Anda di halaman 1dari 37

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAMBUNG
Jln. Abdul Hamid kel. Tebing Tinggi Kec.Padang Hilir Kota Tebing Tinggi
Kode Pos 20635. Email :Puskesmas.Rambung@yahoo.com Telp.085270706709

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS RAMBUNG

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk PengaturanJaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan
bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan dan
mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan
tersebut di atas.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan
Perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan.
Oleh karena upaya pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas
wajib menyelenggarakan laboratorium di Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi
penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas,
maka Puskesmas diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang
dapat menentukan diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang
bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran
penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum :
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan
permasalahan kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada
pelayanan secara holistik, komprehensif, dan terpadu dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tujuan Khusus :
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium puskesmas
Labuhan deli
b. Menjadi standar monotoring dan evaluasi pelayanan laboratorium di
puskesmas Labuhan Deli Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pedoman ini meliputi sarana,prasarana,jenis-jenis
pemeriksaan,standard hasil pemeriksaan,dan keselamatan dan mutu laboratorium

C. Batasan Operasional
a. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas
yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit,
kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat.
c. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu
sarana yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
e. Keselamatan Keria adalah upaya untuk mencegah danmengurangi kecelakaan,
keb:karan, bahaya peledakan,penyakit akibat kerja, pencernaran lingkungan
yang pada urnumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan hartabenda bagi.
pekerja dan masyarakat yang beradadilingkungannya
f. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses
atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan
hasil pemeriksaan.

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang
Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-
Emerging;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia


Jenis/Kualifikasi dan Jumlah Tenaga sana di Laboratorium Puskesmas adalah
sebagai berikut:

Tabel 2.Jenis ,kualifikasi dan jumlah tenaga laboratorium Puskesmas Rambung

No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah


Penanggung
Dokter 1
1 Jawab

Tenaga Teknis Analis Kesehatan (DIII) 1


2
Tenaga Non
0 0
3 Teknis

Ketentuan lainnya:
Uraian tugas
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dantanggung
jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasilpemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan
laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi
kegiatanlaboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.

2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dantanggung
jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuaikompetensi
dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanandan standar prosedur
operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerjalaboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratoriumatau tenaga
kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
3. Tenaga Non Teknis
Tenaga non teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dantanggung
jawab
a. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan bahan;
b. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien;
c. Membantu administrasi

B. Distribusi Ketenagaan
Petugas A : bertanggung jawab atas
Petugas B : bertanggung jawab atas
Dst

C. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan jaga

No Hari Jam Kegiatan Petugas


Sampling,Hematologi, Kimia,
1 Senin 08.00 – 14.00 A
Serologi, Mikrobiologi
Sampling, Hematologi,Kimia,
Selasa 08.00 -14.00 A
Serologi, Mikrobiologi
Sampling, Hematologi,Kimia,
Rabu 08.00-14.00 A
Serologi, Mikrobiologi
Sampling, Hematologi, Kimia,
Kamis 08.00 -14.00 A
Serologi, Mikrobiologi
Sampling, Hematologi,Kimia,
Jumat 08.00-11.30 A
Serologi, Mikrobiologi
Sampling, Hematologi,Kimia,
Sabtu 08.00-12.00 A
Serologi, Mikrobiologi

Ket:
A: Petugas Laboratorium

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Persyaratan Ruangan Laboratorium Puskesmas
Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan denganfisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
Persyaratan sarana/ruangan Laboratorium Puskesmas dan kondisi Laboratorium
Puskesmas Rambung adalah sebagai berikut:

Kondisi
No Standar MS TMS Rekomendasi
Puskesmas
Ukuran ruang minimal
3x4 m2, kebutuhan luas
ruang disesuaikan
1 dengan jenis 3x3,5 m2 √
pemeriksaan yang
diselenggarakan oleh
Puskesmas
Langit-langit berwarna
2 terang dan mudah √
dibersihkan.
Dinding berwarna terang,
harus keras, tidak
berpori, kedap air, dan
3 √
mudah dibersihkan serta
tahan terhadap bahan
kimia (keramik).
Lantai harus terbuat dari
bahan yang tidak licin,
tidak berpori, warna
4 terang, dan mudah √
dibersihkan serta tahan
terhadap bahan kimia
(epoxi, vinyl)
Pintu disarankan √
memiliki lebar bukaan
Hanya terdiri
minimal 100 cm yang
5 dari 1 daun
terdiri dari 2 dua daun
pintu
pintu dengan ukuran 80
cm dan 20 cm.
Disarankan disediakan √
6 akses langsung
(lubang/celah) bagi
pasien untuk
memberikan sampel
dahak.

