktu selesai pemeriksaan yang
lebih lama. Hal ini membuka peluang bisnis bagi sektor swasta melalui rujukan dokter, pelanggan
individu dan rujukan sampel untuk pemeriksaan. Segmen kelas menengah yang bertumbuh, disertai
kenaikan penghasilan yang dapat dibelanjakan untuk kunjungan laboratorium klinik dan pemeriksaan
kesehatan preventif oleh pelanggan individu, akan mendatangkan peluang pertumbuhan yang signifikan
dalam pasar laboratorium independen swasta.

Pertumbuhan volume pasien yang melemah di tahap awal implementasi skema JKN juga berdampak
pada rencana ekspansi banyak rantai laboratorium swasta. Tidak ada ekspansi berarti selama periode
tersebut oleh pemain laboratorium independen swasta kunci dikarenakan adanya ketidakpastian mengenai
dampak dari implementasi JKN serta perlambatan ekonomi yang terjadi bersamaan. Namun demikian,
pada akhir tahun 2014 dan awal tahun 2015, pasar laboratorium independen swasta mendapatkan
momentum seiring dengan pasien mulai beralih ke laboratorium independen swasta dan pertumbuhan
dapat dilihat di segmen pelanggan individu dan rujukan dokter. Pemain laboratorium independen kunci
yang terkemuka memperkirakan tren ini masih akan berlanjut.

Grafik di bawah ini menyajikan nilai aktual, estimasi dan proyeksi dari ukuran pasar pemeriksaan
laboratorium klinik swasta berdasarkan pendapatan di Indonesia untuk masing-masing tahun:

184
Ukuran Pasar Total untuk Pemeriksaan Laboratorium Klinik
Berdasarkan Pendapatan, Indonesia, 2011-2017P

Dengan 70% dari rumah sakit pemerintah dan swasta di Indonesia berlokasi di Pulau Jawa dan Sumatera,
wilayah-wilayah ini memiliki jumlah dokter umum dan dokter spesialis tertinggi, dan oleh karena itu
memberikan sumber rujukan untuk pemeriksaan laboratorium klinik terbanyak. Wilayah-wilayah ini
juga memiliki laju urbanisasi yang tinggi dan populasi yang lebih sejahtera, sehingga mendatangkan
akses dan permintaan yang lebih besar untuk jasa pemeriksaan laboratorium klinik. Pada tahun 2015,
sekitar 86% dari total pendapatan pemeriksaan laboratorium klinik swasta di Indonesia berasal dari
Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Pemain laboratorium independen swasta kunci juga berkumpul di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Laboratorium independen di kota-kota besar di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera menawarkan ragam
jasa pemeriksaan laboratorium klinik yang lebih banyak dan peralatan modern, tetapi sebagian besar
wilayah di Kalimantan, Sulawesi dan Papua belum terlayani dengan baik, dimana hal ini mengindikasikan
peluang pertumbuhan yang tinggi. Dengan demikian, terdapat peluang bagi laboratorium independen
swasta untuk meningkatkan jejaring mereka di wilayah-wilayah yang belum terlayani dengan baik.
Pelanggan menjunjung tinggi pemain kunci dalam hal penawaran layanan yang komprehensif dan
kualitas pemeriksaan. Meskipun harga pemeriksaan dapat berbeda antar propinsi di Indonesia, kualitas
dari pemeriksaan yang dilakukan oleh pemain kunci dipandang relatif sama di seluruh Indonesia.

Grafik di bawah ini menyajikan pendapatan laboratorium klinik swasta per propinsi di Indonesia pada
tahun 2015:

185
Total Pendapatan Laboratorium Klinik Swasta per Propinsi, Indonesia, 2015

Sumber: Analisis Frost & Sullivan


Catatan:
Angka-angka dalam grafik ini hanya mencakup laboratorium rumah sakit swasta dan laboratorium independen swasta. Pasar
untuk POCT tidak termasuk. Propinsi yang di-highlight berada di Pulau Jawa dan Sumatera.
Pengelompokan propinsi berdasarkan wilayah terdiri dari:
Wilayah I: Negara Aceh Darussalam dan Sumatera Utara
Wilayah II: Sumatera Barat, Riau dan Jambi
Wilayah III: Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat (Bogor, Bekasi dan
Cikarang)
Wilayah IV: Jawa Barat
Wilayah V: Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur (Madiun)
Wilayah VI: Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
Wilayah VII: Kalimantan
Wilayah VIII: Sulawesi, Gorontalo, Maluku dan Maluku Utara

Pasar untuk Laboratorium Independen Swasta

Laboratorium independen di seluruh Indonesia beroperasi menggunakan model bisnis hub-and-spoke.


Dalam model ini, perusahaan-perusahaan mengoperasikan laboratorium pusat, yang dikenal sebagai
hub, dengan kemampuan melakukan pemeriksaan laboratorium klinik yang lengkap dan berada di
kota-kota besar dan laboratorium skala kecil, dikenal sebagai spokes, dengan kemampuan diagnostik
yang terbatas dan berada di kota-kota/propinsi kecil. Di samping melakukan pemeriksaan rutin, spokes
berperan sebagai pusat pengumpulan untuk spesimen yang membutuhkan pemeriksaan lebih khusus yang
akan diarahkan ke laboratorium rujukan di hub. Pemeriksaan khusus seperti pemeriksaan mikrobiologi,
patologi anatomi dan esoterik umumnya dilakukan di laboratorium rujukan.

Pada tahun 2015, terdapat 917 laboratorium independen swasta di Indonesia. Frost & Sullivan
mengestimasi total laboratorium independen swasta akan meningkat menjadi 986 pada tahun 2017,
bertumbuh pada CAGR 3,7%. Grafik di bawah ini menyajikan nilai aktual, estimasi dan proyeksi dari
jumlah laboratorium independen swasta di Indonesia untuk masing-masing tahun:

186
Jumlah Total Laboratorium Independen Swasta, Indonesia, 2011-2017P

Ukuran pasar laboratorium klinik independen swasta berdasarkan pendapatan tumbuh dari US$145
juta pada tahun 2011 menjadi US$235 juta pada tahun 2015 dan Frost & Sullivan memprediksi pasar
ini akan berkembang pada CAGR 16,3% untuk mencapai US$319 juta pada tahun 2017, sehingga akan
menjadikan pasar ini sebagai salah satu pasar jasa pelayanan kesehatan di Indonesia dengan pertumbuhan
tercepat. Terdapat sekitar 39 juta pemeriksaan klinik dilakukan pada tahun 2015 dan volume pemeriksaan
tahunan diperkirakan akan meningkat lebih lanjut menjadi 45 juta pada tahun 2017, bertumbuh pada
CAGR 8,0%. Grafik di bawah ini menyajikan nilai aktual, estimasi dan proyeksi dari pendapatan pasar
laboratorium independen swasta di Indonesia untuk masing-masing tahun:

Ukuran Pasar Total untuk Pemeriksaan Laboratorium Swasta


Berdasarkan Pendapatan, Indonesia, 2011-2017F

187
Pasar laboratorium klinik independen swasta di Indonesia sangat terfragmentasi dan terdiri dari rantai
laboratorium dan laboratorium tunggal. Rantai laboratorium adalah pemain pasar utama di Indonesia.
Terdapat enam pemain utama yang secara kolektif mewakili sekitar 68% dari total pendapatan dan
62% dari total volume pemeriksaan pasar laboratorium independen swasta pada tahun 2015. Rantai
laboratorium utama melakukan ekspansi geografis di luar kota-kota besar dan menjajaki peluang di
daerah tertinggal, di mana pertumbuhan dari daerah-daerah ini akan lebih meningkatkan pangsa pasar
mereka di pasar laboratorium independen swasta di Indonesia.

Laboratorium independen swasta memiliki empat segmen pelanggan yang berbeda, yaitu pelanggan
individu (pelanggan yang datang tanpa rujukan), referensi dokter (pelanggan yang dirujuk oleh dokter
mereka), referensi pihak ketiga (pasien dan sampel pemeriksaan dirujuk dari penyedia pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit dan laboratorium klinik lain), dan klien korporasi (pelanggan/pasien
yang ditanggung oleh perusahaan untuk program pemeriksaan kesehatan tahunan).

Laboratorium rumah sakit swasta dan pemerintah menemukan bahwa merujuk kepada pihak luar
pemeriksaan khusus dengan permintaan yang rendah, seperti mikrobiologi, anatomi patologi dan
pemeriksaan esoterik, lebih efektif dari segi biaya, dikarenakan biaya yang tinggi untuk peralatan
laboratorium. Rumah sakit umumnya menandatangani nota kesepahaman dengan satu atau lebih
laboratorium rujukan, dimana preferensi utama biasanya adalah laboratorium independen swasta. Di
sisi lain, klinik swasta biasanya melakukan pemeriksaan laboratorium di tempat (POCT atau Point of
Care Testing) yang meliputi pemeriksaan rutin seperti glukosa, profil lipid dan pemeriksaan urin dengan
menggunakan peralatan di POCT. Dalam banyak kasus, spesimen akan diambil dari pasien dan dirujuk
ke laboratorium di rumah sakit atau laboratorium independen untuk pengujian klinik.

Pada tahun 2015, 38% dari volume pemeriksaan di laboratorium independen swasta berasal dari rujukan
dokter, diikuti oleh pelanggan individu sebesar 25%. 23% dari pelanggan mereka adalah klien korporasi
yang memiliki hubungan kerjasama untuk pemeriksaan kesehatan karyawan tahunan dan sisanya melalui
referensi pihak ketiga dari penyedia pelayanan kesehatan lain.

Di kota-kota besar, dimana rantai laboratorium utama yang melakukan pemeriksaan laboratorium klinik
terkonsentrasi, di samping pelanggan individu, referensi dokter dan referensi pihak ketiga, penyedia
pemeriksaan laboratorium klinik juga dapat membentuk kerjasama dengan korporasi dan perusahaan
asuransi untuk menyediakan jasa pemeriksaan bagi karyawan mereka dan calon pemegang polis. Namun
demikian, sebagian besar pelanggan di kota-kota kecil berasal dari rujukan rumah sakit dan referensi
dokter dikarenakan ketersediaan fasilitas laboratorium klinik yang terbatas di wilayah tersebut dan
sebagian besar dari pemeriksaan tersebut dirujuk ke laboratorium independen swasta.

188
JKN berkontribusi terhadap penambahan volume pasien dan kenaikan penggunaan fasilitas kesehatan
sektor publik, yang mengakibatkan terjadinya kepadatan yang berlebihan, tingkat hunian yang tinggi dan
permintaan yang lebih banyak untuk pemeriksaan laboratorium di sektor publik. Situasi ini kemungkinan
akan menjadi lebih buruk seiring dengan implementasi penuh JKN pada tahun 2019. Untuk menghadapi
tantangan ini, terdapat kemungkinan akan lebih banyak rumah sakit pemerintah yang merujuk sampel
ke laboratorium independen swasta untuk pengujian klinik, sehingga menghasilkan pertumbuhan
segmen referensi pihak ketiga di pasar laboratorium independen swasta. Lebih lanjut, seiring dengan
beralihnya pasien dari sektor publik ke sektor swasta, rujukan dokter akan turut meningkat di pasar
laboratorium independen swasta.

Meskipun standarisasi kesepakatan koordinasi manfaat (CoB) antara asuransi swasta dan JKN telah
dinegosiasikan sejak implementasi JKN pada tahun 2014 dan diperkirakan akan dapat difinalisasi di akhir
tahun 2016, saat ini tidak ada indikasi bahwa CoB akan dapat digunakan di laboratorium independen
swasta. Namun demikian, skema CoB akan membuka peluang bagi laboratorium independen swasta
melalui kolaborasi dengan rumah sakit swasta sebagai referensi pihak ketiga. Rumah sakit swasta tanpa
fasilitas untuk melakukan pemeriksaan khusus atau esoterik akan dapat merujuk pemeriksaan kepada
laboratorium independen swasta bagi pasien yang membutuhkan pemeriksaan ini dan ditanggung
melalui skema CoB.

Pembagian Total Volume Pemeriksaan oleh Laboratorium Independen Swasta


berdasarkan Segmen Konsumen, 2015

Klien korporasi, asuransi kesehatan swasta dan pelanggan yang membayar tunai (out of pocket) secara
rata-rata memberikan kontribusi yang hampir sama terhadap total volume pemeriksaan laboratorium
independen swasta, masing-masing sebesar 34%, 32% dan 31%. Namun demikian, mayoritas perusahaan
asuransi swasta tidak menanggung pasien individu yang datang untuk pemeriksaan kesehatan. Hanya
3% dari volume pemeriksaan dikontribusi oleh pasien BPJS dikarenakan kerjasama yang terbatas antara
JKN dan laboratorium independen. JKN telah berkolaborasi dengan laboratorium independen terutama
untuk diagnosis pencegahan seperti pemeriksaan IVA dan pap smear untuk kanker serviks. Berdasarkan
Frost & Sullivan, lebih banyak pemain kunci diperkirakan akan bermitra dengan JKN di masa mendatang.

189
Pembagian Total Volume Pemeriksaan oleh Laboratorium Independen Swasta
Berdasarkan Pemain Kunci, 2015

Indikator Utama Keberhasilan di Pasar Pemeriksaan untuk Laboratorium Klinik Independen


Swasta di Indonesia

Brand Equity: Reputasi laboratorium umumnya adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan untuk rujukan rumah sakit ke laboratorium dan laboratorium ke laboratorium.
Laboratorium rumah sakit dan laboratorium independen mencari laboratorium pihak ketiga yang
memiliki reputasi untuk hasil yang dapat diandalkan dengan akurasi yang tinggi pada harga yang
kompetitif. Pelanggan juga akan mengunjungi laboratorium independen dengan nama merek yang
baik.

Jejaring & Lokasi: Perkembangan jejaring laboratorium juga penting untuk memaksimalkan rujukan
dan agar dapat mengambil kunjungan dari berbagai segmen pelanggan. Sebagai contoh, membuka
sebuah cabang di daerah sekitar beberapa rumah sakit membuka peluang untuk menerima rujukan
dari rumah sakit-rumah sakit ini. Demikian pula, membuka sebuah cabang dekat wilayah industri
atau kawasan bisnis akan membuka peluang untuk mengambil klien korporasi tambahan dikarenakan
lokasinya yang mudah dijangkau oleh karyawan.

Efisiensi Biaya: Cakupan JKN yang meliputi seluruh masyarakat akan memberikan tekanan terhadap
profitabilitas rumah sakit. Biaya biasanya merupakan faktor penentu untuk memilih laboratorium
independen swasta yang akan dirujuk untuk pemeriksaan setelah nama merek dan akreditasi rumah
sakit.

Layanan (menu pemeriksaan, logistik dan layanan pelanggan): Untuk laboratorium rumah sakit
atau laboratorium independen yang bermaksud memilih laboratorium rujukan, sangat penting
bagi laboratorium untuk dapat menawarkan layanan logistik pengambilan dan pengantaran hasil
pemeriksaan. Meningkatkan layanan pelanggan, memperkenalkan tes baru dan penggunaan layanan
online juga penting.

Akreditasi: Rumah sakit, klinik dan laboratorium independen yang merujuk pemeriksaan kepada
laboratorium independen swasta lain umumnya lebih memilih laboratorium yang memiliki salah
satu akreditasi nasional atau internasional untuk menjamin hasil pemeriksaan yang kualitas tinggi
dan konsisten.

Tren Utama di Pasar Laboratorium Independen Swasta di Indonesia

Membuka peluang bisnis baru melalui ekspansi jejaring di luar Pulau Jawa: Seiring dengan
rumah sakit swasta yang memperluas layanannya di luar Pulau Jawa, hal ini akan mendatangkan
permintaan yang besar untuk layanan medik termasuk pemeriksaan diagnostik, khususnya di bagian
timur Indonesia.

190
Berfokus pada jasa layanan perawatan preventif & wellness: Berdasarkan Frost & Sullivan,
meningkatnya kesadaran terhadap layanan ksehatan preventif akan meningkatkan permintaan
atas pemeriksaan diagnostik dini agar dapat melakukan intervensi terapi yang efektif. Tren yang
berkembang dalam pemeriksaan dari disiplin ilmu tertentu, yang meliputi pemeriksaan untuk
metabolik dan penyakit jantung, konsultasi dengan ahli gizi dan dokter spesialis di bidang kedokteran
olah raga, diperkirakan akan meningkat.

Meningkatkan kemampuan pemeriksaan esoterik dan mengembangkan segmen pemeriksaan untuk


memadukan precision medicine: Dari segi biaya, melakukan pemeriksaan esoterik dengan volume
yang rendah tidak efektif bagi sebagian besar rumah sakit, klinik atau laboratorium swasta tunggal
dikarenakan fasilitas-fasilitas ini memiliki kemampuan untuk melakukan pemeriksaan esoterik
langsung di tempat yang terbatas. Pengobatan personal dapat membantu untuk mengidentifikasi
perawatan yang tepat, pada dosis yang tepat untuk secara efektif meningkatkan mutu perawatan.

Memperkenalkan langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi proses guna menjamin pertumbuhan


yang menguntungkan dan berkesinambungan: Meningkatnya persaingan, terutama di kalangan
pemain-pemain utama akan menyebabkan munculnya faktor-faktor yang membedakan untuk
mengembangkan bisnis. Efisiensi yang meningkat akan menyebabkan pengurangan biaya dan
kenaikan marjin keuntungan dan/atau tingkat kompetisi yang semakin bertambah.

Pasar untuk Diagnostik Imaging Swasta

Selain layanan laboratorium klinik, laboratorium independen swasta juga menawarkan layanan diagnostik
imaging. Pada tahun 2015, ukuran pasar diagnostik imaging swasta di Indonesia dinilai sebesar US$25
juta dengan Frost & Sullivan mengestimasi pasar untuk bertumbuh pada CAGR 15,5% antara tahun
2015 dan 2017 untuk mencapai US$34 juta pada tahun 2017. Pertumbuhan ini dihasilkan dari kenaikan
jumlah laboratorium klinik independen swasta yang menawarkan layanan diagnostik imaging. Dengan
menawarkan baik laboratorium klinik maupun layanan non-laboratorium seperti diagnostik imaging,
laboratorium independen berusaha memberikan paket pelayanan kesehatan yang lebih komprehensif.

Grafik di bawah ini menyajikan nilai aktual, estimasi dan proyeksi dari ukuran pasar berdasarkan
pendapatan pasar diagnostik imaging swasta di Indonesia untuk masing-masing tahun:

Ukuran Total Pasar Diagnostik Imaging Swasta


Berdasarkan Pendapatan, Indonesia, 2011-2017P

191
Lanskap Persaingan

Pasar laboratorium klinik independen swasta sangat terfragmentasi, dengan enam pemain utama
mewakili sekitar 68% dari total pendapatan pasar laboratorium independen swasta pada tahun 2015.
Enam pemain utama ini terdiri dari Prodia, Kimia Farma, Pramita, Parahita, Cito dan Biomedika.
Menurut Frost & Sullivan, berdasarkan survei terakhir yang dilakukan pada tahun 2016 untuk meneliti
prilaku konsumen di pemeriksaan laboratorium klinik, Prodia adalah laboratorium paling dikenal untuk
pemeriksaan kesehatan dan kunjungan laboratorium oleh pelanggan individu. Prodia dinilai memiliki
citra merek yang tinggi secara umum di antara para konsumen (sekitar 55% dari responden mengingat
merek Prodia sebagai merek laboratorium teratas di dalam benak mereka dan sekitar 97% dari seluruh
responden mengetahui brand image Prodia) dan memiliki asosiasi yang kuat sebagai laboratorium
dengan kemampuan layanan pemeriksaan laboratorium klinik yang canggih dan menawarkan ragam
pemeriksaan yang banyak.

Enam pemain utama secara kolektif memiliki 244 laboratorium klinik per 31 Desember 2015. Prodia
adalah pemimpin pasar yang mendominasi dengan 130 laboratorium klinik di seluruh Indonesia per
31 Desember 2015. Selain itu, Prodia didukung oleh 111 collection center pada klinik dokter, 16 POC
center pada klinik dokter dan 11 laboratorium yang terafiliasi dengan rumah sakit.

Jumlah Laboratorium Klinik dari 6 Pemain Utama di Indonesia, 2015

Pemain utama Jumlah laboratorium klinik


Jawa Di luar Jawa Total
Prodia 70 58 128
Kimia Farma 29 14 43
Pramita 18 5 23
Cito 19 2 21
Parahita 14 1 15
Biomedika 13 1 14
Sumber: Situs masing-masing perusahaan yang dikumpulkan oleh Frost & Sullivan
Catatan: Data per 31 Desember 2015. Pemain utama disusun berdasarkan total laboratorium klinik dari paling banyak hingga
paling sedikit.

Berdasarkan Frost & Sullivan, pada tahun 2015, Prodia adalah perusahaan terbesar dalam hal pendapatan
dengan pangsa pasar sebesar 35% di pasar pemeriksaan laboratorium independen swasta di Indonesia.
Jejaring laboratorium kliniknya yang luas di seluruh Indonesia juga lebih besar dibandingkan dengan
milik lima pesaing terdekat Perseroan jika digabung. Sisanya, selain enam pemain utama, mewakili
sekitar 32% dari pasar dalam hal pendapatan. Kimia Farma adalah pesaing Prodia terdekat dalam hal
ukuran jejaring cabang. Kimia Farma, badan usaha milik negara, menyediakan layanan kesehatan
terintegrasi meliputi layanan farmasi, klinik kesehatan, laboratorium klinik dan pusat pemeriksaan
penglihatan dengan mengusung konsep One Stop Health Care Solution (OSHcS). Tidak seperti pemain
lain, laboratorium klinik Kimia Farma sebagian besar melayani pasien BPJS secara tidak langsung
melalui sampel yang dirujuk dari jejaring klinik miliknya, serta pelanggan individu dan rujukan dokter.
Untuk meningkatkan pangsa pasar, pemain laboratorium independen swasta telah dapat menambah
sumber pendapatannya melalui ekspansi geografis, pengenalan pemeriksaan dan layanan baru dan
pemasaran di berbagai segment pelanggan.

192
Pangsa Pasar Berdasarkan Pendapatan Pemain Utama, 2015

Penawaran Layanan dan Pengendalian Mutu

Enam pemain utama semuanya menawarkan layanan pemeriksaan laboratorium klinik dan layanan non-
laboratorium seperti layanan diagnostik imaging. Sebagian besar pemain menawarkan layanan seperti
hasil pemeriksaan yang dapat dilihat secara online, namun Cito saat ini telah menyediakan layanan
belanja online paket kesehatan.

Meskipun pemain-pemain utama juga menawarkan pelayanan kesehatan secara mobile/di rumah yang
memungkinkan pengambilan spesimen pasien di rumah masing-masing pasien, hanya Prodia dan Cito
yang menawarkan pendaftaran janji bertemu secara online untuk layanan pengambilan spesimen di
rumah melalui situs mereka. Prodia adalah satu-satunya pemain yang mengoperasikan klinik khusus
yang melayani jenis pasien tertentu. Prodia Children Health Center adalah klinik khusus pertama milik
Prodia dan perusahaan bermaksud membuka klinik khusus tambahan di area kedokteran seperti anak-
anak, kesehatan wanita dan gerontologi.

Prodia memiliki salah satu program pemantapan mutu paling ketat untuk laboratorium klinik di Indonesia
dengan menjadi satu-satunya laboratorium klinik di Indonesia yang menerima akreditasi dari College
of American Pathologists, otoritas badan akreditasi standar internasional dalam pemantapan mutu
laboratorium. Akreditasi ini diterima oleh laboratorium rujukan Prodia di Jakarta yang lebih dikenal
sebagai Laboratorium Pusat Rujukan Nasional (Lab PRN) Prodia. Prodia juga adalah laboratorium
klinik pertama di Indonesia yang menerima sertifikasi akreditasi internasional ISO 15189, yang khusus
dirancang untuk laboratorium medik. 25 dari laboratorium Prodia telah menerima sertifikasi untuk
kualitas sistemnya. Selain itu, Lab PRN telah menerima akreditasi ISO 17025 untuk laboratorium
kalibrasi pada tahun 2015. Laboratorium kalibrasi Prodia didirikan pada tahun 2004 untuk menjamin
kualitas dari layanan pemeriksaan Prodia.

193
XI. PERATURAN DALAM INDUSTRI

11.1. Peraturan dalam Industri Pelayanan Kesehatan

Pada tahun 2009, Pemerintah memberlakukan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(UU Kesehatan). UU Kesehatan dilaksanakan melalui sejumlah peraturan di sektor kesehatan, seperti
Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (PerPres 72/2012) dan
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan (PP 46/2014).

Sehubungan dengan klinik dan laboratorium, Menteri Kesehatan telah menerbitkan beberapa peraturan,
antara lain Peraturan Menteri Kesehatan No. 411/Menkes/Per/III/2010 tentang Laboratorium Klinik
(PerMenKes 411/2010) dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2014 tentang Klinik
(PerMenKes 9/2014).

UU Kesehatan mengatur secara garis besar syarat dan ketentuan terkait pelayanan kesehatan dan sistem
medik, termasuk pendistribusian obat dan tenaga kesehatan. Berdasarkan UU Kesehatan, fasilitas
pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan pihak-pihak swasta.
Fasilitas pelayanan kesehatan, menurut jenis pelayanannya, terdiri atas dapat pelayanan kesehatan
perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Lebih lanjut, fasilitas pelayanan kesehatan, secara
umum, dapat dibagi menjadi pelayanan kesehatan tingkat pertama, tingkat kedua dan tingkat ketiga.
Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi fasilitas pelayanan kesehatan dasar; fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat kedua meliputi fasilitas pelayanan kesehatan spesialistik; dan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat ketiga meliputi fasilitas pelayanan kesehatan sub spesialistik. Penentuan
jenis fasilitas pelayanan ksehatan serta pemberian izin beroperasi akan mengikuti peraturan pemerintah
daerah.

UU Kesehatan juga secara umum mengatur bahwa Menteri Kesehatan dapat mengambil tindakan
administratif berupa peringatan secara tertulis atau pencabutan izin dalam melakukan fungsi pengawasan
terhadap pelanggaran berdasarkan UU Kesehatan.

Laboratorium Klinik

Berdasarkan PerMenKes 411/2010, laboratorium klinik dapat diselenggarakan oleh Pemerintah,


pemerintah daerah atau pihak-pihak swasta. Laboratorium klinik yang diselenggarakan oleh Pemerintah
atau pemerintah daerah harus berbentuk unit pelaksana teknis, instansi pemerintah atau lembaga
teknis daerah. Laboratorium klinik yang diselenggarakan oleh swasta harus berbadan hukum. Setiap
penyelenggaraan laboratorium klinik harus memiliki izin penyelenggaraan laboratorium klinik.
Izin penyelenggaraan untuk laboratorium klinik diberikan untuk jangka waktu lima tahun dan dapat
diperpanjang untuk lima tahun berikutnya dengan ketentuan sepanjang memenuhi persyaratan.

Laboratorium klinik terbagi menjadi (i) laboratorium klinik umum, yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan spesimen klinik di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik
dan imunologi klinik; dan (ii) laboratorium klinik khusus, yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan
spesimen klinik pada satu bidang pemeriksaan khusus dengan kemampuan tertentu.

Untuk mempertahankan mutu dari laboratorium klinik, PerMenKes 411/2010 mewajibkan laboratorium
klinik mengikuti akreditasi laboratorium setiap lima tahun. Akreditasi ini diselenggarakan oleh Komite
Akreditasi Laboratorium Kesehatan. Di samping kewajiban akreditasi secara berkala, laboratorium
klinik juga harus memberikan laporan secara berkala setiap tiga bulan kepada instansi pemberi izin.

Menteri Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan melakukan
pengawasan penyelenggaraan laboratorium klinik. Dalam rangka pengawasan, mereka dapat mengambil
tindakan administratif berupa (i) teguran lisan; (ii) teguran tertulis; atau (iii) pencabutan izin.

194
Laboratorium Klinik Umum

Laboratorium klinik umum diklasifikasikan menjadi (i) laboratorium klinik umum pratama; (ii)
laboratorium klinik umum madya; dan (iii) laboratorium klinik umum utama.

Laboratorium klinik umum pratama memiliki kemampuan pemeriksaan terbatas dengan teknik sederhana.
Laboratorium klinik umum pratama harus memenuhi ketentuan ketenagaan meliputi (i) sekurang-
kurangnya seorang dokter dengan sertifikat pelatihan teknis dan manajemen laboratorium kesehatan
sebagai penanggung jawab teknis; dan (ii) tenaga teknis dan administrasi, sekurang-kurangnya dua
orang analis kesehatan serta satu orang tenaga administrasi. Izin penyelenggaraan laboratorium klinik
umum pratama diberikan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.

Laboratorium klinik umum madya memiliki kemampuan pemeriksaan tingkat laboratorium klinik umum
pratama dan pemeriksaan imunologi dengan teknik sederhana. Laboratorium klinik umum madya harus
memenuhi ketentuan ketenagaan meliputi (i) sekurang-kurangnya seorang dokter spesialis patologi
klinik sebagai penanggung jawab teknis; dan (ii) tenaga teknis dan administrasi sekurang-kurangnya
empat orang analis kesehatan dan dua orang tenaga administrasi. Izin penyelenggaraan laboratorium
klinik madya diberikan oleh kepala dinas kesehatan propinsi atas rekomendasi kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota.

Laboratorium klinik umum utama memiliki kemampuan pemeriksaan lebih lengkap dari laboratorium
klinik umum madya dengan teknik automatik. Laboratorium klinik utama harus memenuhi ketentuan
ketenagaan meliputi (i) sekurang-kurangnya seorang dokter spesialis patologi klinik sebagai
penanggung jawab teknis; dan (ii) tenaga teknis dan administrasi, sekurang-kurangnya satu orang
dokter spesialis patologi klinik, enam orang tenaga analis kesehatan dan dua orang diantaranya memiliki
sertifikat pelatihan khusus mikrobiologi, satu orang perawat, dan tiga orang tenaga administrasi. Izin
penyelenggaraan laboratorium klinik umum utama diberikan oleh direktur jenderal bina pelayanan
medik atas rekomendasi kepala dinas kesehatan propinsi.

Laboratorium hanya membutuhkan satu dari tiga izin penyelenggaraan laboratorium klinik, khususnya
izin yang membutuhkan persetujuan yang tertinggi. Sebagai contoh, laboratorium klinik umum utama
tidak membutuhkan izin laboratorium klinik umum madya atau izin laboratorium klinik utama pratama
dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan propinsi yang relevan.

Laboratorium Klinik Khusus

Laboratorium klinik khusus terdiri atas (i) laboratorium mikrobiologi klinik; (ii) laboratorium
parasitologi klinik; dan (iii) laboratorium patologi klinik. Izin penyelenggaraan laboratorium klinik
khusus diberikan oleh direktur jenderal bina pelayanan medik atas rekomendasi kepala dinas kesehatan
propinsi.

Laboratorium mikrobiologi klinik melaksanakan pemeriksaan mikroskopis, biakan, identifikasi bakteri,


jamur, virus dan uji kepekaan. Laboratorium mikrobiologi klinik harus memenuhi ketentuan ketenagaan
meliputi (i) sekurang-kurangnya seorang dokter spesialis mikrobiologi klinik sebagai penanggung
jawab teknis; dan (ii) tenaga teknis dan administrasi, sekurang-kurangnya satu orang dokter spesialis
mikrobiologi klinik, dua orang analis kesehatan yang telah mendapatkan sertifikasi pelatihan di bidang
mikrobiologi klinik, satu orang perawat, dan satu orang tenaga administrasi.

Laboratorium parasitologi klinik melaksanakan identifikasi parasit atau stadium dari parasite baik secara
mikroskopis dengan atau tanpa pulasan, biakan atau imunoesai. Laboratorium parasitologi klinik harus
memenuhi ketentuan ketenagaan meliputi (i) sekurang-kurangnya seorang dokter spesialis parasitologi
klinik sebagai penanggung jawab teknis; dan (ii) tenaga teknis dan administrasi, sekurang-kurangnya
satu orang dokter spesialis parasitologi klinik, dua orang analis kesehatan yang telah mendapat sertifikasi
pelatihan di bidang parasitologi klinik, satu orang perawat dan satu orang tenaga administrasi.

195
Laboratorium patologi klinik melaksanakan pembuatan preparat histopatologi, pulasan khusus sederhana,
pembuatan preparat sitologi, dan pembuatan preparat dengan teknik potong beku. Laboratorium patologi
klinik harus memenuhi ketentuan ketenagaan meliputi (i) sekurang-kurangnya seorang dokter spesialis
patologi anatomi sebagai penanggung jawab teknis; dan (ii) tenaga teknis dan administrasi, sekurang-
kurangnya satu orang teknisi patologi anatomi atau analis atau sarjana biologi, dan satu orang tenaga
administrasi.

Klinik

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik. Berdasarkan PerMenKes 9/2014,
klinik dapat dimiliki oleh Pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat. Klinik, berdasarkan jenis
pelayanan, dibagi menjadi (i) klinik pratama; dan (ii) klinik utama. Klinik lebih lanjut dibagi menjadi
(i) klinik rawat inap; dan (ii) klinik rawat jalan.

Klinik pratama wajib menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik umum maupun khusus. Berdasarkan
PerMenKes 9/2014, tenaga medis pada klinik pratama paling sedikit terdiri dari dua orang dokter
dan/atau dokter gigi. Klinik pratama dapat menyelenggarakan pelayanan laboratorium klinik pratama
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, tanpa harus memiliki izin tersendiri untuk
laboratorium klinik.

Klinik utama wajib menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik disamping pelayanan medik dasar.
Tenaga medis pada klinik utama paling sedikit terdiri dari satu orang dokter spesialis dan satu orang
dokter. Klinik umum dapat menyelenggarakan pelayanan laboratorium klinik umum pratama dan
laboratorium klinik umum madya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Perizinan laboratorium klinik terintegrasi dengan perizinan klinik, kecuali dalam hal laboratorium
klinik memiliki kemampuan pelayanan melebihi laboratorium klinik umum pratama dan laboratorium
klinik umum madya. Oleh karena itu, klinik tidak dipersyaratkan memiliki tambahan izin laboratorium
klinik untuk layanan laboratorium yang ditawarkan oleh klinik.

Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik, termasuk dokter, harus mempunyai Surat Tanda Registrasi
dan Surat Izin Praktik. Lebih lanjut, klinik diharuskan memiliki satu orang penanggung jawab teknis.
Penanggung jawab teknis harus seorang tenaga medis yang harus memiliki Surat Izin Praktik di klinik
tersebut. Tenaga medis hanya dapat menjadi penanggung jawab teknis pada satu klinik.

Klinik wajib memiliki izin mendirikan dan izin operasional. Izin mendirikan diberikan oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota sedangkan izin operasional diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
atau kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Izin operasional diberikan untuk jangka waktu lima tahun
dan dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan.

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan klinik, PerMenKes 9/2014 mewaijbkan klinik melakukan
akreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali. Akreditasi dilakukan oleh lembaga independen
pelaksana akreditasi yang membidangi fasilitas pelayanan kesehatan dan telah mendapatkan persetujuan
dari Kementerian Kesehatan untuk menyelenggarakan akreditasi untuk klinik. Lebih lanjut, klinik
melakukan audit medis tahunan baik secara internal maupun eksternal yang dilakukan oleh organisasi
profesi.

Menteri Kesehatan, gubernur, kepala dinas kesehatan propinsi, bupati/walikota dan kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan klinik. Dalam rangka
pengawasan, mereka dapat mengambil tindakan administratif berupa (i) teguran lisan; (ii) teguran
tertulis; (iii) pencabutan izin tenaga kesehatan; dan/atau (iv) pencabutan izin/rekomendasi klinik.

Tenaga Kesehatan

Pada tahun 2004, Pemerintah memberlakukan Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (UU Praktik Kedokteran) yang sebagian dicabut oleh Undang-Undang No. 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan (UU Tenaga Kesehatan).

196
Berdasarkan UU Tenaga Kesehatan, tenaga di bidang kesehatan terdiri atas (i) tenaga kesehatan; dan
(ii) asisten tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang memiliki pengetahuan dan/
atau keterampilan untuk melakukan upaya kesehatan. Asisten tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
bekerja dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan
bidang kesehatan di bawah jenjang diploma tiga dan akan diawasi oleh tenaga kesehatan. Tenaga
kesehatan meliputi, antara lain, dokter, perawat, dan ahli teknologi laboratorium medik.

UU Praktik Kedokteran membentuk Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi, yang kemudian,
bersama-sama dengan konsil tenaga kesehatan lainnya, akan menjadi bagian dari Konsil Tenaga
Kesehatan Indonesia. Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia mempunyai fungsi sebagai koordinator
konsil masing-masing tenaga kesehatan. Konsil masing-masing tenaga kesehatan mempunyai fungsi
pengaturan, penetapan dan pembinaan tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik tenaga kesehatan
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Konsil tenaga kesehatan melakukan registrasi tenaga
kesehatan, termasuk dokter dan dokter gigi yang akan praktik di Indonesia. Setiap dokter dan dokter
gigi yang menjalankan praktik di Indonesia wajib memiliki Surat Tanda Registrasi sebagai dokter atau
dokter gigi. Surat Tanda Registrasi berlaku selama lima tahun dan harus diregistrasi ulang setiap lima
tahun sekali.

Selain registrasi, masing-masing tenaga kesehatan, termasuk dokter dan dokter gigi yang menjalankan
praktik di Indonesia wajib memiliki Surat Izin Praktik yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten
atau kota atas rekomendasi pejabat yang berwenang di kabupaten/kota tempat tenaga kesehatan
menjalankan praktiknya.

Berdasarkan UU Praktik Kedokteran jo. Peraturan Menteri Kesehatan No. 2052/Menkes/Per/X/2011


tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, dokter atau dokter gigi hanya dapat menjalankan praktik paling banyak pada tiga
tempat praktik, baik milik pemerintah, swasta., maupun praktik perorangan.

Berdasarkan UU Praktik Kedokteran dan UU Tenaga Kesehatan, tenaga kesehatan asing dapat
didayagunakan oleh institusi pelayanan kesehatan di Indonesia dengan mempertimbangkan (i) alih
teknologi dan ilmu pengetahuan; dan (ii) ketersediaan tenaaga kesehatan setempat. Untuk menjalankan
praktik di Indonesia, tenaga kesehatan asing harus mengikuti evaluasi kompetensi dan memiliki
Surat Tanda Registrasi Sementara dan Surat Izin Praktik. Untuk tenaga kesehatan asing, Surat Tanda
Registrasi dan Surat Izin Praktik berlaku selama satu tahun, dan dapat diperpanjang hanya untuk satu
tahun berikutnya.

Berdasarkan Pasal 3 dalam Kode Etik Kedokteran, dokter dilarang untuk, antara lain, (i) membuat
ikatan atau menerima imbalan dari perusahaan farmasi/obat, perusahaan alat kesehatan/kedokteran atau
badan lain yang dapat mempengaruhi pekerjaan dokter; dan (ii) menerima imbalan untuk merujuk pasien
ke dokter atau fasilitas kesehatan, baik dari dalam negeri maupu luar negeri. Pelanggaran Kode Etik
Kedokteran dapat dikenakan sanksi disiplin dari Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.
Sanksi disiplin dapat berupa (i) pemberian peringatan tertulis; (ii) reomendasi pencabutan Surat Tanda
Registrasi atau Surat Izin Prakti; dan/atau (iii) kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi.

Berdasarkan UU Praktik Kedokteran, setiap orang dengan sengaja mempekerjakan dokter atau dokter
gigi yang tidak memiliki Surat Izin Praktik atau Surat Tanda Registrasi akan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 tahun atau denda paling banyak Rp300 juta. Lebih lanjut, tenaga kesehatan
asing yang dengan sengaja memberikan pelayanan kesehatan tanpa memiliki Surat Tanda Registrasi
Sementara dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp100 juta.

11.2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Pada bulan Oktober 2011, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui undang-undang mengenai Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Undang-undang tersebut didaftarkan sebagai Undang-Undang
No. 24 Tahun 2011 dalam BNRI (UU BPJS). Undang-undang ini merupakan peraturan pelaksana dari
Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuan utama dari UU BPJS

197
adalah untuk membentuk badan hukum untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS mulai
berlaku sejak tanggal 25 November 2011. Sesuai dengan UU BPJS, BPJS akan menyelenggarakan sistem
jaminan sosial nasional berdasarkan prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian,
akuntabilitas, portabilitas, dan kepesertaan bersifat wajib. BPJS dimaksudkan untuk menyelenggarakan
program jaminan kesehatan, program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari tua, program
jaminan pensiun, dan program jaminan kematian. Dua institusi telah dibentuk; satu institusi untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan, dan institusi lain untuk menyelenggarakan program
jaminan ketenagakerjaan. Institusi yang baru dibentuk adalah BPJS Kesehatan, yang bertanggung jawab
atas program jaminan kesehatan dan memulai kegiatannya pada tanggal 1 Januari 2014; dan BPJS
Ketenagakerjaan, yang bertanggung jawab atas program-program seperti kecelakaan kerja, pensiun
dan kematian, dan memulai kegiatannya pada tanggal 1 Juli 2015.

BPJS bertugas untuk melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta, memungut iuran dari peserta
dan pemberi kerja, menerima bantuan iuran dari Pemerintah, mengelola dana jaminan sosial untuk
kepentingan peserta, mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial, membiayai
pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan program jaminan sosial dan memberikan informasi
mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada peserta dan masyarakat. Lebih lanjut, BPJS
berwenang untuk menempatkan dana jaminan sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang.
Namun demikian, BPJS harus mempertimbangkan beberapa aspek seperti likuiditas, solvabilitas,
keamanan data dan hasil yang memadai dalam menentukan rencana investasi.

Selain itu, Presiden telah menerbitkan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
(PerPres 12/2013) dalam rangka melaksanakan Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional dan UU BPJS. PerPres 12/2013 menetapkan program jaminan kesehatan untuk
Warga Negara Indonesia, yang mempengaruhi Pemerintah, pekerja sektor informal, buruh, pejabat
pemerintah dan pemberi kerja. Berdasarkan PerPres 12/2013, Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk pelaksanaan program
jaminan kesehatan. Sektor swasta juga dapat berperan serta memenuhi ketersediaan fasilitas kesehatan
dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Fasilitas kesehatan milik Pemerintah yang memenuhi
persyaratan wajib menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Sementara itu, kerjasama dengan BPJS
Kesehatan tidak diwajibkan untuk fasilitas kesehatan milik swasta.

11.3. Peraturan Pemilikan dan Perolehan Tanah

Pemilikan dan penguasaan tanah di Indonesia secara prinsip diatur berdasarkan Undang-Undang No. 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UU Pokok Agraria). UU Pokok Agraria dan
peraturan pelaksananya (termasuk Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
dan Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan (HGB)
dan Hak Pakai atas Tanah) memberikan berbagai bentuk pemilikan tanah dan tata cara pendaftaran tanah
untuk menjamin kepastian hukum. Hak atas tanah paling tinggi yang tersedia di Indonesia adalah Hak
Milik. Hak Milik hanya tersedia bagi Warga Negara Indonesia dan badan-badan keagamaan dan sosial
dan instansi pemerintah di Indonesia. Hak Milik tidak tersedia untuk perusahaan (baik perusahaan
Indonesia atau perusahaan asing) atau orang asing. Hak Pakai adalah satu-satunya bentuk kepemilikan
tanah yang tersedia bagi orang asing yang berkedudukan di Indonesia.

Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia dan badan
hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia dapat mempunyai HGB. Pemegang HGB atas
sebidang tanah memiliki hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan di atas tanah
tersebut, termasuk di atas tanah yang dimiliki pihak lain, dan mengalihkan serta membebani dengan
hak tanggungan seluruh atau sebagian bidang tanah tersebut. HGB diberikan untuk jangka waktu awal
paling lama 30 tahun. Dengan permohonan perpanjangan kepada kantor pertanahan setempat sebelum
berakhirnya jangka waktu awal, HGB dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 20 tahun.
Permohonan perpanjangan harus diajukan pada kantor pertanahan selambat-lambatnya dua tahun sebelum
berakhirnya jangka waktu awal tersebut. Sesudah jangka waktu perpanjangan berakhir, permohonan
pembaharuan dapat diajukan oleh pemilik tanah dan HGB baru akan diberikan atas tanah yang sama
kepada pemilik yang sama jika memenuhi beberapa persyaratan tertentu. Permohonan untuk HGB baru
harus dilakukan selambat-lambatnya dua tahun sebelum berakhirnya jangka waktu perpanjangan tersebut.

198
Kantor pertanahan memiliki wewenang untuk memberikan berbagai perpanjangan. Kantor pertanahan
akan memberikan perpanjangan dan pembaharuan HGB apabila tidak ada perubahan pada rencana tata
ruang wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah, ditelantarkan atau musnahnya tanah, pelanggaran
oleh pemilik terhadap kondisi lahan berdasarkan HGB dan pencabutan HGB untuk kepentingan umum.

UU Pokok Agraria juga mengakui bentuk kepemilikan tanah berdasarkan hukum tradisional di Indonesia
yang umumnya disebut Hak Milik Adat (atau nama lain tergantung pada wilayah) atau Hak Ulayat. Hak
Ulayat timbul sebagai akibat dari pekerjaan atau tempat tinggal dan pembayaran pajak dan retribusi atas
tanah tersebut atau penolakan hak oleh pemilik sebelumnya atas tanah yang berstatus Hak Ulayat. Hak
Ulayat adalah bentuk kepemilikan yang tidak terdaftar namun dapat dibuktikan dengan sertifikat yang
terdaftar dalam buku di kelurahan setempat. Sertifikat tersebut meliputi gambaran singkat mengenai
tanah dan pemegang Hak Ulayat dan memberikan rincian mengenai pembayaran pajak dan retribusi
atas tanah tersebut.

11.4. Peraturan Lingkungan Hidup

Berdasarkan PerMenKes 9/2014, lokasi klinik harus memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan dan
memperoleh izin penyelenggaraan klinik. Selain itu, berdasarkan PerMenKes 411/2010, laboratorium
klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, kemampuan pemeriksaan
dan ketenagaaan sesuai dengan klasifikasinya dan ketentuan mengenai kesehatan lingkungan.

Perlindungan lingkungan hidup di Indonesia diatur oleh berbagai undang-undang, peraturan dan
keputusan, termasuk Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UU Lingkungan Hidup), yang disahkan pada tanggal 3 Oktober 2009 dan
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (PP 27/2012). UU Lingkungan
Hidup menetapkan bahwa setiap usaha yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL & UKL) wajib memiliki Izin Lingkungan. Izin Lingkungan diterbitkan oleh Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, gubernur atau bupati/walikota (sesuai dengan kewenangannya).

Berdasarkan Surat Menteri Lingkungan Hidup No.B-5362/Dep.I-1/LH/07/2010, laboratorium medik


wajib memiliki UPL & UKL. Namun demikian, klinik hanya diwajibkan untuk menyampaikan Surat
Pernyataan Pengelolaan Lingkungan.

Izin Lingkungan diterbitkan berdasarkan (i) studi kelayakan lingkungan yang dilakukan oleh pihak
ketiga independen dan telah disetujui oleh Komisi Penilai Amdal, berdasarkan rekomendasi dari Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya; atau
(ii) rekomendasi UPL & UKL yang diterbitkan oleh instansi pemerintah dan pemerintah daerah yang
bertanggung jawab di bidang pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup berwenang.

Pada tanggal 17 Oktober 2014, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracum (PP 101/2014).

Secara umum, PP 101/2014 mengatur mengenai prosedur pengelolaan dan pembuangan limbah bahan
berbahaya dan beracun (Limbah B3), meliputi:

metode untuk penetapan, pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,


pengolahan dan penimbunan Limbah B3;
prosedur untuk pembuangan Limbah B3 di tanah atau laut;
penanggulangan dan sistem tanggap darurat dalam pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan
Limbah B3; dan
sanksi administratif untuk pelanggaran.

Sebelum PP 101/2014, hal yang sama diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 (PP Tahun 1999). PP
101/2014 mencabut dan mengganti PP Tahun 1999.

PP 101/2014 berlaku bagi produsen, importir, eksportir dan pengelola Limbah B3.

199
Penyimpanan Limbah B3 wajib dilakukan oleh setiap usaha yang menghasilkan Limbah B3. Setiap usaha
wajib menyimpan Limbah B3 pada fasilitas penyimpanan untuk mengendalikan pencemaran lingkungan
hidup dan dilengkapi peralatan penanggulangan keadaan darurat. Fasilitas penyimpanan Limbah B3
yang dapat digunakan oleh usaha yang menghasilkan Limbah B3 dapat berupa:

bangunan;
tangka dan container;
silo;
tempat tumpukan limbah (waste pile);
waste impoundment; dan/atau
fasilitas penyimpanan dalam bentuk lainnya.

Untuk dapat melakukan penyimpanan Limbah B3, setiap usaha wajib memiliki Izin Lingkungan dan
memperoleh izin dari bupati/walikota dimana fasilitas penyimpanan berada. Izin untuk penyimpanan
Limbah B3 dapat dibatalkan dikarenakan hal-hal sebagai berikut:

masa berlaku izin habis;


dicabut oleh bupati/walikota;
badan usaha pemegang izin dibubarkan; atau
Izin Lingkungan dicabut.

Sebelumnya, PP Tahun 1999 tidak mengatur mengenai jenis fasilitas penyimpanan Limbah B3
sebagaimana telah dijelaskan di atas.

Setiap usaha yang menghasilkan Limbah B3 wajib melaksanakan pengolahan Limbah B3 baik yang
dilakukan sendiri maupun dengan menunjuk pihak ketiga untuk melakukannya. Terdapat tiga jenis
pengolahan Limbah B3 yang dapat dilakukan berdasarkan PP 101/2014, yaitu: (i) termal; (ii) stabilisasi
dan solidifikasi; dan/atau (iii) cara lain sesuai perkembangan teknologi. Setiap usaha yang menghasilkan
Limbah B3 atau pihak ketiga yang ditunjuk untuk melakukan pengolahan Limbah B3 wajib memiliki
Izin Pengelolaan Limbah B3 dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Permohonan untuk izin ini
hanya dapat diajukan apabila usaha atau pihak ketiga yang ditunjuk telah memiliki dokumen-dokumen
sebagai berikut:

Izin Lingkungan; dan


persetujuan pelaksanaan uji coba pengolahan Limbah B3 (untuk pengolahan dengan cara termal
atau cara lain yang tidak memiliki Standar Nasional Indonesia).

Berdasarkan UU Lingkungan Hidup, paling labat pada tanggal 3 Oktober 2011, seluruh perusahaan yang
telah memiliki izin usaha tetapi belum memiliki dokumen AMDAL atau UPL & UKL wajib menyelesaikan
audit lingkungan hidup untuk AMDAL atau membuat dokumen pengelolaan lingkungan hidup untuk UPL
& UKL. Lebih lanjut, UU Lingkungan Hidup mewajibkan perusahaan untuk mengintegrasikan AMDAL,
UPL & UKL, dan segala izin di bidang pengelolaan lingkungan hidup ke dalam Izin Lingkungan paling
lambat pada tanggal 3 Oktober 2010. Sesuai dengan PP 27/2012, perusahaan yang telah mendapatkan
persetujuan untuk AMDAL atau UPL & UKL sebelum berlakunya peraturan ini (yaitu 23 Februari 2012)
tidak perlu memperoleh Izin Lingkungan. Sebagai tambahan, Izin Lingkungan adalah prasyarat bagi
perusahaan memperoleh izin usaha dan akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya izin usaha tersebut.
Badan usaha yang melakukan pelanggaran dapat dikenakan sanksi pidana dan sanksi administratif,
yang terdiri atas (i) teguran tertulis; (ii) paksaan pemerintah; (iii) pembekuan Izin Lingkungan; atau
(iv) pencabutan Izin Lingkungan.

Izin Lingkungan diperoleh melalui tahapan kegiatan yang meliputi (i) penyusunan AMDAL dan UPL
& UKL; (ii) penilaian AMDAL dan pemeriksaan UPL & UKL; dan (iii) permohonan tertulis dan
penerbitan Izin Lingkungan. Dokumen untuk permohonan Izin Lingkungan harus dilengkapi dengan
dokumen AMDAL atau formulir UPL & UKL, dokumen pendirian usaha dan/atau kegiatan, dan profil
usaha dan/atau kegiatan.

200
PP 27/2012 menetapkan bahwa dokumen yang telah mendapat persetujuan sebelum berlakunya peraturan
ini dinyatakan tetap berlaku dan dipersamakan sebagai Izin Lingkungan. Dengan demikian, setiap usaha/
kegiatan yang belum memperoleh persetujuan dari instansi yang berwenang untuk dokumen-dokumen
lingkungan hidup pada saat peraturan ini berlaku wajib mengajukan permohonan Izin Lingkungan
(selain AMDAL atau UPL & UKL).

Permohonan Izin Lingkungan akan diumumkan kepada masyarakat oleh Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, gubernur, atau bupati/walikota (sesuai dengan kewenangannya) melalui multimedia
dan papan pengumuman di lokasi usaha dan/atau kegiatan dalam jangka waktu (i) paling lama lima
Hari Kerja terhitung sejak dokumen AMDAL dan RKL-RPL yang diajukan dinyatakan lengkap secara
administrasi; atau (ii) paling lama dua Hari Kerja terhitung sejak formulir UPL & UKL yang diajukan
dinyatakan lengkap secara administrasi. Masyarakat dapat memberikan saran, pendapat dan tanggapan
terhadap pengumuman dalam jangka waktu paling lama 10 Hari Kerja sejak diumumkan. Izin Lingkungan
akan diterbitkan bersamaan dengan diterbitkan keputusan kelayakan lingkungan hidup (yaitu persetujuan
AMDAL) atau rekomendasi UPL & UKL.

Izin Lingkungan yang telah diterbitkan wajib diumumkan melalui media massa dan/atau multimedia dan
akan dilakukan dalam jangka waktu lima Hari Kerja sejak diterbitkan. Izin Lingkungan paling sedikit
memuat (i) persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam keputusan kelayakan lingkungan hidup atau
rekomendasi UPL & UKL; (ii) persyaratan yang kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, gubernur atau bupati/walikota; (iii) berakhirnya Izin Lingkungan; dan (iv) jumlah
dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (jika diperlukan).

Selain itu, pembuangan air limbah lebih lanjut diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (PP 82/2001) dan juga oleh
Peraturan Menteri Negara Lingkugan Hidup No. 142 Tahun 2003 tentang Pedoman mengenai Syarat dan
Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air. Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 111 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata
Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air mewajibkan izin
bagi setiap usaha dan/atau kegiatan yang akan membuang air limbah ke air atau sumber air. Izin ini
diterbitkan berdasarkan hasil kajian analisis mengenai dampak lingkungan atau kajian upaya pengelolaan
lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan.

PP 82/2001 mewajibkan setiap penaggung jawab usaha, termasuk perusahaan yang melakukan
kegiatan usaha rumah sakit dan klinik, untuk menyampaikan laporan tentang penaatan persyaratan izin
pembuangan air limbah ke instansi yang berwenang.

Laporan tersebut wajib disampaikan kepada bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dengan
tembusan disampaikan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tindakan penanggulangan
dan pencegahan serta sanksi (seperti kewajiban merehabilitasi wilayah yang tercemar, sanksi pidana dan
denda, serta pencabutan persetujuan) dapat dikenakan untuk menanggulangi atau mencegah pencemaran
yang ditimbulkan dari kegiatan usaha.

11.5. Peraturan Penanaman Modal

Pada tanggal 26 April 2007, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (UU Penanaman Modal). UU Penanaman Modal mengatur bahwa semua bidang
usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha
yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Pada tanggal 23 April 2014, dalam rangka
melaksanakan UU Penanaman Modal, Pemerintah mengeluarkan daftar negatif investasi berdasarkan
Daftar Negatif Investasi Tahun 2014. Pemerintah baru-baru ini menerbitkan Daftar Negatif Investasi
Tahun 2016. Daftar negatif mengatur bidang usaha yang tertutup atau terbuka dengan persyaratan
tertentu.

Berdasarkan undang-undang dan peraturan kesehatan, tidak ada peraturan khusus yang mengatur
mengenai kepemilikan atas klinik atau laboratorium klinik. Berdasarkan Daftar Negatif Investasi Tahun
2014, maksimum kepemilikan modal asing untuk klinik dan laboratorium klinik adalah sebagai berikut:

201
K l i n i k P e n g o b a t a n U m u m ( K l a s i f i k a s i B u k u Klinik tertutup bagi penanaman modal asing
Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) No. 86104)

Klinik Kedokteran Spesialis (KBLI No. 86104) Maksimum kepemilikan modal asing untuk klinik
kedokteran spesialis adalah 67%. Kepemilikan
modal asing, apabila penanam modal dari negara-
negara ASEAN, diperbolehkan sampai dengan 70%,
yang hanya dapat dilakukan di seluruh ibukota
propinsi Indonesia timur, kecuali Makassar dan
Manado.

Jasa Pelayanan Penunjang Kesehatan, seperti M a k s i m u m k e p e m i l i k a n m o d a l a s i n g u n t u k


Laboratorium Klinik dan Clinic Medical Check Up laboratorium klinik dan Clinic Medical Check Up
(KBLI No. 86903) adalah 67%.

Saat ini, berdasarkan Daftar Negatif Investasi Tahun 2016, maksimum kepemilikan modal asing untuk
klinik dan laboratorium klinik adalah sebagai berikut:

Klinik Pratama (KBLI No. 86104) Klinik pratama tertutup bagi penanaman modal
asing

Klinik Utama (KBLI No. 86109) Maksimum kepemilikan modal asing untuk klinik
kedokteran spesialis adalah 67%. Kepemilikan
modal asing, apabila penanam modal dari negara-
negara ASEAN, diperbolehkan sampai dengan 70%,
yang hanya dapat dilakukan di seluruh ibukota
propinsi Indonesia timur, kecuali Makassar dan
Manado.

Bank dan Laboratorium Jaringan dan Sel (KBLI Izin khusus dari Kementerian Kesehatan
No. 86903)

Mengingat Daftar Negatif Investasi Tahun 2016 baru diterbitkan pada tanggal 18 Mei 2016, belum
ada kejelasan tentang pelaksanaan peraturan ini, khususnya terkait izin usaha atas bidang usaha yang
membutuhkan izin khusus dari kementerian tertentu.

Berdasarkan Daftar Negatif Investasi Tahun 2016, perubahan kepemilikan modal asing maksimum
pada Daftar Negatif Investasi Tahun 2016 tidak berlaku bagi penanaman modal yang telah disetujui
sebelum penerbitan Daftar Negatif Investasi Tahun 2016, kecuali batas penanaman modal yang baru
lebih tinggi dibandingkan batas yang lama, dan dalam hal tersebut perusahaan penanaman modal asing
dapat menerapkan batas yang baru.

Selain itu, UU Penanaman Modal juga mewajibkan perusahaan penanaman modal untuk memperoleh
izin sesuai dengan ketentuan undang-undang dan peraturan yang berlaku untuk melakukan kegiatan
usahanya. Dalam rangka melaksanakan proses perizinan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
telah menerbitkan beberapa peraturan, antara lain Peraturan Kepala BKPM No. 14 Tahun 2015 tentang
Pedoman dan Tata Cara Izin Prinsip Penanaman Modal sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Kepala
BKPM No. 6 Tahun 2016, Peraturan Kepala BKPM No. 15 Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata
Cara Perizinan dan Non-Perizinan Penanaman Modal (Peraturan BKPM 15/2015), Peraturan Kepala
BKPM No. 16 Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Pelayanan Fasilitas Penanaman Modal dan
Peraturan Kepala BKPM No. 17 Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal (Peraturan BKPM 17/2015).

202
Perusahaan penanaman modal asing, sebelum melakukan kegiatan usaha di Indonesia, wajib memperoleh
Izin Prinsip dari BKPM. Berdasarkan Peraturan BKPM 15/2015, perusahaan penanaman modal asing
wajib memperoleh izin usaha tetap dari BKPM sebelum memulai pelaksanaan kegiatan produksi/operasi.
Lebih lanjut, berdasarkan UU Penanaman Modal dan Peraturan BKPM 17/2015, perusahaan penanaman
modal asing yang telah memperoleh izin usaha tetap wajib menyampaikan Laporan Kegiatan Penanaman
Modal terkait perkembangan kegiatan penanaman modal mereka setiap enam bulan. Laporan berkala
ini meliputi perkembangan realisasi penanaman modal dan kendala yang dihadapi dalam melaksanakan
kegiatan. Selain itu, dalam hal perusahaan penanaman modal asing yang telah memiliki izin usaha tetap
bermaksud melakukan kegiatan operasi/produksi baru yang menghasilkan barang atau jasa, mereka
wajib mengajukan izin usaha perluasan sebelum memulai pelaksanaan kegiatan operasi. Kegagalan
untuk menaati undang-undang dan peraturan penanaman modal dapat dikenai sanksi administratif
berupa (i) peringatan tertulis; (ii) pembatasan kegiatan usaha; (iii) pembekuan kegiatan usaha dan/atau
fasilitas penanaman modal; atau (iv) pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal,
sebagaimana diatur berdasarkan Peraturan BKPM 17/2015.

203
XII. EKUITAS

Tabel di bawah menggambarkan posisi ekuitas Perseroan yang bersumber dari laporan keuangan
Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dan 2015 (tidak diaudit), dan untuk
tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 yang tercantum dalam Prospektus ini.

Laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dan 2015 (tidak diaudit),
dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 telah diaudit oleh
RSM, auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan opini tanpa
modifikasian (Wajar Tanpa Pengecualian). Laporan audit RSM tersebut mencantumkan paragraf Hal-
hal lain sehubungan dengan tujuan pelaksanaan audit. Laporan audit RSM tersebut ditandatangani oleh
Riki Afrianof (Rekan pada RSM dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.1017).

(dalam miliar Rupiah)


31 Desember 30 Juni
2013 (1) 2014 (1) 2015 2016
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Modal ditempatkan dan disetor penuh 18,0 75,0 75,0 75,0
Tambahan modal disetor - - 25,4 25,4
Penghasilan komprehensif lain (56,2) (66,6) (59,1) (95,9)
Saldo laba 125,5 126,0 85,0 49,1
Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 87,3 134,4 126,3 53,6
Kepentingan non pengendali 1,1 (0,2) - -
TOTAL EKUITAS 88,4 134,2 126,3 53,6
Catatan:
(1) Konsolidasian

Selain yang telah disebutkan di atas, setelah tanggal Laporan Auditor Independen yang diterbitkan
kembali tanggal 6Oktober 2016 hingga Prospektus ini diterbitkan, tidak ada lagi perubahan struktur
permodalan yang terjadi.

Tabel Proforma Ekuitas

Seandainya perubahan ekuitas Perseroan karena adanya Penawaran Umum Saham Perdana kepada
Masyarakat dan pelaksanaan Program ESA terjadi pada tanggal 30 Juni 2016, maka proforma struktur
permodalan Perseroan pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut :

(dalam miliar Rupiah)


Perubahan ekuitas jika
diasumsikan terjadi
pada tanggal 30 Juni
2016: Penawaran Umum
Saham Perdana sebanyak
187.500.000 saham biasa
atas nama dengan nilai
nominal Rp100 per saham Proforma ekuitas pada
Posisi ekuitas menurut dengan Harga Penawaran tanggal 30 Juni 2016
laporan posisi keuangan Rp6.500 setiap saham setelah Penawaran Umum
pada tanggal 30 Juni 2016 (termasuk Program ESA) Saham Perdana
Modal ditempatkan dan disetor penuh 75,0 18,8 93,8
Tambahan modal disetor 25,4 1.126,0 (1) 1.151,4
Penghasilan komprehensif lain (95,9) - (95,9)
Saldo laba 49,1 - 49,1
TOTAL EKUITAS 53,6 1.144,8 1.198,4
Catatan :
(1) Setelah dikurangi biaya emisi

204
XIII. K EBIJAKAN DIVIDEN

Seluruh saham biasa atas nama yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk saham biasa atas
nama yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham Perdana ini, mempunyai hak yang sama dan
sederajat termasuk hak atas pembagian dividen.

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan Indonesia, khususnya UUPT, keputusan pembayaran


dividen mengacu pada ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Anggaran Dasar Perseroan dan persetujuan
pemegang saham pada RUPS berdasarkan rekomendasi Direksi Perseroan. Pembayaran dividen hanya
dapat dilakukan apabila Perseroan mencatatkan laba bersih yang positif. Anggaran Dasar Perseroan
memperbolehkan pembagian dividen interim dengan ketentuan pembagian tersebut tidak menyebabkan
kekayaan bersih Perseroan lebih kecil dari modal ditempatkan dan disetor ditambah cadangan wajib.
Pembagian dividen interim tersebut tidak boleh mengganggu atau menyebabkan Perseroan tidak dapat
memenuhi kewajibannya pada kreditor atau mengganggu kegiatan Perseroan. Pembagian atas dividen
interim ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi Perseroan setelah mendapatkan persetujuan dari
Dewan Komisaris Perseroan. Jika pada akhir tahun keuangan Perseroan mengalami kerugian, dividen
interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh para pemegang saham kepada Perseroan. Dalam
hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim, maka Direksi dan Dewan Komisaris
Perseroan akan bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan.

Setelah Penawaran Umum Saham Perdana ini, Perseroan bermaksud membayarkan dividen kas dalam
jumlah sebanyak-banyaknya 30% dari laba tahun berjalan mulai tahun 2017 berdasarkan laba tahun
berjalan tahun buku 2016, setelah melakukan pencadangan laba bersih sesuai ketentuan yang berlaku.
Penentuan jumlah dan pembayaran dividen akan mempertimbangkan arus kas dan rencana investasi
Perseroan, serta pembatasan hukum. Direksi Perseroan dapat melakukan perubahan kebijakan dividen
setiap waktu, yang tunduk pada persetujuan oleh pemegang saham pada saat RUPS.

Apabila keputusan telah dibuat untuk membayar dividen, dividen tersebut akan dibayar dalam Rupiah.
Pemegang saham Perseroan pada suatu tanggal tertentu akan berhak menerima dividen kas sejumlah
yang telah disetujui secara penuh yang akan dipotong pajak penghasilan sesuai ketentuan yang
berlaku. Dividen yang diterima oleh pemegang saham berkebangsaan negara lain akan dikenakan pajak
penghasilan sebesar 20%.

Perseroan telah membayar dividen sebesar Rp74,5 miliar atau Rp4,1 juta per saham pada tahun 2013,
Rp58,0 miliar atau Rp0,8 juta per saham pada tahun 2014, Rp100,0 miliar atau Rp1,3 juta per saham
pada tahun 2015, dan Rp75,0 miliar atau Rp1,0 juta per saham dalam periode enam bulan yang berakhir
pada 30 Juni 2016.

Tidak ada negative covenant yang dapat menghambat Perseroan untuk melakukan pembagian dividen
kepada pemegang saham.

205
XIV. PERPAJAKAN

Pajak Penghasilan atas dividen saham dikenakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf f Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun
2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan,
dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam
negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal
pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dikecualikan dari objek pajak
dengan syarat:

dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan

bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima
dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh
lima persen) dari jumlah modal yang disetor.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 14
Tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan
atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek juncto Keputusan Menteri Keuangan
No. 282/KMK.04/1997 tanggal 20 Juni 1997 tentang Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek juncto Surat Edaran Direktur Jenderal
Pajak No. SE-06/PJ.4/1997 tentang Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Transaksi Penjualan Saham, telah ditetapkan sebagai berikut:

atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi penjualan
saham di bursa efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% (satu per seribu) dari jumlah bruto
nilai transaksi penjualan yang bersifat final. Pengenaan Pajak Penghasilan dilakukan dengan cara
pemotongan oleh penyelenggaraan bursa efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan
transaksi penjualan saham.

pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan sebesar 0,5% (setengah persen) dari
nilai saham perusahaan pada saat penawaran umum perdana.

pemilik saham pendiri diberikan kemudahan untuk memenuhi kewajiban pajaknya berdasarkan
perhitungan sendiri sesuai dengan ketentuan di atas. Dalam hal ini, pemilik saham pendiri untuk
kepentingan perpajakan dapat menghitung final atas dasar anggapannya sendiri bahwa sudah ada
penghasilan. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan atas saham pendiri dilakukan oleh Perseroan
atas nama pemilik saham pendiri ke bank persepsi atau Kantor Pos dan Giro selambat-lambatnya 1
(satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di bursa efek. Namun apabila pemilik saham
pendiri tidak memanfaatkan kemudahan tersebut, maka penghitungan Pajak Penghasilannya
dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai dengan Pasal 17 Undang-
Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang No. 36 Tahun 2008.

Sesuai dengan Pasal 23 ayat (1) huruf angka 1 Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun
2008, atas penghasilan dividen yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan,
bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri
atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan sebesar 15% (lima
belas persen) dari jumlah bruto. Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan
sebagaimana dimaksud tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah
lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif sebagaimana dimaksud atau sebesar 30% (tiga puluh
persen) dari jumlah brutonya.

206
Sesuai dengan Pasal 17 ayat (2c) Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 juncto
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau
Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri juncto Peraturan Menteri Keuangan No. 111/
PMK.03/2010 tanggal 14 Juni 2010 tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak
Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, atas
penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dikenai
Pajak Penghasilan sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto dan bersifat final. Pengenaan Pajak
Penghasilan yang bersifat final sebagaimana dimaksud dilakukan melalui pemotongan oleh pihak yang
membayar atau pihak lain yang ditunjuk selaku pembayar dividen yang dilakukan pada saat dividen
disediakan untuk dibayarkan.

