DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAMBUNG
Jln. Abdul Hamid kel. Tebing Tinggi Kec.Padang Hilir Kota Tebing Tinggi
Kode Pos 20635. Email :Puskesmas.Rambung@yahoo.com Telp.085270706709
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk PengaturanJaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan
bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan dan
mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan
tersebut di atas.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan
Perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan.
Oleh karena upaya pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas
wajib menyelenggarakan laboratorium di Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi
penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas,
maka Puskesmas diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang
dapat menentukan diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang
bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran
penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum :
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan
permasalahan kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada
pelayanan secara holistik, komprehensif, dan terpadu dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tujuan Khusus :
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium puskesmas
Labuhan deli
b. Menjadi standar monotoring dan evaluasi pelayanan laboratorium di
puskesmas Labuhan Deli Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pedoman ini meliputi sarana,prasarana,jenis-jenis
pemeriksaan,standard hasil pemeriksaan,dan keselamatan dan mutu laboratorium
C. Batasan Operasional
a. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas
yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit,
kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat.
c. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu
sarana yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
e. Keselamatan Keria adalah upaya untuk mencegah danmengurangi kecelakaan,
keb:karan, bahaya peledakan,penyakit akibat kerja, pencernaran lingkungan
yang pada urnumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan hartabenda bagi.
pekerja dan masyarakat yang beradadilingkungannya
f. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses
atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan
hasil pemeriksaan.
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang
Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-
Emerging;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Ketentuan lainnya:
Uraian tugas
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dantanggung
jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasilpemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan
laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi
kegiatanlaboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dantanggung
jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuaikompetensi
dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanandan standar prosedur
operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerjalaboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratoriumatau tenaga
kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
3. Tenaga Non Teknis
Tenaga non teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dantanggung
jawab
a. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan bahan;
b. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien;
c. Membantu administrasi
B. Distribusi Ketenagaan
Petugas A : bertanggung jawab atas
Petugas B : bertanggung jawab atas
Dst
Ket:
A: Petugas Laboratorium
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Persyaratan Ruangan Laboratorium Puskesmas
Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan denganfisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
Persyaratan sarana/ruangan Laboratorium Puskesmas dan kondisi Laboratorium
Puskesmas Rambung adalah sebagai berikut:
Kondisi
No Standar MS TMS Rekomendasi
Puskesmas
Ukuran ruang minimal
3x4 m2, kebutuhan luas
ruang disesuaikan
1 dengan jenis 3x3,5 m2 √
pemeriksaan yang
diselenggarakan oleh
Puskesmas
Langit-langit berwarna
2 terang dan mudah √
dibersihkan.
Dinding berwarna terang,
harus keras, tidak
berpori, kedap air, dan
3 √
mudah dibersihkan serta
tahan terhadap bahan
kimia (keramik).
Lantai harus terbuat dari
bahan yang tidak licin,
tidak berpori, warna
4 terang, dan mudah √
dibersihkan serta tahan
terhadap bahan kimia
(epoxi, vinyl)
Pintu disarankan √
memiliki lebar bukaan
Hanya terdiri
minimal 100 cm yang
5 dari 1 daun
terdiri dari 2 dua daun
pintu
pintu dengan ukuran 80
cm dan 20 cm.
Disarankan disediakan √
6 akses langsung
(lubang/celah) bagi
pasien untuk
memberikan sampel
dahak.
Keterangan:
1. Pintu Masuk
5. Lemari
6. Meja Administrasi
7. Lemari Es
9. Westafel
11. Mikroskop
14. Sentrifuge
Kondisi Rekomendasi
No Jenis Standard MS/TMS
Pusesmas
1 Pencahayaan Terang MS
Sirkulasi udara
baik, pertukaran
udara dari dalam Jendela
2. ruangan dapat 12-15 ACH
Terbuka
mengalir ke luar
ruangan
memakai kipas
angin
Pengambilan
dahak dilakukan Disamping
di ruangan
5 halaman MS
terbuka yang telah Puskesmas
disiapkan.
air bersih yang
mengalir dan debit
air yang
cukup pada bak
Tersedia air
6 cuci. Air tersebut MS
harus memenuhi
syarat
kesehatan
tersedia wadah
(tempat sampah)
khusus/terpisah
yang
dilengkapi dengan
penutupnya untuk
pembuangan
limbah padat
Limbah padat
7 medis infeksius TMS
Puskesmas.