Kamar kecil/WC pasien


7 laboratorium dapat √
bergabung dengan WC
pasien Puskesmas.
DENAH
TATA RUANGAN LABORATORIUM PUSKESMAS
(Denah sesuai kondisi puskesmas)

Keterangan:

1. Pintu Masuk

2. Kursi Pasien, pengambilan dan penerimaan spesimen

3. Meja pendaftaran, pengambilan dan penerimaan spesimen

4. Kursi petugas Sampling

5. Lemari

6. Meja Administrasi

7. Lemari Es

8. Lemari Reagen dan Peralatan laboratprium

9. Westafel

10. Meja Kerja Untuk Pemeriksaan

11. Mikroskop

12. Lampu Pengering

13. Westafel Pengecatan

14. Sentrifuge

B. Standar Fasilitas Persyaratan Perlengkapan ruangan laboratorium Puskesmas


dan kondisi Fasilitas laboratorium Puskesmas Rambung
1. Prasarana

Kondisi Rekomendasi
No Jenis Standard MS/TMS
Pusesmas

1 Pencahayaan Terang MS
Sirkulasi udara
baik, pertukaran
udara dari dalam Jendela
2. ruangan dapat 12-15 ACH
Terbuka
mengalir ke luar
ruangan

area pengambilan Exhauster


3. sampel dilengkapi TMS
dipasang pada
exhauster yang ketinggian + 120
mengarah keluar cm dari
bangunan permukaan lantai
Puskesmas ke
area terbuka
suhu
dipertahankan
Suhu udara antara 22C s/d
4. nyaman 26C.tidak boleh TMS

memakai kipas
angin
Pengambilan
dahak dilakukan Disamping
di ruangan
5 halaman MS
terbuka yang telah Puskesmas
disiapkan.
air bersih yang
mengalir dan debit
air yang
cukup pada bak
Tersedia air
6 cuci. Air tersebut MS

harus memenuhi
syarat
kesehatan
tersedia wadah
(tempat sampah)
khusus/terpisah
yang
dilengkapi dengan
penutupnya untuk
pembuangan
limbah padat
Limbah padat
7 medis infeksius TMS

dan non infeksius


pada
laboratorium.
Pengelolaan
(pewadahan,
pengangkutan dan
pemusnahan)
limbah padat
dilakukan sesuai
prosedur dan
peraturan yang
berlaku
diolah pada
sistem/instalasi
Limbah cair pengolahan air Langsung ke
MS
limbah IPAL

Puskesmas.

Perlengkapan dan Peralatan

1. Perlengkapan

Kondisi
No Nama Standar MS/TMS Rekomendasi
Puskesmas
1)Minimal
Meja
menggunakan meja
pengambilan
½ biro (ukuran 90 x
sampel darah TMS
60 cm)

2) Mempunyai laci
Loket
pendaftaran,
penerimaan
sampel urin dan
TMS
dahak,

pengambilan
hasil
Kursi petugas 1) Mempunyai
laboratorium dan sandaran
kursi pasien 2) Dapat terbuat dari MS

kayu, besi, dan lain-lain


Bak cuci/sink 1) Dilengkapi keran
untuk mengalirkan air
bersih
2) Ukuran minimal 40 TMS