Pemotongan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf angka 1 Undang-
Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 di atas tidak dilakukan atas dividen sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 (sebagaimana disebutkan
pada paragraf pertama di atas) dan dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c) Undang-Undang No. 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
No. 36 Tahun 2008 (sebagaimana disebutkan pada paragraf keempat di atas).

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 234/PMK.03/2009 tanggal 29 Desember 2009 tentang
Bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana Pensiun yang
Dikecualikan Sebagai Objek Pajak Penghasilan, dividen dari saham pada perseroan terbatas yang
tercatat pada bursa efek di Indonesia dikecualikan dari objek Pajak Penghasilan.

Berdasarkan Pasal 26 ayat (1) huruf a Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008,
atas penghasilan dividen yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk
usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak luar negeri selain
bentuk usaha tetap di Indonesia dipotong pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto oleh
pihak yang wajib membayarkan. Dalam hal dividen yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau
telah jatuh tempo pembayarannya dilakukan kepada penduduk suatu negara yang telah menandatangani
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia dan memenuhi ketentuan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak No. PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran
Pajak Berganda sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-24/PJ/2010
juncto Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-62/PJ/2009 tentang Pencegahan Penyalahgunaan
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak No. PER-25/PJ/2010, dipotong dengan tarif yang lebih rendah sesuai dengan P3B.

Calon pembeli saham dalam Penawaran Umum SAHAM PERdana ini


diharapkan untuk berkonsultasi dengan konsultan pajak masing-masing
mengenai akibat perpajakan yang mungkin timbul dari pembelian,
pemilikan maupun penjualan saham yang dibeli melalui Penawaran
Umum SAHAM Perdana ini.

Pemenuhan Kewajiban Perpajakan oleh Perseroan

Sebagai Wajib Pajak secara umum Perseroan memiliki kewajiban untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan,
Perseroan tidak memiliki tunggakan pajak.

207
XV. PENJAMINAN EMISI EFEK

14.1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek

Sesuai dengan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek yang namanya disebut di bawah ini, secara bersama-sama maupun
sendiri-sendiri, menyetujui sepenuhnya untuk menawarkan dan menjual Saham Yang Ditawarkan kepada
Masyarakat sesuai bagian penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan penuh (full commitment)
dan mengikatkan diri untuk membeli Saham Yang Ditawarkan yang tidak habis terjual pada tanggal
penutupan Masa Penawaran Umum Perdana Saham.

Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ini menghapuskan perikatan sejenis baik tertulis maupun tidak tertulis
yang telah ada sebelumnya dan yang akan ada di kemudian hari antara Perseroan dengan Penjamin
Emisi Efek.

Selanjutnya Penjamin Emisi Efek yang ikut serta dalam penjaminan emisi saham Perseroan telah sepakat
untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7.

Pihak yang bertindak sebagai Manajer Penjatahan dalam Penawaran Umum ini adalah PT Indo Premier
Securities.

Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi penjaminan emisi
efek dalam Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan adalah sebagai berikut:

Porsi Penjaminan
Keterangan Saham Rp (%)
Penjamin Pelaksana Emisi Efek:
1. PT Citigroup Securities Indonesia 70.312.500 457.031.250.000 37,50
2. PT Credit Suisse Securities Indonesia 70.312.500 457.031.250.000 37,50
3. PT Indo Premier Securities 46.875.000 304.687.500.000 25,00
Jumlah 187.500.000 1.218.750.000.000 100,00

Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek seperti tersebut di atas dengan tegas
menyatakan tidak terafiliasi dengan Perseroan baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana
didefinisikan sebagai Afiliasi dalam UUPM.

14.2. Penentuan Harga Penawaran Pada Pasar Perdana

Harga Penawaran untuk saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi, Perseroan
dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek.

Berdasarkan hasil Penawaran Awal (bookbuilding) yang dilaksanakan pada tanggal 10 18 November
2016, jumlah permintaan terbanyak yang diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek, berada pada
kisaran harga Rp6.250-Rp8.000 setiap saham. Dengan mempertimbangkan hasil Penawaran Awal
tersebut diatas maka berdasarkan kesepakan antara Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan Perseroan
ditetapkan Harga Penawaran sebesar Rp6.500. Penentuan harga ini juga telah mempertimbangkan
faktor-faktor berikut:

- Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan;


- Kinerja keuangan Perseroan;
- Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha dan
keterangan mengenai industri kesehatan di Indonesia;
- Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi atau kinerja Perseroan, baik di masa lampau
maupun pada saat ini, serta prospek usaha dan prospek pendapatan di masa mendatang;
- Status dari perkembangan terakhir Perseroan; dan
- Mempertimbangkan kinerja saham di pasar sekunder.

208
XVI. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berpartisipasi dalam rangka Penawaran Umum
Saham Perdana ini adalah sebagai berikut:

AKUNTAN PUBLIK

Kantor Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan (a member firm of the RSM network)
Plaza ABDA, Lantai 10
Jl. Jend. Sudirman Kav. 59
Jakarta 12190, Indonesia

STTD : No. 20/PM.2.5/STTD-AP/2013 tanggal 4 November 2013 atas nama


Riki Afrianof
Keanggotaan asosiasi : IAPI No. 993 atas nama Riki Afrianof
Pedoman kerja : Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAPI
Surat penunjukan : No. 0360616/RAF/102/EL tanggal 1 Juni 2016

Tugas dan kewajiban pokok:

Melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI. Menurut standar tersebut,
Akuntan Publik diharuskan untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar diperoleh keyakinan yang
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. Akuntan Publik bertanggung jawab
penuh atas pendapat yang diberikan terhadap laporan keuangan yang diauditnya. Audit yang dilakukan
oleh Akuntan Publik mencakup pemeriksaan atas dasar pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-
jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan audit juga meliputi penilaian atas dasar prinsip
akuntansi yang dipergunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian
terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Berikut merupakan pengalaman Akuntan Publik dalam pasar modal selama 3 (tiga) tahun terakhir:

No. Nama Perusahaan Jenis Kegiatan Tahun


1. PT Surya Semesta Internusa Tbk. Penawaran Umum Obligasi 2016
2. PT Waskita Beton Precast Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2016
3. PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Penawaran Umum Terbatas 2015
4. PT Link Net Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2014
5. PT Pembangungan Jaya Ancol Tbk. Penawaran Umum Obligasi 2014
6. PT Reliance Securities Tbk. Penawaran Umum Terbatas 2014
7. PT Bali Towerindo Sentra Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2013
8. PT Nusa Raya Cipta Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2013
9. PT Asunrasi Mitra Maparya Penawaran Umum Saham Perdana 2013
10. PT Siloam International Hospital Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2013
11. PT Multipolar Tehcnology Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2013
12. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2013

209
KONSULTAN HUKUM

Hadiputranto, Hadinoto & Partners


Gedung Bursa Efek Indonesia Tower II, Lantai 21
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 - 53
Jakarta 12190 , Indonesia

STTD : No93/STTD-KJ/PM/1996 tanggal 22 Juli 1996 atas nama Indah N.


Respati, S.H.
Keanggotaan asosiasi : Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No. 89021
Pedoman kerja : Standar Profesi Konsultan Himpunan Hukum Pasar Modal, Lampiran
dari Keputusan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No. KEP.01/
HKHPM/2005 tanggal 18 Februari 2005 sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No.KEP.04/
HKHPM/XI/2012 tanggal 6 Desember 2012 dan Keputusan Himpunan
Konsultan Hukum Pasar Modal No. 01/KEP-HKHPM/II/2014 tanggal
4 Februari 2014
Surat penunjukan : No.622154 tanggal 16 Mei 2016

Tugas dan kewajiban pokok :

Konsultan Hukum melakukan pemeriksaan atas fakta yang ada mengenai Perseroan dan keterangan
lain yang berkaitan sebagaimana yang disampaikan oleh Perseroan ditinjau dari segi hukum. Hasil
pemeriksaan tersebut telah dimuat dalam Laporan Hasil Uji Tuntas Segi Hukum yang menjadi dasar
dari Pendapat Hukum yang diberikan secara obyektif dan mandiri, sesuai dengan kode etik, standar
profesi, dan peraturan Pasar Modal yang berlaku.

Berikut merupakan pengalaman Konsultan Hukum dalam pasar modal selama 3 (tiga) tahun terakhir:

No. Nama Perusahaan Jenis Kegiatan Tahun


1. PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. Merger PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
dan PT Bank Woori Indonesia 2015
2. PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Pencatatan kembali (relisting) 2014
3. PT Astra Otopart Tbk. Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu 2013
4. PT Siloam International Hospitals Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2013
5. PT Bank UOB Indonesia Penawaran Umum Obligasi 2013

NOTARIS

Jose Dima Satria, S.H., M.Kn.


Komplek Rukan Fatmawati Mas II/210
Jl. RS Fatmawati 20
Jakarta Selatan, Indonesia

STTD : No. 665/BL/STTD-N/2012 tanggal 8 Juni 2012 atas nama Jose Dima
Satria, S.H., M.Kn.
Keanggotaan asosiasi : Ikatan Notaris Indonesia No. 123/Pengda/Suket/XII/2012 atas nama
Jose Dima Satria, S.H., M.Kn.
Pedoman kerja : Undang-Undang No. 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Kode
Etik Ikatan Notaris Indonesia
Surat penunjukan : No. 023/PD/Ekstern/V/2016 tanggal 18 Mei 2016

Tugas dan kewajiban pokok :

Ruang lingkup tugas Notaris dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana ini adalah membuat
akta-akta berita acara RUPS Perseroan dan perjanjian-perjanjian sehubungan dengan Penawaran Umum
Saham Perdana, sesuai dengan peraturan jabatan notaris dan kode etik notaris.

210
Berikut merupakan pengalaman Notaris dalam pasar modal selama 3 (tiga) tahun terakhir:

No. Nama Perusahaan Jenis Transaksi Pasar Modal Tahun


1. PT Acset Indonusa Tbk. Penawaran Umum Terbatas 2016
2. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Penawaran Umum Obligasi 2016
3. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Penawaran Umum Obligasi 2016
4. PT Duta Intidaya Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2016
5. PT Kino Indonesia Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2015
6. PT Mega Manunggal Property Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2015
7. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Penawaran Umum Obligasi 2015
8. PT Provident Agro Tbk. Penawaran Umum Terbatas 2014
9. PT Blue Bird Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2014
10. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Penawaran Umum Obligasi 2013
11. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2013

BIRO ADMINISTRASI EFEK (BAE)

PT Datindo Entrycom
Puri Datindo-Wisma Sudirman
Jl. Jend. Sudirman Kav. 34
Jakarta 10220, Indonesia

Keanggotaan asosiasi : Asosiasi Biro Administrasi Efek Indonesia (ABI).


Izin usaha sebagai BAE : Surat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-16/PM/1991 tanggal 19 April
1991 tentang Pemberian Izin Usaha Sebagai Biro Administrasi Efek
kepada PT Datindo Entrycom.
Surat penunjukan : Surat Proposal Jasa Biro Administrasi Efek tanggal 12 Februari 2015
yang telah disetujui oleh Direktur Utama Perseroan

Tugas dan kewajiban pokok :

Tugas dan tanggung jawab BAE dalam Penawaran Umum Saham Perdana ini, sesuai dengan standar
profesi dan peraturan pasar modal yang berlaku, meliputi penerimaan dan pemesanan saham berupa
Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS) dan FPPS yang telah dilengkapi dengan dokumen
sebagaimana diisyaratkan dalam pemesanan saham dan telah mendapatkan persetujuan dari Penjamin
Pelaksana Emisi Efek sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan saham, dan
melakukan administrasi pemesanan saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE. Bersama-
sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan
saham yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku.
Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah Saham Yang Ditawarkan, BAE melakukan
proses penjatahan berdasarkan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi
Efek, mencetak konfirmasi penjatahan dan menyiapkan laporan penjatahan. BAE juga bertanggung
jawab menerbitkan Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKPS) atas nama pemesan yang mendapatkan
penjatahan dan menyusun laporan Penawaran Umum Saham Perdana sesuai peraturan yang berlaku.

Berikut merupakan pengalaman Biro Administrasi Efek dalam pasar modal selama tiga tahun terakhir:

No. Nama Perusahaan Jenis Transaksi Pasar Modal Tahun


1. PT Aneka Gas Industri Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2016
2. PT Waskita Beton Precast Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2016
3. PT Graha Layar Prima Tbk. Penawaran Umum Terbatas 2016
4. PT Duta Intidaya Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2016
5. PT Bentoel Internasional Tbk. Penawaran Umum Terbatas 2016
6. PT Catur Sentosa Adiprana Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2016
7. PT Sillo Maritime Perdana Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2016
8. PT Cikarang Listrindo Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2016
9. PT XL Axiata Tbk. Penawaran Umum Terbatas 2016
10. PT Bank Ganesha Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2016
11. PT Equity Development Investment Tbk. Penawaran Umum Terbatas 2016

211
No. Nama Perusahaan Jenis Transaksi Pasar Modal Tahun
12. PT Mitra Pemuda Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2016
13. PT Kino Indonesia Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2015
14. PT ANTAM (Persero) Tbk. Penawaran Umum Terbatas 2015
15. PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Penawaran Umum Terbatas 2015
16. PT Bank Harda Internasional Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2015
17. PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. Penawaran Umum Terbatas 2015
18. PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. Penawaran Umum Terbatas 2015
19. PT Anabatic Technologies Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2015
20. PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Penawaran Umum Terbatas 2015
21. PT Merdeka Copper Gold Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2015
22. PT Mega Manunggal Property Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2015
23. PT Intan Baruprana Finance Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2014
24. PT Blue Bird Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2014
25. PT Mitrabara Adiperdana Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2014
26. PT Graha Layar Prima Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2014
27. PT Wijaya Karya Beton Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2014
28. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2013
29. PT Arita Prima Indonesia Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2013
30. PT Cipaganti Citra Graha Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2013
31. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2013
32. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2013
33. PT Mitra Phinasthika Mustika Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2013
34. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. Penawaran Umum Saham Perdana 2013

Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana
ini menyatakan tidak ada hubungan Afiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan
sebagaimana didefinisikan dalam UUPM.

212
XVII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM

Berikut ini adalah salinan pendapat dari segi hukum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan
Perseroan, dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana, yang telah disusun oleh Konsultan Hukum
Hadiputranto, Hadinoto & Partners.

213
Halaman ini sengaja dikosongkan
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
Halaman ini sengaja dikosongkan
XVIII. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN
KEUANGAN PERSEROAN

Berikut ini adalah salinan laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni
2016 dan 2015 (tidak diaudit), dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan
2013 yang telah diaudit oleh RSM, auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan
oleh IAPI, dengan opini tanpa modifikasian (Wajar Tanpa Pengecualian).

231
Halaman ini sengaja dikosongkan
234
235
236
237
238
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
Per 30 Juni 2016, dan 31 Desember 2015, As of June 30, 2016, and December 31, 2015,
2014 dan 2013 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Catatan / 30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


Note 2016 2015 2014* 2013*
Rp Rp Rp Rp
ASET ASSETS
ASET LANCAR CURRENT ASSETS
Kas dan Bank 3, 28, 32 44,884,318,563 44,976,920,673 45,112,170,081 34,583,531,564 Cash on Hand and in Banks
Piutang Usaha - Pihak Ketiga 4, 32 57,439,596,509 78,407,626,563 74,473,362,154 62,491,913,167 Accounts Receivable - Third Parties
Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga 5, 32 9,388,807,560 6,797,964,424 9,188,576,629 9,704,677,428 Other Current Financial Assets - Third Parties
Persediaan 6 30,033,621,215 25,785,616,043 19,732,082,484 15,056,198,441 Inventories
Uang Muka 7 19,161,241,323 16,756,097,274 11,173,141,418 21,613,667,880 Advance Payments
Pajak Dibayar di Muka 19.c -- 2,378,741,596 2,666,699,217 2,636,612,363 Prepaid Taxes
Biaya Dibayar di Muka 8 28,242,431,867 20,933,364,528 21,152,298,823 15,917,787,736 Prepaid Expenses
Aset Non Keuangan Other Current
Lancar Lainnya 2.u 727,400,000 -- -- -- Non-Financial Assets
Total Aset Lancar 189,877,417,037 196,036,331,101 183,498,330,806 162,004,388,579 Total Current Assets
ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS
Biaya Dibayar di Muka 8 99,701,294,462 35,701,498,668 24,956,898,668 22,889,098,373 Prepaid Expenses
Aset Pajak Tangguhan 19.b 79,537,438,289 60,800,714,387 52,444,278,229 41,807,328,291 Deferred Tax Assets
Piutang Pihak Berelasi - Non Usaha 27, 32 385,078,196 83,745,575,348 2,656,959,253 1,667,024,151 Due from Related Parties
Aset Tetap 9 214,602,936,705 196,284,269,448 362,906,950,176 272,608,322,804 Fixed Assets
Aset Takberwujud 10 2,867,432,107 3,522,017,873 7,154,421,360 8,972,268,477 Intangible Assets
Aset Non Keuangan Other Non-Current
Tidak Lancar Lainnya 11 1,357,146,636 1,775,621,823 713,576,583 3,689,822,304 Non-Financial Assets
Total Aset Tidak Lancar 398,451,326,395 381,829,697,547 450,833,084,269 351,633,864,400 Total Non-Current Assets
TOTAL ASET 588,328,743,432 577,866,028,648 634,331,415,075 513,638,252,979 TOTAL ASSETS

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY


LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES
Utang Bank Jangka Pendek 12, 32 3,635,423,874 1,000,000,000 5,731,684,721 4,791,979,057 Short-Term Bank Loans
Utang Usaha 13, 28, 32 Accounts Payable
Pihak Berelasi 27 427,402,390 701,250,478 223,434,416 533,744,807 Related Parties
Pihak Ketiga 28,235,075,933 42,359,391,573 30,491,621,831 31,922,932,563 Third Parties
Utang Pajak 19.d 12,986,708,151 14,989,044,356 13,284,127,781 22,265,141,813 Taxes Payable
Beban Akrual 14, 32 23,233,281,891 34,709,974,520 43,925,316,753 44,204,544,923 Accrued Expenses
Liabilitas Imbalan Kerja Short-Term Employees' Benefits
Jangka Pendek 32 2,322,436,828 1,484,616,282 537,023,326 213,730,747 Liabilities
Pendapatan Diterima di Muka 526,883,003 1,048,915,408 674,158,960 1,000,945,504 Unearned Revenue
Liabilitas Keuangan Other Current Financial
Jangka Pendek Lainnya 15, 28, 32 Liabilities
Pihak Berelasi 27 18,392,227,663 510,757,964 600,000,000 4,143,490,101 Related Parties
Pihak Ketiga 8,864,862,327 29,436,811,461 18,862,952,550 10,942,358,543 Third Parties
Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Long-Term Liabilities that
Jatuh Tempo dalam Satu Tahun: Mature within One Year:
Utang Bank 17, 32 37,134,390,587 13,538,614,659 27,959,102,368 14,757,920,646 Bank Loans
Utang Sewa Pembiayaan 16, 32 6,476,477,700 5,316,540,529 3,581,539,935 1,583,476,629 Financial Leases Payable
Total Liabilitas Jangka Pendek 142,235,170,347 145,095,917,230 145,870,962,641 136,360,265,333 Total Current Liabilities
LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITIES
Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Long-Term Liabilities that Has Been
Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun: Deducted with Current Maturity:
Utang Bank 17, 32 63,975,641,502 50,363,348,180 122,649,568,435 111,542,470,788 Bank Loans
Utang Sewa Pembiayaan 16, 32 4,785,372,913 4,785,372,913 5,963,382,670 1,147,068,180 Financial Leases Payable
Liabilitas Keuangan Jangka Panjang Lainnya 18, 28, 32 Other Non Current Financial Liabilities
Pihak Berelasi 27 -- 766,807,849 3,916,807,849 -- Related Parties
Pihak Ketiga 656,666,880 656,766,881 7,038,454,853 3,945,019,229 Third Parties
Liabilitas Imbalan Kerja Long-Term Employees' Benefits
Jangka Panjang 29 323,059,880,309 249,870,460,309 214,638,163,444 172,319,722,309 Liabilities
Total Liabilitas Jangka Panjang 392,477,561,604 306,442,756,132 354,206,377,251 288,954,280,507 Total Non-Current Liabilities
TOTAL LIABILITAS 534,712,731,951 451,538,673,362 500,077,339,892 425,314,545,840 TOTAL LIABILITIES

EKUITAS EQUITY
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Equity Attributable to the Owners of
Pemilik Entitas Induk: the Parent:
Modal Saham - Nilai Nominal Capital Stocks - Par Value
Rp 1.000.000 per Saham Rp 1,000,000 per Share
Modal Dasar - 75.000 Saham Authorized - 75,000 Shares
Modal Ditempatkan dan Issued and
Disetor Penuh - 75.000 Saham Fully Paid -75,000 Shares
(2013: 18.000 Saham) 20 75,000,000,000 75,000,000,000 75,000,000,000 18,000,000,000 (2013: 18,000 Shares)
Tambahan Modal Disetor 21 25,370,362,828 25,370,362,828 -- -- Additional Paid in Capital
Penghasilan Komprehensif Lain 29 (95,882,269,500) (59,079,986,250) (66,596,118,990) (56,197,758,000) Other Comprehensive Income
Saldo Laba 49,127,918,153 85,036,978,708 126,011,984,286 125,451,752,831 Retained Earnings
Total Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Equity Attributable to the Owners of
Pemilik Entitas Induk 53,616,011,481 126,327,355,286 134,415,865,296 87,253,994,831 the Parent:
Kepentingan Non Pengendali -- -- (161,790,113) 1,069,712,308 Non-Controlling Interest
TOTAL EKUITAS 53,616,011,481 126,327,355,286 134,254,075,183 88,323,707,139 TOTAL EQUITY

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 588,328,743,432 577,866,028,648 634,331,415,075 513,638,252,979 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

*) Konsolidasian / Consolidated

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form an integral part of
laporan keuangan secara keseluruhan these financial statements
d1/November 4, 2016 239 Paraf:
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
LAPORAN LABA RUGI DAN STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS AND
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN OTHER COMPREHENSIVE INCOME
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Catatan / 30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


Note 2016 2015 2015 2014* 2013*
Rp Rp Rp Rp Rp

PENDAPATAN - BERSIH 23 648,629,680,286 591,177,824,257 1,197,727,222,012 1,101,043,712,612 997,986,700,079 REVENUES - NET

BEBAN POKOK PENDAPATAN 24 COST OF REVENUES


Beban Pokok Langsung 223,773,626,187 207,081,431,550 429,160,181,055 390,422,715,890 341,393,942,285 Direct Cost of Revenues
Beban Pokok Tidak Langsung 45,157,618,935 41,143,755,493 82,033,507,048 73,644,529,805 54,586,308,210 Indirect Cost of Revenues
Total Beban Pokok Pendapatan 268,931,245,122 248,225,187,043 511,193,688,103 464,067,245,695 395,980,250,495 Total Cost of Revenues

LABA KOTOR 379,698,435,164 342,952,637,214 686,533,533,909 636,976,466,917 602,006,449,584 GROSS PROFIT

Beban Usaha 25 (325,783,601,016) (300,369,612,230) (606,548,942,080) (560,398,033,344) (508,826,150,829) Operating Expense


Pendapatan Lainnya 26 6,946,557,603 12,313,295,554 35,465,401,174 14,991,549,165 4,527,161,084 Other Income
Beban Lainnya 26 (1,666,797,621) (2,165,754,712) (18,508,409,496) (761,216,371) (3,778,970,051) Other Expenses

LABA USAHA 59,194,594,132 52,730,565,826 96,941,583,507 90,808,766,367 93,928,489,788 OPERATING INCOME


Bagian Rugi Entitas Anak Portion of Subsidiaries Loss
Sebelum Divestasi -- (1,433,879,309) (1,433,879,309) -- -- Before Disposal
Beban Keuangan - Bersih (3,674,372,493) (9,584,704,015) (18,517,781,968) (14,521,651,286) (6,367,569,450) Financial Costs - Net

LABA SEBELUM PAJAK 55,520,221,639 41,711,982,502 76,989,922,230 76,287,115,081 87,560,920,338 INCOME BEFORE TAX

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 19 INCOME TAX BENEFIT (EXPENSES)


Pajak Kini (22,898,578,346) (20,199,761,500) (29,543,600,000) (28,185,462,750) (27,561,259,000) Current Tax
Pajak Tangguhan 6,469,296,152 10,632,393,250 11,578,672,192 7,183,330,438 (210,819,599) Deferred Tax
Total Beban Pajak Penghasilan - Bersih (16,429,282,194) (9,567,368,250) (17,964,927,808) (21,002,132,312) (27,772,078,599) Total Income Tax Expenses

LABA TAHUN BERJALAN 39,090,939,445 32,144,614,252 59,024,994,422 55,284,982,769 59,788,841,739 INCOME FOR THE YEAR

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN OTHER COMPREHENSIVE INCOME


Pos-pos yang Tidak Akan Direklasifikasi Items that Will Not be Reclassified
ke Laba Rugi : Into Profit or Loss :
Pengukuran Kembali atas Remeasurement on
Program Imbalan Kerja 29 (49,069,711,000) (12,057,118,000) 9,971,507,000 (13,908,234,225) 37,566,104,000 Employee Benefits Program
Pajak Penghasilan atas Pengukuran Income Tax on Remeasurement
Kembali atas Program Imbalan Kerja 19.b 12,267,427,750 3,014,279,500 (2,492,876,750) 3,453,619,500 (9,391,526,000) on Employee Benefits Program
Penghasilan Komprehensif Lain Other Comprehensive Income
Setelah Pajak (36,802,283,250) (9,042,838,500) 7,478,630,250 (10,454,614,725) 28,174,578,000 After Tax
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
TAHUN BERJALAN 2,288,656,195 23,101,775,752 66,503,624,672 44,830,368,044 87,963,419,739 FOR THE YEAR

LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT INCOME FOR CURRENT YEAR


DIATRIBUSIKAN KEPADA: ATTRIBUTABLE TO:
Pemilik Entitas Induk 58,560,231,455 61,590,631,713 Owner of the Parent Entity
Kepentingan Non Pengendali (3,275,248,686) (1,801,789,974) Non-Controlling Interest
Total 55,284,982,769 59,788,841,739 Total

LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN YANG TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR


DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: THE YEAR ATTRIBUTABLE TO:
Pemilik Entitas Induk 48,161,870,465 89,765,209,713 Owner of the Parent Entity
Kepentingan Non Pengendali (3,331,502,421) (1,801,789,974) Non-Controlling Interest
Total 44,830,368,044 87,963,419,739 Total

LABA PER SAHAM 30 EARNINGS PER SHARE


DASAR 521,212.53 428,594.86 786,999.93 1,045,718.42 3,421,701.76 BASIC
DILUSIAN 521,212.53 428,594.86 786,999.93 1,045,718.42 3,421,701.76 DILUTED

*) Konsolidasian / Consolidated

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form an integral part of
laporan keuangan secara keseluruhan these financial statements
d1/November 4, 2016 240 Paraf:
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)
Catatan / Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Kepada Entitas Induk / Equity Attributable to Owners of the Parent Entity Kepentingan Total Ekuitas /
Note Modal Saham Tambahan Penghasilan Saldo Laba / Total Non Pengendali / Total
Ditempatkan dan Modal Disetor / Komprehensif Retained Non- Equity
Disetor Penuh / Additional Lain ** / Earnings Controlling
Issued and Paid in Other Interest
Fully Paid Capital Comprehensive
Capital Income **
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

SALDO PER 31 DESEMBER 2012 * 18,000,000,000 -- (84,372,336,000) 138,377,787,785 72,005,451,785 1,971,502,282 73,976,954,066 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012 *

Dividen Tunai 22 -- -- -- (74,516,666,666) (74,516,666,666) -- (74,516,666,666) Cash Dividend


-
Setoran Modal oleh Kepentingan Paid up Capital by Non Controlling Interest
Non Pengendali di Entitas Anak -- -- -- -- -- 900,000,000 900,000,000 in Subsidiary
-
Laba Tahun Berjalan -- -- -- 61,590,631,713 61,590,631,713 (1,801,789,974) 59,788,841,739 Income For The Year
Penghasilan Komprehensif Lain -- -- 28,174,578,000 -- 28,174,578,000 -- 28,174,578,000 Other Comprehensive Income
SALDO PER 31 DESEMBER 2013 * 18,000,000,000 -- (56,197,758,000) 125,451,752,831 87,253,994,831 1,069,712,308 88,323,707,139 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2013 *

Penambahan Modal Saham 57,000,000,000 -- -- -- 57,000,000,000 -- 57,000,000,000 Additional in Share Capital


Dividen Tunai 22 -- -- -- (58,000,000,000) (58,000,000,000) -- (58,000,000,000) Cash Dividend
Setoran Modal oleh Kepentingan Paid up Capital by Non Controlling Interest
Non Pengendali di Entitas Anak -- -- -- -- -- 2,100,000,000 2,100,000,000 in Subsidiary
Laba Tahun Berjalan -- -- -- 58,560,231,455 58,560,231,455 (3,275,248,686) 55,284,982,769 Income For The Year
Penghasilan Komprehensif Lain -- -- (10,398,360,990) -- (10,398,360,990) (56,253,735) (10,454,614,725) Other Comprehensive Income
SALDO PER 31 DESEMBER 2014 * 75,000,000,000 -- (66,596,118,990) 126,011,984,286 134,415,865,296 (161,790,113) 134,254,075,183 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2014 *

Dividen Tunai 22 -- -- -- (100,000,000,000) (100,000,000,000) -- (100,000,000,000) Cash Dividend


Selisih Nilai Transaksi Pelepasan Entitas Anak Difference in Value Resulting from Disposal of Subsidiaries
Kepada Entitas Sepengendali 1.c, 21 -- 25,370,362,828 37,502,490 -- 25,407,865,318 161,790,113 25,569,655,431 Transactions Among Entities Under Common Control
Laba Tahun Berjalan -- -- -- 32,144,614,252 32,144,614,252 -- 32,144,614,252 Income For The Year
Penghasilan Komprehensif Lain -- -- (9,042,838,500) -- (9,042,838,500) -- (9,042,838,500) Other Comprehensive Income
SALDO PER 30 JUNI 2015 75,000,000,000 25,370,362,828 (75,601,455,000) 58,156,598,538 82,925,506,366 -- 82,925,506,366 BALANCE AS OF JUNE 30, 2015

SALDO PER 31 DESEMBER 2014 * 75,000,000,000 -- (66,596,118,990) 126,011,984,286 134,415,865,296 (161,790,113) 134,254,075,183 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2014 *

Dividen Tunai 22 -- -- -- (100,000,000,000) (100,000,000,000) -- (100,000,000,000) Cash Dividend


Selisih Nilai Transaksi Pelepasan Entitas Anak Difference in Value Resulting from Disposal of Subsidiaries
Kepada Entitas Sepengendali 1.c, 21 -- 25,370,362,828 37,502,490 -- 25,407,865,318 161,790,113 25,569,655,431 Transactions Among Entities Under Common Control
Laba Tahun Berjalan -- -- -- 59,024,994,422 59,024,994,422 -- 59,024,994,422 Income For The Year
Penghasilan Komprehensif Lain -- -- 7,478,630,250 -- 7,478,630,250 -- 7,478,630,250 Other Comprehensive Income
SALDO PER 31 DESEMBER 2015 75,000,000,000 25,370,362,828 (59,079,986,250) 85,036,978,708 126,327,355,286 -- 126,327,355,286 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2015

Dividen Tunai 22 -- -- -- (75,000,000,000) (75,000,000,000) -- (75,000,000,000) Cash Dividend


Laba Tahun Berjalan -- -- -- 39,090,939,445 39,090,939,445 -- 39,090,939,445 Income For The Year
Penghasilan Komprehensif Lain -- -- (36,802,283,250) -- (36,802,283,250) -- (36,802,283,250) Other Comprehensive Income
SALDO PER 30 JUNI 2016 75,000,000,000 25,370,362,828 (95,882,269,500) 49,127,918,153 53,616,011,481 -- 53,616,011,481 BALANCE AS OF JUNE 30, 2016

*) Konsolidasian / Consolidated
**) Keuntungan (Kerugian) Aktuarial / Actuarial Gain (Loss)

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form an integral part of
laporan keuangan secara keseluruhan these financial statements
d1/November 4, 2016 241
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
LAPORAN ARUS KAS STATEMENTS OF CASH FLOWS
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Catatan / 30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


Note 2016 2015 2015 2014* 2013*
Rp Rp Rp Rp Rp

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Penerimaan Kas dari Pelanggan 669,075,677,935 587,620,575,425 1,188,775,478,887 1,088,735,477,081 998,450,124,489 Cash Received from Customers
Pembayaran Kas kepada Karyawan, Cash paid to Employees, Supplier and
Pemasok dan Pihak Ketiga (597,818,020,990) (407,811,946,340) (1,001,595,246,705) (951,027,899,871) (882,124,343,497) Third Parties
Penghasilan Bunga 278,866,501 388,958,001 658,719,502 1,346,266,725 314,121,495 Interest Income
Pembayaran Pajak Penghasilan (16,485,384,009) (14,670,478,257) (29,674,137,483) (33,395,087,045) (33,975,172,980) Cash Paid for Income Tax
Arus Kas Bersih Diperoleh dari Net Cash Flows Provided by
Aktivitas Operasi 55,051,139,436 165,527,108,829 158,164,814,201 105,658,756,890 82,664,729,507 Operating Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Hasil Penjualan Aset Tetap 9 7,155,667,066 60,912,200 352,974,171,130 6,472,175,906 10,005,996,978 Proceeds from Fixed Assets Disposal
Perolehan Aset Tetap 9 (46,195,583,309) (136,663,316,380) (320,468,406,836) (128,681,106,695) (65,710,684,705) Acquisition of Fixed Assets
Perolehan Aset Takberwujud -- (990,955,250) (1,313,830,250) (432,909,403) (3,247,055,932) Acquisition of Intangible Assets
Penjualan Investasi Saham di Entitas Anak -- -- 32,219,025,000 -- -- Disposal of Investment in Subsidiaries
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan Net Cash Flows Provided by (Used in)
untuk) Aktivitas Investasi (39,039,916,242) (137,593,359,430) 63,410,959,044 (122,641,840,192) (58,951,743,659) Investing Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Penerimaan Pinjaman 48,992,000,000 33,417,811,365 65,297,000,000 44,478,211,551 79,202,390,167 Proceeds from Bank Loans
Pembayaran Pinjaman (7,783,930,751) (15,121,205,371) (178,512,362,606) (16,299,899,703) (17,212,052,654) Payment of Bank Loans
Setoran Modal -- -- -- 57,000,000,000 -- Additional Paid up Capital
Setoran Modal oleh Kepentingan Paid up Capital by Non
Non Pengendali -- -- -- 2,100,000,000 900,000,000 Controlling Interest
Pembayaran Utang Sewa Pembiayaan (297,471,739) (4,331,468,457) (5,943,307,565) (1,775,329,351) (2,542,822,800) Payment of Financial Lease
Pembayaran Dividen Tunai 23 (57,000,000,000) (50,000,000,000) (100,000,000,000) (58,000,000,000) (74,516,666,666) Cash Dividend
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan Net Cash Flows Provided by (Used in)
untuk) Aktivitas Pendanaan (16,089,402,490) (36,034,862,463) (219,158,670,171) 27,502,982,497 (14,169,151,953) Financing Activities

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH NET INCREASE (DECREASE) IN


KAS DAN BANK (78,179,296) (8,101,113,063) 2,417,103,074 10,519,899,195 9,543,833,895 CASH ON HAND AND IN BANKS

DAMPAK PERUBAHAN KURS TERHADAP EFFECT OF FOREIGN EXCHANGE RATE ON


KAS DAN BANK (14,422,814) -- 4,310,634 8,739,322 2,216,720 CASH ON HAND AND IN BANKS
CASH ON HAND AND IN BANKS
KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN 44,976,920,673 45,112,170,081 45,112,170,081 34,583,531,564 25,037,480,949 AT BEGINNING OF YEAR

KAS DAN BANK ENTITAS ANAK YANG CASH ON HAND AND IN BANKS
DIDIVESTASI -- (2,556,663,116) (2,556,663,116) -- -- OF CASH
DISPOSAL OF SUBSIDIARIES
ON HAND AND IN BANKS
KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN 44,884,318,563 34,454,393,902 44,976,920,673 45,112,170,081 34,583,531,564 AT THE END OF YEAR

Kas dan Bank terdiri dari: 3 Cash on Hand and in Banks consist of:
Kas 3,018,473,409 1,966,443,347 2,081,325,315 1,910,680,073 2,265,876,625 Cash on Hand
Bank 41,865,845,154 32,487,950,555 42,895,595,358 43,201,490,008 32,317,654,939 Cash in Banks
Total 44,884,318,563 34,454,393,902 44,976,920,673 45,112,170,081 34,583,531,564 Total

*) Konsolidasian / Consolidated

Tambahan informasi aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas disajikan pada Catatan 34 /
Additional information of non-cash activities is presented in Note 34.

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form an integral part of
laporan keuangan secara keseluruhan these financial statements
d1/November 4, 2016 242 Paraf:
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO FINANCIAL STATEMENT
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

1. Umum 1. General

1.a. Pendirian Perusahaan 1.a.Companys Establishment


PT Prodia Widyahusada Tbk (Perusahaan) PT Prodia Widyahusada Tbk (the Company)
didirikan berdasarkan Akta Notaris Sri Rahayu, was established based on the Deed of Notary
SH, No. 14 tanggal 8 Pebruari 1988. Akta Sri Rahayu, SH, No. 14 dated February 8, 1988.
pendirian tersebut disahkan oleh Menteri The establishment deed was approved by
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Minister of Justice of the Republic of Indonesia
Keputusan No. C2-1459 HT.01.01.Th.91 in Decree No. C2-1459 HT.01.01.Th.91 dated 27
tanggal 27 April 1991 dan telah diumumkan April 1991 and was published in State Gazette of
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 52 the Republic of Indonesia No. 52 dated June 28,
tanggal 28 Juni 1991, Tambahan No. 1846. 1991, supplement No. 1846.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami The Companys articles of association have
beberapa kali perubahan, terakhir dengan been amended several times, most recently by
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham the Resolution of General Shareholders Meeting
mengenai Perubahan Anggaran Dasar Deed regarding amendment of articles of
Perusahaan No. 83 tanggal 29 Juni 2016, yang association No. 83 dated June 29,2016, made
dibuat dihadapan Jose Dima Satria, SH, M.Kn, before Jose Dima Satria, SH, M.Kn, Notary in
Notaris di Jakarta. Perubahan anggaran dasar Jakarta. This amendment has been approved
ini telah mendapat persetujuan Menteri Hukum by the Minister of Law and Human Rights
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. Republic of Indonesia No. AHU-0087910.
AHU-0087910.AH.01.11 Tahun 2016 tanggal AH.01.11 Year 2016 dated July 28, 2016.
28 Juli 2016.

Sesuai dengan Anggaran Dasar, maksud dan In accordance with the Articles of Association,
tujuan Perusahaan adalah bergerak dalam the purpose and objectives of the Company is
bidang kesehatan dengan melaksanakan engaged in health laboratories by conducting
kegiatan usaha seperti mendirikan klinik, business activities such as setting up clinics,
laboratorium kesehatan, pengelolaan rumah health laboratories, the management of
sakit, pusat penelitian dan pendidikan perawat hospitals, research centers and education of
serta menyelenggarakan pemeriksaan nurses and community health examinations.
kesehatan masyarakat. Saat ini, kegiatan utama Currently, the Company's principal activity is to
Perusahaan adalah menyediakan jasa provide health check up. The Company started
pemeriksaan kesehatan. Perusahaan memulai commercial operations in 1988.
operasi komersialnya pada tahun 1988.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan The Company is domiciled in Jakarta with 130
130 kantor cabang serta outlet-outlet yang branches and outlets throughout Indonesia. The
tersebar di seluruh Indonesia. Kantor pusat head office is located at Jl. Kramat Raya No.
Perusahaan beralamat di Jl. Kramat Raya 150, Central Jakarta.
No. 150, Jakarta Pusat.

Perusahaan adalah anggota kelompok usaha The Company is a member of Prodia Utama
Prodia Utama. Group.

1.b. Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan 1.b. Board of Commissioners, Directors and
Karyawan Employees
Susunan anggota Dewan Komisaris dan Dewan The Board of Commissioners and Board of
Direksi Perusahaan masing-masingberdasarkan Directors of the Company based on Resolution
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham of General Shareholders Meeting Deed
mengenai Perubahan Anggaran Dasar regarding amendment of articles of association
Perusahaan No. 83 tanggal 29 Juni 2016, Akta No. 83 dated June 29,2016, the Deed of
Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Extraordinary Shareholders General Meeting
Saham Luar Biasa No.8 tanggal 28 April 2015, No.8 dated April 28, 2015, No.5 dated April 17,
No.5 tanggal 17 April 2014 dan No.1 tanggal 1 2014 and No. 1 dated May 1, 2009 from notary
Mei 2009 dari notaris Rismalena Kasri, SH, Rismalena Kasri, SH, are as follows:
adalah sebagai berikut:

DRAFT 243
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

2016 2015 dan/and 2014 2013


Dewan Komisaris Board of Commissioners
Komisaris Utama : Drs. Andi Wijaya, MBA Drs. Andi Wijaya, MBA Drs. Andi Wijaya, MBA President Commissioner
Komisaris : Drs. Gunawan Prawiro Soeharto Drs. Gunawan Prawiro Soeharto Drs. Gunawan Prawiro Soeharto Commissioners
Dra. Endang Wahjuningtyas Hoyaranda J. Hamdono Widjojo J. Hamdono Widjojo
Drs. Elias Nugroho Drs. Elias Nugroho
Ichsan Hidajat, SH Ichsan Hidajat, SH
Dra. Luscie Panggajaya
Dra. Endang Wahjuningtyas Hoyaranda
Komisaris Independen : Scott Andrew Merrillees Independent Commissioner
Jos Luhukay

Dewan Direksi Board of Directors


Direktur Utama : Dr. Dewi Muliaty, M.Si Dr. Dewi Muliaty, M.Si Dr. Dewi Muliaty, M.Si President Director
Direktur : Liana Kuswandi, SE, M.Fin Liana Kuswandi, SE, M.Fin Liana Kuswandi, SE, M.Fin Directors
Dra. Tetty Hendrawati, M.Kes Dra. Tetty Hendrawati, M.Kes Dra. Tetty Hendrawati, M.Kes
Andri Hidayat, M.Si Andri Hidayat, M.Si Dra. Luscie Panggajaya
Dr. Indriyanti Rafi Sukmawati, M.Si Dr. Indriyanti Rafi Sukmawati, M.Si

Jumlah kompensasi kepada dewan komisaris Total compensation to the board of


dan direksi Perusahaan berupa gaji dan commissioners and directors of the Company in
tunjangan adalah sebesar Rp7.933.976.800 dan the form of salary and benefits amounted to
Rp7.643.250.616 serta Rp15.410.670.216, Rp7,933,976,800 and Rp7,643,250,616, and
Rp12.758.209.130 dan Rp11.588.628.471 Rp15,410,670,216, Rp12,758,209,130 and
masing-masing untuk periode enam bulan yang Rp11,588,628,471 respectively for the six-month
berakhir pada 30 Juni 2016 dan 2015, serta periods ended June 30, 2016 and 2015, and the
tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember years ended December 31, 2015, 2014 and
2015, 2014 dan 2013. 2013.
Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 2015, As of June 30, 2016 and 2015, and December
serta 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, 31, 2015, 2014 and 2013, the Company (and
jumlah karyawan Perusahaan (dan entitas anak) subsidiaries) have a total of 3,648 and 3,738,
adalah 3.648 dan 3.738, serta 3615, 3.808 dan and 3,615, 3,808 and 3,409 permanent
3.409 karyawan tetap (tidak diaudit). employees, respectively (unaudited).

Susunan Komite Audit Perusahaan pada Board of Audit Committee as of June 30, 2016 is
tanggal 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut: as follows:

Ketua Jos Luhukay Chairman


Anggota Scott Andrew Merrillees Member
Anggota Dina Kharisma Member

Corporate secretary Perusahaan adalah The Company's corporate secretary is


Dr. Indriyanti Rafi Sukmawati, M.Si pada Dr. Indriyanti Rafi Sukmawati, M.Si as of
30 Juni 2016 June 30, 2016.

Kepala Internal Audit Perusahaan pada 30 Juni Head of Internal Audit as of June 30, 2016 is
2016 dijabat oleh Budi Darmawan. Budi Darmawan.

1.c. Entitas Anak 1.c. Structure of the Companys Subsidiaries


Penyertaan saham pada entitas anak pada Investments in shares in subsidiaries on
tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah December 31, 2014 and 2013 are as follows:
sebagai berikut:
Entitas Anak/ Lokasi/ Kegiatan Usaha Utama/ Tahun Operasi Persentase Kepemilikan/ Total Aset/
Subsidiries Location Main Business Komersial/ Ownership Total Asset
Commercial 2014 2013 2014 2013
% % Rp Rp
Operating Year

PT Prodia OHI International Jakarta Pelayanan Kesehatan 2009 40% 40% 12,962,557,800 10,567,141,661
PT Prodia Stemcell Indonesia Jakarta Pelayanan Penunjang Kesehatan 2014 95% 95% 14,416,355,788 16,170,078,808
PT Prodia Diagnostic Line Cikarang Perdagangan dan Industri 2012 80% 80% 19,375,465,101 18,817,270,431
PT Innovasi Diagnostika Jakarta Pelayanan Kesehatan 2014 52% 52% 5,661,907,579 264,755,205

DRAFT 244
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Pada tahun 2015, seluruh kepemilikan saham By 2015, the entire shareholding of subsidiaries
entitas anak dijual oleh Perusahaan kepada was sold by the Company to PT Prodia Utama,
PT Prodia Utama, pemegang saham, sebagai shareholder, as follows:
berikut:
PT Prodia OHI International
PT Prodia OHI International Based on the Deed No.13, dated July 10, 2015
Berdasarkan Akta No.13, tanggal 10 Juli 2015 made before Rismalena Kasri, SH, notary in
yang dibuat dihadapan Rismalena Kasri, SH, Jakarta, the Company sold its ownership share
notaris di Jakarta, Perusahaan telah menjual in PT Prodia OHI International to
saham kepemilikannya di PT Prodia OHI PT Prodia Utama. The deed has been approved
International kepada PT Prodia Utama. Akta by the Minister of Law and Human Rights of the
tersebut telah memperoleh persetujuan dari Republic of Indonesia in Decree No. AHU-
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia 3532018.AH.01.11.Tahun 2015 dated July 10,
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan 2015.
No. AHU-3532018.AH.01.11.Tahun 2015
tanggal 10 Juli 2015.

PT Prodia Stemcell Indonesia (dahulu PT Prodia Stemcell Indonesia (formerly


PT Prodia Stemlife Indonesia) PT Prodia Stemlife Indonesia)
Berdasarkan Akta No.7, tanggal 17 Juni 2015 Based on the Deed No.7, dated June 17, 2015
yang dibuat dihadapan Rismalena Kasri, SH, were made before Rismalena Kasri, SH, notary
notaris di Jakarta, Perusahaan telah menjual in Jakarta, the Company sold its ownership
saham kepemilikannya di PT Prodia Stemcell share in PT Prodia Stemcell Indonesia to
Indonesia kepada PT Prodia Utama. Akta PT Prodia Utama. The deed has been approved
tersebut telah memperoleh persetujuan dari by the Minister of Law and Human Rights of the
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republic of Indonesia in Decree No. AHU-
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan 3522608.AH.01.11.Tahun 2015 dated June 22,
No. AHU-3522608.AH.01.11.Tahun 2015 2015.
Tanggal 22 Juni 2015.
PT Prodia Diagnostic Line PT Prodia Diagnostic Line
Berdasarkan Akta No.9, tanggal 13 Mei 2015 Based on the Deed No.9, dated May 13, 2015
yang dibuat dihadapan Rismalena Kasri, SH, made before Rismalena Kasri, SH, notary in
notaris di Jakarta, Perusahaan telah menjual Jakarta, the Company sold its ownership share
saham kepemilikannya di PT Prodia Diagnostic to PT Prodia Utama. The deed has been
Line kepada PT Prodia Utama. Akta tersebut approved by the Minister of Law and Human
telah memperoleh persetujuan dari Menteri Rights of the Republic of Indonesia in Decree
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik No. AHU-3507899.AH.01.11.Tahun 2015 dated
Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU- May 22, 2016.
3507899.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 22 Mei
2016.
PT Innovasi Diagnostika PT Innovasi Diagnostika
Berdasarkan Akta No.5, tanggal 13 Mei 2015 Based on the Deed No. 5, dated May 13, 2015
yang dibuat dihadapan Rismalena Kasri, SH, made before Rismalena Kasri, SH, notary in
notaris di Jakarta, Perusahaan telah menjual Jakarta, the Company sold its ownership shares
saham kepemilikannya di PT Innovasi to PT Prodia Utama. The deed has been
Diagnostika kepada PT Prodia Utama. Akta approved by the Minister of Law and Human
tersebut telah memperoleh persetujuan dari Rights of the Republic of Indonesia in Decree
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-3505872.AH.01.11 Tahun 2015 dated
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan May 18, 2015.
No. AHU-3505872.AH.01.11 Tahun 2015
tanggal 18 Mei 2015.

DRAFT 245
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Signifikan 2. Summary of Significant Accounting Policies


2.a. Kepatuhan Terhadap Standar Akuntansi 2.a.Compliance with the Financial Accounting
Keuangan (SAK) Standards (SAK)
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun The consolidated financial statements were
dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi prepared and presented in accordance with
Keuangan di Indonesia yang meliputi Indonesian Financial Accounting Standards
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan which include the Statement of Financial
(PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Accounting Standards (PSAK) and
Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Interpretation of Financial Accounting Standards
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan (ISAK) issued by the Financial Accounting
Indonesia (DSAK IAI), serta peraturan Pasar Standard Board Indonesian Institute of
Modal yang berlaku antara lain Peraturan Accountant (DSAK IAI), and regulations in the
Otoritas Jasa Keuangan/Badan Pengawas Capital Market include Regulations of Financial
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Sevices Authority/Capital Market and
(OJK/Bapepam-LK) No. VIII.G.7 tentang Supervisory Board and Financial Institution
pedoman penyajian laporan keuangan, (OJK/Bapepam-LK) No. VIII.G.7 regarding
keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP- guidelines for the presentation of financial
347/BL/2012 tentang penyajian dan statements, decree of Chairman of Bapepam-LK
pengungkapan laporan keuangan emiten atau No. KEP-347/BL/2012 regarding presentation
perusahaan publik. and disclosure of financial statements of the
issuer or public company.
2.b. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan 2.b. The Basis of Measurement and Preparation
Keuangan of Financial Statements
Laporan keuangan disusun dan disajikan The financial statements have been prepared
berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta and presented based on going concern
atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. assumption and accrual basis of accounting,
Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan except for the consolidated statements of cash
keuangan ini adalah konsep biaya perolehan, flows. Basis of measurement in preparation of
kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan these consolidated financial statements is the
pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam historical costs concept, except for certain
kebijakan akuntansi masing-masing akun accounts which have been prepared on the
tersebut. Biaya perolehan umumnya didasarkan basis of other measurements as described in
pada nilai wajar imbalan yang diserahkan dalam their respective policies. Historical cost is
pemerolehan aset. generally based on the fair value of the
consideration given in exchange for assets.

Laporan arus kas disajikan dengan metode The statements of cash flows are prepared
langsung (direct method) dengan using the direct method by classifying cash
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas flows into operating, investing and financing
operasi, investasi dan pendanaan. activities.

Mata uang penyajian yang digunakan dalam The presentation currency used in the
penyusunan laporan keuangan ini adalah preparation of the financial statements is
Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Indonesian Rupiah which is the functional
Perusahaan. Perusahaan menetapkan mata currency of the Company. The Company
uang fungsional dan unsur-unsur dalam laporan determines its own functional currency and
keuangan diukur berdasarkan mata uang items included in the financial statements are
fungsional tersebut. measured using that functional currency.
2.c. Pernyataan dan Interpretasi Standar 2.c. New and Revised Statements and
Akuntansi Baru dan Revisi yang Berlaku Interpretation of Financial Accounting
Efektif pada Tahun Berjalan Standards Effective in the Current Year
Berikut adalah perubahan dan penyesuaian atas The following are amendment and improvement
standar dan interpretasi standar baru yang telah of standards and new interpretaion of standard
diterbitkan oleh DSAK-IAI dan berlaku efektif issued by DSAK - IAI and effectively applied for
untuk tahun buku yang dimulai pada atau the period starting on or after January 1, 2016,
setelah 1 Januari 2016, yaitu: as follows:

DRAFT 246
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

PSAK No. 5 (Penyesuaian 2015): Segmen PSAK No. 5 (Improvement 2015):


Operasi Operating Segments
PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015): PSAK No. 7 (Improvement 2015): Related
Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi Party Disclosures
PSAK No. 13 (Penyesuaian 2015): Properti PSAK No. 13 (Improvement 2015):
Investasi Investments Property
PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015): Aset PSAK No. 16 (Improvement 2015):
Tetap Property, Plant and Equipment
PSAK No. 19 (Penyesuaian 2015): Aset PSAK No. 19 (Improvement 2015):
Takberwujud Intangible Assets
PSAK No. 22 (Penyesuaian 2015): PSAK No. 22 (Improvement 2015):
Kombinasi Bisnis Business Combination
PSAK No. 25 (Penyesuaian 2015): PSAK No. 25 (Improvement 2015):
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Accounting Policies, Changes in
Akuntansi dan Kesalahan Accounting Estimates and Errors
PSAK No. 53 (Penyesuaian 2015): PSAK No. 53 (Improvement 2015): Share-
Pembayaran Berbasis Saham based Payments
PSAK No. 68 (Penyesuaian 2015): PSAK No. 68 (Improvement 2015): Fair
Pengukuran Nilai Wajar Value Measurement
Amandemen PSAK No. 4: Laporan Amendment of PSAK No. 4: Separate
Keuangan Tersendiri tentang Metode Financial Statements about Equity Method
Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri in Separate Financial Statements
Amandemen PSAK No. 15: Investasi Pada Amendment of PSAK No. 15: Investment in
Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama Associates and Joint Venture about
tentang Entitas Investasi: Penerapan Investment Entities: Applying the
Pengecualian Konsolidasi Consolidation Exception
Amandemen PSAK No. 16: Aset Tetap Amendment of PSAK No. 16: Property,
tentang Klarifikasi Metode yang Diterima Plant and Equipment about Clarification of
untuk Penyusutan dan Amortisasi Acceptable Methods of Depreciation and
Amortization
Amandemen PSAK No. 19: Aset Amendment of PSAK No. 19: Intangible
Takberwujud tentang Klarifikasi Metode Asset about Clarification of Acceptable
yang Diterima untuk Penyusutan dan Methods of Depreciation and Amortization
Amortisasi
Amandemen PSAK No. 24: Imbalan Kerja Amendment of PSAK No. 24: Employee
tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Benefits about Defined Benefit Plans:
Pekerja Employee Contributions
Amandemen PSAK No. 65: Laporan Amendment of PSAK No. 65: Consolidated
Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Financial Statements about Investment
Investasi: Penerapan Pengecualian Entities: Applying the Consolidation
Konsolidasi Exception
Amandemen PSAK No. 66: Pengaturan Amendment of PSAK No. 66: Joint
Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Arrangements about Accounting for
Kepentingan dalam Operasi Bersama Acquisitions of Interests in Joint Operation
Amandemen PSAK No. 67: Pengungkapan Amendment of PSAK No. 67: Disclosures
Kepentingan Dalam Entitas Lain tentang of Interest in Other Entities about
Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Investment Entities: Applying the
Konsolidasi Consolidation Exception
ISAK No. 30: Pungutan ISAK No. 30: Levies

Berikut ini adalah dampak atas perubahan The following is the impact of the amendments
standar akuntansi diatas yang relevan terhadap in accounting standards that are relevant and
laporan keuangan Perusahaan: significant to the financial statements of the
Company:
PSAK No. 5 (Penyesuaian 2015): Segmen PSAK No. 5 (Improvement 2015): Operating
Operasi Segments

DRAFT 247
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Penyesuaian ini mengklarifikasi: The improvement clarifies that:


- Entitas mengungkapkan pertimbangan - An entity must disclose the judgements
yang dibuat manajemen dalam made by management in applying the
penerapan kriteria agregasi PSAK 5 aggregation criteria in paragraph 12 of
paragraf 12 termasuk penjelasan singkat PSAK 5 including a brief description of
segmen operasi yang digabungkan dan operating segments that have been
karakteristik ekonomi. aggregated and the economic
characteristics.
- Pengungkapan rekonsiliasi aset segmen - Disclose the reconciliation of segment
terhadap total aset jika rekonsiliasi assets to total assets if the reconciliation
dilaporkan kepada pengambil keputusan of segment assets to total assets if the
operasional, demikian juga untuk reconciliation is reported to the chief
pengungkapan liabilitas segmen. operating decision maker, similar to the
required disclosure for segment
liabilities.

Penerapan penyesuaian standar ini tidak The adoption of this improvement of standard
memberikan pengaruh material terhadap had no material effect to financial statements.
laporan keuangan.
PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015): PSAK No. 7 (Improvement 2015): Related
Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi Party Disclosures
Penyesuaian ini menambahkan The improvement add requirement of
persyaratan pihak-pihak berelasi dan related parties and clarifies that a
mengklarifikasi bahwa entitas manajemen management entity (an entity that provides
(entitas yang menyediakan jasa personil key management personnel services) is a
manajemen kunci) adalah pihak berelasi related party subject to the related party
yang dikenakan pengungkapan pihak disclosures. In addition, an entity that uses a
berelasi. Dan entitas yang memakai entitas management entity is required to disclose
manajemen mengungkapkan biaya yang the expenses incurred for management
terjadi untuk jasa manajemennya. services.

Perusahaan telah menerapkan PSAK ini The Company had adopting this PSAK and
dan telah melengkapi persyaratan had completed the requirement regarding
mengenai informasi pihak berelasi. the related parties information.

PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015): Aset PSAK No. 16 (Improvement 2015):


Tetap dan PSAK No. 19 (Penyesuaian Property, Plant and Equipment and PSAK
2015): Aset Takberwujud No. 19 (Improvement 2015): Intangible
Asset
Penyesuaian PSAK No. 16 dan PSAK The improvement of PSAK No. 16 and
No. 19 ini mengklarifikasi bahwa aset dapat PSAK No. 19 clarifies that the asset may be
direvaluasi dengan mengacu pada data revalued by reference to observable data on
pasar yang dapat diobservasi terhadap either the gross or the net carrying amount.
jumlah tercatat bruto ataupun neto. In addition, the accumulated depreciation or
Sebagai tambahan, akumulasi penyusutan amortization is the difference between the
atau amortisasi adalah perbedaan antara gross and carrying amounts of the asset.
jumlah tercatat bruto dan jumlah tercatat Carrying amounts of the asset is restated by
aset tersebut. Jumlah tercatat aset tersebut revalved amounts.
disajikan kembali pada jumlah
revaluasiannya.

Penerapan PSAK-PSAK ini tidak The adoption of these PSAKs had no


memberikan pengaruh material terhadap material effect to financial statements.
laporan keuangan.

DRAFT 248
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Amandemen PSAK No. 16: Aset Tetap Amendment of PSAK No. 16: Property,
dan PSAK No. 19: Aset Takberwujud Plant and Equipment and PSAK No. 19:
tentang Klarifikasi Metode yang Diterima Intangible Asset about Clarification of
untuk Penyusutan dan Amortisasi Acceptable Methods of Depreciation and
Amortization

Amandemen ini mengklarifikasi prinsip The amendments clarify the principle in


yang terdapat dalam PSAK No. 16 dan PSAK No. 16 and PSAK No. 19, that
PSAK No. 19, bahwa pendapatan revenue reflects a pattern of economic
mencerminkan suatu pola manfaat benefits that are generated from operating a
ekonomik yang dihasilkan dari business (of which the asset is part) rather
pengoperasian usaha (yang mana aset than the economic benefits that are
tersebut adalah bagiannya) dari pada consumed through use of the asset. As a
manfaat ekonomik dari pemakaian melalui result, a revenue based method cannot be
penggunaan aset. Sebagai kesimpulan, used to depreciate the Property, Plant and
penggunaan metode penyusutan aset tetap Equipment.
yang berdasarkan pada pendapatan
adalah tidak tepat.

Penerapan PSAK-PSAK ini tidak The adoption of these PSAKs had no


memberikan pengaruh material terhadap material effect to financial statements.
laporan keuangan.

Amandemen PSAK No. 24: Imbalan Kerja Amendment of PSAK No. 24: Employee
tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Benefits about Defined Benefit Plans:
Pekerja Employee Contributions
Amandemen PSAK No. 24 meminta entitas PSAK 24 requires an entity to consider
untuk memperhatikan iuran dari pekerja contributions from employees or third
atau pihak ketiga ketika memperhitungkan parties when accounting for defined benefit
program manfaat pasti. Ketika iuran plans. Where the contributions are linked to
tersebut sehubungan dengan jasa, harus service, they should be attributed to periods
diatribusikan pada periode jasa sebagai of service as a negative benefit. These
imbalan negatif. Amandemen ini amendments clarify that, if the amount of
mengklarifikasi bahwa, jika jumlah iuran the contributions is independent of the
tidak bergantung pada jumlah tahun jasa, number of years of service, an entity is
entitas diperbolehkan untuk mengakui permitted to recognise such contributions
iuran tersebut sebagai pengurang dari as a reduction in the service cost in the
biaya jasa dalam periode ketika jasa terkait period in which the service is rendered,
diberikan, daripada alokasi iuran tersebut instead of allocating the contributions to the
pada periode jasa. periods of service.

Penerapan standar ini tidak memberikan The adoption of this standard had no
pengaruh material terhadap laporan material effect to financial statements.
keuangan.

Perusahaan telah menerapkan PSAK ini The Company has adopting these PSAKs
dan telah melengkapi persyaratan and had completed the required disclosures
pengungkapan yang diminta. requirements.

2.d. Prinsip-prinsip Konsolidasi 2.d. Principles of Consolidation


Laporan keuangan Perusahaan untuk tahun The Companys financial statements for the
yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan years ended December 31, 2014 and 2013, as
2013, yang disajikan dalam laporan ini, presented in this report are the consolidated
merupakan laporan keuangan konsolidasian financial statements which consist the financial
mencakup laporan keuangan Perusahaan dan statements of the Company and subsidiaries
entitas-entitas anak seperti disebutkan pada as described in Note 1.c.
Catatan 1.c.

DRAFT 249
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Entitas anak adalah entitas yang dikendalikan A subsidiary is an entity controlled by the
oleh Perusahaan, yakni Perusahaan terekspos, Company, i.e., the Company is exposed, or
atau memiliki hak, atas imbal hasil variabel dari has rights, to variable returns from its
keterlibatannya dengan entitas dan memiliki involvement with the entity and has the ability
kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil to affect those returns through its current
tersebut melalui kemampuan kini untuk ability to direct the entitys relevant activities
mengarahkan aktivitas relevan dari entitas (power over the investee).
(kekuasaan atas investee).

Keberadaan dan dampak dari hak suara The existence and effect of substantive
potensial dimana Perusahaan memiliki potential voting rights that the Company has
kemampuan praktis untuk melaksanakan the practical ability to exercise (i.e.,
(yakni hak substantif) dipertimbangkan saat substantive rights) are considered when
menilai apakah Perusahaan mengendalikan assessing whether the Company controls
entitas lain. another entity.

Laporan keuangan Perusahaan mencakup The Companys financial statements


hasil usaha, arus kas, aset dan liabilitas dari incorporate the results, cash flows, assets and
Perusahaan dan seluruh entitas anak yang, liabilities of the Company and all of its directly
secara lagsung dan tidak langsung, and indirectly controlled subsidiaries.
dikendalikan oleh Perusahaan. Entitas anak Subsidiaries are consolidated from the
dikonsolidasikan sejak tanggal efektif akuisisi, effective date of acquisition, which is the date
yaitu tanggal dimana Perusahaan secara on which the Company effectively obtains
efektif memperoleh pengendalian atas bisnis control of the acquired business, until that
yang diakuisisi, sampai tanggal pengendalian control ceases.
berakhir.

Entitas induk menyusun laporan keuangan A parent prepares consolidated financial


konsolidasian dengan menggunakan kebijakan statements using uniform accounting policies
akuntansi yang sama untuk transaksi dan for like transactions and other events in similar
peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. circumstances. All intraCompany transactions,
Seluruh transaksi, saldo, laba, beban, dan arus balances, income, expenses and cash flows
kas dalam intra kelompok usaha terkait dengan are eliminated in full on consolidation.
transaksi antar entitas dalam Perusahaan
dieliminasi secara penuh.

Perusahaan mengatribusikan laba rugi dan The Company attributed the profit and loss
setiap komponen dari penghasilan and each component of other comprehensive
komprehensif lain kepada pemilik entitas induk income to the owners of the parent and non-
dan kepentingan nonpengendali meskipun hal controlling interest even though this results in
tersebut mengakibatkan kepentingan the non-controlling interests having a deficit
nonpengendali memiliki saldo defisit. balance. The Company presents non-
Perusahaan menyajikan kepentingan controlling interest in equity in the consolidated
nonpengendali di ekuitas dalam laporan posisi statement of financial position, separately from
keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas the equity owners of the parent.
pemilik entitas induk.

Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas Changes in the parents ownership interest in
induk pada entitas anak yang tidak a subsidiary that do not result in loss of control
mengakibatkan hilangnya pengendalian adalah are equity transactions (i.e., transactions with
transaksi ekuitas (yaitu transaksi dengan owners in their capacity as owners). When the
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik). proportion of equity held by non-controlling
Ketika proporsi ekuitas yang dimiliki oleh interest change, the Company adjusted the
kepentingan nonpengendali berubah, carrying amounts of the controlling interest
Perusahaan menyesuaikan jumlah tercatat and non-controlling interest to reflect the
kepentingan pengendali dan kepentingan changes in their relative interest in the
nonpengendali untuk mencerminkan subsidiaries. Any difference between the

DRAFT 250
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

perubahan kepemilikan relatifnya dalam entitas amount by which the non-controlling interests
anak. Selisih antara jumlah dimana are adjusted and the fair value of the
kepentingan nonpengendali disesuaikan dan consideration paid or received is recognised
nilai wajar dari jumlah yang diterima atau directly in equity and attributed to the owners
dibayarkan diakui langsung dalam ekuitas dan of the parent.
diatribusikan pada pemilik dari entitas induk.

Jika Perusahaan kehilangan pengendalian, If the Company loses control, the Company:
maka Perusahaan:
(a) Menghentikan pengakuan aset (termasuk (a) Derecognize the assets (including
goodwill) dan liabilitas entitas anak pada goodwill) and liabilities of the subsidiary at
jumlah tercatatnya ketika pengendalian their carrying amounts at the date when
hilang; control is lost;
(b) Menghentikan pengakuan jumlah tercatat (b) Derecognize the carrying amount of any
setiap kepentingan nonpengendali pada non-controlling interests in the former
entitas anak terdahulu ketika pengendalian subsidiary at the date when control is lost
hilang (termasuk setiap komponen (including any components of other
penghasilan komprehensif lain yang comprehensive income attributable to
diatribusikan pada kepentingan them);
nonpengendali);
(c) Mengakui nilai wajar pembayaran yang (c) Recognize the fair value of the
diterima (jika ada) dari transaksi, peristiwa, consideration received, if any, from the
atau keadaan yang mengakibatkan transaction, event or circumstances that
hilangnya pengendalian; resulted in the loss of control;
(d) Mengakui sisa investasi pada entitas anak (d) Recognize any investment retained in the
terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal former subsidiary at fair value at the date
hilangnya pengendalian when control is lost;
(e) Mereklasifikasi ke laba rugi, atau (e) Reclassify to profit or loss, or transfer
mengalihkan secara langsung ke saldo directly to retained earnings if required by
laba jika disyaratkan pleh SAK lain, jumlah other SAKs, the amount recognized in
yang diakui dalam penghasilan other comprehensive income in relation to
komprehensif lain dalam kaitan dengan the subsidiary;
entitas anak;
(f) Mengakui perbedaan apapun yang (f) Recognize any resulting difference as a
dihasilkan sebagai keuntungan atau gain or loss attributable to the parent.
kerugian dalam laba rugi yang
diatribusikan kepada entitas induk.

2.e. Kombinasi Bisnis 2.e. Business Combination


Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau Business combination is a transaction or other
peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi event in which an acquirer obtains control of
memperoleh pengendalian atas satu atau lebih one or more businesses. Business
bisnis. Kombinasi bisnis dicatat dengan combination is accounted for by applying the
menggunakan metode akuisisi. Imbalan yang acquisition method. The consideration
dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur transferred in a business combination is
pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil measured at fair value, which is calculated as
penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi the sum of the acquisition date fair values of
atas seluruh aset yang dialihkan oleh the assets transferred by the Company,
Perusahaan, liabilitas yang diakui oleh liabilities incurred by the Company to former
Perusahaan kepada pemilik sebelumnya dari owners of the acquiree, and the equity
pihak yang diakuisisi dan kepentingan ekuitas interests issued by the Company in exchange
yang diterbitkan oleh Perusahaan dalam for control of the acquiree. Acquisition-related
pertukaran pengendalian dari pihak yang costs are recognized as expenses in the
diakuisisi. Biaya-biaya terkait akuisisi diakui periods in which the costs are incurred and the
sebagai beban pada periode saat biaya services are received.
tersebut terjadi dan jasa diterima.

