Anda di halaman 1dari 73

Strategic Management

Dosen Pengampu: Dr. Herris Simandjuntak, MM

BIG PAPER

ANALISIS STRATEGI PT POS INDONESIA (PERSERO)

Dibuat Oleh:

Dicky Witama Suryadiredja


Eksekutif A 38 B
15/387250/PEK/20800

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
JAKARTA
2016

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..i
DAFTAR GAMBAR....iii
DAFTAR TABEL.....iv
1. PROFIL PERUSAHAAN ..................................................................................................... 1
2. VISI, MISI DAN NILAI PERUSAHAAN ........................................................................... 4
2.1 Identifikasi Visi, Misi dan Nilai Nilai Perusahaan.......................................................... 4
2.2 Analisis Kekuatan dan Kelemahan Visi, Misi dan Nilai Perusahaan .............................. 6
2.2.1 Landasan Teori.......................................................................................................... 6
2.2.2 Kekuatan dan Kelemahan Visi.................................................................................. 8
2.2.3 Kekuatan dan Kelemahan Misi ............................................................................... 10
2.2.4 Kekuatan dan Kelemahan Nilai Perusahaan ........................................................... 11
2.3 Rekomendasi Rumusan Visi, Misi dan Nilai Perusahaan .............................................. 12
3. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN LINGKUNGAN INTERNAL 12
3.1 Landasan Teori ............................................................................................................... 12
3.2 Faktor Faktor External Opportunities and Threats (OT) melalui PESTEL, Five Forces
Porter dan Strategic Group Analysis ......................................................................................... 19
3.2.1 Analisa PESTEL PT Pos Indonesia (Persero) ........................................................ 19
3.2.2 Analisa Five Forces Porter PT Pos Indonesia (Persero) ......................................... 24
3.2.3 Strategic Group Analysis PT Pos Indonesia (Persero) ........................................... 26
3.3 Faktor Faktor Internal Strengths & Weaknesses (SW) melalui Value Chain analysis dan
VRIO framework....................................................................................................................... 28
3.3.1 Value Chain Analysis PT Pos Indonesia (Persero) ................................................. 28
3.3.2 VRIO Framework PT Pos Indonesia (Persero) ....................................................... 31
3.4 Analisa SWOT PT Pos Indonesia (Persero)................................................................... 32
4. IDENTIFIKASI STRATEGI BISNIS ............................................................................... 35
4.1 Landasan Teori ............................................................................................................... 35
4.2 Strategi Bersaing PT Pos Indonesia (Persero)................................................................ 37
5. IMPLEMENTASI DAN EKSEKUSI STRATEGI........................................................... 40
5.1 Landasan Teori ............................................................................................................... 40

i
5.2 Mengisi Personil Organisasi Perusahaan (Staffing The Organization) .......................... 41
5.3 Mengembangkan Sumber Daya dan Kapabilitas Organisasasi (Resource and
Organizational Capabilities)..................................................................................................... 44
5.4 Menciptakan Sebuah Struktur Organisasi (Organizational Structure) .......................... 46
5.5 Mengalokasikan Sumber Daya Anggaran (Budget) ....................................................... 48
5.6 Melembagakan Kebijakan dan Prosedur Perusahaan (Policies and Procedures).......... 49
5.7 Mengadopsi Praktek Terbaik & Proses Bisnis (Best Practice and Business Process) .. 51
5.8 Memasang Sistem Informasi & Operasi (Information and Operation System) ............. 52
5.9 Menerapkan Imbalan dan Insentif (Rewards and Incentive) ......................................... 54
5.10 Menginternalisasi Budaya Perusahaan (Corporate Culture) ............................................ 56
5.11 Mengembangkan Kepemimpinan Internal (Internal Leadership) .................................... 58
6. EVALUASI DAN KONTROL PERUSAHAAN............................................................... 60
7. KESIMPULAN .................................................................................................................... 62
REFERENSI................................................................................................................................ 66

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar1. Transformasi perubahan Logo PT Pos Indonesia (Persero) ..4


Gambar 2. Nilai nilai Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero)4
Gambar 3. Bagan Berpikir Strategis..13
Gambar 4. Analisis PESTEL.13
Gambar 5. Porter Five Forces16
Gambar 6. Value Chain Perusahaan..17
Gambar 7. Analysis Group Mapping Jasa Pengiriman..27
Gambar 8. Sistem SCM PadaProgram Galeri Pos.29
Gambar 9. Five Generic Strategies... 36
Gambar 10. Komposisi Karyawan PT Pos Indonesia (Persero) tahun 2015 44
Gambar 11. Struktur Organisasi PT Pos Indonesia (Persero)47

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria Visi Perusahaan (Do and Donts) 6


Tabel 2. Tabel Analisa Visi PT Pos Indonesia (Persero) 9
Tabel 3. Faktor Komponen Macro Environment...14
Tabel 4. Faktor Komponen Macro Environment PT Pos Indonesia (Persero)..19
Tabel 5. Top Brand Award Survey28
Tabel 6. SWOT Matrix..35
Tabel 7. Remunerasi dan K-3PT Pos Indonesia (Persero)56
1. PROFIL PERUSAHAAN
PT Pos Indonesia (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak di bidang jasa kurir, logistik, dan transaksi keuangan. Nama PT Pos Indonesia
(Persero) secara resmi digunakan pada tahun 1995, setelah sebelumnya menggunakan
nama dinas PTT (Posts Telegraaf end Telefoon Diensts) pada Tahun 1906; kemudian
berubah menjadi Djawatan PTT (Pos Telegraph and Telephone) pada tahun 1945;
kemudian berubah status menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN
Postel) di tahun 1961; dan menjadi PN Pos & Giro di tahun 1965, serta kemudian
menjadi Perum Pos dan Giro di tahun 1978.
Dalam sejarahnya, PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu BUMN
tertua di Indonesia. Keberadaannya di Nusantara berawal dari perusahaan dagang Hindia
Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang mendirikan Kantor Pos
pada tanggal 26 Agustus 1746 di Batavia (Jakarta) dengan maksud untuk memudahkan
pengiriman surat, terutama dalam kegiatan perdagangan. Pasang surut mewarnai
perjalanan panjang dua setengah abad PT Pos Indonesia (Persero). Masa-masa keemasan
industri perposan ada di tahun-tahun 1970 hingga 1980-an. Masyarakat pengguna jasa
pos sangat setia memanfaatkan layanan pos.
Namun pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, perubahan
gaya hidup, serta trend liberalisasi bisnis jasa pos membuat PT Pos Indonesia (Persero)
mengalami pergeseran bisnis yang sangat signifikan. Seperti juga dialami banyak
perusahaan pos di dunia, PT Pos Indonesia (Persero) sempat mengalami penurunan
kinerja usahanya di tahun 2000 2007. Bisnis suratpos di tahun-tahun tersebut menurun
drastis. Penggunaan pesan singkat melalui telepon selular dan internet menggantikan
peran surat pos individu. Demikian juga persaingan kiriman barang dengan para
perusahaan kurir swasta membuat pangsa pasar PT Pos Indonesia (Persero) tergerus.
Keadaan tersebut memaksa PT Pos Indonesia (Persero) untuk berubah dan
melakukan transformasi bisnis. Manajemen perusahaan mencanangkan masa kebangkitan
perusahaan di tahun 2009 dan menyusun visi dan misi baru serta perencanaanj angka
panjang untuk membangun kompetensi perusahaan agar lebih adaptif te rhadap
perkembangan zaman. Melalui berbagai program transformasi internal dan bisnis

1
perusahaan, pendapatan PT Pos Indonesia (Persero) di tahun 2014 telah mencapai lebih
dari 4 (empat) triliun rupiah atau meningkat hampir tiga kali lipat dari periode 2006-
2007. Tiga tahun mendatang segenap pimpinan PT Pos Indonesia (Persero) menargetkan
pertumbuhan pendapatan perusahaan tiga kali lipat dari sekarang, menjadi 12 (duabelas)
triliun rupiah.
Terdapat tiga jalan transformasi yang ditempuh PT Pos Indonesia (Persero), yaitu
membentuk holding company, revitalisasi bisnis inti, dan mengembangkan bisnis-bisnis
baru. Transformasi perusahaan ini sejalan dengan berbagai hasil riset dan kajian
konsultan internasional seperti Booz&Co dan Ernst&Young yang menunjukkan potensi
bisnis PT Pos Indonesia (Persero) masih terbuka lebar. Kajian Management Research
Center UI pun menyebutkan PT Pos Indonesia (Persero) memiliki potensi besar di tiga
bisnis intinya, yaitu bisnis surat dan paket, bisnis logistik, dan bisnis jasa keuangan.
Penopang pendapatan PT Pos Indonesia (Persero) masih ada di bisnis suratpos dan jasa
keuangan. Kendati volume pengiriman surat individu tengah menurun, namun volume
pengiriman surat bisnis dan kiriman korporasi terus meningkat. Sumber pendapatan
terpenting lainnya adalah jasa pembayaran, jasa pengiriman uang, dan pengiriman paket.
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, PT Pos Indonesia (Persero)
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertujuan untuk melaksanakan
kegiatan usaha di bidang pelayanan jasa pos bagi masyarakat baik di dalam maupun di
luar wilayah Indonesia. Sebagai penyedia jasa pos tertua di Indonesia, PT Pos Indonesia
(Persero) senantiasa bertekad untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat, sehingga mampu turut serta memajukan perekonomian nasional melalui
paduan layanan yang diberikan hingga ke pelosok negeri.
Hingga saat ini, PT Pos Indonesia (Persero) melaksanakan kegiatan pos dengan
bertumpu kepada tiga bisnis intinya yaitu layanan pengiriman surat dan paket, logistik,
dan jasa keuangan. Di masa depan, melalui sebaran dan luasnya jaringan yang dimiliki,
PT Pos Indonesia (Persero) akan memanfaatkan jaringan tersebut untuk mengembangkan
keseluruhan portofolio bisnisnya sehingga PT Pos Indonesia (Persero) tidak hanya
menjadi penyelenggara pos, tetapi mampu bertransformasi menjadi network
company yang andal dan terdepan.
Sebagai BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas maka PT PosIndonesia
(Persero) tunduk kepada Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Selain itu, keberadaan PT Pos Indonesia (Persero) sebagai BUMN yang
bergerak dalam layanan bisnis mail, logistics dan financial services juga tunduk kepada
berbagai peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN;
2. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
3. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2009 tentang Pos;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1995 tentang Pengalihan
Bentuk Perusahaan Umum (Perum Pos dan Giro) menjadi Perusahaan (Perseroan);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun
2005 Nomor 117; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4305);
6. Anggaran Dasar PT Pos Indonesia (Persero) yang tercantum dalam Akta Notaris
Sutjipto, SH. Nomor 117 tanggal 20 Juni 1995 yang telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Akta Notaris Nomor: 3 tanggal 24 November 2015 yang dibuat dan
disampaikan oleh Drs. Bambang T. Anggono Budi, S.H.,M.Kn. Notaris di Bogor.
Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan
kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan
insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang
menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen
kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan
perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah
memiliki lebih dari 3.800 Kantorpos online, serta dilengkapi electronic mobile pos di
beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara
solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah processing
kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat.
Logo PN Postel Logo Perum Pos&Giro Logo Pos Indonesia
(1956-1965) (1965-1995) (1995-sekarang)
Gambar1. Transformasi perubahan Logo PT Pos Indonesia (Persero)
Source : Wikipedia

2. VISI, MISI DAN NILAI PERUSAHAAN


2.1 Identifikasi Visi, Misi dan Nilai Nilai Perusahaan
VISI PT Pos Indonesia (Persero)
Menjadi raksasa logistik pos dari Timur

MISI PT Pos Indonesia (Persero)


Menjadi aset yang berguna bagi bangsa dan negara
Menjadi tempat berkarya yang menyenangkan
Menjadi pilihan terbaik bagi para pelanggan
Senantiasa berjuang untuk memberi yang lebih baik bagi bangsa, negara,
pelanggan, karyawan, masyarakat serta pemegang saham

NILAI NILAI PERUSAHAAN PT Pos Indonesia (Persero)

Gambar 2. Nilai nilai Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero)


Source : www.posindonesia.co.id
Nilai nilai perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) adalah CINTAPOS yang apabila
diuraikan memilki nilai masing masing, yaitu :
1. Customer Oriented
PT Pos Indonesia (Persero) selalu berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi
konsumen
2. Integrity
PT Pos Indonesia (Persero) senantiasa memiliki kejujuran dan etika bisnis dalam
melakukan aktivitas perusahaan
3. Networking
PT Pos Indonesia (Persero) menjunjung tinggi jaringan hubungan yang luas antar
perusahaan, yaitu dengan berbagi pengetahuan dan informasi, PT Pos Indonesia
(Persero) berpotensi meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang
4. Teamwork
PT Pos Indonesia (Persero) menjunjung nilai kerja sama tim
5. Accountable
PT Pos Indonesia (Persero) menjunjung tinggi sikap bertanggung jawab atas aktivitas
pengelolaan perusahaan
6. Professional
PT Pos Indonesia (Persero) menjunjung tinggi nilai profesionalisme dalam
melakukan aktivitas pengelolaan perusahaan
7. Optimistic
PT Pos Indonesia (Persero) bertindak dengan penuh keyakinan untuk memberikan
hasil terbaik dalam membangun masa depan.
8. Spiritual
PT Pos Indonesia (Persero) mampu memberikan makna yang lebih luas pada setiap
pekerjaan yang dilakukan demi kepentingan masyarakat
2.2 Analisis Kekuatan dan Kelemahan Visi, Misi dan Nilai Perusahaan
2.2.1 Landasan Teori
Menurut Thompson et al (2014:21), suatu visi tidak akan bermakna bagi
organisasi kecuali dikomunikasikan secara efektif hingga ke karyawan. Dalam
mengomunikasikan pernyataan visi (vision statement) ada hal yang harus
dilakukan dan tidak dilakukan (the Dos and Donts), antara lain:
The Dos The Donts
Jelas. Berikan gambaran jelas arah Jangan tidak jelas dan tidak lengkap.
perusahaan dan posisi pasar yang diincar Jangan pernah tidak spesifik mengenai arah
perusahaan perusahaan dan bagaimana persiapan mana
sepan perusahaan
Melihat ke depan dan mengarahkan. Jangan terpaku di kondisi sekarang. Visi
Berikan gambaran haluan yang akan tidak mengenai apa yang dahulu dan sekarng
membantu perusahaan mempersiapkan dilakukan; tetapi mengenai "akan ke mana
masa depan. kita pergi"
Tetap fokus. Fokus dalam memberikan Jangan menggunakan bahasa terlalu luas.
arahan pada manager dalam mengambil Hindari bahasa iklusif yang membuat
keputusan dan mengalokasikan sumber perusahaan mengincar semua peluang.
daya
Memiliki ruang gerak. Bahasa yang Jangan membaut visi dalam istilah yang
memperkenankan fleksibilitas tidak menginspirasi. Pernyataan visi yang
memungkinkan haluan perusahaan diubah baik memiliki kekuatan memotivasi dan
sesuai kondisi yang dihadapi. menginspirasi mengenai masa depan
perusahaan.
Mungkin untuk dilaksanakan (feasible). Jangan umum (generic). Pernyataan visi
Arah dan tujuan harus dalam realita yang yang dapat diaplikasikan perusahaan ke
dapat dicapai perusahaan. beberapa industri atau perusahaan tidak cukup
spesifik untuk memberikan arahan.
Indikasikan mengapa arah yang disasar Jangan mengandalkan bentuk superlatif.
menarik secara bisnis. Arah perusahaan Visi yang mengklaim haluan stratejik
harus menarik stakeholders dalam jangka perusahaan adalah "terbaik" atau "paling
panjang berhasil" biasanya tidak spesifik mengenai
arah yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan.
Dapat diingat. Visi harus dengan mudah Dont run on and on. Pernyataan visi yang
dikomunikasikan, biasanya dapat dibuat tidak ringkas dan tidak langsung (to the point)
dalam slogan yang mudah diingat. akan tidak diperhatikan.
Tabel 1. Kriteria Visi Perusahaan (Do and Donts)
Source: Thompson (2016), McGrawHill

Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang


menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin
dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan
want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat
krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka
panjang.
Visi bagi organisasi atau perusahaan dapat digunakan sebagai:

Penyatuan tujuan, arah dan sasaran perusahaan

Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya

Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan (corporate culture)

Menurut Ancok (1995), Visi adalah suatu statemen yang berisikan arahan
yang jelas tentang apa yang akan diperbuat oleh perusahaan di masa yang akan
datang. Secara sederhana yang merupakan terjemahan dari Burt Nanus (1992)
yang mengatakan: a vision is a realistic, credible, attractive future for your
organization. Menurut Ancok terdapat manfaat dari visi perusahaan yaitu:
1) Menumbuhkan komitmen karyawan terhadap pekerjaan dan memupuk
semangat kerja karyawan.
2) Menumbuhkan rasa kebermaknaan di dalam kehidupan kerja karyawan.
3) Menumbuhkan standar kerja yang prima (standard of excellence).
4) Menjembatani keadaan perusahaan masa sekarang dan masa depan.
Sedangkan Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan
atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh
perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa seperti yang
diungkapkan oleh Wheelen sebagaimana dikutip oleh ( Wibisono 2006, p. 46-47)
Langkah penyusunan misi yang umum dilakukan oleh organisasi atau perusahaan
adalah dengan mengikuti tahap-tahap berikut ini:
1. Melakukan proses brainstorming dengan mensejajarkan beberapa kata yang
menggambarkan organisasi
2. Penyusunan prioritas dan pemfokusan pada kata-kata yang paling penting
3. Mengkombinasikan kata-kata yang telah dipilih menjadi kalimat atau paragraf
yang menggambarkan misi perusahaan
4. Mengedit kata-kata sampai terdengar benar atau sampai setiap orang kelelahan
untuk adu argumentasi berkaitan dengan kata atau fase favorit mereka.
Menurut Kreitner & Kinicki (2003) Corporate value adalah nilai-nilai
dalam perusahaan yang dapat memotivasi karyawan guna mencapai tujuan
perusahan. Corporate value dirumuskan oleh manajement tingkat atas dan
dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Nilai-nilai yang
saling berinteraksi dalam perusahaan akan mengakibatkan terbentuknya budaya
organisasi.

2.2.2 Kekuatan dan Kelemahan Visi


PT Pos Indonesia (Persero) memilki visi yaitu Menjadi raksasa logistik
pos dari Timur. Mungkin dari bahasa terlihat sedikit bias dan membingungkan
apa maksud raksasa dari timur ini, ternyata ini berawal dari perkembangan
teknologi yang terjadi pada jaman sekarang ini. Pos Indonesia pada masanya telah
menjadi benang yang merajut inter-koneksi 17.000 pulau bersama 250 juta
penghuninya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal itu jauh sebelum
radio, telepon, terlebih internet hadir pada peradaban manusia Indonesia untuk
berkomunikasi dan berkirim barang.
PT Pos Indonesia (Persero) sempat merasa tertidur dan terlena pada masa
keemasanya itu, dalam bisnis pengiriman Dirut PT Pos Indonesia mengatakan
bahwa matahari tidak lagi terbit dari timur dikarenakan peta kondisi yang sudah
berubah. Kini surat menjadi kurang relevan dan tergantikan dengan email. Begitu
juga dengan telegram yang tidak lagi relevan dan digantikan dengan digital
messengers, seperti WhatsApp, Facebook, Twitter, dan lainnya.
Bahkan peran wesel sebagai protokol pengiriman uang, digantikan dengan
bank yang memberikan kenyamanan dan keunggulan dalam banyak hal. Akses
perbankan melalui financial technology (fintech) dengan biaya yang jauh lebih
murah, lebih aman, dan lebih cepat.
Kekuatan dari visi perusahaan saat ini adalah sebagai bentuk kesiapan dari
PT Pos Indonesia (Persero) dalam menyesuaikan dengan era baru yaitu mengikuti
perkembangan teknologi, agar Pos Indonesia tidak terlena kembali seperti pada
zaman keemasannya dahulu. Selain itu visi perusahaan saat ini menyatakan
bahwa PT Pos Indonesia (Persero) bertransformasi menjadi perusahaan logistik
yang mentransfer berbagai kebutuhan barang kepada masyarakat.
Langkah awal terhadap tranformasi tersebut yaitu untuk melakukan
penyelarasan dari yang tadinya mengandalkan surat menjadi berbasiskan produk
nonsurat. Sebagai tahap awal perusahaan akan melakukan penyesuaian dengan
merubah mindset pada ukuran kriteria surat yang memiliki berat minimal dua
Kilogram (kg). Dengan berat sebesar itu sudah bisa dikategorikan pengiriman
barang.
Untuk mendukung visi perusahaan, PT Pos Indonesia (Persero) bekerja
sama dengan sejumlah BUMN. Kerja sama dengan BUMN itu akan mendukung
perkembangan perusahaan yang akan bergerak dalam berbagai bisnis seperti PT
Garuda Indonesia (Persero) PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) PT
KAI (Persero) Edi Sukmoro, PT Len Industri (Persero) PT Bhanda Ghara Reksa
(Persero) dan PT Sarinah (Persero) dan PT Varuna Tirta Prakasya (Persero)
dengan harapan menjadi DHL dari timur, menjadi raksasa logistik.
The Dos Keterangan
Jelas. Berikan gambaran jelas arah PT Pos Indonesia (Persero) menggunakan
perusahaan dan posisi pasar yang diincar kalimat yang simple dan singkat dalam
perusahaan visinya namun itu sudah menjelaskan arah
Pos Indonesia menjadi perusahaan raksasa
logistic
Melihat ke depan dan mengarahkan. Mengarahkan menjadi perusahaan raksasa
Berikan gambaran haluan yang akan logistik
membantu perusahaan mempersiapkan
masa depan.
Tetap fokus. Fokus dalam memberikan Fokus dengan keinginan menjadi perusahaan
arahan pada manager dalam mengambil raksasa logistik pos
keputusan dan mengalokasikan sumber
daya
Memiliki ruang gerak. Bahasa yang Bentuk kesiapan dari PT Pos Indonesia
memperkenankan fleksibilitas (Persero) dalam menyesuaikan dengan era
memungkinkan haluan perusahaan diubah baru yaitu mengikuti perkembangan teknologi
sesuai kondisi yang dihadapi.
Mungkin untuk dilaksanakan (feasible). Feasible, dimana PT Pos Indonesia (Persero)
Arah dan tujuan harus dalam realita yang merupakan perusahaan jasa pengiriman
dapat dicapai perusahaan. pertama di Indonesia dan satu satunya
perusahaan jasa pengiriman ber-plat merah
(BUMN)
Indikasikan mengapa arah yang disasar Berupaya mengembangkan bisnisnya dari
menarik secara bisnis. Arah perusahaan yang dulunya hanya pengiriman surat saja
harus menarik stakeholders dalam jangka namun kini menjadi pengiriman logistik
panjang (surat/barang)
Dapat diingat. Visi harus dengan mudah Sangat mudah diingat karena visi yang dibuat
dikomunikasikan, biasanya dapat dibuat dengan kalimat yang simple dan sudah
dalam slogan yang mudah diingat. mencakup tujuan perusahaan
Tabel 2. Tabel Analisa Visi PT Pos Indonesia (Persero)
Source: Analisa Penulis (2016)

2.2.3 Kekuatan dan Kelemahan Misi


Dengan memiliki misi Menjadi pilihan terbaik bagi para pelanggan dan
juga Senantiasa berjuang untuk memberi yang lebih baik bagi bangsa, negara,
pelanggan, karyawan, masyarakat serta pemegang saham, sudah sejalan dengan
transformasi yang dilakukan PT Pos Indonesia (Persero). Transformasi disini
tidak akan merubah bagian yang kecil saja tetapi juga mentransformasikan nya
menjadi lebih bernilai dan siap untuk bersaing. Sehingga perubahan konsep bisnis
dari PT POS Indonesia (Persero) dari persuratan menjadi jaringan membawa
banyak implikasi yang yang didapatkan oleh POS Indonesia
Dengan tekad menjadi raksasa, Pos Indonesia juga mendedikasikan untuk
memainkan dua misi penting lainnya yaitu sebagai perpanjangan tangan
pemerintah dalam melakukan akselerasi dan memfasilitasi proses pembangunan
negeri dalam spektrum urban dan rural. Kemudian juga menjadi koorporasi yang
sehat, yang tumbuh menjadi aset bangsa yang membanggakan dan bermanfaat.

2.2.4 Kekuatan dan Kelemahan Nilai Perusahaan


Delapan nilai perusahaan yang dimiliki / diterapkan oleh PT Pos Indonesia
(Persero) yaitu Customer Oriented, Integrity, Networking, Teamwork,
Accountable, Professional, Optimistic dan Spiritual sudah mewakili keseluruhan
bukti nyata dari transformasi yang dilakukan Pos Indonesia untuk bisa bersaing
dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumennya.
Dengan adanya nilai nilai perusahaan ini diharapkan tertanam pada diri
masing masing karyawan PT Pos Indonesia dimana dapat diterapkan dalam
pekerjaan sehari hari terutama dalam memberikan kualitas pelayanan terbaik bagi
konsumen. Semua karyawan juga diharapkan memiliki integritas tinggi dengan
dapat bekerja sama satu sama lain secara jujur, beretika baik, bertanggung jawab,
optimis dan professional dalam menajalankan pekerjaannya untuk membangun
masa depan yang baik.
Dalam implementasi dan penerapan nilai nilai perusahaan ini memang
dapat ditemui beberapa kelemahan yaitu kesadaran dari para karyawan PT Pos
Indonesia (Persero) itu sendiri dalam memahami dan memaknai nilai perusahaan.
Selain itu kurangnya perusahaan dalam memberdayakan karyawannya dalam
melakukan aktivitas perusahaan. Kelemahan ini dapat teratasi jika terjadi
komunikasi dua arah yang baik antara perusahaan dan karyawan, sehingga dapat
memahami tujuan masing masing. Kelemahan ini apabila tidak dapat diatasi juga
dapat mengakibatkan perusahaan tidak dapat mencapai tujuannya, tidak mampu
mengembangkan perusahaan dalam persaingan bisnis serta tidak dapat memenuhi
berbagai kepentingan stakeholders.

2.3 Rekomendasi Rumusan Visi, Misi dan Nilai Perusahaan


Berdasarkan visi, misi dan nilai perusahaan yang sudah ada pada saat ini dalam
mendukung transformasi PT Pos Indonesia (Persero) sudah cukup baik. Namun, untuk
visi sebaiknya perusahaan menggunakan kata yang lebih jelas dan mengikat pada tujuan
perusahaan sehingga lebih mudah dimengerti oleh orang yang baru pertama kali
membacanya. Dengan visi yang telah ada sekarang yaitu menjadi raksasa logistik pos
dari Timur orang akan bertanya tanya maksud timur dalam kalimat visi ini itu seperti
apa, mungkin alangkah lebih baik jika visi dirubah Menjadi raksasa logistik pos dari
Asia
Untuk misi yang sudah ada sudah cukup baik untuk mendukung visi menjadi
raksasa logistik pos. PT Pos Indonesia (Persero) yang memilki motto kerja Tepat
Waktu Setiap Waktu (On Time Every Time), bisa dijadikan sebagai tambahan misi
sebagai bukti dan wujud dari komitmen Pos Indonesiadalam menyediakan layanan
pengiriman logistik yang selalu tepat waktu dan memberikan nilai terbaik. Untuk nilai
nilai perusahaan tidak perlu dilakukan perubahan, karena nilai perusahaan yang sudah
ada sekarang sudah mewakili perusahaan dalam mencapai tujuannya dan membuat
adanya engagement dengan para stakeholders melalui singkatan CINTAPOS.

3. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN LINGKUNGAN INTERNAL


3.1 Landasan Teori
Menurut Thompson (2016), setiap perusahaan beroperasi dalam suatu lingkungan
yang dikenal dengan istilah macro-environment. Enam komponen utama ini adalah
faktor politik, kondisi ekonomi di lingkungan umum perusahaan (lokal, negara, regional,
dunia), kekuatan sosiokultural, faktor teknologi, faktor lingkungan alami, dan kondisi
hukum/regulasi. Analisis PESTEL dapat digunakan untuk menilai hubungan antara 6
komponen prinsipal lingkungan makro: Political (Politik), Economic (Ekonomika),
Social (Sosial), Technological (Teknologi), Environmental (Lingkungan), dan
Legal/Regulatory Forces (Kekuatan Hukum/Regulasi).
Penting bagi seorang Manager untuk menentukan faktor relevan strategis di
industri perusahaannya. Dengan faktor relevan strategis tersebut akan mendapatkan dasar
dalam pengambilan keputusan perusahaan mengenai arah jangka panjang, sasaran,
strategi, dan model bisnis. Hal tersebut dapat terlihat dari bagan Berpikir Strategis
Mengenai Situasi Perusahaan dalam Menentukan Strategi berikut:

Gambar 3. Bagan Berpikir Strategis


Source : Summary Penulis (2016)

Analisis 6 komponen macro environment dapat digunakan untuk menilai relevan


strategis seperti digambarkan seperti berikut ini:

Gambar 4. Analisis PESTEL Source :


Thompson (2016), McGraw Hill
Faktor yang mempengaruhi komponen macro environment juga dapat terlihat
pada tabel dibawah ini :
Komponen Deskripsi
Politik Faktor ini meliputi kebijakan politik serta keterlibatan pemerintah dalam
ekonomi. Contohnya yaitu kebijakan pajak, kebijakan fiskal, bea cukai,
iklim politik, kekuatan dari suatu institusi pemerintah seperti Bank
Indonesia.
Kondisi ekonomi Kondisi ekonomika meliputi iklim ekonomika secara umum dan faktor
spesifik seperti faktor-faktor tingkat suku bunga, kurs, angka inflasi,
angka pengangguran, , tingkat pertumbuhan ekonomika, perdagangan
defisit atau surplus, Produk Domestik per kapita, dsb.
Sosial budaya Faktor kekuatan sosiokultural yang meliputi pengaruh budaya, gaya
hidup, tingkat pertumbuhan, life expectancy rate, dan demografi lain.
Teknologi Faktor teknologi meliputi kecepatan perubahan teknologi, dan
pengembangan teknologi dimana secara potensial untuk mempengaruhi
masyarakat secara luas.
Lingkungan Faktor yang meliputi kekuatan lingkungan dan ekologis seperti cuaca,
iklim, perubahan iklim, dan faktor yang berasosiasi seperti kekurangan
air. Faktor-faktor ini dapat berdampak secara langsung terhadap industri-
industri seperti asuransi, pertanian, produksi energi, turisme. Hal ini juga
berdampak secara tidak langsung terhadap industri seperti transportasi.