cm x 40 cm dengan
kedalaman bak
minimal 30 cm
3) Dilengkapi
saluran/pipa
pembuangan air kotor
menuju
sistem pengolahan air
limbah Puskesmas
Meja 1) Lebar meja adalah
pemeriksaan 60 cm dengan panjang
sesuai dengan
kebutuhan pelayanan
yang diselenggarakan
2) Meja pemeriksaan
terbuat/dilapisi dari
bahan tahan
panas, tahan zat kimia
(seperti teflon/ formika),
mudah
dibersihkan, tidak
berpori dan berwarna
terang
3) Ada meja khusus
untuk meletakkan alat
centrifuge
Lemari pendingin 1) Fungsinya adalah
Ada
(refrigerator) untuk menyimpan
reagen dan sampel,
volume sesuai
kebutuhan MS
2) Reagen dan sampel
disimpan dalam lemari
pendingin
yang terpisah
Lemari alat 1) Fungsinya untuk
Tidak ada
menyimpan alat
2) Ukuran sekitar p x l x
t = 160 cm x 40 cm x
MS
100 cm
3) Dapat terbuat dari
Tidak ada
kayu atau rangka
alumunium dengan
rak terbuat dari kaca
4) Khusus untuk
mikroskop dilengkapi ada
dengan lampu 5
Watt
Rak reagen 1) Fungsinya adalah
Tidak ada
untuk menyimpan
reagen
Tidak ada
2) Ukuran sesuai
kebutuhan
3) Dapat terbuat dari MS
Tidak ada
kayu dilapisi dengan
teflon/ formika
atau dapat terbuat dari
kaca

2. Peralatan

Kondisi
No Nama peralatan Standar MS/TMS Rekomendasi
Pkm

Peralatan Utama

Fotometer Baik TMS

Hematology Analyzer Baik TMS

Hemositometer Set Baik MS

Mikroskop Binokuler Rusak MS


Pemanas/Penangas Tidak ada TMS
dengan

Air
Pipet Mikro 5-50, 100- Baik
200,

500-1000 ul

Sentrifus Listrik Baik

Sentrifus Tidak Ada


Mikrohematokrit
Tabung Laju Endap Tidak ada
Darah
(Westergren Set)

Telly Counter Tidak ada


Urinometer (Alat Tidak ada,
Pengukur yang
Berat Jenis Urine tersedia
strip urin

Peralatan Gelas

Batang Pengaduk ada MS

Beker Glass Ada MS

Botol Pencuci Ada MS

Corong Kaca (5 cm) Ada MS

Erlenmeyer, Gelas Tidak ada MS

Gelas Pengukur (100 cc) Tidak Ada MS


Gelas Pengukur (16 Tidak Ada TMS
OZ/500 ml)
Kaca Objek Ada MS
Kaca Penutup Ada MS
Pipet berskala (Vol 1 cc) Tidak TMS
Ada
Pipet berskala (Vol 10 Tidak Ada MS
cc)
Tabung Kapiler Tidak Ada
Mikrohematokrit
Tabung Reaksi dengan Tidak Ada
tutup karet/gabus
Tabung Reaksi (12 mm)

Tabung Sentrifus Ada


tanpaskala
Termometer 0 - 50 Ada
DerajatCelcius (Skala1/2
C)
Wadah Aquades

II. Peralatan Penunjang


Autoklaf Ada
Blood Lanset dengan
Ada
autoklik

Kaki Tiga Tidak Ada


Kawat Asbes Tidak ada
Kertas Lakmus Tidak Ada
Kertas Lensa Tidak Ada
Kertas Saring Tidak Ada
Lampu Spiritus Ada 1
Pembendung Ada 1
Lemari Es Ada
Penghisap Karet Tidak Ada
(Aspirator)
Penjepit Tabung dari Tidak ada
Kayu
Pensil Kaca Tidak Ada
Pipet Tetes (Pipet
Ada TMS
Pasteur)
Pot Spesimen Urine Ada TMS
(Mulut
Lebar)

Pot Spesimen Dahak Ada MS


Mulut
Lebar
Rak Pengering Ada MS
Rak Pewarna Kaca Ada MS
Preparat
Rak Tabung Reaksi Ada
Rotator Plate
Tidak Ada MS
Sengkelit / Ose Tidak ada TMS
Sikat Tabung Reaksi Ada TMS
Spuit Disposible
Ada MS
- 3 cc
- 5 cc Ada
Stopwatch
Ada TMS
Timer
Ada MS
Tip Pipet (kuning dan Ada MS
biru
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan biladiperlukan,
diberi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
(Formulir 1).
1. Pasien rujukan dokter dari luar Puskesmas yang datang kePuskesmas untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium, setelahmendaftar di loket pendaftaran
Puskesmas, langsung menuju ruanglaboratorium untuk menyerahkan formulir
permintaan rujukanpemeriksaan laboratorium dari dokter yang merujuknya