DRAFT 251
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Pada tanggal akuisisi, aset teridentifikasi At the acquisition date, the identifiable assets
yang diperoleh dan liabilitas yang diambil acquired and the liabilities assumed are
alih diakui pada nilai wajar kecuali untuk aset recognized at their fair value except for certain
dan liabilitas tertentu yang diukur sesuai assets and liabilities that are measured in
dengan standar yang relevan. accordance with the relevant standards.
Komponen kepentingan nonpengendali pada Component of non-controlling interests are
pihak diakuisisi diukur baik pada nilai wajar measured either at fair value or at the present
ataupun pada bagian proporsional instrumen ownership instruments proportionate share in
kepemilikan yang ada dalam jumlah yang the recognized amounts of the acquirees
diakui atas aset neto teridentifikasi dari pihak identifiable net assets.
diakuisisi.
Bila suatu kombinasi bisnis dilakukan secara When a business combination is achieved in
bertahap, kepemilikan terdahulu Perusahaan stages, the Companys previously held equity
atas pihak terakuisisi diukur kembali ke nilai interest in the acquire is remeasured to fair
wajar pada tanggal akuisisi dan keuntungan value at the acquisition date and the resulting
atau kerugiannya, jika ada, diakui dalam laba gain or loss, if any, is recognized in profit or
rugi. Apabila dalam periode sebelumnya, loss. When in prior periods, a changes in the
perubahan nilai wajar yang berasal dari value of its equity interest in the acquiree prior
kepentingan ekuitasnya sebelum tanggal to the acquisition date had been recognized in
akuisisi telah diakui dalam penghasilan other comprehensive income, that amount
komprehensif lain, jumlah tersebut diakui shall be recognized on the same basis as
dengan dasar yang sama sebagaimana would be required if the Company had
dipersyaratkan jika Perusahaan telah melepas disposed directly of the previously held equity
secara langsung kepentingan ekuitas yang interest.
dimiliki sebelumnya.
Jika akuntansi awal untuk kombinasi If the initial accounting for a business
bisnis belum selesai pada akhir periode combination is incomplete by the end of the
pelaporan saat kombinasi terjadi, Perusahaan reporting period in which the combination
melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos occurs, the Company reports provisional
yang proses akuntansinya belum selesai dalam amounts for the items for which the accounting
laporan keuangannya. Selama periode is incomplete. Those provisional amounts are
pengukuran, pihak pengakuisisi menyesuaikan, adjusted during the measurement period, or
aset atau liabilitas tambahan yang diakui, untuk additional assets or liabilities are recognized,
mencerminkan informasi baru yang diperoleh to reflect new information obtained about facts
tentang fakta dan keadaan yang ada pada and circumstances that existed as of the
tanggal akuisisi dan, jika diketahui, akan acquisition date that, if known, would have
berakibat terhadap pengakuan aset dan resulted in the recognition of those assets and
liabilitas dimaksud pada tanggal tersebut. liabilities as of that date.
Pada tanggal akusisi, goodwill diukur pada At acquisition date, goodwill is measured at its
harga perolehan yang merupakan selisih lebih cost being the excess of (a) the aggregate of
antara (a) nilai gabungan dari imbalan yang the consideration transferred and the amount
dialihkan dan jumlah setiap kepentingan of any non-controlling interest, over (b) the net
nonpengendali, atas (b) jumlah neto of identifiable assets acquired and liabilities
terindentifikasi dari aset yang diperoleh dan assumed. If this consideration is lower than the
liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan fair value of the net assets of the subsidiary
tersebut kurang dari nilai wajar aset neto acquired, the difference is recognized in profit
entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut or loss as gain on bargain purchase after
diakui dalam laporan laba rugi sebagai previously the management reassesses
keuntungan dari akusisi entitas anak setelah whether it has correctly identified all of the
sebelumnya manajemen menilai kembali assets acquired and all of the liabilities
apakah telah mengidentifikasi dengan tepat assumed and recognize any additional assets
seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas yang or liabilities that are identified in that review.
diambil alih serta mengakui setiap aset atau
liabilitas tambahan yang dapat diidentifikasi
dalam penelaahan tersebut.

DRAFT 252
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada After intial recognition, goodwill is measured at
jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian cost less any accumulated impairment losses.
penurunan nilai. Untuk tujuan pengujian For the purpose of impairment testing, goodwill
penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari acquired in a business combination, from the
suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akusisi acquisition date, be allocated to each of the
dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas Companys Cash Generating Units that is
dari Perusahaan yang diperkirakan akan expected to benefit from the synergies of the
memberikan manfaat dari sinergi kombinasi combination, irrespective of whether other
bisnis tersebut, terlepas dari apakah aset atau assets or liabilities of the acquiree are
liabilitas lain dari pihak yang diakusisi assigned to those Cash Generating Units.
ditempatkan dalam Unit Penghasil Kas
tersebut.
Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu Unit If goodwill has been allocated to Cash
Penghasil Kas dan operasi tertentu atas Unit Generating Units and certain operations on the
Penghasil Kas tersebut dilepaskan, maka Cash Generating Units is disposed, the
goodwill yang terkait dengan operasi yang goodwill associated with the operation
dilepaskan tersebut termasuk dalam jumlah disposed is included in the carrying amount of
tercatat operasi tersebut ketika menentukan the operation when determining the gain or
keuntungan atau kerugiaan dari pelepasan. losses on disposal. Disposed goodwill is
Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur measured on the basis of relative values of the
berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan operation disposed of and the portion of the
dan porsi Unit Penghasil Kas yang ditahan. Cash Generating Units retained.

2.f. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang 2.f. Foreign Currency Transactions and
Asing Balances
Dalam menyiapkan laporan keuangan, In preparing financial statements, Company
Perusahaan mencatat dengan menggunakan record by using the currency of the primary
mata uang dari lingkungan ekonomi utama di economic environment in which the entity
mana entitas beroperasi (mata uang operates (the functional currency). The
fungsional). Mata uang fungsional Perusahaan functional currency of the Company is Rupiah.
adalah Rupiah.
Transaksi-transaksi selama tahun berjalan Transactions during the year in foreign
dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah currencies are recorded in Rupiah by applying
dengan kurs spot antara Rupiah dan valuta to the foreign currency amount the spot
asing pada tanggal transaksi. Pada akhir exchange rate between Rupiah and the foreign
periode pelaporan, pos moneter dalam mata currency at the date of transactions. At the end
uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah of reporting period, foreign currency monetary
menggunakan kurs penutup, yaitu kurs tengah items are translated to Rupiah using the
Bank Indonesia pada 30 Juni 2016 dan 2015, closing rate, middle rate of Bank of Indonesia
serta 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 as at June 30, 2016 and 2015, and December
sebagai berikut: 31, 2015, 2014, and 2013 as follows:
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Dolar Amerika Serikat (USD) 13.180,00 13.332,00 13.795,00 12.440,00 12.189,00 United States Dollar (USD)
Euro (EUR) 14.650,90 14.919,86 15.069,68 15.133,27 16.821,44 Euro (EUR)

Selisih kurs yang timbul dari penyelesaian pos Exchange differences arising on the settlement
moneter dan dari penjabaran pos moneter of monetary items or on translating monetary
dalam mata uang asing diakui dalam laba rugi. items in foreign currencies are recognized in
profit or loss.
2.g. Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi 2.g. Related Parties Transactions and Balances
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang A related party is a person or an entity that is
terkait dengan entitas pelapor: related to the reporting entity:
a) Orang atau anggota keluarga dekatnya a) A person or a close member of that
mempunyai relasi dengan entitas pelapor persons family is related to a reporting

DRAFT 253
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

jika orang tersebut: entity if that person:


i. memiliki pengendalian atau i. has control or joint control over the
pengendalian bersama atas entitas reporting entity;
pelapor;
ii. memiliki pengaruh signifikan atas ii. has significant influence over the
entitas pelapor; atau reporting entity; or
iii. merupakan personil manajemen kunci iii. is a member of the key management
entitas pelapor atau entitas induk dari personnel of the reporting entity or of a
entitas pelapor. parent of the reporting entity.
b) Suatu entitas berelasi dengan entitas b) An entity is related to the reporting entity if
pelapor jika memenuhi salah satu hal any of the following conditions applies:
berikut:
i. Entitas dan entitas pelapor adalah i. The entity and the reporting entity are
anggota dari kelompok usaha yang members of the same Company (which
sama (artinya entitas induk, entitas means that each parent, subsidiary and
anak, dan entitas anak berikutnya fellow subsidiary is related to the
saling berelasi dengan entitas lain); others);
ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi ii. One entity is an associate or joint
atau ventura bersama dari entitas lain venture of the other entity (or an
(atau entitas asosiasi atau ventura associate or joint venture of a member
bersama yang merupakan anggota of a Company of which the other entity
suatu kelompok usaha, yang mana is a member);
entitas lain tersebut adalah
anggotanya);
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura iii. Both entities are joint ventures of the
bersama dari pihak ketiga yang sama; same third party;
iv. Satu entitas adalah ventura bersama iv. One entity is a joint venture of a third
dari entitas ketiga dan entitas yang lain entity and the other entity is an
adalah entitas asosiasi dari entitas associate of the third entity;
ketiga;
v. Entitas tersebut adalah suatu program v. The entity is a post-employment benefit
imbalan pasca kerja untuk imbalan plan for the benefit of employees of
kerja dari salah satu entitas pelapor either the reporting entity, or an entity
atau entitas yang terkait dengan entitas related to the reporting entity. If the
pelapor. Jika entitas pelapor adalah reporting entity in itself such a plan, the
entitas yang menyelenggarakan sponsoring employers are also related
program tersebut, maka entitas sponsor to the reporting entity;
juga berelasi dengan entitas pelapor;
vi. Entitas yang dikendalikan atau vi. The entity is controlled or jointly
dikendalikan bersama oleh orang yang controlled by a person identified in (a);
diidentifikasi dalam huruf (a); atau or
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf vii. A person identified in (a) (i) has
(a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas significant influence over the entity or is
entitas atau merupakan personil a member of the key management
manajemen kunci entitas (atau entitas personnel of the entity (or a parent of
induk dari entitas). the entity).
viii. Entitas, atau anggota dari kelompok viii. Entities, or members of the Company to
yang mana entitas merupakan bagian which the entity is part of the Company,
dari kelompok tersebut, menyediakan providing services to the entity's key
jasa personil manajemen kunci kepada management personnel or to the parent
entitas palapor atau kepada entitas entity of the reporting entity.
induk dari entitas pelapor.
Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan All significant transactions and balances with
dengan pihak berelasi diungkapkan dalam related parties are disclosed in the relevant
catatan yang relevan. notes.

DRAFT 254
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

2.h. Instrumen Keuangan 2.h. Financial Instrument


Pengakuan dan Pengukuran Awal Initial Recognition and Measurement
Perusahaan mengakui aset keuangan atau The Company recognize a financial assets or a
liabilitas keuangan dalam laporan posisi financial liabilities in the statement of financial
keuangan, jika dan hanya jika, Perusahaan position when, and only when, it becomes a
menjadi salah satu pihak dalam ketentuan party to the contractual provisions of the
pada kontrak instrumen tersebut. Pada saat instrument. At initial recognition, the Company
pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas measure all financial assets and financial
keuangan, Perusahaan mengukur pada nilai liabilites at its fair value. In the case of a
wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau financial asset or financial liability not at fair
liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar value through profit or loss, fair value plus or
melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah minus with the transaction costs that are
atau dikurang dengan biaya transaksi yang directly attributtable to the acquisition or issue
dapat diatribusikan secara langsung dengan of the financial asset or financial liability.
perolehan atau penerbitan aset keuangan atau
liabilitas keuangan tersebut.
Biaya transaksi yang dikeluarkan sehubungan Transaction costs incurred on acquisition of a
dengan perolehan aset keuangan dan financial asset and issue of a financial liability
penerbitan liabilitas keuangan yang classified at fair value through profit or loss are
diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laba expensed immediately.
rugi dibebankan segera.

Pengukuran Selanjutnya Aset Keuangan Subsequent Measurement of Financial


Assets
Pengukuran selanjutnya aset keuangan Subsequent measurement of financial assets
tergantung pada klasifikasinya pada saat depends on their classification on initial
pengakuan awal. Perusahaan recognition. The Company classifies financial
mengklasifikasikan aset keuangan dalam assets in one of the following four categories:
salah satu dari empat kategori berikut:
(i) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai (i) Financial Assets at Fair Value Through
Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL) Profit or Loss (FVTPL)
Aset keuangan yang diukur pada FVTPL Financial assets at FVTPL are financial
adalah aset keuangan yang dimiliki untuk assets held for trading or upon initial
diperdagangkan atau yang pada saat recognition it is designated as at fair value
pengakuan awal telah ditetapkan untuk through profit or loss. Financial asset
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. classified as held for trading if it is
Aset keuangan diklasifikasikan dalam acquired or incurred principally for the
kelompok diperdagangkan jika diperoleh purpose of selling and repurchasing it in
atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual the near term, or it is a part of a portfolio of
atau dibeli kembali dalam waktu dekat, identified financial instruments that are
atau bagian dari portfolio instrumen managed together and for which there is
keuangan tertentu yang dikelola bersama evidence of a recent actual pattern of
dan terdapat bukti mengenai pola ambil short-term profit taking, or it is a derivative,
untung dalam jangka pendek aktual saat except for a derivative that is a designated
ini, atau merupakan derivatif, kecuali and effective hedging instrument.
derivatif yang ditetapkan dan efektif
sebagai instrumen lindung nilai.
Setelah pengakuan awal, aset keuangan After initial recognition, financial assets at
yang diukur pada FVTPL diukur pada nilai FVTPL are measured at its fair value.
wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang Gains or losses arising from a change in
timbul dari perubahan nilai wajar aset the fair value of financial assets are
keuangan diakui dalam laba rugi. recognized in profit or loss.

DRAFT 255
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

(ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang (ii) Loans and Receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang Loans and receivables are non-derivative
adalah aset keuangan nonderivatif dengan financial assets with fixed or determinable
pembayaran tetap atau telah ditentukan payments that are not quoted in an active
dan tidak mempunyai kuotasi di pasar market, other than:
aktif, kecuali:
(a) pinjaman yang diberikan dan piutang (a) those that intends to sell immediately
yang dimaksudkan untuk dijual dalam or in the near term and upon initial
waktu dekat dan yang pada saat recognition designated as at fair value
pengakuan awal ditetapkan sebagai through profit or loss;
aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi;
(b) pinjaman yang diberikan dan piutang (b) those that upon initial recognition
yang pada saat pengakuan awal designated as available for sale; or
ditetapkan sebagai tersedia untuk
dijual; atau
(c) pinjaman yang diberikan dan piutang (c) those for which the holder may not
dalam hal pemilik mungkin tidak akan recover substantially all of its initial
memperoleh kembali investasi awal investment, other than because of
secara substansial kecuali yang credit deterioration.
disebabkan oleh penurunan kualitas
pinjaman.

Setelah pengakuan awal, pinjaman yang After initial recognition, loans and
diberikan dan piutang diukur pada biaya receivable are measured at amortized cost
perolehan diamortisasi dengan using the effective interest method.
menggunakan metode suku bunga efektif.

(iii) Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (iii) Held-to-Maturity (HTM) Invetsments
(HTM)
Investasi HTM adalah aset keuangan HTM investments are non-derivative
nonderivatif dengan pembayaran tetap financial assets with fixed or determinable
atau telah ditentukan dan jatuh temponya payments and fixed maturity that the
telah ditetapkan, serta Perusahaan Company has the positive intention and
mempunyai intensi positif dan kemampuan ability to hold to maturity.
untuk memiliki aset keuangan tersebut
hingga jatuh tempo.

Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki After initial recognition, HTM investments
hingga jatuh tempo diukur pada biaya are measured at amortized cost using the
perolehan diamortisasi dengan effective interest method.
menggunakan metode suku bunga efektif.

(iv) Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual (iv) Available-for-Sale (AFS) Financial Assets
(AFS)
Aset keuangan AFS adalah aset keuangan AFS financial assets are non-derivative
nonderivatif yang ditetapkan sebagai financial assets that are designated as
tersedia untuk dijual atau yang tidak available for sale on initial recognition or
diklasifikasikan sebagai (a) pinjaman yang are not classified as (a) loans and
diberikan dan piutang, (b) investasi yang receivable, (b) held-to-maturity investment,
diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki or (c) financial assets at fair value through
hingga jatuh tempo, atau (c) aset profit or loss.
keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi.

DRAFT 256
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Setelah pengakuan awal, aset keuangan After initial recognition, AFS financial
AFS diukur pada nilai wajarnya. assets are measured at its fair value.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari Gains or losses arising from a change in
perubahan nilai wajar diakui dalam the fair value is recognized on other
penghasilan komprehensif lain, kecuali comprehensive income, except for
untuk kerugian penurunan nilai dan impairment losses and foreign exchange
keuntungan atau kerugian akibat gains or losses, until the financial assets is
perubahan kurs, sampai aset keuangan derecognized. At that time, the cumulative
tersebut dihentikan pengakuannya. Pada gains or losses previously recognized in
saat itu, keuntungan atau kerugian other comprehensive income shall be
kumulatif yang sebelumnya diakui dalam reclassified from equity to profit or loss as
penghasilan komprehensif lain a reclassification adjustment.
direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi
sebagai penyesuaian reklasifikasi.

Investasi dalam instrumen ekuitas yang Investment in equity instruments that do


tidak memiliki harga kuotasian di pasar not have a quoted market price in an
aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur active market and whose fair value cannot
secara andal diukur pada biaya perolehan. be reliably measured are measured at
cost.

Pengukuran Selanjutnya Liabilitas Subsequent Measurement of Financial


Keuangan Liabilities
Pengukuran selanjutnya liabilitas keuangan Subsequent measurement of financial liabilities
tergantung pada klasifikasinya pada saat depends on their classification on initial
pengakuan awal. Perusahaan recognition. The Company classifies financial
mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam liabilities into one of the following categories:
salah satu dari kategori berikut:

(i) Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai (i) Financial Liabilities at Fair Value Through
Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL) Profit or Loss (FVTPL)
Liabilitas keuangan yang diukur pada Financial liabilities at FVTPL are financial
FVTPL adalah liabilitas keuangan yang liabilities held for trading or upon initial
dimiliki untuk diperdagangkan atau yang recognition it is designated as at fair value
pada saat pengakuan awal telah through profit or loss. Financial liabilities
ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar classified as held for trading if it is
melalui laba rugi. Liabilitas keuangan acquired or incurred principally for the
diklasifikasikan dalam kelompok purpose of selling and repurchasing it in
diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki the near term, or it is a part of a portfolio of
terutama untuk tujuan dijual atau dibeli identified financial instruments that are
kembali dalam waktu dekat, atau bagian managed together and for which there is
dari portfolio instrumen keuangan tertentu evidence of a recent actual pattern of
yang dikelola bersama dan terdapat bukti short-term profit taking, or it is a derivative,
mengenai pola ambil untung dalam jangka except for a derivative that is a designated
pendek aktual saat ini, atau merupakan and effective hedging instrument.
derivatif, kecuali derivatif yang ditetapkan
dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Setelah pengakuan awal, liabilitas After initial recognition, financial liabilities


keuangan yang diukur pada FVTPL diukur at FVTPL are measured at its fair value.
pada nilai wajarnya. Keuntungan atau Gains or losses arising from a change in
kerugian yang timbul dari perubahan nilai the fair value are recognized in profit or
wajar diakui dalam laba rugi. loss.

DRAFT 257
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

(ii) Liabilitas Keuangan Lainnya (ii) Other Financial Liabilities


Liabilitas keuangan yang tidak Financial liabilities that are not classified
diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan as financial liabilities at FVTPL are
yang diukur pada FVTPL dikelompokan Companyed in this category and are
dalam kategori ini dan diukur pada biaya measured at amortized cost using the
perolehan diamortisasi dengan effective interest method.
menggunakan metode suku bunga efektif.

Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Derecognition of Financial Assets and


Keuangan Liabilities
Perusahaan menghentikan pengakuan aset The Company derecognize a financial asset
keuangan, jika dan hanya jika hak kontraktual when, and only when the contractual rights to
atas arus kas yang berasal dari aset keuangan the cash flows from the financial asset expire
berakhir atau Perusahaan mengalihkan hak or the Company transfer the contractual rights
kontraktual untuk menerima kas yang berasal to receive the cash flows of the financial asset
dari aset keuangan atau tetap memiliki hak or retains the contractual rights to receive the
kontraktual untuk menerima kas tetapi juga cash flows but assumes a contractual
menanggung kewajiban kontraktual untuk obligation to pay the cash flows to one or more
membayar arus kas yang diterima tersebut recipients in an arrangement.
kepada satu atau lebih pihak penerima melalui
suatu kesepakatan.
Jika Perusahaan secara substansial If the Company transfers substantially all the
mengalihkan seluruh risiko dan manfaat atas risks and rewards of ownership of the financial
kepemilikan aset keuangan, maka Perusahaan asset, the Company derecognize the financial
menghentikan pengakuan aset keuangan dan asset and recognize separately as asset or
mengakui secara terpisah sebagai aset atau liabilities any rights and obligation created or
liabilitas untuk setiap hak dan kewajiban yang retained in the transfer. If the Company neither
timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer nor retains substantially all the risks
pengalihan tersebut. Jika Perusahaan secara and rewards of ownership of the financial asset
substansial tidak mengalihkan dan tidak and has retained control, the Company
memiliki seluruh risiko dan manfaat atas continue to recognize the financial asset to the
kepemilikan aset keuangan tersebut dan extent of its continuing involvement in the
masih memiliki pengendalian, maka financial asset. If the Company retains
Perusahaan mengakui aset keuangan sebesar substantially all the risks and rewards of
keterlibatan berkelanjutan dengan aset ownership of the financial asset, the Company
keuangan tersebut. Jika Perusahaan secara continue to recognize the financial asset.
substansial masih memiliki seluruh risiko dan
manfaat atas kepemilikan aset keuangan,
maka Perusahaan tetap mengakui aset
keuangan tersebut.
Perusahaan menghentikan pengakuan The Company remove a financial liability from
liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, its statement of financial position when, and
liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu only when, it is extinguished, i.e., when the
ketika kewajiban yang ditetapkan dalam obligation specified in the contract is
kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau discharged or cancelled or expires.
kedaluwarsa.
Penurunan Nilai Aset Keuangan Impairment of Financial Assets
Pada setiap akhir periode pelaporan, At the end of each reporting period, the
Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat Company assess whether there is any
bukti objektif bahwa aset keuangan atau objective evidence that a financial asset or
kelompok aset keuangan mengalami Company of financial assets is impaired. A
penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok financial asset or Company of financial assets
aset keuangan diturunkan nilainya dan is impared and impairment lossess are
kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan incurred, if and only if, there is objective
hanya jika, terdapat bukti objektif mengenai evidence of impairment as a result of one or

DRAFT 258
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari more events that occured after the initial
satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah recognition of the asset (loss event), and that
pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang loss event has an impact on the estimated
merugikan), dan peristiwa yang merugikan future cash flows of the financial asset or
tersebut berdampak pada estimasi arus kas Company of financial assets that can be
masa depan dari aset keuangan atau reliably estimated.
kelompok aset keuangan yang dapat
diestimasi secara andal.
Berikut adalah bukti objektif bahwa aset The following are objective evidence that a
keuangan atau kelompok aset keuangan financial asset or Company of financial assets
mengalami penurunan nilai: is impaired:
(a) Kesulitan keuangan signifikan yang (a) Significant financial difficulty of the issuer
dialami penerbit atau pihak peminjam; or obligor;
(b) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya (b) A breach of contract, such as default or
gagal bayar atau tunggakan pembayaran delinquency in interest or principal
pokok atau bunga; payments;
(c) Terdapat kemungkinan bahwa pihak (c) It becoming probable that the borrower will
peminjam akan dinyatakan pailit atau enter bankruptcy or other financial
melakukan reorganisasi keuangan lainnya; reorganization;
(d) Terdapat data yang dapat diobservasi (d) Observable data indicating that there is a
yang mengindikasikan adanya penurunan measurable decrease in the estimated
yang dapat diukur atas estimasi arus kas future cash flows from a Company of
masa depan dari kelompok aset keuangan financial assets since the initial
sejak pengakuan awal aset, seperti recognition, such as adverse changes in
memburuknya status pembayaran pihak the payment status of borrowers or
peminjam atau kondisi ekonomi yang economic condition that correlate with
berkorelasi dengan gagal bayar. defaults.
Untuk investasi pada instrumen ekuitas, For investment in equity instrument, a
penurunan yang signifikan atau penurunan significant and prolonged decline in the fair
jangka panjang dalam nilai wajar instrumen value of the equity instrument below its cost is
ekuitas di bawah biaya perolehannya an objective evidence of impairment.
merupakan bukti objektif terjadinya penurunan
nilai.
Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian If there is objective evidence that an
penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman impairment loss has been incurred on loans
yang diberikan dan piutang atau investasi and receivable or held-to-maturity investments
dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada carried at amortized cost, the amount of
biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah impairment loss is measured as the difference
kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara between the carrying amount of the financial
jumlah tercatat aset dan nilai kini estimasi arus asset and the present value of estimated future
kas masa depan yang didiskonto cash flows discounted at the financial assets
menggunakan suku bunga efektif awal dari original effective interest rate and recognized in
aset tersebut dan diakui pada laba rugi. profit or loss.

Jika penurunan dalam nilai wajar atas aset When a decline in the fair value of an available-
keuangan tersedia untuk dijual telah diakui for-sale financial asset has been recognized in
dalam penghasilan komprehensif lain dan other comprehensive income and there is
terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut objective evidence that the asset is impaired,
mengalami penurunan nilai, maka kerugian the cumulative loss that had been recognized
kumulatif yang sebelumnya diakui dalam in other comprehensive income shall be
penghasilan komprehensif lain direklasifikasi reclassified from equity to profit or loss as a
dari ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian reclassification adjustment even though the
reklasifikasi meskipun aset keuangan tersebut financial assets has not been derecognized.
belum dihentikan pengakuannya. Jumlah The amount of the cumulative loss that is
kerugian kumulatif yang direklasifikasi adalah reclassified are the difference between the
selisih antara biaya perolehan (setelah acquisition cost (net of any principal repayment

DRAFT 259
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) and amortisation) and current fair value, less
dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian any impairment loss on that financial asset
penurunan nilai aset keuangan yang previously recognized in profit or loss.
sebelumnya telah diakui dalam laba rugi.

Metode Suku Bunga Efektif The Effective Interest Method


Metode suku bunga efektif adalah metode The effective interest method is a method of
yang digunakan untuk menghitung biaya calculating the amortized cost of a financial
perolehan diamortisasi dari aset atau liabilitas asset or a financial liability (or Company of
keuangan (atau kelompok aset atau liabilitas financial assets or financial liabilities) and of
keuangan) dan metode untuk mengalokasikan allocating the interest income or interest
pendapatan bunga atau beban bunga selama expense over the relevant period.
periode yang relevan.

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang The effective interest rate is the rate that
secara tepat mendiskontokan estimasi exactly discount estimated future cash
pembayaran atau penerimaan kas masa payments or receipts through the expected life
depan selama perkiraan umur dari instrumen of the financial instrument or, when
keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan appropriate, a shorter period to the net carrying
periode yang lebih singkat untuk memperoleh amount of the financial asset or financial
jumlah tercatat neto dari aset keuangan atau liability.
liabilitas keuangan.

Pada saat menghitung suku bunga efektif, When calculating the effective interest rate, the
Perusahaan mengestimasi arus kas dengan Company estimate cash flows considering all
mempertimbangkan seluruh persyaratan contractual terms of the financial instrument, for
kontraktual dalam instrumen keuangan example, prepayment, call and similar option,
tersebut, seperti pelunasan dipercepat, opsi but shall not consider future credit losses.
beli dan opsi serupa lain, tetapi tidak
mempertimbangkan kerugian kredit masa
depan.

Perhitungan ini mencakup seluruh komisi dan The calculation includes all fees and points
bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh paid or received between parties to the contract
pihak-pihak dalam kontrak yang merupakan that are an integral part of the effective interest
bagian takterpisahkan dari suku bunga efektif, rate, transaction costs, and all other premiums
biaya transaksi, dan seluruh premium atau or discounts.
diskonto lain.
Reklasifikasi Reclassification
Perusahaan tidak mereklasifikasi derivatif dari The Company shall not reclassify a derivative
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi out of the fair value through profit or loss
selama derivatif tersebut dimiliki atau category while it is held or issued and not
diterbitkan dan tidak mereklasifikasi setiap reclassify any financial instrument out of the fair
instrumen keuangan dari diukur melalui laba value through profit or loss category if upon
rugi jika pada pengakuan awal instrumen initial recognition it was designated by the
keuangan tersebut ditetapkan oleh Company as at fair value through profit or loss.
Perusahaan sebagai diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi.
Perusahaan dapat mereklasifikasi aset The Company may reclassify that financial
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui asset out of the fair value through profit or loss
laba rugi, jika aset keuangan tidak lagi dimiliki category if a financial asset is no longer held
untuk tujuan penjualan atau pembelian for the purpose of selling or repurchasing it in
kembali aset keuangan tersebut dalam waktu the near term. The Company shall not
dekat. Perusahaan tidak mereklasifikasi setiap reclassify any financial instrument into the fair
instrumen keuangan ke diukur pada nilai wajar value through profit or loss category after initial
melalui laba rugi setelah pengakuan awal. recognition.

DRAFT 260
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Jika, karena perubahan intensi atau If, as a result of a change in Companys


kemampuan Perusahaan, instrumen tersebut intention or ability, it is no longer appropriate to
tidak tepat lagi diklasifikasikan sebagai classify an investment as held to maturity, it
investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka shall be reclassified as available for sale and
investasi tersebut direklasifikasi menjadi remeasured at fair value. Whenever sales or
tersedia untuk dijual dan diukur kembali pada reclassification of more than an insignificant
nilai wajar. Jika terjadi penjualan atau amount of held-to-maturity investments, any
reklasifikasi atas investasi dimiliki hingga jatuh remaining held-to-maturity investments shall be
tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah reclassified as available for sale, other than
yang tidak signifikan, maka sisa investasi sales or reclassification that are so close to
dimiliki hingga jatuh tempo direklasifikasi maturity or the financial assets call date, occur
menjadi tersedia untuk dijual, kecuali after all the financial assets original principal
penjualan atau reklasifikasi tersebut dilakukan has been collected substantially through
ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh scheduled payments or prepayments, or are
tempo atau tanggal pembelian kembali, terjadi attributable to an isolated event that is beyond
setelah seluruh jumlah pokok telah diperoleh control, non-recurring, and could not have been
secara substansial sesuai jadwal pembayaran reasonably anticipated.
atau telah diperoleh pelunasan dipercepat;
atau terkait dengan kejadian tertentu yang
berada di luar kendali, tidak berulang, dan
tidak dapat diantisipasi secara wajar.

Saling Hapus Aset Keuangan dan Liabilitas Offsetting a Financial Asset and a Financial
Keuangan Liability
Aset keuangan dan liabilitas keuangan A financial asset and financial liability shall be
disalinghapuskan, jika dan hanya jika, offset when and only when, the Company
Perusahaan saat ini memiliki hak yang dapat currently has a legally enforceable right to set
dipaksakan secara hukum untuk melakukan off the recognized amount; and intends either
saling hapus atas jumlah yang telah diakui to settle on a net basis, or to realise the asset
tersebut; dan berintensi untuk menyelesaikan and settle the liability simultaneously.
secara neto atau untuk merealisasikan aset
dan menyelesaikan liabilitasnya secara
simultan.

Pengukuran Nilai Wajar Fair Value Measurement


Nilai wajar adalah harga yang akan diterima Fair value is the price that would be received to
untuk menjual suatu aset atau harga yang sell an asset or paid to transfer a liability in an
akan dibayar untuk mengalihkan suatu orderly transaction between market participants
liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku at the measurement date.
pasar pada tanggal pengukuran.
Nilai wajar aset dan liabillitas keuangan The fair value of financial assets and financial
diestimasi untuk keperluan pengakuan dan liabilities must be estimated for recognition and
pengukuran atau untuk keperluan measurement or for disclosure purposes.
pengungkapan.

Nilai wajar dikategorikan dalam level yang Fair values are categorised into different levels
berbeda dalam suatu hirarki nilai wajar in a fair value hierarchy based on the degree to
berdasarkan pada apakah input suatu which the inputs to the measurement are
pengukuran dapat diobservasi dan signifikansi observable and the significance of the inputs to
input terhadap keseluruhan pengukuran nilai the fair value measurement in its entirety:
wajar:
(i) Harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di (i) Quoted prices (unadjusted) in active
pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang markets for identical assets or liabilities
identik yang dapat diakses pada tanggal that can be accessed at the measurement
pengukuran (Level 1) date (Level 1)

DRAFT 261
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

(ii) Input selain harga kuotasian yang (ii) Inputs other than quoted prices included in
termasuk dalam Level 1 yang dapat Level 1 that are observable for the assets
diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik or liabilities, either directly or indirectly
secara langsung maupun tidak langsung (Level 2)
(Level 2)
(iii) Input yang tidak dapat diobservasi untuk (iii) Unobservable inputs for the assets or
aset atau liabilitas (Level 3) liabilities (Level 3)

Dalam mengukur nilai wajar aset atau liabilitas, When measuring the fair value of an asset or a
Perusahaan sebisa mungkin menggunakan liability, the Company uses market observable
data pasar yang dapat diobservasi. Apabila data to the extent possible. If the fair value of
nilai wajar aset atau liabilitas tidak dapat an asset or a liability is not directly observable,
diobservasi secara langsung, Perusahaan the Company uses valuation techniques that
menggunakan teknik penilaian yang sesuai appropriate in the circumstances and
dengan keadaannya dan memaksimalkan maximizes the use of relevant observable
penggunaan input yang dapat diobservasi inputs and minimizes the use of unobservable
yang relevan dan meminimalkan penggunaan inputs.
input yang tidak dapat diobservasi.

Perpindahan antara level hirarki wajar diakui Transfers between levels of the fair value
oleh Perusahaan pada akhir periode pelaporan hierarchy are recognised by the Company at
dimana perpindahan terjadi. the end of the reporting period during which the
change occurred.

2.i. Kas dan Setara Kas 2.i. Cash and Cash Equivalent
Kas dan setara kas termasuk kas, kas di bank Cash and cash equivalent are cash on hand,
(rekening giro), dan deposito berjangka yang cash in banks (current accounts) and time
jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan deposits with maturity periods of three months
atau kurang pada saat penempatan yang tidak or less at the time of placement that are not
digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi used as collateral or are not restricted.
penggunaannya.

2.j. Persediaan 2.j. Inventories


Persediaan dinyatakan berdasarkan jumlah Inventories are carried at the lower of cost and
terendah antara biaya perolehan dan nilai net realizable value. The cost of inventories
realisasi neto. Biaya persediaan terdiri dari comprise all costs of purchase, costs of
seluruh biaya pembelian, biaya konversi, dan conversion and other costs incurred in bringing
biaya lain yang timbul sampai persediaan the inventories to their present location and
berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Biaya condition. Cost is determined using the
perolehan ditentukan dengan metode rata-rata weighted average method. Net realisable value
tertimbang. Nilai realisasi neto merupakan is the estimated selling price in the ordinary
taksiran harga jual dalam kegiatan usaha biasa course of business less the estimated costs of
dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan completion and the estimated costs necessary
estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat to make the sale.
penjualan.
Setiap penurunan nilai persediaan di bawah The amount of any write-down of inventories to
biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto net realisable value and all losses of
dan seluruh kerugian persediaan diakui inventories shall be recognised as an expense
sebagai beban pada periode terjadinya in the period the write-down or loss occurs. The
penurunan atau kerugian tersebut. Setiap amount of any reversal of any write-down of
pemulihan kembali penurunan nilai persediaan inventories, arising from an increase in net
karena peningkatan kembali nilai realisasi realisable value, is recognised as a reduction in
neto, diakui sebagai pengurangan terhadap the amount of inventories recognised as an
jumlah beban persediaan pada periode expense in the period in which the reversal
terjadinya pemulihan tersebut. occurs.

DRAFT 262
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

2.k. Biaya Dibayar di Muka 2.k. Prepaid Expenses


Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai Prepaid expenses are amortized over the
masa manfaat masing-masing beban dengan useful life of each expense on a straight-line
menggunakan metode garis lurus (straight-line method (straight-line method).
method).
2.l. Aset Tetap 2.l. Fixed Assets
Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya Fixed assets are initially recognized at cost,
perolehan yang meliputi harga perolehannya which comprises its purchase price and any
dan setiap biaya yang dapat diatribusikan cost directly attributable in bringing the assets
langsung untuk membawa aset ke kondisi dan to the location and condition necessary for it to
lokasi yang diinginkan agar aset siap be capable of operating in the manner
digunakan sesuai intensi manajemen. intended by management.
Apabila relevan, biaya perolehan juga dapat When applicable, the cost may also comprises
mencakup estimasi awal biaya pembongkaran the initial estimate of the costs of dismantling
dan pemindahan aset tetap dan restorasi and removing the item and restoring the site on
lokasi aset tetap, kewajiban tersebut timbul which it is located, the obligation for which an
ketika aset tetap diperoleh atau sebagai entity incurs either when the item is acquired or
konsekuensi penggunaan aset tetap selama as a consequence of having used the item
periode tertentu untuk tujuan selain untuk during a particular period for purposes other
memproduksi persediaan selama periode than to produce inventories during that period.
tersebut.
Setelah pengakuan awal, aset tetap kecuali After initial recognition, fixed assets, except
tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan land, are carried at its cost less any
dikurangi akumulasi penyusutan dan accumulated depreciation, and any
akumulasi rugi penurunan nilai. accumulated impairment losses.
Tanah diakui sebesar harga perolehannya dan Lands are recognized at its cost and are not
tidak disusutkan. depreciated.
Penyusutan aset tetap dimulai pada saat aset Depreciation of fixed assets starts when its
tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud available for use and its computed by using
penggunaannya dan dihitung dengan straight-line method based on the estimated
menggunakan metode garis lurus berdasarkan useful lives of assets as follows:
estimasi masa manfaat ekonomis aset sebagai
berikut:
Tahun / Years

Bangunan 10-20 Building


Kendaraan 4-8 Vehicle
Inventaris Kantor 4 Office Equipments
Peralatan 4-8 Equipments

Aset tetap yang dikonstruksi sendiri disajikan Self-constructed fixed assets are presented as
sebagai bagian aset tetap sebagai Aset dalam part of the fixed assets under Construction in
Penyelesaian dan dinyatakan sebesar biaya Progress and are stated at its cost. All costs,
perolehannya. Semua biaya, termasuk biaya including borrowing costs, incurred in relation
pinjaman, yang terjadi sehubungan dengan with the construction of these assets are
konstruksi aset tersebut dikapitalisasi sebagai capitalized as part of the cost of assets in
bagian dari biaya perolehan aset tetap dalam construction. Cost of assets in construction
penyelesaian. Biaya perolehan aset tetap shall exclude any internal profits, cost of
dalam penyelesaian tidak termasuk setiap laba abnormal amounts of wasted material, labour,
internal, jumlah tidak normal dari biaya or other resources incurred.
pemborosan yang terjadi dalam pemakaian
bahan baku, tenaga kerja atau sumber daya
lain.

DRAFT 263
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Akumulasi biaya perolehan yang akan The accumulated costs will be transferred to
dipindahkan ke masing-masing pos aset tetap the respective fixed assets items at the time
yang sesuai pada saat aset tersebut selesai the asset is completed or ready for use and
dikerjakan atau siap digunakan dan disusutkan are depreciated since the operation.
sejak beroperasi.

Nilai tercatat dari suatu aset tetap dihentikan The carrying amount of an item of fixed assets
pengakuannya pada saat pelepasan atau is derecognized on disposal or when no future
ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik economic benefits are expected from its use or
masa depan yang diharapkan dari disposal. Any gain or loss arrising from
penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan derecognition (that determined as the
atau kerugian yang timbul dari penghentian difference between the net disposal proceeds,
pengakuan tersebut (yang ditentukan sebesar if any, and the carrying amount of the item) is
selisih antara jumlah hasil pelepasan neto, jika included in profit or loss when item is
ada, dan jumlah tercatatnya) dimasukkan derecognized.
dalam laba rugi pada saat penghentian
pengakuan tersebut dilakukan.
Pada akhir periode pelaporan, Perusahaan At the end of each reporting period, the
melakukan penelaahan berkala atas masa Company made regular review of the useful
manfaat, nilai residu, metode penyusutan, dan lives, residual values, depreciation method
sisa umur pemakaian berdasarkan kondisi and residual life based on the technical
teknis. conditions.
2.m.Aset Takberwujud 2.m. Intangible Asset
Aset takberwujud diukur sebesar nilai Intangible asset is measured on initial
perolehan pada pengakuan awal. Setelah recognition at cost. After initial recognition,
pengakuan awal, aset takberwujud dicatat intangible asset is carried at cost less any
pada biaya perolehan dikurangi akumulasi accumulated amortization and any
amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai. accumulated impairment loss. The useful life
Umur manfaat aset takberwujud dinilai apakah of intangible asset is assessed to be eiter finite
terbatas atau tidak terbatas. or indefinite.

Aset takberwujud dengan umur manfaat Intangible asset with finite useful life
terbatas
Aset takberwujud dengan umur manfaat Intangible asset with finite life is amortized
terbatas diamortisasi selama umur manfaat over the economic useful life by using a
ekonomi dengan metode garis lurus. (atau straight-line method. (or other method as it
metode lainya sepanjang mencerminkan pola reflecst the pattern in which the assets future
manfaat ekonomik masa depan yang economic benefits are expected to be
diperkirakan dikonsumsi oleh entitas) consumed by the entity.
Amortisasi dihitung sebagai penghapusan Amortisation is calculated so as to write off the
biaya perolehan aset, dikurangi nilai residunya, cost of the asset, less its estimated residual
atas umur ekonomisnya sebagai berikut: value, over its useful economic life as follows:
Program Komputer : 25 % garis lurus Computer Licences 25 % straight line
Periode amortisasi dan metode amortisasi The amortization period and the amortization
untuk aset takberwujud dengan umur manfaat method for an intangible asset with a finite
terbatas ditelaah setidaknya setiap akhir tahun useful life are reviewed at least at each
buku. financial year-end.
Aset takberwujud dengan umur manfaat tidak Intangible asset with indefinite useful life
terbatas
Aset takberwujud dengan umur manfaat tidak Intangible asset with indefinite life is not
terbatas tidak diamortisasi. Masa manfaat aset amotized. The useful life of an intangible asset
takberwujud dengan umur tak terbatas ditelaah with an indefinite that is not being amortized is
setiap tahun untuk menentukan apakah reviewed annually to determine whether
peristiwa dan kedaan dapat terus mendukung events and circumstances continue to support

DRAFT 264
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

penilaian bahwa umur manfaat tetap tidak an indefinite useful life assessment for that
terbatas. Jika tidak, perubahan masa manfaat asset. If they do not, the change in the useful
dari tidak terbatas menjadi terbatas diterapkan life assessment from indefinite to finite is
secara prospektif accounted for on a prospective basis.
Aset takberwujud dengan umur tidak terbatas Intangible asset with indefinite life is tested for
diuji untuk penurunan nilai setiap tahun dan impairment annually and whenever there is an
kapanpun terdapat suatu indikasi bahwa aset indication that the intangible asset may be
takberwujud mungkin mengalami penurunan impaired.
nilai.

2.n. Penurunan Nilai Aset 2.n. Impairment of Assets


Pada setiap akhir periode pelaporan, At the end of each reporting period, the
Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi Company assess whether there is any
aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indication that an asset may be impaired. If
indikasi tersebut, Perusahaan mengestimasi any such indication exists, the Company shall
jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah estimate the recoverable amount of the asset.
terpulihkan ditentukan atas suatu aset Recoverable amount is determined for an
individual, dan jika tidak memungkinkan, individual asset, if its is not possible, the
Perusahaan menentukan jumlah terpulihkan Company determines the recoverable amount
dari unit penghasil kas dari aset tersebut. of the assets cash-generating unit.

Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih The recoverable amount is the higher of fair
tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya value less costs to sell and its value in use.
pelepasan dengan nilai pakainya. Nilai pakai Value in use is the present value of the
adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan estimated future cash flows of the asset or
akan diterima dari aset atau unit penghasil cash generating unit. Present values are
kas. Nilai kini dihitung dengan menggunakan computed using pre-tax discount rates that
tingkat diskonto sebelum pajak yang reflect the time value of money and the risks
mencerminkan nilai waktu uang dan risiko specific to the asset or unit whose impairment
spesifik atas aset atau unit yang penurunan is being measured.
nilainya diukur.
Jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan aset If, and only if, the recoverable amount of an
lebih kecil dari jumlah tercatatnya, maka asset is less than its carrying amount, the
jumlah tercatat aset diturunkan menjadi carrying amount of the asset shall be reduced
sebesar jumlah terpulihkan. Penurunan to its recoverable amount. The reduction is an
tersebut adalah rugi penurunan nilai dan impairment loss and is recognized immediately
segera diakui dalam laba rugi. in profit or loss.

Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam An impairment loss recognized in prior period
periode sebelumnya untuk aset selain goodwill for an asset other than goodwill is reversed if,
dibalik jika, dan hanya jika, terdapat and only if, there has been a change in the
perubahan estimasi yang digunakan untuk estimates used to determine the assets
menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut recoverable amount since the last impairment
sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika loss was recognized. If this is the case, the
demikian, jumlah tercatat aset dinaikan ke carrying amount of the asset shall be
jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini increased to its recoverable amount. That
merupakan suatu pembalikan rugi penurunan increase is a reversal of an impairment loss.
nilai.

2.o. Sewa 2.o. Lease


Penentuan apakah suatu perjanjian sewa atau The determination of whether a lease
suatu perjanjian yang mengandung sewa agreement or an agreement containing with a
merupakan sewa pembiayaan atau sewa lease is a finance lease or an operating lease
operasi didasarkan pada substansi transaksi depends on the substance of transaction
dan bukan pada bentuk kontraknya pada rather than the form of the contract at the
tanggal awal sewa. inception date of lease.

DRAFT 265
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa A lease is classified as finance leases if it


pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan transfers substantially all the risks and rewards
secara substansial seluruh risiko dan manfaat incidental to ownership. A lease is classified
yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu as an operating lease if it does not transfer
sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi substantially all the risks and rewards
jika sewa tersebut tidak mengalihkan secara incidental to ownership.
substansial seluruh risiko dan manfaat yang
terkait dengan kepemilikan aset.
Pada awal masa sewa, Perusahaan mengakui At the commencement of the lease term,
sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas Company recognizes finance leases as assets
dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai and liabilities in the statement of financial
wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari position at amounts equal to the fair value of
pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih leased asset or the present value of the
rendah dari nilai wajar. Penilaian ditentukan minimum lease payments, if the present value
pada awal masa sewa. Tingkat diskonto yang is lower than fair value. Assessment is
digunakan dalam perhitungan nilai kini dari determined at the inception of the lease. The
pembayaran sewa minimum adalah tingkat discount rate to be used in calculating the
suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat present value of the minimum lease payments
ditentukan dengan praktis, jika tidak, is the interest rate implicit in the lease, if this is
digunakan tingkat suku bunga pinjaman practicable to determine, if not, the lessee's
inkremental lessee. Biaya langsung awal yang incremental borrowing is used. Any initial
dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam direct costs of the lessee are added to the
jumlah yang diakui sebagai aset. Kebijakan amount recognized as an asset. The
penyusutan aset sewaan adalah konsisten depreciation policy for depreciable leased
dengan aset tetap yang dimiliki sendiri. assets is consistent with the fixed assets that
are owned.
Dalam sewa operasi, Perusahaan mengakui Under an operating lease, Company
pembayaran sewa sebagai beban dengan recognizes the lease payments as an expense
dasar garis lurus selama masa sewa. on a straight-line basis over the lease term.

2.p. Pajak Penghasilan 2.p. Income Tax


Beban pajak adalah jumlah gabungan pajak Tax expense is the aggregate amount
kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan included in the determinination of profit or loss
dalam menentukan laba rugi pada suatu for the period in respect of current tax and
periode. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui deferred tax. Current tax and deferred tax is
dalam laba rugi, kecuali pajak penghasilan recognized in profit or loss, except for income
yang timbul dari transaksi atau peristiwa yang tax arising from transactions or events that are
diakui dalam penghasilan komprehensif lain recognized in other comprehensive income or
atau secara langsung di ekuitas. Dalam hal ini, directly in equity. In this case, the tax is
pajak tersebut masing-masing diakui dalam recognized in other comprehensive income or
penghasilan komprehensif lain atau ekuitas. equity, respectively.
Jumlah pajak kini untuk periode berjalan dan Current tax for current and prior periods shall,
periode sebelumnya yang belum dibayar to the extent unpaid, be recognized as a
diakui sebagai liabilitas. Jika jumlah pajak liability. If the amount already paid in respect
yang telah dibayar untuk periode berjalan dan of current and prior periods exceeds the
periode-periode sebelumnya melebihi jumlah amount due for those periods, the excess shall
pajak yang terutang untuk periode tersebut, be recognized as an asset. Current tax
maka kelebihannya diakui sebagai aset. liabilities (assets) for the current and prior
Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode periods shall be measured at the amount
berjalan dan periode sebelumnya diukur expected to be paid to (recovered from) the
sebesar jumlah yang diperkirakan akan taxation authorities, using the tax rates (and
dibayar kepada (direstitusi dari) otoritas tax laws) that have been enacted or
perpajakan, yang dihitung menggunakan tarif substantively enacted by the end of the
pajak (dan undang-undang pajak) yang telah reporting period.
berlaku atau secara substantif telah berlaku
pada akhir periode pelaporan.

DRAFT 266
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Manfaat terkait dengan rugi pajak yang dapat Tax benefits relating to tax loss that can be
ditarik untuk memulihkan pajak kini dari carried back to recover current tax of a
periode sebelumnya diakui sebagai aset. Aset previous periods is recognized as an asset.
pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi Deferred tax asset is recognized for the
pajak belum dikompensasi dan kredit pajak carryforward of unused tax losses and unused
belum dimanfaatkan sepanjang kemungkinan tax credit to the extent that it is probable that
besar laba kena pajak masa depan akan future taxable profit will be available against
tersedia untu dimanfaatkan dengan rugi pajak which the unused tax losses and unused tax
belum dikompensasi dan kredit pajak belum credits can be utilized.
dimanfaatkan.
Seluruh perbedaan temporer kena pajak diakui A deferred tax liability shall be recognised for
sebagai liabilitas pajak tangguhan, kecuali all taxable temporary differences, except to the
perbedaan temporer kena pajak yang berasal extent that the deferred tax liability arises from:
dari:
a) pengakuan awal goodwill; atau a) the initial recognition of goodwill; or
b) pengakuan awal aset atau liabilitas dari b) the initial recognition of an asset or liability
transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan in transaction which is not a business
pada saat transaksi tidak mempengaruhi combination and at the time of the
laba akuntansi atau laba kena pajak (rugi transaction, affects neither accounting
pajak). profit nor taxable profit (tax loss).
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh A deferred tax asset shall be recognised for all
perbedaan temporer dapat dikurangkan deductible temporary differences to the extent
sepanjang kemungkinan besar laba kena that it is probable that taxable profit will be
pajak akan tersedia sehingga perbedaan available against which the deductible
temporer dapat dimanfaatkan untuk temporary difference can be utilised, unless
mengurangi laba dimaksud, kecuali jika aset the deferred tax asset arises from the initial
pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal recognition of an asset or liability in a
aset atau pengakuan awal liabilitas dalam transaction that is not a business combination
transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan and at the time of the transaction affects
pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba neither accounting profit nor taxable profit (tax
akuntansi atau laba kena pajak (rugi pajak). loss).
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur Deferred tax assets and liabilities are
dengan menggunakan tarif pajak yang measured at the tax rates that are expected to
diharapkan berlaku ketika aset dipulihkan atau apply to the period when the asset is realized
liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak or the liability is settled, based on tax rates
(dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau (and tax laws) that have been enacted or
secara substantif telah berlaku pada akhir substantively enacted by the end of the
periode pelaporan. Pengukuran aset dan reporting period. The measurement of
liabilitas pajak tangguhan mencerminkan deferred tax liabilities and deferred tax assets
konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara shall reflect the tax consequences that would
Perusahaan memperkirakan, pada akhir follow from the manner in which the Company
periode pelaporan, untuk memulihkan atau expects, at the end of the reporting period, to
menyelesaikan jumlah tercatat aset dan recover or settle the carrying amount of its
liabilitasnya. assets and liabilities.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah The carrying amount of a deferred tax asset
ulang pada akhir periode pelaporan. reviewed at the end of each reporting period.
Perusahaan mengurangi jumlah tercatat aset The Company shall reduce the carrying
pajak tangguhan jika kemungkinan besar laba amount of a deferred tax asset to the extent
kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah that it is no longer probable that sufficient
yang memadai untuk mengkompensasikan taxable profit will be available to allow the
sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan benefit of part or all of that deferred tax asset
tersebut. Setiap pengurangan tersebut to be utilized. Any such reduction shall be
dilakukan pembalikan atas aset pajak reversed to the extent that it becomes
tangguhan hingga kemungkinan besar laba probable that sufficient taxable profit will be
kena pajak yang tersedia jumlahnya memadai. available.

DRAFT 267
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Perusahaan melakukan saling hapus aset The Company offset deferred tax assets and
pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan deferred tax liabilities if, and only if:
jika dan hanya jika:
a) Perusahaan memiliki hak yang dapat a) the Company has a legally enforceable
dipaksakan secara hukum untuk right to set off current tax assets against
melakukan saling hapus aset pajak kini current tax liabilities; and
terhadap liabilitas pajak kini; dan
b) aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak b) the deferred tax assets and the deferred
tangguhan terkait dengan pajak tax liabilities relate to income taxes levied
penghasilan yang dikenakan oleh otoritas by the same taxation authority on either:
perpajakan yang sama atas:
i. entitas kena pajak yang sama; atau i. the same taxable entity; or
ii. entitas kena pajak yang berbeda yang ii. different taxable entities which intend
bermaksud untuk memulihkan aset dan either to settle current tax liabilities
liabilitas pajak kini dengan dasar neto, and assets on a net basis, or to
atau merealisasikan aset dan realize the assets and settle the
menyelesaikan liabilitas secara liabilities simultaneously, in each
bersamaan, pada setiap periode masa future period in which significant
depan dimana jumlah signifikan atas amounts of deferred tax liabilities or
aset atau liabilitas pajak tangguhan assets are expected to be settled or
diperkirakan untuk diselesaikan atau recovered.
dipulihkan.

Perusahaan melakukan saling hapus atas aset The Company offset current tax assets and
pajak kini dan liabilitas pajak kini jika dan current tax liabilities if, and only if, the
hanya jika, Perusahaan: Company:
a) memiliki hak yang dapat dipaksakan a) has legally enforceable right to set off the
secara hukum untuk melakukan saling recognized amounts; and
hapus atas jumlah yang diakui; dan
b) bermaksud untuk menyelesaikan dengan b) intends either to settle on a net basis, or
dasar neto atau merealisasikan aset dan to realize the assets and settle liabilities
menyelesaikan liabilitas secara simultaneously.
bersamaan.

2.q. Imbalan Kerja 2.q. Employee Benefit


Imbalan Kerja Jangka Pendek Short-term Employee Benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui ketika Shor-term employee benefits are recognized
pekerja telah memberikan jasanya dalam when an employee has rendered service
suatu periode akuntansi, sebesar jumlah tidak during accounting period, at the undiscounted
terdiskonto dari imbalan kerja jangka pendek amount of short-term employee benefits
yang diharapkan akan dibayar sebagai expected to be paid in exchange for that
imbalan atas jasa tersebut. service.
Imbalan kerja jangka pendek mencakup antara Short term employee benefits include such as
lain upah, gaji, bonus dan insentif. wages, salaries, bonus and incentive.
Imbalan Pascakerja Post-employment Benefits
Imbalan pascakerja seperti pensiun, uang pisah Post-employment benefits such as retirement,
dan uang penghargaan masa kerja dihitung severance and service payments are
berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan calculated based on Labor Law No. 13/2003
No.13/2003 (UU 13/2003). (Law 13/2003).
Perusahaan mengakui jumlah liabilitas imbalan The Company recognizes the amount of the
pasti neto sebesar nilai kini kewajiban imbalan net defined benefit liability at the present value
pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi of the defined benefit obligation at the end of
nilai wajar aset program yang dihitung oleh the reporting period less the fair value of plan
aktuaris independen dengan menggunakan assets which calculated by independent
metode Projected Unit Credit. Nilai kini actuaries using the Projected Unit Credit

DRAFT 268
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

kewajiban imbalan imbalan pasti ditentukan method. Present value benefit obligation
dengan mendiskontokan imbalan tersebut. determine by discounting the benefit.

Perusahaan mencatat tidak hanya kewajiban The Company account not only for its legal
hukum berdasarkan persyaratan formal obligation under the formal terms of a defined
program imbalan pasti, tetapi juga kewajiban benefit plan, but also for any constructive
konstruktif yang timbul dari praktif informal obligation that arises from the entitys informal
entitas. practices.

Biaya jasa kini, biaya jasa lalu dan keuntungan Current service cost, past service cost and
atau kerugian atas penyelesaian, serta bunga gain or loss on settlement, and net interets on
neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto the net defined benefit liability (asset) are
diakui dalam laba rugi. recognized in profit and loss.

Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) The remeasurement of the net defined benefit
imbalan pasti neto yang terdiri dari keuntungan liability (assets) comprises actuarial gains and
dan kerugian aktuarial, imbal hasil atas aset losses,the return on plan assets, and any
program dan setiap perubahan dampak batas change in effect of the asset ceiling are
atas aset diakui sebagai penghasilan recognized in other comprehensive income.
komprehensif lain.

Perusahaan mengakui jumlah beban dan Company recognizes an expense and a


liabilitas atas iuran terutang kepada program liability for contribution payable to a defined
iuran pasti, ketika pekerja telah memberikan contribution plan, when an employee has
jasa kepada entitas selama suatu periode. rendered service to the entity during a period.

Pesangon Termination Benefits


Perusahaan mengakui pesangon sebagai The Company recognizes a liability and
liabilitas dan beban pada tanggal yang lebih expense for termination benefits at the earlier
awal di antara: of the following dates:
(a) Ketika Perusahaan tidak dapat lagi (a) When the Company can no longer
menarik tawaran atas imbalan tersebut; withdraw the offer of those benefits; and
dan
(b) Ketika Company mengakui biaya untuk (b) When the Company recognizes costs for a
restrukturisasi yang berada dalam ruang restructuring that is within the scope of
lingkup PSAK No. 57 dan melibatkan PSAK No. 57 and involves payment of
pembayaran pesangon. termination benefits.

Perusahaan mengukur pesangon pada saat The Company measures termination benefits
pengakuan awal, dan mengukur dan mengakui on initial recognition, and measures and
perubahan selanjutnya, sesuai dengan sifat recognizes subsequent changes, in
imbalan kerja. accordance with the nature of the employee
benefits.

2.r. Pengakuan Pendapatan dan Beban 2.r. Revenues and Expenses Recognition
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan Revenue is recognized when it is probable that
manfaat ekonomi akan diperoleh oleh the economic benefits will flow to the
Perusahaan dan jumlahnya dapat diukur Company and the amount of revenue can be
secara handal. Pendapatan diukur pada nilai measured reliably. Revenue is measured at
wajar pembayaran yang diterima, tidak the fair value of the consideration received,
termasuk diskon, rabat dan Pajak excluding discounts, rebates and Value Added
Pertambahan Nilai (PPN). Tax (VAT).

Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi The following specific recognition criteria must
sebelum pendapatan diakui: also be met before revenue is recognized:

DRAFT 269
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Penjualan jasa Revenues from services


Pendapatan jasa diakui saat jasa diberikan Revenue from services is recognized when
dengan mengacu pada tingkat penyelesaian services are rendered by reference to the
transaksi. stage of completion of the transaction.

Pendapatan bunga, royalty dan dividen Interest, royalties and dividends


Bunga diakui dengan menggunakan metode Interest is recognized using the effective
suku bunga efektif, royalty diakui dengan dasar interest method, royalty is recognized on an
akrual sesuai dengan substansi perjanjian accrual basis in accordance with the
yang relevan, dan dividen diakui jika hak substance of the relevant agreement, and
pemegang saham untuk menerima dividend is recognized when the shareholders
pembayaran ditetapkan. right to receive payment is established.

Beban diakui pada saat terjadinya dengan Expenses are recognised as incurred on an
dasar akrual. accrual basis.

2.s. Biaya Pinjaman 2.s. Borrowing Costs


Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan Borrowing costs that are directly attributable to
langsung dengan perolehan, pembangunan the acquisition, construction or production of a
atau pembuatan aset kualifikasian, qualifying asset, are capitalized as part of the
dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan cost of that asset. Other borrowing costs are
aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui recognized as an expense when incurred.
sebagai beban pada saat terjadi. Biaya Borrowing costs may include interest expense,
pinjaman dapat mencakup beban bunga, finance charges in respect of finance leases,
beban keuangan dalam sewa pembiayaan or exchange differences arising from foreign
atau selisih kurs yang berasal dari pinjaman currency borrowings to the extent that they are
dalam mata uang asing sepanjang selisih kurs regarded as an adjustment to interest costs.
tersebut diperlakukan sebagai penyesuaian
atas biaya bunga.

Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat Capitalization of borrowing costs commences
Perusahaan telah melakukan aktivitas yang when the Company undertakes activities
diperlukan untuk mempersiapkan aset agar necessary to prepare the asset for its intended
dapat digunakan atau dijual sesuai dengan use or sale and expenditures for the asset and
intensinya serta pengeluaran untuk aset dan its borrowing costs has been incurred.
biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi Capitalization of borrowing costs ceases when
biaya pinjaman dihentikan ketika secara substantially all the activities necessary to
substansial seluruh aktivitas yang diperlukan prepare the qualifying assets for its intended
untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar use or sale are complete.
dapat digunakan atau dijual sesuai dengan
intensinya telah selesai.
2.t. Provisi 2.t. Provision
Provisi diakui bila Perusahaan memiliki A provision is recognized when Company has
kewajiban kini (baik bersifat hukum a present obligation (legal or constructive) as a
maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa result of past event and it is probablethat an
masa lalu dan kemungkinan besar outflow of resources will be required to settle
penyelesaian kewajiban menyebabkan arus the obligation and the amount of the obligation
keluar sumber daya serta jumlah kewajiban can be estimated reliably.
tersebut dapat diestimasi secara andal.

Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan The amount recognized as a provision shall be
estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan the best estimate of the expenditure required
untuk menyelesaikan kewajiban kini pada to settle the present obligation at the end of
akhir periode pelaporan, dengan the reporting period, by taking into account the
mempertimbangkan berbagai risiko dan risks and uncertainties that inevitably surround
ketidakpastian yang selalu mempengaruhi many events and circumstances. Where a

DRAFT 270
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

berbagai peristiwa dan keadaan. Apabila suatu provision is measured using the estimated
provisi diukur menggunakan arus kas yang cash flows to settle the present obligation, its
diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban carrying amount is the present value of those
kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari cash flows.
arus kas.

Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk Where some or all of the expenditure to settle
menyelesaikan provisi diganti oleh pihak a provision is expected to be reimbursed by
ketiga, maka penggantian itu diakui hanya another party, the reimbursement shall be
pada saat timbul keyakinan bahwa recognized when, it is virtually certain that
penggantian pasti akan diterima jika reimbursement will be received when
Perusahaan menyelesaikan kewajiban. the Company settles the obligation. The
Penggantian tersebut diakui sebagai aset yang reimbursement shall be treated as a separate
terpisah. Jumlah yang diakui sebagai asset. The amount recognized for the
pengantian tidak boleh melebihi provisi. reimbursement shall not exceed the amount of
the provisions.

Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan Provisions are reviewed at each reporting date
dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi and adjusted to reflect the most current best
terbaik yang paling kini. Jika arus keluar estimate. If it is no longer probable that an
sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban outflow of resources will be required to settle
kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi the obligation, the provision is reversed.
dibatalkan.

2.u. Biaya Emisi Saham Ditangguhkan 2.u. Deferred Stock Issuance Cost
Berdasarkan Peraturan Nomor VIII.G.7 According to Regulation No. VIII.G.7
(Lampiran dari Surat Keputusan Ketua (Appendix of Decision Letter of Head of
BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Bapepam No. Kep-06/PM/2000 dated March
Maret 2000), biaya emisi saham dicatat 13, 2000), the stock issuance cost is recorded
sebagai pengurang modal disetor dan as a deduction of proceed from paid in capital
disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam and presented as part of stockholders equity
akun Tambahan Modal Disetor yang berlaku under Additional Paid in Capital account.
efektif untuk penyusunan laporan keuangan The Regulation was applied for financial
yang dimulai pada atau setelah tanggal statements which cover periods beginning on
1 Januari 2000. or after January 1, 2000.

Penawaran umum perdana saham The Companys shares Initial Public Offering
Perusahaan masih dalam proses. Biaya-biaya still on process. Cost incurred related to the
yang telah dikeluarkan sehubungan dengan public offering is presented as a deferred
penawaran umum tersebut disajikan sebagai stock issuance cost and subsequently will be
biaya emisi saham yang ditangguhkan yang recorded as a deduction of paid in capital as
nantinya akan dicatat sebagai pengurang part of stockholders equity when the
tambahan modal disetor pada kelompok statement of registration are became effective.
ekuitas apabila pernyataan pendaftaran telah
dinyatakan efektif.

2.v.Laba per Saham 2.v. Earnings per Share


Laba per saham dasar dihitung dengan Basic earnings per share is computed by
membagi laba atau rugi yang dapat dividing the profit or loss attributable to
diatribusikan kepada pemegang saham biasa ordinary equity holders of the parent entity by
entitas induk dengan jumlah rata-rata the weighted average number of ordinary
tertimbang saham biasa yang beredar dalam shares outstanding during the period.
suatu periode.

Untuk tujuan penghitungan laba per saham For the purpose of calculationg diluted
dilusian, Perusahaan menyesuaikan laba atau earnings per share, the Company shall adjust
rugi yang dapat diatribusikan kepada profit or loss attributable to ordinary equity
pemegang saham biasa entitas induk dan holders of the parent entity, and the weighted

DRAFT 271
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

jumlah rata-rata tertimbang saham yang average number of shares outstanding, for the
beredar, atas dampak dari seluruh instrument effect of all dilutive potential ordinary shares.
berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif.

2.w.Segmen Operasi 2.w. Operating Segment


Perusahaan menyajikan segmen operasi The Company presented operating segments
berdasarkan informasi keuangan yang based on the financial information used by the
digunakan oleh pengambil keputusan chief operating decision maker in assessing
operasional dalam menilai kinerja segmen dan the performance of segments and in the
menentukan alokasi sumber daya yang allocation of resources. The segments are
dimilikinya. Segmetasi berdasarkan aktivitas based on the activities of each of the operating
dari setiap kegiatan operasi entitas legal legal entities within the Company.
didalam Perusahaan.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari An operating segment is a component of the
entitas: entity:
yang terlihat dalam aktivitas bisnis yang that engages in business activities from
memperoleh pendapatan dan which it may earn revenues and incur
menimbulkan beban (termasuk expenses (including revenues and
pendapatan dan beban yang terkait expenses relating to the transactions with
dengan transaksi dengan komponen lain other components of the same entity);
dari entitas yang sama);
hasil operasinya dikaji ulang secara whose operating results are regularly
berkala oleh kepala operasional untuk reviewed by chief operating decision maker
pembuatan keputusan tentang sumber to make decisions about resources to be
daya yang dialokasikan pada segmen allocated to the segment and assesses its
tersebut dan menilai kinerjanya; dan performance; and
tersedia informasi keuangan yang dapat for which separate financial information is
dipisahkan. available.

2.x.Sumber Ketidakpastian Estimasi dan 2.x. Source of Estimation Uncertainty and


Pertimbangan Akuntansi yang Penting Critical Accounting Judgments
Penyusunan laporan keuangan Perusahaan The preparation of the Companys financial
mengharuskan manajemen untuk membuat statements requires management to make
pertimbangan, estimasi dan asumsi yang judgments, estimates and assumptions that
mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari affect the reported amounts of revenues,
pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan expenses, assets and liabilities, and the
pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada disclosure of contingent liabilities, at the end
akhir periode pelaporan. Ketidakpastian of the reporting period. Uncertainty about
mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat these assumptions and estimates could result
mengakibatkan penyesuaian material terhadap in outcomes that require a material adjustment
nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam to the carrying amount of the asset and
periode pelaporan berikutnya. liability affected in future periods.

i. Estimasi dan Asumsi Akuntansi yang i. Critical Accounting Estimates and


Penting Assumptions
Asumsi utama masa depan dan sumber The key assumptions concerning the
utama estimasi ketidakpastian lain pada future and other key sources of
tanggal pelaporan yang memiliki risiko estimation uncertainty at the reporting
signifikan bagi penyesuaian yang material date that have a significant risk of
terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas causing a material adjustment to the
untuk periode/tahun berikutnya carrying amounts of assets and liabilities
diungkapkan di bawah ini. Perusahaan within the next financial period/year are
mendasarkan asumsi dan estimasi pada disclosed below. The Company based its
parameter yang tersedia pada saat laporan assumptions and estimates on
keuangan disusun. Asumsi dan situasi parameters available when the financial
mengenai perkembangan masa depan statements were prepared. Existing

DRAFT 272
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

mungkin berubah akibat perubahan pasar circumstances and assumptions about


atau situasi di luar kendali Perusahaan. future developments may change due to
Perubahan tersebut dicerminkan dalam market changes or circumstances arising
asumsi terkait pada saat terjadinya. beyond the control of the Company. Such
changes are reflected in the assumptions
when they occur.