1. Perlengkapan
Kondisi
No Nama Standar MS/TMS Rekomendasi
Puskesmas
1)Minimal
Meja
menggunakan meja
pengambilan
½ biro (ukuran 90 x
sampel darah TMS
60 cm)
2) Mempunyai laci
Loket
pendaftaran,
penerimaan
sampel urin dan
TMS
dahak,
pengambilan
hasil
Kursi petugas 1) Mempunyai
laboratorium dan sandaran
kursi pasien 2) Dapat terbuat dari MS
cm x 40 cm dengan
kedalaman bak
minimal 30 cm
3) Dilengkapi
saluran/pipa
pembuangan air kotor
menuju
sistem pengolahan air
limbah Puskesmas
Meja 1) Lebar meja adalah
pemeriksaan 60 cm dengan panjang
sesuai dengan
kebutuhan pelayanan
yang diselenggarakan
2) Meja pemeriksaan
terbuat/dilapisi dari
bahan tahan
panas, tahan zat kimia
(seperti teflon/ formika),
mudah
dibersihkan, tidak
berpori dan berwarna
terang
3) Ada meja khusus
untuk meletakkan alat
centrifuge
Lemari pendingin 1) Fungsinya adalah
Ada
(refrigerator) untuk menyimpan
reagen dan sampel,
volume sesuai
kebutuhan MS
2) Reagen dan sampel
disimpan dalam lemari
pendingin
yang terpisah
Lemari alat 1) Fungsinya untuk
Tidak ada
menyimpan alat
2) Ukuran sekitar p x l x
t = 160 cm x 40 cm x
MS
100 cm
3) Dapat terbuat dari
Tidak ada
kayu atau rangka
alumunium dengan
rak terbuat dari kaca
4) Khusus untuk
mikroskop dilengkapi ada
dengan lampu 5
Watt
Rak reagen 1) Fungsinya adalah
Tidak ada
untuk menyimpan
reagen
Tidak ada
2) Ukuran sesuai
kebutuhan
3) Dapat terbuat dari MS
Tidak ada
kayu dilapisi dengan
teflon/ formika
atau dapat terbuat dari
kaca
2. Peralatan
Kondisi
No Nama peralatan Standar MS/TMS Rekomendasi
Pkm
Peralatan Utama
Air
Pipet Mikro 5-50, 100- Baik
200,
500-1000 ul
Peralatan Gelas
Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan biladiperlukan,
diberi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
(Formulir 1).
1. Pasien rujukan dokter dari luar Puskesmas yang datang kePuskesmas untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium, setelahmendaftar di loket pendaftaran
Puskesmas, langsung menuju ruanglaboratorium untuk menyerahkan formulir
permintaan rujukanpemeriksaan laboratorium dari dokter yang merujuknya
(Formulir2).
1. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratoriumkepada petugas
laboratorium.
2. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaanlaboratorium, pasien
diambil spesimennya.
3. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
4. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawablaboratorium untuk
dilakukan validasi.
5. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 3)diletakkan di
loket pengambilan hasil.
6. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien keruang
pemeriksaan dokter untuk mendapat penjelasan dari doktertentang hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut.
7. Untuk pasien rujukan, Formulir hasil pemeriksaan laboratoriumlangsung dibawa
ke dokter yang merujuk.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokterpemeriksa
kepada pasien
2. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakanmetode manual,
semi automatik dan automatik.
BAB V
LOGISTIK
Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yangdigunakan untuk tiap
pemeriksaan di Laboratorium Puskesmastersebut.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratanantara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuaiurutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan kedalam sediaan
induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakanyang terjadi pada
sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemarisupaya tidak kena
cahaya matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh LaboratoriumRujukan Nasional.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbahcair
infeksius dan limbah cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalamseptik tank.
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai denganprosedur dan
peraturan yang berlaku
C. Manajemen Resiko di Pelayanan Laboratorium Puskesmas.
1. Identifikasi Ancaman bahaya dan Penceghannya
A. Identifikasi ancaman bahaya;
1. Kimia
a. Penggologan
No Penggolongan
Karsinogen
Korosif
Bahan kimia yang Toksik
mengakibatkan gangguan Iritan
kesehatan {H} Sensitizer
Merusak organ
tubuh tertentu
Bahan kimia yang Padat
mengakibatkan Kebakaran Cair
{F} Gas
Bahan kimia yang mudah
meledak {R}
oksidator
Reaktiv
terhadap air
Reaktif
terhadap asam
Bahan kimia dengan sikap
Bahan
khususnya {S/N}
radioaktif
Bahan kimia
yang tidak
boleh
tercampur
b. Pelabelan
Warna
No Penggolongan Angka
label
Dapat menyebabkan kematian
4
walapun sudah diobati
Dapat menyebabkan luka serius
3 meskipun sudah mendapat
Bahan kimia yang
pengobatan
mengakibatkan
BIRU Dapat menyebabkan luka dan
gangguan kesehatan 2
membutuhkan pengobatan segera
{H}
Dapat menyebabkan iritasi jka
1
tidak diobati
Tidak berbahaya
0
4
Bahan kimia yang 3
mengakibatkan MERAH 2
Kebakaran {F} 1
0
4
3
Bahan kimia yang
2
mudah meledak {R}
1
0
oksidator OKS
Reaktiv
terhadap W
air
Reaktif
terhadap acid
asam
Bahan kimia dengan
Bahan
sikap khususnya {S/N} Rad
radioaktif
Bahan
kimia
yang
ALK
tidak
boleh
tercampur
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja
bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru
yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;
Input Rincian Kegiatan Target
Sumber Daya
1.