(Formulir2).
1. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratoriumkepada petugas
laboratorium.
2. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaanlaboratorium, pasien
diambil spesimennya.
3. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
4. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawablaboratorium untuk
dilakukan validasi.
5. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 3)diletakkan di
loket pengambilan hasil.
6. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien keruang
pemeriksaan dokter untuk mendapat penjelasan dari doktertentang hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut.
7. Untuk pasien rujukan, Formulir hasil pemeriksaan laboratoriumlangsung dibawa
ke dokter yang merujuk.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokterpemeriksa
kepada pasien

B. Kemampuan Pemeriksaan, Metode dan Reagen


1. Kemampuan Pemeriksaan
Kemampuan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas meliputipemeriksaan-
pemeriksaan dasar seperti:
a. Hematologi: Hemoglobin, Hematokrit, Hitung eritrosit, Hitungtrombosit, Hitung
lekosit, Hitung jenis lekosit, LED, Masaperdarahan dan Masa pembekuan.
b. Kimia klinik: Glukosa, Protein, Albumin, Bilirubin total,Bilirubin direk, SGOT,
SGPT, Alkali fosfatase, Asam urat,Ureum/BUN, Kreatinin, Trigliserida, Kolesterol
total, KolesterolHDL dan Kolesterol LDL.
c. Mikrobiologi dan Parasitologi: BTA, Diplococcus gram negatif,Trichomonas
vaginalis, Candida albicans, Bacterial vaginosis,Malaria, Microfilaria dan Jamur
permukaan.
d. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, VDRL,HbsAg, Anti Hbs, Anti
HIV dan Antigen/antibody dengue.
e. Urinalisa: Makroskopis (Warna, Kejernihan, Bau, Volume), pH,Berat jenis,
Protein, Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen, Keton,Nitrit, Lekosit, Eritrosit dan
Mikroskopik (sedimen).
f. Tinja: Makroskopik, Darah samar dan Mikroskopik.

2. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakanmetode manual,
semi automatik dan automatik.
BAB V

LOGISTIK

Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yangdigunakan untuk tiap
pemeriksaan di Laboratorium Puskesmastersebut.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratanantara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuaiurutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan kedalam sediaan
induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakanyang terjadi pada
sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemarisupaya tidak kena
cahaya matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh LaboratoriumRujukan Nasional.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas


membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dantindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkantimbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
olehkesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil

Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu:


1. hak pasien
2. mendidik pasien dan keluarga
3. keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukanevaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
5. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatanpasientindakan yang seharusnya diambil

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Sasaran keselamatan di are pelayanan laboratorium adalah;

SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN


Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain
untukpemeriksaan klinis

SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
yangdipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan
menghasilkanpeningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk
elektronik,lisan, atau tertulis. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan
kebanyakanterjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporankembali
hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratoriumklinik cito melalui
telepon ke unit pelayanan.
klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan. Puskesmas secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atauprosedur untuk perintah lisan dan
telepon termasuk: mencatat (ataumemasukkan ke komputer) perintah yang
lengkap atau hasil pemeriksaanoleh penerima perintah; kemudian penerima
perintah membacakan kembali(read back) perintah atau hasil pemeriksaan; dan
mengkonfirmasi bahwaapa yang sudah dituliskan dan dibaca ulang adalah
akurat. Kebijakandan/atau prosedur pengidentifikasian juga menjelaskan
bahwadiperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali (read back) bila
tidakmemungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi gawat darurat di IGD.

Elemen Penilaian Sasaran II


1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasilpemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakankembali
secara lengkap oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atauyang
menyampaikan hasil pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi
keakuratankomunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.