Estimasi Umur Manfaat Aset Tetap Estimated Useful Lives of Fixed Assets
Perusahaan melakukan penelahaan The Company reviews periodically the
berkala atas masa manfaat ekonomis aset estimated useful lives of fixed assets
tetap berdasarkan faktor-faktor seperti based on factors such as technical
kondisi teknis dan perkembangan teknologi specification and future technological
di masa depan. Hasil operasi di masa developments. Future results of
depan akan dipengaruhi secara material operations could be materially affected
atas perubahan estimasi ini yang by changes in these estimates brought
diakibatkan oleh perubahan faktor yang about by changes in the factors
telah disebutkan di atas (Nilai tercatat aset mentioned (Carrying amount of fixed
tetap disajikan dalam Catatan 9). asset is presented in Note 9).

Imbalan Pasca Kerja Post Employment Benefits


Nilai kini liabilitas imbalan pasca tergantung The present value of the post
pada beberapa faktor yang ditentukan employment benefits obligations
dengan dasar aktuarial berdasarkan depends on a number of factors that are
beberapa asumsi. Perubahan asumsi ini determined. Any changes in these
akan mempengaruhi jumlah tercatat assumptions will impact the carrying
imbalan pasca kerja. amount of post employment benefits
obligations.

Perusahaan menentukan tingkat diskonto The Company determines the


yang sesuai pada akhir periode pelaporan, appropriate discount rate at the end of
yakni tingkat suku bunga yang harus each reporting period. This is the interest
digunakan untuk menentukan nilai kini arus rate that should be used to determine the
kas keluar masa depan estimasian yang present value of estimated future cash
diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas. outflows expected to be required to settle
Dalam menentukan tingkat suku bunga the obligations. In determining the
yang sesuai, Perusahaan appropriate discount rate, the Company
mempertimbangkan tingkat suku bunga considers the interest rates of
obligasi pemerintah yang didenominasikan government bonds that are denominated
dalam mata uang imbalan akan dibayar in the currency in which the benefits will
dan memiliki jangka waktu yang serupa be paid and that have terms to maturity
dengan jangka waktu liabilitas yang terkait. approximating the terms of the related
obligation.

Asumsi kunci liabilitas imbalan pasca kerja Other key assumptions for post
sebagian ditentukan berdasarkan kondisi employment benefit obligations are
pasar saat ini. Informasi tambahan based in part on current market
diungkapkan pada Catatan 29. conditions. Additional information is
disclosed in Note 29.

Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan Fair Value of Financial Instruments


Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas Where the fair values of financial assets
keuangan yang tercatat pada laporan posisi and financial liabilities recorded on the
keuangan tidak tersedia di pasar aktif, statement of financial position cannot be
maka nilai wajarnya ditentukan dengan derived from active markets, the fair
menggunakan berbagai teknik penilaian value is determined using a variety of
termasuk penggunaan model matematika. valuation techniques that include the use
Masukan (input) untuk model ini berasal of mathematical models. The inputs to

DRAFT 273
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

dari data pasar yang bisa diamati these models are derived from
sepanjang data tersebut tersedia. Bila data observable market data where possible,
pasar yang bisa diamati tersebut tidak but where observable market data are
tersedia, pertimbangan Manajemen not available, judgment is required to
diperlukan untuk menentukan nilai wajar. establish fair values. The judgments
Pertimbangan tersebut mencakup include considerations of liquidity and
pertimbangan likuiditas dan masukan model inputs such as volatility for long
model seperti volatilitas untuk transaksi term derivatives and discount
derivatif yang berjangka waktu panjang dan rates, prepaymentrates, and default rate
tingkat diskonto, tingkat pelunasan assumptions.
dipercepat, dan asumsi tingkat gagal bayar.

Nilai wajar atas instrumen keuangan The fair value of financial instrument are
diungkapkan pada Catatan 32.b. disclosed in Note 32.b.

Realisasi dari Aset Pajak Tangguhan Realization of Deferred Tax Assets


Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh Deferred tax assets are recognized for all
rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang unused tax losses to the extent that it is
besar kemungkinannya bahwa penghasilan probable that taxable profit will be
kena pajak akan tersedia sehingga rugi available against which the losses can be
fiskal tersebut dapat digunakan. Estimasi utilized. Management estimates are
oleh manajemen yang disyaratkan untuk required to determine the amount of
menentukan jumlah aset pajak tangguhan deferred tax assets that can be
yang dapat diakui, berdasarkan saat recognized, based upon the likely timing
penggunaan dan tingkat penghasilan kena and the level of future taxable profits
pajak dan strategi perencanaan pajak masa together with future tax planning
depan strategies.

ii. Pertimbangan penting dalam penentuan i. Critical judgments in applying the


kebijakan akuntansi accounting policies
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh The following judgments are made by
manajemen dalam rangka penerapan management in the process of applying
kebijakan akuntansi Perusahaan yang the Companys accounting policies that
memiliki pengaruh paling signifikan atas have the most significant effects on the
jumlah yang diakui dalam laporan amounts recognized in the financial
keuangan: statements:

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Classification of Financial Assets and


Liabilities
Perusahaan menetapkan klasifikasi atas The Company determines the classifications
aset dan liabilitas tertentu sebagai aset of certain assets and liabilities as financial
keuangan dan liabilitas keuangan dengan assets and financial liabilities by judging if
mempertimbangkan bila definisi yang they meet the definition set forth in PSAK 55
ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2014) (Revised 2014). Accordingly, the financial
dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan assets and financial liabilities are accounted
dan liabilitas keuangan diakui sesuai for in accordance with the Companys
dengan kebijakan akuntansi Perusahaan accounting policies disclosed in Note 2.r.
seperti diungkapkan pada Catatan 2.r.

DRAFT 274
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

3. Kas dan Bank 3. Cash on Hand and in Banks

30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp
Kas Cash on Hand
Rupiah 3,017,142,229 2,081,325,315 1,910,680,073 2,265,876,625 Rupiah
Dolar AS 1,331,180 -- -- -- US Dollar

Bank - Pihak Ketiga Cash in Banks - Third Parties


Rupiah Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 18,738,655,636 17,213,664,266 22,742,689,258 25,396,106,491 PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 16,241,675,012 3,431,844,214 4,612,926,019 376,164,670 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 2,282,552,022 15,063,404,568 11,921,469,802 1,630,007,240 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 867,749,215 306,966,657 891,500,010 126,095,673 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 966,248,458 2,800,195,975 1,101,992,352 1,094,899,896 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Permata Tbk 781,070,415 675,667,806 -- -- PT Bank Permata Tbk
PT Bank UOB Indonesia 272,942,268 154,831,198 9,493,954 46,995,944 PT Bank UOB Indonesia
PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk 240,298,092 210,625,530 -- -- PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
PT Bank OCBC NISP Tbk 233,007,986 39,604,899 -- -- PT Bank OCBC NISP Tbk
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk 224,300,259 223,026,258 220,486,496 941,137,995 dan Banten Tbk
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah 184,748,347 205,934,614 192,306,573 -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur 169,139,240 408,215,318 17,008,079 -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur
PT Bank Tabungan Negara Syariah 161,238,696 131,446,608 82,678,779 30,371,900 PT Bank Tabungan Negara Syariah
PT Bank Pan Indonesia Tbk 139,066,535 268,025,585 566,683,067 507,202,255 PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk 33,856,247 3,932,335 3,785,749 130,065,486 PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk 9,973,600 7,188,400 1,497,000 -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
PT Bank Rabobank International Indonesia 8,478,979 163,058,862 400,865,236 2,000,801,056 PT Bank Rabobank International Indonesia
PT Bank Mandiri Syariah 1,718,386 1,143,625 2,088,915 -- PT Bank Mandiri Syariah
PT Bank Sumatera Utara 1,075,402 1,543,045,245 -- -- PT Bank Sumatera Utara
Lain-lain ( masing-masing di bawah Rp 1 juta) 287,737 362,737 882,595 27,082,645 Others (each below Rp 1 million)
41,558,082,532 42,852,184,700 42,768,353,884 32,306,931,251
Dolar AS US Dollar
PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk
(2016: USD23,351; 2015: USD 3,147; (2016: USD23,351; 2015: USD 3,147;
2014: USD 34,818; 2013: USD 880) 307,762,621 43,410,658 433,136,124 10,723,688 2014: USD 34,818; 2013: USD 880)
Total 44,884,318,563 44,976,920,673 45,112,170,081 34,583,531,564 Total

4. Piutang Usaha 4. Accounts Receivable

a. Berdasarkan Pelanggan a. By Customers


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp
Pihak Ketiga Third Parties
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 9,749,459,534 6,588,315,244 3,405,232,793 4,373,332,248 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
PT Prudential Life Assurance 3,367,753,771 4,184,379,572 3,101,795,010 4,234,217,950 PT Prudential Life Assurance
PT Pertamina (Persero) 3,545,814,665 2,029,295,949 1,963,419,527 1,307,613,146 PT Pertamina (Persero)
PT Bunda Medik 2,877,542,060 1,383,819,300 1,157,224,859 2,090,159,255 PT Bunda Medik
BPJS Kesehatan 1,436,485,955 4,322,924,405 2,513,417,829 -- BPJS Kesehatan
PT Indofood CBP 1,208,000,880 205,417,325 -- -- PT Indofood CBP
Bunda International Clinic 1,206,170,560 905,173,795 905,173,795 905,173,795 Bunda International Clinic
PT Roche Indonesia 1,007,833,208 -- -- 1,307,890,554 PT Roche Indonesia
PT Asuransi Sinar Mas 522,996,700 932,005,969 1,138,030,620 -- PT Asuransi Sinar Mas
PT BNI Life Insurance 421,761,362 1,685,130,200 1,278,882,252 1,481,005,145 PT BNI Life Insurance
Dr. Noroyono W 322,273,165 212,064,165 1,157,903,165 -- Dr. Noroyono W
PT Bentoel International Tbk 311,332,295 -- -- 2,280,629,400 PT Bentoel International Tbk
PT Nestle Indonesia 285,830,605 508,856,705 2,337,638,689 2,057,361,560 PT Nestle Indonesia
PT Angkasa Pura I (Persero) 58,202,500 511,882,324 1,396,078,628 -- PT Angkasa Pura I (Persero)
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 50,769,812 46,015,763 1,508,670,450 -- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Astra Otoparts Tbk 19,957,850 17,086,200 1,196,137,300 -- PT Astra Otoparts Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 18,485,075 591,851,048 2,250,015,740 1,657,950,843 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 17,528,430 23,030,213 2,121,471,557 -- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) 31,090,799,315 54,355,052,951 47,264,866,115 41,019,175,446 Others (each below Rp 1 billion)
Sub Total 57,518,997,742 78,502,301,128 74,695,958,329 62,714,509,342 Sub Total
Dikurangi: Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Usaha (79,401,233) (94,674,565) (222,596,175) (222,596,175) Deduction : Provision for Receivable
Total - Bersih/Net 57,439,596,509 78,407,626,563 74,473,362,154 62,491,913,167 Total - Net

Piutang Perusahaan tidak ada yang dijadikan There is no Companys account receivable which
jaminan utang Bank. pledged as bank collateral.

DRAFT 275
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Mutasi penyisihan penurunan nilai piutang adalah Movements in the provision for impairment of
sebagai berikut: receivables is as follows:
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp

Saldo Awal 94,674,565 222,596,175 222,596,175 222,596,175 Beginning Balance


Penambahan Tahun Berjalan (Catatan 25.b) 736,650,496 754,599,178 243,754,412 319,687,238 Additional (Note 25.b)
Penghapusan Piutang (751,923,828) (882,520,788) (243,754,412) (319,687,238) Write Off
Saldo Akhir 79,401,233 94,674,565 222,596,175 222,596,175 Ending Balance

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan Management believes that the allowance for
penurunan nilai piutang tersebut diatas cukup untuk impairment of receivables mentioned above is
menutup kemungkinan kerugian atas tidak adequate to cover possible losses on uncollectible
tertagihnya piutang usaha. accounts.

b. Berdasarkan Umur Piutang b. By Aging


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp

Jatuh Tempo: Due:


< 30 hari 28,968,678,418 36,274,250,980 34,288,253,053 16,134,371,295 < 30 days
30 - 60 hari 21,212,249,213 27,099,807,814 23,187,016,668 17,560,639,361 30 - 60 days
> 60 hari 7,338,070,111 15,128,242,334 17,220,688,608 29,019,498,686 > 60 days
Total 57,518,997,742 78,502,301,128 74,695,958,329 62,714,509,342 Total

c. Berdasarkan Mata Uang c. By Currencies


Seluruh saldo piutang usaha dalam mata uang All accounts receivable balances is in Indonesian
Rupiah. Rupiah.

5. Aset Keuangan Lancar Lainnya 5. Other Current Financial Assets


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp
Pihak Ketiga Third Parties
Karyawan 1,920,020,325 1,700,012,400 3,486,204,212 3,147,530,339 Employees
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) 7,468,787,235 5,097,952,024 5,702,372,417 6,557,147,089 Others (each below Rp 1 billion)
Total 9,388,807,560 6,797,964,424 9,188,576,629 9,704,677,428 Total

Aset keuangan lancar lainnya - karyawan adalah Other current financial assets - employees are
pinjaman karyawan yang pembayarannya diangsur employee loans for which payment in installments
berdasarkan perjanjian dan tanpa dikenakan bunga. based on the agreement and with no interest bearing.
Lain-lain terutama piutang kepada beberapa dokter Others mainly owed by several doctors arising from
yang timbul dari kegiatan kerjasama penelitian the research collaboration with the Company to
dimana Perusahaan menyediakan bahan yang provide the material used for research purposes.
digunakan untuk tujuan penelitian.

6. Persediaan 6. Inventories
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp
Bahan Baku Laboratorium 20,114,797,857 17,391,023,040 12,956,334,017 11,026,978,314 Laboratorium Raw Materials
Bahan Pembantu Laboratorium 7,173,581,078 5,779,432,937 1,993,113,146 2,165,427,225 Laboratorium Supporting Materials
Perlengkapan 1,714,656,552 818,208,014 1,628,046,062 699,583,072 Supplies
Bahan Pembantu Non Laboratorium 415,207,471 426,699,432 2,714,883,468 238,673,475 Non Laboratorium Supporting Materials
Bahan Baku Non Laboratorium 615,378,257 1,370,252,620 273,607,029 533,551,820 Non Laboratorium Raw Materials
Persediaan dalam Perjalanan -- -- 166,098,762 391,984,535 Inventory in Transit
Total 30,033,621,215 25,785,616,043 19,732,082,484 15,056,198,441 Total

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada indikasi Management believes that there is no impairment in
penurunan nilai persediaan pada 30 Juni 2016, value of inventories at June 30, 2016, December 31,
31 Desember 2015, 2014 dan 2013. 2015, 2014 and 2013.

DRAFT 276
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Pada tanggal 30 Juni 2016, 31 Desember 2015, As of June 30, 2016, December 31, 2015, 2014, and
2014, dan 2013 seluruh persediaan telah 2013 all inventories were insured against losses from
diasuransikan terhadap risiko kerugian fire and other risks to PT Asuransi Wahana Tata with
atas kebakaran dan risiko lainnya pada total sum insured of Rp11,429,625,528,
PT Asuransi Wahana Tata dengan nilai Rp7,011,744,060, Rp13,375,401,198, and
pertanggungan secara keseluruhan masing-masing Rp4,413,105,267, respectively.
sebesar Rp11.429.625.528, Rp7.011.744.060,
Rp13.375.401.198, dan Rp4.413.105.267.

Manajemen berpendapat bahwa nilai Management believes that the insurance coverage is
pertanggungan tersebut cukup untuk menutup adequate to cover possible losses on the assets
kemungkinan kerugian atas persediaan yang insured.
dipertanggungkan.

Persediaan Perusahaan tidak ada yang dijadikan There is no Companys inventories which pledged
jaminan utang Bank. as bank collateral.

7. Uang Muka 7. Advance Payments


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp
Pembelian Aset Tetap dan Purchase of Fixed Assets
Pengadaan Sistem 11,208,565,270 9,718,549,356 4,882,788,726 14,472,269,000 and System Procurement
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1 miliar) 7,952,676,053 7,037,547,918 6,290,352,692 7,141,398,880 Others (each below Rp 1 billion)
Total 19,161,241,323 16,756,097,274 11,173,141,418 21,613,667,880 Total

Uang muka pembelian aset tetap merupakan Advances for purchase of fixed assets is the
pembelian inventaris kantor serta pembelian aset purchase of office equipment and other fixed asset
tetap lainnya. purchases.

Uang muka lain-lain terutama merupakan Advances others mainly an advance payment for the
pembayaran di muka untuk keperluan renovasi purposes of building renovation branches leased
bangunan cabang yang disewa dari pihak ketiga. from third parties.

8. Biaya Dibayar di Muka 8. Prepaid Expenses

30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp

Jangka Pendek Current Portion


Sewa 23,761,189,515 15,030,588,747 9,097,894,770 11,538,018,500 Rent
Asuransi 126,168,298 1,119,329,316 8,881,899,949 524,477,416 Insurance
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) 4,355,074,054 4,783,446,465 3,172,504,104 3,855,291,820 Others (each below Rp 1 billion)
Subtotal 28,242,431,867 20,933,364,528 21,152,298,823 15,917,787,736 Subtotal
Jangka Panjang Long Term Portion
Sewa 93,292,349,558 23,592,267,779 21,759,458,064 19,540,267,601 Rent
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) 6,408,944,904 12,109,230,889 3,197,440,604 3,348,830,772 Others (each below Rp 1 billion)
Subtotal 99,701,294,462 35,701,498,668 24,956,898,668 22,889,098,373 Subtotal
Total 127,943,726,329 56,634,863,196 46,109,197,491 38,806,886,109 Total

Biaya dibayar di muka lain-lain terutama merupakan Prepaid expenses others mainly advertising costs,
biaya iklan, pemeliharaan bangunan, biaya building maintenance, and other maintenance costs.
perawatan dan lainnya.

Biaya dibayar dimuka jangka panjang adalah biaya Non current prepaid expenses are prepaid expenses
dibayar dimuka yang diperuntukkan lebih dari satu for more than one year.
tahun.

DRAFT 277
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

9. Aset Tetap 9. Fixed Assets

30 Juni/June 30, 2016


Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Pelepasan Saldo Akhir/
Beginning Addition Deduction Reclassification Entitas Anak/ Ending
Balance Disposal of Balance
Subsidiaries
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan Acquisition Cost
Pemilikan Langsung Direct Ownership
Tanah 58,696,710,466 1,121,464,160 -- -- -- 59,818,174,626 Land
Bangunan 55,619,547,864 5,527,179,630 -- -- -- 61,146,727,494 Buildings
Kendaraan 19,606,909,212 161,252,000 143,148,750 -- -- 19,625,012,462 Vehicle
Inventaris Kantor 142,272,774,221 11,966,761,662 1,497,980,542 -- -- 152,741,555,341 Office Equipment
Peralatan 97,475,168,304 3,638,259,288 1,219,993,574 -- -- 99,893,434,018 Equipment
Aset dalam Penyelesaian 3,979,983,984 19,949,594,357 6,551,947,107 -- -- 17,377,631,235 Construction in Progress
Sub Total 377,651,094,053 42,364,511,097 9,413,069,972 -- -- 410,602,535,176 Sub Total
Sewa Pembiayaan Leased Asset
Kendaraan 15,874,640,265 1,297,200,000 -- (4,421,073,720) -- 12,750,766,545 Vehicles
Inventaris Kantor 6,007,276,229 2,533,872,212 -- 4,421,073,720 -- 12,962,222,161 Office Equipment
Total 399,533,010,547 46,195,583,309 9,413,069,972 -- -- 436,315,523,882 Total
Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation
Pemilikan Langsung Direct Ownership
Bangunan 15,928,462,487 1,595,592,743 -- -- -- 17,524,055,229 Buildings
Kendaraan 15,526,110,986 823,706,018 103,946,748 -- -- 16,245,870,256 Vehicle
Inventaris Kantor 97,440,158,155 9,509,997,321 1,385,957,814 -- -- 105,564,197,662 Office Equipment
Peralatan 68,874,337,290 6,548,702,615 705,961,901 -- -- 74,717,078,004 Equipment
Sub Total 197,769,068,918 18,477,998,697 2,195,866,463 -- -- 214,051,201,152 Sub Total
Sewa Pembiayaan Leased Asset
Kendaraan 4,589,939,491 774,987,489 -- -- -- 5,364,926,980 Vehicles
Inventaris Kantor 889,732,690 1,406,726,355 -- -- -- 2,296,459,045 Office Equipment
Total 203,248,741,099 20,659,712,541 2,195,866,463 -- -- 221,712,587,177 Total
Nilai Buku 196,284,269,448 214,602,936,705 Book Value

31 Desember/December 31 , 2015
Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Pelepasan Saldo Akhir/
Beginning Addition Deduction Reclassification Entitas Anak/ Ending
Balance Disposal of Balance
Subsidiaries
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan Acquisition Cost
Pemilikan Langsung Direct Ownership
Tanah 69,431,535,049 123,553,744,285 125,379,114,361 -- 8,909,454,507 58,696,710,466 Land
Bangunan 141,843,175,194 149,563,256,562 221,420,646,256 -- 14,366,237,636 55,619,547,864 Buildings
Kendaraan 19,577,890,577 397,863,000 2,406,194,300 2,712,401,800 675,051,865 19,606,909,212 Vehicle
Inventaris Kantor 124,307,028,690 26,766,076,738 3,486,174,463 -- 5,314,156,744 142,272,774,221 Office Equipment
Peralatan 103,799,666,167 13,259,990,485 2,693,410,560 -- 16,891,077,788 97,475,168,304 Equipment
Pustaka 12,562,633 -- -- -- 12,562,633 -- Books
Aset dalam Penyelesaian 105,141,843,440 -- 101,161,859,456 -- -- 3,979,983,984 Construction in Progress
Sub Total 564,113,701,750 313,540,931,070 456,547,399,396 2,712,401,800 46,168,541,173 377,651,094,053 Sub Total
Sewa Pembiayaan Leased Asset
Kendaraan 11,659,566,299 6,927,475,766 -- (2,712,401,800) -- 15,874,640,265 Vehicles
Inventaris Kantor 6,007,276,229 -- -- -- -- 6,007,276,229 Office Equipment
Total 581,780,544,278 320,468,406,836 456,547,399,396 -- 46,168,541,173 399,533,010,547 Total
Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation
Pemilikan Langsung Direct Ownership
Bangunan 44,928,420,567 9,870,690,758 36,366,222,510 -- 2,504,426,329 15,928,462,487 Buildings
Kendaraan 14,935,587,473 1,649,864,453 2,077,465,097 1,283,860,613 265,736,455 15,526,110,986 Vehicle
Inventaris Kantor 87,590,721,548 16,693,471,832 3,354,173,009 -- 3,489,862,216 97,440,158,155 Office Equipment
Peralatan 68,292,423,506 12,359,302,567 2,692,469,957 -- 9,084,918,826 68,874,337,290 Equipment
Pustaka 7,379,388 -- -- -- 7,379,388 -- Books
Sub Total 215,754,532,483 40,573,329,610 44,490,330,573 1,283,860,613 15,352,323,214 197,769,068,918 Sub Total
Sewa Pembiayaan Leased Asset
Kendaraan 2,229,328,929 3,644,471,174 -- (1,283,860,613) -- 4,589,939,491 Vehicles
Inventaris Kantor 889,732,690 -- -- -- -- 889,732,690 Office Equipment
Total 218,873,594,102 44,217,800,784 44,490,330,573 -- -- 203,248,741,099 Total
Nilai Buku 362,906,950,176 196,284,269,448 Book Value

DRAFT 278
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

31 Desember/December 31, 2014


Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir/
Beginning Addition Deduction Reclassification Ending
Balance Balance
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan Acquisition Cost
Pemilikan Langsung Direct Ownership
Tanah 68,459,159,049 1,083,214,000 110,838,000 -- 69,431,535,049 Land
Bangunan 136,649,139,194 1,781,595,608 569,162,000 3,981,602,392 141,843,175,194 Buildings
Kendaraan 19,413,293,217 990,906,356 1,622,103,385 795,794,389 19,577,890,577 Vehicle
Inventaris Kantor 113,583,046,893 14,540,426,400 3,816,444,604 -- 124,307,028,690 Office Equipment
Peralatan 84,675,991,949 21,183,199,763 2,059,525,545 -- 103,799,666,167 Equipment
Pustaka 7,507,765 5,054,868 -- -- 12,562,633 Books
Aset dalam Penyelesaian 31,466,676,061 77,656,769,771 -- (3,981,602,392) 105,141,843,440 Construction in Progress
Sub Total 454,254,814,128 117,241,166,767 8,178,073,533 795,794,389 564,113,701,750 Sub Total
Sewa Pembiayaan Leased Asset
Kendaraan 7,033,294,989 5,422,065,699 -- (795,794,389) 11,659,566,299 Vehicles
Inventaris Kantor -- 6,017,874,229 10,598,000 -- 6,007,276,229 Office Equipment
Total 461,288,109,117 128,681,106,695 8,178,073,533 -- 581,780,544,278 Total
Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation
Pemilikan Langsung Direct Ownership
Bangunan 37,724,343,086 7,530,868,755 326,791,274 -- 44,928,420,567 Buildings
Kendaraan 14,409,834,577 1,707,486,267 1,456,036,360 274,302,989 14,935,587,473 Vehicle
Inventaris Kantor 76,225,523,597 14,113,784,521 2,748,586,570 -- 87,590,721,548 Office Equipment
Peralatan 58,960,792,757 11,150,884,983 1,819,254,234 -- 68,292,423,506 Equipment
Pustaka 5,571,308 1,808,081 -- -- 7,379,388 Books
Sub Total 187,326,065,325 34,504,832,608 6,350,668,438 274,302,989 215,754,532,483 Sub Total
Sewa Pembiayaan Leased Asset
Kendaraan 1,353,720,989 1,149,910,929 -- (274,302,989) 2,229,328,929 Vehicles
Inventaris Kantor -- 891,940,607 2,207,917 -- 889,732,690 Office Equipment
Total 188,679,786,313 36,546,684,144 6,352,876,354 -- 218,873,594,102 Total
Nilai Buku 272,608,322,804 362,906,950,176 Book Value

31 Desember/December 31, 2013


Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir/
Beginning Addition Deduction Reclassification Ending
Balance Balance
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan Acquisition Cost
Pemilikan Langsung Direct Ownership
Tanah 68,564,309,049 234,000,000 339,150,000 -- 68,459,159,049 Land
Bangunan 128,994,699,769 3,576,667,449 1,594,065,479 5,671,837,455 136,649,139,194 Buildings
Kendaraan 16,598,282,067 1,506,147,250 1,347,019,100 2,655,883,000 19,413,293,217 Vehicle
Inventaris Kantor 96,315,775,360 23,120,215,095 5,852,943,561 -- 113,583,046,893 Office Equipment
Peralatan 78,350,234,113 9,503,246,948 3,266,111,112 88,622,000 84,675,991,949 Equipment
Pustaka 6,496,600 1,011,165 -- -- 7,507,765 Books
Aset dalam Penyelesaian 11,911,939,518 25,226,573,998 -- (5,671,837,455) 31,466,676,061 Construction in Progress
Sub Total 400,741,736,476 63,167,861,905 12,399,289,252 2,744,505,000 454,254,814,128 Sub Total

Sewa Pembiayaan Leased Asset


Kendaraan 7,234,977,189 2,542,822,800 -- (2,744,505,000) 7,033,294,989 Vehicles
Total 407,976,713,665 65,710,684,705 12,399,289,252 -- 461,288,109,117 Total

Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation


Pemilikan Langsung Direct Ownership
Bangunan 32,199,587,434 6,986,508,114 1,461,752,463 -- 37,724,343,086 Buildings
Kendaraan 12,182,552,538 2,890,358,260 1,493,502,141 830,425,919 14,409,834,577 Vehicle
Inventaris Kantor 67,190,469,969 10,036,676,329 1,001,622,700 -- 76,225,523,597 Office Equipment
Peralatan 50,488,521,625 11,093,062,211 2,640,214,038 19,422,958 58,960,792,757 Equipment
Pustaka 4,410,951 1,160,357 -- -- 5,571,308 Books
Sub Total 162,065,542,517 31,007,765,271 6,597,091,342 849,848,877 187,326,065,325 Sub Total

Sewa Pembiayaan Leased Asset


Kendaraan 1,625,806,983 579,003,404 1,240,521 (849,848,877) 1,353,720,989 Vehicles
Total 163,691,349,500 31,586,768,675 6,598,331,863 -- 188,679,786,313 Total
Nilai Buku 244,285,364,165 272,608,322,804 Book Value

Penambahan pada tahun 2015, merupakan Additions in 2015 are acquisition of lands and
pembelian tanah dan bangunan di Medan, Jakarta, buildings on Medan, Jakarta, Solo, Surabaya,
Solo, Surabaya dan Palu. and Palu.

DRAFT 279
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Aset dalam penyelesaian pada tanggal 30 Juni 2016 Construction in progress at June 30, 2016 is
adalah bangunan sebagai berikut: buildings as follows:
Wilayah/ Jumlah/ Persentase Penyelesaian/ Perkiraan Penyelesaian/
Region Amount Percentage of Completion Estimated To Be
Rp % Completed
Pusat/ Central 4,583,148,598 90% - 95% September 2016 - Oktober 2016/September 2016 - October 2016
Wilayah 1/ Region 1 3,686,569,338 40% Oktober 2017/ October 2017
Wilayah 3/ Region 3 968,850,000 50% - 90% September 2016 - Oktober 2016/ September 2016 - October 2016
Wilayah 5/ Region 5 4,038,928,955 50% - 98% September 2016 - Juni 2017/ September 2016 - June 2017
Wilayah 6/ Region 6 3,629,864,905 90% - 95% September 2016 - Oktober 2016/ September 2016 - October 2016
Wilayah 8/ Region 8 470,269,439 90% September 2016/ September 2016
Total 17,377,631,235

Alokasi pembebanan penyusutan pada periode Allocation of depreciation expense for periods
30 Juni 2016, 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 June 30, 2016, December 31, 2015, 2014 and
adalah sebagai berikut: 2013 are as follows:
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp

Beban Pokok Pendapatan (Catatan 24) 5,287,243,337 5,089,789,152 10,073,888,430 8,314,906,354 7,278,683,515 Cost of Revenues (Note 24)
Beban Umum dan Administrasi (Catatan 25.b) 15,372,469,204 13,897,107,678 34,143,912,354 28,231,777,790 24,308,085,160 General and Administrative Expense (Note 25.b)
Total 20,659,712,541 18,986,896,830 44,217,800,784 36,546,684,144 31,586,768,675 Total

Pengurangan aset tetap terdiri dari penghapusan Deduction of fixed assets consists of the
dan penjualan aset dengan rincian sebagai berikut: disposal and sale of the fixed assets as follows:

30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp

Harga Jual 7,155,667,066 435,229,347,500 6,472,175,906 10,005,996,978 Sales Value


Dikurangi: Nilai Buku (7,217,203,509) (412,057,068,823) (1,825,197,179) (5,800,957,389) Deduction : Book Value
Laba (Rugi) Penjualan Aset Tetap (61,536,443) 23,172,278,677 4,646,978,727 4,205,039,589 Gain (Loss) on Sale of Fixed Asset

Pengurangan pada tahun 2015, berasal dari Deduction in 2015, raise from sales of the
penjualan beberapa aset tanah dan bangunan Companys land and building to PT Grhanis Putra
kepada PT Grhanis Putra Propertindo, PT Grhanis Propertindo, PT Grhanis Prakarsa Propertindo,
Prakarsa Propertindo, PT Grhanis Pusaka PT Grhanis Pusaka Propertindo and PT Grhanis
Propertindo dan PT Grhanis Permata Propertindo, Permata Propertindo, related parties.
pihak-pihak berelasi.
Pada tanggal 30 Juni 2016, 31 Desember 2015, On June 30, 2016, December 31, 2015, 2014 and
2014 dan 2013, sebagian aset tetap Perusahaan 2013, some of the Company's fixed assets pledged
dijadikan jaminan atas pinjaman kepada bank dan as collateral for loans obtain from banks and finance
perusahaan pembiayaan (Catatan 12, 16 dan 17). companies (Notes 12, 16 and 17). Fixed assets
Aset tetap yang dijaminkan adalah berupa tanah, pledged as collateral is in the form of land, buildings
bangunan dan kendaraan. and vehicles.
Pada tahun 2015, terdapat biaya pinjaman sebesar In 2015, the borrowing cost is amounting to
Rp4.018.266.727 digunakan untuk pembangunan Rp4,018,266,727 was used for the construction of
gedung Grha Surabaya. building Grha Surabaya.
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang The Company owns several land that are used by
digunakan oleh kantor cabang yang tersebar di branch offices in some areas with the right of
beberapa daerah dengan hak pemilikan berupa Hak ownership in the form of Building Rights used for the
Guna Bangunan yang berjangka waktu 7 - 30 tahun period of 7-30 years which will due between 2013
yang akan jatuh tempo antara tahun 2013 dan 2042. and 2042. Management believes there are no
Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah significant issues with respect to the extension of
signifikan sehubungan dengan perpanjangan hak land rights because the entire land were acquired
atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara legally and supported by sufficient evidence of
sah dan didukung dengan bukti kepemilikan yang ownership.
memadai.

DRAFT 280
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Pada tanggal 30 Juni 2016, 31 Desember 2015, On June 30, 2016, December 31, 2015, 2014 and
2014 dan 2013, aset tetap kecuali tanah, telah 2013, fixed assets, except land, were insured against
diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko fire and other risks to insurance companies,
lainnya kepada perusahaan asuransi, yaitu PT Asuransi Wahana Tata with a total coverage
PT Asuransi Wahana Tata dengan jumlah of Rp673,296,337,066, Rp390,661,127,730,
pertanggungan sebesar Rp673.296.337.066, Rp916,306,504,681, and Rp575,631,169,990
Rp390.661.127.730, Rp916.306.504.681 dan Management believes that the insurance coverage is
Rp575.631.169.990. Manajemen berpendapat adequate to cover possible losses on the assets
bahwa jumlah pertanggungan tersebut cukup untuk insured.
menutup kemungkinan kerugian atas aset yang
dipertanggungkan.

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat Management believes that there is no indication of
indikasi penurunan nilai aset tetap pada 30 Juni impairment of fixed assets as at June 30,2016,
2016, 31 Desember 2015, 2014, dan 2013. December 31, 2015, 2014 and 2013.

10. Aset Takberwujud 10. Intangible Assets

30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan Acquisition Cost
Piranti Lunak 15,397,578,140 15,891,693,425 13,737,522,890 13,116,324,550 Software
Hak Paten 14,600,000 14,600,000 3,139,600,000 3,139,600,000 Patent
Goodwill (Catatan 2.e ) -- -- 517,023,262 517,023,262 Goodwill (Note 2.e)
Sub Total 15,412,178,140 15,906,293,425 17,394,146,152 16,772,947,812 Subtotal
Akumulasi Amortisasi Accumulated Depreciation
Piranti Lunak (12,530,146,037) (12,369,675,552) (9,834,499,796) (7,566,304,336) Software
Hak Paten (14,599,996) (14,600,000) (405,224,996) (234,375,000) Patent
Sub Total (12,544,746,033) (12,384,275,552) (10,239,724,792) (7,800,679,336) Subtotal
Total - Bersih 2,867,432,107 3,522,017,873 7,154,421,360 8,972,268,477 Total - Net

Goodwill timbul dari akuisisi PT Prodia Stemlife Goodwill resulted from the acquisition of PT Prodia
Indonesia. Stemlife Indonesia.

11. Aset Non Keuangan Tidak Lancar Lainnya 11. Other Non-Current Non-Financial Assets
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp

Jaminan Sewa 555,427,856 525,667,856 368,870,856 313,824,616 Security Deposit


Bank Garansi 359,343,666 420,261,667 207,880,597 -- Bank Guarantee
Lain-lain 442,375,114 829,692,300 136,825,130 3,375,997,688 Others
Total 1,357,146,636 1,775,621,823 713,576,583 3,689,822,304 Total

Jaminan sewa merupakan uang yang disetor Security deposit was paid by the Company
Perusahaan terkait sewa bangunan untuk kantor regarding lease of buildings intended for offices and
maupun laboratorium. Bank garansi merupakan laboratories. Bank guarantee is related to tender
jaminan terkait tender yang dilakukan Perusahaan conducted by the Company as a condition for
sebagai syarat kerjasama. Penurunan saldo lain-lain cooperation. The decline in the balance of others
dikarenakan uang muka atas renovasi bangunan di because of advance for the renovation of buildings
Summarecon telah selesai pada awal tahun 2016. in Summarecon was completed in early 2016.

DRAFT 281
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

12. Utang Bank Jangka Pendek 12. Short-Term Bank Loans

30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


Plafond 2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 5,000,000,000 3,635,423,874 1,000,000,000 3,250,000,000 3,250,000,000 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Pan Indonesia Tbk -- -- -- 2,138,056,962 1,541,979,057 PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank Rabobank International Indonesia -- -- -- 343,627,759 -- PT Bank Rabobank International Indonesia
Total 3,635,423,874 1,000,000,000 5,731,684,721 4,791,979,057 Total

a. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank a. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank
Danamon) Danamon)
Saldo fasilitas-fasilitas pinjaman jangka pendek dari Balance of short-term facilities loan from Bank
Bank Danamon per 30 Juni 2016, 31 Desember Danamon as of June 30, 2016, December 31, 2015,
2015, 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: 2014 and 2013 are as follows:

Fasilitas Kredit Rekening Koran (KRK) Overdraft Credit Facility (KRK)


Fasilitas ini diperoleh berdasarkan Perjanjian This facility was obtained under the Credit
Kredit No. SPK/126/PIM-YK/RK/09/92 tanggal Agreement No. SPK / 126 / PIM-YK / RK / 09/92
8 September 1992 dan Akta Pengakuan Hutang No. dated September 8, 1992 and the Deed of
30 tanggal 8 September 1992 dengan nilai pinjaman Acknowledgement of Debt No. 30 dated September
maksimal sebesar Rp2.000.000.000 yang digunakan 8, 1992 with a maximum loan value of
sebagai modal kerja. Perjanjian kredit ini telah Rp2,000,000,000 used as working capital. The loan
beberapa kali mengalami perpanjangan, terakhir agreement has several amended, the last under the
berdasarkan Perjanjian Kredit No. PW 154 tanggal Credit Agreement No. PW 154 dated October 17,
17 Oktober 2011 yang akan jatuh tempo pada 2011 and will mature on July 19, 2012 and an
tanggal 19 Juli 2012 dan tingkat bunga 11,5% per interest rate of 11.5% per year. Based on the loan
tahun. Berdasarkan PK No.11 tanggal 2 April 2015, agreement No.11 dated 2 April 2015, the Company
Perusahaan memiliki plafond Rp2.500.000.000 dan has a facility of Rp2,500,000,000 and extended the
diperpanjang jangka waktunya sampai dengan time period up to July 19, 2016.
19 Juli 2016.
Berdasarkan PK no.263 tanggal 26 Nopember 2015 Based on the Loan Agreement No. 263 dated
Perusahaan memiliki plafond Kredit Rekening Koran November 26, 2015, the Company has overdraft
(KRK) sebesar Rp5.000.000.000. Perjanjian Kredit loan facility (KRK) amounted to Rp5,000,000,000.
ini telah diperpanjang dengan Perjanian This Loan Agreement has amended
Perpanjangan Waktu Kredit no with Time ExtentionLoan Agreement No
311/PPWK/CBD/VIII/2016 tanggal 2 Agustus 2016, 311/PPWK/CBD/VIII/2016 dated August 2, 2016,
jangka waktu KRK diperpanjang sampai dengan term of KRK is extended until July 19, 2017 and
tanggal 19 Juli 2017 dan dikenakan tingkat bunga bears interest rate of 11.25% per annum. The
pinjaman sebesar 11,25% per tahun. Jaminan dan collateral and covenant are disclosed in Note 17.
pembatasan diungkapkan pada Catatan 17.

Pada tanggal 30 Juni 2016 saldo pinjaman sebesar As of June 30,2016, the loan balance is
Rp3.635.423.874, dan 31 Desember 2015, 2014, Rp3,635,423,874, and as of December 31, 2015,
dan 2013 masing-masing bersaldo 2014, and 2013 the loan balance is
Rp1.000.000.000, Rp3.250.000.000, dan Rp1,000,000,000, Rp3,250,000,000, and
Rp3.250.000.000. Rp3,250,000,000, respectively.

b. PT Bank Rabobank International Indonesia b. PT Bank Rabobank International Indonesia


(dahulu PT Bank Haga) (former PT Bank Haga)
Entitas Anak PT Prodia OHI International Subsidiary - PT Prodia OHI International
Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 449/PRK- Based on Loan Agreement No. 449 / PRK-B / AM /
B/AM/IV/2009 tanggal 15 April 2009, PT Prodia OHI IV / 2009 dated 15 April 2009, PT Prodia OHI
International (entitas anak) memperoleh fasilitas International (subsidiary) obtain Current Account
Pinjaman Rekening Koran (PRK) dari PT Bank Loan facility (CRP) from PT Bank Haga of
Haga sebesar Rp 2.000.000.000, yang akan jatuh Rp2,000,000,000, which will mature on 20
tempo pada 20 September 2009 dan dikenakan September 2009 and an interest rate of 15% per
tingkat suku bunga 15% per tahun. Fasilitas PRK ini year. CRP facility has been extended several times,
telah beberapa kali diperpanjang, terakhir dengan most recently by Time Extension Loan Agreement

DRAFT 282
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Perjanjian Perpanjangan Waktu Kredit No. 236023/P/3/LGL/ABM/IX/2015 dated September


No. 236023/P/3/LGL/ABM/IX/2015 tanggal 18, 2015, which extended until September 30, 2016
18 September 2015, yang diperpanjang sampai with an interest rate of 13% per year.
dengan tanggal 30 September 2016 dengan tingkat
bunga pinjaman adalah sebesar 13% per tahun.

Pada tanggal 30 Juni 2016, 31 Desember 2015, As of June 30, 2016, December 31, 2015, 2014 and
2014 dan 2013 saldo yang terutang masing-masing 2013 balance of the loan amounted to nil, nil,
adalah sebesar nihil, nihil, Rp 343.627.759 dan Rp343,627,759 and nil, respectively.
nihil.
Perusahaan dan entitas anak terikat dengan The Company and its subsidiaries comply with
beberapa pembatasan, antara lain Perusahaan dan several restrictions, among others, the Company and
entitas anak harus mendapatkan persetujuan its subsidiaries must obtain prior approval for:
terlebih dahulu untuk:
- Mengadakan merger, akuisisi, dan/atau menjual - Conducting mergers, acquisitions, and / or sell
aset tetap; fixed assets;
- Mengubah anggaran dasar maupun mengubah - Changing the basic budget and change the
susunan pengurus dan/atau pemegang saham; composition of the board and / or shareholders;
- Memperoleh kredit dari bank atau pemberi kredit - Obtain credit from banks or other lenders, either
lainnya, baik berupa investasi maupun modal in the form of investment and working capital;
kerja;
- Membagikan dividen kepada para pemegang - Shares of dividends to shareholders; and
saham; dan
- Menjaminkan harta kekayaan kepada pihak lain. - Pledge wealth to others.

Fasilitas PRK dijamin dengan sejumlah tanah dan CRP facility is secured by a number of land and
bangunan milik Perusahaan (Catatan 9). buildings owned by the Company (Note 9).

13 Utang Usaha 13. Accounts Payable


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp

Pihak Berelasi 427,402,390 701,250,478 223,434,416 533,744,807 Related Parties


Pihak Ketiga Third Parties
PT Anugrah Pharmindo Lestari 6,283,411,295 9,407,748,489 6,516,655,381 9,261,220,942 PT Anugrah Pharmindo Lestari
PT Sumbermitra Agung Jaya 2,020,711,596 2,625,656,318 2,333,802,035 2,661,115,100 PT Sumbermitra Agung Jaya
PT Enseval Putera Megatrading 1,822,335,656 4,232,678,909 2,999,835,045 2,533,591,356 PT Enseval Putera Megatrading
PT Karyamanunggal Lithomas 961,300,053 1,580,102,986 1,816,472,514 1,818,981,522 PT Karyamanunggal Lithomas
PT Diastika Biotekindo 949,525,129 674,148,255 1,479,620,293 2,054,557,452 PT Diastika Biotekindo
PT Setia Guna Medika 760,531,005 49,940,044 1,343,163,309 3,834,457,897 PT Setia Guna Medika
PT Anugrah Argon Medica 684,725,173 697,655,634 1,089,811,357 854,790,010 PT Anugrah Argon Medica
PT Indoglobal Technologies 605,233,479 1,083,161,299 2,637,273,186 1,908,515,439 PT Indoglobal Technologies
PT Saba Indo Medika 591,412,254 468,370,709 1,207,081,559 1,168,612,022 PT Saba Indo Medika
PT Inti Makmur Meditama 103,575,240 1,165,715,020 1,410,970,858 975,788,573 PT Inti Makmur Meditama
PT Widya Mitra Persada -- 311,491,296 594,761,103 -- PT Widya Mitra Persada
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 juta) 13,452,315,053 20,062,722,614 7,062,175,191 4,851,302,250 Others (each below Rp 500 million)
Sub Total Pihak Ketiga 28,235,075,933 42,359,391,573 30,491,621,831 31,922,932,563 Subtotal Third Parties
Jumlah 28,662,478,323 43,060,642,051 30,715,056,247 32,456,677,370 Total

14. Beban Akrual 14. Accrued Expenses


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp

Sewa Bangunan dan PPS 5,577,628,191 7,075,685,105 2,349,256,021 4,360,260,197 Leased Building
Rujukan 5,105,040,242 7,435,503,248 7,187,526,690 7,045,301,763 Reference
Pemasaran 3,219,407,259 5,145,753,803 4,141,681,519 4,789,924,764 Marketing
Keperluan Kantor 3,002,542,836 678,888,453 3,946,410,880 5,254,104,537 Office Utilities
Konsultan 2,413,579,741 6,107,029,601 11,273,508,549 7,880,508,336 Consultant
Listrik, Air dan Telekomunikasi 1,905,383,834 1,956,094,143 2,308,264,980 2,175,314,493 Electricity, Water and Telecommunication
Pemeliharaan 1,788,069,268 6,142,322,891 2,773,530,107 10,098,962,723 Maintenance
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 milyar) 221,630,520 168,697,276 9,945,138,007 2,600,168,110 Others (each below Rp 1 billion)
Total 23,233,281,891 34,709,974,520 43,925,316,753 44,204,544,923 Total

DRAFT 283
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Beban akrual lain-lain terutama merupakan bagi Other accrued expenses mainly represents revenue
hasil kerjasama dengan mitra lokal pada beberapa sharing with local partners in some particular branch,
cabang tertentu, transportasi, baju dinas transportation, official outfit laboratories and others.
laboratorium dan lain-lain.

15. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 15. Other Current Financial Liabilities
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp

Pihak Berelasi Related Parties


Dividen 18,000,000,000 -- -- -- Dividen
Lainnya 392,227,663 510,757,964 600,000,000 4,143,490,101 Others
Sub Total Pihak Berelasi 18,392,227,663 510,757,964 600,000,000 4,143,490,101 Subtotal Related Parties
Pihak Ketiga Third Parties
Renovasi 4,460,872,865 19,711,114,059 -- -- Renovation
Pembelian Aset Tetap dan Aset Takberwujud 3,523,772,719 8,520,800,037 9,223,441,682 3,989,653,537 Acquisition of Fixed Asset and Intangible Asset
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 milyar) 880,216,744 1,204,897,365 9,639,510,868 6,952,705,006 Others (each below Rp 1 billion)
Sub Total Pihak Ketiga 8,864,862,327 29,436,811,461 18,862,952,550 10,942,358,543 Subtotal Third Parties
Jumlah 27,257,089,990 29,947,569,425 19,462,952,550 15,085,848,644 Total

Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya atas Other current financial liabilities of acquisition fixed
utang pembelian aset tetap dan aset takberwujud and intangible asset is liabilities on the purchase of
adalah utang atas pembelian peralatan laboratory equipment, office equipment and
laboratorium, inventaris kantor dan perangkat lunak computer software (Notes 6, 10 and 31).
komputer (Catatan 6, 10 dan 31).

Utang renovasi merupakan renovasi kantor dan Liabilities for renovation consist of building
laboratorium terutama di Solo, Medan, Palu, renovations of Companys offices and laboratories
Makassar dan Pekanbaru. mainly in Solo, Medan, Palu, Makassar and
Pekanbaru.

16. Utang Sewa Pembiayaan 16. Financial Leases Payable


Perusahaan melakukan perjanjian sewa The Company entered into a financial lease with
pembiayaan dengan perusahaan pembiayaan sejak finance companys since 2009 to 2015 to obtain
tahun 2009 sampai dengan 2015 untuk pengadaan equipment and vehicle. The term of lease is for two
peralatan transportasi operasional dan kendaraan up to four years with an effective interest rate varying
Perusahaan. Jangka waktu sewa guna usaha between 17.18% to 31%. Finance lease secured by
adalah dua sampai dengan empat tahun dengan its assets.
tingkat bunga efektif yang bervariasi antara 17,18%
sampai dengan 31%. Utang sewa pembiayaan
dijamin dengan aset tetap sewa pembiayaan
bersangkutan.

Pada tahun 2014, Perusahaan juga melakukan In 2014, the Company also enter into finance lease
perjanjian sewa pembiayaan dengan PT ORIX agreements with PT ORIX Indonesia Finance to
Indonesia Finance untuk pengadaan komputer. obtain computers.
Rincian utang sewa pembiayaan berdasarkan Details of finance lease debt based finance
perusahaan pembiayaan (lessor) adalah sebagai companies (lessor) are as follows:
berikut:
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp
PT BCA Finance (Kendaraan) 3,787,091,037 7,764,100,087 4,691,658,605 2,730,544,809 PT BCA Finance (Vehicle)
PT ORIX Indonesia Finance (Komputer) 7,474,759,576 2,337,813,355 4,853,264,000 -- PT ORIX Indonesia Finance (Computer)
11,261,850,613 10,101,913,442 9,544,922,605 2,730,544,809
Dikurangi: Deduction:
Utang Sewa Pembiayaan - Jatuh Current Portion that
Tempo dalam Satu Tahun (6,476,477,700) (5,316,540,529) (3,581,539,935) (1,583,476,629) will mature in one year
Utang Sewa Pembiayaan Jangka Panjang 4,785,372,913 4,785,372,913 5,963,382,670 1,147,068,180 Total Long Term Leasing

DRAFT 284
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Rincian utang sewa pembiayaan berdasarkan Details of obligation under finance lease based on
periode jatuh tempo adalah sebagai berikut: the maturity period is as follows:
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp
Pembayaran yang Jatuh Tempo pada Tahun Payment Due in :
2014 -- -- -- 1,741,436,626 2014
2015 -- -- 4,431,131,994 988,312,859 2015
2016 2,816,435,870 6,066,727,435 4,044,484,290 238,410,120 2016
2017 5,325,989,308 3,808,856,142 1,948,151,610 -- 2017
2018 3,148,650,065 1,530,137,149 620,000,025 -- 2018
2019 1,494,403,865 177,342,450 -- -- 2019
2020 173,278,284 -- -- -- 2020
Total Pembayaran Minimum Sewa Pembiayaan 12,958,757,392 11,583,063,176 11,043,767,919 2,968,159,604 Total Minimum Payment of Leasing
Dikurangi: Bagian Bunga (1,696,906,779) (1,481,149,734) (1,498,845,314) (237,614,795) Deduction : Interest
Jumlah Liabilitas Sewa 11,261,850,613 10,101,913,442 9,544,922,605 2,730,544,809 Total Leasing Liabilities
Bagian yang Jatuh Tempo Current Portion that
dalam Waktu Satu Tahun (6,476,477,700) (5,316,540,529) (3,581,539,935) (1,583,476,629) will mature in one year
Utang Sewa Pembiayaan Jangka Panjang 4,785,372,913 4,785,372,913 5,963,382,670 1,147,068,180 Total Long Term Leasing

17. Utang Bank Jangka Panjang 17. Long-Term Bank Loans


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 59,272,382,089 16,584,359,047 96,178,872,152 114,163,451,916 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Rabobank International Indonesia -- -- 953,783,855 4,444,501,426 PT Bank Rabobank International Indonesia
PT Bank Pan Indonesia Tbk 23,070,983,333 25,950,937,126 1,248,299,290 2,871,344,786 PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk -- -- -- 640,988,920 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank UOB Buana Indonesia -- -- -- 80,104,386 PT Bank UOB Buana Indonesia
PT Bank Central Asia Tbk 18,766,666,667 21,366,666,667 52,227,715,506 4,100,000,000 PT Bank Central Asia Tbk
Total Utang Bank 101,110,032,089 63,901,962,840 150,608,670,803 126,300,391,434 Total Bank Loan

Bagian yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun: Current Portion that Mature in a Year:
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 26,274,990,587 2,679,214,659 20,484,928,421 9,789,129,518 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Rabobank International Indonesia -- -- 52,009,278 1,424,652,325 PT Bank Rabobank International Indonesia
PT Bank Pan Indonesia Tbk 5,659,400,000 5,659,400,000 1,198,045,497 1,623,045,497 PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk -- -- -- 640,988,920 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank UOB Buana Indonesia -- -- -- 80,104,386 PT Bank UOB Buana Indonesia
PT Bank Central Asia Tbk 5,200,000,000 5,200,000,000 6,224,119,172 1,200,000,000 PT Bank Central Asia Tbk
Bagian Jangka Pendek 37,134,390,587 13,538,614,659 27,959,102,368 14,757,920,645 Current Portion
Bagian Jangka Panjang 63,975,641,502 50,363,348,180 122,649,568,435 111,542,470,788 Long Term Portion

a. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank a. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank
Danamon) Danamon)
Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas kredit The Company obtained several long-term investment
investasi jangka panjang dari Bank Danamon credit facility from Bank Danamon with the following
dengan rincian sebagai berikut: details:
Saldo Pinjaman/ Loan Total
30 Juni/
June 30, 31 Desember/December 31,
Plafond 2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) - 1 46,000,000,000 -- -- -- -- Installment Loans -1
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) - 2 50,000,000,000 23,992,000,000 -- -- -- Installment Loans -2
Kredit Modal Kerja 20,000,000,000 20,000,000,000 -- -- -- Working Capital Loan
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -13 50,000,000,000 -- -- 19,509,130,411 26,178,199,518 Installment Loan - 13
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -14 6,500,000,000 -- -- 2,014,918,254 2,711,102,971 Installment Loan - 14
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -15 4,500,000,000 -- -- 1,940,238,647 2,619,917,473 Installment Loan - 15
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -16 6,000,000,000 -- -- 1,331,931,890 2,654,231,954 Installment Loan - 16
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -17 30,000,000,000 -- -- 25,343,887,377 30,000,000,000 Installment Loan - 17
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -18 50,000,000,000 -- -- 46,038,765,573 50,000,000,000 Installment Loan - 18
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -19 22,000,000,000 -- -- -- -- Installment Loan - 19
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -20 17,000,000,000 15,280,382,089 16,584,359,047 -- -- Installment Loan - 20
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -21 12,000,000,000 -- -- -- -- Installment Loan - 21
59,272,382,089 16,584,359,047 96,178,872,152 114,163,451,916

Kredit Angsuran Berjangka (KAB) Term Installment Loans (KAB)


Sesuai dengan Perjanjian Perubahan Terhadap Based on adendum of the Loan Agreement No. 1
Perjanjian Kredit No. 1 tanggal 17 Nopember 2005 dated November 17, 2005 made before Sri Naning,
dari Sri Naning, SH, notaris di Jakarta, Perusahaan SH, notary in Jakarta, the Company obtained KAB-9
memperoleh fasilitas KAB-9 dan KAB-10 dengan and KAB-10 for a period of sixty (60) months from
jangka waktu 60 (enam puluh) bulan sejak tanggal the date of withdrawal.
penarikan.

DRAFT 285
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Berdasarkan Perjanjian Perubahan Terhadap Based on addendum on Loan Agreement No. 27


Perjanjian Kredit No. 27 tanggal 15 Desember 2006 dated December 15, 2006 by Asminah, SH, M.Kn.,
oleh Asminah, SH, M.Kn., notaris di Jakarta, Bank notary in Jakarta, the Bank adds credit facility in the
Danamon menambah fasilitas kredit berupa KAB-11 form of KAB-11 and KAB-12 with a maximum facility
dan KAB-12 dengan batas maksimum pinjaman of each loan amounting to Rp3,500,000,000 and Rp
masing-masing sebesar Rp3.500.000.000 dan 1,200,000,000 for period of five years from the date
Rp 1.200.000.000 untuk jangka waktu lima tahun of disbursement.
sejak tanggal pencairan

Sesuai dengan Akta Perjanjian Perubahan In accordance with the Deed of addendum of Loan
Terhadap Perjanjian Kredit No. 16 tanggal 19 April Agreement No. 16 dated 19 April 2007 by Alfi Sutan,
2007 dari Alfi Sutan, SH, notaris di Jakarta, SH, notary in Jakarta, the Company obtained
Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas Kredit additional credit facility Installment Deposit (KAB) -13
Angsuran Berjangka (KAB)-13 untuk tujuan for investment purposes of Prodia Tower
investasi pembangunan Prodia Tower. Batas development. The maximum facility drawdown
maksimum penarikan pinjaman adalah sebesar amounted to Rp50,000,000,000. Facility of KAB-13
Rp50.000.000.000. Fasilitas KAB-13 yang sudah obtained installed over 102 (one hundred and two)
dicairkan diangsur selama 102 (seratus dua) bulan months from the end of the grace period, which is 18
terhitung sejak berakhirnya grace period, yaitu (eighteen) months from the date of withdrawal. The
18 (delapan belas) bulan sejak tanggal penarikan. annual interest rate is 11% and can be changed in
Suku bunga tahunan adalah 11% dan dapat accordance with the development of market interest
berubah sesuai dengan perkembangan suku bunga rates.
pasar.

Berdasarkan Perjanjian Perubahan Terhadap Based on the addendum of Loan Agreement No. 3
Perjanjian Kredit No. 3 tanggal 6 Mei 2009 yang dated May 6, 2009 made before Alfi Sutan, SH,
dibuat dihadapan Alfi Sutan, SH, notaris di Jakarta, notary in Jakarta, the Company obtained additional
Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas Kredit credit facility Installment Deposit (KAB) -14 from
Angsuran Berjangka (KAB)-14 dari Bank Danamon Bank Danamon for investment purposes of final
untuk tujuan investasi pembangunan Prodia Tower stages the construction and completeness of Tower
tahap akhir dan kelengkapannya. Batas maksimum Prodia. The maximum drawdown amounted to Rp
penarikan pinjaman adalah sebesar 6,500,000,000. The annual interest rate is 11% and
Rp 6.500.000.000. Suku bunga tahunan adalah 11% can be changed in accordance with the development
dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan of market interest rates.
suku bunga pasar .

Sesuai dengan Akta Perjanjian Perubahan In accordance with the Deed of addendum of Loan
Terhadap Perjanjian Kredit No. 12 tanggal Agreement No. 12 dated 23 September 2010 by Alfi
23 September 2010 dari Alfi Sutan, SH, notaris di Sutan, SH, notary in Jakarta, the Company obtained
Jakarta, Perusahaan memperoleh tambahan additional credit facility Installment Deposit (KAB) -15
fasilitas Kredit Angsuran Berjangka (KAB)-15 untuk for investment purposes of Prodia Manado building.
tujuan investasi pembangunan gedung Prodia The maximum drawdown amounted to
Manado. Batas maksimum penarikan pinjaman Rp4,500,000,000. Facilities of KAB-15 that has been
adalah sebesar Rp4.500.000.000. Fasilitas KAB-15 disbursed will installed for 72 (seventy-two) months.
yang sudah dicairkan diangsur selama 72 (tujuh The annual interest rate is 11% and can be changed
puluh dua) bulan. Suku bunga tahunan adalah 11% in accordance with the development of market
dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan interest rates.
suku bunga pasar.

Sesuai dengan Akta Perjanjian Perubahan In accordance with the Deed of Amendment to Loan
Terhadap Perjanjian Kredit No. 12 tanggal 23 Agreement No. 12 dated 23 September 2010 by Alfi
September 2010 dari Alfi Sutan, SH, notaris di Sutan, SH, notary in Jakarta, the Company obtained
Jakarta, Perusahaan memperoleh tambahan additional loan facility Term Installment Loans (KAB)
fasilitas Kredit Angsuran Berjangka (KAB)-16 untuk -16 for the purpose of financing the development of
tujuan pembiayan pengembangan tempat usaha di businesses in Jakarta, Mataram and Palangkaraya
Jakarta, Mataram dan Palangkaraya serta Investasi and investment in Information Technology, office
Teknologi Informasi, peralatan kantor dan supplies and equipments. The maximum drawdown

DRAFT 286
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

perlengkapannya. Batas maksimum penarikan amounted to Rp6,000,000,000. Facility of KAB-16


pinjaman adalah sebesar Rp6.000.000.000. that has been disbursed, will installed for 72
Fasilitas KAB-16 yang sudah dicairkan diangsur (seventy-two) months. The annual interest rate is
selama 72 (tujuhpuluh dua) bulan. Suku bunga 11% and can be changed in accordance with the
tahunan adalah 11% dan dapat berubah sesuai development of market interest rates.
dengan perkembangan suku bunga pasar.

Sesuai dengan Akta Perjanjian Perubahan In accordance with the Deed of Amendment to Loan
Terhadap Perjanjian Kredit No. 34 tanggal Agreement No. 34 dated December 20, 2013 by Alfi
20 Desember 2013 dari Alfi Sutan, SH, notaris di Sutan, SH, notary in Jakarta, the Company obtained
Jakarta, Perusahaan memperoleh tambahan additional facility Term Installment Loans KAB-17
fasilitas Kredit Angsuran Berjangka KAB-17 dan and KAB-18 for the purpose of refinancing the assets
KAB-18 untuk tujuan refinancing investasi aset. investment. The maximum drawdown amounted to
Batas maksimum penarikan pinjaman adalah Rp30,000,000,000 and Rp50,000,000,000. Facilities
sebesar Rp30.000.000.000 dan of KAB-17 and KAB-18 that has been disbursed will
Rp50.000.000.000. Fasilitas KAB-17 dan KAB-18 installed each for 60 (sixty) months and 96 (ninety
yang sudah dicairkan diangsur masing-masing six) months. The annual interest rate is 11.25% and
selama 60 ( enam puluh ) bulan dan 96 (sembilan can be changed in accordance with the development
puluh enam) bulan. Suku bunga tahunan adalah of market interest rates.
11,25% dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan suku bunga pasar.

Sesuai dengan Akta Perjanjian Perubahan In accordance with the Deed of amendment to Loan
Terhadap Perjanjian Kredit No. 11 tanggal 2 April Agreement No. 11 dated 2 April 2015 made before
2015 dari Anna Arsianti Christanti, SH, notaris di Anna Arsianti Christanti, SH, notary in Semarang,
Semarang, Perusahaan memperoleh tambahan the Company obtained additional facility Term
fasilitas Kredit Angsuran Berjangka KAB-19. Batas Installment Loans KAB-19. The maximum drawdown
maksimum penarikan pinjaman adalah sebesar amounted to Rp51,000,000,000.
Rp51.000.000.000.

Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kredit No. 5 Based Amendment to Loan Agreement No. 5 dated
tanggal 6 Oktober 2015, fasilitas KAB-19 dialihkan October 6, 2015, the facility KAB-19 changed into:
menjadi :
- KAB-20 dengan plafon Rp17.000.000.000 untuk - KAB-20 with a ceiling Rp17,000,000,000 for the
tujuan pembelian dan pembangunan gedung di purpose of purchase and build a building in
Solo. Jangka waktu 60 (enam puluh) bulan Solo. Term of facility of 60 (sixty) months up to
sampai dengan 7 Oktober 2020. October 7, 2020.
- KAB-21 dengan plafon Rp12.000.000.000 untuk - KAB-21 with a ceiling Rp12,000,000,000 for the
tujuan pembangunan gedung kantor Sunter purpose of construction of the office building
Jakarta Utara. Jangka waktu 60 (enam puluh) Sunter, North Jakarta. A period of 60 (sixty)
bulan sampai dengan 7 Oktober 2020. months up to October 7, 2020.

Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan sejumlah The loan facility is secured by a number of land
tanah dan bangunan milik Perusahaan sebagai and buildings owned by the Company as follows
berikut (Catatan 9): (Note 9):
1) Tanah dan bangunan dengan SHGB 1) Land and buildings with SHGB No. 00 096
No. 00096/Timuran, Surakarta atas nama /Timuran, Surakarta on behalf of PT Prodia
2
PT Prodia Widyahusada dengan luas 620 m ; Widyahusada with an area of 620 sqm;
2) Tanah dan bangunan dengan SHGB 2) Land and buildings with SHGB No. 97 /
No. 97/Timuran, Surakarta atas nama PT Prodia Timuran, Surakarta on behalf of PT Prodia
2
Widyahusada dengan luas 264 m ; Widyahusada with an area of 264 sqm;
3) Tanah dan bangunan dengan SHGB 3) Land and buildings with SHGB No. 98 /
No. 98/Timuran, Surakarta atas nama PT Prodia Timuran, Surakarta on behalf of PT Prodia
2
Widyahusada dengan luas 191 m ; Widyahusada with an area of 191 sqm;
4) Tanah dan bangunan dengan SHGB 4) Land and buildings with SHGB No. 100 /
No. 100/Timuran, Surakarta atas nama Timuran, Surakarta on behalf of PT Prodia
2
PT Prodia Widyahusada dengan luas 145 m ; Widyahusada with an area of 145 sqm;

DRAFT 287
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

5) Tanah dan bangunan dengan SHGB 5) Land and buildings with SHGB No. 13109 /
No. 13109/Sunter Agung, Jakarta atas nama Sunter Agung, Jakarta, on behalf of
2
PT Prodia Widyahusada dengan luas 120 m ; PT Prodia Widyahusada with an area of 120
sqm;
6) Tanah dan bangunan dengan SHGB 6) Land and buildings with SHGB No. 13110 /
No. 13110/Sunter Agung, Jakarta atas nama Sunter Agung, Jakarta, on behalf of
2
PT Prodia Widyahusada dengan luas 120 m ; PT Prodia Widyahusada with an area of 120
sqm;
7) Tanah dan bangunan dengan SHGB 7) Land and buildings with SHGB No. 158 /
No. 158/Tamansari, Wastukencana Bandung Tamansari, Bandung Wastukencana on behalf
atas nama PT Prodia Widyahusada dengan luas of PT Prodia Widyahusada with an area of
2
1.000 m ; 1,000 sqm;
8) Tanah dan bangunan dengan SHGB 8) Land and buildings with SHGB No. 493 /Kenari,
No. 493/Kenari, Kramat, Jakarta atas nama Kramat, Jakarta, on behalf of
2
PT Prodia Widyahusada dengan luas 963 m ; PT Prodia Widyahusada with an area of 963
sqm;
9) Tanah dan bangunan dengan SHGB 9) Land and buildings with SHGB No. 258 /Kenari
No. 258/Kenari atas nama PT Prodia on behalf of PT Prodia Widyahusada located in
Widyahusada terletak di Senen dengan luas 76 Senen with an area of 76 sqm;
2
m;
10) Tanah dan bangunan dengan SHGB 10) Land and buildings with SHGB No. 481 / Kenari,
No. 481/Kenari, Kecamatan Senen, atas nama Senen Sub-district, on behalf of
2
PT Prodia Widyahusada dengan luas 791 m ; PT Prodia Widyahusada with an area of 791
sqm;
11) Tanah dan bangunan dengan SHGB 11) Land and buildings with SHGB No. 543 /
No. 543/Dauhpuri, Denpasar atas nama Dauhpuri, Denpasar on behalf of PT Prodia
2
PT Prodia Widyahusada dengan luas 990 m ; Widyahusada with an area of 990 sqm;
12) Tanah dan bangunan dengan SHGB 12) Land and buildings with SHGB No. 463 /
No. 463/Sukaresmi, Bekasi atas nama Sukaresmi, Bekasi on behalf of PT Prodia
2
PT Prodia Widyahusada dengan luas 68 m ; Widyahusada with an area of 68 sqm;
13) Tanah dan bangunan dengan SHGB 13) Land and buildings with SHGB No. 115 /
No. 115/Wirogunan, Daerah Istimewa Wirogunan, Yogyakarta on behalf of PT Prodia
Yogyakarta atas nama PT Prodia Widyahusada Widyahusada with an area of 1,315 sqm;
2
dengan luas 1.315 m ;
14) Tanah dan bangunan dengan SHGB 14) Land and buildings with SHGB No. 440 /
No. 440/Wenang Selatan, Manado atas nama Wenang Selatan, Manado on behalf of
2
PT Prodia Widyahusada dengan luas 692 m ; PT Prodia Widyahusada with an area of 692
15) Tanah dan bangunan dengan SHGB sqm;
No. 42/Karangmekar, Kota Cimahi atas nama 15) Land and buildings with SHGB No. 42 /
2
PT Prodia Widyahusada dengan luas 385 m ; Karangmekar, Cimahi on behalf of PT Prodia
16) Tanah dan bangunan dengan SHGB Widyahusada with an area of 385 sqm;
No. 23/Ario Kemuning, Kotamadya Palembang 16) Land and buildings with SHGB No. 23 / Ario
atas nama PT Prodia Widyahusada dengan luas Kemuning, Palembang on behalf of PT Prodia
2
983 m ; Widyahusada with an area of 983 sqm;
17) Tanah dan bangunan dengan SHGB 17) Land and buildings with SHGB No. 1707 /
No. 1707/Pondok Jaya, Kota Tangerang atas Pondok Jaya, Tangerang on behalf of PT Prodia
nama PT Prodia Widyahusada dengan luas 89 Widyahusada with an area of 89 sqm;
2
m;
18) Tanah dan bangunan dengan SHGB 18) Land and buildings with SHGB No. 1706 /
No. 1706/Pondok Jaya, Kota Tangerang atas Pondok Jaya, Tangerang on behalf of PT Prodia
nama PT Prodia Widyahusada dengan luas 87 Widyahusada with an area of
2
m; 87 sqm;
19) Tanah dan bangunan dengan SHGB 19) Land and buildings with SHGB No. 00 619 /
No. 00619/Peterongan, Kota Semarang atas Peterongan, Semarang on behalf of
nama PT Prodia Widyahusada dengan luas PT Prodia Widyahusada with an area of 1,718
2
1.718 m ; sqm;
20) Personal guarantee dari Arjani Utami, Hamdono 20) Personal guarantee from Arjani Utami,

DRAFT 288
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Widjojo, Drs. Andi Wijaya, Ichsan Hidayat, Drs. Hamdono Widjojo, Drs. Andi Wijaya, Ichsan
Gunawan Prawira Suharto, Drs. Elias Nugroho, Hidayat, Drs. Gunawan Prawira Suharto, Drs.
dan Singgih Hidayat; Elias Nugroho, and Singgih Hidayat;
21) Corporate guarantee dari PT Prodia Utama. 21) Corporate guarantee from PT Prodia Utama.
22) Gadai saham dari : Hamdono Widjojo, Drs. Andi 22) Pledge of shares: Hamdono Widjojo,
Wijaya, Ichsan Hidayat, Drs. Gunawan Prawira Drs. Andi Wijaya, Ichsan Hidayat, Drs.
Suharto, Drs. Elias Nugroho, dan Singgih Gunawan Prawira Suharto, Drs. Elias Nugroho,
Hidayat. and Singgih Hidayat.