Manusia
SDM memiliki SIK 100 %
20 jam
SDM menerima pelatihan
pelatihan
Ketersediaan alat sesuai
2. Alat 90 %
standard
Ketersediaan sarana sesuai
3. Sarana 90 %
standard
4. Kebijakan Pola ketenagaan ada
Persyaratan kompetensi petugas
ada
pembaca interpretasi
tentang jenis reagensia esensial
dan bahan lain yang harus ada
tersedia
tentang menyatakan kapan
reagensia tidak tersedia (batas
ada
buffer stock untuk melakukan
order)
Tentang Pelayanan diluar jam
ada
kerja
tentang jenis-jenis pemeriksaan ada
laboratorium yang tersedia,
Tentang permintaan
pemeriksaan, penerimaan
ada
spesimen, pengambilan dan
penyimpanan spesimen
rentang nilai yang menjadi
rujukan hasil pemeriksaan ada
laboratorium
kebijakan pengendalian mutu
ada
laboratorium
kebijakan tentang PME, Hasil
PME. ada
Kalibrasi alat
Proses
Pelayanan sesuai protap dan
standar mutu
1. SOP penilaian ketepatan
waktu penyerahan hasil,
CR 90 %
hasil evaluasi dan tindak
lanjut hasil evaluasi
2. SOP pelayanan di luar
CR 90 %
jam kerja
3. SOP pemantauan waktu
penyampaian hasil
pemeriksaan laboratorium
CR 90 %
untuk pasien urgen/gawat
darurat. Hasil
pemantauan.
4. SOP pemeriksaan
CR 90 %
laboratorium
5. SOP pemantauan
pelaksanaan prosedur
pemeriksaan
CR 90 %
laboratorium, hasil
pemantauan, tindak lanjut
pemantauan
6. SOP pemeriksaan
laboratorium yang CR 90 %
berisiko tinggi
7. SOP pelaporan hasil
pemeriksaan laboratorium CR 90 %
yang kritis, rekam medis
8. SOP evaluasi terhadap
rentang nilai, hasil CR 90 %
evaluasi dan tindak lanjut
9. SOP kesehatan dan
keselamatan kerja bagi CR 90 %
petugas
10. SOP penggunaan alat
pelindung diri, SOP
pemantauan terhadap CR 90 %
penggunaan alat
pelindung diri
11. SOP pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun,
SOP pengelolaan limbah CR 90 %
hasil pemeriksaan
laboratorium
12. SOP pengelolaan reagen CR 90 %
13. SOP pengelolaan limbah CR 90 %
14. SOP pengendalian mutu
CR 90 %
laboratorium
15. SOP rujukan laboratorium CR 90 %
16. SOP penerapan
manajemen risiko
laboratorium, bukti
pelaksanaan manajemen CR 90 %
risiko: identifikasi risiko,
analisis, dan tindak lanjut
risiko
17. SOP orientasi prosedur
dan praktik
keselamatan/keamanan
CR 90 %
kerja, bukti pelaksanaan
program orientasi
B. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau semua
tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan.
1) Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas
laboratorium untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah terjadinya
kesalahan dan mendeteksi sedini mungkin bila terjadi kesalahan.
a. Persiapan pasien
b. Pengambilan spesimen
Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat
persetujuan dari pasien dan spesimen harus diambil secara benar dengan
memperhatikan waktu, lokasi, volume, cara, peralatan, wadah spesimen,
pengawet/ antikoagulan.
c. Penerimaan spesimen
Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak.
Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena diterima
melalui pos) maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan
formulir hasil pemeriksaan.
d. Pemberian identitas
e. Pengiriman spesimen
f. Penyimpanan spesimen
2. Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dari mengolah spesimen,
mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium dan melakulan pemeriksaan.
a. Pengolahan spesimen
3. Yang dimaksud tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil
pemeriksaan, melakuan verifikasi dan validasi hasil serta memberikan
interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.
Kegiatan ini antara lain diselenggarakan oleh pemerintah dengan melibatkan peran
serta organisasi profesi dan swasta baik secara nasional maupun regional.
Beberapa kegiatan PME yang dilakukan di laboratorium Puskesmas antara lain
Pemantapan mutu Eksternal Mikroskopis BTA (PME-M-BTA), Mikroskopis Malaria
(PME-M-MM) dan Mikroskopis Parasit Saluran Pencernaan (PME-M-TC).
Puskesmas yang menjadi peserta PME perlu melaksanakan langkah-langkah
kegiatan sebagai berikut:
2. Pelaksanaan pemeriksaan