Legal dan Faktor ini meliputi regulasi dan hukum dimana perusahaan harus patuhi,
Regulasi seperti hukum hak konsumen, hukum tenaga kerja, hukum anti monopoli,
dan regulasi keamanan dan kesehatan bekerja
Tabel 3. Faktor Komponen Macro Environment
Source : Summary Penulis (2016)

Selain PESTEL, dalam menentukan strategi juga diperlukan analisis bagaimana


lingkungan yang kompetitif akan berpengaruh terhadap penerapan strategi bisnis. Salah
satu yang digunakan adalah Porter 5 Forces. Porter 5 Forces merupakan suatu kerangka
kerja untuk analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh
Michael Porter dari Sekolah Bisnis Universitas Harvard pada tahun 1979. Menurutnya
ada lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri, yaitu (1)
ancaman produk pengganti, (2) ancaman pesaing, (3) ancaman pendatang baru, (4) daya
tawar pemasok, serta (5) daya tawar konsumen.
Tool ini sangat sederhana tapi sangat powerfull, dikarenakan dapat mengerti
mengenai situasi bisnis yang sedang dijalankan. Dapat juga digunakan untuk membantu
dalam mengetahui keunggulan posisi kompetisi saat ini sehingga perusahaandapat
meningkatkan kekuatan, mengantisipasi kelemahan dan akan menghindari perusahaan
mengambil keputusan yang salah.
Pendekatan Porter 5 Forces bila dijabarkan adalah sebagai berikut:
1. The Threat Of A Substitute Product (Ancaman Produk Pengganti)
Keyakinan terhadap keberadaan produk yang selalu diminati konsumen sering
membuat para manajemen lengah akan masuknya produk subtitusi yang dapat
mengancam produknya. Pada dasarnya, konsumen akan memilih produk yang lebih
mudah didapat dan lebih murah dalam segi harga. Semakin banyak dan dekat barang
substitusi, maka pelanggan juga bisa beralih dengan mudah. Force ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya switching cost, kecenderungan untuk substitusi,
diferensiasi produk, dan lainnya.
2. The Threat Of The Entry Of New Competitors (Ancaman Pesaing Baru)
Bagaimana tingkat kesulitan/kemudahan bagi pesaing baru untuk masuk ke dalam
industri. Force ini antara lain dipengaruhi oleh brand equity, hambatan masuk seperti
paten, human mind set terkait produk tertentu yang lebih dikenal.
3. The Bargaining Power Of Customers (Daya Tawar Konsumen)
Bagaimana kekuatan yang dimiliki pelanggan. Force ini antara lain dipengaruhi oleh:
jumlah pembeli, konsentrasi pembeli, switching cost pembeli, ketersediaan barang,
besar order pembeli, sensitivitas harga, tingkat diferensiasi, dan sebagainya.
4. The Bargaining Power Of Suppliers (Daya Tawar Pemasok)
Supplier merupakan tempat dimana kita membeli input yang digunakan untuk bahan
produksi. Force ini ditentukan oleh beberapa factor diantaranya switching cost ke
supplier lain, jumlah supplier, konsentrasi supplier, ketersediaan substitusi input,
tingkat diferensiasi input, hingga tingkat hubungan dengan supplier.
5. The Intensity Of Competitive Rivalry (Intensitas Persaingan Pendatang Baru)
Bagaimana intensitas persaingan dalam industri. Semakin banyak jumlah pesaing,
dengan produk yang berkualitas dan harga bersaing, maka semakin tinggi tingkat
persaingan. Force ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: jumlah pesaing,
perbedaan kualitas, loyalitas pelanggan, diferensiasi produk, perbedaan harga, exit
barriers, dan sebagainya.
Analisa Porter Five Forces ini digunakan pada level industri, dan dapat
diaplikasikan pada segala macam industri namun dalam bidang yang sejenis. Artinya,
industri disini adalah serangkaian bisnis yang menawarkan produk/jasa yang sejenis.
Apabila satu perusahaan bergerak di berbagai macam industri, maka ia tidak bisa hanya
membuat satu analisis saja. Analisa ini perlu dibuat pada masing-masing industri dimana
perusahaan tersebut bergerak.

Gambar 5. Porter Five Forces


Source: http://masonmyers.com/

Setelah menganalisa faktor lingkungan makro dan industri, dalam menyusun


strategi bisnis diperlukan strategic group mapping. Menurut Thompson (2016), Strategic
group mapping adalah sekumpulan perusahaan di dalam satu industri yang sama dan
memiliki strategi yang mirip. Contohnya, perusahaan dengan luas lini produk yang
sebanding, distribution channel yang sama, atau bergantung pada pendekatan teknologi
yang sama.
Prosedur penentuan strategic group map adalah:
a) Tentukan karakteristik kompetitif yang menggambarkan pendekatan stratejik yang
digunakan dalam industri
b) Kelompokkan perusahaan-perusahaan dalam map dengan dua variabel
c) Tentukan perusahaan yang menempati lokasi mapping yang hampir sama menjadi
strategic group yang sama
d) Menggambarkan lingkaran tiap strategic group dengan besar lingkaran proporsional
berdasarkan total penjualan di pangsa pasar

Fungsi dari value chain, menurut Michael E. Porter yaitu untuk mendeskripsikan
cara melihat bisnis sebagai rantai aktifitas yang mengubah input menjadi output sehingga
memiliki nilai bagi pelanggan (Laudon and Laudon, 2007).
Sedangkan menurut Thompson (2016), Kegiatan perusahaan biasanya terdiri dari
produksi, marketing, pengiriman, service yang merupakan bentuk dari sebuah value
chain, yang dimana pada akhirnya akan menciptakan value kepada konsumen. Value
chain merupakan alat ideal untuk menguji kinerja perusahaan dari nilai proposisi
konsumen dan bisnis model. Value chain dapat dikategorikan kedalam dua kegiatan
yakni primary activities yang dimana lebih mengutamakan pada menciptakan value
kepada konsumen dan support activities yang lebih memfasilitasi dan mendorong
kinerja primary activities.

Gambar 6. Value Chain Perusahaan


Source: Thompson (2016), McGraw Hill
1. Primary Activities
a) Supply Chain Management
Kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap
pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada
pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistikdan pengolahan
informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.
b) Operations
Kegiatan penciptaan produk mulai dari input hingga menjadi produk akhir
c) Distribution
Kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam rangka memperlancar dan mempermudah
penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga
penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat
dibutuhkan).
d) Sales and Marketing
Kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam memaksimalkan tenaga penjualan, iklan
dan promosi, riset dan perencanaan pasar, serta dukungan dealer/distributor.
e) Service
Kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam rangka menyediakan layanan konsumen
seperti pemasangan, ketersediaan suku cadang, perawatan dan reparasi, bantuan
teknis, menjawab pertanyaan dan complain pelanggan.

2. Support Activities
a) Product R&D, Technology, and Systems Development
Kegiatan terkait riset pengembangan produk, proses R&D, proses pengembangan
desain, software, telekomunikasi, dan lain-lain.
b) Human Resource Management
Kegiatan yang terkait dengan rekrutmen, kepegawaian, pelatihan, pengembangan
karyawan, dan kompensasi termasuk mengenai aktivitas pegawai dan peningkatan
skill pegawai.
c) General Administration
Kegiatan terkait general management, akuntansi dan keuangan, legal dan regulatory
affairs, system keamanan, system manajemen informasi, penyusunan aliansi strategi
dan kolaborasinya dengan rekanan, dan lain-lain.

Dalam persaingan bisnis, sumber daya yang unggul merupakan modal yang
dimilki oleh perusahaan. Dengan memiliki sumber daya yang unggul maka perusahaan
dapat melakukan berbagai langkah kreatif untuk memenangkan persaingan dalam
industrinya. Salah metode yang digunakan untuk memenangkan persaingan adalah VRIO
framework. (Jay Barney, 2010). VRIO adalah kependekan dari valuable, rare,
imitable and organized. Konsep VRIO didasari pada teori resource based view of the
firm. Pengujian dan evaluasi VRIO berdasarkan pertanyaan untuk setiap kondisi yaitu :
1. Pertanyaan untuk Valuable.
Apakah kondisi tersebut mendorong perusahaan untuk mengeksploitasi
kesempatan eksternal dan/atau menetralisasi ancaman eksternal?
2. Pertanyaan untuk Rare.
Apakah kondisi tersebut hanya dikendalikan sejumlah kecil perusahaan atau
jarang dimiliki perusahaan lain?
3. Pertanyaan untuk Imitable.
Apakah kondisi tersebut sulit untuk ditiru atau direplikasi perusahaan lain?
4. Pertanyaan untuk Organized.
Apakah kondisi tersebut didukung dan dikelola perusahaan secara pantas?

3.2 Faktor Faktor External Opportunities and Threats (OT) melalui PESTEL, Five
Forces Porter dan Strategic Group Analysis
3.2.1 Analisa PESTEL PT Pos Indonesia (Persero)
Komponen Deskripsi
Politik Adanya Peraturan Presiden No.26/2012 tentang Sistem Logistik Nasional
(SISLOGNAS)
Ekonomi Perekonomian global tidak merata dan juga perubahan pola konsumsi
masyarakat.
Sosial budaya Bentuk tanggung jawab perusahaan melalui kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR)
Teknologi Maraknya e-commerce atau jual beli lewat online dapat dimanfaatkan
oleh perusahaan dengan menjadikan strategi utama dalam bisnis
Lingkungan Faktor cuaca/iklim dapat menghambat proses pengiriman logistik
Legal dan UU Logistik Penting sebagai Koneksitas Konstruksi Hukum Regulasi
Regulasi Logistik
Tabel 4. Faktor Komponen Macro Environment PT Pos Indonesia (Persero)
Source : Analisa Penulis (2016)

1) Faktor Politik
Main Issue

Peraturan Presiden No.26/2012 tentang Sistem Logistik Nasional tidak merujuk


pasal tertentu dari peraturan di bidang transportasi sebagai dasar pelaksanaan
sehingga sulit terimplementasi. Hal tersebut dikarenakan konstruksi hukum
Perpres Sislognas belum dilengkapi. Konstruksi hukum tersebut, terkait dengan
materi muatan dan dasar pertimbangan atau konsiderans yang menguraikan pokok
filosofis, sosiologis dan yuridis sebagai dasar pembentukan produk hukum.
Opportunity

1) Dengan adanya sislognas diharapkan jalur distribusi logistik terintegrasi satu


sama lain
2) Sislognas dapat memenuhi kebutuhan pasar dengan cepat
3) Sislognas tekontrol langsung oleh negara karena dilakukan pemerintah
Threats

1. Masih terdapat kekurangan dalam pengimplementasian sislognas


2. Menurut Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, distribusi logistik
di Indonesia merupakan salah satu yang terburuk di dunia
3. Biaya yang tinggi akibat infrastuktur yang kurang baik
2) Faktor Ekonomi
Main Issue

Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari
dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka
peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestic sehingga
mengakibatkan perubahan pola konsumsi masyarakat. contoh nyata dari pengaruh
globalisasi ini adalah adanya pasar bebas. Bagi beberapa pelaku industri, terutama
yang selama ini mengandalkan bahan baku import dari China, malah menjadi
pihak yang diuntungkan atas masuknya Indonesia ke dalam pasar bebas Asia.
Mereka bisa mendapatkan bahan baku dengan harga yang jauh lebih murah
karena dilakukannya perjanjian penghapusan tarif import sehingga bisa menekan
banyak biaya yang harus mereka keluarkan. Dengan mendapatkan bahan baku
yang murah, maka secara otomatis kegiatan industri bisa semakin berkembang
Opportunity

1) Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan


produk ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional.
2) Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan
belum bisa diproduksi di Indonesia
Threats

1) Ketidaksiapan ekonomi Indonesia dalam persaingan yang semakin bebas.


2) Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing
dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas.

3) Faktor Sosial Budaya


Main Issue

Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder akhir akhir
ini perusahaan semakin marak dan sering melakukan tanggung jawab sosial
kepada masyarakat sekitar yang dikenal dengan nama Corporate Social
Responsibility (CSR). Istilah CSR yang mulai dikenal sejak tahun 1970-an, saat
ini menjadi salah satu bentuk inovasi bagi hubungan perusahaan dengan
masyarakat dan konsumen. CSR kini banyak diterapkan baik oleh perusahaan
multi-nasional maupun perusahaan nasional atau lokal. CSR adalah tentang nilai
dan standar yang berkaitan dengan beroperasinya sebuah perusahaan dalam suatu
masyarakat. CSR diartikan sebagai komitmen usaha untuk beroperasi secara legal
dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan
keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka mewujudkan
pembangunan berkelanjutan.
Opportunity

Mengambil manfaat dari keberadaan para stakeholder yang terlibat dengan cara
memberikan pelayanan yang baik
Threats

Pesaing dapat merebut konsumen dengan melakukan stratgei yang serupa

4) Faktor Teknologi
Main Issue

Seiring dengan berjalannya zaman dan waktu tidak dapat dipungkiri teknologi di
dunia pun ikut berkembang. Oleh karena itu, perkembangan teknologi informasi
mau tidak mau membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan
menempatkan teknologi sebagai strategi utama bisnisnya. Dengan adanya
teknologi informasi, komunikasi dalam bisnis dapat menjadi lebih cepat dan
efisien. Selain itu penggunaan teknologi ini akan menjadikan suatu E-Commerce
dan social media sebagai senjata utama dalam pengembangan produk bisnis
Opportunity

1. Memanfaatkan social media untuk sarana promosi


2. Mengembangkan aplikasi berbasis teknologi untuk menelusuri kelancaran
proses distribusi
Threats

1. Cybercrime
2. Biaya maintenance dan operasional berbasis IT cukup tinggi
5) Faktor Lingkungan
Main Issue

Faktor cuaca/iklim memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap distribusi logistik
karena dapat menggangu proses pengiriman. Beberapa masalah kecil saja dapat
mengakibatkan proses pengiriman menjadi tertunda ataupun gagal yaitu karena
adanya cuaca yang buruk. Cuaca buruk itu sendiri tidak dapat diprediksi secara
akurat kapan cuaca buruk tersebut datang melanda.
Opportunity

1. Meningkatkan stok atau persediaan barang guna untuk menghindari


kemungkinan pengadaan bahan baku yang telat akibat cuaca buruk sedangkan
kebutuhan pelanggan yang terus meningkat.
2. Meningkatkan armada transportasi berkapasitas besar dan tahan terhadap
segala cuaca.
Threats

1. Cuaca buruk berdampak terhadap peningkatan waktu dan biaya pengiriman


suatu barang.
2. Jika dipaksa untuk melakukan pengiriman pada saat cuaca buruk maka akan
memicu masalah yang lebih besar lagi seperti kecelakaan yang tentunya dapat
memakan korban jiwa dan juga barang menjadi rusak.

6) Faktor Legal dan Regulasi


Main Issue

UU Logistik Penting sebagai Koneksitas Konstruksi Hukum Regulasi Logistik.


Progresivitas Hukum (UU) Logistik bertujuan untuk melindungi kepentingan
masyarakat luas (stakeholder, pelaku usaha, individu, warga negara, rakyat)
dalam setiap lini / aktivitas bisnis logistik (Pos, Logistik, dan Kurir) menuju
kepada ideal hukum dan menolak status quo, serta tidak ingin menjadikan hukum
sebagai teknologi yang tidak bernurani, melainkan suatu institusi yang bermoral
(Satjipto Rahardjo, 2009)
Opportunity
1. Dapat menjadikan Perpres Sislognas sebagai ruh yang mengakselerasi
keseimbangan koneksitas mata rantai (supply & demand) proses logistik pada
tataran lokal, domestik, regional, dan global.
2. Terwujudnya feed back berupa pemerataan dan perluasan pembangunan
ekonomi berbasis daya saing secara solid (integrated).
Threats

Tidak terjadi koneksitas antar regulasi di bidang logistik (Perkeretaapian,


Pelayaran, Penerbangan, LLAJ, dan Multimoda).