Jumlah pinjaman Kredit Angsuran Berjangka (KAB) The total amount of Term Installment Loans (KAB)
yang jatuh tempo dalam satu tahun pada 30 Juni with a maturity in one year as of June 30,2016,
2016, 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing- December 31, 2015, 2014 and 2013 respectively are
masing adalah sebagai berikut: as follows:
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
Plafond 2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) - 1 46,000,000,000 -- -- -- -- Term Installment Loans -1
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) - 2 50,000,000,000 3,427,428,571 -- -- -- Term Installment Loans -2
Kredit Modal Kerja 20,000,000,000 20,000,000,000 -- -- -- Working Capital Loan
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -13 50,000,000,000 -- -- 7,636,407,084 1,803,877,120 Term Installment Loans -13
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -14 6,500,000,000 -- -- 794,661,105 2,711,102,971 Term Installment Loans -14
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -15 4,500,000,000 -- -- 769,135,285 2,619,917,473 Term Installment Loans -15
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -16 6,000,000,000 -- -- 1,415,002,965 2,654,231,954 Term Installment Loans -16
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -17 30,000,000,000 -- -- 5,297,732,115 -- Term Installment Loans -17
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -18 50,000,000,000 -- -- 4,571,989,867 -- Term Installment Loans -18
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -19 22,000,000,000 -- -- -- -- Term Installment Loans -19
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -20 17,000,000,000 2,847,562,016 2,679,214,659 -- -- Term Installment Loans -20
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -21 12,000,000,000 -- -- -- -- Term Installment Loans -21
26,274,990,587 2,679,214,659 20,484,928,421 9,789,129,518

Berdasarkan Perjanjian Perubahan dan Penegasan Based on amendment and Assertion Agreement of
Kembali Perjanjian Kredit No. 263 tanggal Loan Agreement No. 263 dated November 26, 2015,
26 Nopember 2015, dinyatakan bahwa : stated that:
1. Bank menutup fasilitas Kredit Angsuran 1. The Bank terminate the Term Installment
Berjangka sebagai berikut : Loans facility as follows:
Plafond Outstanding
Rp Rp
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -13 50,000,000,000 12,976,385,270 Term Installment Loans -13
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -14 6,500,000,000 1,301,468,263 Term Installment Loans -14
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -15 4,500,000,000 1,260,456,608 Term Installment Loans -15
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -16 6,000,000,000 131,564,982 Term Installment Loans -16
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -17 30,000,000,000 20,584,608,958 Term Installment Loans -17
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -18 50,000,000,000 42,014,538,873 Term Installment Loans -18
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -19 22,000,000,000 21,018,286,327 Term Installment Loans -19
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -20 17,000,000,000 16,793,234,887 Term Installment Loans -20
Kredit Angsuran Berjangka (KAB) -21 12,000,000,000 11,854,048,155 Term Installment Loans -21
198,000,000,000 127,934,592,323

Penutupan fasilitas ini dialihkan dengan The termination of this facility is done by adding
penambahan limit Kredit Angsuran Berjangka other Term Installment Loans facility for
sebesar Rp436.000.000.000 yang Rp436,000,000,000 designated as follows:
diperuntukkan dengan rincian sebagai berikut :
a. Fasilitas untuk Perusahaan senilai a. Facility for the Company amounted to
Rp46.000.000.000 Rp46,000,000,000
b. Fasilitas untuk Perusahaan berelasi b. Facility for Related Companies amounted
mendapat fasilitas senilai to Rp390,000,000,000
Rp390.000.000.000
2. Selain itu, Bank Danamon juga menutup fasilitas 2. In addition, the Bank is also terminate facilities
KAB-3 dan KAB-4 untuk dialihkan menjadi of KAB-3 and KAB-4 to be changed into the
Fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) senilai Working Capital Loan Facility (KMK) amounted
Rp27.000.000.000, dengan rincian sebagai to Rp27,000,000,000, with details as follows:
berikut :

DRAFT 289
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

a. Fasilitas untuk Perusahaan senilai a. Facility for the Companies amounted to


Rp20.000.000.000 Rp20,000,000,000
b. Fasilitas untuk Perusahaan berelasi b. Facility for the Related Companies
senilai Rp7.000.000.000 amounted to Rp7,000,000,000
3. Menambah Fasilitas Kredit Rekening Koran dari 3. Adding the Overdraft Loan Facility from
Rp2.500.000.000 menjadi Rp8.000.000.000, Rp2,500,000,000 to be Rp8,000,000,000, with
dengan rincian sebagai berikut: details as follows:
a. Fasilitas untuk Perusahaan senilai a. Facility for Companies amounted to
Rp5.000.000.000 Rp5,000,000,000
b. Fasilitas untuk Perusahaan berelasi b. Facility for Related Companies amounted
senilai Rp3.000.000.000 to Rp3,000,000,000
4. Bank Danamon melakukan penghapusan Hak 4. Banks eliminated Mortgage Right (ROYA)
Tanggungan (ROYA) Peringkat I atas barang Ranked I on following warranty, which will be
Jaminan berikut ini, yang setelah balik nama collateral again with certain ceiling modified as
akan diikat lagi menjadi Jaminan dengan plafon follows:
tertentu sebagai berikut:
- Tanah dan bangunan dengan SHGB - Land and buildings with SHGB No. 23 / Ario
No. 23/Ario Kemuning, Kotamadya Kemuning, Kotamadya Palembang on behalf
Palembang atas nama PT Prodia of PT Prodia Widyahusada with an area of
2
Widyahusada dengan luas 983 m yang 983sqm which will be changes to on behalf of
akan dibalik nama menjadi PT Grhanis PT Pusaka Propertindo Grhanis;
Pusaka Propertindo;
- Tanah dan bangunan dengan SHGB - Land and buildings with SHGB No. 619 /
No. 619/Peterongan, Semarang atas nama Peterongan, Semarang on behalf of
PT Prodia Widyahusada dengan luas 1.718 PT Prodia Widyahusada with an area of
2
m yang akan dibalik nama menjadi 1,718sqm which will be changes to on behalf
PT Grhanis Putra Propertindo; of PT Grhanis Putra Propertindo;
- Tanah dan bangunan dengan SHGB - Land and buildings with SHGB No. 440 /
No. 440/Wenang Selatan, Manado atas Wenang Selatan, Manado on behalf of
nama PT Prodia Widyahusada dengan luas PT Prodia Widyahusada with an area of
2
692 m yang akan dibalik nama menjadi 692sqm which will be changes to on behalf of
PT Grhanis Permata Propertindo; PT Grhanis Permata Propertindo;
- Tanah dan bangunan dengan SHGB - Land and buildings with SHGB No. 481 /
No. 481/Kenari, Jakarta atas nama Kenari, Jakarta, on behalf of PT Prodia
PT Prodia Widyahusada dengan luas 791 Widyahusada with an area of 791sqm which
m2 yang akan dibalik nama menjadi will be changes to on behalf of PT Grhanis
PT Grhanis Putra Propertindo; Putra Propertindo;
- Tanah dan bangunan dengan SHGB - Land and buildings with SHGB No. 258 /
No. 258/Kenari, Jakarta atas nama Kenari, Jakarta, on behalf of PT Prodia
PT Prodia Widyahusada dengan luas 76 m2 Widyahusada with an area of 76 sqm which
yang akan dibalik nama menjadi PT Grhanis will be changes to on behalf of PT Grhanis
Putra Propertindo; Putra Propertindo;
- Tanah dan bangunan dengan SHGB - Land and buildings with SHGB No. 493 /
No. 493/ Kenari, Jakarta atas nama Kenari, Jakarta, on behalf of PT Prodia
PT Prodia Widyahusada dengan luas 963 Widyahusada with an area of 963 sqm which
m2 yang akan dibalik nama menjadi will be changes to on behalf of PT Grhanis
PT Grhanis Putra Propertindo; Putra Propertindo;
- Tanah dan bangunan dengan SHGB - Land and buildings with SHGB No. 158 /
No. 158/ Tamansari, Bandung atas nama Tamansari, Bandung on behalf of
PT Prodia Widyahusada dengan luas 963 PT Prodia Widyahusada with an area of
m2 yang akan dibalik nama menjadi 963sqm which will be changes to on behalf of
PT Grhanis Putra Propertindo; PT Grhanis Putra Propertindo;
- Tanah dan bangunan dengan SHGB - Land and buildings with SHGB No. 543 /
No. 543/ Dauhpuri, Denpasar atas nama Dauhpuri, Denpasar on behalf of
PT Prodia Widyahusada dengan luas 990 PT Prodia Widyahusada with an area of
2
m yang akan dibalik nama menjadi 990sqm which will be changes to on behalf of

DRAFT 290
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

PT Grhanis Pusaka Propertindo; PT Grhanis Pusaka Propertindo;


- Tanah dan bangunan dengan SHGB - Land and buildings with SHGB No. 096 /
No. 00096/ Timuran, Surakarta atas nama Timuran, Surakarta on behalf of PT Prodia
PT Prodia Widyahusada dengan luas 620 Widyahusada with an area of 620sqm which
m2 yang akan dibalik nama menjadi will be changes to on behalf of PT Grhanis
PT Grhanis Permata Propertindo; Permata Propertindo;
- Tanah dan bangunan dengan SHGB - Land and buildings with SHGB No. 97 /
No. 97/ Timuran, Surakarta atas nama Timuran, Surakarta on behalf of PT Prodia
PT Prodia Widyahusada dengan luas 264 Widyahusada with an area of 264sqm which
m2 yang akan dibalik nama menjadi will be changes to on behalf of PT Grhanis
PT Grhanis Permata Propertindo; Permata Propertindo;
- Tanah dan bangunan dengan SHGB - Land and buildings with SHGB No. 98 /
No. 98/ Timuran, Surakarta atas nama Timuran, Surakarta on behalf of PT Prodia
PT Prodia Widyahusada dengan luas 191 Widyahusada with an area of 191sqm which
m2 yang akan dibalik nama menjadi will be changes to on behalf of PT Grhanis
PT Grhanis Permata Propertindo; Permata Propertindo;
- Tanah dan bangunan dengan SHGB - Land and buildings with SHGB No. 100 /
No. 100/ Timuran, Surakarta atas nama Timuran, Surakarta on behalf of PT Prodia
PT Prodia Widyahusada dengan luas 145 Widyahusada with an area of 145 sqm which
2
m yang akan dibalik nama menjadi will be changes to on behalf of PT Grhanis
PT Grhanis Permata Propertindo; Permata Propertindo;
- Tanah dan bangunan dengan SHGB - Land and buildings with SHGB No. 695 /
No. 695/ Petisah Hulu, Medan atas nama Petisah Hulu, Medan on behalf of
PT Prodia Widyahusada dengan luas 526 PT Prodia Widyahusada with an area of
m2 yang akan dibalik nama menjadi 526sqm which will be changes to on behalf of
PT Grhanis Prima Propertindo; PT Grhanis Prima Propertindo;
- Tanah dan bangunan dengan SHGB - Land and buildings with SHGB No. 00 329 /
No. 00329/ Besusu Tengah, Palu atas nama Besusu Tengah, Palu on behalf of
PT Prodia Widyahusada dengan luas 746 PT Prodia Widyahusada with an area of
m2 yang akan dibalik nama menjadi 746sqm which will be changes to on behalf of
PT Grhanis Prima Propertindo; PT Grhanis Prima Propertindo;
- Tanah dengan SHGB No. 04266/ Curug, - Land with SHGB No. 04 266 / Curug,
Tangerang atas nama PT Prodia Tangerang on behalf of PT Prodia
Widyahusada dengan luas 80 m2 yang Widyahusada with an area of 80sqm which
akan dibalik nama menjadi PT Grhanis will be changes to on behalf of PT Grhanis
Prakarsa Propertindo; Prakarsa Propertindo;
- Tanah dengan SHGB No. 04267/ Curug, - Land with SHGB No. 04 267 / Curug,
Tangerang atas nama PT Prodia Tangerang on behalf of PT Prodia
Widyahusada dengan luas 80 m2 yang Widyahusada with an area of 80 sqm which
akan dibalik nama menjadi PT Grhanis will be changes to on behalf of PT Grhanis
Prakarsa Propertindo; Prakarsa Propertindo;

Selama jangka waktu fasilitas kredit, Perusahaan During the term of the credit facility, the Company is
dilarang untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: prohibited to do the following:
a. Mengambil langkah untuk membubarkan a. Taking steps to dissolve the company or a
Perusahaan atau melakukan merger/ merger / consolidation / acquisition / take over
konsolidasi/ akuisisi/ mengambil alih seluruh all or substantially all of the assets or shares of
atau sebagian besar dari harta kekayaan atau other companies;
saham perusahaan lain;
b. Menjaminkan aset kepada pihak lain; b. Pledge to other parties;
c. Menjual/ mengalihkan/ menyewakan pemakaian c. Sell / divert / lease the entire user / most assets,
seluruh/ sebagian aset kecuali dalam rangka except to run the Company's business;
menjalankan usaha Perusahaan;
d. Mengadakan perjanjian yang dapat d. Entered into an agreement which may give rise
menimbulkan kewajiban untuk membayar to an obligation to pay to third parties, except to
kepada pihak ketiga kecuali dalam rangka run the Company's business;
menjalankan usaha Perusahaan;

DRAFT 291
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

e. Menjamin langsung maupun tidak langsung e. Guarantee, directly or indirectly other third
pihak ketiga lainnya kecuali melakukan parties unless doing endorsements on securities
endorsemen atas surat-surat yang dapat that can be traded for payment purposes;
diperdagangkan untuk keperluan pembayaran;
f. Memberikan/ menerima pinjaman dari pihak lain f. Give / receive loans from other parties except to
kecuali dalam rangka menjalankan usaha run the Company's business;
Perusahaan;
g. Menimbulkan suatu kewajiban atau hutang baru g. Give rise to an obligation or a new debt or
atau memberikan atau mengijinkan adanya provide or permit the load or the interests of
beban atau kepentingan jaminan atas aset yang collateral assets that have been or will be, issue
telah atau akan ada, menerbitkan penjaminan a guarantee on the debt of another party;
atas utang pihak lain;
h. Mengadakan perubahan dari sifat dan kegiatan h. Make changes of nature and business activities
usaha Perusahaan seperti yang sedang of the Company as the Company is currently
dijalankan Perusahaan saat ini; doing;
i. Merubah anggaran dasar (termasuk i. Amend the articles of association (including the
kewenangan Direksi, penarikan modal disetor, authority of the Board of Directors, the
korum rapat atau bidang usaha) atau withdrawal of the paid up capital, the quorum
mengijinkan adanya perubahan susunan meeting or business) or to allow a change in the
Direksi, Dewan Komisaris ataupun pemegang composition of the Board of Directors, the Board
saham; of Commissioners or shareholders;
j. Mengumumkan dan membagikan deviden j. Announced and distribute stock dividends;
saham;
k. Membayar kembali pinjaman/ tagihan/ piutang- k. Repay the loans / receivables / receivables be
piutang berupa apapun juga baik berupa jumlah anything in the form of principal amount, interest
pokok, bunga dan lain-lain atas jumlah uang and others on the amount of money that must
yang wajib dibayar (subordinasi shareholder be paid (the subordinated shareholder loan).
loan).
l. Menjaga rasio keuangan, Debt Service l. Maintain financial ratio, Debt Service Coverage
Coverage Ratio (DSCR) dan interest coverage Ratio (DSCR) and interest coverage minimum
minimum 1x, dan wajib memenuhi Debt Service 1x, and shall comply with Debt Service Reserve
Reserve Account (DSRA) minimum 1 bulan Account (DSRA) minimum 1 month.

5. Bank Danamon menarik Jaminan berupa gadai 5. Banks withdraw Collateral in the form of pledge
saham dari: Hamdono Widjojo, Drs. Andi of shares of : Hamdono Widjojo, Drs. Andi
Wijaya, Ichsan Hidayat, Drs. Gunawan Prawira Wijaya, Ichsan Hidayat, Drs. Gunawan Prawira
Suharto, Drs. Elias Nugroho, dan Singgih Suharto, Drs. Elias Nugroho, dan Singgih
Hidayat. Hidayat.

6. Bank Danamon bahwa Perusahaan dan 6. Bank states that the Company and its Related
Perusahaan Terelasi secara bersama-sama Companies jointly responsible successively.
bertanggungjawab secara renteng.

7. Jangka waktu Kredit Rekening Koran dan Kredit 7. Term of Current Account Loan and Working
Modal Kerja sampai dengan 19 Juli 2016, dan Capital Loan up to July 19, 2016, and Term
Kredit Angsuran Berjangka sampai dengan 8 Installment Loans is up to 8 years since the first
tahun sejak penarikan pertama, dan dikenakan withdrawal with an interest rate of 12% per
tingkat suku bunga 12% per tahun. year.

Sesuai dengan Perjanjian Kredit No.226/ Based on Loan Agreement No.226/PP/


PP/CBD/VI/2016 tanggal 27 Juni 2016, CBD/VI/2016,dated June 27, 2016, the
Perusahaan memiliki plafond Kredit Angsuran Company has a ceiling of Term Installment Loan
Berjangka (KAB) sebesar Rp46.000.000.000 of Rp46,000,000,000 and Rp50,000,000,000
dan Rp50.000.000.000 yang memiliki jangka which have term of payment of 8 (eight) years
waktu 8 (delapan) tahun sejak penarikan since the first drawdown and an interest rate of
pertama dan tingkat bunga 11.75% per tahun. 11.75% per year.

DRAFT 292
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Bank menarik Jaminan berupa gadai saham Banks withdraw Collateral in the form of pledge
dari: Hamdono Widjojo, Drs. Andi Wijaya, of shares of : Hamdono Widjojo, Drs. Andi
Ichsan Hidayat, Drs. Gunawan Prawira Suharto, Wijaya, Ichsan Hidayat, Drs. Gunawan Prawira
Drs. Elias Nugroho, dan Singgih Hidayat. Suharto, Drs. Elias Nugroho, dan Singgih
Hidayat.

Bank Danamon menyatakan bahwa Bank Danamon states that the Company and its
Perusahaan dan Perusahaan Terelasi secara Related Companies jointly responsible
bersama-sama bertanggungjawab secara successively.
renteng.

Sesuai dengan Perjanjian Perpanjangan Waktu Based on Time Extension Loan Agreement
Kredit No.311/PPWK/CBD/ VIII/2016 tanggal 2 No. 311/PPWK/CBD/ VIII/2016 dated August 2,
Agustus 2016, jangka waktu Kredit Rekening 2016 term of Current Account Loan (KRK) and
Koran (KRK) dan Kredit Modal Kerja (KMK) Working Capital Loan (KMK) are extended until
diperpanjang sampai dengan tanggal 19 Juli July 19, 2017 and bears interest rate of 11.25%
2017 dan dikenakan tingkat bunga pinjaman per annum.
sebesar 11,25% per tahun.

Sesuai dengan Perjanjian Perubahan terhadap Based on Addendum of Loan Agreement


Perjanjian Kredit No.014/ PP/CBD/I/2016 No.014/PP/CBD/I/2016 dated January 21, 2016,
tanggal 21 Januari 2016, Bank Danamon Bank Danamon stated that credit facility KAB-20
menyatakan bahwa fasilitas KAB-20 dengan with maximum credit amounted to
limit pinjaman sebesar Rp17.000.000.000 Rp17,000,000,000 is outstanding.
masih berlaku.

b. PT Bank Rabobank International Indonesia b. PT Bank Rabobank International Indonesia


(dahulu PT Bank Haga) (formerly PT Bank Haga)

Entitas Anak Subsidiary


PT Prodia OHI International PT Prodia OHI International
Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 023/PAB- Based on Loan Agreement No. 023 / PAB-
BJOG/IV/2009 tanggal 15 April 2009, PT Prodia BJOG/IV/2009 dated April 15, 2009,
OHI International (entitas anak) memperoleh PT Prodia OHI International (subsidiary) obtained
fasilitas Pinjaman Angsuran Berjangka (PAB) dari an Term Installment Loan (PAB) from PT Bank
PT Bank Rabobank sebesar Rp2.000.000.000, Rabobank amounted to Rp2,000,000,000, with
dengan jangka waktu 60 (enam puluh) bulan yang term of payment 60 (sixty) months due on April 15,
akan jatuh tempo pada 15 April 2014 dan 2014 and interest rate of 15% per year. The
dikenakan tingkat suku bunga 15% per tahun. balance of long-term loans as of December 31,
Saldo pinjaman jangka panjang per 31 Desember 2014 amounted to Rp901,774,577 net of current
2014 adalah sebesar Rp901.774.577 setelah maturities in one year Rp52,009,278.
dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun
sebesar Rp52.009.278.
Perusahaan dan entitas anak terikat dengan The Company and its subsidiary comply with
beberapa pembatasan, antara lain harus several covenant, among others, must obtain prior
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu untuk: approval for:

- Mengadakan merger, akuisisi, penjualan harta - Perform a merger, acquisition, sale of assets of
tetap Perusahaan dan entitas anak. the Company and its subsidiaries.
- Mendapatkan kredit dari bank lain atau pemberi - Obtain Loan from other banks or other lenders
kredit lainnya kecuali apabila menurut penilaian unless, according to Bank the lending is a
Bank pinjaman tersebut merupakan transaksi common business transactions;
dagang yang lazim;
- Membagikan dividen kepada para pemegang - Distribute dividends to shareholders;
saham;
- Mengubah anggaran dasar perseroan, - Change the Company's articles, share capital as

DRAFT 293
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

permodalam serta susunan pengurus/pemegang well as the board of management / shareholders.


saham.
Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan The loan facility is secured by a number of land
sejumlah tanah dan bangunan milik Perusahaan and buildings owned by the Company, including
termasuk sejumlah aset yang dibeli dengan a number of assets purchased with the loan
fasilitas kredit ini (Catatan 9). facility (Note 9).

c. PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) c. PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 9 dan Based on Loan Agreement No. 9 and 10 dated
10 tanggal 8 Juli 2010 oleh Hermanto, SH, July 8, 2010 by Herman, SH, public notary in
notaris di Kabupaten Bekasi, Perusahaan Bekasi, the Company obtained:
memperoleh fasilitas :
a. Pinjaman Jangka Panjang 1, Small Medium a. Long Term Loan 1, Small Medium Business
Business (PJP 1 -SMB) (PJP 1 -SMB)
b. Pinjaman Jangka Panjang 2, Small Medium b. Long Term Loan 2, Small Medium
Business (PJP 2 SMB) Business (PJP 2 SMB)
dari Bank Panin masing masing sebesar from Bank Panin with credit ceiling up to
Rp5.100.000.000 dan Rp3.000.000.000 dengan Rp5,100,000,000 and Rp3,000,000,000 with term
Jangka Waktu Kredit 60 bulan dan 66 bulan dan of payment 60 months and 66 months and bear an
dikenakan tingkat suku bunga 11% per tahun. interest rate of 11% per year. The purpose of loan
Tujuan fasilitas kredit adalah investasi untuk facility is refinance the purchase of land and
refinancing pembelian tanah dan pabrik/gudang. factory / warehouse.

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 110 Based on Loan Agreement No. 110 dated May 29,
tanggal 29 Mei 2015 oleh Hana Tresna Widjaja, 2015 made before Hana Tresna Widjaja, SH,
SH, notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh notary in Jakarta, the Company obtained Long
fasilitas Pinjaman Jangka Panjang 3 Small Term Loans 3 - Small Medium Business with credit
Medium Business sebesar Rp10.197.000.000 ceiling up to Rp10,197,000,000 for the purpose of
dengan tujuan untuk investasi pembelian tanah investment in purchase of land and buildings in the
dan bangunan di komplek Ruko Sentra Niaga Blok complex of Sentra Niaga Block T-6 No. 27
T-6 No. 27 Kembangan, Jakarta Selatan. Jangka Kembangan, South Jakarta. The term of the credit
waktu fasilitas kredit adalah 60 bulan atau 5 tahun facility is 60 months or 5 years up to May 28, 2020
sampai dengan 28 Mei 2020 dengan tingkat suku with the interest rate of 11.5% per year.
bunga 11.5% per tahun.
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 28 tanggal Based on Loan Agreement No. 28 dated August 2,
2 Agustus 2015 oleh Hana Tresna Widjaja, SH, 2015 made before Hana Tresna Widjaja, SH,
notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh notary in Jakarta, the Company obtained Long
fasilitas Pinjaman Jangka Panjang 4 Small Term Loans 4 - Small Medium Business with credit
Medium Business sebesar Rp12.600.000.000 ceiling up to Rp12,600,000,000 for the purpose of
dengan tujuan untuk refinancing aset untuk tanah refinancing asset of land and building located in
dan bangunan di Jalan Karang Tengah Raya Jalan Karang Tengah Raya No.18, Lebak Bulus,
No.18, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Jangka South Jakarta. The term of the credit facility is 60
waktu fasilitas kredit adalah 60 bulan atau 5 tahun months or 5 years up to August 12, 2020 with the
sampai dengan 12 Agustus 2020 dengan tingkat interest rate of 11.5% per year.
suku bunga 11.5% per tahun.
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 29 tanggal Based on Loan Agreement No. 29 dated August
12 Agustus 2015 oleh Hana Tresna Widjaja, SH, 12, 2015 made before Hana Tresna Widjaja, SH,
notaris di Jakarta, mengenai perubahan perjanjian notary in Jakarta, regarding changes in Long Term
kredit pinjaman jangka panjang 2 sebagai berikut: Loan 2 agreement are as follows:

- Menarik jaminan tanah dengan Sertifikat Hak - withdraw collateral of land with Building Use
Guna Bangunan No. 415/Pejaten Barat, Jakarta Rights Certificate No. 415/ West Pejaten,
- Jaminan atas pinjaman adalah tanah dengan Jakarta
HGB No. 450/Kramat, Jakarta seluas 136m2, - Collateral for the loan are Building Use Rights
HGB No. 451/ Kamat, Jakarta seluas 152m2 Certificate No. 450 /Kramat, Jakarta with area

DRAFT 294
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

of 136sqm and HGB No. 451 /Kamat, Jakarta


with area of 152sqm.

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 30 tanggal Based on Loan Agreement No. 30 dated August
12 Agustus 2015 oleh Hana Tresna Widjaja, SH, 12, 2015 by Hana Tresna Widjaja, SH, notary in
notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh Jakarta, the Company obtained Working Capital
fasilitas Pinjaman Tetap Modal Kerja Angsuran Fixed Loan Installment - Small Medium Business
Small Medium Business (PTMA SMB) sebesar (PTMA) with credit ceiling up to Rp5.500,000,000
Rp5.500.000.000 dengan tujuan untuk tambahan for the purpose of additional Working Capital to
Modal Kerja untuk membiayai piutang dan stock. financing account receivable and stock. The term
Jangka waktu fasilitas kredit adalah 60 bulan atau of the credit facility is 60 months or 5 years up to
5 tahun sampai dengan 12 Agustus 2020 dengan August 12, 2020 with the interest rate of 11.5% per
tingkat suku bunga 11.5% per tahun. year.

Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan The loan facility is secured by a number of land
sejumlah tanah dan bangunan milik Perusahaan and buildings owned by the Company, including a
termasuk sejumlah aset yang dibeli dengan number of assets purchased with this loan facility
fasilitas kredit ini (Catatan 9). (Note 9).
Selama jangka waktu fasilitas kredit, Perusahaan During the term of the credit facility, the Company is
dilarang untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: prohibited to do the following:
a. Menjaminkan aset kepada pihak lain; a. Pledge to other parties;
b. Menjual/ mengalihkan/ menyewakan pemakaian b. Sell / divert / lease the entire user / most assets,
seluruh/ sebagian aset kecuali dalam rangka except to run the Company's business;
menjalankan usaha Perusahaan;
c. Mengadakan perjanjian yang dapat c. Entered into an agreement which may give rise
menimbulkan kewajiban untuk membayar to an obligation to pay to third parties, except to
kepada pihak ketiga kecuali dalam rangka run the Company's business;
menjalankan usaha Perusahaan;
d. Menjamin langsung maupun tidak langsung d. Guarantee, directly or indirectly other third
pihak ketiga lainnya kecuali melakukan parties unless doing endorsements on securities
endorsemen atas surat-surat yang dapat that can be traded for payment purposes;
diperdagangkan untuk keperluan pembayaran;
e. Memberikan/ menerima pinjaman dari pihak lain e. Give / receive loans from other parties except to
kecuali dalam rangka menjalankan usaha run the Company's business;
Perusahaan;
f. Mengadakan perubahan dari sifat dan kegiatan f. Make changes of nature and business activities
usaha Perusahaan seperti yang sedang of the Company as the Company is currently
dijalankan Perusahaan saat ini; doing;
Saldo Pinjaman/ Loan Total
30 Juni/
Plafond/ June 30, 31 Desember/December 31,
Credit Ceiling 2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp

Pinjaman Jangka Panjang 1 5,100,000,000 -- -- 595,000,000 1,615,000,000 Long Term Loan 1


Pinjaman Jangka Panjang 2 3,000,000,000 -- 50,253,793 653,299,290 1,256,344,786 Long Term Loan 2
Pinjaman Jangka Panjang 3 10,197,000,000 7,987,650,000 9,007,350,000 -- -- Long Term Loan 3
Pinjaman Jangka Panjang 4 12,600,000,000 10,500,000,000 11,760,000,000 -- -- Long Term Loan 4
Pinjaman Tetap Modal Kerja Angsuran 5,500,000,000 4,583,333,333 5,133,333,333 -- -- Installment Working Capital Loan
Subtotal 23,070,983,333 25,950,937,126 1,248,299,290 2,871,344,786 Subtotal
Pinjaman yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Current Portion that Mature in a Year:
Pinjaman Jangka Panjang 1 5,100,000,000 -- -- 595,000,000 1,020,000,000 Long Term Loan 1
Pinjaman Jangka Panjang 2 3,000,000,000 -- -- 603,045,497 603,045,496 Long Term Loan 2
Pinjaman Jangka Panjang 3 10,197,000,000 2,039,400,000 2,039,400,000 -- -- Long Term Loan 3
Pinjaman Jangka Panjang 4 12,600,000,000 2,520,000,000 2,520,000,000 -- -- Long Term Loan 4
Pinjaman Tetap Modal Kerja Angsuran 5,500,000,000 1,100,000,000 1,100,000,000 -- -- Installment Working Capital Loan
Subtotal 5,659,400,000 5,659,400,000 1,198,045,497 1,623,045,496 Subtotal
Pinjaman Jangka Panjang 17,411,583,333 20,291,537,126 50,253,793 1,248,299,290 Long Term Loan

d. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk d. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk


Berdasarkan Perjanjian Kredit No. RCO.SMG/ Based on Loan Agreement No.RCO.SMG/156/PK-
156/PK-KI/2010 tanggal 29 Juni 2010, Perusahaan KI/2010 dated June 29, 2010, the Company
memperoleh fasilitas kredit investasi dari PT Bank obtained an investment credit facility from PT Bank

DRAFT 295
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp4.200.000.000, Mandiri (Persero) Tbk with credit ceiling up to
dengan jangka waktu 48 (empat puluh delapan) Rp4,200,000,000, with a term of payment 48 (forty-
bulan yang akan jatuh tempo pada tanggal 28 Juni eight) months which will mature on June 28, 2014
2014 dan dikenakan tingkat suku bunga 12% per and bear an interest rate of 12% per year which will
tahun yang disesuaikan dengan kondisi suku bunga be adjusted to the market rate. The balance of long-
pasar. Saldo pinjaman jangka panjang per 30 Juni term loans as of June 30,2016, December 31, 2015,
2016, 31 Desember 2015, 2014 sebesar nihil dan 31 2014 are nil and balance as of December 31,2013
Desember 2013 saldo pinjaman adalah nihil setelah amounted to nil after deduction of one year maturity
dikurangi bagian yang jatuh tempo 1 tahun sebesar amounting to Rp640,988,920.
Rp640.988.920.
Perusahaan terikat dengan beberapa pembatasan The Company comply with several covenant as
yaitu: follows:

- Menggunakan fasilitas kredit diluar jenis dan - Using a loan facility for other the type and
tujuan penggunaan fasilitas kredit yang intended use of the loan facility granted;
diberikan;
- Mengajukan permohonan kepada Pengadilan - Filing an application to the Court to declare
untuk dinyatakan pailit atau penundaan bankruptcy or postponement of debt repayment;
pembayaran utang;
Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan sejumlah The loan facility is secured by a number of land and
tanah dan bangunan milik Perusahaan termasuk buildings owned by the Company, including a
sejumlah aset yang dibeli dengan fasilitas kredit ini number of assets purchased with this loan facility
(Catatan 9). (Note 9).

e. PT Bank UOB Buana Indonesia e. PT Bank UOB Buana Indonesia


Berdasarkan Surat dari PT Bank UOB Buana Based on the letter from PT Bank UOB Buana
Indonesia tanggal 31 Oktober 2007 dengan Nomor Indonesia dated October 31, 2007 by letter No. 07 /
Surat 07/HMN/2415 mengenai pengalihan fasilitas HMN / 2415 concerning the transfer of the loan
kredit, PT Bank UOB Buana Tbk setuju untuk facility, PT Bank UOB Buana Tbk agreed to transfer
mengalihkan fasilitas Kredit Rekening Koran Overdraft Loan facility to become Installment Loan
menjadi fasilitas Kredit Angsuran. facility.

Berdasarkan Perjanjian Kredit No 188 tanggal 12 Based on Loan Agreement No. 188 dated December
Desember 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas 12, 2007, the Company obtained installment credit
Kredit Angsuran dengan jumlah maksimum facility with maximum amount of Rp3,000,000,000
Rp 3.000.000.000 untuk jangka waktu 60 (enam for a period of sixty (60) months since December 12,
puluh) bulan sejak tanggal 12 Desember 2007 2007 until December 12, 2012. The purpose of the
sampai dengan 12 Desember 2012. Tujuan fasilitas loan facility is for the companys working capital. This
kredit adalah untuk kebutuhan modal kerja loan facility bears interest at 11.75% per annum
perusahaan. Fasilitas kredit ini dikenakan tingkat which can change at any time based on
bunga 11,75% per tahun yang dapat berubah setiap developments in the money market.
saat berdasarkan perkembangan pasar uang.

Saldo pinjaman jangka panjang per 31 Desember The balance of long-term loans as of December 31,
2012 adalah sebesar nihil. Pinjaman telah lunas 2012 is nil. The loan was fully paid in 2012.
pada 2012.

Perusahaan terikat dengan beberapa pembatasan, Companies comply with several covenant, without
tanpa persetujuan dari Bank UOB Buana terlebih approval from Bank UOB Buana in advance, among
dahulu, antara lain tidak akan melakukan hal-hal others, could not do as follows:
sebagai berikut:
- Mengalihkan, menjaminkan dan menyewakan - Transfer, pledge and lease the asset collateral
barang jaminan
- Pailit, penundaan pembayaran, likuidasi, - Bankruptcy, postponed payments, liquidation,
penggabungan dan peleburan; merger and business combination;
- Memberikan pinjaman; - Provide loan;
- Penyertaan modal dan investasi; - Inclusion of capital and investment;

DRAFT 296
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

- Menggadaikan saham, menerbitkan saham atau - Mortgage shares, issue new shares or
efek; securities;
- Mengalihkan hak dan liabilitas. - Transfer rights and obligations.

Berdasarkan Perjanjian Kredit No 15 tanggal Based on Loan Agreement No. 15 dated April 14,
14 April 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas 2011, the Company obtained installment loan facility
Kredit Angsuran dengan jumlah maksimum with maximum amount of Rp600,000,000 for a
Rp600.000.000 untuk jangka waktu 36 (tiga puluh period of 36 (thirty six) months since April 14, 2011
enam) bulan sejak tanggal 14 April 2011 sampai until April 14, 2014 The purpose of the loan facility is
dengan 14 April 2014. Tujuan fasilitas kredit adalah for investment , This loan facility bears interest at
untuk kredit investasi. Fasilitas kredit ini dikenakan 12% per annum which can change at any time
tingkat bunga 12% per tahun yang dapat berubah based on developments in the money market
setiap saat berdasarkan perkembangan pasar uang. condition. The balance of long-term loans per
Saldo pinjaman jangka panjang per 30 Juni 2016, June 30,2016, December 31, 2015, 2014 are nil
31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar nihil and balance as of December 31,2013 amounted to
dan 31 Desember 2013 saldo pinjaman adalah nihil nil after deduction of one year maturity portion
setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo 1 tahun amounting to Rp80,104,386.
sebesar Rp80.104.386.

Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan sejumlah The loan facility is secured by a number of land and
tanah dan bangunan milik Perusahaan (Catatan 9) buildings owned by the Company (Note 9) as
sebagai berikut: follows:
- Tanah dan Bangunan dengan Sertifikat Hak - Land and Building with Building Use Rights
Guna Bangunan (SHGB) No. 773/Kebayoran Certificate (HGB) No. 773 / Kebayoran Lama
2
Lama Utara seluas 143 m ; dan Utara area of 143sqm; and
- Tanah dan Bangunan dengan SHGB No. - Land and Building with SHGB No. 398 / Padang
2
398/Padang Bulan, Pekanbaru seluas 78 m . Bulan, Pekanbaru area of 78sqm.

f. PT Bank Central Asia Tbk f. PT Bank Central Asia Tbk


Berdasarkan Surat dari PT Bank Central Asia Tbk Based on the letter from PT Bank Central Asia Tbk
tanggal 12 April 2012 dengan Nomor Surat on April 12, 2012 with Letter No. 0708 / SOK / WXII /
0708/SOK/WXII/2012 mengenai pemberitahuan 2012 regarding the notification of loan, PT Bank
pemberian kredit, PT Bank Central Asia Tbk setuju Central Asia Tbk agreed to provide loans.
untuk memberikan pinjaman kredit.

Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 0459/PK/ Based on Loan Agreement No. 0459 / PK / WXII /
WXII/2012 tanggal 16 Mei 2012, Perusahaan 2012 dated May 16, 2012, the Company obtained
memperoleh fasilitas Kredit Angsuran dengan installment loan facility with maximum amount of
jumlah maksimum Rp6.000.000.000 dan Kredit Rp6,000,000,000 and investment loan with
Investasi dengan jumlah maksimum maximum amount of Rp50,000,000,000 for a period
Rp50.000.000.000 untuk jangka waktu 60 (enam of sixty (60) months since May24, 2012 until
puluh) bulan sejak tanggal 24 Mei 2012 sampai May 24, 2017. This loan facility bears interest at
dengan 24 Mei 2017. Fasilitas kredit ini dikenakan 10% per annum which can change at any time
tingkat bunga 10% per tahun yang dapat berubah based on the financial market.
setiap saat berdasarkan perkembangan pasar uang.

Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kredit No. 130 Based on Amendment of Loan Agreement No.130
tanggal 19 Nopember 2015, perubahan fasilitas dated November 19, 2015, changes in the
kredit Perusahaan adalah sebagai berikut: Company's loan facility are as follows:
a. Fasilitas installment loan 1 dengan plafon a. Installment Loan facility 1 with a credit ceiling up
Rp6.000.000.000 to Rp6,000,000,000
b. Fasilitas installment loan 2 dengan plafon b. Installment Loan facility 2 with a credit ceiling up
Rp20.000.000.000 to Rp20,000,000,000

Fasilitas kredit ini dikenakan tingkat bunga 11.75% This loan facility bears interest at 11.75% per year.
per tahun. Fasilitas kredit akan diperpanjang satu The loan facility will be extended in one year later.
tahun kemudian.

DRAFT 297
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Saldo Pinjaman/ Loan Total


30 Juni/
Plafond/ June 30, 31 Desember/December 31,
Credit Ceiling 2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp

Pinjaman Jangka Panjang 1 6,000,000,000 -- 1,700,000,000 2,900,000,000 4,100,000,000 Long Term Loan 1
Pinjaman Jangka Panjang 2 49,327,715,506 -- -- 49,327,715,506 -- Long Term Loan 2
Pinjaman Jangka Panjang 3 20,000,000,000 18,766,666,667 19,666,666,667 -- -- Long Term Loan 3
Subtotal 18,766,666,667 21,366,666,667 52,227,715,506 4,100,000,000 Subtotal

Pinjaman yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Current Portion that Mature in a Year:
Pinjaman Jangka Panjang 1 6,000,000,000 1,200,000,000 1,200,000,000 1,200,000,000 1,200,000,000 Long Term Loan 1
Pinjaman Jangka Panjang 2 49,327,715,506 -- -- 5,024,119,172 -- Long Term Loan 2
Pinjaman Jangka Panjang 3 20,000,000,000 4,000,000,000 4,000,000,000 -- -- Long Term Loan 3
Subtotal 5,200,000,000 5,200,000,000 6,224,119,172 1,200,000,000 Subtotal
Pinjaman Jangka Panjang 13,566,666,667 16,166,666,667 46,003,596,334 2,900,000,000 Long Term Loan

Perusahaan terikat dengan beberapa pembatasan, The Company comply with several covenant, without
tanpa persetujuan dari PT Bank Central Asia Tbk approval from PT Bank Central Asia Tbk in advance
terlebih dahulu, antara lain tidak akan melakukan could not do as follows:
hal-hal sebagai berikut:
- Memperoleh pinjaman uang/kredit baru dari - Obtaining a loan of money / new loans from
pihak lain dan/atau mengikatkan diri sebagai other parties and/or binds itself as
penanggung/ penjamin dalam bentuk dan guarantor/surety in the form and by whatever
dengan nama apa pun dan/atau mengagunkan name and/or mortgaging the assets to another
harta kekayaan kepada pihak lain parties
- Meminjamkan uang, termasuk tetapi tidak - Lending money, including but not limited to its
terbatas kepada perusahaan afiliasinya, kecuali affiliated companies, except to run the normal
dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari business
- Melakukan peleburan, penggabungan, - Doing consolidation, merger, acquisition,
pengambilalihan, pembubaran/likuidasi dan dissolution/liquidation and change the
mengubah status kelembagaan institutional status

Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan sejumlah The loan facility is secured by a number of land and
tanah dan bangunan milik Perusahaan (Catatan 9) buildings owned by the Company (Note 9) as
sebagai berikut: follows:
- Tanah dan Bangunan yang terletak di Jl. Sutra - Land and Building located at Jl. Sutra Niaga I
Niaga I No.20-21, Desa Pakulonan, Kecamatan No.20-21, Pakulonan village, Serpong,
Serpong, Kabupaten Tangerang dengan Kabupaten Tangerang with certificate of
Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Building Used Right (SHGB) No. 913 /
2
No. 913/Pakulonan seluas 85 m ; dan SHGB Pakulonan area of 85 sqm; and SHGB No. 923
2
No. 923/Pakulonan seluas 85 m / Pakulonan area of 85 sqm
- Tanah dan Bangunan yang terletak di - Land and Building located at Jl. Komplek
Jl. Komplek PT Aneka Elok II No. 22 Kelurahan PT Aneka Elok II No. 22 South Kedoya, Kebon
Kedoya Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, Jeruk, West Jakarta with SHGB No. 03617 /
Kotamadya Jakarta Barat dengan SHGB South Kedoya area of 156 sqm
2
No. 03617/Kedoya Selatan seluas 156 m
- Tanah dan Bangunan yang terletak di - Land and Building located at Jl. Diponegoro
Jl. Diponegoro No.149-151 dengan SHGB No. 149-151 with SHGB 772 / Darmo area of
2
No. 772/Darmo seluas 1.052 m . 1,052 sqm.

Agunan sebagaimana diuraikan diatas digunakan The collateral as described above is also used to
juga untuk menjamin kepastian pembayaran repayment guarantee for loan of PT Grhanis Putra
kembali sejumlah uang yang terutang oleh Propertindo, related party.
PT Grhanis Putra Propertindo, pihak berelasi.

18. Liabilitas Keuangan Jangka Panjang Lainnya 18. Non Current Financial Liabilities

Liabilitas keuangan jangka panjang lainnya ini Other long-term liabilities is a loan obtained from
merupakan pinjaman yang diperoleh dari beberapa several individual and liabilities for purchase of fixed
individu/perseorangan dan utang pembelian aset assets. The loan from individual do not have a
tetap. Pinjaman individu/perseorangan tersebut definite repayment term. For loan from related parties

DRAFT 298
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

tidak mempunyai jangka waktu pengembalian yang have bear an interest rate of between 18% - 24% per
pasti. Untuk pinjaman kepada pihak berelasi annum for loans in Rupiah.
dikenakan tingkat bunga antara 18% - 24% per
tahun untuk pinjaman dalam Rupiah.

19. Perpajakan 19. Taxation

a. Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan a. Income Tax Benefit (Expenses)


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Kini Current Tax
Periode Berjalan (20,519,836,750) (20,199,761,500) (29,543,600,000) (28,185,462,750) (27,561,259,000) Current Periods
Penyesuaian Periode Sebelumnya (Catatan 19.c) (2,378,741,596) -- -- -- -- Prior Period Adjustment (Note 19.c)
Sub Total (22,898,578,346) (20,199,761,500) (29,543,600,000) (28,185,462,750) (27,561,259,000) Sub Total
Tangguhan Deferred Tax
Berasal dari Perbedaan Temporer 6,469,296,152 10,632,393,250 11,578,672,192 7,183,330,438 (210,819,599) from Temporary Difference
Total (16,429,282,194) (9,567,368,250) (17,964,927,808) (21,002,132,312) (27,772,078,599) Total

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan A reconciliation between income before tax as per
menurut laporan laba rugi dengan taksiran laba kena statements of income and estimated taxable income
pajak untuk periode 6 bulan yang berakhir 30 Juni for the period of 6 months ended June 30, 2016 and
2016 dan tahun-tahun yang berakhir pada for the years ended December 31, 2015, 2014 and
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah sebagai 2013 were as follows:
berikut:
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Laba Sebelum Pajak Penghasilan Menurut Income Before Tax as per
Laporan Laba Rugi 55,520,221,639 41,711,982,502 76,989,922,230 76,287,115,081 87,560,920,338 Statements of Profit or Loss
Ditambah: Rugi Entitas Anak Addition : Loss of Subsidiaries
Sebelum Pajak Penghasilan -- 1,433,879,309 1,433,879,309 12,162,662,673 9,841,878,555 Before Income Tax
Laba Perusahaan Income of the Company
Sebelum Pajak Penghasilan 55,520,221,639 43,145,861,811 78,423,801,539 88,449,777,754 97,402,798,893 Before Income Tax
Beda Tetap Permanent Difference:
Denda Pajak 131,486,942 985,532,728 17,845,243,402 4,152,872 2,009,691,675 Tax Penalty
Penghapusan Piutang Usaha 736,650,496 165,072,240 754,599,178 243,754,412 319,687,238 Write Off Receivable
Sumbangan 80,339,983 48,434,700 238,859,600 38,395,000 206,661,280 Donation
Penghasilan yang Dikenakan Pajak Final -- -- (22,669,217,670) -- -- Income Subject to Final Income Tax
Penghasilan Bunga yang Dikenakan Pajak Final (281,809,412) (388,958,001) (649,907,636) (1,338,657,358) (314,121,495) Interest Income Subject to Final Tax
Total 666,668,010 810,081,667 (4,480,423,126) (1,052,355,074) 2,221,918,698 Total

Beda Waktu Timing Difference


Penyusutan Aset Sewa Pembiayaan 2,149,578,927 1,676,991,554 2,053,089,108 2,004,688,274 579,003,404 Depreciation of Lease Asset
Angsuran Sewa Pembiayaan (376,829,988) (1,975,455,724) (5,943,307,565) (2,871,467,351) (2,542,822,800) Installment of Lease
Imbalan Kerja 24,119,709,000 37,141,567,000 48,121,241,000 26,211,208,081 12,584,138,000 Employee Benefit
Total 25,892,457,939 36,843,102,830 44,231,022,543 25,344,429,004 10,620,318,604 Total
Taksiran Laba Kena Pajak 82,079,347,588 80,799,046,308 118,174,400,956 112,741,851,684 110,245,036,195 Estimated Taxable Income

Taksiran Laba Kena Pajak (Dibulatkan) 82,079,347,000 80,799,046,000 118,174,400,000 112,741,851,000 110,245,036,000 Estimated Taxable Income (Rounded)
Tarif Pajak yang Berlaku: Applicable Tax Rate:
25% 20,519,836,750 20,199,761,500 29,543,600,000 28,185,462,750 27,561,259,000 25%
Beban Pajak Penghasilan 20,519,836,750 20,199,761,500 29,543,600,000 28,185,462,750 27,561,259,000 Income Tax Expense

Dikurangi: Deduction:
Pajak Penghasilan Dibayar di Muka: Prepaid Tax
Pasal 23 483,655,123 45,790,623 220,602,032 58,133,632 58,430,640 Art 23
Pasal 25 13,665,520,173 13,617,664,224 27,235,328,448 25,909,122,115 19,778,115,317 Art 25
Total 14,149,175,297 13,663,454,847 27,455,930,480 25,967,255,747 19,836,545,957 Total
Utang Pajak Penghasilan Badan 6,370,661,454 6,536,306,653 2,087,669,520 2,218,207,003 7,724,713,043 Income Tax Payable

Penghasilan kena pajak menjadi dasar penyusunan The taxable income is the basis for the preparation
SPT untuk periode setiap tahun yang disajikan of tax returns every year period presented in the
dalam laporan Keuangan. financial statements.

Rekonsiliasi antara beban pajak dengan hasil Reconciliation between tax expense and income
perkalian laba (rugi) sebelum pajak penghasilan (loss) before income tax with the current rate as
dengan tarif yang berlaku sebagai berikut: follows:

DRAFT 299
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Laba Sebelum Pajak Penghasilan Menurut Income Before Income Taxes According to
Laporan Laba Rugi 55,520,221,639 41,711,982,502 76,989,922,230 76,287,115,081 87,560,920,338 Income Statement
Ditambah: Rugi Entitas Anak Addition: Loss on Subsidiaries
Sebelum Pajak Penghasilan -- 1,433,879,309 1,433,879,309 12,162,662,673 9,841,878,555 Before Income Tax
Laba Perusahaan Sebelum Pajak Penghasilan 55,520,221,639 43,145,861,811 78,423,801,539 88,449,777,754 97,402,798,893 Income Before Income Taxes

Tarif Pajak - 25% Tax Rate - 25%


Pajak Dihitung pada Tarif yang Berlaku (13,880,055,410) (10,786,465,376) (19,605,950,146) (22,112,444,268) (24,350,699,675) Taxes Calculated at Applicable Rate
Koreksi Fiskal (6,639,781,340) (9,413,296,124) (9,937,649,854) (6,073,018,483) (3,210,559,325) Fiscal Adjustment
Pajak Kini Periode Berjalan (20,519,836,750) (20,199,761,500) (29,543,600,000) (28,185,462,750) (27,561,259,000) Current Tax
Penyesuaian Periode Sebelumnya (2,378,741,596) -- -- -- -- Prior Period Adjustment
Pajak Tangguhan dari Perbedaan Temporer 6,469,296,152 10,632,393,250 11,578,672,192 7,183,330,438 (210,819,599) Deferred Tax from Temporary Difference
Total Manfaat (Beban) Pajak - Perusahaan (16,429,282,194) (9,567,368,250) (17,964,927,808) (21,002,132,312) (27,772,078,599) Total Benefit (Expense) Tax- Company

b. Aset Pajak Tangguhan b. Deferred Tax Assets


Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh Deferred tax is calculated based on the effect of
dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset temporary differences between the carrying amounts
dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan of assets and liabilities for financial reporting and the
dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. tax bases of assets and liabilities.
31 Desember/ Dikreditkan Dikreditkan 30 Juni/
December (Dibebankan) (Dibebankan) June 30,
2015 ke Laporan Penghasilan 2016
Laba Rugi/ Komprehensif
Credited Lain/
(Charged) to Credited
Profit or Loss (Charged) to
Other Compre-
hensive Income
Rp Rp Rp Rp
Sewa Pembiayaan (1,690,569,331) 443,187,235 -- (1,247,382,096) Financial Lease Assets
Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja 62,467,615,077 6,029,927,250 12,267,427,750 80,764,970,077 Employee Benefit Liabilities
Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Usaha 23,668,641 (3,818,333) -- 19,850,308 Allowance for Impairment of Receivable

Aset Pajak Tangguhan - Bersih 60,800,714,387 6,469,296,152 12,267,427,750 79,537,438,289 Deferred Tax Asset - Net

31 Desember/ Pelepasan Dikreditkan Dikreditkan 31 Desember/


December Entitas Anak/ (Dibebankan) (Dibebankan) December
2014 Disposal of ke Laporan Penghasilan 2015
Subsidiaries Laba Rugi/ Komprehensif
Credited Lain/
(Charged) to Credited
Profit or Loss (Charged) to
Other Compre-
hensive Income
Rp Rp Rp Rp Rp

Sewa Pembiayaan (1,270,911,676) -- (419,657,655) -- (1,690,569,331) Financial Lease Assets


Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja 52,930,181,577 -- 12,030,310,250 (2,492,876,750) 62,467,615,077 Employee Benefit Liabilities
Penyisihan Penurunan Nilai Piutang 55,649,044 -- (31,980,403) -- 23,668,641 Allowance for Impairment of
Usaha Receivable
Pajak Tangguhan - Entitas Anak 729,359,284 (729,359,284) -- -- -- Deferred Tax - Subsidiary
Aset Pajak Tangguhan - Bersih 52,444,278,229 (729,359,284) 11,578,672,192 (2,492,876,750) 60,800,714,387 Deferred Tax Asset - Net

31 Desember/ Dikreditkan Dikreditkan 31 Desember/


December (Dibebankan) (Dibebankan) December
2013 ke Laporan Penghasilan 2014
Laba Rugi/ Komprehensif
Credited Lain/
(Charged) to Credited
Profit or Loss (Charged) to
Other Compre-
hensive Income
Rp Rp Rp Rp

Sewa Pembiayaan (1,328,251,329) 57,339,654 -- (1,270,911,676) Financial Lease Assets


Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja 43,079,930,577 6,396,631,500 3,453,619,500 52,930,181,577 Employee Benefit Liabilities
Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Usaha 55,649,044 -- -- 55,649,044 Allowance for Impairment of Receivable
Pajak Tangguhan - Entitas Anak -- 729,359,284 -- 729,359,284 Deferred Tax - Subsidiary
Aset Pajak Tangguhan - Bersih 41,807,328,291 7,183,330,438 3,453,619,500 52,444,278,229 Deferred Tax Asset - Net

DRAFT 300
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

31 Desember/ Dikreditkan Dikreditkan 31 Desember/


December (Dibebankan) (Dibebankan) December
2012 ke Laporan Penghasilan 2013
Laba Rugi/ Komprehensif
Credited Lain/
(Charged) to Credited
Profit or Loss (Charged) to
Other Compre-
hensive Income
Rp Rp Rp Rp

Sewa Pembiayaan (837,296,480) (490,954,849) -- (1,328,251,329) Financial Lease Assets


Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja 52,191,321,326 280,135,250 (9,391,526,000) 43,079,930,576 Employee Benefit Liabilities
Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Usaha 55,649,044 -- 55,649,044 Allowance for Impairment of Receivable

Aset Pajak Tangguhan - Bersih 51,409,673,890 (210,819,599) (9,391,526,000) 41,807,328,291 Deferred Tax Asset - Net

c. Pajak Dibayar di Muka c. Prepaid Taxes

30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp
Perusahaan Company :
Klaim Restitusi Pajak Badan - Tahun 2010 -- 2,378,741,596 2,378,741,596 2,378,741,596 Claim for Corporate Income Tax - Year 2010
Entitas Anak Subsidiaries:
Pasal 21 -- -- 313,996 -- Art 21
Pasal 22 -- -- 37,461,433 12,335,433 Art 22
Pasal 23 -- -- -- 245,535,334 Art 23
Pajak Pertambahan Nilai -- -- 250,182,192 -- Value Added Tax
Total -- 2,378,741,596 2,666,699,217 2,636,612,363 Total

Pada tanggal 28 Juni 2012, Perusahaan On June 28, 2012 , the Company received tax
memperoleh Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar assessment letters (SKPKB ) underpaid Corporate
(SKPKB) Pajak Penghasilan Badan untuk tahun Income Tax for the year 2010. However, the
2010. Namun Perusahaan mengajukan banding ke Company appealed to the court on SKPKB that
pengadilan atas SKPKB tersebut yang menurut according to the Companys calculations the
perhitungan Perusahaan seharusnya lebih bayar Company should be had overpayment of tax and
dan mengklaim dapat direstitusi. Pada tanggal claim for refund. On January 22, 2015 , the Company
22 Januari 2015, Perusahaan mengajukan filed a judicial review against the decision on SKPKB.
Peninjauan Kembali atas putusan SKPKB tersebut. On September 22, 2016, the Company are canceled
Selanjutnya pada tanggal 22 September 2016, the Application (Note 35.g), as the result the claim
Perusahaan membatalkan Surat Permohonan amounting to Rp2,378,741,596 are charged to
Peninjauan Kembali tersebut (Catatan 35.g), current period (Note 19.a).
sehingga klaim sebesar Rp2.378.741.596
dibebankan pada periode berjalan (Catatan 19.a).

d. Utang Pajak d. Tax Payable


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp

Perusahaan Company
Pajak Penghasilan Badan Corporate Income Tax
Tahun 2013 -- -- -- 7,724,713,043 Year of 2013
Tahun 2014 -- -- 2,218,207,003 -- Year of 2014
Tahun 2015 223,185,251 2,087,669,520 -- -- Year of 2015
Tahun 2016 6,370,661,454 -- -- -- Year of 2016
Pajak Penghasilan: Income Tax
Pasal 21 3,281,397,753 2,099,191,167 2,129,349,042 1,685,540,743 Art 21
Pasal 25 2,285,562,687 2,269,610,704 2,269,610,704 1,972,729,171 Art 25
Pasal 23 336,847,298 381,659,417 311,104,815 582,240,460 Art 23
Pasal 4 ayat 2 480,354,908 8,150,913,548 6,134,740,298 10,108,383,836 Art 4 (2)
Pasal 26 8,698,800 -- -- -- Art 26
Subtotal 12,986,708,151 14,989,044,356 13,063,011,862 22,073,607,253 Subtotal

Entitas Anak Subsidiaries:


Pasal 21 -- -- 165,165,035 113,637,602 Art 21
Pasal 23 -- -- 802,537 20,804,743 Art 23
Pasal 4 ayat 2 -- -- 18,749,257 250,000 Art 4 (2)
Pajak Pertambahan Nilai -- -- 36,399,089 56,842,215 Value Added Tax
Subtotal -- -- 221,115,918 191,534,560 Subtotal
Total 12,986,708,151 14,989,044,356 13,284,127,781 22,265,141,813 Total

DRAFT 301
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

20. Modal Saham 20. Capital Stocks


Berdasarkan Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Based on the Circular Statement of Shareholders
Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Circular as Substitute Extraordinary Shareholders
Pemegang Saham Luar Biasa No. 13 tanggal General Meeting No. 13 dated March 20, 2015, made
20 Maret 2015, yang dibuat dihadapan Rismalena before Rismalena Kasri , SH , Notary in Jakarta and
Kasri, SH, Notaris di Jakarta dan telah dilaporkan has been reported to the Ministry of Justice and
kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Human Rights of the Republic of Indonesia and has
Republik Indonesia dan telah diterima oleh been accepted by the Ministry of Justice and Human
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-
Republik Indonesia No. AHU-0036043.AH.01.11. 0036043.AH.01.11.Tahun 2015 on March 26, 2015 ,
Tahun 2015 pada tanggal 26 Maret 2015, susunan the Companys shareholders structure is as follows :
pemegang saham Perusahaan adalah sebagai
berikut:
30 Juni/June 30, 2016
Jumlah Saham Persentase/ Jumlah/
(Lembar/ Percentage Total
Shares) (%) Rp
PT Prodia Utama 57,000 76.00 57,000,000,000 PT Prodia Utama
Bio Majesty Pte. Ltd 18,000 24.00 18,000,000,000 Bio Majesty Pte. Ltd
Total 75,000 100.00 75,000,000,000 Total

31 Desember/December 31, 2015


Jumlah Saham Persentase Jumlah
(Lembar/
Shares) (%) Rp
PT Prodia Utama 57,000 76.00 57,000,000,000 PT Prodia Utama
Bio Majesty Pte. Ltd 18,000 24.00 18,000,000,000 Bio Majesty Pte. Ltd
Total 75,000 100.00 75,000,000,000 Total

31 Desember/December 31, 2014


Jumlah Saham Persentase/ Jumlah/
(Lembar/ Percentage Total
Shares) (%) Rp
PT Prodia Utama 57,000 76.00 57,000,000,000 PT Prodia Utama
Drs. Andi Wijaya, M.B.A. 3,000 4.00 3,000,000,000 Drs. Andi Wijaya, M.B.A.
Drs. Gunawan P. Suharto 3,000 4.00 3,000,000,000 Drs. Gunawan P. Suharto
J. Hamdono Widjojo 3,000 4.00 3,000,000,000 J. Hamdono Widjojo
Drs.Elias Nugroho 3,000 4.00 3,000,000,000 Drs.Elias Nugroho
Ichsan Hidajat, SH 3,000 4.00 3,000,000,000 Ichsan Hidajat, SH
Aryati Utami 3,000 4.00 3,000,000,000 Aryati Utami
Total 75,000 100.00 75,000,000,000 Total

31 Desember/December 31, 2013


Jumlah Saham Persentase/ Jumlah/
(Lembar/ Percentage Total
Shares) (%) Rp
Drs. Andi Wijaya, M.B.A. 3,000 16.67 3,000,000,000 Drs. Andi Wijaya, M.B.A.
Drs. Gunawan P. Suharto 3,000 16.67 3,000,000,000 Drs. Gunawan P. Suharto
J. Hamdono Widjojo 3,000 16.67 3,000,000,000 J. Hamdono Widjojo
Drs.Elias Nugroho 3,000 16.67 3,000,000,000 Drs.Elias Nugroho
Ichsan Hidajat, SH 3,000 16.67 3,000,000,000 Ichsan Hidajat, SH
Aryati Utami 3,000 16.67 3,000,000,000 Aryati Utami
Total 18,000 100.00 18,000,000,000 Total

21. Tambahan Modal Disetor 21. Additional Paid-in Capital


Pada tahun 2015, Perusahaan menjual kepemilikan In 2015, the Company sold its ownership in
saham di PT Prodia OHI International, PT Prodia PT Prodia OHI International, PT Prodia Stemcell
Stemcell Indonesia, PT Innovasi Diagnostika dan Indonesia, PT Innovasi Diagnostika and PT Prodia
PT Prodia Diagnostic Line seluruhnya kepada Diagnostic Line entirely to PT Prodia Utama
PT Prodia Utama sebesar Rp32.219.025.000. amounted to Rp32,219,025,000.

DRAFT 302
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

PT Prodia Utama merupakan entitas induk PT Prodia Utama are parent entity and entity that is
Perusahaan dan entitas yang berada dalam under common control with the Company. The
pengendalian yang sama dengan Perusahaan. relationship of entities under common control that
Hubungan sepengendali dari entitas-entitas yang transaction is not transient. Accordingly, the above
bertransaksi tidak bersifat sementara. Oleh karena transaction is recorded in conformity with PSAK
itu, transaksi tersebut di atas dicatat sesuai dengan No.38 concerning Business Combination of
PSAK No.38 tentang Kombinasi Bisnis Entitas Companies under Common Control. The difference
Sepengendali. Selisih antara bagian kepemilikan between the Companys share on net asset value of
Perusahaan atas aset bersih sebesar Rp6,848,662,172 and the disposal price of
Rp6.848.662.172 dengan harga jual sebesar Rp32,219,025,000 amounting to Rp25,370,362,828
Rp32.219.025.000 yaitu sebesar Rp25.370.362.828 is recorded as difference in value resulting from
dicatat sebagai selisih nilai transaksi pelepasan disposal of subsidiaries transactions among entities
entitas anak kepada entitas sepengendali dan under common control and presented as part of the
disajikan sebagai bagian dari ekuitas Perusahaan. Companys equity.
Entitas Sepengendali/ Lokasi/ Kegiatan Usaha Utama/ 2015
Under Common Entities Location Main Business Rp
PT Prodia OHI International Jakarta Pelayanan Kesehatan / Healthcare 5,853,234,229
PT Prodia Stemcell Indonesia Jakarta Pelayanan Penunjang Kesehatan / Supporting Healthcare 14,806,521,535
PT Prodia Diagnostic Line Cikarang Perdagangan dan Industri / Trading and Manufacturing 5,290,592,236
PT Innovasi Diagnostika Jakarta Pelayanan Kesehatan / Healthcare (579,985,172)
Total 25,370,362,828

Tanggal penjualan masing-masing entitas The date of disposal of each entities are disclosed in
diungkapkan pada Catatan 1.c. Note 1.c

22. Dividen Tunai 22. Cash Dividend

a. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang a. Based on the Minutes of the Annual General
Saham Tahunan yang dilaksanakan pada Meeting of Shareholders held on April 14, 2016,
tanggal 14 April 2016, para pemegang saham the shareholders approved the distribution of
menyetujui pembagian dividen tunai yang cash dividends that are distributed to PT Prodia
dibagikan kepada PT Prodia Utama dan Bio Utama and Bio Majesty Pte. Ltd amounting to
Majesty Pte. Ltd masing-masing sebesar Rp57,000,000,000 and Rp18,000,000,000,
Rp57.000.000.000 dan Rp18.000.000.000. respectively.
b. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang b. Based on the Minutes of the Annual General
Saham Tahunan yang dilaksanakan pada Meeting of Shareholders held on 16 April 2015,
tanggal 16 April 2015, para pemegang saham the shareholders approved the distribution of
menyetujui pembagian bonus Rp20.500.000.000 bonus amounting to Rp20,500,000,000 and cash
dan dividen tunai Rp100.000.000.000 yang dividend amounting to Rp100,000,000,000
dibagikan kepada PT Prodia Utama sebesar distributed to PT Prodia Utama amounting to
Rp76.000.000.000, Drs. Andi Wijaya, M.B.A., Rp76,000,000,000, Drs. Andi Wijaya, M.B.A.,
Drs. Gunawan P. Suharto, J. Hamdono Widjojo, Drs. Gunawan P. Suharto, J. Hamdono Widjojo,
Drs.Elias Nugroho, Ichsan Hidajat, SH, dan Drs.Elias Nugroho, Ichsan Hidajat, SH, and
Aryati Utami masing-masing sebesar Aryati Utami Rp4,000,000,000, respectively.
Rp4.000.000.000.
c. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang c. Based on the Minutes of the General Meeting of
Saham yang dilaksanakan pada tanggal 17 April Shareholders held on April 17, 2014, the
2014, para pemegang saham menyetujui shareholders approved a cash dividend
pembagian dividen tunai berkisar 25% dari laba approximately 25% of profits in 2013 after
tahun 2013 setelah dikurangi estimasi pajak deducting the estimated corporate income tax.
penghasilan badan.
d. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang d. Based on the Minutes of the General Meeting of
Saham yang dilaksanakan pada tanggal 18 April Shareholders held on April 18, 2013, the
2013, para pemegang saham menyetujui shareholders approved a cash dividend
pembagian dividen tunai berkisar 25% dari laba approximately 25% of profits in 2012 after
tahun 2012 setelah dikurangi estimasi pajak deducting the estimated corporate income tax.
penghasilan badan.