SASARAN V : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANANKESEHATAN


Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi
risikoinfeksi yang terkait pelayanan kesehatan
Maksud dan Tujuan Sasaran V
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalamtatanan
pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasiinfeksi yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakankeprihatinan besar bagi
pasien maupun para profesional pelayanankesehatan. Infeksi biasanya dijumpai
dalam semua bentuk pelayanankesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi
pada aliran darah (bloodstream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan
dengan ventilasimekanis).
Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cucitangan (hand
hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene bisa dibacakepustakaan WHO, dan
berbagai organisasi nasional dan internasional.
Puskesmas mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkankebijakan
dan/atau prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsipetunjuk hand hygiene
yang diterima secara umum dan untuk implementasipetunjuk itu di puskesmas.

Elemen Penilaian Sasaran V


1. Puskesmas mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygieneterbaru yang
diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHOPatient Safety).
2. Puskesmas menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkanpengurangan
secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkaitpelayanan kesehatan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari persiapan


pasien sampai selesai dapat menimbulkan bahaya/risiko terhadap petugas yang berada
di dalam laboratorium.

Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium


harus melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati mengenali bahan potensial berbahaya
dan penanggulangannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut
merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi:


1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat umum.

a. Setiap petugas diwajibkan memakai jas laboratorium, sarung tangan dan


masker (infeksius) di ruangan laboratorium.

b. Tidak diperbolehkan makan minum dan merokok di dalam ruang laboratorium.

c. Tidak boleh menyimpan, makanan dan minuman di dalam lemari es bersama


reagen.

d. Jaga kebersihan ruang laboratorium dan bersihkan dengan desinfektan.

e. Anggap semua spesimen mengandung bahan infeksius.


2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat khusus.
a. Yang berkaitan dengan mikroorganisme
1) Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
2) Jangan meniup pipet, yang berisi bahan infeksius.
3) Jangan menuangkan cairan yang telah terkontaminasi langsung kedalam
pipa saluran.
b. Yang berkaitan dengan bahan kimia
1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi, tanggal
penerimaan, tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/
peringatan tentang bahaya bahan.
2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak kena sinar matahari
langsung, dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat corrosive
harus diletakkan di tempat rendah.
3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah menguap
dikumpulkan dalam kaleng yang aman dan jangan dibuang kedalam pipa
saluran umum.
c. Yang berkaitan dengan peralatan listrik.
1) Jangan menggunakan cairan atau gas yang mudah terbakar di sekitar
peralatan listrik.
2) Peralatan listrik harus dirawat dan dipelihara.
d. Yang berkaitan dengan limbah
1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel dan
barang/alat bekas pakai dan tidak infeksius (cair dan padat) sesuai
ketentuan yang berlaku.
2) Lakukan desinfeksi sisa sample, tampung dalam wadah berisi kaporit,
diamkan 12 jam, buang ke saluran pembuangan.
3) Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan air
sampai netral (tidak bersifat asam/basa kuat)
4) Rendam alat habis pakai selama 12 jam dengan larutan desinfektan
(kaporit), cuci bersih dengan air dan sabun, keringkan.
e. Yang berkaitan dengan ruangan laboratorium
1) Bila ruangan laboratorium menggunakan AC, maka bak pencuci harus
terpisah atau mempunyai penyedot udara, terutama untuk ruangan
laboratorium mikrobiologi atau kimia dengan menggunakan bahan mudah
menguap.
2) Ruangan laboratorium tidak diperkenankan menggunakan kipas angin.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:


A. Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
1. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3
 Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proseskerja
di laboratorium;
 Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja;
 Pencahayaan cukup dan nyaman;
 Ventilasi cukup dan sesuai;
 Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudahdijangkau
jika diperlukan;
 Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.
2. Sanitasi Lingkungan
 Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis;
 Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya
dilapisidengan kantong plastik dan diberi tanda khusus;
 Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak
dapatdimasuki/ menjadi sarang serangga atau binatang
pengerat;
 Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir
dandibersihkan secara teratur;
 Petugas laboratorium dilarang makan dan minum
dalamlaboratorium;
 Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di
dalamlaboratorium.