3.2.2 Analisa Five Forces Porter PT Pos Indonesia (Persero)


1. The Threat Of A Substitute Product (Ancaman Produk Pengganti)
Berdasarkan analisa Five Forces Porter persaingan berdasarkan substitusi
merupakan persaingan dari produk atau jasa alternatif. Dalam hal ini
persaingan substitusi PT Pos Indonesia (Persero) adalah adanya layanan
internet yang saat ini telah menyediakan surat elektronik (email) dan sosial
media dikarenakan kemajuan dan perkembangan teknologi.
Strategi yang dapat dilakukan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) adalah dengan
memberikan nilai tambah bagi konsumen melalui beberapa cara yaitu
penurunan harga, peningkatan layanan, implementasi yang lebih cepat dan
fleksibel, meyakinkan dan memberikan keamanan informasi produk produk
PT Pos Indonesia (Persero) kepada konsumen.
2. The Threat Of The Entry Of New Competitors (Ancaman Pesaing Baru)
Saat ini banyak ditemui pendatang baru potensial dalam bisnis pengiriman
logistik diantaranya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
pengiriman seperti Fedex, DHL, TIKI, dan JNE. Cara efektif yang dilakukan
PT Pos Indonesia (Persero) dalam menghadapi para pendatang baru potensial
ini adalah dengan memberikan harga yang terjangkau, kenyamanan,
kepercayaan dan keamanan dalam pengiriman, serta tepat waktu dalam
melakukan pengiriman.
3. The Bargaining Power Of Customers (Daya Tawar Konsumen)
Pengguna jasa pada PT Pos Indonesia (Persero) pada umumnya adalah
masyarakat umum dari semua kalangan yang ingin melakukan pengiriman
barang, uang, atau surat-surat dengan menggunakan pos. Untuk
mempertahankan konsumen tersebut, PT Pos Indonesia (Persero) terus
berusaha untuk lebih meningkatkan fasilitas dan pelayanan serta kepercayaan
para konsumen terhadap kualitas pelayanannya.
4. The Bargaining Power Of Suppliers (Daya Tawar Pemasok)
Dalam upaya mempercepat pembangunan ekonomi di Indonesia, dibutuhkan
adanya penyediaan dana investasi. Terkait dengan dana investasi ini, PT Pos
Indonesia (Persero) menggunakan sumber dana internal maupun eksternal
yaitu melalui kerja sama dan pinjaman melalui bank. Saat ini PT Pos
Indonesia sedang melaksanakan program modernization and empowerment
dalam upaya mentranformasikan diri mengikuti perkembangan zaman.
Program itu tentu mengandung konsekuensi perubahan strategis. Antara lain
pembenahan business model, peningkatan dan penajaman brand image
(corporate identity) PT Pos Indonesia (Persero), perubahan divisi regional
sebagai profit center, infrastruktur bisnis berbasis ICT (information
communication technology). Oleh karenanya untuk menghadapi persaingan
pemasok, PT Pos Indonesia (Persero) melakukan hubungan yang baik dengan
para pemasoknya seperti bank
5. The Intensity Of Competitive Rivalry (Intensitas Persaingan Pendatang
Baru)
Persaingan yang semakin ketat saat ini dalam bisnis pengiriman logistik, harus
dipandang sebagai tantangan dan momentum bagi PT Pos Indonesia (Persero)
untuk menunjukkan kinerja nyatanya. Pemberlakuan Undang-undang No
38/2009 tentang Pos, mengantarkan persaingan bisnis semakin mengglobal
dan terbuka. Untuk menghadapi persaingan bisnis itu, PT Pos Indonesia
(Persero) dituntut untuk mampu bersaing dengan para kompetitor domestik
maupun internasional. Dengan strategi terus meningkatkan kualitas pelayanan
kepada para konsumen, PT Pos Indonesia (Persero) optimistis siap untuk
menghadapi persaingan tersebut.
Beberapa contoh yang telah dilakukan dalam upaya peningkatan kinerja
PT Pos Indonesia (Persero) yaitu dengan modernisasi kantor pos yang diwujudkan
pada gedung maupun peningkatan kualitas layanan pos, di antaranya mail
services, financial services, maupun logistik, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan konsumen. Misalnya layanan keuangan akan dibenahi dengan aplikasi
core banking system yang setara dengan perbankan, yang bertujuan memberikan
rasa percaya dan keamanan bagi konsumen dalam menggunakan jasa PT Pos
Indonesia (Persero).
Begitu pun dengan mail services dan logistics, juga telah dilengkapi oleh
teknologi IT yang handal dan kompeten. Di antaranya, dilakukannya perbaikan
system support untuk seluruh layanan financial services, mail services, dan
logistics services. Perbaikan SDM khususnya di front office juga harus lebih pr
ofesional. Pegawai front office tentu harus mengedepankan penampilan, sikap,
dan product knowledgenya yang baik.

3.2.3 Strategic Group Analysis PT Pos Indonesia (Persero)


Bila melihat pesaing terdekat PT Pos Indonesia (Persero) dalam strategic
groupnya apabila digambarkan mapping industri jasa pengiriman adalah seperti
gambar dibawah ini:
Strong

R
e
p
u
t
a
t
i
o
n

Weak
Broad Number of Product Narrow
Gambar 7. Analysis Group Mapping Jasa Pengiriman
Source: Analisa Penulis (2016)

Berdasarkan group mapping diatas dapat dikatakan, persaingan jasa


pengiriman sangatlah ketat. Hal tersebut dapat terlihat dari luasnya layanan
industri pengiriman yang ditawarkan penyedia jasa sehingga memudahkan
konsumen dalam memilih penyedia jasa mana yang akan digunakan. Semua
penyedia jasa memiliki reputasi yang baik, namun di Indonesia konsumen lebih
banyak menggunakan jasa pengiriman Pos Indonesia, JNE dan Tiki dibandingkan
jasa pengiriman DHL dan FedEx.
PT Pos Indonesia (Persero) dalam pengiriman saat ini bersaing ketat
dengan JNE dan TIKI, dimana kedua kompetitor saat ini telah mengungguli Pos
Indonesia dalam jasa pengiriman seperti terlihat pada tabel survey dibawah,
dikarenakan kedua kompetitornya tersebut cukup pandai dalam melihat
globalisasi, dimana perilaku konsumen yang konsumtif ditunjang dengan
maraknya bisnis e-commerce dengan jual beli online saat ini, sehingga mereka
melakukan pendekatan terhadap pelaku bisnis tersebut untuk diajak bekerja sama.

MEREK TBI TOP


JNE 47.6 % TOP
TIKI 35.7 % TOP
POS INDONESIA 9.6 %
DHL 1.3 %
Tabel 5. Top Brand Award Survey
Source : topbrand-award.com

Melihat tabel survey diatas melihat posisi dari PT Pos Indonesia (Persero)
dalam keberlanjutan bisnis jangka panjang ini adanya kemungkinan akan terus
tergerus oleh globalisasi teknologi komunikasi dan informasi, persaingan tarif ,
proses dan pelayanan yang akan semakin tinggi karena masuknya banyak pesaing
dengan keunggulan komparatif dan kompetitifnya jika PT Pos Indonesia (Persero)
tidak melakukan perubahan atau inovasi dalam meningkatkan kualitas
pelayanannya.
PT Pos Indonesia (Persero) sebaiknya melihat maraknya bisnis e-
commerce dan jual beli online saat ini sebagai peluang bisnis untuk
mempromosikan kembali produk produk Pos Indonesia.

3.3 Faktor Faktor Internal Strengths & Weaknesses (SW) melalui Value Chain analysis
dan VRIO framework.
3.3.1 Value Chain Analysis PT Pos Indonesia (Persero)
1. Primary Activities
Supply Chain Management

PT. Pos Indonesia memanfaatkan sistem SCM untuk mengelola akun-akun


pemasoknya. Pemasok-pemasok utama yang telah disyaratkan mempunyai
pengetahuan memadai mengenai sitem informasi dan internetworking, serta
mempunyai akses jaringan yang baik, dapat memantau data dan kegiatan pasokan
mereka secara online dan realtime. Sedangkan pemasok konvensional yang masih
menggunakan telepon atau cash and carry dikelola datanya oleh karyawan mitra
utama, dimana transaksi dilakukan. PT. Pos Indonesia (Persero) melakukan
sosialisasi mengenai program SCM ini kepada para pemasok, dan menjelaskan
berbagai nilai tambah (added value) antara lain membantu para pemasok
mengatur transaksi, adanya prediksi kebutuhan Pos Indonesia yang lebih akurat,
dan diperluasnya jaringan kerja dari para pemasok.
PT. Pos saat ini memiliki outlet belanja produkproduk lengkap khas Indonesia
secara online yang bernama Galeri Pos yang dapat diakses melalui alamat website
www.galeripos.com. Serta memiliki program e-fila.com yang menjual produk
perangko Indonesia.

Gambar 8. Sistem SCM PadaProgram Galeri Pos


Source : http://www.galeripos.com/

Operations

PT Pos Indonesia (Persero) memanfaatkan sistem Enterprise Resource Planning


(ERP) pada operasional, jasa dan distribusi, dengan mempertimbangkan
pengoperasian perusahaan pada proses internal melalui manajemen sumber daya
manusia perusahaan, akuntansi, keuangan, logistik dan distribusi secara tepat
waktu. ERP dibutuhkan perusahaan untuk bisa mendapatkan efisiensi, kecepatan,
dan responsivitas yang dibutuhkan dalam mencapai keberhasilan di lingkungan
bisnis yang dinamis saat ini.
Distribution

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang logistik banyak hal yang harus
dilakukan oelh PT Pos Indonesia (Persero). Perusahaan logistik Indonesia saat ini
bergerak dalam bidang Third Party Logistic (3PL). Jaringan menjadi kekuatan
utama dari perusahaan. Langkah awal berupa Distribution center (DC) yang
dibangun. Pos Indonesia sudah memiliki kantor pos yang ada diseluruh Indonesia.
Ini bisa menjadi DC bagi Pos Indonesia untuk mendistribusikan logistiknya.
Selanjutnya adalah menentukan logistic strategy yang akan diterapkan oleh PT
Pos Indonesia (Persero) bisa memilih efficient strategy yang berbasis focused
factory atau responsive strategy yang berbasis focused market. Pemilihan strategi
logistik yang dipilih berdasarkan kebutuhan, transportasi, cost, lead time, dan
jenis barang yang akan dikirimkan. Tipikal strategi yang bisa diterapkan
adalah right time, right place, dan right price. Gudang barang jangan dilupakan
juga guna menjadi bisnis 3PL. Sistem pergudangan yang abik bisa digunakan
untuk meningkatkan kualitas barang yang akan dijual dan juga bisa dijadikan
sebagai cara untuk mengurangi biaya bagi perusahaan customer melalui
penghematan dalam hal transportasi kerena jarak dengan konsumen yang lebih
dekat atau dengan menggunakan sistem konsolidasi atau break-bulk.
Sales and Marketing

Mengikuti perkembangan zaman dan semakin majunya teknologi, PT Pos


Indonesia (Persero) tentunya menerapkan sebuah promosi yang mengindahkan
aspek tekhnologi informasi, yaitu dengan melakukan promosi di dalam media
internet melalui pemasangan promosi didalam web page seperti
http://www.posindonesia.co.id , atau sosial media seperti facebook maupun
twitter.
Service

Saat ini, PT Pos Indonesia (Persero) melaksanakan kegiatan pos dengan bertumpu
kepada tiga bisnis intinya yaitu layanan pengiriman surat dan paket, logistik, dan
jasa keuangan. Di masa depan, melalui sebaran dan luasnya jaringan yang
dimiliki, PT Pos Indonesia (Persero) akan memanfaatkan jaringan tersebut untuk
mengembangkan keseluruhan portofolio bisnisnya sehingga PT Pos Indonesia
(Persero) tidak hanya menjadi penyelenggara pos, tetapi mampu bertransformasi
menjadi network company yang andal dan terdepan.

2. Support Activities
Product R&D, Technology, and Systems Development

Peran teknologi informasi sangat dominan dalam menjalankan bisnis dan menjaga
kelangsungan bisnis. Untuk itu teknologi informasi memiliki peran penting dalam
penerapan strategi PT Pos Indonesia (Persero). Pos Indonesia menargetkan
penerapan teknologi informasi pada seluruh kantor pelayanan kantor pos,
termasuk kantor cabang di daerah agar bis terhubung secara online. Saat ini
layanan Pos Indonesia yang telah memanfaatkan teknologi informasi adalah Surat
Elektronik (RaTron), SMS Pesta, Duit Pos Multiguna dan PlasaPOS.com.
Human Resource Management

SDM dalam hal ini karyawan, harus diakui sebagai faktor penting yang turut
menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Salah satu bentuk perhatian suatu instansi terhadap para pegawai yaitu
dengan menerapkan suatu strategi pemberian kompensasi dalam bentuk
remunerasi, hal ini dilakukan guna memacu kinerja dari para pegawainya. Adanya
sistem remunerasi pada Sistem remunerasi yang diterapkan pada PT. Pos
Indonesia (Persero) tidak berubah sejak lima tahun terakhir, namun ada perubahan
jumlah nominal yang diberikan dari beberapa komponen remunerasi seperti, gaji
dasar, tunjangan, bonus dan insentif.

3.3.2 VRIO Framework PT Pos Indonesia (Persero)


1. Pertanyaan untuk Valuable.
Apakah sumber daya yang ada mendorong perusahaan untuk mengeksploitasi
kesempatan eksternal dan/atau menetralisasi ancaman eksternal?
Kemampuan dan keahlian yang dipunyai oleh setiap sumber daya dan
kapabilitas yang dimiliki oleh perusahaan harus dapat dimaksimalkan dan
dimanfaatkan perusahaan terutama dalam menghadapi faktor faktor ekternal
yang dapat mengganggu dan mengancam strategi bisnis yang telah ditetapkan
oleh perusahaan seperti yang sudah dijelaskan pada analisa PESTEL diatas.
2. Pertanyaan untuk Rare.
Apakah sumber daya yang ada hanya dikendalikan sejumlah kecil perusahaan
atau jarang dimiliki perusahaan lain?
Jika perusahaan menjadikan sumber daya yang dimiliki sebagai asset
perusahaan, mereka akan memberikan feedback positif yang nantinya akan
memberikan keuntungan sendiri bagi perusahaan.
3. Pertanyaan untuk Imitable.
Apakah sumber daya tersebut sulit untuk ditiru atau direplikasi perusahaan
lain?
Jika perusahaan dapat mengelola sumber daya yang dimiliki dengan baik, apa
yang dilakukan oleh mereka terhadap pekerjaannya akan memberikan suatu
keunggulan bersaing bagi perusahaan, dan itu akan sulit untuk ditiru oleh
pesaing.
4. Pertanyaan untuk Organized.
Apakah sumber daya tersebut didukung dan dikelola perusahaan secara
pantas?
Pengelolaan manajemen sumber daya memang sangat penting dan harus
dilakukan perusahaan untuk membuat suatu organisasi yang terintegrasi dan
membuat perusahaan menjadi unggul