DRAFT 303
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

23. Pendapatan - Bersih 23. Revenues - Net

a. Berdasarkan Jenis Pendapatan a. By Type of Revenue


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp

Pendapatan Laboratorium 597,843,904,076 538,509,647,457 1,081,014,066,065 975,815,807,466 890,624,173,977 Revenues from Laboratory
Pendapatan Bukan Laboratorium 62,578,046,390 62,193,743,804 136,047,484,349 141,299,733,708 120,814,901,238 Revenues non Laboratory
Pendapatan Jasa Manajemen Pemasaran -- -- -- 3,162,912,399 223,487,688 Marketing Management Fee
Pendapatan Kotor 660,421,950,466 600,703,391,262 1,217,061,550,414 1,120,278,453,573 1,011,662,562,904 Gross Revenue
Potongan Pendapatan -- -- -- (13,209,570) -- Discount
Retur Pendapatan (11,792,270,180) (9,525,567,004) (19,334,328,402) (19,221,531,391) (13,675,862,825) Sales Returns
Pendapatan - Bersih 648,629,680,286 591,177,824,257 1,197,727,222,012 1,101,043,712,612 997,986,700,079 Revenue - Net

b. Berdasarkan Pelanggan b. By Customer


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp

Pelanggan Individu 232,690,776,587 207,511,176,124 410,127,327,075 358,661,723,888 341,915,767,334 Walk in Customer


Referensi Dokter 231,414,212,669 206,050,684,193 399,038,665,934 374,522,879,614 324,948,812,820 Doctor Referrals
Referensi Pihak Ketiga 107,305,327,535 97,006,597,825 196,584,665,506 179,184,820,464 166,685,375,583 External Referrals
Klien Korporasi 77,219,363,494 80,609,366,115 191,976,563,498 188,674,288,646 164,436,744,342 Corporate Clients
Pendapatan - Bersih 648,629,680,286 591,177,824,257 1,197,727,222,012 1,101,043,712,612 997,986,700,079 Revenue - Net

24. Beban Pokok Pendapatan 24. Cost of Revenues


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Beban Pokok Langsung Direct Cost of Revenues
Bahan Baku 95,847,741,969 89,668,851,077 189,454,260,483 176,725,449,195 171,237,922,520 Raw Materials
Gaji 60,467,011,878 54,647,354,970 110,557,468,131 96,398,325,542 73,634,065,934 Salaries
Bahan Pembantu 30,781,280,945 27,764,729,726 57,638,148,228 50,696,995,229 43,454,564,331 Supporting Materials
Rujukan ke Pihak Ketiga 36,669,724,227 34,976,017,393 71,470,466,605 66,554,980,269 53,059,931,506 Referrals to Third Parties
Asuransi Persediaan 7,867,168 24,478,384 39,837,608 46,965,655 7,457,994 Inventories Insurance
Sub Total 223,773,626,187 207,081,431,550 429,160,181,055 390,422,715,890 341,393,942,285 Subtotal

30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Beban Pokok Tidak Langsung Indirect Cost of Revenues
Gaji 27,263,597,740 24,456,676,484 49,716,493,856 42,545,647,878 32,039,406,283 Salaries
Penyusutan (Catatan 9) 5,287,243,337 5,089,789,152 10,073,888,430 8,314,906,354 7,278,683,515 Depreciation (Note 9)
Perlengkapan dan Pemeliharaan Alat 4,085,578,099 3,248,940,246 6,233,700,680 6,004,266,933 5,857,865,610 Equipment and Maintenance
Sewa Alat 2,908,913,367 3,552,614,094 6,719,457,740 6,573,568,919 376,206,400 Rent Equipment
Limbah 2,113,871,391 1,758,487,465 4,011,380,133 3,724,095,670 2,205,346,810 Waste
Aplikasi IT 1,691,605,783 1,693,046,402 2,550,136,750 2,545,624,930 2,601,668,581 IT Software
Kontrol Kualitas 1,336,487,694 1,029,868,141 1,965,854,771 1,708,628,469 2,126,350,854 Quality Control
Baju Dinas Laboratorium 247,333,000 131,108,500 421,917,124 1,491,946,083 1,136,572,325 Laboratory Uniform
Persediaan Rusak 221,264,470 130,767,349 339,221,485 76,472,678 47,110,856 Defective Inventories
Lainnya 1,724,054 52,457,660 1,456,079 659,371,891 917,096,976 Others
Sub Total 45,157,618,935 41,143,755,493 82,033,507,048 73,644,529,805 54,586,308,210 Subtotal
268,931,245,122 248,225,187,043 511,193,688,103 464,067,245,695 395,980,250,495

25. Beban Usaha 25. Operating Expenses


a. Beban Pemasaran a. Marketing Expenses
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya Edukasi Pelanggan 8,265,438,441 7,838,540,607 16,751,202,527 15,704,689,282 11,220,899,923 Customer Education
Perawatan Pelanggan 4,250,868,799 4,441,202,427 11,083,694,835 9,390,646,197 10,834,469,413 Customer Relation
Biaya Iklan dan Promosi 2,357,458,763 2,071,590,556 3,964,487,347 3,393,878,851 3,171,042,810 Advertising and Promotion
Biaya Checkup 978,992,167 1,007,458,414 2,925,469,394 2,715,867,760 3,042,334,880 Checkup Cost
Riset Pemasaran 20,264,930 349,784,073 741,972,038 353,115,865 712,846,935 Marketing Research
Biaya Pemasaran Lainnya 40,374,759 209,649,800 496,893,588 1,878,543,663 3,752,221,837 Other Marketing Expense
Subtotal 15,913,397,859 15,918,225,877 35,963,719,729 33,436,741,618 32,733,815,798

DRAFT 304
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

b. Beban Umum dan Administrasi b. General and Administrative Expenses


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp

Gaji dan Tunjangan 86,707,645,502 80,491,970,554 165,217,141,545 160,432,867,473 160,813,625,179 Salaries and Allowance
Biaya Konsultan 38,153,466,359 30,555,607,447 70,543,705,167 66,391,003,157 58,254,305,238 Consultant
Beban Imbalan Kerja 24,119,709,000 37,141,567,000 48,121,241,000 26,211,208,081 1,120,541,000 Employee Benefit
Penyusutan dan Amortisasi 16,373,279,970 14,950,106,961 36,288,463,114 30,670,823,246 26,188,278,286 Depreciation and Amortization
Listrik, Air dan Telekomunikasi 19,951,380,121 17,961,937,679 34,675,727,904 33,781,421,862 26,330,499,629 Electricity, Water and Telecommunication
Sewa Bangunan, Kendaraan, Inventaris Kantor 30,095,661,055 16,089,662,240 33,953,331,447 31,077,912,751 25,371,149,462 Rental for Building, Vehicle and Office Supplies
Perjalanan Dinas dan Transport 17,339,861,523 15,274,455,734 31,568,801,662 31,103,637,233 27,136,882,775 Business Travel and Transportation Expense
Konsumsi Kantor 12,833,967,799 11,089,335,241 23,496,818,510 20,919,604,865 15,776,641,994 Office Consumption
Alat Tulis dan Cetakan 13,576,676,104 12,427,182,554 23,449,877,560 25,563,924,040 21,604,135,226 Stationary and Printing
Pemeliharaan Aset 9,316,349,339 10,035,643,972 22,815,193,420 20,943,525,366 19,175,542,351 Asset Maintenance
Biaya Pajak 1,028,417,103 721,626,796 2,054,524,742 1,742,024,777 1,564,506,575 Tax Expense
Pengiriman Barang 7,204,718,343 6,726,864,716 13,564,962,314 12,756,888,404 11,645,150,978 Delivery Expense
Keperluan Kantor 6,019,047,056 7,629,050,276 13,380,653,817 16,902,185,421 15,731,444,188 Office Utilities
Pesangon 7,174,671,000 5,388,006,000 9,553,862,000 8,617,305,000 10,867,659,000 Severance
Tabungan Hari Tua 6,359,497,562 4,119,111,300 9,047,241,939 6,940,294,485 7,830,835,221 Retirement Plan
Biaya Bank 3,226,074,993 3,585,046,179 7,137,583,224 5,994,382,106 5,661,531,289 Bank Administration
Obat dan Resep 3,006,923,750 3,334,798,891 6,501,823,904 8,538,641,418 7,426,065,317 Medicine and Prescription
Premi Asuransi Pesangon -- -- 5,000,000,000 5,000,000,000 20,000,000,000 Severance Insurance Premium
Diklat dan Seminar 2,974,344,205 2,540,553,216 4,910,338,213 4,727,152,500 7,299,802,662 Seminar and Training
Pengembangan Sumber Daya Manusia 248,682,809 162,649,458 1,007,226,235 685,610,822 842,102,564 Human Resource Development
Penelitian Pengembangan Pemeriksaan 662,154,331 1,426,763,072 2,012,510,174 1,222,169,390 640,315,148 Research Development
Asuransi 1,001,310,131 897,413,308 1,950,384,035 1,608,032,882 1,189,826,717 Insurance
Pengurusan Surat dan Ijin 760,809,082 717,937,286 1,494,369,001 1,758,649,482 1,508,557,744 License and Permit
Baju Dinas 258,645,000 514,875,000 1,177,983,149 756,165,700 655,402,000 Office Uniform
Kerugian Piutang Tidak Tertagih 736,650,496 165,072,240 754,599,178 243,754,412 319,687,238 Bad Debt Expense
Kontrol Kualitas 673,660,815 428,108,732 621,430,097 1,371,395,217 681,061,371 Quality Control
Pengembangan Lingkungan 21,620,000 73,407,500 265,663,400 195,552,273 -- Environmental Development
Biaya Kantor Lainnya 44,979,707 2,633,002 19,765,600 805,159,363 456,785,879 Other Office Expense
Subtotal 309,870,203,157 284,451,386,353 570,585,222,351 526,961,291,726 476,092,335,031 Subtotal
Jumlah Beban Usaha 325,783,601,016 300,369,612,230 606,548,942,080 560,398,033,344 508,826,150,829 Total Operating Expense

26. Pendapatan (Beban) Lainnya 26. Other Income (Expenses)


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Pendapatan Lainnya Other Income
Laba Penjualan Aset Tetap - Bersih -- 363,926,896 23,172,278,677 4,646,978,727 4,205,039,589 Gain on Sale of Fixed Assets - Net
Jasa Giro 281,809,412 388,958,001 649,907,636 1,346,266,725 314,121,495 Current Accounts
Laba Selisih Kurs - Bersih 86,443,825 -- -- 3,673,863 -- Gain on Forex - Net
Lain-lain 6,578,304,366 11,560,410,657 11,643,214,861 8,994,629,850 8,000,000 Others
Subtotal 6,946,557,603 12,313,295,554 35,465,401,174 14,991,549,165 4,527,161,084 Subtotal
Beban Lainnya Other Expenses
Rugi Penjualan Aset Tetap 61,536,443 -- -- -- -- Loss on Sale of Fixed Asset - Net
Pajak 131,486,942 985,532,728 17,845,243,402 4,152,872 2,009,691,675 Tax
Rugi Selisih Kurs - Bersih -- 151,862,444 360,508,373 -- 1,321,234,004 Loss on Forex - Net
Lain-lain 1,473,774,236 1,028,359,540 302,657,721 757,063,499 448,044,372 Others
Subtotal 1,666,797,621 2,165,754,712 18,508,409,496 761,216,371 3,778,970,051 Subtotal
Jumlah 5,279,759,982 10,147,540,842 16,956,991,678 14,230,332,794 748,191,034 Total

27. Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi 27. Related Parties Transaction Balance

a.Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi a. Related Parties Transasaction and Balance
Persentase Terhadap Total Aset/
Total Percentage of Total Asset
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31, 30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013 2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp % % % %
Piutang Pihak Berelasi - Non Usaha Due from Related Parties
Elias Nugroho 209,243,307 152,217,279 125,429,185 -- 0.04 0.03 0.02 -- Elias Nugroho
Andi Wijaya 76,960,842 -- 133,884,056 32,780,531 0.01 -- 0.02 0.00 Andi Wijaya
Endang Hoyaranda 24,878,507 23,864,907 63,332,907 -- 0.00 0.00 0.01 -- Endang Hoyaranda
Gunawan Prawiro Soeharto 17,431,252 137,592,505 9,284,632 31,392,202 0.00 0.02 0.00 0.00 Gunawan Prawiro Soeharto
Tetty Hendrawati 9,963,165 5,090,832 379,694,352 -- 0.00 0.00 0.06 -- Tetty Hendrawati
PT Prodia OHI International 8,370,267 289,197,397 -- -- 0.00 0.05 -- -- PT Prodia OHI International
Dewi Muliaty 6,819,489 4,364,214 11,337,418 -- 0.00 0.00 0.00 -- Dewi Muliaty
Liana Kuswandi 6,239,000 3,089,000 10,000,000 -- 0.00 0.00 0.00 -- Liana Kuswandi
PT Prodia Stemcell Indonesia 5,751,200 1,165,600 -- -- 0.00 0.00 -- -- PT Prodia Stemcell Indonesia
Andri Hidayat 4,602,875 -- -- -- 0.00 -- -- -- Andri Hidayat
Indriyanti Rafi Sukmawati 4,239,000 250,000 -- -- 0.00 0.00 -- -- Indriyanti Rafi Sukmawati
PT Grhanis Prima Propertindo 3,000,000 900,712,196 -- -- 0.00 0.16 -- -- PT Grhanis Prima Propertindo
PT Innovasi Diagnostika 2,914,200 2,355,000 -- -- 0.00 0.00 -- -- PT Innovasi Diagnostika
Ichsan Hidayat 1,986,200 152,217,279 123,182,299 -- 0.00 0.03 0.02 -- Ichsan Hidayat
PT Prodia Diagnostic Line 1,860,400 189,214,933 -- -- 0.00 0.03 -- -- PT Prodia Diagnostic Line
PT Prodia DiaCRO Laboratories 744,000 346,562,754 1,677,452,106 1,602,851,418 0.00 0.06 0.26 0.00 PT Prodia DiaCRO Laboratories
Johanes Hamdono Widjojo 74,492 152,217,279 123,182,299 -- 0.00 0.03 0.02 -- Johanes Hamdono Widjojo

DRAFT 305
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Persentase Terhadap Total Aset/


Total Percentage of Total Asset
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31, 30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013 2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp % % % %

PT Grhanis Putra Propertindo -- 27,252,982,628 -- -- -- 4.72 -- -- PT Grhanis Putra Propertindo


PT Grhanis Pusaka Propertindo -- 25,210,406,454 -- -- -- 4.36 -- -- PT Grhanis Pusaka Propertindo
PT Grhanis Prakarsa Propertindo -- 19,866,723,580 -- -- -- 3.44 -- -- PT Grhanis Prakarsa Propertindo
PT Grhanis Permata Propertindo -- 9,024,351,512 -- -- -- 1.56 -- -- PT Grhanis Permata Propertindo
PT Prodia Utama -- 31,000,000 -- -- -- 0.01 -- -- PT Prodia Utama
Luscie Panggajaya -- -- 180,000 -- -- -- 0.00 -- Luscie Panggajaya

Total 385,078,196 83,745,575,348 2,656,959,253 1,667,024,151 0.07 14.49 0.43 0.00 Total

Persentase Terhadap Total Liabilities/


Total Percentage of Total Liabilities
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31, 30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013 2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp % % % %
Utang Usaha Pihak Berelasi Trade Payable
PT Innovasi Diagnostika 427,371,040 701,250,478 -- -- 0.08 0.08 -- -- PT Innovasi Diagnostika
PT Prodia OHI International 31,350 -- -- -- -- -- -- -- PT Prodia OHI International
PT Prodia Diacro Laboratories -- -- 144,279,416 -- -- -- 0.03 -- PT Prodia Diacro Laboratories
PT Diatron Promedika -- -- 79,155,000 533,744,807 -- -- 0.01 0.00 PT Diatron Promedika
Total 427,402,390 701,250,478 223,434,416 533,744,807 0.08 0.08 0.04 0.00

Persentase Terhadap Total Liabilities/


Total Percentage of Total Liabilities
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31, 30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2014 2013 2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp % % % %
Utang Pihak Berelasi - Due to Related Parties -
Non Usaha Jangka Pendek Current
Bio Majesty Pte Ltd 18,000,000,000 -- -- -- 3.37 -- -- -- Bio Majesty Pte Ltd
PT Prodia Diacro Laboratories 128,258,168 152,473,931 -- 26,682,252 0.02 0.03 -- 0.00 PT Prodia Diacro Laboratories
PT Prodia OHI International 157,163,850 325,344,533 -- -- 0.03 0.07 -- -- PT Prodia OHI International
PT Prodia Stemcell Indonesia 103,061,845 32,939,500 -- -- 0.02 0.01 -- -- PT Prodia Stemcell Indonesia
PT Prodia Diagnostic Line 3,743,800 -- -- -- -- -- -- -- PT Prodia Diagnostic Line
Andi Wijaya -- -- 100,000,000 725,000,000 -- -- 0.02 0.00 Andi Wijaya
Gunawan Prawiro Soeharto -- -- 100,000,000 525,000,000 -- -- 0.02 0.00 Gunawan Prawiro Soeharto
Aryati Utami -- -- 100,000,000 525,000,000 -- -- 0.02 0.00 Aryati Utami
Ichsan Hidayat -- -- 100,000,000 720,602,933 -- -- -- 0.00 Ichsan Hidayat
Johanes Hamdono Widjojo -- -- 100,000,000 810,602,458 -- -- -- 0.00 Johanes Hamdono Widjojo
Elias Nugroho -- -- 100,000,000 810,602,458 -- -- -- 0.00 Elias Nugroho
18,392,227,663 510,757,964 600,000,000 4,143,490,101 3.44 0.11 0.06 0.01
Utang Pihak Berelasi - Due to Related Parties -
Non Usaha Jangka Panjang Non Current
Ichsan Hidayat -- 195,602,933 687,269,600 -- -- 0.04 0.14 -- Ichsan Hidayat
Hamdono Widjodjo -- 285,602,458 777,269,125 -- -- 0.06 0.16 -- Hamdono Widjodjo
Elias Nugroho -- 285,602,458 777,269,125 -- -- 0.06 0.16 -- Elias Nugroho
Andi Wijaya -- -- 691,666,665 -- -- -- 0.14 -- Andi Wijaya
Gunawan Prawiro Soeharto -- -- 491,666,667 -- -- -- 0.10 -- Gunawan Prawiro Soeharto
Arjati Utami -- -- 491,666,667 -- -- -- 0.10 -- Arjati Utami
-- 766,807,849 3,916,807,849 -- -- 0.16 0.80 --
Total 18,392,227,663 1,277,565,813 4,516,807,849 4,143,490,101 3.44 0.27 0.86 0.01 Total

Persentase Terhadap Total Beban Pokok Pendapatan/


Total Percentage of Total Cost of Revenue
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31, 30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013 2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp % % % % %
Pembelian Procurement
PT Diatron Promedika 401,900,807 777,558,045 1,314,417,091 1,794,580,042 231,235,349 0.15 0.31 0.26 0.39 0.00 PT Diatron Promedika
Total 401,900,807 777,558,045 1,314,417,091 1,794,580,042 231,235,349 0.15 0.31 0.26 0.39 0.00 Total

Persentase Terhadap Total Beban Usaha/


Total Percentage of Total Operating Expense
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31, 30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013 2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp % % % % %
Beban Sewa Rent Expense
Elias Nugroho 1,320,000,000 1,800,000,000 1,980,000,000 1,980,000,000 1,983,557,100 0.41 0.60 0.33 0.35 0.00 Elias Nugroho
Ichsan Hidajat -- -- 833,333,300 833,333,300 393,680,200 -- -- 0.14 0.15 0.00 Ichsan Hidajat
Total 1,320,000,000 1,800,000,000 2,813,333,300 2,813,333,300 2,377,237,300 0.41 0.60 0.47 0.50 0.00 Total

b. Sifat Hubungan Pihak Berelasi b. Related Parties Status


Pihak-pihak Berelasi/ Hubungan/ Sifat Transaksi/
Related Parties Relation Status Transaction Status
Ichsan Hidajat Pemegang Saham Beban Sewa, Piutang Pihak Berelasi, Utang Pihak Berelasi
Perusahaan Non Usaha/
Pengendali/ Rent Expense, Related Party Receivable, Due to Related
Shareholders of Party
Control Entity

DRAFT 306
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Pihak-pihak Berelasi/ Hubungan/ Sifat Transaksi/


Related Parties Relation Status Transaction Status
Elias Nugroho Pemegang Saham Beban Sewa, Piutang Pihak Berelasi, Utang Pihak Berelasi
Perusahaan Non Usaha/
Pengendali/ Rent Expense, Related Party Receivable, Due to Related
Shareholders of Party
Control Entity
Gunawan Prawiro Komisaris/ Piutang Pihak Berelasi Non Usaha, Utang Pihak Berelasi
Commissioner Non Usaha/
Due From Related Party, Due to Related Party
Johanes Hamdono Widjodjo Pemegang Saham Utang Pihak Berelasi Non Usaha/
Perusahaan Due to Related Party
Pengendali/
Shareholders of
Control Entity
Aryati Utami Pemegang Saham Utang Pihak Berelasi Non Usaha/
Perusahaan Due to Related Party
Pengendali/
Shareholders of
Control Entity
Andi Wijaya Komisaris Utama/ Utang Pihak Berelasi Non Usaha/
President Due to Related Party
Commissioner
Endang Hoyaranda Komisaris/ Piutang Pihak Berelasi Non Usaha/
Commissioner Due From Related Party
Tetty Hendrawati Direktur/ Piutang Pihak Berelasi Non Usaha/
Director Due From Related Party
Dewi Muliaty Direktur Utama/ Piutang Pihak Berelasi Non Usaha/
President Director Due From Related Party
Liana Kuswandi Direktur/ Piutang Pihak Berelasi Non Usaha/
Director Due From Related Party
Andri Hidayat Direktur/ Piutang Pihak Berelasi Non Usaha/
Director Due From Related Party
Indriyanti Rafi Sukmawati Direktur/ Piutang Pihak Berelasi Non Usaha/
Director Due From Related Party
Luscie Panggajaya Direktur pada Piutang Pihak Berelasi Non Usaha/
Perusahaan Due From Related Party
Sepengendali/
Director of Entity
Under Common
Control
PT Diatron Promedika Perusahaan Utang Usaha /
Sepengendali/ Trade Payable
Entity
Under Common
Control
PT Prodia DiaCRO Laboratories Perusahaan Piutang Pihak Berelasi Non Usaha, Utang Pihak Berelasi
Sepengendali/ Non Usaha/
Due From Related Party, Due to Related Party
Entity Under
Common Control
PT Prodia Diagnostic Line Perusahaan Piutang Pihak Berelasi Non Usaha/
Sepengendali/ Due From Related Party
Entity Under
Common Control
PT Prodia OHI International Perusahaan Piutang Pihak Berelasi Non Usaha, Utang Pihak Berelasi
Sepengendali/ Non Usaha/
Due From Related Party, Due to Related Party
Entity
Under Common
Control

DRAFT 307
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Pihak-pihak Berelasi/ Hubungan/ Sifat Transaksi/


Related Parties Relation Status Transaction Status
PT Innovasi Diagnostika Perusahaan Piutang Pihak Berelasi Non Usaha, Utang Usaha Pihak
Sepengendali/ Berelasi/
Due From Related Party, Trade Payable
Entity
Under Common
Control
PT Prodia Stemcell Indonesia Perusahaan Piutang Pihak Berelasi Non Usaha, Utang Pihak Berelasi
Sepengendali/ Non Usaha/
Due From Related Party, Due to Related Party
Entity
Under Common
Control
PT Prodia Utama Pemegang Piutang Pihak Berelasi Non Usaha/
Saham/ Due From Related Party
Shareholder
PT Grhanis Putra Propertindo Perusahaan Piutang Pihak Berelasi Non Usaha/
Sepengendali/ Due From Related Party
Entity Under
Common Control
PT Grhanis Pusaka Propertindo Perusahaan Piutang Pihak Berelasi Non Usaha/
Sepengendali/ Due From Related Party
Entity Under
Common Control
PT Grhanis Prakarsa Propertindo Perusahaan Piutang Pihak Berelasi Non Usaha/
Sepengendali/ Due From Related Party
Entity Under
Common Control
PT Grhanis Permata Propertindo Perusahaan Piutang Pihak Berelasi Non Usaha/
Sepengendali/ Due From Related Party
Entity Under
Common Control
PT Grhanis Prima Propertindo Perusahaan Piutang Pihak Berelasi Non Usaha/
Sepengendali/ Due From Related Party
Entity Under
Common Control
Bio Majesty Pte Ltd Pemegang Saham/ Utang Pihak Berelasi Non Usaha/
Shareholders Due to Related Party

c. Transaksi Tahun Berjalan c. Current Transaction


Piutang pihak berelasi terutama terkait penjualan Due from related parties mainly related to asset sales
aset tanah dan bangunan milik Perusahaan of land and buildings owned by the Company
(Catatan 9). (Note 9).

28. Aset dan Liabilitas Moneter 28. Monetary assets and liabilities denominated
dalam Mata Uang Asing in foreign currencies
Pada tanggal 30 Juni 2016, 31 Desember 2015, As of June 30, 2016, December 31, 2015, 2014 and
2014 dan 2013, aset dan liabilitas moneter dalam 2013, monetary assets and liabilities denominated in
mata uang asing adalah sebagai berikut: foreign currencies are as follows:

308
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)
31 Desember/December 31,
30 Juni/June 30, 2016 2015 2014 2013
Mata Uang Setara dengan Mata Uang Setara dengan Setara dengan Setara dengan
Asing/ Rupiah/ Asing/ Rupiah/ Mata Uang Asing/ Rupiah/ Mata Uang Asing/ Rupiah/
Foreign Equivalent in Foreign Equivalent in Foreign Equivalent in Foreign Equivalent in
Currency Rupiah Currency Rupiah Currency Rupiah Currency Rupiah
Aset Asset
Kas dan Bank USD 23,452 309,093,801 USD 3,181 43,410,658 USD 34,818 433,136,124 USD 880 10,723,688 Cash and Bank
Total Aset 309,093,801 43,410,658 433,136,124 10,723,688 Total Asset

Liabilitas Liabilities
Utang Usaha EUR -- EUR 2,834 42,707,322 EUR 84,781 1,283,010,737.22 -- Liabilities
Beban Akrual USD 38,808 511,489,440 -- -- -- Accrued Expenses
Liabilitas Keuangan Jangka Other Current
Pendek Lainnya USD 2,577 33,964,860 USD 53,786 741,983,388 -- USD 56,220 685,265,580.00 Financial Liabilities
Liabilitas Keuangan Jangka Other Long Term
Panjang Lainnya EUR -- EUR -- EUR 188,133 2,847,069,375 -- Financial Liabilities
Total Liabilitas 545,454,300 784,690,710 4,130,080,112 685,265,580 Total Liabilities
Liabilitas Bersih 236,360,499 741,280,053 3,696,943,988 674,541,892 Liabilities - Net

29. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang 29. Long Term Employees Benefit Liabilities

30 Juni/ 31 Desember/
June 30, December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Imbalan Pasca Kerja 271,129,122,309 215,678,539,309 205,744,752,309 172,679,553,444 136,883,994,309 Post Employee Benefits
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya 51,930,758,000 45,240,872,000 44,125,708,000 41,958,610,000 35,435,728,000 Other Long Term Employee Benefits
Total 323,059,880,309 260,919,411,309 249,870,460,309 214,638,163,444 172,319,722,309 Total

a. Imbalan Pasca Kerja a. Post Employee Benefits


Perusahaan menghitung dan membukukan beban The Company calculates and recorded employee
imbalan kerja berdasarkan Undang-undang benefits expense based on Labor Law No.13 year
Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 tanggal 2003 dated March 25, 2003. Number of Workers
25 Maret 2003. Jumlah Tenaga Kerja yang berhak entitled to the benefits of work are 3,238, 3,166,
atas imbalan kerja adalah 3.238, 3.166, 3.102, dan 3,102, and 3,001 people respectively on June 30,
3.001 orang masing-masing pada tanggal 30 Juni 2016, December 31, 2015, 2014 and 2013.
2016, 31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Liabilitas Liabilities for employee benefits estimated as of
diestimasi atas imbalan kerja per 31 Desember June 30, 2016 was calculated by PT Dayamandiri
2015 dihitung oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo with report number 1344/ST-EP-
Dharmakonsilindo dengan laporan nomor 1344/ST- PSAK24-PRDW/VIII/2016 dated August 9, 2016.
EP-PSAK24-PRDW/VIII/2016 tanggal 9 Agustus
2016.

Analisis kewajiban imbalan yang didanai dari aset Analisys of funded benefits obligation as follows:
program adalah sebagai berikut:
30 Juni/ 31 Desember/
June 30, December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Nilai Kini Liabilitas Imbalan Pasti 276,274,314,309 223,080,679,309 214,298,472,309 211,745,508,444 176,370,099,309 Present Value of Defined Benefit Obligation
Nilai Wajar Aset Program (5,145,192,000) (7,402,140,000) (8,553,720,000) (39,065,955,000) (39,486,105,000) Fair Value of Assets Program
Liabilitas Bersih Akhir Tahun 271,129,122,309 215,678,539,309 205,744,752,309 172,679,553,444 136,883,994,309 Net Liabilities End of the Year

Mutasi liabilitas imbalan kerja yang diakui dalam Movement in the employee benefits liabilities
laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: recognized in the statements of financial position are
as follows:
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Saldo Awal 205,744,752,309 172,679,553,444 172,679,553,444 136,883,994,309 172,301,688,309 Liabilities Beginning of the Year
Liabilitas imbalan entitas anak -- -- -- 2,198,998,830 -- Liabilities of employee benefit in Subsidiaries
Biaya Manfaat 18,851,805,000 34,976,056,000 52,092,540,000 28,045,061,081 27,687,278,000 Benefit Cost
Dikurangi Pembayaran: Deducted of Payments:
Pembayaran manfaat tahun berjalan (2,537,146,000) (1,045,792,000) (1,067,438,000) (3,065,115,000) (5,538,868,000) Employee Benefit Paid in Current Year
Kelebihan pembayaran imbalan -- (70,959,000) (70,959,000) (291,620,000) -- Excess Benefit Paid
Kontribusi Perusahaan -- -- (5,000,000,000) (5,000,000,000) (20,000,000,000) The Company's Contribution
Beban Imbalan Kerja yang Total benefit cost in recognized to
Diakui di Laba Rugi 16,314,659,000 33,859,305,000 45,954,143,000 19,688,326,081 2,148,410,000 Profit or Loss
Beban (Penghasilan) diakui pada Total Benefit Cost Recognized to
penghasilan komprehensif lain 49,069,711,000 12,057,118,000 (9,971,507,000) 13,908,234,224 (37,566,104,000) Other Comprehensif Income
Pelepasan Entitas Anak -- (2,917,437,135) (2,917,437,135) -- -- Disposal of Subsidiaries
Saldo Akhir 271,129,122,309 215,678,539,309 205,744,752,309 172,679,553,444 136,883,994,309 Ending Balance

DRAFT 309
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Jumlah beban imbalan kerja yang diakui dalam laba Amount of employee benefits expense recognized in
rugi adalah sebagai berikut: the statements of profit or loss are as follows:
30 Juni/ 31 Desember/
June 30, December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp

Beban jasa kini 9,149,713,000 7,683,634,000 17,532,186,000 16,081,454,216 19,004,748,000 Current Service Cost
Beban bunga 9,640,469,000 8,642,902,000 17,285,805,000 14,992,594,865 10,514,354,000 Interest Expense
Keuntungan Bunga atas Aset (214,542,000) (282,718,000) (1,988,016,000) (3,320,608,000) (1,831,824,000) Interest Gain on Asset
Perhitungan Ulang Nilai Kini atas Perubahan: Recalculation of Present Value in Changes of:
- (Keuntungan) Kerugian atas - (Gain) Loss of Changes in
Perubahan Asumsi Finansial 34,250,026,000 (1,940,426,000) (15,678,167,000) 5,668,664,000 (78,948,812,000) Financial Assumption
- (Keuntungan) Kerugian atas - (Gain) Loss of Changes in
Penyesuaian Pengalaman Kerja 15,086,386,000 14,464,776,000 4,561,480,000 7,908,895,000 9,265,795,000 Adjustment of Work Experience
- (Keuntungan) Kerugian atas - (Gain) Loss of Changes in
Penyesuaian Asumsi Demografis -- -- -- 29,355,192,000 Adjustment of Demographic Assumption
Perkiraan (Keuntungan) Kerugian atas Aset (266,701,000) (467,232,000) 1,145,180,000 236,919,000 2,761,721,000 Estimated (Gains) Losses on Assets
Beban (Penghasilan) diakui pada Expenses (income) recognized in
penghasilan komprehensif lainnya (49,069,711,000) (12,057,118,000) 9,971,507,000 (13,814,478,000) 37,566,104,000 Other Comprehensive Income
Kelebihan imbalan yang dibayar Excess Employee Benefit Paid
oleh Perusahaan -- 70,959,000 70,959,000 291,620,000 -- By Company
Kelebihan imbalan yang dibayar Excess Employee Benefit Paid
oleh Pengelolaan Aset 276,165,000 18,861,279,000 19,191,606,000 -- -- By Asset Management
Beban Imbalan Kerja 18,851,805,000 34,976,056,000 52,092,540,000 28,045,061,081 27,687,278,000 Employee Benefit Expense

Rincian beban imbalan kerja yang diakui pada Amount of employee benefits as other
penghasilan komprehensif lain adalah sebagai comprehensive income are as follow:
berikut:
30 Juni/ 31 Desember/
June 30, December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Liabilitas 49,069,711,000 12,057,118,000 (9,971,507,000) 13,814,478,000 (37,566,104,000) Actuarial (Gain)/ Loss on Liabilities
Penghasilan Komprehensif Lain 49,069,711,000 12,057,118,000 (9,971,507,000) 13,814,478,000 (37,566,104,000) Other Comprehensif Income

b. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya b. Other Long Term Employee Benefits

Imbalan kerja jangka panjang lainnya berupa Other long term employee benefits in term of long
penghargaan masa kerja diberikan dalam bentuk service award provided in the form of gold and
emas dan uang untuk setiap 5 tahun masa kerja. amount of money for every completion of five
Imbalan dianggap sebagai terutang saat pencapaian continuous years of service. The award is assumed
lima tahun kerja pada Perusahaan. to be payable at anniversary of each attainment of
five years of service.
Rincian beban imbalan kerja yang diakui pada The details of employee benefits liabilities
laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: recognized in the statements of financial position are
as follow:

30 Juni/ 31 Desember/
June 30, December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Nilai Kini Liabilitas Imbalan Pasti 51,930,758,000 45,240,872,000 44,125,708,000 41,958,610,000 35,435,728,000 Present Value of Defined Benefit Obligation
Liabilitas Bersih Akhir Tahun 51,930,758,000 45,240,872,000 44,125,708,000 41,958,610,000 35,435,728,000 Net Liabilities End of the Year

Mutasi liabilitas imbalan kerja yang diakui dalam Movement in the employee benefits liabilities
laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: recognized in the statements of financial position are
as follows:
30 Juni/ 31 Desember/
June 30, December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Saldo Awal 44,125,708,000 41,958,610,000 41,958,610,000 35,435,728,000 36,463,597,000 Liabilities Beginning of the Year
Biaya Manfaat 12,442,575,000 7,553,517,000 10,582,563,000 11,783,452,000 4,300,922,000 Benefit Cost
Dikurangi Pembayaran: Deducted of Payments:
Pembayaran manfaat tahun berjalan (4,637,525,000) (4,271,255,000) (8,415,465,000) (5,260,570,000) (5,328,791,000) Employee Benefit Paid in Current Year
Beban Imbalan Kerja yang Total benefit cost in recognized to
Diakui di Laba Rugi 7,805,050,000 3,282,262,000 2,167,098,000 6,522,882,000 (1,027,869,000) Profit or Loss
Saldo Akhir 51,930,758,000 45,240,872,000 44,125,708,000 41,958,610,000 35,435,728,000 Ending Balance

310
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Jumlah beban imbalan kerja yang diakui dalam laba Amount of employee benefits expense recognized in
rugi adalah sebagai berikut: the statements of profit or loss are as follows:
30 Juni/ 31 Desember/
June 30, December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Beban jasa kini 4,724,282,000 4,399,666,000 8,362,398,000 7,834,909,000 7,877,529,000 Current Service Cost
Beban bunga 1,797,629,000 1,671,479,000 3,342,957,000 2,886,930,000 1,887,680,000 Interest Expense
Perhitungan Ulang Nilai Kini atas Perubahan: Recalculation of Present Value in Changes of:
- (Keuntungan) Kerugian atas - (Gain) Loss of Changes in
Perubahan Asumsi Finansial 4,050,158,000 (553,054,000) (2,241,594,000) 1,308,200,000 (3,356,664,000) Financial Assumption
- (Keuntungan) Kerugian atas - (Gain) Loss of Changes in
Penyesuaian Pengalaman Kerja 1,870,506,000 2,035,426,000 1,118,802,000 (246,587,000) (2,107,623,000) Adjustment of Work Experience
Beban Imbalan Kerja 12,442,575,000 7,553,517,000 10,582,563,000 11,783,452,000 4,300,922,000 Employee Benefit Expense

Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan The actuarial assumptions used in determining
beban dan liabilitas imbalan kerja pada tanggal employee benefits expenses and liabilities at the
30 Juni 2016, 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 date of June 30, 2016, December 31, 2015, 2014
adalah sebagai berikut: and 2013 are as follows:
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Usia Pensiun Normal : 55 Tahun/Years 55 Tahun/Years 55 Tahun/Years 55 Tahun/ Years 55 Tahun/ Years Normal Pension Age
Tingkat Diskonto : 8,00% 8,60% 9,20% 8,50% 8,80% Discounted Rate
Tingkat Proyeksi Kenaikan : 10% 10% 10% 10% 10% Increase Salary Rate
Gaji
Tabel Mortalita : Tabel Mortalita Tabel Mortalita Tabel Mortalita Tabel Mortalita Tabel Mortalita Mortality Table
Indonesia 3 Indonesia 3 Indonesia 3 Indonesia 3 Indonesia 3
(TMI 3 2011)/ (TMI 3 2011)/ (TMI 3 2011)/ (TMI 3 2011)/ (TMI 3 2011)/
Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian
Mortality Table 3 Mortality Table 3 Mortality Table 3 Mortality Table 3 Mortality Table 3
Tingkat Cacat : 5% dari Tabel 5% dari Tabel 5% dari Tabel 5% dari Tabel 5% dari Tabel Disability Rate
mortalita mortalita mortalita mortalita mortalita
Tingkat Pengunduran Diri : 10% sampai 10% sampai 10% sampai 10% sampai 10% sampai Resignation Rate
dengan usia 25 dengan usia 25 dengan usia 25 dengan usia 25 dengan usia 25
tahun, kemudian tahun, kemudian tahun, kemudian tahun, kemudian tahun, kemudian
menurun secara menurun secara menurun secara menurun secara menurun secara
linear sampai linear sampai linear sampai linear sampai linear sampai
dengan 2% pada dengan 2% pada dengan 2% pada dengan 2% pada dengan 2% pada
saat usia 40 tahun/ saat usia 40 tahun/ saat usia 40 tahun/ saat usia 40 tahun/ saat usia 40 tahun/

10% up to age 25, 10% up to age 25, 10% up to age 25, 10% up to age 25, 10% up to age 25,
then decreases then decreases then decreases then decreases then decreases
linearly up to 2% at linearly up to 2% at linearly up to 2% at linearly up to 2% at linearly up to 2% at
the age of 40 years the age of 40 years the age of 40 years the age of 40 year the age of 40 year

Kenaikan Harga Emas di : 8% per tahun/ 8% per tahun/ 8% per tahun/ 8% per tahun/ 8% per tahun/ The Rise in Future Gold
Masa Mendatang per year per year per year per year per year Prices
Harga Emas : Rp 547.688,- Rp 535.050,- Rp 531.417,- Rp 503.546,- Rp 505.793,- Gold Price
Metode : Projected Unit Projected Unit Projected Unit Projected Unit Projected Unit Method
Credit Credit Credit Credit Credit

Program imbalan pasti memberikan eksposur A defined benefit plan provides the Company
Perusahaan terhadap risiko tingkat bunga dan risiko exposure to interest rate risk and the risk level of
tingkat gaji. salary.
Pada bulan Juli 2016, Perusahaan melakukan On July 2016, the Company paid excess of
pembayaran imbalan pasca kerja diluar provisi atas employee benefit other than the provision for some
beberapa karyawan sebesar Rp9.555.954.000. employees amounting to Rp9,555,954,000.

Risiko Tingkat Bunga Interest Rate Risk


Nilai kini kewajiban pensiun imbalan pasti dihitung The present value of the defined benefit pension
menggunakan tingkat diskonto yang ditetapkan obligation is calculated using a discount rate
dengan mengacu pada imbal hasil obligasi korporasi determined by reference to yields on high quality
berkualitas tinggi. Penurunan suku bunga obligasi corporate bonds. Lower interest rates would
akan meningkatkan liabilitas program. increase the employee benefit liability program.

DRAFT 311
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Risiko Gaji Risk Salaries


Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan The present value of the defined benefit obligation is
mengacu pada gaji masa depan peserta program. calculated by reference to the salary of the future
Dengan demikian, kenaikan gaji peserta program program participants. Thus, the salary increase
akan meningkatkan liabilitas program itu. program participants will enhance the program's
liabilities.
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Analisa Sensitivitas Tingkat Diskonto Sensitivity Analisys Discount Rate
Jika Tingkat + 1% 296,657,578,000 243,262,431,000 235,157,179,000 228,139,311,000 n.a If the Rate increase 1%
Jika Tingkat - 1% 365,209,326,000 297,649,151,000 285,569,169,000 277,224,932,000 n.a If the Rate decrease 1%
Analisa Sensitivitas Tingkat Kenaikan Gaji Sensitivity Analisys Salary Increase Rate
Jika Tingkat + 1% 362,269,457,000 295,372,837,000 283,572,869,000 275,099,392,000 n.a If the Rate increase 1%
Jika Tingkat - 1% 298,601,502,000 244,784,180,000 236,491,690,000 229,580,342,000 n.a If the Rate decrease 1%

30. Laba Per Saham 30. Earnings Per Share

30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


2016 2015 2015 2014 2013
Laba Periode Berjalan Income For The Year
(dalam Rupiah Penuh) 39,090,939,445 32,144,614,252 59,024,994,422 58,560,231,455 61,590,631,713 (in Full Rupiah)
Jumlah Saham Beredar Awal 75,000 75,000 75,000 18,000 18,000 Beginning Outstanding Shares
Penambahan Saham Beredar -- -- -- 57,000 -- Additional Outstanding Shares
Jumlah Saham Beredar 75,000 75,000 75,000 75,000 18,000 Total Outstanding Shares
Rata-rata Tertimbang Weighted Average Shares
Jumlah Saham yang Beredar 75,000 75,000 75,000 56,000 18,000 Outstanding
Laba Per Saham Dasar Basic and Diluted
dan Dilusian Earnings Per Shares
(dalam Rupiah Penuh) 521,212.53 428,594.86 786,999.93 1,045,718.42 3,421,701.76 (in Full Rupiah)

Tidak ada efek yang dapat menimbulkan dilusi There is no security which has a potential dilution
sehingga laba per saham dasar sama dengan laba feature accordingly the basic earnings per share is
bersih per saham dilusian. the same as the diluted earnings per share.

31. Perjanjian Penting 31. Significant Agreements

a. Perusahaan melakukan perjanjian-perjanjian a. The Company enter into agreements with


dengan PT Abbott Laboratories, PT Indoglobal PT Abbott Laboratories, PT Indoglobal
Technologies, PT Rajawali Medika Mandiri, dan Technologies, PT Rajawali Medika Mandiri and
PT Sysmex Indonesia mengenai pengadaan alat PT Sysmex Indonesia regarding the
laboratorium melalui angsuran, penyewaan alat procurement of laboratory equipment through
laboratorium hingga peminjaman alat installments, laboratory equipment lease, and
laboratorium dengan batas minimum pembelian borrowing a laboratory tool with minimum
bahan baku tersebut. purchase of raw materials from the supplier.
b. Berdasarkan akta perjanjian sewa menyewa b. Based on the Building Rented Agreement
bangunan No. 36 tanggal 22 Januari 2016 No. 36 dated January 22, 2016 with
dengan PT Grhanis Prima Propertindo, pihak PT Grhanis Prima Propertindo, related party, the
berelasi, Perusahaan mengadakan perjanjian Company entered into a building rented
sewa menyewa bangunan di Jalan Raya Pasar agreement located in Jalan Raya Pasar Minggu
Minggu No.72.I dan No. 72.J, Kelurahan Pejaten No.72.I and No.72.J, Kelurahan Pejaten Timur,
Timur, Kabupaten Pasar Minggu, Jakarta Kabupaten Pasar Minggu, Jakarta. The term of
dengan masa sewa selama 84 bulan, terhitung rent is 84 months, commencing from January 1,
sejak tanggal 1 Januari 2016 sampai tanggal 2016 up to December 31, 2022.
31 Desember 2022.
c. Berdasarkan akta perjanjian sewa menyewa c. Based on the Building Rented Agreement
bangunan No. 39 tanggal 22 Januari 2016 No. 39 dated January 22, 2016 with
dengan PT Grhanis Permata Propertindo, pihak PT Grhanis Permata Propertindo, related party,
berelasi, Perusahaan mengadakan perjanjian the Company entered into a building rented
312
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

sewa menyewa bangunan di Propinsi Sulawesi agreement located in Propinsi Sulawesi Utara,
Utara, Manado dengan masa sewa selama 84 Manado. The term of rent is 84 months,
bulan, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2016 commencing from January 1, 2016 up to
sampai tanggal 31 Desember 2022. December 31, 2022.

d. Berdasarkan akta perjanjian sewa menyewa d. Based on the Building Rented Agreement
bangunan No. 40 tanggal 22 Januari 2016 No. 40 dated January 22, 2016 with
dengan PT Grhanis Putra Propertindo, pihak PT Grhanis Putra Propertindo, related party, the
berelasi, Perusahaan mengadakan perjanjian Company entered into a building rented
sewa menyewa bangunan di Jalan agreement located in Jalan Wastukencana
Wastukencana No.38, Bandung dengan masa No.38, Bandung. The term of rent is 84 months,
sewa selama 84 bulan, terhitung sejak tanggal commencing from January 1, 2016 up to
1 Januari 2016 sampai tanggal 31 Desember December 31, 2022.
2022.

e. Berdasarkan akta perjanjian sewa menyewa e. Based on the Building Rented Agreement No.
bangunan No. 41 tanggal 22 Januari 2016 41 dated January 22, 2016 with PT Grhanis
dengan PT Grhanis Putra Propertindo, pihak Putra Propertindo, related party, the Company
berelasi, Perusahaan mengadakan perjanjian entered into a building rented agreement located
sewa menyewa bangunan di Jalan Kramat VII in Jalan Kramat VII No.1, Jakarta. The term of
No.1, Jakarta dengan masa sewa selama 84 rent is 84 months, commencing from January 1,
bulan, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2016 2016 up to December 31, 2022.
sampai tanggal 31 Desember 2022.

f. Berdasarkan akta perjanjian sewa menyewa f. Based on the Building Rented Agreement
bangunan No. 42 tanggal 22 Januari 2016 No. 42 dated January 22, 2016 with
dengan PT Grhanis Pusaka Propertindo, pihak PT Grhanis Pusaka Propertindo, related party,
berelasi, Perusahaan mengadakan perjanjian the Company entered into a building rented
sewa menyewa bangunan di Jalan Basuki agreement located in Jalan Basuki Rahmat 801,
Rahmat 801, Denpasar, Bali dengan masa Denpasar, Bali. The term of rent is 84 months,
sewa selama 84 bulan, terhitung sejak tanggal commencing from January 1, 2016 up to
1 Januari 2016 sampai tanggal 31 Desember December 31, 2022.
2022.

g. Berdasarkan akta perjanjian sewa menyewa g. Based on the Building Rented Agreement
bangunan No. 43 tanggal 22 Januari 2016 No. 43 dated January 22, 2016 with
dengan PT Grhanis Pusaka Propertindo, pihak PT Grhanis Pusaka Propertindo, related party,
berelasi, Perusahaan mengadakan perjanjian the Company entered into a building rented
sewa menyewa bangunan di Propinsi Sumatera agreement located in Propinsi Sumatera
Selatan, Kotamadya Palembang, Kecamatan Ilir Selatan, Kotamadya Palembang, Kecamatan Ilir
Timur I, Kelurahan Ario Kemuning, Palembang Timur I, Kelurahan Ario Kemuning, Palembang.
dengan masa sewa selama 84 bulan, terhitung The term of rent is 84 months, commencing from
sejak tanggal 1 Januari 2016 sampai tanggal January 1, 2016 up to December 31, 2022.
31 Desember 2022.
h. Berdasarkan akta perjanjian sewa menyewa h. Based on the Building Rented Agreement
bangunan No. 44 tanggal 22 Januari 2016 No. 44 dated January 22, 2016 with
dengan PT Grhanis Prakarsa Propertindo, pihak PT Grhanis Prakarsa Propertindo, related party,
berelasi, Perusahaan mengadakan perjanjian the Company entered into a building rented
sewa menyewa bangunan di Blok M-5 No.63 agreement located in Blok M-5 No.63 and No.65
dan No.65 Kelurahan Curug Sangereng, Kelurahan Curug Sangereng, Kecamatan
Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. The term of
dengan masa sewa selama 84 bulan, terhitung rent is 84 months, commencing from January 1,
sejak tanggal 1 Januari 2016 sampai tanggal 2016 up to December 31, 2022.
31 Desember 2022.
i. Berdasarkan akta perjanjian sewa menyewa i. Based on the Building Rented Agreement
bangunan No. 45 tanggal 22 Januari 2016 No. 45 dated January 22, 2016 with

313
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

dengan PT Grhanis Prakarsa Propertindo, pihak PT Grhanis Prakarsa Propertindo, related party,
berelasi, Perusahaan mengadakan perjanjian the Company entered into a building rented
sewa menyewa bangunan di Jalan Pabaton, agreement located in Jalan Pabaton, Kelurahan
Kelurahan Pabaton, Kecamatan Bogor Utara Pabaton, Kecamatan Bogor Utara. The term of
dengan masa sewa selama 84 bulan, terhitung rent is 84 months, commencing from January 1,
sejak tanggal 1 Januari 2016 sampai tanggal 2016 up to December 31, 2022.
31 Desember 2022.

j. Berdasarkan akta perjanjian sewa menyewa j. Based on the Building Rented Agreement
bangunan No. 46 tanggal 22 Januari 2016 No. 46 dated January 22, 2016 with
dengan PT Grhanis Permata Propertindo, pihak PT Grhanis Permata Propertindo, related party,
berelasi, Perusahaan mengadakan perjanjian the Company entered into a building rented
sewa menyewa bangunan di Jalan agreement located in Jalan Ronggowarsito RT
Ronggowarsito RT 004 RW 03, Jalan Bawean 004 RW 03, Jalan Bawean III, Jalan Bawean
III, Jalan Bawean dan Jalan Ronggowarsito 139 and Jalan Ronggowarsito 139 Kelurahan
Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kotamadya
Kotamadya Surakarta dengan masa sewa Surakarta. The term of rent is 84 months,
selama 84 bulan, terhitung sejak tanggal commencing from January 1, 2016 up to
1 Januari 2016 sampai tanggal 31 Desember December 31, 2022.
2022.

k. Berdasarkan Perjanjian Pembangunan k. Based on the Development Management and


Pengelolaan dan Penyerahan Kembali Tanah, Transfer Back Agreement for Land, Building and
Bangunan dan Fasilitas Penunjang No.18 Supporting Facilities No.18 dated June 10, 2016
tanggal 10 Juni 2016 dengan with PT Grhanis Prima Propertindo, related
PT Grhanis Prima Propertindo, pihak berelasi, party, the Company has the right to build
Perusahaan mendapatkan hak untuk mendirikan building on the land area of 746sqm, located in
bangunan di atas tanah seluas 746 m2 yang the province of Central Sulawesi, Kotamadya
terletak di Propinsi Sulawesi Tengah, Palu, Kecamatan Palu Timur, Kelurahan
Kotamadya Palu, Kecamatan Palu Timur, Besusu Tengah which later designated as office
Kelurahan Besusu Tengah yang kemudian and health business activities of the Company
diperuntukkan sebagai perkantoran dan (Build Operation Transfer Rights). As
kegiatan usaha kesehatan Perusahaan (Hak compensation for the rights to the Company, the
BOT). Sebagai kompensasi pemberian hak Company has obliged to hand over the building
kepada Perusahaan, maka Perusahaan and supporting facilities on the date of transfer of
berkewajiban mengalihkan bangunan dan the building and handing back land which is 30
fasilitas penunjang pada tanggal pengalihan days after the completion of the term of
bangunan dan penyerahan kembali tanah yaitu management contract. The term of management
30 hari sejak selesainya jangka waktu is 30 years commencing from January 2, 2016
pengelolaan. Jangka waktu pengelolaan adalah up to December 31, 2046.
30 tahun sejak 2 Januari 2016 sampai tanggal
31 Desember 2046.
l. Berdasarkan Perjanjian Pembangunan l. Based on the Development Management and
Pengelolaan dan Penyerahan Kembali Tanah, Transfer Back Agreement for Land, Building and
Bangunan dan Fasilitas Penunjang No.19 Supporting Facilities No.19 dated June 10, 2016
tanggal 10 Juni 2016 dengan with PT Grhanis Prima Propertindo, related
PT Grhanis Prima Propertindo, pihak berelasi, party, the Company has the right to build
Perusahaan mendapatkan hak untuk mendirikan building on the land area of 594 sqm located in
bangunan di atas tanah seluas 594 m2 yang Jalan Jendral S.Parman No.223F, Medan and
terletak di Jalan Jendral S.Parman No.223F, land area of 526sqm located in Jalan Jendral
Medan dan tanah seluas 526 m2 yang terletak S.Parman, Medan which later designated as
di Jalan Jendral S.Parman, Medan yang office and health business activities of the
kemudian diperuntukkan sebagai perkantoran Company (Build Operation Transfer Rights). As
dan kegiatan usaha kesehatan Perusahaan compensation for the rights to the Company, the
(Hak BOT). Sebagai kompensasi pemberian hak Company has obliged to hand over the building
kepada Perusahaan, maka Perusahaan and supporting facilities on the date of transfer of

314
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

berkewajiban mengalihkan bangunan dan the building and handing back land which is 30
fasilitas penunjang pada tanggal pengalihan days after the completion of the term of
bangunan dan penyerahan kembali tanah yaitu management contract. The term of management
30 hari sejak selesainya jangka waktu is 30 years commencing from January 2, 2016
pengelolaan. Jangka waktu pengelolaan adalah up to December 31, 2046.
30 tahun sejak 2 Januari 2016 sampai tanggal
31 Desember 2046.
m. Berdasarkan Perjanjian Kerjasama No.8 tanggal m. Based on Cooperation Agreement No. 8 dated
11 Februari 2010 dengan Dokter Erdina February 11, 2010 with Dr. Erdina Hardiono
Hardiono Djuned Pusponegoro, kedua pihak Djuned Pusponegoro, both parties cooperate to
bekerjasama mengelola Laboratorium Klinik manage Health Laboratory branch Kelapa
cabang Kelapa Gading, Jakarta Utara. Gading, North Jakarta. The Company is required
Perusahaan wajib mengelola laboratorium to manage the laboratorium with company
dengan standar Perusahaan. Sedangkan Pihak standards. While the Second Party provide
Kedua menyediakan bangunan, peralatan building, laboratory equipment, and office
laboratorium, dan inventaris kantor. Perusahaan equipment. The company gets 10% of net sales
mendapatkan 10% dari penjualan bersih as brand owners and 40% of profit after tax
sebagai pemilik merk dan 40% dari laba setelah without depreciation cost. The term of
pajak tanpa penyusutan. Jangka waktu agreement is 10 years commencing from
pengelolaan adalah 10 tahun sejak 21 December 21, 2009 up to December 20, 2019.
Desember 2009 sampai tanggal 20 Desember
2019.

32. Manajemen Risiko Keuangan 32. Financial Risk Management


a. Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan a. Financial Risk Management Policies
Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan In running its operating, investing and financing
pendanaan, Perusahaan menghadapi risiko activities, the Company faced financial risks such as
keuangan yaitu risiko kredit, risiko likuiditas dan credit risk, liquidity risk and market risk and define
risiko pasar dan mendefinisikan risiko-risiko sebagai risks as follows:
berikut:

Risiko kredit: kemungkinan bahwa pelanggan Credit risk: the possibility that the customer does
tidak membayar semua atau sebagian piutang not pay all or part of receivables or do not pay in a
atau tidak membayar secara tepat waktu dan timely manner and will lead to loss of the
akan menyebabkan kerugian Perusahaan. Company.
Risiko likuiditas: Perusahaan menetapkan risiko Liquidity risk: Liquidity risk the Company sets the
likuiditas atas kolektibilitas dari piutang usaha collectibility of accounts receivable as described
seperti yang dijelaskan di atas, sehingga above, thus have difficulty in meeting obligations
mengalami kesulitan dalam memenuhi liabilitas associated with financial liabilities
yang terkait dengan liabilitas keuangan.
Risiko pasar: pada saat ini tidak terdapat risiko Market risk: at the moment there is no market risk,
pasar, selain risiko suku bunga dan risiko nilai in addition to interest rate risk and exchange rate
tukar karena Perusahaan tidak berinvestasi di risk because the Company does not invest in
instrumen keuangan dalam aktivitas normal. financial instruments in their activity.
Dalam rangka untuk mengelola risiko tersebut In order to manage these risks effectively, the Board
secara efektif, Direksi telah menyetujui beberapa of Directors has approved several strategies for
strategi untuk pengelolaan risiko keuangan, yang financial risk management, which is in line with
sejalan dengan tujuan Perusahaan. Pedoman ini Company objectives. These guidelines set goals and
menetapkan tujuan dan tindakan yang harus diambil actions to be taken in order to manage financial risks
dalam rangka mengelola risiko keuangan yang facing the Company.
dihadapi Perusahaan.
Pedoman utama Perusahaan dari kebijakan ini The Company's main guidelines of this policy is all
adalah semua kegiatan manajemen risiko keuangan the financial risk management activities performed
dilakukan dan dipantau di kantor pusat. and monitored at the central office.

315
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Perusahaan tidak memiliki instrumen derivatif untuk The Company does not have derivative instruments
mengantisipasi risiko yang terjadi. to anticipate the risk.

Risiko Kredit Credit risk


Perusahaan mengendalikan eksposur risiko kredit Company controls credit risk exposure by defining
dengan menetapkan kebijakan risiko yang policies risk associated with the bank, the Company
berhubungan dengan bank, Perusahaan put only on the banks with a good rating. In addition,
menempatkan hanya pada bank-bank dengan the Company's policy is not to restrict the placement
predikat baik. Selain itu, kebijakan Perusahaan of funds only in one particular bank, so that the
adalah untuk tidak membatasi penempatan dana Company had cash and cash equivalents in the
hanya di satu bank tertentu, sehingga Perusahaan various financial institutions. Trade receivables do
memiliki kas dan setara kas di berbagai institusi with a trusted third party and related party.
keuangan. Piutang usaha dilakukan dengan pihak
ketiga terpercaya dan pihak berelasi.

Tabel berikut menganalisis aset keuangan The following tables analyze financial assets based
berdasarkan sisa umur jatuh temponya: on the remaining period to maturity:
30 Juni 2016/June 30, 2016
0 - 30 hari/ 31 - 60 hari/ > 60 hari/ Total
days days days
Rp Rp Rp Rp
Pinjaman yang Diberikan Loans and Receivables :
dan Piutang:
Kas dan Bank 44,884,318,563 -- -- 44,884,318,563 Cash on Hand and in Bank
Piutang Usaha - Pihak Ketiga 28,968,678,418 21,212,249,213 7,258,668,878 57,439,596,509 Accounts Receivable - Third Parties
Aset Keuangan Lancar Other Current Financial
Lainnya - Pihak Ketiga 9,388,807,560 -- -- 9,388,807,560 Asset - Third Parties
Piutang Pihak Berelasi -
Non Usaha 298,483,316 3,750,000 82,844,880 385,078,196 Due from Related Parties
Total 83,540,287,857 21,215,999,213 7,341,513,757 112,097,800,828

2015
0 - 30 hari/ 31 - 60 hari/ > 60 hari/ Total
days days days
Rp Rp Rp Rp
Pinjaman yang Diberikan Loans and Receivables :
dan Piutang:
Kas dan Bank 44,976,920,673 -- -- 44,976,920,673 Cash on Hand and in Bank
Piutang Usaha - Pihak Ketiga 36,274,250,980 27,099,807,814 15,033,567,770 78,407,626,563 Accounts Receivable - Third Parties
Aset Keuangan Lancar Other Current Financial
Lainnya - Pihak Ketiga 6,797,964,424 -- -- 6,797,964,424 Asset - Third Parties
Piutang Pihak Berelasi -
Non Usaha 174,463,230 -- 83,571,112,117 83,745,575,348 Due from Related Parties
Total 88,223,599,307 27,099,807,814 98,604,679,887 213,928,087,008

2014
0 - 30 hari/ 31 - 60 hari/ > 60 hari/ Total
days days days
Rp Rp Rp Rp
Pinjaman yang Diberikan Loans and Receivables :
dan Piutang:
Kas dan Bank 45,112,170,081 -- -- 45,112,170,081 Cash on Hand and in Bank
Piutang Usaha - Pihak Ketiga 34,288,253,053 23,187,016,668 16,998,092,433 74,473,362,154 Accounts Receivable - Third Parties
Aset Keuangan Lancar Other Current Financial
Lainnya - Pihak Ketiga 9,188,576,629 -- -- 9,188,576,629 Asset - Third Parties
Piutang Pihak Berelasi -
Non Usaha 535,220,422 76,314,666 2,045,424,165 2,656,959,253 Due from Related Parties
Total 89,124,220,185 23,263,331,334 19,043,516,598 131,431,068,117

DRAFT 316
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

2013
0 - 30 hari/ 31 - 60 hari/ > 60 hari/ Total
days days days
Rp Rp Rp Rp
Pinjaman yang Diberikan Loans and Receivables :
dan Piutang:
Kas dan Bank 34,583,531,564 -- -- 34,583,531,564 Cash on Hand and in Bank
Piutang Usaha - Pihak Ketiga 16,134,371,295 17,560,639,361 28,796,902,511 62,491,913,167 Accounts Receivable - Third Parties
Aset Keuangan Lancar Other Current Financial
Lainnya - Pihak Ketiga 9,704,677,428 -- -- 9,704,677,428 Asset - Third Parties
Piutang Pihak Berelasi -
Non Usaha 39,997,251 -- 1,627,026,900 1,667,024,151 Due from Related Parties
Total 60,462,577,538 17,560,639,361 30,423,929,411 108,447,146,310

Atas saldo yang telah jatuh tempo pada tanggal Upon to the balance which had been due on
30 Juni 2016, 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 June 30, 2016, December 31, 2015, 2014, and 2013
Perusahaan telah mencatat penurunan nilai masing- the Company has recorded an impairment
masing sebesar Rp79.401.233, Rp94.674.565 dan amounting to Rp79,401,233, Rp94.674.565 and
Rp222.596.175. Rp222,596,175.

Pada tanggal pelaporan, eksposur maksimum On the reporting date, the Company's maximum
Perusahaan terhadap risiko kredit adalah sebesar exposure to credit risk is the carrying amount of each
nilai tercatat masing-masing kategori aset financial asset category are presented in the
keuangan yang disajikan pada laporan posisi statement of financial position.
keuangan.
31 Des/ Dec 31, 31 Des/ Dec 31,
2016 2015
Rp Rp

Kas dan Bank 44,884,318,563 44,976,920,673 Cash on Hand and in Bank


Piutang Usaha - Pihak Ketiga 57,439,596,509 78,407,626,563 Accounts Receivables - Third Parties
Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga 9,388,807,560 6,797,964,424 Other Current Financial Assets - Third Parties
Piutang Pihak Berelasi - Non Usaha 385,078,196 83,745,575,348 Due From Related Parties
Total 112,097,800,828 213,928,087,008 Total

31 Des/ Dec 31, 31 Des/ Dec 31,


2014 2013
Rp Rp

Kas dan Bank 45,112,170,081 34,583,531,564 Cash on Hand and in Bank


Piutang Usaha - Pihak Ketiga 74,473,362,154 62,491,913,167 Accounts Receivables - Third Parties
Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga 9,188,576,629 9,704,677,428 Other Current Financial Assets - Third Parties
Piutang Pihak Berelasi - Non Usaha 2,656,959,253 1,667,024,151 Due From Related Parties
Total 131,431,068,117 108,447,146,310 Total

Risiko Likuiditas Liquidity Risk


Pada saat ini Perusahaan berharap dapat At this time the Company expects to pay all liabilities
membayar semua liabilitas pada saat jatuh tempo. at maturity. To meet cash commitments, the
Untuk memenuhi komitmen kas, Perusahaan Company manages liquidity risk by maintaining cash
mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kas dan and deposits for normal operation.
simpanan untuk operasi normal Perusahaan.

Tabel berikut menganalisis liabilitas keuangan yang The following table analyzes financial liabilities
diukur pada biaya perolehan diamortisasi measured at amortized cost based on the remaining
berdasarkan sisa jatuh temponya: maturity:

317
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

30 Juni 2016/June 30, 2016


Tidak Kurang Lebih dari Total
Ditentukan/ dari 1 tahun/ 1 Tahun/
Not Defined Less than 1 More than 1 Total
Year Year
Utang Bank -- 40,769,814,461 63,975,641,502 104,745,455,962 Bank Loan
Utang Usaha -- 28,662,478,323 -- 28,662,478,323 Trade Payable
Beban Akrual -- 23,233,281,891 -- 23,233,281,891 Accrued Expenses
Liabilitas Imbalan Kerja Short Term Employee Benefit
Jangka Pendek -- 2,322,436,828 -- 2,322,436,828 Liabilities
Utang Sewa Pembiayaan -- 6,476,477,700 4,785,372,913 11,261,850,613 Financial Leases Payable
Liabilitas Keuangan Other Current Financial
Jangka Pendek Lainnya -- 27,257,089,990 -- 27,257,089,990 Asset
Liabilitas Keuangan Other Non Current
Jangka Panjang Lainnya -- -- 656,666,880 656,666,880 Financial Asset
Total -- 128,721,579,192 69,417,681,295 198,139,260,487 Total

2015
Tidak Kurang Lebih dari Total
Ditentukan/ dari 1 tahun/ 1 Tahun/
Not Defined Less than 1 More than 1 Total
Year Year
Utang Bank -- 14,538,614,659 50,363,348,180 64,901,962,840 Bank Loan
Utang Usaha -- 43,060,642,051 -- 43,060,642,051 Trade Payable
Beban Akrual -- 34,709,974,520 -- 34,709,974,520 Accrued Expenses
Liabilitas Imbalan Kerja Short Term Employee Benefit
Jangka Pendek -- 1,484,616,282 -- 1,484,616,282 Liabilities
Utang Sewa Pembiayaan -- 5,316,540,529 4,785,372,913 10,101,913,442 Financial Leases Payable
Liabilitas Keuangan Other Current Financial
Jangka Pendek Lainnya -- 29,947,569,425 -- 29,947,569,425 Asset
Liabilitas Keuangan Other Non Current
Jangka Panjang Lainnya -- -- 1,423,574,730 1,423,574,730 Financial Asset
Total -- 129,057,957,467 56,572,295,823 185,630,253,290 Total

2014
Tidak Kurang Lebih dari Total
Ditentukan/ dari 1 tahun/ 1 Tahun/
Not Defined Less than 1 More than 1 Total
Year Year
Utang Bank -- 33,690,787,089 122,649,568,435 156,340,355,524 Bank Loan
Utang Usaha -- 30,715,056,247 -- 30,715,056,247 Trade Payable
Beban Akrual -- 43,925,316,753 -- 43,925,316,753 Accrued Expenses
Liabilitas Imbalan Kerja Short Term Employee Benefit
Jangka Pendek -- 537,023,326 -- 537,023,326 Liabilities
Utang Sewa Pembiayaan -- 3,581,539,935 5,963,382,670 9,544,922,605 Financial Leases Payable
Liabilitas Keuangan Other Current Financial
Jangka Pendek Lainnya -- 19,462,952,550 -- 19,462,952,550 Asset
Liabilitas Keuangan Other Non Current
Jangka Panjang Lainnya -- -- 10,955,262,702 10,955,262,702 Financial Asset
Total -- 131,912,675,900 139,568,213,807 271,480,889,707 Total

2013
Tidak Kurang Lebih dari Total
Ditentukan/ dari 1 tahun/ 1 Tahun/
Not Defined Less than 1 More than 1 Total
Year Year
Utang Bank -- 18,007,920,645 111,542,470,788 129,550,391,434 Bank Loan
Utang Usaha -- 32,456,677,369 -- 32,456,677,369 Trade Payable
Beban Akrual -- 44,204,544,923 -- 44,204,544,923 Accrued Expenses
Liabilitas Imbalan Kerja Short Term Employee Benefit
Jangka Pendek -- 213,730,747 -- 213,730,747 Liabilities
Utang Sewa Pembiayaan -- 1,583,476,629 1,147,068,180 2,730,544,809 Financial Leases Payable
Liabilitas Keuangan Other Current Financial
Jangka Pendek Lainnya -- 15,085,848,643 -- 15,085,848,643 Asset
Liabilitas Keuangan Other Non Current
Jangka Panjang Lainnya -- -- 3,945,019,229 3,945,019,229 Financial Asset
Total -- 111,552,198,956 116,634,558,197 228,186,757,154 Total

318
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Risiko Suku Bunga Interest Rate Risk


Perusahaan memiliki risiko suku bunga terutama The Company has interest rate risk mainly to the
terhadap dampak perubahan suku bunga pinjaman impact of changes in interest rates on bank loans.
bank. Perusahaan memonitor pergerakan suku Company monitor the movement of interest rates in
bunga untuk meminimalisasi dampak negatif order to minimize the negative impact on the
terhadap Perusahaan. Company.