B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja


1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap
petugaslaboratorium harus mengerti dan melaksanakan
upayapencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi,
dapatmenggunakan setiap peralatan laboratorium dan
peralatankesehatan dan keselamatan kerja dengan benar, serta
mengetahui
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatankerja,
seperti tempat cuci tangan dengan air yang mengalir danalat pemadam
kebakaran.
3. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium,masker,
sarung tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selamabekerja.
4. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus
selamabekerja dalam laboratorium dan harus dilepaskan
sertaditinggalkan di laboratorium (hati-hati dengan jas laboratoriumyang
berpotensi infeksi).
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat kebelakang
dengan rapi.
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruhsebelum
dan setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium danharus
melepaskan baju proteksi sebelum meninggalkan ruanglaboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijinpejabat
yang berwenang.
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) danmerokok di
tempat kerja.
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah,jarum
atau benda tajam dan barang sisa laboratorium harusditempatkan di
bak/peti dalam laboratorium dan diberiketerangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ petikuning
(menjadi limbah medis/ infeksius) yang diberi tandakhusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakankaret
penghisap.
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepadapenanggung
jawab Laboratorium.
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat
yangditentukan.
15. Pengelolaan spesimen
 Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
 Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
 Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan
carapengambilan, pengiriman dan pengolahan spesimen
denganbenar.
 Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpanpada
wadah yang memiliki konstruksi yang baik,karet pengaman untuk
mencegah kebocoran ketikadipindahkan.
 Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati
gunamenghindari pencemaran dari luar kontainer
ataulaboratorium.
 Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairantubuh
(contoh: membuka tutup tabung vakum) harusmenggunakan
sarung tangan dan masker.
 Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus
cucitangan dan mengganti sarung tangan.
 Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagailimbah
infeksius dan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
 Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium
harusDidekontaminasi dengan desinfektan setelah
selesaimelakukan kegiatan laboratorium.
16. Pengelolaan bahan kimia yang benar
- Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahankimia
yang benar (antara lain penggolongan bahan kimia,bahan kimia
yang tidak boleh tercampur, efek toksik danpersyaratan
penyimpanannya).
- Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia
danmempunyai pengetahuan serta keterampilan
untukmenangani kecelakaan.
- Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dantanda
peringatan yang sesuai.
-
17. Pengelolaan Limbah
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbahkhusus
seperti benda tajam, limbah infeksius, limbahsitotoksik, limbah toksik,
limbah kimia, limbah B3 danlimbah plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
1) Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat,kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus padabagian dalamnya.Mempunyai
tutup yang mudah dibuka dan ditutup,minimal terdapat satu buah untuk
masing-masingkegiatan.Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila
2/3bagian telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastiksebagai
pembungkus sampah dengan label dan warnaseperti digambarkan pada
tabel 7 sebagai berikut:

2) Tempat Penampungan Sampah Sementara


Tersedia tempat penampungan sampah yang tidakpermanen, yang
diletakkan pada lokasi yang mudahdijangkau kendaraan pengangkut sampah.
Tempat penampungan sampah sementara dikosongkandan
dibersihkan sekurang-kurangnya satu kali dalam 24jam.
3) Tempat Pembuangan Sampah Akhir
a. Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksikdikelola sesuai prosedur
dan peraturan yang berlaku.
b. Sampah umum (domestik) dibuang ke tempatpembuangan sampah
akhir yang dikelola sesuaidengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbahcair
infeksius dan limbah cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalamseptik tank.
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai denganprosedur dan
peraturan yang berlaku
C. Manajemen Resiko di Pelayanan Laboratorium Puskesmas.
1. Identifikasi Ancaman bahaya dan Penceghannya
A. Identifikasi ancaman bahaya;
1. Kimia
a. Penggologan
No Penggolongan
Karsinogen
Korosif
Bahan kimia yang Toksik
mengakibatkan gangguan Iritan
kesehatan {H} Sensitizer
Merusak organ
tubuh tertentu
Bahan kimia yang Padat
mengakibatkan Kebakaran Cair
{F} Gas
Bahan kimia yang mudah
meledak {R}
oksidator
Reaktiv
terhadap air
Reaktif
terhadap asam
Bahan kimia dengan sikap
Bahan
khususnya {S/N}
radioaktif
Bahan kimia
yang tidak
boleh
tercampur
b. Pelabelan
Warna
No Penggolongan Angka
label
Dapat menyebabkan kematian
4
walapun sudah diobati
Dapat menyebabkan luka serius
3 meskipun sudah mendapat
Bahan kimia yang
pengobatan
mengakibatkan
BIRU Dapat menyebabkan luka dan
gangguan kesehatan 2
membutuhkan pengobatan segera
{H}
Dapat menyebabkan iritasi jka
1
tidak diobati
Tidak berbahaya
0

