1. PENDAHULUAN
Sistem utilitas menyiapkan pelayanan penting yang dibutuhkan oleh RSUD Lasinrang
Pinrang untuk mendukung standar pelayanan pasien yang berkualitas tinggi dengan
memanfaatkan sumber daya secara efisien dan biaya yang efektif. Dokumen ini
mengidentifikasi Perencanaan Manajemen Utilitas yang digunakan untuk memastikan
bahwa layanan penting ini selalu tersedia.
2. CAKUPAN
Panduan ini berlaku di RSUD Lasinrang Pinrang meliputi Pengelolaan air bersih,
Listrik dan Gas medis
1
PANDUAN PENGELOLAAN UTILITAS
4.1. RSUD Lasinrang Pinrang dipasok oleh tenaga listrik dari PLN dengan kapasitas 197
KVA melalui tegangan 380 V / 220 V dan ditransformasikan melalui transformator 250
KVA menjadi 380 Volt, 50 Hz.
4.2. Tenaga listrik untuk unit ICU dan IBS didukung oleh Uninterruptible Power Supply
(UPS) yang hanya bekerja bila terjadi pengalihan tenaga listrik dari PLN ke generator
darurat dan sebaliknya. UPS Pemadaman listrik dari PLN ke generator membutuhkan
waktu maksimal 15 detik, dan unit critical dipasok oleh UPS sehingga unit critical tadi
selalu diberi tenaga listrik sepanjang waktu.
4.3. RSUD Lasinrang Pinrang memiliki Generator Set 2 x 250 KVA yang dipergunakan
ketika pasokan listrik dari PLN terhenti. Generator mampu beroperasional secara terus
menerus 24 jam 7 hari sepanjang tahun. Generator tersebut digunakan untuk :
4.3.1 mendukung sistem pencahayaan rute keluar dengan sumber listrik darurat yang
dapat diandalkan.
4.3.2 mendukung sistem komunikasi darurat.
4.3.3 menyediakan sumber tenaga listrik darurat yang dapat diandalkan di beberapa
unit termasuk : Kamar Bersalin, Kamar Bayi, Unit Gawat Darurat, ICU,Cardiac
Centre, Kamar Operasi dan Ruang Pemulihan
4.3.4 menyediakan sumber tenaga listrik darurat yang dapat diandalkan untuk sistem
penting lainnya namun tidak terbatas pada: sistem udara medis, sistem vakum
medis, penyimpanan darah, area dimana sistem pendukung kehidupan pasien
digunakan dan sistem yang mempengaruhi keselamatan pasien, pengunjung,
dan staf.
4.3.5 Selain itu, di setiap rute keluar darurat RSUD Lasinrang Pinrang tersedia lampu
darurat dengan tenaga baterai yang menyala ketika listrik padam, sehingga rute
tersebut tetap dapat diakses dengan pencahayaan cukup di setiap kondisi.
Hal. 2 dari 7
PANDUAN PENGELOLAAN UTILITAS
Hal. 3 dari 7
PANDUAN PENGELOLAAN UTILITAS
tersedia selama 24 jam 7 hari dalam seminggu, dengan dikuatkan dalam bentuk MoU
maupun KSO
Jenis gas medis yang digunakan dalam pelayanan medis di RSUD Lasinrang Pinrang
meliputi :
8.1.1 Oxygen (O2) gas dan liquid dengan tabung warna putih
8.1.2 Nitrous Oksida (N2O) dengan tabung warna biru
8.1.3 Nitrogen (N2) dengan tabung warna hitam
8.1.4 Udara tekan warna hijau
8.1.5 Udara vacuum warna kuning
RSUD Lasinrang Pinrang mempunyai instalasi gas medis tersendiri. Instalasi gas
medis adalah seperangkat sentral gas medis dan instalasi pipa gas medis sampai outlet
sebagai titik akhir. Sentral gas medis berada di lantai I disamping Pakir Ambulance.
8.3. Telepon
Untuk kebutuhan komunikasi menggunakan telephone di RSUD Lasinrang Pinrang
system telpon tersentral di ruang telpon/Ruang PABX di lantai 1. Telpon berlangganan
dari PT. Telkom Indonesia dengan menggunakan system analog dan digital/ISDN.
Sistem analog dari PT. Telkom Indonesia menggunakan jaringan kabel tembaga
sejumlah 20 line. Line analog ini digunakan dikasir untuk mesin pembayaran
menggunkan kartu. Sistem digital/ISDN dari PT. telkom Indonesia menggunakan
jaringan Fibre Optic dan berlangganan 2 channel ISDN. 1 Channel ISDN mempunyai
30 jaringan dan 100 extension. Sentral Telpon diatur dengan mesin PABX merk
Siemens type HIPATH 4000 buatan Jerman dengan tahun buatan 2007.
Hal. 4 dari 7
PANDUAN PENGELOLAAN UTILITAS
9.2. Sebagai bagian dari proses penerimaan untuk sistem utilitas baru atau upgrade dari
sistem utilitas yang ada, kontraktor atau vendor diharuskan untuk menunjukkan bahwa
sistem dan komponen operasi kritisnya sesuai untuk pelayanan, dibuktikan dengan
lulus tes penerimaan. Karena variasi yang luas dari sistem dan komponen, tidak ada tes
penerimaan terstandar. Parameter spesifik dari kinerja harus ditentukan untuk setiap tes.
Semua sistem dan komponen diuji sebelum penggunaan awal. Setelah penerimaan
sistem atau komponen dari kontraktor, Manajer Penunjang non Medis menilainya untuk
dimasukkan dalam persediaan Program Manajemen Sistem utilitas dan Program
Pemeliharaan Preventif.
Hal. 5 dari 7
PANDUAN PENGELOLAAN UTILITAS
9.4. Supervisor Pemeliharaan memberikan jadwal dan perintah kerja. Staf Pemeliharaan
melaksanakan perintah pekerjaan yang ditugaskan dan mengembalikan perintah kerja
yang telah selesai kepada Supervisor. Perintah kerja yang telah selesai digunakan
untuk menunjukkan bahwa pekerjaan telah dilakukan. Beberapa pekerjaan yang
dijadwalkan dilakukan oleh kontraktor luar. Dokumentasi pekerjaan kontraktor dan
setiap sertifikasi yang diperlukan dikumpulkan oleh Unit pemeliharaan, yang
bertanggung jawab dan ditinjau serta dipelihara.
9.5. Unit Pemeliharaan dapat dihubungi di extension 254 dan 259 dan atau menggunakan
saluran HT dengan pelayanan 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
12. REFERENSI
12.1. Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2000
Hal. 6 dari 7
PANDUAN PENGELOLAAN UTILITAS
12.2. Pergub No. 122 tahun 2005, Tentang : Pengelolaan Air Limbah domestic di Provinsi
Daerah Khusus Jakarta
12.3. Pergub DKI No. 68 tahun 2005 tentang : Pembuatan Sumur Resapan
Hal. 7 dari 7