3.4 Analisa SWOT PT Pos Indonesia (Persero)


Setelah menganalisa kondisi lingkungan eksternal dan internal diatas mulai dari
PESTEL, Five Forces Porter, Strategic Group Mapping, Value Chain Analysis dan VRIO
Framework dapat dirumuskan SWOT untuk PT Pos Indonesia (Persero) adalah sebagai
berikut :
Strength
1) PT Pos Indonesia (Persero) merupakan perusahaan jasa pos pertama yang berdir idi
Indonesia dan masyarakat sudah jauh lebih dahulu mengenal Pos Indonesia apabila
dibandingkan dengan perusahaan jasa pengiriman lainnya yang ada di Indonesia.
2) Luasnya jaringan cabang kantor pos diseluruh pelosok Indonesia merupakan salah
satu keunggulan yaitu berupa jangkauan yang sangat luas untuk sebuah jasa pos. Hal
ini bisa menjadikan Pos Indonesia sebagai pilihan utama konsumen untuk pengiriman
dalam negeri.
3) Kantor Pos Indonesia yang memiliki peranan multifungsi yang tidak dimiliki oleh
kantor pos swasta. Peran multifungsi ini memudahkan masyarakat untuk berkirim
surat sekaligus juga dapat melakukan berbagai transaksi keuangan, seperti
pembayaran listrik, telepon, atau untuk berbagai keperluan lainnya seperti menabung,
membeli berbagai keperluan surat-menyurat, alat tulis, sampaidengan membeli
perangko kuno untuk dikoleksi.
4) Tarif yang diberikan oleh Pos Indonesia lebih terjangkau dibandingkan tarif yangg
diberikan oleh perusahaan sejenis.
5) Sumber daya yang digunakan sepenuhnya sumber daya dan kekuatan ( comparative
advantages) yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia ( Persero) dengan keunggulan pada
pengelolaan yang focus dan dedicated.
Weakness
1) Kurangnya publikasi untuk informasi produk, karena kebanyakan masyarakat
Indonesia masih belum paham dengan cara kerja atau pun mekanisme dari produk
produk yang ada dalam PT Pos Indonesia (Persero) sehingga konsumen enggan
dalam menggunakan produk yang telah ada
2) Kesan kuno dan kurang modern masih melekat pada PT Pos Indonesia (Persero)
sedikit banyak mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihan jasa pengiriman
mana yang ingin digunakan.
3) PT Pos Indonesia (Persero) masih kurang diminati oleh masyarakat karena
ketidaktahuan para masyarakat akan jasa yang dapat diberikan oleh Pos Indonesia,
karena masyarakat hanya mengetahui Pos Indonesia hanya memberikan jasa
pengiriman surat saja.
Opportunity
1) Dengan adanya berbagai peningkatan teknologi baru, seperti contohnya layanan Jejak
Lacak (Track and Trace) dan juga berbagai fasilitas layanan-layanan baru lainnya
dapat meningkatkan rasa percaya konsumen terhadap kualitas dari jasaPT Pos
Indonesia (Persero).
2) Dengan menawarkan harga yang lebih bersifat ekonomis apabila dibandingkan
dengan jasa pos swasta dan internasional, maka diharapkan Pos Indonesia dapat
meraih jangkauan konsumen menengah ke bawah.
3) Adanya peluang kerjasama dengan perusahaan lain sehingga dalam proses
pengiriman produksinya dapat menggunakan jasa yang dimiliki oleh Pos Indonesia.
Threats
1) Maraknya penggunaan Internet dan mobile phone yang mendorong komunikasi lisan
melalui telepon atau tertulis (e-mail dan SMS) yang berdampak pada bisnis jasa
pengiriman pos.
2) Semakin meluasnya pasar global, maka dapat dipastikan semakin banyak pulalah
perusahaan-perusahaan asing yang melakukan ekspansi bisnis mereka ke pasaran
Indonesia, seperti contohnya perusahaan-perusahaan jasa pos dari Jepang dan Korea
sudah mempersiapkan memperluas pasaran barunya di tingkat Asia.
3) Persepsi sebagai perusahaan negara, membuat SDM menjadi kurang berjiwa
kompetitif. Hal ini dikarenakan kemapanan status sebagai pegawai BUMN dan
pemain tunggal di bisnis jasa pengiriman surat dan logistik sangat kuat di benak
karyawan.
Tabel 6. SWOT Matrix
Source: Analisa Penulis (2016)

4. IDENTIFIKASI STRATEGI BISNIS


4.1 Landasan Teori
Menurut Thompson (2016), terdapat 5 strategi kompetitif yang dimiliki
perusahaan yang tergambar seperti dibawah ini:
Gambar 9. Five Generic Strategies
Source : Thompson (2016), MCGraw Hill

1. A Low Cost Provider Strategy


Berusaha untuk memperoleh biaya keseluruhan yang lebih rendah dibandingkan
para pesaing untuk menarik perhatian yang luas dari para pembeli .
2. A Broad Differentiation Strategy
Berusaha untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing dengan
menawarkan kualitas yang lebih unggul untuk menarik perhatian yang luas dari
para pembeli.
3. A Focused Low Cost Strategy
Berkonsentrasi pada segmen pembeli yang lebih sempit (market niche) dan
bersaing dengan harga sehingga dapat memenuhi para pelaku market niche
dengan lower cost
4. A Focuses Differentiation Strategy
Berkonsentrasi pada segmen pembeli yang lebih sempit (market niche) dengan
menawarkan produk sesuai dengan keinginan dan selera sesuai kebutuhan
dibandingkan para pesaing
5. A Best Cost Provider Strategy
Memberikan pembeli nilai lebih dari uang yang dikeluarkan dengan cara
memuaskan mereka dengan kualitas, kinerja dan layanan yang mengalahkan
ekspektasi harga mereka. Strategi ini gabungan antara low cost provider dengan
strategi diferensiasi
Istilah Focused Low Cost dan Focused Differentiation bisa sedikit
membingungkan karena hal tersebut bisa dimaknai sebagai sebuah fokus terhadap biaya
atau sebuah fokus terhadap diferensiasi. Focused Low Cost bermakna penekanan kepada
minimalisasi biaya dalam sebuah pasar terfokus, dan Focused Differentiation bermakna
menciptakan perbedaan strategis dalam sebuah pasar yang terfokus.
Keputusan terhadap pemilihan strategi bersaing generik akan mempengaruhi
keputusan-keputusan lainnya, sehingga waktu untuk membuat keputusan tersebut bisa
saja lebih lama. Keputusan tentang pilihan strategi tentu harus dibuat, dan Michael Porter
secara spesifik memperingatkan untuk tidak menggunakan lebih dari satu strategi. Satu
alasan di balik ini adalah bahwa apa yang diperlukan untuk membuat setiap tipe strategi
juga membutuhkan tipe sumberdaya yang berbeda.
Strategi low cost membutuhkan sumber daya internal yang benar benar detail
terhadap proses. Strategi diferensiasi juga membutuhkan pendekatan yang berorientasi
kepada pelanggan dan harus kreatif. Jadi, saat memilih salah satu dari 5 strategi bersaing
generik, sangat penting untuk mempertimbangkan kompetensi dan kekuatan perusahaan.

4.2 Strategi Bersaing PT Pos Indonesia (Persero)


Berdasarkan Laporan Tahunan tahun 2015 PT Pos Indonesia (Persero), inilah strategi
yang diterapkan oleh manajemen perusahaan:
Surat dan Paket
Pengembangan Bisnis Surat dan Paket dilakukan strategi untuk mendapatkan kembali
pangsa pasar, mempertahankan basis pelanggan dengan memanfaatkan kemampuan
untuk mendukung kinerja dengan kebijakan sebagai berikut:
Penetrasi pasar surat pada segmen korporasi , esensial mail dan e-document
Penetrasi pasar paket pada segmen korporasi , UKM, pasar on-line/e-commerce
Pembentukan anak perusahaanberdasarkan kelayakan bisnis melalui tahapan
Strategic Business Unit (SBU)
Sinergi Pos Indonesia dan Pos Logistik
Bisnis Logistik
Pengembangan Bisnis Logistik dilakukan dengan strategi untuk memaksimalkan
peluang bisnis yang sudah ada dan ekspansi bisnis secara in-organic dengan
kebijakan sebagai berikut:
Perbaikan proses bisnis untuk meningkatkan kemampuan daya saing.
Peningkatan kompetensi logistik seperti pergudangan, Full-Truck-Loads (FTL),
pengelolaan rantai pasok (Supply Chain Management-SCM), sebagai cargo agent
untuk layanan Less-Truck-Loads (LTL)
Penguasaan pasar regional dan internasional.
Menjadi penyelenggara jasa transportasi primer darat, laut dan udara bagi Pos
Indonesia
Mitigasi risiko terkait rencana merger dan akuisisi.

Bisnis Jasa Keuangan


Pengembangan Bisnis Jasa Keuangan dilakukan dengan strategi mempertahankan dan
mengembangkan portofolio produk serta menentukan model kerjasama untuk
memperluas portofolio produk dengan kebijakan sebagai berikut:
Pengembangan Giro Pos sebagai backbone layanan berbasis Account.
Pengembangan Outlet
Melakukan aliansi strategis melalui tahapan joint
operation.

Berdasarkan strategi yang telah diterntukan dan diterapkan oleh manajemen PT


Pos Indonesia (Persero) dan teori mengenai Five Generic Strategies dapat dikatakan
bahwa saat ini PT Pos Indonesia(Persero) menerapkan strategi Best Cost Provider hal itu
didukung oleh keunggulan biaya rendah yang ditawarkan melalui produknya dan strategi
pertumbuhan diversifikasi untuk meningkatkan utilisasi dari kompetensi yang dimiliki.
Selain itu juga dilandasi oleh apa yang telah dilakukan oleh PT. Pos Indonesia dengan
memberikan nilai tambah bagi konsumen melalui harga yang kompetitif, peningkatan
layanan, dan juga implementasi pengiriman yang lebih cepat dan fleksibel. Implementasi
tersebut dapat terlihat dari tarif yang diberikan PT Pos Indonesia (Persero) dengan
estimasi waktu sampai kiriman tiba dari produk yang ditawarkan. Beberapa produk yang
ditawarkan PT Pos Indonesia (Persero) dalam mendukung strategi bisnisnya yaitu:

Pos Express
Layanan istimewa dari Pos Indonesia untuk kota tujuan tertentu di Indonesia yang
mengedepankan akurasi pengiriman, cepat, tepat, mudah dilacak dengan harga
kompetitif
Jenis Pengiriman :
Sameday Service, Kiriman hari ini, tiba di tempat tujuan di hari yang sama.
Nextday Service, Kiriman hari ini, tiba di tempat tujuan keesokan harinya.
Berat maksimal pengiriman : 2 - 50 KG
Tarif : Rp 6.000/kg
Estimasi : H+1 hari
Surat Pos Biasa (Standar)
Berat maksimal pengiriman : 2 KG
Tarif : Dengan menggunakan perangko sesuai wilayah
Estimasi : H+14 hari
Paket Pos
Layanan hemat untuk pengiriman barang-barang berharga dalam cakupan nasional
maupun internasional.
PaketPos Standar Dalam Negeri, Layanan hemat untuk pengiriman barang dalam
negeri.
PaketPos Standar Luar Negeri, Layanan hemat untuk pengiriman barang luar negeri.
PaketPos Kliat Khusus, Layanan prioritas pengiriman barang untuk kota tujuan
tertentu di Indonesia. Garansi waktu tempuh kiriman dan ganti rugi jika terjadi
keterlambatan.
PaketPos Perlakuan Khusus, Layanan pengiriman barang dengan perlakuan khusus
tersebut, dapat disesuaikan dengan permintaan pelanggan
Berat maksimal pengiriman : 2- 50 KG
Tarif : Rp 6.000/kg
Estimasi : tergantung jenis pilihan dan jarak pengiriman
Paket Pos Kilat Khusus
Pilihan tepat untuk pengiriman Suratpos (Dokumen, Surat, Warkatpos, Kartupos,
Barang Cetakan, Surat Kabar, Sekogram dan Bungkusan Kecil) serta barang berharga
yang mengandalkan kecepatan kiriman dan menjangkau ke seluruh pelosok
Indonesia.
Berat maksimal pengiriman : 2 - 50 KG
Tarif : Rp 6.000/kg
Estimasi : H+2 sampai H+9 hari
Express Mail Service (EMS)
Layanan premium untuk pengiriman surat, dokumen dan barang ke luar negeri.
Berat maksimal pengiriman : 2 - 50 KG
Tarif : Currency US Dollar
Estimasi : 3-5 hari tidak termasuk waktu pemeriksaan Bea
Cukai
Giro Pos
Layanan transaksi keuangan yang berbasis rekening koran sebagai alternatif layanan
perbankan dengan jangkauan yang lebih luas dan tersebar di seluruh Indonesia serta
terhubung secara real time online untuk penerimaan setoran, penarikan (pembayaran
dengan Cek) dan pemindahbukuan menggunakan teknologi berbasis core banking
system. Giropos merupakan solusi bagi individu atau institusi yang mempunyai
kebutuhan untuk penampungan dan pendistribusian dana yang tersebar di seluruh
pelosok Indonesia

5. IMPLEMENTASI DAN EKSEKUSI STRATEGI


5.1 Landasan Teori
Terlepas dari keadaan dan kondisi perusahaan, terdapat 10 Managerial task yang
harus dipenuhi menurut Thompson (2016), yaitu:
1. Memiliki manager dan karyawan yang mampu mengeksekusi strategi dengan baik.
2. Mengembangkan resources dan capabilites yang diperlukan untuk eksekusi strategi.
3. Membuat struktur organisasi yang mendukung strategi.
4. Mengalokasikan resources yang cukup untuk eksekusi strategi.
5. Memberlakukan prosedur dan kebijakan yang memfasilitasi eksekusi strategi.
6. Menggunakan best practices dan business process untuk membuat pembenahan
berkelanjutan dalam aktivitas eksekusi strategi.
7. Mamasang information dan operating system operating system yang membantu
personel melaksakan peran stratejiknya.
8. Memberikan insentif secara langsung terhadap pencapaian target.
9. Menanamkan budaya perusahaan yang mendukung eksekusi strategi.
10. Menjalankan internal leadership yang dibutuhkan untuk mendorong implementasi

Keberhasilan seorang Manager menerapkan kesepuluh Managerial Task akan


menentukan hasil dari strategi perusahaan yang dijalankan. Manager yang baik pastinya
memiliki pemahaman yang bagus terhadap apa yang harus dilakukan dalam
mengeksekusi strategi. Strategi dapat dikatakan sukses apabilamencapai target dyang
telah ditentukan oleh perusahaan secara menyeluruh.

5.2 Mengisi Personil Organisasi Perusahaan (Staffing The Organization)


Menurut Sutabri (2005), Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur
organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan
lingkungan yang melingkupinya. Ada dua aspek utama proses penyusunan struktur
organisasi, yaitu departementasi dan pembagian kerja. Departementasi merupakan
pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang
sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada
struktur formal suatu organisasi dan ditunjukkan oleh suatu bagan organisasi. Pembagian
kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung
jawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Pengorganisasian
dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut:
a) Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif
tentang sumber daya-sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja
organisasi.
b) Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dengan setiap
pengelompokan diikuti penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk
mengawasi anggota-anggota kelompoknya.
c) Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas, dan para
karyawan itu sendiri.
d) Cara para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam
department mereka dan mendelegasikan wewenangg yang diperlukan untuk
mengerjakan tugas tersebut.