4
Bahan kimia yang 3
mengakibatkan MERAH 2
Kebakaran {F} 1
0
4
3
Bahan kimia yang
2
mudah meledak {R}
1
0
oksidator OKS
Reaktiv
terhadap W
air
Reaktif
terhadap acid
asam
Bahan kimia dengan
Bahan
sikap khususnya {S/N} Rad
radioaktif
Bahan
kimia
yang
ALK
tidak
boleh
tercampur
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja
bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru
yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;
Input Rincian Kegiatan Target
Sumber Daya
1.
Manusia
SDM memiliki SIK 100 %
20 jam
SDM menerima pelatihan
pelatihan
Ketersediaan alat sesuai
2. Alat 90 %
standard
Ketersediaan sarana sesuai
3. Sarana 90 %
standard
4. Kebijakan Pola ketenagaan ada
Persyaratan kompetensi petugas
ada
pembaca interpretasi
tentang jenis reagensia esensial
dan bahan lain yang harus ada
tersedia
tentang menyatakan kapan
reagensia tidak tersedia (batas
ada
buffer stock untuk melakukan
order)
Tentang Pelayanan diluar jam
ada
kerja
tentang jenis-jenis pemeriksaan ada
laboratorium yang tersedia,
Tentang permintaan
pemeriksaan, penerimaan
ada
spesimen, pengambilan dan
penyimpanan spesimen
rentang nilai yang menjadi
rujukan hasil pemeriksaan ada
laboratorium
kebijakan pengendalian mutu
ada
laboratorium
kebijakan tentang PME, Hasil
PME. ada

Kalibrasi alat
Proses
Pelayanan sesuai protap dan
standar mutu
1. SOP penilaian ketepatan
waktu penyerahan hasil,
CR 90 %
hasil evaluasi dan tindak
lanjut hasil evaluasi
2. SOP pelayanan di luar
CR 90 %
jam kerja
3. SOP pemantauan waktu
penyampaian hasil
pemeriksaan laboratorium
CR 90 %
untuk pasien urgen/gawat
darurat. Hasil
pemantauan.
4. SOP pemeriksaan
CR 90 %
laboratorium
5. SOP pemantauan
pelaksanaan prosedur
pemeriksaan
CR 90 %
laboratorium, hasil
pemantauan, tindak lanjut
pemantauan
6. SOP pemeriksaan
laboratorium yang CR 90 %
berisiko tinggi
7. SOP pelaporan hasil
pemeriksaan laboratorium CR 90 %
yang kritis, rekam medis
8. SOP evaluasi terhadap
rentang nilai, hasil CR 90 %
evaluasi dan tindak lanjut
9. SOP kesehatan dan
keselamatan kerja bagi CR 90 %
petugas
10. SOP penggunaan alat
pelindung diri, SOP
pemantauan terhadap CR 90 %
penggunaan alat
pelindung diri
11. SOP pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun,
SOP pengelolaan limbah CR 90 %
hasil pemeriksaan
laboratorium
12. SOP pengelolaan reagen CR 90 %
13. SOP pengelolaan limbah CR 90 %
14. SOP pengendalian mutu
CR 90 %
laboratorium
15. SOP rujukan laboratorium CR 90 %
16. SOP penerapan
manajemen risiko
laboratorium, bukti
pelaksanaan manajemen CR 90 %
risiko: identifikasi risiko,
analisis, dan tindak lanjut
risiko
17. SOP orientasi prosedur
dan praktik
keselamatan/keamanan
CR 90 %
kerja, bukti pelaksanaan
program orientasi

18. SOP pelatihan dan


pendidikan untuk CR 90 %
prosedur baru, bahan
berbahaya, peralatan
baru, bukti pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan
Kerangka acuan program
keselamatan/keamanan
laboratorium, bukti pelaksanaan
program
(5 menit
Waktu penyampaian hasil
(30 mnt
laboratorium
parasitologi)
Kepatuhan hand hygyne CR 90 %
Out put
Ketepatan pemberian hasil
100 %
pemeriksaan laboratorium
Out come
Kepuasan pelanggan 90 %

B. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau semua
tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan.