Adapun liabilitas keuangan yang dimiliki The financial liabilities of the Company on June 30,
Perusahaan pada 30 Juni 2016 memiliki tingkat 2016 has a floating interest rate.
suku bunga mengambang.

Tabel berikut ini menunjukan sensitivitas The following table demonstrates the sensitivity to a
kemungkinan perubahan tingkat pertukaran tingkat reasonably possible change in interest rates on that
bunga pinjaman. Dengan asumsi variable lain portion of loans. With all other variables held
konstan, laba sebelum beban pajak konsolidasian constant, the consolidated income before tax
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga mengambang expenses is affected by the impact on floating rate
sebagai berikut: loans as follows:

Kenaikan (Penurunan) Dampak Terhadap


Suku Bunga Laba Sebelum Pajak/
Dalam Basis Poin/ Effect on Profit Before
Increase (Decrease) Income Tax
on Interest Rate
In Basis Points Rp

Tahun yang Berakhir: Year Ended:


30 Juni 2016 June 30, 2016
Rupiah +100 (117,880,322) Rupiah
- 100 117,880,322
Tahun yang Berakhir: Year Ended:
31 Desember 2015 December 31, 2015
Rupiah +100 (74,342,206) Rupiah
- 100 74,342,206
Tahun yang Berakhir: Year Ended:
31 Desember 2014 December 31, 2014
Rupiah +100 (176,742,252) Rupiah
- 100 176,742,252
Tahun yang Berakhir: Year Ended:
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rupiah +100 (146,740,181) Rupiah
- 100 146,740,181

Risiko Nilai Tukar Foreign Exchange Risk


Perusahaan melakukan transaksi dengan Companies conduct transactions using foreign
menggunakan mata uang asing dalam hal penjualan currency in terms of sales of services and cash held.
jasa dan kas yang dimiliki. Perusahaan tidak The Company is not exposed to the effect of
terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar exchange rate fluctuations of foreign currency
mata uang asing dikarenakan transaksi penjualan transactions due to the sale of services mostly been
jasa sebagian besar sudah menggunakan tarif using the rates in local currency. The Company
dalam mata uang Rupiah. Perusahaan mengelola manages currency risk by monitoring fluctuations in
risiko mata uang dengan memonitor fluktuasi nilai currency exchange rates continuously.
tukar mata uang secara terus menerus.

Tabel berikut ini menunjukkan sensitivitas The following table shows the sensitivity of the
kemungkinan perubahan tingkat pertukaran mata possibility of changes in exchange rates of foreign
uang asing terhadap Rupiah, dengan asumsi currencies against the Rupiah, assuming other
variabel lain konstan, dampak terhadap laba variables constant, the impact on income before
sebelum beban pajak penghasilan sebagai berikut: income tax expense as follows:

319
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

30 Juni/ June 30, 31 Des/ Dec 31,


2016 2015
Rp Rp
Dampak Terhadap Laba Sebelum Impact on Profit Before
Pajak Penghasilan Income Tax
Perubahan tingkat pertukaran Changes in Exchange Rate
terhadap Rupiah (1%) 85,454,810 82,857,647 On Rupiah (1%)
Perubahan tingkat pertukaran Changes in Exchange Rate
terhadap Rupiah (-1%) (85,454,810) (82,857,647) On Rupiah (-1%)

b. Nilai Wajar Instrumen Keuangan b. Fair Value of Financial Instruments


Nilai wajar instrumen keuangan ditentukan melalui The fair value of financial instruments is determined
analisis arus kas yang didiskonto dengan through an analysis of discounted cash flows using a
menggunakan tingkat diskonto yang setara dengan discount rate equal to the rate of return applicable to
tingkat pengembalian yang berlaku bagi instrumen financial instruments that have the same terms and
keuangan yang memiliki syarat dan periode jatuh maturity periods.
tempo yang sama.

PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 60, "Financial Instruments: Disclosures"
mensyaratkan pengungkapkan atas pengukuran requires disclosures on fair value measurements by
nilai wajar dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai level of fair value hierarchy as follows:
berikut:
(a) harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar (a) kuotasian prices (not adjusted) in active markets
aktif untuk aset atau liabilitas yang identik for identical assets or liabilities (level1),
(tingkat 1),

(b) input selain harga kuotasian yang termasuk (b) inputs other than kuotasian prices included in
dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk level 1 that are observable for the asset or liability,
aset atau liabilitas, baik secara langsung either directly (eg prices) or indirectly (eg.
(misalnya harga) atau secara tidak langsung derivation from prices) (level 2), and
(misalnya derivasi dari harga) (tingkat 2), dan
(c) input untuk aset atau liabilitas yang bukan (c) inputs for the asset or liability that are not based
berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi on observable market data (unobservable inputs)
(input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3). (level 3).

Tabel di bawah ini menggambarkan nilai tercatat The following table represents the carrying value and
dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan: fair value of financial assets and liabilities:
30 Juni 2016/June 30, 2016 2015 2014 2013
Nilai Tercatat/ Nilai Wajar/ Nilai Tercatat/ Nilai Wajar/ Nilai Tercatat/ Nilai Wajar/ Nilai Tercatat/ Nilai Wajar/
Carrying Value Fair Value Carrying Value Fair Value Carrying Value Fair Value Carrying Value Fair Value
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Aset Keuangan Financial Assets


Kas dan Setara Kas 44,884,318,563 44,884,318,563 44,976,920,673 44,976,920,673 45,112,170,081 45,112,170,081 34,583,531,564 34,583,531,564 Cash and Cash Equivalent
Piutang Usaha - Pihak Ketiga 57,439,596,509 57,439,596,509 78,407,626,563 78,407,626,563 74,473,362,154 74,473,362,154 62,491,913,167 62,491,913,167 Trade Receivable - Third Parties
Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga 9,388,807,560 9,388,807,560 6,797,964,424 6,797,964,424 9,188,576,629 9,188,576,629 9,704,677,428 9,704,677,428 Other Financial Current Asset - Third Parties
Piutang Pihak Berelasi - Non Usaha 385,078,196 385,078,196 83,745,575,348 83,745,575,348 2,656,959,253 2,656,959,253 1,667,024,151 1,667,024,151 Due from Related Parties
112,097,800,827 112,097,800,827 213,928,087,007 213,928,087,007 131,431,068,117 131,431,068,117 108,447,146,310 108,447,146,310

Liabilitas Keuangan Financial Liabilities


Utang Bank 104,745,455,962 104,745,455,962 64,901,962,840 64,901,962,840 156,340,355,524 156,340,355,524 131,092,370,491 131,092,370,491 Bank Loan
Utang Usaha 28,662,478,323 28,662,478,323 43,060,642,051 43,060,642,051 30,715,056,247 30,715,056,247 32,456,677,370 32,456,677,370 Trade Payable
Beban Akrual 23,233,281,891 23,233,281,891 34,709,974,520 34,709,974,520 43,925,316,753 43,925,316,753 44,204,544,923 44,204,544,923 Accruals
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek 2,322,436,828 2,322,436,828 1,484,616,282 1,484,616,282 537,023,326 537,023,326 213,730,747 213,730,747 Current Employee Benefit Liability
Utang Sewa Pembiayaan 11,261,850,613 11,261,850,613 10,101,913,442 10,101,913,442 9,544,922,605 9,544,922,605 2,730,544,809 2,730,544,809 Financial Leases Payable
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 27,257,089,990 27,257,089,990 29,947,569,425 29,947,569,425 19,462,952,550 19,462,952,550 15,085,848,644 15,085,848,644 Other Financial Current Liabilities
Liabilitas Keuangan Jangka Panjang Lainnya 656,666,880 656,666,880 1,423,574,730 1,423,574,730 10,955,262,702 10,955,262,702 3,945,019,229 3,945,019,229 Other Financial Non Current Liabilities
198,139,260,487 198,139,260,487 185,630,253,290 185,630,253,290 271,480,889,707 271,480,889,707 229,728,736,214 229,728,736,214

c. Manajemen Permodalan c. Capital Management


Pengelolaan modal bertujuan menjamin Capital management aims to ensure the ability of the
kemampuan kelangsungan usaha Perusahaan serta Company's business continuity and maximizing
memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham benefits for shareholders and other stakeholders.
dan pemangku kepentingan lainnya.

Secara berkala, Perusahaan menelaah dan Periodically, the Company examines and manages its
mengelola struktur permodalannya untuk capital structure to ensure its capital structure and
memastikan struktur modal dan pengembalian returns to shareholders are optimal. In an effort to
320
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

kepada pemegang saham yang optimal. Dalam maintain an optimal capital structure, the Company
usaha untuk menjaga struktur modal yang optimal, may adjust the amount of dividends paid to
Perusahaan dapat menyesuaikan jumlah dividen shareholders, issuing new shares or sell assets in
yang dibayarkan kepada pemegang saham, order to reduce high-risk assets and debts.
penerbitan saham baru atau menjual aset dalam
rangka mengurangi aset dan utang beresiko tinggi.

33. Segmen Operasi 33. Operating Segment

Pembuat keputusan dalam operasional adalah para The chief operating decision-maker of the Company
Direksi Perusahaan. Para Direksi melakukan are the directors. Directors review Companys internal
penelaahan terhadap pelaporan internal reporting in order to assess performance and allocate
Perusahaan untuk menilai kinerja dan recources. Management has determined the
mengalokasikan sumber daya. Manajemen operating segment based on this information.
menentukan operasi segmen berdasarkan informasi
ini.
Pusat : Jakarta, Bandung, Pusat Rujukan Central : Jakarta, Bandung, Pusat Rujukan
Nasional; Nasional;
Wilayah1 :S.Parman, Gatot Subroto, Pematang Region1 :S.Parman, Gatot Subroto, Pematang
Siantar, Banda Aceh, Kisaran; Siantar, Banda Aceh, Kisaran;
Wilayah2 : Pekanbaru, Batam, Padang, Region2 : Pekanbaru, Batam, Padang,
Bukittinggi, Tanjung Pinang, Jambi; Bukittinggi, Tanjung Pinang, Jambi;

Wilayah3 : Kramat, Kebayoran, Kelapa Gading, Region3 : Kramat, Kebayoran, Kelapa Gading,
Pluit, Bekasi, Kedoya, Cideng, Arteri, Pluit, Bekasi, Kedoya, Cideng, Arteri, RS.Bunda,
RS.Bunda, Pasar Minggu, Bogor, Bona Indah, Pasar Minggu, Bogor, Bona Indah, Tangerang,
Tangerang, Lampung, Palembang, Depok, Lampung, Palembang, Depok, Cilegon, Cikarang,
Cilegon, Cikarang, Sunter, Cibubur, Kampung Sunter, Cibubur, Kampung Melayu, Puri Indah,
Melayu, Puri Indah, Bintaro, Gading Serpong, Bintaro, Gading Serpong, Harapan Indah, Bumi
Harapan Indah, Bumi Serpong Damai, Pangkal Serpong Damai, Pangkal Pinang;
Pinang;
Wilayah4 : Wastukencana, Tasikmalaya, Kurdi, Region4 : Wastukencana, Tasikmalaya, Kurdi,
Cirebon, Cimahi, Buah Batu, Karawang; Cirebon, Cimahi, Buah Batu, Karawang;
Wilayah5 : Solo, Klaten, Wonogiri, Madiun, Region5 : Solo, Klaten, Wonogiri, Madiun,
Semarang, Tegal, Salatiga, Yogyakarta, Semarang, Tegal, Salatiga, Yogyakarta,
Magelang, Purwokerto, Kudus; Magelang, Purwokerto, Kudus;
Wilayah6 : Surabaya, Kediri, Undaan, Simpang Region6 : Surabaya, Kediri, Undaan, Simpang
Darmo, Jemur Sari, Sidoarjo, Denpasar, Darmo, Jemur Sari, Sidoarjo, Denpasar, Mataram,
Mataram, Malang, Kupang, Tabanan; Malang, Kupang, Tabanan;
Wilayah7 : Banjarmasin, Balikpapan, Pontianak, Region7 : Banjarmasin, Balikpapan, Pontianak,
Samarinda, Palangkaraya; Samarinda, Palangkaraya;
Wilayah8 : Makassar, Pare-pare, Palu, Region8 : Makassar, Pare-pare, Palu,
Panakukang, Manado, Gorontalo, Kendari, Panakukang, Manado, Gorontalo, Kendari,
Ternate, Kotamobagu, Ambon Ternate, Kotamobagu, Ambon

321
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

30 Juni/June 30, 2016


Pendapatan Penghasilan Penyusutan/ Beban Pajak Laba Segmen
dari Pelanggan Bunga/ Depreciation Penghasilan Dilaporkan/
Eksternal/ Interest Bersih/ Reported
Revenue from Income Income Segment
External Tax Expense Income
Customers
Rp Rp Rp Rp Rp
Pusat -- 259,941,643 4,326,723,125 (16,429,282,194) (111,344,831,759) Central
Wilayah 1 33,737,266,590 3,248,651 803,530,025 -- 7,250,138,512 Region 1
Wilayah 2 28,155,947,056 626,563 1,190,276,559 -- 1,896,993,614 Region 2
Wilayah 3 256,126,826,226 7,516,719 5,407,379,365 -- 82,297,880,958 Region 3
Wilayah 4 52,866,625,257 856,463 1,950,342,216 -- 6,686,561,735 Region 4
Wilayah 5 77,706,852,427 3,886,329 1,914,502,226 -- 21,509,524,667 Region 5
Wilayah 6 103,623,802,459 4,093,033 3,317,779,936 -- 21,511,198,685 Region 6
Wilayah 7 27,916,260,883 558,254 433,709,935 -- 6,125,990,452 Region 7
Wilayah 8 67,355,067,767 1,057,271 1,296,317,147 -- 20,121,982,164 Region 8
Childlab 1,141,031,621 24,485 19,152,007 -- (535,217,389) Childlab
Total 648,629,680,286 281,809,412 20,659,712,541 (16,429,282,194) 55,520,221,639 Total

30 Juni/June 30, 2015


Pendapatan Penghasilan Penyusutan/ Beban Pajak Laba Segmen
dari Pelanggan Bunga/ Depreciation Penghasilan Dilaporkan/
Eksternal/ Interest Bersih/ Reported
Revenue from Income Income Segment
External Tax Expense Income
Customers
Rp Rp Rp Rp Rp
Pusat -- 342,737,909 5,542,237,731 (9,567,368,250) (114,820,810,030) Central
Wilayah 1 31,763,342,052 2,123,074 804,376,722 -- 7,820,279,640 Region 1
Wilayah 2 28,335,136,752 1,158,526 996,255,237 -- 4,724,389,548 Region 2
Wilayah 3 226,567,743,917 26,400,688 4,819,929,327 -- 71,084,017,710 Region 3
Wilayah 4 49,441,917,929 1,654,777 1,589,949,034 -- 8,318,014,784 Region 4
Wilayah 5 73,895,038,820 3,758,734 1,566,543,018 -- 20,571,634,197 Region 5
Wilayah 6 94,179,068,914 7,151,912 1,637,642,539 -- 22,722,577,799 Region 6
Wilayah 7 26,032,622,750 1,357,184 527,718,468 -- 5,266,166,725 Region 7
Wilayah 8 60,207,959,335 2,587,148 1,408,850,867 -- 16,851,518,060 Region 8
Childlab 754,993,789 28,050 93,393,887 -- (825,805,931) Childlab
Total 591,177,824,257 388,958,001 18,986,896,830 (9,567,368,250) 41,711,982,502 Total

31 Desember/December 31, 2015


Pendapatan Penghasilan Penyusutan/ Beban Pajak Laba Segmen
dari Pelanggan Bunga/ Depreciation Penghasilan Dilaporkan/
Eksternal/ Interest Bersih/ Reported
Revenue from Income Income Segment
External Tax Expense Income
Customers
Rp Rp Rp Rp Rp
Pusat -- 581,881,235 18,531,359,639 (17,964,927,808) (215,775,034,940) Central
Wilayah 1 65,957,685,175 3,913,985 1,079,588,156 -- 15,643,216,239 Region 1
Wilayah 2 55,680,504,503 1,604,544 1,538,222,339 -- 7,954,636,663 Region 2
Wilayah 3 462,104,540,509 34,863,378 7,920,241,407 -- 134,688,440,776 Region 3
Wilayah 4 101,762,119,586 2,486,778 2,030,433,488 -- 13,660,095,989 Region 4
Wilayah 5 145,345,332,885 6,455,350 2,023,764,577 -- 37,684,977,080 Region 5
Wilayah 6 191,876,689,716 12,236,522 7,880,104,106 -- 41,871,095,593 Region 6
Wilayah 7 54,938,942,546 1,802,681 800,422,438 -- 12,876,201,559 Region 7
Wilayah 8 118,614,426,778 4,614,278 2,279,833,839 -- 29,947,621,854 Region 8
Childlab 1,446,980,313 48,885 133,830,795 -- (1,561,328,582) Childlab
Total 1,197,727,222,011 649,907,635 44,217,800,785 (17,964,927,808) 76,989,922,230 Total

322
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

31 Desember/December 31, 2014


Pendapatan Penghasilan Penyusutan/ Beban Pajak Laba Segmen
dari Pelanggan Bunga/ Depreciation Penghasilan Dilaporkan/
Eksternal/ Interest Bersih/ Reported
Revenue from Income Income Segment
External Tax Expense Income
Customers
Rp Rp Rp Rp Rp
Pusat -- 1,273,558,916 7,973,524,957 (21,731,491,596) (204,293,095,763) Central
Wilayah 1 59,957,783,960 4,112,053 1,258,617,594 -- 15,098,425,267 Region 1
Wilayah 2 50,680,588,277 2,272,320 1,815,459,915 -- 8,434,810,402 Region 2
Wilayah 3 428,497,685,173 35,422,339 8,302,567,257 -- 121,054,912,764 Region 3
Wilayah 4 95,519,226,512 2,389,785 2,889,000,763 -- 15,470,179,784 Region 4
Wilayah 5 130,576,776,635 5,352,651 2,996,046,643 -- 34,679,255,816 Region 5
Wilayah 6 177,276,829,292 8,573,364 2,957,362,163 -- 49,328,026,726 Region 6
Wilayah 7 50,643,932,908 2,729,901 1,119,068,445 -- 11,632,697,673 Region 7
Wilayah 8 106,244,632,479 4,194,595 2,706,389,211 -- 26,057,050,942 Region 8
Childlab 1,646,257,377 51,434 185,694,511 -- (1,175,148,530) Childlab
Total 1,101,043,712,612 1,338,657,358 32,203,731,458 (21,731,491,596) 76,287,115,081 Total

31 Desember/December 31, 2013


Pendapatan Penghasilan Penyusutan/ Beban Pajak Laba Segmen
dari Pelanggan Bunga/ Depreciation Penghasilan Dilaporkan/
Eksternal/ Interest Bersih/ Reported
Revenue from Income Income Segment
External Tax Expense Income
Customers
Rp Rp Rp Rp Rp
Pusat -- 259,337,220 6,080,058,619 (27,772,078,599) (181,016,351,447) Central
Wilayah 1 51,047,639,494 3,471,591 1,033,707,612 -- 12,281,257,208 Region 1
Wilayah 2 46,998,292,311 1,912,659 1,786,318,551 -- 9,401,526,781 Region 2
Wilayah 3 376,501,112,266 15,471,940 6,684,870,006 -- 109,312,824,512 Region 3
Wilayah 4 87,129,459,063 2,443,996 2,574,034,076 -- 16,060,246,925 Region 4
Wilayah 5 120,461,602,265 10,046,391 2,893,506,525 -- 32,684,967,361 Region 5
Wilayah 6 166,572,767,083 9,320,880 2,636,167,049 -- 46,700,519,052 Region 6
Wilayah 7 46,717,130,345 1,949,152 1,118,362,306 -- 12,027,200,941 Region 7
Wilayah 8 101,434,897,302 3,450,064 2,062,293,142 -- 30,634,853,524 Region 8
Childlab 1,123,799,949 45,556 123,182,275 -- (526,124,518) Childlab
Total 997,986,700,079 307,449,449 26,992,500,162 (27,772,078,599) 87,560,920,338 Total

31 Desember/December 31,
30 Juni/June 30, 2016 2015 2014 2013
Aset Segmen Liabilitas Aset Segmen Liabilitas Aset Segmen Liabilitas Aset Segmen Liabilitas
Dilaporkan/ Segmen Dilaporkan/ Segmen Dilaporkan/ Segmen Dilaporkan/ Segmen
Reported Dilaporkan/ Reported Dilaporkan/ Reported Dilaporkan/ Reported Dilaporkan/
Segment Assets Reported Segment Assets Reported Segment Assets Reported Segment Assets Reported
Segment Liabilities Segment Liabilities Segment Liabilities Segment Liabilities
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pusat 144,985,453,656 495,486,841,151 212,870,137,910 407,144,950,103 338,029,418,270 423,816,607,684 186,088,671,086 391,361,800,437 Central
Wilayah 1 19,440,516,147 2,399,549,866 20,057,343,607 1,980,414,737 23,253,397,470 1,506,095,741 21,103,236,719 1,617,074,180 Region 1
Wilayah 2 23,850,999,691 1,802,782,061 23,147,836,724 1,031,463,490 22,235,908,336 1,264,720,290 21,288,098,971 1,570,260,204 Region 2
Wilayah 3 170,597,675,335 12,644,844,943 165,093,217,733 18,504,799,467 33,017,057,019 33,026,558,319 128,046,604,549 9,089,022,028 Region 3
Wilayah 4 33,975,989,295 3,397,631,962 29,182,915,397 3,114,308,892 5,609,548,410 5,666,447,310 24,953,805,834 1,952,252,891 Region 4
Wilayah 5 38,141,815,925 5,661,259,284 34,620,004,540 5,991,683,220 39,463,546,747 4,505,726,527 29,759,719,904 4,726,114,307 Region 5
Wilayah 6 109,792,859,685 7,621,895,972 49,115,870,853 6,557,497,497 122,003,048,129 2,930,013,278 62,331,174,029 3,611,075,968 Region 6
Wilayah 7 10,790,458,522 1,662,750,371 12,551,089,121 2,554,099,158 12,167,856,325 1,833,336,776 14,896,595,711 4,060,852,810 Region 7
Wilayah 8 36,631,449,012 3,972,499,259 30,708,120,794 4,571,041,500 40,590,386,621 3,430,810,096 35,512,171,407 3,555,521,302 Region 8
Childlab 121,526,164 62,677,081 519,491,969 88,415,298 471,768,100 471,768,100 666,684,888 70,365,322 Childlab
Total 588,328,743,432 534,712,731,950 577,866,028,649 451,538,673,362 636,841,935,427 478,452,084,121 524,646,763,098 421,614,339,449 Total

Rekonsiliasi segmen pendapatan, laba bersih, aset Reconciliation of segment revenue, net income,
dan liabilitas: asset, and liabilities:
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Pendapatan Revenues
Total Pendapatan untuk Laporan Segmen 648,629,680,286 591,177,824,257 1,197,727,222,011 1,101,043,712,612 997,986,700,079 Total Income for Segment Report
Eliminasi Pendapatan antar Segmen -- -- -- -- -- Elimination of Inter-segment Revenue
Total Pendapatan 648,629,680,286 591,177,824,257 1,197,727,222,012 1,080,648,826,972 985,874,337,177 Total Revenues
Laba Tahun Berjalan Income for The Year
Laba Segmen Dilaporkan 55,520,221,639 41,711,982,502 76,989,922,230 76,287,115,081 87,560,920,338 Reported Segment Income
Eliminasi -- -- -- -- -- Elimination
Total Laba Tahun Berjalan 55,520,221,639 41,711,982,502 76,989,922,230 76,287,115,081 87,560,920,338 Total Income for The Year

323
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp
Aset Assets
Aset Segmen Dilaporkan 582,883,890,027 577,866,028,649 636,841,935,427 524,646,763,098 Reported Segment Assets
Jumlah yang Tidak Dapat Dialokasikan -- -- -- Unallocated Amount
Eliminasi Aset Antar Segmen -- (2,510,520,352) (11,008,510,119) Elimination of Inter-segment Assets
Total Aset 590,707,485,028 577,866,028,648 634,331,415,075 513,638,252,979 Total Assets
Liabilitas Liabilities
Liabilitas Segmen Dilaporkan 534,712,731,950 451,538,673,362 478,452,084,121 421,614,339,449 Reported Segment Liabilities
Jumlah yang Tidak Dapat Dialokasikan -- -- -- -- Unallocated Amount
Eliminasi Liabilitas Antar Segmen -- -- 21,625,255,771 3,700,206,391 Elimination of Inter-segment Liabilties
Total Liabilitas 534,712,731,951 451,538,673,362 500,077,339,892 425,314,545,840 Total Liabilities

34. Transaksi Non Kas 34. Non-Cash Transactions

30 Juni/ June 30, 31 Desember/December 31,


2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp
Aktivitas yang Tidak Mempengaruhi Activities Not Affecting Cash Flows
Arus Kas
Penjualan Aset Tetap yang Masih dalam Disposal of Fixed Asset Still in
Piutang Pihak Berelasi -- 82,255,176,370 -- -- Due from Related Parties
Dividen Tunai yang Masih Terutang 18,000,000,000 -- -- -- Cash Dividend Has not Been Paid Yet

35. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan 35. Events After Reporting Period

a. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat a. Based on the minutes of meeting the amendment
Perubahan Anggaran Dasar PT Prodia of the Companys article Deed No. 83 dated
Widyahusada No. 83 tanggal 29 Juni 2016 yang June 29,2016 by Jose Dima Satria, SH, M.Kn,
dibuat dihadapan Jose Dima Satria, SH, M.Kn, Notary in Jakarta, the shareholders decided
notaris di Jakarta, para pemegang saham telah and agreed among others:
memutuskan dan menyetujui yang meliputi
antara lain:
1. Mengubah status perusahaan tertutup 1. Change of private company status to a
menjadi perusahaan terbuka, sehingga public company, and change the name of
mengubah nama Perusahaan menjadi the Company become PT Prodia
PT Prodia Widyahusada Tbk; Widyahusada Tbk;
2. Pengubahan seluruh Anggaran Dasar 2. Change the Companys Articles of
Perusahaan sesuai dengan peraturan Association entirely to comply with capital
perundang-undangan di bidang Pasar Modal; market regulation.
3. Mengubah nilai nominal saham dari sebesar
Rp1.000.000 menjadi Rp100; 3. Change the par value of shares from
4. Mengeluarkan saham baru dalam simpanan Rp1000,000 to Rp 100;
Perusahaan sebanyak-banyaknya 20% 4. Issuance of new share from treasury at a
saham dari modal dasar melalui Penawaran maximum of 20% from authorized capital
Umum saham kepada masyarakat. through the public offering of shares;
5. Memberi kuasa kepada Direksi Perusahaan
untuk melaksanakan segala tindakan yang 5. Provide the Companys Director with the
diperlukan sehubungan dengan Penawaran authorization for performing any necessary
Umum Saham. action in relation to initial public offering
6. Memberhentikan dengan hormat anggota (IPO);
Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan 6. Respectively discharge the Companys
dan mengangkat anggota Direksi dan Dewan Board Commissioners and Directors, and
Komisaris Perusahaan yang baru dengan appoint the new Board of Commisioners and
susunan sebagai berikut: Directors as follows:
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Komisaris Utama Drs. Andi Wijaya, MBA President Commissioner
Komisaris Drs. Gunawan Prawiro Soeharto Commissioner
Komisaris Dra. Endang Wahjuningtyas Hoyaranda Commissioner
Komisaris Independen Scott Andrew Merrillees Independent Commissioner
Komisaris Independen Jos Luhukay Independent Commissioner
324
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

Direksi Directors
Direktur Utama Dr. Dewi Muliaty, M.Si President Director
Direktur Liana Kuswandi, SE, M.Fin Director
Direktur Dr. Indriyanti Rafi Sukmawati, M.Si Director
Direktur Andri Hidayat, M.Si Director
Direktur Independen Dra. Tetty Hendrawati, M.Kes Independent Director

7. Menyetujui pelaksanaan program Employee 7. Approved the implementation of the program


Stock Allocation (ESA) dan program Employee Stock Allocation (ESA) and the
Management and Employee Stock Option program Management and Employee Stock
Plan (MESOP). Menyetujui alokasi 2% saham Option Plan (Programme). Approved the
yang ditawarkan yang merukapan saham allocation of 2% of the shares offered were
baru dalam rangka program ESA. Menyetujui new shares in the framework of ESA
alokasi 1,5% saham dari total modal programs. Approved the allocation of a 1.5%
ditempatkan dan disetor penuh dalam rangka share of the total issued and paid-up capital
program MESOP. in order MESOP program.

Perubahan anggaran dasar ini telah mendapat This amendment has been approved by the
persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Minister of Law and Human Rights Republic of
Manusia Republik Indonesia No. AHU- Indonesia No. AHU-0087910.AH.01.11 Tahun
0087910.AH.01.11 Tahun 2016 tanggal 28 Juli 2016 dated July 28, 2016.
2016.

Dampak penambahan jumlah saham melalui Impact of increasing the number of shares
pemecahan nominal saham pada tahun 2016 through the split nominal share in 2016 was
dilakukan tanpa menghasilkan penerimaan kas done without generating cash receipts (Note
(Catatan 35.a.3), maka penambahan jumlah 35.a.3), the additional number of shares is
saham ini diperlakukan seolah-olah telah terjadi treated as if it had occurred prior to the
sebelum awal 2013, periode paling awal yang beginning of 2013, the earliest period reported.
dilaporkan. Oleh karena itu perhitungan laba per As consequence the calculation earnings per
saham dasar setelah pemecahan saham menjadi shares after the split shares became as follows:
sebagai berikut:
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Laba Periode Berjalan Income For The Year
(dalam Rupiah Penuh) 39,090,939,445 32,144,614,252 59,024,994,422 58,560,231,455 61,590,631,713 (in Full Rupiah)
Jumlah Saham Beredar 75,000 75,000 75,000 75,000 18,000 Outstanding Shares
Rata-rata Tertimbang Weighted Average Shares
Jumlah Saham yang Beredar 75,000 75,000 75,000 56,000 18,000 Outstanding
Setelah Pemecahan Saham: After Stock Split:
Rata-rata Tertimbang Weighted Average Shares
Jumlah Saham yang Beredar 750,000,000 750,000,000 750,000,000 560,000,000 180,000,000 Outstanding
Laba Per Saham Dasar Earnings Per Shares
(dalam Rupiah Penuh) 52.12 42.86 78.70 104.57 342.17 (in Full Rupiah)

b. Berdasarkan surat dari PT Bank Danamon Tbk b. According to the letter of PT Bank Danamon
No. 0272/CBD/0716 tanggal 27 Juli 2016 , Bank Tbk No. 0272/CBD/0716 dated July 27, 2016,
telah memberikan persetujuan perubahan Bank agreed to change the Companys articles
anggaran dasar, permodalan, susunan pengurus of association, capital, the composition of
dan pemegang saham Perusahaan dalam management and shareholders in term of IPO
rangka penawaran umum saham perdana (IPO) and declare and distribute dividend shares.
serta mengumumkan dan membagikan dividen
saham Perusahaan.

c. Berdasarkan surat dari PT Bank Central Asia Tbk c. According to the letter of PT Bank Central Asia
No. 1488/SLK-KOM/2016 tanggal 21 Juli 2016 Tbk No. 1488/SLK-KOM/2016 dated July 21,
Bank telah memberikan persetujuan perubahan 2016 Bank agreed to:
status Perseroan menjadi Terbuka (Tbk) dengan approve the change of status of the Company
ketentuan: into Public company with the following
provisions:

325
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

- menyerahkan akta perubahan anggaran dasar, - Submit the deed of amendment of the
perubahan pemegang saham, dan perubahan articles of association, changes of
susunan pengurus paling lambat 14 hari shareholders, and the reshuffling of the
setelah Initial Public Offering (IPO). board no later than 14 days after the Initial
Public Offering (IPO).
- apabila terjadi perubahan kepemilikan saham - In the event of changes in the Company's
Perusahaan menjadi kurang dari 51% maka ownership to less than 51%, it shall request
wajib meminta persetujuan Bank approval from Bank
- melaporkan rencana listing / IPO di bursa ke - Report the plan for listing / IPO in the stock
Bank dalam bentuk tertulis beserta dokumen exchange to the Bank in written form along
pendukung paling lambat 1 bulan sebelum with supporting documents no later than
tanggal efektif. 1 month prior to the effective date.

d. Berdasarkan surat PT Bank Pan Indonesia Tbk, d. According to the letter of PT Bank Pan Indonesia
No. 289/JAE/EXT/16 tanggal 30 Juni 2016, para Tbk, No. 289/JAE/EXT/16 dated June 30, 2016,
kreditur mayoritas telah memberikan persetujuan the majority creditors agreed to change the
perubahan anggaran dasar, permodalan, Companys articles of association, capital, the
susunan pengurus dan pemegang saham composition of management and shareholders
Perusahaan dalam rangka penawaran umum in related to IPO and restrict dividend
saham perdana (IPO) serta pembatasan distribution unless the Company has become
pembayaran dividen kecuali Perusahaan telah public company and its loan obligation has been
menjadi perusahaan terbuka dan seluruh well comply.
kewajiban kredit telah dipenuhi dengan baik.

e. Berdasarkan Surat PT Bank Danamon Indonesia e. According to the letter of PT Bank Danamon
Tbk, No. 0299/CBD/0916 tanggal 2 September Indonesia Tbk, No 0299/CBD/0916 dated
2016, Bank Danamon telah memberikan September 2, 2016, Bank Danamon agreed to
persetujuan penghapusan klausula dalam waive the clause under the credit aggrement
Perjanjian Kredit yang melarang mengubah which prohibits alter the Companys articles of
Anggaran Dasar atau mengizinkan adanya association or permit any change in the
perubahan susunan Direksi, Dewan Komisaris, composition of the Board of Directors, Board of
ataupun pemegang saham Perusahaan tanpa Commissioners, or shareholders of the
persetujuan tertulis dari Bank Danamon yang Company without the consent of Bank Danamon
dirubah dengan : is amended:
- Perusahaan diperbolehkan untuk mengubah - The Company is permitted to amend the
Anggaran Dasar dengan pemberitahuan Articles of Association by written notice in
tertulis terlebih dahulu kepada Bank advance to Bank Danamon
Danamon
- Perusahaan diperbolehkan untuk mengubah - Companies are allowed to change the
susunan Direksi dan Komisaris dengan composition of the Board of Directors and
pemberitahuan terlebih dahulu kepada Bank Commissioners with advance notice to the Bank
Danamon
- Perusahaan diperkenankan melakukan - The Company may make changes to the
perubahan susunan pemegang saham tanpa composition of shareholders without prior notice
melakukan pemberitahuan terlebih dahulu to the Bank in terms of changes in shareholder
kepada Bank Danamon dalam hal structure is stated in the Deed of Amendment of
perubahan susunan pemegang saham Articles of Association / Deed Meeting of the
tersebut tercantum dalam Akta Perubahan Company which has the status of a Public
Anggaran Dasar/ Akta Keputusan Rapat Company
Perusahaan yang telah berstatus Perseroan
Terbuka
- Perusahaan diperbolehkan untuk melakukan - Companies are allowed to distribute dividend
pembagian dividen saham dengan shares with advance notice to the Bank
pemberitahuan terlebih dahulu kepada Bank
Danamon

326
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

f. Berdasarkan Surat PT Bank Pan Indonesia Tbk, f. According to the letter of PT Bank Pan Indonesia
No 375/JAE/EXT/16 tanggal 8 September 2016, Tbk, No. 375/JAE/EXT/16 dated September 8,
Bank Panin telah memberikan persetujuan untuk : 2016, the Bank agreed to change :
- Mengubah anggaran dasar Perseroan - Change the articles of association of the
Company
- Mengubah status Perseroan dari tertutup - Change the status of the Company from
menjadi Terbuka (Tbk) closed to open (Tbk)
- Mengubah susunan Direksi dan Komisaris - Changing the composition of the Board of
Perseroan Directors and Commissioners
- Mengubah susunan pemegang saham - Changing the Company's shareholders
Perseroan
Setiap Perubahan anggaran dasar Perseroan, Each amendment of the Company, the turn of the
pergantian Pengurus atau pemegang saham Board or shareholder shall notify in writing Panin
wajib memberitahukan kepada Bank Panin Bank, and the deed was passed Kemenkumham
secara tertulis, dan akta yang sudah disahkan should be attached to the Panin Bank no later
Kemenkumham wajib dilampirkan kepada Bank than 3 months after enactment.
Panin paling lambat 3 bulan setelah disahkan.

g. Berdasarkan Surat Permohonan Pencabutan atas g. Based on the Application for Revocation on
Permohonan dan/atau Pengajuan Upaya Hukum Request and/or Filing Law Action
No. 09/DIRKEU/e/IX/2016 tanggal 22 September No.09/DIRKEU/ e/IX / 2016 dated September
2016, Perusahaan membatalkan Surat 22, 2016, the Company canceled the
Permohonan Peninjauan Kembali atas Putusan Application for Reconsideration on Tax Court
Pengadilan Pajak No.56040/PP/M.XVIB/15/2014. Decision No.56040/ PP/ M.XVIB/ 15/ 2014.

36. Reklasifikasi Akun 36. Accounts Reclassification


Beberapa akun dalam laporan keuangan tahun Certain accounts in the financial statements for
2015 telah direklasifikasi untuk menyesuaikan 2015 have been reclassified to conform with the
dengan laporan keuangan periode 6 bulan yang financial statements for the period of 6 months
berakhir 30 Juni 2016 agar dapat diperbandingkan. ended June 30, 2016 in order to be comparable.

31 December/ December 31, 2015


Sebelum Sesudah
Reklasifikasi/ Reklasifikasi/
Before After Reclassification
Reclassification
Rp Rp
LAPORAN LABA RUGI STATEMENT OF PROFIT OR LOSS
Beban Usaha (623,398,942,080) (606,548,942,080) Operating Expenses
Beban Lainnya (1,658,409,496) (18,508,409,496) Other Expenses

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS


Biaya Dibayar di Muka 37,477,120,491 35,701,498,668 Prepaid Expenses
Aset Non Keuangan Tidak Lancar Lainnya -- 1,775,621,823 Other Non-Current Non-Financial Assets

37. Informasi Tambahan 37. Suplementary Information

Laporan keuangan tahun 2013 dan 2014 The financial statements for the year 2014 and 2013
merupakan laporan keuangan konsolidasian. Pada are consolidated financial statements. In 2015, the
tahun 2015, Perusahaan melepas seluruh investasi Company has disposed of all investments in shares
saham di entitas anak (Catatan 1.c). of subsidiaries (Note 1.c).

Untuk tujuan analisis dan perbandingan, For analysis and comparison purposes, the Company
Perusahaan menyajikan informasi tambahan berupa presents supplementary information compise financial
informasi keuangan entitas induk saja pada tahun information of parent entity for the year 2013 and
2013 dan 2014 yang dibandingkan dengan informasi 2014, which compared to financial information for the

327
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

keuangan tahun 2015 dan periode enam bulan yang year 2015 and for the six-month periods ended
berakhir pada 30 Juni 2016 dan 2015 dalam June 30, 2016 and 2015 in Appendix.
Lampiran.

Informasi keuangan Perusahaan dalam Lampiran The financial information of the Company in such
tersebut terdiri dari laporan posisi keuangan, Appendix, which comprises the statements of
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif financial position, statements of profit or loss and
lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus other comprehensive income, statements of changes
kas, serta pengungkapan lainnya, bukan merupakan equity and statements of cash flows, and other
bagian dari laporan keuangan yang diharuskan disclosures, is not a required part of the financial
menurut Standar Akuntasi Keuangan di Indonesia. statements under Indonesian Financial Accounting
Informasi keuangan dihasilkan dari dan berkaitan Standards. The financial information was derived
secara langsung dengan catatan akuntansi dan from and relates directly to the underlying accounting
catatan lainnya yang mendasarinya yang digunakan and other records used to prepare the financial
untuk menyusun laporan keuangan. statements.

38. Penerbitan Kembali Laporan Keuangan 38. Reissuance of Financial Statement

Dalam rangka Penawaran Umum Saham, In connection with the Companys public offering, the
Perusahaan telah menerbitkan kembali laporan Company has reissued the financial statements for
keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 30 the years ended June 30, 2016, December 31, 2015,
Juni 2016, 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 2014 and 2013 with several changes in presentation
dengan beberapa tambahan penyajian dan and additional disclosures in Note 1.a, 1.b, 2.x, 3, 9,
tambahan pengungkapan pada Catatan 1.a, 1.b, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 21, 25, 29, 30, 31, 32
2.x, 3, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 21, 25, 29, and 35 on previous financial statements.
30, 31, 32 dan 35 atas laporan keuangan terdahulu.

39. Standar dan Interpretasi yang Berlaku 39. Standards and Interpretations Which
Efektif pada Tahun 2016 Become Effective in 2016

Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif Amendments to standards and interpretations
untuk periode yang dimulai pada atau setelah effective for periods beginning on or after January
1 Januari 2017, dengan penerapan dini 1, 2017, with earlier application permitted namely
diperkenankan yaitu amandemen PSAK No. 1: amendment PSAK No. 1: Presentation of Financial
Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Statements of Disclosure Initiative and ISAK 31:
Pengungkapan dan ISAK No. 31: Interpretasi atas Interpretation of the Scope of PSAK 13:
Ruang Lingkup PSAK No. 13: Properti Investasi. Investment Property.

Standar dan amandemen standar berikut efektif The following standards and amendments to
untuk periode yang dimulai pada atau setelah standards effective for periods beginning on or after
tanggal 1 Januari 2018, dengan penerapan dini January 1, 2018, with earlier application permitted,
diperkenankan yaitu PSAK No. 69: Agrikultur dan namely PSAK No. 69: Agriculture and amendments
amandemen PSAK No. 16: Aset Tetap tentang to PSAK No. 16: Property and Equipment on
Agrikultur: Tanaman Produktif. Agriculture: Plant Productive.

Hingga tanggal laporan keuangan ini diotorisasi, Until the date of the financial statements being
Perusahaan masih melakukan evaluasi atas authorized, the Company is still evaluating the
dampak potensial dari penerapan standar baru, potential impact of the adoption of new standards,
amandemen standar dan interpretasi standar amendment to standards and interpretation of the
tersebut. standards.

328
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) NOTES TO FINANCIAL STATEMENT (Continued)
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For The Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

40. Tanggung Jawab Manajemen 40. Management Responsibility on Financial


atas Laporan Keuangan Statements

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas The Company's management is responsible for the
penyusunan laporan keuangan yang diotorisasi preparation of financial statements were authorized
untuk diterbitkan pada tanggal 6 Oktober 2016. for issue on the date October 6, 2016.

329
Lampiran Appendix
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
Informasi TambahanLaporan Keuangan Supplementary InformationFinancial Statements
LAPORAN POSISI KEUANGAN STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
Per 30 Juni 2016, dan 31 Desember 2015, As of June 30, 2016, and December 31, 2015,
2014 dan 2013 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


2016 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp
ASET LANCAR CURRENT ASSETS
Kas dan Bank 44,884,318,563 44,976,920,673 42,555,506,965 33,044,847,909 Cash on Hand and in Banks
Piutang Usaha Accounts Receivable
Pihak Berelasi -- -- 15,708,240,986 Related Parties
Pihak Ketiga 57,439,596,509 78,407,626,563 69,081,126,989 57,417,520,271 Third Parties
Aset Keuangan Lancar Lainnya 9,388,807,560 6,797,964,424 9,726,481,542 9,699,751,527 Other Current Financial Assets
Persediaan 30,033,621,215 25,785,616,043 15,376,811,592 12,599,719,341 Inventories
Uang Muka 19,161,241,323 16,756,097,274 10,409,442,011 21,091,733,857 Advances
Pajak Dibayar di Muka -- 2,378,741,596 2,378,741,596 2,378,741,596 Prepaid Taxes
Biaya Dibayar di Muka 28,242,431,867 20,933,364,528 20,537,116,352 15,851,635,307 Prepaid Expenses
Aset Non Keuangan Lancar Lainnya 727,400,000 -- -- -- Other Current Non-Financial Assets
Total Aset Lancar 189,877,417,037 196,036,331,102 170,065,227,048 167,792,190,793 Total Current Assets
ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS
Biaya Dibayar di Muka 99,701,294,462 35,701,498,668 24,468,738,942 22,640,507,942 Prepaid Expenses
Aset Pajak Tangguhan 79,537,438,289 60,800,714,387 51,714,918,945 41,807,328,291 Deferred Tax Asset
Piutang Pihak Berelasi - Non Usaha 385,078,196 83,745,575,348 22,615,575,060 13,029,841,689 Due from Related Parties
Investasi Saham pada Entitas Anak -- -- 32,219,025,000 29,756,697,706 Investment in Shares of Subsidiaries
Aset Tetap 214,602,936,705 196,284,269,448 332,090,732,219 240,789,283,992 Fixed Asset
Aset Takberwujud 2,867,432,107 3,522,017,873 3,494,578,213 5,763,195,911 Intangible Assets
Aset Non Keuangan Tidak Lancar Lainnya 1,357,146,636 1,775,621,823 173,140,000 3,067,716,772 Other Non-Current Non-Financial Assets
Total Aset Tidak Lancar 398,451,326,395 381,829,697,547 466,776,708,379 356,854,572,304 Total Non-Current Assets
TOTAL ASET 588,328,743,432 577,866,028,648 636,841,935,426 524,646,763,096 TOTAL ASSETS

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY


LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES
Utang Bank Jangka Pendek 3,635,423,874 1,000,000,000 3,250,000,000 3,250,000,000 Short-Term Bank Loans
Utang Usaha Accounts Payable
Pihak Berelasi 427,402,390 701,250,478 144,279,416 580,947,907 Related Parties
Pihak Ketiga 28,235,075,933 42,359,391,573 28,775,613,339 31,411,594,652 Third Parties
Utang Pajak 12,986,708,151 14,989,044,356 13,068,086,243 22,073,607,252 Taxes Payable
Beban Akrual 23,233,281,891 34,709,974,520 38,540,620,108 42,649,175,217 Accrued Expenses
Liabilitas Imbalan Kerja Short-Term Employees' Benefits
Jangka Pendek 2,322,436,828 1,484,616,282 520,701,026 35,877,100 Liabilities
Pendapatan Diterima Dimuka 526,883,003 1,048,915,408 674,158,960 822,264,880 Customers' Deposits
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Other Current Financial Liabilities
Pihak Berelasi 18,392,227,663 510,757,964 115,517,358 276,682,252 Related Parties
Pihak Ketiga 8,864,862,328 29,436,811,461 17,818,590,107 15,373,710,480 Third Parties
Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Long-Term Liabilities that
Tempo dalam Satu Tahun Mature within One Year:
Utang Bank 37,134,390,587 13,538,614,659 27,907,093,090 14,583,797,037 Bank Loans
Sewa Pembiayaan 6,476,477,700 5,316,540,529 3,581,539,935 1,583,476,629 Financial Lease
Total Liabilitas Jangka Pendek 142,235,170,347 145,095,917,231 134,396,199,580 132,641,133,406 Total Current Liabilities
LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITIES
Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Long-Term Liabilities that Has Been
Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun: Deducted with Current Maturity:
Utang Bank 63,975,641,502 50,363,348,180 121,747,793,859 111,542,470,788 Bank Loans
Sewa Pembiayaan 4,785,372,913 4,785,372,913 5,963,382,670 1,147,068,180 Financial Lease
Liabilitas Keuangan Jangka Panjang Lainnya Other Non Current Financial Liabilities
Pihak Berelasi -- 766,807,849 766,807,849 766,807,849 Related Parties
Pihak Ketiga 656,666,880 656,766,880 3,857,173,855 3,197,136,916 Third Parties
Liabilitas Imbalan Kerja Long-Term Employees' Benefits
Jangka Panjang 323,059,880,309 249,870,460,309 211,720,726,309 172,319,722,309 Liabilities
Total Liabilitas Jangka Panjang 392,477,561,604 306,442,756,131 344,055,884,541 288,973,206,042 Total Non Current Liabilities
TOTAL LIABILITAS 534,712,731,951 451,538,673,362 478,452,084,121 421,614,339,449 TOTAL LIABILITIES

EKUITAS EQUITY
Modal Saham - Nilai Nominal Capital Stock - Par Value
Rp 1.000.000 per Saham Rp 1.000.000 per Share
Modal Dasar - 75.000 Saham Authorized - 75,000 Shares
Modal Ditempatkan dan Issued and
Disetor Penuh - 75.000 Saham Fully Paid -75,000 Shares
(2013: 18.000 Saham) 75,000,000,000 75,000,000,000 75,000,000,000 18,000,000,000 (2013: 18,000 Shares)
Tambahan Modal Disetor 25,370,362,828 25,370,362,828 -- -- Additional Paid in Capital
Penghasilan Komprehensif Lain (95,882,269,500) (59,079,986,250) (66,558,616,500) (56,197,758,000) Other Comprehensive Income
Saldo Laba 49,127,918,153 85,036,978,708 149,948,467,806 141,230,181,648 Retained Earnings
TOTAL EKUITAS 53,616,011,481 126,327,355,286 158,389,851,306 103,032,423,648 TOTAL EQUITY

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 588,328,743,432 577,866,028,648 636,841,935,426 524,646,763,096 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

330
Lampiran Appendix
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
Informasi TambahanLaporan Keuangan Supplementary InformationFinancial Statements
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS AND OTHER
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada COMPREHENSIVE INCOME
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan For The Six-Month Periods Ended
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 For the Years Ended
(Dalam Rupiah Penuh) December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp

PENDAPATAN - BERSIH 648,629,680,286 591,177,824,257 1,197,727,222,012 1,080,648,826,972 985,874,337,177 REVENUES - NET

BEBAN POKOK PENDAPATAN COST OF REVENUES


Beban Pokok Langsung 223,773,626,187 207,081,431,550 429,160,181,055 381,613,442,710 336,620,719,553 Direct Cost of Revenues
Beban Pokok Tidak Langsung 45,157,618,935 41,143,755,493 82,033,507,048 72,300,062,955 47,065,195,858 Indirect Cost of Revenues
Total Beban Pokok Pendapatan 268,931,245,122 248,225,187,043 511,193,688,103 453,913,505,665 383,685,915,411 Total Cost of Revenues

LABA KOTOR 379,698,435,164 342,952,637,214 686,533,533,909 626,735,321,308 602,188,421,765 GROSS PROFIT

Beban Usaha (325,783,601,016) (300,369,612,230) (606,548,942,080) (539,306,051,540) (500,581,598,211) Operating Expense


Pendapatan Lainnya 6,946,557,603 12,313,295,554 35,465,401,174 16,531,863,174 5,071,441,073 Other Income
Beban Lainnya (1,666,797,621) (2,165,754,712) (18,508,409,495) (1,523,896,922) (3,189,534,462) Other Expenses

LABA USAHA 59,194,594,132 52,730,565,826 96,941,583,507 102,437,236,020 103,488,730,166 OPERATING INCOME

Beban Keuangan - Bersih (3,674,372,493) (9,584,704,015) (18,517,781,968) (13,987,458,266) (6,085,931,273) Financial Cost - Net

LABA SEBELUM PAJAK 55,520,221,639 43,145,861,811 78,423,801,539 88,449,777,754 97,402,798,893 INCOME BEFORE TAX

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN INCOME TAX BENEFIT (EXPENSES)


Pajak Kini (22,898,578,346) (20,199,761,500) (29,543,600,000) (28,185,462,750) (27,561,259,000) Current Tax
Pajak Tangguhan 6,469,296,152 10,632,393,250 11,578,672,192 6,453,971,154 (210,819,599) Deferred Tax
Total Beban Pajak Penghasilan (16,429,282,194) (9,567,368,250) (17,964,927,808) (21,731,491,596) (27,772,078,599) Total Income Tax Expenses

LABA TAHUN BERJALAN 39,090,939,445 33,578,493,561 60,458,873,731 66,718,286,158 69,630,720,294 INCOME FOR THE YEAR

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN OTHER COMPREHENSIVE INCOME


Pengukuran Kembali atas Remeasurement on
Program Imbalan Kerja (49,069,711,000) (12,057,118,000) 9,971,507,000 (13,814,478,000) 37,566,104,000 Employee Benefits Program
Pajak Penghasilan atas Pengukuran Income Tax on Remeasurement
Kembali atas Program Imbalan Kerja 12,267,427,750 3,014,279,500 (2,492,876,750) 3,453,619,500 (9,391,526,000) on Employee Benefits Program
Penghasilan Komprehensif Lain Other Comprehensive Income
Setelah Pajak (36,802,283,250) (9,042,838,500) 7,478,630,250 (10,360,858,500) 28,174,578,000 After Tax
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
TAHUN BERJALAN 2,288,656,195 24,535,655,061 67,937,503,981 56,357,427,658 97,805,298,294 FOR THE YEAR

331
Lampiran Appendix
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
Informasi TambahanLaporan Keuangan Supplementary InformationFinancial Statements
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For the Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)
Modal Tambahan Penghasilan Saldo Laba / Total
Saham / Modal Disetor / Komprehensif Retained Ekuitas /
Issued and Additional Lain * / Earnings Total
Fully Paid Paid in Other Equity
Capital Capital Comprehensive
Income *
Rp Rp Rp Rp Rp

SALDO PER 31 DESEMBER 2012 18,000,000,000 -- (84,372,336,000) 146,116,128,020 79,743,792,020 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012

Dividen Tunai -- -- -- (74,516,666,666) (74,516,666,666) Cash Dividend

Laba Tahun Berjalan -- -- -- 69,630,720,294 69,630,720,294 Income For The Year

Penghasilan Komprehensif Lain -- -- 28,174,578,000 -- 28,174,578,000 Other Comprehensive Income

SALDO PER 31 DESEMBER 2013 18,000,000,000 -- (56,197,758,000) 141,230,181,648 103,032,423,648 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2013

Penambahan Modal saham 57,000,000,000 -- -- -- 57,000,000,000 Additional in Share Capital

Dividen Tunai -- -- -- (58,000,000,000) (58,000,000,000) Cash Dividend

Laba Tahun Berjalan -- -- -- 66,718,286,158 66,718,286,158 Income For The Year

Penghasilan Komprehensif Lain -- -- (10,360,858,500) -- (10,360,858,500) Other Comprehensive Income

SALDO PER 31 DESEMBER 2014 75,000,000,000 -- (66,558,616,500) 149,948,467,806 158,389,851,306 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2014

Dividen Tunai -- -- -- (100,000,000,000) (100,000,000,000) Cash Dividend

Selisih Nilai Transaksi Pelepasan Entitas Anak Difference in Value Resulting from Disposal of Subsidiaries
Kepada Entitas Sepengendali -- 25,370,362,828 -- (25,370,362,828) -- Transactions Among Entities Under Common Control

Laba Tahun Berjalan -- -- -- 60,458,873,731 60,458,873,731 Income For The Year

Penghasilan Komprehensif Lain -- -- 7,478,630,250 -- 7,478,630,250 Other Comprehensive Income

SALDO PER 31 DESEMBER 2015 75,000,000,000 25,370,362,828 (59,079,986,250) 85,036,978,708 126,327,355,286 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2015

Dividen Tunai -- -- -- (75,000,000,000) (75,000,000,000) Cash Dividend

Laba Tahun Berjalan -- -- -- 39,090,939,445 39,090,939,445 Income For The Year

Penghasilan Komprehensif Lain -- -- (36,802,283,250) -- (36,802,283,250) Other Comprehensive Income

SALDO PER 30 JUNI 2016 75,000,000,000 25,370,362,828 (95,882,269,500) 49,127,918,153 53,616,011,481 BALANCE AS OF JUNE 30, 2016

*) Keuntungan (Kerugian) Aktuarial / Actuarial Gain (Loss)

332
Lampiran Appendix
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
Informasi TambahanLaporan Keuangan Supplementary InformationFinancial Statements
LAPORAN ARUS KAS STATEMENTS OF CASH FLOWS
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For the Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Penerimaan Kas dari Pelanggan 669,075,677,935 587,620,575,425 1,188,775,478,887 1,084,545,355,320 980,070,606,856 Cash Received from Customers
Pembayaran Kas kepada Karyawan, Cash paid to Employees, Supplier and
Pemasok dan Pihak Ketiga (597,818,020,990) (407,811,946,340) (1,001,595,246,705) (1,021,593,082,335) (862,776,243,001) Third Parties
Penghasilan Bunga 278,866,501 388,958,001 658,719,502 1,338,657,358 307,449,449 Interest Income
Pembayaran Pajak Penghasilan (16,485,384,009) (14,670,478,257) (29,674,137,483) (33,395,087,045) (33,975,172,980) Cash Paid for Income Tax
Arus Kas Bersih Diperoleh dari Net Cash Flows Provided by
Aktivitas Operasi 55,051,139,436 165,527,108,829 158,164,814,200 30,895,843,299 83,626,640,324 Operating Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Hasil Penjualan Aset Tetap 7,155,667,066 60,912,200 352,974,171,130 8,767,385,089 6,044,020,606 Proceeds from Fixed Assets Disposal
Perolehan Aset Tetap (46,195,583,309) (136,663,316,380) (320,468,406,836) (50,761,623,426) (61,680,523,828) Acquisition of Fixed Assets
Perolehan Aset Takberwujud -- (990,955,250) (1,313,830,250) (152,975,000) (2,967,275,120) Acquisition of Intangible Assets
Penjualan Investasi Saham di Entitas Anak -- -- 32,219,025,000 -- -- Disposal of Investment in Subsidiaries
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan Net Cash Flows Provided by (Used in)
untuk) Aktivitas Investasi (39,039,916,243) (137,593,359,430) 63,410,959,044 (42,147,213,337) (58,603,778,342) Investing Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Penerimaan Pinjaman 48,992,000,000 33,417,811,365 65,297,000,000 39,828,518,826 80,102,933,007 Proceeds from Bank Loans
Pembayaran Pinjaman (7,783,930,751) (15,121,205,371) (178,512,362,606) (16,299,899,703) (17,248,676,786) Payment of Bank Loans
Penerimaan Setoran Modal -- -- -- 57,000,000,000 -- Additional Paid up Capital
Pembayaran Utang Sewa Pembiayaan (297,471,739) (4,331,468,457) (5,943,307,565) (1,775,329,351) (2,542,822,800) Payment of Financial Lease
Pembayaran Dividen Tunai (57,000,000,000) (50,000,000,000) (100,000,000,000) (58,000,000,000) (74,516,666,666) Cash Dividend
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan -- -- Net Cash Flows Provided by (Used in)
untuk) Aktivitas Pendanaan (16,089,402,490) (36,034,862,463) (219,158,670,171) 20,753,289,772 (14,205,233,245) Financing Activities

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH NET INCREASE (DECREASE) IN CASH


KAS DAN BANK (78,179,297) (8,101,113,063) 2,417,103,074 9,501,919,734 10,817,628,737 ON HAND AND IN BANKS

DAMPAK PERUBAHAN KURS TERHADAP EFFECT OF FOREIGN EXCHANGE RATE


KAS DAN BANK (14,422,814) -- 4,310,634 8,739,322 2,216,720 CASH ON HAND AND IN BANKS
CASH ON HAND AND IN BANKS
KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN 44,976,920,673 42,555,506,965 42,555,506,965 33,044,847,909 22,225,002,452 AT BEGINNING OF YEAR
CASH ON HAND AND IN BANKS
KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN 44,884,318,563 34,454,393,902 44,976,920,673 42,555,506,965 33,044,847,909 AT THE END OF YEAR

Kas dan Bank terdiri dari: Cash on Hand and in Banks consist of:
Kas 3,018,473,409 1,966,443,347 2,052,365,165 1,620,346,765 1,624,936,538 Cash on Hand
Bank 41,865,845,154 32,487,950,555 42,924,555,508 40,935,160,200 31,419,911,371 Cash in Banks
Total 44,884,318,563 34,454,393,902 44,976,920,673 42,555,506,965 33,044,847,909 Total

333
Lampiran Appendix
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
Informasi TambahanLaporan Keuangan Supplementary InformationFinancial Statements
PENGUNGKAPAN LAINNYA OTHER DISCLOSURES
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For the Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

1. Beban Pokok Pendapatan 1. Cost of Revenues


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
Beban Pokok Langsung Direct Cost of Revenues
Bahan Baku 95,847,741,969 89,668,851,077 189,454,260,483 171,326,211,325 169,742,772,293 Raw Materials
Gaji 60,467,011,878 54,647,354,970 110,557,468,131 96,398,325,542 73,634,065,934 Salaries
Bahan Pembantu 30,781,280,945 27,764,729,726 57,638,148,228 50,125,485,249 43,301,769,999 Supporting Materials
Rujukan ke Pihak Ketiga 36,669,724,227 34,976,017,393 71,470,466,605 63,716,454,938 49,934,653,333 Referrals to Third Parties
Asuransi Persediaan 7,867,167 24,478,384 39,837,609 46,965,655 7,457,994 Inventories Insurance
Sub Total 223,773,626,186 207,081,431,550 429,160,181,055 381,613,442,710 336,620,719,553 Subtotal
Beban Pokok Tidak Langsung Indirect Cost of Revenues
Gaji 27,263,597,740 24,456,676,484 49,716,493,856 42,545,647,878 32,033,612,693 Salaries
Penyusutan (Catatan 10) 5,287,243,337 5,089,789,152 10,073,888,430 7,593,560,496 6,432,377,780 Depreciation (Note 10)
Perlengkapan dan Pemeliharaan Alat 4,085,578,099 3,248,940,246 6,233,700,680 5,963,039,716 5,734,750,060 Equipment and Maintenance
Sewa Alat 2,908,913,367 3,552,614,094 6,719,457,740 6,573,168,919 376,206,400 Rent Equipment
Limbah 2,113,871,391 1,758,487,465 4,011,380,133 3,678,728,901 2,194,139,014 Waste
Aplikasi IT 1,691,605,783 1,693,046,402 2,550,136,750 2,545,624,930 -- IT Software
Kontrol Kualitas 1,336,487,694 1,029,868,141 1,965,854,771 1,598,678,387 -- Quality Control
Baju Dinas Laboratorium 247,333,000 131,108,500 421,917,124 1,491,946,083 -- Laboratory Uniform
Persediaan Rusak 221,264,470 130,767,349 339,221,485 76,472,678 47,110,856 Defective Inventories
Lainnya 1,724,055 52,457,659 1,456,078 233,194,967 246,999,055 Others
Sub Total 45,157,618,935 41,143,755,493 82,033,507,048 72,300,062,955 47,065,195,858 Subtotal
268,931,245,122 248,225,187,043 511,193,688,103 453,913,505,664 383,685,915,412

2. Beban Usaha 2. Operating Expenses

a. Beban Pemasaran a. Marketing Expenses


30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,
2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya Edukasi Pelanggan 8,265,438,441 7,838,540,607 16,751,202,527 15,651,776,127 11,170,808,544 Customer Education
Perawatan Pelanggan 4,250,868,799 4,441,202,427 11,083,694,835 9,385,016,997 10,782,981,758 Customer Relation
Biaya Iklan dan Promosi 2,357,458,763 2,071,590,556 3,964,487,347 3,166,289,984 1,730,312,452 Advertising and Promotion
Biaya Checkup 978,992,167 1,007,458,414 2,925,469,394 2,656,449,060 3,034,422,880 Checkup Cost
Riset Pemasaran 20,264,930 349,784,073 741,972,038 353,115,865 665,151,866 Marketing Research
Biaya Pemasaran Lainnya 40,374,759 209,649,801 496,893,589 1,813,931,883 3,699,450,438 Other Marketing Cost
Subtotal 15,913,397,859 15,918,225,877 35,963,719,729 33,026,579,915 31,083,127,939 Subtotal

b. Beban Umum dan Administrasi b. General and Administrative Expenses

30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp

Gaji dan Tunjangan 86,707,645,502 80,491,970,554 165,217,141,545 147,224,709,041 159,472,997,831 Salaries and Allowance
Biaya Konsultan 38,153,466,359 30,555,607,447 70,543,705,167 69,219,527,140 61,172,347,927 Consultant
Beban Imbalan Kerja 24,119,709,000 37,141,567,000 48,121,241,000 26,211,208,081 1,120,541,000 Employee Benefit
Penyusutan dan Amortisasi 16,373,279,970 14,950,106,961 36,288,463,114 26,613,039,353 22,375,686,008 Depreciation and Amortization
Listrik, Air dan Telekomunikasi 19,951,380,121 17,961,937,679 34,675,727,904 33,017,699,683 25,900,771,345 Electricity, Water and Telecommunication
Sewa Bangunan, Kendaraan, Inventaris Kantor 30,095,661,055 16,089,662,240 33,953,331,447 30,008,042,748 24,582,396,359 Rental for Building, Vehicle and Office Supplies
Perjalanan Dinas dan Transport 17,339,861,523 15,274,455,734 31,568,801,662 30,668,903,401 26,469,377,123 Business Travel and Transportation Expense
Konsumsi Kantor 12,833,967,799 11,089,335,241 23,496,818,510 20,589,396,265 15,439,753,137 Office Consumption
Alat Tulis dan Cetakan 13,576,676,104 12,427,182,554 23,449,877,560 24,821,776,882 21,137,153,130 Stationary and Printing
Pemeliharaan Aset 9,316,349,339 10,035,643,972 22,815,193,420 20,198,334,894 18,723,811,311 Asset Maintenance
Biaya Pajak 1,028,417,103 721,626,796 2,054,524,742 1,667,120,708 1,544,025,187 Tax Expense
Pengiriman Barang 7,204,718,343 6,726,864,716 13,564,962,314 12,265,523,705 11,369,108,129 Delivery Expense
Keperluan Kantor 6,019,047,056 7,629,050,276 13,380,653,817 16,464,033,077 15,505,374,666 Office Utilities
Pesangon 7,174,671,000 5,388,006,000 9,553,862,000 8,617,305,000 10,867,659,000 Severance
Tabungan Hari Tua 6,359,497,562 4,119,111,300 9,047,241,939 6,935,340,515 7,815,977,516 Retirement Plan
Biaya Bank 3,226,074,993 3,585,046,179 7,137,583,224 5,924,514,849 5,607,959,400 Bank Administration
Obat dan Resep 3,006,923,750 3,334,798,891 6,501,823,904 8,490,079,207 7,298,769,573 Medicine and Prescription

334
Lampiran Appendix
PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk PT PRODIA WIDYAHUSADA Tbk
Informasi TambahanLaporan Keuangan Supplementary InformationFinancial Statements
PENGUNGKAPAN LAINNYA OTHER DISCLOSURES
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada For The Six-Month Periods Ended
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada For the Years Ended
31 Desember 2015, 2014 dan 2013 December 31, 2015, 2014 and 2013
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)

30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31,


2016 2015 2015 2014 2013
Rp Rp Rp Rp Rp

Premi Asuransi Pesangon -- -- 5,000,000,000 5,000,000,000 20,000,000,000 Severance Insurance Premium


Diklat dan Seminar 2,974,344,205 2,540,553,216 4,910,338,213 4,623,108,794 7,257,880,617 Seminar and Training
Pengembangan Sumber Daya Manusia 248,682,809 162,649,458 1,007,226,235 646,560,922 714,782,643 Human Resource Development
Penelitian Pengembangan Pemeriksaan 662,154,331 1,426,763,072 2,012,510,174 1,222,169,390 639,815,148 Research Development
Asuransi 1,001,310,131 897,413,308 1,950,384,035 1,576,784,479 1,158,583,307 Insurance
Pengurusan Surat dan Ijin 760,809,082 717,937,286 1,494,369,001 1,592,286,782 1,440,336,162 License and Permit
Baju Dinas 258,645,000 514,875,000 1,177,983,149 731,951,700 635,013,500 Office Uniform
Kerugian Piutang Tidak Tertagih 736,650,496 165,072,240 754,599,178 243,754,412 318,499,448 Bad Debt Expense
Kontrol Kualitas 673,660,815 428,108,732 621,430,097 1,334,539,623 671,966,371 Quality Control
Pengembangan Lingkungan 21,620,000 73,407,500 265,663,400 195,552,273 -- Environmental Development
Biaya Kantor Lainnya 44,979,707 2,633,002 19,765,600 176,208,701 257,884,434 Other Office Expense
Subtotal 309,870,203,157 284,451,386,353 570,585,222,351 506,279,471,625 469,498,470,271 Subtotal
Jumlah Beban Usaha 325,783,601,016 300,369,612,230 606,548,942,080 539,306,051,540 500,581,598,211 Total Operating Expense

335
Halaman ini sengaja dikosongkan
XIX. ANGGARAN DASAR

Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana termaktub dalam Prospektus ini merupakan Anggaran Dasar
Perseroan yang terakhir berdasarkan Akta 46/2016. Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah sesuai
dengan Peraturan No. IX.J.1, Peraturan OJK No. 32/2014, Peraturan OJK No. 33/2014 serta UUPT.

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN


Pasal 1.

1. Perseroan Terbatas ini bernama PT. PRODIA WIDYAHUSADA Tbk. (selanjutnya cukup disingkat
dengan Perseroan), berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta Pusat.

2. Perseroan dapat membuka cabang, perwakilan atau satuan usaha di tempat lain, baik didalam maupun
diluar wilayah Republik Indonesia sebagaimana yang ditetapkan oleh Direksi, dengan persetujuan
Dewan Komisaris, dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN


Pasal 2.

Perseroan didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas.

MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA


Pasal 3.

1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang Kesehatan.

2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha
sebagai berikut:

(i) Kegiatan usaha utama:


a. dibidang Rumah Sakit, Klinik, Poliklinik, Laboratorium Kesehatan dan Balai Pengobatan
antara lain meliputi:
- Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial meliputi jasa Rumah Sakit, Klinik, Laboratorium
Klinik Swasta, Balai Pengobatan lainnya seperti jasa pelayanan kesehatan dan jasa
pelayanan penunjang kesehatan lainnya untuk kepentingan masyarakat luas;
b. dibidang Pelayanan dan Penyelenggaraan Kesehatan antara lain meliputi:
- menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan masyarakat, menyelenggarakan pelayanan,
penyelenggaraan penyuluhan, konsultasi dan pemeliharaan kesehatan masyarakat;

(ii) Kegiatan usaha penunjang:


a. dibidang pengelolaan Rumah Sakit, Klinik, Poliklinik dan Balai Pengobatan antara lain
meliputi:
- pengelolaan Rumah Sakit, Klinik, Poliklinik dan Balai Kesehatan beserta segala
sarana dan prasarana pendukung kegiatan serta lingkup usaha yang terkait;
b. dibidang sarana dan prasarana penunjang kesehatan antara lain meliputi:
- pembangunan laboratorium, pusat penelitian, pendidikan perawat dan teknisi kesehatan
beserta asrama perawat dan mahasiswa, perumahan dokter serta lingkup usaha yang
terkait;
c. menunjang kebijakan dan program pemerintah dibidang kesehatan antara lain meliputi:
- penyelenggaraan usaha jasa pelayanan kesehatan yang meliputi kesehatan, pendidikan
dan pelatihan kesehatan, pelayanan jasa konsultasi manajemen kesehatan, pelayanan
gizi masyarakat, pelayanan kebugaran, pelayanan jasa, jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat dan pelajaran penunjang kesehatan lainnya;

337
d. di bidang Rumah Sakit Spesialis dan Poliklinik Spesialis:
- Rumah Sakit spesialis dan Poliklinik Spesialis antara lain meliputi rumah sakit mata,
telinga hidung tenggorokan (THT), kulit, jiwa, paru-paru, Banker dan pelayanan
penunjang lainnya seperti laboratorium, sanatorium serta kegiatan usaha terkait;
e. di bidang Rumah Sakit Bersalin:
- Rumah Sakit Bersalin dan Poliklinik antara lain untuk ibu dan balita serta kegiatan
yang terkait;

MODAL
Pasal 4.

1. Modal Dasar Perseroan berjumlah Rp300.000.000.000 (tiga ratus miliar Rupiah) terbagi atas
3.000.000.000 (tiga miliar Rupiah) saham masing-masing saham bernilai nominal Rp100 (seratus
Rupiah).

2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sebesar 25% (dua puluh lima persen)
atau sejumlah 750.000.000 (tujuh ratus lima puluh juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya
sebesar Rp75.000.000.000 (tujuh puluh lima miliar Rupiah) oleh para pemegang saham yang telah
mengambil bagian saham dan rincian serta nilai nominal saham yang disebutkan di bawah ini.

3. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan menurut keperluan modal Perseroan,
pada waktu dan dengan cara, harga serta persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi berdasarkan
persetujuan RUPS, dengan cara penawaran umum terbatas, dengan memperhatikan peraturan yang
termuat dalam anggaran dasar ini, UUPT, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di
bidang Pasar Modal, antara lain peraturan yang mengatur tentang penambahan modal tanpa hak
memesan efek terlebih dahulu serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan
dicatatkan.

Kuorum dan keputusan RUPS untuk menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan harus memenuhi
persyaratan dalam Pasal 12 ayat (1) anggaran dasar ini.

4. Setiap saham dalam simpanan yang dikeluarkan lebih lanjut harus disetor penuh.
Penyetoran atas saham dalam bentuk lain selain uang baik berupa benda berwujud maupun tidak
berwujud wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada saat
pemanggilan RUPS mengenai penyetoran tersebut;
b. benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh penilai yang terdaftar di OJK
dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga;
c. memperoleh persetujuan RUPS dengan kuorum sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat (1)
anggaran dasar ini;
d. dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham Perseroan
yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar;
dan
e. dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/
atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur
modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam laporan keuangan tahunan terakhir yang
telah diperiksa oleh akuntan yang terdaftar di OJK dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

5. Dalam hal RUPS yang menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan dengan cara penawaran umum
terbatas maupun peningkatam modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu memutuskan jumlah
maksimum saham dalam simpanan yang akan dikeluarkan, maka RUPS tersebut harus melimpahkan
kewenangan pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menyatakan jumlah saham yang
sesungguhnya telah dikeluarkan dalam rangka penawaran umum terbatas atau peningkatan modal
tanpa hak memesan efek terlebih dahulu tersebut.

338
6. Jika efek yang bersifat Ekuitas akan dikeluarkan oleh Perseroan, maka:

a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas yang dilakukan dengan
pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) kepada pemegang saham yang namanya terdaftar dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan RUPS yang menyetujui pengeluaran
efek bersifat ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah saham yang telah terdaftar
dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama pemegang saham masing-masing pada
tanggal tersebut.
b. Pengeluaran efek bersifat ekuitas tanpa memberikan HMETD kepada pemegang saham dapat
dilakukan dalam hal pengeluaran saham:
1. ditujukan kepada karyawan Perseroan;
2. ditujukan kepada pemegang obligasi atau efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham,
yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS;
3. dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh
RUPS; dan/atau
4. dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan
penambahan modal tanpa HMETD.
c. HMETD wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan, dengan mengindahkan ketentuan anggaran
dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal;
d. Efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang
HMETD harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan efek
bersifat ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah efek bersifat ekuitas yang dipesan melebihi
jumlah efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan, efek bersifat ekuitas yang tidak diambil
tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah HMETD yang dilaksanakan oleh masing-
masing pemegang saham yang memesan tambahan efek bersifat ekuitas.
e. Dalam hal masih terdapat sisa efek bersifat ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang
saham sebagaimana dimaksud dalam huruf d di atas, maka dalam hal terdapat pembeli siaga,
efek bersifat ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada pihak tertentu yang bertindak sebagai
pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama.

7. Pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk pemegang efek yang dapat ditukar dengan
saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi
berdasarkan RUPS Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran efek tersebut.

8. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang
diterbitkan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama
yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus
pemberitahuan kepada Menkumham.

9. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS. Perubahan
anggaran dasar dalam rangka perubahan modal dasar harus disetujui oleh Menkumham.

10. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi kurang dari
25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang:

a. telah memperoleh persetujuan RUPS untuk menambah modal dasar;


b. telah memperoleh persetujuan Menkumham;
c. penambahan modal ditempatkan dan disetor sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua puluh
lima persen) dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam)
bulan setelah persetujuan Menkumham sebagaimana dimaksud dalam ayat (10) huruf b Pasal
ini;

339
d. Dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam ayat (10) huruf c Pasal
ini tidak terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya,
sehingga modal disetor menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar,
dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam ayat (10) huruf c Pasal ini tidak
terpenuhi;
e. Persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat (10) huruf a Pasal ini termasuk juga
persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (10) huruf d
Pasal ini.

11. Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah terjadinya
penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling sedikit 25% (dua
puluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya
yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus
persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menkumham atas pelaksanaan penambahan modal
disetor tersebut.

SAHAM
Pasal 5.

1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama.

2. Perseroan dapat mengeluarkan saham dengan nilai nominal atau tanpa nilai nominal.

3. Pengeluaran saham tanpa nilai nominal wajib dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan di bidang Pasar Modal.

4. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu) saham.

5. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki
bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang di antara mereka atau menunjuk
seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan yang ditunjuk atau diberi kuasa itu sajalah yang
berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut.

6. Selama ketentuan dalam ayat 5 di atas belum dilaksanakan, para pemegang saham tersebut
tidak berhak mengeluarkan suara dalam RUPS, sedangkan pembayaran dividen untuk saham itu
ditangguhkan.

7. Setiap pemegang saham wajib untuk tunduk kepada anggaran dasar dan kepada semua keputusan
yang diambil dengan sah dalam RUPS serta peraturan perundang undangan yang berlaku.

8. Untuk saham Perseroan yang dicatatkan pada Bursa Efek di Indonesia berlaku peraturan Bursa
Efek di Indonesia tempat saham Perseroan dicatatkan.

9. Dalam hal Saham Perseroan tidak masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyelesaian
dan Penyimpanan, maka Perseroan wajib memberikan bukti pemilikan saham berupa surat saham
atau surat kolektif saham kepada pemegang sahamnya.

10. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang
dimiliki oleh seorang pemegang saham.

11. Pada surat saham harus dicantumkan sekurangnya:

a. nama dan alamat pemegang saham;


b. nomor surat saham;
c. nilai nominal saham;
d. tanggal pengeluaran surat saham.

340
12. Pada surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan:

a. nama dan alamat pemegang saham;


b. nomor surat kolektif saham;
c. nomor surat saham dan jumlah saham;
d. nilai nominal saham;
e. tanggal pengeluaran surat kolektif saham.

13. Surat saham dan surat kolektif saham harus ditandatangani oleh Direktur Utama atau 2 (dua) orang
anggota Direksi lainnya.

14. Apabila terdapat pecahan nilai nominal saham, pemegang pecahan nilai nominal saham tidak
diberikan hak suara perseorangan, kecuali pemegang pecahan nilai nominal saham, baik sendiri
atau bersama pemegang pecahan nilai nominal saham lainnya yang klasifikasi sahamnya sama
memiliki nilai nominal sebesar 1 (satu) nominal saham dari klasifikasi tersebut.

Para pemegang pecahan nilai nominal saham tersebut harus menunjuk seorang diantara mereka
atau seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan yang ditunjuk atau diberi kuasa itu sajalah
yang berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut.

15. Direksi atau kuasa yang ditunjuk olehnya berkewajiban untuk mengadakan Daftar Pemegang Saham
dan dalam daftar itu dicatat nomor-nomor urut surat saham, jumlah saham yang dimiliki, nama-nama
dan alamat-alamat para pemegang saham dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.

PENGGANTIAN SURAT SAHAM


Pasal 6.

1. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika:

a. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian surat saham adalah pemilik surat saham
tersebut; dan
b. Perseroan telah menerima surat saham yang rusak.

2. Perseroan wajib memusnahkan surat saham yang rusak setelah memberikan penggantian surat
saham.

3. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika:

Pihak yang mengajukan permohonan penggantian surat saham adalah pemilik surat saham
tersebut;
Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas
hilangnya surat saham tersebut;
Pihak yang mengajukan permohonan penggantian surat saham memberikan jaminan yang
dipandang cukup oleh Direksi Perseroan; dan
rencana pengeluaran penggantian surat saham yang hilang telah diumumkan di Bursa Efek di
mana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari sebelum
pengeluaran pengganti surat saham.

4. Bahwa ketentuan tentang surat saham dalam ayat (1), (2) dan (3) Pasal ini, berlaku pula bagi surat
kolektif saham.

341
DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS
Pasal 7.

1. Direksi atau kuasa yang ditunjuk olehnya wajib mengadakan dan memelihara dengan sebaik-baiknya
Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus Perseroan di tempat kedudukan Perseroan.

2. Dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan itu dicatat:

a. Nama dan alamat para pemegang saham;


b. Jumlah, nomor dan tanggal perolehan surat saham atau surat kolektif saham yang dimiliki para
pemegang saham;
c. Jumlah yang disetor atas setiap saham;
d. Nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai dan atau pemegang
jaminan fidusia atas saham dan tanggal perolehan hak gadai dan atau tanggal pendaftaran akta
fidusia atas saham tersebut;
e. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang;
f. Keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi dan atau diharuskan oleh perundang-
undangan yang berlaku.

3. Dalam Daftar Khusus Perseroan dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi
dan Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta
tanggal saham itu diperoleh.

4. Pemegang saham harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggal dengan surat kepada
Direksi Perseroan.

Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka segala panggilan dan pemberitahuan kepada
pemegang saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat pemegang saham yang paling akhir
dicatat dalam Daftar Pemegang Saham.

5. Direksi dapat menunjuk dan memberi wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk melaksanakan
pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan dan Daftar Khusus Perseroan.

6. Setiap pemegang saham atau wakilnya yang sah berhak melihat Daftar Pemegang Saham dan Daftar
Khusus Perseroan, yang berkaitan dengan diri pemegang saham yang bersangkutan pada waktu
jam kerja kantor Perseroan.

7. Pencatatan dan atau perubahan pada Daftar Pemegang Saham Perseroan harus disetujui Direksi
dan dibuktikan dengan penandatanganan pencatatan atas perubahan tersebut oleh Presiden Direktur
atau Pejabat yang diberi kuasa untuk itu.

8. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan termasuk pencatatan
mengenai suatu penjualan, pemindahtanganan, pengagunan, gadai, fidusia atau cessie yang
menyangkut saham atau hak atau kepentingan atas saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar ini dan untuk saham yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di Indonesia di tempat
di mana saham Perseroan dicatatkan.

Suatu gadai saham harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan dengan cara yang akan
ditentukan oleh Direksi berdasarkan bukti yang memuaskan yang dapat diterima baik oleh Direksi
mengenai gadai saham yang bersangkutan. Pengakuan mengenai gadai saham oleh Perseroan
sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 1153 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata hanya akan
terbukti dari pencatatan mengenai gadai itu dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.

342
PENITIPAN KOLEKTIF
Pasal 8.

1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam
Daftar Pemegang Saham atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan
segenap Pemegang Rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.

2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam
rekening efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian atau
Perusahaan Efek yang bersangkutan untuk kepentingan Pemegang Rekening pada Bank Kustodian
atau Perusahaan Efek tersebut.

3. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio
efek Reksa Dana terbentuk dari suatu kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan
Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Perseroan akan mencatatkan saham
tersebut dalam Daftar Pemegang Saham atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik
Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif tersebut.

4. Perseroan wajib menerbitkan sertipikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atau Bank Kustodian sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang
Saham Perseroan.

5. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana dalam bentuk kontrak
investasi kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama pihak yang
ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud.

Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian
kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan.

6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian, atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan
konfirmasi tertulis kepada Pemegang Rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening
efek.

7. Dalam Penitipan Kolektif, setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan
Perseroan adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.

8. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham tersebut
hilang atau musnah, kecuali Pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti dan/
atau jaminan yang cukup bahwa Pihak tersebut benar-benar sebagai pemegang saham dan surat
saham tersebut benar-benar hilang atau musnah.

9. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham tersebut
dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk pemeriksaan
perkara pidana.

10. Pemegang Rekening yang efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau
mengeluarkan suara dalam RUPS Perseroan sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya dalam
rekening efek tersebut.

11. Pemegang Rekening efek yang berhak mengeluarkan suara dalam RUPS adalah pihak yang namanya
tercatat sebagai Pemegang Rekening efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank
Kustodian, atau Perusahaan Efek 1 (satu) Hari Kerja sebelum tanggal pemanggilan RUPS.

343
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, atau Bank Kustodian, atau Perusahaan Efek dalam jangka
waktu yang ditentukan dalam peraturan yang berlaku di Pasar Modal wajib menyampaikan daftar
nama Pemegang Rekening efek kepada Perseroan untuk didaftarkan dalam Buku Daftar Pemegang
Saham yang khusus disediakan oleh RUPS dalam jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

12. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam RUPS atas saham Perseroan yang
termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian, yang merupakan bagian dari portofolio
Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif
pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut
wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut paling lambat 1 (satu) Hari Kerja sebelum
tanggal pemanggilan RUPS.

13. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus, atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan
saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
tersebut menyerahkan dividen, saham bonus, atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan kepada
Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing Pemegang Rekening pada Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek tersebut.

14. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan
saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang
merupakan bagian dari portofolio efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak
termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.

15. Batas waktu penentuan Pemegang Rekening efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham
bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif
ditentukan oleh RUPS dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib
menyampaikan Daftar Pemegang Rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh
masing-masing Pemegang Rekening efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian,
paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham
yang berhak untuk memperoleh dividen saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut.

PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM


Pasal 9.

1. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan atas suatu saham, pemilik asli yang terdaftar dalam Daftar
Pemegang Saham harus tetap dianggap sebagai pemegang saham sampai nama pemilik baru telah
tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan, dengan tidak mengurangi izin-izin pihak yang
berwenang dan peraturan perundang-undangan serta ketentuan pada Bursa Efek di Indonesia tempat
saham Perseroan dicatatkan.

2. Semua pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan dokumen yang ditandatangani oleh atau
atas nama pihak yang memindahkan hak dan oleh atau atas nama pihak yang menerima pemindahan
hak atas saham yang bersangkutan.
- Dokumen pemindahan hak atas saham harus memenuhi peraturan Pasar Modal yang berlaku
di Indonesia tempat saham Perseroan dicatatkan dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

3. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di Pasar Modal wajib
memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

4. Direksi dapat menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Buku Daftar
Pemegang Saham Perseroan apabila cara-cara yang disyaratkan dalam anggaran dasar Perseroan
ini tidak dipenuhi atau apabila salah satu syarat dalam izin yang diberikan kepada Perseroan oleh
pihak yang berwenang atau hal lain yang disyaratkan oleh pihak yang berwenang tidak terpenuhi.

344
5. Apabila Direksi menolak untuk mencatatkan pemindahan hak atas saham tersebut, dalam waktu 30
(tiga puluh) hari setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi Perseroan,
Direksi wajib mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya.

Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek di Indonesia, setiap penolakan untuk
mencatat pemindahan hak harus sesuai dengan Peraturan Bursa Efek di Indonesia yang berlaku di
tempat saham Perseroan dicatatkan.

6. Orang yang mendapat hak atas saham karena kematian seorang pemegang saham atau karena alasan
lain yang menyebabkan kepemilikan suatu saham berubah menurut hukum, dengan mengajukan
bukti-bukti hak sebagaimana sewaktu-waktu disyaratkan oleh Direksi, dapat mengajukan
permohonan secara tertulis untuk didaftar sebagai pemegang saham.
- Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik bukti-bukti hak itu
tanpa mengurangi ketentuan dalam anggaran dasar ini serta dengan mengindahkan peraturan
yang berlaku di Bursa Efek di Indonesia, tempat saham Perseroan dicatatkan.

7. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan
pemindahbukuan dari rekening efek satu ke rekening efek lain pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian, Bank Kustodian, dan Perusahaan Efek.

8. Semua pembatasan, larangan, dan ketentuan dalam anggaran dasar ini yang mengatur hak untuk
memindahkan hak atas saham dan pendaftaran pemindahan hak atas saham harus berlaku pula
terhadap setiap pemindahan hak menurut ayat (6) Pasal 9 ini.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM


Pasal 10.

1. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah:


a. RUPS tahunan;
b. RUPS lainnya, yang dalam anggaran dasar disebut juga RUPS luar biasa.

2. Istilah RUPS dalam anggaran dasar ini berarti keduanya, yaitu: RUPS tahunan dan RUPS luar biasa
kecuali dengan tegas ditentukan lain.

3. RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun
buku berakhir.

4. Dalam RUPS tahunan:

a. Direksi menyampaikan:
- laporan tahunan yang telah ditelaah oleh Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan
RUPS;
- laporan keuangan untuk mendapat pengesahan rapat;
b. Laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris.
c. Ditetapkan penggunaan laba, jika Perseroan mempunyai saldo laba yang positif.
d. Dilakukan penunjukan akuntan publik yang terdaftar atau pemberian kuasa untuk melakukan
penunjukan akuntan publik yang terdaftar;
e. Jika perlu melakukan pengangkatan dan/atau perubahan susunan anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris Perseroan;
f. Diputuskan mata acara RUPS lainnya yang telah diajukan sebagaimana mestinya dengan
memperhatikan ketentuan anggaran dasar.

5. Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan oleh RUPS tahunan berarti
memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada anggota Direksi dan
Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang
lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam laporan tahunan dan laporan keuangan.

345
6. RUPS luar biasa dapat diselenggarakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan untuk membicarakan
dan memutuskan mata acara rapat kecuali mata acara rapat yang dimaksud pada ayat (4) huruf a
dan huruf b, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan serta anggaran dasar.

7. Seorang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili paling sedikit 1/10 (satu
persepuluh) atau setara dengan 10% (sepuluh persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat mengajukan permohonan diselenggarakannya RUPS kepada
Direksi dengan surat tercatat disertai alasannya.

TEMPAT, PEMANGGILAN DAN PIMPINAN RUPS


Pasal 11.

l. a. Tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan lain dalam anggaran dasar Perseroan, RUPS diadakan
di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan melakukan kegiatan usaha utamanya
atau di ibukota propinsi dimana tempat kedudukan atau kegitan usaha utama Perseroan atau
di propinsi tempat kedudukan Bursa Efek di mana saham Perseroan dicatatkan.

b. RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a Pasal ini wajib dilakukan di wilayah
Negara Republik Indonesia.

2. Paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum dilakukan pemanggilan untuk RUPS dengan tidak
memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan, Perseroan wajib melakukan
pengumuman kepada para pemegang saham bahwa akan diadakan RUPS, pengumuman tersebut
dilakukan dengan cara memasang iklan dalam sedikit-dikitnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional di Indonesia, situs web bursa efek dimana saham Perseroan
dicatatkan, dan situs web Perseroan, dalam Bahasa Indonesia dan bahasa asing, dengan ketentuan
bahasa asing yang digunakan paling kurang Bahasa Inggris.

3. Direksi wajib melakukan pengumuman RUPS kepada pemegang saham Perseroan paling lambat
15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan penyelenggaraan RUPS dari
pemegang saham Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (7) anggaran dasar.

4. Dalam hal Direksi tidak melakukan pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
Pasal ini, pemegang saham Perseroan dapat mengajukan kembali permohonan penyelenggaraan
RUPS kepada Dewan Komisaris.

5. Dewan Komisaris wajib melakukan pengumuman RUPS kepada pemegang saham Perseroan dalam
jangka waktu 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan penyelenggaraan
RUPS dari pemegang saham Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (7) anggaran
dasar.

6. Dalam hal Direksi atau Dewan Komisaris tidak melakukan pengumuman RUPS dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (5) Pasal ini, Direksi atau Dewan Komisaris
wajib mengumumkan adanya permohonan penyelenggaraan RUPS dimaksud beserta alasan tidak
diselenggarakannya RUPS.

7. Pengumuman sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) Pasal ini dilakukan dalam jangka waktu paling
lambat 15 (lima belas) hari sejak diterimanya permohonan penyelenggaraan RUPS dari pemegang
saham Perseroan berdasarkan ayat (3) dan ayat (5) Pasal ini dan paling kurang melalui 1 (satu)
surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, situs web bursa efek dimana
saham Perseroan tercatat, dan situs web Perseroan, dalam Bahasa Indonesia dan bahasa asing,
dengan ketentuan bahasa asing yang digunakan paling kurang Bahasa Inggris.

8. Dalam hal Dewan Komisaris tidak melakukan pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud dalam
ayat (5) Pasal ini, pemegang saham dapat mengajukan permohonan penyelenggaraan RUPS kepada
ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan untuk
menetapkan pemberian izin diselenggarakannya RUPS.

346
9. Pemegang saham yang telah memperoleh penetapan pengadilan untuk menyelenggarakan RUPS
wajib untuk:

a. melakukan pengumuman, pemanggilan akan diselenggarakan RUPS, pengumuman ringkasan


risalah RUPS, atas RUPS yang diselenggarakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di bidang pasar modal;
b. melakukan pemberitahuan akan diselenggarakannya RUPS dan menyampaikan bukti
pengumuman, bukti pemanggilan, risalah RUPS, dan bukti pengumuman ringkasan risalah
RUPS atau RUPS yang diselenggarakan kepada OJK sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang pasar modal;
c. melampirkan dokumen yang memuat nama pemegang saham serta jumlah kepemilikan sahamnya
kepada Perseroan yang telah memperoleh penetapan pengadilan untuk menyelenggarakan RUPS
dan penetapan pengadilan dalam pemberitahuan pelaksanaan RUPS sebagaimana dimaksud
dalam butir b ayat (9) Pasal ini kepada OJK terkait dengan akan diselenggarakannya RUPS
tersebut.
d. pemegang saham yang mengajukan permohonan penyelenggaraan RUPS sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (7) anggaran dasar dilarang untuk mengalihkan kepemilikan
sahamnya dalam jangka waktu paling sedikit 6 (enam) bulan sejak RUPS jika permohonan
penyelenggaraan RUPS dipenuhi oleh Direksi dan Dewan Komisaris atau ditetapkan oleh
pengadilan.

10. Ketentuan mengenai pengumuman RUPS sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat (2) anggaran
dasar berlaku mutatis mutandis terhadap pengumuman penyelenggaraan RUPS oleh pemegang
saham Perseroan yang telah memperoleh penetapan dari pengadilan untuk menyelenggarakan RUPS
sebagaimana dimaksud dalam ayat (9) Pasal ini.

11. Seorang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili paling sedikit 1/20 (satu per
dua puluh) atau setara dengan 5% (lima persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
dikeluarkan oleh Perseroan dapat mengajukan usulan mata acara rapat secara tertulis paling lambat
7 (tujuh) hari sebelum pemanggilan RUPS.

12. Tanpa mengurangi ketentuan lain dalam anggaran dasar ini, pemanggilan untuk RUPS harus
diberikan kepada para pemegang saham dengan iklan dalam sedikit-dikitnya 1 (satu) surat kabar
harian berbahasa Indonesia yang beredar secara nasional di Indonesia, situs web bursa efek dimana
saham Perseroan tercatat, dan situs web Perseroan, dalam Bahasa Indonesia dan bahasa asing,
dengan ketentuan bahasa asing yang digunakan paling kurang Bahasa Inggris.

Pemanggilan untuk RUPS harus dilakukan oleh Perseroan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari
sebelum tanggal RUPS dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS.

Dalam hal RUPS pertama tidak mencapai kuorum sehingga perlu diadakan RUPS kedua, maka
pemanggilan untuk RUPS kedua dilakukan dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
tanggal RUPS kedua dilakukan dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal
RUPS kedua tersebut dan disertai informasi bahwa RUPS pertama telah diselenggarakan tetapi
tidak mencapai kuorum.

RUPS kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu)
hari dari RUPS pertama, tanpa didahului pengumuman RUPS.

Dalam hal RUPS kedua tidak mencapai kourum sehingga perlu diadakan RUPS ketiga, maka
pemanggilan untuk RUPS ketiga dilakukan berdasarkan penetapan dari OJK atas permohonan
Perseroan untuk melakukan RUPS ketiga.
- Keputusan RUPS ketiga adalah sah jika disetujui oleh pemegang saham dengan hak suara yang
sah sesuai dengan jumlah minimum suara setuju sebagaimana ditetapkan OJK atas permohonan
Perseroan.

347
Ketentuan pemanggilan berlaku mutatis mutandis untuk penyelenggaraan RUPS oleh pemegang
saham yang telah memperoleh penetapan pengadilan.

13. Dalam pemanggilan RUPS wajib dicantumkan tanggal, waktu, tempat, ketentuan pemegang saham
yang berhak hadir dalam RUPS, mata acara rapat termasuk penjelasan atas mata acara rapat tersebut
dan pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam RUPS tersedia di kantor Perseroan
sejak tanggal pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS.

14. Apabila semua pemegang saham hadir dan atau diwakili dalam RUPS, pemberitahuan dan panggilan
terlebih dahulu tidak disyaratkan dan rapat dapat diadakan di tempat kedudukan Perseroan dan/
atau di tempat kedudukan bursa efek di Indonesia tempat saham Perseroan dicatatkan.

15. Selain penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1), RUPS dapat juga
dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi atau melalui sarana media elektronik
lainnya yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengar secara langsung
serta berpartisipasi dalam RUPS, dengan tetap memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku,
khususnya di bidang Pasar Modal.

16. Usul para pemegang saham harus dimasukkan dalam acara RUPS apabila:

(a) telah diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh seorang atau lebih pemegang saham yang
mewakili 1/20 (satu per dua puluh) atau setara dengan 5% (lima persen) dari seluruh jumlah
saham dengan hak suara yang dikeluarkan Perseroan;
(b) telah diterima sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum pemanggilan untuk RUPS yang
bersangkutan dikeluarkan; dan
(c) usul tersebut merupakan mata acara yang membutuhkan keputusan RUPS.

17. RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris.
Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS dipimpin
oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi.

Dalam hal semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS
dipimpin oleh pemegang saham yang hadir dalam RUPS yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS.

Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris mempunyai benturan
kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota
Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan
Komisaris.

Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin
oleh salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi.

Dalam hal salah satu Direktur yang ditunjuk oleh direksi mempunyai benturan kepentingan atas
hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh Direktur yang tidak mempunyai
benturan kepentingan.

Apabila semua anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah
seorang pemegang saham independen yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang hadir
dalam RUPS.

348
KUORUM, HAK SUARA, DAN KEPUTUSAN RUPS
Pasal 12.

1. a. RUPS, termasuk pengambilan keputusan mengenai pengeluaran efek bersifat ekuitas, dapat
dilangsungkan apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili lebih dari 1/2 (satu
perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan
Perseroan kecuali apabila ditentukan lain dalam anggaran dasar ini.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a Pasal ini tidak tercapai,
diadakan pemanggilan rapat kedua.
c. Rapat kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat jika dihadiri oleh
pemegang saham yang memiliki paling sedikit 1/3 (satu pertiga) bagian dari seluruh saham
dengan hak suara yang sah.
d. Dalam hal kuorum rapat kedua tidak tercapai, atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran,
jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS
ditetapkan oleh Ketua OJK.
e. Keputusan yang diambil oleh RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan ayat
(1) huruf c Pasal ini adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari
seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.

2. a. Pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS adalah pemegang saham yang namanya
tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan 1 (satu) Hari Kerja sebelum pemanggilan
RUPS.
b. Dalam hal terjadi ralat pemanggilan RUPS, maka pemegang saham yang berhak hadir dalam
RUPS adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan
1 (satu) Hari Kerja sebelum ralat pemanggilan RUPS.
c. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau orang lain dengan surat kuasa.

3. Ketua rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan
kepadanya pada waktu rapat diadakan.

4. Dalam rapat, setiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.

5. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan dapat bertindak selaku kuasa
dalam rapat, tetapi suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam rapat tidak dihitung dalam
pemungutan suara.

6. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani
dan mengenai hal lain dilakukan pemungutan dengan lisan, kecuali jika ketua rapat menentukan
lain tanpa ada keberatan dari pemegang saham yang hadir dalam rapat tersebut.

7. Semua keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan diambil berdasarkan suara setuju
lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang dikeluarkan
dengan sah dalam rapat, kecuali apabila dalam anggaran dasar ini ditentukan lain.

8. Dalam hal Perseroan bermaksud untuk melakukan transaksi tertentu yang terdapat benturan
kepentingan, dan transaksi dimaksud tidak dikecualikan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di bidang Pasar Modal, transaksi tersebut wajib mendapat persetujuan RUPS luar
biasa yang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

349
a. Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan keputusan
yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen yang tidak
mempunyai benturan kepentingan.
b. RUPS untuk memutuskan hal yang mempunyai benturan kepentingan diselenggarakan dengan
ketentuan bahwa RUPS tersebut dihadiri/diwakili oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah
seluruh pemegang saham independen dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju dari
pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen.
c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) huruf b Pasal ini tidak tercapai,
dapat diadakan rapat kedua dengan ketentuan harus dihadiri/diwakili oleh lebih dari 1/2 (satu
perdua) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang
saham independen dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju dari pemegang saham
independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah saham yang dimiliki oleh
pemegang saham independen yang hadir dalam RUPS.
d. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) huruf c Pasal ini tidak tercapai, atas
permohonan Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan
waktu penyelenggaraan RUPS ketiga ditetapkan oleh Ketua OJK.
e. Keputusan RUPS ketiga yang diselenggarakan sesuai dengan ayat (8) huruf d Pasal ini adalah
sah apabila disetujui oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 50% (lima
puluh persen) dari saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir.

9. Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS namun tidak mengeluarkan suara
(abstain) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham yang
mengeluarkan suara.

10. Pemegang saham juga dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan RUPS
dengan ketentuan semua pemegang saham telah diberi tahu secara tertulis dan semua pemegang
saham memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani
persetujuan tersebut.

Keputusan yang diambil dengan cara demikian itu mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan
yang diambil dengan sah dalam RUPS.

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR


Pasal 13.

1. Perubahan anggaran dasar ditetapkan oleh RUPS, yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili
paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan yang
mempunyai hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga) bagian
dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS. Perubahan anggaran dasar tersebut
harus dibuat dengan akta notaris dan dalam Bahasa Indonesia.

2. Perubahan ketentuan anggaran dasar yang menyangkut perubahan nama dan/atau tempat kedudukan
Perseroan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan, jangka waktu berdirinya Perseroan,
besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor, dan perubahan status
Perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan
Menkumham.

3. Perubahan anggaran dasar selain yang menyangkut hal yang tersebut dalam ayat (2) Pasal ini cukup
diberitahukan kepada Menkumham dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak keputusan RUPS tentang perubahan tersebut.

4. Apabila kuorum yang ditentukan tidak tercapai dalam RUPS yang dimaksud dalam ayat (1), maka
dalam RUPS kedua, keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling
sedikit 3/5 (tiga perlima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang dikeluarkan
secara sah dalam rapat dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari seluruh saham
dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.

350
5. Dalam hal kuorum RUPS kedua sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) Pasal ini tidak tercapai, atas
permohonan Perseroan, kuorum kehadiran RUPS ketiga, jumlah suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh Ketua OJK.

6. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditur
Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam 1 (satu) atau lebih surat kabar harian yang beredar
secara nasional dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan tentang
pengurangan modal tersebut.

PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN,


PEMISAHAN, DAN PEMBUBARAN
Pasal 14.

1. a. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, penggabungan,


peleburan, pengambilalihan, pemisahan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan
pailit, perpanjangan jangka waktu berdirinya Perseroan dan pembubaran Perseroan hanya dapat
dilakukan berdasarkan keputusan RUPS yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili
paling sedikit 3/4 (tiga perempat) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan
keputusan disetujui lebih dari 3/4 (tiga perempat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara
yang hadir dalam RUPS.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a di atas tidak tercapai, dapat
diselenggarakan RUPS kedua. RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat
jika dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang memiliki/mewakili paling
sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan
disetujui lebih dari 3/4 (tiga perempat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir
dalam RUPS.
c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b di atas tidak tercapai, atas
permohonan Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan
waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh Ketua OJK.

2. Direksi wajib mengumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian yang terbit atau beredar di tempat
kedudukan atau tempat kegiatan usaha Perseroan mengenai rancangan penggabungan, peleburan,
pengambilalihan atau pemisahan Perseroan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum
pemanggilan RUPS.

3. Pembubaran Perseroan dapat dilakukan berdasarkan Keputusan RUPS dengan ketentuan sebagaimana
tercantum dalam Pasal 14 Anggaran Dasar Perseroan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembubaran, likuidasi dan berakhirnya status badan hukum adalah
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

DIREKSI
Pasal 15.

1. Direksi terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih anggota Direksi. Apabila diangkat lebih dari seorang
anggota Direksi, maka seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Direktur Utama.

2. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS, masing-masing untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, dengan
tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.

3. Yang boleh diangkat sebagai anggota Direksi adalah Warga Negara Indonesia dan/atau Warga
Negara Asing yang telah memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Direksi Perseroan berdasarkan
ketentuan undang-undang Negara Republik Indonesia yang berlaku.

4. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali.

351
5. Seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang berhenti atau dihentikan dari
jabatannya atau untuk mengisi lowongan harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa
jabatan anggota Direksi lain yang menjabat.

6. Jika oleh suatu sebab apapun jabatan seorang atau lebih atau semua anggota Direksi lowong, maka
dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadi lowongan harus diselenggarakan RUPS,
untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan anggaran
dasar.

7. Jika oleh sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, untuk sementara Perseroan diurus
oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris.

8. Anggota direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis
kepada Perseroan paling kurang 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.

9. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri


anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari dan memutuskan
menerima pengunduran diri anggota Direksi dimaksud, maka RUPS dapat memutuskan menerima
pengunduran diri tersebut berlaku efektif lebih cepat dari 90 (sembilan puluh) hari setelah
diajukannya permohonan pengunduran diri tersebut.

10. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam ayat (9) Pasal ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri anggota
Direksi menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS.

11. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi
menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan
oleh RUPS dan telah diangkat anggota Direksi yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal
jumlah anggota Direksi.

12. Dalam hal terdapat anggota Direksi yang diberhentikan sementara oleh Dewan Komisaris, maka
Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh
lima) hari setelah tanggal pemberhentian sementara.

13. Dalam hal RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat (9) Pasal ini tidak dapat mengambil keputusan
atau setelah lewatnya jangka waktu dimaksud RUPS tidak diselenggarakan, maka pemberhentian
sementara anggota Direksi menjadi batal.

14. Gaji, uang jasa dan tunjangan lainnya (jika ada) dari para anggota Direksi dari waktu ke waktu
harus ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan
Komisaris.

15. Jabatan anggota Direksi berakhir, jika:

a. mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat (8) Pasal ini;


b. tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan;
c. meninggal dunia;
d. diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.

TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI


Pasal 16.

1. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam
segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta
menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi
dengan pembatasan bahwa untuk:

352
a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk pengambilan uang
perseroan di bank-bank, mendepositkan uang Perseroan di bank/ Lembaga Keuangan) yang
jumlahnya melebihi jumlah yang dari waktu ke waktu ditentukan oleh Dewan Komisaris;
b. mendirikan suatu usaha atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di luar
negeri; harus dengan persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Komisaris.

2. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang yang
merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam satu tahun
buku, baik dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan
satu sama lain harus mendapat persetujuan RUPS yang dihadiri atau diwakili para pemegang saham
yang memiliki paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara yang sah dan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga perempat) bagian dari seluruh saham dengan
hak suara yang hadir dalam RUPS dengan mengingat peraturan perundang-undangan yang berlaku
di bidang Pasar Modal.

3. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili
Perseroan.
b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana
tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka anggota Direksi lainnya berhak dan berwenang
bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

4. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS.

Dalam hal RUPS tidak menetapkan, pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi ditetapkan
berdasarkan keputusan Direksi.

5. Tanpa mengurangi tanggung jawab Direksi, Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada seorang
atau lebih kuasa untuk dan atas nama Perseroan melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana
yang diuraikan dalam surat kuasa.

6. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi
seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam
hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota
Direksi, maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh Dewan Komisaris, satu dan lain dengan tidak
mengurangi ketentuan dalam ayat (5) Pasal ini.

RAPAT DIREKSI
Pasal 17.

1. Penyelenggaraan Rapat Direksi wajib diadakan Secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam
setiap bulan atau setiap waktu apabila dipandang perlu:

a. oleh seorang atau lebih anggota Direksi;


b. atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau
c. atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.

2. Direksi wajib mengadakan Rapat Direksi bersama Dewan Komisaris secara berkala paling kurang
1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan.

3. Panggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak bertindak untuk dan atas
nama Direksi menurut ketentuan Pasal 16 anggaran dasar ini.

4. Panggilan Rapat Direksi disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan
langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima paling lambat 5 (lima) hari
sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.

353
5. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.

6. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha Perseroan.

Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak
disyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan
yang sah dan mengikat.

7. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dalam hal Direktur Utama tidak dapat hadir atau
berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Direksi dipimpin oleh seorang
anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari antara anggota Direksi yang hadir.

8. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya
berdasarkan surat kuasa.

9. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2
(satu perdua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat.

10. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak
tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling sedikit
lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.

11. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua Rapat Direksi yang akan
menentukan.

12. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu)
suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda-
tangan sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali
ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap
tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.

13. a. Selain penyelenggaraan Rapat Direksi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (6) Pasal
ini, Rapat Direksi dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi atau
melalui sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta Rapat Direksi
saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam Rapat Direksi.
b. Risalah rapat hasil penyelenggaraan Rapat Direksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (13)
huruf a diatas harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam rapat yang ditunjuk oleh ketua rapat
dan ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi yang hadir dan disampaikan kepada seluruh
anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
Dalam hal terdapat anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang tidak
menandatangani Risalah Rapat tersebut, maka yang bersangkutan wajib menyebutkan alasannya
secara tertulis dalam surat tersendiri yang dilekatkan pada Risalah Rapat dengan memperhatikan
ketentuan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

14. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan
ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Direksi
memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani
persetujuan tersebut.
Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan
yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.

354
DEWAN KOMISARIS
Pasal 18.

1. Dewan Komisaris terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris
Independen yang jumlahnya disesuaikan dengan persyaratan dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku di bidang Pasar Modal.

Apabila diangkat lebih dari seorang anggota Dewan Komisaris, maka seorang diantaranya dapat
diangkat sebagai Komisaris Utama.

2. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dengan tidak
mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu.

3. Jika oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu 60 (enam
puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan itu
dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan anggaran dasar.

Seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Komisaris yang berhenti atau dihentikan
dari jabatannya atau untuk mengisi lowongan harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan
sisa jabatan anggota Komisaris lain yang menjabat.

4. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan sekurangnya 90
(sembilan puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.

5. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota
Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah diterimanya
surat pengunduran diri.

6. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam ayat (5) Pasal ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri anggota
Dewan Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS.

7. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota
Dewan Komisaris masing-masing menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut
sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat Dewan Komisaris yang baru sehingga
memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan Komisaris.

8. Gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya (jika ada) dari para anggota Dewan Komisaris dari
waktu ke waktu harus ditentukan oleh RUPS.

9. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:

a. mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat (4) Pasal ini;


b. tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku;
c. meninggal dunia;
d. diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.

355
TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS
Pasal 19.

1. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijaksanaan pengurusan, jalannya pengurusan pada
umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, serta memberikan nasihat kepada
Direksi.

2. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan
dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak
memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan
uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh
Direksi.

3. Dalam menjalankan tugas Dewan Komisaris berhak memperoleh penjelasan dari Direksi atau setiap
anggota Direksi tentang segala hal yang diperlukan oleh Dewan Komisaris.

4. Rapat Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara seorang atau lebih
anggota Direksi, apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan anggaran dasar
dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku atau merugikan maksud dan tujuan Perseroan
atau melalaikan kewajibannya.

5. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan disertai alasannya.

6. Dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari sesudah pemberhentian sementara itu, Dewan
Komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan RUPS luar biasa yang akan memutuskan apakah
anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada
kedudukannya semula, sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan sementara itu diberi
kesempatan untuk hadir guna membela diri.

7. Rapat tersebut dalam ayat (6) Pasal ini dipimpin oleh Komisaris Utama dan apabila ia tidak hadir,
hal tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang
anggota Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh RUPS tersebut dan pemanggilan harus
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam Pasal 11 di atas.

8. Apabila RUPS tersebut tidak diadakan dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari setelah
pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian sementara itu menjadi batal demi hukum, dan
yang bersangkutan berhak menjabat kembali jabatannya semula.

9. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara dan Perseroan tidak mempunyai
seorangpun anggota Direksi maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus
Perseroan, dalam hal demikian Rapat Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan
sementara kepada seorang atau lebih di antara mereka atas tanggungan mereka bersama, satu dan
lain dengan memperhatikan ketentuan Pasal 19 ayat (6).

RAPAT DEWAN KOMISARIS


Pasal 20.

1. Penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris wajib dilakukan secara berkala paling sedikit 1 (satu)
kali dalam setiap 2 (dua) bulan atau setiap waktu apabila dipandang perlu:

a. oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris;


b. atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Direksi; atau
c. atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.

2. Dewan Komisaris wajib mengadakan rapat bersama Direksi sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
4 (empat) bulan.

356
3. Panggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama, apabila Komisaris Utama
berhalangan maka anggota Dewan Komisaris yang lain berhak melakukan penggilan berdasarkan
surat kuasa dari Komisaris Utama.

4. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang
disampaikan langsung kepada setiap anggota Dewan Komisaris dengan mendapat tanda terima paling
lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan
tanggal rapat.

5. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.

6. Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha
perseroan. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu
tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga dan berhak
mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

7. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama tidak dapat
hadir atau berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Dewan Komisaris
dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari antara anggota Dewan
Komisaris yang hadir.

8. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh
anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa.

9. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih
dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam
rapat.

10. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila
tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling
sedikit lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.

11. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua rapat Dewan Komisaris yang
akan menentukan.

12. a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan
1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya;
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda-
tangan sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali
ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir;
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap
tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.

13. a. Selain penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat
(6) Pasal ini, Rapat Dewan Komisaris dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video
konferensi atau melalui sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta
Rapat Dewan Komisaris saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi
dalam Rapat Dewan Komisaris.
b. Risalah Rapat hasil penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud dalam
ayat (13) huruf a diatas harus dibuat secara tertulis dan diedarkan kepada seluruh anggota
Dewan Komisaris yang ikut serta untuk disetujui dan ditandatangani.

14. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan
Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis dan
semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara
tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian
mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan
Komisaris.

357
RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN
Pasal 21.

1. Direksi menyampaikan rencana kerja yang memuat juga anggaran tahunan Perseroan kepada Dewan
Komisaris untuk mendapat persetujuan, sebelum tahun buku dimulai.

2. Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.

3. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh
satu) Desember.

Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup.

4. Direksi menyusun laporan tahunan dan menyediakannya di kantor Perseroan untuk dapat diperiksa
oleh para pemegang saham terhitung sejak tanggal pemanggilan RUPS tahunan.

5. Persetujuan laporan tahunan, termasuk pengesahan laporan keuangan tahunan serta laporan tugas
pengawasan Dewan Komisaris, dan keputusan penggunaan laba ditetapkan oleh RUPS.

6. Perseroan wajib mengumumkan neraca dan laporan laba/rugi dalam surat kabar berbahasa Indonesia
dan berperedaran nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
Pasar Modal.

PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN


Pasal 22.

1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam neraca dan perhitungan
laba rugi yang telah disahkan oleh RUPS tahunan dan merupakan saldo laba yang positif, dibagi
menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh RUPS tersebut.

2. Jika perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup
dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan
laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama
kerugian yang tercatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum sama sekali tertutup
seluruhnya.

3. Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun setelah
disediakan untuk dibayarkan, dimasukkan ke dalam dana cadangan yang khusus diperuntukkan
untuk itu.

Dividen dalam dana cadangan khusus tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak
sebelum lewatnya jangka waktu 5 (lima) tahun, dengan menyampaikan bukti haknya atas dividen
tersebut yang dapat diterima oleh Direksi Perseroan. Dividen yang tidak diambil setelah lewat
waktu 10 (sepuluh) tahun tersebut akan menjadi hak Perseroan.

4. Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan berakhir sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PENGGUNAAN CADANGAN
Pasal 23.

1. Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan sampai mencapai 20% (dua puluh persen) dari
jumlah modal ditempatkan dan disetor, dan hanya boleh dipergunakan untuk menutup kerugian
yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain.

358
2. Jika jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen), RUPS dapat memutuskan
agar jumlah kelebihannya digunakan bagi keperluan Perseroan.

3. Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang belum dipergunakan untuk menutup kerugian
dan kelebihan cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang penggunaannya belum ditentukan
oleh RUPS harus dikelola oleh Direksi dengan cara yang tepat menurut pertimbangan Direksi,
setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris dan memperhatikan peraturan perundang-
undangan agar memperoleh laba.

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24.

Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam anggaran dasar ini, akan diputus dalam RUPS.

Manajemen perseroan dengan ini menyatakan bahwa anggaran dasar


yang dimuat dalam prospektus ini merupakan anggaran dasar perseroan
yang terakhir.

359
XX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

20.1. Pemesanan Pembelian Saham

Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
Prospektus ini dan FPPS. Pemesanan pembelian saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli yang
dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang dapat diperoleh pada Penjamin Emisi Efek
yang namanya tercantum pada Bab XXI dalam Prospektus ini. Setelah FPPS dilengkapi oleh pemesan,
pemesanan wajib disampaikan melalui anggota sindikasi Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum
pada Bab XXI dalam Prospektus ini. Pemesanan pembelian saham yang dilakukan menyimpang dari
ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani.

Setiap pemesan saham harus memiliki rekening efek pada Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang telah
menjadi Pemegang Rekening di KSEI.

20.2. Pemesan yang Berhak

Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah perorangan dan/atau lembaga/
badan usaha sebagaimana diatur dalam UUPM dan Peraturan No. IX.A.7.

20.3. Jumlah Pemesanan

Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya satu satuan perdagangan
yang berjumlah 100 (seratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 100 (seratus) saham.

20.4. Pendaftaran Efek ke Dalam Penitipan Kolektif

Saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Efek.

a. Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas Saham Yang Ditawarkan berlaku ketentuan
sebagai berikut:

1. Perseroan tidak menerbitkan saham hasil Penawaran Umum Saham Perdana dalam bentuk
Surat Kolektif Saham, tetapi saham tersebut akan didistribusikan secara elektronik yang
diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI. Saham-saham hasil Penawaran Umum
Saham Perdana akan dikreditkan ke dalam rekening efek atas nama Pemegang Rekening
selambat-lambatnya pada tanggal 6 Desember 2016 setelah menerima konfirmasi registrasi
saham tersebut atas nama KSEI dari Perseroan atau BAE.

2. Sebelum Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham Perdana ini dicatatkan di
Bursa Efek, pemesan akan memperoleh bukti kepemilikan saham dalam bentuk FKPS yang
sekaligus merupakan sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham
Perseroan atas saham-saham dalam Penitipan Kolektif.

3. KSEI, Perusahaan Efek atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada
pemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan saham. Konfirmasi tertulis
merupakan surat konfirmasi yang sah atas saham yang tercatat dalam rekening efek.

4. Pengalihan kepemilikan saham dilakukan dengan pemindahbukuan saham antara rekening efek
di KSEI.

5. Pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas dividen, bonus, hak memesan
efek terlebih dahulu dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak lain yang melekat pada
saham.

360
6. Pembayaran dividen, bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu kepada
saham dilaksanakan oleh Perseroan atau BAE yang ditunjuk oleh Perseroan, melalui rekening
efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemilik manfaat (beneficial owner) yang
memiliki/membuka rekening efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.

7. Setelah Penawaran Umum Saham Perdana dan setelah saham Perseroan dicatatkan, pemegang
saham yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari
Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum Saham Perdana didistribusikan
ke dalam rekening efek Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang ditunjuk.

8. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada KSEI
melalui Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi
formulir penarikan efek.

9. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Surat
Kolektif Saham selambat-lambatnya lima Hari Kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI
dan diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai permintaan Perusahaan Efek atau Bank
Kustodian yang mengelola saham.

10. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas saham Perseroan wajib
menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi pemegang rekening di
KSEI untuk mengadministrasikan saham tersebut.

b. Saham-saham yang ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat Kolektif
Saham-nya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut
mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada Penjamin Emisi Efek di tempat di mana
FPPS yang bersangkutan diajukan.

20.5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham

Selama Masa Penawaran Umum Saham Perdana, para pemesan yang berhak dapat melakukan pemesanan
pembelian saham selama jam kerja yang ditentukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Penjamin
Emisi Efek di mana FPPS diperoleh, yaitu mulai pukul 10.00 sampai dengan pukul 15.00 WIB.

Setiap pihak hanya berhak mengajukan satu FPPS dan wajib diajukan oleh pemesan yang bersangkutan
dengan melampirkan fotocopy jati diri (KTP/paspor bagi perorangan dan anggaran dasar bagi badan
hukum) dan membawa tanda jati diri asli (KTP/paspor bagi perorangan, dan anggaran dasar bagi badan
hukum) serta tanda bukti sebagai nasabah anggota bursa dan melakukan pembayaran sebesar jumlah
pesanan. Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotocopy paspor, pada FPPS wajib mencantumkan
nama dan alamat di luar negeri dan/atau domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan
jelas serta melakukan pembayaran sebesar jumlah pemesanan.

Penjamin Emisi Efek, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menolak pemesanan
pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan pembelian
saham termasuk persyaratan pihak yang berhak melakukan pemesanan, tidak terpenuhi. Sedangkan
pemesan, tidak dapat membatalkan pembelian sahamnya apabila telah memenuhi persyaratan pemesanan
pembelian.

20.6. Masa Penawaran Umum Saham Perdana

Masa Penawaran Umum Saham Perdana akan berlangsung pada tanggal 30 November, 1 dan 2 Desember
2016, mulai pukul 10.00 sampai dengan pukul 15.00 WIB.

361
20.7. Tanggal Penjatahan

Tanggal Penjatahan di mana Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan menetapkan penjatahan
saham untuk setiap pemesanan dan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah tanggal
5 Desember 2016.

20.8. Persyaratan Pembayaran

Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, cek, pemindahbukuan atau wesel bank dalam mata
uang Rupiah dan dibayarkan kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada waktu FPPS diajukan. Semua
setoran harus dimasukan ke dalam rekening sebagai berikut:

PT Bank UOB Indonesia


Cabang UOB Plaza
Atas nama : PT INDO PREMIER SECURITIES QQ IPO PRODIA
No. A/C : 327-304-8616

Apabila pembayaran menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas nama/milik pihak
yang mengajukan (menandatangani) FPPS. Cek milik/atas nama pihak ketiga tidak dapat diterima sebagai
pembayaran. Seluruh pembayaran harus sudah diterima (in good fund) oleh Penjamin Pelaksana Emisi
Efek dari sindikasi, nasabah retail dan institusi selambat-lambatnya pada tanggal 2 Desember 2016
pukul 15.00 WIB pada rekening tersebut di atas (kecuali untuk pembayaran oleh investor yang membeli
Saham Yang Ditawarkan melalui Agen Penjualan Internasional dalam penawaran internasional yang
harus dilakukan in good fund selambat-lambatnya pada pukul 10.00 WIB pada Tanggal Pembayaran).
Apabila pembayaran tidak diterima pada tanggal dan jam tersebut diatas maka FPPS yang diajukan
dianggap batal dan tidak berhak atas penjatahan.

Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung jawab
pemesan. Semua cek dan bilyet giro akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat
pencairan cek atau bilyet giro ditolak oleh bank tertarik, maka pemesanan saham yang bersangkutan
otomatis menjadi batal. Untuk pembayaran melalui pemindahbukuan dari bank lain, pemesan harus
melampirkan fotokopi Nota Kredit Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan dan menyebutkan
nomor FPPS/DPPS-nya.

20.9. Bukti Tanda Terima

Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek yang menerima pengajuan FPPS akan
menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan dari FPPS lembar kelima sebagai bukti tanda terima
pemesanan pembelian saham. Bukti tanda terima pemesanan pembelian saham ini bukan merupakan
jaminan dipenuhinya pemesanan dan harus disimpan dengan baik agar dapat diserahkan kembali pada
saat pengembalian sisa uang pemesanan dan/atau penerimaan FKPS atas pemesanan pembelian saham.

20.10. Penjatahan Saham

Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh PT Indo Premier Securities selaku Manajer Penjatahan
sesuai dengan Peraturan No.IX.A.7.

a. Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)

Penjatahan pasti dibatasi paling besar 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari jumlah Saham
Yang Ditawarkan, yang akan dialokasikan namun tidak terbatas pada dana pensiun, asuransi,
reksadana, yayasan, institusi bentuk lain, baik domestik maupun luar negeri.

Dalam hal penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem penjatahan pasti, maka
penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :

362
1. Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan
mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum Saham Perdana. Penentuan besarnya
persentase Penjatahan Pasti wajib memperhatikan kepentingan pemesan perorangan;

2. Jumlah penjatahan pasti sebagaimana dimaksud pada butir (1) termasuk pula jatah bagi pegawai
Perseroan yang melakukan pemesanan dalam Penawaran Umum Saham Perdana dengan jumlah
paling banyak 2% (dua persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum
Saham Perdana; dan

3. Penjatahan pasti dilarang diberikan kepada Pemesan Saham Yang Terafiliasi, yaitu:

i) direktur, komisaris, pegawai atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih
saham dari suatu Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek sehubungan
dengan Penawaran Umum Saham Perdana;
ii) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan; dan
iii) Afiliasi dari pihak sebagaimana dimaksud dalam butir (1) dan butir (2), yang bukan
merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga.

b. Penjatahan Terpusat (Pooling Allotment)

Penjatahan terpusat dibatasi paling sedikit 1% (satu persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan.

Jika jumlah efek yang dipesan melebihi jumlah Saham Yang Ditawarkan melalui suatu Penawaran
Umum Saham Perdana, maka Manajer Penjatahan yang bersangkutan harus melaksanakan prosedur
penjatahan sisa efek setelah alokasi untuk Penjatahan Pasti sebagai berikut:

1. Jika setelah mengecualikan Pemesan Saham Yang Terafiliasi yang bukan merupakan pihak
yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga dan terdapat sisa saham yang
jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka: (i) pemesan yang tidak
dikecualikan itu akan menerima seluruh jumlah saham yang dipesan; dan (ii) dalam hal para
pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat
sisa saham, maka sisa saham tersebut dibagikan secara proporsional kepada Pemesan Saham
Yang Terafiliasi

2. Jika setelah mengecualikan Pemesan Saham Yang Terafiliasi dan terdapat sisa saham yang
jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak
dikecualikan itu akan dialokasikan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

- para pemesan yang tidak dikecualikan akan memperoleh satu satuan perdagangan di Bursa
Efek, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak
mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi. Jumlah
saham yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan perdagangan
terbesar yang ditetapkan oleh Bursa Efek di mana saham tersebut akan tercatat; dan
- apabila masih terdapat saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan
kepada pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian dilakukan secara proporsional,
dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.

Sejalan dengan ketentuan dalam Peraturan No.IX.A.7, dalam hal terjadi kelebihan pemesanan saham
dan terbukti bahwa pihak tertentu mengajukan pemesanan saham melalui lebih dari satu FPPS untuk
setiap Penawaran Umum Saham Perdana, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka untuk
tujuan penjatahan Manajer Penjatahan hanya dapat mengikutsertakan satu FPPS yang pertama kali
diajukan oleh pemesan yang bersangkutan.

Dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam suatu Penawaran Umum Saham Perdana, maka
Penjamin Emisi Efek, atau Afiliasi dari Penjamin Emisi Efek dilarang membeli atau memiliki saham
untuk portofolio saham mereka sendiri.

363
Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum Saham Perdana, maka Penjamin
Emisi Efek, atau Afiliasi dari Penjamin Emisi Efek dilarang menjual saham yang telah dibeli atau akan
dibelinya berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek sampai dengan saham tersebut dicatatkan di
Bursa Efek.

Penjamin Pelaksana Emisi Efek wajib menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum Saham Perdana
kepada OJK paling lambat lima Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan sesuai dengan Peraturan
No.IX.A.2.

Manajer Penjatahan akan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan akuntan kepada OJK mengenai
kewajaran dari pelaksanaan penjatahan sesuai dengan Peraturan No.VIII.G.12, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam No. Kep-17/PM/2004 tanggal 13 April 2004 tentang Pedoman Pemeriksaan oleh Akuntan
atas Pemesanan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan No.IX.A.7 selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak akhir Masa Penawaran Umum Saham Perdana.

20.11. Penundaan Masa Penawaran Umum Saham Perdana atau Pembatalan Penawaran
Umum Saham Perdana

Dalam jangka waktu sejak Pernyataan Pendaftaran memperoleh Pernyataan Efektif sampai dengan
berakhirnya Masa Penawaran Umum Saham Perdana, Perseroan dapat menunda Masa Penawaran Umum
Saham Perdana untuk masa paling lama tiga bulan sejak Pernyataan Pendaftaran memperoleh Pernyataan
Efektif atau membatalkan Penawaran Umum Saham Perdana, dengan ketentuan:

a. terjadi suatu keadaan di luar kemampuan dan kekuasaan Perseroan yang meliputi :

(1) indeks harga saham gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10% (sepuluh perseratus) selama
tiga Hari Bursa berturut-turut;

(2) bencana alam, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara signifikan
terhadap kelangsungan usaha Perseroan; dan/atau

(3) peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan
yang ditetapkan oleh OJK berdasarkan Formulir No.IX.A.2-11 lampiran 11; dan

b. Perseroan wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut :

(1) mengumumkan penundaan Masa Penawaran Umum Saham Perdana atau pembatalan Penawaran
Umum Saham Perdana dalam paling kurang satu surat kabar harian berbahasa Indonesia
yang mempunyai peredaran nasional paling lambat satu Hari Kerja setelah penundaan atau
pembatalan tersebut. Di samping kewajiban mengumumkan dalam surat kabar, Perseroan dapat
juga mengumumkan informasi tersebut dalam media massa lainnya;

(2) menyampaikan informasi penundaan Masa Penawaran Umum Saham Perdana atau pembatalan
Penawaran Umum Saham Perdana tersebut kepada OJK pada hari yang sama dengan
pengumuman sebagaimana dimaksud dalam butir (1);

(3) menyampaikan bukti pengumuman sebagaimana dimaksud dalam butir (1) kepada OJK paling
lambat satu Hari Kerja setelah pengumuman dimaksud; dan

(4) Perseroan yang menunda Masa Penawaran Umum Saham Perdana atau membatalkan Penawaran
Umum Saham Perdana yang sedang dilakukan, dalam hal pesanan saham telah dibayar maka
Perseroan wajib mengembalikan uang pemesanan saham kepada pemesan melalui KSEI paling
lambat dua Hari Kerja sejak keputusan penundaan atau pembatalan tersebut.

364
c. Dalam hal Perseroan melakukan penundaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan akan memulai
kembali Masa Penawaran Umum Saham Perdana berlaku ketentuan sebagai berikut :

(1) dalam hal penundaan Masa Penawaran Umum Saham Perdana disebabkan oleh kondisi
sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir (1), maka Perseroan wajib memulai kembali Masa
Penawaran Umum Saham Perdana paling lambat delapan Hari Kerja setelah indeks harga saham
gabungan di Bursa Efek mengalami peningkatan paling sedikit 50% (lima puluh perseratus)
dari total penurunan indeks harga saham gabungan yang menjadi dasar penundaan;

(2) dalam hal indeks harga saham gabungan di Bursa Efek mengalami penurunan kembali
sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir (1), maka Perseroan dapat melakukan kembali
penundaan Masa Penawaran Umum Saham Perdana;

(3) wajib menyampaikan kepada OJK informasi mengenai jadwal Penawaran Umum Saham Perdana
dan informasi tambahan lainnya, termasuk informasi peristiwa material yang terjadi setelah
penundaan Masa Penawaran Umum Saham Perdana (jika ada) dan mengumumkannya dalam
paling kurang satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional
paling lambat satu Hari Kerja sebelum dimulainya lagi Masa Penawaran Umum Saham Perdana.
Disamping kewajiban mengumumkan dalam surat kabar, Perseroan dapat juga mengumumkan
dalam media massa lainnya; dan

(4) wajib menyampaikan bukti pengumuman sebagaimana dimaksud dalam butir (3) kepada OJK
paling lambat satu Hari Kerja setelah pengumuman dimaksud.

20.12. Pengembalian Uang Pemesanan

Dengan memperhatikan ketentuan mengenai penjatahan, apabila terjadi kelebihan pemesanan, maka
masing-masing Penjamin Emisi Efek bertanggung jawab untuk mengembalikan uang pemesanan kepada
para pemesan kepada siapa FPPS diajukan oleh pemesan. Dalam hal terjadi penundaan atau pembatalan
atas Penawaran Umum Saham Perdana, maka apabila pengumuman penundaan atau pembatalan
Penawaran Umum Saham Perdana ini dilaksanakan sebelum Tanggal Pembayaran, maka pengembalian
atas uang pemesanan merupakan tanggung jawab dari para Penjamin Emisi Efek. Pengembalian atas
uang pemesanan oleh Penjamin Emisi Efek dalam hal terjadi penundaan atau pembatalan Penawaran
Umum Saham Perdana ini sebelum Tanggal Pembayaran tidak termasuk pengembalian kepada Peserta
Program ESA. Namun, apabila pengumuman penundaan atau pembatalan Penawaran Umum Saham
Perdana ini dilaksanakan setelah Tanggal Pembayaran, maka tanggung jawab untuk mengembalikan
pembayaran pemesanan akan berada pada pihak Perseroan. Pengembalian uang tersebut dilakukan
selambat-lambatnya dua Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau tanggal diumumkannya penundaan
atau pembatalan Penawaran Umum Saham Perdana sesuai dengan Peraturan No. IX.A.2.

Pengembalian uang kepada pemesan dapat dilakukan dalam bentuk pemindahbukuan ke rekening atas
nama pemesan atau melalui instrumen pembayaran lainnya dalam bentuk cek atau bilyet giro yang dapat
diambil langsung oleh pemesan yang bersangkutan pada Penjamin Emisi Efek yang relevan kepada
siapa FPPS semula diajukan, dengan menunjukkan atau menyerahkan bukti tanda terima pemesanan
Saham Yang Ditawarkan dan bukti tanda jati diri.

Setiap pihak yang lalai dalam melakukan pengembalian uang pemesanan kepada pemesan, yang telah
menyampaikan pesanan kepada pihak tersebut, sehingga terjadi keterlambatan dalam pengembalian
uang pemesanan tersebut, wajib membayar denda kepada para pemesan yang bersangkutan untuk setiap
hari keterlambatan yang dihitung berdasarkan suku bunga rekening giro bank penerima dikalikan
jumlah uang yang terlambat dibayar yang dihitung sejak hari ketiga Tanggal Penjatahan atau tanggal
diumumkannya penundaan atau pembatalan Penawaran Umum Saham Perdana secara proporsional
dengan jumlah hari keterlambatan, dengan ketentuan satu tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh)
Hari Kalender dan satu bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari Kalender. Bank penerima adalah bank di
mana Manajer Penjatahan membuka rekening bank atas nama Manajer Penjatahan untuk menerima
uang pemesanan Saham Yang Ditawarkan.

365
Apabila pengembalian atas pembayaran pemesanan telah tersedia namun pemesan tidak datang untuk
mengambilnya dalam waktu dua Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau tanggal diumumkannya
penundaan atau pembatalan Penawaran Umum Saham Perdana, maka kesalahan itu bukan merupakan
tanggung jawab para Penjamin Emisi Efek yang bersangkutan.

20.13. Penyerahan FKPS atas Pemesanan Saham

Distribusi saham ke masing-masing rekening efek di KSEI atas nama Perusahaan Efek atau Bank
Kustodian yang ditunjuk oleh pemesan saham untuk kepentingan pemesan saham akan dilaksanakan
selambat-lambatnya dua Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. FKPS atas pemesanan pembelian
saham tersebut dapat diambil pada kantor BAE yang ditunjuk, dengan menunjukkan tanda jati diri asli
pemesan dan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan pembelian saham.

366
XXI. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR
PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

Prospektus Prospektus dan FPPS dapat diperoleh pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan
Penjamin Emisi Efek yang ditunjuk yaitu Perusahaan Efek yang terdaftar sebagai Anggota Bursa Efek
selama Masa Penawaran Umum Saham Perdana. Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi
Efek yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Penjamin Pelaksana Emisi Efek DAN PENJAMIN EMISI EFEK

PT Citigroup Securities PT Credit Suisse Securities PT Indo Premier Securities


Indonesia Indonesia
Citibank Tower 5/F, Plaza Bapindo, Sampoerna Strategic Square, Wisma GKBI 7/F Suite 718
JI. Jend. Sudirman Kav. 54-55, South Tower, Lantai 23 Jl. Jend. Sudirman No. 28
Jakarta, Indonesia Jl. Jend. Sudirman Kav. 45 Jakarta 10210, Indonesia
Tel: (021) 2924 9223 Jakarta 12930 Tel. (021) 5793 1168
Fax. (021) 2924 9239 Tel: (021) 2553 7990 Fax. (021) 5793 1167
Fax: (021) 2553 7999
Website: www.citigroup.com Website: www.credit-suisse.com Website: www.indopremier.com

Gerai Penawaran Umum dibuka di :

Bank UOB Indonesia


UOB Plaza, lantai dasar
Jl. M.H. Thamrin Kav. 10, Jakarta Pusat

367
Halaman ini sengaja dikosongkan

368

Anda mungkin juga menyukai