PT Pos Indonesia (Persero) dalam memberikan pelayanannya di Indonesia, Pos


Indonesia membagi wilayah negara Indonesia sebelas daerah atau divisi regional dalam
pengoperasiannya. Pembagian divisi-divisi tersebut mencakup semua provinsi yang ada
di Indonesia. Setiap divisi meliputi satu atau beberapa provinsi yang menjadi bagian dari
divisi tersebut. Divisi-divisi tersebut adalah sebagai berikut :
1) Area I Perwakilan Pusat Medan (meliputi Provinsi Aceh dan Sumatera Utara)
2) Area II Perwakilan Pusat Padang (meliputi Provinsi Riau, Kepulauan Riau, dan
Sumatera Barat)
3) Area III Perwakilan Pusat Palembang (meliputi Provinsi Bengkulu, Jambi, Lampung,
Sumatera Selatan, dan Kepulauan Bangka Belitung)
4) Area IV Perwakilan Pusat Jakarta (meliputi provinsi D. K. I. Jakarta, sebagian
Banten, dan sebagian Jawa Barat)
5) Area V Perwakilan Pusat Bandung (meliputi sebagian Provinsi Banten dan Jawa
Barat)
6) Area VI Perwakilan Pusat Semarang (meliputi Provinsi Jawa Tengah dan D. I.
Yogyakarta)
7) Area VII Perwakilan Pusat Surabaya (meliputi Provinsi Jawa Timur)
8) Area VIII Perwakilan Pusat Denpasar (meliputi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat,
dan Nusa Tenggara Timur)
9) Area IX Perwakilan Pusat Banjarbaru (meliputi Provinsi Kalimantan Barat,
Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan)
10) Area X Perwakilan Pusat Makassar (meliputi Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan)
11) Area XI Perwakilan Pusat Jayapura (meliputi Provinsi Maluku Utara, Maluku, Papua
Barat, dan Papua)

42
Tujuan utama dari penyebaran wilayah di seluruh Indonesia tersebut adalah agar
PT Pos Indonesia (Persero) memberikan kesempatan kepada putra putri terbaik di seluruh
penjuru Indonesia untuk dapat memberikan kontribusi kerja positif dan nyata bagi
perusahaan, bangsa dan negara dengan bekerja di PT Pos Indonesia (Persero). Selain itu
untuk mencegah isu diskriminasi yang seringkali muncul dimana tidak semua orang
dapat bekerja di PT Pos Indonesia (Persero)
Menurut laporan tahunan PT Pos Indonesia (Persero) tahun 2015 diketahui
sampai dengan akhir 2015, jumlah karyawan PT Pos Indonesia (Persero) sebanyak
29.475 dengan proporsi 18.842 karyawan tetap (63,9%) dan 10.633 karyawan kontrak
(36,1%). Karyawan kontrak meliputi karyawan di bagian keamanan, kebersihan,
collecting, processing, delivery. Jumlah karyawan PT Pos Indonesia (Persero) tahun 2015
mengalami penurunan 2,84% jika dibandingkan dengan jumlah karyawan pada akhir
tahun 2014 sebanyak 19.392 orang, sementara jumlah tenaga kontrak perusahaan
sebanyak 10.633 orang naik 7,8 % dari tahun 2014 yang berjumlah 9.856 orang. Berikut
ini merupakan komposisi karyawan PT Pos Indonesia (Persero) berdasarkan level
organisasi
Gambar 10. Komposisi Karyawan PT Pos Indonesia (Persero) tahun 2015
Source: Laporan Tahunan PT Pos Indonesia (Persero) tahnu 2015

5.3 Mengembangkan Sumber Daya dan Kapabilitas Organisasasi (Resource and


Organizational Capabilities)
Menurut (Ulrich & Smallwood, 2006), Tidak ada standar baku atas kapabilitas
yang harus dimiliki setiap organisasi namun jelas bahwa ada 11 elemen kapabilitas yang
cenderung diraih perusahaan dalam upaya meningkatkan kapabilitas dan
mengembangkan sumber daya yang dimiliki. 11 elemen tersebut antara lain Talent,
Speed, Shared, Accountability, Collaboration, Learning, Leadership, Customer
Connectivity, Strategy Unity, Innovation and Efficiency.
Kompetensi SDM yang berkualitas merupakan aset PT Pos Indonesia (Persero)
dalam menunjang pencapaian sasaran bisnis dan tujuan perusahaan yang harus
dioptimalkan pengelolaannya. Peningkatan kompetensi dan kapabilitas SDM harus
dilakukan untuk memberikan daya dukung kemajuan perusahaan ditengah persaingan
yang semakin pesat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perusahaan terus berupaya
melakukan pelatihan dan pendidikan. Selama 2015, sebanyak 10.997 karyawan telah
mengikuti pelatihan dari berbagai ilmu dan tingkatan.
Berdasarkan data laporan tahunan perusahaan tahun 2015 prosentase karyawan
kontrak sangat besar dan sangat rentan terhadap risiko hukum sehingga perlu dilakukan
langkah strategis untuk menguranginya. Salah satunya adalah rekrutmen selektif
karyawan kontrak menjadi karyawan tetap. Dilihat dari proporsi SDM, saat ini masih
terdapat SDM dengan jenjang pendidikan SMA, SMP dan SD dengan proporsi terbanyak
pada jenjang pendidikan SMA yaitu sebesar 66% dari total SDM. Sedangkan untuk
jenjang pendidikan SMP dan SD mencapai 15% dari total SDM. Proporsi ini tentunya
berdampak pada mutu dan kompetensi SDM serta lambatnya proses transformasi /
akselerasi bisnis yang sedang dilakukan oleh perusahaan. Untuk mengurangi gap ini,
telah dilakukan beberapa langkah diantaranya program penyetaraan pendidikan sarjana
(S-1), kenaikan syarat minimal pendidikan dalam proses rekrutmen, perubahan grade
/kelompok jabatan awal pada saat karyawan diangkat.
Dengan melihat proporsi bisnis terbesar yang dijalankan PT Pos Indonesia
(Persero) saat ini serta mengikuti perkembangan aspek hukum mengenai outsourcing,
disadari bahwa adanya karyawan outsourcing di bagian mail collection dan mail delivery
yang merupakan rangkaian proses dari bisnis surat dan paket memiliki risiko hukum bagi
PT Pos Indonesia Persero). Dalam hal ini, fungsi SDM dituntut untuk segera menyiapkan
strategi dan inisiatif dalam upaya memitigasi risiko hukum tersebut.
Proporsi karyawan tetap di PT Pos Indonesia (Persero) adalah karyawan dalam
rentang usia 49-54 tahun yang secara umum sudah menduduki posisi-posisi struktural

45
ataupun fungsional yang tinggi dan strategis di dalam struktur organisasi perusahaan.
Tingginya proporsi karyawan dalam rentang usia ini menyebabkan potensi terjadinya
generation gap pada posisi-posisi tersebut sehingga regenerasi jabatan tidak berjalan
sesuai dengan yang diharapkan. Apabila fungsi SDM sudah menjalankan rencana sukses,
dengan lebih terarah dan terencana seyogianya regenerasi jabatan berlangsung dengan
lancar.
Fungsi SDM saat ini telah menjalankan insiatif-inisiatif untuk meningkatkan
kinerja dan produktivitas individu PT Pos Indonesia (Persero), beberapa di antaranya
adalah melalui pembenahan demografi jumlah karyawan PT Pos Indonesia (Persero) baik
karyawan permanen ataupun tenaga kontrak (outsourcing) berdasarkan tingkat
pendidikan, usia, jenis kelamin, dan masa kerja. Di samping itu juga telah dilakukan
penyusunan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan baik soft skill maupun technical
skill, menyelenggarakan program pelatihan bagi karyawan dari berbagai jenjang jabatan,
melaksanakan rekrutmen dengan membuka kesempatan kepada tenaga-tenaga
berpengalaman selain merekrut lulusan sarjana baru, lulusan Politeknik PT Pos Indonesia
(Persero), ataupun tenaga kerja kontrak (outsourcing) yang ada. Fungsi SDM juga
memfasilitasi kebutuhan unit bisnis dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya melalui
transfer dan rotasi karyawan sebagai bagian dari pengembangan karir mereka

5.4 Menciptakan Sebuah Struktur Organisasi (Organizational Structure)


Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas
pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana
hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus
menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.
Struktur organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai
tujuannya. Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang besar pada anggotanya.
Pengaruh struktur organisasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada
suatu kesimpulan yang sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas
kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal.
Struktur Organisasi PT Pos Indonesia (Persero) termasuk kedalam ciri organisasi
fungsional yang telah dinyatakan dan diuraikan bahwa dalam organisasi ini berlangsung
secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Didalam
Struktur Organisasi PT Pos Indonesia (Persero) terdiri dari Direktur yang dibantu oleh
beberapa bagian divisi dan staff dimana Struktur Organisasi digambarkan seperti Berikut:

Gambar 11. Struktur Organisasi PT Pos Indonesia (Persero)


Source: www.posindonesia.co.id

Berdasarkan struktur organisasi diatas PT Pos Indonesia (Persero) dipimpin oleh


seorang Direktur Utama yang dibantu oleh 7 Direktur lainnya, yaitu Direktur Surat dan
Paket, Direktur Jasa Keuangan, Direktur Ritel dan Jaringan, Direktur Teknologi, Direktur
Integrasi Logistik, Direktur SDM dan Umum serta Direktur Keuangan. SetiapDirektur
membawahi beberapa divisi yang berkaitan dengan Direktorat.
Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari
seorang atasan pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk membantu kelancaran
dalam mengelola organisasi tersebut seorang pimpinan mendapat bantuan dari para staf
dibawahnya. Tugas para staf disini adalah untuk membantu memberikan pemikiran
nasihat atau saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau kebijaksanaan.
Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah :
1) Ada pembagian tugas yang jelas
2) Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas
3) Pengembangan bakat segenap anggota organisasi terjamin
4) Staffing dilaksanakan sesuai prinsip the right man on the right place
5) Bentuk organisasi ini fleksibel untuk diterapkan

5.5 Mengalokasikan Sumber Daya Anggaran (Budget)


Menurut Hongren (2005), budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang
ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan
apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan terhadap rencana pelaksanaan. Budget biasanya
termasuk aspek finansial dan non finansial dari suatu rencana, dan membantu sebagai
blueprint bagi perusahaan untuk melakukan pekerjaan di masa depan. Fainsial budget
mengukur nilai yang diharapkan oleh manajemen mengacu terhadap income, cash flow,
dan posisi finansial perusahaan.
Menurut laporan tahunan PT Pos Indonesia (Persero) tahun 2015 dapat diketahui
bahwa Anggaran beban 2015 ditetapkan dalam RKAP sebesar 5,185,37 Milyar dengan
alokasi beban pokok layanan sebesar 3.995,18 Milyar (77,05%), beban usaha sebesar
1.104,85 Milyar (21,31%), beban lainnya sebesar 10,10 Milyar (0,19%) dan beban
keuangan sebesar 75,24 (1,45%). Beban pokok layanan (BPL) untuk masing-masing
layanan adalah sebagai berikut; realisasi BPL suratpos dan paketpos sebesar 2.193,70
Milyar atau 88,42% dari RKAP sebesar 2.480,98 milyar dan tumbuh 2,23% dari tahun
2014 sebesar 2.145,82, realisasi BPL jasa keuangan sebesar 548,21 Milyar atau 88,56%
dari RKAP sebesar 619,00 dan tumbuh 7,41% dari realisasi 2014 sebesar 510,37 Milyar,
realisasi BPL ritel dan properti sebesar 406,54 atau 89,64 dari RKAP sebesar 453,53
Milyar atau naik 24,06% dari realisasi 2014 sebesar 327,68, realisasi BPL logistik
sebesar 363,5955,21% atau 97,61% dari RKAP sebesar 372,48 Milyar atau tumbuh
47,35% dari realisasi 2014 sebesar 246,75 dan realisasi BPL teknologi informasi sebesar
57,45 Milyar atau 83,03% dari RKAP sebesar 69,19 Milyar atau tumbuh 4,22% dari
realisasi 2014 sebesar 55,12 Milyar.
Sedangkan realisasi beban usaha untuk masing-masing beban adalah beban
pegawai sebesar 652,47 Milyar atau 79,10% dari RKAP sebesar 824,86 Milyar atau
tumbuh 29,19% dari realisasi 2014 sebesar 505,05 Milyar, realisasi beban operasi sebesar
96,01 milyar atau 178,06 dari RKAP sebesar 53,92% dan turun 2,85% dari realisasi 2014
sebesar 98,82 Milyar, realisasi beban administrasi sebesar 18,54 Milyar atau 154,61%
dari RKAP sebesar 11,99 atau turun 8,31% dari realisasi 2014 sebesar 20,22 Milyar,
realisasi beban umum sebesar 92,21 Milyar atau 55,12% dari RKAP sebesar 167.29
Milyar atau naik sebesar 5,45% dari realisasi 2014 sebesar 87,44 Milyar dan realisasi
beban penyusutan dan amortisasi sebesar 126,46 Milyar atau 270,30% dari RKAP
sebesar 46,79 Milyar dan naik sebesar 4,28% dari realisasi 2014 sebesar 121,27 Milyar.
Realisasi beban lainnya sebesar 17,21 Milyar atau 170,41% dari RKAP sebesar
10,10 Milyar dan turun 9,05% dari realisasi 2014 sebesar 18,92 Milyar. Realisasi beban
keuangan sebesar 51,51 Milyar atau 68,46% dari RKAP sebesar 75,24 Milyar dan naik
102,06% dari realisasi 2014 sebesar 25,49 Milyar. Sampai dengan akhir tahun 2015
terdapat realisasi kelompok beban usaha yang melampaui anggaran yang telah ditetapkan
pada RKAP yaitu: beban operasi sebesar 78,06%, beban administrasi 54,61%, beban
penyusutan dan amortisasi sebesar 170,30% dan beban lainnya sebesar 70,41%.

5.6 Melembagakan Kebijakan dan Prosedur Perusahaan (Policies and Procedures)


Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja suatu perusahaan/organisasi adalah
dengan cara menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Penerapan Good
Corporate Governance (GCG) merupakan pedoman bagi Komisaris dan Direksi dalam
membuat keputusan, kebijakan dan prosedur untuk menjalankan tindakan dengan
dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan kepada peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perseroan terhadap pihak
yang berkepentingan (stakeholders) secara konsisten.
PT Pos Indonesia (Persero) memiliki Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code Of
Corporate Governance), Panduan Bagi Komisaris dan Direksi (Board Manual), Pedoman
Perilaku (Code Of Conduct), Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter), Piagam
Komite Investasi dan Risiko Usaha, Piagam SPI (Internal Audit Charter), Kebijakan
Teknologi Informasi, Kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban karyawan, Kebijakan
mengenai hak konsumen, Kebijakan mengenai hak dan kewajiban pemasok, Kebijakan
mengenai hak-hak dan kewajiban Perseroan kepada kreditur, Kebijakan mengenai
tanggung jawab sosial perusahaan.
Dalam membuat suatu kebijakan/prosedur dalam mendukun strategi perusahaan,
PT Pos Indonesia (Persero) berpedoman kepada pedoman perilaku (code of conduct). PT
Pos Indoneisa (Persero) berkomitmen untuk melaksanakan praktik-praktik Good
Corporate Governance atau Tata Kelola perusahaan yang baik sebagai bagian dari Bisnis
untuk pencapaian Visi dan Misi perusahaan. Code of Conduct ini merupakan salah satu
wujud komitmen tersebut dalam menjabarkan tata nilai Dasar PT Pos Indonesia (Persero)
ke dalam interpretasi perilaku yang terkait dengan etika Bisnis dan tata perilaku. Selain
itu juga dijadikan sebagai dasar pembuatan kebijakan dan prosedur untuk perusahaan.
Kebijakan atau prosedur yang dibuat pada PT Pos Indonesia (Persero) harus
menjunjung tinggi etika bisnis yang diterapkan oleh Pos Indonesia, yaitu antara lain:
1. Etika perusahaan tentang integritas dalam aktiva bisnis dan pekerjaan
2. Etika perusahaan dengan pemegang saham
3. Etika perusahaan dengan pekerja ( hubungan industrial )
4. Etika perusahaan dengan konsumen
5. Etika perusahaan dengan pesaing
6. Etika perusahaan dengan penyedia barang dan jasa/rekaan
7. Etika perusahaan dalam pengadaan dan kontrak pekerjaan
8. Etika perusahaan dengan mitra kerja POS Indonesia
9. Etika perusahaan dengan kreditur / investor POS Indonesia
10. Etika perusahaan dengan pemerintah
11. Etika perusahaan dengan masyarakat
12. Etika perusahaan dengan media massa
13. Etika perusahaan dengan pengelolaan lingkungan
14. Etika perusahaan dengan organisasi profesi POS Indonesia

5.7 Mengadopsi Praktek Terbaik & Proses Bisnis (Best Practice and Business Process)
Menurut Olson (2004), best practice adalah suatu metode yang telah
dipertimbangkan sebagai metode yang unggul dibandingkan dengan metode lainnya.
Sedangkan menurut Wikipedia,best practice adalah suatu cara yang paling efektif dan
efisien untuk menyelesaikan suatu tugas.
Metode yang digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan melaksanakan
strategi perusahaan meliputi:
1. Benchmarking performa perusahaan pada kegiatan tertentu dan proses bisnis dalam
menghadapi perusahaan terbaik di industri dan perusahaan yang memiliki performa
terbaik di dunia.
2. Identifikasi, menganalisa dan memahami bagaimana performa perusahaan terkenal
atau organisasi yang memiliki value chain tertentu
3. Proses bisnis yang menyediakan penilaian tentang efektifitas dan efisiensi dari
operasional perusahaan secara internal

Langkah penerapan best practice yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia (Persero)
adalah ketika Direktur Utama Pos Indonesia (Persero), Gilarsi Wahyu Setijono,
menandatangani Addendum Perjanjian Kerja Sama antara PT Pos Indonesia (Persero)
dengan DHL Express Indonesia, tentang Penyaluran Kiriman Express Mail Service
(EMS) ke Luar Negeri.
Kerja sama kedua belah pihak merupakan sinergi kekuatan jaringan global yang
dimiliki DHL Express dan kekuatan jaringan nasional yang dimiliki Pos Indonesia untuk
mendukung Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Kerja sama ini telah
berlangsung sejak 2005 dan telah memberikan manfaat yang signifikan untuk UKM
dengan adanya akses ke pasar global yang memfasilitasi pertumbuhan bisnis UKM secara
internasional.
Melalui kerja sama ini Pos Indonesia juga dapat mengambil pembelajaran praktik
terbaik dalam mengelola layanan pengiriman ekspres internasional. Yang terpenting
adalah melalui kerja sama ini Pos Indonesia dan DHL Express Indonesia dapat tumbuh
dan maju bersama melayani masyarakat Indonesia

5.8 Memasang Sistem Informasi & Operasi (Information and Operation System)
Secara Umum, Pengertian Sistem Informasi adalah suatu sistem yang
menyediakan informasi untuk manajemen pengambilan keputusan/kebijakan dan
menjalankan operasional dari kombinasi orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-
prosedur yang terorganisasi. atau sistem informasi diartikan sebagai kombinasi dari
teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi untuk mendukung
operasi dan manajemen. Sedangkan dalam arti luas, sistem informasi diartikan sebagia
sistem informasi yang sering digunakan menurut kepada interaksi antara orang, proses,
algoritmik, data dan teknologi.
PT Pos Indonesia menerapkan Sistem informasi manajemen (SIM) pada setiap
kantor Pos Indonesia. Fungsi sistem tersebut salah satunya adalah digunakan untuk
melacak status pengiriman paket. Sistem ini digunakan bertujuan untuk mempermudah
mengetahui status paket yang telah dikirim,mengetahui apakah paket tersebut sudah
terkirim dari kantor pos yang mengirim dan untuk mengetahui apakah paket tersebut
sudah tiba di kantor pos tujuan untuk di sampaikan kepada alamat yang di tuju.
Selain itu masih banyak penerapan sistem informasi yang dilakukan oleh PT Pos
Indonesia (Persero) dalam upaya implementasi strategi seperti sistem informasi
inventory, sistem informasi layanan pos,sistem informasi pembelian, sistem informasi
karyawan yang digunakan pada bagian personalia untuk pengaturan sumber daya
manusia seperti pendataan karyawan, absensi, pelatihan karyawan, dll.
Pada saat ini PT. Pos Indonesiajuga menerapkan ERP, dimana mempunyai
aplikasi yang terbagi menjadi 3 modul, yaitu bagian finance yang mencakup bagian
keuangan perusahaan, bagian marketing dan promosi yang mencakup data data
pemasaran dan bagian operasional yang mencakup mulai dari kegiatan operasional
perusahaan. Aplikasi yang telah dimiliki perusahaan saat ini telah terintegrasi satu dengan
yang lainnya. Penerapan ERP dilakukan karena memiliki berbagai macam keuntungan,
antara lain adalah terintegrasinya sistem satu dengan yang lainnya sehingga dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja serta dapat memperlancar proses bisnis dan
menghemat waktu. Aplikasi yang digunakan perusahaan adalah aplikasi
menggunakan visual basic. Penerapan ERP menggunakan software orlandsoft, aplikasi
bagian finance, marketing dan promosi maupun operasional menggunakan aplikasi ERP
tersebut.
PT.Pos Indonesiajuga menerapkan digitaliasi yaitu pasar digital atau e-Commerce,
yang memungkinkan sebuah perusahaan untuk melakukan perdagangan elektronik bisnis
ke bisnis (B2B) dan bisnis ke pelanggan (B2C). Transaksi eCommerce melibatkan
pelanggan, pemasok, vendor, distributor, dan sebagainya. Pola transaksi terjadi antara
dua sistem, dari satu perusahaan ke perusahaan yang lainnya. Peran e-Commerce, dalam
hal ini adalah mengotomasikan keseluruhan rantai pasokan (Supply Chain Management),
yakni suatu proses yang memadukan berbagai macam pemasok barang untuk
menciptakan produk akhir. Keuntungan e- Commerce, jika dilakukan dengan benar, akan
membantu perusahaan dalam upaya penghematan biaya pembelian, peningkatan
penjualan, peningkatan revenue, meningkatkan market intelligence, informasi yang lebih
akurat, pengurangan biaya administrasi, peningkatan pelayanan terhadap pelanggan, serta
meningkatkan waktu respon dan mengurangikesalahan. Akan tetapi dengan berbagai
kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan, e-Commerce juga menimbulkan beberapa
kekhawatiran pasar, khususnya dalam hal keamanan transaksi melalui internet dan
keterbatasan fasilitas dan sumber daya.
Untuk mengatasinya, ada beberapa hal yang mempengaruhi dan perlu untuk di
perhatikan dalam mendukung keberhasilan, antara lain, teknologi yang relevan,
administrasi dan database yang baik, sistem yang efisien dan aman dalam melakukan
transaksi serta dukungan sumber daya manusia yang handal. Yang tak kalah pentingnya
adalah dukungan pemerintah melalui berbagai kebijakan yang kondusif, dan masalah-
masalah yang terkait dengan aspek legal atau hukum yang melindungi hak dan kewajiban
masing-masing pihak yang melakukan transaksi. Yang terpenting dari semua kemajuan
dan perkembangan teknologi seperti yang telah dijelaskan di atas adalah bahwa peluang
yang terbuka bagi bisnis di bidang jasa pengiriman surat dan barang sudah tak
diragukan dan peluang tersebut akan semakin besar di waktu-waktu mendatang, Untuk
itu bisnis di bidang ini sudah seharusnya mempersiapkan diri sejak sekarang untuk dapat
menangkap dan memanfaatkan peluang dan kesempatan tersebut.
5.9 Menerapkan Imbalan dan Insentif (Rewards and Incentive)
Istilah remunerasi seringkali disama artikan dengan istilah kompensasi. Ada
beberapa ahli yang menyatakan bahwa istilah remunerasi dan kompensasi adalah sama.
Pembedanya hanya pada penempatan kedua kata tersebut. Istilah remunerasi ini memang
jarang sekali dibahas. Di Indonesia sendiri istilah ini mulai lazim dikenal masyarakat
umum saat adanya program reformasi birokrasi yang salah satu programnya adalah
pelaksanaan remunerasi.
Secara harfiah remunerasi diartikan sebagai payment atau penggajian, bisa juga
uang ataupun substitusi dari uang yang ditetapkan dengan peraturan tertentu sebagai
imbal balik suatu pekerjaan dan bersifat rutin. Dalam konteks perusahaan, remunerasi
diartikan sebagai suatu tindakan balas jasa atau imbalan yang diterima karyawan/pekerja
dari pengusaha atas prestasi yang diberikan pekerja dalam rangka mewujudkan tujuan
perusahaan (Pora, 2011)
Menurut Pora (2011) komponen remunerasi adalah sebagai berikut:
1. Gaji
Gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang diberikan pengusaha kepada
karyawan atas tenaga, pikiran yang telah disumbangkan dalam rangka memajukan
atau mewujudkan tujuan perusahaan. Gaji sifatnya tetap dan diberikan dalam
jumlah yang pasti selama masih ada hubungan kerja, maka gaji dapat diterima
oleh karyawan yang berstatus karyawan tetap berdasarkan perhitungan bulanan.
2. Insentif
Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan atas
prestasi kerjanya yang mencapai atau melebihi target yang telah ditentukan.
Insentif hanya dapat diberikan kepada pekerja apabila ia bisa menghasilkan
produk melebihi standar yang telah ditetapkan.
3. Benefit
Hal hal yang termasuk dalam kategori benefit adalah service (pelayanan) dan
ketersedian fasilitas fasilitas. Berbeda dengan insentif, benefit lebih merupakan
imbalan tidak langsung atau tambahan baik dalam bentuk uang maupun non
finansial yang diberikan pengusaha kepada karyawan. Contoh contoh benefit
adalah: uang makan, uang transport, uang pengobatan dan uang hadiah
pernikahan. Sementara contoh contoh service (pelayanan) adalah: poliklinik,
dokter spesialis, bantuan hokum, asuransi kredit rumah dan antar jemput.
4. Bonus dan Komisi
Bonus adalah imbalan yang diterima karyawan dari pengusaha atas pencapaian
kinerja yang melampaui hasil atau waktu yang ditetapkan. Dalam praktiknya,
pemberian bonus dapat berupa uang cash, naik haji, umroh, tour dalam/luar
negeri, gaji bulan ke 13 atau 14 dan kredit atau pinjaman lunak.
5. Tunjangan
Suatu pembayaran yang diatur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan oleh
pengusaha kepada pekerja. Berdasarkan sifatnya, tunjangan ada dua macam yaitu:
a. Tunjangan tetap, adalah suatu pembayaran yang diatur berkaitan dengan
pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk pekerja dan keluarganya, serta
dibayarkan dalam satuan waktu yang sama dengan pembayaran gaji pokok
tanpa dikaitkan dengan kehadiran atau prestasi tertentu.
b. Tunjangan tidak tetap, adalah pembayaran yang diatur berkaitan dengan
pekerjaan yang diberikan secara tidak tetap dan dikaitkan dengan kehadiran
dan prestasi tertentu.

Dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan, PT Pos Indonesia (Persero)


memiliki sistem remunerasi sebagai berikut
No Jenis Keterangan
Pemberian gaji dasar/pokok dilakukan setiap
1 Base Pay Gaji Dasar
bulan berdasarkan jabatan dan posisi karyawan.
- Tunjangan yang diberikan karena status
sebagai karyawan perusahaan, meliputi
tunjangan hari raya, uang cuti dan beasiswa
pendidikan.
2 Variable Cost Tunjangan
- Tunjangan yang diberikan karena posisi yang
diduduki karyawan, yaitu pakaian kerja, sewa
guna fasilitas kerja, uang representasi,
bantuan uang transport.
Diberikan kepada karyawan yang memiliki
kinerja diatas rata rata dan dilakukan setiap
Insentif triwulan dalam setahun dengan syarat apabila
setiap triwulan perusahaan memperoleh
keuntungan.
Diberikan setiap akhir tahun seperti gaji ke 13
Bonus dan 14 apabila perusahaan memperoleh
keuntungan.
Perusahaan memberikan benefit ini untuk
Jaminan
keperluan yang berkaitan dengan kesehatan
Kesehatan
3 Benefit karyawan.
Diberikan setelah karyawan pensiun dari
Dana Pensiun
pekerjaannya.
Tabel 7. Remunerasi dan K-3PT Pos Indonesia (Persero)
Source : Bagian Remunerasi dan K-3 PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung

Sistem remunerasi yang diterapkan pada PT. Pos Indonesia (Persero) tidak
berubah sejak lima tahun terakhir, namun ada perubahan jumlah nominal yang diberikan
dari beberapa komponen remunerasi seperti, gaji dasar, tunjangan, bonus dan insentif.

5.10 Menginternalisasi Budaya Perusahaan (Corporate Culture)


Salah satu elemen yang bernilai penting yang mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan selain kepemimpinan adalah budaya organisasi. Budaya organisasi menjadi
sangat penting dalam menghubungkan perusahaan dengan karyawan. Menurut Purnomo
Budi Setiyawan (2006) Budaya organisasi adalah suatu kebiasaan yang muncul di dalam
organisasi dan pola kebiasaan serta terkait dengan pengaruhnya pada pencapaian tujuan
organisasi. Budaya organisasi yang positif dan tumbuh menjadi kuat akan mampu
memacu organisasi kearah yang lebih baik. Sebaliknya, budaya kerja negative akan
memberi dampak negative bagi organisasi
Untuk melihat hubungan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja
karyawan, maka satu hal yang menjadi dasar penilaian dalam hal ini adalah dengan
melihat sikap dan perilaku anggota organisasi tersebut. Reaksi emosional anggota
organisasi atas suatu obyek banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau kebenaran yang
menurut mereka benar dan dipercayai. Sikap sosial yang terbentuk dari interaksi sosial
dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial dan anggota organisasi
turut menjadi dasar pembentukan yang ikut mempengaruhi nya. Dari hal tersebut, tampak
bahwa pengalaman pribadi, faktor emosi seseorang serta kebudayaan dimana individu
tersebut bersosialisasi turut berpengaruh dalam pembentukan pola sikap dan nilai.
Berdasarkan teori diatas, PT Pos Indonesia (Persero) menerapkan budaya perusahaan
sebagai berikut :
A. Profesionalisme
Profesionalisme adalah tingkat kinerja karyawan untuk bersatu demi tercapainya
tujuan organisasi yang mengutamakan individu berkualitas menurut profesi masing-
masing karyawan
B. Jarak dari manajemen
Jarak dari manajemen merupakan urusan organisasi dan urusan pribadi karyawan
dibedakan. Manajemen hanya memperhatikan urusan organisasi saja
C. Percaya pada rekan kerja
Percaya pada rekan kerja karyawan dituntut untuk saling percaya dan membantu jika
ada salah satu rekan kerja yang kesulitan dalam hal tertentu
D. Integrasi
Integrasi adalah penyesuaian keadaan dengan penyatuan-penyatuan yang baik,
walaupun terdapat kebijakan-kebijakan yang menyulitkan

Setiap perusahaan pastinya memiliki corporate culture yang berbeda beda.


Budaya perusahaan ini memiliki peran yang cukup penting, karena memilki pengaruh
terhadap implementasi strategi yang dijalankan perusahaan. PT Pos Indonesia selalu
mengutamakan professionalism dalam bekerja dan diterapkan kepada seluruh
karyawannya. Perusahaan juga mengharuskan karyawannya untuk memisahkan
kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi, menjunjung tinggi kepercayaan
terhadap rekan kerja yang semuanya saling terintegrasi satu sama lain.
5.11 Mengembangkan Kepemimpinan Internal (Internal Leadership)
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan,
khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi
orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia
mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang
mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD
adalah:
Loyality, seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya
dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan
mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya.
Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan
dalam setiap aktivitasnya.
Komposisi lengkap Direksi PT Pos Indonesia (Persero) sekarang adalah sebagai berikut:

1) Gilarsi Wahyu Setijono sebagai Direktur Utama


2) Ira Puspadewi sebagai Direktur Ritel dan Jaringan
3) Poernomo sebagai Direktur Jasa Keuangan
4) Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa sebagai Direktur SDM dan Umum
5) Febriyanto sebagai Direktur Integrasi Logistik
6) Agus F. Handoyo sebagai Direktur Surat dan Paket
7) Eddi Santosa sebagai Direktur Keuangan
8) Charles Sitorus sebagai DirekturTeknologi

Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) saat ini adalah Gilarsi Wahyu
Setijono. Gilarsi Wahyu Setijono adalah seorang profesional berpengalaman yang pernah
menduduki jabatan penting di beberapa perusahaan global terkemuka. Ia pernah menjabat
sebagai Business Excellence Director Philips Lighting Asia Pacific dan Managing
Director untuk wilayah Thailand, China dan Filipina di perusahaan investasi Merrill
Lynch Investment. Sejak 2015, Gilarsi ditunjuk oleh Menteri BUMN Rini Soemarmo
sebagai Direktorat Utama PT Pos Indonesia (Persero).
Sebelum ditunjuk sebagai orang nomor satu di BUMN yang bergerak di jasa
pengiriman surat dan barang ini, Gilarsi adalah CEO PT Shafira Corporation Enterprise.
Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menjadi sosok di balik kebangkitan
perusahaan ritel busana tersebut.
Pada awal masa kerjanya, Gilarsi langsung melakukan beberapa kegiatan yang
bertujuan merangkul semua elemen untuk bergerak membangun ketertinggalan kantor
Pos. Ia lantas mengumpulkan sekitar 400 orang untuk menyampaikan yang sedang terjadi
di kantor Pos dan mengenai bisnis landscape dengan kompetitor. Selain itu, salah satu
strategi Gilarsi dalam membangun Pos Indonesia adalah dengan mengedepankan
teknologi.
Banyak perubahan yang sejak ia terpilih menjadi Direktur Utama PT Pos
Indonesia (Persero). Gilarsi juga mengubah tagline Pos Indonesia menjadi We Carry
Mission. Gilarsi berharap permasalahan demi permasalahan PT Pos Indonesia kelak
dapat diselesaikan secepat mungkin. Ia juga menargetkan dalam lima tahun nanti PT Pos
dapat mendekati 10 persen dari DHL, perusahaan multinasional dalam bidang kurir
ekspres dan logistik.
Dengan tujuan transformasi, Gilarsi juga melakukan perubahan cara kerja Pos
Indonesia mengikuti budaya perusahaan asal Jepang yaitu Toyota. Perusahaan mulai
menerapkan 5S yakni: Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke. Selain 5S, Gilarsi juga
menerapkan etos kerja Kaizen. Kaizen sendiri memilki arti yaitu pengembangan
perusahaan secara berkelanjutan mengikuti zaman.
Perubahan terakhir yang dilakukan Gilarsi adalah menerapkan budaya kerja
Gemba di dalam PT Pos Indonesia (Persero). Budaya kerja Gemba memiliki arti budaya
kerja perusahaan dimana pemimpin perusahaan dan seluruh direksi mau turun ke
lapangan menyelesaikan masalah tanpa harus menunggu dari anak buahnya.
6. EVALUASI DAN KONTROL PERUSAHAAN
Dalam mejalankan strategi bisnisnya PT Pos Indonesia melakukan kontrol dan
evaluasi dalam beberapa hal sebagai berikut:
1. Good Corporate Goverance (GCG)
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) merupakan pedoman bagi Dewan
Komisaris dan Direksi dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dengan
dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan kepada peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perseroan terhadap pihak
yang berkepentingan (stakeholders) secara konsisten.
Tujuan dari penerapan GCG di PT Pos Indonesia adalah:
1) Memaksimalkan nilai Perusahaan agar memiliki daya saing yang kuat, baik secara
nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya
dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan Perusahaan;
2) Mendorong pengelolaan Perusahaan secara profesional, efisien dan efektif, serta
memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Perusahaan;
3) Mendorong agar manajemen Perusahaan dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-udangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial
Perusahaan terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar
Perusahaan;
4) Meningkatkan kontribusi Perusahaan terhadap perekonomian nasional;
5) Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan nilai investasi
Perusahaan.
2. Kontrol Sistem Operasi
Manual
Penerimaan dan Pengeluaran pendapatan dicatat secara manual
Penerimaan pendapatan hanya melalaui tunai dengan cara langsung datang ke
kantor pos
Pendapatan disimpan di bendahara perusahaan, disimpan di brankas
Bukti transaksi dibuat dengan tulis tangan, atau diprint tapi dengan form yan
belum terstandarisasi
Absensi karyawan dengan cara manual
Informasi antar divisi dilakukan dengan bertatap muka langsung
Tempat penyimpanan data tiap divisi berbeda-beda
Otorisasi penerimaan atau pengeluaran kas dilakukan dengan tanda tangan manual
Berbasis Komputer/CBIS
Penerimaan dan Pengeluaran pendapatan dicatat dengan komputerisasi sehingga
control dapat dilakukan dengan mudah.
Penerimaan pendapatan dapat dilakukan via transfer (ATM, Debit, Visa, check)
Kas / pendapatan di simpan di bank sehingga control atas kas lebih terjamin
Bukti transaksi yang terstandarisasi sehingga semua divisi dapat menerima
informasi yang sama dari bukti tersebut
Absensi karyawan yang terkomputerize sehingga dapat terintegrasi ke bagian
SDM sebagai informasi kehadiran untuk penilai kinerja karyawan.
Informasi antar divisi dapat dilakukan secara intranet/internet karena
penyimpanan data semua divisi dalam satu server storage, selain itu aplikasi antar
divisi sudah terintegrasi dengan aplikasi ERP
Hardware dan software tiap divisi dirancang sesuai kebutuhan
Otorisasi dapat dilakukan secara intranet dengan tanda tangan digital
Hak akses gudang data dibatasi sesuai kebutuhan divisi dan setiap divisi diberi
kata sandi agar lebih aman dalam pencarian data
Pencarian data, bukti transaksi dapat lebih mudah sehingga memudahkan dalam
jejak audit

3. Kontrol Audit
Audit intern dalam hal ini Divisi Satuan Pengawasan Intern (SPI) pada PT Pos
Indonesia, dalam melaksanakan tugasnya memeriksa atau mengaudit laporan
keuangan PT. Pos Indonesia dan dari hasil pemeriksaan tersebut tim auditor intern atau
Divisi Satuan: 3M Pengawasan Intern (SPI).
PT. Pos Indonesia melaporkan dan menyampaikan informasi hasil temuan
auditnya kepada pihak manajemen yaitu dewan direksi PT. Pos Indonesia yang berisi
rekomendasi-rekomendasi maupun saran-saran perbaikannya untuk selanjutnya
ditindak lanjuti oleh pihak manajemen dan bertujuan untuk meminimalisir
kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh pihak intern PT. Pos Indonesia agar
meningkatkan efektivitas operasional perusahaan untuk lebih baik dan terarah

7. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa strategi yang telah dilakukan diatas. Maka dapat ditarik
kesimpulan yaitu:

1. Berdasarkan visi, misi dan nilai perusahaan yang sudah ada pada saat ini dalam
mendukung transformasi PT Pos Indonesia (Persero) sudah cukup baik. Dengan visi
yang telah ada sekarang yaitu menjadi raksasa logistik pos dari Timur orang
akan bertanya tanya maksud timur dalam kalimat visi ini itu seperti apa, mungkin
alangkah lebih baik jika visi dirubah Menjadi raksasa logistik pos dari Asia.
Untuk misi yang sudah ada sudah cukup baik untuk mendukung visi menjadi raksasa
logistik pos. PT Pos Indonesia (Persero) yang memilki motto kerja Tepat Waktu
Setiap Waktu (On Time Every Time), bisa dijadikan sebagai tambahan misi
sebagai bukti dan wujud dari komitmen memberikan pelayanan yang terbaik.
Sedangkan untuk nilai perusahaan yang sudah ada sekarang sudah mewakili
perusahaan dalam mencapai tujuannya dan membuat adanya engagement dengan para
stakeholders khususnya karyawan melalui singkatan nilai perusahaan yaitu
CINTAPOS.

2. Analisa SWOT PT Pos Indonesia (Persero) yang dihasilkan dari analisis eksternal dan
internal perusahaan adalah:
3. Berdasarkan strategi yang telah diterntukan dan diterapkan oleh manajemen PT Pos
Indonesia (Persero) dan teori mengenai Five Generic Strategies dapat dikatakan
bahwa saat ini PT Pos Indonesia(Persero) menerapkan strategi Best Cost Provider hal
itu didukung oleh keunggulan biaya rendah yang ditawarkan dari produknya dan
strategi pertumbuhan diversifikasi untuk meningkatkan utilisasi dari kompetensi yang
dimiliki. Selain itu juga dilandasi oleh apa yang telah dilakukan oleh PT. Pos
Indonesia dengan memberikan nilai tambah bagi konsumen melalui harga yang
kompetitif, peningkatan layanan, dan juga implementasi pengiriman yang lebih cepat
dan fleksibel. Implementasi tersebut dapat terlihat dari tarif yang diberikan PT Pos
Indonesia (Persero) dengan estimasi waktu sampai kiriman tiba dari produk yang
ditawarkan.
4. Dalam implementasi dan eksekusi strategi, apa yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia
(Persero) sudah baik, hal itu dapat terlihat pada:
1. Staffing the Organization
PT Pos Indonesia (Persero) memberikan kesempatan kepada putra putri terbaik di
seluruh penjuru Indonesia untuk dapat memberikan kontribusi kerja positif dan
nyata bagi perusahaan, bangsa dan negara dengan bekerja di PT Pos Indonesia
(Persero).
2. Resources and Capabilities
Peningkatan kompetensi dan kapabilitas SDM harus dilakukan untuk memberikan
daya dukung kemajuan perusahaan ditengah persaingan yang semakin pesat.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perusahaan terus berupaya melakukan
pelatihan dan pendidikan
3. Organizational Structure
Struktur Organisasi PT Pos Indonesia (Persero) termasuk kedalam ciri organisasi
fungsional yang telah dinyatakan dan diuraikan bahwa dalam organisasi ini
berlangsung secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan
dibawahnya.
4. Budget
Menurut laporan tahunan PT Pos Indonesia (Persero) tahun 2015 dapat diketahui
bahwa Anggaran beban 2015 ditetapkan dalam RKAP dan semua detail anggaran
tertulis pada laporan tahunan.
5. Policies and Procedures
Dalam membuat suatu kebijakan/prosedur dalam mendukun strategi perusahaan,
PT Pos Indonesia (Persero) berpedoman kepada pedoman perilaku (code of
conduct). PT Pos Indoneisa (Persero) berkomitmen untuk melaksanakan praktik-
praktik Good Corporate Governance atau Tata Kelola perusahaan yang baik
sebagai bagian dari Bisnis
6. Best Practice
Best Practice yang dilakukan PT Pos Indonesia (Persero) adalah Direktur Utama
Pos Indonesia (Persero), Gilarsi Wahyu Setijono, menandatangani Addendum
Perjanjian Kerja Sama antara PT Pos Indonesia (Persero) dengan DHL Express
Indonesia, tentang Penyaluran Kiriman Express Mail Service (EMS) ke Luar
Negeri.
7. Information & Operation Systems
PT Pos Indonesia (Persero) saat ini menetapkan Sistem Informasi Manajemen
(SIM) pada setiap kantor pos, Penerapan ERP, Digitalisasi E-Commerce dan juga
sistem informasi inventory, sistem informasi layanan pos,sistem informasi
pembelian, dan sistem informasi karyawan
8. Rewards and Incentives
PT Pos Indonesia (Persero) memilki sistem remunerasi terhadap karyawannya,
Sistem remunerasi yang diterapkan pada PT. Pos Indonesia (Persero) tidak berubah
sejak lima tahun terakhir, namun ada perubahan jumlah nominal yang diberikan
dari beberapa komponen remunerasi seperti, gaji dasar, tunjangan, bonus dan
insentif.
9. Corporate Culture
PT Pos Indonesia (Persero) memiliki budaya perusahaan yang diterapkan kepada
seluruh karyawannya yaitu :Profesionalisme, Jarak dari Manajemen, Percaya pada
rekan kerja dan Integrasi
10. Internal Leadership
Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Gilarsi Wahyu Setijono merupakan
seorang professional yang sudah berpengalaman, sejak ia ditunjuk menjadi
Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) oleh Menteri BUMN, Rini Soemarno,
ia langsung melakukan beberapa perubahan dan melakukan transformasi terhadap
strategi PT Pos Indonesia (Persero) dalam bisnisnya

5. Evaluasi dan control yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia (Persero) adalah melalui
Good Corporate Governance (GCG), Kontrol Sistem Operasi dan Kontrol Audit.
REFERENSI

Ancok, D. (1995). Revitalisasi Sumber Daya Manusia dalam Era Perubahan. Kelola: Gadjah
Mada University Business Review, No.8, 104-117
Barney, J. B., & Hesterly, W. S. (2010). VRIO Framework. In Strategic Management and
Competitive Advantage (pp. 6886). New Jersey: Pearson
Horngren, Charles T, Srikant M. Datar, George Foster., 2005. Akuntansi Biaya Penekanan
Manajerial, edisi kesebelas. Alih bahasa Desi Adhariani. Jakarta: PT. INDEKS
Kelompok Gramedia.
Jerry FitzGerald, Andra F. FitzGerald, Warren D. Stalling. Jr. 1981. Fundamental of System
Analysis, John Willey & Sons, New York
Kartono, Kartini, 1994, Pemimpin dan Kepemimpinan, Apakah Pemimpin Abnormal Itu?, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo 2003. Perilaku Organisasi, Terjemahan: Erly Suandy, Edisi
Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Laudon, Kenneth C dan Jane P. Laudon. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Edisi ke-10.
Terjemahan Chriswan Sungkono dan Machmudin Eka P. Jakarta: Salemba Empat.
Pora, de Antonio (2011). Remunerasi - Kompensasi & Benefit. Jakarta: Rana Pustaka.
Porter, Michael E. (1985). Competitive Advantage. Free Press.
Setiawan, Budi, dan Waridin. 2006. Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan dan Budaya Organisasi
terhadap Kinerja di Divisi Radiologi RSUP Dokter Kariadi Semarang, Vol. 2 No. 2, Hal.
181-250.
Sutabri, T. (2005), Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta
Thompson Jr, Strickland & Gamble, 2016. Crafting & Executing Strategy. Mc Graw Hill :
International Edition
Ulrich, Dave dan Smallwood, Norm. 2006. Capitalizing on Capabilities. San Fransisco
Wibisono, Dermawan. (2006). Manajemen Kinerja. Erlangga, Jakarta.

Sumber Internet www.posindonesia.co.id


https://id.wikipedia.org/wiki/Pos_Indonesia
www.galerypos.com
http://masonmyers.com/
PENGERTIAN STRUKTUR ORGANISASI SERTA EMPAT ELEMEN DI DALAMNYA -
ILMU PENGETAHUAN EKONOMI MANAJEMEN -
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-struktur-organisasi-serta-empat-elemen-di-
dalamnya-ilmu-pengetahuan-ekonomi-manajemen.html
Top Brand Index 2016 - http://www.topbrand-award.com/top-brand-
survey/survey- result/top_brand_index_2016_fase_2
http://users.jyu.fi/~juanla/READINGS/HBR_on_Strategy_23_41.pdf
Kekuatan logistik dalam mendukung geliat bisnis ekonomi -
http://www.solopos.com/2011/12/06/kekuatan-logistik-dalam-mendukung-geliat-bisnis-
ekonomi-127742
Perpres Sislognas Tak Rujuk Satu pun Pasal Peraturan Transportasi -
http://supplychainindonesia.com/new/perpres-sislognas-tak-rujuk-satu-pun-pasal-peraturan-
transportasi/
UU Logistik Penting sebagai Koneksitas Konstruksi Hukum Regulasi Logistik -
http://supplychainindonesia.com/new/uu-logistik-penting-sebagai-koneksitas-konstruksi-hukum-
regulasi-logistik/
Sistem Logistik RI Dinilai Paling Parah di Dunia -
http://economy.okezone.com/read/2016/11/28/320/1552968/sistem-logistik-ri-dinilai-paling-
parah-di-dunia?utm_source=br&utm_medium=referral&utm_campaign=news
http://id.wikipedia.org/wiki/Praktik_terbaik

Anda mungkin juga menyukai