Pemantapan mutu harus dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium, kegiatan ini


berupa pemantapan mutu internal dan eksternal.

1) Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas
laboratorium untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah terjadinya
kesalahan dan mendeteksi sedini mungkin bila terjadi kesalahan.

Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap praanalitik, tahap


analitik sampai pasca analitik.

1. Yang dimaksud dengan tahap praanalitik adalah tahap mulai mempersiapkan


pasien, mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas
spesimen, mengirim spesimen rujukan, menyimpan spesimen sampai dengan
menguji kualitas air/reagen/antigen-antisera/media.

a. Persiapan pasien

Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien


mengenai persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.

b. Pengambilan spesimen
Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat
persetujuan dari pasien dan spesimen harus diambil secara benar dengan
memperhatikan waktu, lokasi, volume, cara, peralatan, wadah spesimen,
pengawet/ antikoagulan.

c. Penerimaan spesimen

Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara


spesimen yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan
mencatat kondisi spesimen tersebut pada saat diterima antara lain volume,
warna, kekeruhan dan konsistensi

Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak.

Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena diterima
melalui pos) maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan
formulir hasil pemeriksaan.

d. Pemberian identitas

Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang


penting, baik pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan
pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah spesimen maupun pada
formulir hasil pemeriksaan.

e. Pengiriman spesimen

Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada bagian


pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika
laboratorium puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka
spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk
yang relatif stabil.

f. Penyimpanan spesimen

Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan


memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.

Beberapa cara penyimpanan spesimen antara lain:

- Disimpan pada suhu kamar

Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry & Blair untuk


pemeriksaan vibrio cholera.

- Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0°C - 8°C.

- Dapat diberikan bahan pengawet.

- Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.


g. Uji kualitas air/reagen/antigen-antisera/media dilakukan sesuai dengan
standar yang berlaku.

2. Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dari mengolah spesimen,
mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium dan melakulan pemeriksaan.

a. Pengolahan spesimen

Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu.

Pengolahan spesimen antara lain sentrifugasi, destruksi, homogenisasi dsb.

Pengetahuan mengenai teknik pengolahan harus dikuasai benar, karena


pengolahan yang kurang baik akan mempengaruhi kualitas spesimen yang
selanjutnya akan mempengaruhi pula hasil pemeriksaan.

b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan


laboratorium adalah peralatan laboratorium, wadah spesimen,
pengawet/antikoagulan.

Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium secara


teratur dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak
terkontaminasi. Pengawet/antikoagulan tidak kadaluarsa.

c. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap


masing-masing parameter.

3. Yang dimaksud tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil
pemeriksaan, melakuan verifikasi dan validasi hasil serta memberikan
interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.

Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di


Puskesmas antara lain:

1. Pembuatan alur pasien, alur pemcriksaan, cara pengambilan spesimen.

2. Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap


jenis pemeriksaan.

2) Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh


pihak luar secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium
dalam bidang tenentu.

Kegiatan ini antara lain diselenggarakan oleh pemerintah dengan melibatkan peran
serta organisasi profesi dan swasta baik secara nasional maupun regional.
Beberapa kegiatan PME yang dilakukan di laboratorium Puskesmas antara lain
Pemantapan mutu Eksternal Mikroskopis BTA (PME-M-BTA), Mikroskopis Malaria
(PME-M-MM) dan Mikroskopis Parasit Saluran Pencernaan (PME-M-TC).
Puskesmas yang menjadi peserta PME perlu melaksanakan langkah-langkah
kegiatan sebagai berikut:

1. Mempelajari instruksi dari penyelengaraan PME sesuai dengan jenis/parameter


PME

2. Pelaksanaan pemeriksaan

3. Penulisan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil

4. Penyusunan formulir hasil ke penyelenggara PME.


BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dalam melaksanakan


pelayanan laboratorium di Puskesmas.
Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi layanan
terhadap standar dan prosedur yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai